• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN SASTRA MATERI PUISI ANAK UNTUK SISWA KELAS 2 SD SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN SASTRA MATERI PUISI ANAK UNTUK SISWA KELAS 2 SD SKRIPSI"

Copied!
258
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN SASTRA MATERI PUISI ANAK UNTUK SISWA KELAS 2 SD

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Gracia Elsa Octavionita NIM: 171134153

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2021

(2)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

(3)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

HALAMAN PENGESAHAN

(4)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan kepada:

Allah Bapa, Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang telah memberkati, menyertai dan memberikan rahmat selama penulisan skripsi ini.

Bapak Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd dan Ibu Brigitta Erlita Tri Anggadewi, S.Psi., M.Psi selaku Dosen pembimbing yang selalu sabar membimbing penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Kedua Orangtua tercinta, Bapak Drs. Nyoman Sunarya Martinus dan Mama Leona Ni Made Suardani yang senantiasa mendoakan, menyemangati penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Kakak tersayang, Maria Yovani Putu Arista dan Kakak Ipar, I Gede Dedik Sukarmaja yang selalu menyemangati penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Keluarga RaDen dan CanRi Family yang selalu menyemangati penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Keponakan tersayang, Katharina Erika Nadya Pramesti yang selalu menyemangati dan menemani penulis hingga tugas akhir ini terselesaikan dengan baik.

Sahabat tersayang, Bundo Family Anindita Trie Swastika dan Yolanda Selvi yang selalu menyemangati, memberi masukan dan berjuang Bersama – sama.

Sahabat Uye tersayang, Annora Oksa Araminda dan Caecilia Novita Putri yang berjuang Bersama – sama.

Sahabat Aset Negara tersayang, Luci, Gaby, Fitri, Siska, Jeje, Gianna, Venny yang selalu menyemangati dari jauh.

Sahabat Terdekat, Richard Alvi Manek yang senantiasa menyemangati dan menemani, selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

(5)

v

Teman – teman payung skripsi yang sama – sama berjuang dan menjadi motivasi hingga terselesaikannya skripsi ini.

Teman – teman seperjuangan pada Angkatan 2017 PGSD.

(6)

vi MOTTO

“Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada Tuhan.”

-Yeremia 17: 7-

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”

-Filipi 4: 13-

“Do what you can, with what you have, where you are”

-Theodore Roosevelt-

(7)

vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir (skripsi) yang saya tulis ini adalah hasil karya saya dan tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan pada kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 28 Mei 2021 Peneliti

Gracia Elsa Octavionita

(8)

viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Gracia Elsa Octavionita

Nomor Induk Mahasiswa : 171134153

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN SASTRA MATERI PUISI ANAK UNTUK SISWA KELAS 2 SD

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya selaku penulis karya ilmiah ini.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Yogyakarta Pada Tanggal: 28 Mei 2021 Yang menyatakan

Gracia Elsa Octavionita

(9)

ix ABSTRAK

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN SASTRA MATERI PUISI ANAK UNTUK SISWA KELAS 2 SD

Gracia Elsa Octavionita Universitas Sanata Dharma

2021

Tugas akhir penelitian dan pengembangan ini terkait dengan materi puisi anak pada Kompetensi Dasar 3.5 dan 4.5 Bahasa Indonesia pada kelas 2 SD.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yaitu kurangnya pemahaman siswa mengenai arti kata pada materi puisi mata pelajaran Bahasa Indonesia, karena puisi menggunakan makna kias dan juga perlunya materi tambahan karena materi puisi yang diajarkan sangat minim. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian pengembangan modul pembelajaran sastra materi puisi anak untuk siswa kelas 2 SD. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan langkah – langkah pengembangan modul pembelajaran sastra dan mendeskripsikan kualitas modul pembelajaran sastra.

Modul pembelajaran sastra yang dikembangkan didesain sesuai dengan hasil analisis kebutuhan yang dilakukan melalui kegiatan wawancara di SD. Modul juga didesain menggunakan kata – kata yang sederhana agar mudah dipahami siswa dan menggunakan ilustrasi untuk menambah daya tarik siswa dalam mempelajari modul. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 2 SDK Thomas Aquino. Instrumen pada penelitian ini menggunakan Teknik wawancara untuk memperoleh analisis kebutuhan dan kuesioner untuk memperoleh data validasi produk. Teknik analisis data pada penelitian ini ada 2, yaitu data kualitatif diperoleh saat melakukan wawancara dan hasil komentar dan saran pada kuesioner. Data kuantitatif diperoleh dari penilaian validator terhadap modul.

Hasil penelitian ini berupa modul pembelajaran sastra yang dikembangkan berdasarkan model pengembangan ADDIE. Langkah – langkah pengembangan ADDIE adalah (1) Analyze, (2) Development, (3) Design, (4) Implementation, dan (4) Evaluation. Hasil pengembangan modul ini masuk ke dalam kategori “Sangat Baik”, karena memperoleh skor akhir sebesar 4,24. Adapun penilaian produk dinilai berdasarkan 4 aspek penilaian yaitu (1) Kelayakan Isi Modul, (2) Komponen Kebahasaan, (3) Komponen Penyajian, (4) Komponen Kegrafikan. Dengan demikian, modul pembelajaran sastra materi puisi anak untuk siswa kelas 2 SD yang dikembangkan oleh peneliti sudah layak digunakan sebagai suplemen pembelajaran untuk siswa kelas 2 SD.

Kata kunci: Penelitian dan Pengembangan, Modul Pembelajaran, Pembelajaran sastra, Puisi Anak

(10)

x ABSTRACT

DEVELOPMENT OF LITERATURE LEARNING MODULES FOR CHILDREN’S POETRY MATERIAL FOR GRADE 2 ELEMENTARY

SCHOOL STUDENTS

Gracia Elsa Octavionita Universitas Sanata Dharma

2021

This research and development thesis is concerned with children’s poetry material on Bahasa Indonesia’s Basic Competencies 3.5 and 4.5 in the second grade of elementary school. The background of this research is the lack of student’s comprehension about the meaning of words within poetry material of Bahasa Indonesia course, as poetry uses figurative meaning, and also, the need for additional material as the poetry material that has been taught is inadequate.

Therefore, the researcher is encouraged to research the development of a literature learning module, specifically on the children’s poetry material for students in the second grade of elementary school. This research aims to describe the steps in the development of literature learning modules and describing the quality as well.

The developed literature learning module is designed based on the result of the analysis of needs that had been done through an interview in elementary school.

The module is also designed with simple words so it can be easily understood by students and use illustration to add student’s interest in learning the module. The subject of this research is second-grade student of Thomas Aquino elementary school. The instrument used in this research is an interview technique to get the analysis of needs and a questionnaire to get product validation data. There are two analysis techniques in this research, which are qualitative data obtained when doing the interview and the validator’s assessment of the module.

The result of this research is a literature learning module developed based on the ADDIE development model. The steps of ADDIE development are (1) Analysis, (2) Development, (3) Design, (4) Implementation, (5) Evaluation. The result proceeding from the development of the module classified to the “very good”

category, as the final score earned is 4,24. The product evaluation is assessed based on 4 categories of evaluation, which are (1) Eligibility of Content, (2) Language Component, (3) Presentation Component, (4) Graphic Component. Therefore, the literature learning module of children’s poetry material for the second-grade student of elementary school is proper to be used as a learning supplement.

Keywords: Research and Development, Learning Module, Literature Learning, Children’s Poetry.

(11)

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena Rahmat Penyertaan dan Roh KudusNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan Modul Pembelajaran Sastra Materi Puisi Anak untuk Siswa Kelas 2 SD dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini telah selesai karena dukungan dan juga bimbingan dari banyak pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam memberikan bimbingan dan juga dukungan dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih ini peneliti sampaikan kepada:

1. Bapak Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd dan Ibu Brigitta Erlita Tri Anggadewi, S.Psi., M.Psi selaku Dosen pembimbing yang selalu sabar membimbing penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

2. Bapak Andreas Erwin Prasetya, M.Pd yang telah membantu memvalidasi produk, sehingga produk tercipta dengan baik.

3. Pihak Sekolah SDK Thomas Aquino yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di Sekolah.

4. Ibu Ida yang telah membantu peneliti dalam melakukan analisis kebutuhan.

5. Ibu Ida, Ibu Monic dan Ibu Cening yang telah membantu peneliti untuk memvalidasi produk.

6. Siswa Kelas II SDK Thomas Aquino yang sudah membantu selama penelitian berlangsung.

7. Kedua Orangtua tercinta, Bapak Drs. Nyoman Sunarya Martinus dan Mama Leona Ni Made Suardani yang senantiasa mendoakan,

(12)

xii

menyemangati penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Kakak tersayang, Maria Yovani Putu Arista dan Kakak Ipar, I Gede Dedik Sukarmaja yang selalu menyemangati penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

9. Keluarga RaDen dan CanRi Family yang selalu menyemangati penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

10. Keponakan tersayang, Katharina Erika Nadya Pramesti yang selalu menyemangati dan menemani penulis hingga tugas akhir ini terselesaikan dengan baik.

11. Sahabat Bundo Family tersayang, Anindita Trie Swastika dan Yolanda Selvi yang selalu menyemangati, memberi masukan dan berjuang Bersama – sama.

12. Sahabat Uye tersayang, Annora Oksa Araminda dan Caecilia Novita Putri yang berjuang Bersama – sama.

13. Sahabat Aset Negara tersayang, Luci, Gaby, Fitri, Siska, Jeje, Gianna, Venny yang selalu menyemangati dari jauh.

14. Sahabat Terdekat, Richard Alvi Manek yang senantiasa menyemangati selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

15. Teman – teman payung skripsi yang sama – sama berjuang dan menjadi motivasi hingga terselesaikannya skripsi ini.

16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih untuk bantuan dan dukungannya.

(13)

xiii

Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan keterbatasannya, maka dari itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Di akhir kata peneliti mengucapkan selamat membaca dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 28 Mei 2021 Peneliti

Gracia Elsa Octavionita

(14)

xiv DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... viii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR TABEL ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Definisi Operasional ... 7

1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ... 7

BAB II KAJIAN TEORI ... 9

2.1 Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Pengembangan Modul ... 9

2.1.2 Modul ... 11

2.1.3 Puisi ... 15

2.1.4 Sastra Anak ... 19

2.1.5 Perkembangan Anak kelas 2 SD ... 20

2.2 Penelitian yang Relevan... 22

2.3 Kerangka Berpikir ... 26

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

3.1 Jenis Penelitian ... 28

(15)

xv

3.2 Setting Penelitian ... 29

3.2.1 Tempat Penelitian ... 29

3.2.2 Waktu Penelitian ... 29

3.2.3 Subjek Penelitian... 29

3.2.4 Objek Penelitian ... 30

3.3 Desain/ Rancangan Penelitian... 30

3.4 Prosedur Pengembangan ... 31

3.4.1 Analisis ... 33

3.4.2 Desain ... 33

3.4.3 Pengembangan ... 33

3.4.4 Implementasi ... 34

3.4.5 Evaluasi ... 34

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 34

3.5.1 Wawancara ... 35

3.5.2 Kuesioner ... 36

3.6 Instrumen Penelitian ... 36

3.6.1 Instrumen Pengumpulan Data ... 37

3.7 Teknik Analisis Data ... 40

3.7.1 Data Kualitatif ... 40

3.7.2 Data Kuantitatif ... 40

3.8 Jadwal Penelitian ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

4.1 Hasil Penelitian ... 45

4.1.1 Tahap Analisis (Analize) ... 45

4.1.2 Tahap Desain (Design) ... 48

4.1.2.1 Sampul Modul Pembelajaran Sastra ... 48

4.1.2.2 Bagian – Bagian Modul ... 49

4.1.3 Tahap Pengembangan (Development) ... 74

4.1.3.1 Pengembangan Produk ... 75

4.1.3.2 Validasi Produk ... 77

4.1.3.2.1 Uji Validasi Ahli Materi ... 78

(16)

xvi

4.1.3.2.2 Uji Validasi Ahli Pembelajaran atau Guru Wali Kelas ... 85

4.1.3.2.3 Penilaian Siswa ... 98

4.1.4 Tahap Implementasi (Implementation) ... 110

4.1.4.1 Persiapan ... 110

4.1.4.2 Pelaksanaan ... 111

4.1.5 Tahap Evaluasi (Evaluation) ... 111

4.2 Pembahasan ... 128

4.2.1 Deskripsi Produk yang Dikembangkan ... 128

4.2.2 Analisis Kualitas Produk ... 132

BAB V PENUTUP ... 139

5.1 Kesimpulan ... 139

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 140

5.3 Saran ... 140

Daftar Pustaka ... 141

LAMPIRAN... 150

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Bagan Penelitian yang Relevan ... 25

Gambar 3. 1 Langkah - langkah Model Pengembangan ADDIE ... 29

Gambar 3. 2 Prosedur Pengembangan Produk ... 32

Gambar 4. 1 Sampul Modul Pembelajaran ... 49

Gambar 4. 2 Identitas Pemilik Modul ... 50

Gambar 4. 3 Kata Pengantar Dalam Modul ... 51

Gambar 4. 4 Pemetaan Kompetensi Dasar ... 52

Gambar 4. 5 Pemetaan Tujuan Pembelajaran ... 54

Gambar 4. 6 Petunjuk Penggunaan Modul ... 55

Gambar 4. 7 Daftar Isi yang Terdapat Dalam Modul ... 55

Gambar 4. 8 Bagian 1 Modul Pembelajaran ... 58

Gambar 4. 9 Bagian 2 Modul Pembelajaran ... 60

Gambar 4. 10 Bagian 3 Modul Pembelajaran ... 64

Gambar 4. 11 Bagian 4 Modul Pembelajaran ... 67

Gambar 4. 12 Soal Evaluasi pada Modul ... 69

Gambar 4. 13 Bagian Penutup pada Modul ... 70

Gambar 4. 14 Daftar Isi Modul ... 70

Gambar 4. 15 Sumber Gambar Modul ... 71

Gambar 4. 16 Biodata Penulis ... 71

Gambar 4. 17 Kunci Jawaban Modul ... 74

Gambar 4. 18 Diagram Skor Uji Validasi Ahli Materi... 85

Gambar 4. 19 Diagram Skor Uji Validasi Ahli Pembelajaran ... 98

Gambar 4. 20 Diagram Hasil Penilaian Siswa ... 108

Gambar 4. 21 Diagram Hasil Akhir Validasi Produk ... 110

Gambar 4. 22 Revisi Halaman Modul ... 115

Gambar 4. 23 Revisi Halaman Modul ... 117

Gambar 4. 24 Revisi Halaman Modul ... 119

(18)

xviii

Gambar 4. 25 Revisi Halaman Modul ... 120

Gambar 4. 26 Revisi Halaman Modul ... 121

Gambar 4. 27 Revisi Halaman Modul ... 122

Gambar 4. 28 Revisi Halaman Modul ... 124

Gambar 4. 29 Revisi Halaman Modul ... 125

(19)

xix

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Daftar Pedoman Wawancara ... 37 Tabel 3. 2 Kisi – kisi Kuesioner Uji Validasi untuk Pakar dan Guru ... 38 Tabel 3. 3 Kisi – kisi Kuesioner Uji Validasi untuk Siswa ... 39 Tabel 3. 4 Tabel Konversi Data Kuantitatif ke data Kualitatif Skala Lima . 41 Tabel 3. 5 Jadwal Penelitian ... 43

Tabel 4. 1 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 46 Tabel 4. 2 Hasil Penilaian Ahli Materi Terhadap Produk Pada Aspek

Kelayakan Isi Modul ... 78 Tabel 4. 3 Hasil Penilaian Ahli Materi Terhadap Produk Pada Aspek

Komponen Kebahasaan ... 79 Tabel 4. 4 Hasil Penilaian Ahli Materi Terhadap Produk Pada Aspek

Komponen Penyajian ... 80 Tabel 4. 5 Hasil Penilaian Ahli Materi Terhadap Produk Pada Aspek

Komponen Kegrafikan ... 82 Tabel 4. 6 Hasil Perhitungan Validasi oleh Ahli Materi ... 83 Tabel 4. 7 Hasil Penilaian Ahli Pembelajaran Terhadap Produk Pada

Komponen Kelayakan Isi Modul ... 86 Tabel 4. 8 Hasil Penilaian Ahli Pembelajaran Terhadap Modul Pada Aspek Komponen Kebahasaan ... 88 Tabel 4. 9 Hasil Penilaian Ahli Pembelajaran Terhadap Produk Pada Aspek Komponen Penyajian ... 90 Tabel 4. 10 Hasil Penilaian Ahli Pembelajaran Terhadap Produk Pada Aspek Komponen Kegrafikan ... 92 Tabel 4. 11 Hasil Validasi oleh Ahli Pembelajaran ... 94 Tabel 4. 12 Hasil Penilaian Siswa Terhadap Produk Pada Aspek Kelayakan Isi Modul ... 99 Tabel 4. 13 Hasil Penilaian Siswa Terhadap Produk Pada Aspek Komponen Kebahasaan ... 101

(20)

xx

Tabel 4. 14 Hasil Penilaian Siswa Terhadap Produk Pada Aspek Komponen Penyajian ... 103 Tabel 4. 15 Hasil Penilaian Siswa Terhadap Produk Pada Aspek Komponen Kegrafikan ... 105 Tabel 4. 16 Hasil Penilaian Produk Oleh Siswa ... 107 Tabel 4. 17 Rekapitulasi Hasil Validasi Terhadap Produk Oleh Validator 108 Tabel 4. 18 Komentar dan Revisi Oleh Ahli Materi Terhadap Produk ... 112 Tabel 4. 19 Revisi yang Dilakukan Oleh Peneliti ... 113 Tabel 4. 20 Komentar dan Revisi oleh Ahli Pembelajaran 1 Terhadap

Produk ... 118 Tabel 4. 21 Komentar dan Revisi oleh Ahli Pembelajaran 2 Terhadap

Produk ... 121 Tabel 4. 22 Komentar dan Revisi oleh Ahli Pembelajaran 3 Terhadap

Produk ... 123 Tabel 4. 23 Komentar dan Respon Siswa Terhadap Produk ... 126

(21)

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Analisis Kebutuhan Wawancara ... 151

Lampiran 2 Hasil Validasi Produk Berupa Modul Pembelajaran Sastra Materi Puisi Anak untuk Siswa Kelas 2 SD oleh Ahli Materi ... 153

Lampiran 3 Hasil Validasi Produk oleh Ahli Pembelajaran 1 ... 161

Lampiran 4 Hasil Validasi Produk oleh Ahli Pembelajaran 2 ... 167

Lampiran 5 Hasil Validasi Produk oleh Ahli Pembelajaran 3 ... 174

Lampiran 6 Hasil Penilaian Produk oleh Siswa Kelas II SD ... 181

Lampiran 7 Surat Izin Melakukan Penelitian di SD ... 230

Lampiran 8 Surat Keterangan Melakukan Penelitian di SD ... 231

Lampiran 9 Dokumentasi Izin Melakukan Penelitian di SDK Thomas Aquino……….232

Lampiran 10 Dokumentasi Saat Melakukan Wawancara Bersama Guru Wali Kelas 2A SDK Thomas Aquino ... 233

Lampiran 11 Dokumentasi Siswa Saat Siswa Mengisi Kuesioner Penilaian Produk ... 234

Lampiran 12 Dokumentasi Saat Peneliti Mengucapkan Terima Kasih Kepada Pihak Sekolah karena Telah Diizinkan untuk Melakukan Penelitian di SDK Thomas Aquino ... 236

Lampiran 13 Biodata Penulis ... 237

(22)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Sastra anak adalah karya yang ditulis oleh anak – anak maupun orang dewasa yang ditujukan untuk anak – anak yang berisi pengalaman, perasaan dan pikiran anak yang dibentuk dalam karya imajinatif, hal ini dikatakan oleh Panglipur dan Listyaningsih (2017: 688). Sastra anak biasanya ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak dan membahas hal – hal yang terkait dengan lingkungan anak. Menurut Nurgiyantoro, Burhan (2004: 110) sastra anak adalah bacaan yang diperuntukkan untuk anak – anak dan sesuai dengan minat, dunia, tingkat perkembangan emosional dan intelektual anak yang dimuat ke dalam buku bacaan. Ikhwan (2013: 70) berpendapat bahwa sastra anak adalah karya sastra yang diperuntukkan dan disajikan untuk anak – anak.

Sastra anak juga memiliki manfaat bagi anak seperti yang dikatakan Supriyadi (2008: 180) dalam artikelnya bahwa “Sastra akan membantu anak menjadi lebih peka dan memiliki simpati serta empati terhadap kehidupan di lingkungan sekitar”. Hal itu terjadi karena dalam karya sastra terkandung nilai – nilai pendidikan dan moral yang dapat diambil oleh anak. Secara tidak langsung, anak belajar dan menjadi tahu suatu hal baru dari bacaan sastra yang dibacanya.

Karya sastra anak tidak hanya 1 jenis saja, melainkan ada beberapa jenis karya sastra anak. Adapun jenis – jenis sastra anak menurut Lukens (dalam Faidah, 2018: 127) adalah sebagai berikut: sastra anak dibagi menjadi 5 jenis yaitu fiksi, non fiksi, puisi, sastra tradisional dan komik. Puisi adalah salah satu jenis dari sastra anak. Puisi dapat ditulis oleh siapa saja karena puisi merupakan ungkapan perasaan seseorang yang dituangkan dalam bentuk kata – kata dan dirangkai ke dalam bentuk sajak. Puisi dapat diambil dari lirik lagu dan dapat dibuat atau dilagukan, seperti yang dikatakan oleh Bishop Wendy dan Starkey David (2006: 129) bahwa kata yang dirangkai dalam puisi itu, seperti frasa pada musik dan penyair yang membaca puisi adalah seperti musisi yang membuat catatan pada sebuah halaman.

(23)

2

Puisi merupakan bentuk curahan perasaan yang dikembangkan ke dalam bentuk kata - kata hal ini didukung oleh pendapat Sulkifi dan Marwati (2016:

2) yang mengatakan bahwa puisi adalah respon mendalam yang dituangkan menjadi beberapa kata yang dapat dipadukan dengan perasaan. Menurut Citraningrum (2016: 84) puisi merupakan karya sastra yang berisi pesan mengenai suasana tertentu yang diekspresikan menggunakan peristiwa kebahasaan. Pesan yang disampaikan dalam puisi dapat berupa perasaan seseorang terhadap sesuatu seperti hal yang disampaikan oleh Juwati (2017: 73) bahwa puisi adalah tulisan yang disusun dengan indah dan berisi rangkaian kata dari curahan perasaan, pengungkapan ide dan pikiran sehingga pembaca dapat memahami dan menikmati apa yang disampaikan penyair dalam puisinya.

Puisi merupakan salah satu karya sastra yang menjadi bahan ajar dalam dunia pendidikan dan termasuk ke dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Dalam dunia pendidikan, siswa diajarkan oleh guru untuk membaca puisi, mengulas isi puisi sampai dengan membuat puisi, namun “Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dilaksanakan secara apa adanya, datar – datar saja dan tidak ada usaha inovatif maupun kreatif dalam kegiatan belajar mengajar” hal ini dikatakan oleh Supriyadi (2008: 180). Supriyadi juga mengatakan bahwa

“Pembelajaran menulis puisi di Sekolah Dasar berlangsung sangat sederhana dan konvensional sehingga terkesan membosankan”. Pembelajaran puisi untuk kelas 2 di Sekolah Dasar menekankan siswa agar mampu membaca puisi bahkan sampai dengan membuat puisi sederhana. Hal ini, sesuai dengan KD 3.5 dan KD 4.5 Bahasa Indonesia.

Untuk membaca puisi, perlu adanya keterampilan dalam mengungkapkan kata melalui intonasi yang tepat agar puisi dapat terbacakan dan tersampaikan dengan baik. Untuk menyesuaikan intonasi yang tepat, diperlukan penguasaan arti kata agar intonasi yang dibacakan selaras dengan makna kata dan larik dalam puisi. Penguasaan arti kata dapat dikembangkan dari banyaknya membaca, karena semakin banyak seseorang membaca, maka semakin banyak kosakata yang diketahuinya. Hal ini didukung oleh pendapat dari Tantri, Susiari (2016: 4) yang menyatakan bahwa “dengan membaca anak dapat memperoleh

(24)

suatu hal dan juga kaya akan pengetahuan yang didapatkan dari membaca”.

Maka dengan seringnya melakukan aktivitas membaca, anak akan lebih banyak memahami arti dari kata. Aktivitas membaca materi ini salah satunya dapat dilakukan siswa dengan menggunakan buku mata pelajaran atau bahan ajar yang relevan namun pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, materi Puisi Anak ini memiliki materi ajar yang minim. Hal ini dirasa oleh guru SDK Thomas Aquino yang mengatakan bahwa materi Puisi Anak dalam buku guru dan buku siswa Kurikulum 2013 ini sangat sedikit dan pengembangan aktivitas pembelajaran masih dirasa kurang maksimal terlebih saat melakukan kegiatan pembelajaran daring. Karena pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang berbasis aktivitas.

Minimnya materi bahan ajar, dapat mempengaruhi aktivitas pembelajaran yang termasuk ke dalam pendidikan. Minimnya materi ajar juga berpengaruh terhadap perkembangan ilmu pengetahuan siswa dan akan berdampak terhadap kualitas aktivitas pembelajaran. Aktivitas pembelajaran yang baik, salah satunya dipengaruhi oleh keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa tidak hanya monoton mendengarkan guru saja, namun siswa juga aktif dalam mencari referensi atau materi tambahan yang baru di sumber – sumber pembelajaran yang relevan.

Sumber – sumber pembelajaran ada berbagai macam, salah satunya adalah modul. Modul menurut Mulyasa (dalam Budiyono Eko dan Susanto Hadi 2006:

80) adalah seperangkat alat pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran dan berisi pengalaman belajar yang telah dirancang sebelumnya. Modul dapat menjadi media yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran karena dalam modul terdapat beberapa hal yang dapat mendukung proses kegiatan pembelajaran. Menurut Budiono Eko dan Susanto Hadi (2006: 80) ada beberapa hal yang terdapat dalam modul seperti lembar kerja siswa, susunan materi sesuai dengan tujuan awal, dan juga kunci jawaban sebagai alat untuk mengevaluasi.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan wali kelas 2 SDK Thomas Aquino mengenai bagaimana situasi pembelajaran sastra

(25)

khususnya pada pembelajaran puisi pada siswa kelas 2 SD pada tanggal 9 September 2020 pukul 08.25 WIB, Guru wali kelas 2 mengatakan bahwa, selama mengajar di kelas, guru belum pernah menggunakan modul dan belum ada modul yang dapat digunakan guru untuk memberikan pembelajaran kepada siswa. guru hanya menggunakan buku guru sebagai bahan ajar dan juga merancang slide presentasi menggunakan aplikasi Power Point. Guru wali kelas 2 SDK Thomas Aquino, juga mengatakan bahwa terdapat sedikit kendala dalam kegiatan belajar tentang puisi.

Ketika pembelajaran puisi ada sekitar 6 anak yang tertawa dan malu ketika membaca puisi, karena masih asing terhadap intonasi dalam pembacaan puisi dan beberapa juga masih ada yang kebingungan mengenai pemaknaan arti kata dalam puisi. Selama melakukan wawancara dengan Ibu wali kelas 2 SDK Thomas Aquino mengatakan bahwa pembelajaran yang berlangsung di SDK Thomas Aquino belum pernah menggunakan modul pembelajaran. Kegiatan pembelajaran di SD hanya menggunakan buku guru dan buku siswa sebagai panduannya. Ketika peneliti mengulas tentang modul pembelajaran, guru wali kelas menanggapi dengan baik dan mengatakan bahwa modul berguna untuk kegiatan pembelajaran khususnya untuk pembelajaran puisi anak sehingga anak tidak hanya terpaku dengan buku saja namun juga dapat merefleksikan kegiatan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bervariasi.

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan guru wali kelas 2 SD, maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dan pengembangan (research and development) mengenai modul yang dirancang khusus bagi pembelajaran sastra pada materi puisi anak untuk siswa- kelas 2 SD. Modul yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah modul yang didesain agar dapat digunakan dalam pembelajaran daring. Modul ini juga berisikan materi yang terkait dengan puisi dan difokuskan kepada Kompetensi Dasar (KD) 3.5 pada pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu mencermati puisi anak dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Daerah melalui teks tulis atau lisan dan (KD 4.5) pada pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu membacakan teks puisi anak tentang alam dan lingkungan dalam bahasa Indonesia dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat sebagai

(26)

bentuk ungkapan diri. Modul yang dikembangkan ini juga berisikan lembar kerja siswa, dan lembar refleksi. Pengembangan modul pembelajaran sastra ini diharapkan bisa meningkatkan pemahaman anak mengenai puisi dan bagaimana memvariasikan intonasi dalam membaca puisi.

Penelitian mengenai pengembangan modul juga pernah dilakukan oleh Purnama, Laili pada tahun 2018 yang meneliti tentang pengembangan modul berbasis model pembelajaran problem solving pada tema 6 subtema tubuh manusia kelas V SD/MI. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Purnama, Laili ini menghasilkan modul yang sangat menarik dan layak digunakan untuk pembelajaran. Selanjutnya untuk melihat hasil dari pengembangan modul pembelajaran sastra materi puisi anak peneliti akan melakukan penelitian mengenai Pengembangan Modul Pembelajaran Sastra Materi Puisi Anak untuk Siswa Kelas 2 SD.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini yaitu:

1.2.1 Bagaimana pengembangan modul pembelajaran sastra materi puisi anak untuk siswa kelas 2 SD?

1.2.2 Bagaimana kualitas modul pembelajaran sastra materi puisi anak untuk siswa kelas 2 SD?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu:

1.3.1 Mendeskripsikan langkah – langkah pengembangan modul pembelajaran sastra materi puisi anak untuk siswa kelas 2 SD.

1.3.2 Mendeskripsikan kualitas modul pembelajaran sastra materi puisi anak untuk siswa kelas 2 SD.

(27)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini, yaitu:

1.4.1 Bagi siswa

Penelitian ini menghasilkan produk yang berupa modul pembelajaran sastra materi puisi anak yang diperuntukkan untuk siswa kelas 2 SD.

Dengan belajar puisi menggunakan modul pembelajaran sastra materi puisi ini, diharapkan siswa dapat meningkatkan pemahamannya akan puisi dan meningkatkan minat dan motivasinya dalam belajar materi tentang puisi.

1.4.2 Bagi guru

Dalam kegiatan pembelajaran, biasanya guru menggunakan media pembelajaran sebagai alat yang mendukung kegiatan pembelajaran.

Penelitian ini menghasilkan sebuah modul puisi anak yang dapat membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

1.4.3 Bagi Sekolah

Manfaat penelitian ini untuk sekolah adalah hasil akhir penelitian ini yang berupa modul pembelajaran puisi anak untuk siswa kelas 2 SD dapat digunakan sebagai media pembelajaran, khususnya sebagai media atau alat bantu untuk pengajaran materi puisi bagi siswa kelas 2 SD.

1.4.4 Bagi program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Penelitian pengembangan modul ini dapat menambah pustaka program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma terkait dengan modul pembelajaran sastra materi puisi anak yang ditujukan untuk siswa kelas 2 SD.

1.4.5 Bagi Peneliti

Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah dapat menambah wawasan dan pengalaman peneliti dalam mengembangkan media pembelajaran

(28)

khususnya modul pembelajaran puisi untuk siswa kelas 2 SD. Sebagai seorang calon guru, penelitian ini diharapkan dapat membantu peneliti agar lebih paham bagaimana perancangan media khususnya modul pembelajaran puisi anak untuk siswa kelas 2 SD.

1.5 Definisi Operasional

beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1.5.1 Sastra anak adalah karya sastra yang memuat pengalaman hidup yang disesuaikan dengan kalangan anak – anak.

1.5.2 Puisi adalah ungkapan perasaan yang dituangkan ke dalam kata – kata yang dirangkai indah menjadi suatu kalimat dan disusun ke dalam bait.

1.5.3 Modul adalah buku yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang berisi materi, lembar kerja siswa dan siswa dapat merefleksikan hasil dari kegiatan yang dilakukan sesuai dengan modul tersebut.

1.5.4 Siswa kelas 2 SD adalah anak yang berusia 7 hingga 8 tahun yang menempuh pendidikan di tingkat pertama Sekolah Dasar.

1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan Spesifikasi produk yang dihasilkan adalah:

1.6.1 Modul pembelajaran sastra materi puisi anak yang dikembangkan berukuran A4 dengan total keseluruhan 60 halaman.

1.6.2 Modul pembelajaran sastra materi puisi anak berisi kunci jawaban yang dicetak secara terpisah dan terdiri dari 15 halaman.

1.6.3 Modul puisi anak ini mengandung kata pengantar, daftar isi, bab per temanya, lembar kerja siswa di akhir bab, daftar referensi dan juga biodata penulis.

1.6.4 Modul puisi anak ini mengandung kegiatan yang sesuai dengan perkembangan bahasa anak, dan disusun menggunakan bahasa yang sederhana dan menarik.

(29)

1.6.5 Modul puisi anak bersifat kontekstual yaitu disusun dengan menghubungkan dunia anak sehingga anak lebih mudah untuk memahami isi yang disampaikan dalam modul. Modul yang bersifat kontekstual maksudnya puisi yang terdapat dalam modul adalah puisi singkat dan menggunakan bahasa yang sederhana dengan menggunakan topik sederhana yang dapat dipahami oleh siswa.

1.6.6 Sampul pada modul pembelajaran sastra dicetak dengan menggunakan jilid hard cover dengan kertas art paper 150 gr. Bagian sampul modul dilaminasi dengan sampul doff. Bagian isi modul dicetak dengan menggunakan kertas HVS 80 gr.

(30)

9 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengembangan Modul 2.1.1.1 Pengembangan

Pengembangan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah salah satu proses atau cara dalam menjadikan sesuatu lebih besar, dan lebih maju ke arah yang lebih baik dan sempurna. Pengembangan adalah Rancangan produk yang dihasilkan melalui sebuah tahapan pengertian spesifikasi desain ke dalam sebuah rancangan (Heryuliandini.

Dkk. 2018: 15). Pengembangan selalu dikaitkan dengan proses untuk menghasilkan sesuatu dan atau suatu rancangan yang berupa produk.

Menurut Hanafi (2017: 130) pengembangan adalah tahapan untuk memperkuat dan meluaskan pengetahuan yang telah ada sebelumnya contohnya melalui alat pembelajaran yang dapat mengalihkan dan menarik minat siswa. Pengembangan dilakukan untuk menyempurnakan sesuatu yang telah ada sehingga sesuatu tersebut semakin baik. Menurut Munawaroh Isnatun (2015: 1) Pengembangan merupakan penyempurnaan sesuatu agar menjadi baik yang dilakukan melalui suatu cara atau proses tertentu. Berdasarkan ketiga pendapat para ahli mengenai definisi pengembangan, maka dapat diartikan bahwa pengembangan merupakan suatu proses yang digunakan untuk merancang suatu produk yang baru atau penyempurnaan suatu produk yang sudah ada agar menjadi lebih baik.

2.1.1.2 Modul

Modul menurut Susilo, Agus. Dkk. (2016: 51) adalah alat pembelajaran yang disusun sebagai media pembelajaran yang membantu siswa dalam belajar dan berbentuk buku atau bahan ajar cetak. Modul juga merupakan suatu media pembelajaran yang digunakan oleh pengajar sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. modul digunakan dalam

(31)

pembelajaran agar mempermudah kan pengajar dan siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan mempermudahkan siswa dalam belajarnya.

Setyadi. Dkk. (2017: 104) berpendapat bahwa modul merupakan seperangkat alat belajar yang digunakan untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan belajarnya dan berisikan pengalaman pembelajaran yang telah dirancang atau disusun secara sistematis. Tujuan belajar merupakan salah satu hal yang dicapai untuk menunjukkan apakah suatu pembelajaran tersebut dapat dikatakan berhasil atau tidak dan modul adalah salah satu alat yang membantu siswa dan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya.

Pencapaian tujuan pembelajaran salah satunya melalui peran guru dan siswa sangat dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran. dalam suatu kegiatan pembelajaran bukan hanya guru saja yang banyak berperan, namun siswa juga berperan penting dalam kegiatan pembelajaran salah satunya dengan belajar mandiri, dan alat yang dapat digunakan untuk belajar mandiri salah satunya adalah modul. Aditia & Muspiroh (2013) mengatakan bahwa modul adalah alat belajar mandiri untuk mencapai kompetensi belajar yang diharapkan, disusun secara sistematis dan menarik, berisi materi, petunjuk, latihan, metode dan batasan – batasan materi yang mendukung suatu kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan 3 pendapat para ahli mengenai modul di atas, dapat diambil makna bahwa modul adalah media pembelajaran yang telah direncanakan dan disusun secara sistematis yang mengandung, petunjuk, materi, latihan soal yang sesuai dengan pembelajaran dan dapat digunakan mandiri oleh siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya dan disajikan dalam bentuk tulisan atau tulisan cetak.

(32)

2.1.2 Modul

2.1.2.1 Kelebihan Modul untuk Pembelajaran

Modul dikembangkan tentunya karena memiliki kelebihan. Adapun kelebihan modul menurut Lasmiyati dan Harta Idris (2014: 164) yaitu (a) memberikan feedback kepada pengguna sehingga pengguna segera memperbaiki jika sudah mengetahui kekurangan mereka, (b) Tujuan pembelajaran ditetapkan dengan jelas sehingga pencapaian tujuan belajar didukung oleh kinerja siswa yang terarah, (c) Didesain sekreatif mungkin, menggunakan bahasa yang mudah untuk dipelajari, dan memenuhi kebutuhan belajar sehingga memunculkan motivasi siswa dalam belajar, (d) modul disusun secara fleksibel karena siswa memiliki cara dan kecepatan yang berbeda dalam memahami materi, (e) Menjalin kerja sama antara pengajar dengan pelajar, dan (f) Modul memberikan kesempatan bagi siswa untuk menyadari kelemahannya sendiri berdasarkan evaluasi yang telah diberikan sehingga dapat melakukan remedial untuk memperbaiki hal – hal yang kurang tersebut.

Modul berpengaruh pada kegiatan belajar siswa. Siswa dapat meraih dan menuntaskan belajarnya secara individu dengan melalui penggunaan modul. Modul juga berperan dalam mengatur kemampuan dan tingkatan dalam belajarnya, modul juga bersifat fleksibel dan dapat dipelajari di mana saja, dan modul dapat dipelajari sesuai dengan kemampuan masing – masing siswa tergantung siswa itu sendiri dalam memanfaatkan waktu yang digunakan untuk belajar (Sungkono, 2009: 4). Menurut Evitasari (2018: 72), bahwa siswa dapat belajar secara mandiri atau sendiri tanpa tergantung dengan orang lain secara terus menerus jika salah satu alat bantu belajarnya modul. siswa bisa melakukan belajarnya sendiri melalui modul juga didukung oleh keadaan kelas yang kondusif dan situasi belajar yang mendukung.

Penyusunan modul yang tepat dan sesuai dengan konteks belajar siswa dapat mendukung siswa dalam belajarnya. Jika melihat dari ketiga pendapat ahli tersebut, maka dapat diartikan bahwa modul memiliki

(33)

beberapa kelebihan dalam belajarnya, yaitu dapat membantu siswa dalam melakukan pembelajaran secara mandiri, menyesuaikan kemampuan belajar siswa dan juga memberikan siswa kesempatan dalam berefleksi untuk memperbaiki jika masih ditemukan kekeliruan dalam belajarnya.

2.1.2.2 Karakteristik Modul

Modul yang baik adalah modul yang dapat digunakan oleh siswa untuk belajar secara mandiri. Modul juga merupakan materi tambahan yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Menurut Sungkono (2009: 3) dalam artikelnya menyatakan bahwa dalam perannya, modul merupakan hal yang tak terpisahkan dari buku utama dan modul dapat dijadikan sebagai suplemen atau pelengkap untuk buku utama. Penggunaan modul secara mandiri merupakan karakteristik modul.

Menurut Rahdiyanta, Dwi (2016: 2-3) Adapun karakteristik modul adalah (1) Self Instructional yaitu ketika modul memuat tujuan belajar yang jelas begitu juga dengan materi ajar yang lengkap, terdapat soal – soal latihan dan dapat memberikan umpan balik bagi peserta didik; (2) Self Contained yaitu modul mencakup seluruh materi yang dibutuhkan dan sesuai dengan modul tersebut; (3) Stand Alone yaitu modul dapat berdiri sendiri dan tidak tergantung dengan media pembelajaran yang lain. ;(4) adaptif yaitu modul dapat menyesuaikan perkembangan ilmu dan teknologi dan; (5) user friendly yaitu modul mudah digunakan karena menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti.

Karakteristik modul yang lain didapat dari pendapat Depdiknas (2008: 20 – 23) yaitu (1) modul merupakan alat belajar yang dapat digunakan secara mandiri; (2) modul harus mampu menjelaskan sesuatu kepada pengguna dengan Bahasa yang sesuai dan dapat diterima oleh pengguna; (3) modul menggunakan referensi yang memiliki relevansi dari berbagai sumber yaitu buku, internet, majalah, dan jurnal; dan (4) modul juga berisikan gambar yang sifatnya mendukung isi materi agar mudah dipahami.

(34)

Dari ketiga pendapat para ahli, maka dapat diambil makna bahwa karakteristik modul adalah dapat digunakan secara mandiri, bersifat fleksibel dan dapat digunakan dengan mudah karena memiliki tujuan yang jelas, modul juga mudah digunakan karena berisikan Bahasa yang sederhana dan mudah dipahami karena disesuaikan dengan pengguna modul yang dituju dan modul tepat digunakan karena berisi materi yang diambil dari sumber yang akurat.

2.1.2.3 Komponen Modul

Modul memiliki beberapa komponen yang biasanya terdapat dalam isi modul. Adapun beberapa komponen modul menurut Budiono dan Susanto (2006: 80) yang pertama adalah modul berisi bahan ajar yang berisikan materi yang nantinya akan dikuasai siswa, materi yang terdapat dalam modul adalah materi yang sesuai dengan tujuan atau materi yang dapat membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran; yang kedua adalah lembar kegiatan siswa yang berupa lembar kerja yang berisi soal – soal atau tugas yang dapat dikerjakan siswa; yang ketiga adalah kunci jawaban yang dapat digunakan untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa;

yang keempat adalah adanya post-test; dan yang kelima adanya kunci jawaban dari post-test.

Kunci jawaban dapat pula tidak disertakan di dalam modul agar meminimalisir terjadinya kecurangan yang dilakukan siswa, atau menyebabkan siswa lebih tertantang atau menciptakan rasa malas dalam berpikir dan hanya ingin mencapai sesuatu dan menyelesaikan sesuatu secara instan. Kunci jawaban dapat dibawa oleh guru sebagai panduan ketika mengoreksi jawaban dari soal – soal yang telah diselesaikan siswa.

Adapun menurut Sungkono (2009: 7) komponen modul terdiri dari 8 komponen, yaitu tinjauan mata pelajaran, pengantar, kegiatan pembelajaran, soal – soal yang digunakan sebagai latihan, kunci jawaban dari latihan soal, rangkuman, post - test, dan juga kunci jawaban dari post - test. Berikut adalah penjelasan dari masing – masing komponen modul.

(35)

Pertama tinjauan mata pelajaran yang berisi gambaran umum dari keseluruhan isi modul yang berisi deskripsi mata pelajaran, manfaat, kompetensi dasar, tujuan belajar dan juga petunjuk belajar. Kedua adalah pengantar, pengantar merupakan pembukaan atau pendahuluan pada suatu modul yang menjelaskan isi modul ke dalam deskripsi singkat dan bisa berisi indikator, menjelaskan pentingnya penggunaan modul tersebut dalam pembelajar, urutan penyajian modul, petunjuk belajar dan tujuan belajar.

Ketiga adalah kegiatan pembelajaran yang berisikan penjelasan materi pembelajaran secara rinci.

Keempat adalah soal – soal yang digunakan sebagai latihan di mana pada bagian ini berisikan soal – soal atau permasalahan yang akan diselesaikan siswa dan digunakan sebagai latihan untuk membantu siswa dalam meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam memahami materi agar tercapainya tujuan dari pembelajaran. Kelima adalah kunci jawaban dari latihan soal berisikan jawaban yang digunakan ketika selesai dalam menyelesaikan soal latihan dan digunakan untuk mengoreksi jawaban sehingga apabila siswa mengalami kekeliruan dalam penyelesaian soal, maka siswa dapat memperbaiki dan dapat mengarahkan siswa untuk memahami jawaban yang lebih tepat. Keenam adalah rangkuman, rangkuman berisi kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dan membantu siswa dalam menumbuhkan konsep dalam pikiran siswa.

Ketujuh adalah Post-Test yang berisikan soal evaluasi yang digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa telah memahami modul tersebut dan juga kunci jawaban dari Post –Test yang berisikan panduan jawaban dari soal post - test yang telah dibuat. Menurut Abdul Majid (dalam Nurdyansah dan Mutala’liah 2018: 3) mengatakan bahwa komponen penyusunan dibagi menjadi tiga. Adapun komponen penyusunan modul yaitu pembuka yang berisikan pendahuluan, bagian inti yang berisi pembahasan dan penjelasan materi dan bagian akhir atau bagian penutup yang berisi soal evaluasi.

(36)

Dari ketiga pendapat ahli dapat diartikan bahwa modul memiliki komponen yang terdapat pada isinya yaitu bagian pembuka yang berisikan pendahuluan, tujuan pembelajaran, indikator, dan petunjuk penggunaan modul, selanjutnya bagian inti modul yang berisikan materi yang telah dijelaskan secara rinci dan sesuai dengan konteks pembelajaran juga berisi soal – soal latihan, dan yang berikutnya adalah bagian akhir yang berisi rangkuman atau kesimpulan pembelajaran, soal evaluasi, kunci jawaban yang dapat digunakan sebagai panduan dalam pengoreksian soal yang nantinya jika ada kekeliruan dalam pengerjaan soal dapat diperbaiki.

2.1.3 Puisi

2.1.3.1 Pengertian Puisi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi diartikan sebagai ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Bahasa yang digunakan dalam puisi adalah bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara teliti sehingga dapat membangkitkan pengalaman dan tanggapan khusus lewat penataan irama dan maknanya. Puisi menurut Kumalasari (2018: 2) adalah bahasa indah bermakna yang berasal dari ungkapan perasaan seseorang. Setiap orang dapat mengungkapkan perasaannya ke dalam bentuk bahasa yang indah dan memiliki makna, berarti puisi dapat dibuat oleh siapa saja dan dari kalangan mana saja.

Puisi termasuk ke dalam karya sastra. Sari (2017: 4) mengatakan bahwa puisi merupakan ungkapan imajinasi, emosi, pikiran, dan juga perasaan sang penulis ke dalam bentuk kata – kata dan juga merupakan salah satu karya sastra. Menurut Sulfikli dan Marwati (2016: 2) puisi adalah salah satu bentuk karya sastra dan merupakan perasaan yang dinyatakan oleh penyair dan berisi pengalaman batinnya. Sulfikli dan Marwati (2016: 2) juga menyatakan bahwa puisi dapat memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk berekspresi dalam berbicara dan mengungkapkan perasaannya.

Dari ketiga definisi puisi yang disampaikan oleh para ahli tersebut, dapat

(37)

diartikan bahwa puisi adalah salah satu karya sastra yang berupa ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang memiliki makna dan dituangkan secara ekspresif ke dalam kata – kata atau ucapan.

2.1.3.2 Jenis – jenis puisi

Puisi dibedakan menjadi 2 yaitu puisi lama dan puisi baru. Puisi lama menurut Wua (2015: 4) adalah salah satu apresiasi masyarakat terhadap salah satu jenis karya sastra, juga merupakan karya masyarakat yang bermutu tinggi akan keindahan bahasa dan kesederhanaannya pada zaman dahulu. Puisi baru menurut Damayanti (dalam Utari 2015: 2) puisi baru merupakan puisi yang bentuknya lebih bebas dan tidak terikat seperti puisi lama baik dari segi baris, suku kata, maupun rima. Puisi baru tidak memiliki banyak aturan penulisannya seperti puisi lama karena dikatakan lebih bebas. Suryaman dan Wiyatmi (2013: 23) juga mengatakan bahwa puisi baru termasuk ke dalam puisi bebas termasuk dari jumlah baris tiap bait dan juga sajaknya.

Puisi baru memiliki beberapa jenis puisi dan memiliki khasnya masing – masing. Adapun jenis – jenis puisi baru menurut Utari (2015: 3) adalah sebagai berikut:

1) Ode merupakan puisi yang membahas sesuatu yang mulia mengungkapkan sanjungan atau pujian pribadi atau umum terhadap orang – orang yang telah berjasa.

2) Epigram merupakan puisi yang berisi mengenai tuntutan kebenaran dan berisi tentang ajaran hidup yang benar.

3) Romance adalah puisi yang isi di dalamnya mengenai percintaan.

4) Elegi merupakan puisi yang mengisahkan kesedihan atau berisi tentang ratap tangisan.

5) Satire adalah puisi yang ditujukan kepada penguasa atau orang yang memiliki jabatan dan bersifat sindiran dan kritikan.

(38)

6) Himne adalah puisi yang berisikan pujaan untuk tanah air, pahlawan yang berjuang untuk membela tanah air dan juga berisi pujian – pujian untuk Tuhan.

7) Balada merupakan puisi yang berisikan kisah mengenai legenda yang diyakini benar di kalangan masyarakat, karangan pribadi, atau mitos.

Puisi baru biasanya lebih dikenal dengan istilah puisi modern. Puisi baru bersifat lebih bebas dari puisi lama karena tidak banyak memiliki aturan dalam penulisannya. Seperti yang dikatakan oleh Sulkifli dan Marwati (2016: 5) dalam tulisannya yang membahas tentang konsep puisi baru bahwa penulis puisi lebih lepas membangun imajinasi dan juga ide kreatif jika menulis puisi modern namun tetap memperhatikan aturan dan estetika dari puisi. Setiap orang merasa lebih mudah dalam menulis puisi modern, karena dalam penulisan puisi modern tidak terpatok dengan aturan penulisan seperti menulis puisi lama. Setiap orang yang menulis puisi modern lebih bebas dalam mengekspresikan diri mereka atau menuangkan ide – ide, dan perasaannya ke dalam puisi.

2.1.3.3 Pembelajaran Puisi di SD

Puisi yang merupakan karya sastra masuk ke dalam dunia Pendidikan. Di jenjang sekolah dasar (SD), pembelajaran sastra materi puisi diajarkan kepada siswa. pada jenjang sekolah dasar, siswa sudah mulai diajarkan untuk membaca hingga menulis puisi. Membaca dan menulis adalah suatu hal penting yang perlu dikuasai oleh siswa. Menurut Syariffudin (2016:31) kemampuan berkomunikasi dan bersastra dalam pembelajaran Bahasa Indonesia salah satunya didukung oleh kemampuan menulis puisi. Menulis puisi dapat membantu siswa dalam berpendapat dan berekspresi serta menanggapi suatu hal secara tertulis. Syariffudin juga mengatakan bahwa proses menulis puisi yang dialami siswa dapat

(39)

memberikan pengalaman yang positif karena saat siswa menulis puisi, siswa dilatih untuk menghargai setiap pengalamannya.

Pembelajaran puisi yang diberikan di SD juga tertera dalam kurikulum 2013. Menurut Wakhyudi dan Mulasih (2018: 119) dalam Kurikulum 2013 kompetensi kreatif menulis puisi dikembangkan melalui kegiatan menulis puisi. Kompetensi yang dikembangkan siswa ini masuk ke dalam kompetensi dasar yang akan dicapai dalam pembelajaran. Menurut Depdiknas dalam Wakhyudi dan Mulasih (2018: 120) bahwa ketika siswa mampu menulis puisi yang berisi pendapatnya secara pribadi dengan dan sesuai dengan karakteristik puisi, maka siswa dianggap mampu mencapai kompetensi menulis kreatif puisi.

Penulisan puisi anak – anak yang diajarkan di sekolah dasar memiliki ciri khasnya sendiri. Adapun kriteria penulisan puisi anak – anak menurut Doyin Mukh (2014: 72 – 75) dibagi menjadi 3 bagian yang perlu diperhatikan yaitu tipografi, bahasa dan isi puisi.

a. Tipografi adalah gambaran keseluruhan dari puisi. Jika kita melihat topografi puisi, berarti kita melihat gambaran puisi secara utuh. Tipografi ini merupakan gambaran dari unsur pembangun puisi yang meliputi judul puisi, penulisan nama pencipta puisi, penyusunan baris, penyusunan bait penggunaan huruf dan model penulisan dalam puisi.

b. Bahasa puisi yang digunakan dalam dunia anak juga berbeda dengan Bahasa puisi pada umumnya. Bahasa puisi anak juga memiliki kriterianya sendiri. Bahasa yang digunakan dalam puisi anak adalah Bahasa yang indah dan mudah dimengerti oleh anak. Penulisan puisi anak juga tetap harus memperhatikan tanda baca penulisan.

c. Isi puisi merupakan hal yang terdapat dalam puisi dan bermakna tertentu. Dalam dunia puisi anak, puisi yang diperuntukkan untuk anak harus memiliki manfaat untuk pembaca dan juga dapat dimengerti oleh anak. Puisi anak juga dapat bermanfaat

(40)

untuk memberikan informasi kepada anak, mengandung nilai Pendidikan, sesuai dengan perkembangan anak, memberikan pengajaran yang positif bagi anak dan mengandung nilai - nilai Pendidikan.

2.1.4 Sastra Anak

2.1.4.1 Pengertian Sastra Anak

Sastra anak menurut Nurgiyantoro Burhan (2004: 107) adalah informasi mengenai pemahaman kehidupan kepada anak yang berupa sastra. Nurgiyantoro Burhan juga mengatakan bahwa sastra adalah cerita yang mempermainkan emosi dan menarik anak untuk berfantasi dan mengikuti alur cerita. Dengan tertariknya anak terhadap cerita yang dibaca ataupun didengar, anak akan semakin mendalami maksud dari cerita tersebut. Sastra anak juga merupakan gambaran kehidupan yang melibatkan emosi, pikiran, pengalaman moral dan ditujukan kepada anak - anak dan bahasanya dapat dijangkau oleh anak, Saxby (dalam Nurgiyantoro Burhan 2010: 30).

Menurut Panglipur dan Listyaningsih (2017: 688) Sastra Anak adalah bahasa yang berisi pengalaman, perasaan dan berupa karya imajinatif, ditulis oleh anak – anak maupun orang dewasa dan ditujukan untuk anak – anak. Melihat pendapat dari ketiga ahli mengenai sastra anak, maka dapat diambil arti bahwa sastra anak adalah salah satu sastra yang berupa bahasa dan berisi pengalaman, perasaan, mengenai kehidupan yang ditujukan kepada anak dan dapat ditulis oleh anak atau orang dewasa yang bersifat imajinatif.

2.1.4.2 Genre Sastra Anak

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah genre berarti jenis, tipe atau kelompok sastra atas dasar terbentuknya bentuknya ragam sastra yang meliputi prosa, puisi. Prosa merupakan ragam sastra yang meliputi novel, roman dan sebagainya, sedangkan puisi merupakan ragam sastra

(41)

yang meliputi pantun, syair, sonata, sajak dan sebagainya. Sastra anak terdiri dari beberapa jenis. Jenis sastra anak biasanya juga disebut dengan genre sastra anak. Adapun genre sastra anak menurut Panglipur dan Listyaningsih (2017: 689) adalah sebagai berikut:

1) Puisi

Puisi merupakan genre sastra yang memperhatikan kebahasaan dalam penulisannya yang tertulis ke dalam bait yang tersusun dari serangkaian kata yang indah.

2) Prosa

Prosa merupakan salah satu karya sastra yang dibuat atas rangkaian alinea dengan mengaitkan unsur alur cerita (tempat, waktu, dan suasana), dan tokoh berdasarkan cerita yang didapatkan secara imajinatif.

3) Drama

Drama salah satu karya sastra yang digunakan sebagai pengungkapan pikiran dan perasaan melalui percakapan dan aksi dan ditampilkan di hadapan penonton.

2.1.5 Perkembangan Anak kelas 2 SD 2.1.5.1 Perkembangan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), perkembangan diartikan sebagai perihal berkembang. Berkembang itu sendiri merupakan sesuatu yang bertambah menjadi besar atau bertambah menjadi sempurna, jika digabungkan maka perkembangan merupakan perihal berubahnya sesuatu menjadi besar dan menjadi sempurna. Iklor (dalam Wulandari, S., Ichan, B., & Yusuf, A.R: 2016: 47) berpendapat bahwa perkembangan merupakan penyempurnaan yang terjadi selama masa hidup seseorang dari fungsi sosial dan psikologis orang tersebut.

Seseorang yang mengalami perkembangan akan berubah dari waktu ke waktu. Perkembangan dimulai sejak manusia hidup di bumi, atau sejak manusia baru lahir ke Dunia. Hal ini didukung dengan pendapat Chaplin

(42)

(dalam Latifa 2017: 186) yang menyatakan bahwa perkembangan merupakan perubahan jasmani dan munculnya kedewasaan pada organisme dari lahir sampai dengan mati. Proses kedewasaan hanya terjadi 1 kali seumur hidup manusia, hal ini didukung oleh pendapat Suryantari (2011: 1) yang menyatakan bahwa perkembangan bukan hanya pertambahan tinggi badan manusia, namun juga proses interaksi atau struktur dan fungsi tingkah laku dari pribadi yang bersangkutan ke arah yang lebih tinggi dan tidak dapat diputar kembali atau bersifat tetap.

Berdasarkan pendapat ketiga ahli di atas, dapat diartikan bahwa perkembangan adalah proses berubahnya manusia dari segi fisik dan psikologis menuju arah yang lebih tinggi dan hanya terjadi sekali dalam seumur hidup.

2.1.5.2 Perkembangan anak usia (7-8 tahun)

Anak dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti manusia yang masih kecil. Perkembangan adalah perubahan manusia dari segi fisik dan psikologis ke jenjang yang lebih tinggi dan berlaku sekali dalam seumur hidup. Setiap anak pasti mengalami perkembangan dalam hidupnya. Anak – anak memiliki ciri khas perkembangannya, Menurut Alfin (2015: 192 – 195) pada usia 7 – 8 tahun perkembangan anak dapat dicirikan sebagai berikut:

1) Perkembangan fisik anak masih rentan terhadap penyakit, otot – otot masih kecil, kesehatan belum stabil dan daya tahan tubuh masih rendah serta menyukai aktivitas yang melakukan kontak dengan fisik.

2) Keterampilan perkembangan Psikomotorik yaitu terjadi pada keterampilan menolong diri sendiri, keterampilan bermain, keterampilan menolong orang lain dan keterampilan sekolah.

3) Karakteristik perkembangan akademik yaitu memasuki fase tingkat operasional konkret, di mana anak dapat mengenali simbol matematis namun belum bisa menghadapi persoalan yang abstrak.

(43)

Brunner (dalam Alfin 2015: 195) mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak yaitu:

a) Lingkungan fisik

Dalam lingkungan fisik, setiap orang pasti berinteraksi dengan individu dan dunia luar yang merupakan sumber pengetahuan.

b) Kematangan

Kematangan artinya membuka kemungkinan untuk perkembangan dan tidak membatasi prestasi kognitif secara luas.

c) Pengaruh Sosial

Pengaruh sosial dapat berupa penanaman bahasa dan pendidikan yang ada di lingkungan sekitar. Pendidikan lingkungan sosial adalah pengalaman yang penting untuk memacu perkembangan struktur kognitif.

d) Proses pengaturan diri yang disebut equilibrasi

Proses pengaturan diri yaitu mengatur interaksi individu dengan lingkungan, dari segi fisik, pengalaman sosial, dan perkembangan jasmani. Ekuilibirasi menjadikan perkembangan kognitif berjalan secara tertata dan tersusun dengan baik.

2.2 Penelitian yang Relevan

Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh penelitian sebelumnya terkait dengan pengembangan media pembelajaran, peneliti mengambil beberapa contoh penelitian yang terkait atau juga sejenis. Penelitian pertama dilakukan oleh Liya Selibauti dan Maizar Karim dengan judul “Pengembangan Modul Pembelajaran Menulis Puisi Berbasis Experiential Learning Untuk Siswa Kelas VIII SMP”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pengembangan modul menulis puisi berbasis Experiential Learning untuk siswa kelas VIII SMP. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian

(44)

pengembangan dengan menggunakan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian pengembangan modul menunjukkan bahwa modul dikembangkan berdasarkan pengembangan Borg dan Gall dengan menggunakan langkah – langkahnya dan memperoleh skor rata – rata 4,43 dengan persentase 88,6% berkategori sangat layak berasal dari penilaian ahli media, ahli materi, dan guru bahasa Indonesia.

selain itu hasil penelitian pengembangan yang diuji cobakan terhadap siswa memperoleh skor rata – rata 4,58 dengan persentase 91,6% berkategori “sangat layak”. Dapat disimpulkan bahwa keseluruhan hasil penelitian memperoleh hasil yang sangat layak, dengan demikian berdasarkan hasil skor rata- rata yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa Modul Pembelajaran Menulis Puisi Berbasis Experiential Learning untuk siswa kelas VIII SMP sangat layak digunakan secara mandiri sebagai media pembelajaran tambahan bagi siswa.

Penelitian kedua dilakukan oleh Hendi Wahyu Prayitno dengan judul

“Peningkatan keterampilan Menulis Puisi Menggunakan Teknik Inkuiri dan Latihan Terbimbing”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran keterampilan menulis puisi, mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis puisi, mendeskripsikan perubahan sikap siswa dan mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik inkuiri dan latihan terbimbing.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan yang terjadi pada siswa mengenai keterampilan menulis puisi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 02 Boja. Nilai rata – rata pada tiap siklus selalu mengalami peningkatan.

Pada siklus I nilai rata – rata mencapai 66,81 dan termasuk ke dalam kategori cukup. Pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 81,46 dan termasuk ke dalam kategori baik. Pelaksanaan kedua siklus ini mengalami peningkatan sebesar 14,65 dan diikuti dengan perubahan perilaku siswa dari perilaku negatif menjadi positif.

Penelitian ketiga adalah penelitian yang dilakukan oleh Sukiman, Yuni Pratiwi, dan Nita Widiati yang berjudul “Pengembangan Modul Puisi Rakyat Sumbawa Sebagai Bahan Pembelajaran Sastra di SMP”. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul puisi rakyat sumbawa sebagai media

(45)

pembelajaran sastra di SMP dan juga menguji keefektifan melalui eksperimen dengan desain one – group pre-test dan post-test design. Model pengembangan yang digunakan oleh peneliti adalah desain 4 – D oleh Thiangaranjan, Dorothy, dan Melvyn. Modul puisi rakyat Sumbawa yang dikembangkan telah divalidasi oleh ahli pembelajaran puisi, desain modul dan ahli budaya.

Hasil uji keefektifan modul ini dapat diterima dengan baik oleh siswa dan dibuktikan dengan adanya peningkatan dari nilai rata – rata pada pre-test dan post- test. Pada nilai pre-test nilai rata – rata yang diperoleh sebesar 71,90 dan pada post-tes nilai rata – rata yang diperoleh adalah 80,60. Dengan demikian modul puisi rakyat Sumbawa yang dikembangkan dapat dikatakan efektif dan dapat digunakan untuk mendukung kegiatan pembelajaran.

Dari ketiga penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang pertama oleh Liya Sabauti dan Maizar Karim dengan judul “Pengembangan Modul Pembelajaran Menulis Puisi Berbasis Experiential Learning untuk siswa kelas VIII SMP”, yang kedua oleh Handi Wahyu Prayitno dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Menggunakan Teknik Inkuiri dan Latihan Terbimbing” dan yang ketiga adalah penelitian yang dilakukan oleh Sukiman, Yuni Pratiwi, dan Nita Widiati yang berjudul “Pengembangan Modul Puisi Rakyat Sumbawa Sebagai Bahan Pembelajaran Sastra di SMP”, dapat dibuat bagan seperti berikut ini :

Gambar

Tabel 4. 14 Hasil Penilaian Siswa Terhadap Produk Pada Aspek Komponen  Penyajian ...........................................................................................................
Gambar 2. 1 Bagan Penelitian yang Relevan
Gambar 3. 2 Prosedur Pengembangan Produk
Tabel 3. 2 Kisi – kisi Kuesioner Uji Validasi untuk Pakar dan Guru
+7

Referensi

Dokumen terkait

Media pengembangan modul ini terdiri dari (a) kerangka modul yang berisi halaman sampul, halaman franchis, kata pengantar, daftar isi, peta kedudukan modul, glosarium;

Produk modul tematik ini memuat beberapa komponen/bagian yakni : komponen pendahuluan berupa halaman sampul (cover), kata pengantar, panduan untuk pendamping,

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar yang berbentuk modul yang valid sesuai teori, menghasilkan bahan ajar yang berbentuk modul yang praktis

Abstrak : Salah satu alternatif bahan ajar dalam bentuk cetak yang dapat digunakan secara individu oleh siswa yaitu modul. Tujuan pengembangan ini yaitu menghasilkan

Berdasarkan dari beberapa pendapat para ahli di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa modul pembelajaran adalah bahan ajar cetak yang didalamnya memuat

Angket untuk uji praktikalitas modul berbasis konsep disertai contoh oleh guru dan siswa berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kemudahan dalam

kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Isi Materi: di dalamnya berisi materi pelajaran yang digali dari substansi materi ajar.. Informasi pendukung: di

Tiap-tiap materi akan memuat beberapa komponen modul ajar yang diantaranya: ● Capaian Umum Pembelajaran ● Alur Tujuan Pembelajaran ● Capaian pembelajaran per elemen Konsep dan Proses