LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
(LKIP)
TAHUN 2019
BALAI HARTA PENINGGALAN JAKARTA
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
BALAI HARTA PENINGGALAN JAKARTA
Jl. Let. MT. Haryono No. 24 Cawang Atas Jakarta Timur Website: www.bhpjakarta.info Email: info@bhpjakarta.info
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta‟ala, karena atas segala rahmat dan hidayah-Nya, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Tahun 2019 Kantor Balai Harta Peninggalan Jakarta ini telah selesai disusun. LKIP ini kami susun sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam pelaksanaan tugas dan fungsi. Melalui LKIP ini berbagai capaian serta kendala yang kami hadapi dalam merealisasikan berbagai program yang diamanatkan dapat terlihat dengan jelas.
Sesuai dinamika perkembangan yang terjadi, LKIP ini disusun berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang baru yaitu Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dimana peraturan tersebut telah menggantikan peraturan yang lama yaitu Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dimana kedua peraturan yang lama tersebut dinyatakan sudah tidak berlaku lagi.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini merupakan deskripsi atas hasil kinerja dari seluruh kebijakan, program, kegiatan yang didasarkan pada visi, misi, tujuan dan sasaran sebagaimana telah ditetapkan, termasuk didalamnya aspek keuangan.
Dengan tersusunnya LKIP Tahun 2019 ini diharapkan dapat menjadi acuan dan menjadi sumber informasi yang akuntabel guna meningkatkan kepercayaan masyarakat atas kinerja pemerintah khususnya di Kantor Balai Harta Peninggalan Jakarta, disisi lain akan terjadi akselerasi dalam hal waktu dan akurasi.
Kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan kontribusi dalam penyelesaian LKIP Tahun 2019 ini, kami sampaikan ucapan terima kasih, dan mohon sumbang saran untuk penyempurnaan penyusunan LKIP tahun anggaran yang akan datang.
Jakarta, Januari 2020. Ketua,
Agustina Setiyawati
IKHTISAR EKSEKUTIF
Salah satu wujud pemerintahan yang bersih yaitu bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Sedangkan wujud pemerintahan yang berwibawa adalah pemerintahan yang akuntabel/bertanggungjawab. Akuntabilitas suatu organisasi/instansi Pemerintah terlihat melalui adanya Laporan Kinerja dan Evaluasi Kinerja yang dilakukan secara periodik (akhir tahun) yang menjelaskan hasil-hasil capaian kinerja. Harapan dari kinerja yang berhasil adalah ketika sasaran/target dan tujuan organisasi dapat dicapai dengan sistem penyelenggaraan negara yang berorientasi pada hasil yaitu dapat dirasakan kemanfaatannya pada masyarakat dan bekerja secara efektif dengan menekan kebocoran dan kesia-siaan dalam pengelolaan kekayaan negara. Pertanggungjawaban suatu instansi pemerintah kepada publik pada prinsipnya merupakan kewajiban untuk menjelaskan kinerja penyelenggaraan pemerintah kepada masyarakat. Pertanggungjawaban ini dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka menuju tata pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance) seperti yang diharapkan oleh seluruh komponen Bangsa Indonesia.
Sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Strategis Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana telah dituangkan dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2016 tentang Perubahan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 7 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Tahun 2015 – 2019 merupakan arah bagi peningkatan kinerja dan fungsi yang dijalankan berdasarkan tugas dan fungsi yang dijalankan serta urusan yang menjadi kewenangannya. Dengan perubahan rencana strategis tersebut, otomatis terdapat perubahan indikator kinerja dan target capaian kinerja yang ditetapkan oleh masing-masing unit eselon I. Penjabaran target kinerja yang ditetapkan dalam rencana strategis kedalam rencana tahunan yang dituangkan dalam rencana kerja dievaluasi melalui penyampaian Laporan Kinerja yang dilakukan setiap tahun.
Dalam rangka mencapai sasaran strategis Kementerian Hukum dan HAM RI tersebut, dimana Balai Harta Peninggalan Jakarta merupakan salah satu bagian dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta, maka Balai Harta Peninggalan Jakarta melaksanakan 1 (satu) program yaitu Program Administrasi Hukum Umum, dengan Sasaran yaitu Terselenggaranya Administrasi Hukum Umum di Wilayah dan Output sebagai berikut:
a) Layanan BHP;
b) Dukungan Pelaksanaan Tugas BHP; c) Layanan Sarana dan Prasarana Internal; d) Layanan Perkantoran.
Dari sasaran tersebut, terdapat indikator-indikator yang akan dicapai antara lain:
Terselenggaranya Layanan Balai Harta Peninggalan;
Terselenggaranya Dukungan Pelaksanaan Tugas BHP;
Terselenggaranya Layanan Sarana dan Prasarana Internal;
Terselenggaranya Layanan Perkantoran BHP.
Sasaran peningkatan kualitas administrasi yang tepat waktu dan akuntabel diukur melalui indikator kinerja. Sasaran terselenggaranya Administrasi Hukum Umum di Wilayah diukur melalui indikator kinerja, antara lain :
a. Terselenggaranya Layanan Balai Harta Peninggalan dari target sebanyak 5 dokumen dapat terealisasi sebanyak 5 dokumen atau terealisasi mencapai 100%;
b. Jumlah Layanan Dukungan Pelaksanaan Tugas BHP target sebanyak 4 dokumen dapat terealisasi sebanyak 3 dokumen atau terealisasi mencapai 75%;
c. Terselenggaranya Layanan Sarana dan Prasarana Internal dari target sebanyak 1 layanan dapat terealisasi sebanyak 1 layanan atau terealisasi mencapai 100%;
d. Terselenggaranya Layanan Perkantoran BHP target sebanyak 1 Layanan dapat terealisasi sebanyak 1 layanan atau terealisasi mencapai 100%.
Secara umum capaian kinerja Balai Harta Peninggalan Jakarta telah tercapai sesuai target sehingga dapat dikatakan kinerja Balai Harta Peninggalan Jakarta sesuai sasaran dan target yang diharapkan. Sedangkan untuk Realisasi Anggaran Balai Harta Peninggalan Jakarta sampai dengan bulan Desember 2019 sebesar Rp. 6.157.621.911,- mencapai rata-rata 96,79% dari total anggaran sebesar Rp
6.361.619.000,-Dari indikator-indikator tersebut, ada indikator kinerja (kegiatan) yang tercapai maksimal dan ada juga yang belum tercapai secara maksimal. Belum tercapainya indikator tersebut secara maksimal disebabkan beberapa hal, antara lain:
1) Belum optimalnya koordinasi dan sinergi dalam melakukan pemantauan, dan evaluasi capaian kinerja tahun sebelumnya untuk dilakukan tindak lanjut yang konkrit dan segera khususnya terkait dengan lembaga/instansi dan organisasi diluar lingkungan Kantor Balai Harta Peninggalan Jakarta dan Unit Eselon II dan Unit Eselon I;
2) Masih terdapat kesenjangan antara kebutuhan organisasi dengan ketersediaan SDM baik dalam bentuk jumlah maupun kualitas dan kapasitas dalam melaksanakan tugas pekerjaan yang dibebankan;
3) Perlu dilakukan pemetaan terhadap kebutuhan sarana dan prasarana yg lebih matang. Untuk itu BHP Jakarta akan melakukan upaya pemberdayaan dan pengelolaan SDM secara efektif yaitu dengan menata pengorganisasian dan penempatan pegawai secara tepat sesuai kebutuhan; dan mengembangkan sistem teknologi informasi untuk menunjang pelaksanaan tugas agar terwujudnya pelayanan prima kepada masyarakat.
Demikian penyampaian laporan akuntabilitas kinerja Balai Harta Peninggalan Jakarta. Kiranya dapat bermanfaat bagi para pihak yang terkait dengan penggunaan informasi dan data yang memuat dalam laporan ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANGDalam rangka terselenggaranya good governance diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan sah sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara diwajibkan untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu perencanaan strategis yang ditetapkan oleh masing-masing instansi. Pertanggungjawaban dimaksud berupa laporan yang disampaikan kepada atasan masing-masing, lembaga-lembaga pengawasan dan penilai akuntabilitas, dan akhirnya disampaikan kepada Presiden selaku kepala pemerintahan. Laporan tersebut menggambarkan kinerja instansi pemerintah yang bersangkutan melalui Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah mewajibkan seluruh instansi untuk melaporkan LKIP. Dalam LKIP ini disajikan capaian pelaksanaan program dan kegiatan pada Balai Harta Peninggalan Jakarta beserta analisisnya dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang mengacu pada Rencana Strategi Kementerian Hukum dan Hak Asais Manusia RI dan difokuskan pada Pencapaian Kinerja selama Tahun 2019.
Balai Harta Peninggalan Jakarta yang merupakan Unit/Satuan Kerja Mandiri (Eselon III) berkewajiban membuat LKIP, yang mengacu pada Rencana Strategis Kementerian Hukum dan HAM RI. Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan yang menggambarkan sesuatu yang akan dicapai melalui serangkaian kebijakan, program dan kegiatan prioritas agar penggunaan sumber daya dapat efisien dan efektif.
B.
TUGAS DAN FUNGSI ORGANISASIBalai Harta Peninggalan Jakarta merupakan Unit Pelaksanan Teknis yang secara struktural berada di bawah Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta, namun dalam pelaksanaan kegiatan tehnis berkoordinasi langsung ke Unit
Eselon II, yaitu Direktorat Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan HAM RI. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman RI, Nomor : M.06-PR.07.01 Tahun 1987, sampai saat ini ada 5 (lima) Balai Harta Peninggalan di Indonesia, yaitu:
- Balai Harta Peninggalan Medan - Balai Harta Peninggalan Jakarta - Balai Harta Peninggalan Semarang - Balai Harta Peninggalan Surabaya - Balai Harta Peninggalan Makasar
Balai Harta Peninggalan Jakarta mempunyai wilayah kerja meliputi 8 (delapan) propinsi, antara lain: DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Lampung, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Jambi, dan Kalimantan Barat.
Tugas Dan Fungsi Balai Harta Peninggalan sebagaimana disebutkan dalam Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 19 Juni 1980 Nomor M.01.PR.07.01-80 Tahun 1980 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Balai Harta Peninggalan. Dalam pasal 2 dan 3 Surat Keputusan Menteri Kehakiman tersebut, memuat Tugas Dan Fungsi Balai Harta Peninggalan sebagai berikut:
Pasal 2 : Tugas Balai Harta Peninggalan ialah mewakili dan mengurus kepentingan orang-orang yang karena hukum atau keputusan Hakim tidak dapat menjalankan sendiri kepentingannya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 3 : Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada pasal 2, Balai Harta Peninggalan mempunyai fungsi :
a. Melaksanakan penyelesaian masalah Perwalian, Pengampuan, Ketidakhadiran dan Harta Peninggalan Yang Tidak Ada Kuasanya dan lain lain masalah yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. b. Melaksanakan Pembukuan dan Pendaftaran surat wasiat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
c. Melaksanakan penyelesaian masalah kepailitan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Dari ketentuan yang termuat dalam pasal 2 dan 3 Surat Keputusan Menteri Kehakiman tersebut, dapat dikemukakan bahwa Tugas Dan Fungsi Balai Harta Peninggalan lebih terperinci adalah sebagai berikut :
1. Selaku Wali Pengawas dan Wali Sementara (pasal 366 K.U.H.Perdata, pasal 359 ayat terakhir K.U.H.Perdata).
2. Pengampu Pengawas dalam Pengampuan dan Pengampu Anak Dalam Kandungan (pasal 348, 449 K. U. H. Perdata).
3. Pembukaan Surat Wasiat Tertutup/Rahasia dan Pendaftaran Surat Wasiat Umum (pasal 937 dan 942 K.U.H.Perdata).
4. Pengurus atas harta peninggalan yang tidak ada kuasanya (pasal 1126 s/d pasal 1130 K.U.H. Perdata jo. pasal 64 s/d pasal 69 Instruksi Untuk Balai Harta Peninggalan di Indonesia).
5. Mewakili dan Mengurus harta kekayaan Orang Yang Dinyatakan Tidak Hadir (pasal 463 K.U.H.Perdata jo. pasal 61 Instruksi Untuk Balai Harta Peninggalan di Indonesia).
6. Kurator dalam Kepailitan (pasal 70 ayat 1 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang). 7. Pembuatan Surat Keterangan Hak Waris untuk Golongan Keturunan Timur Asing
(ayat 1 pasal 14 dari Instruksi Voor de Gouvernements Landmeters dalam Stbl. 1916 No. 517, jo Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah).
8. Selaku Penampung Dana/Penyimpan Dana, apabila Pengirim dan Penerima tidak diketemukan/tidak diketahui (Pasal 37 ayat 3 Undang-undang No. 3 Tahun 2011 tentang Transfer Dana).
9. Selaku Penampung Dana/Penyimpan Dana Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja, apabila Tenaga Kerja tidak diketahui dan tidak membuat wasiat. (Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2012 tentang PerubahanKedelapan atas PP No. 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja).
10. Selaku Penampung Dana Pensiun Tidak Aktif (Pasal 69 ayat (4) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.5/POJK.05/2017 tanggal 1 Maret 2017).
C.
STRUKTUR ORGANISASIBerikut ini adalah uraian tugas masing-masing dari unsur pada Struktur Organisasi yang ada pada Balai Harta Peninggalan Jakarta:
NO. STRUKTUR
ORGANISASI FUNGSI
1. Ketua Mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan, pemberian bimbingan dan pengawasan atas penyelenggaraan tugas tehnis/non tehnis sesuai peraturan Perundang-undangan dan prosedur yang berlaku di bidang Balai Harta Peninggalan.
NO. STRUKTUR
ORGANISASI FUNGSI
2. Sekretaris Memberikan pelayanan kepada semua unsur Balai, menangani dan melaksanakan secara kolegial masalah perwalian, pengampuan, ketidakhadiran, harta peninggalan yang tidak ada kuasanya dan kepailitan sesuai peraturan Perundang-undangan dan prosedur yang berlaku dalam rangka kelancaran tugas teknis/non teknis Balai Harta Peninggalan.
3. Anggota Tehnis Hukum (ATH)
Menangani dan melaksanakan secara kolegial masalah perwalian, pengampuan, ketidakhadiran, harta peninggalan yang tidak ada kuasanya dan kepailitan sesuai peraturan Perundang-undangan dan prosedur yang berlaku dalam rangka kelancaran tugas teknis Balai Harta Peninggalan. 4. Kepala Sub Bag.
Tata Usaha
Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas urusan keegawaian, ketatausahaan, keuangan dan kerumahtanggaan sesuai peraturan Perundang-undangan dan prosedur yang berlaku dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas Balai Harta Peninggalan.
5. Kepala Seksi Harta Peninggalan
Mempersiapkan penyelesaian masalah perwalian, pengampuan, ketidakhadiran, harta yang tidak ada kuasanya dan kepailitan sesuai dengan peraturan Perundang-undangan dan prosedur yang berlaku.
6. Kepala Urusan Umum Melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga sesuai dengan peraturan Perundang-undangan dan prosedur yang berlaku.
7. Kepala Urusan Keuangan Menyelenggarakan administrasi/ ketatusahaan urusan keuangan kantor Balai Harta Peninggalan sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku. 8. Kepala Urusan
Kepegawaian
Menyelenggarakan administrasi/ketatausahaan urusan pegawai Balai Harta Peninggalan sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku di bidang kepegawaian dalam rangka kelancaran tugas dibidang Kepegawaian.
Di bawah ini adalah bagan Struktur Organisasi Balai Harta Peninggalan Jakarta berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 19 Juni 1980 Nomor M.01.PR.07.01-80 Tahun 1980 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Balai Harta Peninggalan. KETUA BALAI HARTA PENINGGALAN JAKARTA 1. Sekretaris / ATH 2. Anggota Teknis
Hukum Sub Bagian
Tata Usaha Urusan Keuangan Urusan Kepegawaian Urusan Umum Seksi Harta Peninggalan Wilayah I Seksi Harta Peninggalan Wilayah II Seksi Harta Peninggalan Wilayah III
D.
PERMASALAHAN DAN CAPAIANNo. Sub. Organisasi Permasalahan Tahun 2019
1. Seksi Harta
Peninggalan Wilayah
Adanya penambahan Tugas Fungsi BHP, namun masih belum dapat dilaksanakan dengan maksimal, dikarenakan:
1. Selaku Penampung Dana / Penyimpan Dana, apabila Pengirim dan Penerima tidak diketemukan / tidak diketahui;
Surat mengenai Petunjuk Pelaksanaan Transfer Dana tersebut belum ada.
2. Selaku Penampung Dana Jaminan Kematian dan Jaminan Hari Tua dalam hal Tenaga Kerja Tidak Mempunyai Alhiwaris dan Wasiat.
Surat mengenai Petunjuk Pelaksanaan tersebut belum ada.
3. Penampung Dana Pensiun Tidak Aktif
Surat mengenai Petunjuk Pelaksanaan tersebut belum ada
RUU BHP yang sedang dalam proses, salah satu perubahannya yaitu pemberlakuan pengurusan yang terkait dengan BHP untuk seluruh Warga Negara Indonesia, tidak dibatasi oleh adanya golongan / keturunan. Namun sampai dengan saat ini masih belum selesai diajukan, sehingga benturan-benturan peraturan-peraturan mengenai pelaksanaan tugas pokok dan Balai Harta Peninggalan dengan peraturan perundang-undangan lain, menyebabkan pelaksanaan tugas Balai Harta Peninggalan tidak maksimal dan mengalami banyak kendala;
Kurangnya koordinasi dengan instansi terkait yang berpengaruh pada pelayanan kepada masyarakat dalam rangka penegakan hukum bagi masyarakat, karena ketidaktahuan instansi terkait mengenai eksistensi dan peran BHP;
Tidak adanya loket khusus pembayaran bagi pemohon yang ingin melakukan pembayaran PNBP layanan Balai Harta Peninggalan
2. Sub Bagian Tata Usaha
Masih kurangnya pemahaman pelaksana di bagian lain mengenai tata persuratan, sehingga masih sering terjadi pencarian berkas yang kurang maksimal;
Pemanfaatan email dinas sering mengalami hambatan karena kurangnya JFU yang khusus menangani bidang tersebut, sehingga dalam penerimaan dan pengiriman surat keluar secara
No. Sub. Organisasi Permasalahan Tahun 2019
elektronik masih sering tidak terlaksana;
a. Urusan Keuangan Kurang matangny perencanaan anggaran sehingga sering dilakukan revisi DIPA
b. Urusan Kepegawaian
Pada awal tahun 2018 terdapat penambahan CPNS sebanyak 10 orang dengan formasi jabatan Analis Hukum, yang harus ditempatkan pada bagian tehnis guna menyesuaikan formasi jabatan tersebut. Sekalipun penambahan tersebut cukup signifikan, namun tetap kurang mencukupi dalam memenuhi jabatan dan beban kerja sesuai kebutuhan pada bagian administrasi/fasilitatif;
Pemanfaatan Aplikasi SIMPEG masih terhambat dengan tidak adanya evaluasi dari Kanwil ataupun Biro Kepegawaian, misalnya pada pengisian SKP dan Jurnal Harian Pegawai yang berubah pada pertengahan tahun, sehingga memiliki lebih dari satu SKP, dan tidak mendapat solusi dari Biro Kepegawaian dengan tuntas, pada akhir tahun terhambat dalam penilaiannya;
c. Urusan Umum Arsip masih dalam proses pembenahan dan belum maksimal, dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang cara pengarsipan sesuai standar yang berlaku dan kurangnya SDM dalam pengelolaan arsip;
Keterbatasan rencana anggaran menyebabkan terbatasnya usulan pengajuan belanja modal peralatan dan mesin dalam rangka menunjang kinerja pegawai dan fasilitas perkantoran, sedangkan sangat diperlukannya masa penghapusan peralatan dan mesin yang cukup banyak;
Website Balai Harta Peninggalan dalam proses migrasi data oleh Pusdatin Kemenkumham menyebabkan informasi media tidak aktif.
No. Sub. Organisasi Hasil yang dicapai Tahun 2019
1. Seksi Harta
Peninggalan Wilayah
Menyediakan fasilitas berupa Ruang khusus dalam Pelayanan Konsultasi Hukum, Loket Pelayanan, Ruang Bermain Anak, Ruang Menyusui, fasilitas bagi disabilitas sehingga masyarakat lebih nyaman dalam menerima informasi, serta disediakannya media informasi berupa buku saku mengenai Tusi BHP, dan buku tamu, sehingga pengawasan atas
No. Sub. Organisasi Hasil yang dicapai Tahun 2019
pelaksanaan Pelayanan Konsultasi Hukum berjalan baik;
Terlaksananya proses tindaklanjut Kepailitan yang ditangani dengan progres yang cukup baik;
Bertambahnya asset Uang Pihak Ketiga dalam hal pelaksanaan Tusi selaku Penampung Dana/Penyimpan Dana, apabila Pengirim dan Penerima tidak diketemukan/tidak diketahui;
Dengan dilakukan koordinasi pada wilayah kerja dalam bidang perwalian sangat efektif pengadilan mengirimkan salinan putusan tentang perwalian dan pengampuan;
2. Sub. Bagian Tata Usaha
Terpenuhinya Pelaporan Target Kinerja, Penyelenggaraan SPIP dan LKIP;
Terjaminnya keamanan dan kebersihan kantor, dengan adanya petugas khusus;
Penggunaan email dinas sebagai saran komunikasi dan informasi dengan tingkat Kementerian dan Kantor Wilayah;
a. Urusan Keuangan Penyusunan Program dan Anggaran telah dilaksanakan dalam bentuk kegiatan, diantaranya pelaksanaan Tusi Pelayanan Hukum, Operasional Perkantoran dan Pembayaran Gaji Pegawai;
Pengelolaan Sistem Akuntansi Pemerintah dalam hal penggunaan Aplikasi GPP dan SPM sudah berjalan baik dan menghasilkan laporan setiap bulannya;
Pengelolaan Laporan Keuangan melalui SAIBA yang menghasilkan Laporan Semesteran dan Tahunan;
Pengelolaan Pembayaran Tunjangan Kinerja telah dilaksanakan dengan baik dan tepat waktu, baik dalam tahap pengusulan hingga pertanggung-jawaban kepada Unit Eselon II/Kantor Wilayah;
Pengelolaan arus kas pada Bendahara sudah semakin akurat dengan tertibnya implementasi penggunaan Aplikasi SILABI
Proses Penerimaan PNBP dari masyarakat telah dilakukan secara online dalam tahap penyetorannya, yaitu dengan melalui transaksi bank;
b. Urusan Kepegawaian
Penggunaan Aplikasi SIMPEG, khususnya dalam pengisian Jurnal Harian yang terhubung langsung dengan Penilaian SKP;
No. Sub. Organisasi Hasil yang dicapai Tahun 2019
Pengajuan dan pemberian Cuti Pegawai sudah melalui aplikasi SIMPEG;
Semakin ketatnya pembinaan disiplin pegawai, terutama dalam hal absensi pegawai;
c. Urusan Umum Terlaksananya Pemeliharaan/Perawatan Inventaris Kantor;
Terlaksananya rekonsiliasi internal dari Operator SIMAK BMN dan Operator SAIBA;
Terlaksananya pelaporan inventaris SIMAK BMN setiap Semester dan periode Tahunan;
Terpenuhinya Kebutuhan Barang Persediaan untuk kelancaran administrasi kantor;
Terlaksananya Usulan Penghapusan yang disertai Rencana Anggaran Belanja Modal sebagai penganti;
E.
MAKSUD DAN TUJUANEsensi dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) bagi Balai Harta Peninggalan Jakarta adalah perwujudan dari implementasi sistem pengendalian manajemen sektor publik. Sistem pengendalian ini merupakan infrastruktur bagi manajemen untuk memastikan bahwa visi, misi, tujuan dan sasaran strategis Kementerian Hukum dan HAM RI dapat dipenuhi melalui pelaksanaan strategi pencapaiannya (program dan kegiatan) yang selaras.
Atas dasar hal tersebut, siklus sistem AKIP Balai Harta Peninggalan Jakarta diawali dengan implementasi Rencana Strategis Kementerian Hukum dan HAM RI yang mendefinisikan visi, misi, tujuan dan sasaran Kementerian Hukum dan HAM RI sebagaimana tertuang didalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor 9 Tahun 2016 tentang Perubahan Rencana Strategis Kementerian Hukum dan HAM Tahun 2015-2019. Secara selaras setiap tahunnya ditetapkan program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pencapaian sasaran untuk mewujudkan misi dan visi yang hendak dicapai. Sistem pengukuran kinerja dibangun dan dikembangkan guna menilai sejauh mana kinerja Balai Harta Peninggalan Jakarta dalam pencapaian sasaran kinerja yang ditetapkan didalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor 9 Tahun 2016 sebagaimana tersebut diatas.
Maksud penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 ini adalah untuk melaporkan kinerja Balai Harta Peninggalan Jakarta dalam pencapaian target kinerja tahun 2019,
sehingga memudahkan pemantauan dan evaluasi untuk pelaksanaan pada Tahun 2020 agar sesuai dengan yang telah ditetapkan didalam Rencana Strategis Kementerian Hukum dan HAM RI Tahun 2015-2019. Adapun tujuannya adalah untuk : (1) penyediaan bahan evaluasi akuntabilitas kinerja bagi pihak yang membutuhkan, (2) penyempurnaan dokumen perencanaan pada periode yang datang, (3) penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan periode yang akan datang, serta (4) penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan.
Dengan demikian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah memiliki dua fungsi utama yaitu selain sebagai sarana menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh stakeholders juga merupakan sarana evaluasi atas pencapaian kinerja Balai Harta Peninggalan Jakarta dalam upaya untuk memperbaiki kinerja perencanaan dan melaksanakan program dan kegiatan pada tahun yang akan datang.
F.
LANDASAN HUKUMLaporan Kinerja Balai Harta Peninggalan Jakarta Tahun 2019 ini disusun berdasarkan beberapa landasan hukum diantaranya :
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
4. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
5. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER / 09 / M.PAN / 5 / 2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah;
6. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;
8. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2016 tentang Perubahan Rencana Strategis Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Tahun 2015 – 2019;
9. Keputusan Menteri Kehakiman RI tertanggal 19 Juni 1980 Nomor: M.01.PR.07.01-80 Tahun 1980 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Harta Peninggalan.
G.
SISTEMATIKA LAPORANSistematika penyajian Laporan Kinerja Balai Harta Peninggalan Jakarta : 1. Bab I Pendahuluan
Pada bab ini disajikan latar belakang disusunnya laporan, penjelasan umum organisasi seperti latar belakang, tugas dan fungsi organisasi, struktur organisasi, permasalahan dan capaian, maksud dan tujuan penyajian laporan, Landasan Hukum, serta sistematika penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Balai Harta Peninggalan Jakarta.
2. Bab II Perencanaan Kinerja dan Perjanjian Kinerja
Dalam bab ini menguraikan ikhtisar beberapa hal penting dalam perencanaan dan perjanjian kinerja (dokumen penetapan kinerja) pembahasan pada bab ini antara lain perencanaa strategis tahun 2015 – 2019, Perencanaan Kinerja Tahun 2015 – 2019, Perjanjian Kinerja Tahun 2019.
3. Bab III Akuntabilitas Kinerja a) Capaian Kinerja Organisasi
Pada sub Bab ini menyajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis Organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut :
Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini,
Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini, Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target
jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi,
Analisis penyebab keberhasilan / kegagalan atau peningkatan / penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan,
Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya
Analisis program / kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.
b) Akuntabilitas Kinerja Keuangan (Realisasi Anggaran)
Pada sub Bab ini menguraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.
BAB II
PERENCANAAN KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA
A. PERENCANAAN KINERJA DAN ANGGARAN
Sebagai tindak lanjut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka Kementerian Hukum dan HAM RI telah menyusun Rencana Strategis tahun 2015-2019 yang merupakan penjabaran visi dan misi Kementerian Hukum dan HAM RI yang berisi tujuan, sasaran dan kebijakan, program, kegiatan Kementerian Hukum dan HAM RI untuk periode lima tahun dan menyusun Rencana Kinerja Tahunan untuk periode satu tahun.
A. PERENCANAAN STRATEGIS TAHUN 2015 - 2019
Perencanaan Strategis merupakan proses berkelanjutan dan sistematis dari pembuatan perencanaan dan kebijakan, yaitu dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya pengetahuan antisipatif, mengorganisasikannya untuk usaha-usaha melaksanakan keputusan tersebut dan mengukur hasilnya melalui umpan balik.
Disusunnya perencanaan strategis sebagai acuan dalam pengelolaan sumber daya. Diharapkan dengan adanya Perencanaan Strategis tersebut, pengelolaan sumber daya dapat dilakukan secara lebih terarah dan terkendali serta dapat mengakomodasi dan mengantisipasi perubahan lingkungan internal dan eksternal yang terjadi.
Untuk mewujudkan sasaran yang hendak dicapai harus dipilih strategi yang tepat agar sasaran tersebut dapat tercapai. Strategi Kementerian Hukum dan HAM RI mencakup penentuan kebijakan, program dan kegiatan.
Dalam Perencanaan Strategis yang meliputi pernyataan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran serta Strategi pencapaian tujuan dan sasaran yang berupa kebijakan dan program kerja. Perencanaan Strategis yang terdiri atas berbagai komponen tersebut telah dituangkan dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor 7 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Hukum dan HAM Tahun 2015 – 2019.
Rencana Strategis yang meliputi berbagai komponen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. VISI, MISI DAN TATA NILAI
Balai Harta Peninggalan Jakarta merupakan Unit Pelaksana Teknis di bawah Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta,yang hanya ada 5 (lima) wilayah, sehingga tidak seluruh Kantor Wilayah membawahi BHP.
Oleh karena itu, Balai Harta Peninggalan Jakarta mendukung dan melaksanakan visi dan misi Kementerian Hukum dan HAM RI Tahun 2015 – 2019 yaitu :
Visi merupakan keinginan ideal dan pencapaiannya bersifat jangka panjang, maka untuk merealisasikannya dibutuhkan misi. Balai Harta Peninggalan Jakarta juga mendukung dan melaksanakan misi Kementerian Hukum dan HAM RI yaitu :
1. Mewujudkan peraturan perundang-undangan yang melindungi kepentingan nasional;
2. Mewujudkan pelayanan hukum sesuai dengan asas penyelenggaraan pelayanan publik;
3. Mewujudkan penegakan hukum yang menjadi pendorong inovasi, kreatifitas, dan pertumbuhan ekonomi nasional;
4. Mewujudkan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan Hak Asasi Manusia yang berkelanjutan.
Pernyataan visi, misi dan tujuan perlu didukung oleh penerapan tata nilai yang memberi arah bagi seluruh pegawai dalam bersikap dan berperilaku ketika menjalankan tugas dan fungsinya. Tata nilai tersebut juga akan menyatukan hati dan pikiran dalam usaha mewujudkan seluruh program yang telah direncanakan. Tata Nilai yang bersumber dari Kementerian Hukum dan HAM RI ini perlu dikembangkan dalam diri setiap pegawai Balai Harta Peninggalan Jakartadalam rangka mencapai keunggulan. Tata Nilai tersebut antara lain :
1. Profesional, Aparat Kementerian Hukum dan HAM adalah aparat yang bekerja keras untuk mencapai tujuan organisasi melalui penguasaan bidang tugasnya, menjunjung tinggi etika dan integritas profesi.
2. Akuntabel, Setiap kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku.
3. Sinergi, Komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan kerjasama yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku
kepentingan untuk menemukan dan melaksanakan solusi terbaik, bermanfaat dan berkualitas.
4. Transparan, Kementerian Hukum dan HAM menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang dicapai.
5. Inovatif, Kementerian Hukum dan HAM mendukung kreativitas dan mengembangkan inisiatif untuk selalu melakukan pembaharuan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya.
2. TUJUAN
Dalam penyusunan rencana strategis tujuan adalah kondisi yang akan atau harus dicapai dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan apa yang telah dibayangkan sebelumnya baik dalam konteks Visi terutama dalam perspektif misi organisasi. Tujuan akan menjadi acuan dalam perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan. Sesuai dengan misi yang telah dirumuskan dikaitkan dengan analisis strategis maka tujuan yang akan dicapai oleh Kementerian Hukum dan HAM RI adalah:
Hubungan Antara Misi dan Tujuan
No. Misi Tujuan
1 Mewujudkan peraturan perundang-undangan yang melindungi kepentingan nasional,
Terwujudnya peraturan perundang-undangan yang melindungi kepentingan nasional melalui proses pembentukan peraturan perundang-undangan yang akurat, terkini dan
terharmonisasi, 2 Mewujudkan pelayanan
hukum sesuai dengan asas penyelenggaraan pelayanan publik,
Terwujudnya pelayanan hukum yang sesuai dengan asas penyelenggaraan pelayanan publik, melalui peningkatan pengawasan dan pengelolaan layanan di bidang
pemasyarakatan, keimigrasian, kekayaan intelektual dan administrasi hukum umum, 3 Mewujudkan penegakan
hukum yang menjadi pendorong inovasi, kreatifitas, dan
pertumbuhan ekonomi nasional,
Terwujudnya penegakan hukum yang menjadi pendorong inovasi, kreatifitas, dan
pertumbuhan ekonomi nasional dengan penegakan hukum yang tidak diskriminatif serta apparat penegak hukum yang professional,
No. Misi Tujuan 4 Mewujudkan
penghormatan, perlindungan dan pemenuhan Hak Asasi Manusia yang
berkelanjutan.
Terwujudnya penghormatan, perlindungan dan pemenuhan Hak Asasi Manusia serta budaya hukum yang berkelanjutan,
5 Terwujudnya manajemen organisasi yang akuntabel dengan penyelenggaraan reformasi birokrasi
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang professional.
Terwujudnya manajemen organisasi yang akuntabel dengan penyelenggaraan reformasi birokrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang professional.
3. SASARAN STRATEGIS
Didalam Rencana Strategis Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Tahun 2015-2019 terdapat sasaran Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan yang akan dihasilkan. Sasaran memberikan fokus pada penyusunan kegiatan, maka sasaran harus menggambarkan hal-hal yang ingin dicapai melalui tindakan yang bersifat spesifik, terinci, dapat diukur dan dapat dicapai.
Sasaran Strategis pembangunan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Tahun 2015-2019, antara lain:
No. Tujuan Sasaran Strategis
1 Terwujudnya peraturan perundang-undangan yang melindungi kepentingan nasional melalui proses pembentukan peraturan perundang-undangan yang akurat, terkini dan
terharmonisasi,
Terbentuknya peraturan perundang-undangan yang berkeadilan, bermanfaat dan berkepastian hukum,
2 Terwujudnya pelayanan hukum yang sesuai dengan asas penyelenggaraan pelayanan publik, melalui peningkatan pengawasan dan pengelolaan layanan di bidang
Meningkatnya kualitas layanan hukum yang mudah, cepat, dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat,
No. Tujuan Sasaran Strategis
pemasyarakatan, keimigrasian, kekayaan intelektual dan administrasi hukum umum,
3 Terwujudnya penegakan hukum yang menjadi
pendorong inovasi, kreatifitas, dan pertumbuhan ekonomi nasional dengan penegakan hukum yang tidak diskriminatif serta apparat penegak hukum yang professional,
Terselenggaranya penegakan hukum di bidang Keimigrasian, Pemasyarakatan, Kekayaan Intelektual yang menjamin kepastian hukum bagi masyarakat,
4 Terwujudnya penghormatan, perlindungan dan pemenuhan Hak Asasi Manusia serta budaya hukum yang berkelanjutan,
Terimplementasikannya kebijakan nasional yang mendorong terwujudnya Penghormatan, perlindungan dan pemenuhan Hak Asasi Manusia;
5 Terwujudnya manajemen organisasi yang akuntabel dengan penyelenggaraan reformasi birokrasi
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang
professional.
Meningkatnya kualitas penyelenggaraan Reformasi Birokrasi Kementerian Hukum dan HAM RI.
4. PROGRAM DAN ANGGARAN
Berdasarkan sasaran strategis tersebut diatas, ditetapkan program-program Kementerian Hukum dan HAM RI Tahun 2015 – 2019. Balai Harta Peninggalan Jakarta hanya melaksanakan 1 (satu) program, dari Unit Eselon I yaitu Direktorat Administrasi Hukum Umum. Adapun rincian Pagu Anggaran Semula Tahun Anggaran 2019 dan Pagu Anggaran Setelah Revisi Tahun 2019 sebagai berikut: Pagu Anggaran Semula dan Setelah Revisi Tahun Anggaran 2019
No. Program Nomor Dan
Tanggal DIPA Pagu Semula (Rp.) Pagu Anggaran Setelah Revisi (Rp.) Pelaksana 1. Program Administrasi Hukum Umum Nomor: DIPA- 013.03.2.099297/ 2019 5 Desember 2018 5.911.497.000 6.361.619.000 *) Balai Harta Peninggalan Jakarta Catatan *) :
5. INDIKATOR KINERJA SASARAN
Indikator kinerja dalam hal ini diartikan sebagai ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu program atau kegiatan yang telah ditetapkan. Indikator-indikator tersebut secara langsung atau tidak langsung dapat mengindikasikan sejauh mana keberhasilan pencapaian sasaran. Setiap indikator kinerja sasaran disertai dengan rencana tingkat capaiannya (targetnya) masing-masing. Sasaran diupayakan untuk dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu/tahunan secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan dalam rencana strategis.
Proses penetapan indikator kinerja merupakan proses identifikasi, pengembangan, seleksi dan konsultasi tentang indikator kinerja atau ukuran kinerja atau ukuran keberhasilan kegiatan dan program-program instansi.Penetapan indikator kinerja program/sasaran dan kegiatan didasarkan pada perkiraan yang realistis dengan memperhatikan tujuan dan sasaran yang ditetapkan serta data pendukung yang harus diorganisir. Indikator kinerja dimaksud adalah: (1) spesifik dan jelas, (2) dapat diukur secara obyektif, (3) relevan dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, dan (4) tidak bias.
Adapun indikator kinerja sasaran Balai Harta Peninggalan Jakarta Tahun 2015 – 2019 terlampir pada formulir perencanaan kinerja dibawah ini.
Sebagai tindak lanjut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka Kementerian Hukum dan HAM RI telah menyusun Rencana Strategis tahun 2015-2019 yang merupakan penjabaran visi dan misi Kementerian Hukum dan HAM RI yang berisi tujuan, sasaran dan kebijakan, program, kegiatan Kementerian Hukum dan HAM RI untuk periode lima tahun dan menyusun Rencana Kinerja Tahunan untuk periode satu tahun.
PERENCANAAN KINERJA TAHUN 2019
Kementerian/Lembaga : Kementerian Hukum dan HAM R.I.
Unit Organisasi : Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Unit Kerja : Balai Harta Peninggalan Jakarta
Program : Administrasi Hukum Umum
SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET 2015 2016 2017 2018 2019 Penyelenggaraan Administrasi Hukum Umum di Wilayah Terselenggaranya Layanan Balai Harta Peninggalan - - - - 5 dokumen Terselenggaranya Dukungan Pelaksanaan Tugas BHP - - - - 4 dokumen Terselenggaranya Layanan Sarana dan Prasarana Internal - - - - 1 layanan Terselenggaranya Layanan Perkantoran BHP - - - - 1 layanan Kegiatan Anggaran (Rp.)
Terselenggaranya Layanan Balai Harta Peninggalan 980.121.000
Terselenggaranya Dukungan Pelaksanaan Tugas BHP 1.438.117.000
Terselenggaranya Layanan Sarana dan Prasarana Internal 351.762.000
Terselenggaranya Layanan Perkantoran BHP 3.591.619.000
Adapun secara rinci alokasi anggaran pada Balai Harta Peninggalan Jakarta berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Nomor: DIPA-013.03.2.099297/2019 tanggal 5 Desember 2018 dapat dilihat dari data dibawah ini:
Anggaran DIPA Awal Anggaran DIPA-Revisi (Rp.) (Rp.) Program 013.03.07
Program Administrasi Hukum Umum 5.911.497.000 6.361.619.000
Kegiatan 5251
Penyelenggaraan Administrasi Hukum Umum di
Wilayah 5.911.497.000 6.361.619.000
Output 5251.004
Layanan BHP 1.212.094.000 980.121.000
Sub Output 5251.004.001
Layanan Perwalian dan Pengampuan 129.228.000 479.714.000
Komponen :
051 Pengumuman Penetapan Pengampuan 60.750.000 9.590.000
052 Pendataan Aset Anak yang berada dalam Perwalian 68.478.000 470.124.000
Sub Output 5251.004.002
Layanan Pengurusan Ketidakhadiran dan Harta yang
tidak ada kuasanya / harta tak terurus 183.840.000 87.832.000
Komponen :
051
Pengumuman ke 2 Surat Kabar dan Berita Negara
tentang adanya Penetapan Pengadilan Afwezig 25.900.000 65.500.000
052 Permohonan Keterangan ke Pengadilan tentang ada
tidaknya keberatan atas penetapan 14.110.000 10.832.000
053 Membuat Perjanjian Sewa Menyewa dengan Penghuni 14.110.000 450.000
054 Penghitungan Nilai Aset Boedel Afwezigheid 115.610.000 10.900.000
055 Melaksanakan Jual Beli Boedel di Notaris 14.110.000 150.000
Sub Output 5251.004.003
Layanan Kepailitan 882.856.000 405.528.000
Komponen :
051 Pencatatan Boedel Pailit Setempat 52.574.000 96.562.000
052 Rapat Kreditur / Verifikasi Hutang di Pengadilan Negeri/
Pailit Setempat 15.330.000 15.330.000
053 Penghitungan Nilai Aset Boedel Pailit 113.418.000 109.340.000
054 Pelaksanaan Lelang aset Boedel Pailit ke KPKNL 156.868.000 115.460.000
055 Pelaksanaan Penjualan Boedel Pailit dengan Ijin Hakim
Pengawas 43.698.000 1.800.000
056 Pelaksanaan Jual Beli Boedel Pailit di Notaris 38.868.000 150.000
057 Pengumuman Pembagian dan Pengakhiran Pailit 122.800.000 64.050.000
058 Pertanggungjawaban Kepada Hakim Pengawas 1.800.000 150.000
059 Pengelolaan , Kepengurusan, dan Pemberesan Harta
Pailit 337.500.000 2.686.000
Sub Output 5251.004.004
Layanan Pendaftaran Surat Wasiat dan Surat
Keterangan Hak Mewaris 9.600.000 4.383.000
Komponen :
051 Pembukaan Surat Wasiat Tertutup 2.280.000 1.380.000
052 Pendaftaran Surat Wasiat Umum 2.280.000 345.000
053 Pemecahan dan Pembagian Waris 2.280.000 450.000
054 Rapat Evaluasi Pendaftaran Surat Wasiat dan SKHW 2.760.000 2.208.000 Program/Kegiatan/Output/Sub OutputKomponen/Sub
Anggaran DIPA Awal Anggaran DIPA-Revisi (Rp.) (Rp.) Sub Output 5251.004.005
Layanan Pengelolaan Uang Pihak Ketiga 6.570.000 2.664.000
051 Pengelolaan Uang Pihak Ketiga 6.570.000 2.664.000
Output 5251.005
-Dukungan Pelaksanaan Tugas BHP 1.206.144.000 1.438.117.000
Sub Output 5251.005.001
Sosialisasi Layanan BHP 34.300.000 34.300.000
Komponen :
051 Publikasi Layanan BHP 34.300.000 34.300.000
Sub Output 5251.005.002
Koordinasi Pelaksanaan Tugas BHP 305.008.000 558.782.000
Komponen :
051 Koordinasi Dengan Instansi Pusat 2.250.000 9.830.000
052 Koordinasi Dengan Instansi Terkait 132.705.000 394.191.000
053 Perjanjian Kerjasama dengan instansi terkait
pengurusan ketidakhadiran dan harta yang tidak ada kuasanya / harta tak terurus
4.970.000 140.000 054 Rakor/Raker/Workshop/FGD/Bimtek/Seminar /Lokakarya 154.789.000 153.817.000 055 Advokasi 10.294.000 804.000 Sub Output 5251.005.003
Dukungan Operasional Pelaksanaan Tugas BHP 866.836.000 845.035.000
Komponen :
051
Penyediaan Peralatan dan Fasilitas Penunjang
Pelayanan Jasa Hukum 691.237.000 670.348.000
053 Administrasi Pengadaan Barang / Jasa 30.510.000 29.760.000
054 Pembenahan dan Digitalisasi Kearsipan Boedel Balai
Harta Peninggalan 145.089.000 144.927.000
Output 5251.951
Layanan Internal (overhead) 351.762.000 351.762.000
Komponen :
051 Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 13.250.000 67.173.000
052 Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 96.670.000 104.663.000
Sub Komponen:
A Pengadaan Meubelair 23.201.000 26.120.000
B Pengadaan Peralatan Perkantoran 73.469.000 78.543.000
053 Pembangunan dan Renovasi Gedung dan Bangunan 241.842.000 179.926.000
Output 5251.994
3.141.497.000 3.591.619.000
Komponen :
001 Gaji dan Tunjangan 2.134.859.000 2.584.981.000
Sub Komponen:
A Pembayaran Gaji dan Tunjangan 2.046.491.000 2.504.751.000
B Uang Lembur 88.368.000 80.230.000
002 Operasional dan Pemeliharaan Kantor 1.006.638.000 1.006.638.000
A Kesehatan Pegawai 9.283.000 9.283.000
B Pengadaan Pakaian Dinas 62.660.000 33.690.000
Layanan Perkantoran
Program/Kegiatan/Output/Sub OutputKomponen/Sub komponen
Anggaran DIPA Awal
Anggaran DIPA-Revisi
(Rp.) (Rp.)
C Pemeliharaan Gedung dan Bangunan 87.773.000 130.873.000 D Perbaikan Peralatan kantor 58.400.000 70.958.000 E Keperluan Perkantoran 582.066.000 582.066.000 F Perawatan Kendaraan Bermotor 80.496.000 43.128.000 G Langganan Pos, Daya dan Jasa 56.600.000 67.280.000 H Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Keuangan 69.360.000 69.360.000
Program/Kegiatan/Output/Sub OutputKomponen/Sub komponen
B.
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
Nilai prosentase target suatu perencanaan kinerja yang telah dibuat pada tabel sebelumnya, ditentukan oleh perjanjian kinerja yang telah dibuat diawal sebelum tahun anggaran berjalan. Kantor Balai Harta Peninggalan Jakarta telah membuat suatu penetapan kinerja pada awal Januari 2019.
Penetapan Kinerja merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai antara pimpinan instansi pemerintah/unit kerja yang menerima amanah/ tanggung jawab/ kinerja pihak yang memberikan amanah/ tanggung jawab/ kinerja. Dengan demikian, penetapan kinerja ini merupakan suati janji kinerja yang akan diwujudkan oleh seorang pejabat penerima amanah kepada atasan langsungnya.
Penetapan kinerja ini menggambarkan capaian kinerja yang akan diwujudkan oleh suatu instansi pemeritah/unit kerja dalam suatu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Dasar Hukum yang digunakan dalam penyusunan Perjanjian Kinerja yaitu :
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
1. Tujuan
Tujuan umum ditetapkannya Perjanjian Kinerja adalah: Intensifikasi pencegahan korupsi
Peningkatan kualitas pelayanan publik
Percepatan untuk mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel
Sedangkan tujuan khususnya adalah:
Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur
Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah
Sebagai dasar penilaian keberhasilan / kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi
Menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur Sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi
2. Ruang lingkup
Ruang lingkup perjanjian kinerja mencakup seluruh tugas pokok dan fungsi suatu organisasi dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. Namun demikian, ruang lingkup ini lebih diutamakan terhadap berbagai program utama organisasi, yaitu program-program yang dapat menggambarkan keberadaan organisasi serta menggambarkan issue strategic yang sedang dihadapi organisasi.
3. Keterkaitan dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Perjanjian Kinerja pada dasarnya merupakan salah satu komponen dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, sebagaimana telah digambarkan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan kontrak kinerja ini diharapkan dapat mendorong keberhasilan kinerja instansi pemerintah.
Adapun rincian Perjanian Kinerja Tahun 2019 terlihat pada tabel berikut ini: PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
KETUA BALAI HARTA PENINGGALAN DENGAN
KEPALA DIVISI PELAYANAN HUKUM DAN HAM DKI JAKARTA
SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET
(1) (2) (3)
Terselenggaranya
Administrasi Pelayanan Jasa Hukum di Wilayah
Layanan BHP 5 Dokumen
Dukungan Pelaksanaan Tugas BHP 4 Dokumen
Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 Layanan
Layanan Perkantoran 1 Layanan
Jumlah Anggaran
BAB III
AKUNTABIILITAS KINERJA
Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi untuk menyampaikan pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja atau tindakan seseorang/ badan hukum/ pimpinan kolektif organisasi secara transparan berkaitan dengan tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan sebagai penjabaran visi, misi, strategi organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau yang berwenang menerima pelaporan yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik.
Kantor Balai Harta PeninggalanJakarta merupakan Satuan Kerja di bawah Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta yang secara tehnis terkait langsung dengan Direktorat Administrasi Hukum Umum. Dalam memberikan laporan pertangungjawaban atas tugas yang diberikan, Kantor Balai Harta Peninggalan Jakarta diwajibkan untuk menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) yang berpedoman peraturan yang berlaku.
Laporan Kinerja Kantor Balai Harta Peninggalan Jakarta Tahun 2019 ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai tingkat Pencapaian Kinerja Kantor BHP Jakarta yang telah dicapai maupun kegiatan yang belum berhasil/ terlaksana pada periode tersebut.
A. CAPAIAN KINERJA TAHUN 2019
Untuk dapat menilai keberhasilan/ kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi dan misi Kantor Balai Harta Peninggalan Jakarta perlu dilakukan pengukuran kinerja.Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk digunakan sebagai dasar menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kantor Balai Harta Peninggalan Jakarta. Proses ini dimaksudkan untuk menilai pencapaian setiap indikator kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran.
Dengan dasar Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Kinerja Kantor Balai Harta Peninggalan Jakarta diukur berdasarkan tingkat capaian Kinerja Sasaran dan Kinerja Kegiatan.
Untuk mengetahui tingkat pencapaian Kinerja Sasaran dilakukan dengan cara membandingkan target dan realisasi. Begitu pula dengan Kinerja Kegiatan, dimana tingkat pencapaiannya diukur dengan membandingkan target dengan realisasi yang menjadi indikator kinerja yaitu meliputi Input, Output, dan Outcome.
1. Input : segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran berupa dana, SDM, dan sebagainya.
2. Output : segala sesuatu yang diharapkan langsung dapat dicapai dari suatu kegaitan yangdapat berupa fisik dan non fisik
3. Outcome : indikator yang menggambarkan hasil nyata dari keluaran suatu kegiatan (efek langsung)
Pengukuran capaian kinerja ditentukan dengan mempertimbangkan jumlah dana yang terserap atau urgensi dalam pencapaian sasaran sehingga diperoleh bobot indikator kegiatan, program dan kebijakan. Capaian kinerja Tahun 2019 merupakan realisasi dari perjanjian kinerja tahun 2019 dan diperoleh angka realisasi dan presentasi pencapaian rencana tingkat capaian/target berdasarkan indikator kinerja outcome.
Perhitungan Persentasi Pencapaian Rencana Tingkat Capaian digunakan dua rumus, yaitu :
CAPAIAN KINERJA TAHUN 2019
Kementerian/Lembaga : Kementerian Hukum dan HAM RI
Unit Organisasi : Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Unit Kerja : Balai Harta Peninggalan Jakarta
Program : Administrasi Hukum Umum
Indikator Kinerja : Terselenggaranya Layanan Balai Harta Peninggalan
SASARAN
KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
Penyelenggaraan Administrasi Hukum Umum di Wilayah
Layanan BHP 5 Dokumen 5 Dokumen 100 %
Kegiatan Layanan Balai Harta Peninggalan Jakarta mencakup seluruh kegiatan pelaksanaan Tugas dan Fungsi secara Tehnis berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 19 Juni 1980 Nomor M.01.PR.07.01-80 Tahun 1980 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Balai Harta Peninggalan. Kegiatan ini bertujuan agar pelayanan prima kepada masyarakat dapat lebih maksimal. Pelaksanaan kegiatan tehnis pada Tahun 2019 dinilai cukup baik, dengan dilaksanakannya tahapan tugas fungsi tehnis.
Kegiatan ini didasarkan pada banyaknya Penetapan/Putusan/Kutipan yang dikirimkan ke Balai Harta Peninggalan Jakarta dan menjadi syarat dalam pengurusan tiap Fungsi kepada masyarakat. Instansi terkait yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan ini diantaranya Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kemenkumham RI, Pengadilan Tinggi, Pengadilan Negeri, Pengadilan Niaga, Badan Pertanahan Nasional, serta Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
Adapun pelaksanaan Tugas Fungsi yang dilaksanakan Balai Harta Peninggalan Jakarta yaitu pengurusan Pendaftaran Wasiat Umum/Pembukaan Wasiat Tertutup, Perwalian (selaku Wali Pengawas), Pengampuan (selaku Wali Pengawas), Onbeheerde, Pailit, Afwezigheid, dan Pembuatan Surat Keterangan Hak Mewaris bagi WNI keturunan Timur Asing. Sedangkan untuk 2 (dua) Tusi tambahan yang sudah memiliki dasar kuat melibatkan Balai Harta Peninggalan selaku pengelolanya, yaitu selaku Penampung Dana/Penyimpan Dana, apabila Pengirim dan Penerima tidak diketemukan/tidak diketahui dan selaku Penampung Dana/Penyimpan Dana Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja, apabila Tenaga Kerja tidak diketahui dan tidak membuat wasiat, sudah ada yang dilakukan namun belum sempurna dalam proses pendataan, karena masih menunggu Petunjuk Pelaksanaan dan tindak lanjut dari lembaga terkait.
Perhitungan target kinerja yang dihasilkan dari kegiatan yang dilaksanakan pada tahun ini berbeda-beda sesuai dengan sub kegiatan yang dilaksanakan. Namun, dapat dipastikan bahwa target perencanaan didasarkan pada RKAKL-DIPA awal tahun 2019, sedangkan realisasi dilihat dari banyaknya pelaksanaan kegiatan tersebut. Sedangkan capaian didapatkan dari rata-rata capaian yang dihasilkan dari seluruh sub kegiatan pada Kegiatan Pelayanan Hukum tersebut. Berikut ini akan disajikan data pelaksanaan pada masing-masing kegiatan, diantaranya:
5251.004.001. Layanan Perwalian dan Pengampuan
Pada komponen Layanan Perwalian dan Pengampuan terbagi menjadi 2 (dua) sub komponen, yaitu Pengumuman Penetapan Pengampuan dan Pendataan Asset yang berada dalam Perwalian. Seluruh kegiatan terutama dalam belanja Perjalanan Dinas dianggarkan untuk memenuhi kebutuhan proses pengurusan di seluruh wilayah kerja BHP Jakarta. Berikut adalah rincian capaian dalam pengurusan Perwalian dan Pengampuan selama Tahun 2019:
Perwalian
Perwalian adalah pengawasan terhadap anak yang di bawah umur yang tidak berada di bawah kekuasaan orang tua serta pengurusan benda atau kekayaan anak tersebut sebagaimana Diatur Oleh Undang-Undang. Timbulnya suatu Perwalian diakibatkan oleh putusnya perkawinan baik karena kematian maupun karena suatu putusan pengadilan dan selalu membawa akibat hukum baik terhadap suami/isteri, anak-anak maupun harta kekayaannya terutama terhadap anak-anak yang masih dibawah umur. Untuk itu Peranan BHP sebagai wali pengawas berfungsi sebagai pengawas wali; Ayah/Ibu yang hidup lebih lama terhadap perlakuan wali kepada anak-anaknya yang masih di bawah umur, juga terhadap harta kekayaan mereka dari hal-hal yang bertentangan dengan hukum.
Proses perwalian yang diproses oleh Balai Harta Peninggalan diantaranya, memanggil Wali yang diputuskan/ditetapkan oleh Pengadilan Negeri/Agama untuk datang menghadap dan dilakukan pencatatan harta serta mengangkat sumpah Wali dihadapan BHP sebagai Wali Pengawas. Pada Tahun 2019, Balai Harta Peninggalan Jakarta berhasil memproses Penetapan/Putusan Pengadilan dalam hal Perwalian sebanyak 107 (seratus tujuh) berkas terdiri dari:
- Jumlah Berkas Baru : 99 berkas - Jumlah Berkas Lama : 8 berkas
TABEL BERKAS PERWALIAN YANG DIPROSES PADA TAHUN 2019
NO.
URUT NO. REGISTER NOMOR DAN TANGGAL PENETAPAN
BERKAS TAHUN 2019
1 1 Pengadilan Negeri Cirebon
Nomor : 60/Pdt.G/2018/PN.Cbn. Tanggal 06 Desember 2018
2 2 Pengadilan Negeri Cirebon Nomor :
72/Pdt.G/2018/PN.Cbn. tanggal 14 Desember 2018
3 3 Pengadilan Negeri Cirebon
Nomor : 62/Pdt.G/2018/PN.Cbn. Tanggal 5 Desember 2018
4 4 Putusan Pengadilan Cirebon Nomor :
71/Pdt.G/2018/PN.Cbn Tanggal 07 Januari 2019.
5 5 Putusan Pengadilan Ciebon
Nomor : 75/Pdt.G/2018/PN.Cbn. Tanggal 03 Januari 2019.
6 6 Pengadilan Negeri Cirebon
Nomor : 65/Pdt.G/2018/PN.Cbn.
7 7 Pengadilan Negeri Cirebon
Nomor : 59/Pdt.G/2018/PN.Cbn.
8 8 Pengadilan Negeri Jambi
No : 259/Pdt.P/2018/PN.JB. tanggal 1 November 2018
9 9 Pengadilan Negeri Cirebon
Putusan No.77/PDT.G/2018/PN.Cbn tanggal 10 Maret 2019 10 11 12 13 14 15 10 11 12 13 14 15
Penetapan Pengadilan Negeri Sumber Penetapan No.47/PDT.P/2019/PN.Sbr Tanggal 13 Februari 2019
Penetapan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor: 0076/Pdt.P/2016/PA JS
Tanggal 03 Mei 2016
Perwalian Demi Hukum (Wali a.n. NIRMALA KODEMELA)
Perwalian Demi Hukum (Wali a.n. NERMI) Penetapan Pengadilan Negeri Cirebon No : 8/Pdt.G/2019/PN Cbn
tanggal 07 Mei 2019 Pengadilan Negeri Sumber No : 54/Pdt.P/2019/PN Sbr
NO.
URUT NO. REGISTER NOMOR DAN TANGGAL PENETAPAN
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 tanggal 28 Februari 2019
Putusan Pengadilan Negeri Cirebon Nomor : 9/Pdt.G/2019/Pn Cbn tanggal 22 April 2019
Pengadilan Negeri Serang Nomor : 103/Pdt.P/2019/PN.Srg. Tanggal 16 Mei 2019
Penetapan Pengadilan Negeri Tasikmalaya Nomor 15/Pdt.P/2019/PN.Tsm
tanggal 20 Februari 2019
Penetapan Pengadilan Negeri Tasikmalaya nomor 68/Pdt.P/2019/PN.Tsm
tanggal 19 Juni 2019
Penetapan Pengadilan Negeri Tasikmalaya Nomor : 66/Pdt.P/2019/PN.Tsm
tanggal 24 Juni 2019
Penetapan Pengadilan Negeri Tasikmalaya Nomor : 62/Pdt.P/2019/PN Tsm
tanggal 28 Mei 2019
Penetapan Pengadilan Negeri Cirebon Nomor 81/Pdt.G/2018/PN Cbn
tanggal 15 Mei 2019
Penetapan Pengadilan Negeri Tasikmalaya Nomor : 74/Pdt.P/2018/PN.Tsm
Penetapan Pengadilan Negeri Tasikmalaya Nomor : 1/Pdt.P/2019/PN.Tsm
Penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Timur Nomor : 713/Pdt.P/2017/PN.Jkt.Tim
tanggal 19 Desember 2017
Penetapan Pengadilan Negeri Tasikmalaya Nomor : 54/Pdt.P/2019/PN.Tsm
22/05/2019
Penetapan Pengadilan Negeri Tasikmalaya Nomor : 79/Pdt.P/2019/PN.Tsm
Tanggal 08/07/2019
Penetapan Pengadilan Negeri Tasikmalaya No. 24/Pdt.P/2019/PN.Tsm
tanggal 12 Maret 2019
Penetapan Pengadilan Negeri Tasikmalaya Nomor : 10/Pdt.P/2019/PN Tsm
tanggal 6 Februari 2019
Penetapan Pengadilan Negeri Bogor Nomor 169/PDT.P/2018/PN Bgr
NO.
URUT NO. REGISTER NOMOR DAN TANGGAL PENETAPAN
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 Tanggal 1 Agustus 2018
Penetapan Pengadilan Negeri Bogor Nomor 38/PDT.P/2019/PN
Bgr Tanggal 22 Februari 2019 Penetapan Pengadilan Bogor No.167/Pdt.P/2018/PN.Bgr
Penetapan Pengadilan Negeri Boogor No. 303/Pdt.P/2018/PN.Bgr
Tanggal 13 Desember 2018
Penetapan Pengadilan Negeri Bogor No. 56/Pdt.P/2019/PN.Bgr
Tanggal 27 Februari 2019 Pengadilan Negeri Bogor Nomor : 134/Pdt.P/2018/PN.Bgr Tanggal 4 Juli 2018
Penetapan Pengadilan Negeri Bogor No. 295/Pdt.P/2018/PN.Bgr
Tanggal 4 Desember 2018
Penetapan Pengadilan Negeri Bogor No. 87/Pdt.P/2018/PN.Bgr
Tanggal 27 April 2018
Putusan Pengadilan Negeri Cirebon Nomor : 11/Pdt.P/2019/PN Cbn tanggal 13 Juni 2019
Penetapan Pengadilan Negeri Bogor Nomor : 53/Pdt.P/2018/PN. Bgr tanggal 26 Maret 2018
Penetapan Pengadilan Negeri Bogor Nomor : 160/Pdt.P/2018/PN. Bgr tanggal 26 Juli 2018
Penetapan Pengadilan Negeri Bogor Nomor : 268/Pdt.P/2018/PN. Bgr tanggal 22 November 2018
Penetapan Pengadilan Negeri Bogor Nomor : 124/Pdt.P/2019/PN. Bgr tanggal 30 April 2019
Penetapan Pengadilan Negeri Bogor No. 265/Pdt.P/2018/PN.Bgr
Tanggal 22 November 2018
Penetapan Pengadilan Negeri Bogor Nomor : 188/Pdt.P/2018/PN. Bgr tanggal 16 Agustus 2018
NO.
URUT NO. REGISTER NOMOR DAN TANGGAL PENETAPAN
46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 Nomor : 181/Pdt.P/2018/PN. Bgr tanggal 5 September 2018
Penetapan Pengadilan Negeri Bogor Nomor : 90/Pdt.P/2018/PN. Bgr tanggal 21 Mei 2018
Penetapan Pengadilan Negeri Bogor Nomor : 11/Pdt.P/2019/PN Bgr Tanggal 24 Januari 2019
Penetapan Pengadilan Negeri Bogor Nomor : 118/Pdt.P/2019/PN Bgr tanggal 9 Agustus 2019
Penetapan Pengadilan Negeri Maros No. 161/Pdt.P/2018/PN.Mrs
Tanggal 23 Juli 2018
Penetapan Pengadilan Negeri Bogor Nomor : 285/Pdt.P/2018/PN. Bgr tanggal 3 Desenver 2018
Penetapan Pengadilan Negeri Bogor No. 279/Pdt.P/2018/PN.Bgr
Tanggal 5 Desember 2018
Penetapan Pengadilan Negeri Bogor No. 132/Pdt.P/2018/PN.Bgr
Tanggal 2 Juli 2018
Penetapan Pengadilan Negeri Bogor Nomor : 231/Pdt.P/2018/PN.Bgr 24/10/2018
Penetapan Pengadilan Negeri Bogor No.80/Pdt.P/2019/PN.Bgr
Tanggal 4 April 2019
Penetapan Pengadilan Negeri Bogor Nomor 33/Pdt.P/2018/PN.Bgr tanggal 26 Februari 2018
Penetapan Pengadilan Negeri Bogor Nomor 113/Pdt.P/2018/PN.Bgr tanggal 22 Juni 2018
Penetapan Pengadilan Negeri Bogor Nomor 8/Pdt.P/2018/PN.Bgr
tanggal 18 Januari 2018
Penetapan Pengadilan Negeri Bogor Nomor 18/Pdt.P/2018/PN.Bgr tanggal 29 Januari 2018
Penetapan Pengadilan Negeri Bogor No. 80/Pdt.P/2018/PN.Bgr
NO.
URUT NO. REGISTER NOMOR DAN TANGGAL PENETAPAN
60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74
Penetapan Pengadilan Negeri Bogor Nomor 18/Pdt.P/2019/PN.Bgr Penetapan Pengadilan Negeri Bogor Nomor 651/Pdt.P/2019/PN.Bgr
Penetapan Pengadilan Negeri Palembang Nomor 18/Pdt.P/2018/PN.Plg
tanggal 18 Juli 2018
Penetapan Pengadilan Negeri Bogor Nomor 9/Pdt.P/2018/PN.Bgr
tanggal 18 Januari 2018
Penetapan Pengadilan Negeri Bogor Nomor 41/Pdt.P/2018/PN.Bgr tanggal 4 april 2018
Penetapan Pengadilan Negeri Bogor Nomor 237/Pdt.P/2018/PN.Bgr tanggal 8 November 2018
Penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Utara Nomor : 792/Pdt.P/2018/PN. JKT.Utr
tanggal 20 Desember 2018
Penetapan Pengadilan Negeri Bogor Nomor : 85/Pdt.P/2018/PN. Bgr tanggal 16 Mei 2018
Penetapan Pengadilan Negeri Jambi Nomor : 92/Pdt.G/2018/PN. Jmb tanggal 1 Oktober 2018
Penetapan Pengadilan Negeri Bogor No. 42/Pdt.P/2018/PN.Bgr
Tanggal 4 April 2018
Penetapan Pengadilan Negeri Purwakarta Nomor : 152/Pdt.P/2018/PN.PWK
tanggal 21 Agustus 2018
Penetapan Pengadilan Negeri Tangerang Nomor : 495/Pdt.G/2018/PN.Tng
tanggal 7 November 2018
Penetapan Pengadilan Negeri Bale Bandung Nomor : 13/Pdt.G/2018/PN. Blb
tanggal 15 Maret 2018
Penetapan Pengadilan Negeri Garut Nomor 96/Pdt.P/2018/PN.Grt tanggal 26 November 2018
Penetapan Pengadilan Negeri Bogor Nomor 66/Pdt.P/2018/PN.Bgr tanggal 20 April 2018