DI SIDOARJO
SKRIPSI
Oleh :
ILMIATUL MANFAATI 0613010051/FE/EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
PENGARUH PERSEPSI MANAJER ATAS INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN TERHADAP KEBERHASILAN PERUSAHAAN
PADA PT. SERUNI SEMPANA AGUNG DI SIDOARJO
yang diajukan :
ILMIATUL MANFAATI 0613010051/FE/EA
disetujui untuk ujian lisan oleh
Pembimbing Utama
Drs.Ec. Eko Riyadi, MAks Tanggal : ………. NIP.030 222 237
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
PENGARUH PERSEPSI MANAJER ATAS INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN TERHADAP KEBERHASILAN PERUSAHAAN
PADA PT. SERUNI SEMPANA AGUNG DI SIDOARJO
Disusun oleh :
ILMIATUL MANFAATI 0613010051/FE/EA
telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada tanggal, 26 November 2010
Pembimbing Utama Tim Penguji Utama Ketua
Drs. Ec. Eko Riyadi, MAks Dr. Sri Trisnaningsih, SE. MSi Sekretaris
Drs. Ec. Eko Riyadi, MAks Anggota
Dra. Ec. Erna Sulityowati, MM
Dekan Fakultas Ekonomi
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : “Pengaruh
Persepsi Manajer atas Informasi Akuntansi Keuangan terhadap Keberhasilan
Perusahaan pada PT Seruni Sempana Agung di Sidoarjo”, dapat terselesaikan
dengan baik.
Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian
persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di
Surabaya.
Sejak adanya ide sampai tahap penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari
sepenuhnya bahwa banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Ir. H. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi, sebagai Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Ibu Drs. Ec. Eko Riyadi MAKs, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
banyak meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, pengarahan,
dorongan dan saran untuk penulis.
5. Para dosen dan staff karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur
dibutuhkan untuk penyusunan skripsi ini.
7. Buat Ibunda dan Ayahanda yang tercinta, serta buat saudara – saudaraku yang
tersayang, tiada kata yang bisa ananda ucapkan, selain kata terima kasih yang
sebanyak - sebanyaknya, karena beliaulah yang selama ini telah memberi
dorongan semangat baik material maupun spiritual, dan memberikan curahan
kasih sayangnya sampai skripsi ini selesai.
Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya atas semua bantuan yang telah
mereka berikan selama penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dengan terbatasnya pengalaman serta kemampuan,
memungkinkan sekali bahwa bentuk maupun isi skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang mengarah kepada
kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini.
Sebagai penutup penulis mengharapkan skripsi ini dapat memberikan
sumbangan kecil yang berguna bagi masyarakat, almamater, dan ilmu pengetahuan.
Surabaya, November 2010
Penulis
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI... iii
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR... viii
ABSTRAKSI... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah... 7
1.3. Tujuan Penelitian... 7
1.4. Manfaat Penelitian... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 9
2.2. Landasan Teori ... 11
2.2.1. Definisi Persepsi ... 11
2.2.2. Karakteristik Persepsi ... 12
2.2.3. Pemilihan Persepsi ... 12
2.2.4. Peranan Persepsi ... 20
2.2.5. Kepribadian... 21
2.2.6. Karakteristik Informasi Akuntansi Keuangan... 22
2.2.7. Keberhasilan Perusahaan ... 24
2.2.8.1. Pengaruh Proses Belajar terhadap Persepsi
Manajer Atas Informasi Akuntansi ... 25
2.2.8.2. Pengaruh Motivasi terhadap Persepsi Manajer Atas Informasi Akuntansi ... 25
2.2.8.3. Pengaruh Kepribadian terhadap Persepsi Manajer Atas Informasi Akuntansi ... 26
2.2.8.4. Pengaruh Proses Belajar, Motivasi Dan Kepribadian terhadap Persepsi Manajer Atas Informasi Akuntansi ... 26
2.2.9. Pengaruh Persepsi Manajer Atas Informasi Akuntansi Keuangan Terhadap Keberhasilan Perusahaan ... 28
2.3. Kerangka Pikir ... 29
2.4. Hipotesis ... 29
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional Dan Teknik Pengukuran Variabel ... 31
3.1.1. Definisi Operasional ... 31
3.1.2. Pengukuran Variabel... 32
3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 33
3.2.1. Populasi... 33
3.2.2. Sampel... 33
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 34
3.3.1. Jenis Dan Sumber Data ... 34
3.3.2. Metode Pengumpulan Data... 34
3.4.2. Uji Reliabilitas ... 35
3.4.3. Uji Normalitas... 36
3.5. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 36
3.5.1. Teknik Analisis ... 36
3.5.2. Uji Hipotesis ... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 39
4.1.1. Sejarah Singkat PT. Seruni Sempana Agung... 39
4.1.2. Lokasi Perusahaan ... 39
4.1.3. Tujuan Perusahaan ... 40
4.1.4. Struktur Organisasi ... 41
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian... 43
4.3. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 47
4.3.1. Uji Analisis Data... 47
4.3.1.1. Uji Validitas, Reliabilitas Dan Normalitas ... 47
4.3.1.1.1. Uji Validitas... 47
4.3.1.1.2. Uji Reliabilitas ... 49
4.3.1.1.3. Uji Normalitas ... 50
4.3.2. Teknik Analisis ... 50
4.3.3. Uji Hipotesis ... 53
4.4. Pembahasan ... 56
4.4.1. Implikasi ... 56
4.4.2.Perbedaan Dengan Penelitian Sebelumnya... 60
4.4.4.Keterbatasan Penelitian... 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan... 62
5.2. Saran ... 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Halaman
Tabel. 1.1 Data Hasil Penjualan PT. Seruni Sempana Agung
Tahun 2007 – 2009... 5
Tabel. 4.1. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai “Proses Belajar” .. 43
Tabel. 4.2. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai “Motivasi” ... 44
Tabel. 4.3. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai “Kepribadian”... 45
Tabel. 4.4. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai “Persepsi Manajer
Atas Informasi Akuntansi Keuangan” ... 46
Tabel. 4.5. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai “Keberhasilan
Perusahaan”... 47
Tabel. 4.6. Hasil Uji Validitas Dengan Program SPSS. 16.0 For Windows 48
Tabel. 4.7. Hasil Uji Reliabilitas Dengan Program SPSS. 16.0 For Windows 49
Tabel. 4.8. Hasil Uji Normalitas Dengan Program SPSS. 16.0 For Windows 50
Tabel. 4.9 Hasil Analisis Pemetaan Jalur (Path Analysis) … ... 53
Halaman
Gambar. 2.1. Diagram Kerangka Pikir... 29
Gambar. 3.1. Diagram Jalur Path Analysis... 37
Gambar. 4.1. Struktur Organisasi PT. Seruni Sempana Agung ... 42
Gambar. 4.2. Diagram Jalur Path Analysis... 51
ix
DI SIDOARJO
Oleh :
ILMIATUL MANFAATI
Abstrak
Penggunaan informasi akuntansi yang memadai merupakan suatu alat yang sanggup mengarahkan dan mengendalikan usaha-usaha yang melampui pengamatan dan pengawasan perorang yang tidak dapat dijangkau sendiri (Fatoni, 2008: 6). Keanekaragaman arus informasi akuntansi keuangan sangat bermanfaat untuk mengetahui bagaimana perkembangan usaha perusahaan, bagaimana struktur modalnya, berapa keuntungan yang telah diperoleh pada suatu periode tertentu. Agar supaya informasi akuntansi keuanagan dapat dimanfaatkan oleh manajer, maka informasi tersebut disusun dalam bentuk-bentuk yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Dengan melakukan proses belajar, pemberian motivasi dan mengenali kepribadian seoarang karyawan maka secara otomatis apabila akan mengambil keputusan dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang inginkan (Kiryanto,2001: 202). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji secara empiris pengaruh langung dan tidak langsung (dengan melalui persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan) dari faktor proses belajar, motivasi, dan kepribadian terhadap keberhasilan perusahaan.
Sampel yang digunakan dalam penelitan ini 19 Manajer dan Asisten Manajer pada PT. Seruni Sempana Agung di Sidoarjo. Sedangkan sumber data yang digunakan berasal dari jawaban kuisioner yang disebar pada 19 responden (Manajer dan Asisten Manajer pada PT. Seruni Sempana Agung di Sidoarjo) dan kuesioner tersebut terdiri dari 38 pernyataan yang dibagi menjadi 5 bagian. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik Analisis Pemetaan Jalur (Path Analysis), dengan alat bantu komputer, yang menggunakan program SPSS. 16.0 For Windows
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh langung dan tidak langsung (dengan melalui persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan) dari faktor proses belajar, motivasi, dan kepribadian terhadap keberhasilan perusahaan, sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini teruji kebenarannya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Persaingan antar perusahaan baik perusahaan besar maupun kecil
semakin ketat memaksa perusahaan untuk berusaha tetap bertahan, tumbuh
dan berkembang. Perusahaan atau organisasi yang bergerak dibidang
perdagangan, industri dan jasa memiliki tujuan akhir yang sama yaitu
mencari laba yang sebesar-besarnya, dimana besar kecilnya laba yang
diperoleh pada umunya telah menjadi tolok ukur keberhasilan manajemen
perusahaan dalam mengelola perusahaannya. Pemenuhan kebutuhan tersebut
perusahaan menpunyai cara dalam manajemen produk atau jasa yang mereka
hasilkan, untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan serta untuk
meningkatkan pendapatan, maka perusahaan harus memiliki cara atau metode
yang baru dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaannya (Salim, 2008: 1)
Salah satu caranya adalah pengelolaan sumber daya manusia yang
dimiliki perusahaan melalui peningkatan kinerja manajer dan karyawan,
mengingat pentingnya peran karyawan dalam menjalankan aktivitas
perusahaan, maka pemimpim perusahaan dituntut senantiasa memperhatikan
dengan sungguh-sungguh tenaga kerja yang dimilikinya, memperhatikan
kinerja mereka, maka sudah sepantasnya apabila perusahaan memberikan
dorongan yang bisa menumbuhkan dan mempengaruhi kinerja pada diri
Ketika perusahaan masih kecil, aktivitas perusahaan masih sederhana
karena pimpinan perusahaan masih mampu untuk melaksanakan dan
mengendalikan perusahaannya. Sejalan dengan perkembangan usaha
tentunya berakibat makin banyaknya aktivitas dan transaksi usaha yang tidak
dapat dimonitor dan dikendalikan oleh pemilik, disamping itu besarnya
transaksi yang terjadi membuat perusahaan harus menambah modal usahanya
untuk menunjang kelancaran operasional perusahaan (Fatoni, 2005: 2).
Pada kondisi ini, pemilik mungkin menyerahkan sebagian atau
seluruh pengelolaan usahannya pada atau kelompok yang disebut dengan
manajemen, ini tentu saja para pemilik ingin mendapatkan informasi atau
gambaran hasil operasi perusahaan dan yang utama adalah kondisi keuangan
perusahaan (Fatoni,2005: 2).
Perusahaan menghadapi berbagai masalah baik yang bersifat eksternal
maupun internal yang dihadapi perusahaan kecil, antara lain: (1) iklim usaha
yang belum mendukung tumbuh dan berkembangnya usaha secara optimal
sesuai dengan potensinya; (2) sarana dan prasarana usaha yang beroriensi
pada perkembangan usaha relative terbatas; (3) kemampuan berwirausaha
dari pengusaha masih belum membudaya (Tjakrawerdaja, 1994: 30)
Selain kendala tersebut diatas, masalah-masalah yang dihadapi oleh
perusahaan antara lain mencakup, kurang akuratnya perenscanaan anggaran
tahunan, terutama anggaran kas, banyak diantara mereka yang tidak/belum
mengerti dari pencatatan keuangan/akuntansi, dari uraian tersebut jelas
bahwa perusahaan banyak mengalami kesulitan dalam memahami sistim
globalisasi ekonomi, hanya perusahaan yang memiliki berbagai keunggulan
kompetitif yang akan mampu memenangkan persaingan. Keunggulan
tersebut diantaranya adalah kemampuan dalam mengelola berbagai
informasi, sumber daya manusia, alokasi dana, penerapan teknologi, system
pemasaran dan pelayanan. Manajemen perusahaan yang professional
merupakan tuntutan yang harus segera dipenuhi untuk dapat melaksanakan
kegiatan-kegiatan persahaan secara baik (Salim, 2008: 4).
Informasi keuangan sangat diperlukan oleh pihak manajemen
perusahaan dalam merumuskan berbagai keputusan dalam memecahkan
segala masalah yang dihadapi perusahaan. Informasi keuangan yang
dihasilkan dari laporan keuangan berguna dalam rangka menyusun berbagai
proyeksi, misalnya proyeksi kebutuhan uang kas dimasa yang akan datang,
dengan menyusun proyeksi tersebut secara tidak langsung akan mengurangi
ketidakpastian, misalnya mengenai kebutuhan akun kas (Salim, 2008: 5)
Informasi akuntansi keuangan berhubungan dengan data akuntansi
atas transaksi-transaksi keuangan dari suatu unit organisasi yang bergerak
dalam bidang usaha, baik usaha dagang, usaha jasa, maupun usaha industri,
agar supaya informasi akuntansi keuanagan dapat dimanfaatkan oleh
manajer, maka informasi tersebut disusun dalam bentuk-bentuk yang sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
Setiap manajer perusahaan pasti berbeda antara yang satu dengan
yang lainnya. Baik itu mengenai latar belakang pendidikan, factor lingkungan
dan lainnya sehingga pemahaman masing-masing informasi akuntansi
Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan adanya kerjasama antara
bawahan dan atasan (manajer). Dalam hal ini seorang manajer harus mampu
mengendalikan organisasi dengan baik. Manajer perlu mengevaluasi dirinya
dengan mau melakukan proses belajar. Yang dimaksud proses belajar disini
adalah dengan melihat pengalaman dari manajer terdahulu tentang bagaimana
memimpin organisasi dengan baik, dengan mengarahkan perilaku semua
bawahannya untuk dapat dipersatukan dalam persepsi yang sama, caranya
adalah memberikan motivasi. Mengarahkan perilaku melalui motivasi,
manajer diharapkan mampu mengenali kepribadian karyawan untuk dapat
melebur keinginan dan kepentingan demi tujuan bersama (Fatoni, 2008: 5).
Dengan melakukan proses belajar, pemberian motivasi dan mengenali
kepribadian seoarang karyawan maka secara otomatis apabila akan
mengambil keputusan dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai dalam organisasi tersebut. (Kiryanto,2001: 202).
Keanekaragaman arus informasi akuntansi keuangan sangat
bermanfaat untuk mengetahui bagaimana perkembangan usaha perusahaan,
bagaimana struktur modalnya, berapa keuntungan yang telah diperoleh pada
suatu periode tertentu. Oleh karena itu pengelolaan usaha, manajemen,
organisasi dan akuntansi.
Penggunaan informasi akuntansi yang memadai merupakan suatu alat
yang sanggup mengarahkan dan mengendalikan usaha-usaha yang melampui
pengamatan dan pengawasan perorang yang tidak dapat dijangkau sendiri.
Tidak diragukan lagi apabila manajer telah diberi informasi sebaik-baiknya
mengenai tindakan –tindakan yang positif, maka dapat membantu mereka
PT Seruni Sempana Agung di Sidoardjo adalah perusahaan dengan
bidang usaha utama industri plastik yang berlokasi di kabupaten Sidoarjo.
Dalam perjalanan usahanya PT Seruni Sempana Agung banyak mengalami
perkembangan sampai pada akhirnya perusahaan ini mampu menangani
permintaan pasar domestik, dari waktu ke waktu permintaan akan produk dari
perusahaan ini selalu mengalami peningkatan.
Untuk mempertahankan tanggapan positif dari konsumen serta dalam
menghadapi persaingan bisnis dalam sistem perdagangan pasar bebas,
Perusahaan dituntut untuk memiliki manajemen yang profesional, dimana
segala kegiatan perusahaan tidak terlepas dari kemampuan manajer dalam
memanfaatkan berbagai informasi akuntansi keuangan yang merupakan
sarana bagi manajer dalam menjalankan fungsi manajerialnya.
Dari data yang diperoleh dari Manajemen PT Seruni Sempana Agung
di Sidoarjo, mengenai hasil penjualan, dapat disajikan dalam tabel 1.1,
sebagai berikut :
Tabel 1.1. Data Hasil Penjulan PT Seruni Sempana Agung Tahun 2007 - 2009
Tahun Target Penjualan Realisasi Penjualan Selisih %
2007 Rp 4,725,000,000.00 Rp 3,150,000,000.00 Rp 1,575,000,000.00 33.33
2008 Rp 8,820,000,000.00 Rp 5,040,000,000.00 Rp 3,780,000,000.00 42.86
2009 Rp 10,225,000,000.00 Rp 10,515,000,000.00 Rp 3,710,000,000.00 26.08
Sumber : PT Seruni Sempana Agung di Sidoarjo, 2009
Dari tabel 1.1 di atas dapat diketahui bahwa realisasi penjulan selama
tahun 2007 – 2009, tidak sesuai dengan apa yang dianggarkan oleh
perusahaan, kenyataan ini disebabkan karena masih terdapat manajer yang
sendiri, sehingga mereka kurang mampu dalam mengelola berbagai
informasi, sumber daya manusia, alokasi dana, penerapan teknologi, sistem
pemasaran dan pelayanan dalam meningkatkan hasil penjualan.
Keputusan manajer berangkat dari hasil persepsi seseorang yang
dipengaruhi oleh beberapa faktor, beberapa faktor tersebut adalah proses
belajar, motivasi, dan kepribadian. (Kiryanto, 2001).
Proses belajar dimana berangkat dari belajar ini, akan muncul
kemampuan yang tinggi untuk beradaptasi dan memiliki persepsi yang luas
pada suatu permasalahan. Selain itu memotivasi diri juga sangat diperlukan
seiring dengan kekuatan yang timbul dari dalam diri, persepsi manajer akan
tumbuh sesuai dengan motivasi yang mulai terbentuk dengan kuantiti, begitu
pula dengan kepribadian seseorang, kepribadian sebagai ciri khusus
seseorang dalam menampilkan jati diri, mampu memperlihatkan bagaimana
cara pandang seseorang ketika ia harus mengatasi sebuah permasalahan.
Sikap dan perilaku wujud dari kepribadian seorang manajer akan
memperlihatkan bagaimana seorang manajer mempersepsikan suatu
informasi akuntansi keuangan yang diperolehnya.
Maka melalui penelitian ini, peneliti ingin mencari kejelasan
mengenai persepsi manajer perusahaan sebagai orang yang berkecimpung
dalam dunia usaha terhadap informasi akuntansi keuangan.
Untuk peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan
mengambil judul tentang “Pengaruh Persepsi Manajer atas Informasi
Akuntansi Keuangan terhadap Keberhasilan Perusahaan pada PT
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka permasalahan yang
dapat diajukan dalam penelitian ini adalah :
1 Apakah faktor proses belajar berpengaruh langsung terhadap
keberhasilan perusahaan?
2 Apakah faktor proses belajar berpengaruh tidak langsung (dengan
melalui persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan) terhadap
keberhasilan perusahaan?
3 Apakah faktor motivasi berpengaruh langsung terhadap keberhasilan
perusahaan?
4 Apakah faktor motivasi berpengaruh tidak langsung (dengan melalui
persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan) terhadap
keberhasilan perusahaan?
5 Apakah faktor kepribadian berpengaruh langsung terhadap keberhasilan
perusahaan?
6 Apakah faktor kepribadian berpengaruh tidak langsung (dengan melalui
persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan) terhadap
keberhasilan perusahaan?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk
mengetahui dan menguji secara empiris pengaruh langung dan tidak langsung
(dengan melalui persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan) dari
faktor proses belajar, motivasi, dan kepribadian terhadap keberhasilan
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Praktisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada manajer atau pemilik perusahaan tentang adanya faktor-faktor
dari dalam yang dapat mempengaruhi persepsi manajer atas informasi
akuntansi keuangan, sehingga akan bermanfaat di dalam mengelola
perusahaan untuk meningkatksan keberhasilan perusahaan.
2. Bagi Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
gambaran untuk menambah referensi pengetahuan pada UPN
“VETERAN“ Jawa Timur pada khususnya, serta peneliti pada
umumnya.
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan,
pengetahuan sekaligus memberi gambaran tentang masalah yang
dihadapi oleh perusahaan dan sekaligus menerapkan teori yang diterima
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh pihak lain dan
dapat dipakai sebagai bahan masukan dan kajian, telah dilakukan oleh:
1. Kiryanto, dkk (2001)
a Judul
“Pengaruh persepsi manajer atas informasi akuntansi
keuangan terhadap keberhasilan perusahaan kecil“
b Permasalahan
1) Apakah proses belajar, motivasi dan kepribadian berpengaruh
terhadap persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan?
2) Apakah persepsi pengusaha kecil terhadap informasi akuntansi
keuangan berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan kecil?
c Kesimpulan
1) Secara simultan proses belajar, motivasi, dan kepribadian
berpengaruh terhadap persepsi manajer atas informasi akuntansi
keuangan
2) Variabel persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi
keuangan berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan kecil.
2. Kurnianto (2006)
a Judul
“Pengaruh persepsi manajer atas Informasi Akuntansi
b Permasalahan
1) Apakah proses belajar, motivasi dan kepribadian berpengaruh
terhadap persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan ?
2) Apakah persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan
berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan kecil ?
c Kesimpulan
1) Proses belajar, motivasi dan kepribadian berpengaruh signifikan
terhadap persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan.
2) Persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan
berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan perusahaan kecil.
3. Pinasti (2007)
a. Judul
“Pengaruh Penyelenggaraan Dan Penggunaan Informasi
Akuntansi Terhadap Informasi Akuntansi Terhadap Indormasi
Akuntansi Terhadap Persepsi Pengusaha Kecil”.
b. Permasalahan
Apakah ada pengaruh penyelenggaraan dan penggunaan
informasi akuntansi terhadap persepsi pengusaha kecil atas
informasi akuntansi.
c. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan dan
penggunaan informasi akuntansi terbukti secara empiris mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap persepsi pengusaha kecil atas
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Definisi Persepsi
Satu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa dalam suatu organisasi
selalu terjadi proses komunikasi antara orang yang satu dengan yang lain,
baik perorangan maupun secara kelompok. Dalam proses tersebut siapapun
yang mengambil inisiatif atau keputusan selalu berharap agar tujuannya
dalam komunikasi dapat menerima dan mengerti oleh yang menerima.
Penerimaan itulah yang disebut persepsi.
Menurut Fatoni (2005: 13) persepsi didefinisikan sebagai proses
penerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji dan
memberikan reaksi kepada rangsangan panca indra.
Sedangkan menurut Thoha (2004: 138) persepsi adalah proses
kognitif yang dialami setiap orang didalam memahami informasi tentang
lingkungannya baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan
dan penciuman.
Selanjutnya menurut Leavit (1997: 27) menyatakan bahwa persepsi
dalam arti sempit adalah merupakan penglihatan, bagaimana cara seseorang
melihat sesuatu. Sedangkan dalam arti luas adalah pandangan atau
penglihatan yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan
sesuatu.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi
adalah suatu proses mengorganisasikan dalam pikirannya, menafsirkan,
mengalami dan mengelola pertanda atau segala sesuatu yang terjadi
2.2.2. Karakteristik Persepsi
Menurut Busch dan Hauston (1985:152) karakteristik persepsi dapat
didefinisikan sebagai berikut:
1. Bersifat selektif
Manusia mempunyai keterbatasan dalam hal kapasitas atau
kemampuan mereka dalam memproses semua informasi dari
lingkungan.
2. Terorganisasi / teratur
Suatu perangsang atau pendorong tidak bisa dianggap terisolasi
dari perangsang-perangsang yang lain. Rangsangan-rangsangan
dikelompokkan kedalam suatu pola atau informasi yang membentuk
keseluruhan.
3. Subyektif
Persepsi merupakan fungsi faktor-faktor pribadi, kebutuhan
nilai-nilai, motif-motif, pengalaman masa lalu, pola pikir dan
kepribadian digabungkan untuk memperoleh apa yang dirasa dan
bagaimana cara merasakan.
2.2.3. Pemilihan Persepsi
Proses memperhatikan dan menyeleksi terjadi karena setiap saat
panca indra kita (pendengaran, perasa, penglihatan, penciuman dan indra
peraba) dihadapkan kepada begitu banyak stimulus lingkungan. Reaksi
orang terhadap setiap stimulus akan tergantung pada bagaimana stimulus
yang bersangkutan diproses. Pemrosesan ini bergantung pada stimulus
tersebut dapat diterima, ditafsirkan, disimpulkan dalam ingatan dan
Lima tahap proses informasi yaitu:
1. Pemaparan
Merupakan pencapaian kedekatan terhadap suatu stimulus yang
sedemikian rupa muncul peluang diaktfkannya satu lebih dari kelima
indera manusia.
2. Perhatian
Merupakan alokasi kapasitas pemprosesan untuk stimulus yang
baru masuk.
3. Pemahaman
Merupakan tafsiran atau stimulus.
4. Penerimaan
Merupakan tingkat sejauh mana stimulus mempengaruhi
pengetahuan dan sikap orang yang bersangkutan.
5. Retensi
Merupakan pemindahan tafsiran stimulus kedalam ingatan
jangka panjang.
Cara menyeleksi semua stimulus menurut Kiryanto (2001: 202)
dapat dijelaskan oleh prinsip-prinsip pemilihan persepsi, yaitu sebagai
berikut:
1. Faktor-faktor perhatian dari luar (Thoha, 2004: 149-153)
a. Intensitas
Prinsip intensitas dari suatu perhatian dapat dinyatakan
bahwa semakin besar intensitas stimulus diluar layaknya semakin
b. Ukuran
Faktor ini sangat dekat dengan prinsip intensitas diatas.
Factor ini menyatakan bahwa semakin besar ukuran sesuatu obyek,
maka semakin mudah untuk bisa diketahui atau dipahami.
c. Keberlawanan / kontaras
Prinsip keberlawanan ini menyatakan bahwa stimulus di
luar yang penampilannya berlawanan dengan latar belakang /
kelilingnya / yang sama sekali di.luar sangkaan orang banyak akan
menarik banyak perhatian.
d. Pengulangan (repetition)
Prinsip ini menyatakan bahwa stimulus dari luar yang
diulang akan memberikan perhatian yang lebih besar disbanding
dengan sekali lihat.
e. Gerakan
Prinsip ini mengemukakan bahwa stimulus dari luar yang
diulang akan memberikan perhatian yang lebih besar dibandingkan
dengan yang sekali dilihat.
f. Gerakan (Moving)
Prinsip gerakan ini adalah orang akan memberikan banyak
perhatian terhadap obyek yang bergerak dalam jangkauan
pandangannya dibandingkan dari obyek yang diam.
2. Faktor-faktor dari dalam
a. Proses Belajar
Istilah proses belajar yang dimaksud dalam arti kata yang
biasa dilakukan dibangku sekolah tetapi juga segala bentuk
pengalaman, yang merupakan hasil kontrak antara manusia dengan
linkungannya.
Menurut Thoha (2004: 150), proses belajar adalah semua
factor-faktor dari dalam yang membentuk adannya perhatian
kepada sesuatu obyek yang menimbulkan adannya persepsi.
Sedangkan menurut Swastha (2000: 86), proses belajar
adalah merupakan perubahan-perubahan perilaku yang terjadi
sebagai hasil akibatadannya penagalaman.
Selanjutnya menurut Wijaya (1983: 53), mengartikan
proses belajar adalah proses yang membuat suatu informasi yang
diperoleh melalui proses konseptual menjadi punya arti dan makna
bagi pemilihan tindakan.
b. Motivasi
Adalah konsep yang menguraikan tentang
kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri setiap individu untuk memulai dan
mengarahkan perilaku, konsep ini digunakan untuk menjelaskan
perbedaan dalam intensitas perilaku dimana perilaku yang
bersemangat adalah hasil dari tingkat motivasi yang lebih kuat.
Selain itu konsep ini digunakan untuk menunjukkan arah perilaku
Kiryanto (2001: 203).
Menurut Sudarmo dan Sudita (1997: 28) menyatakan
bahwa motivasi adalah factor-faktor yang da dalam diri seseorang
menggerakkan, mengarahkan perilakunnya untuk memenuhi
Sedangkan menurut Suyuti (1995: 71) motivasi kerja
adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu.
Menurut Robbins (2007: 199) menyatakan bahwa teori
motivasi dibagi dua yaitu teori motivasi kepuasan (content theory)
dan teori proses (process theory).
1) Teori Motivasi Klasik dari Tylor
Teori ini didasarkan pada factor-faktor kebutuhan dan
kepuasan individu sehingga mereka mau melakuakan
aktivitasnya. Jadi mengacu pada diri seseorang. Teori ini
mencoba mencari tahu tentang kebutuhan yang dapat
mendorong semangat kerja seseorang untuk bekerja. Teori
kepuasan ini dikenal antara lain:
a) Teori Motivasi Klasik dari Taylor
Motivasi pekerja hanya untuk dapat memenuhi
kebutuhan dan kepuasan biologis saja, yaitu hanya dapat
mempertahankan kelangsungan hidup.
b) Teori Hierrarki Kebutuhan (need hierarchi) dari Abraham
Moslow
Menurut teori ini kebutuhan dan kepuasan pekerja
identik dengan kebutuhan biologis dan psikologis, yaitu
berupa material dan non material. Dasar teori ini dalah
bahawa manusia merupakan makhluk yang keinginanya
tidak terbatas atau tampa henti. Alat motivasi adalah
kepuasan yang belum terpenuhi serta kebutuhan yang
c) Teori Dua Faktor (two factor) dari Federick Herzberg
Menurut teori ini pekerja melaksanakan
pekerjaannya dipenuhi oleh factor-faktor utama yang
merupakan kebutuhan yaitu :
1. Faktor-faktor pemeliharaan (Maintenance Faktor)
Merupakan factor pemeliharaan yang
berhubungan dengan hakekat pekerja yang ingin
memperoleh ketentraman batiniah.
2. Faktor-faktor motivasi (Motivation factor)
Faktor-faktor ini merupakan factor motivasi
yang menyangkut kebutuhan psikologis yang
berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi
yang secara logis berkaitan pekerja.
2) Teori Motivasi Prestasi (Achievevtevt Motivation) dari Mc.
Clealand
Teori ini menyatakan bahwa seseorang pekerja
memilki energy potensial yang dapat dimanfaatkan tergantung
pasa dorongan motivasi, situasi dan peluang yang
ada.Kebutuhan yang dapat memotivasi gairah kerja adalah
kebutuhan akan prestasi, afilasidan kekuasaan.
3) Teori ERG (Exictence Relatedness and Growth)
Teori ini merupakan penyempurnaan dari teori yang
dikemukakan Abraham Moslow dan menurut para ahli
merupakan data empiris. Teori ini mengemukakan bahwa ada
tiga kelompok kebutuhan yang utama yaitu kebutuhan akan
keberadaan (existence), afiliasi (reladness) dan kemajuan
(growth).
4) Teori Motivasi Proses (Process Theory)
Teori ini betusaha agar setiap pekerja mau bekerja giat
sesuai dengan harapan. Daya penggerak yang memotivasi
semangat kerja tergantung dari harapan yang akan
diperolehnya. Jika harapan menjadi kenyataan mereka pekerja
cenderung akan meningkatkan kualitas kerjanya begitu pula
sebaliknya.
Ada tiga macam teori motivasi proses yang terkenal,
yaitu:
a) Teori Harapan (Expentancy Theory) dari Victor H. Vroom
Teori ini menyatakan bahwa seorang pekerja
untuk merealisasikan harapannya dan pekerjaan ini. Teori
ini didasarkan pada tiga komponen pokok, yaitu : (1)
harapan adalah suatu kesempatan yang disediakan dan
akan terjadi karena perilaku, (2) nilai adalah merupakan
nilai yang diakibatkan oleh perilaku tertentu, (3) dan
pertautan adalah besarnya probabilitas jika bekerja secar
efektif, apakah akan terpenuhi keinginan, kebutuhan
b) Teori Keahlian (Equity Theory)
Menurut teori ini keadilan merupakan daya
penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang.
c) Teori Pengukuran (Reinforcement Theory)
Teori ini didasarkan hubungan sebab akibat dari
perilaku dengan pemberian kompensasi.
5) Teori X dan Y dari Gregor (2007: 225)
Gregor menyatakan bahwa pimpinan telah
menfgabaikan berbagai fakta tentang manusia. Pimpinan
selama ini menganut perangkat asumsi yang ketinggalan
zaman tentang manusia karena mereka menerapkan asumsi
teori X, sedangkan fakta menunjukkan bahwa orang-orang
lebih condong pada perangkat asumsi Y.
Menurut teori X, empat asumsi yang dimiliki oleh
manajer adalah:
a) Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan,
sebisa mungkin, berusaha untuk menghindarinya.
b) Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka
harus dipaksa, dikendalikan, atau diancam dengan
hukuman untuk mencapai tujuan-tujuan.
c) Karyawan akan menghindari tanggung jawab dan mencari
perintah formal bila mungkin.
d) Sebagian karyawan menempatkan keamanan diatas semua
faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit
Bertentangan dengan pandangan-pandangan negative
mengenai sifat-sifat manusia dalam teori X, McGregor
menyebutkan empat asumsi positif yang disebutkan empat
asumsi positif yang disebutkan sebagai Teori Y :
a) Karyawan menganggap kerja sebagai hal yang
menyenangkan, seperti hanya istirahat atau bermain.
b) Karyawan akan berlatih mengendlikan diri dan emosi
untuk mencapai berbagai tujuan.
c) Karyawan bersedia belajar untuk menerima, bahkan
mencari, tanggung jawab.
d) Karyawan mampu membuat berbagai keputusan inovatif
yang diedarkan keseluruh populasi, dan bukan hanya bagi
mereka yang menduduki posisi manajemen.
2.2.4. Peranan Persepsi
Menurut Davis dan Newstrom (1996: 92) menyatakan bahwa
peranan persepsi merupakan reaksi terhadap imbalan yang merupakan
pandangan seseorang tentang lingkungannya.
Karena persepsi sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai pribadi, para
manajer tidak dapat memotivasi mereka, hanya dapat menalarkan
pernyataan tentang nilai imbalan yang diinginkan atau kemungkinan
memperolehnya. Orang-orang yang bersih keras bertindak seperti manusia
bukan seperti mesin yang rasional. Kita harus menerima pegawai sebagai
masing-masing. Kita tidak dapat membujuk mereka yang mudah untuk
menerima pola motivasi yang kita inginkan. Kita selamnya memotivasi
orang-orang berdasarkan kebutuhan mereka bukan kebutrhan kita Davis
dan Newstrom (1996: 93).
2.2.5. Kepribadian
Hal penting yang perlu mendapat perhatian adalah menunjukkan
pengertian kepribadian sesuatu yang mengembangkan aktivitas (keunikan)
dari seseorang yang membedakan orang yang satu dengan orang lain.
Kepribadian meliputi kebiasaan sikap, ciri-ciri atau watak yang kahas yang
membedakan perilaku setiap individu. Ada dua pendapat yang bertentangan
dengan sector pembentukan kepribadian Kiryanto (2001: 203).
Pertama, aliran yang percaya bahwa kepribadian seseorang secara
murni ditentukan oleh factor bawaan, menurut Lambroso “a born criminal”
maksudnya bahawa seseorang itu menjadi jahat karena memang ia sudah
dilahirkan sebagai penjahat Kiryanto (2001: 203).
Kedua, aliran yang mengagungkan pengaruh factor lingkungan.
Menurut John Locke dengan teori “tabula rasa” maksudnya bahwa
seseorang bayi yang dilahirkan itu ibarat kertas putih, lingkunganlah yang
dapat menentukan apakah seseorang itu akan menjadi jahat Kiryanto (2001:
203).
Menurut Swastha (2001: 88) kepribadian mencakup
kebiasaan-kebiasaan, sikap, cirri-ciri sifat atau watak yang khas yang menentukan
perbedaan perilaku dari setiap individu dan berkembang apabila orang
Ada tiga unsur pokok dalam kepribadian individu yaitu:
1. Pengetahuan
Yaitu unsure-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa seseorang
manusia yang sadar secara nyata terkandung dalam otaknya.
2. Perasaan
Yaitu suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena
pengaruh pengetahuannya dinilai sebagai keadaan positif atau negative.
3. Dorongan naluri
Yaitu kemauan yang merupakan naluri pada tiap makhluk,
manusia yang sering disebut sebagai “drive”.
2.2.6. Karakteristik Informasi Akuntansi Keuangan
Dalam pemahaman terhadap informasi akuntansi keuangan perlu
kirannya diuraikan lebih dahulu tentang kriteria kualitatif laporan
keuangan.
Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (2009: 5) disebutkan ada
4 karakteristik pokok, yaitu:
1. Dapat dapahami
Kualitas penting informasi yang ditampung, dalam laporan
keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh
pengguna. Untuk maksud ini pengguna diasumsikan memiliki
pengetahuan yang memadai tentang aktivitasekonomi dan bisnis,
akuntansi, Namun demikian, ainformasi kompleks yang seharusnya
dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya
atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk
2. Relevan
Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutruhan pengguna
dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas
relevan kalau dapat memengaruhi keputusan ekonomi pengguna
dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa
kini, atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi, hasil evaluasi
pengguna dimasa lalu.
3. Keandalan
Pengukuran tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan
dan pendapat yang subyektif. Hal ini berhubungan dengan keterlibatan
masyarakat dalam proses pengukuran dan penyajian informasi sehinnga
proses tersebut tidak lagi berlandaskan pada realita semata.
Informasi yang dapat diandalkan para pemakai informasi
demikian harus memiliki :
a. Variabilitas
b. Keseuaian penyajian
c. Netralitas
4. Dapat Dibandingkan
Pengguna harus dapat diperbandingkan laporan keuangan
perusahaan antarperiode untuk mengidentifikasi kecenderungan (tren)
posisi dan kinerja keungan. Pengguna juga harus dapat
memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk
mengevaluasi posisi keunagn, kinerja, serta perubahan posisi keungan
2.2.7. Keberhasilan Perusahaan
Menurut Marbun (1996:4), suatu perusahaan dikatakan berhasil
apabila unit usaha tersebut dapat :
1. Merumuskan tujuan dan sasaran usahanya, serta mengadakan
perencanaan jangka panjang secara sederhana.
2. Membuat dan mempraktekan rencana kerja tahunan, setengah tahunan,
dan bulanan. Baik menyangkut jumlah atau omset penjualan, jumlah
produksi, jumlah biaya operasional, maupun jenis promosinya.
3. Merencanakan hal yang menyangkut biaya pembaharuan, biaya
pengembangan atau pendidikan karyawan, biaya pelunasan dan biaya
asuransi.
4. Membuat rencana peminjaman modal ke bank untuk membiayai
perluasan usaha dan pengembangannya.
5. Merencanakan laba yang patut dicapai demi kelangsungan dan
perluasan serta pertumbuhan usahanya.
6. Menjadi besar dan mengadakan persiapan sukses atau pewarisan ke
generasi penerus.
Sedangkan menurut Kiryanto (2001: 204), keberhasilan perusahaan
kecil ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu :
1. Segi ekonomi
Dalam hal ini ditinjau dari adanya peningkatan kekayaan
perusahaan di luar pinjaman, misalnya : kenaikan laba, tambahan
modal sendiri, dan rasio-rasio yang lain.
2. Segi sosial
Dalam hal ini ditinjau dari adanya kelangsungan hidup
2.2.8. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Manajer Atas Informasi
Akuntansi Keuangan
2.2.8.1.Pengaruh Proses Belajar terhadap Persepsi Manajer Atas Informasi
Akuntansi Keuangan
Jalur pembentukan termasuk belajar, dapat dilakukan melalui
kesalahan, atau belajar melalui coba gagal. Seorang manajer dengan
melihat dan belajar dari pengalaman kegagalan maupun keberhasilan
dimasa lalu, merupakan menjadi ukuran baginnya untuk dapat
mengembangkan atau memajukan organisasi, dan melalui proses belajar
dapat dimanfaatkan oleh para manajer dalam menunjang keberhasilan,
Dimana individu-individu dapat belajar lewat pengamatan, dan
pengalaman langsung (Robins,2007: 69).
2.2.8.2.Pengaruh Motivasi Terhadap Persepsi Manajer Atas Informasi
Akuntansi Keuangan
Seseorang manajer harus dapat menggerakkan dan mengarahkan
semua bawahannya untuk dapat dipersatukan dalam suatu persepsi yang
sama agar tersedia mengerahkan kemampuan terbaikknya untuk
kepentingan organisasi. Salah satu usaha kearah itu ialah memberikan
motivasi pada bawahan. Karyawan termotivasi sebagai akibat adanya
penguatan imbalan, performance yang prima, dan penghargaan akan
terpenuhi, pengharapan diri atas pengharapan diri atas kebutuhan dan
selera terpenuhi serta motivasi lain yang dapat dikendalikan, dimana
semua variabel tersebut menjadi alat motivasi bagi karyawan. dan hal
tersebut sesuai dengan teori kepuasan yang memusatkan diri pada
kebutuhan individu didalam menjelaskan kepuasan kerja, perilaku kerja,
2.2.8.3.Pengaruh Kepribadian Terhadap Persepsi Manajer Atas Informasi
Akuntansi Keuangan
Dengan mengenali kepribadian maka manajer dapat memahami
perilaku dan kemauan seoarang karyawan untuk melebur keinginan dan
kepentingannya demi tujuan bersama. nilai utama pemahaman seorang
manajer adalah dengan memperhatikan kecocokan antara jenis
kepribadian dan jenis pekerjaannya, para manajer dapat melihat bahwa
karyawan yang lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal mungkin kurang
puas dengan pekerjaannya, dari pada yang dipengaruhi oleh faktor
internal, dan mereka juga mungkin kurang bersedia menerma tanggung
jawab atas tindakan mereka, dan hal tersebut berdasarkan teori
humanistic, untuk memahami kepribadian dicirikan oleh adanya
pemusatan pada pertumbuhan aktualisasi dari individu, dan teori tersebut
menekankan pentingnya fakta bagaimana manusia mempersepsi
lingkungan mereka dan semua kekuatan yang mempengaruhi mereka
(Robins, 2007: 52).
2.2.8.4.Pengaruh Proses Belajar, Motivasi dan Kepribadian Terhadap
Persepsi Manajer Atas Informasi Akuntansi Keuangan
Menurut Hendra,(2006: 32) Persepsi yang dimilki oleh setiap
seseorang pasti berbeda dengan orang lain, hal ini dapat dilihat dari sudut
mana orang tersebut mempersepsikan sesuatu. Begitu juga persepsi
seorang bawahan dan atasan dalam menghadapi suatu masalah pasti
berbeda, dan pada akhirnya tidak menemukan titik penyelesaian karena
Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan adannya kerjasama
antara bawahan dan atasan. Dalam hal ini seorang manajer harus mampu
mengendalikan organisasi dengan baik. Pengendalian tersebut antara lain,
tentang sikap perilaku individu manajer dituntut memiliki kemampuan
untuk belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya, manajer perlu
mengevaluasi dirinya dengan mau melakukan proses belajar, yang
dimaksud dengan proses belajar adalah dengan melihat pengalaman dari
manajer terdahulu tentang bagaimana memimpin organisasi dengan baik.
Diantaranya dengan mengarahkan perilaku seluruh bawahannya untuk
dapat dipersatukan dalam suatu persepsi yang sama, caranya adalah
dengan memberikan motivasi. Karena motivasi dapat mengarahkan
perbedaan-perbedaan dalam intensitas perilaku dimana perilaku yang
bersemangat adalah hasil dari tingkat motivasi yang tinggi.
Selain mengarahkan perilaku melalui motivasi, manajer
diharapkan mampu mengenali kepribadian karyawannya. Dengan
mengenali kepribadian tersebut maka manajer dapat memahami perilaku
dan kemauan seorang karyawan untuk melebur keinginan dan
kepentingan demi tujuan bersama setelah mengetahui kepribadian
tersebut.
Dengan melakukan proses belajar, pemberian motivasi dan
mengenali kepribadian seorang karyawan maka secara otomatis, apabila
manajer akan mengambil keputusan, dapat dilaksanakan sesuai dengan
2.2.9. Pengaruh Persepsi Manajer Atas Informasi Akuntansi Keuangan
Terhadap Keberhasilan Perusahaan
Inforamasi akuntansi keuangan diperlukan oleh pihak manajemen
perusahaan kaerna bermanfaat untuk mengetahui bagaimana perkembangan
usaha perusahaan, bagaimana struktur modalnya, dan berapa keuntungan
yang diperoleh perusahaan pada periode tertentu, sedangkan keberhasilan
perusahaan adalah merupakan adanya peningkatan kekayaan perusahaan di
luar pinjaman, misalnya kenaikan laba, tambahan modal sendiri, dan
rasio-rasio yang lain. Oleh karena itu keberhasilan perusahaan akan tercapai,
apabila pengelolaan perusahaan harus didukung oleh manajer yang memilki
latar belakang akuntansi, yang nantinya akan meningkatkan pemahamannya
terhadap informasi keuangan, sehingga mampu menyusun anggaran
perusahaan dengan baik, dan manajer haruslah diberi informasi yang
positif, karena secara secara tidak langsung informasi tersebut dapat
mempengaruhi persepsi dan perilakunya.
Teori motivasi kebutuhan, yang dikembangkan dan diuji oleh
Alderfer yang mengkategorikan kebutuhan sebagai kekuatan yang utama,
yang menyebabkan individu mengarahkan upaya-upaya untuk memuaskan
kebutuhan tingkat yang lebih rendah (Hendra, 2006: 33).
Penelitian yang dilakukan oleh Kiryanto (2001) menyebutkan
bahwa ada pengaruh Persepsi Manajer atas Informasi Akuntansi Keuangan
terhadap keberhasilan Perusahaan kecil, hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Pinasti (2007) yang juga membuktikan bahwa
penyelenggaraan dan penggunaan akuntansi berpengaruh terhadap persepsi
2.3. Kerangka Pikir
Untuk memudahkan analisis dan menguji hipotesis, maka dapat
digambarkan dalam suatu bagan kerangka pikir, yang disajikan pada gambar
2.1, sebagai berikut.
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
Uji Statistik ”Path Analisis”
2.4. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah
diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H1 : Diduga faktor proses belajar berpengaruh langsung terhadap
keberhasilan perusahaan.
H2 : Diduga faktor proses belajar berpengaruh tidak langsung (dengan
melalui persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan)
terhadap keberhasilan perusahaan.
H3 : Diduga faktor motivasi berpengaruh langsung terhadap keberhasilan
perusahaan.
H4 : Diduga faktor motivasi berpengaruh tidak langsung (dengan melalui
persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan) terhadap
H5 : Diduga faktor kepribadian berpengaruh langsung terhadap
keberhasilan perusahaan.
H6 : Diduga faktor kepribadian berpengaruh tidak langsung (dengan
melalui persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Teknik Pengukuran Variabel
Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas (X)
(Independen Variabel) dan variabel terikat (Y) (Dependen variabel). Pola
hubungan antara kedua variabel tersebut adalah sebab akibat. Dimana
variabel bebas mempengaruhi variabel terikat.
3.1.1. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada
suatu kontrak/variabel dengan cara memberikan suatu operasional yang
diperlukan oleh pengukuran konstrak/variabel tersebut.
Konsep definisi operasional dari setiap variabel dalam penelitan ini
adalah sebagai berikut:
1. Variabel Bebas (X)
a. Proses belajar (X1)
Proses Belajar adalah yang membuat adanya perubahan
perilaku seseorang untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Instrumen yang digunakan dalam variabel ini adalah pendidikan,
pengalaman dan inisiatif.
b. Motivasi (X2)
Motivasi adalah suatu kondisi yang mengerakkan manusia
kearah tujuan tertentu. Instrumen yang digunakan dalam variabel
c. Kepribadian (X3)
Kepribadian Adalah serangkaian diri seseorang yang
dipengaruhi oleh beberapa factor seperti keturunan dan
lingkungan. Instrumen yang digunakan dalam variabel ini adalah
karakteristik individu dan lingkungan.
d. Persepsi Manajer Perusahaan Atas Informasi Akuntansi Keuangan
(X4)
Persepsi manajer adalah cara manajer untuk memandang
tujuan orang berdasarkan atas aktivitas keuangan dan
mempengaruhi kesadaran untuk mencapai tujuan tesrsebut.
Instrumen yang digunakan dalam variabel ini adalah pemahaman
laporan keuangan, kebijaksanaan dan perhatian.
2. Variabel Terikat (Y)
Keberhasilan Perusahaan
Keberhasilan Perusahaan adalah merupakan keadaan dimana
suatu orang atau prusahaaan mencapai tujuan yang diharapkan yang
dapat dilihat dari sudut pandang ekonomi adanya peningkatan kekayaan
perusahaan di luar pinjaman. Instrumen yang digunakan dalam variabel
ini adalah kenaikan laba dan tambahan modal.
3.1.2. Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
interval. Menurut Nazir, (2005: 131) skala interval yaitu suatu pemberian
dan ditambah satu sifat lain yaitu jarak yang sama dari suatu ciri / sifat yang
diukur, sedangkan teknik pengukuran yang digunakan adalah semantic
deferesnial Menurut Nazir (2005: 344) skala semantik deferensial ini
digunakan untuk mengukur pengertian suatu objek / konsep oleh seseorang.
Dalam Semantik Deferential ini responden diminta untuk menilai
suatu objek dengan menggunakan skala 7 (tujuh) poin dengan sebagai
berikut:
1 2 3 4 5 6 7
Sangat tidak setuju Sangat setuju
Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung sangat tidak setuju dengan
pertanyaan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat
tidak setuju dengan sangat setuju dengan pertanyaan yang diberikan, nilai
7, berarti cenderung sangat setuju dengan pertanyaan yang diberikan.
3.2. Teknik Penentuan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau
subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu (Sugiono,
2001:57). Populasi dalam penelitian ini adalah para manajer dan msisten
manajer pada PT. Seruni Sempana Agung di Sidoarjo yang berjumlah 19
orang.
3.2.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara
tertentu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang
Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik penentuan sampel dengan metode sensus yaitu teknik
penentuan sampel dimana semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil (kurang
dari 30 orang).
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli pihak pertama (Ikhsan dan Ishak, 2005 :
109). Data Primer dalam penelitian bersumber dari tanggapan
responden atas pertanyaan yang tertera dalam kuisioner.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder pada
umumnya berupa prospektus PT. Seruni Sempana Agung di Sidoardjo
(Ikhsan dan Ishak, 2005: 109)
3.3.2. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1. Kuesioner
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pembagian lembar
pertanyaan yang harus diisi oleh responden guna melengkapi data
2. Interview
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara wawancara atau
Tanya jawab secara lisan dengan pihak perusahaan guna melengkapi
data dalam penelitian ini (Nazir, 2005: 193).
3. Oservasi
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan
penelitian langsung pada obyek yang diteliti (Nazir, 2005: 212).
3.4. Uji Kualitas Data
3.4.1. Uji Validitas Data
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut (Ghozali, 2006 : 49)
Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai rhitung > rtabel dan nilai r
positif, maka butir atau item pertanyaan tersebut adalah valid (Ghozali,
2006 : 50)
3.4.2. Uji Reliabilitas
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu (Ghozali, 2006 : 45).
Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai Cronbach Alpha >
0,60, maka butir atau item pertanyaan tersebut adalah reliabel (Ghozali,
3.4.3. Uji Normalitas
Uji Normalitas merupakan suatu alat uji yang digunakan untuk
menguji apakah dari variabel – variabel yang digunakan dalam model
regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah
data tersebut berdistribusi normal, digunakan uji Kolmogorov Smirnov
Dasar analisis yang digunakan yaitu nilai signifikansi atau nilai
probabilitasnya (Asymp sig (2-tailed) > 5%, maka butir atau item
pertanyaan tersebut adalah berdistribusi normal (Sumarsono, 2004 :40)
3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.5.1. Teknik Analisis
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh
langung dan tidak langsung (dengan melalui persepsi manajer atas
informasi akuntansi keuangan) dari faktor proses belajar, motivasi, dan
kepribadian terhadap keberhasilan perusahaan, maka teknik analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Pemetaan Jalur (Path
Analysis).
Uji ini dimaksudkan untuk menerangkan pengaruh langsung dan
tidak langsung seperangkat variabel, sebagai penyebab terhadap variabel
akibat. (Sewal Wright seperti yang dikutip oleh Al-Rasyid, 2000 : 3)
Pengembangan kembali model dengan analisis pemetaan jalur
dilakukan melalui serangkaian rutin regresi berganda standar bertingkat
Pada saat melakukan Path Analysis hendaknya diperhatikan
beberapa asumsi-asumsi berikut : (Solimun, 2002)
1. Hubungan antara variabel haruslah linear dan aditif.
2. Semua variabel residu tidak mempunyai korelasi satu sama lain.
3. Pola hubungan antar variabel adalah rekursif.
4. Tingkat pengukuran semua variabel sekurang-kurangnya interval.
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam analisis Path,
adalah sebagai berikut :
1. Proposisi yang diajukan diterjemahkan kedalam sebuah paradigma
dalam bentuk diagram jalur.
Gambar. 3.1 Diagram Jalur Path Analisis
= Pyx2
Y : Keberhasilan perusahaan
X4 : Persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan
rx4x1 : Pengaruh X1 ke X4
rx4x2 : Pengaruh X2 ke X4
rx4x3 : Pengaruh X3 ke X4
Pyx1 : Pengaruh X1 terhadap Y
Pyx2 : Pengaruh X2 terhadap Y
Pyx3 : Pengaruh X3 terhadap Y
Pyx4 : Pengaruh X4 terhadap Y
ε(1,2) : Pengaruh dari variabel lain
2. Identifikasi sub struktur (persamaan)
Persamaan struktural untuk diagram jalur, adalah :
X4 = rx4x1 . x1+ rx4x2 . x2 + rx4x3 . x3 +ε1 …………..………..(1)
Y = Pyx1 . x1 + Pyx2.x2 + Pyx3.x3 + Pyx4.x4 + ε ………….. . (2)
(Sudjana, 1996 : 298)
3. Menerjemahkan hipotesis penelitian ke dalam hipotesis statistik.
4. Menguji koefisien Path dengan menggunakan nilai probabilitas. Jika
nilai probabilitas < 0,05 maka signifikan dan apabila nilai probabilitas
>0,05 maka tidak signifikan.
3.5.2. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini uji analisis yang digunakan adalah
menggunakan Analisis Pemetaan Jalur (Path Analysis), sehingga untuk Uji
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1. Sejarah Singkat PT. Seruni Sempana Agung
PT. Seruni Sempana Agung didirikan oleh Bapak Goo Sistriyono
yang berkedudukan sebagai pemilik sekaligus pemimpin perusahaan.pada
tanggal 17 Juni 1993 dengan Akte Pendirian No. 060/13 – 17/PM/VI/1993.
PT. Seruni Sempana Agung merupakan perusahaan yang
memproduksi serta memasarkan berbagai macam produk plastik.
PT. Seruni Sempana Agung dalam merebut market share yaitu
dengan melakukan perluasan pada jaringan pemasarannya, dimana
pemasarannya meliputi seluruh wilayah Indonesia.
4.1.2. Lokasi Perusahaan
Lokasi PT. Seruni Sempana Agung terletak di Jalan Joho No. 3
Gedangan – Sidoarjo. Dalam hal ini lokasi perusahaan sangat penting
dalam kegiatan usahanya serta kelancaran operasionalnya.
Adapun penentuan lokasi perusahaan mempertimbangkan beberapa
faktor antara lain :
1. Letak
Letak perusahaan berada diantara kota Sidoarjo dan Surabaya
dimana letaknya yang strategis ini akan memberikan keuntungan
2. Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan oleh perusahaan ini dipasok oleh
supplier dalam hal ini perusahaan tidak perlu kesulitan mengambil
bahan baku karena supplier dapat mengirim secara langsung.
3. Transportasi
Lokasi PT. Seruni Sempana Agung merupakan arus lalu lintas
yang baik dan lancar dengan demikian dalam menjalankan kegiatan
usahanya dapat berjalan lancar.
4. Tenaga Kerja
Faktor tenaga kerja merupakan hal yang penting dalam
pemilihan lokasi perusahaan. Dalam hal ini perusahaan sudah tepat
dalam memilih lokasi, karena lokasi perusahaan berada diantara kota
Sidoarjo dan Surabaya, sehingga para tenaga kerja yang dibutuhkan
perusahaan mudah untuk didapatkan.
5. Tersedianya fasilitas pendukung yang lain
Fasilitas pendukung lainnya seperti listrik, telepon dan air yang
merupakan fasilitas penunjang kelancaran kegiatan proses produksi.
4.1.3. Tujuan Perusahaan
Setiap perusahaan didirikan pasti memiliki tujuan didalam pendirian
perusahaan tersebut, adapun tujuan yang ingin dicapai, yaitu
1. Tujuan jangka pendek
a. Untuk mencapai target volume penjualan yang ditetapkan
b. Meningkatkan volume penjualan
c. Memenuhi kebutuhan para konsumen
d. Mencapai tingkat keuntungan yang sebesar-besarnya
2. Tujuan jangka panjang
a. Mempertahankan kelansungan hidup perusahaan
b. Memperluas bidang usaha perusahaan dengan cara menciptakan
produk-produk baru
c. Memperluas daerah pemasaran
d. Membantu Pemerintah dalam hal menyerap tenaga kerja
4.1.4. Struktur Organisasi
Dalam suatu kegiatan perusahaan struktur organisasi adalah
merupakan suatu bagan yang menunjukkan tugas-tugas serta batas-batas
dan juga hubungan-hubungan antara bagian-bagian yang ada dalam suatu
perusahaan. Dengan struktur organisasi akan dapat dicapai suatu organisasi
yang baik dan sekaligus dapat untuk memudahkan kontrol intern bagi
perusahaan.
Sistem Struktur Organisasi yang digunakan oleh PT. Seruni
Sempana Agung adalah garis atau lini, dimana pimpinan mempunyai
wewenang dan memberikan perintah langsung kepada bawahannya, dimana
setiap bawahan harus patuh dan bertanggung jawab kepada atasannya.
Untuk lebih jelasnya peneliti menyajikan bagan struktur organisasi
PT. Seruni Sempana Agung yang dapat dilihat pada gambar. 4.1. sebagai
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian
Sumber data yang digunakan berasal dari jawaban kuisioner yang
disebar pada 19 Manajer dan Asisten Manajer pada PT. Seruni Sempana
Agung di Sidoarjo dan kuesioner tersebut terdiri dari 38 pernyataan yang
dibagi menjadi 5 bagian.
Untuk memperjelas uraian di atas, maka berikut ini adalah hasil dari
jawaban kuisioner untuk masing masing variabel, yaitu sebagai berikut:
1 Bagian I berkaitan dengan pernyataan mengenai “Proses Belajar
(X1)”
Proses belajar adalah yang membuat adanya perubahan perilaku
seseorang untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Instrumen yang
digunakan dalam variabel ini adalah pendidikan, pengalaman dan
inisiatif.
Berdasarkan dari hasil jawaban kuesioner mengenai Proses
Belajar, dapat dilihat pada tabel 4.1, sebagai berikut :
Tabel. 4.1. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai : Proses Belajar
Berdasarkan dari tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa nilai
tidak setuju yaitu sebesar 36,84%, hal ini berarti dari 19 Manajer dan
Asisten Manajer pada PT. Seruni Sempana Agung di Sidoarjo memiliki
tingkat proses belajar yang sangat rendah.
2 Bagian II berkaitan dengan pernyataan mengenai “Motivasi (X2)”
Motivasi adalah suatu kondisi yang mengerakkan manusia
kearah tujuan tertentu. Instrumen yang digunakan dalam variabel ini
adalah motivasi internal dan motivasi eksternal.
Berdasarkan dari hasil jawaban kuesioner mengenai Motivasi,
dapat dilihat pada tabel 4.2, sebagai berikut :
Tabel. 4.2. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai : Motivasi
Berdasarkan dari tabel 4.2 di atas, dapat diketahui bahwa nilai
rata – rata (mean) tertinggi berada pada skor 1 atau jawaban sangat tidak
setuju yaitu sebesar 42,98%, hal ini berarti dari 19 Manajer dan Asisten
Manajer pada PT. Seruni Sempana Agung di Sidoarjo beranggapan
bahwa tingkat motivasi yang diberikan oleh perusahaan kepada para
3 Bagian III berkaitan dengan pernyataan mengenai “Kepribadian
(X3)”
Kepribadian adalah serangkaian diri seseorang yang dipengaruhi
oleh beberapa factor seperti keturunan dan lingkungan. Instrument yang
digunakan dalam variabel ini adalah karakteristik individu dan
lingkungan.
Berdasarkan dari hasil jawaban kuesioner mengenai Kepribadian,
dapat dilihat pada tabel 4.3, sebagai berikut :
Tabel. 4.3. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai : Kepribadian
Berdasarkan dari tabel 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa nilai
rata – rata (mean) tertinggi berada pada skor 7 atau jawaban sangat
setuju yaitu sebesar 35,09%, hal ini berarti dari 19 Manajer dan Asisten
Manajer pada PT. Seruni Sempana Agung di Sidoarjo memiliki tingkat
kepribadian yang sangat tinggi.
4 Bagian IV berkaitan dengan pernyataan mengenai “Persepsi
Manajer Perusahaan Atas Informasi Akuntansi Keuangan (X4)”
Persepsi Manajer Perusahaan Atas Informasi Akuntansi