Latar Belakang
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis
(senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu
reaksi kimia organik. Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat
perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk. Jenis produk yang akan
dihasilkan bergantung pada suatu kondisi/zat, yang disebut promoter. Semua
proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat
dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh hormon sebagai
promoter.
Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk
menghasilkan senyawa intermediat melalui suatu reaksi kimia organik yang
membutuhkan energi aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia
terjadi karena reaksi kimia dengan energi aktivasi lebih tinggi membutuhkan
waktu lebih lama. Meskipun senyawa katalis dapat berubah pada reaksi awal,
pada reaksi akhir molekul katalis akan kembali ke bentuk semula.
Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim
hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini
disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai
contoh, enzim α-amilase hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati
menjadi glukosa.
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat,
suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH
(tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein,
yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar
suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau
strukturnya akan mengalami kerusakan.
Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja
enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang
menurunkan aktivitas enzim, sedangkan aktivator adalah yang meningkatkan
aktivitas enzim. Banyak obat dan racun adalah inihibitor enzim, mengingat enzim
juga dapat menjadi penawar racun.
Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui reaksi-reaksi dan
enzim amilase dan oksidase, untuk mengetahui ada tidaknya dan seberapa cepat
bekerja enzim dalam bahan (Daging Sapi, Nenas, Pepaya, Saliva, dan Tepung
TINJAUAN PUSTAKA
Enzim adalah protein yang dapat mengkatalisa reaksi biokimia. Enzim
biasanya terdapat di dalam sel dengan konsentrasi yang bisa dibilang sangat
rendah, dimana enzim dapat meningkatkan laju reaksi menjadi lebih cepat dengan
tanpa mengubah posisi kesetimbagan yang artinya baik laju reaksi maju maupun
laju reaksi kebalikannya ditingkatkan dengan kelipatan yang sama. Kelipatan ini
biasanya di sekitar 103 sampai 1012 (Kuchel dan Ralston, 2002).
Kebanyakan enzim yang terdapat di dalam tubuh banyak terdapat di dalam
alat-alat atau organ-organ organsime hidup yang berupa larutan kolodial di dalam
tubuh, seperti air liur atau ludah, darah, cairan lambung dan cairan pancreas.
Enzim jugan terdapat di dalam bagian dalam sel. Hal ini terikat erat dengan
protoplasma. Enzim terdapat juga di dalam mitokondria dan ribosom
(Sumardjo, 2009).
Enzim adalah katalisis biologis. Mereka mempercepat laju reaksi kimia
yang dilakukan di suatu tempat dengan meninggalkan sel tanpa banyak mengubah
kesetimbangan kimia dengan keseluruhan. Reaktan dari enzim yang dikatalisis
reaksi dinamakan substrat. Tiap enzim memiliki spesifik tersendiri. Semua enzim
adalah protein. Walaupun, tanpa bagian dari protein dinamakan kofaktor
(Palmer dan Bonner, 2007).
Enzim adalah protein yang mempercepat reaksi kimia. Proses ini
dinamakan katalisi dan enzim yang dikatalisa dinamakan reaksi kimia. Di dalam
reaksi enzimatis, molekul yang hadir diawal dari reaksi dinamakan substrat.
produk. Semua proses di alam dengan melibatkan enzim menhghasilkan atau
tidak mengubah kesetimbagan kimia (Whitehurst dan Oort, 2010).
Protease adalah enzim yang dapat menghidrolisis protein menjdai
senyawa-senyawa yang lebih sederhana seperti peptide kecil dan asam amino.
Industri pengguna protease diantaranya di bidang pangan misalnya sebagai
pengempuk daging, penjernih bir, pembuatan keju, dan pembuatan cracker. Dan
di bidang non pangan misalnya industry deterjen, infustri kulit, industry kulit,
industry tekstil, biomedis sampai industry pakan ternak semuanya menggunakan
enzim (Wardani dan Nindita, 2012).
Protease dapat diperoleh dari jaringan tumbuhan. Salah satu jenis
tumbuhan yang mengandung enzim protease adalah papaya (Carica papaya).
Pepaya adalah tumbuhan penghasil enzim papain yang merupakan golongan
enzim protease sulfihidril dan termasuk golongan tiol protease eukariotik yang
mempunyai sisi aktif sistein. Papain terkandung pada berbagai bagian tumbuhan
papaya, termasuk pada daunnya (Zusfahair, dkk., 2014).
Stabilitas dari biokatalisis terkadang menjadi faktor terbatas dari seleksi
enzim yang dipengaruhi oleh suhu ataupun pH yang banyak digunakan dalam
proses bioteknologi. Stabilitas bahan dari enzim dapat dipertimbangkan dengan
beberapa metode seperti mutagenesis., imobilisasi teknik atau langsung dengan
mengevaluasi enzim (Kelly, dkk., 2009).
Biji-bijian adalah seperti yang kita ketahui kaya akan sumber mineral
tetapi mineral yang terdapat dari biji-bijian biasanya rendah akan kehadiran dari
anti nutrisi dan penghambat enzim. Anti nutrisi dan penghambat enzim
mempengaruhi metabolism dalam tubuh. Enzim juga hadir di biji-bijian yang
mana membantu pencernaan ketika dikonsumsi, sebaik juga yang disediakan
sebagai sumber nutrisi delama proses pencernaan (Elemo, dkk., 2011).
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang salah satu kegunaannya
adalah berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa
habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik. Molekul awal yang
disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut
produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu kondisi/zat,
yang disebut promoter. Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat
berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang
ditentukan oleh hormon sebagai promoter.
Pengklasifikasian enzim telah ditentukan berdasarkan aturan Internasional
Enzyme Comission (IEC) yang disetujui secara global oleh International Union
Of Biochemistry (IUB). Berdasarkan sistem IEC, ada enam jenis-jenis enzim yang
umum, yaitu :
1. Oksidoreduktase
Oksireduktase merupakan enzim yang berfungsi dalam
reaksi-reaksi oksidasi atau dehidrogenesa dan oksidasa. Bentuk dari jenis ini ada
yang teroksidadiada juga dalam bentuk tereduksi. Berikut subkelas
oksireduktase:
- Oksidase, merupakan enzim yang memindahkan dua elektron dari asalnya
ke oksigen, biasanya menyebabkan pembentukan peroksida hydrogen.
- Oksigenase, merupakan enzim yang mengkatalis penggabungan kedua
atom oksigen kedalam suatu substrat tunggal.
- Hidroksilase, merupakan enzim yang menggabungkan sebuah atom
molekul oksigen kedalam substrat oksigen yang kedua timbul seperti air.
- Peroksidase, merupakan enzim yang mempergunakan peroksida hidrogen
- Katalase, merupakan jenis enzim yang unik, dimana didalam peroksida
hidrogen bekerja baik sebagai donor maupun akseptor. Kakatalase
berfungsi didalam sel untuk mendetoksifikasikan peroksida hidrogen.
2. Transferase
Transferase bekerja dalam reaksi-reaksi transfer gugus dari satu ke
yang lainnya. Enzim ini terlibat dalam memindahkan grup fungsional
antara donor dengan akseptor. Amino, acyl, fosfat, satu karbon dan grup
glikosil adalah salah satu dari dua bagian sama besar yang ditransfer.
Berikut subkelas transferase:
- Aminotransferase (transaminase), kerjanya adalah dengan mentransfer
grup amino dari satu asam amino ke akseptor asam keto, dengan
menghasilkan pembentukan asam amino yang baru dan asam keto yang
baru.
- Kinase, adalah enzim yang memfosforilasi merupakan mengkatalisa
pemindahan grup fosforil dari ATP atau trifosfat nukleotida lainnya ke
alkohol atau akseptor grup amino, misalnya glukokinase.
- Glukosiltransferase, merupakan enzim yang mengkatalisa transfer residu
dari glukosil yang aktif ke sebuah glikogen primer. Ikatan fosfosester
didalam disfosfoglukosa uridin adalah labil, yang menyebabkan glukosa
berpindah ke glikogen primer yang sedang berkembang.
3. Hidrolase
Hidrolase merupakan enzim-enzim yang menguraikan suatu zat
dengan pertolongan atau media air. Hidrolase dibagi atas kelompok kecil
berdasarkan substratnya merupakan bekerja pada hidrolisa ester, eter,
peptide, glikosida, dan lain sebagainya. Biasanya penggolongan hidrolase
4. Liase
Liase merupakan enzim yang bekerja menghilangkan gugus-gugus
tertentu dari substrat dengan mekanisme yang lain dari hidrolisa
contohnya enzim untuk menarik air dari gugus alcohol. Dekarboksilase
menghilangkan unsur CO2 dari asam keto alfa, beta atau asam amino.
Dehidratase menghilangkan unsur H2O dalam sebuah reaksi dehidrasi.
Dehidratase sitrat mengubah sitrat menjadi cis-akoninat. Dekarboksilasa
asam purivat merupakan liase, karena dapat dilihat sebagai katalis untuk
kebalikannya dari reaksi apaabila asetal dehida ditambahkan pada ikatan
rangkap karbon-oksigen dalam CO2 walaupun dalam prkateknya reaksi
berlangsung tidak irreversible seperti yang tertulis.
5. Isomerase
Isomerase merupakan enzim yang berfungsi untuk merubah posisi
optik atau ruang, geometris atau posisi gugus dalam satu isomer.
Isomerase yang mengkatalisa pembalikan karbon asimetrik terjadi pada
epimerase atau recemase. Mutase melibatkan transfer intramolekul pada
suatu kelompok seperti fosforil.Transfer tidak perlu langsung, tapi dapat
melibatkan suatu enzim fosforilated sebagai perantara. Beberapa
isomerase dapat mengkatallis gula. Terdapat juga sis-trans isomerase ,
salahsatunya isomerase retinen yang secara langsung terlibat dalam
biokimia.
6. Ligase
Enzim ligase berfungsi untuk mengkatalis reaksi yang membentuk
ikatan kimia, memutuskan ikatan pirofosfat dari suatu nukleotida dan
menggandakan pembentukan berbagai ikatan kimia sampai pada gangguan
sama. Karena dalam proses ligase biasanya menggunakan energi, maka
daya pendorong yang digunakan untuk reaksi-reaksi yang dikataliskan
ligase pada umumnya adalah proses pengambilan eksergonik (pelepasan
energi) gugus fosforil atau pirofosforil dari ATP.
Macam-macam enzim berdasarkan penggolongannya terbagi atas :
1. Golongan Enzim Karbohidrase
- Enzim Amilase adalah enzim yang berperan mengubah
amilum/polisakarida menjadi senyawa maltosa yaitu senyawa disakarida
- Enzim Sukrase adalah enzim yang berperan mengubah sukrosa menjadi
glukosa dan fruktosa
- Enzim Laktosa adalah enzim yang berperan mengubah senyawa laktosa
menjadi glukosa dan galaktosa
- Enzim Maltosa adalah enzim yang berperan dan berfungsi mengurai
maltosa menjadi senyawa glukosa
- Enzim Selulosa adalah enzim yang berperan mengurai
selulosa/polisakarida menjadi senyawa selabiosa atau disakarida
- Enzim Pektinase adalah enzim yang berperan atau berfungsi mengubah
petin menjadi senyawa asam pektin
2. Golongan Enzim Protase
- Enzim tripsin adalah enzim yang berfungsi mengurai pepton menjadi
senyawa asam amino
- Enzim peptidase adalah enzim yang berfungsi dalam mengurangi senyawa
- Enzim renin adalah enzim yang berfungsi dalam mengurangi senyawa
kasein dan susu
- Enzim galaktase adalah enzim yang berperan mengurai senyawa gelatin
- Enzim entrokinase adalah enzim yang berfungsi dalam mengurai senyawa
pepton menjadi sentawa asam amino
- Enzim pepsin adalah enzim yang berperan dalam memecah senyawa
protein menjadi asam amino
3. Golongan Enzim Ekterase
- Enzim lipase adalah enzim yang berperan atau berfungsi dalam
mengurangi lemak menjadi senyawa gliserol dan juga asam lemak.
- Enzim fostase adalah enzim yang berfungsi dalam mengurangi ester dan
mendorong pelepasan asam fosfor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah sebagai berikut, yaitu :
1. Konsentrasi substrat
Dengan penambahan konsentrasi substrat akan menghasilkan
penambahan kecepatan reaksi. Pada konsentrasi substrat yang sangat
rendah, kecepatan reaksi yang dikatalisis enzim juga sangat rendah.
Sebaliknya, kecepatan reaksi akan meningkat dengan meningkatnya
konsentrasi substrat sampai tercapai titik tertentu, merupakan titik batas
kecepatan reaksi maksimum. Setelah titik batas, enzim menjadi jenuh oleh
substratnya, sehingga tidak dapat berfungsi lebih cepat. Pembatas
kecepatan enzimatis ini adalah kecepatan penguraian kompleks
enzim-substrat menjadi produk dan enzim bebas.
pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan mengakibatkan
denaturasi protein enzim sehingga enzim menjadi tidak aktif. Perubahan
pH mempengaruhi kecepatan reaksi enzim, karena berubahnya derajat
ionisasi gugus asam dan basa dari enzim. Untuk kebanyakan enzim,
terdapat rentang pH optimum dimana aktivitas enzim berlangsung secara
optimum dan mempunyai stabilitas yang tinggi. Sebagian besar enzim
mempunyai pH optimum yang mendekati netral, sebagian kecil lainnya
mempunyai pH optimum yang sangat rendah (sekitar 2,0) atau sangat
tinggi (sekitar 9,0)
3. Suhu
Karena enzim adalah suatu protein, maka temperatur yang tinggi
(> 40 oC) akan mengakibatkan hilangnya fungsi kerja enzim karena
dalam jumlah kecil menghambat jalannya reaksi sehingga reaksi menjadi
lebih lambat atau bahkan bisa berhenti sama sekali. Ada dua jenis inhibitor
yaitu :
- Inhibitor Kompetitif, merupakan inhibitor yang strukturnya sama atau
substrat untuk berikatan dengan bagian aktif dari enzim dan menghambat
reaksi katalisnya. Inhibitor ini bersifat reversibel, artinya penambahan
substrat dapat mengusir inhibitor dari bagian aktif enzim.
- Inhibitor Non-kompetitif, merupakan zat yang menghambat jalannya
reaksi yang terikat bukan pada bagian aktif enzim tapi bagian lainnya.
Inhibitor jenis ini mengakibatkan perubahan bagian komformasi dari
bagian aktif enzim sehingga substrat tidak bisa berikatan dan bereaksi
kembali dengan bagian aktif enzim.
Penggolongan enzim berdasarkan tempat bekerjanya dapat digolongkan
menjadi 2 macam, yaitu :
1. Endoenzim
Endoenzim disebut juga enzim intraseluler, yaitu enzim yang
bekerjanya di dalam sel. Umumnya merupakan enzim yang digunakan
untuk proses sintesis di dalamsel dan untuk pembentukan energi (ATP)
yang berguna untuk proses kehidupan sel,misal dalam proses respirasi.
2. Eksoenzim
Eksoenzim disebut juga enzim ekstraseluler, yaitu enzim yang
bekerjanya di luar sel. Umumnya berfungsi untuk “mencernakan” substrat
secara hidrolisis, untuk dijadikan molekul yang lebih sederhana dengan
BM lebih rendah sehingga dapat masuk melewati membran sel. Energi
yang dibebaskan pada reaksi pemecahan substrat di luar sel tidak
digunakan dalam proses kehidupan sel.
Mekanisme cara kerja enzim dapat dibedakan atas 2 cara, yaitu :
Enzim memiliki struktur sisi spesifik yang cocok dengan substrat.
Substrat atau bagian substrat harus memiliki bentuk yang tepat dengan sisi
katalitik enzim. Substrat kemudian ditarik oleh sisi katalitik enzim yang
cocok untuk substrat tersebut sehingga terbentuk kompleks antara enzim
substrat. Kondisi ini menggambarkan analogi kunci dan lubang kunci yang
dimasuki, keduanya harus sesuai untuk bisa membuka pintu reaksi atau
dengan kata lain untuk mengaktifkan kinerjanya.
Gambar 1. Teori lock and key
2. Induced Fit Theory (Teori Kecocokan)
Teori ini mempertimbangkan fleksibilitas protein, sehingga
pengikatan suatu substrat pada enzim menyebabkan sisi aktif mengubah
konformasinya sehingga cocok dengan substratnya. Teori ini dapat
menerangkan fase transisi kompleks. Lokasi aktif beberapa enzim
mempunyai konfigurasi yang tidak kaku. Enzim berubah bentuk
menyesuaikan diri dengan bentuk substrat setelah terjadi pengikatan. Jika
biasanya enzim mencari substrat yang cocok, maka teori ini menjelaskan
ketika enzimlah yang menyesuaikan diri dengan bentuk substrat ketika
telah terkait. Jadi tautan yang cocok pada keduanya dapat diinduksi ketika
Gambar 2. Teori induced fit
Beberapa contoh enzim yang ada dalam tubuh manusia antara lain, yaitu :
1. Enzim Ptialin berada di mulut berfungsi mengubah amilum menjadi gula.
2. Enzim Pepsin berada di lambung berfungsi mengubah protein menjadi
pepton.
3. Enzim Renin berada di lambung berfungsi mengendapkan kasein dalam
susu.
4. Enzim Amilase berada di pankreas berfungsi untuk mengubah amilum
menjadi maltosa.
5. Enzim Tripsin berada di pankreas berfungsi untuk mengubah pepton
menjadi asam amino.
6. Enzim Lipase berada di pankreas berfungsi untuk mengubah lemak
menjadi asam lemak dan gliserol.
7. Enzim Sakrase berada di usus halus berfungsi untuk mengubah sukrosa
menjadi glukosa dan fruktosa.
8. Enzim Maltase berada di usus halus berfungi untuk mengubah maltosa
menjadi glukosa.
9. Enzim Laktase berada di usus halus berfungsi untuk mengubah laktosa
10. Enzim erepsin berada di usus halus berfungsi untuk mengubah pepton
menjadi asam amino
Sisi aktif enzim adalah daerah yang terspesialisasi dari protein dimana
enzim berikatan dengan substrat. Sisi aktif dari suatu enzim merupakan suatu
celah yang terspesialisasi untuk mengenal substrat khusus dan mengkatalisis
transformasi kimia. Hal itu terbentuk dalam struktur tiga dimensi dari asam amino
yang berbeda yang memungkinkan atau tidak berdekatan dengan rangkaian
primer. Interaksi antara sisi aktif dan substrat terjadi melalui gaya yang sama yang
menyeimbangkan struktur protein. Sisi aktif enzim tidak tempat perlekatan
substrat secara sederhana, mereka juga menyediakan kelompok katalisis untuk
memfasilitasi dan menyediakan interaksi spesifik yang menstabilkan formasi dari
keadaan transisi untuk reaksi kimia.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan menggunakan pepaya
didapatkan hasil bahwa pada penggunaan getah pepaya terdapat enzim papain.
Hal ini sesuai dengan literatur Zusfahair, dkk., (2014), yang menyatakan bahwa
salah satu jenis tumbuhan yang mengandung enzim protease adalah pepaya
(Carica papaya L.). Papain terkandung pada berbagai bagian tumbuhan pepaya,
KESIMPULAN
1. Enzim adalah biomolekul berupa protein yang salah satu kegunaannya adalah
berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa
habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik. Molekul awal yang
disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang
disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu
kondisi/zat, yang disebut promoter.
2. Jenis-jenis enzim yang umum ada 6 yaitu enzim oksidoreduktase (terbagi atas
oksidase, oksigenase, hidroksilase, peroksidase, dan katalase), enzim
transferase (terbagi atas aminotransferase, kinase, dan glukosiltransferase),
enzim hidrolase, enzim liase, enzim isomerase, dan enzim ligase.
3. Macam-macam enzim berdasarkan penggolongannya yaitu golongan enzim
karbohidrase (terbagi atas amilase, sukrase, laktosa, maltosa, selulosa, dan
pektinase), golongan enzim protease (terbagi atas tripsin, peptidase, renin,
galaktase, entrokinase, dan pepsin), golongan enzim ekterase (terbagi atas
lipase dan fostase).
4. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kerja daripada enzim adalah
konsentrasi substrat yang akan menghasilkan penambahan kecepatan reaksi,
pH yang optimum dan mempunyai stabilitas yang tinggi, suhu yang stabil,
pengaruh aktifator, dan pengaruh inhibitor yang bekerja secara efektif.
5. Mekanisme kerja enzim dibagi atas dua cara sebagai berikut adalah teori lock
and key yaitu enzim memiliki struktur sisi spesifik yang cocok dengan
enzim, dan teori induced fit yaitu mempertimbangkan fleksibilitas protein,
sehingga pengikatan suatu substrat pada enzim menyebabkan sisi aktif
mengubah konformasinya sehingga cocok dengan substratnya.
6. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa pada
getah pepaya yang digunakan memang mengandung enzim papain. Hal ini
terjadi karena pada pepaya enzim papain tersebut tersebar keseluruh bagian
tanaman pepaya, bahkan pada daun pepaya sendiri terdapat enzim papain.
7. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa pada
perlakuan dengan menggunakan jus nenas, daging sapi menjadi lunak. Hal ini
terjadi karena enzim bromelin yang ada pada buah nenas salah satunya
berfungsi untuk mengempukkan daging.
8. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa pada
perlakuan dengan penyimpanan suhu dingin, tekstur daging menjadi lebih
keras daripada semula. Hal ini terjadi karena pada saat suhu dingin, enzim
yang bekerja didalam bahan menjadi inaktif, karena enzim tidak tahan akan
DAFTAR PUSTAKA
Elemo, G. N., B. O. Elemo dan O. L. Erukainure. 2011. Activities of some, enzymes inhibitors and antinutritional factors from the seeds of sponge gourd (Luffa aegyptiaca M.). African Journal of Biochemistry Research. 5(3) : 86-89.
Kelly, R. M., L. Dijkhuizen dan H. Leemhuis. 2009. Starch and -glucan acting
enzymes, modulating their properties by directed evolution. Journal of Biotechnology. 140(2009) : 184-193.
Kuchel, P. dan G. B. Ralston. 2006. Biokimia. Erlangga, Jakarta.
Palmer, T. dan P. Bonner. 2007. Enzymes Biochemistry, Biotechnology, Clinical Chemistry. Woodhead Publishing, Philadelphia.
Sumardjo, D. 2009. Pengantar Kimia. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Wardani, A. K. dan L. O. Nindita. 2012. Purifikasi dan karakterisasi protease dari bakteri hasil isolasi dari whey tahu. Jurnal Teknologi Pertanian. 13(3) : 149-156.
Whitehurst, R. J. dan M. V. Oort. 2010. Enzymes in Food Technology. Wiley-Blackwell, USA.