• Tidak ada hasil yang ditemukan

Independensi Pertimbangan Auditor Pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Independensi Pertimbangan Auditor Pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Independensi Pertimbangan Auditor Pada Kantor Akuntan Publik

di Surabaya

Rezki Bachtiar

Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi UMAHA, Universitas Maarif Hasyim Latif Jl. Ngelom Megare , Taman Sidoarjo 61257

Email: riskibachtiar@ymail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara empiris mengenai independensi pertimbangan auditor pada kantor akuntan publik di Surabaya.Penelitian ini dilaksanakan pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di kota Surabaya. Populasi dalam penelitian ini adalah Auditor yang bekerja di KAP di kota Surabaya. Dari populasi sebanyak 52 orang auditor yang mempunyai gelar CPA (Certified Public Accountant), terpilih 46 responden yang dipilih sebagai sampel dalam penelitian ini. data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari menyebar kuosioner. Analisis data dan pengujian hipotesis menggunakan metode Partial Least Square (PLS).

Berdasarkan hasil analisis data disimpulkan bahwa Preferensi Klien dapat memberikan kontribusi yang nyata terhadap pertimbangan auditor pada KAP di Surabaya. Pengalaman Auditor dapat memberikan kontribusi yang nyata terhadap pertimbangan auditor terhadap KAP di Surabaya.

Kata kunci: Preferensi Klien, Pengalaman Auditor, Pertimbangan Auditor.

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze empirically the independence of the auditor’s judgment on public accountant firm in Surabaya.The research was conducted at the Public Accountant Firm (KAP) in Surabaya. The population in this study is the Auditor (CPA) who work at the firm in Surabaya. 46 out of 52 of the population who possess the title of Certified Public Accountant (CPA) were selected as the samples in this study. The data used in this research is a primary data which is obtained from spreading questionnaire. The Partial Least Square (PLS) method is used for the data analysis and hypothesis testing.

Based on the results of data analysis, it is concluded that the client’s preference has a real contributions effect towards the Auditor’s judgment. It is also concluded that the Auditor’s experiences has a real contributions effect towards the Auditor’s Judgment.

Keywords:Client’s Preference, Auditor’s Experiences, Auditor’s Judgment.

Pendahuluan

Belakangan ini profesi akuntan publik menjadi sorotan banyak pihak, sorotan tajam diberikan karena akuntan publik dianggap memiliki kontribusi dalam banyak kasus kebangkrutan perusahaan. Profesionalisme akuntan seolah dijadikan kambing hitam dan harus memikul tanggung jawab pihak lain yang seharusnya bertanggungjawab atas kegagalan itu (Heli, 2004).

Munculnya pandangan skeptis terhadap profesi akuntan publik memang beralasan, karena cukup banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan justru setelah laporan keuangan perusahaan mendapat opini wajar tanpa pengecualian. Misalnya saja kasus Enron yang melibatkan KAP Arthur Andersen di Amerika Serikat, serta PT. Kimia farma dan Bank Lippo di Indonesia.

Eagly dan Chaiken (1993) mengemukakan bahwa preferensi klien akan ditinjau, baik waktu penyampaian pesan (timing) maupun kredibilitas sumber informasi (credibility of information of source) yang dapat mempengaruhi pertimbangan (judgment) pembuat keputusan, pengaruh preferensi klien dalam hal ini dilihat dari waktu penyampaian pesan yang menyatakan keinginannya.

(2)

Studi yang dilakukan Arum (2008) menemukan bahwa auditor dengan tingkat pengalaman yang hampir sama (memiliki masa kerja dan penugasan yang hampir sama) ternyata memiliki pertimbangan yang berbeda-beda dan sangat bervariasi. Begitu juga hasil penelitian Rachmawati dkk (2013) menemukan bahwa pengalaman audit memengaruhi pertimbangan auditor.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah Preferensi Klien berpengaruh terhadap Pertimbangan Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya?

2. Apakah Pengalaman Auditor berpengaruh pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya? 1.1 Profesi Akuntan Publik

Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan, tumbuh dan berkembangnya profesi akuntan publik disuatu negara sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan di negara tersebut, jika perusahaan-perusahaan yang berkembang dalam suatu negara masih berskala kecil dan masih menggunakan modal pemiliknya sendiri untuk membelanjai usahanya, jasa audit yang dihasilkan masih belum diperlukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut (Mulyadi, 2002:2).

Disisi lain pihak-pihak diluar perusahaan memerlukan informasi mengenai perusahaan untuk pengambilan keputusan tentang hubungan pihak luar dengan perusahaan, umumnya, pemakai kepentingan hasil audit mendasarkan pada laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen, dengan demikian, terdapatnya dua kepentingan antara pemilik perusahaan dengan pengelola perusahaan yang berlawanan akan menyebabkan tumbuh dan berkembangnya profesi akuntan publik (Mulyadi, 2002:3).

Saat ini kebutuhan laporan yang telah diaudit oleh akuntan publik yang independen menjadi sesuatu hal penting. Apalagi dengan adanya peraturan dari pasar sekuritas, di Indonesia dikenal dengan nama Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), yang mengharuskan perusahaan yang ingin terdaftar sehamnya di pasar sekuritas tersebut untuk mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik.

1.2 Pengaruh preferensi klien terhadap pertimbangan auditor

Preferensi klien dalam konsep auditing terjadi apabila klien dengan jelas menyatakan suatu hasil tertentu atau perlakuan akuntansi tententu yang diinginkan dan auditor berperilaku dengan cara konsisten dengan keiinginan klien tersebut (Haynes,1998). Menurut Koroy (2005) hasil studi menunjukan efek preferensi klien yang lebih kuat, dengan demikian tingkat ambiguitas menentukan pengaruh preferensi klien terhadap audit.

Preferensi yang disampaikan di awal, sebelum mereview bukti audit diharapkan dapat lebih banyak mempengaruhi pertimbangan auditor sehingga dapat sesuai dengan keinginan klien dari pada disampaikan diakhir proses audit, dalam hal ini, auditor diharapkan untuk tidak cenderung terpengaruh terhadap preferensi klien, dan tetap independen dalam menjalankan proses audit, dimana dalam proses audit auditor diharuskan mengumpulkan informasi-informasi mengenai proses audit dan menjalankan aturan yang telah ditetapkan, dengan tidak melihat kapan preferensi klien itu diterima (Jenkins & Haynes,2003).

H1 : Preferensi Klien berpengaruh positif terhadap Pertimbangan Auditor. 1.3 Pengaruh pengalaman auditor terhadap pertimbangan auditor.

Pengalaman merupakan komponen penting dalam proses audit, auditor yang memiliki pengalaman atau jam terbang yang tinggi akan lebih selektif menjalankan dan menyimpulkan informasi yang didapat dibandingkan dengan auditor yang kurang pengalaman (Meidawati : 2001).Pengalaman Audit dapat mengindikasikan bahwa semakin berpengalaman auditor maka dapat menumbuhkan keterampilan yang muncul dalam tindakan yang dilakukan dalam menyelesaikan pekerjaan, pendidikan yang berkelanjutan akan memberikan pertimbangan yang akan diambil (Maria, 2014):(Trimanto, 2011).

Butt (1988) memperlihatkan dalam penelitiannya bahwa auditor yang berpengalaman akan membuat pertimbangan yang relatif lebih baik dalam tugas-tugas profesionalnya, daripada auditor yang kurang berpengalaman, jadi seorang auditor yang lebih berpengalaman akan lebih tinggi tingkat skeptisisme profesionalnya dibandingkan dengan auditor yang kurang berpengalaman.

(3)

Gambar 1. Model kerangka konseptual

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penyebaran koesioner. Metode pengambilan sampel menggunakan metode pemilihan sampel mengunakan porposive sampling. sampel sebanyak 46 responden. Analisis data dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode Partial Least Square (PLS). Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5%.

Gambar 2. Model persamaan konseptual Pengalaman auditor Preferensi klien Pertimbangan auditor Preferensi Klien Pertimbangan Auditor Pengalaman Auditor Prefrensi Cepat Dimensi Prefrensi Cepat Preferensi Lambat Perencanaan Audit Tanggung Jawab atas Opini Tingkat Materialitas Reputasi Klien Perkembangan Audit Poses Audit Dimensi Preferensi Lambat Lamanya Profesi Banyaknya Kasus yang ditangani Kemampuan dalam audit Pengalaman sebelumnya

(4)

Hasil dan Pembahasan

2.1 Uji Validitas

Uji validitas konvergen dilihat dari model pengukuran dengan menggunakan indikator reflektif dinilai berdasarkan loading factor (AVE dan communality) Nilai AVE dan communality direkomendasikan harus diatas 0,50.

Tabel 1. Hasil uji validitas

Variabel AVE Communality

Pengalaman audit 0,772 0,772

Pertimbangan auditor 0,722 0,722

Preferensi klien 0,706 0,706

Berdasarkan hasil yang terlihat pada tabel 1 menunjukkan bahwa hasil pengujian AVE dan communality untuk konstruk pengalaman audit, pertimbangan auditor dan preferensi klien masing-masing adalah 0,772; 0,722 dan 0,706 dimana semua indikator memiliki nilai lebih besar dari 0,50. Nilai-nilai tersebut telah memenuhi uji validitas konvergen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa indikator-indikator tersebut dinyatakan valid dan dapat diterima sebagai pengukuran variabel laten penelitian.

2.2 Uji Realibilitas

Uji reliabilitas konstruk yang diukur dengan dua kriteria yaitu composite reliability dan conbach alpha dari blok indikator yang mengukur konstruk. Konstruk dinyatakan reliabel jika nilai composite reliability maupun cronbach alpha di atas 0,70.

Tabel 2. Hasil uji realibilitas

Variabel Composite realibility Cronbachs Alpha

Pengalaman audit 0,772 0,900

Pertimbangan auditor 0,722 0,921

Preferensi klien 0,706 0,865

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa variabel pengalaman audit, pertimbangan auditor dan preferensi klien memiliki composite reliability dan cronbach alpha lebih besar dari 0,70 ini berarti variabel dalam penelitian ini memiliki reliabilitas yang baik.

2.3 Pengujian Model Struktural (Inner Model)

Inner model menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan pada teori substansif. Model structural dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk konstruk dependen. Hasil R-square yang dijelaskan pada variabel dependen sebaiknya diatas 0,10 sehingga dapat dinyatakan bahwa kontruk dependennya baik.

Tabel 3. Hasil uji model struktural

Variabel R-Square

Pengalaman audit 0,000

Pertimbangan auditor 0,607

Preferensi klien 0,000

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa nilai R-Square konstruk pertimbangan auditor adalah sebesar 0,607. Hal ini berarti bahwa pengalaman audit dan preferensi klien mampu menjelaskan konstruk pertimbangan auditor sebesar 60,7% sedangkan sisanya 39,3% dijelaskan oleh variabel lain.

(5)

2.4 Hasil Pengujian

Berdasarkan hasil pengujian dengan mengunakan analisis regresi berganda dimaksudkan untuk mengetahui apakah secara parsial variabel bebas (X) mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (Y). Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. Hasil uji analisis regresi berganda

Variabel Original sample Sample mean Standard deviation T statistics X1 (Preferensi klien) 0,447 0,511 0,168 2,664 X2 (Pengalaman audit) 0,407 0,348 0,194 2,092

Hasil Pengujian dan Pembahasan Hipotesis Pengaruh Preferensi Klien terhadap Pertimbangan Auditor.

Berdasarkan tabel hasil pengujian, Preferensi Klien berpengaruh positif signifikan terhadap Pertimbangan Auditor dengan nilai original sample sebesar 0,447. Hipotesis (H1) terdukung karena nilai T-Statistik sebesar 2,664 lebih besar dari 1,96 sehingga menunjukkan bahwa preferensi klien mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertimbangan audit. Dengan demikian, hipotesis pertama dalam penelitian diterima.

Preferensi klien berpengaruh positif signifikan terhadap pertimbangan auditor, hal ini berarti variabel preferensi klien mampu menjelaskan pertimbangan auditor. Hal ini dikarenakan preferensi yang disampaikan di awal, sebelum mereview bukti audit diharapkan dapat lebih banyak mempengaruhi pertimbangan auditor sehingga dapat sesuai dengan keinginan klien dari pada disampaikan diakhir proses audit, sehingga dalam hal ini, auditor diharapkan untuk tidak cenderung terpengaruh terhadap preferensi klien, dan tetap independen dalam menjalankan proses audit.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu, yaitu Preferensi klien dalam konsep auditing terjadi apabila klien dengan jelas menyatakan suatu hasil tertentu atau perlakuan akuntansi tententu yang diinginkan dan auditor berperilaku dengan cara konsisten dengan keiinginan klien tersebut (Haynes,1998).

Bagaimanapun juga, preferensi diawal tersebut tidak dijadikan pedoman dalam proses audit, auditor diharuskan lebih sensitive terhadap proses audit. Hasilnya, interaksi yang diperediksi dalam reaksi auditor terhadap preferensi klien secara diferensial dipengaruhi oleh kredibilitas klien, tetapi hanya dalam kondisi preferensi awal.

Hasil Pengujian dan Pembahasan Hipotesis Pengaruh Pengalaman Audit terhadap Pertimbangan Auditor. Berdasarkan tabel hasil pengujian menunjukkan bahwa, pengalaman Audit berpengaruh signifikan terhadap Pertimbangan Auditor dengan nilai original sample sebesar 0,407. Hipotesis (H2) terdukung karena nilai T-Statistik sebesar 2,092 lebih besar dari 1,96 sehingga menunjukkan bahwa pengalaman audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertimbangan audit. Dengan demikian, hipotesis kedua dalam penelitian diterima.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pengalaman audit berpengaruh positif signifikan terhadap pertimbangan auditor, hal ini berarti variabel pengalaman audit mampu menjelaskan pertimbangan auditor. Hal ini dikarenakan pengalaman akuntan publik yang makin banyak serta komplektibilitas transaksi pada laporan keuangan klien yang diaudit dapat memberikan pengetahuan dibidang akuntansi dan auditing (Cristiawan, 2002).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu, Butts (1999) dalam Herliansyah dan Ilyas menyatakan bahwa akuntan yang berpengalaman akan membuat pertimbangan lebih baik dari pada akuntan yang kurang berpengalaman. Akuntan yang berpengalaman tersebut dapat menerapkan pengetahuan dan kahlian yang didapat dari proses audit sebelumnya.

Simpulan

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan maka kesimpulan penelitian ini bahwa preferensi klien berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan auditor dengan koefisien positif dan pengalaman audit berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan auditor dengan koefisien positif.

Daftar Pustaka

1. Abdolmohammadi, Mohammad dan Arnold Wright. 1987, Axamination of The Effect of Experience and Task

(6)

2. Anderson, B.H. dan M. Maletta. 1994. Auditor attedance to negative and positive information: The effect experience-related differences. Behavioral Research in Accounting.

3. Budi Susetyo. 2009. “Pengaruh Pengalaman Audit terhadap Pertimbangan Auditor dengan Kredibilitas Klien sebagai

variabel moderating“, Survey empiris auditor yang bekerja pada kantor akuntan publik dan koperasi jasa audit di

wilayah Jogja.

4. Butt, 1988. Frequency Judgment in an Auditing-Related Task. Journal of Accounting Research. 5. Christiawan. 2002. “Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik = Refleksi Hasil Penelitian Empiris”.

6. Dellia Eka Rizkiyana. 2013 “Pengaruh Pengalaman Audit dan Preferensi Klien terhadap Audit Judgment dengan

Kredibilitas Klien sebagai variabel moderating”, Jurnal, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah – Jakarta.

7. Davis. 1999. “What Evidence – Based Education”.

8. ”Directory Kantor Akuntan Publik Dan Akuntan Publik 2015”. Penerbit IAPI Indonesia. 9. Eagly,A.E., & Chaiken,S. 1993. “The psychology of attitudes. Fort Worth, TX: Harcourt”.

10. Enggar Diah Puspa Arum. Desember 2007 “Pengaruh Persuasi atas Preferensi Klien dan Pengalaman Auditor

terhadap Pertimbangan Auditor dalam menganalisis bukti audit”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia

universitas Jambi.

11. Gramling, Audrey A. “External Auditor’s Reliance on Work Performed by Internal Auditors: The Influence of Fee

Preassure on this Reliance Decision. “Auditing: Sarasota 18 (1999): 117 – 136.

12. Gusnardi. 2003. Analisis Perbandingan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Judgment Penetapan Risiko Audit oleh

Auditor yang Berpengalaman dan Auditor yang Belum Berpengalaman. Tesis Bandung: Universitas Padjajaran.

13. Haynes, C,M,J.G. Jenkins & S.R. Nutt. “The Relationship between Client Advocacy and Audit Experince: An Exploratory

Analysis.” Auditing: A Journal of Pratice & Theory 17, no.2 (Fall 1998): 88 – 104.

14. Herliansyah. 2006. “Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap Penggunaan Bukti Tidak Relevan Dalam Auditor

Judgemnt”. Jurnal SNA Ix. Padang.

15. Jenkins, J. G regory and C.M. Haynes, 2002. “The Persuasiveness of Client Preferences: An Investigation of the

Preference Timing and Client Credibility”. Auditing: A Journal of Practive & Theory. Vol.22 No.1, Maret: 143 – 154.

16. Jamilah, Siti, Fanami, Zaenal dan Chandrarin, Grahita 2007., “Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, Dan

Kompleksibilitas Tugas Terhadap Audit Judgment. Simposium Nasional Akutansi X.

17. Koroy, T Ramaraya. 2005. “Pengaruh Preferensi Klien dan Pengalaman Audit terhadap Pertimbangan Auditor”, Simposium Nasional Akuntansi VIII, September : 917 – 928.

18. Luh Putu Ekawati. 2013. “Pengaruh Profosionalisme, Pengalaman Kerja dan Tingkat Pendidikan Auditor, terhadap

Pertimbangan Tingkat Materialitas”. Universitas Pendidikan Ganesha.

19. Mark E Tubbs. 1999. “Expectaions, Impressions, and judgments of physically attractive students”.

20. Maria Magdalena Oerip Liana Sifiaani dan Elisa Tjondro. 2014. “Pengaruh Ketaatan, Pengalaman Aufdit, dan Audit

(7)

21. Masrizal, Juli 2010. “Pengaruh Pengalaman dan Pertimbangan Audit terhadap Pendeteksian Temuaan Kerugian

Daerah”, Studi Pada Auditor Inspektorat Aceh.

22. Mulyadi. 2002. “Auditing, buku dua, edisi ke enam, salemba, jakarta.

23. Meidawati, Neni. 2001. “Meningkatkan Akuntabilitas Auditor Independen Melalui Standart Profesional”. Media Akuntansi, Edisi 16 Januari.

24. Rachmawati, J.D.W. 2013. “Jurnal Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Kualitas Audit”.

25. Trimanto Setyo Wandoyo. 2011. “Pengaruh Pengalaman dan Pertimbangan Profesional Auditor Terhadap Kualitas

Bahan Bukti Audit yang dikumpulkan”. Jurnal Ilmiah Akuntansi No.06 Tahun 2011.

26. Trompeter, Greg. 1994. “The Effect of Partner Compensation Schemes and Generally Accepted Accounting Principles

on Audit Partener Judgment”. Auditing.

27. Siegel Ramanauskas, Marconi, 1989, Behavioral Accounting, South Westren Publishing Co, Cincinati. 28. Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

29. Sumarsono. 2004. “Metode Penelitian Akuntansi Beserta Contoh Interprestasi Hasil Pengelolahan Data”. Edisi Revisi. Surabaya

30. Susetyo, Budi. 2012. “Pengaruh pengalaman audit terhadap pertimbangan auditor dengan kredibilitas klien sebagai

variabel moderating”.

Gambar

Gambar 2. Model persamaan konseptual Pengalaman auditor Preferensi klien  Pertimbangan auditor Preferensi Klien Pertimbangan Auditor Pengalaman Auditor Prefrensi Cepat Dimensi Prefrensi Cepat Preferensi Lambat  Perencanaan Audit Tanggung Jawab atas Opini T

Referensi

Dokumen terkait

Hal itu terjadi karena perhitungan harga pokok produk menurut perusahaan hanya membebankan biaya tenaga kerja dan biaya overhead berdasarkan satu cost driver, sedangkan

Berdasarkan uraian di atas, didapatkan bahwa regulasi emosi pada siswa di SMA Islam Cikal Harapan BSD diharapkan dapat membuat siswa tetap positif ketika

Kesimpulan program PkM ini adalah sebagai berikut 1) Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah yang mengikuti pelatihan dasar Posbindu PTM sebanyak 45 orang, memiliki peningkatan sikap

Untuk menyediakan data dan informasi statistik, BPS Kabupaten Wonosobo secara berkesinambungan melaksanakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, pengkajian dan analisis,

Perusahaan dalam membuat perencanaan persediaan material dapat menggunakan metode Period Order Quantity supaya total biaya persediaan menjadi minimum, tidak terjadi

Demikian pula dengan kurikulum, apabila tidak memiliki pondasi yang kuat maka kurikulum tersebut akan mudah terombang-ambing dan yang akan dipertaruhkan adalah

Landasan psikologis memberikan informasi tentang proses perkembangan dan belajar siswa yang bersumber dari psikologi, sehingga dijadikan sebagai titik tolak

6) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok (contoh nilai yang ditanamkan: jujur,