• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. BAB II GAMBARAN UMUM - REVISI 6 SEPTEMBER 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "2. BAB II GAMBARAN UMUM - REVISI 6 SEPTEMBER 2018"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. Aspek Geograf dan Demograf

2.1.1 Karakteristik Lokasi Wilayah

a) Luas dan Batas Wilayah Administrasi

Kabupaten Pangandaran merupakan kabupaten hasil pemekaran dari wilayah Kabupaten Ciamis di Provinsi Jawa Barat yang baru ditetapkan pada tahun 2012 berdasarkan Undang – Undang Nomor 21 Tahun 2012. Kabupaten Pangandaran terletak di bagian selatan Provinsi Jawa Barat, dan berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah (Kabupaten Cilacap).

Gambar 2.1

Orientasi Kabupaten Pangandaran di Provinsi Jawa Barat

Sumber: RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 – 2029, tahun 2010 Kabupaten Pangandaran memiliki ibukota kabupaten di Kecamatan Parigi, dengan cakupan wilayah terdiri atas 10 kecamatan yaitu:

a. Kecamatan Parigi; b. Kecamatan Cijulang; c. Kecamatan Cimerak; d. Kecamatan Cigugur;

e. Kecamatan Langkaplancar;

II-1 Kabupaten

(2)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

f. Kecamatan Mangunjaya; g. Kecamatan Padaherang; h. Kecamatan Kalipucang;

i. Kecamatan Pangandaran; dan j. Kecamatan Sidamulih.

Luas Kabupaten Pangandaran kurang lebih 1.010,92 km2,

dengan distribusi luasan untuk masing-masing kecamatan seperti terlihat pada tabel berikut.

Tabel 2.1

Luas Administratif Kecamatan di Kabupaten Pangandaran

No Kecamatan Luas Wilayah

(Km2)

1 Cimerak 118,35

2 Cijulang 88,04

3 Cigugur 102,24

4 Langkaplancar 177,19

5 Parigi 98,04

6 Sidamulih 77,98

7 Pangandaran 60,77

8 Kalipucang 136,78

9 Padaherang 118,73

10 Mangunjaya 32,80

Jumlah 1.010,92

Sumber: Profil Daerah Kabupaten Pangandaran, tahun 2017

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2012, batas administratif wilayah Kabupaten Pangandaran adalah sebagai berikut:

a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Ciulu, Desa Pasawahan, Desa Cikupa Kecamatan Banjarsari, Desa Sidarahayu Kecamatan Purwadadi, Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis dan Desa Citalahab Kecamatan Karangjaya, Desa Cisarua Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya;

b. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Tambaksari, Desa Sidanegara, Desa Rejamulya Kecamatan Kedungreja, Desa Sidamukti, Desa Patimuan, Desa Rawaapu, Desa Cinyawang, Desa Purwodadi Kecamatan Patimuan Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah;

c. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia; dan d. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Pasangrahan

Kecamatan Cikatomas, Desa Neglasari, Desa Tawang, Desa Panca Wangi, Desa Mekarsari Kecamatan Pancatengah, Desa

(3)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

Cimanuk Kecamatan Cikalong, Desa Mulyasari Kecamatan Salopa Kabupaten Tasikmalaya.

Secara lebih detail, berikut adalah peta batas administratif Kabupaten Pangandaran yang menunjukkan batas kabupaten dan batas kecamatan.

Gambar 2.2

Peta Batas Administratif Kabupaten Pangandaran

Sumber: RTRW Kabupaten Pangandaran 2018 – 2038, tahun 2018

b) Kondisi Topograf

Kabupaten Pangandaran berada pada ketinggian antara 0 -700 mdpl. Elevasi Kabupaten Pangandaran cenderung semakin tinggi di dari selatan ke utara kecuali bagian barat pesisir yang wilayahnya perbukitan karst. Kondisi masing-masing kecamatan tercantum dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2.2

Kondisi Topograf Kabupaten Pangandaran N

o Kecamatan Kondisi Topograf Kabupaten Pangandaran 1 Cimerak  Kondisi geografis: bagian selatan dominan

pesisir bertebing curam dan ke bagian utara merupakan perbukitan kapur.

 Ketinggian: 3-80 mdpl dengan daerah dataran rendah atau pantai.

2 Cijulang  Merupakan kecamatan yang berada di daerah pesisir pantai.

 Ketinggian: 2-185 mdpl dengan daerah dataran rendah/pantai.

3 Cigugur  Wilayah ini merupakan daerah bukan pesisir melainkan perbukitan dan dataran

(4)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

N

o Kecamatan Kondisi Topograf Kabupaten Pangandaran tinggi.

 Ketinggian wilayah di Kecamatan Cigugur relatif sama antara 200-500 mdpl.

4 Langkaplan

car dataran tinggi.Wilayah ini bukan pesisir melainkan  Ketinggian wilayah di Kecamatan Langkaplancar relatif sama antara 400-1.000 mdpl.

5 Parigi  Ketinggian wilayah bervariasi antara 5-500 mdpl

 Desa yang berada di dataran rendah yakni Desa Parigi, Karangjaladri, Cibenda, Karangbenda dan Ciliang.

6 Sidamulih  Merupakan kecamatan yang berada di daerah pesisir pantai.

 Ketinggian: 3-250 mdpl dengan daerah dataran tingginya yakni desa Kersaratu dan Kalijati.

7 Pangandara

n pantai,merupakan ODTW Nasional dan memilikiMerupakan daerah pesisir Cagar Alam yang dilindungi.

 Ketinggian: 3-500 mdpl.

8 Kalipucang  Ketinggian wilayah bervariasi antara 2-400 mdpl, dengan desa yang berada di dataran tinggi yakni Desa Ciparakan (400 mdpl) dan Emplak (160 mdpl).

 Daerah lainnya merupakan dataran rendah berkisar antara 2-8 mdpl.

9 Padaherang  Wilayah ini bukan pesisir.

 Ketinggian wilayah di Kecamatan Padaherang bervariasi antara 13-600 mdpl.  Daerah yang berada di dataran tinggi yakni

Desa Panyutran (600 mdpl) dan Bojongsari (245 mdpl).

 Sedangkan daerah lainnya merupakan dataran yang realtif sama berkisar antara 13-24 mdpl.

10 Mangunjaya  Wilayah ini merupakan daerah bukan pesisir.

 Ketinggian wilayah di Kecamatan Mangunjaya relatif sama antara 13-17 mdpl. Sumber : Materi Teknis RTRW Kabupaten Pangandaran 2018 – 2038, tahun 2018

(5)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

Jika dilihat dari kondisi kemiringan lerengnya, Kabupaten Pangandaran memiliki kemiringan lereng yang bervariasi antara 0% hingga lebih dari 40%. Kemiringan lereng yang besar terdapat di daerah perbukitan dan terdapat gawir sesar di bagian tengah timur Kabupaten Pangandaran yang memanjang arah tenggara-barat laut sehingga kemiringan lerengnya sangat curam. Kondisi masing-masing dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.3

Kondisi Kemiringan Lereng Kabupaten Pangandaran N

o Kecamatan Kondisi Kemiringan Lereng KabupatenPangandaran 1 Cimerak  Kemiringan lereng merata pada hampir

semua desa dengan Kemiringan lereng sekitar 5 % - 15 %.

2 Cijulang  Kemiringan lereng merata pada hampir semua desa dengan Kemiringan lereng sekitar 5 % - 15 %.

 Sebagian kecil wilayah di Desa Kertayasa dan Margacinta memiliki kemiringan lereng 15 % - 25 %.

3 Cigugur  Kemiringan lereng bervariasi antara 5% -lebih dari 40%.

 Kemiringan lereng bervariasi antara 5% -lebih dari 40%.

 Wilayah dengan Kemiringan lereng lebih dari 40 % terdapat di sebagian besar Desa

Jayasari, Pangkalan, Bojongkondang,

Bangunjaya, Langkaplancar, dan Cimanggu. 5 Parigi  Kemiringan lereng bervariasi antara 2%

-lebih dari 40%.

 Wilayah dengan Kemiringan lereng lebih dari 40% terdapat di sebagian kecil Desa Selasari.

6 Sidamulih  Kemiringan lereng bervariasi antara 2% -lebih dari 40%.

 Kemiringan lereng bervariasi antara 2% -lebih dari 40%.

 Wilayah dengan kemiringan lereng lebih dari 40% terdapat di sebagian kecil Desa

(6)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

N

o Kecamatan Kondisi Kemiringan Lereng KabupatenPangandaran Pagergunung dan Sukahurip.

8 Kalipucang  Kemiringan lereng bervariasi antara 5% -lebih dari 40%.

 Wilayah dengan kemiringan lereng lebih dari 40% terdapat di sebagian kecil wilayah Desa Putrapinggan.

9 Padaherang  Kemiringan lereng bervariasi antara 0 % -40%.

 Wilayah pada bagian timur jalan provinsi hampir merata memiliki kemiringan lereng 0% - 8%.

 Wilayah pada bagian barat jalan provinsi memiliki Kemiringan lereng yang bervariasi antara 8% - lebih dari 40%.

10 Mangunjay

a seluruh desa dengan kisaran kemiringanKemiringan lereng merata hampir pada lereng antara 0 % - 5 %.

Sumber : Materi Teknis RTRW Kabupaten Pangandaran 2018 – 2038, tahun 2018

Wilayah dengan kemiringan lereng >40% perlu dijaga karena berpotensi menimbulkan kebencaaan apabila tidak dikelola dengan baik. Gambaran sebaran topografi dan kemiringan lereng pada Kabupaten Pangandaran dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.3

Peta Topograf Kabupaten Pangandaran

Sumber : RTRW Kabupaten Pangandaran 2018 – 2038, tahun 2018

(7)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

Gambar 2.4

Peta Kelas Lereng Kabupaten Pangandaran

Sumber: RTRW Kabupaten Pangandaran 2018 – 2038, tahun 2018

c) Kondisi Geologi

Menurut kondisi geologinya, Kabupaten Pangandaran merupakan daratan yang terbentuk pada periode tersier kecuali pada pantai yang landai merupakan daratan baru yang terbentuk akibat endapan laut yang berumur holosen. Kontrol struktur geologi sangat kuat di daerah ini. Di bagian tengah-timur terdapat patahan yang memanjang sepanjang perbukitan dengan arah tenggara-barat laut. Di daerah ini juga banyak dijumpai adanya lipatan-lipatan batuan sehingga kontrol geologi sangat berperan besar di Kabupaten Pangandaran yang mengakibatkan daerah ini rawan gempa.

Satuan geologi yang terdapat di Kabupaten Pangandaran dapat dilihat dalam lingkungan tertentu, diantaranya:

i. Satuan Geologi Lingkungan Dataran: Satuan berupa dataran dengan kemiringan lereng <5%. Ketinggian antara 0-50 m diatas permukaan air laut. Melampar di pesisir pantai antara Pangandaran-Parigi-Cijulang dan Kalipucang.

ii. Satuan Geologi Lingkungan Perbukitan Terjal: Kemiringan lereng >25%, ketinggian antara 100-700 m di atas permukaan laut, tersusun oleh breksi, batu pasir, batuan beku, batu gamping, dan tufa. Melampar dibagian tengah memanjang

(8)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

kearah Barat Daya-Tenggara dan sebagian kecil di Bukit Pananjung membagi dua bagian zona pemisah air.

a) Perbukitan Terjal Padaherang-Kalipucang

 Tanah lapukan berupa lempung pasiran-kerikilan, pasir lempungan, tebal berkisar antara 10-50 cm, daya dukung sedang-tinggi, agak kompak-kompak, permeabilitas sedang, porositas sedang. Muka air tanah berkisar antara 3-10 m, debit sumur gali <5 l/detik. Mata air debit <3-10 l/detik. Kualitas air tanah baik, jernih, tidak bau, warna air agak kekuningan.

 Longsoran mudah terjadi pada bukit terjal daya dukung tinggi kompak dan keras. Peruntukan ruang sebaiknya hutan dan hutan lindung sebagai daerah resapan air dan sebagian baik untuk perkebunan tanaman keras per tahunan sebagai penguat tanah yang akanmengurangi gerakan tanah. Jalur jalan Kalipucang-Pangandaran bertumpu pada batuan yang kurang stabil. Sumber bahan galian terdiri atas batu belah lempung sebagai bahan bata merah, tras, dan tanah urug serta batu kapur.

b) Perbukitan Terjal Pananjung

 Saat ini merupakan cagar alam dan hutan lindung untuk kepentingan pelestarian alam sekaligus sebagai obyek wisata. Fungsi kawasan lindung sangat baik yang berfungsi sebagai daerah resapan.

iii. Satuan Geologi Lingkungan Perbukitan Karst (Batu Gamping): Merupakan morfologi yang khas batu gamping, batu gamping pasiran, permukaan kasar dan kemiringan lereng curam. Morfologi ini melampar cukup luas di sekitar Pangandaran-Cijulang-Parigi hingga Cimerak dan meluas ke Utara yaitu Padaherang-Kalipucang, dan penting sebagai daerah resapan. Debit air mata air >50 l/detik.

Tanah lapukan umumnya berupa lempung kerikilan yang sangat subur untuk pertanian lahan kering.Ketebalan umumnya <1 m daya dukung sedang-tinggi. Badan jalan yang bertumpu pada batuan ini sering terjadi amblesan. Adapun jenis batuan di Kabupaten Pangandaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.4

Jenis Batuan di Kabupaten Pangandaran

(9)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

No Jenis Batuan Luas (Ha)

1 Batu Gamping Neogen (Mio - Plio) 1.591,68

2 Batu Gamping Oligo - Miosen 35.752,65

3 Batuan Gunungapi Oligo - Miosen 37.048,80

4 Batuan Sedimen Neogen (Mio - Plio) 6.520,38

5 Batuan Sedimen Oligo - Miosen 12.021,43

6 Batuan Sedimen Plio - Plistosen 19.888,43

Grand Total 112.823,37

Sumber : Materi Teknis RTRW Kabupaten Pangandaran 2018 – 2038, tahun 2018

Peta sebaran geologi di Kabupaten Pangandaran dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.5

Peta Geologi Kabupaten Pangandaran

Sumber : RTRW Kabupaten Pangandaran 2018 – 2038, tahun 2018

d) Kondisi Hidrologi

Kabupaten Pangandaran dilalui oleh satu sungai besar, yaitu sungai Citanduy yang merupakan muara bagi beberapa sungai kecil dengan muara terakhir sungai Citanduy ini adalah Sagara Anakan. Sungai Citanduy ini mengalir dari Panumbangan sampai Kalipucang.

Kabupaten Pangandaran berada dalam 2 Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu DAS Ciwulan - Cilaki dan DAS Citanduy. Luasan masing-masing DAS yang tercakup dalam wilayah Kabupaten Pangandaran dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.5

DAS di Kabupaten Pangandaran

No Nama DAS Luas (Ha)

1 DAS Ciwulan – Cilaki 90.935,87

(10)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

2 DAS Citanduy 21.887,50

Grand Total 112.823,37

Sumber : Materi Teknis RTRW Kabupaten Pangandaran 2018 – 2038, tahun 2018

Hidrologi di Kabupaten Pangandaran dibedakan dalam 2 estimasi produktivitas air tanah, yaitu:

1. Akuifer dengan aliran melalui celahan dan ruang antar butir. Akuifer dengan produktivitas air sangat tinggi dengan kedalaman 10 meter terdapat pada fisiografi perbukitan bergelombang (lereng 15-40%). Komposisi litologi merupakan vulkan yang terdiri dari breksi gunung berapi, lava dan tufa, batu pasir, pasir tufaan, batu lanau, batu lempung sisipan lignit dan konglomerat. Akuifer ini terdapat di Kecamatan Pangandaran dan Parigi.

2. Akuifer dengan aliran melalui celahan, rekahan dan saluran. Akuifer ini terdapat dengan produktivitas sangat besar mencapai 10 ¡V100 liter/detik. Terdapat pada fisiografi datar bergelombang dengan komposisi litologi alivium terdiri dari lempung, lanau, pasir dan kerikil. Penyebarannya terdapat di Kecamatan Cijulang dan Cimerak.

Air tanah dangkal di Kabupaten Pangandaran di kawasan pantai berasal langsung dari peresapan air hujan. Muka air tanah sangat bervariasi berkisar antara 2-9 m, pH berkisar antara 6-9 setempat menunjukkan angka yang cukup tinggi. Mata air banyak dijumpai di daerah kaki bukit di daerah batu gamping dan breksi vulkanik. Debit mata air bervariasi diantara 0,2 l/detik hingga 20 l/detik bahkan ada juga yang mencapai 100 l/detik. Mata air di sekitar Kecamatan Cijulang dan Kecamatan Parigi sudah dimanfaatkan oleh PDAM untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat sekitar. Kabupaten Pangandaran memiliki sumber air baku(mata air) yang merupakan milik Pemda yaitu:

1.Mata air Kalisodong Desa Selasari Kecamatan Parigi, Debit 105,0 C/det;

2.Mata air Guhahawu Desa Selasari Kecamatan Parigi, Debit 7,5 C/ det;

3.Mata air Madasari Desa Masawah Kecamatan Cimerak, Debit 7,5 C/det;

4.Mata air Cijumleng Desa Cikalong Kecamatan Sidamulih, Debit 32,5 C/det.

(11)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

Peta sebaran DAS di Kabupaten Pangandaran dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.6

Peta Hidrologi Kabupaten Pangandaran

Sumber : RTRW Kabupaten Pangandaran 2018 – 2038, tahun 2018

e) Kondisi Klimatologi

Di Kabupaten Pangandaran, suhu udara rata-rata pada tahun 2010 berkisar antara 20°C sampai dengan 30°C. Tempat–tempat yang letaknya berdekatan dengan pantai mempunyai suhu udara rata-rata tinggi karena terletak di dataran rendah. Kabupaten Pangandaran sendiri terletak pada lahan dengan keadaan morfologi datar-bergelombang sampai bergunung, dengan kemiringan lereng berkisar antara 0-40 % dengan sebaran 0-2 % terdapat di bagian tengah-timur laut ke selatan dan 2-40 % tersebar hampir di seluruh wilayah kecamatan.

Data curah hujan dan jumlah hari hujan pada masing-masing kecamatan di Kabupaten Pangandaran sebagai berikut:

Tabel 2.6

Kondisi Curah Hujan Kabupaten Pangandaran Tahun 2015 No Kecamatan Hari Hujan(hari) Curah Hujan(mm)

1 Cimerak 82 997

2 Cijulang 120 2611

3 Cigugur 100 1634

4 Langkaplancar 156 2576

5 Parigi 170 3163

6 Sidamulih 149 1604

7 Pangandaran 122 1480

(12)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

No Kecamatan Hari Hujan(hari) Curah Hujan(mm)

8 Kalipucang 123 3161

9 Padaherang 60 651

10 Mangunjaya 100 2206

Rata – Rata 118 2049

Sumber : Profil Daerah Kabupaten Pangandaran, tahun 2017

Adapun Gambaran sebaran curah hujan dapat dilihat pada peta di bawah ini.

Gambar 2.7

Peta Curah Hujan Kabupaten Pangandaran

Sumber : RTRW Kabupaten Pangandaran 2018 – 2038, tahun 2018

f) Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kabupaten Pangandaran sudah bervariatif, karena Kabupaten Pangandaran merupakan Kabupaten yang cukup ramai perkembangan penduduknya. Penggunaan lahan pada Kabupaten Pangandaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.7

Penggunaan Lahan di Kabupaten Pangandaran

No Penggunaan Lahan Luas (Ha)

1 Air Danau / Situ 9,54

2 Air Empang 30,41

3 Air Rawa 170,76

4 Air Kanal 14,53

5 Hutan Bakau 384,77

6 Hutan Rimba 7.308,11

7 Padang Rumput 338,75

8 Perkebunan 55.622,00

9 Pasir / Bukit Pasir Laut 283,55

10 Landas Pacu Lainnya 13,40

11 Permukiman 10.387,65

12 Cagar Alam Pangandaran 472,24

13 Taman Wisata Alam 34,80

14 Sawah 12.804,67

15 Sawah Tadah Hujan 8.214,09

(13)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

No Penggunaan Lahan Luas (Ha)

16 Tegalan 5.503,99

17 Semak Belukar 10.596,04

18 Bandara Nusawiru 88,43

19 Landas Pacu Lainnya 13,40

Grand Total 113.423,28

Sumber: Materi Teknis RTRW Kabupaten Pangandaran 2018 – 2038, tahun 2018

Sebaran penggunaan lahan di Kabupaten Pangandaran dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.8

Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Pangandaran

Sumber : RTRW Kabupaten Pangandaran 2018 – 2038, tahun 2018

2.1.2 Kondisi Demograf

Aspek kependudukan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam perencanaan dan realisasi pembangunan. Penduduk memegang peranan yang sangat vital yaitu sebagai objek maupun subjek dari pembangunan. Kondisi kependudukan dapat dilihat dari tingkat kelahiran, kematian dan migrasi penduduk. Sedangkan untuk menentukan sasaran pembangunan, maka data kependudukan sangat diperlukan mengenai jumlah, jenis kelamin, struktur, dan komposisi maupun penyebaran/kepadatan penduduk suatu wilayah. Kondisi kependudukan ini akan menjadi modal pembangunan yang sangat berharga apabila diiringi dengan kualitas SDM yang baik.

a) Perkembangan Kependudukan

Berdasarkan hasil pengolahan data kependudukan yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pangandaran, penduduk Kabupaten Pangandaran pada Semester 2

(14)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

Tahun 2017 tercatat sebanyak 409.016 orang. Dari segi komposisi jumlah penduduk, laki-laki sebanyak 205,032 orang dan perempuan sebanyak 203,984 orang, dengan demikian maka jumlah penduduk laki- laki relatif lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan hal ini pun jelas tergambar dari nilai sex ratio sebesar 100.51%.

Luas wilayah Kabupaten Pangandaran adalah 1.010,92 km2

dengan jumlah penduduk sebesar 409.016 orang menyebabkan kepadatan penduduk pada Tahun 2017 mencapai 404.54 orang per km2. Kepadatan tertinggi terjadi di Kecamatan Mangunjaya sebesar

995.69 orang per km2, sedangkan kepadatan terendah terdapat di

Kecamatan Cigugur dengan kepadatan penduduk sebesar 224.19 orang per km2.

Dari segi penyebarannya, 16.45% penduduk Kabupaten Pangandaran bertempat tinggal di Kecamatan Padaherang. Kepadatan tertinggi di Kecamatan Mangunjaya dapat dimengerti karena Kecamatan Mangunjaya mempunyai luas wilayah yang relatif luas. Sex ratio Kabupaten pangandaran adalah 100.51% yang berarti penduduk berjenis kelamin laki-laki jumlahnya lebih banyak dengan penduduk yang berkelamin perempuan. Angka sex ratio di atas seratus atau dengan kata lain jumlah penduduk laki-laki lebih banyak di banding perempuan terdapat di Kecamatan Cimerak, Cigugur, Langkaplancar, Mangunjaya, Padaherang, Kalipucang, Pangandaran.

Dilihat dari jumlah keluarga Kecamatan Padaherang berada urutan paling teratas dengan jumlah keluarga sebesar 22.693 keluarga. Sementara itu, dilihat dari rata-rata anggota keluarga tertingi terdapat di Kecamatan Langkaplancar sebesar 3,07 dan rata-rata anggota keluarga terendah terdapat di Kecamatan Cijulang sebesar 2,66. Angka beban tanggungan tertinggi terdapat di kecamatan Cijulang yang mencapai 44. Dengan asumsi tidak ada yang cacat, setiap 10 orang yang bekerja (produktif) menanggung beban 40 orang yang tidak produktif (anak-anak dan manula).

Gambaran secara lebih detail mengenai keadaan kependudukan di Kabupaten Pangandaran adalah sebagai berikut :

Tabel 2.8

Jumlah Penduduk Menurut Luas Wilayah, dan Kepadatan

(15)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

Penduduk

per Kecamatan di Kabupaten Pangandaran Tahun 2017

NO KECAMATAN PENDUDUKJUMLAH WILAYAH LUAS

KEPADAT AN PENDUDU

K

n (KM²) PER (KM²)

1 PARIGI 43.448 98,04 443.16

2 CIJULANG 26.996 88,04 289.78

3 CIMERAK 46.849 118,35 396.42

4 CIGUGUR 21.812 102,24 224.19

5 LANGKAPLANCAR 50.494 177,19 284.97

6 MANGUNJAYA 32.632 32,80 995.69

7 PADAHERANG 67.264 118,73 565.861

8 KALIPUCANG 37.418 136,78 273.53

9 PANGANDARAN 54.429 60,77 895.65

10 SIDAMULIH 27.674 77,98 354.88

409.016 1.010,92km2 404.54

Sumber : Database Hasil Data Kependudukan Bersih Kabupaten Pangandaran Semester 2 Tahun 2017 Disdukcapil.

Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di Kabupaten Pangandaran (Tabel 2.9) secara umum menggambarkan bahwa Kabupaten Pangandaran memiliki modal pembangunan berupa SDM produktif yang menjanjikan. Hal ini diindikasikan oleh persentase penduduk baik laki-laki maupun perempuan yang sangat tinggi di struktur penduduk usia produktif (15-64 tahun) yang mencapai 71,2 persen dari total penduduk, sementara jumlah penduduk usia belum produktif adalah sebesar 19,7 persen yang pada saatnya akan tumbuh menjadi penduduk usia produktif.

Tabel 2.9

Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Pangandaran Tahun 2017

UMUR JUMLAH PENDUDUK

L % P % JUMLAH %

00-04 9,510 2.3 8,936 2.2 18,446 4.5

05-09 15,914 3.9 14,800 3.6 30,714 7.5

10-14 16,297 4.0 15,199 3.7 31,496 7.7

15-19 17,302 4.2 16,603 4.1 33,905 8.3

(16)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

20-24 17,109 4.2 16,118 3.9 33,227 8.1

25-29 15,267 3.7 14,593 3.6 29,860 7.3

30-34 14,155 3.5 14,090 3.4 28,245 6.9

35-39 14,414 3.5 14,794 3.6 29,208 7.1

40-44 14,036 3.4 15,355 3.8 29,391 7.2

45-49 15,414 3.8 16,462 4.0 31,876 7.8

50-54 13,912 3.4 15,144 3.7 29,056 7.1

55-59 12,961 3.2 13,404 3.3 26,365 6.5

60-64 10,280 2.5 9,840 2.4 20,120 4.9

65-69 7,781 1.9 7,308 1.8 15,089 3.7

70-74 4,535 1.1 4,745 1.2 9,280 2.3

> 75 6,145 1.5 6,593 1.6 12,738 3.1

JUMLAH 205,032 50.1 203,984 49.9 409,016 100

Sumber: Database Hasil Data Kependudukan Bersih Kabupaten Pangandaran Semester 2 Tahun 2017 Disdukcapil.

b) Proyeksi Penduduk

Proyeksi jumlah penduduk dilakukan untuk mengestimasi jumlah penduduk di Kabupaten Pangandaran sampai akhir tahun rencana. Data dasar adalah menggunakan data tahun 2012-2014. Data kemudian diproyeksi untuk tahun 2015-2021. Berikut adalah tabel data jumlah penduduk dan proyeksi penduduk di Kabupaten Pangandaran.

Tabel 2.10

Perkembangan Jumlah Penduduk 2012-2014 dan Proyeksi Penduduk di Kabupaten Pangandaran Tahun 2015-20211

(Ribuan Orang)

No Kecamatan

Tahun

2012 2013 2014 2015 2016 2021

1 Cimerak 50.14 50.90 51.67 51.92 52.17 53.46 2 Cijulang 28.43 28.87 29.30 29.44 29.59 30.32 3 Cigugur 23.52 23.88 24.24 24.36 24.48 25.09 4 Langkaplancar 52.63 53.43 54.24 54.50 54.77 56.12 5 Parigi 46.44 47.15 47.86 48.09 48.33 49.52 6 Sidamulih 30.27 30.73 31.20 31.35 31.50 32.28 7 Pangandaran 58.70 59.59 60.49 60.78 61.08 62.59 8 Kalipucang 42.06 42.70 43.34 43.55 43.77 44.85 9 Padaherang 75.81 76.97 78.13 78.51 78.89 80.85 10 Mangunjaya 34.98 35.52 36.05 36.23 36.40 37.30

Kab. Pangandaran 442.9

penduduk tahun 2012 dan 2014. Untuk proyeksi jumlah penduduk periode 2015-2021, jumlah penduduk tahunan diprediksi dan diproyeksi dengan menggunakan asumsi laju pertumbuhan penduduk nasional sebesar 0.49%. Komposisi jumlah penduduk per kecamatan pada tahun 2012 menjadi dasar untuk menghitung komposisi jumlah pendudukan pada tahun selanjutnya.

(17)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

Sumber: Buku Fakta Analisis Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Berdasarkan data di atas terlihat bahwa jumlah penduduk di Kabupaten Pangandaran mengalami pertambahan jumlah penduduk secara cukup signifikan. Kecamatan Padaherang merupakan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di Kabupaten Pangandaran pada tahun 2021 yaitu 80.850 jiwa. Di urutan kedua jumlah penduduk terbanyak di tahun 2021 yaitu Kecamatan Pangandaran dengan jumlah penduduk 62.590 jiwa. Sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk terendah pada tahun 2021 yaitu adalah Kecamatan Cigugur dengan jumlah penduduk sekitar 25.090 jiwa, Kecamatan Sidamulih dengan jumlah penduduk sekitar 32.280 jiwa dan Kecamatan Cijulang dengan jumlah penduduk sekitar 30.320 jiwa.

Pertambahan jumlah penduduk yang signifikan di Kabupaten Pangandaran akan mendorong ketersediaan sumber daya manusia untuk mendorong pengembangan industri pengolahan dan jasa pariwisata. Jumlah penduduk tersebut harus didorong kualitasnya agar meningkat sehingga bisa memberikan dorongan yang cukup besar bagi pengembangan pariwisata.

2.1.3 Potensi Pengembangan Wilayah

a) Daya Dukung dan Daya Tampung

Daya dukung didapatkan dari hasil analisis satuan kemampuan lahan (SKL). Inti dari analisis keseluruhan SKL ini merupakan analisis kemampuan lahan yang melihat daya dukung lahan yang cocok untuk dikembangkan sebagai kawasan perkotaan/perdesaan dengan intensitas kegiatan budidaya di dalamnya, baik itu permukiman, pertanian, perkebunan dan aktivitas budidaya lainnya.

Dalam analisis SKL yang menghasilkan kemampuan pengembangan, lahan dibagi menjadi 5 kelas, yaitu kelas dengan kemampuan pengembangan lahan sangat tinggi, agak tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Kawasan dengan kelas kemampuan pengembangan sangat tinggi, agak tinggi, dan sedang cocok untuk menjadi kawasan budidaya, sementara kawasan dengan kelas kemampuan pengembangan rendah dan sangat rendah hanya bisa

(18)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

digunakan untuk kawasan lindung.Peta kemampuan lahan dapat dilihat pada peta berikut ini.

Gambar 2.9

Peta Kelas Kemampuan Lahan Kabupaten Pangandaran

Sumber : Buku Fakta Analisis Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2018 – 2038, tahun 2018

Secara keseluruhan, hasil analisis kemampuan lahan pengembangan di Kabupaten Pangandaran berdasarkan kelas kemampuannya, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.11

Presentase Luasan Pengembangan Lahan Kelas Kemampuan

Pengembangan Luas (Ha) %

Sangat Tinggi 20.590,22 18,21%

Agak Tinggi 23.354,79 20,66%

Sedang 51.286,72 45,37%

Rendah 16.999,32 15,04%

Sangat Rendah 814,72 0,72%

Sumber : Buku Fakta Analisis Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2018 – 2038, tahun 2018

Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa dari keseluruhan luas lahan Kabupaten Pangandaran, yang cocok dan dapat digunakan untuk kegiatan budidaya adalah seluas 95.231,73 ha, sementara sisa lahannya atau sekitar 17.814,04 ha hanya dapat digunakan sebagai kawasan lindung.

Dari daya dukung tersebut, kemudian dapat ditentukan daya tampung lahannya. Analisis daya tampung kawasan merupakan analisis untuk memperkirakan besaran daya tampung lahan dengan mengetahui perkiraan jumlah penduduk yang bisa ditampung di

(19)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

wilayah dan/atau kawasan, dengan pengertian masih dalam batas kemampuan lahan. Perhitungan daya tampung lahan dapat diasumsikan berdasarkan arahan rasio tutupan lahan dengan asumsi masing-masing arahan rasio tersebut dipenuhi maksimum, dan dengan anggapan luas lahan yang digunakan untuk permukiman hanya 50% dari luas lahan yang boleh tertutup (30%) untuk fasilitas dan 20% untuk jaringan jalan serta utilitas lainnya. Kemudian dengan asumsi 1 KK yang terdiri dari 5 orang memerlukan lahan seluas 100 m2, maka diperoleh daya tampung berdasarkan arahan rasio tutupan

lahan untuk permukiman adalah sebagai berikut:

DayaTampung=50 %x{luas lahan kesesuaian untuk permukiman(m

2

)x5jiwa} 100m2

DayaTampung=476.158 .650m

2

x5jiwa

100m2 =23.807 .933jiwa

Dari perhitungan daya tampung tersebut, kemudian perlu membandingkan daya tampung ini dengan jumlah penduduk yang ada saat ini (data tahun 2012), dan proyeksinya untuk waktu perencanaan (hingga tahun 2034), sebagaimana pada tabel berikut di bawah ini.

Tabel 2.12

Daya Tampung di Kabupaten Pangandaran Penduduk Tahun

2012 (Jiwa) Penduduk TahunProyeksi 2034 (jiwa)

Daya Tampung Lahan(Jiwa)

442.988 783.988 23.807.933

Sumber : Buku Fakta Analisis Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2018 – 2038, tahun 2018

Berdasarkan tabel tersebut, dapat disimpukan bahwa jumlah penduduk berdasarkan hasil proyeksi pada tahun 2034 tidak melampaui angka daya tampung lahan.

b) Rencana Pola Ruang

Kawasan Lindung adalah kawasan yang memiliki sifat-sifat khas yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitarnya maupun bawahnya sebagai pengatur tata air, pencegahan banjir dan erosi serta pemeliharaan kesuburan tanah. Kawasan Lindung meliputi : kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya yang mencakup kawasan hutan lindung, kawasan bergambut, kawasan resapan air; kawasan perlindungan setempat yang mencakup sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau/waduk, kawasan sekitar mata air, kawasan terbuka

(20)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

hijau termasuk di dalamnya hutan kota; kawasan suaka alam yang mencakup kawasan cagar alam, suaka margasatwa; kawasan pelestarian alam yang mencakup taman nasional, taman hutan raya, taman wisata alam; kawasan cagar budaya; kawasan rawan bencana alam yang mencakup antara lain kawasan rawan letusan gunung api, gempa bumi, tanah longsor, serta gelombang pasang dan banjir; kawasan lindung lainnya mencakup taman buru, cagar biosfir, kawasan perlindungan plasma nutfah, kawasan pengungsian satwa dan kawasan pantai berhutan bakau.

Tabel 2.13

Kawasan Lindung Kabupaten Pangandaran

No Rencana Kawasan Lindung Luas (Ha)

(%) Terhadap

Luas Kabupaten

1 Kawasan Resapan Air 3.441,07 3,02%

2 Kawasan Sempadan Pantai 636,60 0,56%

3 Kaswasan Sempadan Sungai 3.970,83 3,49%

4 Kawasan Sekitar danau/situ, danembung 33,06 0,03%

5 CagarPangandaranAlam Pananjung 454,62 0,40%

6 Cagar Alam Laut PananjungPangandaran 470 0,41% 7 Kawasan Pantai Berhutan Bakau 199,22 0,18%

8 Taman Wisata Alam Pananjung 34,32 0,03%

9 Kawasan Lindung Geologi 15.882,42 13,97%

10 Kawasan Bencana Tsunami 653,23 0,57%

Jumlah 25.715,37 22,62%

Sumber : Materi Teknis RTRW Kabupaten Pangandaran 2018 – 2038, tahun 2018

Sedangkan Kawasan Budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan sumberdaya buatan.

Tabel 2.14

Kawasan Budidaya Kabupaten Pangandaran

No Rencana Kawasan Budidaya Luas (Ha) Luas Kabupaten(%) Terhadap

1 HutanProduksi 8.625,60 7,58%

2 HutanProduksiTerbatas 8.101,60 7,12%

3 Pertanian Lahan Basah 15.124,19 13,29%

4 Pertanian Lahan Kering 4.985,65 4,38%

5 Perkebunan 29.887,58 26,28%

6 Kawasan Industri 565,08 0,50%

7 Kawasan Permukiman Perkotaan 8.613,08 7,56%

(21)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

No Rencana Kawasan Budidaya Luas (Ha) Luas Kabupaten(%) Terhadap

Jumlah

87.993,7

0 77,65%

Sumber : Materi Teknis RTRW Kabupaten Pangandaran 2018 – 2038, tahun 2018

c) Potensi Pengembangan Sektor Pariwisata

Pariwisata di Pangandaran merupakan salahsatu tujuan utama dari destinasi wisata di Indonesia, hal ini termaktub dalam PP Nomor 50 Tahun 2011 RIPPARNAS 2010-2025 yang menetapkan Kabupaten Pangandaran sebagai salahsatu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).

Meskipun merupakan kabupaten yang memiliki daerah pesisir dengan potensi wisata alam pantainya, Kabupaten Pangandaran memiliki potensi wisata alam lainnya, yaitu wisata cagar alam, wisata rawa dan wisata sungai. Jenis potensi wisata lainnya yang dimiliki adalah wisata budaya dan wisata buatan/minat khusus. Gambar di bawah ini memperlihatkan sebaran titik-titik tempat wisata di Kabupaten Pangandaran, terlihat bahwa mayoritas jenis wisata yang ada merupakan wisata alam yang tersebar di seluruh kecamatan-kecamatan di Kabupaten Pangandaran.

Gambar 2.10

Lokasi Tempat Wisata dan Jenis Daerah Tujuan Wisata Pangandaran

Sumber: Laporan Akhir Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Pangandara, diolah

Daya Tarik Wisata yang ada di Kabupaten Pangandaran dapat dibagi kedalam tiga kategori :

(22)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

Obyek dan Daya Tarik Wisata Budaya yang memperlihatkan kekhasan lokal dari kehidupan keseharian masyarakat Kabupaten Pangandaran, yang diantaranya adalah Batu kalde yang bertempat di Cagar Alam Pangandaran, Gua Panggung berada di obyek wisata Cagar Alam Pangandaran dan Sembah Agung di Desa Batukaras Kecamatan Cijulang.

Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam yang merupakan obyek wisata berbasis pantai dan cagar alam yang diantaranya adalah Karang Nini, Lembah Putri, Karapyak, Palatar Agung, Pangandaran, Karang Tirta, Batu Hiu, Batu Karas, Madasari dan Keusik Luhur.

Obyek dan Daya Tarik Wisata Minat Khusus yang merupakan objek wisata yang dibuat secara khusus untuk menunjang minat-minat tertentu yang diantanya adalah objek wisata sungai Citumang, Karang Nini, Gua Donan, Wisata Cukang Taneuh/Green Canyon dan Curug Jambe dan Cagar Alam Pananjung.

Aktivitas wisata yang diselenggarakan di Kabupaten Pangandaran cukup beragam, dimana diagendakan berbagai even kepariwisataan seperti Nyuguh, Hajat Bumi Selamintuna, Prosesi Seni Peresmian DOB Pangandaran, Upacara Adat, Gelar Budaya Tatar, Pentas Wayang Golek, Kreatifitas Seni, Upacara Adat Merlawu, Pentas Seni Hiburan Hari Raya, Hajat Laut, Ronggeng Gunung dan Kontes Burung Berkicau serta kontes Surfingdi Pantai Batukaras dan Pangandaran.

Untuk menunjang kepariwisataan, di Kabupaten Pangandaran cukup tersedia sarana akomodasi atau penginapan yang tersebar sejak memasuki Kota Pangandaran. Berdasarkan hasil pendataan PHRI, pada Tahun 2016 di Kabupaten Pangandaran terdapat 311 hotel, diantaranya Hotel berbintang ada 5 buah, Hotel non bintang 306 buah. Namun ketersediaan sarana dan akomodasi ini masih banyak berpusat di Kecamatan Pangandaran yang memang sudah sangat terkenal di Indonesia.

2.1.4 Wilayah Rawan Bencana

Kabupaten Pangandaran merupakan wilayah yang rawan terhadap kejadian bencana alam.Kejadian bencana alam sering

(23)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

terjadi di sebagian besar wilayah Kabupaten Pangandaran. Beberapa jenis bencana alam yang sering terjadi di Kabupaten Pangandaran antara lain tsunami, gempa bumi, longsor, dan banjir. Tsunami rawan terjadi karena wilayah selatan Kabupaten Pangandaran berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, sementara banjir sering terjadi karena wilayah Kabupaten Pangandaran dilewati sungai besar dengan debit air yang cukup tinggi. Gempa bumi juga rawan terjadi karena terdapat patahan-patahan di wilayah Kabupaten Pangandaran, sementara bencana longsor dapat terjadi akibat jenis tanah yang memang rawan dan kelerengan terjal di beberapa tempat di Kabupaten Pangandaran.

a) Rawan Bencana Gempa Bumi Tektonik dan Tsunami

Di bagian tengah-timur Pangandaran terdapat patahan yang memanjang sepanjang perbukitan dengan arah tenggara-barat laut. Di daerah ini juga banyak dijumpai adanya lipatan-lipatan batuan sehingga kontrol geologi sangat berperan besar di Kabupaten Pangandaran yang mengakibatkan daerah ini rawan gempa. Letak Kabupaten Pangandaran yang rawan gempa dan berbatasan langsung dengan laut mengakibatkan Kabupaten Pangandaran juga sangan rawan terkena bencana tsunami. Pantai Pangandaran yang berbentuk teluk dan memanjang dengan kemiringan lereng yang landai menjadi semacam “kantung tsunami” sehingga kawasan pesisirnya rawan bencana tsunami. Berikut adalah luasan wilayah Kabupaten Pangandaran yang rawan gempa dan tsunami.

Tabel 2.15

Luasan Potensi Gempa di Kabupaten Pangandaran

No Kerawanan Gempa Luas (Ha)

1 MMI. VII – VIII 84.879,54

2 MMI. VI – VII 28.445,56

Grand Total 113.325,10

Sumber : Materi Teknis RTRW Kabupaten Pangandaran 2018 – 2038, tahun 2018

Tabel 2.16

Luasan Potensi Tsunami di Kabupaten Pangandaran

No Kerawanan Tsunami Luas (Ha)

1 Zona Rawan Rendah Total 691,25

2 Zona Rawan Menengah Total 1.148,45

3 Zona Rawan Tinggi Total 1.425,42

Grand Total 3.265,12

(24)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

Sumber : Materi Teknis RTRW Kabupaten Pangandaran 2018 – 2038, tahun 2018

b) Rawan Bencana Gerakan Tanah

Kondisi tanah yang tidak stabil dan kemiringan lereng yang besar mengakibatkan daerah perbukitan Pangandaran rawan bencana gerakan tanah. Curah hujan tinggi serta alih fungsi lahan di daerah perbukitan juga menjadi faktor penyebab meningkatnya potensi gerakan tanah. Daerah perbukitan dengan kemiringan lereng yang besar sebaiknya dikelola dan dikonservasi dengan baik. Dengan adanya kawasan-kawasan yang rawan gerakan tanah, berarti lahan permukiman harus berada pada tingkat kemiringan lereng yang rendah. Potensi gerakan tanah di Kabupaten Pangandaran dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.17

Luasan Potensi Gerakan tanah di Kabupaten Pangandaran

No Kerawanan Gerakan Tanah Luas (Ha)

1 Sangat Rendah 25.774,32

2 Rendah 51.309,74

3 Menengah 34.519,48

4 Tinggi 1.721,57

Grand Total 113.325,11

Sumber : Materi Teknis RTRW Kabupaten Pangandaran 2018 – 2038, tahun 2018

c) Rawan Bencana Banjir

Wilayah Kabupaten Pangandaran yang berupa dataran rendah merupakan hasil proses pengendapan material laut dan sungai sehingga sesuai kodrat alam, daerah yang dekat dengan sungai merupakan daerah dataran banjir yang selalu tergenang jika debit air sungai meningkat. Dataran banjir ini adalah daerah yang cukup subur namun tidak dapat dikembangkan secara maksimal.Pertanian di daerah ini hanya dapat dilakukan pada saat musim kemarau. Pengurangan risiko banjir secara mekanik dapat dilakukan namun akan menimbulkan banjir di daerah lainnya sehingga pengembangan pertanian lebih baik dilakukan di daerah yang tidak rawan banjir. Berikut adalah luasan wilayah Kabupaten Pangandaran yang rawan banjir.

Tabel 2.18

Luas Potensi Bencana Banjir di Kabupaten Pangandaran

No Kerawanan Banjir Luas (Ha)

1 Tidak Rawan Banjir 95.144,98

2 Rawan Banjir 18.180,35

Grand Total 113.325,33

(25)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

Sumber: Materi Teknis RTRW Kabupaten Pangandaran 2018 – 2038, tahun 2018

Sebaran kerawanan bencana untuk seluruh Kabupaten Pangandaran dapat dilihat pada gambar-gambar di bawah ini.

Gambar 2.11

Peta Kerawanan Gempa Kabupaten Pangandaran

Sumber : RTRW Kabupaten Pangandaran 2018 – 2038, tahun 2018 Gambar 2.12

Peta Kerawanan Tsunami Kabupaten Pangandaran

Sumber : RTRW Kabupaten Pangandaran 2018 – 2038, tahun 2018

Gambar 2.13

Peta Kerawanan Gerakan Tanah Kabupaten Pangandaran

(26)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

Sumber: RTRW Kabupaten Pangandaran 2018 – 2038, tahun 2018

Gambar 2.14

Peta Kerawanan Banjir di Kabupaten Pangandaran

Sumber : RTRW Kabupaten Pangandaran 2018 – 2038, tahun 2018

d) Kejadian Bencana Alam

Kabupaten Pangandaran merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang termasuk ke dalam wilayah rawan bencana. Gempa bumi, angin topan, gerakan tanah, dan banjir adalah jenis bencana

(27)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

alam yang rawan terjadi di Kabupaten Pangandaran. Berikut adalah tabel jumlah kejadian bencana alam di Kabupaten Pangandaran sepanjang tahun 2017.

Tabel 2.19

Jumlah Kejadian Bencana Alam di Kabupaten Pangandaran Tahun 2017

2.2.1 Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Tabel 2.20 merupakan nilai dan kontribusi sektor-sektor ekonomi dalam PDRB tahun 2012-2015 beserta proyeksinya hingga tahun 2021 berdasarkan harga konstan. Secara umum, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan merupakan sektor dengan kontribusi terbesar terhadap PDRB Kab. Pangandaran pada periode 2012-2014. Kontribusi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan terus mengalami penurunan dan akhirnya pada tahun 2015, kontribusi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan bukan lagi sektor yang memiliki kontribusi terbesar karena kontribusi sektor Perdagangan Besar dan Eceran, reparasi mobil dan sepeda motor berhasil melampaui kontribusi sektor tersebut dengan kontribusi sebesar 24.28%. Sektor lain yang memiliki kontribusi yang cukup potensial ialah sektor transportasi dan pergudangan, konstruksi, penyediaan akomodasi makanan dan minuman, industri pengolahan, jasa pendidikan dan jasa lainnya dengan masing-masing kontribusi sebesar 10.72%, 8.98%, 7.97%, 5.70%, 5.07% dan 2.92%.

(28)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

Hasil proyeksi kontribusi untuk masing-masing sektor pada tahun 2016 menunjukan bahwa perubahan secara struktural dari perekonomian Kab. Pangandaran terus terjadi. Perubahan struktural perekonomian yang dimaksud merupakan perubahan dari struktur perekonomian yang lebih menitikberatkan pada sumber daya alam (seperti Pertanian, Kehutanan dan Perikanan) menjadi struktur perekonomian yang lebih menitikberatkan pada industri terutama industri jasa yang dapat terkait dengan pariwisata. Sebagai contoh, kontribusi sektor-sektor yang terkait dengan pariwisata seperti sektor perdagangan besar dan eceran, sektor transportasi dan pergudangan, sektor penyediaan akomodasi dan minuman, dan jasa lainnya mengalami peningkatan kontribusi terhadap PDRB kabupaten Pangandaran. Kontribusi ke-4 sektor tersebut jika dijumlahkan mencapai hingga 46.41% pada proyeksi tahun 2016 atau meningkat sebesar 0.92% jika dibandingkan pada tahun 2015.

Kemudian untuk proyeksi tahun 2021, kontribusi industri pengolahan dan industri-industri yang dapat berkaitan dengan pariwisata memiliki kontribusi yang dominan. Hal ini menunjukkan adanya perubahan struktural dalam perekonomian pangandaran ke arah sektor-sektor yang menghasilkan nilai tambah dan jasa terutama yang dapat berkaitan dengan pariwisata. Sebagai contoh, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan diproyeksikan mengalami penurunan kontribusi yang signifikan dari sekitar 23.13% pada tahun 2015 menjadi sekitar 16.74% pada tahun 2021. Sektor Kontribusi dari masing-masing sektor tersebut sangat dipengaruhi juga oleh infasi di sektor tersebut. Semakin besar infasi, kontribusi sektor tersebut akan semakin kecil, ceteris paribus.

(29)

Tabel 2.20

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2012-20212

atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Kabupaten Pangandaran (Dalam Juta Rupiah)

No Sektor 2012 2013 2014 2015

2016 2021

(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1.632.954,14 29,9 1.664.323,32 29 1.630.630,54 27,3 1.561.574,88 23,13 1.560.767,5121.99 1.556.736,88 16.74

2 Pertambangan dan Penggalian 45.696,80 0,84 46.612,48 0,81 47.526,08 0,8 48.704,64 0,7249.669,920 0.70 54.790,98 0.59

3 Industri Pengolahan 241.953,83 4,43266.810,62 4,65283.289,20 4,74384.655,91 5,70416.292,88 5.86 618.061,77 6.65

4 Pengadaan Listrik dan Gas 4.225,83 0,08 4.464,66 0,08 4.718,06 0,08 4.901,96 0,07 5.179,59 0.07 6.822,23 0.07

5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang 715,22 0,01 724,47 0,01 733,31 0,01 864,14 0,01 874,99 0.01 931,37 0.01

6 Konstruksi 497.337,95 9,1518.455,10 9,04540.541,29 9,05606.326,83 8,98632.114,02 8.91 778.464,12 8.37

7

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

1.218.464,

06 22,3 1.284.015,76 22,4 1.373.752,53 23 1.639.323,44 24,28 1.740.704,3124.52 2.349.777,71 25.27

8 Transportasi dan Pergudangan 503.811,07 9,22553.211,78 9,65607.487,36 10,2723.561,77 10,72794.530,15 11.19 1.268.481,78 13.64

9 Penyediaan Akomodasidan Makan Minum 404.497,73 7,4433.178,12 7,55464.000,57 7,77537.890,26 7,97576.096,05 8.12 811.897,05 8.73

10 Informasi dan Komunikasi 85.190,13 1,56 90.683,62 1,58101.541,78 1,7122.360,56 1,81133.631,30 1.88 207.606,95 2.23

11 Jasa Keuangan dan Asuransi 104.629,36 1,92115.234,64 2,01118.495,58 1,98129.135,15 1,91137.506,90 1.94 188.245,50 2.02

12 Real Estate 151.345,37 2,77158.162,72 2,76165.422,39 2,77203.404,55 3,01212.653,87 3.00 265.605,09 2.86

2Nilai dan Kontribusi sektor dalam PDRB pada tahun 2016 diproyeksi dengan menggunakan metode moving average

(30)

No Sektor 2012 2013 2014 2015 2016 2021 (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

13 Jasa Perusahaan 46.547,81 0,85 50.139,57 0,87 54.165,78 0,91 57.332,34 0,85 61.846,19 0.87 90.339,90 0.97

14

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

207.394,92 3,8199.229,72 3,47191.722,81 3,21205.636,06 3,05197.713,93 2.79 162.452,83 1.75

15 Jasa Pendidikan 226.623,06 4,15252.269,40 4,4281.192,19 4,71342.607,97 5,07381.634,07 5.38 654.478,68 7.04

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 10.543,33 0,19 11.124,30 0,19 12.417,80 0,21 12.833,82 0,19 13.933,55 0.20 21.017,98 0.23

17 Jasa lainnya 81.223,05 1,49 86.510,74 1,51 93.713,49 1,57170.471,37 2,52183.116,88 2.58 261.886,46 2.82

18 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 5.463.153,64 100 5.735.151,00 100 5.971.350,74 100 6.751.585,63 100,00 7.098.266,12100.00 9.297.597,28 16.74

(31)

Tabel 2.21 merupakan nilai dan kontribusi sektor-sektor ekonomi dalam PDRB tahun 2012-2015 beserta proyeksinya pada tahun 2016 hingga 2021 berdasarkan harga berlaku. Sama dengan nilai dan kontribusi sektor-sektor ekonomi dalam PDRB berdasarkan harga konstan, secara umum, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan merupakan sektor dengan kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Pangandaran pada periode 2012-2015. Walaupun demikian, kontribusi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan mengalami penurunan yang sistematis dari tahun 2012. Ranking kontribusi yang berbeda jika dibandingkan dengan kontribusi sektoral berdasarkan PDRB harga konstan disebabkan perbedaan faktor infasi antara sektor. Kemudian sektor dengan kontribusi yang cukup potensial ialah sektor transportasi dan pergudangan, konstruksi, penyediaan akomodasi makanan dan minuman, industri pengolahan, jasa pendidikan dan jasa lainnya dengan masing-masing kontribusi sebesar 11.46%, 8.53%, 8.16%, 5.71%, 5.18% dan 2.15%.

Sama halnya dengan kondisi pada PDRB berdasarkan harga konstan, hasil proyeksi kontribusi sektoral PDRB berdasarkan harga berlaku pada tahun 2016-2021 menunjukan bahwa perubahan secara struktural dari perekonomian Kabupaten Pangandaran terus terjadi. Perubahan struktural perekonomian tersebut merupakan perubahan dari struktur perekonomian yang lebih menitikberatkan pada bahan mentah dari hasil sumber daya alam (seperti Pertanian, Kehutanan dan Perikanan) menjadi struktur perekonomian yang lebih menitikberatkan pada nilai tambah seperti industri terutama industri jasa yang dapat terkait dengan pariwisata. Sebagai contoh, kontribusi sektor-sektor yang terkait dengan pariwisata seperti sektor perdagangan besar dan eceran, sektor transportasi dan pergudangan, sektor penyediaan akomodasi dan minuman, dan jasa lainnya mengalami peningkatan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Pangandaran. Kontribusi ke-4 sektor tersebut jika dijumlahkan mencapai hingga 45.83% pada proyeksi tahun 2016 atau meningkat sebesar 1.91% jika dibandingkan pada tahun 2015.

(32)

sekitar 9,53% pada tahun 2021)3. Oleh karena itu, perlu suatu

perencanaan pembangunan pariwisata yang terintegrasi di Kabupaten Pangandaran tersebut.

3Walaupun demikian, agar sektor ini semakin berkontribusi bagi perekonomian

(33)

Tabel 2.21

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2012-20214

atas Dasar Harga BerlakuKabupaten Pangandaran (Dalam Juta Rupiah)

N

o Sektor

2012 2013 2014 2015 2016 2021

(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

1 Pertanian, Kehutanan, danPerikanan 1.848.120,31 30,88 2.067.311,59 30,78 2.215.090,63 30 2.204.629,46 25,55 2,278,221.09 23.05 2.684.708,71 12.46

2 Pertambangan dan Penggalian 49.416,55 0,83 54.076,70 0,81 59.424,61 0,8 63.356,93 0,73 68,586.03 0.69 101.963,21 0.47

3 Industri Pengolahan 271.109,40 4,53 308.033,97 4,59 348.466,17 4,72 492.899,74 5,71 627,397.95 6.35 2.096.358,91 9.73

4 Pengadaan Listrik dan Gas 4.613,65 0,08 4.241,13 0,06 4.981,49 0,07 5.390,73 0,06 6,082.68 0.06 11.125.,86 0.05

5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang 778,72 0,01 821,04 0,01 848,88

0,0

1 1040,37 0,01 1,175.35 0.01 2.163,03 0.01

6 Konstruksi 533.402,75 8,91 577.762,46 8,6 628.836,67 8,52 735.910,63 8,53 831,090.77 8.41 1.526.741,01 7.08

7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

1.288.790

,61 21,53 1.412.782,37 21,04 1.539.193,44 20,9 1.910.808,22 22,14 2,226,962.36 22.53 4.788.414,65 22.22

8 Transportasi dan Pergudangan 548.774,58 9,17 661.350,69 9,85 797.656,61 10,8 989.032,24 11,46 1,209,598.62 12.24 3.309.752,00 15.36

9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 450.646,86 7,53 525.122,46 7,82 584.553,99 7,92 704.146,79 8,16 816,023.26 8.26 1.705.686,51 7.92 1

0 Informasi dan Komunikasi 90.528,51 1,51 96.187,16 1,43 104.719,85 1,42 131.206,24 1,52 153,618.59 1.55% 337.979,35 1.57 1

1 Jasa Keuangan dan Asuransi 115.908,28 1,94 133.302,63 1,98 142.968,85 1,94 162.662,60 1,89 179,763.48 1.82% 296.326,29 1.38 1

2 Real Estate 165.546,12 2,77 178.604,44 2,66 193.771,21 2,62 249.025,78 2,89 295,104.49 2.99% 689.657,40 3.20 1

3 Jasa Perusahaan 50.530,13 0,84 58.227,44 0,87 67.594,27 0,92 74.362,88 0,86 84,067.32 0.85% 155.232,31 0.72 1

4

Administrasi

Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

219.896,3

7 3,67 230.020,99 3,42 230.195,38 3,12 256.534,88 2,97 271,308.79 2.74% 358.964,15 1.67

4PDRB harga berlaku pada tahun 2016 diproyeksi menggunakan metode moving average selama 4 (empat) tahun dari periode

(34)

N

o Sektor

2012 2013 2014 2015 2016 2021

(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

1

5 Jasa Pendidikan 251.143,84 4,2 305.946,74 4,56 352.013,37 4,77 446.659,79 5,18 540,333.82 5.47% 1.399.872,96 6.50

1

6 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 11.485,15 0,19 12.332,39 0,18 14.173,41 0,19 15.371,31 0,18 17,168.22 0.17% 29.839,93 0.14 1

7 Jasa lainnya 83.992,79 1,4 90.106,21 1,34 97.767,33 1,32 185.774,03 2,15 277,285.19 2.81% 2.054.163,71 9.53

1

8 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 5.984.684,64 100 6.716.230,42 100 7.382.256,16 100 8.628.792,62 100 9,883,788.02 100% 21.548.949,98 100

(35)

Tabel 2.22 merupakan perkembangan kontribusi sektor dalam PDRB tahun 2012-2021 berdasarkan harga berlaku dan harga konstan. Dari 17 sektor yang ada, hanya kontribusi dari industri pengolahan, perdagangan besar dan eceren, transportasi dan pergudangan, penyediaan akomodasi dan makanan dan minimum, dan jasa pendidikan yang memiliki kenaikan setiap tahunnya. Sektor lainnya ada yang mengalami penurunan dan stagnasi pada satu atau beberapa tahun.

(36)

Tabel 2.22

Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2012-2021

Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk)Kabupaten Pangandaran

No Sektor

2012 2013 2014 2015 2016 2021 Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk

% % % % % % % % % % % %

1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 30,9 29,9 30,8 29 30 27,3 25,6 23,1 23.05 21.99 12.46 16.74 2 Pertambangan dan Penggalian 0,83 0,84 0,81 0,81 0,8 0,8 0,73 0,72 0.69 0.70 0.47 0.59 3 Industri Pengolahan 4,53 4,43 4,59 4,65 4,72 4,74 5,71 5,7 6.35 5.86 9.73 6.65 4 Pengadaan Listrik dan Gas 0,08 0,08 0,06 0,08 0,07 0,08 0,06 0,07 0.06 0.07 0.05 0.07

5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0.01 0.01 0.01 0.01

6 Konstruksi 8,91 9,1 8,6 9,04 8,52 9,05 8,53 8,98 8.41 8.91 7.08 8.37

7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 21,5 22,3 21 22,4 20,9 23 22,1 24,3 22.53 24.52 22.22 25.27

8 Transportasi dan Pergudangan 9,17 9,22 9,85 9,65 10,8 10,2 11,5 10,7 12.24 11.19 15.36 13.64 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7,53 7,4 7,82 7,55 7,92 7,77 8,16 7,97 8.26 8.12 7.92 8.73 10 Informasi dan Komunikasi 1,51 1,56 1,43 1,58 1,42 1,7 1,52 1,81 1.55 1.88 1.57 2.23 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 1,94 1,92 1,98 2,01 1,94 1,98 1,89 1,91 1.82 1.94 1.38 2.02 12 Real Estate 2,77 2,77 2,66 2,76 2,62 2,77 2,89 3,01 2.99 3.00 3.20 2.86 13 Jasa Perusahaan 0,84 0,85 0,87 0,87 0,92 0,91 0,86 0,85 0.85 0.87 0.72 0.97

14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 3,67 3,8 3,42 3,47 3,12 3,21 2,97 3,05 2.74 2.79 1.67 1.75

(37)
(38)

Tabel 2.23 menunjukkan pertumbuhan kontribusi sektor dan PDRB atas dasar harga berlaku dan harga konstan selama periode 2012-2021. Selama periode 2012 hingga proyeksi tahun 2021, sektor-sektor yang memiliki pertumbuhan yang positif dari kontribusinya terhadap PDRB di antaranya industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran (harga konstan), transportasi dan pergudangan, perdagangan besar dan eceran (harga konstan), penyediaan akomodasi dan makanan-minuman (harga konstan), jasa perusahaan (harga konstan), jasa pendidikan dan jasa lainnya. Lebih jauh, jasa lainnya yang spesifik terkait dengan pariwisata akan memiliki pertumbuhan kontribusi yang sangat besar bagi PDRB Kabupaten Pangandaran. Jasa lainnya memiliki pertumbuhan rata-rata dari kontribusinya terhadap PDRB masing-masing diproyeksikan sekitar 75.83% dan 13.81% untuk harga berlaku dan harga konstan.

Tabel 2.23 juga menunjukkan kembali bagaimana sektor-sektor yang lebih berbasis pada jasa dan produksi menjadi sektor-sektor yang potensial untuk dikembangkan menggantikan sektor-sektor yang hanya berbasis pada sumber daya alam. Kabupaten Pangandaran sebagai daerah yang memiliki potensi pariwisata untuk dikembangkan menjadi sangat strategis untuk mendorong jasa dan produksi yang diarahkan memajukan sektor pariwisata tersebut.

Tabel 2.23

Rata-rata Pertumbuhan Kontribusi Sektor dan PDRB atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Tahun

2012-20215

Kabupaten Pangandaran

N

o Sektor

Pertumbuhan (%)

Hb Hk

1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 20.17- 12.36 -2 Pertambangan dan Penggalian 14.21- -8.03

3 Industri Pengolahan 18.36 8.59

4 Pengadaan Listrik dan Gas -9.82 -1.59

5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang -4.07 -4.11

6 Konstruksi -7.80 -2.50

7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor -1.98 2.17

8 Transportasi dan Pergudangan 9.71 9.40

9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum -1.98 3.44

10 Informasi dan Komunikasi -1.64 8.33

11 Jasa Keuangan dan Asuransi 10.36- 1.18

5Untuk Tahun 2014-2016, PDRB masing-masing kecamatan dihitung dengan

(39)

N

o Sektor

Pertumbuhan (%)

Hb Hk

12 Real Estate 1.01 -0.38

13 Jasa Perusahaan -6.54 3.52

14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 18.29- 16.58

-15 Jasa Pendidikan 7.43 13.20

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial -9.57 4.71

17 Jasa lainnya 75.83 13.81

Sumber : Perkembangan Ekonomi Kabupaten Pangandaran 2012-2015 dan pengolahan data

Tabel 2.24 menunjukkan perkembangan PDRB Kabupaten Pangandaran dari tahun 2011 hingga proyeksi pada tahun 2021 yang dihitung untuk 10 Kecamatan yang saat ini ada di Kabupaten Pangandaran. Secara umum, PDRB setiap kecamatan di Kabupaten Pangandaran mengalami kenaikan setiap tahunnya. Kenaikan ini tentunya didorong berbagai sektor ekonomi seperti dijelaskan pada tabel sebelumnya. Perubahan struktural dari perekonomian di Pangandaran ternyata berdampak sangat baik pada perekonomian Kabupaten Pangandaran dengan terus mendorong PDRB di masing-masing kecamatan. Dengan kata lain, perubahan struktural perekonomian yang disarankan untuk mendorong sektor pariwisata akan berdampak positif bagi perekonomian di seluruh wilayah di Kabupatan pangandaran.

Tabel 2.24

Perkembangan PDRB Kabupaten Pangandaran Atas Dasar Harga Harga Berlaku (ADHB) Berdasarkan

Kecamatan Tahun 2011-2021

N

o Kecamatan 2011 2012 2013 2014 2015 2021

1 Cimerak 370.255,59 400.604,28 457.862,52 523.304,66 582.149,37 1.103.350,21

2 Cijulang 449.291,02 489.238,27 563.184,84 648.308,16 726.123,97 1.433.462,95

3 Cigugur 312.728,32 326.111,69 381.533,97 446.375,2 493.857,08 905.750,70

4 Parigi 578.584,71 628.618,59 728.888,00 845.151,14 949.097,91 1.903.578,75

5 Sidamulih 390.423,24 420.453,83 492.718,56 577.403,66 649.230,13 1.311.938,56

6 Pangandaran 937.331,34 1.053.599,91 1.166.209,22 1.290.854,30 1.439.898,02 2.773.695,82

7 Kalipucang 417.828,27 454.403,70 525.862,48 608.558,75 683.044,93 1.365.619.85

8 Padaherang 886.997,21 944.257,98 1.083.633,10 1.243.580,40 1.375.498,48 2.518.706,96

9 Mangunjaya 338.869,83 363.079,25 411.713,24 466.861,69 514.806,13 925.500,26

10 Langkaplancar 440.522,46 487.509,44 563.319,08 650.917,42 736.241,59 1.541.654,52

Sumber : Statistik Daerah Kecamatan-Kecamatan di Kabupaten Pangandaran (2015)

(40)

maupun harga konstan. Dari tren dan proyeksi produk domestik regional bruto terlihat bahwa dengan tren dan proyeksi pertumbuhan penduduk yang ada, pendapatan perkapita naik secara signifikan. Sebagai contoh, pendapatan per kapita berdasarkan harga konstan pada tahun 2012 ialah sebesar Rp. 12.333.000,- dan kemudian diproyeksikan meningkat menjadi sekitar Rp. 20.804.000,- pada tahun 2021. Peningkatan tersebut diproyeksikan akibat kinerja sektor jasa pariwisata yang semakin baik.

Tabel 2.25

Tren dan Proyeksi Pendapatan Per Kapita Menggunakan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pangandaran

Harga Berlaku dan Harga Konstan Periode 2012-2021

Tahu

2012 5,984,69 5,463,15 13,510 12,333 2013 6,716,23 5,735,15 16,701.39 13,328 2014 7,382,26 5,971,35 17,532.17 13,423 2015 8,628,81 6,751,59 21,892.11 16,567 2016 9,883,79 7,098,27 24,453.86 16,113 2021 21,548,95 9,297,60 56,158.83 20,804 Sumber : Pengolahan data, 2016

Gambar 2.15 menunjukkan tren dan proyeksi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pangandaran selama periode 2012-20216. Dari

Gambar 2.15 tersebut terlihat bahwa ada pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat di Kabupaten Pangandaran. Pertumbuhan pendapatan per kapita Kabupaten Pangandaran mengikuti pertumbuhan PDRB dengan koreksi dari pertumbuhan penduduk berdasarkan tren dan proyeksi penduduk yang telah dibuat. Sebagai contoh, pendapatan per kapita yang pada tahun 2013 memiliki pertumbuhan sebesar 3.45%, diproyeksikan pertumbuhannya meningkat pada tahun 2021 menjadi sekitar 5.81%. Peningkatan pertumbuhan pendapatan per kapita yang sangat signifikan tersebut bisa terjadi jika pemerintah Kabupaten Pangandaran konsisten di dalam mengembangkan industri jasa pariwisata sebagai sektor ekonomi yang kontribusinya terus meningkat.

Gambar 2.15

Grafk Tren dan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Per kapita Kab. Pangandaran Periode 2012-2021

6Pertumbuhan pendapatan per kapita dihitung dengan rumus pertumbuhan PDRB

Gambar

Tabel 2.6Kondisi Curah Hujan Kabupaten Pangandaran Tahun 2015
Gambar 2.7Peta Curah Hujan Kabupaten Pangandaran
Gambar 2.8Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Pangandaran
Tabel 2.9Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai Bank OCBC NISP di Bagian RCMPO dengan nilai T Statistics 0.981 ≤

Menurut Permenkes No. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan. Melaksanakan advokasi dan

Khusus terkait dengan Aceh, pembahasan di buku ini telah menghadirkan bukti kuat bahwa kerajaan di ujung pulau Sumatra tersebut adalah yang paling aktif

Pertanyaan untuk kelompok orang tua dan guru adalah tentang pengawasan orang tua terhadap anak dalam dalam hal penggunaan internet, cara mengendalikan anak dalam

Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari

Work Value yang telah ditemukan dalam Serat Wedhatama beserta implikasinya tersebut dapat digunakan sebagai pembentukan karakter konseli untuk memiliki budaya kerja

Pada tahun 2013 telah dihasilkan populasi terse- leksi ikan nila biru jantan dan betina F-2 dengan es- timasi nilai heritabilitas yang masih positif pada ge- nerasi selanjutnya

• Tidak terdapat perbezaan yang signifikan antara faktor demografi (jantina) dari segi hubungan kekeluargaan, pengaruh rakan sebaya dan kecerdasan emosi dengan tingkah laku