• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Luas Kamar Kost terhadap Konsen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Luas Kamar Kost terhadap Konsen"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

METODOLOGI RISET DAN STATISTIKA

PENGARUH BANGUNAN INDEKOST TERHADAP PRODUKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA

Disusun oleh:

Natalya Indah Prameswari 21020113130155

Dosen Pengampu Mata Kuliah: Dr. Ir. Edy Purwanto, M.T.

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO 2014

No. Absen:

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bangunan indekost atau populer disebut kos oleh kalangan masyarakat merupakan sebuah bangunan yang disewakan untuk ditinggali dengan perjanjian untuk jangka waktu tertentu (Akmal, 2013). Kata kost berasal dari istilah bahasa Belanda kuno yang berarti makan. Sedangkan istilah indekost berasal dari frasa in de kost yang berarti “makan di dalam” atau berarti tinggal dan ikut makan di dalam. Indekost pada jaman kolonial sendiri merupakan sebuah cara yang dipakai oleh pribumi dengan membayarkan sejumlah uang agar anaknya dapat menumpang tinggal dan diangkat anak oleh orang Belanda sehingga diharapkan anaknya mampu mengikuti gaya hidup orang Belanda yang masa itu memiliki status sosial yang tinggi. Namun seiring perkembangan jaman terjadi pergeseran fungsi indekost yaitu hanya sebagai sebuah kamar yang disewakan dengan pembayaran tertentu dan interaksi antara penghuni dan pemilik indekost tidak seperti di jaman kolonial melainkan hanya sebatas pebisnis dan konsumen.

Bangunan indekost lazimnya dibangun di dekat lingkungan akademis dengan tujuan sebagai tempat tinggal sementara mahasiswa. Harga dan fasilitas yang ditawarkan pun beragam begitu juga dengan kondisi fasad bangunan serta kamar yang disewakan. Mahasiswa dapat memilih bangunan indekost mana pun sesuai dengan budget yang dimilikinya dan kebutuhannya. Namun ada kalanya bangunan indekost tidak sesuai dengan prediksi mahasiswa di dalam masa tinggalnya. Ketidaknyamanan dalam hal luas kamar, tinggi ruangan, kondisi thermal bangunan, pengaruh akustik, fasilitas dan prasarana dan lain lain dapat mempengaruhi produktivitas mahasiswa dalam belajar. Mahasiswa yang memiliki beragam karakter di dalam satu bangunan indekost memiliki kriterianya tersendiri untuk belajar dan pengelola harus menciptakan suatu kondisi dalam bangunan indekost yang dapat diterima oleh seluruh penghuni yang ada di dalamnya. Hal tersebut harus dikaji ulang sebagai evaluasi untuk meningkatkan produktivitas belajar mahasiswa terutama di dalam tuntutan akademisnya.

1.2. Perumusan Masalah

(3)

mahasiswa dalam belajar. Hasil penelitian mengungkap masalah apa yang terdapat pada bangunan indekost yang menyebabkan tinggi atau rendahnya produktivitas mahasiswa dalam belajar. Nantinya hasil tersebut akan digunakan sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan desain bangunan indekost lain yang belum dibangun.

1.3. Tujuan dan Sasaran Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi penghuni terhadap fungsi dari desain bangunan indekost. Hasil dari penelitian ini dapat dipakai sebagai referensi untuk memperbaiki desain bangunan indekost lainnya. Evaluasi desain bangunan indekost dimaksudkan untuk meminimalisir permasalahan dan ketidaktepatan desain sehingga desain yang dihasilkan di masa depan menjadi lebih baik dan mampu meningkatkan produktivitas belajar mahasiswa di dalam tempat hunian sementaranya.

1.3.2. Sasaran Penelitian

(4)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1.1. Teori dan Konsep

Seorang manusia belajar melalui tahapan-tahapan. Menurut teori tahapan (Ormrod, 2008a) perkembangan manusia dalam belajar terdiri dari dua hal yaitu faktor hereditas atau keturunan serta faktor-faktor lingkungan yang memberikan kontribusi yang penting terhadap perkembangan. Kondisi-kondisi lingkungan dapat mempengaruhi karakteristik yang berasal dari hereditas. Hereditas dan lingkungan saling berinteraksi untuk membentuk perilaku individu. Gen membutuhkan lingkungan untuk dapat beroperasi, baik dari lingkungan psikis seperti keluarga atau peer group maupun lingkungan fisik seperti ruang tempat ia tinggal.

Ruang merupakan tempat bagi seseorang untuk beraktivitas dan berinteraksi di dalamnya. Ruang selalu melingkupi keberadaan kita untuk bergerak dan merasakan fungsinya (Ching, 1991). Menurut Ching, pada ruang, bentuk visual, kualitas cahaya, dimensi dan skala, bergantung seluruhnya pada batas-batas yang telah ditentukan oeh unsur-unsur bentuk. Jika ruang telah ditetapkan, dilingkunpi, dibentuk dan diorganisir oleh unsur-unsur bentuk, arsitektur menjadi nyata. Romo Mangunwijaya dalam tulisannya Wastu Citra mengatakan bahwa penghayatan arsitektural, penghayatan ruang beserta pembatas dan pelengkapnya akan membuat sebuah ruang yang ekspresif. Ekspresif berarti bahwa ruang itu mampu menunjukkan sifatnya secara langsung tanpa ada tulisan atau tanda secara literal fungsi dari ruang tersebut. Ruang yang ekspresif tidak lepas dari apa saja konten di dalam ruang tersebut. Tidak hanya ruangnya saja yang berpengaruh terhadap perilaku penggunanya. Panero menjelaskan bahwa komponen di dalam sebuah ruang dapat mempengaruhi tingkah laku pengguna di dalamnya. Setiap manufaktur yang dibuat harus mencapai kualitas terbaik dalam hubungannya dengan pemakainya. Contohnya saja seperti proporsi ruang dan interior secara antropometrik atau yang telah disusun sesuai dengan kebutuhan manusia di dalamnya. Di konteks penelitian ini, ruang indekost sebagai wadah dari kegiatan mahasiswa di dalamnya selain berfungsi sebagai tempat istirahat namun fungsi lainnya adalah agar ruang tersebut dapat membangkitkan motivasi seseorang dalam belajar.

(5)

 Motivasi dapat mengarahkan perilaku ke tujuan tertentu

Hal ini berarti ruang yang memiliki atmosfer baik dapat memengaruhi pilihan siswa dalam mengambil keputusan

 Meningkatkan usaha dan energi

Suasana yang diciptakan oleh sebuah ruangan mampu mempengaruhi psikologis mahasiswa sehingga dapat mengejar suatu tugas dengan antusias dan sepenuh hati atau secara apatis dan malas-malasan.

 Meningkatkan prakarsa (inisiasi) dan kegigihan terhadap berbagai aktivitas Sebagai komplementer dari suasana yang telah terbangun, ruang tersebut diharapkan nantinya dapat meningkatkan waktu mengerjakan tugas yang dapat memengaruhi prestasi dari mahasiswa.

 Memengaruhi proses-proses kognitif

Ruang tersebut dapat memotivasi mahasiswa untuk melakukan eksplorasi di bidang kognitifnya seperti memahami materi dan mempelajarinya secara bermakna tidak hanya sepintas lewat saja.

 Menentukan konsekuensi yang memberi penguatan dan menghukum

Dengan kata lain sebuah ruangan dapat memberi motivasi kepada mahasiswa yaitu suatu kebanggaan kami mahasiswa ketika berhasil mengerjakan sesuatu.

 Meningkatkan performa

Dalam hal ini motivasi yang telah terbangun di dalam ruang tersebut dapat meningkatkan performa atau produktivitas seorang mahasiswa di dalam belajar.

(6)

Daftar Pustaka

Akmal, Imelda. 2013. Makeover Kamar Kos. Jakarta: Gramedia. ISBN: 978-979-22-9924-3. Ching, Francis D.K.. 1991. Arsitektur: Bentuk, Ruang & Susunannya. Jakarta: Erlangga.

ISBN: 979-688-060-1.

Mangunwijaya, Y.B.. 1988. Wastu Citra: Pengantar ke Ilmu Budaya Bentuk Arsitektural, Sendi-Sendi Filsafatnya, Beserta Contoh-Contoh Praktis. Jakarta: Gramedia. ISBN: 978-979-22-9574-0.

Ormrod, Jeanne Ellis. 2008a. Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang. Jakarta: Erlangga. ISBN: 978-979-075-874-2.

Ormrod, Jeanne Ellis. 2008b. Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang Jilid 2. Jakarta: Erlangga. ISBN: 978-979-075-563-5.

Referensi

Dokumen terkait

Rencana ini menggambarkan arah, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan penyelenggaraan pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan yang sesuai dengan tugas

Beberapa artefak yang ditemukan baik dari hasil penggalian maupun yang sudah berada di permukaan tanah yaitu batu-batu berbentuk kala; makara; batu berelief guirlande, gapa, pilar

Besarnya pengaruh kompensasi dan budaya organisasi secara bersama-sama terhadap turnover intention karyawan terdapat pengaruh yang signifikan variabel kompensasi &

Metode yang paling umum untuk menambahkan informasi warna kulit untuk model 3D adalah dengan menerapkan gambar tekstur 2D ke permukaan model melalui proses yang

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui kemampuan arus kas operasi dalam membayar kewajiban lancar. Rasio ini diperoleh dengan membagi arus kas operasi dengan kewajiban

Perbedaan tingkat aktivitas fisik dan perubahan kadar glukosa darah puasa pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan diuji menggunakan uji statistik Mann-Whitney

[r]

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data bulanan yang dibatasi pada data penutupan periode Januari 2016 – Desember 2018 dari tingkat inflasi, nilai