i
Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Di tempat kerja terdapat role senders yang merupakan pemberi informasi
atau perintah dan memiliki ekspektasi terhadap bagaimana penerima informasi
atau perintah harus berperilaku. Role senders memiliki potensi timbulnya tekanan
peran. Tekanan peran terdiri dari konflik peran dan ketidakjelasan peran. Konflik
peran adalah tingkat ketidakcocokan atas harapan yang dihubungkan dengan
peran. Ketidakjelasan peran adalah tidak adanya informasi yang memadai yang
diperlukan seseorang untuk menjalankan perannya dengan cara yang memuaskan.
Tekanan peran dapat menyebabkan keinginan untuk berpindah pekerjaan. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah metode survei. Data diperoleh dengan
cara menyebarkan kuesioner ke beberapa kantor akuntan publik di Bandung.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tekanan peran yang
terdiri dari konflik peran dan ketidakjelasan peran mempunyai pengaruh terhadap
keinginan untuk berpindah pekerjaan. Pengaruh konflik peran terhadap keinginan
untuk berpindah pekerjaan adalah sebesar 43,2%. Sedangkan pengaruh
ketidakjelasan peran terhadap keinginan untuk berpindah pekerjaan adalah sebesar
58,5%. Semakin tinggi tekanan peran yang dialami oleh staf akuntan, maka
semakin tinggi pula keinginan untuk berpindah pekerjaan.
Kata kunci: Tekanan Peran, Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, Keinginan
ii
Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
In the workplace was gotten role senders that was the information giver or the order and had expectation against how the information recipient or the order must behave. Role senders had the potential for the emergence role stress. Role stress consisted of role conflict and role ambiguity. Role conflict was the level of the incompatibility on hope that was connected with the role. Role ambiguity was the nonexistence of adequate information that was needed by someone to undertake his role by means of that was satisfactory. Role stress could cause turnover intentions. The method used is descripticve research. Data collection method using survey method. The data were collected through questionnaires sent to several public accountant firms in Bandung.
From results of this research could be concluded that the role stres that consisted of role conflict and role ambiguity had impact on turnover intentions. The influence of role conflict on turnover intentions was of 43.2%. Whereas the influence of role ambiguity on turnover intentions was of 58.5%. It was increasingly high that the role stress that was experienced by the accountant’s staff, then increasingly high also the turnover intentions.
iii
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... iABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 5
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5
1.3.1 Maksud Penelitian ... 5
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Kegunaan Penelitian ... 6
1.5 Kerangka Pemikiran ... 6
1.6 Metodologi Penelitian ... 10
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing ... 11
2.1.1 Pengertian Auditing ... 11
iv
Universitas Kristen Maranatha 2.1.3 Jenis-jenis Auditor ... 14
2.1.4 Kantor Akuntan Publik (KAP) ... 17
2.1.4.1 Izin Usaha Kantor Akuntan Publik ... 18
2.1.4.2 Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik ... 19
2.1.5 Perizinan Akuntan Publik ... 27
2.1.6 Standar Profesional Akuntan Publik ... 28
2.1.7 Jasa yang Diberikan oleh Kantor Akuntan Publik ... 30
2.3 Turnover Intentions (Keinginan Berpindah Pekerjaan) ... 39
2.4 Hubungan antara Role Stress dengan Turnover Intentions ... 41
v
Universitas Kristen Maranatha 3.2.3 Teknik Pengumpulan Data ... 48
3.2.4 Populasi dan Sampel ... 49
3.2.5 Pengujian Hipotesis ... 50
3.2.6 Teknik Pengolahan Data ... 51
3.2.6.1 Regresi ... 51
3.2.6.2 Uji Validitas ... 51
3.2.6.3 Uji Reliabilitas ... 52
3.2.6.4 Analisis Koefisien Korelasi Pearson ... 53
3.2.7 Penarikan Kesimpulan ... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 55
4.1.1 Hasil Pengumpulan Data ... 55
4.1.2 Analisa Data ... 55
4.2 Pembahasan ... 68
4.2.1 Hubungan Role Conflict dengan Turnover Intentions ... 68
4.2.2 Hubungan Role Ambiguity dengan Turnover Intentions ... 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 70
5.2 Saran... 71
DAFTAR PUSTAKA
vi
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasionalisasi Variabel (Variabel X) ... 46Tabel 3.2 Definisi Operasionalisasi Variabel (Variabel Y) ... 47
Tabel 4.1 Correlations Role Conflict... 56
Tabel 4.2 Correlations Role Ambiguity ... 57
Tabel 4.3 Correlations Turnover Intentions ... 58
Tabel 4.4 Pengujian Validitas ... 59
Tabel 4.5 Reliability Statistics untuk Role Conflict ... 61
Tabel 4.6 Item-Total Statistics untuk Role Conflict ... 61
Tabel 4.7 Reliability Statistics untuk Role Ambiguity ... 62
Tabel 4.8 Item-Total Statistics untuk Role Ambiguity ... 62
Tabel 4.9 Reliability Statistics untuk Turnover Intentions ... 63
Tabel 4.10 Item-Total Statistics untuk Turnover Intentions ... 63
Tabel 4.11 Hubungan antara Role Conflict dengan Turnover Intentions ... 65
Tabel 4.12 Hubungan antara Role Ambiguity dengan Turnover Intentions ... 65
Tabel 4.13 Model Summary untuk Role Conflict dan Turnover Intentions ... 67
Tabel 4.14 Anova untuk Role Conflict dan Turnover Intentions ... 67
Tabel 4.15 Model Summary untuk Role Ambiguity dan Turnover Intentions .... 67
vii
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
viii
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Kuesioner
BAB I PENDAHULUAN
1
Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Kahn (1964) dalam Setiawan dan Suratman (2004) menyatakan bahwa
kantor atau tempat kerja (office) merupakan konsep kunci yang menghubungkan
individu dengan organisasi. Di kantor, terdapat beragam aktivitas atau perilaku
potensial yang menetapkan peran (role) yang dilakukan oleh individu yang
menempatinya. Di dalam office terdapat role senders yang merupakan pemberi
informasi atau perintah dan memiliki ekspektasi terhadap bagaimana penerima
informasi/perintah atau focal person harus berperilaku. Role senders memiliki
potensi untuk mempengaruhi dua role stressor yaitu role conflict dan role
ambiguity. (Setiawan dan Suratman, 2004)
Kinerja suatu perusahaan sangat ditentukan oleh kondisi dan perilaku
karyawan yang dimiliki perusahaan tersebut. Fenomena yang seringkali terjadi
adalah kinerja suatu perusahaan yang telah demikian bagus dapat dirusak, baik
secara langsung maupun tidak langsung, oleh berbagai perilaku karyawan yang
sulit dicegah terjadinya. Salah satu bentuk perilaku karyawan tersebut adalah
keinginan berpindah (turnover intentions) yang berujung pada keputusan
karyawan untuk meninggalkan pekerjaannya. Tingginya tingkat turnover pada
perusahaan, akan menimbulkan berbagai potensi biaya, baik itu biaya pelatihan
BAB I PENDAHULUAN
2
Universitas Kristen Maranatha
dikorbankan, maupun biaya rekrutmen dan pelatihan kembali. (Suwandi dan
Indriantoro, 1999)
Kondisi tersebut juga berlaku di lingkungan Kantor Akuntan Publik
(KAP). Profesi akuntan publik dikarakteristikkan sebagai profesi yang memiliki
potensi tejadinya tekanan kerja berupa konflik dan ketidakjelasan peran (Baker,
1977 dalam Rahayu, 2002).
Di dalam lingkungan KAP, role stress dapat terjadi apabila pada
lingkungan pekerjaannya tidak terdapat tugas yang mempunyai struktur audit,
sehingga role stress lebih tinggi pada auditor yang bekerja di KAP yang tidak
mempunyai struktur audit (Bamber et al., 1989). Di dalam KAP yang tidak
mempunyai struktur audit, auditor tidak mempunyai suatu gambaran yang jelas
akan tugas yang dibebankan kepada mereka. Para auditor tidak tahu bagaimana
dan dari mana harus memulai untuk mengerjakan tugas mereka sementara mereka
dituntut untuk menghasilkan suatu laporan audit sesuai dengan yang diinginkan
oleh perusahaan, tetapi di sisi lain auditor juga dihadapkan pada berbagai
kepentingan-kepentingan klien yang diauditnya.
Pengaruh konflik dan ketidakjelasan peran sangat rawan, tidak hanya pada
individu dalam bentuk akibat-akibat emosional seperti tingginya tekanan yang
berhubungan dengan pekerjaan dan rendahnya kepuasan kerja, namun juga pada
organisasi dalam bentuk rendahnya kualitas kinerja serta turnover yang tinggi
(Rahayu, 2002). Senatra (1980) dalam Rahayu (2002) menginvestigasikan role
BAB I PENDAHULUAN
3
Universitas Kristen Maranatha
diinginkan, yaitu kepuasan kerja, tekanan yang berhubungan dengan pekerjaan,
dan keinginan untuk berpindah atau meninggalkan pekerjaan.
Role stress dalam pekerjaan terdiri dari dua komponen yang berbeda, yaitu role conflict dan role ambiguity (Fisher & Gitelson, 1983; Jackson & Schuler, 1985; Michaels dkk., 1988; Netemeyer, 1990 dalam Rahayu, 2002). Schick,
Gordon & Haka, 1990 dalam Murtiasri (2006) menyatakan bahwa tekanan peran
pada auditor juga disebabkan karena beratnya beban pekerjaan yang menimbulkan
kelebihan beban kerja (role overload). Role overload terjadi ketika auditor
memiliki beban pekerjaan sangat berat yang tidak sesuai dengan waktu dan
kemampuan yang dimiliki.
Di dalam Rahayu (2002), Yunilma (2000) melihat persepsi auditor tentang
hubungan struktur audit dan prinsip organisasi terhadap role conflict dan role
ambiguity. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prinsip organisasi (koordinasi, hirarki, dan fungsional) seperti yang diusulkan Mooney dan Riley (1931)
mempengaruhi role conflict dan role ambiguity. Penelitian ini juga menunjukkan
bahwa role conflict dan role ambiguity mempengaruhi tekanan kerja, kepuasan
kerja, dan keinginan untuk meninggalkan pekerjaan (intent to leave) yang
dirasakan oleh pegawai KAP.
Umumnya perusahaan selalu berusaha untuk mengurangi tingkat
perputaran yang terjadi pada karyawannya. Data menunjukkan bahwa sekitar 85%
profesional akuntansi yang bergabung dengan KAP besar telah meninggalkan
pekerjaannya untuk pekerjaan alternatif lain (Belkaoui, 1989). Salah satu yang
BAB I PENDAHULUAN
4
Universitas Kristen Maranatha
pengaruh buruk dari proses pemikiran dysfunctional (Judge dan Locke, 1992).
Pemikiran dysfunctional tersebut akan muncul akibat terjadinya konflik ataupun
perasaan tidak gembira dan tidak puas dari karyawan atas lingkungan pekerjaan
mereka atau yang lebih dikenal dengan istilah role stress.
Menurut Suwandi dan Indriantoro (1999), karakteristik yang berpengaruh
secara signifikan terhadap keinginan akuntan pada KAP untuk berpindah
pekerjaan adalah komitmen organisasi (Harrel, 1990; Norris & Niebugr, 1984)
dan kepuasan kerja (Snead & Harrel, 1991). Penelitian lainnya menunjukkan
bahwa konflik peran merupakan variabel anteseden yang berkorelasi serta
menimbulkan konsekuensi keinginan berpindah pekerjaan (Mathieu dan Zajac,
1990).
Keinginan berpindah pekerjaan (turnover intentions) merupakan keinginan
individu untuk meninggalkan perusahaan dan mencari alternatif pekerjaan lain
(Toly, 2001). Keinginan untuk berpindah mengacu pada hubungannya dengan
organisasi dan belum diwujudkan dalam tindakan pasti meninggalkan organisasi
(Suwandi dan Indriantoro, 1999). Turnover (berpindah kerja) biasanya merupakan
salah satu pilihan terakhir bagi seorang karyawan apabila dia mendapati kondisi
kerjanya sudah tidak sesuai lagi dengan apa yang diharapkannya (Rokhmah dan
Riani, 2005).
Sehubungan dengan fenomena yang terjadi, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul:
“PENGARUH ROLE STRESS TERHADAP TURNOVER INTENTIONS
BAB I PENDAHULUAN
5
Universitas Kristen Maranatha
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang dapat diidentifikasikan
adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh role stress terhadap turnover intentions pada KAP?
2. Seberapa besar pengaruh role conflict dan role ambiguity terhadap turnover
intentions pada KAP?
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah untuk
mendapatkan data dan informasi mengenai pengaruh role stress terhadap turnover
intentions pada KAP.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah-masalah yang telah diidentifikasi diatas maka
penelitian dilakukan dengan tujuan:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh role stress terhadap turnover
intentions pada KAP.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh role conflict dan role ambiguity
BAB I PENDAHULUAN
6
Universitas Kristen Maranatha
1.4Kegunaan Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini, penulis berharap agar hasil penelitian
akan memberi manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Kantor Akuntan Publik, untuk memberikan informasi mengenai role
stress agar dapat mengurangi tingkat turnover yang berhubungan dengan role stress tersebut.
2. Bagi mahasiswa, sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian pada
objek lain atau objek yang lebih luas cakupannya pada disiplin ilmu yang
diteliti.
1.5Kerangka Pemikiran
Konsep yang mendasari penelitian ini diambil dari teori peran oleh Khan
dkk. (1964) dalam Rahayu (2002). Teori peran ini menekankan pada sifat
individual, sebagai pelaku sosial, yang mempelajari perilaku sesuai dengan posisi
yang ditempatinya dalam suatu lingkungan masyarakat. Peran didefinisikan
sebagai perangkat aktivitas yang diharapkan dari seseorang yang memegang suatu
pekerjaan atau posisi dalam suatu kelompok atau organisasi (Schemerhorn, 1991).
Menurut Rahayu (2002), tekanan peran (role stress) didefinisikan dengan
seberapa luas ekspektasi serangkaian peran para anggota organisasi yang tidak
jelas atau membingungkan (ambiguous) atau tidak sesuai satu dengan yang
lainnya dimana saling bertentangan (conflict). K. W. Pei dan Davis dalam
penelitiannya mendefinisikan role stress sebagai kesatuan dua indikator yaitu role
BAB I PENDAHULUAN
7
Universitas Kristen Maranatha
dalam Murtiasri (2006) juga menyatakan bahwa tekanan peran dalam pekerjaan
muncul karena adanya dua kondisi yang sering dihadapi oleh auditor, yaitu role
conflict dan role ambiguity. Jadi dapat terlihat dengan jelas dari uraian di atas bahwa tekanan peran (role stress) dalam pekerjaan terdiri dari dua indikator,
yaitu:
1. Konflik peran (role conflict).
2. Ketidakjelasan peran (role ambiguity).
Konflik peran (role conflict) didefinisikan oleh Wolfe & Snoek (1962)
dalam Rahayu (2002) sebagai kejadian yang simultan dari dua tekanan atau lebih
seperti ketaatan terhadap satu hal akan membuat sulit atau tidak mungkin untuk
menaati yang lainnya. Konflik peran muncul ketika ada berbagai tuntutan dari
banyak sumber yang menyebabkan karyawan menjadi kesulitan dalam
menentukan tuntutan apa yang harus dipenuhi tanpa membuat tuntutan lain
diabaikan (Rizzo, House, dan Lirtzman, 1970 dalam Toly, 2001).
Sedangkan ketidakjelasan peran (role ambiguity) adalah tidak adanya
informasi yang memadai yang diperlukan seseorang untuk menjalankan perannya
dengan cara yang memuaskan (Kahn dkk., 1964 dalam Rahayu, 2002). Menurut
Bamber et al. (1989) dalam Suwandi dan Indriantoro (1999), kesulitan yang
berhubungan dengan ketidakjelasan peran tersebut adalah berupa koordinasi arus
kerja, kecukupan wewenang, kecukupan komunikasi, dan adaptabilitas.
Ketidakjelasan peran lebih menggambarkan pada kurangnya kejelasan mengenai
BAB I PENDAHULUAN
8
Universitas Kristen Maranatha
Menurut Setiawan dan Suratman (2004), role conflict terjadi jika focal
person mengalami adanya pesan-pesan dan perintah-perintah yang tidak cocok yang berasal dari role senders. Sementara itu role ambiguity merupakan dampak
dari kurangnya informasi, baik karena informasi tersebut tidak ada atau karena
tidak diinformasikan (Viator, 2001) atau pengetahuan untuk melaksanakan
pekerjaan (Luthan, 1995). Role ambiguity terjadi ketika individu tidak mengerti
hak-haknya, previlese, dan kewajibannya untuk melaksanakan pekerjaan
(Ivancevich et al., 2001).
Pengertian yang sama dinyatakan oleh Schemerhorn, Hunt, dan Osborn
dalam bukunya Managing Organization Behaviour:
“Role ambiguity occurs when the person in a role is uncertain about the role expectations of the role set. Role conflict occurs when the person in a role is unable to respond to expectations of one more member of the role set.”
Pengujian path analysis Pasewark dan Strawser (1996) dalam Suwandi
dan Indriantoro (1999) menemukan bahwa konflik peran mempengaruhi
keinginan berpindah kerja. Senatra (1980) dalam Rahayu (2002) menemukan
pengaruh langsung dari konflik peran terhadap keinginan berpindah pekerjaan
serta dua variabel tersebut mempunyai hubungan positif. Semakin tinggi konflik
peran yang dipersepsikan oleh karyawan maka akan semakin tinggi pula
keinginan karyawan tersebut untuk berpindah pekerjaan.
Variabel keinginan berpindah pekerjaan berhubungan secara signifikan
serta dapat digunakan untuk meramalkan tingkat perputaran yang sesungguhnya
seperti ditunjukkan studi-studi sebelumnya yang menggunakan variabel keinginan
BAB I PENDAHULUAN
9
Universitas Kristen Maranatha
Hom et al., 1992; Michaels & Spector, 1982; Steel & Ovalle, 1984 dalam
Suwandi dan Indriantoro, 1999), dengan demikian, organisasi dapat mengevaluasi
hasil studi sehubungan dengan tingkat perputaran sesungguhnya yang dihadapi.
Keinginan berpindah (turnover intentions) mencerminkan keinginan
individu untuk meninggalkan organisasi dan mencari alternatif pekerjaan lain
(Suwandi dan Indriantoro, 1999). Variabel ini digunakan dalam cakupan luas
meliputi keseluruhan tindakan penarikan diri (withdrawal cognitions) yang
dilakukan karyawan. Tindakan penarikan diri menurut Abelson (1987) dalam
Suwandi dan Indriantoro (1999) terdiri atas beberapa komponen yang secara
simultan muncul dalam individu berupa adanya pikiran untuk keluar, keinginan
untuk mencari lowongan pekerjaan lain, mengevaluasi kemungkinan untuk
menemukan pekerjaan yang layak di tempat lain, dan adanya keinginan untuk
meninggalkan organisasi.
Berdasarkan uraian di atas, penulis membuat hipotesis penelitian sebagai
berikut:
H01 : Tidak terdapat pengaruh role conflict terhadap turnover intentions pada
KAP.
Ha1 : Terdapat pengaruh role conflict terhadap turnover intentions pada KAP.
H02 : Tidak terdapat pengaruh role ambiguity terhadap turnover intentions pada
KAP.
BAB I PENDAHULUAN
10
Universitas Kristen Maranatha
Gambar 1.1
Paradigma Penelitian
1.6Metodologi Penelitian
Teknik penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu:
1. Studi Kepustakaan (Library Study)
Dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengklasifikasi, dan menganalisis
data tertulis yang diperoleh dari berbagai buku dan jurnal-jurnal yang
diperlukan untuk mendukung penelitian ini dan digunakan sebagai landasan
teori.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei dengan cara menyebarkan
kuesioner sebagai alat bantu.
1.7Lokasi dan Waktu Penelitian
Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan, penelitian
dilakukan pada Kantor-kantor Akuntan Publik yang berada di kota Bandung. Role Conflict (X1)
Role Ambiguity (X2)
Turnover Intentions
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
70
Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada
bab sebelumnya maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
1. Role stress, yang terdiri dari role conflict dan role ambiguity, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap turnover intentions pada Kantor Akuntan
Publik. Semakin tinggi role stress yang dialami oleh auditor, maka semakin
tinggi pula keinginan auditor tersebut untuk berpindah pekerjaan. Jadi, sesuai
dengan identifikasi masalah yang pertama dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh role stress terhadap turnover intentions pada Kantor Akuntan
Publik.
2. Sesuai dengan identifikasi masalah yang kedua, pengaruh role conflict
terhadap turnover intentions adalah sebesar 43,2%, seperti terlihat pada tabel
4.13. Sedangkan pengaruh role ambiguity terhadap turnover intentions adalah
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
71
Universitas Kristen Maranatha
5.2SARAN
Peneliti ingin mengajukan beberapa saran yang berkaitan dengan
pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, seperti:
1. Saran bagi Kantor-kantor Akuntan Publik
Kantor-kantor Akuntan Publik disarankan agar lebih memperhatikan para staf
auditnya dengan menciptakan lingkungan, kondisi, dan situasi kerja yang
kondusif guna menghindari atau setidaknya meminimalisasi tingkat role stress
yang dialami staf KAP, sehingga dapat mengurangi keinginan untuk
berpindah pekerjaan. Karena, tingginya tingkat perputaran karyawan pada
perusahaan akan mengakibatkan timbulnya kerugian yang cukup material
terhadap perusahaan.
2. Saran bagi peneliti selanjutnya
• Peneliti selanjutnya dapat memperluas populasi penelitian, seperti kepada
KAP Big Four agar hasil penelitian menjadi lebih representatif.
• Peneliti selanjutnya dapat mencoba menggunakan indikator lain untuk
mengukur variabel-variabel yang telah ditetapkan atau menambahkan
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin. A., Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. 2003. Auditing dan Pelayanan Verifikasi: Pendekatan Terpadu. Edisi Kesembilan. Jakarta: PT Indeks.
Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi IV. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Bamber, E. Michael, Doug Snowball, and Richard M. Tubbs. 1989. Audit Structure and Its Relation to Role Conflict and Role Ambiguity: An Empirical Investigation. The Accounting Review Vol. LXIV, No. 2.
Belkaoui, Ahmed. 1989. The New Environment In International Accounting. Yogyakarta: Quorums Books.
Cooper, Donald R. dan C. William Emory. 1998. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Erlangga.
Davis, Keith dan John W. Newstrom. 1990. Perilaku dalam Organisasi. Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga.
Gibson, et al. 2006. Organizations Behavior Structure Processes. McGraw Hill.
Gibson, James L., John M. Ivancevich, James H. Donnely, Jr. 1995. Organisasi. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Harianti, Rita dan Sylvia Nanggoy. 2005. Pengaruh Kepuasaan Kerja Karyawan Terhadap Turnover Intentions. Universitas Kristen Petra.
Hasibuan, M. Rizal. Overview of Auditing. www.google.com.
Holmes, Arthur W. dan David C. Burns. 1988. Auditing Norma dan Prosedur. Edisi Kesembilan. Jakarta: Erlangga.
Indriantoro, N. dan B. Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
Iqbal, Hasan. 2004. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.
Universitas Kristen Maranatha
Jusuf, Amir Abadi. 1993. Auditing Pendekatan Terpadu. Jakarta: Salemba Empat.
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 43 / KMK.17 / 1997 Tentang Jasa Akuntan Publik Menteri Keuangan Republik Indonesia. www.theakuntan.com.
Kurniawan, Deny. 2008. Regresi Linier. Forum Statistika.
Luthans, Fred. 2002. Organizational Behavior. McGraw Hill.
Mulyadi dan Kanaka Puradiredja. 1998. Auditing. Edisi Kelima. Jakarta: Salemba Empat.
Murtiasri, Eka dan Imam Gozali. 2006. Anteseden dan Konsekuensi Burnout pada Auditor: Pengembangan Terhadap Role Stress Model. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang.
Nazir, Moh. 1999. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Pei, Buck K. W. and Frederick G. Davis. 1989. The Impact of Organizational Structure on Internal Auditor Organizaional-Professional Conflict and Role Stress: An Exploration of Linkages. A Journal of Practice & Theory Vol. 8, No. 2.
Rahayu, Dyah Sih. 2002. Antesenden dan Konsekuensi Tekanan Peran (Role Stress) pada Auditor Independen. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 5, No. 2, Hal. 178-192.
Rokhmah, Betty Eliya dan Asri Laksmi Riani. 2005. Keterkaitan Antara Komitmen Afektif dengan Intensi Turnover pada Karyawan. Jurnal Ilmiah Teknik Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta Vol. 4, No. 2.
Schermerhorn, et al. 1991. Managing Organisational Behaviour. John Wiley & Sons.
Setiawan, Ivan Aries dan Maman Suratman. 2004. Role Conflict, Role Ambiguity, & Hubungannya dengan Job-Related Attitude Pegawai. JIM Vol. 2, No. 3. Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. ALFABETA.
Sukanto, Yerry dan Kurniawati Foni. 2006. Peranan Komitmen terhadap Organisasi dalam Menekan Tingkat Stres Kerja. Universitas Kristen Petra. Suwandi dan Nur Indriantoro. 1999. Pengujian Model Turnover Pasewark dan
Universitas Kristen Maranatha
Toly, Agus Arianto. 2001. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Turnover Intentions pada Staf Kantor Akuntan Publik. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Universitas Kristen Petra Surabaya Vol. 3, No. 2, Hal 102-125.
Utami, Intiyas, Muchamad Syafruddin, dan Sri Handayani. 2006. Pengaruh Tekanan Etis Terhadap Konflik Organisasional-Profesional dan Workoutcomes. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang.
Winardi. 1989. Perilaku Organisasi. Bandung: Tarsito.