• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 702010070 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 702010070 Full text"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

2 1. Pendahuluan

Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang melibatkan guru dan siswa yang saling mendukung. Proses belajar mengajar dinyatakan berhasil jika semua siswa mencapai nilai KKM [1]. Semakin bagus cara atau metode yang digunakan oleh guru semakin mudah siswa memahami materi. Hasil belajar yang sangat jelas pengaruhnya adalah nilai kognitifnya. Siswa dikatakan gagal di sekolah dilihat dari hasil belajar akhir melalui tes apakah memenuhi KKM atau tidak. Faktor yang menyebabkan siswa kesulitan belajar ada dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern [2]. Faktor intern dibagi menjadi dua yaitu faktor fisiologi kedua faktor psikologi. Faktor ekstern terbagi menjadi dua yaitu faktor non-sosial dan sosial. Faktor sosial salah satunya adalah metode atau cara penyampaian materi. Pembelajaran yang terjadi selama ini masih kurang melibatkan keaktifan siswa secara optimal dalam proses belajar mengajar [2].

Hasil observasi dilapangan menyatakan bahwa guru pada sekolah tersebut tidak menggunakan alat bantu mengajar. Guru masih menggunakan metode ceramah yang hanya berpedoman pada buku paket dan LKS. Mengajar menggunakan metode ceramah materi yang diingat oleh siswa hanya sebesar 20%. Metode mengajar berbeda jika menggunakan media visual maka materi yang diingat siswa sebesar 30% [3].

Penelitian ini dilakukan guna memberikan solusi metode mengajar menggunakan media pembelajaran. Hasil akhir yang diharapkan adalah peningkatan nilai kognitif yang maksimal pada siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa berupa nilai kognitif, dan membantu guru dalam menyampaikan materi agar lebih menarik. Tujuan lain dari penelitian ini adalah tercapainya nilai KKM pada mata pelajaran sejarah. Penelitian ini dilakukan guna membantu siswa untuk memahami materi yang disampaikan agar lebih menarik.

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI IPA1 dan XI IPA2 di SMA N 1 Ampel. Masalah yang dihadapi adalah beberapa meteri yang didalam buku tidak terdapat contoh atau gambar yang jelas. Media yang digunakan dalam mengajar tidak ada. Guru hanya menggunakan metode ceramah dan berpedoman hanya pada buku paket dan LKS saja. Pengetahuan guru akan media yang dapat menampilkan gambar sangat kurang. Dampak yang jelas pengaruhnya adalah hasil belajar siswa yang kurang maksimal.

Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dikombinasikan dengan model pembelajaran Metode Global (Ganze method ). Metode ini adalah suatu metode mengajar dimana peserta didik membaca keseluruhan materi, kemudian siswa bertanya tentang materi yang belum dipahami [4].

2. TINJAUAN PUSTAKA

(2)

3

pembelajaran menggunakan macromedia flash dalam pembelajaran untuk mata pelajaran TIK dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa. Sehingga dapat dikatakan bahwa penggunaan alat bantu media pembelajaran sangat berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar [5].

Pada penelitian Neneng, dkk yang berjudul Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi [6]. Kesimpulan yang didapatkan adalah bahwa penerapan model pembelajaran generatif dapat meningkatkan pemahaman siswa kususnya pada mata pelajaran TIK. Hasil penelitian juga didapatkan peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen.

Penelitian Aji dan Suparman fokus pada penggunaan media pembelajaran dengan menggunakan macromedia flash 8 sebagai media mengajar. Neneng meneliti tentang efektifitas model pembelajaran generatif yang berpengaruh pada pemahaman siswa. Perbedaannya dengan penelitian ini adalah penelitian ini mengkombinasikan antara media mengajar dengan model pembelajaran global (Ganze method) yang berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Output pada penelitian ini adalah berupa peningkatan hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan pada kelas eksperimen.

Berkembangnya multimedia pada dunia pendidikan didasari oleh pendapat mengenai pembelajaran akan berlangsung dengan baik, efektif, dan menyenangkan jika didukung oleh mediapembelajaran yang dapat menarik minat dan perhatian siswa [7]. Kreatifitas guru dalam menggunakan alat bantu mengajar sangat penting dalam proses belajar mengajar [8]. Kemampuan sekolah dalam menyediakan alat bantu mengajar sejarah tidak didukung dengan guru yang kreatif tidak akan berfungsi dengan baik. Guru menganggap alat bantu mengajar adalah suatu hal yang membuat mereka repot. Anggapan yang lain guru terbiasa menggunakan metode ceramah.

Alat bantu visual memberikan pengalaman visual kepada siswa, yakni mendorong motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep – konsep abstrak [3]. Alat-alat audio-visual adalah alat-alat yang “ audible” artinya dapat didengar dan alat-alat yang “visible” artinya dapat dilihat”. Alat-alat audio-visual dapat menyampaikan pengertian atau informasi dengan cara yang lebih konkrit atau lebih nyata daripada yang dapat disampaikan oleh kata-kata yang diucapkan, dicetak atau ditulis. Orang lebih mudah dan lebih cepat belajar dengan melihat alat-alat sensori seperti gambar, bagan, contoh barang atau model. Mempertinggi daya serap atau daya ingat siswa dalam belajar. Masuknya media dalam proses pengajaran, maka perencanaan dan pengembangan pembelajaran dilaksanakan secara sistemik berdasarkan pada kebutuhan dan karakteristik siswa. Media mampu mengubah perilaku belajar siswa kearah yang lebih efektif dan efisien. Semakin tinggi tingkat teknologi pendidikannya, maka akan semakin tinggi pula media yang diperlukan [9].

(3)

4

ketrampilan yang dimaksud dilandasi oleh seperangkat teori dan diarahkan oleh suatu wawasan.Sedangkan aplikasinya secara unik dalam arti secara simultandipengaruhi oleh semua komponen belajar mengajar. Mengajar merupakan salah satu proses mengatur, mengorganisir lingkungan sekitar sehingga menciptakan suasana yang nyaman buat belajar [11].

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk pedoman atau acuan rencana pembelajaran [12]. Metode yang sudah disusun kemudian dijalankan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Media mengajar dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yang rendah [13]. Metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman siswa akan materi yang disamapaikan [14]. Sehingga dapat dikatan bahwa penggunaan model pembelajaran mempengaruhi pemahaman siswa.

Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan bergantung bagaimana proses belajar mengajar direncanakan dan dijalankan secara professional [15]. Setiap kegiatan pembelajaran selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru dan siswa.Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi ini adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi.

Kemampuan siswa dapat diukur melalui hasil belajar yang dicapai, sudah memenuhi KKM [16]. Hasil belajar siswa dapat dikatakan berhasil setelah melihat nilai rapor. Siswa dikatakan pandai jika siswa tersebut memenuhi KKM sebaliknya jika siswa belum memenuhi KKM berarti gagal. Prestasi belajar siswa berpengaruh terhadap proses belajar mengajar berlangsung.

3. Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang menuntut peneliti memanipulasi dan mengendalikan suatu atau lebih variabel bebas serta mengamati variabel terikat [17]. Melihat perbedaan sesuai dengan manipulasi variabel bebas (independent) tersebut atau peneliti yang melihat hubungan sebab akibat. Dua atau lebih variabel dengan memberi perlakuan lebih (treatment) kepada kelompok eksperimen [8]. Metode ini menggunakan 2 sampel kelas yang salah satu kelasnya sebagai kelas kontrol.

(4)

5

Tahap selanjutnya adalah pemberian treatment kepada kelas eksperimen dengan menggunakan media mengajar dengan model pembelajaran global (Ganze method). Treatment sudah diberikan langkah selanjutnya adalah memberikan posttest pada masing-masing kelas. Nilai pretest dan posttest selanjutnya akan dihitung untuk mengetahui peningkatan nilai yang terjadi antara kelas eksperimen dan kontrol. Hasil dari nilai pretest dan posttest dihitung menggunakan aplikasi pengolahan angka untuk mengetahui nila minimal, maksimal, dan rata-rata pada masing-masing kelas. Uji ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan antara pretest dan posttest. Perhitungan selanjutnya uji Mann Whitney untuk mengetahui hasil akhir ada peningkatan atau tidak. Hasil akhir dari penelitian juga didukung dengan kuisioner yang diisi oleh siswa. Hasil akhir menunjukkan seberapa efektifkah media mengajar ini sebagai alat bantu untuk memahami materi yang diajarkan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model desain pretest and posttest two group design.

Tabel 1 Desain Penelitian Eksperimen [18]

Group Pretest Perlakuan Postest

Kontrol O1 - O3

Eksperiment O2 X1 O4

Keterangan:

 O1 : tes awal untuk kelas eksperimen  O2 : tes awal untuk kelas kontrol  O3 : tes akhir untuk kelas eksperimen  O4 : tes akhir untuk kelas kontrol  X : pemberian perlakuan pada kelas  _ : tidak ada perlakuan pada kelas

Penelitian kuantitatif perlu menentukan variabel yang nantinya akan dibutuhkan dalam saat penelitian guna mempermudah mencari data. Penelitian ini yang dimana mengamati tentang pemanfaatan media sebagai alat bantu mengajar untuk mencapai nilai yang optimal atau maxsimal. Variabel bebas (independent) adalah pemanfaatan media, variabel terikat (dependent) adalah nilai kognitif, sedangkan variabel perantara (intervering) adalah alat bantu mengajar [15].

Uji Man Whitney merupakan uji non-parametrik yang digunakan untuk membandingkan dua variabel populasi yang berasal dari populasi yang sama [8]. Test ini berfungsi sebagai alternatif penggunaan uji-t bila persyaratan-persyaratan parametriknya tidak terpenuhi, dan datanya berskala ordinal. Uji ini berbeda dengan uji wilocoxon karena uji wilcoxon untuk dua sampel yang berpasangan. Uji Man Whitney digunakan untuk sampel kurang dari 30 dan data dinyatakan non parametrik.

(5)

6

mencari data karena sudah ada jalan atau urutan-urutan yang akan dilakukan. Prosedur penelitian atau proses penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1 Desain Prosedur Penelitian[4]

Rumusan masalah dilakukan guna mengetahui apa yang akan diteliti dan mencari tahu alur atau jalan penelitian yang akan berlangsung. Tanpa adanya rumusan masalah penelitian tidak akan berjalan dengan baik. Rumusan masalah dibuat berdasarkan judul dan masalah yang timbul dilapangan untuk diteliti. Langkah selanjutnya adalah menentukan populasi dan sampel yang akan diteliti. Populasi pada penelitian adalah siswa kelas XI, sampelnya adalah anak kelas XI IPA yang dimana terdapat 2 kelas, yaitu kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2.

Media pengajaran yang dilakukan pada tahap ini adalah penggunaan alat bantu dalam menyampaikan materi saat mengajar. Media ini hanya akan diberikan pada kelas eksperimen saja, sedangkan pada kelas kontrol akan diajar seperti biasa yaitu menggunakan metode ceramah. Media yang ditampilkan tidak hanya berisi materi saja tetapi juga dilengkapi dengan gambar.

(6)

7

Penelitian ini menggunakan perangkat pembelajaran, yaitu (1) Silabus dan RPP pada materi sejarah perkembangan kerajaan hindu budha di Indonesia, (2) LKS sebagai pegangan guru dan siswa berisi tentang ringkasan materi yang akan dibahas, (4) Kisi-kisi sebagai pedoman pembuatan soal dan kuisioner, (4) lembar evaluasi atau soal sebagai alat ukur pemahaman siswa akan materi yang diajarkan.

Kisi-kisi dibuat berdasarkan indikator kemampuan siswa yang disesuaikan pada materi yang sudah diajarkan. Kisi-kisi ini dibuat dalam bentuk 20 pilihan ganda yang disesuaikan dengan materi yang sudah diajarkan.

Tabel 2Kisi-Kisi Soal Tes

Aspek yang Diamati Indikator

Kemampuan mengetahui konsep (knowing)

1.1 Siswa mampu mengidentifikasi dan

menjelaskan pengertian kolonialisme dan imperialisme

1.2 Siswa mampu menyatakan perbedaan

kolonialisme dan imperialisme

Kemampuan menyatakan ulang konsep (understanding)

2.1. Siswa mampu menyebutkan nama-nama gubernur masa VOC

2.2. Siswa mampu mengidentifikasi tanggal penting masa VOC

Kemampuan menganalisis (analyze)

3.1.Siswa mampu mengidentifikasi tujuan berdirinya VOC

3.2.Siswa mampu mengidentifikasi mundurnya VOC

Kemampuan menerapkan konsep (application)

4.1.Siswa mampu mempresentasikan hasil diskusi secara lisan;

4.2.Siswa mampu menjelaskan tentang materi yang sudah diajarkan

4.3.Siswa mampu menanggapi pendapat orang lain

Kemampuan penyelesaian masalah (problem solving)

5.1.Siswa mampu menyelesaikan seluruh soal

5.2.Siswa mampu menemukan strategi

pemecahan soal dalam menemukan solusi

(7)

8

menggunakan kuisioner. Kuisioner digunakan sebagai pendukung saja. Kisi-kisi pada kuisioner adalah:

Tabel 3 Kisi-Kisi Kuisioner

Aspek yang dinilai Indikator

Sikap siswa terhadap Penggunaan Media

1.1 Penggunaan media.

1.2 Penggunaan metode ceramah Penguasaan siswa terhadap

materi

2.3 Pengulangan kembali materi yang diajarkan

2.4 Mempelajari materi

Penggunaan media

pembelajaran

3.5 Media pembelajaran dalam mengajar

3.6 Media pembelajaran yang bervariasi

Pemahaman 3.7 Tampilan berupa gambar 3.8 Evaluasi

Evaluasi yang diberikan 4.9 Belajar sendiri atau mandiri 4.10 Pemahaman siswa

4. Hasil Dan Pembahasan

Penelitian ini membahas tentang pemanfaatan media sebagai alat bantu mengajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini mengamati tentang peningkatan nilai kognitif pada siswa. Siswa dikatakan lulus jika sudah mencapai KKM [3]. Standar minimal KKM yang dipakai pada sekolah adalah 75. Standar

kompetensi pada RPP “Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia dari negara tradisional, kolonial, pergerakan kebangsaan, hingga t erbentuknya negara kebangsaan sampai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia”. Kompetensi dasar

“Membandingkan perkembangan masyarakat Indonesia di bawah penjajahan: dari masa VOC, Pemerintahan Hindia Belanda, Inggris, sampai Pemerintahan Pendudukan Jepang”.

Tahap pertama yang dilakukan sebelum proses belajar mengajar menggunakan media pembelajaran adalah tahap persiapan. Tahap ini guru mempersiapkan LCD untuk kelas eksperimen, karena pada kelas tidak terdapat LCD yang terpasang maka guru memasang sendiri. Kelas kontrol persiapan yang dilakukan adalah mempersiapkan buku paket dan lembar LKS yang berisi ringkasan materi untuk pegangan siswa sebagai sumber belajar.

(8)

9

guna mengetahui kelas mana yang akan diberikan treatment. Hasil dari pretest adalah:

Tabel 4 Hasil Perhitungan Pretest

Kelas Jumlah

Siswa

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Rata-rata

Kontrol 16 7 3 5,1

Eksperimen 16 6 2,5 4,4

Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai tertinggi pada kelas kontrol 7 dan kelas eksperimen 6. Nilai terendah kelas kontrol hanya berbeda tipis dengan nilai terendah pada kelas eksperimen. Nilai terendah pada kelas eksperimen lebih rendah dari pada kelas kontrol. KKM yang harus dicapai siswa adalah 75 sehingga dapat dikatakan bahwa kelas kontrol lebih unggul dari kelas eksperimen.

Pemberian treatment akan diberikan pada kelas XI IPA 2 dilihat dari hasil pretest yang didapatkan pada kelas ini lebih rendah dari pada kelas satunya lagi. Kelas XI IPA 2 akan dijadikan sebagai kelas eksperimen yang nantinya dalam proses belajar mengajar akan menggunakan media mengajar dengan mengkombinasikan model pembelajaran global (Ganze method).

Gambar 2 Tampilan media mengajar

(9)

10

menjelakan materi yang akan dipelajari siswa disuruh membaca buku paket terlebih dahulu. Siswa diberikan waktu 10 menit untuk membaca kemudian siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang mereka baca tadi. Siswa sangat antusias untuk bertanya ditunjukan dengan banyaknya siswa yang mengangkat tangan dan memberikan pertanyaan. Guru menjawab pertanyaan sambil menyampaikan materi menggunakan media pembelajaran yang ditampilkan sehingga siswa lebih memahami materi yang disampaikan. Guru saat menyampaikan materi menggunakan media pembelajaran siswa tenang dan memperhatikan. Siswa juga lebih aktif bertanya ketika mereka belum paham tentang materi yang disampaikan. Meskipun tidak semua siswa semangat untuk mengikuti pelajaran ada 2 sampai 3 orang siswa yang masih malas untuk memperhatikan. Siswa yang malas untuk belajar memang pada dasarnya mereka sudah tidak suka mata pelajaran sejarah terlebih dahulu. Bagi mereka sejarah tidak terlalu penting karena mereka menganggap bahwa anak IPA nanti saat ujian nasional mata pelajaran sejarah tidak akan diujikan. Guru menyikapinya dengan memberikan pertanyaan pada siswa yang tidak aktif.

Siswa yang awalnya tidak aktif menjadi aktif bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Kesadaran siswa untuk mencatat hal-hal yang mereka anggap penting sangat tinggi. Siswa tanpa guru menyuruh untuk mencatat mereka mencatat sendiri. Guru juga memberikan pertanyaan pada siswa tentang materi yang disampaikan untuk mengetahui seberapa besar siswa memahami dan memperhatikannya. Siswa saling berebut untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan cara angkat tangan. Pertanyaan yang dijawab siswa semuanya benar sehingga siswa dapat dikatakan memperhatikan dengan baik.

Gambar 3 Proses tanya jawab

(10)

11

Gambar 4 Pelaksanaan uji posttest

Hasil yang diharapkan pada penelitian ini adalah peningkatan pada nilai kognitif siswa setelah menggunakan media memngajar dengan model pembelajaran global (Ganze method). Posttest dilakukan untuk mengetahui berhasil tidaknya treatment yang dilakukan. Nilai posttest antara kelas kontrol dan eksperimen selanjutnya dihitung menggunakan aplikasi pengolah angka. Hasil dari pengolahan angka dilakukan untuk mengetahui nilai minimum, maksimum, dan rata. Hasil perhitungan nilai posttest adalah:

Tabel 5 Hasil Perhitungan Posttest

Kelas Jumlah

Siswa

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Rata-rata

Kontrol 16 9 7 7,8

Eksperimen 16 9,5 7,5 8,9

Tabel 5 menyatakan bahwa kelas eksperimen lebih unggul dibandingkan kelas kontrol. Nilai rata-rata pada kelas kontrol adalah 7,8 sedangkan pada kelas eksperimen adalah 8,9. Kelas eksperimen telah memenuhi KKM yaitu 7,5 sehingga pada kelas eksperimen menunjukkan peningkatan.

Dalam analisis uji hipotesis I digunakan uji non parametric Mann-Whitney dengan perhitungan statistik untuk menguji apakah terdapat perbedaan nilai posttest siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol. Hipotesis yang digunakan yaitu :

Ho: Tidak ada peningkatan nilai yang dicapai oleh siswa saat menggunakan alat bantuanimasi antara kelas kontrol dan kelas perlakuan/treatment H1: Adanya peningkatan nilai yang dicapai oleh siswa saat menggunakan alat

bantu animasi antara kelas kontrol dan kelas perlakuan/treatment

Tabel 6 Hasil Uji Mann-Whitney Kemampuan Berpikir Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Variabel Rata-Rata Asymp. Sig

(2 tailed) Kontrol Eksperimen

Hasil Belajar Kognitif 7,8 8,9 0,000

(11)

12

posttest. Kesimpulannya bahwa nilai posttest siswa kelas ekesperimen lebih tinggi dari nilai pretest kelas kontrol setelah penggunaan alat bantu animasi. Metode atau alat bantu animasi yang digunakan berhasil diterapkan terhadap kelas tersebut. Penelitian ini dikatakan berhasil selain dengan perhitungan nilai juga memenuhi indikator yang ada.

Hasil akhir dari perhitungan statistik dapat dikatakan bahwa semua aspek terpenuhi. Aspek yang terdapat pada soal meliputi: Aspek I Kemampuan mengetahui konsep (knowing). Pada aspek ini semua siswa rata-rata dapat menjawab pertanyaan yang ada pada soal. Siswa yang menjawab benar ada 93,75% dilihat dari siswa saat diberikan pertanyaan tentang menyebutkan perbedaan antara kolonialisme dan imperialisme. Aspek II Kemampuan menyatakan ulang konsep (understanding). Siswa yang menjawab benar ada 93,75% dapat dilihat dari siswa mampu menyebutkan nama-nama gubernur saat masa VOC dengan benar. Aspek III Kemampuan menganalisis (analyze). Siswa dapat menyebutkan tujuan dari beridirinya VOC sebanyak 90,63% dengan benar. Aspek IV Kemampuan menerapkan konsep (application). Siswa mampu menjelaskan tentang pertanyaan yang diberikan guru dengan benar. Aspek V Kemampuan penyelesaian masalah (problem solving). Siswa mampu menyelesaikan soal dengan baik. Melihat dari semua hasil yang didapatkan siswa rata-rata siswa mengalami peningkatan nilai kognitif pada siswa. Jadi media mengajar dengan mengkombinasikan model pembelajaran global (Ganze method) yang diterapkan dapat dikatakan berhasil.

Melihat hasil dari pretest dan post test juga menggunakan kuisioner sebagai pendukung dari data kuantitatif. Kuisioner selanjutnya dihitung menggunakan presentase agar mengetahui nilai dari masing-masing jawaban. Jawaban Setuju bernilai 3, Ragu-ragu bernilai 2, sedangkan Tidak setuju bernilai 1. Hasil dari persentase dari soal kuisioner adalah:

Tabel 7 Hasil Perhitungan Dari Kuisioner Kelas Eksperimen

Aspek yang dinilai Persentase

Sikap siswa terhadap Penggunaan Media

88,10

Penguasaan siswa terhadap materi

83,33

Penggunaan media

pembelajaran

95,24

Pemahaman 66,67

Evaluasi yang diberikan 88,10

(12)

13

terhadap Penggunaan Media. Siswa merasa senang saat menggunakan alat bantu mengajar dibuktikan dengan banyaknya siswa yang menjawab setuju. Aspek II Penguasaan siswa terhadap materi. Kurangnya minat siswa mempelajari materi sebelum pelajaran dibuktikan dengan banyaknya siswa yang menjawab ragu-ragu. Aspek III Penggunaan media pembelajaran. Penggunaan media mengajar lebih disenangi siswa dibuktikan pada banyaknya siswa menjawab setuju. Aspek IV Pemahaman. Siswa lebih senang diberikan tugas rumah dibuktikan dengan siswa yang menjawab setuju. Aspek V Evaluasi yang diberikan. Siswa lebih memahami materi saat menggunakan alat bantu mengajar dibuktikan pada hasil kuisioner siswa banyak yang menjawab setuju.

5. Simpulan Dan Saran Kesimpulan

Melihat hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu Pemanfaatan Media Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Sejarah Pada Sma N 1 Ampel berhasil. Alat bantu mengajar dengan mengkombinasikan model pembelajaran global (Ganze method) ini dapat diterapkan pada sekolah dan pada mata pelajaran sejarah. Model pembelajaran menggunakan media mengajar dapat meningkatkan pemahaman siswa, khususnya pada nilai kongnitif. Pembelajaran sejarah selanjutnya model pembelajaran dengan menggunakan alat bantu media mengajar dapat diterapkan.

Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya adalah penelitian selanjutnya bisa dikembangkan jangan hanya mengukur nilai kognitif siswa tetapi juga afektif dan psikomotorik. Juga ditambahkan penggunaan metode mengajar yang lainnya.

6. Daftar Pustaka

[1] Nanik dan Dian (2014). Peningkatan Hasil Belajar Service Bawah Bolavoli Melalui Media Bola Spon Pada Siswa Kelas Va Sdn Kedurus Iii Surabaya. Diambil pada tanggal 10 Juli 20014, dari http://www.scribd.com/document_downloads/ direct/228265121?extension=pdf&ft=1407334240&lt=1407337850&source=embed &uahk=cfzCxqiRgTe1e+iYOk7H4qv8fZk.

[2] Rahmattullah, Muhammad (2011). Pengaruh Pemanfaatanmedia Pembelajaran Film Aniimasi terhadap Hasil Belajar. Diambil tanggal 6 Juli 2014, dari http://jurnal.upi.edu/file/17-Muhammad_Rahmattullah.pdf

[3] Tjahyo, Sigit, dan Nurma (2009). Pengaruh Media Visual Di Ruang Kelas Terhadap Minat Dan Hasil Belajar Kimia Siswa. Diambil pada tanggal 6 Juli 2014, dari http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JIPK/article/view/1272/1323

[4] Nugroho, Djoko Hari (2010). Studi Tentang Implementasi Metode Pembelajaran Aktif Berbasiskan Konstruktivisme Untuk Prodi Elektronika-Instrumentasi-Sttn. Diambil tanggal 7 Juli 2014, dari http://papers.sttn-batan.ac.id/prosiding/2010/14.pdf

(13)

14

TIK Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA N 6 Purworejo. Diambil tanggal 6 Agustus 2014, dari http://eprints.uny.ac.id/10397/1/jurnal.pdf

[6] Neneng, Fitrajaya dan Wawan (2010). Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Diambil tanggal 8 Juli 2014 dari http://mail.cs.upi.edu/uploads/paper_skripsi_dik/EFEKTIVITAS%20PENERAPAN %20MODEL%20PEMBELAJARAN%20GENERATIF%20UNTUK%20MENINGK ATKAN%20PEMAHAMAN%20SISWA%20DALAM%20MATA%20PELAJARA N%20TEKNOLOGI%20INFORMASI%20DAN%20KOMUNIKASI(Neneng%20Nu raeni).pdf

[7] Mardika, I Nyoman (2009). Pengembangan Multimedia DalamPembelajaran Kosakata Bahasa Inggris Di SD. Diambil tanggal 4 juli 2014, dari http://mardikanyom.tripod.com/Multimedia.pdf

[8] Suci, Sugiyarto, dan Widha (2013). Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Kontekstualmenggunakan Simulasi Komputer Dan Model Kerjaditinjau Dari Kemampuan Berpikir Kritis dan Gaya Belajar. Diambil pada tanggal 7 Juli, dari http://www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains/article/viewFile/3829/2705

[9] Indriana Dana (2011). Ragam Alat Bantu Media Pengajaran.Jogjakarta : Diva Press

[10] Sa’ud, Syaefudin (2011). Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta [11] Smaldino, Lowther, dan Russell (2011). Instructional Technologi dan Media for Learning. Jakarta : Kencana

[12] Sudrajat, Akhmad (2009). Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode,Teknik, Taktik, dan Model Pembelajaran. Diambil tanggal 5 Juli 2014, dari http://scholar. google.co.id/scholar?q=teori+tentang+alat+bantu+mengajar&btnG=&hl=id&as_sdt= 0%2C5

[13] Aris Prasetyo Nugroho, Trustho Raharjo, Daru Wahyuningsih (2013). Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Menggunakan Permainan Ular Tanggam Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas Viii Materi Gaya. Diambil tanggal 20 Agustus 2014 dari http://eprints.uns.ac.id/14419/1/1769-3958-1-SM.pdf

[14] Wati, Ervi Trias (2009). Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi Tahun 2011. Diambil tanggal 20 Agustus 2014 dari http://eprints.uns.ac.id/6075/1/1915716112011 03451.pdf

[15] Rusman(20). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

[16] Ghullam dan Lisa (2011). Pengaruh Motifasi Belajar Siwa Terhadap Prestasibelajar IPA Disekolah Dasar. Diambil pada tanggal 10 Juli 2014, dari http://jurnal.upi.edu/file/8-Ghullam_Hamdu1.pdf

(14)

15

Gambar

Tabel 1 Desain Penelitian Eksperimen [18]
Gambar 1 Desain Prosedur Penelitian[4]
Tabel 2Kisi-Kisi Soal Tes
Tabel 3 Kisi-Kisi Kuisioner
+5

Referensi

Dokumen terkait

Tidak lain ini semua berkat hidayah dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “PELAKSANAAN TARIF ANGKUTAN KOTA BERDASARKAN PERATURAN

Dengan demikian, seorang peneliti dapat memperkirakan besar kecilnya kesalahan dalam pengambilan sampel (Sampling error).. Cara pengambilan sampel yaitu dengan mengambil 25%

Menurut Indarto (2011) Informasi mengenai job relevan merupakan informasi yang dapat membantu manajer dalam memilih tindakan yang terbaik melalui upaya yang

Hal ini dilakukan mengingat penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan strategi tindak tutur direktif guru (selanjutnya disingkat STTDG) dalam pembelajaran dan respons

Mangsa Katelu Candra nya adalah Suta manut ing bapa. Maksudnya yaitu, anak yang patuh kepada bapaknya. Saat ini juga menandai datangnya mangsa ketiga. Penciri alamnya

MH., selaku dosen penguji proposal skripsi yang telah memberikan saran, bimbingan, serta dukungan sehingga penulis merasa terbantu dalam proses penyelesaian

Dari uraian dalam tabel profil lulusan di atas, maka bisa diperhatikan terkait deskripsi dari kemampuan dalam pengetahuan, sikap dan keahlian sebagaimana terdapat

[r]