• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA

2.1. Studi Literatur 2.1.1. Konstruksi

2.1.1.1. Pengertian Konstruksi

Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana dengan alat berat. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area.

Walaupun kegiatan konstruksi dikenal sebagai satu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda.

Pada umumnya kegiatan konstruksi diawasi oleh manajer proyek, insinyur desain, atau arsitek proyek. Orang-orang ini bekerja didalam kantor, sedangkan pengawasan lapangan biasanya diserahkan kepada mandor proyek yang mengawasi buruh bangunan, tukang kayu, dan ahli bangunan lainnya untuk menyelesaikan fisik sebuah konstruksi bangunan.

Dalam melakukan suatu konstruksi biasanya dilakukan sebuah manajemen konstruksi terpadu. Hal ini terkait dengan metode penentukan besarnya biaya konstruksi yang diperlukan, rancang-bangun, dan efek lain yang akan terjadi saat pekerjaan konstruksi dilakukan.

Sebuah jadwal perencanaan yang baik akan menentukan suksesnya sebuah pembangunan terkait dengan pendanaan, dampak lingkungan, keamanan lingkungan konstruksi, ketersediaan material bangunan, logistik, ketidak-nyamanan publik terkait dengan adanya penundaan pekerjaan konstruksi, persiapan dokumen dan tender konstruksi, dan lain sebagainya (Wikipedia, 2008).

Konstruksi adalah tujuan akhir dari suatu rancangan dimana usaha dari seorang insinyur atau arsitek, yang merancang suatu proyek, dan konstruktor, yang membangun proyek, diarahkan menuju ke sasaran yang sama, yaitu penciptaan sesuatu yang akan memenuhi tujuan dibangunnya sesuatu itu dengan

(2)

cara yang memuaskan. Keseluruhan proses dari konstruksi terdiri dari 6 unsur yaitu :

Gambar 2.1 Proses keseluruhan dari konstruksi yang direkayasa Sumber : Peurifoy & Ledbetter (1988; p. 1)

2.1.1.2. Jenis-Jenis Kontraktor

Para kontraktor cenderung untuk mengkhususkan diri dalam berbagai macam pekerjaan. Meskipun tidak ada garis pemisah yang tegas untuk berbagai jenis konstruksi, secara kasar mereka dapat dibagi menjadi :

• Kontraktor Untuk Tempat Tinggal (Residential)

• Kontraktor Bangunan Komersial (Building Commercial) • Kontraktor Bangunan Industri (Industrial)

• Kontraktor Jalan Raya Kelas Satu (High Way Heavy) • Kontraktor Khusus (Speciality)

o Jalur Pipa (Pipe Line) o Daya (Power)

o Saluran Transmisi (Transmission Line) o Pemasangan Rangka Baja (Steel Erection) o Jalan Kereta Api (Railroad)

o Bangunan Lepas Pantai (Offshore)

o Pemancangan Tiang Pancang (Pile Driving) o Pemompaan Beton (Concrete Pumping) o Dan Sebagainya

Perumusan

proyek Perencanaan pendahuluan Rancangan proyek

Pengadaan komponen utama Konstruksi proyek Pemakaian pertama

(3)

Alasan dilakukannya penggolongan ini adalah karena kerumitan dan modal kerja. Hanya sedikit kontraktor besar yang memiliki keahlian yang diperlukan dan persediaan yang besar dari peralatan yang mahal untuk menangani semua jenis konstruksi (Peurifoy & Ledbetter, 1988).

2.1.1.3. Kontrak-Kontrak Industri

Suatu pengertian mengenai kontrak-kontrak konstruksi penting sekali untuk melaksanakan dengan tepat suatu proyek konstruksi, dan insinyur menyumbangkan jasa yang penting dalam mengembangkan kontrak tersebut. Subyeknya sangat rumit dan diluar jangkauan untuk meliput seluruhnya secara terinci. Sekalipun demikian ada konsep-konsep dasar dan perumusan-perumusan yang harus dipahami. Terdapat bermacam-macam tipe dari kontrak-kontrak konstruksi, semuanya harus memuat 4 ciri untuk dapat dikatakan sah.

Yang pertama harus adanya persetujuan di antara pihak-pihak yang terlibat. Persetujuan ini melibatkan penawaran (misalnya proposal tender yang ditandatangani oleh suatu kontraktor yang diajukan utnuk melaksanakan konstruksi suatu proyek merupakan suatu penawaran) dan penerimaan (misalnya ketika pemilik menentukan pemegang tender).

Yang kedua adalah harus adanya pertimbangan. Dalam kasus kontrak konstruksi ini, jika seorang kontraktor menjanjikan untuk membangun suatu tambahan pada rumah tanpa mendapatkan imbalan dan kemudian kontraktor ini berubah pikirannya, ia biasanya tidak dapat dipaksa untuk membangun tambahan tersebut, karena tidak adanya pertimbangan.

Yang ketiga harus adanya kecakapan. Ini berarti bahwa kedua belah pihak harus cukup umur untuk mengadakan suatu kontrak dan harus sadar secara mental terhadap apa yang mereka lakukan.

Yang keempat, supaya suatu kontrak iu berlaku, maka ia harus sah menurut hukum. Untuk jelasnya suatu kontrak antara dua pihak, di mana satu pihak setuju untuk melakukan tindakan yang melawan hukum, kontrak tersebut tidak dapat dilaksanakan.

(4)

Dari sejumlah bentuk kontrak konstruksi, biasanya masuk ke dalam salah satu dari ketiga tipe berikut ini :

1. Kontrak Pembayaran Sekaligus (Lump-Sum Contract)

Istilah dari kontrak semacam ini menunjukan bahwa pemilik akan membayar sejumlah uang yang telah disetujui kepada kontraktor untuk penyelesaian suatu proyek yang sesuai dengan rencana-rencana dan spesifikasi-spesifikasi yang telah dibuat oleh insinyur atau arsitek. Biasanya pemilik membayar sebagaian dari jumlah uang tersebut kepada kontraktor pada selang waktu yang telah ditentukan, misalnya bulanan, dimana besarnya setiap pembayaran tergantung pada nilai pekerjaan yang telah diselesaikan pada periode waktu sebelumnya atau menurut beberapa jadwal yang lain. Dengan kontrak semacam ini kontraktor dapat memperoleh laba (jika telah membuat perkiraan yang baik dan realisasinya tetap dalam batas anggaran) atau ia dapat menderita rugi (jika biaya yang dikeluarkan melebihi perkiraannya). Jenis kontraktor ini umumnya meminta insinyur atau arsitek untuk menyusun rencana-rencana dan spesifikasi yang cukup terinci agar kontraktor dapat menyusun suatu perkiraan biaya yang terinci. Jenis kontraktor ini lebih disukai untuk pelaksanaan konstruksi gedung, rumah dan sebagainya, karena pemilik memperoleh manfaat dari penawaran yang bersaing dan mengetahui berapa besarnya biaya proyek sebelum ia mengadakan kontrak dengan kontraktor. 2. Kontrak Harga Satuan (Unit Price Contract)

Istilah dari harga satuan menunjukan bahwa si pemilik akan membayar sejumlah uang yang telah disetujui kepada kontraktor untuk unit pekerjaan yang diselesaikan dalam suatu proyek. Unit-unit pekerjaan ini dapat berupa apa saja yang besarnya dapat ditentukan, misalnya yard kubik tanah, feed panjang dari pipa, untuk persegi dari perkerasan beton cor di tempat dan sebagainya. Pembayaran biasanya dilakukan oelh pemilik kepada kontraktor pada selang waktu yang telah ditentukan selama konstruksi proyek, di mana besarnya setiap pembayaran tergantung pada pekerjaan yang telah diselesaikan. Kontrak semacam ini juga memerlukan rencana-rencana jenis kontrak yang lebih disukai jika besarnya pekerjaan secara nyata tidak dapat diketahui secara pasti

(5)

sebelumnya. Misalnya, jumlah yang pasti dari tanah dan batuan yang harus digali dan tidak dapat diketahui sampai kontraktor melakukan sendiri secara nyata penggalian tersebut. Pemilik, dengan mensyaratkan kontrak jenis ini, memperoleh manfaat dari penawaran yang bersaing tanpa mengharuskan kontraktor mengajukan penawaran yang lebih tinggi untuk mengatasi besaran-besaran yangbelum diketahui yang terlibat dalam kontrak tersebut. Dengan kontrak semacam ini, kontraktor dapat memperoleh laba atau dapat menderita rugi tergantung pada ketelitiannya memperkirakan besarnya nilai proyek tersebut.

3. Kontrak Biaya Ditambah Ongkos (Cost Plus Fee Contract)

Istilah kontrak biaya ditambah ongkos menunjukan bahwa pemilik akan membayar kembali kepada kontraktor semua biaya yang ditentukan untuk membangun proyek tersebut termasuk semua biaya tenaga kerja, biaya bahan, biaya penggunaan, biaya sub-kontraktor, biaya pengawasan dan biaya peralatan pekerjaan. Sebagai tambahan pemilik setuju untuk membayar suatu ongkos (fee) tambahan kepada kontraktor, yang biasanya berupa ongkos (fee) manajemen , untuk membayar kembali kontraktor atas biaya-biaya yang dikeluarkan pada kantor pusatnya yang diakibatkan oleh konstruksi proyek ini. Hal-hal yang biasanya termasuk dalam ongkos (fee) adalah sewa, pajak, asuransi, bunga atas pinjaman uang untuk proyek, dan pengawasan di kantor pusat serta biaya-biaya pengendalian, dan masih banyak lagi. Akhirnya ongkos tersebut akan mencangkup sejumlah laba yang diinginkan utnuk kontraktor, karena hal ini adalah alasan utama dari kontraktor untuk terjun ke dalam bisni. Apakah pada kenyataannya kontraktor mendapat suatu laba atau tidak itu tergantung pada bagaimana ketelitiannya dalam memperkirakan biaya-biaya lain yang merupakan sisa ongkos.dengan kontrak semacam ini, kontraktor biasanya mengabil resiko terkecil dan oleh karena itu mempunyai perangsang yang sangat kecil untuk menekan biaya. Hal ini dapat dipakai terutama pada situasi-situasi di mana lingkup pekerjaan tidak dapat didefinisikan dengan baik sebelum konstruksi dilakukan atau dimana karakteristik untuk konstruksi yang khusus tidak diketahui. Untuk melaksanakan beberapa pengendalian dan

(6)

memberikan beberapa perangsang kepada kontraktor untuk menekan biaya-biaya, banyak variasi, dari kontrak semacam ini, yang meliputi biaya tambah suatu persentase biaya, biaya ditambah suatu ongkos yang tetap, dan biaya ditambah suatu ongkos yang diabaikan, semuanya dengan jaminan penuh atau dengan perangsang untuk menekan biaya.

2.1.1.4. Dasar Hukum/ Peraturan Yang Terkait Dengan Jasa Konstruksi 1. Pasal 1601, 1601 (B), 1604-1617 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata 2. Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi

3. Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2000 Tentang Usaha Dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi

4. Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.

5. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi.

6. Peraturan Pemerintah No. 140 Tahun 2000 Tentang Pajak Penghasilan Dari Usaha Jasa Konstruksi.

7. Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah No. 257/Kppts/M/2003 Tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi.

8. Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah No. 339/Kppts/M/2003 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konstruksi Oleh Instansi Pemerintah.

9. Keputusan Menteri Keuangan No. 304/Kmk.01/2002 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang.

10. Keputusan Menteri Keuangan No. 305/Kmk.01/2002 Tentang Pejabat Lelang.

11. Peratuan Menteri Dalam Negeri No. 5 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pelaksanaan Bagian Anggaran Pembiayaan Dan Perhitungan Di Lingkungan Departemen Dalam Negeri.

12. Peratuan Menteri Dalam Negeri No. 7 Tahun 2006 Tentang Standarisasi Sarana Dan Prasarana Kerja Pemerintahan Daerah.

(7)

13. Peraturan Menteri Keuangan No. 02/Pmk.02/2006 Tentang Persyaratan Administratif Dalam Rangka Pengusulan Dan Penetapan Satuan Kerja Instansi Pemerintah Untuk Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan : Layanan Umum.

14. Peraturan Menteri Keuangan No. 08/Pmk.02 Tentang Kewenangan Pengadaan Barang/Jasa Pada Badan Layanan Umum.

15. Peraturan Menteri Keuangan No. 09/Pmk.02 Tentang Pembentukan Dewan Pengawas Pada Badan Layanan Umum.

16. Peraturan Menteri Keuangan No. 10/Pmk.02 Tentang Pedoman Penetapan Remunerasi Bagi Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas Dan Pegawai Badan Layanan Umum (Ikatan Arsitek Indonesia, 2008)

2.1.1.5. Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam suatu proyek konstruksi untuk berbagai jenis pekerjaan yang ada di lapangan akan berbeda dengan satu dengan yang lainnya, baik dari segi jumlah tenaga kerja maupun kualifikasi tenaga kerja yang digunakan. Perbedaan ini disebabkan karena setiap jenis pekerjaan konstruksi yang dilakukan membutuhkan keahlian tenaga kerja yang berbeda-beda (Ikatan Arsitek Indonesia, 2008). Umumnya tenaga kerja yang digunakan pada suatu proyek konstruksi dapat dibagi menjadi lima macam yaitu :

1. Konsultan

Konsultan tugasnya membuat draft perencanaan. Baik berupa gambar, perhitungan biaya, perhitungan struktur dan lain-lain yang bersifat perencanaan dalam suatu project. Jika proyeknya besar maka ada beberapa orang dengan disiplin ilmu yang berbeda seperti arsitek, sipil, ME (mekanikal elektrikal), interior dll.

2. Arsitektur

Arsitektur adalah orang yang berperan membuat disain perencanaan jika ia berada pada posisi konsultan perencana. Jika ia berada pada posisi kontraktor maka ia bertugas melaksanakan disain yang sudah dibuat oleh perencana. Jika ia

(8)

berada pada konsultan pengawas ia bertugas mengawasi pekerjaan kontraktor agar sesuai dengan disain perencanaan.

3. Pengawas

Pengawas bertugas mengawasi pekerjaan yang ada. Bentuk pengawasannya mulai dari tingkat kerapian finishing, kualitas material yang digunakan hingga bobot prestasi pekerjaan. Artinya apakah sesuai atau tidak hasil pekerjaan di lapangan dengan uang yang sudah masuk. Jika ada yang tidak sesuai ia berhak menegur kontraktor atau bahkan membongkar pekerjaan yang sudah ada. Untuk itulah pengawas mempunyai wewenang menjadi pimpinan rapat dalam rapat berkala selama proyek berlangsung.

4. Mandor

Mandor adalah kepala tukang yang membawahi belasan hingga ratusan tukang dan kenek. Jika menggunakan sistem borongan maka ia adalah orang yang membayar gaji tukang yang ditagih ke kontraktor sebagai pelaksana.

5. Tukang

Tukang adalah pekerja atau buruh kasar yang pekerjaannya adalah membangun rumah atau bangunan. Keahliannya juga berbeda-beda. mulai dari tukang batu, tukang kayu, tukang finishing hingga tukang listrik. Dibawahnya tukang adalah kenek yang tugasnya adalah membantu pekerjaan tukang. Macam-macam tukang : • Tukang Boiler • Tukang Kayu • Tukang Listrik/Instrumen • Tukang Besi • Tukang Penyekat • Buruh (Laborer) • Tukang Batu • Tukang Giling • Tukang Pengoperasian • Tukang Cat

(9)

• Tukang Pemasang Pipa • Tukang Logam Lembaran • Pengemudi Truk Alat Berat

• Dan masih banyak lainnya (Dewi & Lumbanraja, 2008) 2.1.1.6. Kualifikasi

1. Kualifikasi untuk jasa pelaksana konstruksi ditetapkan sebagai berikut : Tabel 2.1. Kualifikasi untuk jasa pelaksana konstruksi No GRED Nilai Kompetensi Keterangan

1 Grade 1 s/d Rp 100 juta Orang Perseorangan

2 Grade 2 s/

d Rp 300 juta Badan Usaha

3 Grade 3 s/d Rp 600 juta Badan Usaha

4 Grade 4 s/d 1 Milyar Badan Usaha

5 Grade 5 1 Milyar s/

d 10 Milyar Badan Usaha

6 Grade 6 1 Milyar s/d 25 Milyar Badan Usaha

7 Grade 7 1 Milyar s/

d tak terhingga Badan Usaha

Sumber : Jasa Konstruksi (2007)

2. Kualifikasi untuk jasa konsultansi konstruksi ditetapkan sebagai berikut : Tabel 2.2. Kualifikasi untuk jasa konsultansi konstruksi No GRED Nilai Kompetensi Keterangan

1 Grade 1 s/d Rp 100 juta Orang Perseorangan

2 Grade 2 s/d Rp 400 juta Badan Usaha

3 Grade 3 Rp 400 jt s/

d 1 Milyar Badan Usaha

4 Grade 4 Rp 400 jt s s/d tak terhingga Badan Usaha

(10)

2.1.2. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)

Badan usaha milik swasta (BUMS) adalah badan usaha yang modalnya berasal dari perseorangan ataupun kelompok masyarakat. Badan usaha ini sepenuhnya dikelola dan permodalannya dari pihak swasta.

Bentuk-bentuk BUMS :

1. Badan Usaha/Perusahaan Perseorangan (Po)

Perusahaan perseorangan adalah badan usaha kepemilikannya dimiliki oleh satu orang. Individu dapat membuat badan usaha perseorangan tanpa izin dan tata cara tententu. Semua orang bebas membuat bisnis personal tanpa adanya batasan untuk mendirikannya. Pada umumnya perusahaan perseorangan bermodal kecil, terbatasnya jenis serta jumlah produksi, memiliki tenaga kerja / buruh yang sedikit dan penggunaan alat produksi teknologi sederhana. Contoh perusahaan perseorangan seperti toko kelontong, tukang bakso keliling, pedagang asongan, dan lain sebagainya.

Ciri dan sifat badan usaha/perusahaan perseorangan : • Relatif mudah didirikan dan juga dibubarkan

• Tanggung jawab tidak terbatas dan bisa melibatkan harta pribadi • Tidak ada pajak, yang ada adalah pungutan dan retribusi

• Seluruh keuntungan dinikmati sendiri

• Sulit mengatur roda perusahaan karena diatur sendiri

• Keuntungan yang kecil yang terkadang harus mengorbankan penghasilan yang lebih besar

• Jangka waktu badan usaha tidak terbatas atau seumur hidup • Sewaktu-waktu dapat dipindah tangankan

Kelebihan dari badan usaha/perusahaan perseorangan :

• Cepat mengambil keputusan karena tidak harus mengandalkan orang lain • Rahasia perusahaan terjamin

• Keuntungan perusahaan untuk sendiri • Mudah mencegah dari penyelewengan

(11)

Kekurangan dari badan usaha/perusahaan perseorangan : • Modal tidak terlalu besar

• Aset pribadi sulit dibedakan dengan aset perusahaan • Perusahaan sulit berkembang karena kurangnya ide-ide • Pengelolaan tergantung kemampuan si pemilik

• Kelangsungan perusahaan kurang terjamin • Tanggung jawab pemilik tidak terbatas 2. Firma (Fa)

Firma adalah suatu bentuk persekutuan bisnis yang terdiri dari dua orang atau lebih dengan nama bersama yang tanggung jawabnya terbagi rata tidak terbatas pada setiap pemiliknya.

Ciri dan sifat firma :

• Apabila terdapat hutang tak terbayar, maka setiap pemilik wajib melunasi dengan harta pribadi.

• Setiap anggota firma memiliki hak untuk menjadi pemimpin

• Seorang anggota tidak berhak memasukkan anggota baru tanpa seizin anggota yang lainnya.

• Keanggotaan firma melekat dan berlaku seumur hidup • Seorang anggota mempunyai hak untuk membubarkan firma • Pendiriannya tidak memelukan akte pendirian

• Mudah memperoleh kredit usaha Kelebihan firma :

• Modal usaha lebih besar dari badan usaha perseorangan • Sudah ada pembagian tugas

• Kelangsungan perusahaan lebih terjamin • Resiko ditanggung bersama

(12)

Kekurangan firma :

• Setiap anggota merupakan pemilik sehingga sulit mengambil keputusan • Tanggung jawab pemilik tidak terbatas

• Apabila salah satu anggota melakukan pelanggaran hukum akan melibatkan semua anggota

• Sulit menarik modal yang ditanamkan

3. Persekutuan Komanditer/Commander Vennootschap (CV)

CV adalah suatu bentuk badan usaha bisnis yang didirikan dan dimiliki oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama dengan tingkat keterlibatan yang berbeda-beda di antara anggotanya. Satu pihak dalam CV mengelola usaha secara aktif yang melibatkan harta pribadi dan pihak lainnya hanya menyertakan modal saja tanpa harus melibatkan harta pribadi ketika krisis finansial. Yang aktif mengurus perusahaan CV disebut sekutu aktif, dan yang hanya menyetor modal disebut sekutu pasif.

Tabel 2.3. Perbedaan sekutu aktif dan pasif

SEKUTU AKTIF SEKUTU PASIF

1. Menanamkan modal juga

menjalankan usaha 1. Sebatas menanamkan modal dan tidak menjalankan usaha. 2. Berhak memperoleh gaji dan bagi

hasil dari keuntungan perusahaan 2. Hanya berhak memperoleh bagi hasil dari keuntungan perusahaan 3. Bertanggung jawab penuh atas

maju mundurnya usaha 3. Bertanggung jawab terbatas pada modal yang ditanamkan 4. Jika perusahaan bangkrut dan

terdapat hutang bertanggung jawab untuk melunasi hutang tersebut

4. Hanya kehilangan modal yang disetorkan

Sumber : Bentuk, Jenis & Macam Badan Usaha / Organisasi Bisnis Perusahaan - Pengertian dan Definisi - Ilmu Sosial Ekonomi Pembangunan. (2006) Ciri dan sifat CV :

• Sulit untuk menarik modal yang telah disetor • Modal besar karena didirikan banyak pihak

(13)

• Mudah mendapatkan kridit pinjaman

• Ada anggota aktif yang memiliki tanggung jawab tidak terbatas dan ada yang pasif tinggal menunggu keuntungan

• Relatif mudah untuk didirikan

• Kelangsungan hidup perusahaan CV tidak menentu Kelebihan CV :

• Modal lebih besar dari badan usaha/perusahaan perseorangan dan firma • Pengelolaan lebih baik dari badan usaha/perusahaan perseorangan dan firma • Lebih mudah dalam mendapatkan kredit

Kekurangan CV :

• Tanggung jawab anggota tidak sama

• Pimpinan perusahaan lebih dari satu orang sehingga sulit mengambil keputusan

• Tanggung jawab sekutu aktif tidak terbatas 4. Perseroan Terbatas (PT)

Perseroan terbatas adalah organisasi bisnis yang memiliki badan hukum resmi yang dimiliki oleh minimal dua orang dengan tanggung jawab yang hanya berlaku pada perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi atau perseorangan yang ada di dalamnya. Di dalam PT pemilik modal tidak harus memimpin perusahaan, karena dapat menunjuk orang lain di luar pemilik modal untuk menjadi pimpinan. Untuk mendirikan PT / persoroan terbatas dibutuhkan sejumlah modal minimal dalam jumlah tertentu dan berbagai persyaratan lainnya.

Pengendali PT : a. Direksi

Direksi ditunjuk oleh rapat umum pemegang saham. Direksi bertugas menjalankan operasional PT sehari-hari, dan juga bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

(14)

b. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris terdiri dari para pemegang saham. Dewan Komisaris bertugas mengawasi dan menasehati Direksi. Dewan Komisaris juga bertindak membela kepentingan para pemegang saham.

c. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) memegang kekuasaan tertinggi dalam PT. RUPS berwenang menentukan kegiatan perusahaan, mengangkat, dan memberhentikan Direksi dan Dewan Komisaris, mengesahkan neraca dan pembagian deviden.

Jenis PT : a. PT Tertutup

PT yang kepemilikan sahamnya hanya diperuntukkan bagi orang- orang tertentu.

b. PT Terbuka

PT yang sahamnya bebas diperjualbelikan di Bursa Efek Setiap orang bebas membeli saham PT tersebut.

c. PT Kosong

PT yang badan usahanya masih ada tetapi perusahaannya sudah tidak beroperasi lagi.

Ciri dan sifat PT :

• Kewajiban terbatas pada modal tanpa melibatkan harta pribadi • Modal dan ukuran perusahaan besar

• Kelangsungan hidup perusahaan PT ada di tangan pemilik saham • Dapat dipimpin oleh orang yang tidak memiliki bagian saham • Kepemilikan mudah berpindah tangan

• Mudah mencari tenaga kerja untuk karyawan / pegawai

• Keuntungan dibagikan kepada pemilik modal / saham dalam bentuk dividen • Kekuatan dewan direksi lebih besar daripada kekuatan pemegang saham • Sulit untuk membubarkan PT

(15)

Kelebihan PT :

• Mudah memperbesar modal • Tanggung jawab persero terbatas

• Kedudukan pemilik dan pengusaha terpisah • Kelangsungan hidup perusahaan terjamin • Saham mudah diperjual belikan

Kekurangan PT :

• PT Saham mudah dijualbelikan sehingga menimbulkan spekulasi

• Karena tanggung jawab pemilik terbatas sehingga dapat menimbulkan tindakan yang merugikan

• Rahasia perusahaan tidak terjamin • Biaya pajak relatif besar

• Biaya operasional dan biaya-biaya lain besar 2.1.3. Corporate Identity

2.1.3.1. Deskripsi Corporate Identity

Corporate identity adalah suatu bentuk visual dan ekspresi grafis dari image dan identitas suatu perusahaan. Sebagai bentuk visual, corporate identity menampilkan simbol yang mencerminkan image yang hendak disampaikan. Sebagai suatu ekspresi grafis, sebuah identitas perusahaan dapat diciptakan dan mempengaruhi nasib dari perusahaan tersebut.

Sebuah corporate identity yang efektif harus memiliki karakter-karakter sebagai berikut:

1. Simbolisme yang sederhana tetapi mengena.

Kesederhanaan adalah dasar dari kombinasi identitas brand-package-symbol yang baik. Semakin sederhana suatu simbol, semakin jelas pula pesan yang hendak disampaikan.

(16)

2. Mempunyai pemicu visual yang kuat.

Sebuah simbol yang efektif harus mampu memicu respon terhadap suatu produk atau perusahaan. Di saat di mana konsumen berurusan dengan perusahaan itu, maka ia hanya perlu memikirkan produk atau jasa dari perusahaan tersebut, dan nama perusahaan itu akan diingat dengan sendirinya. Contohnya, bila kita ingin membeli minyak goreng, maka kebanyakan dari kita akan mengingat bahkan langsung membeli merek Bimoli.

3. Identitas sebagai alat promosi dan pemasaran.

Corporate identity ada1ah alat promosi yang sangat efektif dan aktif. Walaupun kampanye untuk suatu iklan produk berakhir, tetapi identitas tetap dipakai sampai bertahun-tahun.

4. Corporate identity harus dapat diingat dan mengesankan.

Suatu corporate identity yang baik mempunyai dua sifat : mengusulkan (suggestiveness) dan mengingatkan (recall). Bila konsumen ingin membeli suatu produk, maka ia akan teringat nama suatu perusahaan, ini disebut mengusulkan (suggestion). Bila konsumen ini kemudian datang lagi dan membeli produk yang sama dan ia menghubungkan kembali dengan produsennya, maka ini disebut mengingatkan (recall).

Sebuah perusahaan yang baik harus dapat menyampaikan image sesuai dengan identitasnya. Dalam suatu perusahaan, image adalah kesan yang diberikan oleh perusahaan itu kepada publik melalui produk-produknya, kegiatan-kegiatannya, dan usaha-usaha pemasarannya. Karena itu dibutuhkan sebuah identitas yang kuat sebagai patokan untuk menciptakan image atau kesan yang ingin disampaikan. Sebaliknya, image merupakan cerminan dari suatu perusahaan. 2.1.3.2. Fungsi Corporate Identity

Fungsi Corporate Identity adalah selain berfungsi sebagai identitas perusahaan, corporate identity juga mempunyai fungsi-fungsi lain, antara lain : 1. Sebagai alat yang menyatukan strategi perusahaan.

(17)

Sebuah corporate identity yang baik harus sejalan dengan rencana perusahaan tersebut bagaimana perusahaan itu sekarang dan bagaimana di masa yang akan datang. Selain itu corporate identity harus dapat dengan tepat mencerminkan image perusahaan, melalui produk dan jasanya.

2. Sebagai pemacu sistem operasional suatu perusahaan.

Pertanyaan pertama yang muncul dalam pembuatan corporate identity adalah bagaimana suatu perusahaan ingin dilihat oleh publik. Pertanyaan ini secara tidak langsung membuat personil-personil perusahaan tersebut berpikir dan mengevaluasi sistem operasional mereka selama ini. Dari sini dapat ditemukan kelemahan atau kesalahan yang selama ini dilakukan, sehingga tercipta tujuan perusahaan yang lebih baik dan mantap.

3. Sebagai pendiri jaringan network yang baik.

Sebuah perusahaan yang berimage positif, stabil, dapat dipercaya dan diandalkan akan menarik perhatian para investor untuk menanamkan modal dalam perusahaan tersebut. Jenis perusahaan yang seperti ini juga yang mendapat banyak keringanan saat ia membutuhkan tambahan modal dari bank. Produk-produk dari perusahaan ini juga mungkin menjadi produk yang paling laku dan digemari di pasar.

4. Sebagai alat jual dan promosi.

Perusahaan dengan image yang positif berpeluang besar untuk mengembangkan sayapnya dan memperkenalkan produk atau jasa baru. Konsumen yang telah lama memakai produk dari perusahaan tersebut akan dengan setia terus memakai produk itu. Mereka akan lebih menerima karena telah membuktikan sendiri bahwa produk itu benar-benar cocok untuk mereka.

Persyaratan sebuah identitas yang harus dipenuhi adalah terkesan tunggal dimana masyarakat tidak akan bingung dan langsung mengetahui jenis perusahaan atau brand tersebut, daya yang mempengaruhi pikiran, harus bisa dibedakan dengan kompetitor lainnya, karakter yang terbentuk harus jelas dan kuat (This

(18)

information was verified in a class a few years ago, Y. Moeljadi, Petra Christian University Arts and Desain Faculty instructor, 2007).

2.1.3.3. Aplikasi Corporate Identity

Tahap terakhir dari proses desain corporate identity adalah aplikasi. Dalam tahap ini seorang desainer komunikasi visual harus tahu apa yang penting dan efektif untuk bentuk desain komunikasi visual ini; apakah itu aplikasi pada business stationery, catalog, daftar harga, gedung perusahaan, bahkan kendaraan perusahaan. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menciptakan suatu sistem komunikasi visual yang efektif dan menyatu.

Berkonsultasi dengan klien juga sangat penting dalam tahap ini. Karena bagaimanapun juga merekalah yang selama ini berurusan dengan perusahaan tersebut dan merekalah yang paling banyak tahu tentang perusahaan tersebut dan apa yang dibutuhkan.

Banyak sekali aplikasi corporate identity yang sering digunakan, antara lain: • Business Stationery (kop surat, amplop, memo, kartu nama,forms, bon, dll). • Advertising

• Poster

• Brosur dan katalog • Signage system • Gedung perusahaan

• Annual Report (Laporan Tahunan) • Newsletter (Buletin perusahaan)

• Kendaraan perusahaan (Corporate Identity, 1999; p. 75). Aplikasi corporate identity juga bisa menggunakan bentuk-bentuk :

1. Lambang-Lambang

Contoh : Nama, Logo, Associate Logo, Identitas Warna, dsb 2. Media Komunikasi

(19)

3. Media Audio Contoh : Radio 4. Media Tulis

Contoh : Berita, Advertorial, Majalah, Koran, Font, Warna, Tipografi 5. Atmosfer

Contoh : BCA dikenal sebagai bank besar, kokoh terpercaya dan berada di lokasi yang berkelas, hal-hal seperti ini digunakan untuk membangun image sebagai bank yang besar.

6. Event

Contoh : pertandingan tenis yang disponsori oleh Green Sand, pertandingan sepak bola (Liga Djarum) yang disponsori oleh perusahaan rokok Djarum 7. Kinerja

Contoh : Sistem kerja sebuah Bank Niaga yang mselalu ramah oleh nasabah bank.

Aplikasi-aplikasi ini harus jelas, berbeda, mempunyai karakter yang jelas dan kuat, visualisasi yang berbeda. Tetapi apabila diungkapkan pada iklan, semua iklan yang diungkapkan harus mempunyai karakter yang sama karena menyangkut identitas (This information was verified in a class a few years ago, Y. Moeljadi, Petra Christian University Arts and Desain Faculty instructor, 2007). 2.1.3.4. Logo

1. Logo Sebagai Bahasa Penanda

Menurut dendi (1999), logo diartikan sebagai segala sesuatu yang berupa lambang, gambar, tulisan, angka atau gabungan dari berbagai hal tersebut, yang disandang oleh suatu produk, perusahaan, lembaga, organisasi, atau kegiatan, untuk mencirikan suatu eksisitensinya agar dapat dibedakan dari produk atau merk lain. Membicarakan masalah logo maka tidak bisa lepas dari konteks bahasa penandaan yang menyangkut wilayah semiotika. Seorang pelopor semiotika Ferdinand Saussure, menyatakan tentang adanya hubungan tanda dengan tanda-tanda lainnya. sebuah tanda-tanda diartikan sebagai obyek fisik, sedangkan pengertian tentang tanda tersebut diberi istilah penanda (signifier) dan petanda (signified).

(20)

Keduanya merupakan aspek tanda yang tidak terpisahkan dan simultan. Penanda adalah citra dari tanda yang diterima lewat sensori indera, sedangkan oleh penanda dan menghasilkan makna yang muncul dari hubungan antara tanda dengan tanda-tanda lainnya.

Simbol adalah tanda yang dimengerti atas dasar konvensi oleh sekelompok komunitas, mengandung nilai-nilai yang dilatarbelakangi oleh pengalaman dari komunitas tersebut, dengan kata lain, hubungan antara tanda dengan obyeknya disusun berdasarkan kesepakatan, peraturan dan norma-norma komunitasnya. Dalam menafsirkan makna sebuah logo sebagai suatu simbol, tanda yang ditampilkan bisa mempunyai makna berbeda antara suatu kelompok dan kelompok lainnya. Sebagai bahasa penanda, biasanya logo ditampilkan berupa simbol yang mencerminkan citra tertentu yang sengaja dibangun oleh suatu perusahaan atau lembaga (Reposisi Citra Melalui Logo, 2002; p. 62).

2. Reposisi Citra Melalui Perubahan Logo

Citra perusahaan atau corporate image adalah bagaimana suatu perusahaan atau lembaga dilihat dan dipersepsikan oleh masyarakat. Melalui jati diri perusahaan atau lembaga dibangun suatu citra yang positif, melalui logo. Logo adalah sesuatu yang menunjukan eksistensi suatu perusahaan atau lembaga.

Bahwa identitas suatu perusahaan merupakan cerminan dari visi, misi dan ideal suatu perusahaan yang divisualisasikan kedalam logo perusahaan. Logo merupakan suatu hal yang nyata sebagai pencerminan hal-hal yang non-visual dari suatu perusahaan misalnya budaya, perilaku, sikap, kepribadian, yang dituangkan dalam suatu bentuk visual.

Penggunaan logo bagi suatu perusahaan atau organisasi adalah pencerminan dari hal-hal yang ideal, yaitu ruang lingkup kerja, visi dan misi, serta budaya perusahaaan. Logo merupakan penterjemahan dari ide-ide abstrak menjadi sesuatu yang nyata, dan berperan sebagai wajah dari perusahaan tersebut.

Meurut Brannan, (1998), reposisi adalah usaha memposisikan ulang citra yang terbentuk pada suatu perusahaan setelah sekian waktu berjalan, berinteraksi dengan masyarakat. Positioning dan repositioning merupakan upaya yang dilakukan dari dalam perusahaan, untuk membentuk citra tertentu dari perusahaan

(21)

yang berkaitan dengan kemampuan serta tujuan perusahaan dengan iklim yang ada di luar perusahaan. Dalam kaitannya dengan merubah citra perusahaan, maka reposisi adalah usaha untuk memperbaiki citra perusahaan diantaranya adalah merubah tampilan wajah atau logo perusahaan yaitu usaha perubahan yang dilakukan dari dalam perusahaan untuk mendapatkan citra baru di mata konsumen.

Dari sini dapat diartikan bahwa citra perusahaan bukan hanya usaha yang dibentuk dari dalam perusahaan tetapi utamanya adalah yang terbentuk diluar perusahaan ketika perusahaan tersebut berinteraksi dengan masyarakat. Faktor masyarakat dalam kaitan visual adalah sebagai pembaca teks dari kumpulan tanda-tanda yang diciptakan dari dalam perusahaan, dan juga sebagai penerima yang merasakan jasa yang diberikan oleh perusahaan.

3. Jenis dan Tipe Logo

Logo atau identitas mengenal 3 elemen penting yang ada di dalam sebuah logo, yaitu:

• Nama, berkaitan dengan word atau bunyi. • Simbol, berkaitan dengan bentuk visual

• Warna, selain sebagai daya tarik visual, makna simbolik, juga berkaitan dengan pengaruh psikologis.

Pada masa awal perkembangannya, pembagian jenis logo tidaklah serumit sekarang. Mula-mula logo hanya berupa bentuk yang tidak terucapkan seperti gambar, yang dibuat oleh pengrajin untuk lambang kerajaan. Seiring dengan berkembangnya jaman, logo tidak hanya digunakan untuk kepentingan kerajaan saja, melainkan untuk memberi tanda pada barang-barang yang dijual di pasar (Trademarks).

Pembagian jenis logo secara lebih sederhana dibagi atas dua bagian yaitu:

• Word Marks atau Brand Name atau Logotype, yaitu logo yang tersusun dari bentuk terucapkan (rangkaian huruf yang dapat dibaca atau diucapkan).

(22)

• Device Marks atau Brand Mark atau Logogram, yang tersusun dari bentuk yang tidak terucapkan (gambar).

Bisa pula logo terdiri atas keduanya, yang merupakan kombinasi dari brand name dan brand mark. Sebagai contoh untuk brand name adalah Logotype Garuda Indonesian Airways yang hanya tersusun dari huruf jenis Sans Serif , dan Logogram dengan bentuk burung garuda sebagai brand mark.

Gambar 2.2. Logo Garuda Indonesian Airways Sumber : United Indonesia, (n.d)

Kemudian dengan semakin bertambahnya jumlah produk di pasar, serta semakin kompleknya karakteristik pasar muncul berbagai jenis logo, yang pada dasarnya merupakan paduan dari dua jenis logo diatas. Bila mengamati perubahan logo dari jaman ke jaman mulai bentuk-bentuk penuh ornamen hingga bentuk sederhana. Tipografi dapat dijadikan tolok ukur waktu. Logo huruf pada periode awal menggunakan tipe huruf yang berukir dan serif, dengan berkembangnya waktu maka huruf yang digunakan lebih sederhana dan menggunakan sans-serif.

Demikian pula representasi dari logo gambar juga lebih disederhanakan, misalnya bola dunia digambarkan hanya dengan bulatan, terbang tidak lagi dipresentasikan dengan sayap burung, tapi digambarkan hanya dengan bentuk segitiga melengkung. Sebuah mahkota semula digambarkan mendekati realitas berubah menjadi sebuah garis dan empat buah bulatan dengan bentuk palang diatas.

(23)

Beberapa jenis logo dan tipe logo : a. Typografis

Hanya Logotype yang penekanannya lebih kepada nama produk. Logotype adalah logo yang hanya terdiri dari rangkaian huruf untuk mengvisualkan sebuah nama. Logo jenis ini memberi pesan langsung kepada konsumen. Contoh: Polytron, Sony, dan Sharp.

Gaya Signature yang pada awalnya berasal dari nama atau tandatangan orang yang membuat suatu produk. Dengan berkembangnya dunia grafis maka visualisasi tandatangan tersebut bergeser menjadi nama dengan karakter khusus yang menjadi logo typografis ekspresif, misal : Etine Aigner, Yves Saint Laurent, Piere Cardin.

b. Typografis Geometris

Yaitu logo yang terdiri dari nama perusahaan atau produk dengan gaya typografis geometris, tersusun atas bentuk-bentuk geometris seperti oval, lingkaran atau kotak. Sebagai contoh adalah logo Ford dalam bentuk elips. Kelebihan jenis logo ini adalah pada bentuknya yang ringkas dan fleksibel.

c. Initial Letter Logo

Yaitu logo yang menggunakan huruf awal (initial) dari nama produk atau perusahaan dan menjadikannya sebagai elemen utama dari logo tersebut, misalnya bank Universal, bank Mega. Logo jenis ini terkadang menunjukkan gabungan nama pemilik perusahaan seperti logo produsen hardware komputer Hewlett-Packard (HP).

d. Pictorial Name Logo

Sama halnya dengan logotype, yaitu logo yang menggunakan nama sebagai komponen penting. Secara keseluruhan logo ini memiliki karakter bentuk yang sangat kuat dan khusus seperti Coca Cola, sehingga nama lain yang dituliskan dengan bentuk tipografi seperti itu akan tetap dianggap meniru Coca Cola.

(24)

e. Associative Logo

Yaitu logo yang memiliki asosiasi langsung dengan nama produk atau wilayah aktifitasnya. Sebagai contoh logo perusahaan pembuat pesawat terbang Aerospatiale, logonya terdiri dari kalimat Aerospatiale yang membentuk bola planet yang dengan jelas memperlihatkan jangkauan aktifitasnya yakni penerbangan, logo perusahaan minyak Shell yang menunjukkan gambar kerang sebagai asosiasi dari fosil penghasil minyak, kemudian logo 20th Century Fox, yang menggambarkan gemerlap dan megahnya dunia perfilman dan masih banyak lagi. Jenis logo seperti ini mempunyai daya tarik kuat dan mudah untuk dipahami. f. Allusive Logo

Yang dimaksud dengan allusive logo adalah logo yang bersifat kiasan, seperti logo Mercedes Benz yang terdiri dari bentuk bintang segitiga yang merupakan representasi dari sistem kemudi mobil, atau bentuk A pada perusahaan penerbangan Alitalia yang dideformasikan dari bentuk ekor pesawat yang berfungsi sebagai penyeimbang. Logo jenis ini memiliki hubungan yang tidak langsung antara nama dengan logonya sehingga logo jenis ini sulit untuk dipahami.

g. Abstract Logo

Yang dimaksud dengan logo jenis ini adalah logo yang dapat menimbulkan beraneka kesan, yang dipengaruhi oleh daya pemahaman konsumen. Ini terjadi karena bentuk visual logo ini sangat abstrak. Diantaranya mengambil suatu bentuk struktural yang dikreasikan dengan efek optis yang bervariasi (ilusi optik). Sebagai contoh adalah logo Citroen, logo jenis ini sangat disukai di Amerika.

Dalam kategori abstract ini termasuk juga bentuk yang ekspresif seperti logo Bakrie Brothers. Abstract logo pertama kali digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar Jepang, yang kemudian perusahaan-perusahaan-perusahaan-perusahaan tersebut mengalami kesuksesan di negara barat, sehingga menjadi ide baru bagi perkembangan logo di dunia barat. Logo jenis ini sekarang menjadi standar desain logo kontemporer. Kelemahan dari jenis logo ini adalah bentuknya yang abstrak, sehingga sukar dipahami oleh konsumen (Citivity, 2008, chap. 1).

(25)

2.1.3.5. Semiotika 1. Sejarah Semiotika

Sejak awal sejarah terciptanya manusia di alam raya ini, komunikasi antar manusia adalah bagian yang paling oenting dalam kehidupan. Selain kata-kata, unsur rupa sangat berperan dalam kegiatan berkomunikasi tersebut. Menurut AD Pirous, komunikasi visual yang dalam bentuk kehadirannya seringkali perlu ditunjang dengan suara pada hakikatnya adalah suatu bahasa. Tugas utamanya adalah membawakan pesan dari seseorang, lembaga, kelompok masyarakat tertentu kepada yang lain. Sebagai bahasa, maka efektivitas penyampaian pesan tersebut menjadi pemikiran utama seorang pendesain komunikasi visual. Untuk itu sang desainer haruslah : pertama, memahami betul seluk beluk pesan yang ingin disampaikannya. Kedua, mengetahui kemampuan menafsir, kecendurangan dan kondisi, baik fisik maupun jiwa dari manusia kelompok masyarakat yang menjadi sasarannya. Ketiga harus dapat memilih jenis bahasa dan gaya bahasa yang serasi dengan pesan yang dibawakannya, dan tepat untuk dapat dibicarakan secara efektif (jelas, mudah, dan mengesankan) bagi si penerima pesan (dalam Jurnal Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain-Universitas Kristen Petra, 2003; p. 32) .

2. Pengertian Semiotika

Semiotika terkait dengan ilmu tentang tanda. Ada 3 macam tanda dalam semiotika yaitu, indeks, ikon dan simbol. Indeks adalah segala sesuatu yang berkaitan atau berhubungan dengan jejak, ikon adalah tanda yang punya kemiripan dengan sesuatu yang dimiripkan, sedangkan simbol adalah tanda yang berkaitan dengan sebuah pemaknaan.

Secara ringkas semiotika ialah ilmu tanda. Bagaimana menafsirkan dan meneliti bagaimana bekerjanya suatu tanda dalam membentuk suatu kesatuan arti atau suatu makna baru saat digunakan. Dengan semiotika akan dapat ditampilkan apa saja yang membentuk tanda-tanda dan bagaimana bekerjanya (Arthur Asa Berger, 1997).

Suatu teks atau tanda memiliki dua sisi yang berbeda, seperti 2 sisi mata uang logam, yang membentuk suatu kesatuan yang saling ketergantungan dan

(26)

saling membutuhkan antara satu sama yang lain. Sisi tanda yang pertama ialah signifier (signifiant) atau penanda, sedangkan sisi yang kedua ialah signified (signifie) atau petanda.

Sebuah signifier mengacu kepada sound-image-teks, yang secara lebih jelas (Claude Levi Strauss) yang disebut sebagai the material aspects atau dikenal sebagai yang terindera atau citra akuistik (dalam Octavio Paz, 1997a; p. 62). Sedangkan signified merujuk pada konsep (mind of interpreter), atau sebagai yang terpahamkan oleh pikiran (Octavio Paz, 1997b; p. 62). Hubungan antara signifier dan signified bersifat serta merta dan acak, tidak dapat diketahui mana yang lebih penting dan lebih dahulu.

2.1.3.6. Unsur-Unsur Sebuah Desain

Unsur desain adalah batu bangunan dari struktur karya seni, atau abjad dari ekspresi grafis. Perancangan menyusun unsur desain atau unsur, maka dia mencipta panduan visual atau desain, atau komposisi visual. Unsur desain terdiri dari :

1. Garis

Garis adalah Hubungan antara dua titik secara lurus, kumpulan titik-titik secara berderet lurus, suatu titik yang diperluas menjadi sesuatu yang mempunyai/memiliki panjang, kedudukan dan arah. Garis terdiri dari dua yaitu alami (organis) dan buatan (geometris).

2. Bidang

Beberapa garis dengan berbeda arah dan saling berpotongan akan membentuk bidang atau patra (pattern). Bidang dapat pula dikatakan apabila garis yanng diperluas akan memiliki panjang dan lebar, raut (shape), permukaan, orientasi (pedoman) dan kedudukan (posisi). Akan tetapi bidang tidak memiliki kedalaman (depth).

(27)

3. Arah

Terdapat empat arah utama yaitu horizontal dan vertical.

Gambar 2.3. Empat Penjuru Arah Utama Sumber : Tips desain, (2007) 4. Ukuran

Gambar 2.4. Contoh Ukuran Bidang Sumber : Tips desain, (2007)

Ukuran bidang 1, 2, 3, 4, dan 5 mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Bidang 1 mempunyai ukuran 1 cm, bidang 2 mempunyai ukuran 1,25 cm, bidang 3 mempunyai ukuran 1,5 cm, bidang 4 mempunyai ukuran 1,75 cm, bidang 5 mempunyai ukuran 2 cm. Bidang 1 dan bidang 2 mempunyai kemiripan, sedangkan bidang 1 dan bidang 5 mempunyai perbedaan yang kontras antara bidang yang kecil dan bidang yang besar.

Horizontal Horizontal

Vertical

Vertical

(28)

5. Tekstur

Tekstur adalah keadaan fisik permukaan bahan/material, yang penghayatannya dengan indera raba. Tekstur (barik) terdiri dari tekstur raba dan tekstur lihat. Tekstur atau barik lihat terdiri dari :

• Tekstur Hias

Tekstur hias adalah tekstur yang menghiasi permulaan dan dibawahkan oleh raut (shape). Bila dihilangkan tidak akan mempengaruhi raut.

• Tekstur Mekanis

Tekstur mekanis adalah tekstur yang diperoleh dengan menggunakan sarana mekanis tekstur yang dihasilkan tidak perlu dibawahkan oleh raut.

• Tekstur Semerta

Tekstur semerta ada karena terjadinya tekstur itu sendiri. 6. Warna

Sebagai bagian dari elemen tata rupa, warna memegang peran sebagai sarana untuk lebih mempertegas dan memperkuat kesan atau tujuan dari sebuah karya desain. Dalam perencanaan corporate identity, warna mempunyai fungsi untuk memperkuat aspek identitas. Lebih lanjut dikatakan oleh Henry Dreyfuss , bahwa warna digunakan dalam simbol-simbol grafis untuk mempertegas maksud dari simbol-simbol tersebut . Sebagai contoh adalah penggunaan warna merah pada segitiga pengaman, warna-warna yang digunakan untuk traffic light merah untuk berhenti, kuning untuk bersiap-siap dan hijau untuk jalan. Dari contoh tersebut ternyata pengaruh warna mampu memberikan impresi yang cepat dan kuat.

Kemampuan warna menciptakan impresi, mampu menimbulkan efek-efek tertentu. Secara psikologis diuraikan oleh J. Linschoten dan Drs. Mansyur tentang warna adalah sebagai berikut : Warna-warna itu bukanlah suatu gejala yang hanya dapat diamati saja, warna itu mempengaruhi kelakuan, memegang peranan penting dalam penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya kita akan bermacam-macam benda.

Dari pemahaman diatas dapat dijelaskan bahwa warna, selain hanya dapat dilihat dengan mata ternyata mampu mempengaruhi perilaku seseorang,

(29)

mempengaruhi penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya seseorang pada suatu benda. Berikut adalah potensi karakter warna yang mampu memberikan kesan pada seseorang :

• Hitam, sebagai warna yang tertua (gelap) dengan sendirinya menjadi lambang untuk sifat gulita dan kegelapan (juga dalam hal emosi).

• Putih, sebagai warna yang paling terang, melambangkan cahaya, kesucian. • Abu-abu, merupakan warna yang paling netral dengan tidak adanya sifat

atau kehidupan spesifik.

• Merah, bersifat menaklukkan, ekspansif (meluas), dominan (berkuasa), aktif dan vital (hidup).

• Kuning, dengan sinarnya yang bersifat kurang dalam, merupakan wakil dari hal-hal atau benda yang bersifat cahaya, momentum dan mengesankan sesuatu.

• Biru, sebagai warna yang menimbulkan kesan dalamnya sesuatu (dediepte), sifat yang tak terhingga dan transenden, disamping itu memiliki sifat tantangan.

• Hijau, mempunyai sifat keseimbangan dan selaras, membangkitkan ketenangan dan tempat mengumpulkan daya-daya baru.

Dari sekian banyak warna, dapat dibagi dalam beberapa bagian yang sering dinamakan dengan sistem warna Prang System yang ditemukan oleh Louis Prang pada 1876 meliputi :

a. Hue, adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu warna, seperti merah, biru, hijau dsb.

b. Value, adalah dimensi kedua atau mengenai terang gelapnya warna. Contohnya adalah tingkatan warna dari putih hingga hitam.

c. Intensity, seringkali disebut dengan chroma, adalah dimensi yang berhubungan dengan cerah atau suramnya warna.

Selain Prang System terdapat beberapa sistem warna lain yakni, CMYK atau Process Color System, Munsell Color System, Ostwald Color System,

(30)

Schopenhauer/Goethe Weighted Color System, Substractive Color System serta Additive Color/RGB Color System.

Diantara bermacam sistem warna diatas, kini yang banyak dipergunakan dalam industri media visual cetak adalah CMYK atau Process Color System yang membagi warna dasarnya menjadi Cyan, Magenta, Yellow dan Black. Sedangkan RGB Color System dipergunakan dalam industri media visual elektronika.

Gambar 2.5. CMYK dan RGB Sumber : Tips desain, (2007)

Gambar 2.6. Warna Primer dan Warna Sekunder Sumber : Tips desain, (2007)

(31)

Gambar 2.7. Warna Panas dan Warna Dingin Sumber : Tips desain, (2007)

Gambar 2.8. Color Harmony Sumber : Tips desain, (2007)

(32)

7. Nada

Kunci nada adalah suatu sistem nada berdasarkan pada nada dominan, dimana nada dominan tersebut sebagai nama dari sistem itu. Berikut adalah macam perasaan yang dihasilkan oleh nada :

• Tinggi Mayor : Cemerlang, Positif, Mendorong, Riang • Tinggi Minor : Halus, Feminim, Merenung

• Sedang Mayor : Kuat, Kaya, Maskulin, Jujur

• Sedang Minor : Dunia Mimpi, Tertahan, Senja Abadi • Rendah Mayor : Seram, Berdaulat, Meledak

• Rendah Minor : Redup, Mengerikan, Lengah 8. Khroma

Khroma menurut Munsell yaitu, menunjukan deret intensitas dalam warna (dalam hal ini pigmen dalam warna). Misalnya, dua warna merah yang sama, mungkin dapat pula bernada sama, akan tetapi dalam penampilannya berbeda. Yang satu merah kuat dan yang lainnya merah lemah. Hal ini karena beda intensitasnya atau beda jumlah pigmen warnanya.

Jenjang landasan nada = suatu warna dapat mencapai khroma maksimal : • Merah : 5/14

• Kuning : 7/16 • Hijau : 6/10 • Biru : 4/10 • Ungu : 5/12

Keterangan : 2/4 = 2 (nada), 4 (khroma) 2.2. Gambaran Mengenai Perusahaan 2.2.1. Deskripsi Pt. Modern Surya Jaya

Pt. Modern Surya Jaya adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang Civil Engineering dan General Contractor yaitu sebuah bidang usaha jasa kontraktor dimana sekarang banyak di butuhkan oleh negara-negara berkembang khususnya di Indonesia. Pt. Modern Surya Jaya adalah perusahaan yang sedang

(33)

berkembang yang telah berdiri sejak tahun 1969. Kini Pt. Modern Surya Jaya telah mempunyai tiga kantor cabang di tiga kota besar di Indonesia yaitu Jakarta, Semarang dan Mataram dengan Surabaya sebagai kantor pusatnya.

Proyek-proyek yang dikerjakan oleh Pt. Modern Surya Jaya antara lain meliputi : a. Proyek Pembangunan di laut (dermaga, dok gall, tanggul laut)

b. Proyek perkereta apian (jalan rel, jembatan kereta api, persignalan) c. Proyek kelistrikan (gardu induk, jaringan transmisi dan instalasi listrik) d. Proyek telekomunikasi (gedung sentral telepon, jaringan telekomunikasi dan

istalasi mekanikal/elektrikal)

e. Proyek irigasi / perairan (bendungan, bangunan dan jaringan irigasi dan bangunan pengaman lahar gunung berapi)

f. Proyek infrastruktur seperti pembangunan jalan raya, jembatan jalan raya dan landasan udara

g. Proyek sipil lain misalnya bangunan gedung, pabrik / gudang, perpipaan, dan lain sebagainya.

Peralatan-peralatan berat yang dimiliki oelh Pt. Modern Surya Jaya untuk menunjang proyek-proyek yang dikerjakan meliputi :

• Peralatan pancang.

• Peralatan pemindahan tanah.

• Peralatan pekerjaan telekomunikasi, elektrikal dan mekanikal.

• Peralatan pekerjaan jalan kereta api.

• Peralatan pekerjaan sipil lainnya. 2.2.2. Sejarah Pt. Modern Surya Jaya

Pt. Modern Surya Jaya didirikan pada tahun 1969. Pada awalnya perusahaan ini masih berbentuk CV. Modern Surya Jaya dimana bidang usaha yang dikerjakan hanya mencangkup pembangunan rumah dan bangunan saja. Pemilik awal CV. Modern Surya Jaya pada saat itu adalah seorang arsitektur sehingga bidang usaha yang dikerjakan seperti pembangunan rumah/gedung beserta desainnya. Seiring bertambahnya pengalaman dan berkembangnya perusahaan,

(34)

pada tahun 1976 CV. Modern Surya Jaya resmi mengganti bentuk CV menjadi Pt. Modern Surya Jaya. Pada saat itu Pt. Modern Surya Jaya telah berganti pemilik yaitu Ir. Nurtikta Tjandranegara (sampai sekarang) dimana ia adalah seorang lulusan sarjana teknik sipil, sehingga pada bidang usaha yang dikerjakan pun tidak lagi membangun rumah/gedung melainkan pembangunan kereta api, infrastruktur dan lain sebagainya.

Pada awalnya Pt. Modern Surya Jaya hanya mempunyai satu kantor yang masih beralamatkan di jalan Polisi Istimewa di Surabaya. Proyek pertama yang dikerjakan oleh Pt. Modern Surya Jaya adalah proyek rehabilitasi lintasan-lintasan kereta api di Surabaya. Kini Pt. Modern Surya Jaya telah mempunyai kantor pusat yang beralamatkan di jalan Raya Tenggilis dan mempunyai 3 kantor cabang yang terletak di ibukota propinsi DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara Barat. 2.2.3. Visi dan Misi Pt. Modern Surya Jaya

Visi dari Pt. Modern Surya Jaya adalah menjadi perusahaan jasa konstruksi terbaik dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Misi dari Pt. Modern Surya Jaya yang pertama adalah memberikan jasa konstruksi sesuai keinginan pelanggan dengan mengacu pada kepuasan pelanggan dan peningkatan sumber daya, dan yang kedua adalah mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja serta ikut memperhatikan dan menjaga lingkungan sekitar.

(35)

2.2.4. Struktur Organisasi Pt. Modern Surya Jaya (Halaman Selanjutnya)

(36)

2.2.5. Jumlah Karyawan Kantor Pusat dan Lapangan

Jumlah karyawan pada Pt. Modern Surya Jaya dibagi menjadi dua macam yaitu, karyawan pada kantor dan karyawan pada lapangan. Di kantor pusat (Surabaya) terdapat 30 orang dari 26 pria dan 4 wanita sebagai karyawan tetap, 30 orang dari 22 pria dan 8 wanita sebagai karyawan kontrak, 21 orang pria sebagai karyawan harian tetap dan 25 orang dari 24 pria dan 1 wanita sebagai harian lepas. Jumlah karyawan pada pekerja lapangan terbagi menjadi 3 yaitu, mandor, kepala tukang dan tukang (pekerja kasar). 5 orang sebagai mandor, 10 orang sebagai kepala tukang dan 75 orang sebagai tukang (pekerja kasar).

2.3. Informasi Mengenai Keberadaan Pt. Modern Surya Jaya Nama Perusahaan : Pt. Modern Surya Jaya

Pemilik : Ir. Nurtikta Tjandranegara Alamat Perusahaan : Jl. Raya Tenggilis 26 (Head Office) Surabaya, Jawa Timur Telepon : (+62 31) 8413366, 8416410

Fax. : (+62 31) 8439426

Homepage : http://www.modernsuryajaya.com Email : msj_sub@yahoo.co.id

Alamat Perusahaan : Jl. Bendungan Hilir Raya 39 (Branch Office) Jakarta Pusat

Telepon : (+62 21) 5749044, 5749045

Fax. : (+62 21) 5737137

Alamat Perusahaan : Jl. Dr. Wahidin 52 (Branch Office) Semarang, Jawa Tengah Telepon : (+62 24) 8313505, 8415110

(37)

Alamat Perusahaan : Ade Irma Suryani 59

(Branch Office) Mataram, Nusa Tenggara Barat

Telepon : (+62 370) 639323

Fax. : (+62 370) 639322

Logo

Gambar 2.9. Logo Pt. Modern Surya Jaya

Pt. Modern Surya Jaya juga disertai sertifikat ISO 9001 sebagai standart manajemen mutu perusahaan yang baik. ISO 9001 adalah sistem manajemen mutu, model untuk memastikan mutu dan digunakan apabila kontraktor hendak memastikan kesesuaian produk dengan persyaratan yang telah ditentukan selama tahap production, installation, dan servicing.

(38)

2.4. Informasi Mengenai Wilayah Pemasaran

Wilayah pemasaran Pt. Modern Surya Jaya mencangkup Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur baik itu proyek pemerintahan maupun swasta. Proyek-proyek tersebut didapatkan berdasarkan tender. Proyek-proyek yang pernah dikerjakan oleh Pt. Modern Surya Jaya meliputi kepulauan Sumatra, Kalimantan Tengah dan Timur, Jawa, Bali, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat dan Timur.

Proyek-proyek yang banyak dikerjakan oleh Pt. Modern Surya Jaya adalah proyek-proyek pemerintahan seperti pembangunan jembatan, pembangunan lintasan kereta api, dll. Pt. Modern Surya Jaya secara umum tidak pernah melakukan promosi dengan media-media ATL (Above The Line), BTL (Below The Line) maupun TTL (Through The Line). Selama ini Pt. Modern Surya Jaya melakukan promosi atau mengenalkan perusahaan ke masyarakat dengan melalui papan nama proyek dan hasil kerja yang sempurna, logo-logo perusahaan pada peralatan kerja dan kendaraan operasional, mencantumkan nama perusahaan pada buku yellow pages (buku telepon Pt. Telkom), dan sponsorship.

2.5. Gambaran Mengenai Karakteristik Konsumen

Pt. Modern Surya Jaya telah berkembang pesat dan telah dipercaya dari berbagai pihak, baik pemerintahan maupun swasta dalam proyek-proyek pembangunanya. 80% jenis pekerjaan yang dikerjakan oleh Pt. Modern Surya Jaya adalah proyek pemerintahan. Gambaran karakteristik konsumen Pt. Modern Surya Jaya antara lain :

2.5.1. Proyek Pemerintahan 2.5.1.1. Demografik

a. Jenis kelamin : Pria, Wanita

b. Pekerjaan : Pemerintahan Pusat, Propinsi, Kabupaten,

Daerah, Perusahaan Negera (BUMN)

(39)

2.5.1.2. Psikografik

a. Kelas sosial : Menengah, Menengah atas, Atas

b. Life style : Optimis untuk maju, Pekerja keras, Peduli dengan ketentraman masyarakat

2.5.1.3. Behavioristik

a. Saat transaksi : Peristiwa reguler, Peristiwa khusus b. Manfaat yang dicari : Mutu dan kualitas

c. Status pemakai : Pemakai pertama kali, Pemakai loyal d. Status loyalitas : Kuat

e. Sikap pengguna : Antusias, Optimis 2.5.2. Proyek Swasta

2.5.2.1. Demografik

a. Jenis kelamin : Pria, Wanita b. Pekerjaan : Perusahaan Swasta

c. Pendidikan : SMA, Diploma, S1, S2, dll 2.5.2.2. Psikografik

a. Kelas sosial : Menengah, Menengah atas, Atas

b. Life style : Optimis untuk maju, Orang yang mementingkan

mutu dan kualitas

2.5.3.4. Behavioristik

a. Saat transaksi : Pemakai pertama kali, Pemakai loyal b. Manfaat yang dicari : Mutu dan kualitas

c. Status pemakai : Pemakai pertama kali, Pemakai reguler d. Status loyalitas : Kuat

(40)

2.6. Kondisi Corporate Image dan Corporate Identity Yang Ada

Saat ini Pt. Modern Surya Jaya mempunyai sebuah logo, dimana logo ini telah digunakan dari awal Pt. Modern Surya Jaya berdiri. Logo ini telah diaplikasikan ke berbagai macam media seperti, transportasi, alat-alat berat, papan nama, stationery, dan lain sebagainya. Hanya saja kekurangan dari logo ini adalah logo ini tidak mempunyai warna yang standart untuk digunakan untuk pengaplikasian berbagai macam media. Dalam pengaplikasian desain juga tidak terdapat kesamaan antara satu media dengan media lain. Sebagai contoh desain kartu nama yang desainnya tidak pernah sama dengan desain sebelumnya, begitu pula dengan desain kop surat dan berbagai macam bentuk keperluan stationery lainnya. Semua masih terkesan asal punya dan asal tempel. Disini dapat dilihat bahwa perusahaan ini masih belum mempunyai corporate identity yang tertata rapi.

Gambar 2.11. Diari 2009

(41)

Gambar 2.13. Amplop Panjang Pt. Modern Surya Jaya

Gambar 2.14. Kartu Nama Pt. Modern Surya Jaya 2.7. Foto-Foto

2.7.1. Foto-Foto Kantor Pusat (Surabaya)

(42)

Gambar 2.16. Suasana Kantor PT. Modern Surya Jaya Surabaya 1

(43)

2.7.2. Foto-Foto Proyek

Gambar 2.18. Proyek di Kediri

2.7.3. Foto-Foto Peralatan Berat Milik PT. Modern Surya Jaya

(44)

Gambar 2.20. Stonecrusher

(45)

Gambar 2.22. Truck Crane

Gambar 2.23. Vibro Hammer 2.8. Informasi Mengenai Pesaing

2.7.1. Kompetitor Primer 2.7.1.1. Pt. Wijaya Karya 1. Data PT. Wijaya Karya

Nama Perusahaan : Pt. Wijaya Karya (Persero) Tbk. Alamat Perusahaan : Jl. D.I. Panjaitan Kav. 9

(46)

Telepon : (+62 21) 8192808, 8508640, 8508650 Fax. : (+62 21) 8191235, 8199713

Homepage : http://www.wika.co.id Email : adwijaya@wika.co.id Potensi : Pembangkit Listrik

Pemanfaatan Tenaga Air Infrstruktur Perhubungan Pabrikasi Baja

Gedung

Mekanikal Elektrikal Peralatan Konstruksi

EPC (Engineering, Procurement, and Constructions)

Logo :

Gambar 2.24. Logo Pt. Wijaya Karya Sumber: Pt. Wijaya Karya, (2006) 2. Sejarah PT. Wijaya Karya

Didirikan pada 11 Maret 1960, Pt. Wijaya Karya (Persero), biasa disebut WIKA, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah hasil nasionalisasi perusahaan Belanda, Naamloze Vennotschap Technische Handel Maatschappij en Bouwbedrijf Vis en Co disingkat NV Vis en Co.

(47)

Berawal dari perusahaan yang bergerak di bidang pekerjaan instalasi, Pt. Wijaya Karya berkembang menjadi perusahaan yang sehat dengan empat pilar bisnis utama yaitu usaha jasa Konstruksi, Industri, Perdagangan dan Realti.

Di bidang konstruksi, proyek dengan berbagai skala maupun berteknologi baru berhasil diselesaikan, yang meliputi bidang pekerjaan sipil, arsitektur, makanikal, elektrikal, maupun tata lingkungan.

Di bidang industri, Pt. Wijaya Karya berhasil mengembangkan produk-produk yang sangat kompetitif di pasar. Produk yang berhasil menjadi unggulan Pt. Wijaya Karya diantaranya berbagai produk beton, konversi energi, komponen otomotif aluminium casting, serta konstruksi baja.

Di bidang perdagangan, sejak tahun 1987 Pt. Wijaya Karya telah mengekspor berbagai komoditi hasil industri seperti furniture, tiang beton, pemanas air tenaga surya, konektor dan aksesorisnya serta komponen aluminium casting lainnya ke pasar Malaysia, Amerika, Belanda, Perancis dan negara Eropa lainnya.

Di bidang realty, Pt. Wijaya Karya mengembangkan kawasan hunian dengan brand Tamansari yang tersebar diberbagai lokasi di wilayah Indonesia, berupa perumahan berbagai tipe dengan penataan lingkungan yang asri dan nyaman.

Pt. Wijaya Karya mendorong setiap unit usahanya yang memiliki potensi untuk berkembang lebih pesat dan memberi nilai tambah bagi menjadi unit usaha yang mandiri. Setelah pembentukan Pt. Wijaya Karya Beton yang pada awalnya adalah Divisi produk beton pada tahun 1997, Pt. Wijaya Karya melanjutkan pembentukan Pt. Wijaya Karya Intrade yang awalnya adalah Divisi Industri dan Peradagangan serta Pt. Wijaya Karya Realty yang awalnya adalah Divisi Realty, pada awal tahun 2000.

Keempat pilar bisnis tersebut kini dikelola oleh divisi konstruksi dan 3 anak perusahaan. Dengan demikian setiap unit usaha semakin terfokus pada pengelolaan bidang usahanya, agar suatu saat unit-unit usaha tersebut dapat menunjukkan diferensiasinya dan akhirnya meningkatkan nilai tambah sesuai kondisi lingkungan.

(48)

3. Visi dan Misi Pt. Wijaya Karya

Visi Menjadi perusahaan terkemuka dalam industri konstruksi dan enjiniring di Asia Tenggara. Misi Pt. Wijaya Karya adalah Mempelopori pengembangan industri konstruksi dan engineering yang berkualitas dan memenuhi kepuasan semua pihak yang berkepentingan.

4. Pengelola Pt. Wijaya Karya

• Presiden Komisaris : Ir. Agoes Widjanarko, MIP • Komisaris : Pontas Tambunan, SH • Komisaris : Soepomo, SH, SP.N, L.LM • Komisaris Independen : DR. Amanah Abdulkadir

• Komisaris Independen : Brigjend TNI (Pur) Dadi Pratjipto, SE • Presiden Direktur : Bintang Perbowo

• Direktur Keuangan : Ganda Kusuma • Direktur SDM : Tonny Warsono • Direktur Operasional : Budi Harto • Direktur Operasional II : Slamet Maryono 5. Strategi Pemasaran Pt. Wijaya Karya

Pt. Wijaya Karya berkembang dengan cepat melalui diversifikasi usaha di bidang konstruksi dan industri penunjangnya dari hulur sampai hilir. Salah satu strategi Pt. Wijaya Karya dalam meningkatkan kinerjanya adalah memanfaatkan sinergi pendapatan antara proyek konstruksi seperti pembangunan infrastrukstur, bangunan, gedung, mekanikal dan elektrikal, pembangkit listrik dan EPC (Engineering, Procurement, and Constructions) dengan proyek non konstruksi yang diusung oleh strategic business unit Pt. Wijaya Karya seperti WIKA Realty, WIKA Beton, WIKA Intrade. (Rudi Siregar, 2008)

6. Potensi Pt. Wijaya Karya

Pt. Wijaya Karya (WIKA) menargetkan pada 2010 sudah bisa meraih kontrak pekerjaan sedikitnya Rp 10,1 triliun di bidang konstruksi dan teknik dengan perluasan bisnis ke pasar asean. Asean merupakan pasar yang potensial

(49)

bagi perkembangan bisnis konstruksi dan bisnis lainnya. Implementasinya adalah Pt. Wijaya Karya telah menempatkan country manager di Brunei, Kamboja dan Timor Leste, sebagai perintis dan membuka peluang pasar di asean. (Wika Menuju Bintang 2010, 2006, p. 5).

2.7.1.2. Pt. Wijaya Karya Beton 1. Data Pt. Wijaya Karya Beton

Nama Perusahaan : Pt. Wijaya Karya Beton Alamat Perusahaan : Jl. D.I. Panjaitan Kav. 3-4 (Head Office) Jakarta 13340

Telepon : (+62 21) 8192808, 8508650, 85905570

Fax. : (+62 21) 85903872

Homepage : http://www.wika-beton.com Email : marketing@wika-beton.co.id Bidang Usaha : Industri Pengecoran Beton

Logo :

Gambar 2.25. Logo Pt. Wijaya Karya Beton Sumber: Pt. Wijaya Karya Beton, (2002) 2. Deskripsi Pt. Wijaya Karya Beton

Pt. Wijaya Karya Beton (WIKA Beton) adalah salah satu perusahaan anak Pt. Wijaya Karya (WIKA) yang khusus bergerak dalam industri beton pracetak. Sebagai Badan Usaha Milik Negara, Pt. Wijaya Karya yang didirikan pada tahun 1960 memulai kegiatannya sebagai perusahaan instalatir listrik. Pengembangan Industri Beton Pracetak baru dimulai pada tahun 1978 dengan produk pertamanya adalah Tiang Listrik Beton Prategang berpenampang H untuk keperluan PLN.

Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, maka selain Tiang Listrik prategang berpenampang H dikembangkan pula Tiang Listrik Bulat Berongga dengan sistem

(50)

produksi produk tiang beton lainnya termasuk Tiang Pancang. Disamping itu, Pt. Wijaya Karya Beton juga mengembangkan produk – produk beton pracetak lain seperti Balok Jembatan, Dinding Penahan Tanah, Pipa, Bantalan Jalan Rel, dan lain – lain.

Dengan meningkatnya kebutuhan dan perkembangan usaha beton pracetak, maka pada tanggal 11 Maret 1997 dibentuklah Pt. Wijaya Karya Beton sebagai perusahaan anak dengan maksud agar perusahaan dapat lebih fokus dan profesional dalam melayani dan menjaga kepuasan pelanggan.

Pt. Wijaya Karya Beton memiliki 7 (tujuh) pabrik, 6 (enam) wilayah penjualan, dan 4 (empat) kantor perwakilan penjualan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang semuanya itu bersinergi untuk saling mendukung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan dan menjamin kepuasan pelanggan atas mutu, waktu, dan biaya produk yang dihasilkan. Pt. Wijaya Karya Beton juga telah menerapkan sistem manajemen sesuai ISO 9001:2000 dan sistem manajemen K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja dan profesionalisme perusahaan.

2.7.1.3. Pt. Wijaya Karya Realty 1. Data Pt. Wijaya Karya Realty

Nama Perusahaan : Pt. Wijaya Karya Realty Alamat Perusahaan : Jl. D.I. Panjaitan Kav. 3-4 (Head Office) Jakarta 13340

Telepon : (+62 21) 8192808, 8508640, 8508650

Fax. : (+62 21) 85907502

Homepage : http://wikarealty.com/ Email : info@wikarealty.com Bidang Usaha : Realty dan Developer

Manajemen Properti Jasa Konstruksi

Referensi

Dokumen terkait

Mengingat bahwa target market daripada tanaman hias aglaonema ini adalah orang dewasa yang rata-rata berusia 25-55 tahun, maka desain website harus benar-benar

Menurut Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia, yang dimaksud dengan iklan adalah “Segala bentuk pesan tentang suatu produk disampaikan melalui suatu media, dibiayai

Firma adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih dengan nama bersama, dalam mana tanggung jawab masing-masing anggota firma (disebut firman)

Firma adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih dengan nama bersama, dalam mana tanggung jawab masing- masing anggota firma (disebut firman)

Melengkapi pendapat dari Philip Kotler, promosi menurut Sigit adalah setiap bentuk komunikasi yang digunakan oleh perusahaan (pemasar) untuk memberitahu (informasi), membujuk,

obscura, nama yang sampai sekarang masih dipakai. Bagian dalam dari tenda yang digunakan sangat gelap. Satu-satunya penerangan hadir dari seberkas cahaya yang masuk

Firma adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih dengan nama bersama, dalam mana tanggung jawab masing-masing anggota firma (disebut firmant)

Firma adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih dengan nama bersama, dalam mana tanggung jawab masing-masing anggota firma (disebut firmant)