• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE LATIHAN KETERAMPILAN PSIKOLOGIS UNTUK MENINGKATAN KINERJA WASIT DALAM MEMIMPIN PERTANDINGAN SEPAKBOLA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE LATIHAN KETERAMPILAN PSIKOLOGIS UNTUK MENINGKATAN KINERJA WASIT DALAM MEMIMPIN PERTANDINGAN SEPAKBOLA."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE LATIHAN KETERAMPILAN PSIKOLOGIS UNTUK MENINGKATAN KINERJA WASIT DALAM MEMIMPIN

PERTANDINGAN SEPAKBOLA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Olahraga

Oleh :

Deni Mudian

NIM 1201282

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA

SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan kasih sayang-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis yang berjudul “Penerapan Metode Latihan Keterampilan Psikologis terhadap Peningkatan Kinerja Wasit dalam Memimpin Pertandingan Sepakbola”. Shalawat dan salam selalu penulis curah limpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, para Tabiin, Tabiit Tabiin, para umatnya. Semoga penulis adalah salah satu dari orang-orang yang memperoleh syafa’at baginda Rasulullah SAW kelak di hari perhitungan, amin.

Tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian Magister Program Studi Pendidikan Olahraga di Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Penulis sadar bahwa dalam penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna, hal ini dikarenakan terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran membangun dari semua pihak. Walau demikian, penulis berharap tesis ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

(3)

Penulis

UCAPAN TERIMA KASIH

Subhanallah Walhamdulillah Walaa’ilaahaillallah Wallahuakbar, Laa Hawla wa Laa Kuwwata illa Billah. Allohumma Sholi a’la Muhammad wa a’la aalaihi waashabihi ajmai’n. Terima kasih sebesar-besarnya kepada Orang Tua, kakak, dan adik tercinta, atas segala doa dan kasih sayang yang sabar, tulus dan ikhlas. Perjuangan kalian sangat luar biasa. Kebahagiaan kalian sudah menjadi perioritas penulis.

Terselesaikannya Tesis ini, tidak begitu saja terwujud tanpa adanya bantuan secara ikhlas dan tulus dari berbagai pihak, baik moril, materil maupun spiritual sehingga menciptakan kondisi dinamis dalam penyelesaianskripsi ini. Untuk kesempatan ini penulis menyampaikan penghormatan dan penghargaan yang besar serta mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada :

1. Prof. Dr. H. Adang Suherman, M.A. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Olahraga di Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia atas perizinannya dalam proses penelitian tesis.

2. Dr. Nina Sutresna, M.Pd. selaku pembimbing I, yang senantiasa memberikan waktu bimbingan, kemudahan dan keramahan serta pengarahan, sehingga penyusunan tesis ini selesei dengan baik.

3. Dr. Komarudin, M.Pd. selaku pembimbing II, yang senantiasa memberikan motivasi, pengarahan dan solusi serta memberikan kelancaran dalam penyusunan tesis ini, sehingga penyusunan tesis ini slesei dengan baik.

(4)

5. Prof. Wahyudin yang telah membimbing dan memberikan arahan dalam metode penelitian dan pengolahan data statistik.

6. Ibu Nida’ul Hidayah, M.Si, yang telah membimbing dan memberikan arahan dalam pengelolaan data statistik.

7. Yang tercinta Ibunda Yoyoh Munawati, S.Pdi dan Ayahanda Asep Dedi, S.Pd yang tiada henti-hentinya memberikan kasih sayang yang tulus, dukungan, baik materi maupun moril serta doa dan nasihat-nasihat yang sangat berarti bagi penulis. “saya selalu akan menjadi kebanggaan di mata Ibu dan Papah dan akan menjadi yang terbaik dalam keluarga”.

8. Drs. Asep Muslihat M.Si., Drs. Fitriyadi, Awik Suherlan Rahayu, S.Pd dan Wawan Hermawan,S.Pd sebagai senior yang sudah saya anggap sebagai orangtua saya sendiri, yang selalu memberikan motivasi sampai selesainya penelitian tesis ini.

9. Kakak, adik dan keponakan tercinta, Dina Muniati, S.E, Aki Mora, S.H., M.Kn., Tria Mudianti, Aditya putra Narasya, dan Anindia Dwi Narazwa terima kasih telah menjadi saudara dan keponakan yang luar biasa karena bisa membuat penulis belajar untuk menjadi adik, kakak maupun om yang baik untuk kalian.

10.Kekasih yang saya sangat sayangi yang terus memberi dukungan dan bantuan dari mulai pembuatan sampai akhir pembuatan tesis Yeni Andriyani, S.SI terima kasih bayak telah menjadi orang yang sangat berarti buat hidup saya.

11.Kakek dan nenek yang selalu memberikan motivasi penulis ketika sedang menjalani pendidikan, almarhum Ardi Marya dan almarhumah Emin Aminah, walaupun tidak mungkin lagi bisa berkumpul bersama.

12.Seluruh staf pengajar di Program Studi Pendidikan Olahraga SPS UPI dan Seluruh staf dan karyawan POR SPS Universitas Pendidikan Indonesia 13.Para sahabat wasit, Pengawas Pertandingan dan seluruh jajaran pengurus

(5)

dalam proses penelitian dan penulisan tesis dari awal sampai tersusunnya tesis ini sampai selesei dengan baik.

14.Keluarga besar SMPN 2 Cijambe Subang, SMP PGRI 2 Subang dan SMPN 2 Jalancagak Subang yang telah memberikan waktu untuk penulis supaya bisa menyelesaikan tesis ini dengan baik.

15.M. Irsan Pramaputra, S.Pd, yang sudah saya anggap sebagai kaka kandung sendiri. Terima kasih banyak karena telah banyak membantu dalam penyusunan tesis ini

16.Para sahabat Rizal Mustafa, S.Pd, M.Iqbal Fauzi, S.Pd, Iqbal Nur Huda. S.pd, Erwin Dwi Nugroho, S.Kom, Ricky Apriliato,

17.Semua rekan-rekan mahasiswa Prodi Pendidikan Olahraga SPS UPI angkatan 2012 yang telah memberikan motivasi.

18.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas segala bantuan dan kerja samanya.

(6)

1

DAFTAR ISI HALAMAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Struktur Organisasi Tesis ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS ... 10

A. Hakikat Metode Latihan Keterampilan Psikologis . ... 10

1. Pengertian Latihan Keterampilan Psikologis ... 10

2. Tujuan dan Manfaat Latihan Keterampilan Psikologis ... 13

3. Tahap Latihan Keterampilan Psikologis ... 16

4. Program Latihan Keterampilan Psikologis ... 19

5. Rancangan dan Penerapan Latihan Keterampilan Psikologis 21 B. Hakikat Latihan Rileksasi 1. Pengertian Latihan Rileksasi ... 22

2. Bentuk Latihan Rileksasi ... 24

3. Tujuan dan Manfaat Latihan Rileksasi ... 27

4. Pelaksanaan Latihan Rileksasi ... 31

(7)

2

C. Hakikat Latihan Imagery

1. Pengertian Latihan Imagery ... 39

2. Bentuk Latihan Imagery ... 42

3. Tujuan dan Manfaat Latihan Imagery ... 43

4. Pelaksanan Latihan Imagery ... 47

5. Tahapan Latihan Imagery ... 50

D. Hakikat Kinerja Wasit Dalam Memimpin Pertandingan Sepak Bola ... 52

1. Pengertian Kinerja ... 52

2. Penilaian Kinerja ... 53

3. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja ... 55

4. Pengertian Wasit ... 56

5. Syarat-syarat Menjadi Wasit ... 57

6. Tingkatan Wasit ... 57

7. Kinerja Wasit ... 58

E. Penelitian Yang Relevann ... 60

F. Kerangkar Berfikir ... 62

G. Hipotesis ... 68

BAB III METODE PENELITIAN ... 69

A. Lokasi, Populasi, Sampel dan Cara Pemeilihan Sampling ... 69

B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian ... 69

C. Definisi Operasional... 77

D. Instrumen Penelitian... 79

E. Teknik Pengumpulan Data ... 86

F. Analisis Data ... 89

BAB IV PENGOLAHAN DATA ... 89

A. Deskripsi Data ... 89

B. Hasil Pengolahan Analisis Data ... 90

1. Hasil Penghitungan Uji Normalitas ... 91

2. Hasil Penghitungan Uji Homogenitas ... 92

(8)

3

C. Diskusi Penemuan ... 97

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 105

A. Kesimpulan ... 105

B. Saran ... 105

DAFTAR PUSTAKA ... 107

DAFTAR LAMPIRAN ... 111

TABEL HALAMAN 2.1. Rancangan Pelaksanaan Latihan Rileksasi ... 39

3.1. Program Pelaksanaan Rileksasi ... 72

3.2. Program Perlakuan dan Materi Perpertemuan Imagery ... 73

3.3. Format Perpertemuan Imagery ... 74

3.4. Program Perlakuan dan Materi Perpertemuan Rileksasi-Imagery ... 74

3.5. Format Perpertemuan Imagery ... 76

4.1. Data Hasil Penilaian ... 91

4.2. Hasil Pengujian Normalitas Data ... 93

4.3. Hasil Uji Homogenitas ... 94

4.4. Hasil Uji Signifikansi Rileksasi Terhadap Kinerja ... 95

4.5 Hasil Uji Signifikansi imagery Terhadap Kinerja ... 96

4.6 Hasil Uji Signifikansi Rileksasi-Imagery Terhadap Kinerja ... 97

4.7 Hasil Uji Perbedaan antar Kelompok Eksperimental (ANOVA) ... 98

4.8 Hasil Uji Signifikansi Kelompok yang Lebih Baik (POST HOC) ... 99

GAMBAR HALAMAN 3.1. Desain Penelitian ... 70

(9)

ABSTRAK Deni Mudian

1201282

Penerapan Metode Latihan Keterampilan Psikologis untuk meningkatan Kinerja Wasit dalam Memimpin

Pertandingan Sepakbola

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengatahui apakah penerapan metode latihan keterampilan psikologis berupa latihan relaksasi, imagery, dan rileksasi-imagery dapat memberi pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja wasit dalam memimpin pertandingan sepakbola. Penelitian dilakukan terhadap wasit pengcab PSSI Kabupaten Subang, dan metode dalam penelitian adalah metode eksperimen dengan desain the two

control one eksperimental group pretest-posttest design. Instrumen untuk mengumpulkan

(10)

ABSTRAC DENI MUDIAN

1201282

APPLICATION METHOD FOR PSYCHOLOGICAL SKILLS TRAINING INCREASE REFEREE IN LEADING PERFORMANCE

GAME FOOTBALL

(11)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sepakbola merupakan salah satu olahraga yang digemari dan populer disemua lapisan masyarakat, sebagai salah satu permainan kolektif, sepakbola diperlukan suatu kerjasama yang baik antar semua komponen sehingga menghasilkan suatu kebersamaan yang nyata. Hal ini dikatakan oleh Handoko (2008, hlm. 23) sebagai berikut :

Sepakbola adalah suatu permainan yang dilakukan dengan jalan menyepak bola, dengan tujuan untuk memasukan bola ke gawang lawan dan mempertahankan gawang tersebut agar tidak kemasukan bola. Di dalam memainkan bola, setiap pemain diperbolehkan menggunakan seluruh anggota badan kecuali tangan dan lengan. Hanya penjaga gawang yang diperbolehkan memainkan bola dengan kaki dan tangan.

Pertandingan sepakbola banyak melibatkan komponen penting yang tidak bisa ditinggalkan, agar pertandingan bisa terlaksana dengan baik. Komponen-komponen tersebut diantaranya adalah pemain dari kedua regu, pelatih, oficial, penonton, petugas medis, petugas keamanan dan aparat pertandingan yang meliputi wasit dan pengawas pertandingan. Hal ini sesuai dengan aturan resmi yang ada dalam peraturan pertandingan yang dikeluarkan oleh Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).

Wasit adalah seorang pengadil yang bertugas memutuskan suatu perkara atau kasus. Wasit dalam bahasa Inggris disebut umpire atau referee, komisi wasit Pengrov Jabar Yuli (2008, hlm. 30-32) menjelaskan wasit adalah: "a) Penegak atau pengantara, b) Penentu atau pemimpin (dalam suatu pertandingan), c) Pemisah, pelerai, pendamai (antara yang berselisih)". PSSI (2007:12) menjelaskan mengenai pengertian wasit adalah :

Penengah dan hakim yang mempunyai wewenang penuh untuk menegakan hukum permainan sehubungan dengan pertandingan dimana wasit tersebut ditugaskan, harus bergerak mengikuti bola dan permainan serta keputusan-keputusan wasit mengenai fakta-fakta yang berhubungan dengan permainan adalah final, sejauh sebagai akibat dari pemainan yang bersangkutan.

Peran wasit sungguh mulia, oleh sebab itu wasit adalah orang yang terhormat, karena diberi amanat untuk berperilaku baik dan fair play di luar dan di dalam pertandingan, sehingga dapat menjadi panutan bagi para pemain dan ofisial. Wasit adalah pengendali suatu permainan dan bertugas memimpin juga mengendalikan permainan agar berjalan menarik, tidak membosankan dan lancar. Sehingga tujuan akhir dari suatu pertandingan yaitu berjalan lancar, aman, dan kedua belah pihak atau tim merasa puas dengan kepemimpinan wasit.

Media massa sering kali memberitakan wasit yang memimpin jalannya suatu pertandingan, bahkan menjadikan pokok pemberitaan hangat terkait dengan sikap wasit

(12)

dalam pertandingan. Wasit seringkali dijadikan sasaran ketidakpuasan pemain, ofisial, dan penonton ketika mereka merasa tidak puas dengan kinerja wasit, terutama ketika kondisi kesebelasan ada pada posisi kalah. Lebih-lebih dalam kondisi tersebut wasit sering tidak terkontrol emosinya ketika diperlakukan tidak sewajarnya.

Akibat dari seringnya pemain, ofisial dan penonton memberikan protes berlebihan dan seakan-akan melecehkan wasit dalam suatu pertandingan, tidak jarang pula membuat wasit semakin tidak bisa mengontrol emosinya. Sesuai yang diberitakan oleh jurnalis Haryanto Tri Wibowo dalam Vivabola.com pada hari Jumat tanggal 25 Oktober 2013 memberitakan :

Seorang wasit bernama Saad Al Fadhli menjadi perbincangan hangat akibat ulahnya saat memimpin sebuah pertandingan. Saad Al Fadhli yang saat itu memimpin pertandingan antara Al Nasr melawan Al Arabi dalam lanjutan Liga Kuwait tampaknya dibuat emosi karena protes yang dilakukan oleh pemain Al Nasr. Ia pun lantas memukul dan menendang para pemain yang melakukan protes. Tak berhenti di situ ia juga langsung mengeluarkan kartu merah untuk pemain Al Nasr.

Berita paling menghebohkan juga terjadi di Liga Amatir Brazil ketika sikap wasit yang menusuk pemain hingga tewas di lapangan karena pemain tersebut protes berlebihan, sesuai yang di beritakan oleh jurnalis Doni Wahyudi dalam kabar berita Detik Sport pada hari Minggu, 7 Juli 2013 memberitakan sebagai berikut :

MARANHAO (GM) - Kejadian mengerikan terjadi di liga sepak bola amatir Brasil. Seorang wasit yang menusuk hingga tewas pemain, lantas dibantai oleh penonton yang melempari dengan batu dan kemudian memotong beberapa bagian tubuhnya. Peristiwa nahas ini terjadi di Maranhao, Brasil, akhir pekan kemarin. Semua bermula saat salah seorang pemain bernama Josenir dos Santos Abreu menyerang wasit, karena tak puas setelah dia dikartu merah. Sempat saling baku pukul, wasit Otavio Jordao da Silva lantas mengambil pisau dan menusuk Abreu.

Melihat dari kasus-kasus tersebut bagaimanapun kondisinya wasit seharusnya mampu menjaga emosi, dan menunjukan kinerja wasit sesuai dengan aturan dan peranannya sebagai pengadil. Kasus yang terjadi tersebut merupakan suatu permasalah kinerja wasit yang mengakibatkan para pemain, ofisial tim atau penonton merasa tidak puas atas kepemimpinan wasit di lapangan. Permasalahan itulah yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian, sehinga penulis dapat mendalami faktor apa yang memepengaruhi kinerja wasit di lapangan sehingga kasus demi kasus tidak terulang kembali, dan kedepannya wasit benar-benar menjadi seorang pengadil, pemimpin, pelerai dan penegak aturan yang sangat dihormati oleh pemain, ofisial dan penonton.

(13)

motivasi, dan sebagainya”. Kinerja merupakan suatu hasil yang dikerjakan oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Tjiono dan Anatasia (1996, hlm. 215) bahwa :

Kinerja seseorang dapat dipengaruhi oleh 3 faktor : (1) faktor wasit yang meliputi kemampuan/keterampilan dan latarbelakang demografi, (2) faktor organisasi yang meliputi : sumber daya kepemimpian , imbalan stuktur, desain pekerjaan, (3) faktor psikologis yang meliputi persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi.

Berdasarkan uraian tersebut, kinerja seseorang merupakan suatu hasil pekerjaan yang dicapai dan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah faktor psikologis. Masalah psikologis yang sering dihadapi oleh wasit dalam pertandingan diantaranya adalah masalah emosi yang terjadi akibat dari perlakuan pemain, ofisial atau penonton yang sering melecehkan wasit, sehingga wasit sering kali tidak terkontrol emosinya dan membalas tindakan-tindakan mereka yang seharusnya sangat tidak boleh dilakukan oleh wasit. Wasit yang memiliki tingkat emosi tinggi dan tidak mampu mengontrolnya, akan berakibat terhadap kinerja wasit, pada saat memimpin pertandingan. Oleh sebab itu, wasit harus dapat mengontrol emosinya walaupun mendapat tekanan dari pemain, ofisial atau penonton. Sehingga wasit tetap mampu mengambil keputusan dengan tepat dan bijaksana sehingga kinerja wasit tersebut baik ketika memimpin pertandingan.

Upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah perlu penerapan metode latihan keterampilan psikologis agar wasit dapat mengontrol emosi dan masalah mental lainnya. Menurut Valey (dalam Komarudin, 2013, hlm. 17) menjelaskan bahwa ada empat teknik

latihan keterampilan psikologi, yaitu “Imagery, goal-setting, thought management and

physical relaxtation/arousal regulation”. Metode yang ingin penulis terapkan untuk meningkatkan kinerja wasit dalam penelitian ini menggunakan metode keterampilan psikologis berupa rileksasi, imagery, dan kombinasi rileksasi-imagery. Rileksasi menurut Setyobroto (1989, hlm. 105) adalah “Keadaan yang ditandai dengan tidak adaya aktivitas dan ketegangan”. Apabila seseorang dalam keadaan tidak melakukan aktivitas (diam) dan merasa nyaman (tidak tegang), maka bisa disebut orang tersebut dalam keadaan rileks.

Latihan imagery menurut Hidayat (2011, hlm. 180) adalah “Suatu proses mental yang yang terjadi ketika seseorang membayangkan suatu obyek, peristiwa, atau pengalaman gerak tertentu melalui multimodalitas, seperti visual, auditorial, kinestetik, dan lain-lain”. Menurut

(14)

dan membayangkan segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pertandingan. Latihan

imagery digunakan untuk membantu wasit membuat visualisasi yang lebih nyata berkaitan

dengan pertandingan atau kompetisi yang akan dijalaninya.

Meurut Singgih (1996, hlm. 109) disebut khayalan mental (mental imagery), yaitu: Imagery mental dimaksudkan untuk melatih wasit membuat gerakan-gerakan yang benar

melalui imajinasi, setelah gerakan-gerakan dimatangkan dalam imajinasi kemudian

benar-benar dilaksanakan untuk dievaluasi”. Latihan Mental imagery memberikan manfaat yang

positif jika diterapkan pada wasit dalam memimpin pertandingan. Wasit dalam hal ini akan lebih percaya diri dan dapat mengontrol emosi ketika mendaptkan tekanan-tekanan dari pemain. Manfaat mental imagery menurut Suryanto (2012, hlm. 21) bahwa :

Mental imagery dapat digunakan dalam berbagai kesempatan, yaitu : 1) untuk mengembangkan kepercayaan diri wasit, 2) untuk mengembangkan strategi pre-kompetisi dan pre-kompetisi, 3) membantu wasit memfokuskan perhatian atau konsentrasinya pada suatu bentuk ketrampilan tertentu yang sedang dilatihnya, 4) membantu wasit memfokuskan diri pada pertandingan.

Untuk melakukan suatu keterampilan psikologis, lebih efektifnya orang yang akan

ditreatment harus dalam keadaan rileks, karena akan berdampak terhadap hasil yang lebih

baik dan dapat meningkatkan hasil keterampilan dengan pesat. Sesuai petunjuk praktis melakukan latihan imagery menurut Syer & Cannolly dalam Setyobroto (1989, hlm. 144) bahwa: "Mulailah dengan relaksasi, apabila anda sedang belajar keterampilan tertentu yang dianggap sulit dan sudah lama anda tekuni, maka latihan relaksasi dalam waktu yang tepat dan dalam tempo yang singkat akan memberikan peningkatan dan kemajuan yang pesat”. Maka selain meneliti rileksasi dan imagery terhadap peningkatan kinerja wasit dalam memimpin pertandingan sepakbola, penulis juga meneliti gabungan keterampilan psikologis berupa rileksasi dengan imagery yang dapat meningkatkan kinerja wasit dalam memimpin pertandingan sepakbola.

Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis tertarik untuk membuktikan teori latihan keterampilan psikologis berupa bentuk latihan rileksasi untuk meningkatkan kinerja wasit dalam memimpin pertandingan sepakbola, pengaruh latihan keterampilan psikologis berupa bentuk latihan imagery untuk meningkatkan kinerja wasit dalam memimpin pertandingan sepakbola dan pengaruh latihan keterampilan psikologis berupa bentuk latihan

(15)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan maka masalah dalam penelitian ini penulis identifikasi sebagai berikut:

1. Kasus pelecehan dan tekanan-tekanan kepada wasit merupakan suatu permasalah kinerja yang mengakibatkan para pemain, ofisial atau penonton merasa tidak puas atas kepemimpinan wasit di lapangan

2. Wasit harus dapat mengontrol emosinya dengan baik ketika di lapangan, walaupun mendapat tekanan dari pemain, ofisial atau penonton, sehingga wasit dapat mengambil keputusan dengan tepat dan bijaksana yang akan berpengaruh terhadap kinerja wasit ketika sedang memimpin pertandingan di lapangan.

3. Adanya pengambilan keputusan dari seorang wasit yang tidak tepat, karena pengambilan keputusan yang baik harus dalam keadaan sadar dan terkendali.

4. Cara yang harus dilakukan oleh wasit, agar wasit dapat mengontrol emosi dan masalah mental lainnya adalah dengan diberikannya latihan keterampilan berupa latihan mental rileksasi, imagery, dan rileksasi-imagery.

5. Terdapat perbedaan hasil kinerja wasit dalam memimpin pertandingan sepakbola yang memperoleh metode latihan keterampilan psikologis berupa latihan rileksasi, imagery, dan gabungan rileksasi dengan imagery.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dalam penelitian ini, penulis merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah penerapan metode latihan keterampilan psikologis berupa latihan

rileksasi-imagery memberi pengaruh yang signifikan terhadap kinerja wasit dalam memimpin

pertandingan sepakbola ?

2. Apakah penerapan metode latihan keterampilan psikologis berupa latihan rileksasi memberi pengaruh yang signifikan terhadap kinerja wasit dalam memimpin pertandingan sepakbola ?

(16)

4. Metode latihan keterampilan psikologis manakah yang lebih memberi berpengaruh yang signifikan terhadap kinerja wasit dalam memimpin pertandingan sepakbola?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah penerapan metode latihan keterampilan psikologis berupa latihan rileksasi-imagery memberi pengaruh yang signifikan terhadap kinerja wasit dalam memimpin pertandingan sepakbola.

2. Untuk mengetahui Apakah penerapan metode latihan keterampilan psikologis berupa latihan rileksasi memberi pengaruh yang signifikan terhadap kinerja wasit dalam memimpin pertandingan sepakbola.

3. Untuk mengetahui apakah penerapan metode latihan keterampilan psikologis berupa latihan imagery memberi pengaruh yang signifikan terhadap kinerja wasit dalam memimpin pertandingan sepakbola.

4. Untuk mengetahui metode latihan keterampilan psikologis manakah yang lebih memberi berpengaruh yang signifikan terhadap kinerja wasit dalam memimpin pertandingan sepakbola.

E. Manfaat Penelitian

Secara umum penelitian ini dapat memberikan suatu informasi yang positif untuk proses pembinaan sepakbola khususnya dibidang perwasitan. Adanya penelitian ini dapat mengungkapkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja wasit agar dapat meningkatkan kualitas kepemimpinan wasit sepakbola yang ada di PSSI yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas setiap pertandingan sepakbola dan berdampak pada proses pembinaan sepakbola secara keseluruhan.

1. Manfaat teoritis

(17)

b. Faktor psikologis seorang wasit harus mendapatkan perhatian besar dari kalangan pemerhati maupun pelaksana di lapangan khususnya para penggurus PSSI, karena dapat membantu memudahkan para wasit dalam memperbaiki kinerja yang dimiliki. 2. Manfaat Praktis

a. Dapat dijadikan sebagai evaluasi bagi kinerja wasit sepakbola PSSI dalam meningkatkan kinerja wasit secara keseluruhan.

b. Hasil penelitian diharapkan bisa dijadikan dasar untuk membuat standar wasit sepakbola di Indonesia.

c. Hasil penelitian diharapkan bisa meningkatkan kualitas pertandingan yang ada di Indonesia.

F. Stuktur Organisasi Tesis

Tesis ini terdiri dari lima bab, bab pertama membahas tentang latar belakang masalah kinerja wasit yang kurang maksimal dan argumentasi yang mendasari penulis mengambil masalah tersebut untuk di analisis, pada bab I juga diungkap mengenai identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi tesis.

Dalam bab II ini dibagi lagi dalam beberapa bagian yang menjelaskan tentang, a) hakikat latihan keterampilan psikologis, b) hakikat latihan rileksasi c) hakikat latihan

imagery, d) hakikat kinerja wasit dalam memimpin pertandingan sepak bola, e) penelitian

yang relevan, f) kerangka berfikir, dan g) hipotesis.

Bab III dibagi kedalam beberapa bagian, yaitu bagian a) lokasi, populasi, dan sampel, cara pemilihan sampel serta justifikasi pemilihan lokasi serta sampel, b) desain penelitian dan justifikasi pemilihan desain penelitian, c) metode penelitian dan justifikasi penggunaan metode penelitian tersebut, d) definisi oprasional, yang dirumuskan untuk setiap variabel yang melahirkan indikator-indikator dari setiap variabel yang diteliti, e) instrumen penelitian, f) proses pengembangan instrumen antara lain pengujian validitas dan relibilitas, g) teknik pengumpulan data dan alasan rasionalnya, dan h) analisis data yang mengungkap tahap-tahap analisis data, serta teknik yang dipakai dalam analisis data.

(18)
(19)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Kabupaten Subang Jawa Barat. Pemberian

treatment bentuk latihan rileksasi, imagery dan rileksasi-imagery dilakukan di salah satu

ruangan yang ada di stadion PERSIKAS Kabupaten Subang yang beralamatkan di Jln. Pulau Bali No. 10 Subang. Pengamatan kinerja wasit dilakukan di lapangan sepak bola yang ada di wilayah Kabupaten Subang pada saat wasit memimpin pertandingan sepakbola.

2. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah wasit sepakbola PSSI yang ada di Kabupaten Subang berjumlah 30 orang. Pada penelitian ini semua anggota populasi digunakan sebagai sampel penelitian yang akan dibagi ke dalam 3 kelompok. Penetapan kelompok dilakuan dengan teknik sample random sampling, Sugiono (2009, hlm. 82) menjelaskan bahwa Sample random sampling merupakan pengambilan sampel anggota populasi dilakukan

secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi dan dilakukan bila anggota

populasi dianggap homogen dan sampel yang terpilih dianggap representatif”. Adapun cara

yang digunakan dalam pengambilan sampel secara random sampling adalah menggunakan cara undian.

Sampel kelompok A dengan perlakuan (treatment) latihan keterampilan psikologis rileksasi-imagery berjumlah 10 orang wasit. Sampel kelompok B dengan perlakuan (treatment) latihan keterampilan psikologis rileksasi berjumlah 10 orang wasit. Sampel kelompok C dengan perlakuan (treatment) latihan keterampilan psikologis imagery berjumlah 10 orang wasit.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan atau

treatment. Menurut Sugiyono (2008, hlm. 72) berpendapat bahwa “Metode eksperimen dapat

diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang tekendalikan.” Metode eksperimen merupakan metode yang cocok untuk penelian yang akan dilaksanakan karena ingin mengetahui pengaruh dari suatu perlakuan. Lebih lanjut Arikunto (2010, hlm. 9) menjelaskan

(20)

bahwa, “Eksperimen selalu dimaksudkan dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan.”

Dengan demikian, peneliti beranggapan bahwa metode eksperimen tepat digunakan dalam penelitian ini sehingga dapat diketahui bagaimana pengaruh penerapan metode latihan keterampilan psikologis berupa latihan keterampilan rileksasi, imagery dan rileksasiimagery

dalam meningkatkan kinerja wasit dalam memimpin pertandingan sepakbola.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain the two control

groups and one experimental group pretest-post-test design. Sebagai gambaran, penulis

sajikan bentuk design penelitian yang digunakan seperti terlihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1.

The two control groups and one experimental group pretest-post-test design

Sumber : Cohen (2007, hlm. 278) Keterangan:

O1, O3, O5: Tes awal kinerja wasit dalam memimpin pertandingan sepakbola. O2, O4, O6: Tes akhir kinerja wasit dalam memimpin pertandingan Sepakbola.

X1: Perlakuan latihan keterampilan psikologis dalam bentuk latihan rileksasi-imagery. X2: Perlakuan latihan keterampilan psikologis dalam bentuk latihan rileksasi

X3: Perlakuan latihan keterampilan psikologis dalam bentuk latihan imagery R : Subjek dipilih secara random

Penelitian ini dilakukan selama 7 Minggu (21x pertemuan) yang dilaksanakan setiap hari Rabu, Sabtu dan Minggu terhitung dari tanggal 20 April –7 Juni 2014. Perlakuan dilakukan atas dasar pendapat Sheard and Golby ( dalam Birrer & Morgan (2010, hlm. 79) bahwa “Showed with 36 young elite swimmers asignificant post-PST performance enhancement after a 7-week PST training program (imagery and relaxation)”.

Berdasarkan pendapat tersebut perlakuan latihan imagery, rileksasi, dan

rileksasi-imagery berpengaruh terhadap kinerja selama kurun waktu 7 Minggu. Maka melihat dari

hasil penelitian tersebut bahwa latihan keterampilan psikologis berupa latihan rileksasi, Ekperimental RO1 X 1 O2

Control1 RO3 X2 O4

(21)

imagery, dan rileksasi-imagery diharapkan dapat memberi pengaruh yang signifikan dalam

meningkatkan kinerja wasit dalam memimpin pertandingan sepakbola. 1. Pre Test

Pre test dilakukan sebelum perlakuan diberikan yaitu penilaian kinerja wasit ketika sedang memimpin pertandingan sepakbola. Pre test dilakukan untuk melihat sejauh mana kemampuan wasit ketika sedang memimpin pertandingan sepakbola sebelum diberikannya perlakuan. Untuk mendapatkan data kemampuan wasit ketika memimpin pertandingan sepakbola, digunakan form penilaian kinerja wasit PSSI yang dinilai oleh pengawas pertandingan. Setelah data diperoleh melalui instrument, kemudian data diolah dan diinterpretasikan ke dalam skor pre test.

2. Perlakuan

Perlakuan dilakukan dengan penerapan metode latihan keterampilan psikologis dalam bentuk latihan rileksasi, imagery, dan rileksasi-imagery. Perlakuan ini dilaksanakan 3 kali seminggu pada wasit sepakbola PSSI Kabupaten Subang. Penerapan metode latihan keterampilan psikologis ini bertujuan agar wasit dapat mengontrol emosi ketika mendapatkan tekanan-tekanan atau pelecehan dari pemain, penonton dan ofisial pada saat memimpin pertandingan sepakbola, dan wasit dapat lebih siap dalam mengalami berbagai situasi yang ditemuinya dalam situasi pertandingan, oleh karena situasi-situasi tersebut kebanyakan sudah berkali-kali ia praktekan dalam imajinasinya.

Berikut merupakan program, format perpertemuan dan materi perpertemuan untuk perlakuan yang diberikan dalam rangka meningkatkan kinerja wasit dalam memimpin pertandingan sepakbola, yang dilakukan sebanyak 21 kali pertemuan dalam Tabel program 3.1., format perpertemuan dan materi perpertemuan pada Tabel 3.2.

A. Rileksasi

Format ini merupakan format perpertemuan untuk melakukan latihan keterampilan psikologis rileksasi, adapun format tersebut bisa dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1.

Format Pertemuan Latihan Keterampilan Psikologis Rileksasi

(22)

1-27 A. Pendahuluan (10 menit) a. Doa

b. Penjelasan tentang program latihan yang akan di lakukan.

1) Program perlakuan imagery dan materi pertemuan imagery merupakan program dan materi yang diberikan untuk melaksanakan latihan keterampilan psikologis imagery, adapun materi tersebut bisa dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2.

Program dan Materi latihan Keterampilan Psikologis Imagery

Minggu Pertemuan Materi

1

1, 2 dan 3

Imagery : membayangkan seorang pemain, ofosial,

atau penonton, yang marah karena tidak puasnya terhadap kepemimpinan wasit, ketika tim tersebut dalam keadaan kalah.

2 4, 5 dan 6

imagery: membayangkan pengambilan keputusan

seluruh kejadian dengan tepat, benar dan tenang. Tidak ada tekanan dari pemain, ofisial, dan penonton.

3 7, 8 dan 9

imagery: Membayangkan pengambilan keputusan

seluruh kejadian dengan tepat, benar dan tenang. Adanya tekanan dari pihak pemain, ofisial, dan penonton.

4 10, 11 dan 12

imagery: membayangkan protes yang tidak sewajarnya dari pemain, ofisial, dan penonton, padahal keputusan yang diambil wasit ketika memimpin pertandingan itu benar sesuai peraturan permainan dari PSSI.

5 13, 14, dan 15

imagery: Membayangkan adanya protes yang tidak

sewajarnya dari pemain, ofisial dan penonton, karena kekeliruan/kesalahan keputusan wasit di lapangan, yang berakibatkan kalahnya salah satu tim.

(23)

6 Tetapi terjadi kejadian berhentinya pertandingan beberapa saat karena ulah antar suporter yang bersitegang sehingga berpengaruh dan mengganggu jalannya pertandingan.

7 19, 20, dan 21

imagery: Membayangkan adanya protes yang tidak

sewajarnya dari pemain, ofisial dan penonton, karena kekeliruan/kesalahan keputusan wasit di lapangan, yang berakibatkan pertandingan terhenti karena ketidakpuasan dari kepemimpinan wasit.

2) Format perpertemuan imagery merupakan format yang diberikan untuk melaksanakan latihan keterampilan psikologis imagery, adapun format tersebut bisa dilihat pada Tabel 3.3.

b. Penjelasan tentang program latihan yang akan di lakukan.

B. Isi Materi Latihan (20-30menit) Latihan dasar imagery mental

a) Latihan berpasangan untuk saling

membayangkan (ciri wajah, pakaian, sepatu, posisi duduk, dan lain-lain sedetil mungkin) b) Latihan membayangkan suasana ketika akan

memimpin pertandingan.

c) Latihan sama dengan butir satu, tetapi fokuskan pandangan pada wajah saja.

1) Program perlakuan rileksasi-imagery dan materi pertemuan rileksasi-imagery merupakan program dan materi yang diberikan untuk melaksanakan latihan keterampilan psikologis rileksasi-imagery, adapun materi tersebut bisa dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4.

Program dan Materi latihan Keterampilan Psikologis Rileksasi-Imagery

(24)

1

1, 2 dan 3

Rileksasi-Imagery : membayangkan seorang pemain, ofosial, atau penonton, yang marah karena tidak puasnya terhadap kepemimpinan wasit, ketika tim tersebut dalam keadaan kalah.

2 4, 5 dan 6

Rileksasi-imagery: membayangkan pengambilan keputusan seluruh kejadian dengan tepat, benar dan tenang. Tidak ada tekanan dari pemain, ofisial, dan penonton.

3 7, 8 dan 9

Rileksasi-imagery: Membayangkan pengambilan keputusan seluruh kejadian dengan tepat, benar dan tenang. Adanya tekanan dari pihak pemain, ofisial, dan penonton.

4 10, 11 dan 12

Rileksasi-imagery: membayangkan protes yang tidak sewajarnya dari pemain, ofisial, dan penonton, padahal keputusan yang diambil wasit ketika memimpin pertandingan itu benar sesuai peraturan permainan dari PSSI.

5 13, 14, dan 15

Rileksasi-imagery: Membayangkan adanya protes yang tidak sewajarnya dari pemain, ofisial dan penonton, karena kekeliruan/kesalahan keputusan wasit di lapangan, yang berakibatkan kalahnya salah satu tim.

6

16, 17 dan 18

Rileksasi-imagery: Membayangkan pengambilan keputusan seluruh kejadian dengan tepat, benar dan tenang. Tetapi terjadi kejadian berhentinya pertandingan beberapa saat karena ulah antar suporter yang bersitegang sehingga berpengaruh dan mengganggu jalannya pertandingan.

7

19, 20, dan 21

Rileksasi-imagery: Membayangkan adanya protes yang tidak sewajarnya dari pemain, ofisial dan penonton, karena kekeliruan/kesalahan keputusan wasit di lapangan, yang berakibatkan pertandingan terhenti karena ketidakpuasan dari kepemimpinan wasit.

(25)

Tabel 3.5.

Format Latihan Keterampilan Psikologis Rileksasi-Imagery

PERTEMUAN KEGIATAN

1-27 D. Pendahuluan (10 menit) a. Doa

b. Penjelasan tentang program latihan yang akan di lakukan.

B. Isi Materi Latihan (20-30menit) a. Latihan Rileksasi dan imagery

1. Latihan Rileksasi otot progresif a) Tahap Persiapan

b) Tahap Pelaksanaan

2. Latihan dasar imagery mental a) Latihan berpasangan untuk saling

membayangkan (ciri wajah, pakaian, sepatu, posisi duduk, dan lain-lain sedetil mungkin) b) Latihan membayangkan suasana ketika akan memimpin pertandingan.

b) Latihan sama dengan butir satu, tetapi fokuskan pandangan pada wajah saja. b. Latihan imagery khusus

C. Penutup (10 menit) a. Refleksi

b. feed back (evaluasi) c. Doa

3. Post Test

Post-test dilakukan setelah program metode latihan keterampilan psikologis selesei

(26)

C. Definisi operasional

Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah dalam penelitian ini, penulis perlu mendefinisikan secara operasional. Maka penulis membatasi beberapa istilah yang digunakan, dalam penelitian ini hanya treatment dengan latihan keterampilan psikologis berupa latihan rileksasi dan imager terhadap kinerja wasit dalam memimpin pertandingan sepak bola.

1. Latihan Keterampilan Psikologis. Menurut Chee (dalam Komarudin, 2013, hlm. 4) latihan keterampilan psikologis adalah "Psychological skill training (PST) is the deliberate,

systematic practice of strategies and methods designed to enhance an athlete's

performance, by enhancing their psychological skills". Maksud pendapat tersebut

menekankan bahwa, latihan keterampilan mental berhubungan dengan teknik

kognitif-somatik secara umum yang meliputi latihan mental, imagery mental dan visualisasi,

latihan gerak visual, terapi kognitif, bio-feedback relaksasi otot secara progresif, dan

meditasi. Selain itu Komarudin juga menjelaskan tentang latihan keterampilan psikologis adalah “Suatu program pelatihan yang disusun dan dirancang secara sistematis agar wasit dapat menguasai dan mempraktikan keterampilan-keterampilan mental yang

berguna untuk meningkatkan performa dalam olahraga”. Latihan keterampilan psikologis

yang digunakan dalam penelitian ini adalah latihan keterampilan psikologis berupa lathan rileksasi-imagery.

2. Relaksasi. Menurut pendapat Setyobroto (1989, hlm. 105) rileksasi adalah "Keadaan yang ditandai dengan tidak adanya aktivitas dan ketegangan". Sedangkan menurut Davies (dalam Komarudin, 2013:105) menjelaskan relaksasi adalah: " ... a state of controlled and

relatively stable level of arousal which is lower than that of the normal waking state".

(27)

3. Imagery. Menurut Singgih (1996, hlm. 109) imagery adalah “mental dimaksudkan untuk

melatih wasit membuat gerakan yang benar melalui imajinasi, setelah gerakan-gerakan dimatangkan dalam imajinasi kemudian benar-benar dilaksanakan untuk

dievaluasi”. Mental imagery dapat memberikan manfaat yang positif bagi seseorang, yaitu

dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan dapat mengontrol emosi ketika mendapatkan tekanan-tekanan dari para pemain, yang selanjutnya akan meningkatkan kinerjawasit pada saat memimpin sebuah pertandingan. Maka dengan itu imagery adalah teknik yang biasa digunakan oleh psikolog olahraga untuk membantu seseorang memvisualisasikan atau melatih mental berkaitan dengan kegiatan yang akan dilakukan, praktek imagery dilakukan dengan cara memberikan kebebasan untuk berimajinasi menggunakan fikirannya untuk melihat dan membayangkan segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pertandingan. Imagery digunakan untuk membantu wasit membuat visualisasi yang lebih nyata berkaitan dengan pertandingan atau kompetisi yang akan dijalaninya..

4. Kinerja. Menurut Mangkunegara (2000, hlm. 67) kinerja adalah “Hasil kualitas yang dicapai dalam melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan”. Sedangkan menurut Fauzee (2009:17) kinerja adalah “Hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama”. Dari pengertian mengenai kinerja tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil yang dicapai oleh seseorang di dalam suatu kerja yang telah dilakukannya. Kinerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kinerja wasit sepakbola ketika memimpin jalannya suatu pertandingan. Pengambilan data kinerja dilakukan disesuaikan dengan from penilaian wasit yang digunakan oleh PSSI .

5. Wasit. Menurut Komisi wasit Pengrov Jabar Yuli (2008, hlm. 30-32) wasit adalah "a) Penegak atau pengantara, b) Penentu atau pemimpin (dalam suatu pertandingan), c) Pemisah, pelerai, pendamai (antara yang berselisih)". Sedangkan pengertian wasit menurut situs wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas (pengertian wasit) wasit adalah “Seseorang yang memiliki wewenang untuk mengatur jalannya pertandingan olahraga. Ada bermacam-macam istilah wasit, dalam bahasa Inggris dikenal referee, umpire, judge, atau linesman".

(28)

Penentuan alat ukur untuk menilai kinerja wasit, penulis menggunakan From penilaian wasit yang digunakan atau berlaku di PSSI. Form ini merupakan form resmi yang dikeluarkan oleh FIFA yang digunakan oleh PSSI untuk mengukur kinerja wasit sepakbola saat memimpin pertandingan. Hal–hal penting dalam form penilaian wasit ini adalah mengacu kepada seluruh komponen penting yang ada selama pertandingan berlangsung, yaitu 1) posisi dan mekanisme official, 2) kontrol game, 3) signal/isyarat wasit, 4) keberanian, karakter, dan konsentrasi, 5) ketepatan pengambilan keputusan. Instrumen ini tidak perlu lagi diuji Validitas dan Reliabilitas, dikarenakan instrumen ini sudah baku yang dikeluarkan oleh FIFA dan sering digunakan oleh PSSI untuk menilai kinerja wasit.

2. Limitasi Penelitian

Dalam penelitian perlakuan yang diberikan adalah penerapa metode latihan keterampilan psikologis dalam meningkatkan kinerja wasit dalam memimpin pertandingan sepakbola. Namun terlepas dari hal itu hasil eksperimen dari subjek manusia mempunyai kemungkinan besar bervariasi, apabila peneliti tidak bisa memisahkan antara variabel yang diperlukan dari variabel luar di sekitar proses eksperimen. Menurut Sukardi (2003, hlm.188) suatu eksperimen dikatakan valid apabila “1) Hasil yang dicapai hanya diakibatkan oleh karena variabel bebas yang dimanipulasi secara sistematis; 2) hasil akhir eskperimen harus dapat digeneralisasi pada kondisi eksperimen yang berbeda.” Sukardi (2003, hlm 188) menambahkan “Ada dua syarat agar hasil suatu eksperimen dapat mencapai hasil yang baik dan tidak bervariasi. Kedua syarat yang dimaksud adalah perlunya validitas internal dan validitas eksternal yang terjaga selama proses penelitian eksperimen.”

Dalam penelitian eksperimen Sukardi (2003, hlm. 178) menjelaskan “variabel-variabel yang ada termasuk variabel bebas atau independent variable dan variable terikat independent

variable sudah ditentukan oleh peneliti sejak dari awal.” Di dalam penelitian ini yang

(29)

Sukardi (2003, hlm. 188) menjelaskan tentang validitas internal penelitian eksperimen terjadi karena adanya delapan faktor penting sebagai sumber variasi antara lain:

1. Faktor sejarah atau history dari subyek yang diteliti, 2. Seleksi

Kedelapan faktor ini perlu dikontrol agar variabel yang direncanakan dapat mengakibatkan terjadinya perubahan pada variabel terikat.

Lanjut Sukardi (2003, hlm. 189) menjelaskan tentang variabel eksternal antara lain: 1. Dampak reaktif suatu testing

2. Efek interaksi bias seleksi

3. Efek reaktif pengaturan eksperimen 4. Inferensi perlakuan jamak (ganda)

Validitas eksperimen yang baik mestinya mengandung kedua validitas tersebut secara proporsional, walaupun itu tidak dapat dicapai secara sempurna. Lebih jelas lagi tentang validitas internal dan validitas eksternal dengan cara pengontrolannya, salah satu karakteristik penelitian yang bersifat eksperimental ialah memungkinkan bagi peneliti melakukan rnanipulasi dan mengontrol variabel yang tidak dapat dilakukan dalam jenis-jenis penelitian deskriptif ataupun eksploratori. Manipulasi variabel mempunyai arti bahwa peneliti memberikan suatu perlakuan (treatment) tertentu terhadap variabel bebas yang akan diukur pengaruhnya terhadap variabel terikat. Tujuan memanipulasi suatu variabel bebas ialah peneliti ingin melihat seberapa besar pengaruh pemberian perlakuan yang berbeda variabel bebas terhadap variabel terikat yang dipengaruhinya. Dengan melakukan manipulasi variabel bebas, maka peneliti akan dapat mengetahui perlakuan mana yang paling efektif hasilnya. Sedangkan, mengontrol variabel mempunyai arti peneliti melakukan pengendalian sedemikian rupa sehingga peneliti dapat menghilangkan pengaruh variabel tersebut agar tidak mempengaruhi proses pengukuran pengaruh variabel-variabel yang diteliti. Tujuan mengontrol variabel ialah untuk menghilangkan bias yang kemungkinan muncul karena pengaruh variabel tersebut yang tidak dikehendaki oleh peneliti.

(30)

mempengaruhi proses penilaian yang valid terhadap efek kondisi perlakuan yang dikenakan pada kelompok atau obyek yang sedang diteliti.

Oleh karena itu, dalam penelitan eksperimen ini sangat memungkinkan untuk mengendalikan variabel-variabel luar yang mengancam validitas internal dan validitas eksternal hasil eksperimen. Pada umumnya dikenal 2 macam standar validitas internal dan eksternal. Validitas internal mempertanyakan sampai sejauh mana suatu alat ukur berhasil mencerminkan obyek yang akan diukur pada suatu setting tertentu. Sementara itu, validitas eksternal lebih terkait dengan keberhasilan suatu alat ukur yang cukup valid mengukur objek pada suatu setting tertentu, apakah juga valid untuk mengukur objek yang sama pada setting yang berbeda. (Bungin,2003:58 dalam http://js.unikom.ac.id/rb/bab9.html).

a) Validitas Internal

Menurut Rusefendi (1994) validitas internal adalah validitas yang berkenaan dengan keabsahan atau validitas hasil suatu percobaan. Apakah hasil percobaan atau hasil perlakuan yang nampak pada variabel terikat benar-benar disebabkan oleh variabel bebasnya atau ada pengaruh dan variabel luar? Definisi lain mengatakan bahwa tingkat dimana hasil penelitian dapat dipercaya kebenarannya. Validitas internal dinyatakan dengan apakah penelitian yang dilakukan benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.

Pengendalian terhadap validitas internal dimaksudkan agar hasil penelitian yang diperoleh dapat mencerminkan hasil perlakuan yang diberikan dan dapat digeneralisasi ke populasi pensampelan. Pengendalian Validitas internal sangat dibutuhkan agar hasil penelitian yang diperoleh benar-benar merupakan akibat dari perlakuan yang diberikan. Beberapa variabel yang mengancam validitas internal dalam penelitian eksperimen antara lain adalah:

1) History

Faktor history mengacu pada kejadian-kejadian yang sedang terjadi di lingkungan pada waktu yang sama ketika variabel yang sedang dibuat eksperimen sedang diuji atan dilakukan pengukuran sehingga sangat mungkin hasil eksperimen akan terganggu atau terkotori oleh adanya kejadian tersebut, Pengaruh dari “History” ini dapat dikontrol melalui pengacakan

dan melalui pemberian perlakuan dalam jangka waktu yang sama. 2) Seleksi

(31)

pemilihan subyek yang benar-benar setara, misalnya pemilihan subyek secara acak atau melalui penggunaan kelompok sepadan.

3) Maturasi (Kematangan)

Maturasi mempunyai pengertian bahwa adanya proses perubahan yang terjadi pada obyek yang sedang diteliti (responden) pada saat mereka sedang berpartisipasi dalam penelitian eksperimen. Biasanya hal ini terjadi pada penelitian yang memerlukan waktu panjang. Orang-orang yang dijadikan obyek penelitian atau responden secara terus menerus berubah baik secara fisik maupun mental. Perubahan-perubahan yang terjadi pada diri responden ini dapat mengakibatkan bias pada hasil pengukunannya. Vaniabel ini dapat dikendalikan dengan cara antara lain pengacakan subyek atau melalui pemberian perlakuan dalam jangka waktu tidak terlalu lama, sehingga subyek penelitian tidak sampai mengalami perubahan fisik dan mental yang dapat mempengaruhi hasil perlakuan.

4) Testing

Testing mengacu pada efek-efek yang terjadi karena adanya pre tes yang mendahului

tes yang sebenarnya yang akan dikenakan pada para responden. Kegiatan pre tes ini akan mempengaruhi para responden dalam mengerjakan tes yang sebenarnya. Terdapat kemungkinan adanya kecenderungan bagi individu yang sudah melakukan pre tes akan lebih balk hasilnya dalam mengerjakan tes yang sebenarnya.

5) Instrumentasi

Penggunaan instrumen penelitian adakalanya dapat mengancam validitas internal hasil perlakuan. Misalnya, penggunaan instrumen yang tidak valid dan tidak reliabel, penggunaan instrumen yang berbeda pada kelompok-kelompok subjek penelitian. Pengaruh dan instrumen ini dapat dikontrol dengan cara menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dan penggunaan instrumen yang sama pada kelompok-kelompok subyek.

6) Kehilangan Subyek

Ancarnan ini terjadi apabila dalam proses pelaksanaan eksperimen beberapa anggota kelompok keluar karena atasan-alasan tertentu. Misal subyek yang keluar pada kelompok eksperimen merniliki skor rendah pada tes awal maka pada tes akhir rata-rata kelompok eksperimen akan meningkat. Bukan karena hasil perlakuan tetapi karena keluarnya beberapa subyek yang mempunyai skor rendah.

7) Lokasi

(32)

Pengaruh lokasi penelitian ini dapat dikendalikan melalui pemilihan lokasi lathan yang memiliki kualifikasi yang sama, tempat yang memiliki fasilitas dan kondisi latihan yang sama dan tempat yang memiliki wasit yang berkemampuan yang setara.

8) Regresi Statistik

Regresi statistik disebut juga menurun ke rata-rata, adalah merupakan suatu fenornena yang kadang-kadang terjadi sebagai akibat dari penetapan subjek eksperimen berdasarkan skor tertinggi dan skor terendah pada tes awal. Hal ini disebabkan oleh antara lain: kesalahan pemilihan subyek dan kesalahan dalam penggunaan instrumen. Untuk mengatasi masalah ini maka peneliti perlu berhati-hati dalam mernilih subyek penelitian serta menggunakan instrumen yang valid dan reliabel baik pada tes awal ataupun pada test akhir.

b) Validitas Eksternal

Validitas eksternal mempunyai arti adanya generalitas atau kemampuan mewakili (populasi) hasil penelitian, yang mana hasil penelitian dapat diaplikasikan dalam konteks waktu, tempat dan kelompok orang (obyek penelitian) yang berbeda. Hanya penelitian yang mempunyai validitas eksternal yang hasil dapat dikatakan mencerminkan populasi. Pengendalian terhadap validitas eksternal dimaksudkan agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau dapat diberlakukan ke situasi lain yang belum diteliti. Validitas eksternal terdiri atas validitas populasi dan validitas ekologis. Validitas populasi artinya suatu hasil penelitian dapat digeneralisasikan kepada populasi pensampelan atan kepada populasi lain yang memiliki ciri khas yang sama meskipun populasi itu belum diteliti. Validitas ekologis berarti suatu hasil penelitian dapat digeneralisasikan ke lingkungan lain yang lebih luas. Agar memiiiki validitas ekologis maka peneliti harus secara lengkap menguraikan tentang kondisi pelaksanaan eksperimen itu, sehingga para pembaca dapat menilai sejauh mana hasil eksperimen tersebut dapat diterapkan ke situasi lain.

Penelitian akan kehilangan validitas eksternal jika kesalahan-kesalahan di bawah ini terjadi:

1) Dampak Reaktif Suatu Testing

Jika peneliti mengenakan kegiatan pretest yang dapat mempengaruhi para responden yang sedang diteliti dalarn suatu penelitian eksperimental, maka dampak perlakuan dapat dipengaruhi oleh sebagian kegiatan pretest tersebut. Jika pretest tidak dilakukan, maka dampak perlakukan tidak akan sama.

(33)

Jika peneliti membuat kesalahan dalam penarikan sampel yang mengakibatkan sampel tersebut tidak mewakili populasi yang lebih besar, maka peneliti akan mengalami kesulitan dalam menggeneralisasi penemuan-penemuan studinya dari tingkatan sampel ke populasi. Contoh: jika peneliti mengambil sampel dari suatu bagian daerah A, maka hasilnya tidak akan valid jika diterapkan ke bagian yang lain di daerah tersebut.

3) Efek Reaktif Pengaturan Eksperimen

Peneliti dalam melakukan pengaturan eksperimen secara sengaja atau tidak sengaja dapat menciptakan suatu kondisi yang bersifat dibuat-buat untuk membatasi kemungkinan hasil penelitian yang dapat digeneralisasi dalam pengujian suatu perlakuan yang bukan eksperimen.

4) Inferensi Perlakuan Jamak (ganda)

Dalam melakukan studi peneliti memberikan beberapa perlakuan secara bersamaan kepada para responden dimana perlakuan-perlakuan tersebut dapat berupa perlakukan yang bersifat eksperimental atau bukan eksperimental; perlakuan-perlakuan tersebut dapat berinteraksi dengan berbagai cara sehingga dapat menyebabkan keterwakilan dampak perlakukan tersebut berkurang.

Pengendalian terhadap validitas ekologis meliputi: Pengaruh perlakuan ganda, dikontrol dengan memberikan perlakuan yang sama atau hanya dengan memberikan satu perlakuan kepada masing-masing kelompok subyek. Pengaruh subyek mengetahui status mereka dalam eksperimen, dikontrol dengan tidak rnemberitahukan keterlibatan subyek eksperimen dan/atau subyek eksperimen disesuaikan dengan kondisi yang sebenamya. Pengaruh ciri khas dalam subyek eksperimen dikendalikan dengan menggunakan subyek yang sama atau yang memiliki kemampuan yang setara sebagai subyek eksperimen, baik pada kelompok eksperimen ataupun pada kelornpok kontrol.

Untuk memastikan bahwa penelitian menghasilkan laporan yang valid, maka keseluruhan ancaman validitas di atas harus dikendalikan oleh peneliti. Teknik yang digunakan sangat beragam, tergantung dan kebutuhan dan jenis ancaman yang muncul. Kekuatan penelitian bisa diketahui dari validitas baik internal maupun eksternalnya. Validitas internal adalah keyakinan terhadap hubungan sebab akibat atau pengaruh dalam desain penelitian yang dilakukan. Validitas eksternal adalah berkenaan dengan kemampuan digeneralisasinya hasil penelitian pada lingkungan, orang, atau peristiwa lain. Ancaman yang mempengaruhi validitas internal adalah history effects, maturity effect, testing effect,

(34)

mempengaruhi validitas eksternal adalah perbedaan situasi lingkungan penelitian, dan perbedaan subyek penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini meliputi tiga tahap yaitu tahap persiapan penelitian, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir penelitian

a. Tahap Persiapan Penelitian

1. Mempersiapkan rancangan desain proposal penelitian

2. Orientasi lapangan, yaitu dengan menghubungi PSSI sebagai organisasi terkait penelitian dengan masksimal untuk memperoleh izin penelitian.

3. Melakukan pengamatan dan wawancara untuk memperoleh data banyaknya responden yang dijadikan sampel penelitian.

4. Mengumpulkan dokumen-dokumen yang diperlukan yang berhubungan dengan variabel penelitian.

5. Penentuan populasi dan sampel penelitian 6. Penyusunan instrumen penelitian

7. Uji coba instrumen penelitian

b. Tahap Pelaksanaan Penelitian

1. Memberikan tes awal untuk mengukur kinerja wasit sebelum diberikannya perlakuan (treatment t).

2. Memberikan perlakuan yaitu dengan memberikan latihan rileksasi, imagery dan rileksasi-imagery selama 7 Minggu.

3. Memberikan tes akhir untuk mengukur peningkatan kinerja wasit sepakbola ketika memimpin suatu pertandingan.

c. Tahap Akhir Penelitian

1. Melakukan pengumpulan data

2. Menganalisis data dengan menggunakan tehnik analisis data yang tepatdan menguji hipotesis penelitian.

3. Mendeskrpsikan hasil penelitian dalam bentuk laporan penelitian sebagai sebuah karya ilmiah.

4. Membuat kesimpulan hasil penelitian.

(35)

`Dalam melakukan perhitungan analisis data, peneliti menggunakan program SPSS. Adapun prosedur analisis data sebagai berikut :

1. Deskripsi Data

Deskripsi data dalam suatu penelitian merupakan suatu hal yang sangat penting dan muthlak dilakukan. Data yang terkumpul dari lapangan, selanjutnya diolah dengan menggunakan pendekatan statistik yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Tujuan dari pengolahan tersebut adalah supaya data yang sudah terkumpul mempunyai makna dan bisa menarik kesimpulan.

2. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah menguji data sebelum data benar-benar diolah untuk mendapatkan jawaban dari masalah yang diajukan dalam penelitian, maka harus dilakukan pengujian terlebih dahulu apakah data tersebut menyebar secara normal atau tidak.

3. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih.

4. Uji paired test

penghitungan untuk mengetahui peningkatan nilai sebelum treatment dan sesudah

treatment.

5. Uji Anova

Apabila Kelompok penelitian lebih dari dua, maka analisis yang digunakan adalah Anova, yaitu menganalisis perbedaan lebih dari dua kelompok secara simultan.

6. Uji signifikan

(36)

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dalam Bab IV, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa:

1. Penerapan metode latihan keterampilan psikologis berupa latihan rileksasi-imagery memberi pengaruh yang signifikan terhadap kinerja wasit dalam memimpin pertandingan sepakbola.

2. Penerapan metode latihan keterampilan psikologis berupa latihan rileksasi memberi pengaruh yang signifikan terhadap kinerja wasit dalam memimpin pertandingan sepakbola.

3. Penerapan metode latihan keterampilan psikologis berupa latihan imagery memberi pengaruh yang signifikan terhadap kinerja wasit dalam memimpin pertandingan sepakbola.

4. Metode latihan keterampilan psikologis rileksasi-imagery lebih memberi pengaruh yang signifikan terhadap kinerja wasit dalam memimpin pertandingan sepakbola.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Disarankan kepada PSSI, untuk meningkatkan sumber daya wasit yang baik tidak hanya memperhatikan fisik saja, tetapi memperhatikan psikologis wasit juga, karena latihan psikologis sama pentingnya dengan latihan lainnya.

2. Disarankan untuk komisi wasit daerah, dalam memberikan latihan dapat mengkombinasikan latihan fisik dan latihan keterampilan psikologis, tujuannya agar wasit lebih siap dan tangguh menghadapi pertandingan dengan tensi tinggi bila ditugaskan ke level Jawa Barat atau Nasional.

3. Disarankan untuk wasit, meningkatkan kinerja wasit tidak cukup hanya latihan fisik saja, akan tetapi wasit harus menyadari bahwa latihan keterampilan psikologis sangatlah penting untuk meningkatkan kinerja wasit ketika sedang memimpin pertandingan.

4. Dalam memberikan latihan keterampilan psikologis, jangan hanya memberikan latihan keterampilan psikologis berupa rileksasi atau imagery saja, tetapi menggabungkan antara keduanya untuk mendapatkan hasil yang lebih meningkat.

(37)
(38)

1

DAFTAR PUSTAKA

Amasiatu, A.N (2013). Mental Imagery Reharsal as a Psychological Technique to

Enhancing Sport Performance. Faculty of education: University of Port

Harcourt.

Apruebo R., (2005). Sport Psychology. Manila, Philippines: UST Publishing House.

Arikunto, Suharsimi (1998). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Birrer, G. Morgan (2009). Psychological Skills Training as Away to Enhance an Athlete’s Performance in High Intensity Sports. Journal, Scand J Med Sci

Sports 2010: 20 (Suppl. 2): 78–87.

Bungin (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Tersedia di http: //js .unikom.

ac. id/rb/bab9.html). Diakses 10 Juli 2014

Calmels (2003). Psikologis Skill Training. Tersedia di http: // www. brianmac. co. uk/ articles/article001.htm. Diakses 10 Juli 2014

Caroline, J. & Smith, D. (2009). Impact of Differing Frequencis of PETTLEP

Imagery on Netbal Shooting Performance.

Ciptaningtyas, T. (2012). Program Intervensi Imagery untuk Mengatasi

Kecemasan Kompetitif pada Atlte Bulutangkis Dewasa. Depok: Tesis

Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Coehn, L.(2007). Research Methods in education. New York: Madison Avenue. Cohn (2012). Psychologicl skill training. Tersedia di

http://www.sports-psychology. com/ sports - psychology-improves-life-skills-too/. 2 Juli 2014. Cormier & Cormier (1985). Rileksasi. Tersedia di http: // arasmunandar.

Wordpress.com/relaksasi/. 1 Juli 2014.

Cox, R.H.,(1990). Sport psychology. Dubuque. Iowa: Born.

Depdikbud. (1998). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka. Dishman (1983). Rileksasi. Tersedia di http: //www. humankinetics. Com

/excerpts /excerpts/psychological-aspects-ofresistance-training. 2 Juli 2014. Fauzee, M.S.O (2009). The Effectiveness of Imagery and Copping Strategies In

Sport Performance. Journal, University Putra Malaysia.

FIFA. (2009). Federation International Football Assosiation. (www. FIFA.com). Frenkle, Jack R., (2012). How to Design and Evaluate Research in Education.

San Francisco State University.

(39)

2

Goleman, D. (2001). Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi. Terjemahan : Alex tri Kantjoro Widodo. Jakarta : Gramedia.

Hall, et al,. (1998). Enhancing Coaching Effectiveness in Figure Scating throught

a Mental Skill Training Program. Sport Psychology, 3, 142-154.

Handoko, A. (2008) Sepakbola Tanpa Batas. Yogyakarta: Kanisius.

Harsono, (1998). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi dalam Coaching. Bandung: CV. Tambak Kusma.

Hasibuan, M. (2001). Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara.

Heil J. & Zealand C. (2001). Psychological Skills Training Manual. United states: fencing association (usfa).

Hidayat, Y. (2011). Psikologi Olahraga. Bandung. FPOK.UPI.

Ibrahim & Komarudin.(2008). Psikologi Olahraga. Bandung. FPOK. UPI. Jiwo (2012). Rileksasi Otot Progresif. Tersedia di http://tirtojiwo.org/?p=812. Kartono, K. & Gulo, D. (2000). Kamus Psikologi. Bandung: Penerbit Pionir Jaya. Komarudin (2013). Psikologi Olahraga. Bandung: Penerbit PT Remaja

Rosdakarya.

Kelly Sponholz (2012). Effects of Mental-Skills Training on Collegiate Divers’

Performance and Perception of Success. Master of Science in Education,

State University of New York at Fredonia. itian. Surabaya: Unesa University Press-2012.

Lane, Andy. (2001). Sport and Exercise Psychology. London: Hodder Education. Lavellee D., Kremer J., Moran A., Wiliams M., (2004). Sport Psychology.

Palgrave Macmillan.

Loehr, G. (1986). Mental Thoughness Training for Sport. Lexington, Massachusetts : The Stephen Grennes Press.

Mangkunegara, A.P. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Marcus. (2007). Motivasion Referee. magnor@cg.tu-bs-de. Computer Graphics Lab, TU Braununschweig.

Maryanto (2012). Rileksasi. Tersedia di http: // li2kmaryanto. blogspot. Com /2012/ 10/relaksasi-dan-desensitisasi-sistematis. Html.3 Juli 2014.

Mejia, R. Gomez, dkk. (2004). Managing Human Resources. New Jersey : Pearson Prentice Hall, Fourth Edition.

(40)

3

Mondy, R.W., Noe, R.M. (1993), Human Resource Management, Massachusetts, Allyn and Bacon.

Morgan, W.P. (1980). The Trait Psychology Controversi. Research Quartely for

Exercise and Sport, 51,50-56.

Murphy, Shane. (2005). The Sport Psych Handbook. A Complete Guide to Today’s Best Mental Training Technique. Human Kinetics.

Nurhasan. (2000). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Bandung; FPOK.UPI.

PP Republik Indonesia No.19. (2005). Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas.

Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) (2007). From Penilaian Wasit . Jakarta.

Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) (2007). Kriteria dan Syarat-Syarat

Wasit. Jakarta.

Prawirosentono, S, (1999). Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja

Karyawan. Yogyakarta: BPFE.

Ramadhani, N & Aulia, A.P. (2007). Pengembangan Multimedia”Rileksasi”.

Journal, Yogyakarta: Fakultas Pskolog UGM.

Ruseffendi. (1994). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non Eksakta

Lainnya. Semarang:IKIP Press.

Rushall B. (2008) Mental Skill Training for Sport.Sport Science Associates.

Setyobroto, S., (1989). Psikologi Olahraga. Jakarta : Anam Kosong Anam (A.K.A).

Siagian. S. (2002). Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. PT. Ardi Mahasatya, Jakarta.

Singgih, G., (1996). Psikologi Olahraga. Jakarta :Gunung Mulia. Sudjana. (1988). Metode statistik. Bandung: Tarsito.

Sugiono (2009). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sukardi, ( 2003 ). Metodelogi Penelitian Pendidikan, Jakarta :Bumi Aksara. Sumanto (1997). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan ( Aplikasi Metode

Kualintatif dan Statistika dalam Penelitian). Yogyakarta: Andi.

Surakkhmad, W. (2001). Pengantar Penelitian Ilmiah dan Dasar Metode Tehnik. Bandung : Tarsito.

Suryanto (2012). Identifikasi Kondisi Psikologis (Mental) Wasit Junior Cabang

Olahraga Panahan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal, Dosen Jurusan

Gambar

TABEL
Gambar 3.1.
Tabel 3.2. Program dan Materi latihan Keterampilan Psikologis
Tabel 3.3. Format latihan Keterampilan Psikologis
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sikap Profesional yang harus ada dalam diri praktisi perbankan syariah diantaranya membuat produk yang sesuai dengan syariah, bersikap jujur, menentukan rate secara

Sebagaimana dikemukakan oleh Carmeli dan Spreitzer (2006 : 75-90) bahwa perilaku inovatif karyawan di tempat kerja merupakan landasan yang pokok untuk mewujudkan

 Daftar pustaka ditulis untuk memberi informasi sehingga pembaca dapat dengan mudah menemukan sumber yang disebutkan.  Penulisan daftar pustaka untuk buku dimulai

The Reader, the Text, the Poem, Illinois: Southern Illinois University Press.. Jalan Menuju

Upaya yang Dilakukan KAMMI UPI untuk Mengatasi Hambatan Pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat dalam Pembentukan Keterampilan Kewarganegaraan ( Civic Skills

Penelitian ini merupakan kajian analitis terhadap pembentukan keterampilan kewarganegaraan (civic skills) mahasiswa atas suatu kegiatan yang telah dilaksanakannya

[r]

Hal-hal yang memperlancar, dalam pelaksanaan tindakan adalah siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik, siswa merasa senang dan antusias mengikuti proses