• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan ke 4 . docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "laporan ke 4 . docx"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

PARALLEL AND SERIES CONNECTION OF TWO LINES WITH AND WITHOUT OPERATING CAPACITANCE

Untuk memenuhi tugas matakuliah Lab Sistem Tenaga Listrik II Semester VI

yang diampu oleh Ibu Rohmanita Duanaputri, S,ST., MT

Disusun Oleh Kelompok 3:

Citra Pralasdiana Putri (1441150053) Yeri Indra Sukmana (1441150048)

Eko Wahyudi (1441150056)

Kemal Zulfianta (1441150005)

Rohim Makhluqi (1441150027)

Rezandra Yanuary Saputra (1441150040)

Kelas D4 Sistem Kelistrikan 3A

PROGRAM STUDI SISTEM KELISTRIKAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

(2)

PARALLEL CONNECTION OF TWO LINES WITHOUT OPERATING CAPACITANCE

1. Tujuan

- Mengukur arus distribusi pada hubungan paralel dengan dua baris - Mengidentifikasi pengaruh pengoprasian kapasitansi pada tegangan

dan arus

2. Landasan Teori

Jenis pengaturan peralatan operasi ini menjadi dasar menghubungkan jaringan. Hubungan pertama-tama diturunkan untuk representasi yang disederhanakan (yaitu tanpa elemen shunt), maka perlakuan yang lebih tepat, dimana unsur shunt dipertimbangkan. Sifat karakteristik rangkaian paralel adalah drop tegangan yang sama terjadi pada semua cabang. Dengan demikian, arus total dalam rangkaian paralel selalu terbagi sehingga rasio arus di cabang berbanding terbalik dengan rasio impedansi pada cabang.

Gambar diagram rangkaian ekuivalen yang disederhanakan dari dua garis secara paralel adalah sebagai berikut

(3)

Diagram fasor untuk rangkaian ditunjukkan pada Gambar. 9 diberikan pada gambar berikut.

Impedansi dua baris Z1 dan Z2 membentuk impedansi total (Ztot) sesuai dengan persamaan berikut :

Sehingga nilai arus pada line 1 adalah:

Sehingga nilai arus pada line 2 adalah:

(4)

Diagram fasor untuk rangkaian ekiuvalen Gambar. 11 diberikan pada gambar berikut.

Perlakuan pada diagram fasor yang disebutkan di atas adalah kualitatif (yaitu tidak berskala). Berbeda dengan situasi dengan rangkaian seri, hubungan di sini juga cukup sederhana, ketika elemen shunt telah dipertimbangkan. Pengaturan kapasitansi yang diasumsikan sebagai elemen terkonsentrasi dalam ekuivalen π sirkuit, ditambahkan dan meningkatkan kapasitansi pengaturan yang sesuai. Untuk menggambar diagram fasor jumlah muatan yang diberikan saat ini arus (IE) dan tegangan (UE) pada beban diasumsikan.

Penambahan arus (IE) dengan arus IE1 dan IE2 pada setengah pengaturan

kapasitansi dari line 1 dan 2 mengarah ke IAE fiktif saat ini, yang bertanggung

jawab atas drop tegangan pada hubungan paralel

Impedansi longitudinal Z1 dan Z2. Persamaan yang diturunkan untuk representasi

(5)

Untuk mendapatkan IA saat ini yang mengalir ke sirkuit, dua arus kapasitif IA1 dan

IA2 ditambahkan ke IAB di awal line.

3. Alat dan Bahan

 1 DL 1013TI : Three-phase power supply unit

 1 DL 2108T02 : Power circuit breaker

 1 DL 1080TT : Three-phase transformer

 2 DL 7901TT : Overhead line model

 1 DL 1017R : Resistive load (Beban resistif)

 1 DL 1017L : Inductive load (Beban induktif)

 3 DL 2109T2A5 : Moving-iron ammeter (2,5 A)

 3 DL 2109T3PV : Moving-iron voltmeter (125 V – 250 V – 500 V)

 Kabel penghubung secukupnya

(6)

5. Prosedur Percobaan Two Lines in Parallel Without Operating Capacitance

Pasang rangkaian sesuai dengan diagram topografi di atas. Tetapkan sisi primer transformator tiga fasa pada sambungan delta 380V dan gunakan colokan bridging. Atur sisi sekunder untuk memberi bintang UN +5%.

Lepaskan semua sumbat penjembatan yang menghubungkan kapasitansi ke kedua model transmisi.Hubungkan beban resistif induktif tiga fasa yang

seimbang ke ujung terminal paralel dan atur nilai beban ke R1 - L1. Sesuaikan tegangan suplai untuk mendapatkan tegangan nominal UN = 380V (fase-ke-netral Tegangan 220V) pada awal garis yang terhubung paralel nilai ini harus dijaga tetap konstan untuk semua pengukuran.

Dimulai dari nilai R1 - L1 dan ubah beban dalam langkah-langkah untuk nilai yang ditunjukkan.Untuk setiap langkah mengukur jumlah berikut: arus I1

pada awal baris 1, arus I2 di awal baris 2, IE arus ke beban dan tegangan UE

melalui beban.

Masukkan nilai yang terukur ke dalam tabel berikut.

UA (Volt) R-L I1 (A) I2 (A) IE (A) UE (Volt)

(7)

Seperti yang diharapkan, bila dua garis panjang sama dihubungkan secara paralel, masing-masing garis membawa separuh muatan arus. Jika salah satu garis terputus, garis yang tersisa sekarang membawa arus dua kali lipat, menyebabkan jatuh tegangan yang lebih tinggi.

6. Gambar Rangkaian Percobaan Two Lines in Parallel With Operating Capacitance

7. Prosedur Percobaan Two Lines in Parallel With Operating Capacitance Pasang rangkaian sesuai dengan diagram topografi di atas.

Atur sisi primer transformator tiga fase pada koneksi delta 380V dan gunakan bridging colokan mengatur sisi sekunder untuk memberi bintang UN + 5%.

Masukkan semua colokan bridging yang menghubungkan kapasitansi ke kedua model garis. Hubungkan beban resistif induktif tiga fase seimbang ke ujung terminal yang terhubung paralel dan atur nilai beban ke R1 - L1.

Sesuaikan tegangan suplai untuk mendapatkan tegangan nominal UN = 380 V (fase ke netral tegangan 220V) pada awal garis yang terhubung paralel dan nilai ini harus tetap konstan untuk semua pengukuran.

Dimulai dari nilai R1 - L1 dan ubah beban dalam langkah-langkah untuk nilai yang ditunjukkan.Untuk setiap langkah mengukur jumlah berikut: arus I1

pada awal baris 1, arus I2 di awal baris 2, IE arus ke beban dan tegangan UE

(8)

Masukkan nilai yang terukur ke dalam tabel berikut.

UA (Volt) R-L I1 (A) I2 (A) IE (A) UE (Volt)

220 R1 – L1

220 R2 – L2

220 R3 – L3

220 R4 – L4

220 R5 – L5

Grafik yang diharapkan antara hasil Ie dan U

Berdasarkan grafik diatas maka pemasangan kapasitansi bertujuan untuk memperbaiki drop tegangan.

8. Hasil Percobaan

- Parallel Connection of Two Lines Without Capacitance

UA (Volt) R-L I1 (A) I2 (A) IE (A) UE (Volt)

220 R1 – L1 0,15 0,2 0,2 220

220 R2 – L2 0,21 0,23 0,22 220

220 R3 – L3 0,34 0,24 0,3 210

220 R4 – L4 0,45 0,25 0,48 200

(9)

- Parallel Connection of Two Lines With Capacitance

Grafk antara U dan IE

(10)

9. Analisa Percobaan

Berdasarkan hasil percobaan diatas maka dapat dianalisa percobaan paralel connection of two line without capacitance and with capacitance bahwa tegangan dan arus yang melalui beban (UE) pada percobaan tanpa kapasitansi lebih kecil

dari percobaan dengan kapasitansi. Rumus rangkaian RLC paralel adalah sebagai berikut :

Grafk antara IE dan U

(11)

Z= 1

R2+

XL2+XC2

V=ZI

Sesuai dengan rumus diatas maka nilai impedansi totalnya akan lebih besar jika suatu rangkaian jika rangkaian terdiri dari rangkaian resistif,induktif dan kapasitif. Sebagai contoh pada percobaan dengan nilai R2 – L2 tegangan yang

melalui beban tanpa kapasitansi (220 Volt) lebih kecil dari tegangan yang melalui beban dengan kapasitansi (260 Volt) sedangkan arus yang melalui beban with capacitance (0,25 A) lebih besar dari arus yang melalui beban without capacitance (0,22 A) hal ini dapat diketahui pada rumus diatas , bila rangkaian diparalel maka tegangan berbanding lurus dengan nilai arus. Berdasarkan grafik diatas maka penambahan kapasitansi dapat berfungsi untuk memperbaiki drop tegangan pada sistem.

SERIES CONNECTION OF TWO LINES WITHOUT AND WITH OPERATING CAPACITANCE

1. Tujuan

(12)

- Mengidentifikasi pengaruh pengoprasian kapasitansi pada tegangan dan arus

2. Dasar Teori

Series connection adalah pengaturan, dimana masing - masing unit peralatan operasi dihubungkan secara seri menggunakan sistem jaringan radial. Hubungan disimpulkan pertama untuk representasi yang disederhanakan (yaitu tanpa elemen shunt). Maka perlakuan lebih tepat, di mana unsur shunt dipertimbangkan.

Ciri khas rangkaian seri adalah arus yang kurang lebih sama mengalir melalui semua cabang. Dengan demikian, penampang garis terlemah sangat menentukan dalam menentukan sejauh mana rangkaian seri dapat dibebani.

Diagram rangkaian ekuivalen yang disederhanakan dari dua garis secara seri diberikan pada gambar berikut.

(13)

Impedansi dua baris Z1 dan Z2 membentuk impedansi total (Ztot) sesuai dengan persamaan berikut :

Sehingga nilai tegangan pada line 1 adalah:

Sehingga nilai tegangan pada line 2 adalah:

(14)

Diagram fasor untuk rangkaian ekiuvalen Gambar. 11 diberikan pada gambar berikut.

Hubungan berikut didasarkan pada tegangan dan arus pada akhir line 2, yang diberikan berdasarkan kondisi yang dibutuhkan pada beban. Setengah dari pengaturan kapasitansi dari line 2 terletak sejajar dengan beban. Arus IBE saat ini

melalui 2 jalur terdiri dari arus beban dan arus pengisian di akhir line 2.

Jika IBE saat ini diketahui adalah drop tegangan sepanjang line 2 dan

dengan demikian tegangan UB bisa ditentukan. Mengetahui UB adalah dua arus

pengisian Ibo dan W pada akhir line 1 yang ditemukan juga di awal baris 2.

Menambahkan arus ke IBE ini memberikan arus IAB melalui line 1 dan dengan

demikian nilai tegangannya menjadi sesuai. Drop tegangan sepanjang line 1 (Tegangan UA yang diperlukan pada awal rangkaian).

Sekarang IA0 pengisian saat ini di awal line 1 dapat ditemukan dari nilai ini

dan ditambahkan ke IAB saat ini untuk mendapatkan IA saat ini yang mengalir ke

sirkuit. Perlakuan pada diagram fasor di atas bersifat kualitatif (yaitu tidak berskala). Nilai menunjukkan bahwa pada kenyataannya pengaruh pengaturan kapasitansi lebih kecil dari digambarkan dalam diagram fasor.

Perlu dicatat bahwa tegangan yang diperoleh dari evaluasi yang dihitung ini selalu tegangan fase-to neutral dan bukan tegangan fase-ke-fase.

(15)

3. Alat dan Bahan

 1 DL 1013TI : Three-phase power supply unit

 1 DL 2108T02 : Power circuit breaker

 1 DL 1080TT : Three-phase transformer

 2 DL 7901TT : Overhead line model

 1 DL 1017R : Resistive load (Beban resistif)

 1 DL 1017L : Inductive load (Beban induktif)

 3 DL 2109T2A5 : Moving-iron ammeter (2,5 A)

 3 DL 2109T3PV : Moving-iron voltmeter (125 V – 250 V – 500 V)

 Kabel penghubung secukupnya

4. Gambar Rangkaian Percobaan Two Lines in Series Without Operating Capacitance

5. Prosedur Percobaan Two Lines in Series Without Operating Capacitance

Pasang rangkaian sesuai dengan diagram topografi di atas. Tetapkan sisi primer transformator tiga fasa pada sambungan delta 380V dan gunakan colokan bridging. Atur sisi sekunder untuk memberi bintang UN +5%.

(16)

kedua model transmisi.Hubungkan beban resistif tiga fasa yang seimbang ke ujung terminal seri dan atur nilai beban ke R1.

Sesuaikan tegangan suplai untuk mendapatkan tegangan nominal UN = 380V (fase-ke-netral Tegangan 220V) pada awal garis yang terhubung paralel nilai ini harus dijaga tetap konstan untuk semua pengukuran.

Dimulai dari nilai R1 beban resistif dan ulangi langkah sampai nilai R6. Untuk setiap langkah mengukur parameter berikut:Tegangan UB pada awal baris 2

dan tegangan UE pada beban dan arus beban IE, juga arus yang melewati dua line

Masukkan nilai yang terukur ke dalam tabel berikut.

UA (Volt) R UB (V) UE (V) IE (A)

220 R1

220 R2

220 R3

220 R4

220 R5

(17)

Nilai tegangan pada beban menunjukkan bahwa drop tegangan turun sangat pada garis yang sangat panjang.

6. Gambar Rangkaian Percobaan Two Lines in Series With Operating Capacitance

7. Prosedur Percobaan Two Lines in Series With Operating Capacitance Pasang rangkaian sesuai dengan diagram topografi di atas. Tetapkan sisi primer transformator tiga fasa pada sambungan delta 380V dan gunakan colokan bridging. Atur sisi sekunder untuk memberi bintang UN +5%.

Lepaskan semua sumbat penjembatan yang menghubungkan kapasitansi ke kedua model transmisi.Hubungkan beban resistif tiga fasa yang seimbang ke ujung terminal seri dan atur nilai beban ke R1.

(18)

Dimulai dari nilai R1 beban resistif ulangi langkah sampai nilai R5. Untu setiap langkah pengukuran yang dilakukan adalah sebagai berikut: Arus I1 pada

line 1, tegangan UB dan arus I2 pada line 2, tegangan UE dan IE saat ini di load.

Masukkan nilai yang terukur ke dalam tabel berikut.

UA (Volt) R-L I1 (A) I2 (A) IE (A) UE (Volt)

220 R1

220 R2

220 R3

220 R4

220 R5

Grafik yang diharapkan antara U dan IE

Bila kapasitansi garis diperhitungkan arus silang mengalir pada awal dan akhir titik dari dua model garis. Arus lintas ini disuperposisikan pada arus beban. Selain itu pengaruh induktansi garis pada penurunan voltase dikompensasikan sebagian oleh efek dari kapasitansi silang.

8. Hasil Percobaan

- Series Connection of Two Lines Without Capacitance UA (Volt) R UB (V) UE (V) IE (A)

220 R1 220 220 0,2

(19)

220 R3 200 200 0,42

220 R4 188 188 0,59

220 R5 170 170 0,7

220 R6 165 165 0,85

- Series Connection of Two Lines With Capacitance

UA (Volt) R I1 (A) I2 (A) IE (A) UE (Volt) UB (Volt)

Grafk antara U dan IE

(20)

9. ANALISA PERCOBAAN]

Berdasarkan hasil percobaan diatas maka dapat dianalisa percobaan seri connection of two line without capacitance and with capacitance bahwa tegangan dan arus yang melalui beban (UE) pada percobaan tanpa kapasitansi lebih kecil

dari percobaan dengan kapasitansi. Rumus rangkaian RLC paralel adalah sebagai berikut :

Grafk antara IE dan U

(21)

I=VZ

Berdasarkan rumus diatas dapat diketahui bahwa pada percobaan seri dengan kapasitansi maka nilai impedansi akan kecil karena pada percobaan yang dilakukan tidak ada nilai induktansi. Sebagai contoh pada percobaan dengan nilai R2 tegangan yang melalui beban tanpa kapasitansi (220 Volt) lebih kecil dari

tegangan yang melalui beban dengan kapasitansi (295 Volt) sedangkan arus yang melalui beban with capacitance (0,55 A) lebih besar dari arus yang melalui beban without capacitance (0,20 A) hal ini dapat diketahui pada rumus diatas , bila rangkaian diseri maka tegangan berbanding lurus dengan nilai arus.

KESIMPULAN

Gambar

Gambar diagram rangkaian ekuivalen yang disederhanakan dari dua garis
gambar berikut.
Gambar Rangkaian Percobaan Two Lines in Parallel Without Operating
Grafik yang diharapkan antara U (Volt) dan IE (Ampere)
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Eksperimen rangkaian seri RLC ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara tegangan, arus dan impedansi pada setiap komponen listrik

Percobaan pertama pada praktikum ini adalah menentukan daya hantar arus listrik dari beberapa larutan (konsentrasi 1 M) dengan tegangan sebesar 2 volt, 4 volt dan 6 volt.. Larutan

Pada percobaan uji kelarutan lemak pada pelarut organik (alkohol campuran alkohol, dan asam asetat) dan pelarut basa (NaOH, SDS, Detergent dan sabun colek), pelarut yang paling

Pada praktikum ini dilakukan percobaan dengan tiga metode pengamatan, yaitu yang pertama pengujian kelarutan protein terhadap pemanasan (table 1).sampel yang digunakan adalah putih

40 terdapat pada arus 2,28 volt dengan nilai tegangan tarik rata-rata 505,85 N/ .Pengaruh tegangan arus listrik terhadap kekuatan tarik dapat dilihat pada data

Prinsip kerja dari arus searah adalah membalik tegangan dari gelombang yang mempunyai nilai positif dengan menggunakan komutator, dengan demikian arus yang berbalik

Hanya dengan tegangan breakover tertentu barulah DIAC dapat menghantarkan arus, sehingga pada percobaan TRIAC dan DIAC ini nilai Tegangan dari Anoda ke

 Terlihat bahwa terdapat batas atas dan batas bawah tegangan output, hal ini dapat terjadi karena ketika tegangan sumber positif dan lebih besar dari pada tegangan dc nya maka