• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Pengertian Sistem Informasi Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Pengertian Sistem Informasi Pengertian Sistem Informasi Akuntansi"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

7

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Pengertian Sistem Informasi

Menurut Hall (2011, p780), “Information system is set of formal procedures by which data are collected, processed into information, and distributed to users”, yang terjemahannya: Sistem informasi adalah satu set prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada pengguna.

Menurut Gelinas dan Dull (2012, p14), “Information system is a man-made system that generally consists of integrated set of computer-based components and manual components established to collect, store, and manage data and provide output information to users”, yang terjemahannya: Sistem informasi adalah sistem buatan manusia yang secara umum terdiri dari kumpulan komponen berbasis komputer yang terintegrasi dan komponen manual yang dibangun untuk mengumpulkan, menyimpan dan mengelola data serta menyediakan ouput informasi kepada pengguna.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan suatu kumpulan komponen yang terkait dan terintegrasi yang berfungsi untuk mengumpulkan, mengelola, menyimpan dan mendistribusikan data menjadi suatu output yang berbentuk informasi kepada pengguna.

2.1.2 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Hall (2011, p773), “Accounting information system is specialized subset of information system that process financial transaction”, yang terjemahannya : “Sistem informasi akuntansi adalah subsitem khusus dari sistem informasi yang memproses transaksi keuangan”.

Menurut Gelinas dan Dull (2012, p667), “Accounting information system is a specialized subsystem of the IS that collects, processes, and reports information related to the financial aspects of business events”,

(2)

yang terjemahannya : Sistem informasi akuntansi adalah subsistem khusus dari sistem informasi yang mengumpulkan, memproses, dan melaporkan informasi yang berhubungan dengan aspek keuangan dari kejadian bisnis.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi adalah subsistem khusus dari sistem informasi yang mengumpulkan, mengelola, dan melaporkan informasi yang berhubungan dengan transaksi keuangan pada kejadian bisnis didalam perusahaan.

2.1.3 Komponen Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romey dan Steinbart (2009, p28), “An Accounting Information Accounting consists of six components :

1. The people, who operate the system and perform various function. 2. The procedures and Instruction, both manual and automated,

involved in collecting, processing, and storing data about the organization activities

3. The data about the organization and its business processes. 4. The software used to process the organization data.

5. The information technology infrastructure, including computers, peripheral devices, and network communications devices used to collect, store, process,and transmit data and information.

6. The Internal Control and security measures that safeguard the data in the accounting information system”,

yang terjemahannya : Sistem Informasi Akuntansi memiliki 6 komponen, yaitu :

1. Orang yang mengoperasikan sistem dan menjalankan berbagai fungsi. 2. Prosedur dan instruksi adalah baik secara manual dan otomatis, yang

tergabung dalam pengumpulan, proses, dan penyimpanan data mengenai aktifitas organisasi.

3. Data mengenai organisasi dan proses bisnisnya.

4. Software yang digunakan untuk memproses data perusahaan.

5. Infrastruktur teknologi informasi termasuk komputer, peralatan tambahan, dan peralatan komunikasi jaringan yang digunakan untuk

(3)

mengumpulkan, menyimpan, memproses, dan mengirimkan data dan informasi

6. Pengendalian internal dan keamanan yang diukur dari perlindungan data dalam sistem informasi akuntansi.

Menurut Gelinas, et al (2012, p9), Komponen dalam Sistem Informasi Akuntansi adalah :

1. Technology 2. Database 3. Reporting 4. Control 5. Business operation 6. Event processing

7. Management decision making 8. System development and operation

9. Communications

10. Accounting auditing principles

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa komponen dari sistem informasi akuntansi terdiri dari siapa yang menjalankan fungsinya dan apa saja yang diperlukan dalam melakukan pengembangan suatu system informasi akuntansi, seperti: data organisasi, proses bisnis, komunikasi, database, teknologi, dan lain sebagainya.

2.1.4 Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Jones & Rama (2009, p7-p8), “There is five uses of Accounting Information System, as follows :

1. Producing external report

Business use accounting information systems to produce special reports to satisfy the information needs of investors, creditors, tax collectors, regulatory agencies, and others.

2. Supporting routine activities

Managers need an accounting information system for handling routine operating activities during the firm’s operating cycle.

(4)

3. Decision report

Information is also needed for non-routine decision support at all levels of an organization.

4. Planning and control

An information system is required for planning and control activities as well. Information concerning budgets and standard costs is stored by the information system, and reports are designed to compare budget figures to actual amounts

5. Implementing internal control

Internal control includes the policies, procedures, and information system used to protect a company’s assets from loss or embezzlement and to maintain accurate financial data. It is possible to build controls into a computerized accounting information system to help reach these goals”,

yang terjemahannya adalah : Ada 5 kegunaan dari Sistem Informasi Akuntansi, sebagai berikut:

1. Menghasilkan laporan eksternal

Perusahaan menggunakan sistem informasi akuntansi untuk menghasilkan laporan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi investor, kreditor, pajak, agen pengatur, dan lainnya.

2. Mendukung aktifitas rutin

Manajer membutuhkan suatu sistem informasi akuntansi untuk menangani aktivitas operasi rutin dalam siklus operasi perusahaan. 3. Mendukung pengambilan keputusan

Informasi juga dibutuhkan untuk mendukung pengambilan keputusan yang tidak berjalan rutin pada seluruh tingkat organisasi, seperti termasuk mengetahui produk mana yang terjual dengan baik dan mana yang paling banyak dibeli oleh konsumen.

4. Perencanaan dan pengendalian

Sistem informasi dibutuhkan pula bagi aktivitas perencanaan dan pengendalian. Informasi mengenai anggaran dan biaya standar disimpan oleh sistem informasi, dan laporan-laporan dirancang untuk membandingkan anggaran dengan jumlah yang sesungguhnya.

(5)

5. Implementasi pengendalian internal

Pengendalian internal termasuk kebijakan, prosedur, dan sistem informasi yang digunakan untuk melindungi harta perusahaan dari kerugian atau pencurian untuk memelihara akurasi data keuangan. Membangun pengendalian ke dalam sebuah sistem informasi akuntansi yang terkomputerisasi membantu untuk mencapai tujuan tersebut.

Menurut Soudani (2012, p141), yang diterbitkan ke dalam jurnal penelitian menyebutkan bahwa :

1. Sistem informasi akuntansi ditemukan menjadi variable yang paling mempengaruhi kinerja keuangan. Ini menjelaskan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan faktor yang paling penting dalam perusahaan yang terdaftar di Dubai Financial Market (DFM).

2. Ditemukan bahwa kinerja keuangan dan manajemen kinerja berpengaruh pada kinerja organisasi. Ini berarti bahwa kinerja keuangan dan manajemen kinerja yang efektif dalam membangun kinerja organisasi.

3. Sistem informasi akuntansi ditemukan bahwa faktor penting dalam membangun kinerja organisasi melalui pengumpulan, penyimpanan dan pengolahan data keuangan dan akuntansi untuk dievaluasi oleh dampaknya terhadap kualitas peningkatan proses pengambilan keputusan, informasi akuntansi, evaluasi kinerja, pengawasan internal dan memfasilitasi transaksi perusahaan.

4. Tidak ada hubungan antara sistem informasi akuntansi dan manajemen kinerja. Ini berarti bahwa ada beberapa hambatan yang menyebabkan pelaksanaan sistem informasi akuntansi pada manajemen kinerja pada perusahaan yang terdaftar di DFM.

Berdasarkan pendapat ilmuwan diatas, dapat disimpulkan bahwa ada 5 kegunaan penting dari sistem informasi akuntansi, yaitu menghasilkan laporan eksternal, mendukung aktifitas rutin, perencanaan dan pengendalian, implementasi pengendalian internal. Sistem informasi akuntansi juga dapat membangun kinerja organisasi melalui pengumpulan, penyimpanan, dan pengolahan data keuangan dan akuntansi.

(6)

2.1.5 Pengertian Analisis Sistem

Menurut Whitten dan Bentley (2009, p160), “System analysis is a problem solving technique that decomposes a system into its component pieces for the purpose of studying how well those component part work and interact to accomplish their purpose”, yang terjemahannya : Analisis sistem adalah teknik pemecahan masalah yang membagi sistem ke dalam potongan-potongan komponen untuk mempelajari seberapa baik bagian-bagian komponen bekerja dan berinteraksi untuk mencapai tujuan mereka.

Menurut Satzinger (2012, p5), “System Analysis is those activities that enable a person to understand and specify what the new system should accomplish”, yang terjemahannya : Analisis sistem adalah aktivitas-aktivitas yang memungkinkan seseorang memahami dan menetapkan apa yang harus dicapai oleh sistem yang baru.

Berdasarkan pendapat ilmuwan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa analisis sistem merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mencari solusi atas masalah yang dihadapi dengan mempelajari bagian dari komponen-komponen sistem yang bekerja dan berinteraksi serta menetapkan apa yang harus dicapai oleh sistem.

2.1.6 Pengertian Perancangan Sistem

Menurut Whitten & Bentley (2009, p160), “System design is a complementary problem solving technique (to system analysis) that reassembles a system’s component pieces back into a complete system – hopefully, an improved system. This may involve adding, deleting and changing pieces relative to the original system”, yang terjemahannya adalah : Perancangan sistem adalah teknik pemecahan masalah yang saling melengkapi (untuk analisis sistem) yang merakit kembali potongan komponen sistem menjadi sistem yang lengkap – dengan mengharapkan peningkatan sistem. Hal ini melibatkan penambahan, penghapusan dan pengubahan potongan secara relative terhadap sistem yang asli.

Menurut Satzinger (2012, p5), “System design is those activities that enable a person to define and describe in detail the system that solves the need”, yang terjemahannya adalah: Perancangan sistem merupakan

(7)

serangkaian aktivitas-aktivitas yang memungkinkan seseorang untuk mendefinisikan dan menggambarkan secara detail sistem yang menangani kebutuhan.

Berdasarkan pendapat ilmuwan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem merupakan kegiatan yang dilakukan oleh sistem untuk mendefinisikan suatu sistem serta memecahkan masalah yang terjadi dengan cara merakit kembali komponen-komponen sistem menjadi sebuah sistem yang sesuai dengan kebutuhan dan diharapkan adanya peningkatan pada sistem tersebut.

2.1.7 Pengertian UML (Unified Modeling Language)

Menurut Satzinger, et al (2010, p.168) Class diagram digunakan untuk menunjukkan objek class untuk sistem. Notasinya dari Unified Modelling Language(UML), yang telah menjadi standar untuk model yang digunakan dengan pengembangan system object oriented.

Menurut Shelly & Rosenblatt (2012, p151), “The Unified Modeling Language (UML) is a widely used method of visualizing and documenting software systems design. UML uses object-oriented design concepts, but it is independent of any specific programming language and can be used to describe business processes and requirement generally”, yang terjemahannya : Unified Modeling Language (UML) adalah metode visualisasi yang banyak digunakan dan mendokumentasi perancangan sistem perangkat lunak. UML menggunakan rancangan dengan konsep object-oriented, tetapi terlepas dari bahasa pemrograman tertentu dan dapat digunakan untuk menggambarkan proses bisnis dan persyaratan umumnya.

Dapat disimpulkan, Unified Modeling Language (UML) adalah salah satu metode dan kelompok notasi grafis yang banyak digunakan untuk merancang berbasis object-oriented dengan menggunakan bahasa pemrograman tertentu.

2.1.8 Pengertian Activity Diagram

Menurut Satzinger, et al (2010, p141), “Activity Diagram is simply a workflow diagram that describes the various user (or system) activities,

(8)

the person who does each activity, and the sequential flow of these activities. Flowcharts and activity charts are specifically designed to represent control flow among processing steps. Many analysts use a type of workflow diagram called an activity diagram”, yang terjemahannya : Activity Diagram merupakan gambaran berbagai pengguna (atau sistem) kegiatan, orang yang melakukan aktivitas masing-masing, dan arus sekuensial dari kegiatan tersebut. Flowcharts dan diagram aktivitas yang dirancang secara khusus untuk mewakili arus kontrol di antara langkah-langkah pengolahan. Banyak analisis menggunakan jenis workflow diagram dan menyebutnya sebagai activity diagram.

Menurut Shelly & Rosenblatt (2012, p266), “An activity diagram resembles a horizontal flowchart that shows the actions and events as they occur. Activity diagrams show the order in which the actions take place and identify the outcomes”, yang terjemahannya : Activity diagram menyerupai flowchart horisontal yang menunjukkan tindakan dan peristiwa yang mereka munculkan. Activity diagrams menunjukkan urutan di mana tindakan berlangsung dan mengidentifikasi hasil.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Activity diagram merupakan gambaran kegiatan bagi pengguna dalam melakukan aktivitas masing-masing dan menunjukkan urutan dimana tindakan tersebut berlangsung.

2.1.9 Event Table

2.1.9.1 Pengertian Event Table

Menurut Satzinger, et al (2010, p168), “Event Table a catalog of use cases that list event in rows and key pieces of information about each event in columns”, yang terjemahannya : Event table adalah sebuah pedoman use case daftar peristiwa dalam baris dan potongan kunci informasi setiap peristiwa dalam kolom.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa event table merupakan sebuah pedoman daftar peristiwa yang berisi potongan kunci informasi pada tiap event yang terjadi pada use case.

(9)

2.1.9.2 Pengertian Event

Menurut Whitten & Bentley (2009, p324), “Event is a logical unit of work must be completed as a whole. Sometimes called a transaction”, yang terjemahannya : Event adalah unit logis dari pekerjaan yang harus diselesaikan sebagai sebuah keseluruhan. Kadang-kadang disebut transaksi.

Menurut Satzinger, et al (2009,p162), “Event is an occurrence at a specific time and place that can be described and is worth remembering”, yang terjemahannya : Event adalah suatu kejadian pada waktu dan tempat tertentu yang dapat dijelaskan dan perlu diingat.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa event adalah kegiatan-kegiatan yang terjadi dalam suatu urutan tertentu secara menyeluruh supaya lebih mudah diingat urutan aktivitasnya.

2.1.9.3 Pengertian Trigger

Menurut Satzinger, et al (2010, p169), “Trigger a signal that tells the system that an event has occurred, either the arrival of data needing processing or a point in time”, yang terjemahannya : Trigger merupakan sinyal yang memberitahukan sistem bahwa suatu peristiwa telah terjadi, baik munculnya data yang membutuhkan pengolahan atau titik waktu.

2.1.9.4 Pengertian Source

Menurut Satzinger, et al (2010, p169), “Source is an external agent that supplies data to the system”, yang terjemahannya : Source adalah agen eksternal yang memberikan data ke sistem.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Source merupakan agen diluar organisasi atau biasa yang disebut dengan agen eksternal yang berfungsi untuk memberikan data kepada sistem.

(10)

2.1.9.5 Pengertian Use Case

Menurut Satzinger, et al (2010, p160), “Use case is an activity the system performs, usually in response to a request by a user. The term use case originated with the object-oriented approach”, yang terjemahannya : Use case adalah kegiatan yang sistem lakukan, biasanya dalam menanggapi permintaan oleh pengguna. Istilah use case berasal dari pendekatan berorientasi objek.

Menurut Shelly & Rosenblatt (2012, p259), “A use case represents the steps in a specific business function or process. An external entity, called an actor, initiates a use case by requesting the system to perform a function or process”, yang terjemahannya: Sebuah use case merepresentasikan langkah-langkah dalam fungsi bisnis yang spesifik atau proses. Sebuah entitas eksternal, yang disebut aktor, memulai use case

dengan meminta sistem untuk melakukan fungsi atau proses. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Use case merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh sistem yang berorientasi objek dan dilakukan oleh actor dengan memanggil fungsi pada sistem tersebut.

2.1.9.6 Pengertian Response

Menurut Satzinger, et al (2010, p169), “Response is an output from the system. When the system produces transaction summary reports, those reports are the ouputs. One use case can generate several responses. For example, when the system creates a new order, an order confirmation goes to the customer, order details go to shipping, and a record of the transaction goes to the bank”, yang terjemahannya : Response adalah output dari sistem. Ketika sistem menghasilkan laporan ringkasan transaksi, laporan tersebut merupakan output. Satu use case dapat menghasilkan beberapa response. Contohnya, ketika sistem membuat pesanan baru, maka konfirmasi pesanan akan diberikan kepada pelanggan,

(11)

rincian pesanan diberikan kepada bagian pengiriman, dan catatan diberikan kepada bank.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Response merupakan hubungan timbal balik atau feedback yang diberikan oleh sistem berupa laporan.

2.1.9.7 Pengertian Destination

Menurut Satzinger, et al (2010, p169), “Destination is the place where any response (output) is sent, again an external agent. Sometimes a use case generates no response at all. For example, if the customer wants to update account information, the information is recorded in the database, but no output needs to be produced. Recording information in the database is part of the use case”, yang terjemahannya : Destination merupakan tempat di mana beberapa response telah dikirim. Terkadang use case tidak menghasilkan response sama sekali. Contohnya, jika pelanggan ingin melakukan update informasi akun, informasi tersebut tersimpan dalam database, tapi tidak dibutuhkan output untuk dihasilkan, mencatat informasi dalam database merupakan bagian dari use case.

2.1.10 Domain Model Class Diagram

2.1.10.1 Pengertian Domain Model Class Diagram

Menurut Satzinger, et al (2010, p242), “The domain model class diagram is used to define the classes of objects in the problem domain”, yang terjemahannya : Domain model class diagram digunakan untuk mendefinisikan kelas dari objek dalam masalah domain.

Menurut Satzinger, et al (2010,p168), Class diagram digunakan untuk menunjukkan objek class untuk sistem. Notasinya dari Unified Modeling Language (UML), yang telah menjadi standar untuk model yang digunakan dengan pengembangan system object oriented.

(12)

Salah satu jenis class diagram UML menunjukkan hal-hal dalam pekerjaan domain user disebut sebagai domain model class diagram. Tipe lain dari notasi class diagram UML digunakan untuk membuat desain class diagram ketika merancang class perangkat lunak. Di class diagram, persegi panjang mewakili kelas, dan garis yang menghubungkan persegi panjang menunjukkan asosiasi antara kelas. Dalam persegi panjang (kotak) terbagi dua, bagian atas berisi nama kelas, dan bagian bawah merupakan atribut kelas. Nama kelas selalu diawali dengan huruf kapital, dan atribut nama selalu diawali dengan huruf kecil. Diagram class digambarkan dengan menampilkan kelas dan asosiasi antara kelas.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Domain Model Class Diagram digunakan untuk mendefinisikan kelas yang ada pada notasi UML (Unified Modeling Language).

Gambar 2.1 : Domain Class Diagram

2.1.10.2 Pengertian UML Class Diagram

Menurut Dennis, et al (2009, p510), “The class diagram is a static model that supports the static view of evolving system.”, yang terjemahannya : Class diagram adalah model statis dalam sistem yang menunjukan hubungan antar kelas yang tetap konstan dalam sistem dari waktu ke waktu.

Menurut Satzinger, et al (2012, p101), “The UML class diagram is used to show classes of object for a system.”, yang terjemahannya adalah : UML class diagram digunakan untuk menunjukkan kelas dari objek untuk sebuah sistem.

(13)

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan class diagram adalah model statis dalam sebuah sistem yang digunakan untuk menunjukkan kelas objek dan hubungan antar kelas dari waktu ke waktu.

2.1.10.3 Pengertian Class

Menurut Dennis, et al (2009, p511-516). “Class is a specification that when initiated will result in an object and is at the core of development and object-oriented design.”, yang terjemahannya : Class merupakan sebuah spesifikasi yang jika diinisiasi akan menghasilkan suatu objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek.

Menurut Satzinger, et al (2012, p101), “A class is a category or classification used to describe a collection of a object”, yang terjemahannya : Class merupakan kategori atau klasifikasi yang digunakan untuk menggambarkan kumpulan dari objek.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Class merupakan sebuah spesifikasi yang digunakan untuk menggambarkan kumpulan objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek.

2.1.10.4 Pengertian Attribute

Menurut Satzinger, et al (2010, p181), “Attribute is one piece of specific information about a thing”, yang terjemahannya : Atribut adalah salah satu bagian dari informasi spesifik tentang informasi tersebut.

Menurut Shelly & Rosenblatt (2012, p254), “Attributes are similar to adjectives that describe the characteristics of an object”, yang terjemahannya : Atribut mirip dengan kata sifat yang menggambarkan karakteristik objek.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Attribute merupakan satu bagian dari informasi yang sifatnya spesifik dan merupakan gambaran karakteristik suatu objek.

(14)

2.1.10.5 Pengertian Method

Menurut Satzinger (2010, p205), “Object are capable of behaviors (called methods) that allow them to interact with each other and with people using the system”, yang terjemahannya : kesanggupan dari tingkah laku objek (disebut method) yang diperbolehkan untuk berinteraksi dengan satu sama lain dan dengan orang yang menggunakan sistem.

Menurut Shelly & Rosenblatt (2012, p254), “A method defines specific tasks that an object can perform. Just as objects are similar to nouns and attributes are similar to adjectives, methods resemble verbs that describe what and how an object does something”, yang terjemahannya : Sebuah metode (method) mendefinisikan tugas-tugas tertentu yang objek dapat melakukan. Sama seperti benda yang mirip dengan kata benda dan atribut yang mirip dengan kata sifat, method menyerupai kata kerja yang menggambarkan apa dan bagaimana objek melakukan sesuatu.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Method merupakan suatu kesanggupan dari tingkah laku objek dengan mendefinisikan tugas-tugas yang dilakukan oleh suatu objek.

2.1.10.6 Pengertian Association dalam Class Diagram

Menurut Dennis, et al (2009, p511-516), “Association is a relationship between two or more class, which explains a lot of activities that can be performed by a class.”, yang terjemahannya : Asosiasi adalah hubungan antara dua atau lebih kelas, yang menjelaskan banyak kegiatan yang dapat dilakukan oleh suatu kelas.

Menurut Satzinger, et al (2012, p96), “Association is a naturally occuring relationship between spesific things”, yang terjemahannya : Asosiasi adalah relasi yang terjadi secara alami antar hal-hal yang spesifik.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Asosiasi dalam Class diagram merupakan

(15)

relasi atau hubungan yang terjadi antara dua atau lebih kelas dan hal ini terjadi secara alami.

2.1.11 State Chart/ State Machine Diagram

2.1.11.1 Pengertian State Chart/ State Machine Diagram

Menurut Satzinger, et al (2010, p242), “State machine diagram is a diagram showing the life of an object in states and transitions”, yang terjemahannya: State machine diagram adalah diagram yang menunjukkan kehidupan obyek dalam state dan transisi.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa State chart diagram atau berdasarkan buku edisi terbaru Satzinger, et al diganti dengan sebutan State machine diagram merupakan suatu diagram yang menunjukkan kehidupan objek yang ada dalam state dan transisi.

2.1.11.2 Pengertian Pseudostate

Menurut Satzinger, et al (2010, p260), “Pseudostate the starting point of a statechart ,indicated by a black dot”, yang terjemahannya : Pseudostate merupakan titik awal dari sebuah statechart, ditandai dengan titik hitam.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Pseudostate merupakan titik awal (start) dalam sebuah state chart.

2.1.11.3 Pengertian State

Menurut Satzinger, et al (2010, p260), “State a condition during an object’s life when it satisfies some criterion, performs, some action, or waits for an event”, yang terjemahannya : State adalah kondisi dari sebuah objek yang terjadi selama masa berlakunya yang memenuhi beberapa standar, menjalankan kegiatan atau menunggu suatu peristiwa.

(16)

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa State merupakan suatu kondisi dari sebuah objek yang terjadi dan berfungsi untuk menjalankan kegiatan suatu event.

2.1.11.4 Pengertian Transition

Menurut Satzinger, et al (2010, p260), “Transition is the movement of an object from one state to another state. It is the mechanism that causes an object to leave a state and change to a new state” , yang terjemahannya : Transition merupakan gerakan dari suatu obyek dari satu state ke state lain. Transition adalah mekanisme yang menyebabkan obyek untuk meninggalkan state dan perubahan keadaan baru.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Transition merupakan suatu gerakan dari objek dari satu state ke state lain yang menyebabkan objek meninggalkan state.

2.1.11.5 Pengertian Destination State

Menurut Satzinger, et al (2010, p261), “Destination state for a particular transition, the state to which an object moves after the completion of a transition”, yang terjemahannya : Destination state untuk transisi tertentu, state yang dimana objek bergerak/ berpindah setelah selesainya transisi.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Destination State berguna untuk menjadi tujuan state yang dimana objek akan berpindah ke transisi tertentu.

2.1.11.6 Pengertian Origin State

Menurut Satzinger, et al (2010, p261),” Origin state for a particular transition, the original state of an object from which the transition occurs”, yang terjemahannya : Origin state untuk transisi tertentu, original state dari sebuah objek, dari transition terjadi.

(17)

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Origin state merupakan state asli atau state awal dari sebuah objek untuk transisi tertentu.

2.1.11.7 Pengertian Messages Event

Menurut Satzinger, et al (2010, p261), “Message Event that triggers the transition and causes the object to leave the origin state. Notice that the format is very similiar to a message in a system sequence diagram”, yang terjemahannya : Message Event adalah yang memicu transisi dan menyebabkan obyek untuk meninggalkan origin state. Dan format message event sangat mirip dengan pesan dalam system sequence diagram.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Message Event merupakan pemicu transisi yang menyebabkan objek meninggalkan origin state-nya dan format message event ini sangat mirip dengan pesan yang ada dalam system sequence.

2.1.11.8 Pengertian Guard Condition

Menurut Satzinger, et al (2010, p261), “Guard Condition is a qualifier or test on the transition and it is simply a true/false condition that must be satisfied before the transition can fire”, yang terjemahannya : Guard Condition adalah kualifikasi atau tes pada transisi dan itu hanyalah sebuah kondisi benar / salah yang harus dipenuhi sebelum transisi dapat dihentikan.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Guard Condition merupakan suatu kondisi benar/ salah yang harus dipenuhi sebelum transisi dihentikan.

2.1.11.9 Pengertian Ection Expression

Menurut Satzinger, et al (2010, p262), “Ection Expression is a procedural expression that executes when the transition fires. In other words, it describes the action to be performed”, yang terjemahannya : Ection Expression adalah ekspresi prosedural

(18)

yang mengeksekusi ketika menghentikan transisi. Dengan kata lain, itu menggambarkan tindakan yang akan dilakukan.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Ection Expression merupakan gambaran dari tindakan yang akan dilakukan.

2.1.11.10 Pengertian Concurrency State

Menurut Satzinger, et al (2010, p262), “Concurrency State the condition of being in more than one state at a time”, yang terjemahannya : Concurrency State merupakan kondisi yang berada pada lebih dari satu state pada suatu waktu.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Concurrency State adalah suatu kondisi yang berada lebih dari satu state dalam waktu tertentu.

2.1.11.11 Pengertian Path

Menurut Satzinger, et al (2010,p262), “Path is a sequential set of connected state and transition”, yang terjemahannya : Path adalah seperangkat urutan state yang terhubung dan tertransisi.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Path merupakan seperangkat atau urutan state yang saling terhubung satu sama lain.

2.1.11.12 Pengertian Composite State

Menurut Satzinger, et al (2010, p262), “Composite State a state containing other states and transitions (that is, a path). Composite State represents a higher level of abstraction and can contain nested state and transition paths ”, yang terjemahannya : Composite State adalah state yang berisi beberapa tingkat dan transisi. Composite State merupakan tingkat yang lebih tinggi dari abstraksi dan dapat berisi sekumpulan state dan jalur transisi.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Composite State merupakan tingkat yang lebih tinggi dari abstraksi dan berisi sekumpulan state dan jalur transisi.

(19)

2.1.12 Use Cases

2.1.12.1 Pengertian Use Case

Menurut Satzinger, et al (2009, p242), “Use case is an activity the system carries out, usually in response to a request by a user of the system”, yang terjemahannya : Use case adalah sebuah kegiatan yang dilakukan oleh sistem, biasanya dalam menanggapi permintaan oleh pengguna sistem.

Menurut Shelly & Rosenblatt (2012, p259), “A use case represents the steps in a specific business function or process. An external entity, called an actor, initiates a use case by requesting the system to perform a function or process”, yang terjemahannya : Sebuah use case merepresentasikan langkah-langkah dalam fungsi bisnis yang spesifik atau proses. Sebuah entitas eksternal, yang disebut aktor, memulai use case dengan meminta sistem untuk melakukan fungsi atau proses.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Use case merupakan sebuah gambaran yang memaparkan langkah-langkah atau setiap kegiatan yang dilakukan oleh sistem dan sesuai dengan permintaan pengguna.

2.1.12.2 Pengertian Use Case Diagram

Menurut Satzinger, et al (2012, p78), “Use-case diagram is a the UML model used to graphically show use cases and their relationship to actors”, yang terjemahannya : Use-case diagram adalah model UML yang digunakan untuk menunjukkan use case dan hubungannya dengan actor secara grafis.

Menurut Shelly dan Rosenblatt (2012, p151), “Use case diagram is a during requirements and model systems analysts that represents the interaction between users and information system”, yang terjemahannya : Use case diagram merupakan serangkaian persyaratan dan model sistem analisis yang mewakili interaksi antara pengguna dan sistem informasi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Use case diagram adalah suatu diagram atau notasi UML yang menggambarkan hubungan

(20)

antara beberapa use case dan actor untuk menunjukkan berbagai macam kegiatan user dan apa saja peran mereka dalam penggunaan sistem.

2.1.12.3 Pengertian User Goals

Menurut Satzinger, et al (2010, p160), “User Goal technique is an approach for identifying use cases in which an analyst talks to describe their goals in using the system”, yang terjemahannya : Teknik User Goal adalah sebuah pendekatan untuk mengidentifikasi use case di mana sebuah pembicaraan analis untuk menggambarkan tujuan mereka dalam menggunakan sistem. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa User Goals merupakan pendekatan yang mengidentifikasi use case yang berguna untuk menggambarkan tujuan dalam penggunaan sebuah sistem.

2.1.12.4 Pengertian Use Case Description

Menurut Satzinger, et al (2010, p171), “Use case description is a description that list the processing details for a use case”, yang terjemahannya : Use case description adalah deskripsi daftar proses yang rinci atau detail untuk use case.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa use case description merupakan deskripsi yang berisi daftar dari proses use case secara terperinci dan detail.

2.1.12.5 Pengertian Actor

Menurut Satzinger, et al (2010, p171), “Actor in UML diagrams, a person who uses the system”, yang terjemahannya : Aktor dalam diagram UML, orang yang menggunakan sistem.

Menurut Shelly & Rosenblatt (2012, p151), yang diterjemahkan oleh Library Binus, Actor adalah sebuah entitas eksternal dengan peran tertentu.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Actor merupakan orang yang berkaitan atau yang

(21)

menggunakan sistem yg berupa entitas eksternal dengan peran tertentu.

2.1.12.6 Pengertian Symbol Use Case Diagram

Menurut Satzinger (2010, p244), “Components - Components of a Use Case Diagram:

- System Boundary: Describe the boundaries between systems with actor

- Use Case: Describe what is done by the actors in the system - Actors: Describe the user or users of a system

- Flow: Describing the relationship between use cases with actors

Yang terjemahannya adalah : komponen – komponen dari suatu Use Case Diagram :

- System Boundary: Menggambarkan batasan antara sistem dengan actor

- Use Case: Menggambarkan apa yang dilakukan oleh actor di dalam sistem

- Actors: Menggambarkan user atau pengguna dari suatu sistem - Flow: Menggambarkan hubungan antara use case dengan

actor

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa simbol use case diagram berguna untuk mempermudah pengembang berkomunikasi dengan klien-kliennya dan setiap simbol sudah memiliki artinya masing-masing.

2.1.12.7 Pengertian Activity Diagram for Use Case

Menurut Satzinger, et al (2009, p141), “Activity diagram is a type of workflow diagram that describes the user activities and their sequential flow”, yang terjemahannya adalah : Activity diagram adalah tipe dari workflow diagram yang mendiskripsikan kegiatan user dan urutan alur mereka”.

(22)

Jadi Activity Diagram adalah salah satu jenis diagram dalam Unified Modelling Language yang menggambarkan aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam proses kegiatan bisnis dari sistem dan digambarkan secara berurutan.

2.1.13 Pengertian CRUD Matrix

Menurut Satzinger, et al (2009, p161), “CRUD technique is an approach in which an analyst look at each type of data and includes use cases that create the data, read or report on the data, update the data, and delete the data”, yang terjemahannya : Teknik CRUD adalah sebuah pendekatan di mana seorang analis melihat setiap jenis data dan mencakup penggunaan kasus yang membuat data, membaca atau melaporkan data, update data, dan menghapus data.

Menurut Satzinger, et al (2009, p231), “CRUD is acronym of create, read, update and delete”, yang terjemahannya : CRUD adalah singkatan dari Create (membuat), Read (membaca), Update (mengubah) dan Delete (menghapus).

Jadi dapat disimpulkan bahwa CRUD Matrix adalah sebuah pendekatan yang digunakan oleh analis untuk menganalisa setiap data yang ada dengan setiap penggunaannya dalam membuat, membaca, mengubah dan menghapus satu atau lebih data.

2.1.14 System Sequence Diagram

2.1.14.1 Pengertian System Sequence Diagram

Menurut Satzinger, et al (2010, p242), “System Sequence Diagram a diagram showing the sequence of message between an external actor and the system during a use case or scenario ”, yang terjemahannya : System Sequence Diagram adalah diagram yang menunjukkan urutan pesan antara actor eksternal dan sistem selama dalam use case atau skenario.

Menurut Shelly & Rosenblatt (2012, p152), “A sequence diagram shows the timing of interactions between objects as they occur. A systems analyst might use a sequence diagram to show all possible outcomes, or focus on a single scenario”, yang

(23)

terjemahannya : Sebuah diagram sequence menunjukkan waktu interaksi antara benda yang terjadi. Sebuah kekuatan analis sistem menggunakan diagram urutan untuk menampilkan semua kemungkinan hasil, atau fokus pada satu skenario.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa system sequence diagram merupakan diagram yang menunjukkan urutan pesan antara pihak eksternal dan sistem dalam sebuah skenariodan merupakan kekuatan analisis sistem untuk menghasilkan diagram yang terfokus pada satu skenario.

2.1.14.2 Pengertian Domain Layer

Menurut Satzinger, et al (2012, p170), Domain layer is the part of a three layer architecture that contains the programs that implement the business rules and processes”, yang terjemahannya : Domain layer adalah bagian dari arsitektur three-layer berisi program pelaksanaan peraturan bisnis dan proses.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Domain layer merupakan salah satu bagian dari arsitektur three-layer yang berisi program pelaksanaan peraturan bisnis dan proses.

2.1.14.3 Pengertian View Layer

Menurut Satzinger, et al (2009, p344), “View layer is the part of three-layer architecture that contains the user interface”, yang terjemahannya : View Layer adalah bagian dari arsitektur three-layer berisi user interface.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa View layer merupakan salah satu bagian dari arsitektur yang berisi UI (User Interface).

2.1.14.4 Pengertian Data Access Layer

Menurut Satzinger, et al (2009, p344), “Data layer is the part of three-layer architecture that interacts with the database”, yang

(24)

terjemahannya : Data layer adalah bagian dari arsitektur tiga-layer yang berinteraksi dengan database.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Data layer merupakan salah satu bagian dari arsitektur yang mempunyai interaksi atau hubungan komunikasi dengan database.

2.1.15 Pengertian First Cut Design Model Class Diagram

Menurut Satzinger, et al (2009, p413), “The first cut design model class diagram is developed by extending the domain model class diagram”, yang terjemahannya adalah First cut model class diagram adalah pengembangan dari lanjutan domain model class diagram.

Menurut Satzinger, et al (2010, p169), First Cut Class Diagram dikembangkan dengan memperluas domain class diagram. Perluasan ini membutuhkan 2 langkah :

1. Melakukan elaborasi atribut dengan informasi type and initial value 2. Menambahkan panah navigasi

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa First Cut Design Model Class Diagram merupakan pengembangan dari domain model class diagram.

2.1.16 Pengertian Communication Diagram

Menurut Satzinger, et al (2012, p332), “Communication diagram is type of interaction diagram that emphasizes the object that send and receive a message for a specific use case”, yang terjemahannya : Communication diagram adalah tipe dari interaksi diagram yang menekankan objek, mengirim dan menerima pesan untuk use case yang spesifik.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Communication diagram merupakan diagram yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Interaksi yang dilakukan seperti pengiriman dan penerimaan pesan untuk suatu use case yang lebih spesifik.

(25)

2.1.17 Pengertian Package Diagram

Menurut Satzinger, et al (2012, p353), “A package diagram in UML is simply a high-level diagram that allow designer to associate of related groups”, yang terjemahannya : Package diagram di UML hanyalah sebuah diagram tingkat tinggi yang memungkinkan desainer untuk mengasosiasikan kelompok terkait.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Package diagram merupakan diagram tingkat tinggi yang berfungsi untuk mengasosiasikan kelompok yang terkait.

2.1.18 Database

2.1.18.1 Pengertian Database

Menurut Satzinger (2009, p488), “Database is an integrated collection of stored data is centrally managed and controlled”, yang terjemahannya : Database adalah kumpulan data terintegrasi yang disimpan di mana data tersebut dikelola dan dikendalikan secara terpusat.

Menurut Jeffrey A. Hoffer, et al (2009, p59), “Database : An organized collection of logically related data, usually designed to meet the information needs of multiple users in an organization. It is important to distinguish between the database and the repository. The repository contains definitions of data, whereas the database contains occurrences of data”, yang terjemahannya : Database : Sebuah koleksi terorganisir dari data secara logis terkait, biasanya dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari beberapa pengguna dalam sebuah organisasi. Hal ini penting untuk membedakan antara database dan repositori. Repositori berisi definisi data, sedangkan database berisi kejadian data.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Database merupakan suatu tempat atau kumpulan koleksi data yang terintegrasi dan dirancang untuk kebutuhan informasi dalam organisasi.

(26)

2.1.18.2 Pengertian Key dan Foreign Key

Menurut Satzinger, et al (2012, p347), “A key is an attribute or set of attributes the values of which occur only once in all the rows of the table”, yang terjemahannya : Key adalah atribut atau himpunan atribut, nilai-nilai yang terjadi hanya sekali dalam sebuah baris dari tabel.

Menurut Shelly & Rosenblatt (2012, p402), Foreign key adalah bidang atau kombinasi dari bidang yang unik dan minimal mengidentifikasi anggota tertentu dari suatu entitas.

Menurut Satzinger, et al (2012, p347), “A foreign key is an attribute that duplicates the primary key of different (or foreign) table”, yang terjemahannya : Foreign key adalah duplikat dari atribut primary key dari tabel yang berbeda (atau asing).

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa key merupakan atribut yang hanya terjadi satu kali pada sebuah baris di table dan foreign key merupakan duplikat dari atribut primary key dari tabel yang lain.

2.1.18.3 Pengertian SQL

Menurut Deliana, et al (2009, p20), SQL (Structured Query Language) adalah sebuah bahasa yang dipergunakan untuk mengakses data dalam basis data relasional, bahasa ini secara de facto merupakan bahasa standar yang dipergunakan dalam manajemen basis data relasional.

Menurut Connolly dan Begg (2010, p184), “SQL (Structured Query Language) is an example of a transform-oriented language or language that is designed to use the relationship to turn inputs into ouputs desired”, yang terjemahannya : SQL (Structured Query Language) adalah contoh dari transform-oriented language atau bahasa yang didesain dengan menggunakan relasi untuk mengubah input menjadi ouput yang diinginkan.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa SQL (Structure Query Language) merupakan sebuah bahasa yang

(27)

didesain dalam database yang digunakan untuk mengubah input ke output dan mempermudah untuk mengakses data.

2.1.18.4 Pengertian Tahap Pengembangan SQL

Menurut Eka Miranda (2009, p111), SQL Server 2005 dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :

a. Integrasi

Tahap ini merupakan proses mengintegrasikan berbagai data dari berbagai sumber dan memasukkannya ke dalam data warehouse.

b. Analisis

Dalam tahap ini, data di dalam data warehouse dianalisis menggunakan analysis service. Analysis service merupakan alat bantu yang berisi berbagai metode data mining dan OLAP (Online Analytical Processing).

c. Penyajian Laporan

Reporting service merupakan media utama dalam tahap penyajian laporan. Perangkat ini telah tersedia dalam SQL Server 2005 dan terintegrasi dengan Business Intelligence Development Studio.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Tahap dalam Pengembangan SQL terdiri dari 3 tahap umum, yaitu : integrasi, analisis dan penyajian laporan.

2.1.19 Pengertian Network Diagram

Menurut Satzinger, et al (2009, p337), “Network diagram is a model that shows how application layers are distributed across locations and computer systems”, yang terjemahannya : Network diagram adalah suatu model yang menunjukkan bagaimana lapisan aplikasi didistribusikan di lokasi dan sistem komputer.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Network diagram merupakan suatu model diagram yang menunjukkan lapisan-lapisan aplikasi yang telah didistribusikan dalam suatu sistem komputer.

(28)

2.1.20 Interface

2.1.20.1 Pengertian Rancangan Formulir

Menurut Puspitawati dan Anggadini (2011, p69), Formulir adalah secarik kertas atau media yang memiliki ruang untuk diisi dengan berbagai informasi sebagai dasar pencatatan transaksi atau aktivitas ekonomi suatu unit organisasi.

Menurut Puspitawati dan Anggadini (2011, p70) Formulir bermanfaat untuk :

1. Menetapkan tanggung jawab timbulnya transaksi bisnis perusahaan

Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi apabila adanya otorisasi dari pejabat yang berwenang untuk melakukan transaksi tersebut. Pelaksanaan wewenang tersebut harus dipertanggu34ng jawabkan dalam bentuk tertulis diantaranya menggunakan formulir.

2. Merekam data transaksi bisnis perusahaan

Formulir berfungsi sebagai alat untuk merekam data transaksi. Semua data yang diperlukan direkam pertama kali dalam formulir.

3. Mengurangi kemungkinan kesalahan dengan menyatakan semua kejadian dalam bentuk tulisan

Semua perintah pelaksanaan suatu transaksi perlu ditulis dalam suatu formulir untuk mengurangi kemungkinan kesalahan.

4. Untuk menyampaikan informasi dari orang yang satu ke orang yang lain atau dari organisasi yang satu dengan organisasi yang lain

Formulir berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan informasi secara intern organisasi atau antar organisasi.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa formulir adalah dokumen terpola yang dapat diisi dengan data dari transaksi atau aktivitas ekonomi dalam suatu organisasi dan mempunyai manfaat seperti untuk menetapkan tanggung jawab,

(29)

merekam data transaksi bisnis, mengurangi kemungkinan kesalahan, dan untuk menyampaikan informasi.

2.1.20.2 Pengertian User Interface

Menurut Satzinger (2009, p531), “User interface is the part of an information system requiring user interaction to create inputs and ouputs”, yang terjemahannya : User interface adalah bagian dari sistem informasi yang membutuhkan interaksi pengguna untuk menciptakan inputs dan outputs.

Menurut Jeffrey A. Hoffer (2009, p59), “User interface : Languages, menus, and other facilities by which users interact with various system components, such as CASE tools, application programs, the DBMS, and the repository. User interfaces are illustrated throughout this text”, yang terjemahannya : User interface : Bahasa, menu, dan fasilitas lainnya dimana pengguna berinteraksi dengan berbagai komponen sistem, seperti alat-alat CASE, program aplikasi, DBMS, dan repositori. User interface diilustrasikan seluruh teks.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa User Interface merupakan sebuah hasil output yang biasanya berupa tampilan yang menarik dengan komponen lengkap seperti DBMS, program aplikasi yang ditujukan untuk user atau interaksi dari pengguna.

2.1.20.3 Pengertian Story Board

Menurut Satzinger, et al (2012, p184), “Story Board is a technique used to document dialog designs by showing a sequence of sketches of the display 3535screen”, yang terjemahannya adalah : Story Board adalah teknik yang digunakan untuk mendokumentasikan desain dialog dengan menunjukkan urutan sketsa dari tampilan layar.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Story board merupakan suatu teknik yang berguna untuk

(30)

mendokumentasikan desain dialog dengan menunjukkan urutan sketsa dari tampilan layar.

2.1.20.4 Pengertian Rancangan Laporan

Menurut Whitten dan Bentley (2009, p550), “The draft report is to describe the information for users of the system”, yang terjemahannya : Rancangan laporan adalah menggambarkan informasi bagi pengguna sistem.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka disimpulkan bahwa Rancangan Laporan adalah pembuatan informasi yang berisi data yang telah diolah dari sistem informasi secara berpola dan tersusun.

2.1.20.5 Pengertian System Output

Menurut Satzinger, et al (2009, p582), “The primary objective of system outputs is to present information in the right place at the right time to the right people”, yang terjemahannya : Tujuan utama dari output sistem adalah untuk menyajikan informasi di tempat yang tepat pada waktu yang tepat kepada orang yang tepat.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa System output digunakan untuk menyajikan informasi pada tempat yang tepat, waktu yang tepat dan kepada orang yang tepat.

2.1.20.6 Pengertian System Interface

Menurut Satzinger, et al (2009, p570), “System Interface broadly as any inputs or outputs with minimal or no human intervention”, yang terjemahannya : System Interface luas karena setiap input atau output dengan sedikit atau tidak ada campur tangan manusia.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa System interface merupakan sistem yang mengatur tampilan baik program maupun software yang dikatakan luas

(31)

karena setiap input dan outputnya dengan sedikit atau tidak ada campur tangan manusia sama sekali.

2.1.20.7 Pengertian Visual Studio

Menurut Whitten dan Bentley (2012, p634).“Most GUI-based application development environments, such as Microsoft’s Visual Studio, can be easily used to construct nonfunctional prototypes of user interface screens”, yang terjemahannya : banyak lingkungan pengembangan aplikasi berbasis GUI seperti Microsoft’s Visual Studio, dapat dengan mudah digunakan untuk membantu prototype nonfunctional dari layar antar muka pengguna.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Visual studio merupakan pengembangan aplikasi yang berbasis GUI yang membantu prototype nonfunctional dari user interface.

2.1.20.8 Pengertian C#

Menurut P. J. Deitel, et al (2010, p42-43). “Visual C# (a new language based on C++ and Java that was developed expressly for the .NET platform)”, yang terjemahannya adalah : Visual C# (bahasa baru berdasarkan C++ dan Java yang dikembangkan tegas untuk .NET platform).

Menurut Paul Deitel, et al (2014, p47), “In 2000, Microsoft announced the c# programming language. C# has roots in the C, C++ and Java programming languages. It has similar capabilities to Java and is appropriate for the most demanding application development tasks, especially for building today’s large-scale enterprise applications, and web-based, mobile and cloud-based apps. The latest versions of Visual Basic have capabilities comparable to those of C#”, yang terjemahannya adalah : Pada tahun 2000, Microsoft mengumumkan bahasa pemrograman c#. C# memiliki akar dalam bahasa pemrograman C, C++ dan Java. Ia memiliki kemampuan yang mirip dengan

(32)

Java dan sesuai untuk tugas-tugas pengembangan aplikasi yang paling menuntut, terutama untuk membangun skala besar aplikasi perusahaan saat ini, dan, aplikasi mobile dan berbasis cloud berbasis web. Versi terbaru dari Visual Basic memiliki kemampuan yang sebanding dengan C#.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa C# adalah sebuah aplikasi bahasa pemograman baru berdasarkan C++ dan Java yang terdapat dalam Visual Basic.

2.1.21 Pengertian System Security dan Control 2.1.21.1 Pengertian Integrity Control

Menurut Satzinger, et al (2009, p593), “Integrity control mechanism and procedures that are built into an application system to safeguard information contained within it”, yang terjemahannya : Integrity control merupakan mekanisme dan prosedur yang dibangun ke dalam sistem aplikasi untuk menjaga informasi yang terkandung di dalamnya.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Integrity control merupakan suatu mekanisme yang dibangun di dalam aplikasi sistem untuk menjaga informasi penting yang ada di dalam aplikasi sistem tersebut.

2.1.21.2 Pengertian Security Control

Menurut Satzinger, et al (2009, p599), “Security Control is it protect the assets of an organization from all threats, the primary focus is generally on external threats”, yang terjemahannya adalah : Security Control melindungi aset organisasi dari semua ancaman, fokus utama adalah pada umumnya ancaman eksternal.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Security control berfungsi untuk melindungi aset perusahaan/ organisasi dari ancaman dari dalam maupun ancaman dari luar.

(33)

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Pengertian Sistem Informasi Manufaktur

Menurut Bodnar dan Hopwood (2010, p4) “ a manufacturing information System is ab MIS that provides information to be used by the manufacturing function”. Yang terjemahannya adalah Sistem informasi manufaktur adalah MIS yang memberikan informasi yang akan digunakan oleh fungsi manufaktur.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi manufaktur merupakan sebuah sistem yang terintegrasi dan terkoordinasi yang digunakan oleh fungsi manufaktur untuk memberikan informasi.

2.2.2 Pengertian Integrated Manufacturing

Menurut Schey (2009, p30) “A logical extension is computer-integrated manufacturing, in which all actions take place with reference to a common database.” , Yang terjemahannya adalah : Sebuah perpanjangan logis adalah manufaktur komputer terpadu, di mana semua tindakan berlangsung dengan mengacu pada database yang umum.

2.2.3 Pengertian Produksi

Menurut Horngren, Datar, dan Rajar (2012, p6). “Production-procuring, transporting, and storing (also called inbound logistics), coordinating, and assembling (also called operations) resources to produces a product or deliver a service”, yang terjemahannya: produksi-perolehan, pengiriman, dan menyimpanan (disebut juga inbound logistik), koordinasi, dan perakitan (disebut juga operasi) sumber daya-sumber daya untuk menghasilkan suatu produk atau memberikan jasa.

2.2.4 Pengertian Proses Produksi

Menurut Mardi (2011, p97). Proses produksi merupakan aktivitas untuk menghasilkan output dalam bentuk barang maupun jasa.

Menurut Bustian Bustami dan Nurlela (2010, p3). “Proses pengolahan input menjadi output yang dimaksud adalah bahan baku

(34)

langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang diproses menjadi bahan produk selesai”.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa proses produksi adalah aktivitas dalam pembuatan barang yang akan menghasilkan suatu output berupa barang atau jasa.

2.2.5 Siklus Proses Produksi

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p450), siklus produksi adalah peristiwa yang berhubungan dengan penerimaan modal dari investor dan kreditor.

Ada empat aktivitas pada siklus produksi, diantaranya : 1. Production Design

2. Planning & Schedulling 3. Production Operation 4. Cost Accounting

2.2.6 Jenis-jenis Proses Produksi

Menurut Hansen dan Mowen (2009, p306-p307), Dalam setiap departemen, bahan baku, tenaga kerja, dan overhead mungkin dibutuhkan. Saat penyelesaian proses tertentu, barang setengah jadi akan dipindahkan ke departemen berikutnya. Setelah melewati departemen terakhir, barang selesai diproduksi. Berikut ini adalah jenis-jenis proses manufaktur:

1. Proses berurutan (sequential processing), yaitu pola pemrosesan dengan unit yang melewati dari suaru proses ke proses lainnya dalam serangkaian susunan.

2. Proses parallel (parallel processing), yaitu pola pemrosesan dengan dua atau lebih proses berurutan yang disyaratkan untuk menghasilkan sebuah barang jadi.

Dalam perusahaan PT. Star Metal Ware Industry, jenis proses manufaktur yang digunakan adalah proses berurutan yang dimulai dari bagian Press, bagian Bubut, bagian Solder, kemudian bagian Assembly.

(35)

2.2.7 Pengertian Proses Costing

Menurut Raiborn dan Kinney (2009, p762). “Process costing system a method of accumulating and assigning cost to units of production in companies producing large quantities of homogeneous products : accumulates costs by cost component in each production department and assigns costs to units using equivalent units of production”, yang terjemahannya : perhitungan biaya berdasarkan proses adalah metode mengumpulkan dan menetapkan biaya unit produksi di perusahaan-perusahaan yang memproduksi jumlah besar homogen produk: menumpuk dan menetapkan biaya unit menggunakan setara unit produksi. Menurut Carter (2009, p124). Process costing (perhitungan biaya proses produksi) suatu metode dimana bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik dibebankan ke pusat biaya. Biaya yang dibebankan ke setiap unit poduk hasil produksi diitentukan dengan membagi total biaya yang dibebankan ke pusat biaya tersebut dengan jumlah unit yang di produksi.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa process costing adalah perhitungan biaya-biaya yang dibebankan pada tiap unit hasil proses produksi

2.2.8 Sistem Perhitungan Harga Pokok

Menurut Mulyadi (2010, p17), Sistem perhitungan harga pokok membahas mengenai tata cara atau metode penyajian informasi biaya produk dan jasa berdasarkan informasi dari sistem akumulasi biaya dan sistem biaya. Secara garis besar, ada 2 macam sistem perhitungan harga pokok, yaitu :

1. Sistem Perhitungan Harga Pokok Penuh (Fully Costing/ Absorption Costing). Di dalam sistem perhitungan harga pokok ini, seluruh biaya produksi varianbel dan biaya produksi tetap dibebankan ke produk. 2. Sistem Perhitungan Harga Pokok Variabel (Variabel Costing). Di

dalam sistem perhitungan harga pokok ini, hanya biaya produksi variable saja yang akan dibebankan ke produk.

(36)

2.2.9 Pengertian Harga Pokok Produksi

Menurut Horngren, Datar, dan Rajan (2012, p41). “Cost of goods manufactured refers to the cost of goods brought to completion, wether they were started before or during the current accounting period”, yang terjemahannya : Harga pokok produksi mengacu pada harga barang yang dibawa sampai pada tahap penyelesaian, apakah barang tersebut dimulai sebelum atau selama periode akuntansi berjalan.

Menurut Hansen dan Mowen (2009, p60) yang diterjemahkan oleh Deny Arnos Kwary, Harga Pokok Produksi mencerminkan total biaya barang yang diselesaikan selama periode yang berjalan. Biaya yang dibebankan pada barang yang telah selesai hanya biaya manufaktur yang terdiri dari biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Harga Pokok Produksi adalah total dari keseluruhan biaya yang dibebankan pada biaya manufaktur seperti biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead dan biaya ini terus dihitung selama periode akuntansi berjalan.

2.2.10 Fungsi Harga Pokok Produksi

Menurut Mulyadi (2010, p65) informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu bermanfaat bagi manajemen untuk: 1. Menentukan harga jual produk

Biaya produksi dihitung untuk jangka waktu tertentu untuk menghasilkan informasi biaya produksi per satuan produk. Dalam penetapan harga jual produk, biaya produksi per unit merupakan salah satu informasi yang dipertimbangkan disamping informasi biaya lain serta informasi non biaya.

2. Memantau realisasi biaya produksi

Jika rencana produksi untuk jangka waktu tertentu telah diputuskan untuk dilaksanakan, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan di dalam pelaksanaan rencana produksi tersebut. Oleh karena itu, akuntansi biaya digunakan untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang dikeluarkan

Gambar

Diagram  class  digambarkan  dengan  menampilkan  kelas  dan  asosiasi antara kelas.
Gambar 2.2  Kerangka Pikir 1. Menentukan Perusahaan /

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Akibatnya, hasil penyiaran belum sepenuhnya mampu mengangkat permasalahan perempuan pada arus utama (mainstream). Penumbuhan rasa empati terhadap ketidakadilan yang

Holothuria atra merupakan salah satu biota laut yang hidup pada dasar substrat dan mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukan

Nilai adjusted R 2 hasil estimasiyang ditunjukkan pada tabel 1 nilainya sebesar 0,852, yang berarti bahwa 85,20% variasi variabel dependen Tingkat

Adanya Dukungan Pemerintah Kabupaten melalui jaminan kelancaran operasional USB melalui penyediaan Kepala Sekolah, Guru dan Staf administrasi sesuai dengan kualifikasi

Data umum daerah pelayanan sampah yang wajib disediakan dan dilengkapi oleh setiap daerah dalam perhitungan kalkulator retribusi yaitu 1) jumlah penduduk, 2)

Tidak hanya masyarakat dan Pemerintah Indonesia saja, melainkan juga masyarakat internasional, regional dan berbagai organisasi-organisasi kemanusiaan turut terkejut dengan

pengembangan aplikasi pada sistem operasi berbasis iOS & Android, sehingga dengan sekali kerja bisa menghasilkan sebuah aplikasi atau game yang dapat

Dugaan potensi biomassa pada semua jenis tutupan lahan baik secara total maupun pada seluruh tingkat vegetasi yang dihitung menggunakan persamaan W4, menunjukkan hasil