• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

47

ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

3.1 Gambaran Umum Transjakarta Busway

3.1.1 Latar Belakang Didirikannya Transjakarta Busway

Saat ini dirasa jumlah kendaraan bermotor di DKI Jakarta telah mencapai jumlah yang sangat besar, kurang lebih sebanyak 6,3 juta. Jumlah tersebut senantiasa meningkat rata-rata 11% per tahunnya, atau bisa dikatakan penambahan kendaraan sebanyak 296 unit kendaraan roda empat per hari. Setiap hari 600.000 kendaraan dari Botabek masuk ke Jakarta, dan diperkirakan kendaraan tersebut mengangkut 1,2 juta orang.

Perbandingan kendaraan pribadi dan kendaraan umum adalah 92 : 8. Dari total 17 juta perjalanan per hari, 47% ditempuh dengan kendaraan pribadi, 53% dengan kendaraan umum. Berbanding terbalik dengan kondisi kendaraan pribadi, kondisi angkutan umum sangat memprihatinkan dan setiap tahun jumlahnya berkurang. Sementara itu, fakta baru ditemukan bahwa kerugian akibat kemacetan lalu lintas diperkirakan senilai Rp. 12,8 triliun per tahun nya. Kerugian tersebut didasari oleh nilai waktu, biaya bahan bakar, dan biaya kesehatan.

(2)

3.1.2 Visi dan Misi Busway

1. Visi busway

Busway sebagai angkutan umum yang mampu memberikan pelayanan publik yang cepat, aman, nyaman, manusiawi, efisien, berbudaya, dan bertaraf internasional.

2. Misi busway

• Melaksanakan reformasi sistem angkutan umum busway dan budaya penggunaan angkutan umum.

• Menyediakan pelayanan yg lebih dapat diandalkan, berkualitas tinggi, berkeadilan dan berkesinambungan di DKI Jakarta.

• Memberikan solusi jangka menengah dan jangka panjang terhadap permasalahan di sektor angkutan umum.

• Menerapkan mekanisme pendekatan dan sosialisasi terhadap stakeholder, dan sistem transportasi terintegrasi.

• Mempercepat implementasi sistem jaringan busway di Jakarta sesuai aspek kepraktisan, kemampuan masyarakat untuk menerima sistem tersebut, dan kemudahan pelaksanaan.

• Mengembangkan struktur institusi yang berkesinambungan.

• Mengembangkan lembaga pelayanan masyarakat dengan pengelolaan keuangan yang berlandaskan good corporate governance, akuntabilitas dan transparansi.

(3)

3.1.3 Tujuan Pembangunan Sistem Busway

Tujuan pembangunan sistem busway adalah :

• Meningkatkan jumlah perjalanan penumpang dengan menggunakan suatu sistem transportasi yang aman, nyaman dan handal.

• Menciptakan sistem transportasi dengan jalur yang terpisah dari lalu lintas umum untuk kemudahan aksesibilitas.

• Menciptakan sistem transportasi dengan pelayanan yang terjadwal dengan baik. • Meningkatkan kenyamanan, keamanan dan keselamatan penumpang bus umum. • Meningkatkan pelayanan angkutan umum yang terintegrasi.

• Menciptakan sistem transportasi yang dapat meningkatkan efisiensi operator bus. • Menerapkan sistem pengumpulan pendapatan tiket yang efektif.

3.1.4 Struktur Organisasi BLU Transjakarta Busway

Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 48 tahun 2006, struktur organisasi BLU Transjakarta adalah sebagai berikut. Gubernur DKI Jakarta membawahi langsung kepala BLU Transjakarta Busway. Sedangkan Kepala BLU Transjakarta Busway membawahi Kasubbag Tata Usaha dan Keuangan, Manager Sarana dan Prasarana, Manager Operasional, dan Manager Pengendalian. Pelaksanaan operasional busway juga diawasi oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Strukturnya dapat dilihat pada gambar 3.1.

(4)

Gambar 3.1 Struktur Organisasi BLU Transjakarta Busway

3.2 Gambaran Umum Sistem

3.2.1 Tata Laksana atau Prosedur Yang Sedang Berjalan

Tata laksana atau prosedur untuk pengelolaan informasi headway busway yang sedang berjalan di dalam organisasi Transjakarta saat ini masih berbentuk sistem informasi yang berbasiskan data-data tabel pada database yang terkomputerisasi, tetapi data-data tersebut belum bisa menginterprestasikan data yang bersifat spasial untuk mempermudah menentukan pengelolaan informasi headway.

(5)

Informasi data headway saat ini disimpan sebagai dokumentasi internal BLU Transjakarta Busway. Di bawah ini adalah potongan data waktu headway yang berada di BLU Transjakarta Busway.

Tabel 3.1 Penggalan table headway maret 2008 koridor 1

Senin s/d jumat Sabtu/minggu/libur

Periode Headway (Menit) Bis Operasi (unit) Headway (menit) Bis operasi (unit) 5:00 – 6:00 4,5 20 3 20 8:00 – 9:00 1,1 82 1,6 55 13:00-14:00 1,6 55 1,6 55 18:00-19:00 1,1 82 1,6 55 21:00-22:00 5 18 3 20 Headway Rata-Rata 1,9 - 1,8 - 3.2.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan survey dan wawancara yang dilakukan di PT TransJakarta dan di lapangan, maka masalah yang berkaitan dengan kinerja busway adalah perhitungan headway yang kurang ideal.

Pengelolaan informasi waktu headway merupakan data informasi perhitungan interval perputaran waktu bus dalam mencapai keberangkatan dan kepulangan dalam setiap koridor, berfungsi untuk menentukan waktu perputaran jumlah bus yang dapat dimasukkan dan dikeluarkan pada suatu jalur koridor busway

(6)

dalam satuan waktu. Satuan waktu tersebut dilihat berdasarkan waktu harian yang dimana interval waktunya dimulai dari jam 05.00 - 22.00. Pihak busway memiliki data tata laksana pengelolaan informasi headway busway yang belum melihat faktor hambatan dan kejadian – kejadian apa saja yang terjadi pada jalur koridor busway yang ada. Sehingga data yang dihasilkan belum bisa menghasilkan presisi yang sesuai dengan data headway-nya, karena bentuknya masih bersifat hasil analisa lapangan tanpa membandingkan data spasial yang ada .

Waktu headway yang dibahas berhubungan secara langsung dengan fitur bus, akumulasi waktu bus, infrastruktur jalur bus. Apabila fitur bus berupa persimpangan, belokan, traffic light, dan lain-lain, sedangkan akumulasi waktu bus merupakan faktor penghambat dimasukkan dengan waktu headway maka hasil tabel database yang berada di BLU Transjakarta Busway akan mengalami perubahan. Hambatan yang lain adalah faktor topologi jalan dan faktor teknis pada busway di jalan. Yang termasuk hambatan tersebut misalnya jalur busway yang rusak, terdapat persimpangan dan belokan jalan, lamanya lampu merah, dan kecelakaan di jalur busway.

Perhitungan busway per koridornya berbeda, karena waktu perputaran bus pada setiap koridor berbeda. Dalam busway, istilah tersebut dikenal dengan round trip time. Perhitungan headway tanpa perhitungan fitur, akumulasi, dan infrastruktur maka dapat dirumuskan secara matematis sebagai berikut :

headway = waktu perputaran bus dalam koridor (round trip time) jumlah bus

(7)

Sedangkan apabila fitur, akumulasi, dan infrastruktur diperhitungkan maka perumusan headway-nya akan menjadi sebagai berikut :

headway = (round trip time + waktu fitur + waktu infrastruktur + waktu akumulasi) jumlah bus

Misalnya pada koridor blok M – kota jumlah bus di Blok M = 12

jumlah bus di Kota = 8

periode waktu 1 jam = 60 menit

waktu perputaran dalam koridor = 90 menit waktu fitur = 5 menit

waktu infrastruktur = 2 menit akumulasi = 3 menit

tanpa perhitungan fitur, akumulasi, infrastruktur

headway = (round trip time) / jumlah bus = 90 / 20

= 4,5 menit

Bus akan di berangkatkan dari pool mempunyai selang waktu 4,5 menit dalam sejam.

dengan perhitungan fitur, akumulasi, dan infrastruktur

headway = (round trip time + Fitur + Akumulasi + Infrastruktur ) / jumlah bus = (90 + 10+ 10 + 5) / 20

(8)

= 5,75 menit

Bus akan di berangkatkan dari pool mempunyai selang waktu 5,75 menit dalam sejam.

dengan perhitungan fitur, akumulasi, infrastruktur dan kejadian

headway = (round trip time + Fitur + Akumulasi + Infrastruktur + Event) / jumlah bus

= (90 + 10 + 10 + 5 + 20) / 20 = 6,75 menit

Bus akan di berangkatkan dari pool mempunyai selang waktu 6,75 menit dalam sejam.

Dari perhitungan diatas, maka dapat diambil kesimpulan :

1. Semakin cepat RTT maka headway makin besar maka bus operasi makin sedikit. 2. Semakin lama RTT maka headway makin kecil maka bus operasi makin banyak.

Sistem berjalan untuk perhitungan headway belum mengimplementasikan pengaruh faktor fitur, akumulasi, dan infrastruktur yang jelas-jelas merupakan hambatan dalam kelancaran cara kerja busway. Sedangkan dalam praktek di lapangan, faktor fitur, akumulasi dan infrastruktur memegang peran dalam lancar tidaknya proses operasional busway, dalam arti apakah target jarak waktu antar armada di lintasan busway dapat tercapai.

Contoh di atas memperlihatkan dengan jelas perbedaan tersebut. Sistem berjalan mencatat waktu headway nya adalah sebesar empat setengah menit, yang berarti setiap empat setengah menit sekali bus diluncurkan dari pangkalan untuk memenuhi kebutuhan ter-handle nya jumlah penumpang pada waktu tersebut. Sedangkan perhitungan yang lain mencatat, dengan memperhitungkan adanya fitur,

(9)

akumulasi, dan infrastruktur, waktu headway nya adalah sebesar 5,75 menit, yang berarti setiap enam menit (pembulatan) sekali bus harus diluncurkan, untuk meng-handle jumlah penumpang di halte tersebut, sekaligus menanggulangi akibat dari hambatan yang ada. Hal ini lah sehingga menyebabkan perhitungan headway menjadi tidak ideal, terlebih pada saat waktu sibuk. Padahal seperti kita ketahui, DKI Jakarta seolah-olah memiliki pembagian waktu tersendiri, waktu normal, waktu sedang maupun pada waktu anomali. Yang termasuk waktu anomali adalah waktu sibuk pada sore hari atau pagi hari ketika orang-orang ingin berangkat beraktivitas dan waktu dimana setiap orang pulang dari tempat beraktivitas ke rumah. Dapat dikatakan bahwa BLU menghitung headway hanya dengan menyamakan persepsi baik ketika waktu normal ataupun waktu sibuk. Sehingga sudah dipastikan distribusi bus menjadi tidak efektif karena terjadinya penumpukan bus pada satu halte dan kelengangan bus pada halte lainnya. Kedua hal ini merupakan faktor penentu utama berkurangnya kualitas manajemen internal busway.

3.2.3 Alternatif Pemecahan Masalah

Dikarenakan belum adanya waktu presisi headway yang sesuai yang terkait dengan penentuan waktu headway busway dalam setiap koridor wilayah DKI Jakarta, maka alternatif pemecahan masalah yang diusulkan adalah suatu aplikasi yang berbasiskan Sistem Informasi Geografi yang memudahkan pihak BLU Transjakarta Busway dalam perhitungan waktu headway. Perhitungan waktu headway pada sistem yang diusulkan ini telah telah memperhitungkan dan menampilkan hambatan-hambatan beserta event ke dalam pemetaan . Hasil nyata

(10)

yang ingin dicapai berupa usulan dalam pemecahan masalah. Sehingga perhitungan tersebut menjadi lebih realistis dalam prakteknya.

3.2.4 Data Flow Diagram

Berikut adalah Data Flow Diagram (DFD) yang diusulkan : 1. Diagram Konteks

(11)

2. Diagram Nol

Gambar 3.3 Diagram Nol

(12)

3.2.5 Perancangan database

Di bawah ini adalah database yang di gunakan dalam Aplikasi Sistem Informasi Geografi Pemetaan Kejadian dan Hambatan dalam menentukan waktu headway bus transjakarta.

Nama File : Koridor

Keterangan : Data koridor wilayah DKI Jakarta Key Index : Id_Koridor

Tabel 3.2 Tabel Koridor wilayah DKI Jakarta

Nama_Field Jenis Panjang Keterangan

Id_koridor Char 5 Id koridor berdasarkan

pemetaan

Koridor Varchar 30 Nama Koridor wilayah

DKI Jakarta

Panjang Rute Int - Jarak tempuh per koridor Banyaknya Armada Int - Jumlah armada bus per

koridor

Operator Bus Varchar 30 Nama Operator Bus yang mengoperasikan Busway

Id_Fitur Char 5 Id fitur wilayah DKI

Jakarta

Id_Akumulasi_Waktu Char 5 Id_Akumulasi_Waktu

wilayah DKI Jakarta

(13)

Id_Infrastruktur Char 5 Id Infrastruktur_Jalur wilayah DKI Jakarta

Id_Kejadian Char 5 Id Kejadian

Id_Headway Char 5 Id Headway

Nama File : Jalan

Keterangan : Data Jalan wilayah DKI Jakarta Key Index : Id_Jalan

Tabel 3.3 Tabel Jalan wilayah DKI Jakarta

Nama_Field Jenis Panjang Keterangan

Id_Jalan Char 5 Id Jalan wilayah DKI

Jakarta

Jalan Varchar 30 Nama Jalan wilayah DKI

Jakarta

Nama File : Wilayah

Keterangan : Data Wilayah DKI Jakarta Key Index : Id_Wilayah

Tabel 3.4 Tabel Wilayah DKI Jakarta

Nama_Field Jenis Panjang Keterangan

Id_Wilayah Char 5 Id wilayah DKI Jakarta

Wilayah Varchar 30 Nama Wilayah DKI

(14)

Nama File : Halte

Keterangan : Data Halte DKI Jakarta Key Index : Id_Halte

Tabel 3.5 Tabel Halte wilayah DKI Jakarta

Nama_Field Jenis Panjang Keterangan

Id_Halte Char 5 Id Halte per koridor

Halte Varchar 30 Nama Halte

Id_Kejadian Char 5 Id Kejadian

Id_Waktu_Akumulasi Char 5 Id_Akumulasi_Waktu

wilayah DKI Jakarta

Nama File : Gedung

Keterangan : Data Gedung DKI Jakarta Key Index : Id_ Gedung + Id_Wilayah

Tabel 3.6 Tabel Gedung wilayah DKI Jakarta

Nama_Field Jenis Panjang Keterangan

Id_Gedung Char 5 Id Gedung DKI Jakarta

Id_Wilayah Char 5 Nama Wilayah DKI

Jakarta

Gedung Varchar 30 Nama Gedung DKI

(15)

Nama File : Fitur

Keterangan : Data Fitur DKI Jakarta Key Index : Id_Fitur

Tabel 3.7 Tabel Fitur wilayah DKI Jakarta

Nama_Field Jenis Panjang Keterangan

Id_Fitur Char 5 Id Fitur wilayah DKI Jakarta

Fitur Varchar 30 Nama Fitur DKI Jakarta

Nama File : Infrastruktur_Jalur

Keterangan : Data Infrastruktur_Jalur DKI Jakarta Key Index : Id_ Infrastruktur_Jalur + Id_Jalan

Tabel 3.8 Tabel Infrastruktur_Jalur wilayah DKI Jakarta

Nama_Field Jenis Panjang Keterangan

Id_Infrastruktur_Jalur Char 5 Id Infrastruktur_Jalur wilayah DKI Jakarta

Infrastruktur_Jalur Varchar 30 Nama Infrastruktur_Jalur DKI Jakarta

Id_Jalan Char 5 Id Jalan wilayah DKI

(16)

Nama File : Akumulasi_Waktu

Keterangan : Data Akumulasi_Waktu DKI Jakarta Key Index : Id_ Akumulasi_Waktu

Tabel 3.9 Tabel Akumulasi_Waktu wilayah DKI Jakarta

Nama_Field Jenis Panjang Keterangan

Id_

Akumulasi_Waktu

Char 5 Id_Akumulasi_Waktu

wilayah DKI Jakarta

Akumulasi_Waktu Varchar 30 Nama Akumulasi_Waktu DKI Jakarta

Nama File : Kejadian

Keterangan : Data Kejadian per Koridor Key Index : Id_Kejadian

Tabel 3.10 Tabel Kejadian

Nama_Field Jenis Panjang Keterangan

Id_Kejadian Char 2 Id Kejadian

Tanggal_Kejadian Date - Tanggal Kejadian yang terjadi pada koridor busway

Kejadian Varchar 30 Menunjukkan Kejadian

apa yang terjadi

Waktu_Kejadian Varchar 15 Menunjukkan kondisi

(17)

pagi hari, siang hari atau malam hari

Lokasi_Kejadian Varchar 30 Nama lokasi jalur yang mengalami kejadian

Keterangan Varchar 100 Keterangan yang

menjelaskan kejadian apa yang terjadi

Nama File : Operator

Keterangan : Data Operator pengguna aplikasi Key Index : Id_ Operator + Id_Koridor

Tabel 3.11 Tabel Operator

Nama_Field Jenis Panjang Keterangan

Id_Operator Char 6 Id Operator

Nama Operator Varchar 30 Nama Operator

Password Char 6 Password Operator

(18)

Nama File : Headway

Keterangan : Data perhitungan headway Key Index : Id_ Headway

Tabel 3.12 Tabel Headway

Nama_Field Jenis Panjang Keterangan

Id_Headway Char 5 Id Headway

Lampu_merah Int - Waktu delay lampu

merah setiap koridor

Persimpangan_jalan Int - Waktu delay pada

persimpangan jalan di setiap koridor

Belokan_jalan Int - Waktu delay pada

belokan jalan di setiap koridor

Masuk_halte Int - Waktu delay pada

penumpang pada saat memasuki bus pada setiap koridor

Kejadian Int - Waktu delay apabila

terjadi suatu kejadian

(19)

Nama File : Eksternal

Keterangan : Data lokasi region disekitar koridor Key Index : Id_ Eksternal

Tabel 3.13 Tabel Eksternal

Nama_Field Jenis Panjang Keterangan

Id_Eksternal Char 6 Id Eksternal

Eksternal Varchar 30 Nama Eksternal

(20)
(21)

3.2.7 Perancangan Modul 1. Perancangan Modul File

Dalam modul file terdiri dari 3 sub modul, yaitu Kejadian form, sign out, exit. Secara hirarki dapat dilihat pada gambar 3.5 berikut.

Gambar 3.5 Diagram Hierarki File 2. Perancangan Modul Database

Dalam modul operator terdiri dari 2 sub modul, yaitu View event database dan detail database. Secara hirarki dapat dilihat pada gambar 3.6 berikut.

Gambar 3.6 Diagram Hierarki Databas e 3. Perancangan Modul Tools

Dalam modul tools terdiri dari 5 sub modul, yaitu search, pan, identify, zoom, refresh. Secara hirarki dapat dilihat pada gambar 3.7 berikut.

(22)

Gambar 3.7 Diagram Hierarki Tools 4. Perancangan Modul Zoom

Dalam modul zoom terdiri dari 3 sub modul, yaitu zoom in, zoom out, full extent. Secara hirarki dapat dilihat pada gambar 3.8 berikut.

cGambar 3.8 Diagram Hierarki Zoom 5. Perancangan Modul Help

Dalam modul help hanya terdapat 1 sub modul, yaitu about program. Secara hirarki dapat dilihat pada gambar 3.9 berikut.

(23)

Gambar 3.9 Diagram Hierarki Help 3.2.8 State Transition Diagram (S TD)

State Transition Diagram berfungsi untuk memaparkan pola sistem yang terjadi, dapat berfungsi juga sebagai pedoman dalam merancang tampilan layar.

1. S TD File

Gambar 3.10 STD File 2. S TD Database

(24)

3. S TD Tools

Gambar 3.12 STD Tools 4. S TD Help

Gambar 3.13 STD Help

3.2.9 Perancangan Tampilan Layar 1. Layar Login

Halaman Log In ini adalah halaman pertama yang akan dilihat oleh pengguna sistem pembangkit soal ujian. Halaman ini ditujukan untuk autentifikasi

(25)

pengguna sistem. Pada halaman ini terdapat field Username dan Password yang perlu diisi oleh pengguna. Selain itu terdapat juga satu buah tombol Log In untuk mengirim data Username dan Password yang diisi pengguna kepada sistem.

Gambar 3.14 Rancangan Layar Login 2. Layar Menu Utama

Tampilan awal yang pertama kali muncul setelah melakukan login akan tampak pada gambar 3.16. Pada layar menu utama terdiri dari file, tools, database, about. Serta akan tampak panel-panel untuk memudahkan navigasi pengguna.

(26)

Gambar 3.15 Rancangan Lay ar Menu Utama 3. Rancangan Layar Button Site Map Legend

Layar ini menunjukkan hasil digitasi yang ingin ditampilkan pada layar peta. Sehingga pengguna dapat melihat secara langsung data tersebut pada peta.

(27)
(28)

4. Rancangan Layar Button Event Forms

Layar ini merupakan form input suatu kejadian/peristiwa yang terjadi di jalur busway misalnya kecelakaan atau penumpukan bus di jalur busway. Rancangan layarnya akan tampak pada Gambar 3.19 berikut ini.

(29)

5. Rancangan Layar Count Headway

Layar perhitungan headway ini adalah perhitungan headway jika ada suatu kejadian yang menyebabkan berubahnya kalkulasi headway. Rancangan layarnya tampak pada gambar 3.21 berikut ini.

(30)

6. Rancangan Layar Analyze Indicators

Layar ini berupa analisa dari perhitungan headway yang telah dilakukan. Pada layar ini terdapat jumlah bus yang sedang beroperasi dan peng-input-an jumlah bus yang akan ditambahkan. Rancangan layar tampak sebagai berikut ini.

(31)

7. Rancangan Layar Connect GPS

Layar ini memiliki fungsi connect GPS. GPS yang tersambung akan terlihat pada layar ini dengan memberikan status online.

(32)

8. Rancangan Layar Print

Layar ini digunakan untuk memilih posisi paper yang digunakan untuk mencetak hasil inputan yang telah dilakukan pada peta utama.

Gambar 3.21 Rancangan Lay ar Print

9. Layar Detail Database

Pada tampilan ini ditampilkan record dari database. M enu yang tersedia adalah Create report dan delete.

(33)

10. Layar About

Layar menu About berisi tentang kegunaan program. Rancangan layarnya akan tampak pada gambar 3.18 berikut

Gambar 3.23 Rancangan Lay ar About

11. Layar Button Kejadian Calendar

Layar ini merupakan tampilan kalendar kapan suatu kejadian terjadi, kejadian tersebut dimasukan ke dalama database, sehingga dapat di-report secara mingguan/bulanan. Rancangan layarnya tampak pada gambar 3.20 berikut ini.

(34)

12. Layar S earch

Layar ini memudahkan pengguna dalam hal pencarian. Pada layar ini terdapat database yang memberikan informasi kepada pengguna berkaitan dengan apa yang ingin di-search.

Gambar 3.25 Rancangan Lay ar Search

13. Layar Report

Layar ini menampilkan semua hasil input yang telah dilakukan pada peta utama dan input yang telah dilakukan pada database. Report terdiri dari beberapa kolom, yaitu id_event, time, event date, plat bus, location, description, date, dan page. Peta yang telah di-digitasi juga akan muncul dibawah tabel report.

(35)

Gambar 3.26 Rancangan Lay ar Report

3.2.10 Perancangan S pesifikasi Proses Modul S plash

Tampilankan layar splash Tampilankan layar loading Akhiri splash

Modul Login

(36)

Lakukan input Akhir modul login

Modul Menu Utama

Buka submenu menu utama

Tekan “File”, panggil modul File Tekan “Tools”, panggil modul Tools Tekan “Database”, panggil modul Database Tekan “About”, panggil modul About Akhir modul menu utama

Modul File

Buka submenu File

Tekan “Load M ap”, tampilan layar form load Tekan “Save M ap”, lakukan penyimpanan map1 Tekan “Print”, lakukan pencetakan map1 Tekan “Sign Out”, keluar dari form

Tekan “Exit”, keluar dari program Akhir modul File

Modul Tools

Buka submenu Tools Tekan “Pan”

Tampilan kursor hand pada map1

Layar map1 dapat digeser melalui kursor hand Tekan “Identify”

(37)

Objek dapat diidentifikasikan melalui kusor identify Tampilan data informasi

Tekan “Zoom”

Tampilan menu “zoom in” , “zoom out” , “full extent” Tekan menu “zoom in”

Tampilan kursor zoom in

Objek dapat diperkecil melalui kursor zoom in Lakukan Perkecil map1

Tekan menu “zoom out ” Tampilan kursor zoom out

Objek dapat di perbesar melalui kursor zoom out Lakukan Pembesaran map1

Tekan menu “full extent ”

Objek dapat di full extent melalui kursor full extent Lakukan skala map1 menjadi kondisi skala awal

Modul Database

Buka submenu Database

Tekan “view events database”

Tampilankan FrmEventCalendarsDatabase Tekan “detaildatabase”

Tampilankan layar FrmDetailDatabase

Modul About

Buka submenu About

(38)

Tampilankan AboutProgram

Modul Program Utama

Jika pilih indexbutton = 1 button “zoom in” maka Tampilankan kursor zoom in

Objek dapat di diperkecil melalui kursor zoom in Lakukan Perkecilan map1

Akhiri pilih indexbutton

Jika pilih Indexbutton = 2 button “zoom out” M aka Tampilankan kursor zoom out

Objek map1 dapat di perbesar melalui kursor zoom out Lakukan pembesaran map1

Akhiri pilih indexbutton

Jika Indexbutton = 3 button “full extent” maka Objek dapat di full extent melalui kursor full extent Lakukan skala map1 menjadi kondisi skala awal Akhiri pilih indexbutton

Jika pilih Indexbutton = 4 button “pan” maka Tampilankan kursor pan

Objek map1 dapat ditunjuk melalui kursor pan Lakukan pergeseran map1

Akhiri pilih indexbutton

Jika Indexbutton = 5 button “label” maka Tampilankan kursor label

(39)

M ap1 melalui kursor label

Lakukan penunjukkan suatu lokasi tertentu map1 Akhiri pilih indexbutton

Jika pilih Indexbutton = 6 button “identify” maka Tampilankan kursor identify

Objek map1 dapat di identifikasi melalui kursor identify Lakukan penunjukkan map1

Akhiri pilih indexbutton

Jika Indexbutton = 7 button “pointer” maka

Tampilankan kursor hand pada layar map1 Layar M ap1 dapat digeser melalui kursor hand Akhiri pilih indexbutton

Jika Indexbutton = 8 button “Refresh” maka Lakukan Refresh pada map1 Akhiri pilih indexbutton

Jika Indexbutton = 9 button “Load M ap” maka Lakukan Load M ap pada map1 Akhiri pilih indexbutton

Jika Indexbutton = 10 button “Send M ap” maka Lakukan Send M ap pada map1 Akhiri pilih indexbutton

Jika Indexbutton = 11 button “Print” maka Lakukan print pada map1 Akhiri pilih indexbutton

(40)

Jika Indexbutton = 12 button “Save M ap” maka Lakukan Save pada map1 Akhiri pilih indexbutton

Jika Indexbutton = 13 button “Find” maka Lakukan Find pada map1 Akhiri pilih indexbutton

Sstab1_Click

Jika indexsstab1 = 1 maka

Indexsstab1.Caption = “Eksternal”

Checkpoint1_Click.Caption = “M arket and office” Tampilkan layer M arket and office pada map1

Checkpoint2_Click.Caption = “Education Building” Tampilkan layer Education Building pada map1

Checkpoint3_Click.Caption = “Hospital” Tampilkan layer Hospital pada map1

Checkpoint4_Click.Caption = “Religious Building ” Tampilkan layer Religious Building pada map1

Checkpoint5_Click.Caption = “Terminal” Tampilkan layer Terminal pada map1

Checkpoint6_Click.Caption = “Business Area” Tampilkan layer Business Area pada map1 Checkpoint7_Click.Caption = “Entertaint Area” Tampilkan layer Entertaint Area pada map1 Checkpoint8_Click.Caption = “Government Area”

(41)

Tampilkan layer Government Area pada map1 Akhiri jika indexsstab1 = 1

Jika indexsstab1 = 2 maka

Indexsstab1.Caption = “Feature”

Checkpoint9_Click.Caption = “Traffic Light” Tampilkan layer Traffic Light pada map1 Checkpoint10_Click.Caption = “Intersection” Tampilkan layer Intersection pada map1 Checkpoint11_Click.Caption = “Turn Street” Tampilkan layer Turn Street pada map1 Checkpoint12_Click.Caption = “M ix Traffic” Tampilkan layer M ix Traffic pada map1 Akhiri jika indexsstab1 = 2

Jika indexsstab1 = 3 maka

Indexsstab1.Caption = “Infra”

Checkpoint13_Click.Caption = “Flood Path ” Tampilkan layer Flood Path pada map1 Checkpoint14_Click.Caption = “Stuck Path ” Tampilkan layer Stuck Path pada map1

Checkpoint15_Click.Caption = “Accident Path” Tampilkan layer Accident Path pada map1 Akhiri jika indexsstab1 = 3

Jika indexsstab1 = 4 maka

(42)

Checkpoint16_Click.Caption = “Transit Halte ” Tampilkan layer Transit Halte pada map1 Checkpoint17_Click.Caption = “M ain Halte ” Tampilkan layer M ain Halte pada map1 Akhiri jika indexsstab1 = 4

ButtonReset_Click

Lakukan reset map1 ButtonCheckSelectCorridor

CmbSelectCorridor_click

Lakukan seleksi Corridor pada map1 ButtonKoordinat

M enampilkan koordinat map1 x : y : ButtonTanggal

M enampilkan Tanggal

ButtonJam

M enampilkan Jam

Ttab1_Click

Frame1 “Site M ap Legend” = False Frame2 ”Events Form” = False Frame3 ”Count Headway” = False Frame4 ”Analyze Indicator” = False Jika Frame1 = True

Tampilkan Frame1 Tampilkan M aplegend

(43)

Akhiri frame1

Jika Frame2 = True

Tampilkan Frame2

Jika cmbUnitPlacement = True Lakukan penitikan pada map1 Tampilkan msgbox peringatan M asukkan id_penitikan Flashshape pada map1 Akhiri cmbUnitPlacement Jika tidak cmbPoint = True Lakukan penitikan pada map1 Tampilkan FormEvent

Lakukan penginputan data Add_click

Data di masukkan kedalam database Reset_click

Data direset pada FormEvent Akhiri cmbPoint

Akhiri frame2 Frame3 = True

Tampilkan Frame3

Lakukan perhitungan headway Process_Click

(44)

Frame4 = True

Tampilkan Frame4

Lakukan analisa pada headway Analyze_Click

Gambar

Gambar 3.1 Struktur Organisasi BLU Transjakarta Busway
Tabel 3.1 Penggalan table headway maret 2008 koridor 1
Gambar 3.2 Diagram Konteks
Gambar 3.3 Diagram Nol
+7

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi sistem informasi geografis ini dapat menampilkan data- data yang berkaitan dengan informasi tempat wisata di wilayah DKI Jakarta, memberikan kemudahan

Melihat masalah-masalah yang terjadi pada PT Tungmung Textile Bintan, maka diusulkan suatu pemecahan masalah dengan membuat sebuah rancangan sistem basis data berbasis web yang

Ukuran strategis ini digunakan untuk mengukur berapa besar tingkat pencapaian waktu pekerjaan user sesuai target yang ditentukan perusahaan dengan menggunakan Microsoft Dynamics

Setelah menganalisis sistem yang sedang berjalan di kominfo serta mengetahui permasalahan yang terjadi, maka pemecahan masalah yang baik untuk dilakukan pada saat ini

PT. Sumbrani Sejahtera merupakah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang alat alat-alat proyek asal jepang yang berada di kawasan Mega Glodok Kemayoran Jakarta. Sumbrani

Dengan adanya ROP, setiap barang akan memiliki stok pengaman dan lead time yaitu lama waktu yang diperlukan dalam proses pembelian mulai dari pemesanan hingga penerimaan

Berdasarkan poin-poin di atas, dapat disimpulkan pemecahan masalah yang diusulkan adalah dengan membangun sebuah aplikasi yang terintegrasi dengan sistem basisdata sehingga

Pemecahan masalah yang terbaik untuk dilakukan pada saat ini adalah dengan membangun suatu aplikasi basis data terintegrasi yang dapat memenuhi kebutuhan informasi yang