SKRIPSI
Diajukan Oleh :
OKTEVANIE NESIA HARLIS
0613010024/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
serta tuntunan-Nya, maka penulis dapat menyelesikan skripsi dengan judul ”Pengeruh
Dukungan Manajemen Puncak, Komunikasi Dan Partisipasi Pemakai Tehadap
Kepuasan Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Pada PT. Panca Kartika Jaya
Sentosa Sidoarjo.
Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE), walaupun dalam
penulisan skripsi ini penulisan telah mencurahkan segenap kemampuan yang dimiliki,
tetapi penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan dari beberapa
pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebanyak – banyaknya kepada :
1.
Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP. selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasonal ”Veteran” Jawa Timur Surabaya.
2.
Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Surabaya.
3.
Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, Msi. selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.
4.
Dra. Ec. Sri Trisnaningsih, Msi. Selaku Ketua Progdi Akuntansi Universitas
Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Surabaya.
menyelesaikan skripsi ini.
6.
Segenap tenaga pengajar, dan karyawan Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Surabaya.
7.
Kepada pimpinan dan seluruh staf karyawan di PT. Panca Kartika Jaya Sentosa
Sidoarjo, yang telah bersedia memberikan kesempatan dan bantuan sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8.
Untuk Bapak dan Ibu serta keluarga tercinta tiada kata yang bisa ananda
ucapkan selain kata terima kasih yang sebanyak – banyaknya, karena beliaulah
yang selama ini telah memberi dorongan, semangat baik material maupun
spiritual serta memberikan curahan kasih sayangnya sampai skripsi ini selesai.
Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya atas semua bantuan yang telah
mereka berikan selama penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dengan terbatasnya pengalaman serta kemampuan
itu maka memungkinkan sekali bahwa bentuk maupun skripsi ini jauh dari sempurna.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang mengarah
kepada kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini.
iii
Surabaya, Oktober 2010
iv
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
ABSTRAK ... xiii
BAB I PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
BAB 2 TELAAH TEORI 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 8
2.2 Telaah Teori ... 11
2.2.1. Pengertian Dukungan Manajemen Puncak ... 11
2.2.1.1. Teori Dukungan Manajemen Puncsk ... 13
2.2.1.2. Peranan Manajemen uncak Dengan Pengembangan Sistem Akuntansi ... 14
2.2.1.3. Hubungan Antara Dukungan Manajemen
Deleted: Deleted: ...
v
2.2.2.2. Aspek Komunikasi ... 20
2.2.2.3. Teori Komunikasi ... 21
2.2.2.4. Hubungan Antara Komunikasi Dengan Kepuasan Pemakai ... 21
2.2.3. Pengertian Partisipasi Pemakai ... 22
2.2.3.1 Pengertian Partisipasi ... 22
2.2.3.2 Penerapan Partisipasi ... 23
2.2.3.3 Syarat Partisipasi ... 23
2.2.3.4 Pengertian Pemakai ... 25
2.2.3.5 Teori Partisipasi Pemakai ... 26
2.2.3.6 Hubungan Partisipasi Pemakai Dengan Kepuasan Pemakai ... 27
2.2.4. Pengertian Kepuasan Pemakai ... 30
2.2.4.1. Teori – Teori Kepuasan ... 30
2.2.4.2. Kepuasan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi ... 31
2.2.4.3. Pengaruh Pemakai ... 32 2.2.5. Para Pemakai Informasi Akuntansi ... 32
2.2.6. Definisi Sistem Dan Informasi ... 34
Deleted: 30
vi
2.2.7.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ... 35
2.2.7.2. Karakteristik Sistem Informasi ... 36 2.2.7.3. Pengembangan Sistem Informasi ... 37
2.2.7.4. Tujuan Sistem Informasi ... 39 2.2.8. Model Umum Sistem Informasi Akuntansi ... 39
2.3 Kerangka Pikir ... 41
2.4 Diagram Kerangka Pikir ... 42
2.5 Hipotesis ... 43
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 44
3.1.1. Definisi Operasional ... 44
3.1.2. Pengukuran Variabel ... 45
3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 46
3.2.1. Populasi ... 46
3.2.2. Sampel ... 47
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... . 47
3.3.1. Jenis Data ... . 47
3.3.2. Sumber Data ... 48
3.3.3. Pengumpulan Data ... 48
Formatted: Swedish (Sweden)
Formatted: I talian (I taly)
Formatted: I talian (I taly) Deleted:
Deleted: 6 Deleted: Deleted: Deleted: 9 Deleted: Deleted: Deleted:
Deleted:
Deleted:
vii
3.4.3 Uji Normalitas ... 50
3.5 Uji Asumsi Klasik ... 50
3.5.1. Multikolinieritas ... 51 3.5.2. Autokorelasi ... 52 3.5.3. Heteroskedastisitas ... 52
3.6 Teknik Analisi Dan Uji Hipotesis ... 52
3.6.1. Teknik Analisis ... 52
3.6.2. Uji Hipotesis ... 53
3.6.2.1. Uji Kesesuaian Model ... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek penelitian……….. 56
4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ……… 56
4.1.2. Lokasi Perusahaan ………. 59
4.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan ... 60
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 62
4.2.1. Uji Validitas ... 62
4.2.1.1. Uji Validitas Variabel Kepuasan Pemakai (Y) 62 4.2.1.2. Uji Validitas Variabel Dukungan Manejemn Puncak (X1) ... 63
Formatted: Swedish (Sweden) Deleted: 0
viii
4.2.3. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden ... 65
4.2.3.1. Kepuasan Pemakai (Y) ... 65
4.2.3.2. Dukungan Manajemen Puncak (X1)... 67
4.2.3.3. Komunikasi Pemakai (X2)... 69
4.2.3.4. Partisipasi Pemakai (X3) ... 70
4.2.4. Uji Normalitas... 72
4.2.5. Analisis Regresi Linear Berganda ... 73
4.2.5.1. Uji Asumsi Klasik... 73
1. Multikolinieritas ... 73
2. Heteroskedastisitas ... 74
4.2.5.2. Persamaan Regresi Linear Berganda ... 74
4.2.5.3. Koefisien Determinasi (R2) ... 76
4.2.6. Uji Hipotesis ... 77
4.2.6.1. Uji F ... 77
4.2.6.2. Uji t ... 78
4.3 Pembahasan ... 79
4.3.1. Implikasi ... 79
4.3.2. Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu ... 82
ix
5.2. Saran ... 86
DAFTAR PUSTAKA
KUESIONER
LAMPIRAN
Lampiran 1
Kuesioner
Lampiran 2a Rekapitulasi Jawaban Responden Pada Variabel Kepuasan Pemakai
Lampiran 2b Rekapitulasi Jawaban Responden Pada Variabel Dukungan
Manajemen Puncak
Lampiran 2c Rekapitulasi Jawaban Responden Pada Variabel Komunikasi Pemakai
Lampiran 2d Rekapitulasi Jawaban Responden Pada Variabel Partisipasi Pemakai
Lampiran 3
Output Uji Validitas dan Realibilitas Variabel Kepuasan Pemakai (Y)
Lampiran 4 Output Uji Validitas dan Realibilitas Variabel Dukungan Manajemen
Puncak
(X
1)
Lampiran 5
Output Uji Validitas dan Realibilitas Variabel Komunikasi Pemakai
(X
2)
Lampiran 6
Output Uji Validitas dan Realibilitas Variabel Partisipasi Pemakai
(X
3)
Lampiran 7
Input Data
Lampiran 8
Output Uji Normalitas
Lampiran 9
epuasan Pemakai dengan
Mengunakan Uji Regresi Linear Berganda
Output Uji Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak, Komunikasi
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Pemakai (Y) ……… .
62
Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X
1) 63
Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas Variabel Komunikasi Pemakai (X
2)…… .
63
Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas Variabel Partisipasi Pemakai (X
3)…….. 64
Tabel 4.5
Hasil Uji Realibilitas ...
65
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Variabel Kepuasan Pemakai (Y) ...
66
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X
1) 67
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Variabel Komunikasi Pemakai (X
2)... 69
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Variabel Partisipasi Pemakai (X
3) ... 71
Tabel 4.10
Hasil Uji Normalitas ... 72
Tabel 4.11
Hasil Nilai VIF ... 73
Tabel 4.12
Hasil Korelasi Rank Spearman ... 74
Tabel 4.13
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 75
Tabel 4.14
Nilai Koefisien Determinasi ... 76
Tabel 4.15
Nilai F
hitung... 77
Tabel 4.16
Hasil Uji t ... 78
abel 4 7
PENGARUH DUKUNGAN MANAJEMEN PUNCAK KOMUNIKASI DAN
PARTISIPASI PEMAKAI TERHADAP KEPUASAN PENGEMBANGAN
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA
PT. PANCA KARTIKA JAYA SENTOSA SIDOARJO
Oleh :
Oktevanie Nesia Harlis
ABSTRAK
PT. Panca Kartika Jaya Sentosa merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak dibidang Real Estate. Diketahui bahwa PT. Panca Kartika Jaya Sentosa
sudah menggunakan komputer dan program yang mendukung aktivitas karyawan,
namun dalam aktivitasnya manajemen kurang memperhatikan kepuasan pemakai
sistem, disebabkan karyawan tidak dilibatkan untuk mengusulkan ide atau gagasan
yang dapat dipakai oleh pengembang dalam merancang program dan sistem yang
sesuai dengan seluruh bagian. Dengan tidak adanya komunikasi antara pemakai yang
menggunakan sistem dengan perancangnya, membuat sistem yang ada kurang dapat
mendukung penyediaan informasi finansial yang akurat. Berdasarkan uraian tersebut,
penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh dukungan
manajemen puncak, partisipasi dan komunikasi pemakai terhadap kepuasan pemakai
dalam pengembangan sistem informasi akuntansi.
Penelitian ini terdiri dari tiga variabel bebas dan satu variabel terikat yaitu
dukungan manajemen puncak (X
1), komunikasi karyawan (X
2), partisipasi karyawan
(X
3) dan kepuasan pemakai (Y). Obyek penelitian ini adalah PT. Panca Kartika
Jaya Sentosa, dengan jumlah sampel 11 orang yang terlibat dalam pengembangan
Sistem Informasi Akuntansi seperti bagian Keuangan, bagian Pemasaran, bagian
Teknik, dan bagian Internal Audit.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa peningkatan variabel dukungan
manajemen puncak dan komunikasi pemakai secara parsial tidak memberikan
kontribusi nyata terhadap peningkatan kepuasan pemakai dalam pengembangan
sistem informasi akuntansi, sedangkan peningkatan variabel partisipasi pemakai
memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan kepuasan pemakai dalam
pengembangan sistem informasi akuntansi, sehingga hipotesis penelitian tidak teruji
kebenarannya, karena hanya variabel partisipasi pemakai yang berpengaruh positif
terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi.
Keywords : Dukungan Manajemen Puncak, Komunikasi Karyawan,
Partisipasi Karyawan Dan Kepuasan Pemakai
1
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perubahan jaman, penemuan teknologi terbaru dan
kecanggihan teknologi ynag semakin berkembang pesat, maka persaingan dan
ketidakpastian melengkapi dunia lingkungan bisnis. Untuk itu dalam menghadapi
situasi ketidakpastian dunia lngkungan bisnis dibutuhkan suatu sistem yang dapat
menciptakan informasi yang tepat dan akurat baik internal maupun eksternal
secara efektif. (Jurnal Setianingsih dan Nur Indrianoro 1998).
Sistem informasi berkembang selama masa hidup suatu perusahaan.
Artinya, suatu sistem informasi yang baru (atau paling tidak yang telah
ditingkatkan mutunya secara besar – besaran) akan menggantikan sistem yang
sedang digunakan jika tidak memadai lagi. Karena setiap sistem informasi
mempunyai siklus hidup tertentu, maka pengembangan sistem merupakan suatu
kegiatan bersiklus yang terdiri dari beberapa tahap dimulai dengan perencanaan
sistem, analisis sistem, pengkajian dan pemeliharaan sistem, implementasi sistem
dan diakhiri dengan pengoperasian sistem (Jurnal Setianingsih dan Nur
Indriantoro 1998).
Kesuksesan pengembangan sistem informasi sangat tergantung pada
kesesuaian harapan antara sistem analis, pemakai (user), sponsor dan Customer
akuntansi memerlukan suatu perencanaan dan implementasi yang hati – hati,
untuk menghindari adanya penolakan terhadap sistem yang dikembangkan
(resistance to charge), karena perubahan dari sistem manual ke sistem
terkomputerisasi tidak hanya menyangkut perubahan teknologi tetapi juga
perubahan perilaku dan organisasional untuk menghindari adanya penolakan
terhadap sistem yang dikembangkan, maka diperlukan adanya partisipasi dari
pemakai. Partisipasi pemakai pada tiap tahap pengembangan sistem informasi
tentunya akan berpengaruh pada tingkat kepuasan pemakai atas sistem yang
dikembangkan. (Jurnal Elfreda Aplonia Lau 2004).
Dalam tahap perencanaan dan pengembangan sistem informasi seharusnya
lebih memperhatikan faktor mnusia tersebut, sebab seandainya dalam tahapan
tersebut yang diperhatikan adalah peran teknologinya saja, maka akan muncul
permasalahan baru dari faktor manusia tersebut, seperti timbulnya ketidakpastian
dalam pekerjaan yang tentunya akan sangat merugikan organisasi tersebut. (Jurnal
Setianingsih dan Nur Indriantoro 1998).
Diharapkan perancang dan analis sistem informasi dapat mendesain
sistem yang mampu bekerja sama dengan pemakai (user). Agar tidak terjadi
hambatan dalam pemakaian sistem informasi, maka diusahakan agar sistem
tersebut mudah digunakan dan lebih fleksibel. Karena secanggih apapun sistem
yang dibuat, namun seandainya dalam perancangan sistemnya tidak
memperhatikan faktor manusia pemakainya, maka dapat dipastikan akan terjadi
yang digunakan dengan pemakainya. Untuk itu, dalam perancangan sistem
sebaiknya pemakai dapat terlibat aktif, demikian juga sampai dengan proses
pengujiannya. (Jurnal Setianingsih dan Nur Indriantoro 1998).
Manajer puncak suatu perusahaan adalah eksekutif pada puncak
organisasi perusahaan yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup dan
kesuksesan perusahaan. Oleh karena itu, partisipasi pemakai dalam
pengembangan sistem informasi akan meningkat dengan adanya dukungan
manajemen pucak. Selain adanya dukungan manajemen puncak, komunikasi
pemakai juga dapat mempengaruhi kepuasan pemakai. Hubungan ini perlu
dilakukan pada fase pengembangan sistem informasi. Apabila pemakai
berkomunikasi secara efektif, maka akan memudahkan pertukaran informasi yang
penting sekali bagi penentuan kebutuhan sistem dan keberhasilan usaha
pengembangan sistem informasi. (Supriono 1986 : 46)
Hubungan antara partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem
informasi dengan kepuasan yang diperoleh dari sistem tersebut, merupakan
perhatian yang menarik bagi para peneliti, karena penelitian antara satu dengan
yang lain hasilnya tidak konsisten. Hasil telaah terhadap tujuan penelitian
mengenai hubungan antara satu dengan yang lain hasilnya tidak konsisten. Hasil
telaah terhadap tujuan penelitian mengenai hubungan antara partisipasi dengan
kepuasan pemakai, memperoleh hasil bahwa dua penelitian menunjukkan hasil
penelitian mixed. (Ives dan Olson, 1984 : 193) dalam Jurnal Elfreda Aplonia Lau
(2004).
Guna merekonsiliasi kondisi tersebut beberapa peneliti menggunakan
pendekatan kontijensi yang secara otomatis mengevaluasi berbagai kondisi atau
variabel – variabel yang dapat mempengaruhi hubungan antara partisipasi
pemakai dalam pengembangan sistem informasi dengan kepuasan atas sistem
tersebut. Beberapa hasil penelitian menunjukkan banyak faktor kontijensi yang
diyakini berpengaruh pada hubungan partisipasi dan kepuasan pemakai seperti
tingkat pengaruh dari pemakai, tahap pengembangan, kompleksitas sistem,
mediasi, komunikasi, dukungan manajemen puncak, sikap pemakai, karakteristik
organisasional, harapan dan tingkat partisipasi yang sesungguhnya, tingkat
keterlibatan dan kompleksitas tugas. (Jurnal Setianingsih dan Nur Indriantoro
1998).
Sebelum mengadakan penelitian ini, peneliti mengadakan wawancara
untuk mengetahui permasalahan yang ada. Dan hasil yang diperoleh wawancara
ini adalah pengembangan sistem yang dilakukan oleh perusahaan terjadi
permasalahan pada partisipasi karyawan yang minimum, diakibatkan karena
banyaknya tugas, kurangnya waktu karyawan untuk berpartisipasi dalam
pengembangan sistem informasi akuntansi, sehingga informasi yang diterima
belum memenuhi harapan pemakai.
PT. Panca Kartika Jaya Sentosa merupakan salah satu perusahaan yang
mempunyai tujuan membantu pemerintahan dalam pembangunan perumahan
untuk masyarakat yang belum memiliki rumah dan yang berpenghasilan
menengah kebawah. Perusahaan ini merupakan perusahaan swasta yang dituntut
untuk memanfaatkan kemampuan yang ada semaksimal mungkin agar bisa
unggul dalam persaingan. Tetapi pada kenyataannya diketahui bahwa PT. Panca
Kartika Jaya Sentosa sudah menggunakan komputer dan program yang
mendukung aktivitas karyawan, namun dalam aktivitasnya manajemen kurang
memperhatikan kepuasan pemakai sistem. Untuk penentuan perancangan program
dan sistem karyawan tidak dilibatkan untuk mengusulkan ide atau gagasan yang
dapat dipakai oleh pengembang dalam merancang program dan sistem yang
sesuai dengan seluruh bagian. Dengan tidak adanya komunikasi antara pemakai
yang menggunakan sistem dengan perancangnya, membuat sistem yang ada
kurang dapat mendukung penyediaan informasi finansial yang akurat. PT. Panca
Kartika Jaya Sentosa merupakan organisasi yang terdiri dari berbagai sub sistem
untuk itu membutuhkan sistem koordinasi, komunikasi dan kontrol agar dapat
berjalan efektif. Dengan kata lain jika kompeksitas meningkat maka sebagai
pengembang sistem harus untuk meyediakan sistem yang bekerja dengan mulus
dan secara bersama – sama kearah pencapaian tujuan perusahaan. Selain itu
pengembangan sistem harus sesuai dengan jaringan kerja yang mendukung tugas,
sistem pelaporan dan komunikasi yang menghubungkan pekerjaan individu dan
Kurang diperhatikannya faktor – faktor yang berpengaruh terhadap
kepuasan pengguna sistem informasi, mengakibatkan sistem informasi akuntansi
yang dikembangkan kurang bisa mendukung tugas, sistem pelaporan dan
komunikasi yang menghubungkan pekerjaan individu dan kelompok, misalnya
sistem komputerisasi yang sudah ada disetiap bagian tetapi belum ke sistem satu
jaringan membuat urusan perbendaharaan apabila membutuhkan informasi pada
urusan pembukuan harus menunggu laporan dari bagian tersebut. Keadaan ini
membuat informasi yang seharusnya dipakai oleh bagian keuangan untuk
mengambil keputusan menjadi terhambat.
Kenyataan ini yang kemudian menjadi dasar untuk dilakukan penelitian
mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan kerja karyawan,
sehingga organisasi dapat mengembangkan suatu cara mewujudkan kepuasan
kerja.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul ”Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak
Komunikasi dan Partisipasi Pemakai Terhadap Kepuasan Pengembangan
Sistem Informasi Akuntansi pada PT. Panca Kartika Jaya Sentosa Sidoarjo”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah ”Apakah Dukungan
positif terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi
Akuntansi”.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini berdasarkan perumusan
masalah adalah untuk membuktikan secara empiris Pengaruh Dukungan
Manajemen Puncak, Komunikasi dan Partisipasi Pemakai terhadap Kepuasan
Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi.
1.4 Manfaat Penelitian
a.
Bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk menerapkan dan mengaplikasikan teori – teori yang
telah dioperasi selama masa studi, maupun yang diperoleh dari sumber –
sumber lain sehingga dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukan.
b.
Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan
untuk lebih mengetahui pengaruh dukungan manajemen puncak,
komunikasi dan partisipasi karyawan terhadap kepuasan kerja karyawan
dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
c.
Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan referensi untuk peneliti –
8
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
a.
Setianingsih dan Indrianto (1998)
Judul :
”Pengaruh dukungan manajemen puncak dan komunikasi pemakai
pengembang terhadap hubungan partisipasi dan kepuasan pemakai
dalam pengembangan sistem informasi”.
Rumusan masalah :
1)
Apakah ada hubungan antara partisipasi dengan kepuasan
pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi.
2)
Apakah dukungan manajemen puncak berpengaruh terhadap
hubungan antara partisipasi dan kepuasan pemakai dalam
pengembangan sistem informasi.
3)
Apakah komunikasi pemakai, pengembang berpengaruh terhadap
hubungan antara partisipasi dan kepuasan pemakai dalam
pengembangan sisitem informasi.
Kesimpulan :
1)
Menunjukkan bahwa partisipasi pemakai dalam pengembangan
sistem informasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap
2)
Dukungan manajemen puncak dapat meningkatkan partisipasi
pemakai dan berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai
sistem informasi.
3)
Menunjukkan bahwa komunikasi pemakai, pengembang tidak
berpengaruh secara signifikan pada hubungan partisipasi dengan
kepuasan pemakai. Tetapi komunikasi pemakai, pengembang
berpengaruh langsung terhadap kepuasan pemakai.
b.
Nurika Restuningdiah dan Nur Indriantoro (2000)
Judul :
”Pengaruh Partisipasi Terhadap Kepuasan Pemakai Dalam Pengembangan
Sistem Informasi Dengan Kompleksitas Tugas, Kompleksits Sistem, Dan
pengaruh Pemakai Sebagai Moderating Variabel”.
Rumusan Masalah :
Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara partisipasi pemakai
dengan kepuasan pemakai dalam proses pengembangan sistem infomasi,
dan apakah kompleksitas tugas, kompleksitas tugas, kompleksitas sistem,
serta pengaruh pemakai berpengaruh sebagai moderating variabel terhadap
hubungan antara partisipasi dan kepuasan pemakai dalam pengembangan
Kesimpulan :
Dalam penelitian ini berdasarkan hasil analisa data diketahui bahwa
partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem informasi berpengaruh
positif terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem
informasi. Agar pengembangan sistem informasi dapat berhasil dengan
baik, pemakai sistem informasi perlu diajak berpartisipasi.
c.
Eva Ekawati Marzuki (2005)
Judul :
”Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak dan Partisipasi Pemakai
(Karyawan) terhadap Kepuasan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem
Informasi Akuntansi pada PT. Telkom Kecantel Pamekasan”.
Rumusan Masalah :
Apakah dukungan manajemen puncak, partisipasi dan komunikasi
pemakai berpengaruh terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan
sistem informasi akuntansi ?
Kesimpulan :
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa hipotesis yang diajukan
menyatakan bahwa diduga bahwa dukungan dukungan manajemen
puncak, partisipsi dan komunikasi pemakai mempengaruhi kepuasan
pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi di PT. Telkom
Kecantel Pamekasan telah terbukti kebenarannya. Hal tersebut dapat
diperoleh informasi bahwa kecocokan model regresi untuk menjelaskan
pengaruh dukungan manajemen puncak, partisipasi pemakai dan
komunikasi pemakai secara serempak terhadap variabel terikat yaitu
kepuasan pemakai adalah sebesar 74,5% dan sisanya sebesar 25,5%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam model regresi ini.
2.2
Telaah Teori
2.2.1
Pengertian Dukungan Manajemen Puncak
T. Hani Handoko (1997 : 10) mendefinisikan manajemen
sebagai bekerja dengan orang – orang untuk menentukan,
menginterpretasikan dan mencapai tujuan – tujuan organisasi dengan
pelaksanaan fungsi – fungsi perencanaan (planning), pengorganiasian
(organizing), penyusunan persoanalia atau kepegawaian (staffing),
pengarahan dan kepemimpinan (leading) dan pengawasan (controling).
Adapun pengertian dari masing – masing kelima pelaksanaan
fungsi – fungsi tersebut, sebagai berikut : (T. Hani Handoko, 1997 : 23)
a.
Perencanaan
Adalah pemilihan dan penentuan tujuan organisasi, penyusunan
strategi, kebijaksanaan program dan lain – lain.
Adalah penentuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan,
menyusun organisasi atau kelompok kerja, penugasan wewenang dan
tanggung jawab serta koordinasi.
c.
Penyusunan personalia
Adalah penarikan (recruitment) untuk kemudian diseleksi, latihan,
pengembangan, penempatan dan orientasi karyawan.
d.
Pengarahan
Adalah motivasi, komunikasi kepemimpinan untuk mengarahkan
karyawan mengerjakan sesuatu yang ditugaskan kepadanya.
e.
Pengawasan
Adalah penetapan standar, pengukuran pelaksanaan dan pengambilan
tindakan korektif.
Menurut Robbin dan Coulter (1996 : 8) mengemukakan bahwa
manajemen adalah proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan
kegiatan – kegiatan kerja agar diselesaikan secara efisien dan efektif
dengan dan melalui orang lain.
Beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian
dukungan manajemen puncak menurut peneliti adalah dukungan atau
dorongan yang dilakukan oleh direktur, presiden direktur, kepala
devisi, wakil presiden senior dan sebagainya dalam melaksanakan
fungsi – fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian,
2.2.1.1 Teori Dukungan Manajemen Puncak
Path Goal Theory
oleh Robert J. House menyebutkan bahwa
Secara pokok, Path Goal Theory berusaha untuk menjelaskan pengaruh
perilaku pimpinan terhadap motivasi, kepuasan dan pelaksanaan pekerjaan
bawahannya. Teori yang dikembangkan Robert J. House ini memasukkan
empat tipe gaya kepemimpinan (Kepemimpinan Direktif, Kepemimpinan
Partisipatif, Kepemimpinan yang Mendukung, dan Kepemimpinan yang
Berorientasi pada Prestasi) yang dapat terjadi dan dipergunakan oleh
pimpinan yang sama dalam situsi yang berbeda.
Dua diantara faktor – faktor situasional yang telah
diidentifikasikan sejauh ini adalah sifat personal dari para bawahan dan
tekanan lingkungan dengan tuntutan – tuntutan yang dihadapi oleh para
bawahan. Untuk situasi yang pertama
Path Goal Theory
memberikan
penilaian bahwa perilaku pemimpin akan bisa diterima oleh bawahan jika
para bawahan melihat perilaku tersebut akan merupakan sumber yang
segera bisa memberikan kepuasan atau sebagai suatu instrumen bagi
kepuasan – kepuasan masa depan. Sedangkan pada faktor situasional yang
kedua, teori ini menyatakan bahwa perilaku pemimpin akan bisa menjadi
faktor motivasi terhadap para bawahan dan perilaku tersebut dapat
memuaskan komplimen dari lingkungan para bawahan yang diperlukan
Dengan mempergunakan salah satu dari empat gaya diatas dan
dengan memperhitungkan faktor situasional tersebut maka dapat
disimpulkan pimpinan akan berusaha mempengaruhi para bawahannya dan
memotivasinya dengan cara mengarahkan mereka pada kejelasan tugas –
tugasnya dalam pencapaian tujuan, kepuasan dan pelaksanaan kerja yang
efektif.
Model teori ini juga menyatakan bahwa pekerjaan kepemimpinan
adalah untuk menciptakan lingkungan kerja melalui struktur, dukungan, dan
imbalan yang membantu dalam pencapaian tujuan organisasi (Davis dan
Newstrom 1990 :154).
Berdasarkan teori tersebut diatas, adanya pengaruh positif bantuan
dan dukungan dari pimpinan sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan
pencapaian tujuan perusahaan. Dalam penelitian dukungan dari manajemen
puncak sebagai pimpinan dalam pengembangan sistem informasi akuntansi
sangatlah penting. Bila manajemen puncak memberikan dukungan penuh
dalam pengembangan sistem informasi akuntansi dan dukungan tersebut
dapat diterima oleh pemakai informasi, maka akan memberikan kepuasan
terhadap pemakai informasi tersebut.
2.2.1.2 Peranan Manajemen Puncak dengan Pengembangan Sistem Akuntansi
Menurut Chusing (1986 :312) manajemen tingkat atas harus
organisasi serta mengidentifikaiskan apa yang dianggap sebagai kunci faktor
keberhasilan dalam operasi organisasi agar dapat memberikan petunjuk dan
pengarahan pada aktifitas sistem.
Manajer tingkat atas harus mereview rencana sistem jangka
panjang dan berusaha untuk mengintegrasikan rencana tersebut dengan
usaha perencanaan jangka panjang yang menyeluruh dari organisasi.
Manajemen tingkat atas harus berpartisipasi dalam keputusan besar yang
berhubungan dengan fungsi sistem, termasuk penerimaan personil penting,
perolehan atau pembelian peralatan besar dari seleksi proyek – proyek
sistem yang besar. Review pelaksanaan departemen sistem, personal
manajemen yang mempunyai posisi penting dan proyek pengembangan
sistem yang besar merupakan peranan penting lainnya dari manajemen
tingkat atas. Penetapan kebijaksanaan yang berkaitan dengan seleksi proyek,
penetapan harga jasa – jasa komputer, struktur organisasi dan jenjang karir
personil sistem juga penting.
2.2.1.3 Hubungan
Anatara Dukungan
Manajemen Puncak dengan Kepuasan
Pemakai
Dukungan manajemen puncak diantaranya dalam hal penyediaan
sumber daya dan pemberian motivasi. Dengan dukungan tersebut para
dikembangkan akan terus berjalan dengan lancar sehingga para pemakai
akan merasa puas dengan bekerja didalam lingkungan sistem tersebut.
Manajemen tingkat atas memegang peranan penting dalam setiap
tahap siklus pengembangan sistem
(system development life cycle)
yang
meliputi perencanaan, perancangan, dan implementasi. Choe (1996) dalam
jurnal Setianingsih dan Indriantoro (1998) menjelaskan bahwa dukungan
manajemen puncak meliputi penyusunan sasaran dan penilaian tujuan,
mengevaluasi usulan proyek pengembangan sistem informasi,
mendefinisikan informasi dan pemrosesan yang dibutuhkan, melakukan
review program dan rencana bahwa dukungan manajemen puncak meliputi
jaminan pendanaan dan menentukan prioritas pengembangan sistem.
Jarvenpaadan Ives (1991) menemukan bukti bahwa dukungan
manajemen puncak merupakan faktor penting dalam investasi teknologi
informasi dan berpengaruh pada kesuksesan pengembangan sistem
informasi (Lawrence dan Low, 1993), dan lebih khusus lagi pada
perencanaan sistem informasi. (dalam jurnal Setianingsih dan Indriantoro,
1998 : 196).
Dukungan dan keterlibatan manajemen puncak ini memegang
peranan penting dalam keberhasilan implementasi sistem informasi.
Dukungan tersebut penting tidak hanya untuk alokasi sumber daya yang
diperlukan untuk pengembangan tersebut. Namun yang terpenting
dilakukan merupakan sesuatu yang penting (dalam jurnal Setianingsih dan
Indriantoro, 1998 : 196). Manajemen puncak juga memiliki kekuatan dan
pengaruh untuk mensosialisasikan pengembangan sistem informasi, yang
memungkinkan pemakai untuk barpartisipasi dalam pengembangan sistem
informasi dan akan berpengaruh pada kepuasan pemakai. Oleh karena itu,
partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem informasi akan meningkat
dengan adanya dukungan dari manajemen puncak, sehingga dengan adanya
partisipasi ini kepuasan pemakai atas sistem yang dikembangkan akan lebih
besar.
Choe (1996) menemukan bukti bahwa terdapat hubungan yang
positif dan signifikan antara dukungan manajemen puncak dengan kepuasan
pemakai sistem informasi. Dan hasilnya menunjukkan bahwa partisipasi
pemakai berhubungan secara signifikan dengan kesuksesan sistem.informasi
dimana ada dukungan manajemen puncak yang kuat dalam setiap
pengembangan sistem informasi (dalam jurnal Setianingsih dan Indriantoro,
1998).
2.2.2
Pengertian Komunikasi Pemakai
Menurut Keith Davis & John W. Newstrom (1993 : 150).
Komunikasi adalah cara penyampaian gagasan, fakta, pikiran, perasaan
Sedangkan menurut Edwin B. Flippo, (1989 : 227) komunikasi
adalah tindakan membujuk orang – orang lain untuk menafsirkan suatu
gagasan dengan cara yang dimaksudkan oleh si pembicara atau
penulis.
Berdasarkan pendapat – pendapat diatas, maka dapat diartikan
sebagai suatu proses kegiatan penyampaian gagasan, fakta, pikiran,
perasaan atau informasi yang mengandung arti dari satu pihak kapada
pihak lain.
Di dunia ini setiap orang tidak lepas dari aktivitas komunikasi.
Komunikasi sangat penting karena dengan komunikasi maka dapat
disampaikan perasaan, pendapat, ide, maupun kehendak seseorang kepada
orang lain. Komunikasi bukan hanya penting dalam kehidupan sehari – hari
saja tetapi juga dalam dunia kerja dalam hal ini adalah organisasi sangat
penting bagi organisasi dalam menjalankan aktivitasnya guna untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
Organisasi tidak mungkin ada tanpa komunikasi, apabila tidak
ada komunikasi, para pegawai tidak dapat mengetahui apa yang
dilakukan rekan sekerjanya, pimpinan tidak dapat menerima masukan
informasi, koordinasi tidak mungkin dilakukan, dan organisasi akan
runtuh karena ketiadaan komunikasi, dengan yakin kita dapat
mengatakan bahwa setiap tindakan komunikasi mempengaruhi
2.2.2.1 Fungsi dan Tujuan Komunikasi
Fungsi komunikasi dalam organisasi, (Harold Koonz/ Cyril
O’Donnell / Heinzh Weiririch, 1986 :169) :
1.
Merupakan sarana memadukan aktivitas–aktivitas yang terorganisasi.
2.
Dapat dipandang sebagai sarana penyaluran masukan sosial ke
dalam sistem sosial.
3.
Sarana untuk memodifikasi perilaku, mempengaruhi perubahan,
memproduktifkan informasi.
4.
Sarana untuk mencapai tujuan. Apakah itu kita membicarakan agama,
keluarga, suku bangsa, atau perusahaan, penyampaian informasi
dari seseorang kepada yang lain.
Tujuan komunikasi, (Harold Koontz / Cyril O’Donnell / Heinz
Weihrich, 1986 : 169) : untuk mengadakan perubahan, untuk
mempengaruhi tindakan, dan untuk mencapai kesejahteraan perusahaan.
Dunia usaha misalnya : memerlukan informasi tentang harga,
teknologi, kompetisi, dan keuangan serta informasi tentang daur usaha
dan aktivitas pemerintah. Komunikasi penting artinya karena
komunikasi memadukan fungsi – fungsi manajemen.
Secara grafis menunjukkan bahwa komunikasi tidak hanya
memperlancar fungsi manajemen, tetapi komunikasi juga
menghubungkan perusahaan dengan lingkungan eksternal. Melalui
pelanggan, ketersediaan persediaan dari rekanan, tuntutan pemegang
saham, peraturan – peraturan pemerintah, dan kerisauan – kerisauan
masyarakat. Melalui komunikasi setiap organisasi merupakan sistem
terbuka yang berinteraksi dengan lingkungannya.
2.2.2.2 Aspek Komunikasi
Menurut Wursanto (1994 : 32) paling tidak ada 3 aspek yang
perlu diperhatikan dalam komunikasi, yaitu :
1.
Bahwa komunikasi harus dipandang sebagai proses. Hal ini berarti
bahwa komunikasi merupakan aliran komunikasi melalui serangkaian
kegiatan.
2.
Aspek manusia dan non manusia merupakan aspek kedua, seperti
peralatan elektronik (komputer) dapat mengirim atau menerima
suatu informasi dalam suatu sistem komunikasi.
3.
Aspek ketiga adalah aspek informasi, informasi atau keterangan
adalah segala sesuatu yang mempunyai arti dan kegunaan.
Informasi dapat terdiri atas berbagai bentuk, seperti kata – kata,
kalimat – kalimat, kode – kode, gambar – gambar, tanda – tanda
lainnya yang mengundang arti.
Uraian diatas tentang komunikasi, maka dapat disimpulkan
penyampaian fakta, penyampaian pikiran, penyampaian perasaan,
penyampaian informasi.
2.2.2.3 Teori Komunikasi Pemakai
Teori
Exixtance, Relatedness, Growth (ERG)
ini merupakan teori
motivasi. Teori ini berasal dari Clayton Alderter (1972) dalam Miftah Thoha
(2004 : 233) yang mengenalkan tiga kelompok inti dari kebutuhan –
kebutuhan yaitu kebutuhan akan keberadaan
(existence)
, kebutuhan
berhubungan
(relatedness)
dan kebutuhan untuk berkembang
(growth)
.
Diantara tiga kebutuhan tersebut, yang dapat membentuk
keefektifan komunikasi dan kerjasama adalah kebutuhan untuk berhubungan
(relatedness)
, yaitu suatu kebutuhan untuk menjalin hubungan sesamanya,
melakukan hubungan hubungan sosial dan kerjasama dengan orang lain.
Berdasarkan teori tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa untuk
mewujudkan komunikasi yang efektif diperlukan adanya interaksi dan
kerjasama antara individu, sehingga apabila interaksi dan kerjasama tersebut
dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan akan tercapai dalam
lingkungan kerja atau kelompok.
2.2.2.4. Hubungan antara Komunikasi dengan Kepuasan Pemakai
Hubungan antara pemakai dan pengembang selalu simbiotik (Mc.
lengkap tentang dinamika lingkungan bisnis dan pemakai perlu
menyampaikan pemahaman tersebut pada pengembang. Untuk selanjutnya
pengembang akan menstranformasikannya ke dalam sistem informasi yang
akan dikembangkan. Setianingsih dan Indriantoro (1998 : 197)
mengemukakan adanya hubungan yang signifikan antara komunikasi yang
efektif dengan kesesuaian pengembangan sistem. Komunikasi pemakai
pengembang dapat mempengaruhi kepuasan pemakai. Hubungan ini perlu
dilakukan pada fase proses pengembangan sistem yang berbeda – beda.
Dalam situasi pemakai dan pengembang berkomunikasi secara efektif dalam
memudahkan pertukaran informasi yang esensial bagi penemuan kebutuhan
sistem dan keberhasilan suatu pengembangan sistem (Mc. Keen, dkk, 1994).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan komunikasi yang
terbuka antara pemakai akan mengetahui bagaimana posisi mereka
selanjutnya dalam sistem informasi. Oleh karena itu, pemakai disini akan
merasakan kepuasan terhadap sistem yang sedang dikembangkan.
2.2.3
Pengertian Partisipasi Pemakai
2.2.3.1
Pengertian Partisipasi
Menurut Nitisemito (1996 : 156) mengemukakan bahwa partisipasi
adalah salah satu cara memotivasi yang mempunyai ciri khas, lain dari pada
segi psikologis daripada segi materi, dimana dengan melibatkan seseorang
maka orang tersebut akan merasa ikut bertanggung jawab.
Partisipasi menurut Keith Davis & John W. Newstrom (1995 :
179) adalah keterlibaan mental dan emosional orang – orang dalam
situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan
kontribusi kepada tujuan kelompok dan berbagai tanggung jawab
pencapaian tujuan itu.
2.2.3.2. Penerapan Partisipasi
Penerapan partisipasi (Keith Davis & John W. Newstrom, 1995
: 181), sangat banyak bukti yang menunjukkan bahwa partisipasi
berhasil diterapkan dalam berbagai jenis pekerjaan.
1.
Para pegawai dapat dilibatkan dalam pengambilan keputusan teknis.
2.
Para pegawai dapat dilibatkan dalam pengambilan keputusan
operasional.
3.
Para pegawai dapat dilibatkan dalam pengambilan keputusan
strategik.
2.2.3.3. Syarat Partisipasi
Prasyarat partisipasi (Keith Davis & John W. Newstrom, 1995 :
183) :
Harus ada waktu untuk berpartisipasi sebelum diperlukan tindakan,
partisipasi hampir tidak tepat dalam situasi darurat.
2.
Maslahatnya lebih besar dari kerugian.
Kemungkinan masalahatnya seyogyanya lebih besar dari
kerugiannya. Sebagai contoh pegawai tidak boleh memboroskan
begitu banyak waktu untuk berpartisipasi sehingga mengabaikan
pekerjaan mereka.
3.
Relevan dengan kepentingan pegawai.
Bidang garapan partisipasi haruslah relevan dan menarik bagi
pegawai, jika tidak, maka pegawai akan memandangnya sekedar
kerja sibuk.
4.
Kemampuan pegawai memadai untuk menangani bidang garapan
partisipasi.
Para peserta hendaknya memiliki kemampuan seperti kecerdasan
dan pengetahuan teknis untuk berpartisipasi.
5.
Kemampuan berkomunikasi timbal balik.
Para peserta harus mampu berkomunikasi timbal balik untuk
berbicara dengan bahasa orang lain untuk dapat saling tukar
gagasan.
6.
Tidak timbul peraasaan terancam bagi kedua belah pihak.
Masing – masing pihak seyogyanya tidak merasa bahwa posisinya
status mereka akan terpengaruh secara negatif, mereka tidak akan
berpartisipasi.
7.
Masih dalam bidang keleluasaan pada bidang pekerjaan.
Partisipasi untuk memutuskan arah tindakan dalam orgaisasi hanya
boleh berlangsung dalam bidang keleluasaan kerja kelompok.
2.2.3.4.
Pengertian Pemakai
Pemakai adalah mereka yang terlibat secara langsung dalam
penggunaan informasi. Oleh karena itu, partisipasi pemakai dalam aktivitas
pengembangan sistem diharapkan akan meningkatkan komitmen dan
keterlibatan pemakai sehingga pemakai dapat menerima dan mengunakan
sistem informasi yang dikembangkan dan akhirnya akan meningkatkan
kepuasan pemakai.
Pemakai akhir dibagi dalam dua kelompok umum (Hall, 2001 : 13-14)
a.
Pemakai eksternal
meliputi para kreditur, para pemegang saham, para
investor potensial, agen – agen pembuat praturan, otorisasi pajak, para
pemasok dan pelanggan. Pemakai institusional menerima informasi
dalam bentuk laporan keuangan, pengembalian pajak dan laporan –
laporan lainnya yang menjadi kewajibanhukum perusahaan yang
melaporkannya.
organisasi memiliki cukup kebebasan dalam memenuhi kebutuhan
pemakai intern.
2.2.3.5 Teori Partisipasi Pemakai
Teori Y dari Mc. Gregor (1957)
dalam Miftah Thoha (2004 : 241)
sebagai Teori Pendukung Partisipasi menyebutkan bahwa
Teori Y
berasal
penolakan atas asumsi teori X yang dikemukakan oleh Mc. Gregor sendiri.
Teori Y
mengemukakan bahwa (diantaranya) :
1.
Pengukuran usaha fisik dan mental dalam bekerja adalah alami dan sama
seperti yang dilakukan dalam bermain. Orang akan berlatih untuk
memerintahkan dan mengendalikan diri sendiri guna mencapai sasaran
yang telah mereka sanggupi.
2.
Teori Y
yang mengemukakan bahwa kemajuan untuk mencapai suatu
tujuan berhubungan dengan penghargaan atau hadiah yang diberikan
jika tujuan tersebut tercapai. Orang akan belajar bukan hanya untuk
menerima tanggung jawab, bahkan mereka akan mencarinya.
3.
Dalam keadaan tertentu, dianjurkan sesuatu yang disebut rencana
Scanlon, dimana para pekerja diberi hadiah atau penghargaan bila
berhasil menurunkan biaya dibawah batas atas yang telah disepakati.
Rencana ini menampilkan adanya komisi pekerja yang berperan serta
berkenaan dengan produk akhir melalui rencana – rencana penghematan
pemotongan biaya (Mc.Gregor : 1960).
Berdasarkan
Teori Y
Mc. Gregor tersebut diatas, bila dihubungkan
dengan variabel partisipasi pemakai dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk
dari pengarahan dan pengendalian diri sendiri untuk mencapai tujuan adalah
partisipasi. Partisipasi mendorong orang - orang untuk menerima tanggung
jawab dalam aktivitas kelompok dan merupakan salah satu bentuk
keterlibatan individu dalam kegiatan pengembangan sistem informasi yang
bertujuan untuk mencari kepuasan informasi tersebut.
2.2.3.6 Hubungan Partisipasi Pemakai dengan Kepuasan Pemakai
Pengembangan suatu sistem informasi akan menimbulkan
perubahan – perubahan dalam cara kerja suatu organisasi secara
keseluruhan, yang didalamnya juga terdapat faktor manusia. Oleh karena
itu, pengembangan suatu sistem informasi tidak boleh mengabaikkan faktor
perilaku manusia sebagai pemakainya. Perancangan sistem harus
memasukkan dimensi – dimensi kesesuaian. Penerimaan teknologi
informasi oleh manusia sebagai pemakainya, untuk mengurangi sekecil
mungkin hambatan yang ada antara manusia dengan sistem informasi yang
dikembangkan. Untuk mencapai hal tersebut, pemakai harus berpartisipasi
aktif dalam tahap perancangan sampai tahap penerapan sistem, agar
meminimalkan perubahan yang dibawa oleh pemakai setelah sistem
diimplementasikan.
Banyak pihak berpendapat bahwa partisipasi pemakai dalam
pengembangan sistem informasi akan memberikan dampak positif terhadap
organisasi dan memberikan keuntungan ekonomis (Ginzberg,dkk, 1981)
dalam jurnal Setianingsih dan Indriantoro (1998 : 196) adanya partisipasi
dari pemakai juga diharapkan dapat meningkatkan penerimaan sistem oleh
pemakai, yaitu dengan mengembangkan harapan yang realistis terhadap
kemampuan sistem, memberikan sarana untuk persetujuan dan pemecahan
konflik tentang masalah perancangan sistem serta memperkecil adanya
perlawanan terhadap perubahan dari pemakai terhadap sistem informasi
yang dikembangkan.
Penelitian mengenai hubungan partisipasi dan kepuasan pemakai
dalam proses pengembangan sistem informasi sudah banyak dilakukan,
terutama di Negara maju. Indonesia sebagai Negara berkembang, masih
belum memahami pentingnya dilakukan penelitian – penelitian semacam
ini. Salah satu faktor penyebab adalah keterbatasan sumber daya yang ada
Choe (1996) dalam jurnal Setianingsih dan Indriantoro (1998 : 196)
menemukan pentingnya penelitian ini untuk meningkatkan kualitas sistem,
dengan menilai kebutuhan informasi pemakai yang lebih lengkap dan
akurat. Dalam melihat hubungan antara partisipasi dengan kepuasan
organisasi besar. Dari smpel sejumlah 151, yang semuanya merupakan
aplikasi untuk
menframe
atau mini computer dengan beragam derajat dari
end user, menunjukkan bahwa partisipasi pemakai mempunyai hubungan
positif yang signifikan terhadap kepuasan pemakai Choe (1996) mengukur
hasil penelitian tersebut bahwa kepuasan pemakai dalam pengembangan
sistem informasi dipengaruhi secara signifikan oleh partisipasi pemakai.
Dari pendapat – pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dengan
partisipasi pemakai akan meningkatkan penerimaan sistem oleh pemakai,
memperkecil hambatan antar pemakai dengan sistem informasi yang
dikembangkan, menjaga hubungan kerja tiap personil tetap berjalan dengan
lancar, kebutuhan pemakai akan lebih tercukupi yang pada akhirnya akan
memberikan kepuasan pemakai.
Dengan berpartisipasi secara aktif dalam proses pengembangan
sistem informasi, pemakai akan merasa lebih dihargai karena mereka merasa
sistem yang diimplementasikan adalah juga dihasilkan dari kerja keras
mereka, sehingga dalam proses selanjutnya pemakai akan dapat menerima
sistem yang dikembangkan dan mereka akan merasa puas dengan sistem
2.2.4
Pengertian kepuasan Pemakai
Kepuasan sering kali di hubungkan dengan pekerjaan (kepuasan
kerja), yang selanjutnya akan meningkatkan prestasi kerja, dengan
kepuasan tersebut pencapaian tujuan perusahaan akan lebih baik dan
akurat. Adapun pengertian kepuasan menurut Keih Davis & John W.
Newstrom (1995 :105) adalah seperangkat perasaan pegawai tentang
menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka.
Kepuasan kerja menunjukkan harapan seseorang yang timbul dari
imbalan yang disediakan pekerjaan. Jadi kepuasan kerja berkaitan erat
dengan teori keadilan, perjanjian psikologis dan motivasi. Atas dasar
tersebut dapat pula dikatakan bahwa kepuasan pemakai merupakan
ungkapan perasaan menyenangkan atau tidak yang timbul dari diri pemakai
sehubungan dengan partisipasi yang diberikan selama pengembangan sistem
(Chandrarin,1997) dalam jurnal Setianingsih dan Indriantoro (1998 : 196).
2.2.4.1 Teori – Teori Kepuasan
Teori dua faktor dari Herzberg (Mifta Thoha,2004 : 232) Teori ini
dikembangkan oleh Frederick Herzberg yang menyatakan bahwa dua faktor
1.
Faktor hygiene
meliputi adminitrasi
dan kebijakan perusahaan, kualitas
pengawasan, hubungan dengan pengawas, hubungan dengan karyawan,
gaji dan kondisi kerja, status dan keamanan.
2.
Faktor pemotivasian
meliputi pencapaian prestasi, penghargaan,
pekerjaan itu sendiri, kemauan, kesempatan berkembang dan tanggung
jawab.
Berdasarkan teori diatas, bila dihubungkan dengan variabel
kepuasan pemakai dalam penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan jika
informasi yang diperoleh sesuai dengan harapan dan kebutuhan pemakai
dan dengan adanya dukungan serta kebijakan perusahaan, maka pemakai
informasi tersebut akan merasa puas.
2.2.4.2 Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi
Menurut Ives et al (1983) dalam Elfreda Aplonia Dau (2004 :27)
menyatakan bahwa kepuasan pemakai mengungkapkan kesesuaian antara
harapan seseorang dan hasil dengan yang diperolehnya, karena turut
berpartisipasi dalam pengembangan sistem informasi.
Menurut pendapat Kotler , (1997:36) kepuasan adalah perasaan
senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara
kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan – harapan.
Sehingga kepuasan pemakai dapat diartikan bahwa perasaan
manajer dan dukungan manajemen puncak dalam memproses informasi
yang diinginkan sebagai pengambilan keputusan untuk perusahaan.
2.2.4.3 Pengaruh Pemakai
Dalam jurnal Restuningdiah dan Indriantoro (2000 : 124)
mengemukakan bahwa pengaruh pemakai berbeda dengan partisipasi,
karena partisipasi lebih berkaitan dengan anggota dalam organisasi yang
dipakai aktivitas yang berkaitan dengan pengembangan sistem informasi.
Melalui partisipasi dan aktivias yang berkaitan dengan pengembangan
sistem, pemakai dapat memberikan pengaruh pada pengembangan sistem.
Tanpa partisipasi, maka tidak akan ada pengaruh.
Bisa dikatakan bahwa pemakai dapat memberikan masukan –
masukan terhadap informasi yang diterima, sehingga dapat diketahui
perasaan senang atau kecewa yang dirasakan pemakai tentang informasi
tersebut.
2.2.5
Para Pemakai Informasi Akuntansi
Menurut Chusing (1989 : 6) terdapat dua golongan utama para
pemakai informasi akuntansi, yaitu :
1.
Para pemakai ekstern
Para pemakai ekstern banyak sekali dan kepentingannya berbeda – beda
publikasi laporan atau ikhisar keuangan dengan tujuan umum
(general
purpose)
, yaitu neraca
(balance sheet)
dan perhitungan rugi laba
(income statement)
. Bagian dari akuntansi yang berhubungan dengan
kebutuhan informasi para pemakai ekstern dikenal dengan akuntansi
keuangan
(financial accounting).
2.
Para pemakai intern
Para pemakai intern juga cukup banyak dan bervariasi, tetapi kebutuhan
informasi untuk mencapai nilai ekonomis atau laba perusahaan yang
semaksimal mungkin. Akuntansi manajemen adalah bagian akuntansi
yang berhubungan dengan kebutuhan informasi intern, dimana informasi
ini harus dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan. Dalam peneliian
ini, pemakai diberi batasan hanya pada pemakai intern yang menjadi
objek penelitian.
Kebutuhan informasi intern sangat berbeda dengan kebutuhan informasi
ekstern. Informasi yang dilaporkan secara intern merupakan hubungan
yang bebas atau sekehendak hati. Hal ini berarti bahwa harus dibuat
pilihan atas dasar pertimbangan, informasi apa yang harus diperoleh,
kepada siapa informasi harus diberikan, berapa frekuensinya dan
sebagainya, terutama hal ini disebabkan karena fakta bahwa daerah
informasi intern merupakan suatu tantangan yang jauh lebih besar bagi
mereka yang menyusun pola sistem informasi akuntansi dari pada
informasi adalah untuk mengusahakan biaya yang sekecil – kecilnya.
Bila pelaporan bersifat sukarela maka pertimbangan utama dititik
beratkan pada manfaat yang diperoleh dari setiap laporan harus meliputi
atau melebihi biaya untuk menyediakan informasi yang bersangkutan.
2.2.6
Definisi Sistem dan Informasi
2.2.6.1. Sistem
Menurut Mc Leod (1996 : 13), sistem adalah sekelompok elemen
– elemen yang berintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai
tujuan.
Menurut Wilkinson (1993 : 3), sistem adalah suatu kerangka
kerja terpadu yang mempunyai satu sasaran atau lebih.
Berdasarkan pengertian – pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa sistem adalah sekelompok elemen – elemen yang mempunyai satu
sasran atau lebih untuk mencapai tujuan.
2.2.6.2
Informasi
Menurut James A. Hall (2001 : 14) informasi adalah data yang
sudah diproses lebih jauh sehingga mempunyai arti atau efek kepada
pemakai (bukan bentuk fisik) yang menyebabkan pemakai melakukan suatu
Menurut Bodnar dan Hopwood (2006 : 3), informasi diartikan
data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk
mengambil keputusan yang tepat.
Menurut Wilkinson (1993 : 3), informsi terdiri dari data yang
telah ditransformasikan dan dibuat lebih bernilai melalui pemrosesan.
Idealnya informasi adalah pengetahuan yang berarti dan berguna untuk
mencapai sasaran.
Berdasarkan pengertian – pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa informasi adalah data yang telah diproses sehingga menghasilkan
bentuk baru yang memeiliki nilai lebih tinggi dan dapat memberikan efek
bagi pemakai untuk dijadikan dasar dalam pengambilan suatu keputuan.
2.2.7
Sistem Informasi Akuntansi
2.2.7.1.Pengertian Sistem Informasi akuntansi
Menurut Wilkinson (1988 : 16), mengemukakan bahwa Sistem
Informasi Akuntansi adalah kerangka yang terdiri dari sumber – sumber
data yang terkoordinasi yang mengumpulkan, memproses, mengendalikan,
dan memanajemeni data melakukan tahapan yang berurutan guna
menghasilkan informasi yang disampaikan melalui jaringan komunikasi
2.2.7.2.
Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi memiliki karakteristik umum yaitu
berkembang sepanjang masa, mempunyai jaringan arus informasi,
melaksanakan tugas yang perlu sehubungan dengan data, menyediakan
informasi kepada pemakai untuk berbagai sumber daya.
Menurut Wilkinson (1998 : 4) terdapat beberapa karakteristik
antara lain :
a.
Evolusi
Sistem informasi mengalami perubahan besar dalam kehidupan
suatu perusahaan antara perubahan - perubahan ini memungkinkan
sistem informasi beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi dalam
perubahan itu sendiri dengan lingkungannya. Sehingga sistem informasi
cenderung meluas dan menjadi lebih formal jika perusahaan
berkembang dan menjadi lebih kompleks.
b.
Jaringan Komunikasi
Sistem informasi sama dengan jaringan komunikasi karena sama
– sama menyediakan informasi keberbagai pihak didalam atau diluar
perusahaan jaringan komunikasi mempunyai aspek formal dan informal.
c.
Tahapan dan tugas konversi data
Sistem informasi mengkonversi masukan – masukan menjadi
keluaran yang masing – masing melaksanakan tugas dan fungsi berupa
d.
Masukan berupa data dan keluaran berupa informasi
Produk yang dihasilkan sistem informasi disebut informasi.
Informasi harus dibedakan dari data karena data merupakan pengetahuan
berarti berguna untuk mencapai sasaran yang dibutuhkan.
e.
Pemakai informasi
Informasi yang dihasilkan sistem informasi digunakan oleh dua
pihak yaitu pemakai internal yang terdiri dari para manajer dan
karyawan, sedangkan pemakai eksternal terdiri dari pihak – pihak yang
berkepentingan diluar perusahaan seperti kreditur, pelanggan, pemegang
saham, instansi pemerintah dan serikat pekerja.
f.
Sumber daya
Sistem informasi memerlukan sumber daya. Sumber daya dalam
hal ini dapat berupa data, perlengkapan peralatan, personalia dan dana.
Sistem informasi sering kali dinyatakan berdasarkan sumber dayanya.
2.2.7.3.Pengembangan Sistem Informasi
Suatu sistem informasi yang baru atau paling tidak yang telah
ditingkatkan mutunya secara besar – besaran, akan menggantikan sistem
yang sedang digunakan jika memakai lagi, karena setiap sistem informasi
mempunyai siklus hidup yang tertentu. Maka pengembangangan sistem
Siklus pengembangan sistem terdiri dari beberapa tahap, antara
lain sebagai berikut :
1.
Perencanaan sistem meletakkan landasan bangun untuk sistem informasi
yang baru atau yang direvisi. Dalam tahap ini disiapkan rencana sistem
induk serta usulan (proposal) proyek sistem untuk menjalankan rencana
tersebut.
2.
Analisis sistem mensurvei dan menganalisis sistem informasi yang sedang
dipakai untuk menentukan jenis informasi yang dibutuhkan pemakai dari
sistem yang baru dan persyaratan teknik untuk sistem tersebut.
3.
Pengkajian dan pemilihan sistem akan mencakup analisis manfaat biaya
terinci untuk rancangan sistem yang dipilih juga akan dievaluasi usulan
dari perusahaan pembuat alat proses agar bisa memilih peralatan yang
paling sesuai.
4.
Implementasi sistem terdiri dari langkah – langkah seperti perlengkapan
rincian unuk rancangan yang baru. Pengangkatan dan pelatihan karyawan
baru, penginstansian dan penyajian peralatan baru dan penerapan awal
dari yang baru itu.
5.
Pengoperasian sistem mencakup operasi rutin operasi pemeliharaan dan
manajemen dari sistem yang baru atau yang ditingkatkan. Secara berkala
atau berkesinambungan yang dilakukan evaluasi terhadap prestasi sistem
2.2.7.4. Tujuan Sistem Informasi
Setiap organisasi harus menyesuaikan sistem informasinya
dengan kebutuhan pemakai. Oleh karena itu, tujuan sistem informasi yang
spesifik dapat berbeda antara perusahaan. Akan tetapi, pada dasarnya
terdapat tiga tujuan utama yang umum bagi semua sistem (James A Hall,
2001 : 18) yaitu :
1.
Untuk mendukung fungsi kepengurusan manajemen, kepengurusan
merujuk ke tanggung jawab manajemen untuk mengatur sumber daya
perusahaan secara benar.
2.
Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen. Sistem
informasi memberikan para manajer informasi yang mereka perlukan
unuk melakukan tanggung jawab pengambilan keputusan.
3.
Untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan hari demi hari. Sistem
informasi menyediakan informasi bagi personal operasi untuk
membantu mereka melakukan tugasnya setiap hari dengan efektif dan
efisien.
2.2.8
Model Umum Sistem Informasi Akuntansi
Model ini merupakan model umum karena hanya
menggambarkan semua sistem informasi, tanpa memperhitungkan arsitektur
teknologinya. Dengan elemen – elemen model umum ini adalah pemakai
database
, penghasil informasi dan umpan balik (James A Hall, 2001 :
13-18) .
1.
Pemakai akhir dibagi menjadi dua kelompok umum, yaitu internal dan
eksernal.
2.
Sumber data adalah transaksi keuangan yang memasuki sistem
informasi dari sumber internal dan eksternal, transaksi keuangan
eksternal merupakan sumber data yang umum bagi kebanyakan
organisasi, termasuk didalamnya pertukaran ekonomis dengan entitas
bisnis lainnya dan individual pertukaran dan pergerakan sumber daya
dalam organisasi.
3.
Pengumpulan data merupakan tahap operasional pertama dalam sistem
informasi, tujuannya adalah untuk memastikan bahwa data – data
peristiwa yang memasuki sistem itu valid, lengkap dan bebas dari
kesalahan material. Tahap ini merupakan tahap penting dalam sistem.
Dikarenakan jika transaksi yang salah memasuki pengumpulan data
tanpa terdeteksi. Sistem akan memproses kesalahan dan menghasilkan
output yang salah pula serta tidak dapat diandalkan. Hal ini akhirnya
dapat menghasilkan tindakan yang salah dan keputusan yang buruk dari
pihak pemakai.
4.
Pemrosesan data, data biasanya perlu diproses untuk menghasilkan
informasi, tugas dalam tahap ini bervariasi dari yang sederhana hingga
5.
Manajemen Database, Database bia berupa filling cabinet atau disket,
yang menyajikan informasi untuk para pemakai. Informasi dapat berupa
dokumen operasional. Pada dasarnya informasi yang berguna memiliki
karakteristik relevan, tepat waktu, akurat, lengkap serta rangkuman.
6.
Umpan balik adalah suatu bentuk output yang dikirimkan kembali ke
sistem sebagai suatu sumber data, dan dapat bersifat internal dan
eksternal serta digunakan untuk memulai atau mengubah suatu model.
2.3
Kerangka Pikir
Berdasarkan landasan teori diatas, maka dapat dibuat premis dan
teori pendukung dalam penelitian ini yang kemudian akan dijadikan dasar
dalam penyusunan model penelitian ini sebagai berikut :
Premis (1)
Dukungan manajemen puncak berpengaruh positif terhadap kepuasan
pemakai sistem informasi ( Kim dan Lee).
Premis (2)
Dukungan manajemen puncak mempengaruhi keberhasilan pengembangan
sistem informasi (Choe, 1996).
Premis (3)
Partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi
mempunyai pengaruh yang positif terhadap kepuasan pemakai atas sistem
Gambar
Dokumen terkait
Judul Tesis : Pengaruh Partisipasi Pemakai Sistem Informasi Akuntansi, Dukungan Manajemen Puncak, dan Pendidikan dan Pelatihan pada Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
H 5 : Keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem berpengaruh positif terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi.. Model Penelitian Dukungan Manajemen Puncak (
Atas dasar pemikiran tersebut penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris dukungan manajemen puncak, partisipasi pemakai, teknik personal pemakai,
Variabel dukungan manajemen puncak, partisipasi dan komunikasi pemakai mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel kepuasan pemakai dalam pengembangan Sistem
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa Dukungan Manajemen Puncak, Partisipasi Pemakai, dan Kemampuan Teknik Personal berpengaruh
Dari latar belakang tersebut diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “ PENTINGNYA DUKUNGAN MANAJEMEN PUNCAK, PARTISIPASI PEMAKAI DAN KEMAMPUAN TEKNIK
Atas dasar pemikiran tersebut penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris dukungan manajemen puncak, partisipasi pemakai, teknik personal pemakai,
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris adanya pengaruh dari partisipasi pemakai, dukungan manajemen puncak, dan program