• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) Terhadap Pemberian Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) dan Konsorsium Mikroba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) Terhadap Pemberian Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) dan Konsorsium Mikroba"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill)

TERHADAP PEMBERIAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR (FMA)

DAN KONSORSIUM MIKROBA

SKRIPSI

Oleh:

DINI OKTAVIANI 090301175

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill)

TERHADAP PEMBERIAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR (FMA)

DAN KONSORSIUM MIKROBA

SKRIPSI

Oleh:

DINI OKTAVIANI

090301175/ AGROEKOTEKONOLOGI

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Judul Penelitian : Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) Terhadap Pemberian Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) dan Konsorsium Mikroba

Nama : Dini Oktaviani Nim : 090301175

Program Studi : Agroekoteknologi

Minat : Budidaya Pertanian dan Perkebunan

Disetujui Oleh :

(Ir.Yaya Hasanah, MSi) (Ir. Asil Barus, MS) Ketua Pembimbing Anggota Pembimbing NIP. 19690110 200502 2 001 NIP. 19540424 198203 1 005

Diketahui Oleh :

(Ir. T Sabrina, M.Agr.Sc, Ph.D) Ketua Departemen NIP. 19640620 0199803 2 001

(4)

ABSTRAK

DINI OKTAVIANI: Pertumbuhan dan Produksi Kedelai terhadap Pemberian Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) dan Konsorsium Mikroba dibimbing oleh YAYA HASANAH dan ASIL BARUS.

Penggunaan pupuk kimia pada budidaya kedelai semakin tinggi. Untuk menekan penggunaan pupuk kimia secara terus menerus, pemanfaatan pupuk hayati pada budidaya kedelai dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi kedelai. Penelitian dilaksanakan di Jalan Setiabudi Kelurahan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan pada April-Juli 2013, menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan dua faktor yaitu pemberian FMA (0, 20, 40 g/tanaman) dan pemberian konsorsium mikroba (0, 5, 10, 15 g/kg benih). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter batang, bobot kering tajuk, bobot kering akar, kehijauan daun, total luas daun, derajat infeksi FMA, jumlah bintil akar, jumlah bintil akar efektif,bobot bintil akar, serapan hara N tajuk, serapan hara P tajuk, jumlah cabang produktif, jumlah polong per tanaman, jumlah polong berisi per tanaman, bobot kering biji per tanaman, bobot kering 100 biji, bobot kering biji per plot.

Hasil penelitian menunjukkan pemberian FMA meningkatkan tinggi tanaman, diameter batang, jumlah bintil akar, jumlah bintil akar efektif, derajat infeksi, jumlah cabang produktif, jumlah polong berisi per tanaman, bobot kering biji per tanaman, bobot kering 100 biji dan bobot biji per plot. Pemberian konsorsium mikroba meningkatkan tinggi tanaman, diameter batang, jumlah bintil akar, jumlah bintil akar efektif, kehijauan daun, total luas daun, derajat infeksi, jumlah cabang produktif, jumlah plong per tanaman, jumlah polong berisi per tanaman, bobot kering biji per tanaman dan bobot biji per plot. Interaksi kedua perlakuan meningkatkan bobot bintil akar dan jumlah bintil akar efektif.

(5)

ABSTRACT

DINI OKTAVIANI: Growth and Yield of Soybean to Addition of Arbuscular Mycorrhiza Fungi (AMF) and Addition of microbe Concortium, supervised by YAYA HASANAH and ASIL BARUS.

Using of chemical fertilizer is increasing for soybean plantation. The action to compress that situation, utilization of biological fertilizer aims to increase growth and yield of soybean. This research had been conducted at Jalan Setiabudi Kelurahan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan on April-July 2013, using a factorial randomized block design with two factors. The factors were addition of AMF (0, 20, 40 g per plant) and addition of microbe concortium (0,5,10,15 g per kg of seed). Parameters observed were plant height, stem diameter, weight of dry shoot, weight of dry root, leaf greenness level, total of leaf area, analysis substance N of shoot, analysis substance P of shoot, infection degree AMF, number of nodules, number of effective nodules, weight of nodules, number of productive branches, number of pods per plant, number of filled pods per plant, dry seeds weight per plant, 100 seeds dry weight, and dry seeds weight per plot.

The result showed that addition of AMF increase plant height, stem diameter, infection degree AMF, number of nodules, number of effective nodules, number of productive branches, number of filled pods per plant, dry seeds weight per plant, 100 seeds dry weight, and dry seeds weight per plot. The addition of microbe concortium increase plant height, stem diameter, leaf greenness level, total of leaf area, infection degree AMF, number of nodules, number of effective nodules, number of productive branches, number of pods per plant, number of filled pods per plant, dry seeds weight per plant, and dry seeds weight per plot. Interaction both of treatment increase weight of nodules and number of effective nodules.

(6)

RIWAYAT HIDUP

Dini Oktaviani, lahir pada tanggal 25 Oktober 1991 di Bandung dari ibunda Hj. Halimatussakdiyah dan ayahanda Alm.H.Ir.M.Udin, MT. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah diperoleh penulis antara lain : tahun 1997-2003 menempuh pendidikan dasar di SD Percobaan Negeri; tahun 1997-2003-2006 menempuh pendidikan di SMP Negeri 1 Medan; tahun 2006-2009 menempuh pendidikan di SMA Negeri 15 Medan dan terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan pada tahun 2009 melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Penulis memilih minat Budidaya Pertanian dan Perkebunan, Program Studi Agroekteknologi. Selama perkuliahan penulis mendapatkan beasiswa peningkatan prestasi akademik (PPA) pada tahun 2010 sampai 2012.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi (Himagrotek), sebagai asisten praktikum di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan (2010-2013) dan Laboratorium Teknologi Budidaya Tanaman Pangan (2012-2013).

Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di PT. PD Paya Pinang Group, Laut Tador, Tebing Tinggi dari tanggal 9 Juli sampai 4

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) Terhadap Pemberian Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) dan Konsorsium Mikroba ”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Pertanian Program Studi Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini, penulis menghanturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis yang telah berjuang membesarkan, merawat, dan mendidik penulis selama ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Yaya Hasanah, MSi selaku ketua komisi pembimbing dan Bapak Ir. Asil Barus, MS selaku anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai saran yang berharga kepada penulis mulai dari penetapan judul, melakukan penelitian sampai ujian akhir mengelar sarjana. Disamping itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua staf pengajar dan pegawai di Program Studi Agroekoteknologi, semua teman-teman angkatan 2009 serta adik-adik angkatan 2012 yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga hasil skripsi ini bermanfaat bagi budidaya kedelai serta bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, November 2013

(8)

DAFTAR ISI

Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) ... 7

Konsorsium Mikroba ... 9

Penanaman Jagung sebagai Tanaman Inang ... 17

Pemberian Pupuk Organik Cair ... 17

Pemeliharaan ... 17

Panen Inokulan FMA ... 17

Penanaman Kedelai ... 18

Aplikasi FMA ... 18

Aplikasi Konsorsium mikroba ... 18

Penanaman Benih ... 18

Pengendalian Hama dan Penyakit ... 19

(9)

Pengamatan Parameter ... 20

Tinggi tanaman (cm) ... 20

Diameter batang (mm) ... 20

Bobot kering akar (g) ... 20

Bobot kering tajuk(g) ... 20

Jumlah bintil akar (bintil) ... 20

Jumlah bintil akar efektif (bintil) ... 21

Bobot bintil akar (g) ... 21

Kehijauan daun (SPAD) ... 21

Total luas daun (cm²) ... 21

Derajat infeksi FMA(%) ... 21

Kandungan N tajuk tanaman ... 21

Kandungan P tajuk tanaman... 22

Jumlah cabang produktif (cabang) ... 22

(10)

DAFTAR TABEL

No. Hal.

1. Rataan tinggi tanaman (cm) 2-6 MST pada perlakuan pemberian Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) dan pemberian konsorsium mikroba ... 24 2. Rataan diameter batang (mm) pada perlakuan pemberian Fungi

Mikoriza Arbuskular (FMA) dan pemberian konsorsium mikroba ... 28 3. Rataan bobot kering akar (g) pada perlakuan pemberian Fungi

Mikoriza Arbuskular (FMA) dan pemberian konsorsium mikroba ... 30 4. Rataan bobot kering tajuk (g) pada perlakuan pemberian Fungi

Mikoriza Arbuskular (FMA) dan pemberian konsorsium mikroba ... 31 5. Rataan jumlah bintil akar (bintil) pada perlakuan pemberian Fungi

Mikoriza Arbuskular (FMA) dan pemberian konsorsium mikroba ... 32 6. Rataan bobot bintil akar (g) pada perlakuan pemberian Fungi

Mikoriza Arbuskular (FMA) dan pemberian konsorsium mikroba ... 34 7. Rataan jumlah bintil akar efektif (bintil) pada perlakuan pemberian

Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) dan pemberian konsorsium mikroba ... 35 8. Rataan kehijauan daun pada perlakuan pemberian Fungi Mikoriza

Arbuskular (FMA) dan pemberian konsorsium mikroba ... 37 9. Rataan total luas daun (cm²) pada perlakuan pemberian Fungi

Mikoriza Arbuskular (FMA) dan pemberian konsorsium mikroba ... 38 10. Rataan derajat infeksi FMA (%)pada perlakuan pemberian Fungi

Mikoriza Arbuskular (FMA) dan pemberian konsorsium mikroba ... 39 11. Rataan kandungan N tajuk tanaman (%) pada perlakuan pemberian

Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) dan pemberian konsorsium mikroba ... 41 12. Rataan kandungan P tajuk tanaman (%) pada perlakuan pemberian

Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) dan pemberian konsorsium mikroba ... 42 13. Rataan jumlah cabang produktif (cabang) pada perlakuan pemberian

(11)

14. Rataan jumlah polong per tanaman sampel (polong) pada perlakuan pemberian Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) dan pemberian konsorsium mikroba ... 45 15. Rataan jumlah polong berisi per tanaman sampel (polong) pada

perlakuan pemberian Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) dan pemberian konsorsium mikroba ... 46 16. Rataan bobot kering biji per tanaman sampel (g) pada perlakuan

pemberian Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) dan pemberian konsorsium mikroba ... 48 17. Rataan bobot kering 100 biji (g) pada perlakuan pemberian Fungi

Mikoriza Arbuskular (FMA) dan pemberian konsorsium mikroba ... 50 18. Rataan bobot kering biji per plot (g) pada perlakuan pemberian Fungi

(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Hal.

1. Grafik hubungan tinggi tanaman 2 MST dengan interaksi pemberian FMA dan konsorsium mikroba ... 26 2. Grafik hubungan tinggi tanaman 6 MST dengan pemberian FMA ... 27 3. Grafik hubungan tinggi tanaman 6 MST dengan pemberian

konsorsium mikroba ... 27 4. Grafik hubungan diameter batang dengan pemberian FMA ... 29 5. Grafik hubungan diameter batang dengan pemberian konsorsium

mikroba ... 29 6. Grafik hubungan jumlah bintil akar dengan pemberian FMA ... 32 7. Grafik hubungan jumlah bintil akar dengan pemberian konsorsium

mikroba ... 33 8. Grafik hubungan bobot bintil akar dengan interaksi pemberian FMA

dan pemberian konsorsium mikroba ... 34 9. Grafik hubungan jumlah bintil akar efektif dengan interaksi

pemberian FMA dan konsorsium mikroba ... 36 10. Grafik hubungan kehijauan daun dengan pemberian konsorsium

mikroba ... 37 11. Grafik hubungan total luas daun dengan pemberian konsorsium

mikroba ... 38 12. Grafik hubungan derajat infeksi dengan pemberian FMA ... 40 13. Grafik hubungan derajat infeksi dengan pemberian konsorsium

mikroba ... 40 14. Grafik hubungan jumlah cabang produktif dengan pemberian FMA ... 43 15. Grafik hubungan jumlah cabang produktif dengan pemberian

konsorsium mikroba ... 44 16. Grafik hubungan jumlah polong per tanaman sampel dengan

(13)

17. Grafik hubungan jumlah polong berisi per tanaman sampel dengan pemberian FMA ... 47 18. Grafik hubungan jumlah polong berisi per tanaman dengan pemberian

konsorsium mikroba ... 47 19. Grafik hubungan bobot kering biji per tanaman sampel dengan

pemberian FMA ... 49 20. Grafik hubungan bobot kering biji per tanaman sampel dengan

pemberian konsorsium mikroba ... 49 21. Grafik hubungan bobot kering 100 biji dengan pemberian FMA ... 51 22. Grafik hubungan bobot kering biji per plot dengan pemberian FMA ... 52 23. Grafik hubungan bobot kering biji per plot dengan pemberian

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal.

1. Deskripsi tanaman kedelai varietas Grobogan ... 69

2. Bagan penanaman pada plot... 70

3. Bagan plot penelitian ... 71

4. Jadwal kegiatan pelaksanaan penelitian ... 72

5. Teknik pewarnaan untuk menghitung derajat infeksi FMA (%) ... 73

6. Data pengamatan tinggi tanaman 2 MST (cm) ... 74

7. Sidik ragam tinggi tanaman 2 MST ... 74

8. Data pengamatan tinggi tanaman 3 MST (cm) ... 75

9. Sidik ragam tinggi tanaman 3 MST ... 75

10. Data pengamatan tinggi tanaman 4 MST (cm) ... 76

11. Sidik ragam tinggi tanaman 4 MST ... 76

12. Data pengamatan tinggi tanaman 5 MST (cm) ... 77

13. Sidik ragam tinggi tanaman 5 MST ... 77

14. Data pengamatan tinggi tanaman 6 MST (cm) ... 78

15. Sidik ragam tinggi tanaman 6 MST ... 78

16. Data pengamatan diameter batang (mm) ... 79

17. Sidik ragam diameter batang ... 79

18. Data pengamatan bobot kering akar (g) ... 80

19. Sidik ragam bobot kering akar ... 80

20. Data pengamatan bobot kering tajuk (g) ... 81

21. Sidik ragam bobot kering tajuk ... 81

(15)

23. Sidik ragam jumlah bintil akar ... 82

24. Data pengamatan bobot bintil akar (g) ... 83

25. Sidik ragam bobot bintil akar ... 83

26. Data pengamatan jumlah bintil akar efektif (bintil) ... 84

27. Sidik ragam jumlah bintil akar efektif ... 84

28. Data pengamatan kehijauan daun... 85

29. Sidik ragam kehijauan daun ... 85

30. Data pengamatan total luas daun (cm2) ... 86

31. Sidik ragam total luas daun ... 86

32. Data pengamatan derajat infeksi FMA (%) ... 87

33. Sidik ragam derajat infeksi FMA ... 87

34. Data pengamatan jumlah cabang produktif (cabang) ... 88

35. Sidik ragam jumlah cabang produktif ... 88

36. Data pengamatan jumlah polong per tanaman sampel ... 89

37. Sidik ragam jumlah polong per tanaman sampel ... 89

38. Data pengamatan jumlah polong berisi per tanaman sampel ... 90

39. Sidik ragam jumlah polong berisi per tanaman sampel ... 90

40. Data pengamatan bobot kering biji per tanaman sampel ... 91

41. Sidik ragam bobot kering biji per tanaman sampel ... 91

42. Data pengamatan bobot kering 100 biji ... 92

43. Sidik ragam bobot kering 100 biji ... 92

44. Data pengamatan bobot kering biji per plot ... 93

45. Sidik ragam bobot kering biji per plot ... 93

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa (1) Jenis burung yang ditemukan di Gili Sulat terdiri dari 11 jenis

H0 = Tidak terdapat aktivitas hepatoprotektif dari pemberian ekstrak kurma ruthab ( Phoenix dactylifera ) terhadap sayatan histologi hepar mencit ( Mus musculus )

Berdasarkan hasil analisis peneliti dilapangan, dari penelitian yang berjudul (Strategi da’i dalam mengajarkan Al-Qur’an di desa Doda Kec. Lore tengah Kab. Pelaksanaan nya

Dari Tabel 1, bahwa besarnya probabilitas signifikansi dimensi opini (X3) adalah 0.001 < taraf signifikansi yang diisyaratkan α 0,05 dengan demikian bahwa secara statistik

Pada menu ini merupakan tampilan semua produk dari butik attamoda8 dan bisa memesan produk dari attamoda8 lewat menu ini, dan pada halaman shop ini juga

Perancangan arsitektur teknologi informasi ini diharapkan sebagai roadmap untuk menentukan langkah yang diambil dan dilaksanakan untuk mencapai visi dan misi, serta sebagai dasar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Pola persebaran peternakan ayam ras petelur di Kecamatan Mungka Kabupaten Lima Puluh Kota. 2) Pola usahatani

1) Faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya insrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang. Menurut Herzberg, yang tergolong