STUDI KUANTITATIF DESKRIPTIF TENTANG SIKAP MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
SANATA DHARMA TERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER
Ristina Mauliana Sinurat
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai sikap terhadap Pendidikan Karakter pada subjek penelitian yaitu, mahasiswa FKIP. Pendidikan karakter adalah sebuah proses yang menuntun anak-anak untuk bereaksi secara positif yang akhirnya membentuk kebiasaan positif juga. Proses tersebut akan membentuk kualitas moral mereka di masa depan sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode survai. Subjek pada penelitian ini adalah sebesar 270 mahasiswa. Alat pengambilan data menggunakan skala sikap terhadap pendidikan karakter yang dimana indikatornya dibuat berdasarkan teori. Uji coba skala ini menghasilkan reliabilitas sebesar 0,946 dengan jumlah item skala sebanyak 45 item. Data penelitian ini di hitung menggu nakan SPSS for
Windows versi 16. Hasil penelitian ini memberikan hasil sebaran data penelitian yang normal.
Selain itu, subjek penelitian memiliki sikap terhadap pendidikan karakter yang cenderung positif. Hasil tersebut didapat dari perbedaan mean teoritik dan mean empirik, di mana mean empirik 147.65 lebih besar daripada mean teoritik 112.5.
A QUANTITATIVE DESCRIPTIVE RESEARCH OF ATTITUDES IN
EDUCATION STUDENTS OF SANATA DHARMA UNIVERSITY TOWARD
EDUCATION CHARACTER
Ristina Mauliana Sinurat
ABSTRACT
This study was aimed to provide an overview of attitudes toward Character Education on the subject of the study, education students. Character education is a process that leads children to react positively to that eventually form positive habits as well. The process will form their moral qualities in the future as a person and member of society. This research is quantitative descriptive survey method. Subjects in this study was 270 students. Data retrieval tool using a scale of attitude toward character education in which the indicator is based on the theory. This results in a large-scale trial reliability of 0.946 with the number of large-scale items as many as 45 items. The data of this study are calculated using SPSS for Windows version 16. The study provides the results of a normal distribution of research data. In addition, the study subjects had an attitude toward character education tend to be positive. The results obtained from the difference in the mean theoretical and empirical mean, where the empirical mean 147.65 is greater than the theoretical mean 112.5.
STUDI KUANTITATIF DESKRIPTIF TENTANG SIKAP MAHASISWA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
SANATA DHARMA TERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Diajukan oleh :
Ristina Mauliana Sinurat
089114125
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
Kupersembahkan karya ini untuk :
Tuhan YME
Busmin Sinurat dan Ida Marlina Simatupang
Marlin Ricardo Sinurat, Benny Fernando Sinurat,
dan Andre Julianto Sinurat
serta,
Alam semesta yang membaca energi dari mimpiku dan
mempertemukanku dengan orang-orang disekitarku
v
mencari, gagal, dan mencari lagi… adalah bagian dari
menemukan.
Ristina Mauliana Sinurat
karena lebih baik kalah dalam beberapa pertarungan demi
impian-impianmu, daripada kalah tanpa mengetahui apa yang kau
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian dari karya milik orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 14 November 2013
Penulis
vii
STUDI KUANTITATIF DESKRIPTIF TENTANG SIKAP MAHASISWA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
SANATA DHARMA TERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER
Ristina Mauliana Sinurat
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai sikap terhadap Pendidikan Karakter pada subjek penelitian yaitu, mahasiswa FKIP. Pendidikan karakter adalah sebuah proses yang menuntun anak-anak untuk bereaksi secara positif yang akhirnya membentuk kebiasaan positif juga. Proses tersebut akan membentuk kualitas moral mereka di masa depan sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode survai. Subjek pada penelitian ini adalah sebesar 270 mahasiswa. Alat pengambilan data menggunakan skala sikap terhadap pendidikan karakter yang dimana indikatornya dibuat berdasarkan teori. Uji coba skala ini menghasilkan reliabilitas sebesar 0,946 dengan jumlah item skala sebanyak 45 item. Data penelitian ini di hitung menggunakan SPSS for Windows versi 16. Hasil penelitian ini memberikan hasil sebaran data penelitian yang normal. Selain itu, subjek penelitian memiliki sikap terhadap pendidikan karakter yang cenderung positif. Hasil tersebut didapat dari perbedaan mean teoritik dan mean empirik, di mana mean empirik 147.65 lebih besar daripada mean teoritik 112.5.
viii
A QUANTITATIVE DESCRIPTIVE RESEARCH OF ATTITUDES IN
EDUCATION STUDENTS OF SANATA DHARMA UNIVERSITY TOWARD
EDUCATION CHARACTER
Ristina Mauliana Sinurat
ABSTRACT
This study was aimed to provide an overview of attitudes toward Character Education on the subject of the study, education students. Character education is a process that leads children to react positively to that eventually form positive habits as well. The process will form their moral qualities in the future as a person and member of society. This research is quantitative descriptive survey method. Subjects in this study was 270 students. Data retrieval tool using a scale of attitude toward character education in which the indicator is based on the theory. This results in a large-scale trial reliability of 0.946 with the number of large-scale items as many as 45 items. The data of this study are calculated using SPSS for Windows version 16. The study provides the results of a normal distribution of research data. In addition, the study subjects had an attitude toward character education tend to be positive. The results obtained from the difference in the mean theoretical and empirical mean, where the empirical mean 147.65 is greater than the theoretical mean 112.5.
ix
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang Bertanda tangan di bawah ini, Saya Mahasiswa Universitas Sanata Dharna :
Nama
: Ristina Mauliana Sinurat
NIM
: 089114125
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
STUDI KUANTITATIF DESKRIPTIF TENTANG SIKAP MAHASISWA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
SANATA DHARMA TERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu
meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada Tanggal : 14 November 2013
Yang menyatakan,
x
KATA PENGANTAR
Terima kasih yang sangat besar kepada Tuhan Yesus Kristus yang menjadi
kekuatan dan penghiburan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Studi Kuantitatif Deskriptif tentang Sikap Mahasiswa FKIP USD
Terhadap Pendidikan Karakt
er”.
Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai berkat dukungan,
waktu, tenaga dan pikiran beberapa pihak. Untuk itu peneliti ingin mengucapkan
terima kasih kepada :
1.
Ibu M. M. Nimas Eki S., S.Psi., Psi., M.Psi., selaku dosen pembimbing
skripsi. Ibu adalah dosen pembimbing dan teman yang luar biasa. Terima
kasih, bu. Terima kasih atas proses hingga sampai di tahap ini.
2.
C. Siswa Widyatmoko, M.Psi., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma. Terima kasih juga Pak atas pengalamannya selama di PBB.
3.
Ibu Ratri Sunar Astuti, S.Psi., M.Si, selaku Kepala Program Studi Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma dan selaku dosen penguji skripsi.
Terima kasih, bu.
4.
Bapak Drs. H. Wahyudi, M.Si, selaku dosen penguji skripsi. Terima kasih pa
atas saran dan masukan selama ujian skripsi.
5.
Special Thank to Marvin Berkowitz. Thank you for replied my messages, and
also thank you so much for our discussion. It’s so amazing to had a
xi
6.
Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima kasih
bapak
–
ibu atas ilmunya selama di sini. Tentu saja untuk Pak Gie, Mas Mujs,
Mas Doni, Mas Gandung dan Bu Nanik, terima kasih pak, bu, mas.
7.
Bapak Busmin Sinurat dan Mama Ida Marlina Simatupang. Ini adalah hasil
jerih payah dan kepercayaan bapak dan mama. Kepercayaan melepas anak
perempuan satu-satunya sekaligus bungsu ke kota orang. Seribu ucapan
terima kasih-pun tidak cukup untuk menggambarkan kasih sayang yang
kalian berikan. Tina sayang kalian.
8.
Marlin Sinurat, Benny Fernando Sinurat dan Andre Julianto Sinurat atas
dukungan dan dorongan selama aku berproses. Terima kasih, bang. Terima
kasih telah menjadi tempat cerita dan menangis, serta tempat merasa gagal
dan bangkit kembali. Tak lupa kakak-kakakku Miranti Sekar dan Yohana
Hadi Dwicahyanthy atas motivasi-motivasi yang sudah diberikan.
9.
Arinda Anantu atas semua masukan, dukungan dan terima kasih karena kamu
membantu saya untuk lebih melihat realita. Maaf juga rin, aku bukan teman
yang baik. Hari minggu di GKI Gejayan adalah obat buat seminggu yang
mungkin terasa berat
10.
Terima kasih Puji Wijaya dan Dicky Sugiyanto atas diskusi pintar,
gosip-gosip, obrolan ringan hingga berat selama di SSG.
xii
dan Nia. You all guys always in my sweetest memories. Dinamika bersama
kalian adalah hal terbaik selama di Jogja. I love you too much.
12.
Pada pelatih, kakak, teman dan musuh diwaktu yang bersamaan, Mikhael
Hendrick dan Martinus Sinulingga, apa jadinya hari ini kalau tanpa kalian
berdua ?
13.
Teman-teman yang sudah meluangkan waktu baik pengambilan data maupun
ide dan revisi : Stevanus Ari, Agnes Dita, Juwita K, Puji, Priscilla Pritha,
Savitri Rahayu, Albertus Harimurti, Ka Austin, Shinta, dan khususnya Angga
Anjelika (yang selalu menemani mengambil data dan input. Terima kasih,
ngga).
14.
Seluruh angkatan 2008 Psikologi USD khususnya Juwi, Ellisa, Mya, Wiena,
Eca, Berta, Galuh, Gita, Ay’u, Fajar, Andi dan semuanya. Mari kita men
uju
puncak dan gemilang cahaya.
15.
Teman-
teman kost “
Majus
”
hingga “Mawar Biru”. Khususnya Mbak
Elisabeth Huwa atas ilmu, pelajaran berharga dan inspirasinya selama ini,
Mbak Dian Anggraeni atas keceriaannya dan petualangannya, Agatha Viti
dan Agustina Fitriana Simbolon yang sudah membuat hari-hari lebih
menyenangkan (dan gila).
16.
My Gregorius Hugo Wijayanto, I love you, Go. Kamu adalah penghiburan
yang luar biasa untuk hati yang lelah ini.
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN... iv
HALAMAN MOTTO... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi
ABSTRAK...
vii
ABSTRACT... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH...
ix
KATA PENGANTAR... x
DAFTAR ISI... xiii
DAFTAR TABEL... xvii
DAFTAR LAMPIRAN... xviii
BAB I. PENDAHULUAN... 1
A.
Latar Belakang Masalah... 1
B.
Rumusan Masalah... 5
C.
Tujuan Penelitian... 6
D.
Manfaat Penelitian...
6
1.
Manfaat Teoritis...
6
xiv
BAB II. LANDASAN TEORI... 7
A.
Sikap terhadap Pendidikan Karakter
... 7
1.
Definisi Pendidikan Karakter... 7
2.
Tujuan Pendidikan Karakter... 8
3.
Definisi Sikap terhadap Pendidikan Karakter...
9
4.
Struktur Sikap terhadap Pendidikan Karakter...
10
5.
Faktor Sikap terhadap Pendidikan Karakter...
12
B.
Pendidikan Karakter di Universitas Sanata Dharma...
16
1.
Tujuan Pendidikan Karakter di Universitas Sanata Dharma... 17
2.
Nilai-nilai yang Dikembangkan... 18
3.
Pedagogi Ignasian... 18
4.
Model Pendidikan Karakter di Universitas Sanata Dharma...
20
C.
Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan...
21
1.
Definisi Mahasiswa...
21
2.
Definisi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan...
21
3.
Definisi Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan...
22
D.
Sikap Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
terhadap Pendidikan Karakter...
22
E.
Pertanyaan Penelitian...
26
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
…
... 27
A.
Jenis Penelitian... 27
B.
Identifikasi Variabel Penelitian... 27
xv
D.
Subjek Penelitian... 28
1.
Jurusan Ilmu Pendidikan... 28
2.
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni... 29
3.
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial...
29
4.
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam....
29
E.
Prosedur Penelitian... 30
F.
Metode Pengumpulan Data Penelitian...
30
1.
Skala Sikap terhadap Pendidikan Karakter...
30
2.
Validitas... 36
3.
Reliabilitas... 37
4.
Seleksi Item... 38
G.
Teknik Analisis Data... 40
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 42
A.
Deskripsi Subjek Penelitian... 42
B.
Pelaksanaan Penelitian...
43
C.
Hasil Penelitian... 43
1.
Uji Normalitas Penelitian...,... 43
2.
Analisis Deskriptif Penelitian... 45
3.
Uji One Sample T-Test Penelitian... 47
4.
Frekuensi Skor Setiap Aspek Sikap... 48
D.
Pembahasan... 49
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 54
xvi
B.
Saran... 54
1.
Bagi Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan...
54
2.
Bagi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan...
55
3.
Bagi Peneliti Selanjutnya... 55
DAFTAR PUSTAKA
….
... 56
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Indikator Aspek Penelitian... 31
Tabel 2. Skor Alternatif Jawaban... 36
Tabel 3. Blue Print
dan Sebaran Item Skala Uji Coba “Sikap terhadap
Pendidikan Karakter”
... 39
Tabel 4. Blue Print
dan Sebaran Item Skala Penelitian “Sikap terhadap
Pendidikan Karakter”...
... 40
Tabel 5. Deskripsi Jenis Kelamin Subjek ... 43
Tabel 6. Uji Normalitas Data dengan teknik
Kolmogorov-Smirnov...
44
Tabel 7. Hasil Analisis Deskriptif... 47
Tabel 8. Uji Statistik One Sample T-Test... 48
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Skala Uji Coba...
61
Lampiran 2. Data Uji Coba...
73
Lampiran 3. Reliabilitas Skala Uji Coba...
82
Lampiran 4. Skala Penelitian...
86
Lampiran 5. Data Penelitian...
97
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Kualitas guru pada saat ini dipertanyakan (Suparno, 2005).
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 42 (2003: 28) guru tidak hanya
dituntut untuk menguasai bahan, tapi juga untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional adalah mendidik siswa
menjadi berkarakter.
Menurut John Dewey (dalam Althof & Berkowitz, 2006) dan
Baumrind (dalam Park 2004) berkarakter maksudnya adalah memiliki
kebiasaan-kebiasaan positif. Kebiasaan-kebiasaan positif yang ingin dicapai
dalam tujuan pendidikan nasional adalah beriman dan bertakwa kepada
Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan tujuan pendidikan nasional dapat dilihat bahwa tugas
guru tidak hanya sebagai transfer ilmu tetapi juga sebagai pendidik siswa.
Tugas guru dalam mendidik siswa merupakan upaya dalam membentuk
karakter siswanya. Akan tetapi banyak keluhan yang mengatakan bahwa
guru kurang kurang kompeten dalam menjalankan tugasnya tersebut.
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang kurang tinggi. Hal tersebut
dikarenakan bahwa banyak mahasiswa FKIP yang tidak memilih FKIP
sebagai pilihan pertama. Selain itu ada yang masuk FKIP hanya karena
dorongan orang tua.
Melihat kenyataan tersebut, lembaga pendidikan perguruan tinggi
khususnya FKIP seakan dituntut unutuk menciptakan strategi dalam
menyiapkan calon-calon guru. Universitas Sanata Dharma (USD) yang
dimana terdapat Fakultas Keguruan, menyusun strategi pengembangan
karakter mahasiswanya. Sehingga ketika menghadapi dunia pendidikan
yang sebenarnya mereka telah siap untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional, yaitu mengembangkan karakter peserta didiknya juga.
Pengembangan karakter calon-calon guru di FKIP USD dilakukan
melalui kegiatan kurikuler seperti Mata kuliah Pengembangan Kepribadian
(MPK), Kuliah Kerja Nyata (KKN), Micro Teaching, dan Praktek
Pengalaman Lapangan (PPL). Selain itu terdapat kegiatan kokurikuler
seperti Inisiasi Sanata Dharma (INSADHA), Pelatihan Pengembangan
Kepribadian Mahasiswa 1 dan 2 (PPKM), dan Program Pendampingan
Aktualisasi Diri Integral (PADI). Kegiatan ekstra kurikuler yang terdapat di
FKIP USD juga merupakan strategi pegembangan karakter calon-calon
guru.
antara baik dan buruk (Conscience) serta memiliki kepedulian terhadap
sesama dan lingkungan (Compassion). Untuk mewujudkan karakter tersebut
FKIP USD mendasari proses belajarnya dengan spiritualitas Ignasian.
Dalam spiritualitas Ignasian terdapat unsur konteks, pengalaman, refleksi,
tindakan, dan evaluasi dalam proses kegiatan belajar mengajarnya.
Strategi pengembangan karakter calon-calon guru di FKIP USD
telah berlangsung cukup lama. Sehingga perlu dilakukan sebuah pengukuran
yang dapat memprediksi keberhasilan strategi tersebut dikemudian hari.
Pengukuran yang dapat memprediksi apakah calon-calon guru FKIP USD
dapat berperilaku menjadi guru yang profesional. Dalam hal ini khususnya
perilaku untuk mengembangkan karakter peserta didiknya kelak.
Krech, Crutchfield, dan Ballachey (1996) mengemukakan bahwa
perilaku khususnya perilaku sosial ikut diarahkan oleh sikapnya.Dengan
demikian sikap dapat memprediksi perilaku.Sehingga untuk memprediksi
apakah mahasiswa FKIP USD memiliki perilaku untuk mengembangkan
karakter dikemudian hari dapat dilakukan dengan melihat sikapnya terlebih
dahulu. Hal tersebut dikarenakan sikap mahasiswa FKIP USD terhadap
pengembangan karakter dapat memprediksi perilakunya dikemudian hari.
penilaian evaluatif tersebut, sikap dibentuk dan dipengaruhi oleh beberapa
faktor.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan Krech, Crutchfield, dan
Ballachey (1996) dan Azwar (1995) terdapat beberapa faktor pembentuk
sikap yang dapat diklasifikasikan menjadi faktor internal dan eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu.
Faktor-faktor internal adalah keinginan, pengalaman pribadi, kepribadian dan Faktor-faktor
emosional individu.
Faktor eksternal pembentuk sikap adalah faktor yang berasal dari
luar diri individu yang bersangkutan. Beberapa faktor yang termasuk faktor
eksternal adalah Informasi yang diterima dari media massa maupun orang
lain yang dianggap penting dan afiliasi kelompok yang berasal dari
kebudayaan, lembaga pendidikan dan lembaga agama.
Interaksi antara situasi lingkungan dengan sikap dan berbagai faktor
tersebut akan membentuk suatu proses kompleks yang akhirnya menentukan
pola perilaku seseorang. Hal tersebutlah yang membuat sikap individu ikut
memegang peranan dalam menentukan perilaku seseorang.Sehingga dengan
memahami sikap individu, seseorang dapat memasukan idenya kepada
orang lain dan mempengaruhi orang lain (Azwar, 1995). Sehingga untuk
memprediksi perilaku calon guru terhadap pendidikan karakter dikemudian
hari, maka dapat terlebih dahulu melihat sikapnya.
bagaimana pendidikan karakter disisipkan ke dalam kurikulum dan mata
pelajaran, bagaimana pendidikan karakter mempengaruhi perilaku murid,
atau gagasan-gagasan ilmiah seputar pendidikan karakter (Selden, 1986;
Supriadi, 2008; Brown, 2009; Lopez & Louis, 2009; Suyanto, 2011; Lin,
Enright, & Klatt, 2011; Warsiyati, 2012 ). Anehnya, penelitian yang
membidik pada sikap calon-calon guru terhadap pendidikan karekter justru
belum ada. Padahal dengan melihat sikap dapat memprediksi perilaku
calon-calon guru dalam menerapkan pendidikan karakter dikemudian hari.
Berdasarkan ketidakadaannya penelitian tentang sikap terhadap
pendidikan karakter dan latar belakang yang dijabarkan. Dimana kualitas
guru sekarang kurang baik padahal guru memiliki peranan dalam
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan karakter
peserta didiknya. Melihat tantangan tersebut FKIP USD menyusun sebuah
strategi pengembangan karakter calon-calon guru. Dengan harapan bahwa
strategi tersebut dapat menciptakan lulusan yang berkarakter. Kemudian
muncul sebuah pertanyaan penelitian bagaimanakah sikap mahasiswa
FKIP USD sebagai calon-calon guru terhadap pendidikan karakter ?
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran sikap
mahasiswa FKIP USD terhadap pendidikan karakter.
D.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan
manfaat praktis sebagai berikut :
1.
Manfaat Teoritis
Memberikan sumbangan berupa fakta, wacana dan referensi
dalam dunia pendidikan khususnya psikologi pendidikan.Selain itu,
penelitian ini diharapkan memberikan sebuah perkembangan dalam dunia
pendidikan.
2.
Manfaat Praktis
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Sikap terhadap Pendidikan Karakter
1.
Definisi Pendidikan Karakter
Setelah mendefinisikan karakter dan pendidikan terlebih dahulu
dapat ditarik sebuah pengertian mengenai pendidikan karakter.
Pendidikan karakter adalah sebuah proses yang menuntun anak-anak
untuk bereaksi secara positif yang akhirnya membentuk kebiasaan positif
juga. Proses tersebut akan membentuk kualitas moral mereka di masa
depan sebagai manusia maupun anggota masyarakat.
Banyak ahli yang juga mendefinisikan pendidikan karakter. Salah
satunya adalah Elkind dan Sweet (dalam Zubaedi, 2011) yang
mendefinisikan pendidikan karakter sebagai usaha sengaja untuk
membantu manusia memahami, peduli tentang, dan melaksanakan
nilai-nilai etika. Selanjutnya William dan Schnaps (dalam Zubaedi, 2011)
mengungkapkan bahwa pendidikan karakter adalah usaha-usaha yang
dilakukan oleh para personel sekolah, bahkan yang dilakukan
bersama-sama dengan orang tua dan anggota masyarakat, untuk membantu
anak-anak dan remaja agar menjadi atau memiliki sifat peduli, berpendirian,
dan bertanggung jawab.
untuk memiliki kualitas moral yang dilakukan oleh seluruh
lapisan sekolah bekerja sama dengan orang tua dan masyarakat.
2.
Tujuan Pendidikan Karakter
Berdasarkan definisi pendidikan karakter yang telah dijabarkan
diatas sebenarnya sudah tersirat tujuan dari pendidikan karakter itu
sendiri yaitu, menjadikan seseorang berkualitas secara moral. McClellan
(dalam Brown, 2008) menjelaskan tujuan-tujuan dari pendidikan
karakter. Tujuan pendidikan karakter menurut McClellan adalah :
a.
Melatih atribut-atribut positif pada anak muda yang akan
memampukan mereka untuk mengembangkan pengetahuan dan
kecakapan hidup demi perilaku yang bertanggung jawab
b.
Melatih anak muda untuk mengembangkan sifat-sifat baik yang akan
membuat mereka menjadi warga negara yang ‘sehat’ dan bahagia
Sedangkan Bulach (2002) menjabarkan tujuan dari pendidikan
karakter sebagai berikut :
a.
Mengajarkan anak muda untuk membedakan mana yang baik dan
buruk dimana hal tersebut akan membuat mereka mengembangkan
rasa kepedulian terhadap orang lain
c.
Mengajarkan kemampuan membuat keputusan dan mengatasi
masalah
d.
Melatih disiplin diri dalam menentang hal-hal yang salah
e.
Mengajarkan anak muda dalam mengapresiasi kualitas dari menjadi
manusia dan menunjukan apresiasinya di rumah, sekolah dan
masyarakat
3.
Definisi Sikap terhadap Pendidikan Karakter
a.
Definisi Sikap
Rempel dapat dilihat juga dua hal yang penting yaitu, penilaian
evaluatif dan tiga kelas informasi (kognitif, afektif dan konatif).
Berdasarkan pendapat Thomas dan Znaniecki serta Zanna dan
Rempel (dalam Chaiken & Stagor, 1987) dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa sikap adalah proses mental yang melibatkan tiga
kelas informasi (kognitif, afektif, dan konatif) dalam menentukan
penilaian evaluatif dan kecenderungan respon individu. Kognitif,
afektif dan konatif sebagai kelas informasi sering juga disebut dengan
skema triadik (dalam Azwar, 1995) atau tripartite model (dalam
Chaiken dan Stangor, 1987).
b.
Definisi Sikap terhadap Pendidikan Karakter
Sikap terhadap pendidikan karakter adalah proses mental yang
melibatkan kognitif (kepercayaan), afektif (perasaan), dan konatif
(kecenderungan berperilaku) dalam menentukan penilaian evaluatif
dan kecenderungan respon individu terhadap pendidikan karakter.
4.
Struktur Sikap terhadap Pendidikan Karakter
Berdasarkan skema triadik atau tripartite model dapat dilihat
bahwa sikap terdiri atas 3 kelas (aspek) informasi yang saling menunjang
yaitu, kognitif, afektif dan konatif. Mann (dalam Azwar, 1995) dan
Mar’at
(1982) mencoba menjelaskan ketiga aspek tersebut dengan
a.
Aspek Kognitif
Aspek ini berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang
berlaku atau apa yang benar bagi pendidikan karakter. Kepercayaan
tersebut berasal dari apa yang telah dilihat atau apa yang diketahui.
Berdasarkan apa yang dilihat atau diketahui lahirlah gagasan-gagasan
yang membentuk stereotipe yang terpolakan dalam fikiran. Namun,
kepercayaan tidak saja terbentuk dari apa yang dilihat atau diketahui.
Kadang-kadang kepercayaan terbentuk karena kurangnya informasi
yang benar mengenai pendidikan karakter.
b.
Aspek Afektif
Aspek afektif berhubungan dengan perasaan yang
menyangkut masalah emosi individu terhadap pendidikan karakter.
Reaksi emosional yang merupakan aspek afektif banyak dipengaruhi
oleh kepercayaan. Apa yang dipercayai seseorang tentang benar dan
salah atau baik dan buruk mengenai pendidikan karakter akan
mempengaruhi perasaan seseorang terhadap pendidikan karakter
tersebut.
c.
Aspek Konatif
tersebut menyebabkan sikap seseorang mengenai pendidikan karakter
juga dicerminkan dalam tendensi berperilaku.
5.
Faktor Sikap terhadap Pendidikan Karakter
Krech, Crutchfield, dan Ballachey (1962) mengemukakan empat
faktor yang membentuk sikap. Berikut adalah uraian dari empat faktor
tersebut :
a.
Keinginan
Sikap tidak hanya memberi makna terhadap alam pikir
seseorang, tetapi juga terbentuk dan digunakan dalam upaya
memenuhi keinginan untuk mengimplementasikan pendidikan
karakter. Untuk menghadapi berbagai masalah dalam upaya mencoba
memenuhi keinginannya tersebut, individu akan mengembangkan
sikap menyukai (positif) terhadap pendidikan karakter atau oaang lain
yang memuaskan keinginannya itu.
b.
Informasi
c.
Afiliasi Kelompok
Sikap seseorang cenderung hasil dari keyakinan, nilai dan
norma kelompoknya. Sehingga banyak dari sikap terhadap pendidikan
karakter seorang individu bersumber dan atas dukungan dari
kelompoknya. Hal tersebut menyebabkan anggota-anggota dari
sebuah kelompok cenderung mempunyai sikap yang serupa.
d.
Kepribadian
Walaupun antar individu dalam satu kelompok memiliki
keseragaman sikap terhadap pendidikan karakter, tetap akan ada
keragaman didalamnya. Keseragaman tersebut dihasilkan oleh
perbedaan kepribadian. Menurut Andorno (dalam Kerch, Crutchfield,
dan Ballachey, 1962) sikap-sikap individu sering kali mencerminkan
kepribadiannya. Pendirian seseorang terhadap pendidikan karakter
merupakan ekspresi dari kecenderungan yang tertanam dalam
kepribadiannya.
Selain faktor yang dijabarkan oleh Krech, Crutchfield, dan
Ballachey, berikut adalah faktor sikap yang dijabarkan oleh Azwar
(1995):
a.
Pengalaman Pribadi
mempengaruhi tanggapan dan penghayatan terhadapnya. Pengalaman
pribadi
mengenai
pendidikan
karakter
akan
lebih
mudah
mempengaruhi sikap jika melibatkan faktor emosional.
b.
Pengaruh Orang Lain yang Dianggap Penting
Salah satu komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap
terhadap pendidikan karakter adalah orang lain yang dianggap
penting. Dimana orang tersebut sangat diharapkan persetujuannya
bagi setiap gerak dan pendapat. Hal tersebut dapat terjadi karena pada
umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap yang searah atau
konformis dengan orang yang dianggap penting.
c.
Pengaruh Kebudayaan
Budaya mempunyai pengaruh yang besar pada pembentukan
sikap terhadap pendidikan karakter. Secara tidak sadar, budayalah
yang menciptakan warna sikap dari masyarakatnya.
d.
Media Massa
e.
Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
Sistem dalam lembaga pendidikan dan lembaga agama
memiliki pengaruh dalam pembentukan sikap terhadap pendidikan
karakter. Hal tersebut dikarenakan kedua lembaga tersebut meletakkan
dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Dasar
pengertian dan konsep moral yang didapat oleh individu dapat
mempengaruhi
baik-buruknya
tanggapan
individu
terhadap
pendidikan karakter.
f.
Faktor Emosional
Kadang suatu sikap merupakan hasil dari penyaluran emosi
frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan diri dari
individu. Sikap yang dihasilkan dari emosi tersebut biasanya hanya
sementara. Akan tetapi ada juga yang lebih persisten. Contohnya
bentuk sikap yang didasari faktor emosional adalah prasangka.
Seseorang yang memiliki prasangka bahwa pendidikan karakter
adalah usaha yang akan sia-sia mungkin saja adalah hasil dari rasa
tidak yakinnya terhadap pendidikan karakter.
a.
Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor pembentuk sikap terhadap
pendidikan karakter yang stimulusnya berasal dari diri individunya
sendiri. Faktor internal sikap terhadap pendidikan karakter adalah
keinginan, pengalaman pribadi individu mengenai pendidikan karakter
dan kepribadian individu itu sendiri.
b.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang membentuk sikap,
dimana stimulus berasal dari luar individu. Faktor-faktor eksternal
pembentuk sikap terhadap pendidikan karakter adalah Informasi yang
diterima dari media massa maupun orang lain, pengaruh orang yang
dianggap penting, afiliasi kelompok yang berasal dari lembaga
pendidikan dan lembaga agama, serta kebudayaan.
B.
Pendidikan Karakter di Universitas Sanata Dharma
1.
Tujuan Pendidikan Karakter di Universitas Sanata Dharma
a.
Bagi Mahasiswa :
1)
Mahasiswa memiliki karakter yang khas sebagai alumni USD,
yaitu utuh dan tajam dalam kompetensi (competence), suara hati
(conscience) dan hasrat bela rasa (compassion).
2)
Mahasiswa mampu berkembang dalam aspek profesional-akademik
dan karakter secara seimbang sehingga memiliki kualifikasi yang
diperlukan untuk menjawab tantangan jaman.
3)
Mahasiswa mampu mengambil peran sebagai pemimpin di tengah
masyarakat di manapun berada.
b.
Bagi Dosen :
1)
Dosen semakin terlibat dalam upaya untuk mengembangkan
karakter mahasiswa.
2)
Dosen mampu mengembangkan karakter diri dan sekaligus
menjadi inspirasi bagi mahasiswanya.
c.
Bagi Universitas Sanata Dharma :
2.
Nilai-nilai yang Dikembangkan
a.
Competence
Competence dimaknai sebagai kemampuan akademik yang
memadukan unsur-unsur pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
b.
Conscience
Conscince dimaknai sebagai kemampuan memahami alternatif
dan menentukan pilihan seperti baik-buruk dan benar-salah.
c.
Compassionate
Compassion dimaknai sebagai kemauan untuk berbela rasa
pada sesama dan lingkungan.
3.
Pedagogi Ignasian
Dalam usaha untuk mencapai tujuan tersebut USD menggunakan
spiritualitas Ignasian sebagai dasar dalam praktek pendidikannya.
Spiritualitas Ignasian yang diaplikasikan dalam proses pendidikan dapat
disebut sebagai pedagogi Ignasian.
Dalam penerapan model pembelajaran dengan pendekatan
Pedagogi Ignasian terdapat unsur-unsur pokok yang dilaksanakan, yaitu :
a.
Konteks
Mahasiswa
diajak
untuk
mencermati
konteks-konteks
hidupnya. Hal tersebut untuk mengenali faktor-faktor yang berpotensi
mendukung atau menghambat proses pembelajaran yang akan
dialaminya. Sedangkan dosen memulai proses pembelajaran dengan
memahami konteks-konteks mahasiswanya.
b.
Pengalaman
Mahasiswa diajak
mencari pemahaman
baru dengan
melakukan perbandingan, kontras, evaluasi, analisis, dan sintesis atas
semua kegiatan mental serta psikomotorik untuk memahami realitas
secara lebih baik.
c.
Refleksi
Refleksi berarti mengadakan pertimbangan seksama dengan
menggunakan daya ingat, pemahaman, imajinasi, dan perasaan
menyangkut bidang ilmu, pengalaman, ide, tujuangan yang diinginkan
atau reaksi spontan untuk menangkap makna dan nilai hakiki dari apa
yang dipelajari.
d.
Tindakan
e.
Evaluasi
Dalam pencapaian tujuan pendidikan Jesuit, perlu dilakukan
evaluasi yang menyeluruh pada aspek pengetahuan, perkembangan
sikap, penentuan prioritas, dan tindakan-tindakan yang selaras dengan
tujuan pendidikan Jesuit.
4.
Model Pendidikan Karakter di Universitas Sanata Dharma
Pendidikan karakter di USD dilakukan dengan mengintegrasikan
nilai-nilai yang dikembangkan dan spiritualitas ignasian kedalam
kegiatan kurikuler, kokurikuler, dan ekstra kurikuler.
a.
Pengembangan Karakter dengan Kegiatan Kurikuler
Kegiatan kurikuler yang menjadi sarana pengembangan
karakter mahasiswa adalah dengan pembelajaran berbasis pedagogi
Ignasian, contohnya adalah mata kuliah Pengembangan Kepribadian
(MPK) dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) atauKuliah Kerja Praktek
(KKP) atau ServiceLearning Program (SLP) dan Praktek Pengalaman
Lapangan (PPL) untuk mahasiswa FKIP.
b.
Pengembangan Karakter dengan Kegiatan Kokurikuler
c.
Pengembangan Karakter dengan Kegiatan Ekstra Kurikuler
USD menyediakan kegiatan-kegiatan ekstra kurikulrt yang
menyentuh wilayah pengembangan karakter mahasiswanya. Kegiatan
tersebut antara lain adalah kegiatan organisasi maupun kegiatan
pengembangan
kecakapan
(olahraga,
musik,
fotografi
dan
sebagainya).
C.
Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
1.
Definisi Mahasiswa
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
(2005)
mendefinisikan
mahasiswa sebagai orang yang belajar di perguruan tinggi. Supratiknya
(2006) menyatakan bahwa mahasiswa memiliki peran sebagai pencetus
pembaharuan sosial-politik ke arah terbentuknya tata masyarakat yang
lebih adil dan manusiawi ditengah lingkungannya. Setelah lulus dari
perguruan tinggi, mahasiswa diharapkan membawa perubahan.
Perubahan yang diharapkan adalah tata masyarakat yang lebih adil dan
manusiawi. Sesuatu yang lebih adil dan manusiawi memiliki makna
moralitas. Dengan kata lain setelah lulus mahasiswa memiliki peran
sebagai agen moral.
2.
Definisi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
jurusan. Sedangkan keguruan memiliki arti hal-hal yang menyangkut
dengan pengajaran, pendidikan, dan metode pengajaran (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2005). Lalu pada bagian sebelumnya telah dibahas
definisi mengenai pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses atau
kegiatan yang menuntun anak-anak untuk memiliki kecakapan intelektual
dan emosional yang akan menarik mereka keluar sebagai manusia dan
anggota masyarakat yang tertata. Dengan kata lain Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan adalah bagian dari perguruan tinggi yang
mempelajari hal-hal yang menyangkut proses atau kegiatan pengajaran
dan pengetahuan guna melatih kecakapan intelektual dan emosional.
3.
Definisi Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Berdasarkan penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa
mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan adalah orang yang
belajar mengenai proses atau kegiatan pengajaran dan pengetahuan guna
melatih kecakapan intelektual dan emosional pada perguruan tinggi.
D.
Sikap Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan terhadap
Pendidikan Karakter
membentuk sikap mahasiswa FKIP terhadap pendidikan karakter. Sikap
mahasiswa FKIP terhadap pendidikan karakter tentu saja berbeda antar
mahasiswa.
Perbedaan sikap tersebut disebabkan oleh faktor internal dan
eksternal berdasarkan teori dari Krech, Crutchfield, dan Ballachey (1962)
dan Azwar (1995). Faktor internal adalah keinginan, pengalaman pribadi,
kepribadian dan faktor emosional. Sedangkan faktor eksternal adalah
Informasi yang diterima dari media massa maupun orang lain dan afiliasi
kelompok yang berasal dari kebudayaan, lembaga pendidikan dan lembaga
agama. Faktor-faktor tersebutlah yang membuat perbedaan sikap pada
mahasiswa FKIP.
Dalam upaya memenuhi keinginannya mahasiswa mengembangkan
sikap menyukai (positif) dan tidak menyukai (negatif) pada objek psikologis
yang dihadapi dalam hal ini adalah pendidikan karakter. Berdasarkan hal
tersebut
jika
mahasiswa
memang
memiliki
keinginan
untuk
mengembangkan karakter, maka ia akan memiliki sikap positif terhadap
pendidikan karakter. Akan berbeda dengan mahasiswa yang hanya ingin
bekerja sebagai guru untuk mendapatkan gaji atau mungkin terpaksa.
Mereka akan mengembangkan sikap negatif terhadap pendidikan karakter.
dengan positif akan memungkinkan untuk memiliki tanggapan yang positif
juga. Tanggapan yang memungkinkan seperti terlibat lebih jauh, turut
mempraktekan dalam kehidupan sehari-hari dan sebagainya.
Sikap mahasiswa FKIP USD terhadap pendidikan karakter sering
kali mencerminkan kepribadiannya. Pendirian terhadap pendidikan karakter
merupakan
ekspresi
dari
kecenderungan
yang
tertanam
dalam
kepribadiannya.
Misalnya
seorang
mahasiswa
yang
memiliki
kecenderungan egosentris. Dia mungkin saja menolak sama sekali untuk
tidak mengetahui maupun mengimplementasikan pendidikan karakter
karena memang dia memiliki kecenderungan dimana dia memusatkan pada
dirinya sendiri.
Sikap yang dihasilkan dari faktor emosional seringkali bersifat
sementara walaupun ada yang persisten. Contoh bentuk sikap yang didasari
faktor emosional adalah prasangka. Mahasiswa FKIP USD yang memiliki
prasangka bahwa pendidikan karakter tidak akan berhasil dalam usaha
memperbaiki bangsa, memungkinkan bahwa perilakunya akan menolak
terlibat lebih jauh.
informasi tentang pendidikan karakter. Sikap negatif bisa saja muncul
karena kurangnya atau tidak adanya informasi yang benar mengenai
pendidikan karakter (Azwar, 1995).
Kebudayaan dimana kita tinggal memiliki pengaruh yang besar
terhadap sikap mahasiswa FKIP USD tinggal. Kebudayaan menetapkan
garis-garis batasan dan konsep moral yang berlaku. Kebudayan Indonesia
salah satunya adalah kolektivisme. Budaya kolektif membuat kita cenderung
memiliki sikap yang sama dengan yang lainnya. Dalam budaya kolektif
mahasiswa FKIP memungkinkan memiliki sikap yang positif terhadap
pendidikan karakter jika yang lainnya juga begitu.
Sikap mahasiswa FKIP USD terhadap pendidikan karakter dapat
juga dibentuk oleh keyakinan, nilai dan norma kelompok yang diikutinya.
Lembaga pendidikan dan lembaga agama adalah contoh kelompok yang
diikuti oleh mahasiswa FKIP USD. Kedua lembaga tersebut memasukan
idenya tentang benar dan salah serta ajaran-ajaran dan batasan-batasan.
Sehingga kedua lembaga tersebut memberikan kontribusi dalam
perkembangan sikap mahasiswa FKIP.
pendidikan karakter, menjadi anggota dari kelompok atau budaya yang
mendukung pendidikan karakter, maka akan mengembangkan sikap positif
terhadap pendidikan karakter.
E.
Pertanyaan Penelitian
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif.
Penelitian kuantitati deskriptif menggunakan sampel atau populasi yang ada
untuk mencoba mengungkapkan deskripsi yang tepat dan cukup dari
aktivitas, objek, proses atau manusia yang menjadi fokus penelitian
(Sulistyo & Basuki, 2006). Deskripsi atau gambaran dirangkum dengan
sistematis, faktual dan akurat. Deskripsi tersebut mengenai fakta-fakta dan
sifat-sifat pada sampel atau populasi yang dimaksud (Narbuko & Achmadi,
2007).
Pada penelitian deskriptif ini tujuan yang ingin dicapai adalah
memberikan gambaran sikap terhadap pendidikan karakter pada mahasiswa
FKIP di Universitas Sanata Dharma.
B.
Identifikasi Variabel Penelitian
C.
Definisi Operasional
Variabel pada penelitian ini adalah variabel tunggal, yaitu sikap
terhadap pendidikan karakter. Sikap terhadap pendidikan karakter adalah
proses mental yang melibatkan kognitif (kepercayaan), afektif (perasaan),
dan konatif (kecenderungan berperilaku) dalam menentukan penilaian
evaluatif dan kecenderungan respon individu terhadap pendidikan karakter.
Sikap terhadap pendidikan karakter diukur dengan menggunakan
skala sikap terhadap pendidikan karakter. Berdasarkan dari skor pada skala
tersebut dapat dilihat kecenderungan sikap positif atau negatif. Semakin
tinggi skor pada skala, maka sikap terhadap pendidikan karakter semakin
positif. Sebaliknya, jika skor pada skala semakin rendah, maka sikap
terhadap pendidikan karakter juga semakin negatif.
D.
Subjek Penelitian
Sample penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma baik laiki-laki maupun perempuan.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang
terbagi dalam beberapa Jurusan dan Program Studi sebagai berikut :
1.
Jurusan Ilmu Pendidikan (JIP)
a.
Program Studi Bimbingan dan Konseling (BK)
b.
Program Studi Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
(IPPAK)
2.
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni (JPBS)
a.
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI)
b.
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
(PBSID)
3.
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (JPIPS)
a.
Program Studi Pendidikan Akuntansi (PAK)
b.
Program Studi Pendidikan Ekonomi (PE)
c.
Pendidikan Sejarah (PSej)
4.
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(JPMIPA)
a.
Program Studi Pendidikan Fisika (PFis)
b.
Program Studi Pendidikan Matematika (PMat)
c.
Program Studi Pendidikan Biologi (PBio)
Sample penelitian ditentukan menggunakan teknik convenience
sampling, yaitu penentuan sampel berdasarkan kecocokan dengan dengan
E.
Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1.
Membuat alat ukur berupa skala sikap terhadap pendidikan karakter
dengan menggunakan metode summated rating.
2.
Melakukan uji coba alat ukur pada sampel yang memiliki kriteria sama
dengan sampel yang akan dijadikan subjek penelitian.
3.
Melakukan uji validitas dan reliabilitas untuk menganalisis item-item
sehingga didapatkan item-item yang valid dan reliable.
4.
Menentukan subjek penelitian yang kemudian diberikan alat ukur yang
sudah diuji validitas dan reliabilitasnya.
5.
Menganalisis data yang didapatkan.
6.
Membuat kesimpulan berdasarkan analisi yang dilakukan.
F.
Metode Pengumpulan Data Penelitian
1.
Skala Sikap terhadap Pendidikan Karakter
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode skala. Skala psikologi mengungkap konstrak atau konsep
psikologis yang dapat menggambarkan aspek kepribadian individu
(Azwar, 1999).
pendidikan karakter. Peneliti menyusun sendiri skala dengan mengacu
pada indikator yang berasal dari teori yang telah dijabarkan. Skala sikap
disusun dengan menggunakan skala likert yang telah disesuaikan dengan
objek psikologis yang akan diteliti.
Tabel 1.
Indikator Aspek Penelitian.
Kognitif
Favorable
Unfavorable
1.
Pendidikan karakter melatih
siswa untuk memaksimalkan
waktu.
1.
Pendidikan
karakter
membentuk siswa menjadi
berkualitas secara moral.
2.
Pendidikan karakter melihat dan
memaksimalkan potensi diri
siswanya.
2.
Pendidikan karakter melatih
siswa
untuk
membuat
keputusan sendiri.
3.
Pendidikan karakter melatih
siswa untuk bekerja sama
dengan orang lain.
3.
Pendidikan karakter melatih
siswa
kecakapan
dalam
menyelesaikan masalah.
4.
Pendidikan karakter melatih
siswa untuk memiliki kebiasaan
menghargai orang lain.
4.
Pendidikan karakter melatih
siswa untuk menentang
hal-hal yang salah.
5.
Pendidikan karakter membentuk
karakter positif pada siswa.
5.
Pendidikan
karakter
mampu
memahami
orang
lain.
6.
Pendidikan karakter menuntun
siswa untuk memiliki pendirian.
6.
Pendidikan
karakter
menuntun siswa untuk perduli
pada orang lain.
7.
Pendidikan karakter menuntun
dan melatih siswa untuk
bertanggung jawab.
7.
Pendidikan
karakter
menuntun
siswa
untuk
menjalankan nilai-nilai etika.
8.
Pendidikan karakter menuntun
siswa untuk menjadi warga
negara yang baik.
8.
Pendidikan karakter melatih
siswa untuk menentang
hal-hal yang salah.
9.
Seluruh elemen sekolah harus
menghayati dan mengamalkan
perilaku bermoral.
9.
Pendidikan karakter adalah
usaha semua personel sekolah
dan bekerja sama dengan
orang tua.
Afektif
Favorable
Unfavorable
1.
Pendidikan karakter melatih
siswa untuk bekerja sama
dengan orang lain
1.
Pendidikan karakter melatih
siswa untuk memaksimalkan
waktu.
2.
Pendidikan karakter menuntun
siswa untuk memiliki pendirian.
3.
Pendidikan karakter menuntun
dan melatih siswa untuk
bertanggung jawab.
3.
Pendidikan karakter melatih
siswa untuk memiliki
kebiasaan menghargai orang
lain.
4.
Pendidikan karakter menuntun
siswa untuk menjadi warga
negara yang baik.
4.
Pendidikan karakter
membentuk karakter positif
pada siswa.
5.
Seluruh elemen sekolah harus
menghayati dan mengamalkan
perilaku bermoral.
5.
Pendidikan karakter
membentuk siswa menjadi
berkualitas secara moral.
6.
Pendidikan karakter menuntun
siswa untuk perduli pada orang
lain.
6.
Pendidikan karakter melatih
siswa untuk membuat
keputusan sendiri.
7.
Pendidikan karakter menuntun
siswa untuk menjalankan
nilai-nilai etika.
7.
Pendidikan karakter melatih
siswa kecakapan dalam
menyelesaikan masalah.
8.
Pendidikan karakter melatih
siswa untuk menentang hal-hal
yang salah.
8.
Pendidikan karakter melatih
siswa untuk menentang
hal-hal yang salah.
9.
Pendidikan karakter adalah
usaha semua personel sekolah
dan bekerja sama dengan orang
tua.
Konatif
Favorable
Unfavorable
1.
Pendidikan karakter menuntun
siswa untuk menjadi warga
negara yang baik.
1.
Pendidikan karakter melatih
siswa untuk bekerja sama
dengan orang lain
2.
Seluruh elemen sekolah harus
menghayati dan mengamalkan
perilaku bermoral.
2.
Pendidikan karakter
menuntun siswa untuk
memiliki pendirian.
3.
Pendidikan karakter menuntun
siswa untuk perduli pada orang
lain.
3.
Pendidikan karakter
menuntun dan melatih siswa
untuk bertanggung jawab.
4.
Pendidikan karakter menuntun
siswa untuk menjalankan
nilai-nilai etika.
4.
Pendidikan karakter
membentuk karakter positif
pada siswa.
5.
Pendidikan karakter melatih
siswa untuk menentang hal-hal
yang salah.
5.
Pendidikan karakter
membentuk siswa menjadi
berkualitas secara moral.
6.
Pendidikan karakter menuntun
siswa untuk mampu memahami
orang lain.
6.
Pendidikan karakter melatih
siswa untuk membuat
keputusan sendiri.
7.
Pendidikan karakter melatih
siswa untuk memaksimalkan
waktu.
8.
Pendidikan karakter melihat dan
memaksimalkan potensi diri
siswanya.
8.
Pendidikan karakter melatih
siswa untuk menentang
hal-hal yang salah.
9.
Pendidikan karakter melatih
siswa untuk memiliki kebiasaan
menghargai orang lain.
9.
Pendidikan karakter adalah
usaha semua personel sekolah
dan bekerja sama dengan
orang tua.
Pernyataan-pernyataan dalam skala disusun menjadi pernyataan
favorable dan pernyataan unfavorable. Pada setiap pernyataan terdapat 4
alternatif jawaban yaitu “Sangat Setuju” (SS), “Setuju” (S), “Tidak
Setuju” dan “Sangat Tidak Setuju” (STS). Empat kategori
jawaban
Tabel 2.
Skor Alternatif Jawaban.
Alternatif Jawaban
Skor
Favorable
Unfavorable
Sangat Setuju (SS)
4
1
Setuju (S)
3
2
Tidak Setuju (TS)
2
3
Sangat Tidak Setuju
(STS)
1
4
2.
Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan bahwa alat ukur
benar-benar mengukur apa yang diukur (Noor, 2011). Suatu alat ukur
dinyatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut
menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai
dengan maksud pengukuran (Azwar, 2003).
Uji validitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah
menggunakan validitas isi. Validitasi isi adalah validitas yang diselidiki
lewat pengujian isi tes dengan analisis rasional atau professional
judgement yang dilakukan orang yang sudah ahli. Dalam penelitian ini
3.
Reliabilitas
Reliabilitas mengacu kepada konsistensi atau keterpercayaan hasil
ukur dimana hasil ukur mengandung makna kecermatan pengukuran
(Azwar, 2009). Pengukuran yang tidak reliable akan menghasilkan skor
yang tidak dapat dipercaya.
Penelitian ini mengukur reliabilitas dengan menghitung koefisian
reliabilitas alpha dari Cronbach menggunakan SPPS. Koefisien
reliabilitas berada dalam rentang 0 sampai dengan 1. Jika koefisien
reliabilitas mendekati 1 maka reliabilitas semakin tinggi. Sebaliknya jika
koefisien reliabilitas mendekati 0 maka reliabilitasnya semakin rendah
dengan kata lain skala tidak dapat dipercaya dalam mengukur sikap
terhadap pendidikan karakter.
maka skala sikap terhadap pendidikan karakter bersifat reliabel atau
dapat dipercaya.
4.
Seleksi Item
Seleksi item dilakukan dengan menggunakan data hasil uji coba
kepada 54 subjek dengan karakteristik sama dengan sampel yang akan di
teliti. Kualitas item dilihat dengan menganalisis tiap item menggunakan
daya diskriminasi item. Daya diskriminasi item adalah sejauh mana item
mampu membedakan antara individu kelompok individu yang memiliki
dan tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2009). Dengan kata lain
item harus mampu membedakan mana subjek yang memiliki sikap positif
terhadap pendidikan karakter dan mana subjek yang memiliki sikap
negatif.
Parameter dari daya diskriminasi item adalah berupa koefisien
korelasi item total (r
ix). Koefisian korelasi item total (r
ix) tersebut
memperlihatkan kesesuaian fungsi item dengan fungsi skala dalam
mengungkapkan perbedaan individual (Azwar, 2009). Pemilihan item
dilakukan berdasarkan batasan korelasi item total r
ix≥ 0, 30. Hal tersebut
Tabel 3.
Blue Print
dan Sebaran Item Skala Uji Coba “Sikap terhadap Pendidikan
Karakter”.
Aspek Sikap
Sebaran Item
Total
Favorable
Unfavorable
Kognitif
3, 6, 16, 23,
26, 34, 40, 45,
50,
1, 8, 18, 20,
22, 39, 41, 48,
52
18
Afektif
10, 12, 15, 17,
28, 30, 33, 46,
49
2, 5, 7, 11, 27,
31, 36, 42, 44
18
Konatif
4, 14, 21, 25,
29, 32, 38, 43,
51
9, 13, 19, 24,
35, 37, 47, 53,
54
18
TOTAL
54
Tabel 4.
Blue Print
dan Sebaran Item Skala Penelitian“Sikap terhadap Pendidikan
Karakter”.
Aspek Sikap
Sebaran Item
Total
Favorable
Unfavorable
Kognitif
2, 10, 17, 20,
26, 31, 36, 41
12, 14, 16, 30,
32, 39, 43
15
Afektif
5, 11, 18, 23,
25, 37, 40
1, 3, 7, 9, 21,
24, 27, 35
15
Konatif
13, 15, 19, 29,
33, 34,42
4, 6, 8, 22, 28,
38, 44, 45
15
TOTAL
45
G.
Teknik Analisis Data
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma. FKIP Universitas Sanata Dharma
berdiri sejak tahun 17 Desember 1955. Pada awalnya FKIP Universitas
Sanata Dharma merupakan IKIP Sanata Dharma. Melalui beberapa kali
pergantian nama, IKIP Sanata Dharma disahkan menjadi sebuah universitas
dengan SK Mendikbud No.46/D/O/1993. Hal tersebut menjadikan IKIP
yang sebelumnya lembaga sendiri menjadi fakultas dalam Universitas
Sanata Dharma.
Tabel 5.
Deskripsi Jenis Kelamin Subjek
Jenis Kelamin
Jumlah
Perempuan
195
Laki-laki
75
Total
270
B.
Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan data dimulai pada tanggal 27 Mei sampai dengan
tanggal 31 Mei 2013. Awalnya pengambilan data direncanakan
menggunakan pengambilan data secara formal. Pengambilan data secara
formal dilakukan di dalam ruang kelas dengan diberi ijin oleh dosen
pengampu mata kuliah. Namun, peneliti hanya dapat menemui dan
memperoleh ijin dari 3 dosen pengampu dari program studi yang berbeda.
Sehingga peneliti melaksanakan pengambilan data secara informal.
C.
Hasil Penelitian
1.
Uji Normalitas Penelitian
Suatu data dikatakan berasal dari populasi yang distribusinya
normal jika nilai signifikansinya lebih besar dari alpha 0.05 (p > 0.05).
Sebaliknya, jika nilai signifikansi yang didapat lebih kecil dari alpha 0.05
(p < 0.05) maka data tersebut berasal dari populasi yang sebarannya tidak
normal. Perhitungan uji nomalitas pada penelitian ini dilakukan dengan
SPSS for Windows version 16. Berikut hasil perhitungannya :
Tabel 6.
Uji Normalitas data dengan teknik Kolmogorov-Smirnov.
Total Skor
N
270
Normal Parameters
aMean
147.65
Std. Deviation
14.337
Most Extreme Differences
Absolute
.056
Positive
.055
Negative
-.056
Kolmogorov-Smirnov Z
.921
Asymp.Sig. (2-tailed)
.364
2.
Analisis Deskriptif Penelitian
Analisis data penelitian ini dilakukan dengan metode statistik
dekriptif. Metode ini menghasilkan perhitungan yang sederhana berupa
nilai minimum dan maksimum teoritik, mean teoritik dan standar deviasi.
Berikut adalah tahap perhitungannya :
X (Nilai) minimum teoritik :
X minimum teoritik = Jumlah item x Skor terendah yang
mungkin didapat subjek pada skala
X minimum teoritik = 45 x 1
= 45
X maksimum teoritik :
X maksimum teoritik = Jumlah item x Skor tertinggi yang
mungkin didapat subjek pada skala
X maksimum teoritik = 45 x 4
= 180
Range :
Range = Luas jarak sebaran antara nilai maksimum dan nilai
minimum
Mean ( ) teoritik :
= Rata-rata teoritik dari X maksimum dan X minimum
= X maksimum + X minimum
2
= 180 + 45 = 225 = 112.5
2 2
Standar Deviasi
SD = Range : 6 (satuan deviasi yang dibagi dalam 6)
SD = Range = 135 = 22.5
6 6
Tabel 7.
Hasil Analisis Deskriptif.
Parameter Statistik
Nilai Teoritik
Nilai Empirik
N
270
270
Skor Minimum
46
106
Skor Maksimum
180
180
Range
135
74
Mean
112.5
147.65
SD
22.5
14.377
Berdasarkan perhitungan diatas, maka didapatkan hasil bahwa
mean empirik sebesar 147.65. Mean empirik yang didapatkan lebih besar
dari mean teoritik yang hanya 112.5. Hal tersebut menunjukan bahwa
sikap tehadap pendidikan karakter pada mahasiswa FKIP USD
cenderung positif.
3.
Uji One Sample T-Test Penelitian
Tabel 8.
Uji Statistik One Sample T-Test.
Test Value = 112,5
95%
Confidence
Interval of the
Difference
t
df
Sig.
(2tailed)
Mean
Difference
Lower
Upper
TotalSkor 40.288
269
.00
35.152
33.43
36.87
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh Sig.2-tailed sebesar 0.00 (p<0,05).
Sehingga terdapat perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dan
mean empirik.
4.
Frekuensi Skor Setiap Aspek Sikap
Tabel 9.
Frekuensi Skor Setiap Aspek Sikap.
Aspek
Skor
Frekuensi
Percen
Kognitif
1
39
1%
2
159
3.9%
3
2299
56.8%
4
1553
38.3%
Afektif
1
76
1.9%
2
207
5.1%
3
2349
58%
4
1418
35%
Konatif
1
55
1.4%
2
251
6.2%
3
2342
57.8%
4
1402
34.6%
D.
Pembahasan
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa sikap mahasiswa FKIP
USD terhadap pendidikan karakter adalah positif. Hal tersebut ditunjukan
oleh hasil mean empirik yang lebih besar dari mean teoritik, yaitu mean
empirik 147.65 lebih besar daripada mean teoritik 112.5.
internal berasal dari diri individunya sendiri sehingga tidak dapat diungkap
dalam penelitian ini. Faktor eksternal yang mempengaruhi sikap positif
mahasiswa adalah afiliasi dari FKIP, konformitas hasil kebudayaan, dan
informasi yang diterapkan pada mahasiswa FKIP USD.
Sikap positif mahasiswa FKIP USD terhadap pendidikan karakter
dibentuk oleh afiliasi dari FKIP. Afiliasi tersebut dilakukan dengan adanya
strategi pengembangan karakter pada mahasiswanya terlebih dahulu.
Pe