• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V - DOCRPIJM 51c6e4a8b2 BAB VBAB V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB V - DOCRPIJM 51c6e4a8b2 BAB VBAB V"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-1 Tahun 2015

BAB V

KETERPADUAN STRATEGI

PENGEMBANGAN

5.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Berdasarkan amanat Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang, kabupaten/kota wajib menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

Dalam penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, beberapa yang perlu

diperhatikan dari RTRW Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:

a. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) yang didasari sudut

kepentingan:

i. Pertahanan keamanan

ii. Ekonomi

iii. Lingkungan hidup

iv. Sosial budaya

v. Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi

b. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yangmencakup:

i. Arahan pengembangan pola ruang:

a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya

b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang CiptaKarya

seperti pengembangan RTH.

ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti

pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan,

drainase, RTH, Rusunawa, maupunAgropolitan.

c. Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta Karya

yang harus diperhatikan mencakup ketentuan umum peraturan zonasi

untuk kawasan lindung, kawasan budidaya,sistem perkotaan, dan jaringan

prasarana.

d. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur

ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.

Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) diperlukan sebagai dasar

pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya. Pada pembangunan

(2)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-2 Tahun 2015

diarahkan pada lokasi KSK, dan diharapkan keterpaduan pembangunan dapat

terwujud. Tabel 5.1 memaparkan identifikasi arahan RTRW Kabupaten/Kota

untuk Bidang Cipta Karya, Tabel 5.2 memaparkan identifikasi Kawasan

Strategis Kabupaten/Kota (KSK), serta Tabel 5.3 memaparkan identifikasi

indikasi program khusus untuk Bidang Cipta Karya.

Tabel 5.1. Arahan RTRW Kabupaten Klaten untuk Bidang Cipta Karya

ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG

(1) (2)

Kebijakan :

Pengembangan kawasan agropolitan.

Kebijakan :

Pengembangan sistem jaringan

prasarana wilayah yang mendukung pertanian, industri, dan pariwisata yang

terpadu dan merata di wilayah

Kabupaten Strategi :

Mengembangkan sentra - sentra

agroproduksi, agroteknologi, agroindustri, agribisnis, dan agrowisata

Strategi :

a. mengembangkan sistem jaringan

transportasi secara menyeluruh dan terpadu;

b. mengembangkan sistem dan kualitas

pelayanan jaringan energi;

c. mengembangkan sistem dan kualitas

pelayanan jaringan telekomunikasi;

d. mengembangkan sistem dan kualitas

pelayanan jaringan sumber daya air;

e. mengembangkan prasarana wilayah

untuk meningkatkan

kualitasnketerpaduan sistem

penyediaan pelayanan regional untuk persampahan, air minum, limbah, drainase, dan jalur dan ruang evakuasi bencana;

f. mengembangkan prasarana dan

sarana produksi dan pemasaran; dan

g. mengembangkan pusat penelitian

(3)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-3 Tahun 2015

Tabel 5.2. Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) berdasarkan RTRW Kabupaten Klaten

KAWASAN STRATEGIS

KABUPATEN SUDUT KEPENTINGAN

LOKASI/ BATASKAWASAN Kawasan Perkotaan

Subosukawonosraten Pertumbuhan Ekonomi Subosukawonosraten

Kawasan Koridor Perbatasan Kesukosari

Pertumbuhan Ekonomi Kesukosari

Kawasan Perkotaan Klaten Pertumbuhan Ekonomi Klaten Kota

Kawasan Perkotaan

Prambanan Pertumbuhan Ekonomi Prambanan

Kawasan Perkotaan Delanggu Pertumbuhan Ekonomi Delanggu

Kawasan Perkotaan Wedi Pertumbuhan Ekonomi Wedi

Kawasan Perkotaan Pedan Pertumbuhan Ekonomi Pedan

Kawasan Perkotaan Jatinom Pertumbuhan Ekonomi Jatinom

Kawasan agropolitan Pertumbuhan Ekonomi Seluruh Klaten

Kawasan minapolitan Pertumbuhan Ekonomi Polanharjo; Tulung;

dan Karanganom.

Kawasan Candi Prambanan Sosial Budaya Prambanan

Kawasan Gunung Merapi Sosial Budaya Kemalang;

Manisrenggo; dan Karangnongko

Kawasan Resapan Air Sosial Budaya Kemalang;

Manisrenggo; Karangnongko; Jatinom; dan Tulung Kawasan DAS Bengawan Solo

dan Sub DAS Dengkeng

Sosial Budaya -

(4)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-4 Tahun 2015

Tabel 5.3. Indikasi Program RTRW Kabupaten Klaten terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Program Utama Lokasi

Prakiraan Biaya (Jutaan

Rp.)

Sumber Dana Instansi

Pelaksana

1 Sistem Jaringan Persampahan

a Pengembangan TPA sampah Kecamatan

Pedan 60.000 APBD Kab KemenPU

b Pengembangan tempat pengumpulan dan pemilahan sampah

sementara

Prambanan, Ngawen, Jomboran

10.000 APBN DPU

c Pengembangan TPS Kabupaten

Klaten 20.000 APBD Prov.

DPU, Badan Lingkungan Hidup

d Pengembangan TPST Kabupaten

Klaten 20.000

APBD Kab./

Prov./ APBN KemenPU, DPU

e Pengembangan sistem pengolahan sampah Kabupaten

Klaten 15.000 APBD Kab. Bappeda / DPU

f Peningkatan jaringan pelayanan sampah Kabupaten

Klaten 25.000

APBD Kab./

Prov./ Swasta DPU

g Kerjasama pengelolaan persampahan Kabupaten

Klaten 1.000

APBD Kab./

Prov./ Swasta DPU

h Penyediaan prasarana dan sarana persampahan Kabupaten

Klaten 300.000

APBD Kab./

(5)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-5 Tahun 2015

Program Utama Lokasi

Prakiraan Biaya (Jutaan

Rp.)

Sumber Dana Instansi

Pelaksana

2 Sistem Jaringan Air Minum

a Pengembangan sistem jaringan air minum pada sumber air yang ada,

pemanfaatan sumber air baku, dan peningkatan jaringan distribusi;

Kabupaten

Klaten 100.000 APBN DPU / PDAM

b Pengembangan jaringan air minum kawasan perkotaan Kabupaten

Klaten 150.000 APBD Kab./ Prov. DPU / PDAM

c Pengembangan jaringan air minum kawasan perdesaan Kabupaten

Klaten 25.000 APBD Kab./ Prov. DPU / PDAM

d Pengembangan jaringan air minum di wilayah kekurangan air bersih

Kemalang, Manisrenggo,

Bayat, Karangnongko,

Jatinom, Gantiwarno

150.000 APBD Kab./ Prov. DPU / PDAM

3 Sistem Pengelolaan Limbah

a Pengelolaan limbah industri kecil dan mikro Kabupaten

Klaten 50.000 APBD Kab./ Prov.

DPU, Badan Lingkungan Hidup

b Pengembangan prasarana pengolahan limbah industri, limbah medis,

dan B3

Kabupaten

Klaten 100.000 APBD Kab./ Prov.

DPU, Badan Lingkungan Hidup

c Pengembangan sistem pengelolaan limbah terpadu Kabupaten

Klaten 20.000 APBD Kab./ Prov.

(6)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-6 Tahun 2015

Program Utama Lokasi

Prakiraan Biaya (Jutaan

Rp.)

Sumber Dana Instansi

Pelaksana

d Pengembangan Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) komunal Kabupaten

Klaten 75.000 APBD Kab./ Prov.

DPU, Badan Lingkungan Hidup

e Pengembangan Instalasi Pengolah Lumpur Tinja (IPLT)

Klaten Tengah, Jogonalan, Delanggu, Pedan

80.000 APBD Kab./ Prov. DPU, Badan

Lingkungan Hidup

4 Sistem Jaringan Drainase

a Peningkatan dan pengembangan jaringan drainase Kabupaten

Klaten 300.000

APBD Kab./

Prov./ APBN DPU

b Pemeliharaan drainase wilayah secara berkala Kabupaten

Klaten 200.000

APBD Kab./

Prov./ APBN DPU

c Pengembangan sumur resapan Kabupaten

Klaten 20.000

APBD Kab./ Prov./ APBN

DPU, Badan Lingkungan Hidup

5 Kawasan yang memberikan perlindungan setempat

a Pengembangan RTH pada pekarangan rumah dan bangunan umum Kabupaten

Klaten 25.000

APBD Kab./ Prov./ APBN

DPU/Dinas Pertanian/BLH

b Pengembangan hutan kota, taman kota, dan taman lingkungan pada kawasan perkotaan

Kabupaten

Klaten 50.000

APBD Kab. / Prov.

(7)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-7 Tahun 2015

Program Utama Lokasi

Prakiraan Biaya (Jutaan

Rp.)

Sumber Dana Instansi

Pelaksana

6 Kawasan peruntukan pemukiman

a Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan

Permukiman Daerah (RP4D)

Kabupaten

Klaten 350

APBD Kab./

Prov./ APBN Bappeda/DPU

b Pengembangan kawasan permukiman perkotaan dan permukiman

perdesaan

Kabupaten

Klaten 15.000

APBD Kab./

Prov./ APBN Bappeda/DPU

c Pembangunan dan pengembangan rumah susun Kabupaten

Klaten 250.000

APBD Kab./

Prov./ APBN Bappeda/DPU

d Pengembangan RTH minimal 30 % dari luas kawasan permukiman Kabupaten

Klaten 5.000

APBD Kab./

Prov./ APBN Bappeda/DPU

e Penataan kawasan permukiman baru sesuai standar teknis yang

dipersyaratkan

Kabupaten

Klaten 2.000

APBD Kab./

Prov./ APBN Bappeda/DPU

f pengembangan Kasiba dan Lisiba Kabupaten

Klaten 5.000

APBD Kab./

Prov./ APBN Bappeda/DPU

g Fasilitasi perbaikan/rehabilitasi kawasan permukiman kumuh dan rumah tidak layak huni

Kabupaten

Klaten 15.000

APBD Kab./

Prov./ APBN Bappeda/DPU

h Perbaikan lingkungan permukiman Kabupaten

Klaten 20.000

APBD Kab./

Prov./ APBN Bappeda/DPU

i Pengembangan dan peningkatan prasarana dan sarana permukiman Kabupaten

Klaten 25.000

APBD Kab./

Prov./ APBN Bappeda/DPU

(8)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-8 Tahun 2015

5.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) disusun

berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional. Dalam undang-undang tersebut, RPJM Daerah

dinyatakan sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang

penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM

Nasional, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan

Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas

Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan

rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat

indikatif.

Penyusunan RPI2-JM tentu perlu mengacu pada rencana pembangunan daerah

yang tertuang dalam RPJMD agar pembangunan sektor Cipta Karya dapat

terpadu dengan pembangunan bidang lainnya. Oleh karena itu, ringkasan dari

RPJMD perlu dikutip dalam RPI2-JM CK seperti visi, misi, serta arahan

kebijakan bidang Cipta Karya di daerah.

RPJMD merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah sebagai

landasan dan pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan

pembangunan 5 (lima) tahun pelaksanaannya dituangkan dalam Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD).

RPJMD menjadi pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam

menyusun Rencana Strategis dan sebagai acuan bagi seluruh pemangku

kepentingan di Daerah dalam melaksanakan kegiatan pembangunan selama

kurun waktu 5 (lima) tahun.

RPJMD Kabupaten Klaten telah ditetapkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun

2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten

Klaten Tahun 2010-2015. Visi dan Misi Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah Kabupaten Klaten dirumuskan sebagai berikut:

VISI:

“TERWUJUDNYA KLATEN YANG TOTO TITI TENTREM KERTO RAHARJO”

Visi tersebut mengandung makna:

1.Masyarakat Klaten yang TOTO TITI : terwujudnya tatanan kehidupan yang

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, kehidupan sosial yang harmonis,

kehidupan perekonomian yang dinamis, kehidupan politik yang demokratis

(9)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-9 Tahun 2015

kepemerintahan yang menerapkan 10 prinsip Tata Pemerintahan yang Baik

dan Bersih (Good Governance dan Clean Goverment) meliputi: Partisipasi,

Penegakan Hukum, Transparansi, Kesetaraan, Daya tanggap, Wawasan

kedepan, Akuntabilitas, Pengawasan, Efisiensi dan Efektivitas,

Profesionalisme.

2.Masyarakat Klaten yang TENTREM: Klaten yang TENTREM merupakan

terwujudnya tatanan kehidupan yang aman dan damai sebagai prasyarat

bagi berlangsungnya pembangunan yang merupakan proses dalam rangka

mewujudkan cita-cita masyarakat yang adil dan sejahtera.

3.Masyarakat yang KERTORAHARJO: Klaten yang KERTORAHARJO

merupakan terwujudnya tatanan kehidupan yang sejahtera, tercukupinya

kebutuhan material dan spiritual dalam naungan Rahmat dan Ridho Tuhan

Yang Maha Kuasa.

Untuk mewujudkan visi tersebut dijabarkan dan diindikasikan sebagai

berikut :

1.“WAREG” dalam arti terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi bagi masyarakat secara menyeluruh.

2.“WARAS” dalam arti terpenuhinya tingkat kesehatan masyarakat yang lebih bermutu dan meningkatnya angka harapan hidup masyarakat Klaten.

3.“WASIS” dalam arti terwujudnya pendidikan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh kemampuan ekonomi masyarakat sehingga secara signifikan

akan mendorong terwujudnya kualitas sumber daya manusia yang cerdas,

terampil dan berwatak.

4.“WUTUH” dalam arti terpenuhinya kebutuhan sandang dengan segala manifestasinya bagi masyarakat sehingga semakin mampu mewujudkan

tingkat peradaban yang baik.

5.“WISMA” dalam arti terpenuhinya papan/perumahan yang lebih layak dan semakin bermutu serta dapat terjangkau bagi lapisan masyarakat, baik di

wilayah perkotaan dan pedesaan serta didukung oleh terwujudnya

(10)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-10 Tahun 2015

MISI

Misi Pembangunan Daerah Kabupaten Klaten selama kurun waktu 2010-2015

adalah sebagai berikut:

1. Misi ke-1

Misi 1: Mengupayakan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat (Wareg, Waras, Wasis, Wisma dan Wutuh)

Tujuan Sasaran

- Mewujudkan pemenuhan

kebutuhan pangan

masyarakat (Wareg Oriented)

- Terwujudnya pemenuhan kebutuhan pangan bagi masyarakat

- Terwujudnya diversifikasi pangan

- Mewujudkan kualitas derajat kesehatan bagi masyarakat (Waras Oriented)

- Terwujudnya pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat terutama masyarakat miskin

- Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan masyarakat

- Meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat

- Mewujudkan pemenuhan pendidikan bagi masyarakat (Wasis Oriented)

- Terwujudnya pemenuhan kebutuhan pendidikan dasar bagi masyarakat

- Terwujudnya peningkatan mutu SDM tenaga kependidikan - Meningkatnya kualitas

pendidikan

- Mewujudkan pemenuhan kebutuhan perumahan bagi masyarakat (Wisma Oriented)

- Terwujudnya pemenuhan kebutuhan perumahan layak huni bagi masyarakat

- Terwujudnya kawasan

lingkungan perumahan sehat

- Mewujudkan pemenuhan kebutuhan sandang bagi masyarakat (Wutuh Oriented)

(11)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-11 Tahun 2015

2. Misi ke-2

Misi 2: Mengupayakan terpenuhinya sarana dan prasarana kebutuhan sosial dasar masyarakat.

Tujuan Sasaran

- Mewujudkan pemenuhan kebutuhan infrastruktur bagi masyarakat

- Terwujudnya pemenuhan kebutuhan sarana prasarana sosial dasar masyarakat

- Terpenuhinya sarana

prasarana kebutuhan air bersih, sanitasi dan drainase

3. Misi ke-3

Misi 3: Mengupayakan rasa aman lahir dan batin serta tercukupinya kebutuhan material dan spiritual dan meningkatkan keimanan, ketaqwaan kepada Tuhan YME

Tujuan Sasaran

- Menciptakan Keamanan dan Ketertiban masyarakat

- Terwujudnya Keamanan dan ketertiban bagi masyarakat

- Terwujudnya Perda yang menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat

- Terwujudnya penegakan Peraturan Daerah (Perda)

- Menciptakan ketentraman kehidupan beragama dan budaya dalam masyarakat

(12)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-12 Tahun 2015

4. Misi ke-4

Misi 4: Meningkatkan partisipasi masyarakat dan penghargaan serta aktualisasi diri dalam pembangunan

Tujuan Sasaran

- Mendorong partisipasi

masyarakat dalam

pelaksanaan pembangunan

- Terwujudnya partisipasi

masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan

- Mewujudkan peningkatan kualitas perencanaan yang efektif dan partisipatif

- Terwujudnya peningkatan kualitas perencanaan yang efektif dan partisipatif.

- Meningkatkan kemandirian daerah

- Terwujudnya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), baik secara absolut maupun rasionya terhadap Total Pendapatan Daerah (TPD)

- Terwujudnya peningkatan daya saing daerah dan

(13)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-13 Tahun 2015

5. Misi ke-5

Misi 5: Menumbuhkan kehidupan perekonomian rakyat yang dinamis yang berbasis pada sumber daya lokal, menjaga kelestarian lingkungan hidup, serta mengurangi angka kemiskinan

Tujuan Sasaran

- Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan dukungan bidang Pertanian yang tangguh

- Terwujudnya kawasan

agropolitan berbasis kecamatan dengan menggali keunggulan potensi yang dimilki

- Meningkatkan mutu atau kualitas lingkungan hidup

- Meningkatnya perlindungan dan konservasi Sumber Daya Alam (SDA)

- Peningkatan pengendalian dan

penurunan tingkat kerusakan lingkungan hidup

- Menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran

- Meningkatnya kesempatan kerja dan daya beli masyarakat

- Menurunnya kuantitas / jumlah Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS)

- Kesiap-siagaan menghadapi kebencanaan

- Kesiap-siagaan Pemda dan masyarakat dalam penanganan kebencanaan

6. Misi ke-6

Misi 6: Penerapan pengurus-utamaan gender dalam berbagai fungsi pemerintahan

Tujuan Sasaran

- Mewujudkan perlindungan anak dan perempuan

- Meningkatnya perlindungan terhadap anak dan perempuan untuk mewujudkan kabupaten layak anak

- Meningkatkan partisipasi

perempuan dalam

pembangunan

(14)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-14 Tahun 2015

7. Misi ke-7

Misi 7: Mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak pelaku pembangunan

Tujuan Sasaran

- Mewujudkan peningkatan pengembangan kerjasama dengan berbagai pihak dan pelaku pembangunan

- Terwujudnya koordinasi kerjasama antar daerah dengan pelaku pembangunan di Kabupaten Klaten

8. Misi ke-8

Misi 8: Mewujudkan tata pemerintahan yang baik yang didukung sumber daya yang memadai

Tujuan Sasaran

- Meningkatkan

profesionalisme aparatur pemerintah di Kabupaten Klaten

- Meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur pemerintah di Kabupaten Klaten

- Terjadinya peningkatan dan penguatan kapasitas kelembagaan dan kinerja birokrasi.

9. Misi ke-9

Misi 9: Mendorong proses kemandirian desa untuk mampu memenuhi kebutuhan pemerintahan, ekonomi, sosial dan budaya

Tujuan Sasaran

- Mewujudkan pemberdayaan desa

- Meningkatnya pemberdayaan masyarakat desa dalam mewujudkan otonomi desa

- Semakin meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur pemerintahan desa

- Semakin meningkatnya pengelolaan keuangan desa dan pendapatan desa

(15)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-15 Tahun 2015

Arah Kebijakan

Arah kebijakan Pembangunan Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2010-2015

yang akan menjadi pedoman dan arah dalam penyusunan program prioritas

pembangunan daerah dalam mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran,

adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan pendapatan masyarakat dengan indikasi : meningkatnya daya

beli masyarakat, menurunnya angka kemiskinan dan pengangguran

2. Peningkatan derajat kesehatan dan pendidikan masyarakat terutama bagi

keluarga miskin

3. Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana sosial dasar masyarakat

4. Meningkatkan penataan dan penanganan masalah perkotaan secara

terintegrasi.

5. Mempertahankan situasi dan kondisi Kabupaten Klaten yang aman, tertib

dan nyaman.

6. Mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah.

7. Mendorong terwujudnya perencanaan pembangunan berbasis mitigasi

bencana dan menjamin pembangunan berkelanjutan

8. Meningkatkan perencanaan pembangunan yang efektif dan partisipatif.

9. Mengembangkan seni, budaya, pariwisata, pemuda dan olahraga.

10.Meningkatkan investasi dan penanaman modal daerah.

11.Meningkatkan daya saing daerah.

12.Mengembangkan perdagangan barang dan jasa serta distribusinya untuk

meraih pasar.

13.Mendorong jiwa kewirausahaan masyarakat dalam mengembangkan

perekonomian daerah.

14.Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya air dan Daerah Aliran Sungai

(DAS).

15.Mendorong partisipasi pelaku dunia usaha (sektor swasta) dalam

pembiayaan pembangunan daerah.

16.Meningkatkan pengendalian sumber daya lahan.

17.Mewujudkan kesiap-siagaan Pemda dan masyarakat dalam penanganan

kebencanaan.

18.Meningkatkan peran-serta perempuan dalam pelaksanaan pembangunan

(16)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-16 Tahun 2015

19.Meningkatkan kerjasama dengan para pemangku kepentingan dalam

pelaksanaan pembangunan, serta peningkatan kerjasama antar daerah,

antar penyelenggara pemerintah dan pihak ketiga

20.Perbaikan sistem penyelenggaraan pemerintah

21.Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

22.Meningkatkan kualitas pelayanan aparatur dan pengawasan.

23.Meningkatkan kemandirian desa dalam mewujudkan otonomi desa yang

didukung penguatan pemerintahan desa, dan menjadikan desa sebagai

pusat pertumbuhan

5.3 Arahan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung

Penyusunan Perda Bangunan Gedung diamanatkan pada Peraturan

Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, yang menyatakan

bahwa pengaturan dilakukan oleh pemerintah daerah dengan penyusunan

Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung berdasarkan pada peraturan

perundang-undangan yang lebih tinggi dengan memperhatikan kondisi

kabupaten/kota setempat serta penyebarluasan peraturan perundang-undangan,

pedoman, petunjuk, dan standar teknis bangunan gedung dan

operasionalisasinya di masyarakat.

Perda Bangunan Gedung mengatur tentang persyaratan administrasi dan

teknis bangunan gedung. Salah satunya mengatur persyaratan keandalan

gedung, seperti keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan

kemudahan.Persyaratan ini wajib dipenuhi untuk memberikan perlindungan

rasa aman bagi pengguna bangunan gedung dalam melakukan aktifitas di

dalamnya dan sebagai landasan operasionalisasi penyelenggaraan bangunan

gedung di daerah. Utamanya untuk daerah rawan bencana, Perda Bangunan

Gedung sangat penting sebagai payung hukum di daerah dalam menjamin

keamanan dan keselamatan bagi pengguna. Ketersediaan Perda Bangunan

Gedung bagi kabupaten/kota merupakan salah satu prasyarat dalam prioritas

pembangunan bidang Cipta Karya di kabupaten/kota.

Peraturan Bangunan Gedung Kabupaten Klaten telah ditetapkan dengan

Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 15 Tahun 2011 tentang Bangunan

Gedung. Adapun arahan Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 15 Tahun

(17)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-17 Tahun 2015

a. Ketentuan fungsi bangunan gedung

Fungsi bangunan gedung merupakan ketetapan pemenuhan

persyaratan teknis bangunan gedung, baik ditinjau dari segi tata

bangunan dan lingkungan maupun keandalan bangunan. Fungsi

bangunan gedung meliputi fungsi hunian, fungsi keagamaan, fungsi

usaha, fungsi sosial dan budaya, serta fungsi khusus. Satu bangunan

gedung dapat memiliki lebih dari satu fungsi. Fungsi bangunan gedung

meliputi:

- Bangunan gedung fungsi hunian mempunyai fungsi utama sebagai

tempat tinggal manusia yang meliputi rumah tinggal tunggal, rumah

tinggal deret, rumah tinggal susun, dan rumah tinggal sementara.

- Bangunan gedung fungsi keagamaan mempunyai fungsi utama sebagai

tempat melakukan ibadah yang meliputi bangunan masjid termasuk

mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura,

bangunan vihara, dan bangunan kelenteng dan bangunan sejenisnya.

- Bangunan gedung fungsi usaha mempunyai fungsi utama sebagai

tempat melakukan kegiatan usaha yang meliputi bangunan gedung

perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan

rekreasi, terminal, dan bangunan gedung tempat penyimpanan.

- Bangunan gedung fungsi sosial dan budaya mempunyai fungsi

utama sebagai tempat melakukan kegiatan sosial dan budaya yang

meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan,

kebudayaan, laboratorium, dan bangunan gedung pelayanan umum.

- Bangunan gedung fungsi khusus mempunyai fungsi utama sebagai

tempat melakukan kegiatan yang mempunyai tingkat kerahasiaan

tinggi tingkat nasional atau yang penyelenggaraannya dapat

membahayakan masyarakat di sekitarnya dan/atau mempunyai risiko

bahaya tinggi yang meliputi bangunan gedung untuk reaktor nuklir,

instalasi pertahanan dan keamanan, dan bangunan sejenis.

b. Persyaratan bangunan gedung

Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif

dan persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung.

Persyaratan administratif bangunan gedung meliputi :

- Persyaratan status hak atas tanah dan/atau izin pemanfaatan dari

(18)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-18 Tahun 2015

- Status kepemilikan bangunan gedung.

- IMB.

Persyaratan teknis bangunan gedung sebagaimana meliputi:

- Persyaratan tata bangunan meliputi persyaratan peruntukan lokasi

dan intensitas bangunan, arsitektur, dan persyaratan pengendalian

dampak lingkungan.

- Persyaratan keandalan bangunan gedung meliputi persyaratan

keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan. Persyaratan

keandalan bangunan gedung ditetapkan berdasarkan fungsi bangunan

gedung.

c. Penyelenggaraan bangunan gedung

Penyelenggaraan bangunan gedung meliputi kegiatan pembangunan,

pemanfaatan, pelestarian, dan pembongkaran. Penyelenggara bangunan

gedung terdiri atas pemilik bangunan gedung, penyedia jasa konstruksi,

dan pengguna bangunan gedung.

d. Peran masyarakat dan pembinaan dalam penyelenggaraan bangunan

gedung

Peran masyarakat dalam penyelenggaraan bangunan gedung dan/atau

bukan gedung dapat :

- Memantau dan menjaga ketertiban penyelenggaraan.

- Memberi masukan kepada Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah

dalam penyempurnaan peraturan, pedoman, dan standar teknis di

bidang bangunan gedung dan/atau bukan gedung.

- Menyampaikan pendapat dan pertimbangan kepada instansi yang

berwenang terhadap penyusunan rencana tata bangunan dan

lingkungan, rencana teknis bangunan gedung tertentu, dan kegiatan

penyelenggaraan yang menimbulkan dampak penting terhadap

lingkungan.

- Melaksanakan gugatan perwakilan terhadap bangunan gedung dan/atau bukan gedung yang mengganggu, merugikan, dan/atau

membahayakan kepentingan umum.

5.4 Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM)

Berdasarkan Permen PU No. 18 Tahun 2007, Rencana Induk Pengembangan

(19)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-19 Tahun 2015

RPI2-JM Bidang Cipta Karya jangka panjang (15-20 tahun) yang merupakan

bagian atau tahap awal dari perencanaan air minum jaringan perpipaan dan

bukan jaringan perpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum pada

satuperiode yang dibagi dalam beberapa tahapan dan memuat komponen

utama sistem beserta dimensi-dimensinya. RISPAM dapat berupa RISPAM

dalam satu wilayah administrasi maupun lintaska bupaten/kota/provinsi.

Penyusunan rencana induk pengembangan SPAM memperhatikan aspek

keterpaduan dengan prasarana dan sarana sanitasi sejak dari sumber air

hingga unit pelayanan dalam rangka perlindungan dan pelestarian air.

Pengembangan daerah pelayanan

Sistem penyediaan air minum (SPAM) yang ada di Kabupaten Klaten saat ini

meliputi SPAM Ibukota Kabupaten (SPAM Kota Klaten) dan 7 (tujuh) SPAM

Ibukota Kecamatan. Adapun wilayah pelayanan pada setiap sistem adalah

sebagai berikut:

a. SPAM Kota Klaten melayani wilayah Kecamatan Klaten Utara, Klaten Tengah,

Klaten Selatan, dan Kalikotes.

b.SPAM IKK Prambanan melayani wilayah Kecamatan Prambanan, dengan

cakupan pelayanan di 5 desa/kelurahan

c. SPAM IKK Karanganom melayani wilayah Kecamatan Karanganom, Ceper,

dan Polanharjo, dengan cakupan pelayanan di 7 desa/kelurahan

d.SPAM IKK Karangnongko melayani wilayah Kecamatan Karangnongko,

dengan cakupan pelayanan di 6 desa/kelurahan

e. SPAM IKK Kemalang melayani wilayah Kecamatan Kemalang dan

Manisrenggo, dengan cakupan pelayanan di 7 desa/kelurahan

f. SPAM IKK Delanggu melayani wilayah Kecamatan Delanggu, dengan

cakupan pelayanan di 5 desa/kelurahan.

g. SPAM IKK Wedi melayani wilayah Kecamatan Wedi, dengan cakupan

pelayanan di 11 desa/kelurahan.

h.SPAM IKK Ceper+Pedan+Cawas melayani wilayah Kecamatan Ceper, Pedan,

(20)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-20 Tahun 2015

Kebutuhan air

Dasar perhitungan yang penting dalam penetuan Kebutuhan Air Bersih ini

adalah proyeksi jumlah penduduk pelayanan. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih

juga didasari oleh beberapa asumsi yang diambil dari kriteria dan standar

Kebutuhan Air Bersih dalam SK-SNI air minum. Dasar perhitungan yang

digunakan adalah sebagai berikut :

a. Dasar perhitungan perkotaan 1 liter/detik = 80 SR, dengan konsumsi air

180 liter/orang/hari, perdesaan 1 liter/detik = 200 KK dengan konsumsi

air 60 liter/orang/hari

b. Cakupan pelayanan pada akhir tahun rencana 2034 direncanakan

mencapai 100% untuk wilayah Kota Klaten, 80% wilayah perkotaan lainnya

dan perdesaan.

c. Jumlah orang setiap sambungan diasumsikan sama dengan jumlah yaitu 5

jiwa per sambungan untuk wilayah perdesaan maupun untuk wilayah

perkotaan

d. Kebutuhan Air Bersih non domestik diasumsikan sebesar 20% dari jumlah

kebutuhan domestik

e. Kehilangan air ditargetkan dapat diturunkan secara berkala hingga pada

tahun 2034 kebocoran mencapai 20%

Perhitungan proyeksi Kebutuhan Air Bersih ini digunakan untuk perencanaan

pengembangan SPAM Kabupaten Klaten pada wilayah perkotaan dan

perdesaan. Horizontal perencanaan yang digunakan pada Rencana Induk

SPAM Kabupaten Klaten ini adalah 2015 - 2034. Data proyeksi Kebutuhan Air

Bersih pada masing–masing Kecamatan menjadi dasar peningkatan pelayanan air minum.

Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Wilayah Perkotaan

Perhitungan proyeksi Kebutuhan Air Bersih ini digunakan untuk perencanaan

pengembangan SPAM Kabupaten Klaten pada wilayah pelayanan perkotaan.

Kebutuhan Air Bersih wilayah pelayanan perkotaan sampai tahun 2034

dihitung berdasarkan proyeksi jumlah penduduk pada 26 Kecamatan yang

termasuk dalam wilayah perkotaan. Wilayah teknis PDAM Kabupaten Klaten

telah mencapai sebagian wilayah dalam 22 Kecamatan tersebut. Penentuan

(21)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-21 Tahun 2015

kawasan strategis pertumbuhan ekonomi, dan merupakan ibukota kecamatan

(IKK) serta merupakan wilayah teknis PDAM.

Cakupan pelayanan eksisting tahun 2014 dihitung berdasarkan jumlah

penduduk yang telah mendapat akses air minum layak di wilayah perkotaan

Kabupaten Klaten baik dengan sistem perpipaan maupun non perpipaan.

Sistem perpipaan meliputi pelayanan PDAM dan Non PDAM (Pamsimas, DAK,

PNPM, Perguruan Tinggi dan Swasta), sedangkan akses air minum Bukan

Jaringan Perpipaan yang dimasukkan dalam cakupan pelayanan eksisting

adalah BJP layak meliputi Sumur Gali dan Mata Air Terlindungi.

Selain jumlah penduduk yang mempengaruhi peningkatan Kebutuhan Air

Bersih pada masyarakat di kabupaten Klaten yaitu konsumsi air, tingkat

pelayanan serta kehilangan air. Pada wilayah perkotaan konsumsi air yang

digunakan adalah 150 liter/detik sampai 180 liter/detik pada akhir tahun

perencanaan. Tingkat pelayanan didapatkan dari cakupan layanan jaringan

perpipaan (JP) eksisting wilayah perkotaan masing-masing kecamatan pada

Kabupaten Klaten. Kehilangan air tersebut didapatkan dari selisih antara

kapasitas produksi dengan volume air terjual. Berikut proyeksi Kebutuhan Air

Bersih wilayah perkotaan Kabupaten Klaten.

Tabel 5.4. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Wilayah Perkotaan Kabupaten Klaten

No Kecamatan Eksisting

(2014)

Proyeksi Kebutuhan Air Bersih (lt/dt)

2015 2019 2024 2034

1 Prambanan 9.62 11.86 21.53 35.68 71.25

2 Gantiwarno 0.42 2.04 8.97 18.83 42.75

3 Wedi 22.40 27.26 46.44 69.56 110.45

4 Bayat 9.84 12.72 24.97 41.89 81.09

5 Cawas 31.72 35.92 53.69 78.34 135.73

6 Trucuk 18.18 21.64 36.31 56.60 103.74

7 Kalikotes 16.63 19.80 33.42 53.37 103.45

8 Kebonarum - 1.63 8.59 18.28 41.01

9 Jogonalan 0.19 4.07 20.68 44.12 100.20

10 Manisrenggo 0.74 2.29 8.91 18.27 40.76

11 Karangnongko 9.26 10.33 14.87 21.16 35.78

(22)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-22 Tahun 2015

No Kecamatan Eksisting

(2014)

Proyeksi Kebutuhan Air Bersih (lt/dt)

2015 2019 2024 2034

13 Ceper 31.19 34.28 47.31 65.12 105.88

14 Pedan 3.79 7.15 21.58 41.90 90.45

15 Karangdowo 1.70 4.60 16.93 34.04 73.96

16 Juwiring - 1.71 9.04 19.31 43.66

17 Wonosari - 2.38 12.63 27.19 62.48

18 Delanggu 26.20 28.41 37.74 50.46 79.40

19 Polanharjo 27.89 29.68 37.17 47.77 72.91

20 Karanganom 30.98 33.51 43.92 57.73 87.39

21 Tulung 1.09 4.17 17.44 36.27 81.72

22 Jatinom 5.09 7.41 17.27 31.06 63.53

23 Kemalang 21.72 22.40 25.14 29.06 38.16

24 Klaten Selatan 45.78 50.12 68.23 94.01 155.09

25 Klaten Tengah 77.75 80.55 92.08 107.22 139.58

26 Klaten Utara 41.89 46.35 64.99 91.25 152.79

Jumlah 453,13 505,77 803,46 1.216,35 2.174,54

Sumber : RISPAM Kabupaten Klaten 2015 - 2034

Berdasarkan data pada tabel diatas, terlihat peningkatan Kebutuhan Air Bersih

pada masing – masing kecamatan. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih yang disajikan pada tabel diatas adalah perkiraan air pada kondisi eksisting 2014,

tahun pencapaian tahap pertama 2019, tahap kedua 2024 dan tahun akhir

rencana 2034. Pada tahun 2014 Kebutuhan Air Bersih wilayah pelayanan

perkotaan sebesar 435,13 liter/detik. Kebutuhan Air Bersih diperkirakan terus

meningkat setiap tahunnya mengikuti pola pertumbuhan penduduk masing – masing wilayah. Pada akhir tahun rencana kebutuhan air bersih wilayah

pelayanan perkotaan diperkirakan sebesar 2.174,54 liter/detik.

Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Wilayah Perdesaan

Dalam perhitungan proyeksi penduduk perdesaan, jumlah penduduk yang

digunakan merupakan jumlah penduduk dari desa / kelurahan yang

berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah tidak termasuk dalam kategori

wilayah perkotaan. Wilayah perdesaan meliputi 23 kecamatan, dimana

Kecamatan Klaten Selatan, Klaten Tengah dan Klaten Utara tidak memiliki

(23)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-23 Tahun 2015

Selain jumlah penduduk yang mempengaruhi peningkatan kebutuhan air

bersih pada masyarakat di kabupaten Klaten yaitu konsumsi air, tingkat

pelayanan serta kehilangan air. Pada wilayah perdesaan konsumsi air yang

digunakan adalah 60 liter/detik dan 90 liter/detik pada akhir tahun

perencanaan. Tingkat pelayanan didapatkan dari cakupan pelayanan jaringan

perpipaan (JP) eksisting wilayah perdesaan masing-masing kecamatan pada

Kabupaten Klaten.

Tabel 5.5. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Wilayah Perdesaan

Kabupaten Klaten

Desa Kebutuhan Air (liter/detik)

2014 2019 2024 2034

01. Prambanan 5,45 10,36 16,49 32,87

02. Gantiwarno 3,43 8,92 15,87 34,79

03. Wedi 2,16 4,74 7,99 16,74

04. Bayat 18,03 23,11 29,03 43,6

05. Cawas 5,55 7,87 10,67 17,87

06. Trucuk 8,79 17,34 28,14 57,10

07. Kalikotes 1,00 1,52 2,13 3,60

08. Kebonarum 2,41 3,36 4,51 7,44

09. Jogonalan 2,15 6,71 12,50 28,4

10. Manisrenggo 4,16 10,14 17,59 37,75

11. Karangnongko 8,60 13,08 18,56 32,99

12. Ngawen 2,89 7,43 13,17 28,88

13. Ceper 1,92 6,67 12,71 29,41

14. Pedan 2,39 5,50 9,42 20,01

15. Karangdowo 2,32 7,11 13,21 29,82

16. Juwiring 4,85 14,52 26,82 60,30

17. Wonosari 7,07 16,25 27,81 59,04

18. Delanggu 1,05 4,10 8,00 18,65

19. Polanharjo 7,74 11,36 16,96 31,76

20 . Karanganom 6,41 9,38 12,97 22,27

21. Tulung 5,55 10,51 16,71 33,29

22. Jatinom 11,75 18,12 25,91 46,29

23. Kemalang 8,07 12,16 17,15 30,13

Jumlah 105,26 220,66 343,82 602,00

(24)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-24 Tahun 2015

Kapasitas Sistem Perkotaan

Program pengembangan SPAM perkotaan Kabupaten Klaten terbagi menjadi 3

tahapan pengembangan yaitu tahap jangka pendek, jangka menengah dan

jangka panjang. Pengembangan SPAM jangka pendek (2015-2019) mengacu

pada rencana bisnis PDAM yang telah ditentukan. Pada tahapan rencana

jangka pendek, kebutuhan penambahan supply air diperkirakan sebesar

354,46 lt/dt. Kebutuhan tersebut akan dipenuhi dengan sumber Mata Air

dengan total debit 250 lt/dt dan Sumur Dalam milik P2AT dengan debit 215

lt/dt. Selama rentang 5 tahun pertama pengembangan kapasitas system dapat

meningkatkan pelayanan sebanyak 24.287 SR.

Pada tahap jangka menengah yaitu rentang tahun 2020-2024 dibutuhkan

penambahan debit air baku sebesar 412,89 lt/dt dari tahun 2019.

Penambahan kapasitas system tersebut ditargetkan dapat menambah jumlah

pelanggan PDAM sebanyak 26.373 SR. Pada tahapan jangka menengah sumber

air baku yang digunakan berupa Sumur P2AT dan air permukaan dari long

storage yang akan dibangun oleh Dinas SDA. Total kapasitas system yang akan

dibangun pada tahap jangka menengah sebesar 980 lt/dt yang berasal dari air

permukaan sebesar 810 lt/dt dan Sumur P2AT sebesar 170 lt/dt.

Selama rentang tahapan jangka panjang yaitu 2025-2034 penambahan

Kebutuhan air bersih jauh lebih kecil dibandingkan dengan tahapan

sebelumnya. Hal ini dikarenakan pada tahapan jangka panjang lebih

difokuskan pada pengembangan pelayanan. Pada tahap jangka panjang

direncanakan kapasitas system yang akan dibangun sebesar 390 lt/dt yang

berasal dari air permukaan long storage dan 60 lt/dt dari sumur P2AT. Berikut

(25)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-25 Tahun 2015

Tabel 5.6. Rencana Kapasitas Sistem dan Sumber Air Baku Pengembangan SPAM Perkotaan

No Kecamatan

Jangka Pendek (2015-2019) Jangka Menengah (2020-2024) Jangka Panjang (2025-2034)

(26)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-26 Tahun 2015

No Kecamatan

Jangka Pendek (2015-2019) Jangka Menengah (2020-2024) Jangka Panjang (2025-2034)

(27)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-27 Tahun 2015

Kapasitas Sistem Perkotaan

Rencana kapasitas jaringan perpiaan sistem perdesaan di Kabupaten Klaten

memanfaatkan air baku dari mata air, air permukaan dan air tanah termasuk

didalamnya mata air dan sumur dalam yang tersebar di Kabupaten Klaten.

Sistem yang digunakan di wilayah perdesaan berupa sistem setempat dengan

kapasitas sistem skala desa. Berikut ini dibutuhkan pemenuhan pelayanan

wilayah perdesaan Kabupaten Klaten adalah sebagai berikut :

Tabel 5.6. Rencana Pengembangan Jaringan Perpipaan SPAM Perdesaan

No Kecamatan Wilayah Desa

Keb. Air Th

2034 (lt/dt)

Jumlah Sistem (Unit)

Rencana Sumber Air Baku

1 Prambanan PERENG 2.47 1 Sumur Dalam @ 3 lt/dt

SENGON 5.21 1 Sumur Dalam @ 6 lt/dt

CUCUKAN 2.41 1 Sumur Dalam @ 3 lt/dt

SANGGRAHAN 3.23 2 MA. Miroditan, MA. Budo

GENENG 3.26 1 MA. Munggur

KOKOSAN 3.12 1 Sumur Dalam @ 3 lt/dt

BRAJAN 4.68 1 MA. Pule

RANDUSARI 4.19 1 Sumur Dalam @ 5 lt/dt

JOHO 4.31 1 Sumur Dalam @ 5 lt/dt

2 Gantiwarno KATEKAN 2.62 1 Sumur Dalam @ 3 lt/dt

KERTEN 2.94 1 Sumur Dalam @ 3 lt/dt

NGANDONG 3.43 1 MA. Baturan

KRAGILAN 3.43 1 Sumur Dalam @ 4 lt/dt

KARANGTURI 3.87 1 Sumur Dalam @ 4 lt/dt

GENTAN 2.03 1 Sumur Dalam @ 3 lt/dt

MLESE 4.86 1 Sumur Dalam @ 5 lt/dt

MUTIHAN 5.06 1 Sumur Dalam @ 5 lt/dt

MURUH 4.04 1 Sumur Dalam @ 4 lt/dt

BATURAN 2.51 1 Sumur Dalam @ 3 lt/dt

3 Wedi BRANGKAL 4.25 1 Sumur Dalam @ 5 lt/dt

KALIGAYAM 4.48 1 Sumur Dalam @ 5 lt/dt

MELIKAN 4.67 1 Sumur Dalam @ 5 lt/dt

JIWOWETAN 3.34 1 Sumur Dalam @ 4 lt/dt

4 Bayat BOGEM 2.91 1 Embung (rencana)

(28)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-28 Tahun 2015

No Kecamatan Wilayah Desa

Keb. Air Th

2034 (lt/dt)

Jumlah Sistem (Unit)

Rencana Sumber Air Baku

JARUM 3.68 1 Sumur Dalam @ 4 lt/dt

JAMBAKAN 3.65 1 Sumur Dalam @ 4 lt/dt

DUKUH 3.80 1 Tapping PDAM

KRIKILAN 2.73 1 Embung (rencana)

KEBON 4.14 1 Embung (rencana)

GUNUNGGAJAH 4.38 1 Sumur Dalam @ 4 lt/dt

TEGALREJO 3.67 1 Tapping PDAM

TALANG 5.48 1 Sumur Dalam @ 6 lt/dt

TAWANGREJO 2.93 1 Sumur Dalam @ 3 lt/dt

JOTANGAN 3.93 1 Embung (rencana)

5 Cawas BARAN 3.29 1 Sumur Dalam @ 4 lt/dt

TLINGSING 4.77 1 Sumur Dalam @ 5 lt/dt

POGUNG 5.68 1 Sumur Dalam @ 6 lt/dt

BOGOR 4.13 1 Sumur Dalam @ 4 lt/dt

6 Trucuk KARANGPAKEL 7.35 2 Sumur Dalam @ 4 lt/dt

WANGLU 5.83 2 Sumur Dalam @ 3 lt/dt

PLANGGU 6.41 2 Sumur Dalam @ 3 lt/dt

SABRANGLOR 3.91 1 Sumur Dalam @ 4 lt/dt

JATIPURO 3.80 1 MA. Brongkol

WONOSARI 5.30 1 MA. Panasan

MIRENG 6.95 2 Sumur Dalam @ 4 lt/dt

BERO 6.16 2 Sumur Dalam @ 3 lt/dt

SUMBER 5.29 2 Sumur Dalam @ 3 lt/dt

PALAR 6.09 2 Sumur Dalam @ 3 lt/dt

7 Kalikotes KRAJAN 3.60 1 MA. Toprayan

8 Kebonarum MENDEN 2.94 1 MA. Macan

KARANGDUREN 4.51 2 Sumur Dalam @ 3 lt/dt

9 Jogonalan SOMOPURO 4.98 2 Sumur Dalam @ 3 lt/dt

TITANG 2.33 2 MA. Kroya, MA. Cabean

TANGKISAN POS 2.77 1 Sumur Dalam @ 3 lt/dt

GRANTING 3.38 1 Sumur Dalam @ 4 lt/dt

WONOBOYO 4.45 1 Sumur Dalam @ 3 lt/dt

JOTON 4.66 1 Sumur Dalam @ 3 lt/dt

TAMBAKAN 5.81 2 Sumur Dalam @ 3 lt/dt

10 Manisrenggo TASKOMBANG 4.25 1 MA. Sumuran

SOLODIRAN 4.54 1 Sumur Dalam @ 5 lt/dt

(29)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-29 Tahun 2015

No Kecamatan Wilayah Desa

Keb.

(30)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-30 Tahun 2015

No Kecamatan Wilayah Desa

Keb.

(31)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-31 Tahun 2015

No Kecamatan Wilayah Desa

Keb. Air Th

2034 (lt/dt)

Jumlah Sistem (Unit)

Rencana Sumber Air Baku

JIMUS 2.16 1 Sumur Dalam @ 3 lt/dt

PONGGOK 5.13 1 MA. Ponggok

WANGEN 3.95 1 MA. Ponggok

KRANGGAN 4.33 1 Sumur Dalam @ 5 lt/dt

KEBONHARJO 5.63 2 Sumur Dalam @ 3 lt/dt

SIDOWAYAH 4.92 1 Sumur Dalam @ 5 lt/dt

SIDOHARJO 3.79 1 Sumur Dalam @ 4 lt/dt

20 Karanganom JAMBEYAN 2.66 1 MA. Jolotundo

JUNGKARE 2.86 1 Sumur Dalam @ 3 lt/dt

TROSO 3.57 1 Sumur Dalam @ 4 lt/dt

SOROPATEN 3.27 1 Sumur Dalam @ 4 lt/dt

GEMPOL 3.69 1 MA. Brajan

GLEDEG 2.17 1 Sumur Dalam @ 3 lt/dt

PONDOK 4.07 1 Sumur Dalam @ 4 lt/dt

21 Tulung MUNDU 4.16 1 Sumur Dalam @ 5 lt/dt

SEDAYU 3.94 1 Sumur Dalam @ 4 lt/dt

BONO 3.06 1 Sumur Dalam @ 3 lt/dt

KIRINGAN 2.97 1 Sumur Dalam @ 3 lt/dt

DALANGAN 4.07 1 Sumur Dalam @ 4 lt/dt

BEJI 2.67 1 MA. Babatan

KEMIRI 3.27 1 MA. Godongpelem

SUDIMORO 4.50 1 Sumur Dalam @ 5 lt/dt

MALANGAN 4.64 1 Sumur Dalam @ 5 lt/dt

22 Jatinom BETENG 3.57 1 Sumur Dalam @ 4 lt/dt

RANDULANANG 4.84 1 Sumur Dalam @ 5 lt/dt

JEMAWAN 5.00 1 Sumur Dalam @ 5 lt/dt

GEDAREN 3.90 1 MA. Gedaren

CAWAN 5.30 2 Sumur Dalam @ 3 lt/dt

TIBAYAN 4.68 1 Sumur Dalam @ 5 lt/dt

BENGKING 2.76 1 Sumur Dalam @ 3 lt/dt

TEMUIRENG 3.07 1 Sumur Dalam @ 3 lt/dt

BANDUNGAN 3.57 1 Sumur Dalam @ 4 lt/dt

SOCOKANGSI 6.12 2 Sumur Dalam @ 3 lt/dt

PULUHAN 3.46 1 Sumur Dalam @ 4 lt/dt

23 Kemalang PANGGANG 2.01 1 Sumur Dalam @ 2 lt/dt

TALUN 3.00 1 Sumur Dalam @ 3 lt/dt

(32)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-32 Tahun 2015

No Kecamatan Wilayah Desa

Keb.

Rencana Sumber Air Baku

Sumber : RISPAM Kabupaten Klaten 2015 – 2034

5.4 Arahan RAD-AMPL 2015-2019

Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD-AMPL)

Kabupaten Klaten Tahun 2015-2019 menyebutkan Kabupaten Klaten

mengamanatkan bahwa pada 2019 Klaten harus bisa mencapai universal

access. Artinya, tahun tersebut setiap mayarakat Indonesia baik yang tinggal di

perkotaan maupun kawasan perdesaan sudah memiliki akses 100% terhadap

sumber air minum aman dan fasilitas sanitasi layak. Atas dasar itu, air minum

dan sanitasi menjadi isu penting sekaligus capaian yang harus dioptimalkan.

Pada tabel di bawah ini terpapar tujuan dan sasaran pelayanan AMPL Jangka

Menengah:

Tabel 5.7. Tujuan dan Sasaran Pelayanan AMPL Jangka Menengah

NO. TUJUAN SASARAN INDIKATOR

KINERJA

TARGET KINERJA PADA TAHUN KE-

1 2 3 4 5

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1. Meningkatkan cakupan akses air minum yang layak dan berkelanjutan

(33)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-33 Tahun 2015

NO. TUJUAN SASARAN INDIKATOR

KINERJA

TARGET KINERJA PADA TAHUN KE-

1 2 3 4 5

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

2. Meningkatkan cakupan akses sanitasi yang layak dan berkelanjutan dari 84,8 % menjadi 100 %

Cakupan penduduk yang mengakses sanitasi yang layak dan berkelanjutan

84.8 88.6 92.4 96.2 100

Tambahan cakupan di perkotaan (jiwa)

86.0 89.5 93.0 96.5 100

Tambahan cakupan di perdesaan

84.1 88.1 92.1 96.0 100

3. Meningkatkan kinerja teknis

Unit IPA baru dengan kapasitas 100

lt/detik

1 1 2 2 3

Pemanfaatan Idle capacity sebesar 50 lt/detik

Debit pasokan air (l/dtk)

120 140 160 180 200

5 Meningkatkan

cakupan PHBS, dari 47,63% menjadi 100 % bidang air minum dan sanitasi.

(34)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-34 Tahun 2015

5.5 Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK)

Strategi Sanitasi Kota adalah dokumen rencana strategis berjangka menengah

yang disusun untuk percepatan pembangunan sektor sanitasi suatu

Kota/Kabupaten, yang berisi potret kondisi sanitasi kota saat ini, rencana

strategi dan rencana tindak pembangunan sanitasi jangka menengah. SSK

disusun oleh Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota didukung fasilitasi dari

pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.

Dalam menyusun SSK, Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota berpedoman pada

prinsip:

a. Berdasarkan data aktual (Buku Putih Sanitasi);

b. Berskala kota dan lintas sektor (air limbah, drainase,persampahan);

c. Disusun sendiri oleh kota dan untuk kota; dan

d. Menggabungkan pendekatan ‘top down’ dengan ‘bottom up’.

Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kabupaten Klaten yang disusun pada

Tahun 2012 adalah sebagai berikut:

a. Sub sektor air limbah domestik

Tujuan

1. Meningkatkan dan mewujudkan pemenuhan kebutuhan sarana

prasarana air limbah yang sesuai dengan mutu dan standar yang

berlaku.

2. Meningkatkan keterlibatan pemangku kepentingan dalam pemanfaatan

dan pemeliharaan sarana prasarana air limbah yang tersedia.

3. Terwujudnya pembangunan sanitasi yang partisipatif dan tanggap

kebutuhan serta diterapkannya SPM (Standar Pelayanan Minimum).

Sasaran

1. Tercapainya peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan air limbah

dengan terwujudnya sarana prasarana sesuai standar baku mutu

sampai tahun 2016.

2. Terbentuknya dan terbinanya kelompok pengelola sarana prasarana air

limbah di lingkungan permukiman.

Strategi

1. Menyediakan sarana prasarana pengelolaan air limbah rumah tangga

(35)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-35 Tahun 2015

2. Membangun IPLT untuk melayani limbah domestik dari pemukiman

penduduk perkotaan.

3. Strategi Stimulan pembuatan jamban keluarga.

4. Membentuk dan membina kelompok pengelola sarana prasarana air

limbah di setiap lingkungan.

5. Strategi Pembangunan IPAL komunal.

b. Sub sektor persampahan

Tujuan

1. Meningkatkan dan mewujudkan pemenuhan kebutuhan sarana

prasarana persampahan yang sesuai dengan mutu dan standar yang

berlaku.

2. Meningkatkan keterlibatan pemangku kepentingan dalam pemanfaatan

dan pemeliharaan sarana prasarana persampahan yang tersedia.

3. Meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat untuk berperilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS).

4. Mewujudkan kepastian hukum dalam pelaksanaan pengelolaan sarana

prasarana persampahan.

5. Meningkatkan pembinaan dan koordinasi dalam rangka pengelolaan,

pengendalian, dan pelaporan pelaksanaan dengan melibatkan peran

serta masyarakat.

Sasaran

1. Tercapainya peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan persampahan

dengan terwujudnya sarana prasarana sesuai standar baku mutu

sampai tahun 2016.

2. Termanfaatkannya dan terpeliharanya sarana prasarana persampahan

di lingkungan permukiman.

3. Terbentuknya dan terbinanya kelompok pengelola sarana prasarana

persampahan di lingkungan permukiman.

4. Terwujudnya peningkatan lingkungan permukiman yang bersih dan

sehat.

5. Penetapan Perda dan pedoman teknis tentang pelaksanaan pengelolaan

sarana prasarana persampahan.

6. Tersedianya data base/ sistem informasi sanitasi melalui monitoring

(36)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-36 Tahun 2015

7. Peningkatan prosentase penanganan permasalahan sanitasi dan tanggap

cepat dan tepat sanitasi.

Strategi

1. Mengoptimalkan pengelolaan sarana prasarana TPA Mojorejo dengan

menyediakan sarana prasarana teknis pengelolaan TPA.

2. Mengoptimalkan pengelolaan sarana prasarana persampahan dengan

menggunakan sistem 3R di kawasan permukiman dan fasilitas umum.

3. Membentuk dan membina kelompok pengelola sarana prasarana

persampahan di setiap lingkungan permukiman.

4. Menyusun Raperda dan pedoman teknis tentang pelaksanaan

pengelolaan sarana prasarana persampahan bersama DPRD menetapkan

menjadi Perda.

5. Memilih kelompok pengelola lingkungan sehat, pengelola industri

berprestasi di Kabupaten Klaten tiap tahun.

c. Sub sektordrainase perkotaan

Tujuan

1. Meningkatkan dan mewujudkan pemenuhan kebutuhan sarana

prasarana drainase yang sesuai dengan mutu dan standar yang berlaku.

2. Meningkatkan keterlibatan pemangku kepentingan dalam pemanfaatan

dan pemeliharaan sarana prasarana drainase yang tersedia.

Sasaran

1. Mengurangi luas genangan setengah luasnya genangan dari kondisi

tahun 2011 sampai dengan tahun 2016.

2. Mengurangi lama dan cakupan banjir setengah lamanya banjir dari

kondisi tahun 2011 sampai dengan tahun 2016.

Strategi

1. Pengembangan Sistem Sanitasi.

2. Membentuk dan membina kelompok pengelola sarana prasarana

drainase di setiap lingkungan permukiman dan perkantoran.

3. Memberikan pendampingan atau stimulan terhadap pembangunan

sarana prasarana drainase lingkungan di lingkungan permukiman.

4. Menyusun Raperda dan pedoman teknis tentang pelaksanaan

pengelolaan sarana prasarana drainase lingkungan bersama DPRD

menetapkan menjadi Perda.

(37)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-37 Tahun 2015

Tujuan

Meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat untuk berperilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS) terutama bidang hygiene sanitasi.

Sasaran

1. Teradvokasinya pemangku kepentingan sehingga program hygiene

sanitasi menjadi program prioritas.

2. Terlaksanaya kegiatan pemasaran hygiene sanitasi di tingkat

masyarakat.

Strategi

1. Mengupayakan agar program pemasaran hygiene menjadi skala prioritas.

2. Mengupayakan dukungan sarana & prasarana pemasaran hygiene

sanitasi.

3. Terlaksananya kegiatan pemasaran hygiene sanitasi.

4. Terlaksanya kegiatan surveilan kesehatan lingkungan berbasis teknologi

informasi.

5.6 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

Berdasarkan Permen PU No. 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Rencana

Tata Bangunan dan Lingkungan, RTBL didefinisikan sebagaipanduan rancang

bangun suatu lingkungan/kawasan yangdimaksudkan untuk mengendalikan

pemanfaatan ruang, penataanbangunan dan lingkungan, serta memuat materi

pokok ketentuanprogram bangunan dan lingkungan, rencana umum dan

panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan

pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan.

Kondisi penataan bangunan gedung dan lingkungan di Kabupaten Klaten

selama ini telah dilaksanakan melalui proses perizinan, seperti IMB, izin

reklame dll. Selain itu pada tahun 2012 Pemerintah Kabupaten Klaten telah

menyusun Studi P2KH. yang merupakan salah satu acuan/ pedoman dalam

pengembangan ruang terbuka hijau (RTH) di Kabupaten Klaten.

Pendapatan dari retribusi izin bangunan melebihi target dan ini tidak lepas dari

kesadaran warga masyarakat dalam mendirikan bangunan dan adanya

program pemerintah daerah dalam memberikan sosialisasi dan pemutihan IMB

bagi bangunan yang belum memiliki izin mendirikan bangunan

Kebijakan Pemerintah Kabupaten Klaten dalam penataan gedung dan

lingkungan didasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 11

(38)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-38 Tahun 2015

2011-2031 dan Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 15 Tahun 2011

tentang Bangunan Gedung di Kabupaten Klaten, yaitu untuk:

a. Mewujudkan pemanfaatan ruang daerah yang serasi dan optimal sesuai

dengan kebutuhan dan kemampuan daya dukung lingkungan serta sesuai

dengan kebijaksanaan pembangunan nasional dan daerah yang

berkelanjutan.

b. Mewujudkan daya dukung lingkungan yang berkelanjutan dalam

pengelolaan kawasan, untuk menjamin tetap berlangsungnya konservasi air

dan tanah, menjamin tersedianya air tanah dan permukaan serta

penanggulangan banjir.

c. Mengembangkan perekonomian wilayah yang produktif, efektif dan efisien

berdasarkan karakteristik wilayah, bagi terciptanya kesejahteraan

masyarakat yang berkeadilan dan pembangunan yang berkelanjutan.

Strategi pemanfaatan ruang daerah merupakan pelaksanaan kebijakan

penataan ruang daerah yang meliputi:

a. Mendorong terselenggaranya pengembangan kawasan yang berdasar atas

keterpaduan antar perkotaan dan perdesaan sebagai satu kesatuan wilayah

perencanaan.

b. Mendorong terselenggaranya pembangunan kawasan yang dapat menjamin

tetap berlangsungnya konservasi air dan tanah, menjamin tersedianya air

tanah dan air permukaan serta penanggulangan banjir dengan

mempertimbangkan daya dukung lingkungan yang berkelanjutan dalam

pengelolaan kawasan.

c. Mendorong pengembangan perekonomian wilayah yang produktif, efektif dan

efisien berdasarkan karakteristik wilayah bagi terciptanya kesejahteraan

masyarakat dan pembangunan yang berkelanjutan

Usulan dan Prioritas Program dalam penataan bangunan dan lingkungan di

Kabupaten Klaten diprioritaskan pada kawasan kumuh perkotaan, baik

melalui bantuan teknis maupun program pemberdayaan masyarakat yang

selama ini masyarakat sangat mendukung setiap program/ kegiatan yang

masuk di wilayahnya.

Dukungan pembiayaan dari Pemerintah Pusat dan Provinsi masih sangat

dibutuhkan dalam meningkatkan kualitas bangunan gedung dan lingkungan

baik melalui bantuan teknis maupun bimbingan teknis penataan bangunan

(39)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-39 Tahun 2015

5.8 Integrasi Strategi Pembangunan Kabupaten/Kota dan Sektor

Berdasarkan dokumen rencana yang telah dijabarkan sebelumnya,maka dapat

disusun matriks strategi pembangunan pada skalakabupaten/kota yang

meliputi:

a. RTRW Kabupaten/Kota sebagai acuan arahan spasial;

b. RI-SPAM sebagai arahan pengembangan air minum;

c. SSK sebagai arahan pengembangan sektor sanitasi;

d. Rencana lainnya.

Tabel 5.12. Matriks Identifikasi Rencana Pembangunan Bidang Cipta Karya Kabupaten Klaten

No Produk

Kegiatan Lokasi Sektor

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Kab. Klaten Bangkim

Pengembangan

Ada SPAM Jaringan

(40)

Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-40 Tahun 2015

3 Strategi Sanitasi Kota (SSK)

Ada Sektor Air

Limbah Domestik

PLP

Sektor Persampahan

PLP

Sektor Drainase Lingkungan

PLP

5. SPPIP Ada Arahan Rencana/

Program -

AM/PLP/Bangki m/PBL *)

- AM/PLP/Bangki

m/PBL *)

- AM/PLP/Bangki

m/PBL *)

- AM/PLP/Bangki

m/PBL *)

- AM/PLP/Bangki

Gambar

Tabel 5.1. Arahan RTRW Kabupaten Klaten untuk Bidang Cipta Karya
Tabel 5.2. Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten (KSK)  berdasarkan RTRW Kabupaten Klaten
Tabel 5.3. Indikasi Program RTRW Kabupaten Klaten terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Tabel 5.4. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Wilayah Perkotaan Kabupaten Klaten
+6

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, bahwa Islam merupakan agama tauhid yang mengajak manusia untuk memurnikan ibadah mereka hanya kepada Allah dan

akan datang dalam pengelolaan zakat produktif pada bidang usaha mikro.. sebagai upaya pengentasan kemiskinan dalam perspektif ekonomi Islam. secara objektif. 2) Sumbangan

menyatakan bahwa komite audit tidak berhubungan signifikan terhadap kinerja.

a. Daftar item kegiatan yang berisi seluruh jenis kegiatan pekerjaan yang ada dalam rencana pelaksanaan pembangunan. Urutan pekerjaan dari daftar item kegiatan tersebut

Penggunaan media bagi seorang Public Relations merupakan hal yang mutlak digunakan dalam aktivitas Public Relations, sesuai dengan definisi yang disampaikan oleh

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi atau untuk pengembangan ilmu pengetahuan di bidang psikologi pendidikan terutama yang menyangkut

4.2 Kondisi Pendukung Dalam Penerapan Aplikasi Pencatatan Penjualan Secara Komputerisasi Pada Toko Buku Penuntun Palembang

Cooling Tower mini dengan menggunakan bahan dari plastik berupa ember dengan memberikan 1 buah fan di bagian bawah dan 2 buah fan di bagian atas yang berfungsi