“
“
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GANGGUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GANGGUAN
JIWA DENGAN PERILAKU KEKERASAN
JIWA DENGAN PERILAKU KEKERASAN
””MAKALAH
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa
Program Studi S-1 Ilmu Keperawatan Stikes Jenderal A. Yani Program Studi S-1 Ilmu Keperawatan Stikes Jenderal A. Yani
DISUSUN OLEH: DISUSUN OLEH: FAJAR
FAJAR NURHIDAYAT NURHIDAYAT 213215036213215036 RENI
RENI RAENIPAH RAENIPAH 213215024213215024 TINA
TINA WAHYU WAHYU SUHESTI SUHESTI 213215012213215012
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN A. YANI CIMAHI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN A. YANI CIMAHI
PROGRAM STUDI S-I ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI S-I ILMU KEPERAWATAN
TAHUN 2016
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunianya,
karunianya, penulis penulis dapat dapat menyelesaikan menyelesaikan penyusunan mapenyusunan makalah kalah berjudul berjudul ““AsuhanAsuhan Keperawatan pada Pasien Gangguan Jiwa dengan Perilaku Kekerasan
Keperawatan pada Pasien Gangguan Jiwa dengan Perilaku Kekerasan”.”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik serta saran yang membangun bagi penulis sangat diharapkan karena itu kritik serta saran yang membangun bagi penulis sangat diharapkan sekali untuk perbaikan kedepannya. Dalam penyusunan makalah ini penulis sekali untuk perbaikan kedepannya. Dalam penyusunan makalah ini penulis mengalami banyak hambatan dan kesulitan. Namun berkat doa, bimbingan, mengalami banyak hambatan dan kesulitan. Namun berkat doa, bimbingan, bantuan serta
bantuan serta dorongan dari berbagai dorongan dari berbagai pihak kesulitan pihak kesulitan itu dapat itu dapat penulis atasi. penulis atasi. OlehOleh sebab itu, pada kesempatan ini dengan segala ketulusan hati, penulis sebab itu, pada kesempatan ini dengan segala ketulusan hati, penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.
1. Dosen Keperawatan Jiwa.Dosen Keperawatan Jiwa. 2.
2. Rekan-rekan satu kelompok dan seperjuangan yang selalu bersemangat sertaRekan-rekan satu kelompok dan seperjuangan yang selalu bersemangat serta menjadi motivasi penulis untuk menyelesaikan penyusunan makalah ini. menjadi motivasi penulis untuk menyelesaikan penyusunan makalah ini. 3.
3. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan MakalahSemua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan Makalah ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga amal baik yang telah diberikan mendapatkan balasan yang berlipat Semoga amal baik yang telah diberikan mendapatkan balasan yang berlipat dari Allah SWT, di dunia maupun di akhirat. Amin.
dari Allah SWT, di dunia maupun di akhirat. Amin.
Cimahi, Maret 2016 Cimahi, Maret 2016
Penulis Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA
KATA PENGANTAR ...PENGANTAR ... ... ii DAFTAR
DAFTAR ISI ...ISI ... ... iiii BAB
BAB I I LAPORAN LAPORAN PENDAHULUAN ...PENDAHULUAN ...1...1 1.1.
1.1. LATAR LATAR BELAKANG BELAKANG ...1...1 1.2.
1.2. PENGERTIAN PENGERTIAN ...2..2 1.3.
1.3. RENTANG RENTANG RESPON RESPON MARAH MARAH ...3...3 1.4.
1.4. TANDA TANDA DAN DAN GEJALA GEJALA ...4...4 1.5.
1.5. FAKTOR FAKTOR PENYEBAB PENYEBAB ...4...4 1.6.
1.6. MEKANISME MEKANISME KOPING KOPING ...7...7 1.7.
1.7. POHON POHON MASALAH MASALAH ...7...7 1.8.
1.8. PROSES PROSES KEPERAWATAN KEPERAWATAN ...8...8 BAB
BAB II II SPTK ...SPTK ...19...19 2.1.
2.1. SP SP 1 1 KONTROL KONTROL DENGAN DENGAN TEKNIK TEKNIK NAFAS NAFAS DALAM DALAM ...1919 2.2.
2.2. SP SP 2 2 KONTROL KONTROL DENGAN DENGAN PUKUL PUKUL KASUR KASUR DAN DAN BANTAL BANTAL ...23...23 2.3.
2.3. SP SP 3 3 KONTROL KONTROL SECARA SECARA VERBALVERBAL...26...26 2.4.
2.4. SP SP 4 4 KONTROL KONTROL DENGAN DENGAN SPIRITUAL SPIRITUAL ...30....30 2.5.
2.5. SP SP 5 5 KONTROL KONTROL DENGAN DENGAN OBAT OBAT ...33...33 DAFTAR
BAB I
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1.
1.1. LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu mengatasi Kesehatan jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya, serta tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya, serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Adanya kelemahan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Adanya kelemahan atau ketidakmampuan pada 3 unsur tersebut dapat menyebabkan jiwa seseorang atau ketidakmampuan pada 3 unsur tersebut dapat menyebabkan jiwa seseorang terganggu bahkan bisa menjadi gangguan jiwa.
terganggu bahkan bisa menjadi gangguan jiwa.
Pada mulanya gangguan jiwa dianggap suatu hal yang gaib, sehingga Pada mulanya gangguan jiwa dianggap suatu hal yang gaib, sehingga penanganannya
penanganannya secara secara supranatural supranatural spiristik spiristik yaitu yaitu hal-hal hal-hal yang yang berhubunganberhubungan dengan kekuatan gaib. Gangguan jiwa merupakan suatu gangguan yang terjadi dengan kekuatan gaib. Gangguan jiwa merupakan suatu gangguan yang terjadi pada
pada unsur unsur jiwa jiwa yang yang manifestasinya manifestasinya pada pada kesadaran, kesadaran, emosi, emosi, persepsi persepsi dandan intelegensi. Tidak sedikit masyarakat yang beranggapan bahwa individu yang intelegensi. Tidak sedikit masyarakat yang beranggapan bahwa individu yang sakit jiwa adalah aib dan memalukan, tidak bermoral bahkan tidak beriman.
sakit jiwa adalah aib dan memalukan, tidak bermoral bahkan tidak beriman.
Pada umumnya ada 7 masalah keperawatan antara lain gangguan konsep Pada umumnya ada 7 masalah keperawatan antara lain gangguan konsep diri: harga diri rendah, isolasi sosial: menarik diri, gangguan sensori persepsi: diri: harga diri rendah, isolasi sosial: menarik diri, gangguan sensori persepsi: halusinasi, perubahan proses pikir: waham, resiko perilaku kekerasan, resiko halusinasi, perubahan proses pikir: waham, resiko perilaku kekerasan, resiko bunuh diri dan deficit perawatan diri.
bunuh diri dan deficit perawatan diri.
Marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap Marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan yang dirasakan sebagaian caman bagi individu (Stuart dan Sundeen, kecemasan yang dirasakan sebagaian caman bagi individu (Stuart dan Sundeen, 1995). Pengungkapan kemarahan dengan langsung dan kunstruktif pada saat 1995). Pengungkapan kemarahan dengan langsung dan kunstruktif pada saat terjadi dapat melegakan individu dan membantu orang lain untuk mengerti terjadi dapat melegakan individu dan membantu orang lain untuk mengerti perasaan
perasaan yang yang sebenarnya sebenarnya sehingga sehingga individu individu tidak tidak mengalami mengalami kecemasan, kecemasan, stressstress dan merasa bersalah, dan bahkan merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan. dan merasa bersalah, dan bahkan merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Dalam hal ini peran serta keluarga dalam membantu menyelesaikan masalah Dalam hal ini peran serta keluarga dalam membantu menyelesaikan masalah sangat berperan penting, karena keluarga merupakan orang yang terdekat. Namun sangat berperan penting, karena keluarga merupakan orang yang terdekat. Namun peran perwat merupakan ujung tomb
Masalah perilaku kekerasan banyak ditemukan pada pasien gangguan jiwa, Masalah perilaku kekerasan banyak ditemukan pada pasien gangguan jiwa, sering terjadi pada alasan masuk keluarga mengatakan pasien mengamuk, sering terjadi pada alasan masuk keluarga mengatakan pasien mengamuk, marah-marah, merusak, mengancam bahkan melukai orang lain. Hal tersebut marah, merusak, mengancam bahkan melukai orang lain. Hal tersebut memerlukan penanganan yang spesifik untuk mengarahkan pasien dalam memerlukan penanganan yang spesifik untuk mengarahkan pasien dalam mengelola rasa marah yang maladaptive menjadi adative dan konstruktif.
mengelola rasa marah yang maladaptive menjadi adative dan konstruktif.
1.2.
1.2. PENGERTIANPENGERTIAN
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan definisi ini maka melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan definisi ini maka perilaku
perilaku kekerasan kekerasan dapat dapat dilakukan dilakukan secara secara verbal, verbal, diarahkan diarahkan pada pada diri diri sendiri,sendiri, orang lain, dan lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam 2 bentuk yaitu orang lain, dan lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam 2 bentuk yaitu saat sedang berlangsung perilaku kekerasan atau riwayat perilaku kekerasan.
saat sedang berlangsung perilaku kekerasan atau riwayat perilaku kekerasan. Adapun beberapa definisi lain mengenai perilaku kekerasan yaitu: Adapun beberapa definisi lain mengenai perilaku kekerasan yaitu:
Perilaku kekerasan adalah nyata melakukan kekerasan ditujukan pada diri Perilaku kekerasan adalah nyata melakukan kekerasan ditujukan pada diri sendiri/orang lain secara verbal maupun non verbal dan pada lingkungan. (Depkes sendiri/orang lain secara verbal maupun non verbal dan pada lingkungan. (Depkes RI, 2006)
RI, 2006)
Prilaku kek
Prilaku kekerasan suatu erasan suatu keadaan keadaan dimensi seseorang dimensi seseorang melakukan melakukan tindakantindakan yang dapat membahyakan, secara fisik baik pada diri sendiri maupun orang lain yang dapat membahyakan, secara fisik baik pada diri sendiri maupun orang lain (Iyus yosep, 146:2007).
(Iyus yosep, 146:2007).
Prilaku kekerasan merupakan respon terhadap stressor yang di hadapi oleh Prilaku kekerasan merupakan respon terhadap stressor yang di hadapi oleh seseorang, yang di tunjukan dengan perilaku actual melakukan kekerasan baik seseorang, yang di tunjukan dengan perilaku actual melakukan kekerasan baik pada diri
pada diri sendiri, orang lain sendiri, orang lain maupun lingkungan, secara verbal maupun lingkungan, secara verbal maupun nonverbalmaupun nonverbal bertujuan
bertujuan untuk untuk melukai melukai orang orang lain lain secara secara fisik fisik maupun maupun psikologis psikologis (Berkowitz,(Berkowitz, 2000).
2000).
Kemarahan adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respons terhadap Kemarahan adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respons terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman (Keliat, 1996). Ekspresi marah yang kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman (Keliat, 1996). Ekspresi marah yang segera karena sesuatu penyebab adalah wajar dan hal ini kadang menyulitkan segera karena sesuatu penyebab adalah wajar dan hal ini kadang menyulitkan karena secara kultural ekspresi marah tidak diperbolehkan.
karena secara kultural ekspresi marah tidak diperbolehkan.
Perilaku kekerasan dapat disimpulkan yaitu suatu keadaan emosi secara Perilaku kekerasan dapat disimpulkan yaitu suatu keadaan emosi secara mendalam dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan mendalam dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik pada diri sendiri maupun orang lain dan merusak lingkungan.
Asertif
Asertif Frustasi Frustasi PasifPasif Agresif Agresif KekerasanKekerasan
1.3.
1.3. RENTANG RESPON MARAHRENTANG RESPON MARAH
Respon
Respon adaptif adaptif Respon Respon maladaptifmaladaptif
1.3.1 Rentang Respon Adaptif 1.3.1 Rentang Respon Adaptif 1)
1) AsertifAsertif
Adalah suatu respon marah dimana individu mampu mengatakan atau Adalah suatu respon marah dimana individu mampu mengatakan atau mengungkapkan rasa marah atau tidak setuju tanpa menyalahkan atau menyakiti mengungkapkan rasa marah atau tidak setuju tanpa menyalahkan atau menyakiti orang lain yang akan memberikan kelegaan pada individu.
orang lain yang akan memberikan kelegaan pada individu. 2)
2) FrustasiFrustasi
Adalah suatu respon yang terjadi akibat individu gagal mencapai tujuan, Adalah suatu respon yang terjadi akibat individu gagal mencapai tujuan, kepuasan atau rasa aman, individu tidak dapat menunda sementara atau kepuasan atau rasa aman, individu tidak dapat menunda sementara atau menemukan alternative lain.
menemukan alternative lain. 1.3.2 Respon
1.3.2 Respon MaladaptifMaladaptif
Respon Maladaptif adalah respon yang di berikan individu dalam Respon Maladaptif adalah respon yang di berikan individu dalam menyelesaikan masalahnya menyimpang dari norma-norma sosial dan menyelesaikan masalahnya menyimpang dari norma-norma sosial dan kebudayaannya suatu tempat.
kebudayaannya suatu tempat. Respon Maladaptif yaitu : Respon Maladaptif yaitu : 1)
1) PasifPasif
Adalah perilaku yang ditandai dengan perasan tidak mampu untuk Adalah perilaku yang ditandai dengan perasan tidak mampu untuk mengungkapkan perasaannya sebagai usaha mempertahankan hak-haknya, merasa mengungkapkan perasaannya sebagai usaha mempertahankan hak-haknya, merasa kurang
kurang mampu, HDR, mampu, HDR, pendiam, malu, pendiam, malu, dan sulit diajak dan sulit diajak bicara.bicara. 2)
2) AgresifAgresif
Adalah suatu bentuk perilaku yang menyertai marah dan merupakan Adalah suatu bentuk perilaku yang menyertai marah dan merupakan dorongan mental untuk bertindak dan masih terkontrol.
dorongan mental untuk bertindak dan masih terkontrol. 3)
Adalah perasaan marah di sertai dengan rasa permusuhan yang kuat dan Adalah perasaan marah di sertai dengan rasa permusuhan yang kuat dan hilang
hilang kontrol, kontrol, di mana di mana individu individu dapat merusak dapat merusak diri orang diri orang lain dan lain dan lingkunganlingkungan (Dalami, 2009).
(Dalami, 2009). 1.4.
1.4. TANDA DAN GEJALATANDA DAN GEJALA
Data perilaku kekerasan dapat diperoleh melalui observasi atau
Data perilaku kekerasan dapat diperoleh melalui observasi atau wawancarawawancara tentang perilaku pada pasien. Berikut adalah beberapa tanda dan gejala pasien tentang perilaku pada pasien. Berikut adalah beberapa tanda dan gejala pasien dengan perilaku kekerasan:
dengan perilaku kekerasan: 1.4.1 Data Objektif (DO) 1.4.1 Data Objektif (DO) 1)
1) Muka Muka merah merah dan dan tegangtegang 2)
2) Pandangan Pandangan tajamtajam 3)
3) Otot Otot tegangtegang 4)
4) Mengatupkan Mengatupkan rahang rahang dengan dengan kuatkuat 5)
5) Nada Nada suara suara tinggi, tinggi, menjerit menjerit atau atau berteriakberteriak 6)
6) Berbicara Berbicara kasarkasar 7)
7) Berdebat, Berdebat, mengancam mengancam secara secara verbal verbal dan dan fisikfisik 8)
8) Sering Sering memaksakan memaksakan kehendakkehendak 9)
9) Melempar Melempar makanan/memukul makanan/memukul jika jika senangsenang 1.4.2 Data Subjektif (DS)
1.4.2 Data Subjektif (DS) 1)
1) Mengeluh Mengeluh perasaan perasaan terancamterancam 2)
2) Mengungkapkan Mengungkapkan perasaan perasaan tidak tidak bergunaberguna 3)
3) Mengungkapkan Mengungkapkan perasaan perasaan jengkeljengkel 4)
4) Mengungkapkan Mengungkapkan adanya adanya keluhan keluhan fisik, fisik, berdebar-debar, berdebar-debar, merasa merasa tercekik,tercekik, dada sesak dan bingung.
dada sesak dan bingung.
1.5.
1.5. FAKTOR PENYEBABFAKTOR PENYEBAB 1.5.1 Faktor Predisposisi 1.5.1 Faktor Predisposisi
Ada beberapa teori yang berkaitan dengan timbulnya perilaku kekerasan, Ada beberapa teori yang berkaitan dengan timbulnya perilaku kekerasan, diantaranya:
diantaranya: 1)
1) Faktor psikologisFaktor psikologis Phsycoanalytical
Phsycoanalytical theorytheory; teori ini mendukung bahwa perilaku agresif; teori ini mendukung bahwa perilaku agresif merupakan akibat dari instinctual drives.
manusia dipengaruhi oleh dua insting. Pertama insting hidup yang diekspresikan manusia dipengaruhi oleh dua insting. Pertama insting hidup yang diekspresikan dengan seksualitas, dan kedua insting kematian yang diekspresikan dengan dengan seksualitas, dan kedua insting kematian yang diekspresikan dengan agresivitas.
agresivitas.
Frustration-aggresion
Frustration-aggresion theorytheory; teori yang dikembangkan oleh pengikut; teori yang dikembangkan oleh pengikut Freud
Freud ini berawal dari asumsi, bahwa bila usaha seseorang untuk mencapai suatuini berawal dari asumsi, bahwa bila usaha seseorang untuk mencapai suatu tujuan mengalami hambatan maka akan timbul dorongan agresif yang pada tujuan mengalami hambatan maka akan timbul dorongan agresif yang pada gilirannya akan memotivasi perilaku yang dirancang untuk melukai orang atau gilirannya akan memotivasi perilaku yang dirancang untuk melukai orang atau objek yang menyebabkan frustasi. Jadi hampir semua orang yang melakukan objek yang menyebabkan frustasi. Jadi hampir semua orang yang melakukan tindakan agresif mempunyai riwayat perilaku agresif.
tindakan agresif mempunyai riwayat perilaku agresif.
Pandangan psikologi lainnya mengenai perilaku agresif, mendukung Pandangan psikologi lainnya mengenai perilaku agresif, mendukung pentingnya
pentingnya peran peran dari dari perkembangan perkembangan predisposisi predisposisi atau atau pengalaman pengalaman hidup. hidup. IniIni mengguanakan pendekatan bahwa manusia mampu memilih mekanisme koping mengguanakan pendekatan bahwa manusia mampu memilih mekanisme koping yang sifatnya tidak merusak. Beberapa contoh dari pengalaman tersebut :
yang sifatnya tidak merusak. Beberapa contoh dari pengalaman tersebut : a.
a. Kerusakan otak organik, retardasi mental, sehingga tidak mampu untukKerusakan otak organik, retardasi mental, sehingga tidak mampu untuk menyelesaikan secara efektif
menyelesaikan secara efektif b.
b. Severe emotional deprivationSevere emotional deprivation atau rejeksi yang berlebihan pada masa kanak- atau rejeksi yang berlebihan pada masa kanak-kanak, atau
kanak, atau seduction seduction parenteral,parenteral, yang mungkin telah merusak hubunganyang mungkin telah merusak hubungan saling percaya (
saling percaya (trust trust ) dan harga diri.) dan harga diri. c.
c. Terpapar kekerasan selama masa perkembangan, termasukTerpapar kekerasan selama masa perkembangan, termasuk child abusechild abuse atauatau mengobservasi kekerasan dalam keluarga, sehingga membentuk pola mengobservasi kekerasan dalam keluarga, sehingga membentuk pola pertahanan atau koping.
pertahanan atau koping. 2)
2) Faktor Sosial budayaFaktor Sosial budaya Social-Learning Theory;
Social-Learning Theory; teori yang dikembangkan olehteori yang dikembangkan oleh Bandura Bandura (1977) ini(1977) ini mengemukakan bahwa
mengemukakan bahwa “agresi tidak berbeda dengan respon“agresi tidak berbeda dengan respon-respon yang lain.-respon yang lain. Agresi dapat dipelajari melaluli observasi atau imitasi, dan semakin sering Agresi dapat dipelajari melaluli observasi atau imitasi, dan semakin sering mendapatkan penguatan maka semakin besar kemungkinan untuk terjadi. Jadi mendapatkan penguatan maka semakin besar kemungkinan untuk terjadi. Jadi seseorang akan berespon terhadap keterbangkitan emosionalnya secara agresif seseorang akan berespon terhadap keterbangkitan emosionalnya secara agresif sesuai dengan respon yang dipelajarinya. Pembelajaran ini biasa diinternal atau sesuai dengan respon yang dipelajarinya. Pembelajaran ini biasa diinternal atau eksternal.
eksternal.
Kultural dapat pula mempengaruhi perilaku kekerasan. Adanya norma dapat Kultural dapat pula mempengaruhi perilaku kekerasan. Adanya norma dapat membantu mendefinisikan ekspresi agresif mana yang dapat diterima atau tidak membantu mendefinisikan ekspresi agresif mana yang dapat diterima atau tidak
dapat diterima. Sehingga dapat membantu individu untuk mengekspresikan marah dapat diterima. Sehingga dapat membantu individu untuk mengekspresikan marah dengan cara yang asertif.
dengan cara yang asertif. 3)
3) Faktor BiologisFaktor Biologis
Ada beberapa penelitian membuktikan bahwa dorongan agresif mempunyai Ada beberapa penelitian membuktikan bahwa dorongan agresif mempunyai dasar biologis.
dasar biologis.
Penelitian neurobiology mendapatkan bahwa adanya pemberian stimulus Penelitian neurobiology mendapatkan bahwa adanya pemberian stimulus elektris ringan pada hipotalamus (yang berada ditengah system limbik) binatang elektris ringan pada hipotalamus (yang berada ditengah system limbik) binatang ternyata menimbulkan perilaku agresif. Perangsangan yang diberikan terutama ternyata menimbulkan perilaku agresif. Perangsangan yang diberikan terutama pada
pada nucleus nucleus periforniks periforniks hypothalamus hypothalamus dapat dapat menyebabkan menyebabkan seekor seekor kucingkucing mengeluarkan cakarnya, mengangkat ekornya, medesis, bulunya berdiri, mengeluarkan cakarnya, mengangkat ekornya, medesis, bulunya berdiri, menggeram, matanya terbuka lebar, pupil berdilatasi, dan hendak menerkam tikus menggeram, matanya terbuka lebar, pupil berdilatasi, dan hendak menerkam tikus atau objek yang ada disekitarnya. Jadi kerusakan fungsi system limbik (untuk atau objek yang ada disekitarnya. Jadi kerusakan fungsi system limbik (untuk emosi dan perilaku), lobus frontal (untuk pemikiran rasional), dan lobus temporal emosi dan perilaku), lobus frontal (untuk pemikiran rasional), dan lobus temporal (untuk interpretasi indera penciuman dan memori).
(untuk interpretasi indera penciuman dan memori). Neurotransmitter
Neurotransmitter yang sering dikaitkan dengan perilaku agresif : serotonin,yang sering dikaitkan dengan perilaku agresif : serotonin, dopamine, norepinephrine, acetilcolin, dan asam amino gaba.
dopamine, norepinephrine, acetilcolin, dan asam amino gaba. Faktor-faktor yang mendukung :
Faktor-faktor yang mendukung : a.
a. Masa kanak-kanak yang tidak menyenangkanMasa kanak-kanak yang tidak menyenangkan b.
b. Sering mengalami kegagalanSering mengalami kegagalan c.
c. Kehidupan yang penuh tindakan agresifKehidupan yang penuh tindakan agresif d.
d. Lingkungan Lingkungan yang tidak yang tidak kondusif kondusif (bising, padat)(bising, padat) 1.5.2 Faktor Presipitasi
1.5.2 Faktor Presipitasi
Secara umum seorang akan merespon terhadap masalah apabila merasa Secara umum seorang akan merespon terhadap masalah apabila merasa dirinya terancam. Bila dilihat dari sudut perawat klien, maka factor yang dirinya terancam. Bila dilihat dari sudut perawat klien, maka factor yang mencetuskan terjadinya
mencetuskan terjadinya PK PK adalah terbagi adalah terbagi 2, yaitu:2, yaitu: a.
a. Klien : kelemahan fisik, keputus asaan, ketidak berdayaan/ kurang PD.Klien : kelemahan fisik, keputus asaan, ketidak berdayaan/ kurang PD. b.
b. Lingkungan : ribut, kehilangan orang/ objek yang berharga, Lingkungan : ribut, kehilangan orang/ objek yang berharga, konflik interaksikonflik interaksi social. (Yosep, 2007)
social. (Yosep, 2007) Faktor
Faktor – – faktor yang dapat mencetuskan perilaku kekerasan seringkalifaktor yang dapat mencetuskan perilaku kekerasan seringkali berkaitan dengan:
a.
a. Ekspresi Ekspresi diri: diri: ingin ingin menunjukan menunjukan eksistensi eksistensi diri diri atau atau symbol symbol solidarias solidarias sepertiseperti dalam sebuah konser, penonton sepakbola, geng sekolah, perkelahian masal dalam sebuah konser, penonton sepakbola, geng sekolah, perkelahian masal dst.
dst. b.
b. Ekpresi diri tidak terpenuhinya kebuEkpresi diri tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi social ekonomi.tuhan dasar dan kondisi social ekonomi. c.
c. Ketidak Ketidak siapan siapan seorang seorang ibu ibu dalam dalam merawat merawat anaknya anaknya dan dan ketidak ketidak mampuanmampuan menempatkan dirinya sebagai seorang yang dewasa.
menempatkan dirinya sebagai seorang yang dewasa.
1.6.
1.6. MEKANISME KOPINGMEKANISME KOPING
Mekanisme koping yang umum digunakan adalah mekanisme pertahanan Mekanisme koping yang umum digunakan adalah mekanisme pertahanan ego seperti:
ego seperti: a.
a. Displacement (pemindahan): pengalihan emosi yang semula ditujukan padaDisplacement (pemindahan): pengalihan emosi yang semula ditujukan pada seseorang atau benda lain yang biasanya netral atau lebih sedikit seseorang atau benda lain yang biasanya netral atau lebih sedikit mengancam dirinya.
mengancam dirinya. b.
b. Sublimasi: mengganti keinginan atau tujuan yang terhambat dengan caraSublimasi: mengganti keinginan atau tujuan yang terhambat dengan cara yang dapat diterima oleh masyarakat.
yang dapat diterima oleh masyarakat. c.
c. Proyeksi: pengalihan buProyeksi: pengalihan buah pikiran atau impuls kepada ah pikiran atau impuls kepada orang lain orang lain yang tidakyang tidak dapat di toleransi.
dapat di toleransi. d.
d. Represi: pengesampingan secara tidak sadar tentang pikiran dari kesadaranRepresi: pengesampingan secara tidak sadar tentang pikiran dari kesadaran seseorang.
seseorang. e.
e. Denial (penyangkalan): menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitasDenial (penyangkalan): menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas tersebut.
tersebut. f.
f. Reaksi formasi: pengembangan sikap dan perilaku yang ia sadari, yangReaksi formasi: pengembangan sikap dan perilaku yang ia sadari, yang bertentangan dengan
bertentangan dengan apa apa yang ia yang ia rasakan rasakan atau atau ingin ingin lakukan. (lakukan. (Abdul NasirAbdul Nasir,, 2011)
2011)
1.7.
1.7. POHON MASALAHPOHON MASALAH
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
Gangguan sensori persepsi Halusinasi Gangguan sensori persepsi Halusinasi
Perilaku Kekerasan Perilaku Kekerasan
1.8.
1.8. PROSES KEPERAWATANPROSES KEPERAWATAN
Asuhan keperawatan dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses Asuhan keperawatan dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi 5 tahapan yaitu: Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, keperawatan yang meliputi 5 tahapan yaitu: Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, perencanaan/intervensi,
perencanaan/intervensi, pelaksanaan/implementasi pelaksanaan/implementasi dan dan evaluasi, evaluasi, yang yang masing- masing-masing berkesinambungan serta memerlukan kecakapan keterampilan masing berkesinambungan serta memerlukan kecakapan keterampilan professional tenaga keperawatan.
professional tenaga keperawatan.
Proses keperawatan adalah metoda ilmiah yang digunakan dalam Proses keperawatan adalah metoda ilmiah yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan klien pada semua tatanan pelayanan kesehatan memberikan asuhan keperawatan klien pada semua tatanan pelayanan kesehatan dan merupakan salah satu tekhnik penyelesaian masalah
dan merupakan salah satu tekhnik penyelesaian masalah (Problem Solving.)(Problem Solving.) (Keliat, 2006)
(Keliat, 2006)
Hubungan saling percaya antara perawat dan klien merupakan dasar utama Hubungan saling percaya antara perawat dan klien merupakan dasar utama dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien gangguan jiwa, karena peran dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien gangguan jiwa, karena peran perawat
perawat dalam dalam asuhan asuhan keperawatan keperawatan jiwa jiwa adalah adalah membantu membantu klien klien untuk untuk dapatdapat menyelesaikan masalah sesuai d
menyelesaikan masalah sesuai dengan kemampuan engan kemampuan yang dimiliki. yang dimiliki. (Keliat, 2006)(Keliat, 2006) Dalam penyusunan asuhan keperawatan melalui tahapan yaitu pengkajian, Dalam penyusunan asuhan keperawatan melalui tahapan yaitu pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
perencanaan, implementasi dan evaluasi. 1.7.1 Pengkajian
1.7.1 Pengkajian
Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan. Pengumpulan data Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan. Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu penentuan status kesehatan klien dan yang akurat dan sistematis akan membantu penentuan status kesehatan klien dan pola
pola pertahanan pertahanan klien klien mengidentifikasi mengidentifikasi kekuatan kekuatan dan dan kebutuhan kebutuhan klien klien sertaserta merumuskan diagnosis keperawatan. (Keliat, 2006)
merumuskan diagnosis keperawatan. (Keliat, 2006) I.
I. Pengumpulan Pengumpulan DataData 1)
1) Identitas Identitas KlienKlien
Data yang perlu dikaji dalam identitas klien terdiri dari nama, umur, jenis Data yang perlu dikaji dalam identitas klien terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, suku bangsa, pekerjaan, status perkawinan, nomor kelamin, pendidikan, agama, suku bangsa, pekerjaan, status perkawinan, nomor rekam medik, ruangan, tanggal masuk dan tanggal dikaji, diagnosis medik dan rekam medik, ruangan, tanggal masuk dan tanggal dikaji, diagnosis medik dan alamat serta identitas penanggung jawab.(Keliat, 2006)
alamat serta identitas penanggung jawab.(Keliat, 2006) 2)
2) Alasan Alasan MasukMasuk
Kaji dan tanyakan pada klien dan keluarga, apakah yang menyebabkan Kaji dan tanyakan pada klien dan keluarga, apakah yang menyebabkan klien dibawa ke RSJ, upaya apa yang sudah dilakukan oleh keluarga untuk klien dibawa ke RSJ, upaya apa yang sudah dilakukan oleh keluarga untuk mengatasi masalah perilaku kekerasan dan bagaimana hasilnya. (Keliat, 2006) mengatasi masalah perilaku kekerasan dan bagaimana hasilnya. (Keliat, 2006)
3)
3) Faktor Faktor PredisposisiPredisposisi
Tanyakan pada klien/keluarga, apakah klien pernah mengalami gangguan Tanyakan pada klien/keluarga, apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa
jiwa sebelumnya, sebelumnya, jika jika pernah pernah tanyakan tanyakan apakah apakah pengobatan pengobatan yang yang telah telah diberikandiberikan berhasil
berhasil sehingga sehingga klien klien dapat dapat beradaptasi beradaptasi di di masyarakat masyarakat tanpa tanpa gejala-gejalagejala-gejala gangguan jiwa, tanyakan pada klien apakah klien pernah melakukan dan atau gangguan jiwa, tanyakan pada klien apakah klien pernah melakukan dan atau mengalami dan atau menyaksikan penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari mengalami dan atau menyaksikan penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal, tanyakan pula lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal, tanyakan pula kepada klien/keluarga apakah ada anggota kluarga yang lain yang mengalami kepada klien/keluarga apakah ada anggota kluarga yang lain yang mengalami gangguan jiwa jika ada tanyakan bagaimana hubungan klien dengan anggota gangguan jiwa jika ada tanyakan bagaimana hubungan klien dengan anggota keluarga tersebut serta tanyakan tentang pengalaman yang tidak menyenangkan keluarga tersebut serta tanyakan tentang pengalaman yang tidak menyenangkan (kegagalan, kehilangan /perpisahan / kematian, trauma selama tumbuh kembang) (kegagalan, kehilangan /perpisahan / kematian, trauma selama tumbuh kembang) yang pernah dialami klien pada masa lalu. (Keliat,
yang pernah dialami klien pada masa lalu. (Keliat, 2006)2006) 4)
4) Faktor Faktor PresipitasiPresipitasi
Yaitu stimulus yang diekspresikan oleh individu sebagai suatu tantangan, Yaitu stimulus yang diekspresikan oleh individu sebagai suatu tantangan, ancaman, tuntutan yang memerlukan energi ekstr
ancaman, tuntutan yang memerlukan energi ekstra yang digunakan untuk koping.a yang digunakan untuk koping. 5)
5) Pengkajian Pengkajian FisikFisik
Pengkajian fisik difokuskan pada sistem dan fungsi organ, observasi Pengkajian fisik difokuskan pada sistem dan fungsi organ, observasi tanda-tanda vital, tinggi dan berat badan, apakah ada penurunan atau kenaikan berat tanda vital, tinggi dan berat badan, apakah ada penurunan atau kenaikan berat badan, dan
badan, dan kaji kaji lebih lanjut lebih lanjut tentang system tentang system dan fungsi dan fungsi organ serta organ serta jelaskan sjelaskan sesuaiesuai dengan keluhan yang ada (Keliat, 2006). Klien dengan perilaku kekerasan bisanya dengan keluhan yang ada (Keliat, 2006). Klien dengan perilaku kekerasan bisanya terlihat gelisah, amuk atau kemarahan disertai peningkatan tanda-tanda vital.
terlihat gelisah, amuk atau kemarahan disertai peningkatan tanda-tanda vital. 6) Psikososial
6) Psikososial a. Genogram a. Genogram
Genogram minimal 3 generasi yang dapat menggambarkan hubungan klien Genogram minimal 3 generasi yang dapat menggambarkan hubungan klien dan keluarga, pola komunikasi dalam keluarga, pengambilan keputusan dan pola dan keluarga, pola komunikasi dalam keluarga, pengambilan keputusan dan pola asuh (Keliat, 2006).
asuh (Keliat, 2006). b.
b. Konsep diriKonsep diri (1)
(1) Citra tubuh: tanyCitra tubuh: tanyakan pada akan pada klien mengenai pklien mengenai persepsi klien terhadapersepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai dan tidak disukainya. (Keliat,
(2)
(2) Identitas Identitas diri: diri: tanyakan tanyakan pada pada klien klien mengenai mengenai status dan status dan posisi klien posisi klien sebelumsebelum dirawat, kepuasan terhadap status dan posisinya, serta kepuasan sebagai dirawat, kepuasan terhadap status dan posisinya, serta kepuasan sebagai laki-laki atau perempuan. (Keliat, 2006)
laki-laki atau perempuan. (Keliat, 2006) (3)
(3) Peran: tanyakan mengenai tugPeran: tanyakan mengenai tugas dan peran yang as dan peran yang diemban dalamdiemban dalam keluarga/masyarakat serta kemampuannya dalam melaksanakan tugas keluarga/masyarakat serta kemampuannya dalam melaksanakan tugas tersebut. (Keliat, 2006)
tersebut. (Keliat, 2006) (4)
(4) Ideal diri: tanyakan Ideal diri: tanyakan tentang harapan terhadap tentang harapan terhadap tubuh, posisi, status,tubuh, posisi, status, tugas/peran:
tugas/peran: harapan harapan terhadap terhadap lingkungannya lingkungannya dan dan harapan harapan terhadapterhadap penyakitnya. (Keliat, 2007)
penyakitnya. (Keliat, 2007) (5)
(5) Harga dHarga diri: tanyakan iri: tanyakan hubungan hubungan klien dengklien dengan orang an orang lain sesuai lain sesuai dengan ndengan noo 1,2,3,4 serta penilaian/penghargaan orang lain terhadap diri dan 1,2,3,4 serta penilaian/penghargaan orang lain terhadap diri dan kehidupannya. (Keliat, 2006)
kehidupannya. (Keliat, 2006) c.
c. Hubungan Hubungan sosialsosial
Orang terdekat dalam kehidupan klien, tempat mengadu, tempat bicara, Orang terdekat dalam kehidupan klien, tempat mengadu, tempat bicara, minta bantuan atau sokongan. Kelompok apa saja yang diikuti klien dalam minta bantuan atau sokongan. Kelompok apa saja yang diikuti klien dalam masyarakat. Sejauh mana klien terlibat dalam kelompok di masyarakat. (Keliat, masyarakat. Sejauh mana klien terlibat dalam kelompok di masyarakat. (Keliat, 2006)
2006)
d. Spiritual d. Spiritual (1)
(1) Nilai Nilai keyakinan: keyakinan: pandangan pandangan dan dan keyakinan, keyakinan, terhadap terhadap gangguan gangguan jiwa jiwa sesuaisesuai dengan norma budaya dan agama yang dianut, pandangan masyarakat dengan norma budaya dan agama yang dianut, pandangan masyarakat setempat tentang gangguan jiwa.
setempat tentang gangguan jiwa. (2)
(2) Kegiatan Kegiatan ibadah ibadah : keg: kegiatan ibadah iatan ibadah di rudi rumah mah secara individsecara individu du dan an kelompok.kelompok. Pendapat klien/keluarga tentang gangguan jiwa. (Keliat, 2006)
Pendapat klien/keluarga tentang gangguan jiwa. (Keliat, 2006) e.
e. Status Status MentalMental (1)
(1) Penampilan: Penampilan: observasi penobservasi penampilan dampilan dari ujung ari ujung rambut sampai rambut sampai ujung ujung kaki,kaki, apakah penampilan rapi, penggunaan baju sesuai atau tidak serta cara apakah penampilan rapi, penggunaan baju sesuai atau tidak serta cara berpakaian sesuai atau tidak. (Keliat, 2006)
berpakaian sesuai atau tidak. (Keliat, 2006) (2)
(2) Pembicaraan: amati pembicaraan klien Pembicaraan: amati pembicaraan klien apakah cepat, keras, apakah cepat, keras, gagap,gagap, membisu, apatis dan atau lambat (Keliat, 2006). Pada umumnya klien membisu, apatis dan atau lambat (Keliat, 2006). Pada umumnya klien dengan perilaku kekerasan pembicaraannya cepat, keras, mendominasi dengan perilaku kekerasan pembicaraannya cepat, keras, mendominasi pembicaraan, berkata-kata dengan ancaman, pembicaran kacau.
(3)
(3) Aktivitas Aktivitas motorik motorik : : kaji kaji melalui melalui observasi observasi dan dan wawancara wawancara terhadap terhadap keluargakeluarga mengenai ekspresi lesu, tegang, gelisah, agitasi (gerakan motorik yang mengenai ekspresi lesu, tegang, gelisah, agitasi (gerakan motorik yang menunjukan kegelisahan), tik (gerakan-gerakan kecil pada otot muka yang menunjukan kegelisahan), tik (gerakan-gerakan kecil pada otot muka yang tidak terkontrol), grimasen (gerakan otot-otot muka yang berubah-ubah dan tidak terkontrol), grimasen (gerakan otot-otot muka yang berubah-ubah dan tidak terkontrol), tremor, konfulsif (kegiatan yang dilakukan berulang-ulang) tidak terkontrol), tremor, konfulsif (kegiatan yang dilakukan berulang-ulang) (Keliat, 2006). Klien dengan perilaku kekerasan mengalami agitasi, (Keliat, 2006). Klien dengan perilaku kekerasan mengalami agitasi, peningkatan kegiatan motorik, mo
peningkatan kegiatan motorik, mondar mandir dan gelisah.ndar mandir dan gelisah. (4)
(4) Alam pAlam perasaan: observasi erasaan: observasi keadaan keadaan sedih, putus sedih, putus asa, gembira asa, gembira berlebih,berlebih, ketakutan dan khawatir (Keliat, 2006). Pada klien dengan perilaku kekerasan ketakutan dan khawatir (Keliat, 2006). Pada klien dengan perilaku kekerasan akibat skizofrenia paranoid biasanya gembira, sedih berlebihan tidak sesuai akibat skizofrenia paranoid biasanya gembira, sedih berlebihan tidak sesuai dengan situasi saat ini, alam perasaan tidak sejalan dengan perilaku, ekpresi dengan situasi saat ini, alam perasaan tidak sejalan dengan perilaku, ekpresi raut muka terlihat marah.
raut muka terlihat marah. (5)
(5) Afek: Afek: observasi keadobservasi keadaan afek aan afek apakah apakah datar, tumpdatar, tumpul, ul, labil, labil, serta tidak serta tidak sesuaisesuai (Keliat, 2006). Klien dengan perilaku kekerasan emosi labil dan cepat (Keliat, 2006). Klien dengan perilaku kekerasan emosi labil dan cepat berubah-ubah.
berubah-ubah. (6)
(6) Interaksi Interaksi selama wselama wawancara awancara meliputi: meliputi: Bermusuhan Bermusuhan atau atau tidak tidak koperatif koperatif atauatau mudah tersinggung, kontak mata kurang depensif dan curiga (Keliat, 2006). mudah tersinggung, kontak mata kurang depensif dan curiga (Keliat, 2006). Pada saat berinteraksi dengan klien dengan perilaku kekerasan akibat Pada saat berinteraksi dengan klien dengan perilaku kekerasan akibat skizofrenia paranoid kemungkinan sifat bermusuhan dan curiga akan skizofrenia paranoid kemungkinan sifat bermusuhan dan curiga akan muncul, klien mudah tersinggung, mendominasi pembicaraan, berusaha muncul, klien mudah tersinggung, mendominasi pembicaraan, berusaha mempertahankan pendapat, mudah curiga terhadap orang lain yang mencoba mempertahankan pendapat, mudah curiga terhadap orang lain yang mencoba mendekatinya dan tidak mudah percaya terhadap orang lain.
mendekatinya dan tidak mudah percaya terhadap orang lain. (7)
(7) Persepsi Persepsi : : kaji kaji apakah apakah klien klien mengalami mengalami halusinasi, jika halusinasi, jika iya iya kaji kaji isi hisi halusinasi,alusinasi, frekuensi gejala yang tampak pada saat klien berhalusinasi, dan perasaan frekuensi gejala yang tampak pada saat klien berhalusinasi, dan perasaan klien terhadap halusinasinya (Keliat, 2006). Perilaku kekerasan dapat klien terhadap halusinasinya (Keliat, 2006). Perilaku kekerasan dapat disebabkan oleh adanya halusinasi pendengaran
disebabkan oleh adanya halusinasi pendengaran.. (8)
(8) Proses pikir Proses pikir : kaji : kaji apakah terdapat apakah terdapat adanya adanya sirkumtansial (pembicaraansirkumtansial (pembicaraan berbeli-belit
berbeli-belit tetapi tetapi sampai sampai pada pada tujuan), tujuan), tangensial tangensial (pembicaraan (pembicaraan berbeli- berbeli- belit
belit dan tdan tidak sampai idak sampai pada pada tujuan), kehilangan tujuan), kehilangan asosiasi asosiasi (pembicaraan (pembicaraan yangyang tidak memiliki hubungan antar satu kalimat dengan kalimat lainnya),
tidak memiliki hubungan antar satu kalimat dengan kalimat lainnya), flight flight of ideas
ada hubungan yang tidak logis),
ada hubungan yang tidak logis), blockingblocking (pembicaraan terhenti tiba-tiba(pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa adanya gangguan ekternal, perseverasi (pembicaraan yang tanpa adanya gangguan ekternal, perseverasi (pembicaraan yang diulang-ulang) (Keliat, 2006). Klien dengan perilaku kekerasan pada saat berbicara ulang) (Keliat, 2006). Klien dengan perilaku kekerasan pada saat berbicara diulang berkali-kali dan tidak dimengerti, berbicara terus menerus dan tidak diulang berkali-kali dan tidak dimengerti, berbicara terus menerus dan tidak mampu menyusun pikiran dan idenya.
mampu menyusun pikiran dan idenya. (9)
(9) Isi Isi pikir: kaji pikir: kaji dari data dari data hasil wawancara hasil wawancara apakah apakah terdapat obterdapat obsesi (pemikiransesi (pemikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha untuk menghilangkannya); yang selalu muncul walaupun klien berusaha untuk menghilangkannya); Fobia (ketakutan yang patologis/ tidak logis terhadap objek/situasi tertentu); Fobia (ketakutan yang patologis/ tidak logis terhadap objek/situasi tertentu); Hipokondria (keyakinan terhadap adanya gangguan pada organ dalam tubuh Hipokondria (keyakinan terhadap adanya gangguan pada organ dalam tubuh yang sebenarnya tidak ada); Depersonalisasi (perasaan klien yang asing yang sebenarnya tidak ada); Depersonalisasi (perasaan klien yang asing terhadap diri sendiri, orang, atau lingkungannya); Ide yang terkait terhadap diri sendiri, orang, atau lingkungannya); Ide yang terkait (keyakinan klien terhadap kejadian yang terjadi di lingkungan, bermakna, (keyakinan klien terhadap kejadian yang terjadi di lingkungan, bermakna, dan terkait pada dirinya); Pikiran magis (keyakinan klien tentang dan terkait pada dirinya); Pikiran magis (keyakinan klien tentang kemampuannya melakukan hal-hal yang mustahil / diluar kemampuannya); kemampuannya melakukan hal-hal yang mustahil / diluar kemampuannya); (Keliat, 2006). Klien dengan perilaku kekerasan akibat skizofrenia paranoid (Keliat, 2006). Klien dengan perilaku kekerasan akibat skizofrenia paranoid biasanya
biasanya mengalami mengalami waham waham curiga, curiga, obsesi obsesi dan dan pikiran pikiran magis. magis. WahamWaham (keyakinan yang berlebih dan tidak sesuai dengan kenyataannya, baik (keyakinan yang berlebih dan tidak sesuai dengan kenyataannya, baik waham agama, somatik, kebesaran, curiga, nihilistik).
waham agama, somatik, kebesaran, curiga, nihilistik).
(10) Tingkat kesadaran: pengkajian dapat dilakukan melalui wawancara dan (10) Tingkat kesadaran: pengkajian dapat dilakukan melalui wawancara dan observasi, yaitu tentang keadaan bingung dan sedasi (melayang-layang observasi, yaitu tentang keadaan bingung dan sedasi (melayang-layang antara sadar dan tidak); stupor (gangguan motorik, seperti kekakuan, antara sadar dan tidak); stupor (gangguan motorik, seperti kekakuan, gerakan yang diulang-ulang sikap canggung) dilakukan melalui observasi ; gerakan yang diulang-ulang sikap canggung) dilakukan melalui observasi ; dan orientasi waktu, orang dan tempat didapat melalui wawancara (Keliat, dan orientasi waktu, orang dan tempat didapat melalui wawancara (Keliat, 2006).
2006).
(11) Memori: kaji apakah terjadi gangguan pada daya ingat jangka panjang, (11) Memori: kaji apakah terjadi gangguan pada daya ingat jangka panjang,
jangka
jangka pendek, pendek, daya daya ingat ingat saat saat ini, ini, konfabulasi konfabulasi (cerita (cerita atau atau pembicaraanpembicaraan yang tidak benar untuk menutupi gangguan daya ingatnya) (Keliat, 2006). yang tidak benar untuk menutupi gangguan daya ingatnya) (Keliat, 2006). Kemungkinan akibat perilaku kekerasan yang dialami mengalami gangguan Kemungkinan akibat perilaku kekerasan yang dialami mengalami gangguan memori daya ingat jangka panjang, pendek maupun saat ini.
memori daya ingat jangka panjang, pendek maupun saat ini. (12)
(12) Kemampuan penilaian: kaji apakKemampuan penilaian: kaji apakah terjadi gangguan ah terjadi gangguan kemampuan penilaiankemampuan penilaian ringan (dapat mengambil keputusan yang sederhana dengan bantuan orang ringan (dapat mengambil keputusan yang sederhana dengan bantuan orang
lain), atau terjadi gangguan kemampuan penilaian bermakna (tidak dapat lain), atau terjadi gangguan kemampuan penilaian bermakna (tidak dapat mengambil keputusan yang sederhana walaupun dengan bantuan orang lain) mengambil keputusan yang sederhana walaupun dengan bantuan orang lain) (Keliat, 2006).
(Keliat, 2006). (13)
(13) Tingkat konTingkat konsentrasi dan berhitung: kaji sentrasi dan berhitung: kaji mengenai konsentrasi, perhatian dmengenai konsentrasi, perhatian danan kemampuan dalam berhitung (Keliat, 2006).
kemampuan dalam berhitung (Keliat, 2006). (14)
(14) Daya tilik diri: kaji apakah Daya tilik diri: kaji apakah klien mengingkari penyklien mengingkari penyakit yang diderita akit yang diderita dengandengan adanya perilaku mengkritik diri sendiri dan/atau orang lain (Keliat, 2006). adanya perilaku mengkritik diri sendiri dan/atau orang lain (Keliat, 2006). Klien dengan perilaku kekerasan berpandangan mengingkari penyakit.
Klien dengan perilaku kekerasan berpandangan mengingkari penyakit. f.
f. Kebutuhan Kebutuhan Persiapan Persiapan PulangPulang (1)
(1) Makan Makan : : observasi observasi dan dan tanyakan tanyakan tentang: frekuensi, tentang: frekuensi, jumlah, jumlah, variasi, variasi, macammacam (suka/tidak suka/pantang) dan cara makan; serta observasi kemampuan klien (suka/tidak suka/pantang) dan cara makan; serta observasi kemampuan klien dalam menyiapkan dan membersihkan alat makan.
dalam menyiapkan dan membersihkan alat makan. (2)
(2) Defekasi/berkemi: observasi kemampuan Defekasi/berkemi: observasi kemampuan klien untuk klien untuk pergi ke WC,pergi ke WC, menggunakannya, membersihkannya; serta kemampuan dalam menggunakannya, membersihkannya; serta kemampuan dalam membersihkan diri dan merapihkan pakaian.
membersihkan diri dan merapihkan pakaian. (3)
(3) Mandi: oMandi: observasi dan bservasi dan tanyakan tanyakan tentang frekutentang frekuensi, cara ensi, cara mandi, menymandi, menyikatikat gigi, cuci rambut, gunting kuku, cukur (kumis, rambut, dan jenggot); gigi, cuci rambut, gunting kuku, cukur (kumis, rambut, dan jenggot); observasi kebersihan tubuh dan bau badan.
observasi kebersihan tubuh dan bau badan. (4)
(4) Berpakaian: Berpakaian: observasi kobservasi kemampuan emampuan klien klien untuk untuk mengambil, mengambil, memilih, memilih, dandan mengenakan pakaian serta alas kaki; observasi penampilan dandanan klien; mengenakan pakaian serta alas kaki; observasi penampilan dandanan klien; tanyakan dan observasi frekuensi ganti pakaian.
tanyakan dan observasi frekuensi ganti pakaian. (5)
(5) Istirahat dan Istirahat dan tidur: observasi tidur: observasi dan dan tanyakan tentang tanyakan tentang lama dan lama dan waktu tiduwaktu tidurr siang dan malam; persiapan sebelum tidur; aktivitas sesudah tidur.
siang dan malam; persiapan sebelum tidur; aktivitas sesudah tidur. (6)
(6) Penggunaan Penggunaan Obat: observasi dan Obat: observasi dan tanyakan tentang tanyakan tentang penggunaan openggunaan obatbat (frekuensi, jenis, dosis, waktu dan cara pemberian); reaksi obat.
(frekuensi, jenis, dosis, waktu dan cara pemberian); reaksi obat. (7)
(7) Pemeliharaan kesehatan: Pemeliharaan kesehatan: tanyakan tanyakan pada klien pada klien dan kdan keluarga tentang eluarga tentang apa,apa, bagaimana,
bagaimana, kapan, kapan, dan dan tempat tempat perawatan perawatan lanjutan; lanjutan; siapa siapa sistem sistem pendukungpendukung yang dimiliki.
yang dimiliki. (8)
(8) Aktivitas Aktivitas di di dalam dalam rumah: rumah: tanyakan tanyakan kemampuan kemampuan klien klien dalam dalam merencanakan,merencanakan, mengolah, dan menyajikan makanan; merapihkan rumah; mencuci pakaian; mengolah, dan menyajikan makanan; merapihkan rumah; mencuci pakaian; mengatur kebutuhan sehari-hari.
(9)
(9) Aktivitas Aktivitas di di luar luar rumah: rumah: tanyakan tanyakan kemampuan kemampuan klien klien berbelanja berbelanja untukuntuk keperluan sehari-hari; melakukan perjalanan mandiri (berjalan kaki, keperluan sehari-hari; melakukan perjalanan mandiri (berjalan kaki, menggunakan kendaraan pribadi dan umum); aktivitas lain yang dilakukan menggunakan kendaraan pribadi dan umum); aktivitas lain yang dilakukan di luar rumah (Keliat, 2006)
di luar rumah (Keliat, 2006) g.
g. Mekanisme Mekanisme kopingkoping
Data didapatkan dari melalui wawancara pada klien atau keluarga tentang Data didapatkan dari melalui wawancara pada klien atau keluarga tentang koping yang biasa digunakan baik adaptif maupun mal
koping yang biasa digunakan baik adaptif maupun mal adaptif.adaptif. h.
h. Masalah Masalah psikososial psikososial dan dan lingkunganlingkungan
Masalah psikososial dan lingkungan didapatkan melalui wawancara dengan Masalah psikososial dan lingkungan didapatkan melalui wawancara dengan klien atau keluarga tentang masalah-masalah berhubungan dengan dukungan klien atau keluarga tentang masalah-masalah berhubungan dengan dukungan kelompok lingkungan pendidikan pekerjaan, perumahan ekonomi pelayanan kelompok lingkungan pendidikan pekerjaan, perumahan ekonomi pelayanan kesehatan dan lain-lain.
kesehatan dan lain-lain. i. Pengetahuan i. Pengetahuan
Pengetahuan didapat dari hasil tanya jawab dengan klien atau keluarga Pengetahuan didapat dari hasil tanya jawab dengan klien atau keluarga tentang penyakit jiwa, faktor predisposisi, faktor presipitasi, penggunaan tentang penyakit jiwa, faktor predisposisi, faktor presipitasi, penggunaan obat-obatan penyakit fisik, mekanisme koping dan lain-lain (Keliat, 2006 : 85)
obatan penyakit fisik, mekanisme koping dan lain-lain (Keliat, 2006 : 85) j.
j. Daftar masalah keperawatanDaftar masalah keperawatan
Daftar masalah keperawatan ditulis sesuai dengan masalah yang ditemukan Daftar masalah keperawatan ditulis sesuai dengan masalah yang ditemukan pada
pada saat saat melakukan melakukan pengkajian pengkajian baik baik data data subjektif subjektif maupun maupun objektif.objektif. AdapunAdapun masalah
masalah keperawatan yang keperawatan yang mungkin mungkin muncul antara muncul antara lain:lain: (1)
(1) Resiko Resiko Mencederai Mencederai : : diri, diri, orang orang lain lain / / lingkunganlingkungan.. (2)
(2) Perilaku Perilaku kekerasankekerasan
(Kumpulan Materi Keperawatan Jiwa RSJ Provinsi Jawa Barat, 2010). (Kumpulan Materi Keperawatan Jiwa RSJ Provinsi Jawa Barat, 2010). II.
II. Analisa Analisa DataData
Dari data yang telah dikumpulkan kemudian dikelompokan menjadi dua Dari data yang telah dikumpulkan kemudian dikelompokan menjadi dua macam yaitu data objektif yang ditemukan secara nyata (data ini didapat melalui macam yaitu data objektif yang ditemukan secara nyata (data ini didapat melalui observasi dan periksaan secara langhsung) dan data subjektif yang disampaikan observasi dan periksaan secara langhsung) dan data subjektif yang disampaikan secara lisan oleh klien dan keluarganya (data ini didapat dari wawancara perawat secara lisan oleh klien dan keluarganya (data ini didapat dari wawancara perawat kepada klien dan keluarga). Perawat dapat menyimpulkan kebutuhan atau masalah kepada klien dan keluarga). Perawat dapat menyimpulkan kebutuhan atau masalah klien dari kelompok data yang di
a.
a. Tidak Tidak ada ada masalah tetapi masalah tetapi ada ada kebutuhan, kebutuhan, klien hklien hanya anya memerlukanmemerlukan pemeliharaan
pemeliharaan kesehatan kesehatan dan dan memerlukan memerlukan follow follow up up secara secara periodik karperiodik karenaena tidak ada masalah serta klien telah mempunyai pengetahuan untuk antisipasi tidak ada masalah serta klien telah mempunyai pengetahuan untuk antisipasi masalah.
masalah. b.
b. Klien Klien memerlukan memerlukan peningkatan peningkatan kesehatan kesehatan berupa berupa upayaupaya preventif preventif dandan promotif sebagai program antisipasi terhadap masalah.
promotif sebagai program antisipasi terhadap masalah. c.
c. Ada Ada masalah masalah dengan dengan kemungkinan kemungkinan resiko resiko terjadi terjadi masalah masalah karena karena sudah sudah adaada faktor
faktor yang yang dapat dapat menimbulkan menimbulkan masalah masalah atau atau aktual, aktual, terjadi masalahterjadi masalah disertai data pendukung (Keliat, 2006 : 4).
disertai data pendukung (Keliat, 2006 : 4). 1.7.2 Diagnosa
1.7.2 Diagnosa KeperawatanKeperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia (Status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau manusia (Status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan kelompok dimana perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan menurunkan, memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah, dan merubah (Nursalam, 2001).
membatasi, mencegah, dan merubah (Nursalam, 2001).
Diagnosa keperawatan adalah suatu pertimbangan klinis tentang respon Diagnosa keperawatan adalah suatu pertimbangan klinis tentang respon individu, keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan / proses kehidupan individu, keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan / proses kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar bagi yang aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar bagi pemilihan
pemilihan intervensi intervensi keperawatan keperawatan untuk untuk mencapai mencapai hasil hasil yang yang menjadi menjadi tanggungtanggung gugat perawat (Doenges, 2007).
gugat perawat (Doenges, 2007).
Diagnosa keperawatan ditetapkan melalui tahapan: Diagnosa keperawatan ditetapkan melalui tahapan: 1)
1) Analisa data yang ditemukan baik data subjektif maupun data objektif Analisa data yang ditemukan baik data subjektif maupun data objektif 2)
2) Tetapkan rumusan diagnosis dalam bentuk rumusan diagnosis Tetapkan rumusan diagnosis dalam bentuk rumusan diagnosis tunggaltunggal
Diagnosis keperawatan dirumuskan dalam bentuk rumusan tunggal. Diagnosis keperawatan dirumuskan dalam bentuk rumusan tunggal. Rumusannya adalah rumusan “problem”, etiologi dari diagnosa tidak perlu Rumusannya adalah rumusan “problem”, etiologi dari diagnosa tidak perlu dicantumkan tetapi cukup dimengerti dan dipahami. Rumusan diagnosa ditunjang dicantumkan tetapi cukup dimengerti dan dipahami. Rumusan diagnosa ditunjang oleh semua data mayor dan satu atau lebih data minor. Adapun data yang oleh semua data mayor dan satu atau lebih data minor. Adapun data yang diperoleh sesuai dengan diagnosanya, antara lain:
Tabel 1.1 Tabel 1.1 Diagnosa keperawatan pada klien
Diagnosa keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasandengan perilaku kekerasan No
No DiagnosaDiagnosa Keperawatan
Keperawatan Deskripsi Deskripsi Data Data Mayor Mayor Data Data MinorMinor 1 Perilaku 1 Perilaku kekerasan kekerasan Kemarahan Kemarahan yang yang diekspresikan diekspresikan secara secara berlebihan berlebihan dandan
tidak tidak terkendali baik terkendali baik secara verbal secara verbal maupun maupun tindakan tindakan dengan dengan mencederai mencederai orang lain dan orang lain dan atau merusak atau merusak lingkungan lingkungan Subjektif : Subjektif : a. a.MengancamMengancam b. b.MengumpatMengumpat c.
c.Bicara Bicara keraskeras dan kasar. dan kasar. Objektif : Objektif : a. a.AgitasiAgitasi b. b.MeninjuMeninju c. c.MembantingMembanting d. d.MelemparMelempar Subjektif : Subjektif : a.
a.mengatakan adamengatakan ada yang mengejek, yang mengejek, mengancam mengancam b. b.mendengarmendengar suara yang suara yang menjelekkan menjelekkan c.
c.merasa merasa orangorang lain mengancam lain mengancam dirinya. dirinya. Objektif : Objektif : a.
a.menjauh menjauh daridari orang lain
orang lain b.
b.katatoniakatatonia
Menurut buku Satuan Asuhan Keperawatan Jiwa oleh RSJ Cimahi tahun Menurut buku Satuan Asuhan Keperawatan Jiwa oleh RSJ Cimahi tahun 2007 sesuai dengan Musyawarah Nasional menerangkan bahwa, diagnosa 2007 sesuai dengan Musyawarah Nasional menerangkan bahwa, diagnosa keperawatan terdiri dari satu komponen yaitu P (problem) saja (sin
keperawatan terdiri dari satu komponen yaitu P (problem) saja (sin gle diagnosis).gle diagnosis). (Workshop : Standar Proses Keperawatan Jiwa, 2007).
(Workshop : Standar Proses Keperawatan Jiwa, 2007).
Dari masalah perilaku kekerasan dapat ditemukan diagnosa keperawatan Dari masalah perilaku kekerasan dapat ditemukan diagnosa keperawatan sebagai berikut:
sebagai berikut: a.
a. Perilaku kekerasanPerilaku kekerasan b.
b. Isolasi sosialIsolasi sosial c.
c. Gangguan persepsi sensori halusinasiGangguan persepsi sensori halusinasi d.
1.7.3 Perencanaan 1.7.3 Perencanaan
Rencana tindakan adalah desain spesifik intervensi untuk membantu klien Rencana tindakan adalah desain spesifik intervensi untuk membantu klien dalam mencapai kriteria hasil. Rencana tindakan dilaksanakan berdasarkan dalam mencapai kriteria hasil. Rencana tindakan dilaksanakan berdasarkan komponen penyebab dari diagnosa keperawatan (Nursalam, 2001 :
komponen penyebab dari diagnosa keperawatan (Nursalam, 2001 : 57)57)
Rencana tindakan keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dapat Rencana tindakan keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dapat mencapai tiap tujuan. Rencana tindakan keperawatan disesuaikan standar asuhan mencapai tiap tujuan. Rencana tindakan keperawatan disesuaikan standar asuhan keperawatan jiwa. Dalam membuat suatu perencanaan harus sesuai dengan keperawatan jiwa. Dalam membuat suatu perencanaan harus sesuai dengan keadaan agar mendukung terlaksananya rencana asuhan keperawatan meliputi keadaan agar mendukung terlaksananya rencana asuhan keperawatan meliputi tujuan, tindakan keperawatan dan evaluasi, adapun tujuannya adalah sebagai tujuan, tindakan keperawatan dan evaluasi, adapun tujuannya adalah sebagai berikut :
berikut : a)
a) Klien mampu berorientasi kepada realitas secara bertahapKlien mampu berorientasi kepada realitas secara bertahap b)
b) Klien mampu berinteraksi dengan orang lain Klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungandan lingkungan c)
c) Klien mampu minum obat dengan prinsip 5 benarKlien mampu minum obat dengan prinsip 5 benar
Tujuan
Tujuan Kriteria Kriteria Evaluasi Evaluasi IntervensiIntervensi Pasien mampu : Pasien mampu : -- Mengidentifikasi Mengidentifikasi penyebab dan penyebab dan tanda perilaku tanda perilaku kekerasan kekerasan -- MenyebutkanMenyebutkan jenis perila jenis perilakuku kekerasan yang kekerasan yang pernah pernah dilakukan dilakukan -- MenyebutkanMenyebutkan akibat dari akibat dari perilaku perilaku kekerasan yang kekerasan yang dilakukan dilakukan -- MenyebutkanMenyebutkan cara cara mengontrol mengontrol perilaku perilaku kekerasan kekerasan -- MengontrolMengontrol perilaku perilaku kekerasannya kekerasannya dengan cara : dengan cara : -- FisikFisik -- Sosial Sosial // Setelah ….x Setelah ….x pertemuan, pasien pertemuan, pasien mampu : mampu : -- MenyebutkanMenyebutkan penyebab, penyebab, tanda, gejala tanda, gejala dan akibat dan akibat perilaku perilaku kekerasan kekerasan -- MemperagakanMemperagakan cara fisik 1 cara fisik 1 untuk untuk mengontrol mengontrol perilaku perilaku kekerasan kekerasan SP I SP I
-- Identifikasi penyebabIdentifikasi penyebab, , tanda tanda dandan gejala serta akibat perilaku
gejala serta akibat perilaku kekerasan
kekerasan
-- Latih Latih cara cara fisik fisik 1 1 : : Tarik Tarik nafasnafas dalam
dalam
-- Masukkan Masukkan dalam dalam jadwal jadwal harianharian pasien pasien Setelah ….x Setelah ….x pertemuan, pasien pertemuan, pasien mampu : mampu : -- MenyebutkanMenyebutkan kegiatan yang kegiatan yang sudah sudah dilakukan dilakukan -- MemperagakanMemperagakan cara fisik untuk cara fisik untuk mengontrol mengontrol perilaku perilaku SP 2 SP 2
-- Evaluasi Evaluasi kegiatan kegiatan yang yang lalulalu (SP1)
(SP1)
-- Latih Latih cara cara fisik fisik 2 2 : : Pukul Pukul kasur kasur // bantal
bantal
-- Masukkan Masukkan dalam dalam jadwal jadwal harianharian pasien
verbal verbal -- SpiritualSpiritual -- TerapiTerapi psikofarmak psikofarmak a (patah a (patah obat) obat) kekerasan kekerasan Setelah ….x Setelah ….x pertemuan pasien pertemuan pasien mampu : mampu : -- MenyebutkanMenyebutkan kegiatan yang kegiatan yang sudah sudah dilakukan dilakukan -- MemperagakanMemperagakan cara sosial / cara sosial / verbal untuk verbal untuk mengontrol mengontrol perilaku perilaku kekerasan kekerasan SP 3 SP 3
-- Evaluasi Evaluasi kegiatan kegiatan yang yang lalu lalu (SP1(SP1 dan 2)
dan 2)
-- Latih Latih secara secara sosial sosial / / verbalverbal -- Menolak Menolak dengan dengan baikbaik -- Meminta dengan Meminta dengan baikbaik
-- Mengungkapkan Mengungkapkan dengan dengan baikbaik -- Masukkan Masukkan dalam dalam jadwal jadwal harianharian
pasien pasien Setelah ….x Setelah ….x pertemuan, pasien pertemuan, pasien mampu : mampu : -- MenyebutkanMenyebutkan kegiatan yang kegiatan yang sudah sudah dilakukan dilakukan -- MemperagakanMemperagakan cara spiritual cara spiritual SP 4 SP 4
-- Evaluasi Evaluasi kegiatan kegiatan yang yang lalulalu (SP1,2&3)
(SP1,2&3)
-- Latih Latih secara secara spiritual:spiritual: -- BerdoaBerdoa
-- SholatSholat
-- Masukkan Masukkan dalam dalam jadwal jadwal harianharian pasien pasien Setelah ….x Setelah ….x pertemuan pasien pertemuan pasien mampu : mampu : -- MenyebutkanMenyebutkan kegiatan yang kegiatan yang sudah sudah dilakukan dilakukan -- MemperagakanMemperagakan cara patuh obat cara patuh obat
SP 5 SP 5
-- Evaluasi Evaluasi kegiatan kegiatan yang yang lalulalu (SP1,2,3&4)
(SP1,2,3&4) -- Latih Latih patuh patuh obat obat ::
-- Minum Minum obat obat secara secara teraturteratur dengan prinsip 5 B
dengan prinsip 5 B
-- Susun Susun jadwal jadwal minum minum obat obat secarasecara teratur
teratur
-- Masukkan Masukkan dalam dalam jadwal jadwal harianharian pasien
BAB II
BAB II
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
2.1.
2.1. SP 1 KONTROL DENGAN TEKNIK NAFAS DALAMSP 1 KONTROL DENGAN TEKNIK NAFAS DALAM
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PERILAKU KEKERASAN PERILAKU KEKERASAN
Nama Mahasiswa
Nama Mahasiswa ::
Nama Klien / Ruangan
Nama Klien / Ruangan :: No. CM
No. CM ::
Hari/tanggal :
Hari/tanggal :
Pertemuan
Pertemuan Ke/Hari Ke/Hari ke ke :: Fase
Fase : : SP SP II
I.
I. Proses KeperawatanProses Keperawatan A.
A. Kondisi KlienKondisi Klien Data Subjektif: Data Subjektif:
Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jikaKlien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika
sedang kesal atau marah. sedang kesal atau marah.
Klien mengatakan tidak punya temanKlien mengatakan tidak punya teman
Data Objektif Data Objektif
Mata merah, wajah agak merah.Mata merah, wajah agak merah.
Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai. Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.
Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
Merusak dan melempar barang-barang.Merusak dan melempar barang-barang.
B.
B. Diagnosa KeperawatanDiagnosa Keperawatan Perilaku Kekerasan Perilaku Kekerasan
C.
C. Tujuan keperawatanTujuan keperawatan
Terciptanya BHSP dengan pasien.Terciptanya BHSP dengan pasien.
Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan.Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan.
Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernahPasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah
dilakukannya. dilakukannya.
Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannyaPasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya
Pasien Pasien dapat dapat menyebutkan menyebutkan cara cara mencegah/mengontrol mencegah/mengontrol perilakuperilaku
kekerasannya dengan teknik nafas dalam kekerasannya dengan teknik nafas dalam D.
D. Tindakan keperawatanTindakan keperawatan 1)
1) Bina Bina hubungan hubungan saling saling percaya.percaya. 2)
2) Diskusikan Diskusikan bersama bersama pasien pasien penyebab penyebab perilaku perilaku kekerasan kekerasan saat saat ini ini dan dan yangyang lalu.
lalu. 3)
3) Diskusikan Diskusikan perasaan perasaan pasien pasien jika jika terjadi terjadi penyebab penyebab perilaku perilaku kekerasankekerasan 4)
4) Diskusikan Diskusikan bersama bersama pasien pasien perilaku perilaku kekerasan kekerasan yang yang biasa biasa dilakukan dilakukan padapada saat marah.
saat marah. 5)
5) Diskusikan Diskusikan bersama bersama pasien pasien akibat akibat perilakunya.perilakunya. 6)
6) Diskusikan Diskusikan bersama bersama pasien pasien cara cara mengontrol mengontrol perilaku perilaku kekerasan.kekerasan. 7)
7) Latih Latih pasien pasien mengontrol mengontrol perilaku perilaku kekerasan kekerasan secara secara fisik fisik latihan latihan menarikmenarik nafas dalam.
nafas dalam. 8)
8) Masukan Masukan latihan latihan menarik menarik nafas nafas dalam dalam ke ke dalam dalam jadwal jadwal harian.harian.
II.
II. Strategi komunikasi terapeutikStrategi komunikasi terapeutik A.
A. OrientasiOrientasi
Salam terapeutik dan perkenalan diriSalam terapeutik dan perkenalan diri
Selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Fajar. Nama bapak siapa ? Selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Fajar. Nama bapak siapa ?
Membuka pembicaraanMembuka pembicaraan
Bagaimana perasaan bapak sekarang? Apakah tidur semalam nyenyak pak? Bagaimana perasaan bapak sekarang? Apakah tidur semalam nyenyak pak? Kegiatan apa yang sudah bapak lakukan pagi ini?
Kontrak (Waktu, tempat, topik)Kontrak (Waktu, tempat, topik)
Baiklah pada hari ini saya akan membantu bapak untuk menyelesaikan Baiklah pada hari ini saya akan membantu bapak untuk menyelesaikan maslaah bapak, nanti kita akan berbincang-bincang sebentar mengenai maslaah bapak, nanti kita akan berbincang-bincang sebentar mengenai masalah bapak, katanya bapak masih suka merasa kesal ya. Bagaimana masalah bapak, katanya bapak masih suka merasa kesal ya. Bagaimana apakah bapak bersedia? Mau berapa lama kita bincang-bincangnya? apakah bapak bersedia? Mau berapa lama kita bincang-bincangnya? Bagaimana kalau 10 menit pak? bagaimana kalau kita berbincang di depan Bagaimana kalau 10 menit pak? bagaimana kalau kita berbincang di depan ruangan saya ya pak, bagaimana apakah setuju pak?
ruangan saya ya pak, bagaimana apakah setuju pak?
TujuanTujuan
Tujuan kita berbincang-bincang hal ini agar mengetahui tentang perasaan Tujuan kita berbincang-bincang hal ini agar mengetahui tentang perasaan kesal bapak dan berlatih cara mengontrolnya yaitu dengan menarik nafas kesal bapak dan berlatih cara mengontrolnya yaitu dengan menarik nafas dalam.
dalam. B.
B. Fase kerjaFase kerja
“Apa yang menyebabkan bapak marah?, Apakah sebelumnya bapak pernah “Apa yang menyebabkan bapak marah?, Apakah sebelumnya bapak pernah marah? Terus, penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang?. O..iya, marah? Terus, penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang?. O..iya, apakah ada penyebab lain yang membuat bapak
apakah ada penyebab lain yang membuat bapak marah”marah”
“Pada saat penyebab marah itu ada, seperti bapak stress karena pekerjaan “Pada saat penyebab marah itu ada, seperti bapak stress karena pekerjaan atau masalah uang(misalnya ini penyebab marah pasien), apa yang bapak atau masalah uang(misalnya ini penyebab marah pasien), apa yang bapak rasakan?”
rasakan?” (tunggu respons pasien)(tunggu respons pasien)
““Apakah bapak merasakan kesal kemudian dada bapak berdebar-debar, mataApakah bapak merasakan kesal kemudian dada bapak berdebar-debar, mata melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?”
melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?”
“Setelah itu apa yang bapak lakukan? O..iya, jadi bapak marah
“Setelah itu apa yang bapak lakukan? O..iya, jadi bapak marah -marah,-marah, membanting pintu dan memecahkan barang-barang, apakah dengan cara ini membanting pintu dan memecahkan barang-barang, apakah dengan cara ini stress bapak hilang? Iya, tentu tidak. Apa kerugian cara yang bapak stress bapak hilang? Iya, tentu tidak. Apa kerugian cara yang bapak lakukan? Betul, istri jadi takut barang-barang pecah. Menurut bapak adakah lakukan? Betul, istri jadi takut barang-barang pecah. Menurut bapak adakah cara lain yang lebih baik? Maukah bapak belajar cara mengungkapkan cara lain yang lebih baik? Maukah bapak belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa me
kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”nimbulkan kerugian?”
”Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, pak. Salah satunya ”Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, pak. Salah satunya adalahlah dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik disalurkan rasa adalahlah dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik disalurkan rasa marah.”
marah.”
”Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?” ”Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?”