• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN IDENTIFIKSI ASAM AMINO INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN IDENTIFIKSI ASAM AMINO INDONESIA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM MINGGUAN BIOKIMIA I

PERCOBAAN I

IDENTIFIKASI ASAM AMINO

DISUSUN OLEH :

NAMA : BAIQ WULAN DAYANTI

NIM : E1M015016

PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM

(2)

A. ABSTRAK

Telur ayam merupakan sumber protein hewani yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat indonesia. Hal ini dikarenakanharga telur yang terjangkau, mudah diolah dan kandungan gizi yang cukup tinggi terutama protein. Protein merupakan makromolekul yang tersusun dari asam amino, yang terdiri dari 20 jenis asam amino. Setiap asama mino memiliki struktur yang berbeda-beda sehingga memiliki sifat yang berbeda pula. Sifat asam amino ini tergantung pada gugus R yang dimilikinya. Maka dari itu dilakukan praktikum yang bertujuan untuk mengidentifikasi asam amino dalam sampel secara kualitatif dengan uji kelaruutan, uji ninhidrin, uji xantoprotein, uji millon, dan uji sulfur. Asam amino dalam albumin telur memiliki sifat larut dalam air, alkohol dan asam. Asam amino juga bersifat zwitter ion atau ion amfoter. Asam amino yang memiliki gugus α-amino bebas yang ditunjukkan dengan positif terhadap uji ninhidrin, mengandung tirosin dan triptopan yang ditandai dengan hasil positif terhadap uji xantoprotein. Sampel yang digunakan dalam praktikum ini adalah telur ayamatau lebih tepatnya putih telur.

Keyword : protein, asam amino, albumin

B. PENDAHULUAN

(3)

atau menyusia serta anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan (golden age). Dalam fase ini kebutuhan akan protein bagi tubuh harus ditambah atau dengan kata lain memerlukan protein ekstra. (Husni dkk, 2008 : 1).

Protein banyak terkadandung dalam makanann yang sering dikonsumsi sehari-hari oleh manusia. Seperti tempe, ayam, daging, ikan dan telur. Untuk sumber protein hewani yang paling sering dikonsumsi adalah telur, hal ini dikarenakan harga telur yang relatif murah, mudah diolah dan juga mudah didapat. Telur mengandung asam amino esensial yang cukup lengkap dan kandungan zat yang sempurna. Bahkan telur mempunyai kandungan asam amino paling lengkap dibanding sumber makanan lainya seperti ikan, ayam, tahu dan tempe. Satu buah telur terdiri dari 35 % kuning telur dan 65 % putih telur. Putih telur atau disebut albumin, dimana mengandung lebih dari 50 % protein telur. Putih telur mengandung protein yang lebih tinggi dari pada kuning telur. sedangkan kuning telur kaya akan vitamin, terutama vitamin A. Vitamin di dalam kuning telur umumnya bersifat larut dalam lemak. keunggulan protein telur l dibandingkan dengan protein hewani setiap gram protein yang masuk ke dalam tubuh akan dicerna secara sempurna(Dwini dkk, 2016 : 144)

Konsumsi protein diperlukan sebagai sumber N untuk tubuh manusi dalam proses pembentukan zat-zat yang mengandung N (Nitrogenous) dan juga sbagai sumber asam amino esensial yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Sejumlah asam amino dalam tubuh digunakan untuk pembentukan protein yang berada dalam tubuh. Sejumlah asam amino juga digunaan untuk pembentukan nukleotida dan asam nukleat. Di dalam tubuh fungsi protein adalah sebagai pertumbuhan sel, pengganti sel rusak oleh karena itu apabila tubuh kekurangan protein dapat menyebabkan gangguan pada fungsi tubuh( Maria, 2007 : 97).

(4)

jumlah asam amino yang menyususnya. Selain itu juga dipengaruhi oleh rantai samping dari masing masing asam amino. Asam amino memiliki gugus H, gugus amina, gugus karboksilat dan gugus R. Asam amino yang terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus –NH2 pada atom

karbon α dari posisi gugus –COOH. Pada umumnya asam amino larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut organik non polar seperti ester, aseton, dan kloroform(Anna, 2012 : 83). Tujuan dari dilakukanya praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi asama mino yang terdapat pada masing-masing sampel dengan menggunakan metode kualitatif.

C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat

Alat yang digunaan dalam praktikum kali ini adalah tabung reaksi, pipet tetes, rak tabung reaksi, neraca analitik, spatula, erlenmeyer, waterbath, penjepit kayu, stopwatch, hotplate.

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah Serbuk glysin serbuk asam aspartat, serbuk triptopan fenilalanin, sampel telur ayam, larutan alkohol, aquades, larutan HCl, larutan NaOH, larutan ninhydrin 0,2 %, label, larutan HNO3 pekat, larutan NaOH 0,1 N, reagen millon, larutan

glysin, larutan asam aspartat, larutan tirosin, larutan triptopan, larutan fenilalanin, larutan sistein, larutan sistin, NaOH pekat 20%, larutan pb-asetat, air panas, tissue.

D. PROSEDUR KERJA 1. Uji Kelarutan

(5)

b. Ditimbang 0,1 gram asam amino (glysin, asam aspartat, sampel telur ayam, triptofan, dan fenilalanin) dengan neraca analitik.

c. Dimasukkan asam amino (glysin, asam aspartat, sampel telur ayam, triptofan,dan fenilalanin) yang sudah ditimbang kedalam tabung reaksi. d. Ditambahkan 1-3 ml air kedalam masing-masing tabung reaksi, dikocok

dan diamati peruban yang terjadi.

e. Diulangi langkah a-d dengan pelarut alkohol, HCl encer, dan NaOH encer.

2. Uji ninhidryn

a. Disiapkan 4 buah tabung reaksi dan diberi label pada masing-masing tabung reaksi (glysin, asam aspartan, sampel telur ayam, dan tirosin). b. Dimasukkan 1 ml asam amino (glysin, asam aspartan, sampel telur

ayam, dan tirosin) kedalam masing-masing tabung reaksi.

c. Ditambahkan 5 tetes ninhydrin 0.2 % kedalam masing-masing tabung reaksi.

d. Dipanaskan tabung reaksi kedalam waterbath selama kurang lebih 2 menit.

e. Didinginkan sampai terjadi perubahan warna menjadi biru.

3. Uji xantoprotein

a. Disiapkan 6 buah tabung reaksi, kemudian diberi label pada masing-masing tabung reaksi (tirosin, triptofan, fenilalanin, sampel, glysin dan asam aspartat).

b. Dimasukkan 2 ml asam amino (tirosin, triptofan, fenilalanin, sampel, glysin dan asam aspartat) kedalam masing-masing tabung reaksi.

c. Dipanaskan tabung reaksi dengan waterbath kurang lebih 2 menit. d. Ditambahkan 2ml HNO3 pekat pada masing-masing tabung reaksi.

(6)

f. Ditambahkan NaOH 1 N secara perlahan kedalam masing-masing tabung reaksi hingga terjadi perubahan warna.

4. Uji millon

a. Disipakan 4 buah tabung reaksi dan diberi label pada masing-masing tabung reaksi (tirosin, glysin, fenilalanin dan sampel).

b. Dimasukkan 2 ml asam amino (tirosin, glysin, fenilalanin dan sampel) kedalam masing-masing tabung reaksi.

c. Ditambahkan 1-2 tetes reagen millon kedalam masing-masing tabung reaksi.

d. Dipanaskan tabung reaksi dengan waterbath lebih kurang 10 menit sampai terbentuk warna merah pada larutan.

5. Uji sulfur

a. Disiapkan buah tabung reaksi dan diberi label pada masing-masing tabung reaksi (sampel telur ayam, sitein, sistin, glysin).

b. Dimasukkan 1 ml asam amino (sampel telur ayam, sitein, sistin, glysin) kedalam masing-masing tabung reaksi.

c. Ditambahkan 1ml NaOH pekat 20% kedalam masing-masing tabung reaksi.

d. Dipanaskan tabung reaksi pada waterbath kurang lebih 1 menit.

e. Ditambahkan 1 tetes larutan pb-asetat 0,2 M hingga terbentuk warna coklat atau hitam pada laruan.

E. HASIL DAN PEMBAHASAN

(7)

metode yang dapat menentukan keberadaan asam amino dalam suatu sampel dengan melihat hasil reaksi, baik jenis atau strukturnya. untuk mengidentifikasi asam amino, pada praktikum ini dilakukan beberapa uji, yaitu uji kelarutan, uji ninhidrin, uji xantoprotein, uji millon dan uji sulfur. Sementara sampel yang digunakan adalah putih telur atau yang disebut albumin. Dimana pada bagian ini menyediakan asam amino yang lengkap sedangkan pada kuningnya mengandung lemak. Sehingga dapat dikatakan bagian albumin pada telur sangat kompleks. Percobaan yang pertama kali dilakukan adalah uji kelarutan.

Tabel 1.1. hasil pengamatan pada uji kelarutan

No Sampel air alkohol NaOH

encer HCl encer 1. glisin larut larut larut larut 2. Asam

aspartat

larut Tidak larut larut larut

3. triptopan Tidak larut

Tidak larut larut larut

4. fenilanin Tidak larut

Tidak larut larut larut

5. Telur ayam larut larut larut larut

Uji keluratan merupakan uji untuk mengidentifikasi asam amino yang memiliki sifat larut dalam air, alkohol, asam dan basa. Pada umumnya asam amino memiliki sifat larut dalam pelarut polar seperrti alkohol dan air. Asam amino standar yang digunakan dalam uji kelarutan ini adalah glisin, asam aspartat, triptopan, dan fenilanin. Glisin dan sampel dalam uji sama-sama larut dalam 4 pereaksi yang digunakan. Kelarutan asam amino dalam sampel diakibatkan adanya. Asam amino termasuk glisin berada sebagai zwitter ion dalam keadaan kristal (Eddy, 2002). Biasanya zwitter-ion mudah

larut dalam pelarut air karena bermuatan. Sementara triptopan dan fenilanin

(8)

bahwa albumin telur terdapat asam amino yang memiliki struktur yang sama dengan glisin sebagai asam amino standar pada uji k elarutan ini.

Percobaan selanjutnya adalah uji ninhidrin. Dimana uji ninhidrin merupakan salah satu uji kualitatif yang paling sering digunakan. Ninhidrin (2,2-Dihydroxyindane-1,3-dione) merupakan senyawa kimia yang biasa digunakan dalam mendeteksi gugus amina pada molekul asam amino. Reaksi yang terentuk dengan ninhidrin membentuk aldehida dengan satu atom C lebih rendah dan melepaskan molekul NH3 dan CO2. Ninhidrin yang telah bereaksi akan membentuk hidrindantin. Hasil positif dari uji ini ditandai dengan terbentuknya kompleks berwarna biru/keunguan yang disebabkan oleh molekul dari ninhidrin dan hidrindantin yang yang bereaksi dengan NH3 setelah asam amino tersebut dioksidasi.

Tabel. 1.2. hasil pengamatan uji ninhidrin sampel Ninhidrin 0,2

%

Setelah pemnasan glisin bening Biru pekat

Asam aspartat kuning Ungu kebiruan tirosin bening bening

Telur ayam Putih keruh ungu

Dari keempat sampel yang digunakan hana tirosin yang tidak mengalami perubahan warna menjadi kompleks warna ungu. ninhidrin ini positif terhadap asam amino jika gugus α-aminonya bebas yang berarti pada albumin telur terkandung asam amino yang memiliki gugus α-amino bebas. Pemanasan pada uji ninhidrin juga berpengaruh dalam pembentukan kompleks warna ungu. Gambar hasil pengamatan terlampir.

(9)

Tabel 1.3. hasil pengamatan uji xantoprotein.

No. Sampel HNO3

pekat Setelah dipanaskan NaOH 0,1N 1. Tirosin Orange hijau hijau

kehijauan 2. Triptopan Kuning

kecoklatan

kuning kuning 3. Feninalanin bening bening bening 4. Glisin bening bening bening 5. Asam

aspartat

bening bening bening 6. Telur ayam Putih keruh Putih

(gumpalan kuning)

Putih tulang

Dari tabel 1.3. triptopan dan sampel megandung gugus benzen, karena adanya gumpalan kuning. Dengan persamaan reaksi pada triptopan sebagai berikut :

+ N xantoprotein karena berdasarkan literatur fenilalanin mempunai struktur benzen, berdasarkan teori persamaan reaksi s ebagai berikut :

+

Mekanisme uji xantoprotein pertama terjadi saat penambah HNO3 pekat pada sampel. Pada keadaan ini terjadi reaksi yang disebut reaksi nitrasi. Pada reaksi nitrasi ini akan terjadi substitusi atom H+ dengan NO

2 yang akan

(10)

uji positif ditunjukan oleh albumin telur, triptopan dan tirosin. Penambahan NaOH bertujuan untuk mempertegas adanya keberadaan gugus benzene dengan menunjukkan warna tetap kuning, dan terbentuk gumpalan kuning. Dapat dilihat pada lampiran gambar.

Uji selanjutnya adalah uji millon, pada uji ini digunakan reagen millon. Reagen milon yang digunakan tidak berwarna. Pada saat penambahan beberapa tetes reagen millon sampel putih telur menjadi putih keruh atau terdapat endapan putih. Namun pada percobaan ini tidak menunjukan terbentuknya warna merah pada tiap sampel. Seharusnya berdasarkan teori Larutan albumin menunjukkan hasil yang positif terhadap uji Millon dengan terbentuk endapan berwarna putih ketika ke dalam larutan albumin saat ditambahkan beberapa tetes reagen Millon, dan setelah dipanaskan endapan putih berubah menjadi endapan berwarna merah.

Tabel 1.4. hasil pengamatan uji millon

No. Sampel Reagen Millon Dipanaskan (10 menit) 1. Tirosin bening bening

2. Fenilalani n

bening Bening

3. Glisin Bening Bening

4. Susu Putih keruh Putih keruh (gumpalan putih)c

(11)

Uji terakhir adalah mengidentifikasi asam amino yang memiliki ataom S pada sampel. Metode ini biasa disebut ujii sulfur atau uji PbS. Hasil dari ujin ini adalah sistein dan sitin berubah menjadi warna kecoklatan namun sampel albumin tidak berubah.

Tabel 1.5. hasil pengamatan uji sulfur

No. Sampel NaOH pekat 20% Pb-asetat 0.2M 1. Sistein Bening Cokelat

2. Sistin Bening Cokelat 3. Glisin Bening Bening 4. Putih telur bening bening

Larutan albumin telur ditambahkan dengan larutan NaOH terlebih dahulu sebelum ditambahkan dengan Pb-asetat dengan tujuan agar belerang yang terdapat pada asam amino ini bebas sebagai ion sulfida (S2-) yang kemudian

akan bereaksi dengan Pb2+ membentuk endapan hitam dari PbS seperti reaksi

berikut.

S

2-(aq) + Pb2+(aq) → PbS(s)↓

(12)

.

H2N CH C CH2

OH O

SH

(aq) + (aq) Na2S(s)+ CH3 CH COO

-NH3+ NaOH

(aq)

(bening) (bening) (cokelat)

.

F. SIMPULAN

Identifikasi suatu asam amino dapat dilakukan dengan metode kualitatif dimana prinsip dari metode kualitatif adalah berdasarkan jenis reaksinya yang dapat diamati secara fisik. Asam amino dalam albumin telur memiliki sifat larut dalam air, alkohol dan asam. Hal ini dikarenakan kebanyakan asam amino larut dalam air. Asam amino juga bersifat zwitter ion atau ion amfoter. mengandung asam amino yang memiliki gugus α-amino bebas yang ditunjukkan dengan positif terhadap uji ninhidrin, mengandung tirosin dan triptopan yang ditandai dengan hasil positif terhadap uji xantoprotein. Asam amino pada albumin telur sangat komplek sehingga ada beberapa uji yang tidak menunjukan hasil positif dengan uji sederhana.

G. DAFTAR PUSTAKA

Anna, P. 2012. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI press.

(13)

Eddy S., Maman A., Y. 2002. senyawa kompleks logam transisi cr, mn, dan ag dengan glisin melalui spektrofotometri ultraungu dan sinar tampak. Jurnal Bonatura, No.2. Vol.4 : 69 – 86.

Husni,I.. Sanah, A. Arianti, R. 2008. Analisis Zat Pengawet Dan Protein Dalam Makanan Siap Saji Sosis. Jurnal Sains Dan Teknologi Farmasi. No.1 vol. 13 : 1-18.

Maria, C, L. 2007. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Jakarta : UI Press. Sidik, A, K. 2009. Struktur dan Fungsi Protein Kolagen. Jurnal pelangi ilmu.

Gambar

Tabel 1.1. hasil pengamatan pada uji kelarutan
Tabel 1.3. hasil pengamatan uji xantoprotein.
Tabel 1.4. hasil pengamatan uji millon
Tabel 1.5. hasil pengamatan uji sulfur

Referensi

Dokumen terkait

Ada dua prinsip utama pada penggabungan ion ammonium ke dalam asam amino dan metabolit lain, yaitu reduktif aminasi asam α-keto dan pembentukan amida dari

Pretreatment delignifikasi asam sulfat encer dipengaruhi oleh rasio serbuk daun tebu dan volume larutan asam sulfat encer.Semakin banyak larutan asam yang digunakan, semakin

Pada reaksi asam nitrat untuk albumin telur jika ditambah dengan HNO3 maka akan terjadi koagulasi. Pada reaksi pengendapan dengan asam kuat terbentuk

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan kali ini antara lain larutan ninhidrin 0,1 %, larutan protein (albumin), larutan asam amino ( alanin, asam aspartat,

Asam amino non esensial yang terdapat pada ikan buntal pisang adalah asam aspartat, asam glutamat, serin, glisin, alanin, prolin, tirosin dan sistein.  Hasil tersebut

Sampel salep asam benzoat dilarutkan terlebih dahulu ke dalam kloroform, kemudian dimasukkan kedalam corong pisah dan ditambahkan larutan NaOH untuk memisahkan

Penelitian ini bertujuan untuk (i) mengetahui adanya pengaruh laju alir, konsentrasi acetonitril dan pH buffer dalam mendeteksi asam amino (asam glutamat, asam aspartat

Pada Uji Xantoprotein yang kami lakukan didapatkan hasil bahwa sampel yang mengandung asam amino terosin tidak ada karena semua sampel yang kami uji menunjukkan tidak adanya perubahan