• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU MANUAL STANDAR MUTU STIKES KARSA HUSADA GARUT DISUSUN OLEH : SATUAN PENJAMINAN MUTU INTERNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUKU MANUAL STANDAR MUTU STIKES KARSA HUSADA GARUT DISUSUN OLEH : SATUAN PENJAMINAN MUTU INTERNAL"

Copied!
178
0
0

Teks penuh

(1)

DISUSUN OLEH :

SATUAN PENJAMINAN MUTU INTERNAL

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

KARSA HUSADA GARUT

(2)
(3)
(4)
(5)

Manual Mutu Standar STIKes Karsa Husada Garut

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PENGESAHAN………... i

SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT ………... ii

KATA PENGANTAR ……… iii

DAFTAR ISI ………... iv

DAFTAR GAMBAR ……….. ix

BAB I. PENDAHULUAN ……… 1

1.1. Latar Belakang Penyusunan Manual Standar Mutu Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karsa Husada Garut ……… 1

1.2. Tujuan dan Sasaran Penyusunan Manual Standar Mutu Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karsa Husada Garut ……… 2

1.3. Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan Stikes Karsa Husada Garut ……….. 2

BAB II. MANUAL MUTU STIKES KARSA HUSADA GARUT ………. 3

2.1. Manual Penetapan Standar Mutu STIKes Karsa Husada Garut……… 3

2.2. Manual Pelaksanaan Standar Mutu STIKes Karsa Husada Garut…………. 5

2.3. Manual Evaluasi Standar MutuSTIKes Karsa Husada Garut………. 5

2.4. Manual Pengendalian Standar Mutu STIKes Karsa Husada Garut………... 8

2.5. Manual Peningkatan Standar Mutu STIKes Karsa Husada Garut…………. 9

BAB III. CAKUPAN MANUAL SPMI STIKES KARSA HUSADA GARUT..…... 11

3.1. Definisi………. 11

3.2. Kualifikasi Pejabat ? Petugas yang Menjalankan Manual Mutu………. 12

3.3. Langkah – Langkah atau Prosedur Sistem Penjaminan Mutu Internal STIKes Karsa Husada Garut……… 13

3.4. Standar Manual STIKes Karsa Husada Garut………... 14

BAB IV. MANUAL MUTU STANDAR KOMPETENSI LULUSAN………... 16

4.1. Latar Belakang……… 16

4.2. Tujuan……….………. 16

4.3. Pengertian dan Riang Lingkup…..………... 17

4.4. Kebijakan Mutu dan Organisasi SPMI………... 18

4.5. Penetapan Standar dan Mekanisme Pemenuhan Standar ……… 19

BAB V. MANUAL MUTU STANDAR ISI PEMBELAJARAN………... 22

5.1. Latar Belakang……… 22

5.2. Tujuan……….………. 23

(6)

Manual Mutu Standar STIKes Karsa Husada Garut

5.4. Kebijakan Mutu dan Organisasi SPMI………... 24

5.5. Penetapan Standar dan Mekanisme Pemenuhan Standar ……… 25

BAB VI. MANUAL MUTU STANDAR PROSES PEMBELAJARAN………….... 26

6.1. Latar Belakang……… 26

6.2. Tujuan……….………. 27

6.3. Pengertian dan Riang Lingkup…..………... 27

6.4. Kebijakan Mutu dan Organisasi SPMI………... 29

6.5. Penetapan Standar dan Mekanisme Pemenuhan Standar ……… 30

BAB VII. MANUAL MUTU STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN……… 34

7.1. Latar Belakang……… 34

7.2. Tujuan……….………. 35

7.3. Pengertian dan Riang Lingkup…..………... 35

7.4. Kebijakan Mutu dan Organisasi SPMI………... 35

7.5. Penetapan Standar dan Mekanisme Pemenuhan Standar ……… 36

BAB VIII. MANUAL MUTU STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN……… 38

8.1. Latar Belakang……… 38

8.2. Tujuan……….………. 38

8.3. Pengertian dan Riang Lingkup…..………... 39

8.4. Kebijakan Mutu dan Organisasi SPMI………... 39

8.5. Penetapan Standar dan Mekanisme Pemenuhan Standar ……… 40

BAB IX. MANUAL MUTU STANDAR SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN………... 44

9.1. Latar Belakang……… 44

9.2. Tujuan……….………. 45

9.3. Pengertian dan Riang Lingkup…..………... 46

9.4. Kebijakan Mutu dan Organisasi SPMI………... 50

9.5. Penetapan Standar dan Mekanisme Pemenuhan Standar ……… 51

BAB X. MANUAL MUTU STANDAR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN… 54 10.1. Latar Belakang……… 54

10.2. Tujuan……….………. 54

10.3. Pengertian dan Riang Lingkup..………... 55

10.4. Kebijakan Mutu dan Organisasi SPMI………... 55

10.5. Penetapan Standar dan Mekanisme Pemenuhan Standar ……… 56

BAB XI. MANUAL MUTU STANDAR PEMBIAYAAN PEMBELAJARAN…….. 57

11.1. Latar Belakang……… 57

11.2. Tujuan……….………. 58

11.3. Pengertian dan Riang Lingkup..………... 58

(7)

Manual Mutu Standar STIKes Karsa Husada Garut

11.5. Penetapan Standar dan Mekanisme Pemenuhan Standar ……… 60

BAB XII. MANUAL MUTU STANDAR HASIL PENELITIAN……….. 61

12.1. Latar Belakang……… 61

12.2. Tujuan……….………. 62

12.3. Pengertian dan Riang Lingkup..………... 62

12.4. Kebijakan Mutu dan Organisasi SPMI………... 63

12.5. Penetapan Standar dan Mekanisme Pemenuhan Standar ……… 65

BAB XIII. MANUAL MUTU STANDAR ISI PENELITIAN……….. 68

13.1. Latar Belakang……… 69

13.2. Tujuan……….………. 69

13.3. Pengertian dan Riang Lingkup..………... 69

13.4. Kebijakan Mutu dan Organisasi SPMI………... 70

13.5. Penetapan Standar dan Mekanisme Pemenuhan Standar ……… 72

BAB XIV. MANUAL MUTU STANDAR PROSES PENELITIAN……… 73

14.1. Latar Belakang……… 73

14.2. Tujuan……….………. 74

14.3. Pengertian dan Riang Lingkup..………... 74

14.4. Kebijakan Mutu dan Organisasi SPMI………... 75

14.5. Penetapan Standar dan Mekanisme Pemenuhan Standar ………. 77

BAB XV. MANUAL MUTU STANDAR PENILAIAN PENELITIAN……… 86

15.1. Latar Belakang……… 86

15.2. Tujuan……….………. 87

15.3. Pengertian dan Riang Lingkup..………... 87

15.4. Kebijakan Mutu dan Organisasi SPMI………... 88

15.5. Penetapan Standar dan Mekanisme Pemenuhan Standar ……… 90

BAB XV. MANUAL MUTU STANDAR PENILAIAN PENELITIAN……… 73

15.1. Latar Belakang……… 80

15.2. Tujuan……….………. 81

15.3. Pengertian dan Riang Lingkup..………... 81

15.4. Kebijakan Mutu dan Organisasi SPMI………... 82

15.5. Penetapan Standar dan Mekanisme Pemenuhan Standar ……… 84

BAB XVI. MANUAL MUTU STANDAR PENELITI……… 73

16.1. Latar Belakang……… 80

16.2. Tujuan……….………. 81

16.3. Pengertian dan Riang Lingkup..………... 81

16.4. Kebijakan Mutu dan Organisasi SPMI………... 82

(8)

Manual Mutu Standar STIKes Karsa Husada Garut

BAB XVII. MANUAL MUTU STANDAR SARANA DAN PRASARANA

PENELITIAN……… 92

17.1. Latar Belakang……… 92

17.2. Tujuan……….………. 93

17.3. Pengertian dan Riang Lingkup..………... 93

17.4. Kebijakan Mutu dan Organisasi SPMI………... 94

17.5. Penetapan Standar dan Mekanisme Pemenuhan Standar ……… 95

BAB XVIII. MANUAL MUTU STANDAR PENGELOLAAN PENELITIAN…….. 98

18.1. Latar Belakang……… 98

18.2. Tujuan……….………. 99

18.3. Pengertian dan Riang Lingkup..………... 99

18.4. Kebijakan Mutu dan Organisasi SPMI………... 100

18.5. Penetapan Standar dan Mekanisme Pemenuhan Standar ……… 102

BAB XIX. MANUAL MUTU STANDAR PEMBIAYAAN PENELITIAN……... 109

19.1. Latar Belakang……… 109

19.2. Tujuan……….………. 110

19.3. Pengertian dan Riang Lingkup..………... 110

19.4. Kebijakan Mutu dan Organisasi SPMI………... 111

19.5. Penetapan Standar dan Mekanisme Pemenuhan Standar ……… 113

BAB XX. MANUAL MUTU STANDAR HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT……… 115

20.1. Latar Belakang……… 115

20.2. Tujuan……….………. 116

20.3. Pengertian dan Riang Lingkup..………... 116

20.4. Kebijakan Mutu dan Organisasi SPMI………... 116

20.5. Penetapan Standar dan Mekanisme Pemenuhan Standar ……… 119

BAB XXI. MANUAL MUTU STANDAR ISI PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT……… 121

21.1. Latar Belakang……… 121

21.2. Tujuan……….………. 122

21.3. Pengertian dan Riang Lingkup..………... 122

21.4. Kebijakan Mutu dan Organisasi SPMI………... 122

21.5. Penetapan Standar dan Mekanisme Pemenuhan Standar ……… 125

BAB XXII. MANUAL MUTU STANDAR PROSES PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT……… 128

22.1. Latar Belakang……… 128

22.2. Tujuan……….………. 129

22.3. Pengertian dan Riang Lingkup..………... 129

22.4. Kebijakan Mutu dan Organisasi SPMI………... 130

(9)

Manual Mutu Standar STIKes Karsa Husada Garut

BAB XXIII. MANUAL MUTU STANDAR PENILAIAN PENGABDIAN

KEPADA MASYARAKAT………. 135

23.1. Latar Belakang……… 135

23.2. Tujuan……….………. 136

23.3. Pengertian dan Riang Lingkup..………... 136

23.4. Kebijakan Mutu dan Organisasi SPMI………... 137

23.5. Penetapan Standar dan Mekanisme Pemenuhan Standar ……… 139

BAB XXIV. MANUAL MUTU STANDAR PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT………. 142

24.1. Latar Belakang……… 143

24.2. Tujuan……….………. 143

24.3. Pengertian dan Riang Lingkup..………... 143

24.4. Kebijakan Mutu dan Organisasi SPMI………... 144

24.5. Penetapan Standar dan Mekanisme Pemenuhan Standar ……… 146

BAB XXV. MANUAL MUTU STANDAR SARANA DAN PRASARANA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT……… 148

25.1. Latar Belakang……… 149

25.2. Tujuan……….………. 149

25.3. Pengertian dan Riang Lingkup..………... 150

25.4. Kebijakan Mutu dan Organisasi SPMI………... 150

25.5. Penetapan Standar dan Mekanisme Pemenuhan Standar ……… 152

BAB XXVI. MANUAL MUTU STANDAR PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT………. 154

26.1. Latar Belakang……… 154

26.2. Tujuan……….………. 155

26.3. Pengertian dan Riang Lingkup..………... 155

26.4. Kebijakan Mutu dan Organisasi SPMI………... 156

26.5. Penetapan Standar dan Mekanisme Pemenuhan Standar ……… 158

BAB XXVII. MANUAL MUTU STANDAR PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT………. 161

27.1. Latar Belakang……… 161

27.2. Tujuan……….………. 162

27.3. Pengertian dan Riang Lingkup..………... 162

27.4. Kebijakan Mutu dan Organisasi SPMI………... 163

27.5. Penetapan Standar dan Mekanisme Pemenuhan Standar ……… 165

BAB XXVIII. PENUTUP………..…... 169

(10)

Manual Mutu Standar STIKes Karsa Husada Garut

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1. Siklus Pengendalian dan Peningkatan Standar Mutu) ………... 9 Gambar 2.2. Penerapan Satu Siklus Penjaminan Mutu……….... 9 Gambar 2.3. Peningkatan Standar di Setiap Siklus……… 10

(11)

Manual Mutu Standar STIKes Karsa Husada Garut

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penyusunan Manual Mutu SPMI STIKes Karsa Husada Garut

Penjaminan mutu pendidikan tinggi merupakan program yang penting dan wajib dilaksanakan oleh semua institusi penyelenggara pendidikan tinggi berdasarkan Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PerMenristekDikti No.44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Adapun pelaksanaan sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi telah diatur dalam PerMenristekDikti No.62 tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi. Pelaksanaan dan implementasi sistem penjaminan mutu merupakan aspek yang menentukan untuk meningkatkan daya saing perguruan tinggi.

Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi (SPMPT) bertujuan untuk menjamin pemenuhan Standar Pendidikan Tinggi secara sistemik dan berkelanjutan, sehingga tumbuh dan berkembang budaya mutu pada perguruan tinggi. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi terdiri atas: Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) yang akan dilaksanakan, dikendalikan, dan dikembangkan oleh perguruan tinggi. Sedangkan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME) akan dilaksanakan, dikendalikan, dan dikembangkan oleh BAN PT dan/atau LAM melalui akreditasi sesuai dengan kewenangan masing- masing.

Kewenangan otonom pada Pendidikan Tinggi terlebih dahulu menuntut prasyarat penerapan Good Governance University terutama dalam aspek akuntabilitas dan transparansi. Perbaikan dan penjaminan mutu dapat menjadi titik awal untuk mewujudkan akuntabilitas dan transparansi dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi. Oleh sebab itu, untuk mewujudkan Good Governance University di STIKes Karsa Husada Garut, penerapan SPMI merupakan suatu keharusan.

SPMI diharapkan dapat secara simultan memberikan jaminan dan keyakinan kepada para pelanggan (customers),dan para pihak yang berkepentingan

(12)

Manual Mutu Standar STIKes Karsa Husada Garut

(stakeholders) bahwa STIKes Karsa Husada Garut secara sistematis, konsisten dan

berkesinambungan memberikan yang terbaik sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dalam pelaksanaanTri Dharma Perguruan Tinggi serta pengelolaan pendidikan tinggi yang diselenggarakannya.

Pelaksanaan SPMI membutuhkan Quality Management yang baik, sedangkan non akademik mutu yang baik membutuhkan komitmen semua pihak untuk melakukan dan menjaga proses perbaikan secara berkesinambungan. Non akademik mutu juga harus tumbuh dan berkembang secara internal atas dasar kebutuhan internal. Non akademik mutu merupakan kegiatan terinstitusi dalam bentuk prosedur standar organisasi dan melibatkan pihak - pihak dari luar (stakeholders, dan external

judgements).

1.2. Tujuan dan Sasaran Penyusunan Manual Mutu STIKes Karsa Husada Garut

Manual SPMI STIKes Karsa Husada Garut merupakan penjabaran dari Kebijakan SPMI. Penyusunan buku manual mutu STIKes Karsa Husada Garutini bertujuan untuk :

1. Memberikan arah serta landasan pengembangan dan penerapan sistem penjaminan mutu di seluruh unit kerja di lingkungan STIKes Karsa Husada Garut; 2. Sarana untuk mengkomunikasikan kepada seluruh pemangku kepentingan tentang

SPMI yang berlaku di dalam lingkungan STIKes Karsa Husada Garut ;

3. Landasan dan arah dalam menetapkan semua standar dan manual / prosedur dalam SPMI, serta dalam melaksanakan dan meningkatkan mutu;

Adapun Arah dan Landasan Manual SPMI STIKes Karsa Husada Garut adalah: 1. Manual penetapan standar SPMI STIKes Karsa Husada Garut,

2. Manual pelaksanaan standar SPMI STIKes Karsa Husada Garut,

3. Manual evaluasi (pelaksanaan) standar SPMI STIKes Karsa Husada Garut, 4. Manual pengendalian (pelaksanaan) standar SPMI STIKes Karsa Husada Garut 5. Manual peningkatan standar SPMI STIKes Karsa Husada Garut

Sasaran pemanfaatan manual SPMI adalah peningkatan mutu, efisiensi dan efektivitaskinerja seluruh unit kerja di lingkungan STIKes Karsa Husada Garut.

(13)

Manual Mutu Standar STIKes Karsa Husada Garut

BAB II

MANUAL MUTU STIKES KARSA HUSADA GARUT

Manual ini berlaku untuk semua standar pada saat standar dirancang, dirumuskan dan ditetapkan. Luas lingkup implementasi adalah pada aspek Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi (pelaksanaan), Pengendalian (pelaksanaan), dan Peningkatan standar mutu perguruan tinggi. Program Penjaminan Mutu STIKes Karsa Husada Garut dilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan untuk menjamin: a).Kepuasan pelanggan dan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders), b). Transparansi, c). efisiensi dan efektivitas, d). akuntabilitas pada penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh STIKes Karsa Husada Garut.

2.1. Manual Penetapan Standar SPMI STIKes Karsa Husada Garut

Penyusunan tiap standar perlu mengikuti suatu mekanisme penetapan dan pemenuhan standar yang bersifat khusus sesuai jenis standar. Namun demikian, secara umum, penetapan dan pemenuhan standar mutu harus dilakukan mengikuti mekanisme yang akan diuraikan berikut ini.

1. Standar mutu yang disusun harus mengacu pada Visi, Misi dan Tujuan STIKes Karsa Husada Garut serta dirumuskan dengan mempertimbangkan kondisi dan kemampuan unit kerja.

2. Standar mutu disusun dan ditetapkan secara berjenjang, mulai dari tingkat Perguruan Tinggi, program studi, bagian, unit dan seterusnya sesuai kebutuhan. 3. Tiap jenjang unit kerja yang akan menetapkan standar perlu melakukan kajian

peraturan dan perundang-undangan yang berlaku terkait dengan standar yang akan disusun.

4. Dasar perumusan standar dapat berupa peraturan perundang-undangan terkait, hasil evaluasi diri tentang kinerja yang sedang berjalan, masukan dari

(14)

Manual Mutu Standar STIKes Karsa Husada Garut

5. Standar yang akan ditetapkan oleh suatu unit kerja tidak boleh bertentangan dengan standar mutu sejenis atau yang terkait yang telah ditetapkan oleh unit kerja pada jenjang di atasnya.

6. Unit kerja yang akan menetapkan standar perlu melakukan evaluasi diri terkait dengan standar yang akan disusun dan ditetapkan.

7. Unit kerja membentuk tim sesuai dengan jenis standar yang akan disusun beranggota antara lain unsur pimpinan unit kerja, unsur dosen, tenaga kependidikan. Jika diperlukan, tim juga dapat menyertakan stakeholders eksternal yang disetujui oleh pimpinan unit kerja penyusun standar.

8. Tim melakukan analisis kebutuhan standar untuk menentukan ruang lingkup, jenis dan kriteria standar. Analisis kebutuhan juga dapat dilakukan berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi kinerja pada siklus penjaminan mutu sebelumnya. 9. Sebelum ditetapkan, standar perlu disosialisasikan untuk mendapat umpan balik

dan diuji peluang implementabilitasnya sehingga benar - benar dapat digunakan sebagai acuan dalam implementasi sistem penjaminan mutu.

10. Standar mutu disahkan oleh ketua STIKes Karsa Husada Garut setelah mendapat pertimbangan dari senat STIKes.

11. Setelah disahkan standar mutu disosialisasikan dan dipublikasikan secara terbuka kepada seluruh program studi dan unit kerja yang ada di lingkungan STIKes Karsa Husada Garut.

12. Perumusan standar harusmengikuti kaidah ABCD (Audience, Behaviour,

Competence, dan Degree) yang mempunyai makna:

Audience : menyebutkan siapa pelaku atau pengelola standar, siapa yang Bertanggungjawab / ditugasi dalam pencapaian standar tersebut

Behaviour : menjelaskan kondisi / keadaan, tindakan, perilaku yang bersifat “should be” yang harus selalu dapat diukur

Competence : menjelaskan target / sasaran / tugas / materi / objek dalam perilaku (behaviour) yang telah dirumuskan

(15)

Manual Mutu Standar STIKes Karsa Husada Garut

Degree : menetapkan waktu / periode yang harus dicapai untuk mencapai atau melakukan tindakan / perilaku pada standar tersebut

Jika standar dinyatakan dalam struktur kalimat lengkap, A adalah subjek, B berada pada predikat, C menempati posisi objek dan D adalah keterangan.

2.2. Manual Pelaksanaan Standar SPMI STIKes Karsa Husada Garut

Dalam upaya pelaksanaan dan pemenuhan standar yang telah ditetapkan, tiap unit kerja yang telah menetapkan standar mutu perlu melaksanakan mekanisme sebagai berikut.

1. Tiap unit kerja perlu menyusun kebijakan yang terstruktur agar mampu menjalankan fungsi dan tugasnya untuk melaksanakan berbagai program dan kegiatan dalam rangka mencapai standar yang telah ditetapkan.

2. Kebijakan yang disusun untuk keperluan tersebut harus sejalan dan sesuai dengan kebijakan terkait yang telah ditetapkan oleh unit kerja pada jenjang di atasnya.

3. Tiap pimpinan unit kerja berkomitmen dan secara konsisten mengacu kepada pencapaian standar – standar yang telah ditetapkan dalam perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan di unit kerjanya.

4. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tiap unit kerja, pimpinan unit kerja perlu memastikan efektivitas pelaksanaan pemantauan dan evaluasi untuk menjamin pencapaian standar-standar kinerja dan standar mutu yang ditetapkan.

5. Hasil pemantauan dan evaluasi kinerja dianalisis dan ditindaklanjuti secara sistematis untuk mengupayakan perbaikan dan peningkatan mutu secara berkelanjutan.

6. Keseluruhan tindakan pemenuhan standar harus didokumentasikan secara efektif, efisien dan sistematis.

2.3. Manual Evaluasi Standar SPMI STIKes Karsa Husada Garut

Evaluasi pelaksanaan dilakukan untuk mengevaluasi arah SPMI. Evaluasi Kebijakan SPMI harus dilaksanakan secara keseluruhan, tiap empat tahun sekali.

(16)

Manual Mutu Standar STIKes Karsa Husada Garut

Sementara itu, evaluasi implementasi SPMI dilakukan tiap semester untuk akademik dantiap tahun untuk non akademik dalam bentuk laporan tertulis maupun dalam bentuklain yang disepakati. Evaluasi kesesuaian mutu, baik standar maupun prosedur, dilakukan melalui pelaksanaan audit mutu dan evaluasi diri untuk mengukur gap / kesenjangan mutu. Evaluasi dalam satu siklus mencakup tujuh komponen sebagai berikut.

1. Kebijakan Mutu, merupakan aspek yang dievaluasi secara mendasar tentang arah dan sasaran mutu dalam Kebijakan mutu. Kebijakan mutu dipengaruhi oleh peraturan perundang - undangan yang berlaku, pencapaian visi, misi serta pencapaian Renstra STIKes Karsa Husada Garut.

2. Manual Mutu, berupa dokumen yang menjabarkan pengorganisasian dan prosedur pelaksanaan pada tingkat Perguruan Tinggi, Prodi, dan unit kerja untuk melaksanakan prosedur tersebut.

3. Standar Mutu, berupa dokumen mutu yang harus dapat diukur atau dinilai, dan merupakan hasil kesepakatan bersama. Standar mutu, baik akademik maupun non akademik yang ditetapkan merupakan acuan target dalam penyelenggaraan proses-proses dan pelaksanaan kegiatan - kegiatan akademik dan non akademik. Standar mutu bukan merupakan upaya untuk menyeragamkan keluaran / output. Keberadaan standar mutu lebih diharapkan menjadi dorongan untuk meraih kinerja (performance) terbaik dari tiap individu, program studi, unit kerja, dan manajemen STIKes Karsa Husada Garut secara keseluruhan. Standar mutu akademik dan standar mutu non akademik mencakup standar masukan (input), proses, dan keluaran (output) yang dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif. 4. Pengawasan dan Audit Mutu Internal, meliputi audit kepatuhan yang secara

internal dilakukan oleh tingkat STIKes dan tingkat program studi, sedangkan untuk unit - unit dibawahnya dilakukan oleh unit tingkat di atasnya ataupun oleh unit terkait.

(17)

Manual Mutu Standar STIKes Karsa Husada Garut

5. Evaluasi diri, dilakukan oleh unit pelaksana akademik (program studi).

6. Rumusan koreksi atau rekomendasi tindakan perbaikan didasarkan pada temuan hasil kegiatan monitoring dan audit mutu internal.

7. Implementasi program dan kegiatan untuk peningkatan mutu berkelanjutan

(Continuous Quality Improvement) di semua jenjang unit pelaksanaan akademik.

Tahap pemantauan dan evaluasi ketercapaian standar salah satunya dicapai melalui pelaksanaan audit mutu internal. Audit mutu internal harus dilakukan untuk memastikan bahwa pelaksanaan program dan kegiatan di STIKes Karsa Husada Garut berjalan sesuai dengan rencana dan dengan prosedur yang benar, serta mengarah pada pencapaian standar yang telah ditentukan. Mekanisme audit internal yang perlu diperhatikan dalam rangka implementasi sistem penjaminan mutu adalah sebagai berikut :

1. Audi tinternal dapat dilakukan pada bidang akademikmaupun non akademik. Audit mutu akademik internal (AMAI) dan Evaluasi Mutu Internal (EMI). Evaluasi mutu internal merupakan audit yang wajib dilaksanakan pada semua program studi, maupun unit kerja lain yang ada di STIKes Karsa Husada Garut.

2. Audit internal non akademik dilaksanakan sesuai kebutuhan sedikitnya satu tahun sekali.

3. Khusus AMAI dan EMI, harus diselenggarakan minimal satu kali dalam satu tahun oleh STIKes.

4. Cakupan Audit Mutu Internal ditetapkan berdasarkan hasil audit sebelumnya dan hasil evaluasi diri, atau atas keperluan tertentu.

5. Kaprodi / Ka.Un dapat mengajukan permohonan audit mutu internal kepada Satuan Penjaminan Mutu Internal melalui ketua STIKes Karsa Husada Garut apabila diperlukan.

6. STIKes Karsa Husada Garut harus melakukan audit kepada seluruh unit kerja sedikitnya satu kali dalam satu tahun.

7. Petugas audit (auditor) dilakukan oleh orang yang telah mendapat kewenangan untuk melakukan audit dengan berkoordinasi dengan SPMI STIKes.

(18)

Manual Mutu Standar STIKes Karsa Husada Garut

8. Kewenangan ini dinyatakan dalam bentuk sertifikat auditor yang diterbitkan oleh Ketua STIKes Karsa Husada Garut.

9. Hasil dan rekomendasi audit mutu internal harus ditindaklanjuti oleh pimpinan unit kerja dan tindak lanjut rekomendasi yang dilakukan dilaporkan kepada pimpinan program studi atau pimpinan unit kerja.

10. Laporan audit internal harus dapat diakses oleh pimpinan program studi atau pimpinan unit kerja yang diaudit.

11. STIKes, program studi, dan satuan penjaminan mutu internal (SPMI) perlu menyusun mekanisme yang efektif untuk menyampaikan hasil audit internal kepada pihak yang berkepentingan termasuk para pengelola program studi,dosen dan senat STIKes.

12. Mekanisme rinci pelaksanaan audit mutu harus diuraikan melalui Standar Operasional Prosedur audit mutu internal. Hasil audit mutu internal dapat berupa: 1. Pelaksanaan standar mencapai standar dikti yang telah ditetapkan

2. Pelaksanaan standar melampaui standar dikti yang telah ditetapkan 3. Pelaksanaan standar belum mencapai standar dikti yang telah ditetapkan 4. Pelaksanaan standar menyimpang standar dikti yang telah ditetapkan

13. Setelah hasil audit mutu internal diperoleh, selanjutnya STIKes Karsa Husada Garut melakukan tindakan pengendalian (pelaksanaan) standar mutu yang telah ditetapkan.

2.4. Manual Pengendalian Standar Mutu STIKes Karsa Husada Garut

Pengendalian standar dilaksanakan dengan prinsip umum yaitu untuk memastikan bahwa pelaksanaan program dan kegiatan di STIKes Karsa Husada Garut berpedoman pada pencapaian standar dan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan. Perubahan standar hanya dapat dilakukan melalui mekanisme yang telah ditetapkan dalam penyusunan dan penetapan standar. Kemudian untuk mengendalikan standar, semua unit yang ada di lingkungan STIKes Karsa Husada Garut perlu menetapkan secara sah standar - standar yang diberlakukan. Dalam pelaksanaan standar, tahap pemantauan dan evaluasi penerapan standar merupakan

(19)

Manual Mutu Standar STIKes Karsa Husada Garut STANDAR PELAKSANAAN EVALUASI DIRI p PENINGKATAN RUMUSAN KOREKSI MONITORING AUDIT INTERNAL

tahap penting yang menjadi bagian dari aspek pengendalian standar. Selain memantau dan mengevaluasi kesesuaian pelaksanaan standar, pimpinan unit dapat menggunakan hasil pemantauan dan evaluasi tersebut untuk mengendalikan standar yang telah ditetapkan.

Tahap ini mencakup tiga hal yaitu: a) pemantauan, evaluasi pelaksanaan dan pengukuran ketercapaian standar; b) upaya perbaikan, serta c) pengembangan dan peningkatan standar. Ketiga hal ini bersifat siklus (Gambar 2.1) dan dilakukan secara berkesinambungan dan konsisten. Siklus - siklus ini pada akhirnya akan mewujudkan konsep Kaizen (perbaikan dan peningkatan berkelanjutan) seperti dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2-1. Siklus Pengendalian dan Peningkatan Standar Mutu

2.5. Manual Peningkatan Standar Mutu STIKes Karsa Husada Garut

Gambar 2.2. Penerapan Satu Siklus Sistem Penjaminan Mutu

(20)

Manual Mutu Standar STIKes Karsa Husada Garut

Pencapaian standar mutu yang telah ditetapkan melaluipenerapan SPMI didasarkan pada dua prinsip utama: peningkatan / perbaikan proses yang berkesinambungan (continuous improvement) dan peningkatan standar mutu yang berkelanjutan (sustainable quality). Penerapan prinsip continuous improvement melalui mekanisme PPEPP, sedangkan prinsip sustainable equality dilaksanakan melalui mekanisme siklus kendali mutu seperti dapat dilihat pada gambar 2.3. Penerapan PPEPP secara konsisten akan mewujudkan Kaizen (perbaikan terus - menerus) pada mutu pendidikan tinggi. Berdasarkan Gambar 2.3, konsep peningkatan mutu secara berkelanjutan dilaksanakan melalui siklus PPEPP yang berulangkali dan juga berkelanjutan (Gambar 2.3).

(21)

Manual Mutu Standar STIKes Karsa Husada Garut

BAB III

CAKUPAN MANUAL SPMI STIKES KARSA HUSADA GARUT

3.1. Definisi

1. Mutu pendidikan tinggi adalah tingkat kesesuaian antara penyelenggaraan pendidikan tinggi dengan Standar Pendidikan Tinggi yang terdiri atas Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Standar Pendidikan Tinggi yang Ditetapkan oleh Perguruan Tinggi.

2. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi adalah kegiatan sistemik untuk meningkatkan mutu pendidikan di STIKes Karsa Husada Garut secara berencana dan berkelanjutan.

3. Sistem Penjaminan Mutu Internal yangs elanjutnya disingkat SPMIadalah kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi oleh setiap perguruan tinggi secara otonom untuk mengendalikan dan meningkatkan penyelenggaraan pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan.

4. Sistem Penjaminan Mutu Eksternal yang selanjutnya disingkat SPME adalah kegiatan penilaian melalui akreditasi oleh BAN PT atau LAM (Lembaga Akreditasi Mandiri) untuk menentukan kelayakan dan tingkat pencapaian mutu perguruan tinggi dan/atau program studi

5. Pangkalan Data Pendidikan Tinggi adalah kumpulan data penyelenggaraan pendidikan tinggi seluruh perguruan tinggi yang terintegrasi secara nasional. 6. Standar Nasional Pendidikan Tinggi adalah satuan standar yang meliputi Standar

Nasional Pendidikan ditambah dengan Standar Nasional Penelitian dan Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat.

7. Standar PendidikanTinggi yang Ditetapkan oleh Perguruan Tinggi adalah sejumlah standar pada perguruan tinggi yang melampaui Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT).

(22)

Manual Mutu Standar STIKes Karsa Husada Garut

8. Perguruan Tinggi yang selanjutnya disingkat PT adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi

9. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi yang selanjutnya disingkat BAN-PT adalah badan yang dibentuk oleh pemerintah untuk melakukan dan mengembangkan akreditasi perguruan tinggi secara mandiri.

10. Kebijakan merupakan pernyataan tertulis yang menjelaskan pemikiran,sikap, dan pandangan dari institusi tentang sesuatu hal

11. Kebijakan Mutu merupakan pemikiran, sikap, pandangan STIKes mengenai SPMI yang berlaku di STIKes

12. Manual Mutu merupakan dokumen tertulis berisi petunjuk praktis tentang bagaimana menjalankan atau melaksanakan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)

13. Standar Mutu merupakan dokumen tertulis yang berisi kriteria, patokan, ukuran, spesifikasi, mengenai sesuatu yang harus dicapai / dipenuhi;

14. Evaluasi Diri merupakan kegiatan setiap unit dalam STIKes secara periodik untuk memeriksa, menganalisis, dan menilai kinerjanya sendiri selama kurunwaktu tertentu untuk mengetahui kelemahan dan kekurangannya

15. Audit mutu merupakan kegiatan rutin setiap akhir tahun akademik yang dilakukan oleh auditor internal STIKes untuk memeriksa pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Internal dan mengevaluasi apakah seluruh standar mutu telah dicapai / dipenuhi oleh setiap unit di lingkungan STIKes Karsa Husada Garut.

3.2. Kualifasi Pejabat / Petugas yang menjalankan Manual Mutu

Tim Satuan Penjaminan Mutu sebagai perancang dan koordinator dengan melibatkan pimpinan STIKes Karsa Husada Garut dan semua unit kerja, tenaga pendidik, tenaga kependidikan sesuai dengan tugas, kewenangan dan bidang keahlian.

(23)

Manual Mutu Standar STIKes Karsa Husada Garut

3.3. Langkah-langkah atau Prosedur Sistem Penjaminan Mutu Internal STIKes Karsa Husada Garut

Cakupan penjaminan mutu terdiri atas Penjaminan Mutu Akademik dan Non akademik. Ruang lingkup Penjaminan Mutu Akademik adalah Tri DharmaPerguruan Tinggi yaitu Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat, sedangkan ruang lingkup penjaminan mutu non akademik adalah: 1) Tata Pamong (governance); 2) pengelolaan, 3). SDM (dosen dan tenaga kependidikan), 4). prasarana dan sarana, dan 5). pembiayaan.

Pemenuhan standar, prosedur kerja, pelaksanaan, dan pengawasanyang menujupada peningkatan mutu dan kepatuhan pada standar - standar yang telah ditetapkan merupakan kegiatan inti dari sistem penjaminan mutu. Ruang lingkup ini merupakanlingkarantertutup yang mengarah pada pencapaian keunggulan STIKes Karsa Husada Garut. Penerapan / implementasi Sistem Penjaminan Mutu di STIKes Karsa Husada Garut terdiri dari aspek mutu akademik dan aspek mutu pengelolaan termasuk administrasi. Implementasi sistem penjaminan mutu ini mengacu kepada Kebijakan Mutu dan Standar Mutu STIKes Karsa Husada Garut.

Implementasi Sistem Penjaminan Mutu (SPM) di STIKes Karsa Husada Garutmengikuti tahapan dalam kerangka kerja yang telah ditetapkan dengan fokusdan prioritas implementasi Sistem Penjaminan Mutu STIKes Karsa Husada Garutadalah sistem penjaminan mutu akademik, dalam hal ini pengelolaan dan penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Namun demikian, sistem penjaminan mutu untuk aspek pengelolaan dan administrasi juga dianggap penting mengingat aspek ini berperan penting untuk mewujudkan Good Governance University sebagai prasyarat penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang berkualitas.

Model non akademik pelaksanaan sistem penjaminan mutu STIKes Karsa Husada Garut dirancang, dilaksanakan, dan ditingkatkan mutunya secara berkelanjutan dengan berdasarkan pada model PPEPP. Dengan model ini, maka STIKes Karsa Husada Garut akan menetapkan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai melalui strategi dan serangkaian aktivitas yang tepat. Selanjutnya

(24)

Manual Mutu Standar STIKes Karsa Husada Garut

pencapaian tujuan melalui strategi dan aktivitas tersebut akan selalu dimonitor secara berkala, di evaluasi, dan dikembangkan ke arah yang lebih baik secara berkelanjutan.

Melaksanakan sistem penjaminan mutu dengan model non akademik PPEPP juga mengharuskan setiap unit dalam STIKes bersikap terbuka, kooperatif, dan siap untuk diaudit atau diperiksa oleh tim auditor internal yangtelah mendapat pelatihan khusus tentangaudit SPMI. Audit yang dilakukan setiap akhir tahun akademik akan direkamdan dilaporkan kepada pimpinan program studi, unit kerja, dan STIKes untuk kemudian diambil tindakan tertentu berdasarkan hasil temuan dan rekomendasi dari tim auditor. Semua proses di atas dimaksudkan untuk menjamin bahwa setiap kegiatan penyelenggaraan pendidikan di STIKes terjamin mutunya, dan SPMI STIKes pun selalu dievaluasi untuk menemukan kekuatan dan kelemahannya sehingga dapat dilakukan perubahan ke arah perbaikan secara berkelanjutan. Hasil pelaksanaanSPMI dengan basis model non akademik PPEPP adalah kesiapan semua program studi dalam STIKes untuk mengikuti proses akreditasi atau penjaminan mutu eksternal baik oleh BAN- PT ataupun lembaga akreditasi mandiri yang kredibel.

3.4. Standar Manual STIKes Karsa Husada Garut

Berdasarkan Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional, STIKes Karsa Husada Garut menetapkan 24 (dua puluh empat) standar SPMI sebagai berikut :

Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) merupakan satu kesatuan yang tidak

terpisahkan dalam pelaksanaan tridharma perguruan tinggi. SNPT terdiri atas: 1. Standar Nasional Pendidikan;

2. Standar Nasional Penelitian; dan

3. Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat.

Standar Nasional Pendidikan Tinggi terdiri atas:

1. Standar Kompetensi Lulusan; 2. Standar Isi Pembelajaran; 3. Standar Proses Pembelajaran;

(25)

Manual Mutu Standar STIKes Karsa Husada Garut

4. Standar Penilaian Pembelajaran;

5. Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan; 6. Standar Sarana dan Prasarana Pembelajaran; 7. Standar Pengelolaan Pembelajaran;

8. Standar Pembiayaan Pembelajaran.

Standar Nasional Penelitian terdiri atas:

1. Standar Hasil Penelitian; 2. Standar Isi Penelitian; 3. Standar Proses Penelitian; 4. Standar Penilaian Penelitian; 5. Standar Peneliti;

6. Standar Sarana dan Prasarana Penelitian; 7. Standar Pengelolaan Penelitian;

8. Standar Pendanaan dan Pembiayaan Penelitian

Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat terdiri atas:

1. Standar hasil pengabdian kepada masyarakat; 2. Standar isi pengabdian kepada masyarakat; 3. Standar proses pengabdian kepada masyarakat; 4. Standar penilaian pengabdian kepada masyarakat; 5. Standar pelaksana pengabdian kepada masyarakat;

6. Standar sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat; 7. Standar pengelolaan pengabdian kepada masyarakat;

(26)

Manual Mutu Standar STIKes Karsa Husada Garut

BAB IV

MANUAL MUTU STANDAR KOMPTENSI LULUSAN

STIKES KARSA HUSADA GARUT

4.1. Latar Belakang

Mutu lulusan / alumni merupakan muara dari proses penyelenggaraan pendidikan yang dapat menentukan keberlangsungan suatu institusi pendidikan dalam jangka panjang. Mutu lulusan / alumni yang baik akan meningkatkan permintaan para pemangku kepentingan (stakeholders) dalam merekrut tenaga kerja dari institusi yang bersangkutan terutama dalam bidang kesehatan. Oleh karena itu diperlukan proses penyelenggaraan pendidikan yang efisien dan produktif serta perbaikan kompetensi secara terus menerus. Untuk mengetahui sejauhmana kompetensi lulusan itu sungguh relevan dengan kebutuhan masyarakat, lulusan / alumni seharusnya memberi kontribusi bagi institusi almamater dan memberiumpan balik untuk perbaikan proses penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Oleh karena itu diperlukan komunikasi dan studi penelusuran (tracer study) terhadap para lulusan / alumni.

4.2. Tujuan

Tujuan disusunnya manual mutu kompetensi lulusan STIKes Karsa Husada Garut adalah:

1. Memberikan jaminan mutu lulusan yang dapat memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan (stakeholders), meliputi kebutuhan sosial (social needs), kebutuhan dunia industri (industrial needs), dan kebutuhan profesional

(professional needs),

2. Memberikan jaminan dikembangkannya aspek-aspek kompetensi mutu lulusan, meliputi aspek akademik, aspek profesional, aspek kepribadian dan aspek sosial selama mengikuti kuliah di STIKes Karsa Husada Garut,

(27)

Manual Mutu Standar STIKes Karsa Husada Garut

3. Memperoleh data dengan melakukan studi penelusuran (tracer study) dan menjalin komunikasi dengan para lulusan / alumni yang telah bekerja,

4. Menyusun sistem informasi terhadap para lulusan / alumni.

Pasal 5 butir 1 Permenristekdikti No. 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi menyebutkan bahwa "Standar Kompetensi Lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam capaian pembelajaran lulusan". Pasal 5 butir 2 sampai dengan 3 dari peraturan yang sama disebutkan bahwa :

1) Standar kompetensi lulusan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi pembelajaran, standar dosen tenaga pendidikan dan standar sarana prasarana pembelajaran, standar pengelolaan pembelajaran dan standar pembiayaan pembelajaran.

2) Rumusan capaian pembelajaran lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mengacu capaian pembelajaran lulusan KKNI, memiliki kesetaraan dan jenjang kualifikasi pada KKNI.

4.3. Pengertian dan Ruang Lingkup 4.3.1. Pengertian

Lulusan STIKes Karsa Husada Garut adalah mahasiswa yang telah dinyatakan lulus sesuai dengan tingkatan pendidikan oleh masing-masing program studi dan selanjutnya disebut sebagai alumni. STIKes Karsa Husada Garut sebagai lembaga yang telah meluluskan perlu melakukan komunikasi, studi penelusuran (memantau, mengidentifikasi, mengevaluasi kepuasan) dan menyusun data base terhadap para lulusan / alumni yang telah bekerja.

4.3.2. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari manual lulusan ini adalah kebijakan mutu, standar mutu dan organisasi penjaminan mutu yang dapat dipergunakan oleh pimpinan perguruan tinggi, penanggungjawab penjaminan mutu perguruan tinggi, penanggungjawab program studi dan pelaksana kegiatan pembelajaran. Ruang lingkup studi

(28)

Manual Mutu Standar STIKes Karsa Husada Garut

penelusuran para lulusan / alumni STIKes Karsa Husada Garut meliputi : indeks prestasi kumulatif (IPK), lama masa studi, waktu tunggu bekerja (daya saing lulusan), kesesuaian antara bidang studi dan kurikulum dengan bidang pekerjaan (relevansi lulusan), kepuasan lulusan dan pengguna lulusan (evaluasi), saran perbaikan terhadap aspek-aspek kompetensi lulusan (masukan / umpan balik), gaji awal bekerja, korelasi antara kegiatan ekstrakurikuler lulusan selama kuliah dan daya saing lulusan. Program studi dapat menggunakan manual mutu ini dan mengembangkannya sesuai dengan keperluan yang khas program studi khususnya terkait dengan muatan - muatan yang akan digali melalui penelusuran lulusan.

4.4. Kebijakan Mutu Lulusan dan Organisasi Sistem Penjaminan Mutu Internal

4.4.1. Kebijakan Mutu Lulusan STIKes Karsa Husada Garut

1. STIKes Karsa Husada Garut menyelenggarakan sistem pendidikan yang efisien dan produktif, dengan pemanfaatan sumber daya secara optimal. 2. STIKes Karsa Husada Garut mengembangkan pendidikan yang

memperhatikan aspek - aspek kompetensi akademik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan aspek sosial yang sesuai dengan visi dan misi STIKes Karsa Husada Garut.

3. STIKes Karsa Husada Garut melakukan komunikasi dan studi penelusuran terhadap para lulusan / alumni secara periodik untuk memperoleh masukan / umpan balik, baik dari para lulusan maupun pemangku kepentingan. 4.4.2. Organisasi Sistem Penjaminan Mutu Internal STIKes Karsa Husada Garut

Struktur organisasi penjaminan mutu lulusan STIKes Karsa Husada Garut sebagai berikut: Penjamin mutu lulusan terdiri atas Pimpinan PerguruanTinggi dibantu oleh Satuan Penjaminan Mutu Internal (SPMI). Para pimpinan berdasarkan pertimbangan senat STIKes menetapkan kebijakan, norma dan baku mutu lulusan. Puket I dan III merancang dan membentuk ketua dan anggota Tim Studi Penelusuran (TSP) lulusan / alumni.

Pelaksanaan studi penelusuran dilakukan oleh ketua dan anggota TSP yang berkoordinasi dengan para ketua program studi. TSP bertanggungjawab atas hasil

(29)

Manual Mutu Standar STIKes Karsa Husada Garut

studi penelusuran terhadap Puket I dan III. Puket II dan III menyusun anggaran kegiatan tahunan untuk studi penelusuran lulusan / alumni.

4.5. Penetapan Standardan Mekanisme Pemenuhan Standar

4.5.1. Standar Penetapan Kompetensi Lulusan STIKes Karsa Husada Garut

1. STIKes Karsa Husada Garut mendorong terciptanya penyelenggaraan pendidikan yang efisien dan produktif.

2. STIKes Karsa Husada Garut merencanakan kompetensi mutu lulusan berdasarkan aspek akademik, aspek profesional, aspek kepribadian, dan aspek sosial sesuai dengan visi dan misi STIKes Karsa Husada Garut. 3. STIKes Karsa Husada Garut merencanakan studi penelusuran (tracer

study) untuk memperoleh data tentang lulusan / alumni dan menjaring

masukan agar dapat memperbaiki mutu lulusan bagi kebutuhan para pemangku kepentingan.

4.5.2. Standar Pelaksanaan Kompetensi Lulusan STIKes Karsa Husada Garut

1. STIKes Karsa Husada Garut menyelenggarakan program pendidikan secara efisien dan produktif dan memanfaatkan sumber daya yang ada secara optimal.

2. STIKes Karsa Husada Garut menyusun pedoman umum kompetensi mutu lulusan berdasarkan aspek akademik, aspek profesional, aspek kepribadian, dan aspek sosial sesuai dengan visi dan misi STIKes Karsa Husada Garut

3. STIKes Karsa Husada Garut melakukan tracer study secara periodik dengan membentuk tim studi penelusuran lulusan / alumni.

4.5.3. Standar Monitoring dan Evaluasi Kompetensi Lulusan STIKes Karsa Husada Garut

STIKes Karsa Husada Garut melakukan komunikasi dengan lulusan / alumni secara berkala (minimal setahun sekali) untuk menjaring masukan atau memperoleh umpan balik.

(30)

Manual Mutu Standar STIKes Karsa Husada Garut

Dokumentasi terkait dengan standar mutu lulusan tersedia dalam data base sistem informasi alumni yang berada pada tingkat STIKes. Pengembangan Sistem Informasi Alumni bersumber dari informasi alumni melalui telepon, sms, media sosial, surat - menyurat, internet ataupun langsung datang ke alamat lulusan.

4.5.4. Mekanisme Pemenuhan Standar

Standar mutu lulusan mencakup perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.

1. Standar Perencanaan

Standar perencanaan meliputi (1) perencanaan pendidikan yang efisien dan produktif (2) perencanaan kompetensi mutu lulusan (3) perencanaan tracer

study lulusan / alumni. Standar mutu lulusan tersebut dapat dicapai dengan

mekanisme penjaminan mutu sebagai berikut:

1) Penyelenggaraan pendidikan yang efisien dan produktif dicapai melalui perencanaan jumlah lulusan, perencanaan kecepatan studi mahasiswa, kecepatan waktu tunggu lulusan mendapat pekerjaan yang dilakukan oleh masing - masing program studi.

2) Perencanaan kompetensi lulusan dapat dicapai melalui :

a. Aspek akademik secara vertikal (penguasaan materi secara mendalam) dan horisontal (memiliki wawasan yang luas).

b. Aspek profesional lulusan untuk menerapkan ilmu, dan keterampilan menjawab tantangan dunia kerja dan globalisasi.

c. Aspek kepribadian yang mengasah mentalitas kewirausahaan menjadikan lulusan sebagai agen perubahan, reflektif, sadar akan nilai - nilai, moral dan etis.

d. Aspek sosial lulusan untuk beradaptasi, berkomunikasi, dan bekerja sama dengan orang lain.

3) Perencanaan tracer study dicapai melalui pembuatan proposal penelusuran lulusan / alumni.

(31)

Manual Mutu Standar STIKes Karsa Husada Garut

2. Standar Pelaksanaan

Standar pelaksanaan mutu lulusan meliputi :

1) Penyelenggaraan program pendidikan secara efisien dan produktif dan memanfaatkan sumber daya yang ada secara optimal yang dapat dicapai melalui mekanisme sebagai berikut:

a. Masing-masing program studi melakukan pendampingan secara khusus pada mahasiswa bermasalah.

b. Mengoptimalkan peran dosen baik sebagai pembimbing akademik maupun sebagai pembimbing skripsi.

c. Menjalin kerja sama dengan pengguna secara rutin, misalnya dengan menyelenggarakan job fair atau pelatihan pra kerja.

2) Penyusunan pedoman umum kompetensi mutu lulusan dapat dicapai melalui mekanisme sebagai berikut:

a. Masing-masing program studi mengidentifikasi tuntutan kompetensi keilmuannya yang mencakup aspek akademik, profesional, kepribadian dan sosial.

b. Mencari masukan dari lulusan dan para pemangku kepentingan

(stakeholders) tentang kompetensi yang sesuai dengan tuntutan

dunia kerja .

c. Pelaksanaan tracer study dapat dicapai melalui pengumpulan data dan analisis tentang lulusan / alumni.

3. Standar Monitoring dan Evaluasi

Standar monitoring dan evaluasi dicapai melalui mekanisme sebagai berikut:

1) Penyusunan laporan efisiensi edukasi, pengukuran kompetensi lulusan / alumni dan implementasi tracer study.

2) Penyebarluasan informasi.

(32)

Manual Mutu Standar STIKes Karsa Husada Garut

BAB V

MANUAL MUTU STANDAR ISI PEMBELAJARAN

STIKES KARSA HUSADA GARUT

5.1. Latar Belakang

STIKes KarsaHusada Garut sebagai salah satu perguruan tinggi di Indonesia, bertanggung jawab pada pembentukan manusia muda melalui proses pembelajaran. Kompetensi yang harus dicapai oleh mahasiswa diselaraskan dengan visi STIKes KarsaHusada Garut Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karsa Husada Garut Menjadi

Lembaga Pendidikan yang Terunggul dan Bermutu dalam Penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi Bidang Kesehatan serta Mampu Bersaing di Tingkat Nasional, Regional, dan Internasional pada Tahun 2022 dalam Naungan Ridho Alloh SWT.

Visi tersebut diterjemahkan dalam misi STIKes Karsa Husada Garut yang secara garis besar mencerdaskan sivitas akademik dan masyarakat melalui kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dalam mewujudkan visi dan misi tersebut, keempat ranah kompetensi hasil dari pembelajaran dipadukan dalam pembelajaran aktif, reflektif, dan inovatif. Pertanggung jawaban STIKes Karsa Husada Garut bukan hanya dalam penyelenggaraan pembelajaran saja, namun juga menjamin bahwa proses pembelajaran harus berkualitas. Proses pembelajaran yang berkualitas tersebut dinyatakan dalam bentuk pencapaian standar - standar dalam pembelajaran. Standar - standar tersebut disusun dalam sebuah manual mutu pembelajaran.

Manual mutu pembelajaran ini akan menjadi pedoman seluruh aktivitas proses pembelajaran yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring serta evaluasi yang diperuntukkan bagi mahasiswa, dosen, ketua program studi, Ketua STIKes, Puket I, dan pihak - pihak yang terkait. Dengan adanya pedoman ini diharapkan program studi sebagai pengendali mutu proses pembelajaran dapat menjalankan fungsinya dalam rangka peningkatan kualitas proses pembelajaran secara berkelanjutan. Pada

(33)

Manual Mutu Standar STIKes Karsa Husada Garut

gilirannya pencapaian standar mutu proses pembelajaran ini akan memberikan kontribusi bagi percepatan pencapaian visi dan misi STIKes Karsa Husada Garut.

Buku pedoman ini disusun berdasarkan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan di STIKes Karsa Husada Garut. Penulisan pedoman penjaminan mutu dalam bentuk buku akan memudahkan pimpinan STIKes Karsa Husada Garut dalam memantau dan mengetahui kinerja STIKes Karsa Husada Garut sebagai institusi pendidikan tinggi yang menghasilkan lulusan melalui proses pembelajaran yang dijalankan di masing - masing program studi.

5.2. Tujuan

Manual mutu pembelajaran ini dibuat agar menjadi pedoman penyelenggaraan kegiatan - kegiatan pembelajaran baik di tingkat STIKes maupun program studi dengan menerapkan siklus mutu. Dengan demikian pemanfaatan manual mutu ini diharapkan dapat menjadi pedoman dalam melakukan penilaian pembelajaran.

5.3. Pengertiandan Ruang Lingkup 5.3.1. Pengertian

Standar isi pembelajaran merupakan kriteria minimal tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran. Standar isi berdasarkan Permenristekdikti Republik Indonesia No.44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian,kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi berdasarkan Permenristekdikti Republik Indonesia No. 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender akademik.

Berdasarkan Buku Panduan Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi ada beberapa formulasi dalam sistem penjaminan mutu, namun apabila

(34)

Manual Mutu Standar STIKes Karsa Husada Garut

dicermati lebih dalam, perlu diperhatikan beberapa kata kunci yang sama terkandung dalam kegiatan tersebut, yaitu :

1. Penetapan standar 2. Pelaksanaan

3. Monitoring dan Evaluasi 4. Audit mutu Internal (AMI)

5. Peningkatan kualitas dan benchmarking

5.3.2. Ruang Lingkup

Manual mutu penilaian penelitian ini disusun agar menjadi pedoman bagi penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dalam bidang kesehatan baik ditingkat STIKes maupun program studi. Manual mutu ini dapat menjadi pedoman penilaian bagi dosen dalam penilaian hasil pembelajaran di lingkungan STIKes Karsa Husada Garut.

5.4. Kebijakan Mutu Lulusan dan Organisasi Sistem Penjaminan Mutu 5.4.1. Kebijakan Mutu Lulusan

STIKes Karsa Husada Garut menyelenggarakan pembelajaran berdasarkan kesadaran bahwa mahasiswa memiliki bakat, kemampuan, dan kepribadian yang unik. Melalui pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student centered learning), STIKes Karsa Husada Garut membantu ke arah perkembangan sepenuhnya setiap mahasiswa agar menguasai bidang ilmu (competence).

5.4.2. Organisasi

Penjamin mutu lulusan terdiri atas pimpinan perguruan tinggi dibantu oleh satuan penjaminan mutu (SPM) serta beberapa pihak yang terkait berdasarkan pertimbangan senat STIKes untuk menetapkan kebijakan, norma dan baku mutu lulusan.

(35)

Manual Mutu Standar STIKes Karsa Husada Garut

5.5. Penetapan Standar dan Mekanisme Pemenuhan Standar 5.5.1. Penetapan Standar Isi Pembelajaran

Penetapan standar isi pembelajaran STIKes Karsa Husada Garutmencakup ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi lulusan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata kuliah, dan silabus / rancangan pembelajaran semester (RPS) yang harus dipenuhi oleh mahasiswa di STIKes Karsa Husada Garut. Hal ini menunjukkan bahwa substansi standar isi pembelajaran tidak lain adalah tentang kurikulum, dan standar ini akan berkaitan dengan standar mutu lain di dalam SPMI - STIKes Karsa Husada Garut.

5.5.2. Mekanisme Pemenuhan Standar Isi Pembelajaran

Manajemen pengendalian standar isi mengandung dua makna yaitu : evaluasi dan usaha peningkatan standar. Oleh karena itu, dalam tahap ini dilaksanakan kegiatan evaluasi terhadap implementasi standar isi pembelajaran (proses pembelajaran, proses evaluasi dan menciptakan suasana pembelajaran yang selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi tersebut dilakukan usaha peningkatan yang berkelanjutan (Continous Quality Improvement / CQI).

Secara umum kegiatan evaluasi pemenuhan standar isi pembelajaran bertujuan mengetahui kesesuaian dan ketercapaian pelaksanaan standar isi pembelajaran dibandingkan dengan standar isi yangt elah ditetapkan. Oleh karena itu, kegiatan evaluasi harus didasarkan pada : (1) Implementasi dokumen kurikulum, (2) Kalender akademik (proses pembelajaran, proses evaluasi dan penciptaan suasana pembelajaran), (3) Evaluasi penyempurnaan kurikulum yang dilaksanakan secara terus menerus setiap akhir semester dan (4). Evaluasi peninjauan kurikulum dilaksanakan setiap 4 – 5 tahun sekali.

(36)

Manual Mutu Standar STIKes Karsa Husada Garut

BAB VI

MANUAL MUTU STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

STIKES KARSA HUSADA GARUT

6.1. Latar Belakang

Pembelajaran sebagai core bussiness perguruan tinggi harus mendapat perhatian serius dengan jaminan mutu yang jelas. Setiap perguruan tinggi, seperti dinyatakan oleh Depdiknas (2004) dalam buku Praktik Baik dalam Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi: melalui aktivitas pembelajaran akan melahirkan generasi yang memiliki kompetensi yang meliputi: 1) pengetahuan (ranah kognitif), 2) nilai / sikap hidup yang baik (ranah afektif), 3) keterampilan (ranah psikomorik), dan 4) kemampuan bekerja sama (ranah kooperatif) yang berkualitas sesuai bidang keilmuannya.

STIKes Karsa Husada Garut sebagai salah satu perguruan tinggi di Indonesia, bertanggungjawab dalam pembentukan manusia Indonesia yang kompeten melalui proses pembelajaran sesuai dengan visi dan misi STIKes Karsa Husada Garut. Dalam mewujudkan visi dan misi tersebut, ke empat ranah kompetensi hasil dari pembelajaran dipadukan dalam pembelajaran aktif, reflektif dan inovatif.

Pertanggungjawaban STIKes Karsa Husada Garut bukan hanya dalam penyelenggaraan pembelajaran saja, tetapi juga menjamin bahwa proses pembelajaran harus berkualitas. Kualitas dinyatakan dalam bentuk pencapaian standar-standar dalam pembelajaran. Standar - standar tersebut disusun dalam sebuah manual mutu pembelajaran. Manual mutu pembelajaran ini akan menjadi pedoman seluruh aktivitas proses pembelajaran yang meliputi; perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi yang diperuntukkan bagi mahasiswa, dosen, ketua program studi, puket I, ketua STIKes, dan pihak - pihak yang terkait. Dengan adanya pedoman ini diharapkan program studi sebagai sebagai pengendali mutu proses pembelajaran dapat menjalankan fungsinya dalam rangka peningkatan kualitas proses pembelajaran secara berkelanjutan. Pencapaian standar mutu proses

(37)

Manual Mutu Standar STIKes Karsa Husada Garut

pembelajaran ini akan memberikan kontribusi bagi percepatan pencapaian misi STIKes Karsa Husada Garut.

6.2. Tujuan

Tujuan penyusunan manual mutu pembelajaran antara lain :

1. Pedoman bagi dosen dalam merencanakan, melaksanakan pembelajaran, dan memperbaiki proses pembelajaran secara terus-menerus.

2. Pedoman bagi ketua program studi, puket I, dan ketua STIKes dalam melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan proses pembelajaran yang telah direncanakan oleh para dosen.

3. Pedoman menentukan tolok ukur pencapaian standar dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

6.3. Pengertian dan Ruang Lingkup 6.3.1. Pengertian

Pembelajaran dalam pasal 1 butir 20 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam lingkungan perguruan tinggi interaksi tersebut terjadi antara mahasiswa dengan dosen. Dalam proses pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa terjadi proses perubahan dalam empat ranah yang disebut ranah kognitif, yaitu kemampuan berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran; ranah afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi dan reaksi yang berbeda berdasarkan penalaran, ranah psikomotorik yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani, ranah kooperatif yaitu kemampuan untuk bekerjasama. Dalam konteks visi STIKes Karsa Husada Garut interaksi dosen dengan mahasiswa dilakukan dalam rangka mengkonstruksikan pengetahuan (competence) dan mengeksplorasi nilai - nilai kemanusiaan (conscience

and compassion) melalui mata kuliah.

Dosen memahami konteks setiap pertemuan dengan dasar pemahaman dosen tentang situasi mahasiswa dan konteks belajar sebagai hasil pertemuan - pertemuan

(38)

Manual Mutu Standar STIKes Karsa Husada Garut

sebelumnya. Hal ini dimaksudkan agar dicapai suatu koherensi dalam seluruh proses pembelajaran mahasiswa dan menanamkan kebiasaan berefleksi sebelum bertindak atau menjalani pengalaman baru. Di STIKes Karsa Husada Garut, proses pembelajaran dikembangkan oleh dosen dengan dilandasi prinsip - prinsip sebagai berikut :

1. Dosen berperan melayani mahasiswa, peka terhadap bakat dan kesulitan mahasiswa, terlibat secara pribadi, dan membantu pengembangan kemampuan internal setiap mahasiswa.

2. Mahasiswa secara aktif harus terlibat dalam studi, penemuan, dan kreatifitas pribadi.

3. Hubungan antara dosen dan mahasiswa bersifat pribadi dan berkelanjutan. 4. Silabus dan pengajaran disesuaikan dengan tingkat kemampuan

mahasiswa.

5. Isi dan bahan (pendidikan) diatur dalam urutan yang bersifat logis.

6. Pengulangan dan perbaikan (preview and review) sungguh-sungguh diupayakan demi penguasaan yang lebih baik, asimilasi yang lebih baik, dan pandangan yang lebih mendalam.

7. Kedalaman materi lebih disukai daripada keluasan cakupan.

6.3.2. Ruang Lingkup

Manual mutu pembelajaran ini menjadi pedoman bagi STIKes, program studi, dosen dan mahasiswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

1. Bagi STIKes

1) Pedoman monitoring dan evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan oleh para dosen.

2) Hasil monitoring dan evaluasi menjadi dasar dalam menyusun dan mendorong program pengembangan dan peningkatan mutu pembelajaran di STIKes.

(39)

Manual Mutu Standar STIKes Karsa Husada Garut

2. Bagi Program Studi

1) Pedoman perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas bagi dosen - dosen di suatu program studi.

2) Pedoman monitoring dan evaluasi bagi ketua program studi untuk melakukan program peningkatan kualitas pembelajaran.

3. Bagi Dosen

1) Pedoman perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas.

2) Tolok ukur pembelajaran yang berkualitas sehingga para dosen dapat mengetahui kinerjanya.

4. Bagi Mahasiswa

Pedoman monitoring dan evaluasi pembelajaran dosen pengampu mata kuliah tertentu.

6.4. Kebijakan Mutu Lulusan dan Organisasi Satuan Penjaminan Mutu Internal 6.4.1. Kebijakan Mutu Lulusan

STIKes Karsa Husada Garut menyelenggarakan proses pembelajaran berdasarkan kesadaran bahwa mahasiswa memiliki bakat, kemampuan, dan kepribadian yang unik. Melalui kegiatan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa

(student centered learning), STIKes Karsa Husada Garut membantu kearah

perkembangan sepenuhnya setiap mahasiswa agar menguasai bidang ilmu

(competence).

6.4.2. Organisasi Penjaminan Mutu Pembelajaran

Struktur organisasi penjaminan mutu pembelajaran STIKes Karsa Husada Garut dilakukan melalui pemetaan struktur yang terkait dengan pembelajaran baik di tingkat STIKes, maupun di tingkat program studi. Berdasarkan struktur tersebut, pelaksanaan proses pembelajaran di organisasi dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Jumlah mahasiswa per kelas 2. Beban mengajar maksimal per dosen

(40)

Manual Mutu Standar STIKes Karsa Husada Garut

3. Rasio maksimal buku per mahasiswa 4. Prasarana dan sarana pembelajaran

6.5. Penatapan Standar dan Mekanisme Pemenuhan Standar

Standar mutu pembelajaran merupakan ukuran kualitas terhadap kegiatan perencanan, pelaksanaan, dan monitoring dan evaluasi dalam pembelajaran.

6.5.1. Standar Mutu Perencanaan Proses Pembelajaran

Dosen merencanakan pembelajaran yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran aktif, reflektif, dan inovatif yang disusun dalam satuan acara perkuliahan / rencana proses pembelajaran (RPP). Dosen menyusun bahan ajar dan disosialisasikan kepada mahasiswa. Dosen harus mampu memilih metode pembelajaran yang paling cocok untuk mencapai outcome pembelajaran yang dihendaki. Sumber belajar disediakan sesuai dengan tujuan pembelajaran.Sarana dan prasarana pembelajaran mampu mendukung pembelajaran.

1. Standar Pelaksanaan Pembelajaran

Dosen harus disiplin dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Beban mengajar maksimal dosen diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan terselenggaranya pembelajaran yang efektif. Jumlah mahasiswa per kelas disesuaikan dengan karakteristik mata kuliah. Mahasiswa terlibat secara aktif sehingga tercipta interaksi yang mendukung pembelajaran.

Dosen harus menjadi pribadi yang patut diteladani secara personal, sosial, dan profesional dalam proses pembelajaran. Dosen harus berperan sebagai fasilitator yang mendorong kemadirian belajar mahasiswa. Metode pembelajaran yang diterapkan harus dapat mengembangkan pembelajaran semaksimal mungkin. Sarana dan prasarana pembelajaran harus dimanfaatkan secara optimal. Metode pembelajaran harus mengarahkan mahasiswa untuk belajar mandiri maupun kelompok.

Dosen harus mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai media pengajaran. Sumber belajar bisa diakses oleh pihak - pihak yang

(41)

Manual Mutu Standar STIKes Karsa Husada Garut

berkepentingan. Administrasi kegiatan pendukung pembelajaran dilakukan secara transparan dan akuntabel.

2. Standar Monitoring dan Evaluasi

Ada mekanisme monitoring dan evaluasi proses pembelajaran oleh pihak yang diberi wewenang. Penilaian hasil belajar dilaksanakan secara transparan. Evaluasi pembelajaran harus mampu mengukur capaian

competence, conscience, dan compasion. Dosen memanfaatkan umpan

balik dari mahasiswa untuk perbaikan proses pembelajaran. Dosen dan mahasiswa melakukan refleksi dan koreksi terhadap proses pembelajaran untuk perbaikan berkelanjutan. Proses pembelajaran di evaluasi setiap akhir semester.

6.5.2. Mekanisme Pemenuhan Standar

Mekanisme pemenuhan standar mutu pembelajaran terdiri 3 bagian yaitu; perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Masing-masing bagian terbagi dalam beberapa tahapan.

1. Perencanaan Pembelajaran

Pada tahap ini diasumsikan telah tersedia silabus mata kuliah tertentu yang mengandung standar kompetensi dan kompetensi dasar 3 C (competence,

conscience, dan compassion) yang dihasilkan oleh tim dosen. Berikut

adalah tahap-tahap dalam perencanaan pembelajaran.

Dosen mengembangkan silabus / Rancangan Pembelajaran Semester ke dalam satuan acara perkuliahan (SAP) / rencana proram pembelajaran (RPP) untuk setiap kelas dalam satu mata kuliah tertentu yang disetujui oleh Ketua program studi. Dalam SAP / RPP telah memuat: standar kompetensi, kompetensi dasar, pokok - pokok materi perkuliahan, pengalaman pembelajaran, metode, media, rancangan evaluasi, dan sumber materi pembelajaran. Sekretaris program studi menyiapkan formulir laporan kegiatan perkuliahan dan prosentasi kehadiran dosen dan mahasiswa. Sekretaris program studi berkoordinasi dengan kepala laboratorium (bila

(42)

Manual Mutu Standar STIKes Karsa Husada Garut

perkuliahan dilaksanakan di laboratorium) untuk menyediakan media pembelajaran yang diperlukan oleh dosen.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Dalam pelaksanaan pembelajaran diasumsikan telah tersedia SAP / RPP, bahan ajar, serta media pembelajaran yang diperlukan oleh dosen. Pelaksanaan pembelajaran dapat terjadi di dalam kelas dan laboratorium yang terkait dengan mata kuliah tertentu. Pada awal perkuliahan dosen membagikan silabus / RPS dan SAP / RPP kepada para mahasiswa. Pembelajaran akan dilaksanakan sesuai dengan kontrak yang disepakati oleh dosen dan mahasiswa yang berpedoman pada RPS dan RPP.Dalam setiap pertemuan atau minimal dalam setiap pokok bahasan, pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan tahapan pembelajaran yaitu, konteks-pengalaman – refleksi – tindakan – evaluasi dan melibatkan partisipasi aktif mahasiswa.

Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode dan media yang mendukung pencapaian competence, conscience, dan compassion mahasiswa. Dalam setiap pertemuan mahasiswa dan dosen menandatangani daftar hadir dan setiap akhir perkuliahan mahasiswa dan dosen mengisi dan menandatangani laporan kegiatan perkuliahan.

Pengukuran terhadap pencapaian competence, conscience, dan

compassion dengan menggunakan berbagai jenis evaluasi (tes dan non tes)

dan bentuk tagihan (ujian, observasi, portofolio, tindakan, unjuk kerja, dll). Hasil evaluasi dilaporkan oleh dosen kepada mahasiwa dan ketua program studi paling lambat 2 minggu setelah diujikan.

3. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring pembelajaran dilaksanakan oleh ketua program studi dan mahasiswa. Ketua program studi memonitor pembelajaran para dosen dengan memeriksa laporan kegiatan perkuliahan sebanyak 3 kali yaitu awal, pertengahan, dan akhir semester. Mahasiswa menyampaikan masukan

(43)

Manual Mutu Standar STIKes Karsa Husada Garut

terhadap pembelajaran yang diselenggarakan oleh dosen baik langsung maupun tidak langsung melalui ketua program studi.

Evaluasi pembelajaran dilaksanakan oleh ketua program studi. Ketua program studi mengevaluasi pembelajaran dengan cara memantau jumlah pertemuan perkuliahan dalam satu semester minimal 14 kali s.d 16 kali dimana 1 jam pertemuan setara dengan 50 menit. Kegiatan evaluasi meliputi penyiapan instrumen, koordinasi dengan puket I, ketua program studi, dan dosen, menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa, menganalisis dan membuat laporan evaluasi kepada ketua STIKes, puket I, ketua program studi, dan dosen. Hasil laporan evaluasi perkuliahan setiap dosen ditindaklanjuti oleh pejabat terkait di tingkat program studi.

Gambar

Gambar 2-1. Siklus Pengendalian dan Peningkatan Standar Mutu  2.5. Manual Peningkatan Standar Mutu STIKes Karsa Husada Garut
Gambar 2.3. Peningkatan Standar di setiap Siklus

Referensi

Dokumen terkait

Pengendalian standar dilaksanakan dengan prinsip umum yaitu untuk memastikan bahwa pelaksanaan program dan kegiatan di Universitas Bung Hatta berpedoman pada

Pihak yang harus melakukan pengendalian pelaksanaan Standar Sarana dan Prasarana Penelitian adalah Tim SPMI Perguruan Tinggi atau Unit khusus SPMI sebagai perancang