• Tidak ada hasil yang ditemukan

Riza Rahman Hakim, S.Pi Fisheries Department - UMM. Budidaya Ikan Gurami (Osphronemus gouramy, Lac)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Riza Rahman Hakim, S.Pi Fisheries Department - UMM. Budidaya Ikan Gurami (Osphronemus gouramy, Lac)"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

Riza Rahman Hakim, S.Pi

Fisheries Department - UMM

Budidaya

Ikan Gurami

(2)

Pendahuluan

bentuk badan pipih lebar, bagian punggung

b

h

d

b i

t b

berwarna merahsawo dan bagian perut berwarna

kekuning-kuningan/ keperak-perakan

(3)

• Berasal dari perairan daerah Sunda (Jawa Barat

Berasal dari perairan daerah Sunda (Jawa Barat,

Indonesia), dan menyebar ke Malaysia,

Thailands, dan Australia

• sudah dikenal sejak tahun 1800-an baik sebagai

ikan hias maupun ikan konsumsi

• sangat peka terhadap suhu dingin sehingga ikan

gurami hanya dapat dipelihara pada dataran

rendah sampai sedang dengan ketinggian antara

50 - 600 m dpl

• memiliki kemampuan mengambil O

2

dari udara

karena adanya labirin yang terletak di atas atau

dibelakang insang

(4)

Klasifikasi

Filum

: Chordata

Subfilum

: Vertebrata

Kelas

: Pisces

Sub Kelas

: Teleostei

Sub Kelas

: Teleostei

Ordo

: Labyrinthici

Famili :

Anabantidae

Genus :

Osphronemus

Species :

Osphronemus gouramy,

Lac.

Nama Asing

: gouramy Giant gouramy

Nama Asing

: gouramy, Giant gouramy

Nama Lokal

: gurami atau guramih (Jawa), kalau atau kaloi

(Sumatera), kala atau kalui (Kalimantan)

(5)

Keistimewaan Gurami

GURAMI =

”G

reget Usaha Rakyat Akan Meningkatkan Inkam”

Memiliki status sosial yang tinggi

Memiliki rasa yang khas

Pangsa pasarnya luas

Harganya relatif lebih tinggi

Mudah cara membudidayakan

(6)

Jenis Gurami

1. Gurami Angsa / Soang (Geese gouramy)

tubuh berwarna putih abu-abu dan bersisik

besar

ukuran tubuh lebih besar dan panjang dibanding

jenis yang lain

panjang tubuh dapat mencapai 65 cm dan jika

dipelihara dengan baik berat tubuh dapat

mencapai 6-12 kg/ekor

telur yang dihasilkan induk betina lebih banyak

dan pertumbuhan serta perkembangan tubuh

juga lebih pesat

2. Gurami Jepang ( Japonica gouramy )

sisik tidak terlalu besar, berat tubuh hanya mencapai 3,5 kg/ekor

tubuh lebih pendek dibanding yang lain hanya mencapai 45 cm

warna tubuh putih keabu-abuan dan kemerahan, terutama

(7)

Jenis Gurami

3. Gurami Porselen

warna tubuh keperakan dan merah muda (cerah) dengan

ukuran kepala relatif kecil

mempunyai kemampuan menghasilkan telur paling

banyak yaitu 10.000 butir/ekor sehingga baik untuk

kegiatan pembenihan

berat induk jenis ini sekitar 1,5 - 2 kg dan paling banyak

dicari petani pembenih sebagai gurami pilihan

4. Gurami Blausafir

Warna tubuhnya merah muda cerah.

Kemampuan menghasilkan telur mencapai 5.000-7.000

butir/induk

butir/induk

ukuran panjang induk sekitar 35 cm dengan maksimum

mencapai 2 kg/ekor

(8)

Jenis Gurami

5. Gurami Bastar

lebih dikenal oleh peternak sebagia gurami pedaging

lebih dikenal oleh peternak sebagia gurami pedaging,

mempunyai sisik besar dengan warna agak kehitaman

kepala berwarna putih polos

L j

t

b h

t

l

t t t

i

d kti it

Laju pertumbuhannya tergolong cepat, tetapi produktivitas

telurnya hanya 2000-3000 butir setiap kali pemijahan

6. Gurami Paris

tubuh berwarna merah muda cerah tetapi kepalanya

tubuh berwarna merah muda cerah, tetapi kepalanya

putih, dengan sisik agak halus

Terdapat bintik-bintik hitam di sekujur tubuhnya.

Berat mak 1 5 kg

Berat mak 1,5 kg.

(9)

Jenis Gurami

7. Gurami Kapas

warna tubuh putih keperakan mirip kapas, dan bentuk

sisiknya besar.

sisiknya besar.

Tergolong cepat tumbuh, beratnya mencapai 1 kg/ekor.

Produktivitas telur mencapai 3000 butir.

8. Gurami Batu

Warna tubuhnya hitam, dan sisiknya kasar.

Pertumbuhan tergolong lambat

Berat hanya mencapai 0 5 kg dalam waktu 13 bulan sejak

Berat hanya mencapai 0,5 kg dalam waktu 13 bulan sejak

(10)
(11)

Teknik Pembenihan Gurami

Pengeringan

Manajemen Kolam

Pengapuran

Pemupukan

Perbaikan Pematang

Manajemen Induk

Kriteria induk yang baik

Perbedaan induk jantan & betina

Kriteria kualitatif & kuantitatif

Cara penentuan kematangan gonad

Manajemen Pakan

Cara penentuan kematangan gonad

Jenis pakan

Frekuensi pemberian pakan

Manajemen Kualitas Air

Suhu

DO

pH

Manajemen Pembenihan

p

Pergantian air

Ketinggian air

Manajemen Pemeliharaan Benih

Manajemen Pemeliharaan Benih

Manajemen Panen Benih

(12)

Manajemen Kolam

I d k i d k t

ilih (20 30 k

Kolam penampungan induk

Induk-induk terpilih (20-30 ekor

untuk kolam seluas 10 m

2

)

Kolam pemijahan

Pengeringan

5 hari

Pengapuran & Pemupukan

Kapur: 25-100 gr/m

2

Pupuk kandang dosis 7,5

kg/100 m

2

dan biarkan selama

3 hari

pupuk buatan TSP: 500 gr/100

m

2

dan biarkan selama 1

minggu

3 hari.

minggu

Diisi air dengan kedalaman 75 cm

g

Pembuatan sarang

• Bahan: anyaman bambu kasar, ijuk, sabut kelapa

Secara alami yang bekerja membuat sarang adalah jantan

Secara alami yang bekerja membuat sarang adalah jantan,

sehingga dagu lebih tebal

Pembuatan sarang : 1 – 2 minggu, tergantung kondisi induk

Letak sarang di dasar perairan

(13)

Manajemen Induk

Kriteria induk yang baik

• Memiliki sifat pertumbuhan yang cepat.

• Bentuk badan normal (perbandingan panjang dan

berat badan ideal)

berat badan ideal).

• Ukuran kepala relatif kecil

• Susunan sisik teratur, licin, warna cerah dan

mengkilap serta tidak luka

mengkilap serta tidak luka.

• Gerakan normal dan lincah.

• Bentuk bibir indah seperti pisang, bermulut kecil dan

tid k b j

t

tidak berjanggut.

(14)

Beda induk jantan dan betina

Jantan

Betina

-Dahi menonjol

Dahi menonjol.

- Dahi menonjol

-Dasar sirip dada terang keputihan.

-Dagu kuning.

Dahi menonjol.

- Dasar sirip dada terang gelap

kehitaman.

D

tih k

kl t

-Jika diletakkan pada tempat datar

ekor akan naik.

-Jika perut distriping mengeluarkan

- Dagu putih kecoklatan.

- Jika diletakkan pada tempat datar

ekor hanya bergerak-gerak.

cairan sperma berwarna putih.

- Jika perut distriping tidak

mengeluarkan cairan.

(15)

Kriteria Kualitatif Induk Siap Dipijahkan

No

Kriteria

Uraian

1

Asal

Hasil pembesaran benih sebar yang

berasal dari induk ikan kelas induk dasar

2

Warna Badan

kecoklatan,

bagian perut putih

g

p

p

keperakan/kekuning-kuningan

3

Bentuk tubuh Pipih vertikal

4

Kesehatan

Anggota atau organ tubuh lengkap, tubuh

tidak cacat dan tidak ada kelainan bentuk,

alat kelamin tidak cacat (rusak) Tubuh

alat kelamin tidak cacat (rusak), Tubuh

bebas dari jasad patogen, Insang bersih,

tubuh tidak bengkak/memar dan tidak

berlumut tutup insang normal dan tubuh

berlumut, tutup insang normal dan tubuh

berlendir.

Sumber: SNI 01-6485.1-2000

(16)

Kriteria Kuantitatif Induk Siap Dipijahkan

No

Kriteria

Satuan

Jenis Kelamin

Jantan

Betina

1

Umur

Bulan

24-30

30-36

2

Panjang

standar

Cm

30-35

30-35

3

B b t b d

K / k

1 5 2 0

2 0 2 5

3

Bobot badan

Kg/ekor

1,5-2,0

2,0-2,5

4

Fekunditas Butir/kg

-

1500-2500

5

Diameter

telur

Mm

-

1,4-1,9

Sumber: SNI 01 6485 1 2000

Sumber: SNI 01-6485.1-2000

(17)

Cara menentukan kematangan gonad

Jantan

Betina

Melihat tingkah lakunya di

kolam, yaitu secara

berpasangan dengan betina

Meraba perut yang membesar

dan terasa lunak serta jika

secara berpasangan dengan

be pasa ga de ga be a

saat mulai menyusun sarang

seca a be pasa ga de ga

jantan mulai menyusun sarang

Sumber: SNI 01-6485 1-2000

Sumber: SNI 01-6485.1-2000

(18)

Manajemen pakan

• Selama pemeliharaan, untuk setiap induk dengan berat antara

2-3 kg diberi makanan secara intensif dengan kadar protein tinggi

(30-35%), dengan dosis 1,5% bobot badan per hari.

j

p

• Dapat ditambah pakan alami berupa daun talas sebanyak 0,5%

bobot badan per hari

• Pemberian pakan minimum dilakukan 2 kali sehari.

Manajemen kualitas air

• Suhu 25-30

0

C

• pH 6 5 8 0

• pH 6,5 - 8,0

• DO ≥ 5 ppm

• Laju pergantian air 10-15 % per hari

• Ketinggian air kolam 40 - 60 cm

Ketinggian air kolam 40 60 cm.

(19)

Manajemen Pembenihan

• Bila proses pematangan gonad (kandung telur dan sperma) di kolam

penampungan sudah mencapai puncaknya, induk segera dimasukkan dalam kolam pemijahan

Manajemen Pembenihan

• Induk yang siap memijah biasanya umur 2-3 tahun

• Untuk kolam seluas 100 meter persegi bisa disebar induk sebanyak 30 ekor betina dan 10 ekor jantan.

• Padat tebar induk adalah 1 ekor/5 m2 dengan perbandingan jumlah

jantan:betina adalah 1:3 4 jantan:betina adalah 1:3-4

• Penebaran induk di kolam pemijahan dapat dilakukan secara berpasangan (sesuai perbandingan) pada kolam yang disekat ataupun secara komunal (satu kolam diisi beberapa pasangan).

• Siapkan kerangka sarang (sosog) yang dibuat dari bambu, berbentuk kerucut, panjang 80 cm, garis tengah 30 cm, tiap sarang diisi seekor induk, karena

betina yang akan kita isi ada 3 ekor, maka dibuat 3 buah kerangka (sarang); • Letakkan bahan pembuat sarang yang terdiri dari rumput kering/ijuk/sabut

kelapa yang telah diural Bahan sarang dipisah agar ikan Gurame mudah kelapa yang telah diural. Bahan sarang dipisah agar ikan Gurame mudah mengambilnya dan membawanya ketempat sarang.

(20)

• Setelah pemijahan berlangsung, 1-2 hari induk betina akan melepaskan telur-telurnya ke dalam sarang yang kemudian disemproti sperma oleh si jantan telurnya ke dalam sarang yang kemudian disemproti sperma oleh si jantan sehingga terjadi pembuahan sel telur.

• Pemeriksaan sarang yang sudah berisi telur dapat dilakukan dengan cara meraba dan menggoyangkan sarang secara perlahan atau dengan menusuk meraba dan menggoyangkan sarang secara perlahan atau dengan menusuk sarang menggunakan lidi/kawat dan menggoyangkannya. Sarang yang sudah berisi telur ditandai dengan keluarnya minyak/telur dari sarang ke permukaan air.

• Sarang yang sudah berisi telur diangkat. Telur dipisahkan dari sarang denganSarang yang sudah berisi telur diangkat. Telur dipisahkan dari sarang dengan cara membuka sarang secara hati-hati. Karena mengandung minyak, telur akan mengambang di permukaan air. Telur yang baik berwarna kuning bening

sedangkan telur berwarna kuning keruh dipisahkan dan dibuang karena telur yang demikian tidak akan menetas. Minyak yang timbul dapat dikurangi dengan

di k i k i cara diserap memakai kain.

• Telur gurami akan menetas dalam waktu 10 hari

• Induk betina dapat memproduksi telur 1500 s/d 7000 butir/kg induk.

• Induk-induk gurami yang sehat dan terjamin makanannya dapat dipijahkan dua kali setahun berturut-turut selama 5 tahun.

(21)

Manajemen Pemeliharaan Benih

• Benih-benih yang telah berumur 1-2 bulan sejak menetas

Manajemen Pemeliharaan Benih

dapat dibesarkan pada kolam pendederan atau di sawah

sebagai penyelang.

• Benih ditebarkan dengan kepadatan 30 ekor/meter persegi

g

p

p

g

dengan ukuran benih 5-10 cm pada kolam pendederan.

• Makanan yang dapat diberikan selama pemeliharaan adalah

rayap atau daun-daunan yang telah dilunakkan dengan dosis

rayap atau daun daunan yang telah dilunakkan dengan dosis

20-30% berat badan rata-rata. Makanan tambahan berupa

dedak halus yang diseduh air panas diberikan 1 kali

seminggu dengan takaran 1 blek minyak tanah untuk 100

gg

g

y

ekor benih. Lamanya pendederan sekitar 1-2 bulan.

(22)

• Larva baru menetas Æ tdk diberi pakan karena masih

memiliki cadangan pakan berupa kuning telur (yolk egg)

• Pada hari ke-7 Æ kuning telur mulai menipis, sehingga larva

akan belajar mencari makan sendiri. Pakan tambahan

j

sebaiknya berupa pakan alami dari zooplankton (Dhapnia

sp., Moina sp., Cacing sutera

) dengan dosis 75% bobot

badan/hari.

• Pada hari ke-9 Æ cadangan kuning telur habis. Saat-saat ini

merupakan masa kritis. Pakan berupa kutu air (Dhapnia sp.,

Moina sp.)

p )

dan Cacing sutera (Tubifek) dengan dosis 100%

g

(

)

g

%

bobot badan/hari. Pemberian pakan dilakukan secara

adlibitum (sekenyang-kenyangnya).

(23)

Manajemen Panen Benih

• Pemanenan benih dapat dilakukan setelah benih

berumur 1 bulan.

C

d

k

i

diki d

i

• Caranya dengan menyurutkan air sedikit demi

sedikit sementara saluran air masuk diperkecil.

• Pasanglah jaring lembut di pintu pengeluaran untuk

• Pasanglah jaring lembut di pintu pengeluaran untuk

menampung benih atau bisa juga dengan membuat

parit di tengah kolam menuju ke lubang

pengeluaran.

• Bibit yang terawat baik bisa mencapai bobot 0,3

gram/ekor pada saat dipanen

(24)
(25)

Pemeliharaam Pembesaran Gurami

a) Polikultur

Ikan gurame dipeliharan bersama ikan tawes, ikan

mas, nilem, mujair atau lele. Cara ini lebih

menguntungkan karena pertumbuhan ikan gurame

yang cukup lambat.

yang cukup lambat.

b) Monokultur

Pada pemeliharaan gurame tersendiri, bibit yang

di b

i i

l h

b

2 b l

P

b

disebar minimal harus berumur 2 bulan. Penebaran

bibit sejumlah 500 ekor (ukuran 10-15 cm)

(26)

Teknik Pembesaran Gurami

Pengeringan

Manajemen Kolam

Pengapuran

Pemupukan

Perbaikan pematang

Manajemen Benih

Kriteria kualitatif

Kriteria kuantitatif

Manajemen Pakan

Jenis pakan

Frekuensi pemberian pakan

Manajemen Kualitas Air

Suhu

DO

pH

Manajemen Kesehatan Ikan

p

(27)

Manajemen Kolam

Pengeringan

5 - 7 hari

Pengapuran & Pemupukan

Pupuk kandang dosis 7,5 kg/100

m

2

dan biarkan selama 3 hari.

pupuk buatan TSP atau urea

sebantak 500 gram/100 m

2

ditebarkan merata pada dasar dan

ditebarkan merata pada dasar dan

sudut kolam

Pemeliharaan kolam

Setiap habis panen, kolam dibersihkan/kuras. setelah itu

dilakukan pemupukan agar mempengaruhi kesuburan kolam,

sehingga bila benih disebarkan kesuburan ikan akan terjamin

sehingga bila benih disebarkan, kesuburan ikan akan terjamin

dan pertumbuhan ikan akan cepat.

(28)

Manajemen Benih

Kriteria Kualitatif Benih Gurami

Sumber: SNI 01-6485.2-2000

No Ukuran Kriteria Kualitatif Asal Warna Bentuk

Tubuh

Garakan/Perilaku

Benih Ikan Gurami Kelas Benih Sebar

Tubuh

1 Larva Hasil penetasan telur dari induk kelas induk pokok antara induk jantan dan betina

Badan coklat kehitaman, perut putih

normal •Sejak menetas hingga berumur 5 hari cenderung bergerombol, Kemudian berenang aktif dan berpencar jantan dan betina

bukan satu keturunan

berenang aktif dan berpencar •Sangat responsif terhadap

adanya rangsangan luar 2 Benih P I Larva dari pemijahan

induk kelas induk

Badan coklat kehitaman

Menyerup ai bentuk

•Pasif dan berpencar S t if t h d induk kelas induk

pokok antara induk jantan dan betina bukan satu keturunan

kehitaman, perut putih

ai bentuk

dewasa •Sangat responsif terhadap rangsangan luar •Sesekali berenang ke

permukaan air mengambil oksigen bebas dari udara oksigen bebas dari udara

(29)

Lanjutan ..

No Ukuran Kriteria Kualitatif Asal Warna Bentuk

Tubuh

Garakan/Perilaku Tubuh

3 Benih P II Benih P I dari pemijahan induk kelas induk pokok antara induk jantan

Badan coklat kehitaman, perut putih Menyerup ai bentuk dewasa

•Aktif dan berpencar

•Sangat responsif terhadap rangsangan luar

antara induk jantan dan betina bukan satu keturunan

•Sesekali berenang ke permukaan air mengambil oksigen bebas dari udara 4 Benih P III Benih P II dari

ij h i d k

Badan coklat k hit

Menyerup i b t k

•Aktif dan berpencar pemijahan induk

kelas induk pokok antara induk jantan dan betina bukan satu keturunan

kehitaman, perut putih

ai bentuk

dewasa •Sangat responsif terhadap rangsangan luar •Sesekali berenang ke permukaan air mengambil oksigen bebas dari udara oksigen bebas dari udara

(30)

Lanjutan..

No Ukuran Kriteria Kualitatif Asal Warna Bentuk

Tubuh

Garakan/Perilaku Tubuh

5 Benih P IV

Benih P III dari pemijahan induk kelas induk pokok antara induk jantan

Badan coklat kehitaman, perut putih keperakan/keku Menyerup ai bentuk dewasa

•Aktif dan berpencar

•Sangat responsif terhadap rangsangan luar

antara induk jantan dan betina bukan satu keturunan

keperakan/keku

ning-kuningan •Sesekali berenang ke permukaan air mengambil oksigen bebas dari udara 6 Benih P V Benih P IV dari

ij h i d k

Badan coklat k hit

Menyerup i b t k

•Aktif dan berpencar pemijahan induk

kelas induk pokok antara induk jantan dan betina bukan satu keturunan kehitaman, perut putih keperakan/keku ning-kuningan ai bentuk

dewasa •Sangat responsif terhadap rangsangan luar •Sesekali berenang ke permukaan air mengambil oksigen bebas dari udara oksigen bebas dari udara

(31)

Kriteria Kuantitatif Benih Gurami

Sumber: SNI 01-6485.2-2000

Benih Ikan Gurami Kelas Benih Sebar

K it

i

S t

L

B

ih

B

ih

B

ih

B

ih

B

ih

Kriteria

Satua

n

Larva

Benih

P I

Benih

P II

Benih

P III

Benih

P IV

Benih

P V

Umur Hari

10-12

40

80

120

160

200

maksimal

Panjang

Total

Cm

0,75-1 1-2

2-4

4-6

6-8

8-11

Total

Bobot

Minimal

Gram

0,03

0,2

0,5

1,0

3,5

7,0

Keseragam

an Ukuran

%

>80

>80

>80

>80

>80

>80

Keseragam %

100

>90

>90

>90

>90

>98

Keseragam

an Warna

%

100

90

90

90

90

98

(32)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih

sampai di tempat tujuan adalah sebagai berikut:

1. Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul

tetrasiklin dalam 10 liter air bersih)

tetrasiklin dalam 10 liter air bersih).

2. Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal

dari kolam setempat sedikit demi sedikit agar perubahan

suhu air dalam kantong plastik terjadi perlahan-lahan.

g p

j

p

3. Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan

tetrasiklin selama 1-2 menit.

4. Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak

b

k

b ih ik

dib i

k

k

S l i it

pemberokan benih ikan diberi pakan secukupnya. Selain itu,

dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3

hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat

juga digunakan obat lain seperti KMNO

4

sebanyak 20 ppm

f

li

b

k 4%

l

3 5

i

atau formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit.

5. Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam

budidaya.

(33)

Manajemen pakan

D T l / t

• Termasuk golongan omnivora

• Benih yang berumur 2,5 bulan

ke atas pemberian pakan

j

p

Daun Talas/sente

p

p

dilakukan 3 kali sehari (pagi,

siang, sore)

• Pelet (kandungan protein

35%) dengan dosis 10%

)

g

• Daun-daunan : daun talas,

daun pepaya, keladi, ketela

pohon, genjer, kimpul,

kangkung, ubi jalar, ketimun,

Daun Singkong

g

g,

j

,

,

labu dan dadap.

Manajemen kualitas air

a aje e

ua tas a

Daun Labu

• Suhu 24-28

0

C

• pH 6,5 - 8,0

Daun Labu

(34)

Contoh Pakan Pelet Komersial

• Harga : Rp 120 000 / 10Kg • Harga : Rp. 120.000,- / 10Kg PRODUKSI : PT CP. PRIMA

PAKAN BIBIT IKAN UKURAN KECIL

Feed size 0.425 x 0.71 mm Shrimp Size PL 13 – 1.0

Feeding (% body weight) 10.0 – 8.0 Frequency (times/day) 3 -4 ANALISA KOMPOSISI ANALISA KOMPOSISI Protein 40 % Min Mosture 11 % Max Fat 6 % Min Fiber 3 % Max Manfaat pemakaian FF – 999

- Meningkatkan daya tahan tubuh ikan - Mengurangi angka kematian akibat stress - Mempercepat pertumbuhan masa awalMempercepat pertumbuhan masa awal

Teknis pemberian

- Pakan ikan diberikan pada bibit dgn berat badan diatas 1,5 gr - Pakan diberikan sedikit demi sedikit sampai kenyang (adlibitum )

Waktu pemberian 3 4 kali/hari - Waktu pemberian 3 -4 kali/hari

- Pemberian dihentikan apabila bibit ikan terlihat kenyang dan tidak berada di permukaan air

(35)

ALUR PRODUKSI

ALUR PRODUKSI

Jantan

Karantina induk

Seleksi induk

betina

P

ij h

P

t l

P

i

t l

Penetasan dan

Induk ikan

Karantina induk

Induk ikan

Pemijahan

Panen telur

Pencucian telur

Penetasan dan

pemeliharaan larva

d d

pemeliharaan induk

Persiapan kolam

Pendederan I

Pendederan II

Pendederan II

Pendederan III

(36)
(37)
(38)
(39)
(40)

08 ul Amri, 20 0 dan Khair u K hairuman Sumber: K

(41)

PENERAPAN TEKNOLOGI

Æ Sistem Berjenjang / Bertahap :

1.

PEMIJAHAN (P)

Æ Sistem Berjenjang / Bertahap :

2.

PENETASAN TELUR DAN PERAWATAN

LARVA (T)

3

PENDEDERAN (D) D1 D2 D3

3.

PENDEDERAN (D) D1, D2, D3

(42)

KEUNTUNGAN SISTEM BERTAHAP

• Masa pemeliharaan di tingkat pembudidaya

p

g

p

y

menjadi lebih pendek.

• Resiko kehilangan / kematian semakin kecil.

• Pemeliharaan jadi lebih efisien.

(43)

MEKANISME BUDIDAYA

GURAMI

GURAMI

TELUR

I. TAHAP PEMIJAHAN (P)

II TAHAP PENETASAN TELUR

TELUR

30 – 45 hari

II. TAHAP PENETASAN TELUR

& PERAWATAN LARVA (T)

BAYONG

1 – 1,5 bulan

III. TAHAP PENDEDERAN

DAUN KELOR

D

1

DIM

1,5 – 2 bulan

2 5 3 b l

1

D

2

BKS. KOREK

2,5 – 3 bulan

D

3

1

(44)

MEKANISME BUDIDAYA

GURAMI

GURAMI

BKS. KOREK

4 – 5 bulan

IV. TAHAP PEMBESARAN

BKS. ROKOK

B

1

TAMPELAN

4 - 5 bulan

B

2

SUPER

4 – 5 bulan

B

3

2

KONSUMSI

(45)

TAHAPAN PEMELIHARAAN GURAME

TEKNOLOGI BUDIDAYA GURAME

Tahap I

Tahap Pemijahan/Pembenihan 45-60 hari

Tahap I.

Tahap Pemijahan/Pembenihan 45 60 hari

(2-5 kali/tahun)

Tahap II.

Tahap Pendederan 1 ukuran 1-2 cm (3-5

gr) disebut biji oyong 40 hari

Tahap III.

Tahap Pendederan 2 ukuran 1-2 cm

menjadi 2-4 cm (10-15 gr) disebut dim 40-60 hari

menjadi 2 4 cm (10 15 gr) disebut dim 40 60 hari

dengan padat tebar 300 – 1000 ekor.m

2

Tahap IV.

Tahap Pendederan 3 ukuran 2-4 cm

j di 4 6

di b t k

k

i

k i

l 40 60 h i

menjadi 4-6 cm disebut korek api maksimal 40-60 hari

dengan padat penebaran 100-300 ekor/m

2

Tahap V.

Tahap Pendederan 4 ukuran 4-6 cm menjadi

6 8

k i

l 0 60 h i d

d

b

6-8 cm maksimal 40-60 hari dengan padat penebaran

50-200 ekor/m

2

(46)

Tahap VI.

Tahap Pendederan 5 ukuran 6-8 cm menjadi ukuran 8-11

cm

maksimal 40hari

cm maksimal 40hari

Tahap VII.

Tahap Pembesaran 1 ukuran 8-11 cm menjadi

ukuran tampelan (1kg berisi 4-6 ekor)

maksimal 100 -120 hari

ukuran tampelan (1kg berisi 4 6 ekor) maksimal 100 120 hari

Tahap VIII.

Tahap Pembesaran 2 ukuran tampelan menjadi

ukuran konsumsi super (600-800 gr/ekor)

maksimal 120-150

ukuran konsumsi super (600 800 gr/ekor) maksimal 120 150

hari

(47)

Tingkat Pemeliharaan Produksi Ikan Gurami

No Standar Satuan PI PII PIII PIV PV

1 Padat Tebar Ekor/M2 100 80 60 45 30

2 Ukuran Benih Cm 1,00 2,0 4 6 8

3 Pakan % BB 20 20 10 5 4 3 Pakan % BB 20 20 10 5 4

Kali/Hari 2 2 3 3 3

4 Waktu Pemeliharaan Hari 20 30 40 40 40

(48)

Teknologi Pendederan Ikan Gurami Di Karamba Jaring Apung

No. Komponen teknologi Teknologi yang direkomendasikan

1. Benih

Ukuran 5 10 gram/ekor - Ukuran 5 – 10 gram/ekor - Kepadatan 300 ekor/m3

- Sebelum di tebar ke KJA dilakukan aklimatisasi 2. Wadah

- KJA - Ukuran 2 x 1 x 1 m, 6 petak

- Bahan PE ukuran mata jaring 5 mmBahan PE, ukuran mata jaring 5 mm - Rakit - Drum 200 l, 6 buah

- Jerigen 60 l, 16 buah - Bambu

- Bambu 3. Pakan

- Jenis - Pelet komersial dengan kandungan protein 28% Pemberian pakan Pagi dan sore dengan dosis 3% dari berat badan - Pemberian pakan - Pagi dan sore dengan dosis 3% dari berat badan 4. Panen - Benih dipanen setelah dipelihara selama 2 bulan

(49)

Manajemen Kesehatan Ikan

Hama

Hama

• Ikan gabus (Ophiocephalus striatur BI), belut (Monopterus albus

Zueiw

), lele (Clarias batrachus L) dan lain-lain.

• Musuh lainnya adalah biawak (Varanus salvator Dour), kura-kura

(Tryonix cartilagineus Bodd), katak (Rana spec), ular dan

bermacam-macam jenis burung.

• Beberapa jenis ikan peliharaan seperti tawes, mujair dan sepat

dapat menjadi pesaing dalam perolehan makanan. Oleh karena itu

sebaiknya benih gurami tidak dicampur pemeliharaannya dengan

jenis ikan yang lain. Untuk menghindari gurami dari ikan-ikan

pemangsa, pada pipa pemasukan air dipasangi serumbung atau

saringan ikan agar hama tidak masuk dalam kolam.

Terserang Parasit Æ pemberian garam 500 1000 mg/l direndam 24 jam

Parasit & Penyakit

• Terserang Parasit Æ pemberian garam 500 - 1000 mg/l, direndam 24 jam.

• Terserang Bakteri Æ pemberian oksitetrasiklin dengan dosis 5 -10 mg/l,

(50)

• Penyakit yang banyak menyerang Ikan Gurame diantaranya disebabkan oleh :

Saprolegniasis sp.

Penyebab :

• Cendawan

Penyerangan :

■ Luka-luka pada kulit, temperatur dingin.

Gejala klinis :

■ Tubuh ikan ditumbuhi benang - benang halus seperti kapas, berwarna putih; ■ Menyerang tutup insang, kepala sirip;

■ Telur ikan diliputi benang-benang halus seperti kapas.

Pengobatan:

■ Pengobatan terhadap telur yang diserang dengan cara mencelupkan telur ke dalam larutan Malachite Green Oxalate dengan dosis 60 gr/m3 air, selama 15 menit.

Pencegahan:

■ Menjaga kebersihan kolam dan kwalitas air; ■ Jangan sampai memelihara ikan. yang luka.

(51)

Manajemen Panen

• Pemanenan hasil pembesaran ikan gurame sangat

tergantung dari ukuran yang diminta konsumen.

• Umumnya pemanenan dilakukan setelah ikan

• Umumnya pemanenan dilakukan setelah ikan

berumur 2-3 tahun

• Ikan yang berumur 2 tahun mempunyai panjang

sekitar 25 cm dan berat 0,3 kg/ekor, sedangkan

untuk ikan yang berumur 3 tahun panjangnya

sekitar 35 cm dan berat badan 0,7 kg/ekor.

g

• Untuk ikan berumur 4 tahun panjangnya dapat

mencapai 40 cm dan berat 1.5 kg/ekor.

• Adapun cara penangkapan: air disurutkan sedikit

• Adapun cara penangkapan: air disurutkan sedikit

demi sedikit, penangkapan dilakukan pada pagi

hari. Hindari cara penangkapan yang dapat

b bk

ik

t l k

(52)

Penanganan Bau Lumpur pada Daging Gurami

• Salah satu permasalah yang dihadapi pada budidaya ikan gurami adalah adanya cita • Salah satu permasalah yang dihadapi pada budidaya ikan gurami adalah adanya cita

rasa lumpur pada daging ikan gurami yang berasal dari bau yang ditimbulkan oleh lingkungan terutama pada budidaya intensif di kolam dengan sistem air tergenang. • Berdasarkan hasil penelitian Balai Penelitian Perikanan Air Tawar, Departemenp p

Kelautan dan Perikanan, bau lumpur secara umum dan khusus pada ikan gurami dapat dihilangkan dengan perlakuan berupa pemberokkan ikan gurami pada air yang

bersalinitas 8 atau 12 ppt selama 7 hari.

• Pemberokan ikan gurami ini mengakibatkan perubahan kulit yang semula sangat • Pemberokan ikan gurami ini mengakibatkan perubahan kulit yang semula sangat

mengkilat menjadi kusam, dan tesktur semula lembek (banyak mengandung air dan mudah pemisahaan) menjadi kenyal (struktur daging kompak, kering dan tidak mudah terjadi pemisahan). Setelah pemberokan selama 7 hari ternyata menyebabkan daging ikan terasa sangat gurih.

• Praktik yang dilakukan oleh petani di daerah Beji Banyumas ikan dari Beji yang bercita-rasa bercita-rasa lumpur dikarantina dalam kolam khusus dan hanya di beri pakan berupa daun sente selama kurang lebih 7 hari. Setelah itu cita rasa lumpur yang biasanya telah

hilang. Hal ini kemungkinan dikarenakan kualitas air di daerah tersebut yang relatif jernih dan tidak banyak mengandung lumpur.

(53)

Kendala Produksi

1. Penyakit sering kali menjadi kendala karena dapat

mengakibatkan menurunnya jumlah produksi ikan yang dapat di

mengakibatkan menurunnya jumlah produksi ikan yang dapat di

jual. Untuk mempercepat timbulnya penyakit maka diupayakan

untuk menjaga kondisi kolam agar memenuhi persyaratan yang

ditetapkan, disamping petani dapat menghubungi dinas atau

Balai Benih Ikan setempat

Balai Benih Ikan setempat.

2. Gangguan musim umumnya terjadi pada saat musim kemarau

yang mengakibatkan suhu lebih dingin sehingga oksigen

berkurang dan ikan mudah terserah penyakit. Perubahan suhu

d

t dit l i ik

d l h 5

o

C U t k

ti i

i

yang dapat ditolerir ikan adalah 5

o

C. Untuk mengantisipasi

perubahan suhu dapat dilakukan pengaturan air masuk dan air

keluar.

3. Sikap petani yang masih sulit mengubah pola budidaya ikan ke

p p

y g

g

p

y

arah yang lebih intensif dan cendrung tetap mempertahankan

pola budidaya yang telah dilakukan secara turun temurun.

Akibatnya jumlah produksi gurami yang masih belum dapat

memenuhi permintaan pasar. Dalam hal ini Dinas terkait perlu

p

p

p

meningkatkan pembinaan kepada petani agar mau menerapkan

pola budidaya yang lebih baik.

(54)

Contoh Masakan Gurami

Gurami goreng saus tomat

Gurami asam manis

Gurami asam-manis

(55)

Referensi

Dokumen terkait

erdasarkan pengujian yang telah dilakukan melalui uji reaksi khusus rhodamin , didapatkan hasil bahwa perubahan warna akhir sampel dibagian bawah permukaan sampel

Untuk memahami cara matematis ini adalah dengan memahami distribusi normal dari suatu kurva distribusi frekuensi yaitu kurva hasil pengeplotan ukuran butir

Forsyth (2010) mengatakan kelompok adalah dua atau lebih individu yang dihubungkan dengan dan dalam hubungan sosial.

Dari hasil perancangan dan pengujian dari skripsi yang berjudul “Monitoring Kinerja Mesin pada Mobil Berbasis Web”, maka dapat diambil kesimpulan bahwa alat

 Susu, daging, hati, ginjal, jantung ikan, telur Laktoflavin  Riboflavin dalam susu..

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : bagaimanakah pengaruh kompetensi dan motivasi intrinsik pegawai SAR dalam

Penelitian yang dilakukan Gelb dan Zarowin (2002) menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat informasi yang diungkapkan oleh perusahaan, maka dapat meningkatkan

Peneliti bertindak sebagai guru dan kegiatan mengajar yang dilakukan merupakan pengembangan dan pelaksanaan dari rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun