FAKTOR
–
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN
PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DI BANK
TABUNGAN NASIONAL Tbk CABANG SURABAYA
SKRIPSI
Oleh : MarishaKhanida 1013010167 / FE / EA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN”
SKRIPSI
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SURABAYA
DisusunOleh :
MARISHA KHANIDA 1013010167/FE/EA
telahdipertahankandihadapan danditerimaoleh Tim PengujiSkripsi ProgdiAkuntansiFakultasEkonomidanBisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur
padatangga 28 Februari 2014
Pembimbing : Tim Penguji :
PembimbingUtama Ketua
Dr. Hero Priono, SE, M.Si, CA Dr. Hero Priono, SE, M.Si, AK, CA
Sekretaris
Drs. Sjafi’i, MM, Ak
Anggota
Drs. Ec. R. SjariefHidajat, M.Si
Mengetahui
DekanFakultasEkonomidanBisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
JawaTimur
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat sertahidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi dengan sebaik - baiknya.
Laporan ini disusun dengan berdasarkan hasil penelitian pada Bank
Tabungan Negara cabang Surabaya. Adapun tujuan dari skripsi laporan ini secara
umumn yaitu agar penulis dapat merasakan dunia kerja secara nyata dan mengenal
lebih luas permasalahan yang berkaitan dengan kredit pada umumnya, perbankan
khususnya.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur. SE, MM, selaku Dekan Fakultas
EkonomidanBisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.
3. Bapak Dr. Hero Priono, SE, MSI, Ak Selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur dan selaku Dosen Pembimbing yang telah menuntun dan
mengarahkan penulis untuk menyempurnakan penelitian ini.
5. Orang tua ( Nur’ aini dan Imam Edy Utomo ) tercinta yang senantiasa
memberikan motivasi, doa serta kasih saying yang senantiasa mendampingi
penulis, tanpa mereka penulis tidak akan bias merampungkan penelitian ini.
6. Untuk Bpk. Mulyanto Chaniago selaku orang tua angkat yang selalu
memberkan dukungan, motivasi serta bersedia membantu penulis dalam
penyelesaian Skripsi.
7. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi
terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap saran dan kritik membangun dari pembaca dan pihak lain.
Akhir kata, Peneliti berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.
Salam hormat.
Surabaya, 28 Maret 2014
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
ABSTRAKSI ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 7
2.2 Landasan Teori ... 9
2.2.1 Kredit ... 9
2.2.1.1 Pengertian Kredit ... 9
2.2.1.3 Fungsi Kredit ... 17
2.2.2. Pendapatan ... 19
2.2.3. Agunan Kredit ... 20
2.2.4. Angsuran ... 21
2.2.5. Pengaruh Pendapatan Terhadap Keputusan Pemberian Kredit... 21
2.2.6. Pengaruh Angunan Terhadap Keputusan Pemberian Kredit... 22
2.2.7. Pengaruh Angsuran Terhadap Keputusan Pemberian Kredit... 23
2.2.7 Kerangka Berpikir ... 23
2.3 Hipotesis ... 24
BAB III METODE PENELITIAN ... 25
3.1 Objek Penelitian……….. 25
3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 26
3.3 Tehnik Pengumpulan Sample ... 28
3.3.1. Populasi ... 28
3.3.2. Sample ... 29
3.4. Tehnik Pengumpulan Data ... 30
3.4.1. Jenis Data ... 30
3.5. Tehnik Analisis dan Uji Hipotesis ... 31
3.5.1. Tehnik Analisis ... 31
3.5.1.1 Uji Normalitas ... 31
3.5.1.2 Uji Asumsi Klasik ... 32
3.5.1.3 Uji Linier Berganda ... 33
3.5.2. Uji Hipotesis ... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37
4.1 Gambaran Umum Perusahaan……… 37
4.2 Deskripsi Data Penelitian ... 42
4.3 Analisis Hasil Pengolahan Data ... 45
4.3.1. Uji Normalitas ... 45
4.3.2. Uji Asumsi Klasik ... 46
4.3.3. Regresi Linier Berganda ... 48
4.3.4. Uji F ... 50
4.3.5. Uji T ... 51
4.4. Pembahasan ... 52
4.4.1. Implikasi Hasil Penelitian ... 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 58
5.1 Kesimpulan……… ... 58
5.2 Saran ... 58
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Deskripsi Variabel Penelitian……… 42
Tabel 4.2 Hasil Uji Noermalitas ……… 45
Tabel 4.3 Hasil Nilai VIF……… 46
Tabel 4.4 Hasil Uji Rank Sprearman………. 47
Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi Linea Berganda……… 48
Tabel 4.6 Uji F……… 50
Tabel 4.7 Nilai R2 ……… 51
Tabel 4.8 Uji T……… 51
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Pemberian Kredit Pemilikan Rumah BTN Tbk Cabang
Magetan Periode Januari – November 2013
Lampiran 2: Output Uji Normalitas
Lampiran 3: Input Regresi Linier Berganda
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DI BANK TABUNGAN
NEGARA Tbk CABANG SURABAYA
Oleh:
Marisha Khanida
Abstrak
Bank yang merupakan lembaga keuangan yang berperan sdalam
memberikan kredit dan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran yang
mudah. Oleh karena itu bank dapat mempengaruhi sebagian besar maju
mundurnya perkembangan perekonomian suatu Negara. Salah satu bank
pemerintah I ndonesia adalah Bank Tabungan Naegara ( BTN ) yang memberikan
fasilitas pinjaman berupa Kredit Pemilikan Rumah yang diperuntukkan bagi
masyarakan menengah kebawah dan menengah ke atas.
Variabel penelitian ini adalah pendapatan (x1), agunan (x2), angsuran (x3)
dan keputusan pemberian kredit pemilikan rumah (y). popolasi yang diguanakan
adalah permohonan kredit pemilikan rumah pada bulan Januari hingga November
2013 dengan kriteria nilai KPR >Rp.500.000.000. Jumlah sampel adalah 40
debitur dengan tehnik penarikan sampel purposive sampling . tehnik pengolahan
data yang diperoleh dalam penelitian menggunakan regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil analis regresi linier berganda, memberikan kesimpulan
bahwa hipotesis penelitian ini teruji kebenarannya, karena variabel pendapatan,
agunan dan angsuran terbukti berpengaruh positif terhadap keputusan pemberian
BAB 1
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Pembangunan dan perkembangan perkotaan di Kota Surabaya
memberikan dampak menjamurkan permukiman penduduk. Di mana
setiap tahun jumlah penduduk Kota Surabaya mengalami peningkatkan
signifikan yang disebabkan oleh semakin banyaknya perushaan industri
dimana hal tersebut sejalan dengan banyaknya pendatang yang mengadu
nasib di kota tersebut sehingga, membutuhkan adanya tempat tinggal
untuk menetap di Kota Surabaya yang layak dan terjangkau dalam alokasi
biaya pembelian rumah.
Saat ini pihak perbankan melirik adanya prospek bisnis perumahan
dengan melakukan kerjasama dengan pihak developer untuk melakukan
sebuah sistim kerjasama dengan pihak perbankan dalam mengelola sebuah
perumahan rakyat melalui kemudahan dan keringan untuk memiliki rumah
layak huni.
PT. Bank Tabungan Nasional tbk, melalui salah satu jenis produk
unggulan yang dimilikinya yaitu pemberian kredit perumahan dapat
menjadi solusi atas permasalahan tersebut. KPR ini dibedakan atas dua
jenjang dalam kepemilikan rumah yaitu Kredit Griya Utama ( KGU )
dimana KGU terbagi menjadi dua yaitu KGU Murni dan KGU Second,
Permohonan untuk mendapatkan KPR dengan melengkapi
syarat yaitu sertifikat ( SHGB ataupun SHM )- fotocopy, fotocopy IMB,
ktp, ksk, pasfoto terakhir, NPWP, slip gaji terakhir, surat nikah, SK,surat
keterangan kerja, perijinan usaha ( untuk wiraswasta ).
Bisnis perbankan merupakan bidang usaha yang kompetitif
mendorong meningkatkan kualitas pelayanannya ketingkat yang lebih baik
terhadap nasabah dibanding para pesaing. Bank dalam menjalankan
usahanya senantiasa mengacu pada optimalisasi penggunaan dan
pengelolaan dana yang dimiliki. Salah satu usaha yang dapat ditempuh
oleh bank dalam mengelola dan menyalurkan danaanya adalah melalui
kebijakan perkreditan. Fungsi perkreditan yang dilakukan bank merupakan
salah satu aspek penting dalam mewarnai dan menggairahkan kehidupan
perekonomian.Melalui kegiatan perkreditan, bank berusaha memenuhi
kebutuhan masyarakat bagi kelancaran usahanya dan kebutuhannya,
melalui kegiatan penyimpanan dana, bank berusaha menawarkan kepada
masyarakat akan keamanan dan kenyamanan serta jasa lain yang akan
diperoleh. Banyaknya nasabah yang membutuhkan dana dengan
menentukan dan memilih atternatif yang lebih banyak dan bank
berlomba-lomba menyalurkan kreditnya dengan disertai berbagai kemudahan dan
fasilitas.
Pertimbangan pemberian kredit, setiap bank haruslah mendapatkan
keyakinan bahwa kredit tersebut harus benar-benar dapat dimanfaatkan
diberikan merupakan alokasi dari dana - dana bank yang memiliki tingkat
resiko yang tinggi dibandingkan dengan aktiva lainnya. Ada kemungkinan
kredit yang diberikan kepada nasabah tidak dapat tertagih sehingga
menimbulkan tunggakan kredit pada perusahaan, oleh seba b itu
diperlukan prosedur yang efisien sehingga mencapai tingkat.
Menurut tinjauan empiris penelitian ada beberapa ketentuan yang
mengacu pada asas likiuditas, solvabilitas, rentabilitas, danprinsip 5C
yaituc Character, Capacity, Capital, Collateral danConditionyang secara
bersama – sama belum terimplementasikan dengan baik dalam
pengaplikasiannya di dalam memberikan kredit kepada calon debitur.
Pertimbangan character sangat diperlukan untuk mengetahui
watak, moral dan tanggung jawab dari debitur dalam memanfaatkan dan
menggunakan kredit yang diberikan sesuai dengan tingkat
pengembaliannya.
Capacity dari debitur juga menjadi suatu perhatian yang harus
dicermati oleh pihak kreditur di dalam memberikan pinjaman kepada
debitur sesuai dengan kapasitas kelayakan kredit yang dibutuhkan menurut
tingkat kegiatan usaha yang dimilikinya, agar tingkat pengembalian
dapatdi prediksikan tidak mengalami kendala atau hambatan.
Secara substansi, pihak bank khususnya kreditur seyogyanya dapat
memberikan penilaian terhadap nasabah yang memberikan Capital atau
Collateral merupakan bentuk penguat di dalam memberikan suatu
jaminan atas pinjaman kepada debitur sesuai dengan tingkat kepemilikan
agunan yang dimiliki oleh debitur di dalam melakukan pinjaman, baik
agunan tersebut sebagai jaminan pemberian modal maupun agunan
sebagai pengembalian modal atas kerugian yang dialami oleh debitur.
Selain yang telah disebutkan di atas, juga perlu dipertimbangkan
mengenai Condition yang memberikan berbagai ketidak pastian atas
berbagai kegiatan perkreditan bank. Kondisi yang dimaksud yaitu kondisi
sewaktu – waktu suatu daerah mengalami kondisi yang tidak kondusif
menyebabkan terjadinya penjarahan nilai aset-aset kredit, nuansa politik
yang tidak stabil, terjadinya krisis ekonomi yang mempengaruhi iklim
global bank.
Untuk mengetahui seberapa jauh kemungkinan calon
debitur memenuhi kewajiban dan mengatur kemampuannya
dalam melunasi hutang pokok dan bunga, serta sekaligu susaha
memperkecil resiko yang timbul dari pemberian kredit, maka sebelumnya
pihak bank akan melakukan analisis kredit yang menyangkut beberapa
aspek keuangan yaitu penghasilan, agunan, dan angsuran.
NO NAMA Pengajuan
Kredit
Penda-patan
Angsuran Agunan realisasi %
1 Rino 500.000.000 19.000.000 7.000.000 550.000.000 500.000.000 100%
2 Andi B 600.000.000 20.000.000 9.000.000 800.000.000 480.000.000 80%
3 Budi S 650.000.000 24.000.000 7.000.000 950.000.000 375.500.000 55%
4 Wiwin 800.000.000 30.000.000 12.041.000 1.000.000.
000
800.000.000 100%
5 Lisa M 900.000.000 48.000.000 17.000.000 1.500.000.
000
675.000.000 75%
Sumber data: www.btn.co.id yang telah diolah oleh peneliti
Dari latar belakang tersebut maka ingin dilakukan penelitian
dengan judul :
“faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan pemberian kredit
perumahan, di Bank Tabungan Nasional Tbk, cabang Surabaya
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut :
Apakah besarnya angsuran, anggunan, dan
penghasilan,berpengaruh terhadap jumlah pemberian kredit perumahan di
1.3. TujuanPenelitian
Adapuntujuanpenelitianadalahsebagaiberikut:
Untukmengujiapakah, angsuran, angunan, danpenghasilan,
berpengaruhterhadapkeputusankreditperumahan di BTN cabang Surabaya.
1.4. ManfaatPenelitian
Manfaat penelitian adalah sebagai berikut :
a. Bagi pendidikan
Sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi kemajuan studi dan
perkembangan ilmue konomi khususnya dibidang kredit dan sebagai
bahan refrensi penelitian dimasa yang akan datang.
b. Bagi pelaku usaha
Agar dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi lingkungan
dunia perbankan agar lebih baik lagi dalam menentukan criteria pemberian
kredit.
c. Bagi penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan para praktisi
tentang keputusan pemberian kredit rumah secara relevansinya dengan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang
dapat dipakai sebagai masukan serta bahan pengkajian berkaitan dengan
penelitian ini antara lain :
a. Nurvita Kanecha P. N ( 2010 )
1. Hipotesis
Diduga bahwa pendapatan perkapita, tingkat suku bunga, dan
jumlah rumah tangga mempengaruhi penyaluran kpr di BTN
Surabaya.
2. Hasil penelitian
Pendapatan perkapita, tingkat suku bunga, dan jumlah rumah
b. Aryo Bayu R ( 2011 )
1. Perumusan masalah
Apakah nilai pengajuan kredit, laba usaha, dan nilai jaminan kredit
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemberian kredit
investasi di bank CIMB NIAGA Tbk, cabang Mojokerto?
2. Hasil penelitian
a. Nilai pengajuan kredit, laba usaha, dan nilai jaminan kredit
mempunyai pengaruh yang nyata terhadap keputusan pemberian
kredit investasi di bank CIMB NIAGA Tbk, cabang Mojokerto.
b. Hasil pengolahan data nilai koefisien determinasi ( r2 )
menunjukkan bahwa nilai pengajuan kredit, nilai laba usaha dan
nilai jaminan kredit mempengaruhi keputusan pemberian kredit,
sedangkan faktor lain pengaruhnya sangat kecil
c. Penghasilan mempunyai pengaruh yang lebih dominan terhadap
keputusan pemberian kredit.
c. Deny Tri Susanto ( 2013 )
1. Perumusan masalah
Apakah laba usaha, dan jaminan berpengaruh terhadap jumlah
pemberian kredit investasi di BRI cabang Magetan
Laba usaha, dan jaminan berpengaruh terhadap terhadap jumlah
pemberian kredit investasi di BRI cabang Magetan
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Kredit
2.2.1.1. Pengertian kredit
Kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu “credere” yang berarti
kepercayaan danbahasa Latin “creditum” yang artinya kepercayaan
akan kebenaran. Oleh sebab itulah yang menjadi dasar dari kredit
adalah kepercayaan. Pengertian kredit dalambuku Seri Manajemen
Bank No. 5 (1997: 31) adalah penyediaan uang atau tagihanyang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu
dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan.
Selain itu, kredit juga bisa berarti kemampuan untuk melaksanakan
suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji
pembayarannya akan dilakukan atau ditangguhkan pada suatu jangka
waktu yang disepakati. Dalam pelaksanaan pemberian kredit dikenal
adanya prinsip 5C’s yang meliputi:
a. Character; pemberian kredit adalah atas dasar kepercayaan yaitu
adanya keyakinan dari pihak bank atau pemberi kredit bahwa peminjam
dan juga penuh rasa tanggung jawab dalam kehidupan pribadi
sebagaimanusia, anggota masyarakat, ataupun dalam menjalankan
kegiatanusahanya.
b. Capacity; yaitu suatu penilaian kepada calon debitur
mengenaikemampuan melunasi kewajiban-kewajibannya dari kegiatan
usaha yangdilakukannya atau kegiatan usaha yang akan dilakukan yang
akan dibiayai oleh kredit dari bank.
c. Capital; yaitu jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh
calon debitur.
d. Collateral; yaitu barang-barang jaminan yang diserahkan oleh
peminjam atau debitur sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya
e. Condition of economy; yaitu situasi dan kondisi sosial, politik,
ekonomi,budaya, dan lain-lain yang mempengaruhi keadaan
perekonomian suatu negara pada suatu saat atau pada kurun waktu
tertentu yang kemungkinannya akan dapat mempengaruhi kelancaran
usaha dari perusahaan yang memperoleh kredit.
Sebelum melaksanakan prinsip – prinsip perkreditan diatas dalam
pemberian suatu kredit, bank harus di dasarkan kebijaksanaan kredit
dengan memperhatikan 3 asas pokok :
a. Asas Likuiditas
Yaitu asas yang mengharuskan bank untuk tetap dapat menjaga
sangat parah yaitu hilangnya kepercayaan dari para nasabahnya atau
masyarakat luas.
b. Asas Solvabilitas
Yaitu menerima simpanan dana dari masyarakat dan disalurkan
dalam bentuk kredit
c. Asas Rentabilitas
Yaitu setiap kegiatan usaha akan selalu mengharapkan untuk
memperoleh laba, baik untuk mempertahankan eksistensinya maupun
untuk keperluan pengembangan usahanya.
Suatu kredit disamping memberikan manfaat juga memberikan
risiko yang besarapabila kredit yang diperoleh digunakan untuk:
- Usaha-usaha yang sifatnya spekulatif
- Usaha-usaha yang tidak direncanakan dan dikelola dengan baik
- Kebutuhan konsumtif
- Penggunaan yang tidak tepat (side streaming), misalnya kredit modal
kerja dalam bentuk tunai digunakan untuk disimpan dalam bentuk
deposito . Menurut Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 sebagaimana
telah diubah menjadi Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang
perbankan, disebutkan bahwa “kredit adalah penyediaan uang tagihan
atau yang dapat dipersamakan denganitu, berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan pinjaman antara Bank denganpihak lain yang
waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian
hasilkeuntungan”.
Menurut Siamat (1999), kredit digolongkan ke dalam 6 (enam)
bentuk yaitu:
1. Penggolongan kredit berdasarkan jangka waktu (maturity), antara
lain:
a. Kredit jangka pendek (short-term loan).
b. Kredit jangka menengah (medium-term loan)
c. Kredit jangka panjang (long-term loan).
2. Penggolongan kredit berdasarkan barang jaminan (collateral), antara
lain:
a. Kredit dengan jaminan (secured loan).
b. Kredit tanpa jaminan (unsecured loan).
3. Kredit berdasarkan segmen usaha, seperti otomotif, farmasi, tekstil,
makanan, konstruksi dan sebagainya.
4. Penggolongan kredit berdasarkan tujuannya, antara lain:
a. Kredit komersil (commercial loan), yaitu kredit yang diberikan
untuk memperlancar kegiatan usaha nasabah di bidang
perdagangan.
b. Kredit konsumtif (consumer loan), yaitu kredit yang diberikan
untuk memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif.
tinggal, membiayaipembelian kendaraan, dan lain-lain yang
bersifat konsumtif kepada individual. Pembayaran
angsuran-angsuran dan pelunasan kredit konsumtif bersumber dari
penghasilan atau gaji debitur.
Berikut jenis-jenis kredit konsumtif yang terdapat di bank - bank
pada umumnya, yaitu :
1. kredit pemilikan rumah (KPR) Pembelian rumah memang
belum tentu dikategorikan sebagai investasi, tapi paling tidak
bisa menambah jumlah aset. Investasi bertujuan untuk
mengumpulkan dan menambah aset. Walaupun tidak secara
produktif memberikan hasil langsung kepada pemilik, naiknya
harga tanah dan bangunan bisa membuat nilai aset bertambah.
Apalagi jika sarana dan prasarana di sekitar perumahan bertambah
lengkap, nilai rumah dan bangunan pasti akan cepat tinggi. Namun
untuk berinvestasi di bidang properti tidaklah mudah, oleh sebab
itu Analisis pengukuran individu yang menginginkan memiliki
rumah tetapi belum memiliki kemampuan yang cukup dapat
menggunakan fasilitas KPR yang ditawarkan Bank. KPR adalah
program pinjaman kredit Bank untuk digunakan sebagai dana
pembelian, renovasi, dan konstruksi rumah (rumah tinggal, rumah
toko, rumah kantor, apartemen, tanah) kepada debitur yang
memenuhi persyaratan. KPR merupakan pinjaman non-revolving
jangka waktunya panjang, bisa sepuluh hingga dua puluh tahun,
sebelum menjadi debitur , pihak bank akan melakukan BI checking
untuk mengetahui tinngkat likuiditas para calon debitur hal ini
sangat penting bagi para banker agar meminimalisir resiko kredit.
2. kredit pemilikan mobil (KPM) Pinjaman non-revolving
yang diberikan oleh Bank kepada debitur dengan jumlah,jangka
waktu, dan kondisi tertentu, guna pembelian kendaraan roda empat
(mobil) kepada debitur yang memenuhi persyaratan. KPM biasanya
berjangka waktu relatif pendek, yaitu antara satu sampai 5 tahun.
Jangka waktu yang relatif pendek tersebut disebabkan oleh umur
teknis danekonomis mobil yang juga relatif pendek serta tingkat
risiko kerusakan dan/ataukehilangan yang tinggi
3. kredit tanpa agunan (KTA) Pinjaman non-revolving yang
diberikan oleh Bank kepada debitur perorangan,umumnya
karyawan, dengan pengajuan secara berkelompok, guna
memenuhisegala macam keperluan seperti kebutuhan pembelian
barang konsumsi,pendidikan, wisata, renovasi rumah, atau
kebutuhan konsumtif lainnya namundalam skala kecil kepada
debitur yang memenuhi persyaratan tanpa perlumenyerahkan barang
untuk diagunkan (dijaminkan)..
c. Kredit produktif (productive loan), yaitu kredit yang diberikan
dalamrangka membiayai kebutuhan modal kerja debitur sehingga
5. Penggolongan kredit menurut penggunaannya, antara lain:
a. Kredit modal kerja (working capital credit), yaitu kredit yang
diberikan oleh Bank untuk menambah modal kerja debitur.
b. Kredit investasi (invesment credit), yaitu kredit yang diberikan
oleh Bank kepada perusahaan untuk digunakan melakukan
investasi dengan membeli barang-barang modal.
6. Kredit non kas (non cash loan), yaitu kredit yang diberikan kepada
nasabah yang hanya boleh ditarik apabila suatu transaksi yang telah
diperjanjikan telah direalisasikan atau efektif.
2.2.1.2. Tujuan Kredit
Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu. Tujuan
pemberian kredit tidak akan terlepas dari misi bank tersebut didirikan.
Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit ( katsmir, 2001: 96 ) antara
lain :
a. Mencari keuntungan
Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit
terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa
dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.
b. Membantu usaha nasabah
Yaitu untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik
maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas
usahanya.
c. Membantu usaha nasabah
Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak
perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti
adanya peningkatan pembangunan di berbagai sector. Fasilitas kredit
selain mempunyai tujuan utama, ada pula tujuan kredit pada umumnya
adalah sebagai berikut :
a. Keuntungan ( profitability )
Yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa
keuntungan yang diambl dari keuntungan ayng diambil dari
pendapatan bunga.
b. Keamanan ( safety )
Yaitu keamana dari presentasi atau fasilitas yang diberikan harus
benar – benar terjamin sehingga tujuan profitabilitas dapat benar –
benar tercapai tanpa hambatan – hambatan.
Dengan demikian maka tujuan kredit yang diberikan oleh suatu
bank, khususnyabank pemerintah yang mengemban tugas sebagai agent of
development adalah untuk:
a. Turut mensukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan
pembangunan
b. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya
c. Memperoleh laba agar kelangsunagn hidup perusahaan terjamin
dan dapat memperluas usahanya.
Berdasarkan kebijaksanaan dibidang ekonomi dan pembangunan dan
ketentuan yang berlaku di Negara kita maka secara umum dapat dikemukakan
bahwa kebijaksanaan kredit perbankan adalah sebagai berikut :
a. Pemberian kredit harus sesuai dan seirama dengan kebijaksanaa moneter dan
ekonomi
b. Pemberian kredit harus selektif dan diarahkan kepada sector – sector yang
diprioritaskan.
c. Bank dilarang memberikan kredit kepada usaha – uasaha yang diragukan
kemampuannya
d. Setiap kredit harus diikat dengan suatu perjanjian kredit ( akad kredit ), yang
tersirat pertimbangan yuridis dari revenue ( penghasilan pemerintah
bertambah dengan adanya bea materai kredit )
e. Overdraft ( penarikan uang dari bank melebihi saldo giro atau melebihi
platfond kredit yang disetujui ) dilarang
f. Pemberian kredit untuk pembayaran kembali kepada pemerintah dilarang (
kredit untuk membayar pajak dan bea cukai )
g. Kredit tanpa jaminan dilarang ( pertimbangan keamanan atau safety )
2.2.1.3. Fungsi kredit
Dalam kehidupan perekonomian, bank memegang peran yang sangat
kemakmuaran. Kredit pada awal perkembangannya mengarahkan fungsinya untuk
merangsang kedua belah pihak untuk tujuan pencapaian kebutuhan baik dalam
bidang usaha maupun kebutuhan sehari – hari. Pihak yang mendapatkan kredit
harus mendapatkan menunjukkan prestasi lebih tinggi pada kemajuan usahanya
itu, atu mendapatkan pemenuhan atas kebutuhannya. Adapun bagi pihak yang
memberikan kredit, secara material dia harus mendapatkan rentabilitas
berdasarkan perhitungan yang wajar dari modal yang dijadikan objek kredit, dan
secara spiritual mendapatkan kepuasan karena dapat membantu pihak lain untuk
mencapai kemajuan.
Suatu kredit mencapai fungsinya, baik bagi debitur, kreditur, maupun
masyarakat, apabila secara sosial ekonomi membawa pengaruh yang lebih baik.
Bagi pihak debitur dan kreditur, mereka sama – sama memperoleh keuntungan,
dan juga mengakibatkan tambahan penerimaan Negara dari pajak, serta membawa
dampak kemajuan ekonomi yang bersifat mikro maupun makro.
Kedit memilik fungsi sebagai berikut ( kasmir, 2001 : 97 )
a. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
dengan maksud uang yang diberikan atau di salurkan dapat merata ke wilayah
– wilayah yang kekurangan uang sehingga mereka memperoleh kredit
tersebut.
b. Meningkatkan daya guna uang
Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya jika
uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan ssesuatu yang berguna.
Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh debitur untuk
mengelola yang tidak berguna akan menjadi berguna atau bermanfaat.
d. Meningkatkan peredaran barang
Kredit dapat memperlancar arus barang dari daerah satu ke daerah yang lain,
atau dengan kata lain kredit dapat ,meningkatkan jumlah peredaran barang.
e. Kredit sebagai alat stabilitas ekonomi
Dengan adanya kredit dapat menambah jumlah peredaran barang , kemudian
kredit dapat membantu dalam mengeksport barang dari Negara satu kenegara
yang lain sehingga dapat meningkatkan devisa Negara
f. Meningkatkan kegairahan usaha
Debitur akan merasa bergairah usahanya ketika kredit tersebut dapat
terealisasi, dan kemudian dia akan meningkatkan volume usaha dan
produktivitasnya.
g. Meningkatkan pemerataan pendapatan
Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik, terutama
dalam hal meningkatkan pendapatan.
h. Meningkatkan hubungan internasional
Pemberian kredit oleh Negara lain akan meningkatkan kerjasama dibidang
lainnya.
2.2.2. Pendapatan.
Menurut PSAK nomor 23 paragraf 6 pendapatan jika dinilai dari
timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus
masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanaman modal.
Namun pengertian pendapatan perorangan jika dinilai dari segi
bank itu sendiri adalah penghasilan bruto sebelum di kurangi biaya – biaya
dan tunjangan jabatan serta kredit kepada pihak lain.
Untuk menganalisis sumber pendapatan seseorang, maka data yang
digunakan adalah data yang dari satu periode yang berurutan. Laporan
pendapatan yang terdapat pada skep gaji jika itu pegawai, akan
mencerminkan kondisi finansial para calon debitur tersebut.
2.2.3. Agunan Kredit
Agunan merupakan jaminan tambahan yang diperlukan dalam hal
pemberian fasilitas kredit.Hal ini sesuai dengan pengertian agunan yang
termuat dalam undang –undang perbankan, yaitu “Agunan adalah jaminan
tambahan yang diserahkan nasabah debitur kepada bank dalam rangka
pemberian fasilitas kredit atu pembiayaan. Dengan kedudukan sebagai
jaminan tambahan maka bentuk agunan berupa barang, proyek,atau hak
tagih yang dibiayaidengan kredit yang bersangkutan, Tanah yang
kepemilikannnya berupa girik, petuk, dan lain – lain yang sejenis dapat
juga digunakan sebagai agunan.
Adanya kemudahan dalam hal agunan kredit ini merupakan
fungsi utamanya sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat.
Meskipun adanya kemudahan demikian, agunan tersebut harus tetap ideal
karena agunan mempunyai tugas melancarkan dan mengamankan
pemberian kredit, yaitu dengan memberikan hak dan kekuasaan kepada
bank untuk mendapatkan pelunasan dari barang – barang yang digunakan
tersebut apabila debitur wanprestasi.
2.2.5 Angsuran
Adalah cicilan atas bagian pemberian kredit yang dimohon dengan
berupa jumlah bunga ditambah pokok kredit yang diangsur tiap bulan
sesuai dengan jangka waktu kredit ( www.btn.com )
Dalam hal ini angsuran yang berlaku pada kredit kepemilikan
ruamah sedikit berbeda dengan angsuran yang ditetapkan oleh kredit
investasi yang lain. Angsuran yang di tetapkan oleh bank dapat berbeda
dengan rate minimum pada saat penghasilan dan agunan para debitur tidak
mencukupi platfond kredit yang diminta. Hal ini akan menjadi
memberatkan para debitur ketika harus menambah angsuran lebih dari
angsuran minimum.
2.2.6. Pengaruh Pendapatan Terhadap Keputusan Pemberian Kredit
Menurut Ahmed Belkaouid dasar akuntansi bukanlah pemilik
bukan pula kesatuan usaha akan tetapi sekelompok aktiva dan kewajiban –
kewajiban yang bersangkutan serta batasan – batasan yang bersangkutan
yang mengatur pemakaian aktivalah yang menjadi dasar akuntansi, yakni
pendapatan terhadap pemberian kredit oleh investor yang menunjukkan
kemampuan perindividu dalam menghasilkan pendapatan bersih tersebut
dari usahanya.
Pendapatan mempengaruhi kebijaksanaan dalam pemberian kredit
kepemilikan rumah.Pendapatan menunjukkan seberapa besar solvabilitas,
likuiditas, rentabilitas, dan tingkat resiko usaha perorangan. Hal tersebut
dapat menunjukkan kemampuan debitur untuk melunasi kewajiban –
kewajibannya dari kegiatan usaha yang akan dilakukannya yang akan
dibiayai dengan kredit dari bank ( muljono, 1990 : 14 )
2.2.7. Pengaruh Agunan Terhadap Keputusan Pemberian Kredit
Teori keputusan yang dikemukakan oleh Revered Thomas Bayes
pada tahun 1763 yang dikenal dengan teori bayes mengatakan dengan
tindakan atau alternatif yang ada maka kita dapat memperkirakan resiko
yang akan muncul ( untung atau rugi ) atau tindakan dari tiap keadaan
yang akan terjadi dimasa datang ( P. Siagian, 1987 ). Teori keputusan
menjelaskan angunan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
proses pemberian kredit , karena agunan adalah sebagai alat pengaman
apabila usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut mengalami kegagalan
atau sebab – sebab lain di mana debitur tidak mampu melunasi kreditnya
Dalam UU pokok perbankan No. 14 Tahun 1967 pasal 24 ayat 1
mengatakan bahwa bank umum pada prinsipnya tidak dibenarkan
memberikan kredit tanpa adanya jaminan. Pengertian menurut undang –
undang ini adalah jaminan yang bersifat meteril maupun imateril ( Untung,
Budi, 2000 : 54 ).
2.2.8. Pengaruh Angsuran Terhadap Keputusan Pemberian Kredit
Dalam pemberian kredit hal – hal yang harus diperhatikan adalah
pendapatan debitur, angunan, jumlah angsuran tiga hal tersebut juga sangat
berpengaruh untuk keputusan pemberian oleh pihak bank.Kebijakan yang
diterapkan untuk menentukan besarnya angsuran sangatlah bervariasi
sesuai dengan platfond kredit dan jumlah pendapatan yang diterima oleh
para debitur setiap bulannya.Angsuran ini biasa jauh lebih tinggi ketika
pendapatan debitur kurang mencukupi platfond kredit yang diminnta.
2.3. Kerangka Pikir
Model alur kerangka berpikir yang dapat disimpulkan dari
Variabel bebas Variabel
terikat
Regresi Linier
2.4. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang perumusan masalah yang telah
diuraikan maka dapat dirumuskan hipotesa antara lain yaitu :
Bahwa pendapatan, angunan, angsuran perpengaruh terhadap
jumlah TN Cabang Surabaya Pendapatan
( X1 )
Agunan
( X2 )
Angsuran
( X3 )
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. ObjekPenelitian
Objek penelitian adalah hal yang menjadi sasaran penelitian [
Kamus Besar Indonesia, 1989:622 ].Menurut Supranto [2000:21] objek
penelitian adalah himpunan elemen yang dapat berupa orang, organisasi
atau barang yang akan diteliti. Kemudian dipertegas Anton Dayan
[1986:21], objek penelitian adalah pokok persoalan yang hendak diteliti
untuk mendapatkan data secara lebih terarah.Menurut Suharsini Arikunto
[1998:18], objek penelitian adalah viriabel atauapa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian.
Dengan demikian penelitian ini menggunakan unit observasi yaitu
,laporan SP3K ( Surat Penetapan, Pemutusan, Pemberian Kredit )
khususnya karakteristik keputusan pemberian kredit rumah yang
ditetapkan oleh PT. Bank Tabungan Nasional Tbk, cabang Surabaya, di Jl.
Pemuda No. 50 Surabaya.
Karakteristik permohonan Kredit Pemilikan Rumah yang di
tetapkan oleh PT. Bank Tabungan Nasional Tbk, dapat diuraikan sebagai
berikut :
b. Pendapatan atau gaji calon debitur minimal 3 kali angsuran dari kredit yang
diminta.
c. Angsuran minimal 1/3 dari gaji calon debitur pemohon kredit.
d. Agunan yang dijaminkan harus berupa tanah dan bangunan yang memiliki
harga di atas kredit yang diminta dengan disertai sertifikat, imb, dan pajak.
e. Memenuhi kelengkapan legalitas, dan kelengkapan berkas diantaranya foto
copy KTP, Slip gaji,dll
f. Id BI Checking calon debitur tidak bermasalah.
Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Permohonan
Kredit Rumah yang di setuji oleh PT. BTN Tbk, cabang Surabaya harus
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
3. 2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Untuk menghindari kesalahan persepsi terhadap penelitian maka
berikut ini diberikan penjelasan mengenai variable – variable berikut:
a. Keputusan jumlah pemberian kredit rumah ( Y )
Jumlah pemberian kredit rumah ialah suatu keputusan mengenai
jumlah besarnya kredit yang telah mendapatkan persetujuan oleh pihak
bank.
Pengukuran data variabel dengan menggunakan skala rasio dan
nilai realisasi dengan permohonan kredit yang dinyatan dalam rumus
berikut:
= Jumlah yang dimohon−jumlah yang direalisasi
jumlah yang di mohon × 100%
yang selanjutnya dinyatakan sebagai variabel terkait ( y ).
b. Pendapatan ( X1)
Penilaian pendapatan menurut bank adalah penghasilan bruto
sebelum dikurangi oleh biaya – biaya dan tunjangan jabatan serta kredit
dari pihak lain.
Pengukur variabel dengan menggunakan skala rasio dan dinyatakan dalam
jumlah penghasilan bruto per bulan para nasabah berdasarkan kredit yang
dimohon, dan selanjutnya dinyatakan sebagai variabel bebas ( X1 )
c. Angunan ( X2 )
Agunan merupakan jaminan tambahan yang diperlukan dalam hal
pemberian fasilitas kredit. Hal ini sesuai dengan pengertian agunan yang
termuat dalam undang – undang
perbankan, yaitu “Agunan adalah jaminan tambahan yang diserahkan
nasabah debitur kepada bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit atu
pembiayaan. Dengan kedudukan sebagai jaminan tambahan maka bentuk
agunan berupa barang, rumah, tanah, proyek,atau hak tagih yang dibiayai
Pengukuran variabel dengan menggunakan skala rasio dan
dinyatakan dalam nilai jaminan berdasarkan jumlah / nilai taksasi appraisal
dan selanjutnya dinyatakan sebagai variabel bebas ( X2 )
d. Angsuran ( X3 )
Dari rumusan Allan R. Drebin pengertian pembayaran angsuran
yaitu pembayaran uang tunai periodic sebagai pembayaran angsuran yang
besarnya telah ditentukan sebelumnya atau ditentukan besar kecilnya yang
tergantung pada lamanya jangka waktu angsuran.
Pengkuran variabel dengan menggunakan skala rasio dan
dinyatakan dalam jumlah angsuran perbulan yang disetuji oleh pihak bank
dan selanjutnya dinyatakan sebagai variabel bebas ( X3 )
3. 3. Tehnik Penentuan Sampel
3. 3. 1. Populasi
Populasi adalah kelompok subjek atau objek yang memiliki ciri –
ciri atau karakteristik – karakteristik tertentu yang berbeda dengan
sekelompok subjek atau objek yang lain dan kelompok tersebut akan
dikenai generalisasi dari hasil penelitian ( sumarsono, 2002, 44 )
Populasi dalam penelitian ini adalah permohonan kredit jenis kredit
pemilikan rumah yang direalisasi oleh Bank Tabungan Nasional Tbk
November 2013 dengan Kriteria nilai KPR > Rp. 500.000.000 yaitu 67
debitur
3.1.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri dan
karakteristik yang sama dengan populasi ( sumarsono, 2002, 44 ).
Pengambilan sampel ini diambil pada BTN cabang Surabaya,
karena BTN memiliki produk investasi KPR yang kepemilikannya lebih
mendominasi dibandingkan dengan bank lain.
Penentuan sampel ini dengan metode purposive sampling dengan
tujuan untuk mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan
kriteria yang ditentukan. Kriteria yang ditentukan ialah KPR dengan nilai
>Rp.500.000.000 dengan demikian jumlah sampel yang memenuhi kriteria
adalah 40 debitur. Ukuran sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini
diperoleh dengan menggunakan rumus Slovin ( Umar, 2004:85 ) :
n = N
1+N(e)2
Dimana;
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
E = %( persen ) kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan
Maka :
n = 67
1 + 67(0,1)2
= 40,11
Sehingga jumlah sampel yang digunakan sebanyak 40 debitur.
3. 4. Tehnik Pengumpulan Data
3.4.1. Jenis Data
Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi data
sekunder yaitu data yang bersumber dari data bagian Loan Service, dan
Retail Bank Tabungan Nasional Tbk Cabang Surabaya yang telah diolah
kembali
3.4.2. Cara Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data ( Nazir, 1999 : 212 ) yang digunakan
adalah :
a. Observasi
Yaitu tehnik pengumpulan data, dimana penyusun mengadakan
pengamatan langsung ke lokasi kegiatan objek yang diteliti.
b. Interview
Yaitu mengadakan serangkaian Tanya jawab secara langsung
dengan pihak yang berwenang untuk memperoleh data yang diperlukan
c. Dokumentasi
Yaitu data diperoleh dengan mencopy, mencatat, pada sumber data
penelitian.
3.5. Tehnik Analisis dan Uji Hipotesis
3.5.1. Teknis Analisis
3.5.1.1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data
mengikuti normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut
mengikuti seberan normal dapat dilakukan dengan berbagai metode
diantaranya adalah metode Shapirov Wilk ( Sumarsono, 2004 : 40 )
Menurut ( Sumarsono, 2004 : 40 ) pedoman dalam mengambil
keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal
adalah :
1. Jika signifikan ( nilai probabilitasnya ) lebih kecil dari 10% maka
distribusinya adalah tidak normal
2. Jika signifikan ( nilai probabilitasnya ) lebih besar dari 10%, maka
distribusinya adalah normal
Dalam persamaan diagram jalur terdapat model regresi
bergandayang melibatkan dua atau lebih variabel bebas ( independen )
yang mempengaruhi satu variabel terikat. Untuk menguji baik tidaknya
moel regresi tersebut maka diperlukan uji asumsi klasik.
1. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas ( independen ). Model
regresi yang baik harusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
bebas dengan nilai VIF < 10, serta nilai tolance lebih dari 10 % (
Ghozali, 2001 : 7 )
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak
terjadi heteroskedastisitas ( Ghozali, 2001 : 69
Penelitian ini menggunakan tehnik persamaan regresi linier
berganda untuk pengaruh variabel terkait dengan variabel bebas.
Persamaan regresi linier berganda dpat dinyatakan sebagai berikut :
Y = b0 + b1x1 + b2x2+b3x3 ( Anonim, 2008 : L-21)
Keterangan :
Y = Variabel terikat yaitu keputusan pemberian kredit kepemilikan
rumah
X1 = Variabel bebas yaitu penghasilan
X2 = Variabel bebes yaitu angunan
X3 = Variabel bebas yaitu angsuran
b1,b2,b3 = koefisien regresi variabel
e = kesalahan baku
b0 = konstanta
3.5.2. Uji Hipotesis
a. Uji F
1. Uji hipotesis yang pertama adalah uji f, untuk menguji cocok atau
tidaknya model regresi yang dihasilkan dengan melihat pengaruh
2. Untuk mengetahui ada tidaknnya pengaruh simultan antara variabel
– variabel bebas dengan variabel terkait digunakan uji F dengan rumus
berikut
Fhitung= R2/(k) ( Anonim, 2003:L-22)
(1-R2)/(n-k1)
3. Dalam penelitian digunakan tingkat signifikasi 0,05 dengan derajat
bebas ( n-k )
n = jumlah pengamatan
k = jumlah variabel
4. Dari uraian diatas, maka diberikan hipotesis statistik sebagai
berikut:
H0 : b1 = 0 ( tidak ada pengaruh yang nyata antara variabel terikat
yaitu keputusan pemberian kredit kepemilikan rumah denga
variabel bebas yaitu pendapatan, angunan, dan angsuran
secara simultan).
Ha : b1 ≠ 0 ( ada pengaruh yang nyata antara variabel terikat yaitu
keputusan pemberian kredit kepemilikan rumah denga
variabel bebas yaitu pendapatan, angunan, dan angsuran
secara simultan).
Ho diterima jika Fhitung≤ Ftabel
Apabila Fhitung> Ftabel, Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel –
variabel bebas secara nyata mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikat.
b. Uji t
1. Untuk mengetahui singnifikansi variabel – variabel bebas mana
yang berpengaruh variabel terikat dilakukan uji t dengan rumus
sebagi berikut :
Thitung= bj ( Anonim,2003:L-21 )
Se ( bj )
Keterangan :
bj : koefisien regresi
se (bj0) : standar error ( simpangan baku untuk masing –
masing koefisien regresi )
2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan
derajat bebas ( n- k )
n : jumlah pengamatan
k : jumlah variabel
3. Ho : b1 = 0 ( tidak ada pengaruh yang nyata antara variabel terikat
yaitu keputusan pemberian kredit kepemilikan rumah dengan
variabel bebas yaitu pendapatan, angunan, angsuran secaran
Ho : b1 ≠ 0 ( ada pengaruh yang nyata antara variabel terikat yaitu
keputusan pemberian kredit kepemilikan rumah dengan variabel
bebas yaitu pendapatan, angunan, angsuran secaran parsial)
4. Dalam kritis Ho melalui kurva distribusi t student dua sisi :
Ho diterima jika –ttabel≤ thitung≤ ttabel
Ho ditolak jika t hitung< -t tabel atau t hitung> t table
Apabila t hitung > t table, Ho diterima dan Ho ditolak, artinya variabel
– variabel bebas secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran umum PT. Bank Tabungan Nasional
Dengan maksud mendidik masyarakat agar gemar menabung,
pemerintah Hindia Belanda melalui Koninlijk Besluit No. 27 Tgl 16
Oktober 1897 mendirikan POSTSPAARBANK, yang kemudian terus
hidup dan berkembang serta tercatat hingga 1939 telah memiliki 4 cabang
yaitu Jakarta, Medan, Surabaya, dan Makasar. Pada Tahun 1940
kegiatannya terganggu, sebagai akibat penyerbuan Jerman atas Netherland
yang mengakibatkan penarikan tabungan besar – besaran dalam waktu
yang relative singkat. Namun demikian keadaan keuangan
POSTSPAARBANK pulih kembali pada tahun 1941.
Tahun 1942 Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada
pemerintah Jepang. Jepang membekukan kegiatan POSTSPAARBANK
dan mendirikan TYOKIN KYOKU sebuah bank yang bertujuan menarik
dana masyarakat melalui tabungan. Usaha pemerintahaan Jepang ini tidak
sukses karena dilakukan dengan paksaan. TYOKIN KYOKU hanya
mendirikan satu cabang yaitu Cabang Yogyakarta
Proklamasi Kemerdekaan RI 17-08-1945 telah memberikan
inspirasi kepada Bp. Darmosoe tanto untuk memprakarsai pengambil
KYOKU dari pemerintah Jepang ke Pemerintahan RI dan
terjadilah penggantian nama menjadi KANTOR TABUNGAN POS
Bp. Darmosoetanto ditetapkan oleh Pemerintah RI sebagai
Direktur yang pertama.Tugas pertama KANTOR TABUNGAN POS
adalah melakukan penukaran uang Jepang dengan Oeang Republik
Indonesia ( ORI ).
Banyak kejadian bernilai sejarah sejak tahun 1950 tetapi yang
subtantif bagi sejarah BTN adalah di keluarkan nya UU Darurat No. 9
Tahun 1950 tgl 9 Februari 1950 yang mengubah nama
“POTSPAARBANK IN INDONESIA” berdasarkan staatsblat No. 295
Tahun 1941 menjadi BANK TABUNGAN POS dan memindahkan induk
kementrian dari kementrian Perhubungan ke Kementrian Keuangan di
bawah Menteri Urusan Bank Setral. Walaupun dengan UU Darurat
tersebut masih bernama BANK TABUNGAN POS, tetapi tanggal 09
Februari 1950 ditetapkan sebagai Hari dan Tanggal lahir BANK
TABUNGAN NEGARA. Nama BANK TABUNGAN POS menurut
Undang – Undang Darurat tersebut dikukuhkan dengan UU No. 36 Tahun
1953 tgl 18 Desember 1953.Perubahan nama dari BANK TABUNAGAN
NEGARA didasarkan pada PERPU No. 4 Tahun 1963 Tgl 22 Juni 1963
yang kemudian dikuatkan dengan UU No.2 Thn 1964 Tgl 25 Mei 1964.
Bentuk hukum BTN mengalami perubahan lagi pada th 1992, yaitu
merupakan pelaksanaan dari UU No. 7 th 1992 bentuk hukum BTN
berubah menjadi perusahaan Perseroan. Sejak itu nama BTN menjadi PT.
BANK TABUNGAN NEGARA ( PERSERO ) dengan call name Bank
BTN. Berdasarkan kajian konsultan independent, Price Waterhouse
Coopers, pemerintah melalui Menteri BUMN DALAM SURAT NOMOR
S-544/M-MBU/2002 memutuskan Bank BTN sebagai Bank Umum
dengan fokus bisnis pembiayaan perumahan tanpa subsidi.
4.1.2. VisidanMisi
Visi
Menjadi bank yang terkemuka dan menguntungkan dalam
pembiyaan rumah
Misi
1. Memberikan pelayanan unggul dalam pembiyaan perumahan dan
industry ikutannya kepada lapisan masyarakat menengah kebawah
serta menyediakan produk jasa perbankanl ainnya.
2. Menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia Bank BTN
yang berkualitas dan professional serta memiliki intergritas yang
tinggi.
3. Memenuhi komitmen kepada pemegang saham yang tinggi serta ikut
mendukung program pembangunan perumahan nasional
4. Menyelenggarakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip
5. Memperdulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.
4.1.3. Lokasi Instansi
Bank Tabungan Nasional Tbk, Cabang Surabaya terletak di Jalan
Pemuda No. 50 Surabaya.
Telp./Fax : (031) 5353513-19 / (031) 5345073, 5458002.
E-mail :www.btn.co.id
4.1.4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Bank Tabungan Nasional Tbk, Cabang
Gambar : 3.1 Struktur Organisasi ( www.btn.co.id )
KETERANGAN :
Garis Perintah :
Garis Komunikasi / Koordinasi : Dewan
4.2. Deskripsi Variabel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah permohonan kredit jenis kedit
investasi yaitu kredit kepemilikan rumah yang diterima oleh Bank
Tabungan Nasional Cabang Surabaya pada kurun waktu 1 Januari sampai
31 November 2013 yaitu 67debitur. Dipilihnya bulan Januari sampai
dengan November 2013 berdasarkan pertimbangan bahwa arsip
permohonan masih mudah diperoleh.Sedangkan sampel penelitian ini
berjumlah 40 debitur Bank Tabungan Negara Cabang Surabaya.
Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah pendapatan,
agunan, angsuran dan keputusan
jumlahpemberiankreditkepemilikanrumah.Adapundeskripsidarivariabelpen
Penjelasan dari tabel 4.1 dan gambar 4.1 diatas adalah sebagai berikut :
1. Rata – rata pendapatan pada debitur Bank Tabungan Negara Cabang Surabaya
adalah sebesarRp. 28. 633.352,50,-
2. Rata – rata angsuran pada debitur Bank Tabungan Negara Cabang Surabaya
adalah sebesarRp. 9.906.772,50,-
3. Rata – rata angunan debitur Bank Tabungan Negara Cabang Surabaya adalah
sebesarRp. 1.166.774.125,-
4. Rata – rata pemberian KPR yang diberikan Bank Tabungan Negara Cabang
Surabaya kepada debiturnya adalah sebesar 83%
5. Pendapatan tertinggi dari debitur Bank Tabungan Negara Cabang Surabaya
adalah sebesarRp. 67.285.500,-; agsuran tertinggi debitur Bank Tabungan
Negara Cabang Surabaya adalah sebesar Rp. 22.248.500,-; agunan tertinggi
debitur Bank Tabungan Negara Cabang Surabaya adalah sebesarRp.
3.030.300.000,-; dan pemberian kredit tertinggi yang diberikan Bank
Tabuingan Negara Cabang Surabaya kepada debiturnya adalah sebesar 100%
6. Pendapatan terendah dari debitur Bank Tabungan Negara Cabang Surabaya
adalah sebesar Rp. 11.321.800,-; agsuran terendah debitur Bank Tabungan
-500.000.000 1.000.000.000 1.500.000.000 2.000.000.000 2.500.000.000
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37
Negara Cabang Surabaya adalah sebesarRp. 5.309.300,-; agunan terendah
debitur Bank Tabungan Negara Cabang Surabaya adalah sebesarRp.
720.000.000,-; dan pemberian kredit tertinggi yang diberikan Bank Tabuingan
Negara Cabang Surabaya kepada debiturnya adalah sebesar 45%
4.3. Analisis Hasil Pengolahan Data
4.3.1. Uji Normalitas
Sebuah model regresi yang variabel Dependen dan Independen
atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Penelitianini
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dikatakan data dipastikan dari
populasi yang berdistribusi normal jika nilai signifikansinya lebih besar
dari 0,05 (5%). Seperti pada tabel normalitas data berikut:
Tabel4.2 :Hasil Uji Normalitas
No VariabelBebas Kolmogorov
Smirnov
Keputusan jumlah pemberian kredit rumah ( Y )
0.997 0,274
Sumber :Lampiran 2
Berdasarkan tabel diatas menjelaskan bahwa dengan menggunakan
uji ini diperoleh hasil analisis bahwa semua variable Keputusan Kredit
KPR (berasal dari populasi yang berdistribusi normal, sehingga dapat
4.3.2. Uji Asumsi Klasik
Dalam persamaan diagram jalur terdapat model regresi berganda
yang melibatkan dua variabel atau lebih ( independen ) yang
mempengaruhi satu variabel terikat. Untuk menguji baik tidaknya model
regresi tersebut makadi perlukan uji asumsi klasik.
1. Uji Multikolinearitas
Adanya korelasi variabel independen dalam regresi berganda.
Deteksi adanya Multikolinier :
a. Besarnya VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance
- Jika VIF melebihi angka 10, maka variabel tersebut
mengindikasikan adanya multikolinieritas. (Gujarati)
b. value mendekati 0 (Singgih Santoso)
c. Condition Index melebihi angka 15 (Singgih Santoso)
Tabel 4.3 : Hasil Nilai VIF
Dalam pengujian asumsi klasik terhadap analisis regresi linier
berganda ini menyatakan bahwa hasil analisis penelitian ini
terdapat gejala multikolinieritas dengan variabel independen lainnya.
Dengan nilai VIF untuk Pendapatan (X1) = 8,963 , Agunan (X2) =
1,224, dan Angsuran (X3) = 9,506Syarat terjadi multikolinieritas jika
nilai VIF (Variance Inflation Factor) 10 (Cryer,1994 : 681).
2. Uji Heteroskedastisitas
Varian dari residual dari satu pengamatan kepengamatan lain
mempunyai varian yang berbeda. Jika sama namanya
Homoskedastisitas. Model regresi yang baik tidak mempunyai
Heteroskedastisitas.
Hal ini bias diidentifikasi dengan cara menghitung korelasi
rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas. Rumus
rank Spearman
Tabel4.4 :Hasil Uji Rank Spearman
VariabelBebas Koefisien korelasi
Rank Spearman
Hasil analisis menunjukkan bahwa pada variabel untuk Pendapatan
(X1), Agunan (X2), dan Angsuran(X3) Tidak mempunyai korelasi yang
signifikan antara residual dengan variabel bebasnya, maka hasil analisis ini
Heteroskedastisitas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variable
penelitian memenuhi asumsi Non Heteroskedastisitas.
4.3.3. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menggambarkan
pengaruh antara satu variabel terikat( keputusan jumlah pemberian KPR )
dengan beberapa variabel bebas ( pendapatan, angsuran, dan agunan ).
Adapun hasil analisis regresi linier berganda adalah:
Tabel 4.6 : Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Model Koefisien Regresi
Persamaan regresi yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
Y = 123871270 + 5,047 X1 + 0,221 X2 + 28,790 X3
βo = nilai konstanta sebesar 143871270 menunjukkan bahwa apabila faktor
Pendapatan (X1), Agunan (X2), dan Angsuran (X3) konstan maka
Keputusan Kredit KPR naik sebesar 143871270 satu satuan.
β1 = 5,047 menunjukkan bahwa faktor Pendapatan (X1) berpengaruh positif,
dapat di artikan apabila setiap ada kenaikan Pendapatan satu satuan
maka Keputusan Kredit KPR akan mengalami peningkatan sebesar
β2 = 0,221 menunjukkan bahwa faktor Agunan (X2) berpengaruh positif,
dapat diartikan apabila setiap ada kenaikan Agunan satu satuan maka
Keputusan Kredit KPR akan mengalami peningkatan sebesar 0,221
dengan asumsi X1, dan X3.
β3 = 28,790 menunjukkan bahwa faktor Angsuran (X3) berpengaruh positif,
dapat diartikan apabila setiap ada kenaikan Angsuran satu satuan maka
Keputusan Kredit KPR akan mengalami peningkatan sebesar 28,790
dengan asumsi X1, dan X2.
4.3.4 Uji F
Uji F digunakan menguji apakah model regresi linier berganda
yang digunakan adalah cocok atau tidak untuk memprediksi besarnya
pengaruh pendapatan, agunan, dan angsuran terhadap keputusan jumlah
pemberian kredit rumah. Berikut hasil uji F :
Tabel4.7 :Uji F
VariabelBebas Fhitung Sig
Pendapatan ( X1 ) Agunan ( X2 ) Angsuran ( X3 )
26,798 0,000
Sumber :Lampiran 4
Terlihat dari angka F 26,798 dengan Sig.0,00< 0,05: signifikan positif, berarti secara bersama – sama perubahan kedua variable Pendapatan (X1), Agunan (X2), dan Angsuran(X3). mampu menjelaskan
Square 0,665] atau 66,5% sedang sisanya 34,5 % [100% - 66,5%]
dijelaskan oleh variabel lain selain variabel X1, X2, dan X3 Hasil analisis ini menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan untuk teknik analisis ini cocok.
variabel pendapatan, agunan, angsuran terhadap keputusan jumlah pemberian
kredit rumah.Berikut ini hasil uji t :
Tabel4.9 :uji t
Variabelbebas Thitung Sig
Pendapatan (X1)
Kredit KPR (Y), atau Tidak dapat diterima dengan tingkat [Sig. 0,423< 0,05 :
2. Agunan (X2) Berpengaruh positif tetapi nyata terhadap Keputusan Kredit
KPR(Y), atau dapat diterima dengan tingkat [Sig. 0,001 > 0,05] : signifikan
[positif].
3. Angsuran (X3) Berpengaruh positif tetapi (tidak nyata) terhadap Keputusan
Kredit KPR(Y), atau TIDAK dapat diterima dengan tingkat [Sig. 0,188 > 0,05
: Tidak signifikan [positif].
4.4. Pembahasan
Kondisi mikro ekonomi Indonesia yang terimbas oleh krisis
ekonomi global membawa pengaruh signifikan terhadap kinerja perbankan
Indonesia. Ketatnya likuiditas akibat arus modal asing keluar membawa
dampak terhadap persaingan antar bank dalam meningkatkan dana pihak
ketiga dengan menawarkan buanga tinggi. Disis lain menurunnya aktivitas
bisnis dan meningkatnya persepsi perbankan terhadap kritis ekonomi yang
berkepanjangan mengakibatkan perbankan semakin berhati – hati dalam
menyalurkan kredit.
Penyaluran kredit perbankan setiap tahunnya mengalami
peningkatan yang signifikan, namun peningkatan tersebut didominasi oleh
kredit investasi khususnya pembiayaaan proyek infrastruktur
Pemerintahan serta partumbuhan kredit konsumsi. Kondisi tersebut
berdampak terhadap penyaluran kredit Bank yang fokus kepada sektor ritel
dengan membiayai kebutuhan modal kerja maupun ekspansi usaha
nasabah.
Salah satu fasilitas yang diberikan oleh Bank Tabungan Negara (
BTN ) adalah kredit investasi berupa Kredit Kepemilikan Rumah ( KPR )
yang memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam memperoleh
ruamah atau meronavi rumah menjadi rumah idaman. Kemudahan tersebut
berupa suku bunga pinjaman yang relatif lebih rendah dinbanndingkan
Untuk mengetahui seberapa jauh kemungkinan calon debitur
memenuhi kewajiban dana mengatur kemampuannya dalam melunasi
hutang pokok dan bunga, serta sekaligus usaha memperkecil resiko yang
timbul dari pemberian kredit, maka sebelumnya pihak bank akan
melakukan analisis kredit dan on the spot/ visitasi ke tempat calon debitur
tinggal yang menyangkut beberapa aspek keuangan yaitu pendapatan,
agunan, dan angsuran.
Penelitian Nurvita Kanecha P. N ( 2010 ) menyatakan bahwa
pendapatan perkapita, tingkat suku bunga, dan jumlah rumah tangga
mempengaruhi penyaluran kpr di BTN Surabaya. Penelitian selanjutnya
yang sependapat dengan penelitian Nurvita Kanecha P. N ( 2010 ) adalah
penelitian Aryo Bayu R ( 2011 ) yang menyatakan bahwa Nilai pengajuan
kredit, laba usaha, dan nilai jaminan kredit mempunyai pengaruh yang
nyata terhadap keputusan pemberian kredit investasi di bank CIMB
NIAGA Tbk, cabang Mojokerto. Sedangkan penelitian Deni Tri Susanto (
2012 ) menyatakan bahwa Laba usaha, dan jaminan berpengaruh terhadap
terhadap jumlah pemberian kredit investasi di BRI cabang Magetan
Penelitian ini sependapat denga ketiga penelitian terdahulu, dimana
penelitian ini menyimpulkan bahwa variabel pendapatan dan angsuran
terbukti berpengaruh namun tidak nyata terhadap keputusan pemberian
KPR, sedangkan variabel agunan terbukti berpengaruh nyata terhadap
keputusan pemberian KPR. Pendapatan berpengaruh positif dan signifikan
pendapatan yang diperoleh debitur maka semakin besar jumlah pemberian
KPR. Tingginya pendapatan usaha berarti debitur memiliki kemampuan
yang tinggi untuk melunasi kewajiban – kewajibannya dari kegiatan usaha
yang akan dilakukan dan yang akan dibiayai dengn kredit dari bank (
Muljono, 1990 : 14 ).
Angsuran terbukti berpengaruh namun tidak nyata terhadap
keputusan jumlah pemberian KPR, hal ini berarti besarnya angsuran
memberikan dampak namun dampak yang ditimbulkan terhadap keputusan
kredit relatif kecil. Angsuran itu sendiri adalah besarnya cicilan yang
diangsur setiap bulannnya guna melunasi kredit yang diminta. Besarnya
angsuran tersebut tergantung kepada besarnya pendapatan yang telah
ditentukan oleh BTN yaitu sebesar 1/3 dari pendapatan debitur
Agunan terbukti berpengaruh nyata terhadap keputusan jumlah
pemberian KPR, hal ini berarti besarnya angunan berpengaruh lebih tinggi
terhadap keputusan pemberian jumlah KPR dibandingkan angsuran dan
pendapatan. Secara umum jaminan dapat dibagi menjadi dua, yaitu jaminan
fisik dan jaminan non fisik. Jaminan fisik dapat berupa barang seperti
tanah, rumah, surat – surat berharga, dan lain – lain . sedangkan jaminan
non fisik dapat berbentuk jaminan keyakinan tentang prospek usaha debitur
di masa yang akan datang. Nilai agunan yang di tetapkan oleh BTN adalah
minimal 30% dari nilai pengajuan kredit.
Pada penelitian ini jaminan/ agunan yang dimaksud adalah agunan