STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES
DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
S K R I P S I
Diajukan Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
J ur usan Manajemen
Oleh :
VONDRA EKA PRANATA 0712315067 / FE / EM
FAKULTAS EKONOMI
S K R I P S I
Oleh :
VONDRA EKA PRANATA 0712315067 / FE / EM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN
J AWA TIMUR
S K R I P S I
STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES
DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Yang Diajukan :
VONDRA EKA PRANATA 0712315067 / FE / EM
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada tanggal 16 Januari 2014
Tim Penguji :
Pembimbing Ketua
Dr. Muhadjir Anwar, MM Dra. Ec. Suhartuti, MM
Sekretaris
Dr. Muhadjir Anwar, MM
Anggota
Dra. Ec. Malicha
Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi
STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES
DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Yang Diajukan :
VONDRA EKA PRANATA 0712315067 / FE / EM
Telah Diseminarkan Dan Disetujui Untuk Menyusun Skripsi Oleh :
Pembimbing
Dr. Muhadjir Anwar, MM
Tanggal : ……….
Mengetahui,
Ketua Program Studi Manajemen
S K R I P S I
STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES
DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Yang Diajukan :
VONDRA EKA PRANATA 0712315067 / FE / EM
Disetujui Untuk Ujian Skripsi Oleh :
Pembimbing
Dr. Muhadjir Anwar, MM
Tanggal : ……….
Mengetahui,
Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Struktur Modal Perusahaan Food And Beverages Di Bursa Efek
Indonesia (BEI)” dengan baik.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi satu syarat
penyelesaian Program Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi, Jurusan
Manajemen, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya.
Dalam penyusunan skripsi, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan
selesai dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
menghaturkan rasa terima kasih yang mendalam kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor UPN “Veteran” Jawa
Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
UPN “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Program Studi Manajemen
UPN “Veteran” Jawa Timur, dan Dosen Pembimbing yang telah
mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya dalam membimbing penulisan
ini.
4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Manajemen yang telah memberikan ilmu yang
menghargai jasa Bapak dan Ibu. Namun teriring do’a semoga apa yang sudah
diberikan kepada kami akan terbalaskan dengan berkah dari sang Illahi.
5. Yang terhormat Bapak dan Ibu, sembah sujud serta ucapan terima kasih atas
semua do’a, restu, dukungan, nasehat yang diberikan kepada penulis.
Semoga Allah SWT melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada semua
pihak yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata
penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surabaya, Januari 2014
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
ABSTRAKSI ... vi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 12
1.3. Tujuan Penelitian ... 13
1.4. Manfaat Penelitian ... 13
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 15
2.2. Landasan Teori ... 16
2.2.1. Pengertian Struktur Modal ... 16
2.2.1.1. Komponen Struktur Modal... 23
2.2.1.2. Teori Struktur Modal ... 24
2.2.1.3. Faktor yang menentukan pemilihan struktur modal ... 25
2.2.1.4. Struktur modal yang optimum ... 26
2.2.1.5. Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal ... 27
2.2.2. Struktur Aktiva ... 28
2.2.3. Profitabilitas (Profitability) ... 30
2.2.5. Pengaruh Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal 32
2.2.6. Pengaruh Profitability Terhadap Struktur Modal . 32
2.2.7. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal 34
2.3. Kerangka Konseptual ... 35
2.4. Hipotesis ... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 37
3.2. Populasi dan Penentuan Sampel ... 39
3.2.1. Populasi ... 39
3.2.2. Sampel ... 39
3.3. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 39
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 40
3.4.1. Teknik Analisis Data ... 40
3.4.2. Uji Asumsi Klasik ... 41
3.4.3. Uji Hipotesis ... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 46
4.1.1. Struktur modal (Y) perusahaan food and beverages yang go public di BEI ... 47
4.1.2. Struktur Aktiva (X1) Perusahaan Food And Beverages yang go public di BEI ... 48
4.1.3. Profitability / Profitabilitas (X2) Perusahaan Food And Beverages yang go public di BEI ... 50
4.2.2. Uji Asumsi Klasik / BLUE ... 53
4.2.2.1. Uji Autokorelasi ... 53
4.2.2.2. Uji Multikolinearitas ... 54
4.2.2.3. Uji Heterokedastisitas ... 55
4.2.3. Analisis Regresi Linear Berganda ... 56
4.2.4. Pengujian Hipotesis ... 58
4.3. Pembahasan.. ... 61
4.3.1. Pengaruh Struktur Aktiva (X1) Terhadap Struktur Modal (Y) ... 61
4.3.2. Pengaruh Profitability (X2) Terhadap Struktur Modal (Y) ... 62
4.3.3. Pengaruh Size (X3) Terhadap Struktur Modal (Y) ... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 66
5.2. Saran ... 66
DAFTAR PUSTAKA
STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Oleh :
Vondra Eka Pranata
Abstraksi
Adanya indikasi penurunan pada struktur modal perusahaan food and
beverages di Indonesia periode 2010 – 2012 yang cenderung menurun. Selama 3 tahun terdapat 6 perusahaan dari 14 perusahaan yang tergabung dalam
perusahaan food and beverages cenderung mengalami penurunan pada nilai struktur modalnya. Perusahaan- perusahaan tersebut antara lain: PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT. Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI), PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI), PT. Sekar Bumi Tbk (SKBM), PT. Sekar Laut Tbk (SKLT), dan PT. Siantar Top Tbk STTP). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur aktiva, profitabilitas (profitability) dan ukuran perusahaan (size) terhadap struktur modal pada perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Pengambilan sampel menggunakan metode sensus yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sehingga populasi dan sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 14 perusahaan. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan uji statistik uji F dan uji t.
Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa struktur aktiva tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap struktur modal pada perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia (BEI), selanjutnya profitabilitas (profitability) berpengaruh signifikan dan positif terhadap struktur modal pada perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia (BEI), dan terakhir ukuran perusahaan (size) tidak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap struktur modal pada perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia (BEI)
1.1. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan perekonomian di Indonesia,
perusahaan-perusahaan sudah mulai mengadakan peningkatan-peningkatan kualitas dan
kuantitas untuk membuat perekonomian Indonesia maju pesat. Semua usaha untuk
meningkatkan perekonomian Indonesia dilakukan secara berkesinambungan dan
diupayakan dapat merata bagi semua kalangan masyarakat.
Semakin berkembangnya kegiatan perkembangan perusahaan-perusahaan
di Indonesia tentunya membutuhkan dana yang cukup besar. Terutama pada tahun
terakhir-terakhir ini dimana bangsa Indonesia mengalami gejolak moneter yang
membuat kemampuan pemerintah dalam hal penyediaan dana. Apalagi kebutuhan
investasi untuk tahun-tahun mendatang semakin besar.
Sumber dana dapat diperoleh dari dalam maupun luar negeri. Dana yang
didapat di dalam negeri ternyata tidak mampu mencukupi kebutuhan dana yang
dibutuhkan dalam pembangunan, sehingga harus ditambah dari pihak swasta.
Partisipasi pihak swasta sangat diharapkan guna ikut aktif menggerakkan
perekonomian nasional. Swasta harus diikut sertakan dalam mendukung dana
pembangunan, karena swasta mempunyai kemampuan untuk menghimpun dana
yang cukup besar, seperti dalam kegiatan pasar modal.
Keputusan pendanaan berhubungan dengan persoalan bagaimana
kebutuhan dana untuk keperluan investasi tersebut dipenuhi, berasal dari sumber
2
masing-masing memiliki ciri khas tertentu baik menyangkut beban maupun resiko
serta persyaratan lain yang diminta para pemodal. Berdasarkan pertimbangan
inilah, maka menjadi tugas pengambil keputusan agar merumuskan kombinasi
pembelanjaan terbaik atau kombinasi modal yang lebih memberikan keuntungan
bagi perusahaan. Lingkup aktivitas pembelanjaan itu berkenaan dengan
transformasi data finansial perusahaan kedalam suatu bentuk yang dapat
digunakan untuk memonitor keadaan ruangan perusahaan, perencanaan kebutuhan
modal pada masa yang akan datang, menilai kemungkinan peningkatan
produktivitas dan penentuan bentuk atau jenis-jenis modal yang akan ditarik.
(www.slideshare.net)
Dengan demikian keputusan pendanaan menyangkut permasalahn
keputusan yang tepat tentang struktur modal maupun struktur keuangan yang
optimal bagi perusahaan dimasa sekarang dan masa yang akan datang, pada
umumnya perusahaan cenderung untuk menggunakan modal sendiri sebagai
modal permanen, sedangkan modal asing hanya digunakan sebagai pelengkap saja
apabila dana yang dibutuhkan kurang mencukupi. Penggunaan modal sendiri akan
menjadi tanggungan terhadap keseluruhan resiko perusahaan dan merupakan
jaminan bagi para kreditur, sedangkan modal asing adalah modal yang berasal
dari kreditur dan merupakan hutang bagi perusahaan yang bersangkutan. Oleh
karena itu, diperlukan adanya kebijaksanaan dalam menetukan apakah kebutuhan
dana perusahaan akan dibelanjai oleh modal sendiri atau dengan modal asing,
dalam hal ini perusahaan harus mengetahui terlebih dahulu biaya yang dibutuhkan
Struktur modal merupakan campuran antara hutang jangka panjang,
hutang jangka pendek, saham, dan laba yang ditahan. Struktur modal berkaitan
dengan penentuan jenis sumber modal yang ada yang akan digunakan melakukan
kegiatan pembiayaan perusahaan.
Seorang manajer keuangan dalam menentukan sumber modal yang akan
digunakan oleh perusahaan harus mempertimbangkan biaya yang timbul dari
sumber modal yang digunakan. Masalah dapat timbul jika para manajer dan
pemegang saham mempunyai tujuan yang berbeda. Konflik tersebut sering saja
terjadi jika manajer perusahaan mempunyai terlalu banyak uang kas yang dapat
digunakannya. Manajer sering menggunakan uang kas tersebut untuk membiayai
proyek yang menguntungkan atau untuk fasilitas pribadi yang semuanya tidak
membantu usaha memaksimalkan harga saham. (www.slideshare.net)
Perusahaan dapat mengurangi arus kas berlebih dengan cara menggeser
struktur modal ke arah lebih banyak menggunakan utang dengan harapan
persyaratan pelunasan utang yang lebih tinggi akan memaksa manajer untuk
bersikap lebih disiplin. Utang yang lebih tinggi memaksa manajer untuk lebih
hati-hati dengan uang pemegang saham, tetapi perusahaan yang dijalankan dengan
baik pun bisa jatuh bangkrut jika ada kejadian yang berada di luar kendalinya,
seperti perang atau gempa bumi. Untuk melengkapi analogi itu, keputusan
struktur modal akan memutuskan seberapa besar tanggungjawab yang harus
digunakan pemegang saham untuk menjaga manajer tetap bekerja dengan baik.
(himaketra.weebly.com)
Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit
4
digunakan oleh banyak perusahaan merupakan jaminan yang baik, sedangkan
aktiva yang hanya digunakan untuk tujuan tertentu tidak begitu baik untuk
dijadikan jaminan. Oleh karena itu sebagian besar perusahaan yang go publik
khususnya perusahaan food and beverages biasanya mempunyai leverage yang
tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang terlibat dalam penelitian teknologi.
Sedangkan perusahaan yang tumbuh dengan pesat harus lebih banyak
mengandalkan modal eksternal, karena biaya pengembangan untuk penjualan
saham biasa lebih besar daripada biaya untuk penerbitan surat hutang, yang
mendorong perusahaan untuk lebih banyak mengandalkan utang. Tetapi pada saat
yang sama perusahaan yang tumbuh dengan pesat sering menghadapi
ketidakpastian yang lebih besar yang cenderung mengurangi keinginannya untuk
menggunakan utang karena alasan resiko yang lebih besar dari modal utang yang
digunakan. Sehingga pengembalian atas investasi (profitability) dengan
menggunakan utang relatif kecil, padahal pihak perusahaan mengharapkan
pengembalian yang tinggi yang memungkinkan mereka untuk membiayai
sebagian besar kebutuhan pendanaan (struktur modal) mereka dengan dana yang
dihasilkan secara internal. (elibrary.ub.ac.id)
Keadaan pasar modal yang menjelaskan bahwa keadaan pasar modal
sering mengalami perubahan yang disebabkan karena adanya gelombang
kongjungtur. Sifat manajemen yang menjelaskan bahwa seorang manajer yang
bersifat optimis memandang masa depannya dengan cerah, yang mempunyai
keberanian untuk menanggung resiko yang besar (risk seeker), akan lebih berani
untuk membiayai pertumbuhan penjualannya dengan dana yang berasal dari
finansiil. Lokasi distribusi keuntungan adalah seberapa besar nilai yang
diharapkan (expected value) dari keuntungan, dengan penyimpangan yang sama
semakin kecil kemungkinan mendapatkan kerugian. Dalam penelitian ini keempat
faktor yang mempengaruhi struktur modal tersebut tidak digunakan dikarenakan
pada perusahaan yang go public penelitian yang dilakukan biasanya lebih
memfokuskan pada masalah keuangan, sehingga dari sekian banyak faktor-faktor
yang mempengaruhi struktur modal yang digunakan pada penelitian kali ini
hanyalah terdiri dari empat faktor yang berpengaruh terhadap struktur modal.
Adapun faktor- faktor tersebut adalah struktur aktiva, profitabilitas (profitability),
dan ukuran perusahaan (size). (elibrary.ub.ac.id)
Pada perusahaan yang besar dimana sahamnya tersebar sangat luas akan
lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhannya untuk
membiayai pertumbuhan penjualan, dan perusahaan yang besar biasanya lebih
berani dalam memiliki hutang yang tinggi dan mempunyai intensif untuk memilih
proyek yang lebih beresiko daripada yang aman.
Aktiva atau aset adalah segala sumber daya dan harta yang dimiliki
perusahaan yang digunakan dalam operasinya. Suatu perusahana pada umumnya
memiliki dua jenis aktiva yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap. Kedua unsur aktiva
tersebut akan membentuk struktur aktiva. Struktur aktiva juga disebut struktur
aset atau struktur kekayaan. Struktur aktiva atau struktur kekayaan adalah
“perimbangan atau perbandingan baik dalam artian absolut maupun dalam artian
relatif antara aktiva lancar dengan aktiva tetap”. (Riyanto, 2008:22).
Pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal seperti dijelaskan oleh
6
sebagian besar aktivanya berasal dari aktiva tetap akan mengutamakan
pemenuhan kebutuhan dananya dengan utang. Perusahaan dengan jumlah aktiva
tetap yang besar dapat menggunakan utang lebih banyak karena aktiva tetap dapat
dijadikan jaminan yang baik atas pinjaman-pinjaman perusahaan.
Pertumbuhan industri makanan minuman (mamin) diprediksi menurun
dibanding tahun lalu. Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia
(GAPMMI) mengaku berharap industri ini bisa tumbuh 8 persen sampai akhir
tahun nanti, lebih rendah 2 persen dibanding 2012. Ketua Umum GAPMMI
mengaku penurunan target disebabkan isu kenaikan upah, melonjaknya tarif listrik
dasar, dan prosedur impor bahan baku yang rumit. Khusus untuk triwulan I dan II,
hanya bertumpu pada Lebaran. Momen jelang puasa penjualan mamin seret,
pertumbuhan industri bisa meleset dari perkiraan. "Triwulan I biasanya agak slow,
kalau semester 1 biasanya terbantu Lebaran, Juli berarti sudah puasa, Mei-Juni itu
biasanya sudah meningkat (penjualan). Namun, pelaku industri mamin relatif
optimis karena demografi Indonesia terus tumbuh. Tahun ini, GAPMMI mendapat
informasi penduduk akan bertambah 1,5 persen. Selain itu, diperkirakan situasi
makro ekonomi akan tetap stabil jelang tahun pemilu ini. "1,5 Persen berarti 3-4
jutaan jiwa, itu cukup potensi. Pertumbuhan makro ekonominya juga masih baik
sehingga daya beli kita harapkan meningkat," ungkapnya. Terkait meningkatnya
biaya produksi, kenaikan harga jual yang diumumkan awal tahun ini benar-benar
direalisasikan. Rata-rata kenaikan harga produk mamin sebesar 10-15 persen.
Namun konsumen baru akan merasakan kenaikan signifikan bulan ini.
Berikut ini disajikan data struktur aktiva pada perusahaan food and
beverages yang go public di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007 – 2012 sebagai
berikut :
Tabel 1.1
Nilai Struktur Aktiva Pada Perusahaan Food And Beverages Periode 2007 – 2012
No Nama Perusahaan Tahun
2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 PT. Akasha Wira International Tbk
(ADES) - - - 31.1 32.46 28.16
2 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) 74.68 74.23 57.79 26.85 26.01 31.9
3 PT. Cahaya Kalbar Tbk (CEKA) 68.75 49.88 53.26 23.19 24.64 19.74
4 PT. Davomas Abadi Tbk (DAVO) 70.95 85.58 79.01 63.98 60.32 49.45
5 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
(ICBP) 41.48 39.52 39.44 17.25 17.01 21.63
14 PT. Ultra Jaya Milk Industry & Trading
Company Tbk (ULTJ) 77.58 60.36 68.82 46.94 49.06 40.46
15 PT. Aqua Golden Mississippi Tbk (AQUA) 36.67 35.76 33.25 - - -
16 PT. Delta Djakarta Tbk (DLTA) 27.35 28.42 24.44 - - -
17 PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk
(PTSP) 38.18 37.31 35.38 - - -
18 PT. Sierad Produce Tbk (SIPD) 64.54 58.23 40.84 - - -
19 PT. SMART Tbk (SMART) 42.98 41.92 54.15 - - -
20 PT. Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) 52.46 42.65 44.87 - - -
8
Gambar 1.1
Sumber : Indonesian Capital Market Directory di BEI
Berdasarkan tabel 1.1 dan gambar 1.1. tentang nilai dan trend struktur
aktiva pada perusahaan food and beverages periode 2007 – 2012, bahwa selama
6 tahun terdapat beberapa perusahaan yang tergabung dalam perusahaan food and
beverages cenderung mengalami penurunan pada nilai struktur aktivanya.
Ukuran perusahaan (size) adalah menggambarkan besar kecilnya suatu
perusahaan yang dilihat dari besarnya nilai total asset. Semakin besar total asset
perusahaan maka akan semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut, sedangkan
profitabilitas (profitability) dimaksudkan untuk melihat seberapa besar laba yang
diperoleh dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki, dan struktur aktiva
yang merupakan perbandingan baik dalam artian absolut maupun dalam artian
relatif antara aktiva lancar dengan aktiva tetap.
Pengaruh size terhadap struktur modal seperti dijelaskan oleh Riyanto
(2001:279) dalam Putri (2012: 2) menyebutkan bahwa besarnya suatu perusahaan
mempengaruhi struktur modal karena semakin besar suatu perusahaan akan
cenderung menggunakan utang yang lebih besar.
Berikut ini akan disajikan data ukuran perusahaan (size) pada perusahaan
food and beverages yang go public di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007 –
2012 sebagai berikut :
Tabel 1.2
Nilai Ukuran Perusahaan (Size) Pada Perusahaan Food And Beverages Periode 2007 – 2012
No Nama Perusahaan Tahun
2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 PT. Akasha Wira International Tbk
(ADES) - - - 12.69 12.66 12.87
2 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) 5.71 6.01 6.13 14.48 15.09 15.17
3 PT. Cahaya Kalbar Tbk (CEKA) 5.79 5.78 5.75 13.65 13.62 13.84
4 PT. Davomas Abadi Tbk (DAVO) 6.59 6.56 6.45 14.87 14.76 14.74
5 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
(ICBP) 7.47 7.6 7.61 16.41 16.54 16.69
14 PT. Ultra Jaya Milk Industry & Trading
Company Tbk (ULTJ) 6.13 6.24 6.24 14.51 14.6 14.7
15 PT. Aqua Golden Mississippi Tbk (AQUA) 5.95 6 6.06 - - -
16 PT. Delta Djakarta Tbk (DLTA) 5.77 5.84 5.88 - - -
17 PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk
(PTSP) 4.87 4.91 4.96 - - -
18 PT. Sierad Produce Tbk (SIPD) 6.11 6.14 6.22 - - -
19 PT. SMART Tbk (SMART) 6.91 7 7.01 - - -
20 PT. Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) 6.39 6.45 6.45 - - -
10
Gambar 1.2
Sumber : Indonesian Capital Market Directory di BEI
Berdasarkan tabel 1.2 dan gambar 1.2. tentang nilai dan trend ukuran
perusahaan pada perusahaan food and beverages periode 2007 – 2012, bahwa
selama 6 tahun terdapat beberapa perusahaan yang tergabung dalam perusahaan
food and beverages cenderung mengalami penurunan pada nilai struktur
modalnya.
Apabila suatu perusahaan ingin mempunyai struktur modal yang optimum
atau baik, perusahaan harus mempunyai profitabilitas, tingkat pertumbuhan,
resiko bisnis dan ukuran perusahaan yang seimbang. Pengaruh struktur modal
perusahaan merupakan perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal
sendiri, maka seorang manajer keuangan dalam menentukan sumber modal yang
akan digunakan oleh perusahaan harus mempertimbangkan biaya yang timbul dari
sumber modal yang digunakan. Masalah struktur modal merupakan masalah yang
sangat penting bagi setiap perusahaan karena naik turunnya struktur modal
Selanjutnya pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal seperti
dijelaskan Wright (2002: 17) menyatakan bahwa profitabilitas mencapai
maksimum apabila laba penjualan pada tingkat tertinggi dan modal investasi pada
tingkat terendah. Hal ini menunjukkan profitabilitas yang tinggi apabila laba atas
penjualan tinggi sehingga menyebabkan struktur modal juga semakin tinggi.
Berikut ini akan disajikan data profitabilitas pada perusahaan food and
beverages yang go public di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007 – 2012 sebagai
berikut :
Tabel 1.3
Nilai Profitabilitas Pada Perusahaan Food And Beverages Periode 2007 – 2012
No Nama Perusahaan Tahun
2007 2008 2009 2010 2011 2012 14 PT. Ultra Jaya Milk Industry & Trading
Company Tbk (ULTJ) 2.69 22.29 3.79 5.7 6.11 12.58 15 PT. Aqua Golden Mississippi Tbk (AQUA) 3.38 1.47 1.4 - - - 16 PT. Delta Djakarta Tbk (DLTA) 10.76 12.43 17.08 - - - 17 PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk
(PTSP) 0.1 2.07 4.83 - - - 18 PT. Sierad Produce Tbk (SIPD) 1.3 1.17 1.15 - - - 19 PT. SMART Tbk (SMART) 12.24 6.5 5.27 - - - 20 PT. Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) 5.27 1.6 7.75 - - -
12
Gambar 1.3
Sumber : Indonesian Capital Market Directory di BEI
Berdasarkan tabel 1.3 dan gambar 1.3. tentang nilai dan trend
Profitabilitas pada perusahaan food and beverages periode 2007 – 2012, bahwa
selama 6 tahun terdapat beberapa perusahaan yang tergabung dalam perusahaan
food and beverages cenderung mengalami penurunan pada nilai struktur
modalnya.
Salah satu lima faktor utama yang telah berkontribusi pada krisis ekonomi
di indonesia, keduanya khususnya terkait dengan keuangan kebijakan akuntansi
yang diterapkan dalam industry, termasuk dalam hal ini adalah Industri Food and
Beverage. Pinjaman-pinjaman jangka pendek asing berinvestasi dalam investasi
jangka panjang, dan memiliki utang yang tinggi terhadap ekuitas. Ketiga lainnya
adalah rekening arus tinggi defisit, kebangkrutan keuangan lembaga, dan akhirnya
terlalu banyak bantuan yang diberikan kepada keuangan lembaga oleh bank
Berikut ini akan disajikan data rasio struktur modal pada perusahaan food
and beverages yang go public di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007 – 2012
sebagai berikut :
Tabel 1.4
Nilai Struktur Modal Pada Perusahaan Food And Beverages Periode 2007 – 2012
No Nama Perusahaan Tahun
2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 PT. Akasha Wira International Tbk (ADES) - - - 224.89 151.34 86.06
2 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) 365 160 214 233.93 95.89 90.2
3 PT. Cahaya Kalbar Tbk (CEKA) 180 145 89 175.45 103.27 121.77
4 PT. Davomas Abadi Tbk (DAVO) 227 445 528 195.94 272.04 -218.05
5 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
(ICBP) 262 311 245 44.84 42.14 48.11
14 PT. Ultra Jaya Milk Industry & Trading
Company Tbk (ULTJ) 64 53 45 57.66 57.45 44.39
15 PT. Aqua Golden Mississippi Tbk (AQUA) 74 71 73 - - -
16 PT. Delta Djakarta Tbk (DLTA) 29 34 27 - - -
17 PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk
(PTSP) 6447 1528 407 - - -
18 PT. Sierad Produce Tbk (SIPD) 29 34 39 - - -
19 PT. SMART Tbk (SMART) 129 117 113 - - -
20 PT. Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) 162 215 180 - - -
14
Gambar 1.4
Sumber : Indonesian Capital Market Directory di BEI
Berdasarkan tabel 1.4 dan gambar 1.4. tentang nilai dan trend struktur
modal pada perusahaan food and beverages periode 2007 – 2012, bahwa selama
6 tahun terdapat beberapa perusahaan yang tergabung dalam perusahaan food and
beverages cenderung mengalami penurunan pada nilai struktur modalnya.
Adanya penurunan pada nilai struktur modal pada 6 perusahaan yang
tergabung dalam perusahaan food and beverages menunjukkan bahwa
perusahaan-perusahaan tersebut memiliki hutang yang makin kecil dengan modal
sendiri yang makin besar.
Hasil penelitian Wahyuningsih (2008) menunjukkan bahwa profitabilitas,
ukuran perusahaan dan pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap struktur
modal, sedangkan struktur aktiva, operating leverage dan investment opportunity
tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Selanjutnya hasil penelitian Putri Dwi
positif dan signifikan terhadap struktur modal, sedangkan profitabilitas
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris bahwa struktur
aktiva, profitabilitas (profitability) dan ukuran perusahaan (size) berpengaruh
terhadap struktur modal perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI). Sehingga judul yang diambil dalam penelitian ini adalah:
”Pengaruh struktur aktiva, profitabilitas (profitability) dan ukuran perusahaan
(size) terhadap struktur modal pada perusahaan food and beverages di Bursa Efek
Indonesia (BEI).
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi dan
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah struktur aktiva mempunyai pengaruh terhadap Struktur modal pada
perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia (BEI)?
2. Apakah profitabilitas (profitability) mempunyai pengaruh terhadap struktur
modal pada perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia (BEI)?
3. Apakah ukuran perusahaan (size) mempunyai pengaruh terhadap Struktur
modal pada perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia (BEI)?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah dapat dikemukakan
16
1. Untuk mengetahui pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal pada
perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas (profitability) terhadap struktur
modal pada perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia (BEI).
3. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan (size) terhadap struktur
modal pada perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia (BEI).
1.4. Manfaat Penelitian
Sebagaimana layaknya karya ilmiah ini, hasil yang diperoleh
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan
dan berhubungan dengan obyek penelitian antara lain :
1. Bagi Perusahaan
Memberi informasi dan masukan yang menjadikan pertimbangan dalam
pemecahan masalah yang berkaitan dengan struktur aktiva, profitabilitas
(profitability), ukuran perusahaan (size) dan struktur modal.
2. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengalaman secara praktik di bidang keuangan
khususnya mengenai teoritik tentang struktur aktiva, profitabilitas
(profitability), ukuran perusahaan (size) dan struktur modal.
3. Bagi Universitas
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan menambah
perbendaharaan perpustakaan serta sebagai bahan perbandingan bagi
2.1 Hasil Penelitian Ter dahulu
Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian saat ini adalah
dilakukan oleh:
1. Wahyuningsih, dkk, 2008, dengan judul “Analisis Variabel- Variabel Yang
Mempengaruhi Struktur Modal (Studi Empiris Pada Perusahaan Makanan
Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)”. Tujuan penelitian
ini untuk melihat pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan,
pertumbuhan penjualan, operating leverage dan investment opportunity
terhadap struktur modal perusahaan- perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di bursa efek jakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan- perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek
jakarta, sedangkan sampel yang digunakan adalah perusahaan- perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek jakarta dari tahun 2000 –
2005 yang mengeluarkan laporan keuangan setiap tahunnya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa profitabilitas, ukuran perusahaan dan pertumbuhan
penjualan berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan- perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek jakarta, sedangkan
struktur aktiva, operating leverage dan investment opportunity tidak
berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan- perusahaan makanan dan
17
2. Putri Dwi, 2012, dengan judul “pengaruh profitabilitas, struktur aktiva, dan
ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur
sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek indonesia
(BEI)”. Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh profitabilitas, struktur
aktiva, dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada perusahaan
manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di bursa
efek indonesia (BEI). Sampel penelitian ini ditentukan dnegan menggunakan
metode purposive sampling berdasarkan kriteria perusahaan manufaktur
sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di (BEI) dan
mempublikasikan laporan keuangan serta menyajikan datanya secara lengkap
mencakup data dari variabel yang diteliti selama periode penelitian
(2005-2010) sehingga diperoleh sampel sebanyak 12 perusahaan. Penelitian ini
menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menyimpulkan
bahwa struktur aktiva dan ukuran perusahaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap struktur modal, sedangkan profitabilitas berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal.
2.2. Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Struktur Modal
Pengertian struktur modal menurut Husnan yang dikutip oleh Aliansyah
(2001: 9) menjelaskan hubungan apakah tersedianya sumber-sumber dana dan
biaya modal yang berlainan ada pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai
tergantung pada perkiraan seberapa besar arus dana di masa datang dan tingkat
pemulihan sebagai pengembalian (kapitalisasi) dari arus dana tersebut. Tingkat
biaya modal yang dikeluarkan oleh perusahaan mencerminkan tingkat pemulihan
bagi investor.
Menurut Weston dan Copeland (2002: 4) bahwa struktur modal adalah
Pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen
dan modal pemegang saham. Jadi struktur modal suatu perusahaan hanya
merupakan sebagian dari struktur keuangannya. Nilai buku dari modal pemegang
saham terdiri dari saham biasa, modal disetor atau surplus modal dan akumulasi
laba ditahan bila perusahaan memiliki saham preferen, maka saham tersebut akan
ditambahkan kepada pemegang saham.
Struktur modal menurut Sutrisno (2001: 289) merupakan imbangan antara
modal asing dan modal sendiri. Misalnya perusahaan mempunyai hutang baik
jangka pendek maupun hutang jangka panjang sebesar Rp 200.000,- sementara
modal sendiri yang dimiliki sebesar Rp 300.000,- maka struktur modalnya adalah
sebesar 40%. Artinya aktiva yang dimiliki oleh perusahaan sebesar 40% dibelanjai
dengan hutang dan 60% dibelanjai dengan modal sendiri. Perubahan struktur
modal bisa menyebabkan perubahan nilai perusahaan, sehingga muncul beberapa
teori struktur modal. Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh
perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan. Dalam kaitannya dengan
struktur modal ini, nilai perusahaan bisa diukur dengan harga saham atau biaya
modal yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam memperoleh sumber dana yang
19
a. Setiap ada perubahan struktur modal akan mempengaruhi biaya modal secara
keseluruhan. Hal ini disebabkan masing-masing jenis modal mempunyai
biaya modal sendiri-sendiri.
b. Besarnya biaya modal keseluruhan ini, nantinya akan digunakan sebagai cut
of rate pada pengambilan keputusan investasi. Oleh karena itu kebijaksanaan
struktur modal akan mempengaruhi keputusan investasi.
Struktur modal menurut Abdullah (2001: 47) adalah pembelanjaan
permanen dimana mencerminkan pula perimbangan antara utang jangka panjang
dengan modal sendiri, maka seorang manajer keuangan dalam menentukan
sumber modal yang akan digunakan oleh perusahaan harus mempertimbangkan
biaya yang timbul dari sumber modal yang digunakan. Masalah dapat timbul jika
para manajer dan pemegang saham mempunyai tujuan yang berbeda. Konflik
tersebut sering saja terjadi jika manajer perusahaan mempunyai terlalu banyak
uang kas yang dapat digunakannya. Manajer sering menggunakan uang kas
tersebut untuk membiayai proyek yang menguntungkan atau untuk fasilitas
pribadi yang semuanya tidak membantu usaha memaksimalkan harga saham.
Menurut Brigham dan Houston (2001: 45), struktur modal yang optimal
suatu perusahaan adalah kombinasi dari utang dan ekuitas yang memaksimumkan
harga saham perusahaan. Pada saat tertentu, manajemen perusahaan menetapkan
struktur modal yang ditargetkan, yang mungkin merupakan struktur yang optimal,
Menurut Sartono (2001: 225), struktur modal merupakan perimbangan
pembelanjaan jangka panjang yang permanen, yaitu perimbangan antara hutang
jangka panjang dan saham preferen dengan modal sendiri diluar hutang jangka
pendek. Modal sendiri termasuk modal saham biasa, surplus modal, dan laba
ditahan.
Hakikat pemenuhan dan pengalokasian dana menyangkut masalah
keseimbangan finansial dalam perusahaan, yaitu mengadakan keseimbangan
antara aktiva dengan pasiva yang dibutuhkan serta mencari susunan kualitatif dari
aktiva akan menentukan struktur kekayaan, sedangkan pemilihan susunan
kualitatif dari pasiva akan menentukan struktur keuangan.
Struktur keuangan atau biasa disebut struktur modal merupakan kombinasi
atau bauran segenap pos yang masuk ke dalam sisi kanan neraca pendanaan
perusahaan, sedangkan Weston dan Copeland (2002: 34) mengartikan struktur
modal adalah bagaimana cara perusahaan membiayai aktivanya, struktur dapat
dilihat pada seluruh sisi kanan neraca yang terdiri dari hutang jangka pendek,
hutang jangka panjang, modal pemegang saham itu sendiri.
Konsep penting lainnya dalam struktur pendanaan adalah faktor leverage,
dalam manajemen pendanaan, leverage adalah penggunaan asset dan sumber dana
(sources of funds) oleh perusahaan dengan maksud meningkatkan keuntungan
potensial pemegang saham. Konsep leverage tersebut sangat penting terutama
untuk menunjukkan kepada analisa pendanaan dalam melihat trade – off antara
resiko dan tingkat keuntungan dari berbagai tipe keputusan finansial. (Sartono,
21
Tingkat pertumbuhan penjualan masa depan merupakan ukuran sampai
sejauh mana laba per saham suatu perusahaan dapat ditingkatkan oleh leverage,
jika laba dan penjualan meningkat per tahun, maka pembiayaan dengan hutang
dengan beban tetap tertentu akan meningkatkan pendapatan pemilik saham,
perusahaan harus mempertimbangkan keuntungan menggunakan leverage dengan
adanya kesempatan untuk meningkatkan modal saham ketika harga sahamnya
tinggi.
Perusahaan dengan tingkat penjualan yang stabil dapat menggunakan
hutang lebih besar daripada perusahaan dengan penjualan yang tidak stabil,
perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan dan profitabilitas tinggi
cenderung akan menggunakan hutang yang lebih besar, karena penggunaan
hutang yang besar akan dapat meningkatkan rentabilitas modal sendiri yang
ditunjukkan oleh ratio antara laba bersih dengan modal sendiri yang digunakan.
Weston dan Brigham (2004: 72) menyatakan bahwa struktur aktiva yang
fleksibel cenderung menggunakan leverage lebih besar daripada perusahaan yang
struktur aktivanya tidak fleksibel mengemukakan bahwa apabila aktiva
perusahaan cocok untuk dijadikan agunan kredit, maka perusahaan tersebut akan
cenderung menggunakan jumlah hutang yang lebih besar.
Aktiva multiguna dapat digunakan untuk tujuan tertentu, dengan demikian
perusahaan yang memiliki aktiva yang dapat digunakan sebagai agunan hutang
Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang
ditunjukan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata–rata tingkat penjualan dan
rata-rata total aktiva. Mulyadi (2006: 89) mengemukakan bahwa perusahaan yang
lebih besar akan lebih mudah memperoleh pinjaman dibandingkan perusahaan
kecil, oleh karena itu, memungkinkan perusahaan besar tingkat leveragenya akan
lebih besar dari perusahaan yang berukuran kecil, dengan demikian, ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap struktur pendanaan dengan didasarkan pada
kenyataan bahwa semakin besar suatu perusahan, ada kecenderungan untuk
menggunakan jumlah pinjaman yang lebih besar.
Keuntungan penggunaan leverage pada perusahaan adalah melalui
pembayaran bunga sebagai biaya yang dapat mengurangi pajak. Konsekuensinya,
total dana yang tersedia untuk membayar pemegang saham akan lebih besar jika
perusahaan menggunakan hutang. Horne (2000: 56) menyatakan bahwa
keuntungan penggunaan hutang di dalam suatu perusahaan adalah pajak, karena
beban bunga yang dibayarkan perusahaan merupakan pengurang pajak atau
penghematan pajak. Semakin tinggi beban pajak perusahaan semakin besar
keuntungan dari penggunaan hutang.
Sutrisno (2001: 43) mengemukakan bahwa bila ada pajak maka perubahan
struktur modal menjadi relevan, hal ini disebabkan karena bunga yang dibayarkan
berfungsi sebagai pengurang pajak atau sebagai tax deductable.
Bagi perusahaan yang menggunakan hutang bisa menghemat pajak dan
tentunya dapat meningkatkan kesejahteraan pemilik atau meningkatkan
23
dibandingkan dengan nilai perusahaan yang tidak menggunakan hutang yaitu
sebesar present value penghematan tersebut.
Beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang
menggunakan hutang akan mendapatkan penghematan pajak, akibatnya
perusahaan cenderung menggunakan sumber dana dari hutang yang lebih besar,
hal ini tentu saja berpengaruh terhadap struktur pendanaan dan RMS perusahaan.
Karena dengan adanya penghematan pajak dapat memperbesar earning after taxes
(EAT) yang diperoleh.
Laba ditahan (retained earning) merupakan salah satu sumber dana yang
paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan, setiap perusahaan
menginginkan adanya pertumbuhan disamping dapat membayarkan dividen
kepada para pemegang saham namun kedua tujuan tersebut selalu bertentangan.
Semakin tinggi tingkat dividen yang dibayarkan, semakin kecil laba yang
dapat ditahan sebagai akibatnya menghambat tingkat pertumbuhan (rate of
growth) dalam pendapatan. Jika perusahaan menahan sebagian besar
pendapatannya dalam perusahaan, berarti bagian pendapatan yang tersedia untuk
dibayarkan sebagai dividen akan semakin kecil. (Riyanto, 2000: 63).
Uraian di atas, terlihat bahwa semakin tinggi prosentase bagian laba yang
ditetapkan untuk pembayaran dividen, semakin kecil bagian laba (dana) untuk
ditanamkan kembali di dalam perusahaan, hal ini berarti berpengaruh terhadap
struktur pendanaan karena dapat memperkecil jumlah modal sendiri yang pada
akhirnya berpengaruh pula terhadap kemampuan perusahaan untuk memperoleh
keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki.
Sementara itu Riyanto (2000: 65) mengemukakan bahwa salah satu fungsi
penting dari manajer pendanaan adalah menentukan alokasi keuntungan netto
sesudah pajak untuk pembayaran dividen di satu pihak dan untuk laba di tahan di
lain pihak dimana keputusan tersebut dapat berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
2.2.1.1 Komponen Str uktur Modal
Struktur modal suatu perusahaan, secara umum terdiri atas beberapa
komponen (Aliansyah, 2001: 9), yaitu :
1. Hutang jangka panjang (long term debt), yaitu hutang yang masa jatuh tempo
pelunasannya lebih dari sepuluh tahun. Komponen ini terdiri dari :
a. Hutang hipotik (mortage), adalah bentuk hutang jangka panjang yang
dijamin dengan aktiva tidak bergerak (tanah dan bangunan), kecuali
kapal, dan cara pembayaran tertentu.
b. Obligasi (bond), adalah sertifikat yang menunjukkan pengakuan bahwa
perusahaan meminjam uang dan menyetujui untuk membayarnya
kembali dalam jangka waktu tertentu.
2. Modal sendiri (equity), yang terdiri atas saham preferen (preferred stock) dan
25
a. Saham preferen (preferred stock), yaitu bentuk komponen modal jangka
panjang yang merupakan kombinasi antara modal sendiri dengan hutang
jangka panjang.
b. Saham biasa (common stock), yaitu bentuk komponen modal jangka
panjang yang ditanamkan oleh para investor, dimana pemilik saham ini,
dengan memiliki saham berarti ia membeli prospek dan siap menanggung
segala risiko sebesar dana yang ditanamkan.
2.2.1.2 Teori Struktur Modal
Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan struktur
modal terhadap nilai perusahaan, jika keputusan investasi dan kebijakan dividen
dipegang konstan, dengan kata lain, seandainya perusahaan mengganti sebagian
modal sendiri dengan hutang (atau sebaliknya) apakah harga saham akan berubah,
apabila perusahan tidak merubah keputusan-keputusan keuangan lainnya.
Struktur modal yang optimal adalah suatu struktur di mana biaya marginal
riil dari masing-masing sumber pembelanjaan adalah sama. Dengan biaya riil kita
maksudkan adalah jumlah biaya implisit dan eksplisit (Husnan, 2001: 355).
Bagi dana yang berbentuk modal sendiri, biaya dananya tidak nampak,
meskipun demikian tidak berarti bahwa biaya dananya lebih murah dari dana
dalam bentuk hutang. Biaya dana (cost of capital) untuk dana dalam bentuk modal
sendiri merupakan tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemilik dana
keuntungan ini belum tentu lebih kecil apabila dibandingkan dengan bunga
pinjaman. (Husnan, 2001: 215).
Balancing Theories menurut Husnan (2001: 75) disebut sebagai teori-teori
keseimbangan, karena tujuannya adalah untuk menyeimbangkan komposisi
hutang dan modal sendiri. Pembicaraan balanching theories dimulai dari keadaan
yang ekstrem, yaitu pada kondisi pasar modal yang sempurna dan tidak ada pajak.
Tentu saja kondisi seperti ini tidak pernah kita jumpai dalam dunia yang nyata.
Setelah balancing theories, kemudian akan dibicarakan pecking order theory,
yang menjelaskan preferensi perusahaan akan sumber-sumber pendanaan.
2.2.1.3 Faktor yang menentukan pemilihan struktur modal
Husnan (2001) menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang
menentukan pemilihan struktur modal antara lain :
1. Lokasi distribusi Keuntungan
Lokasi distribusi keuntungan adalah seberapa besar nilai yang diharapkan dari
keuntungan perusahaan.
2. Stabilitas Penjualan dan Keuntungan
Stabilitas penjualan mampengaruhi kestabilan keuntungan. Semakin stabil
keuntungan, berarti semakin sempit penyebarannya.
3. Kebijakan Deviden
Banyak perusahaan yang mencoba menggunakan kebijakan dividen yang
27
4. Pengendalian (control)
Perusahaan memilih menggunakan “leverage” yang agak tinggi daripada
mengeluarkan saham yang baru. Hal ini disebabkan karena mereka enggan
membagi kepemilikan (yang berarti juga kontrol).
5. Resiko kebangkrutan
Tingkat bunga pinjaman akan berbeda dengan jumlah yang cukup besar
karena adanya resiko kebangkrutan.
2.2.1.4 Str uktur Modal yang Optimum
Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya
mengutamakan pemenuhan dengan sumber dari dalam perusahaan akan sangat
mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar.
Apabila kebutuhan dana sudah meningkat karena pertumbuhan
perusahaan, dan dana dari sumber intern sudah digunakan semua, maka tidak ada
pilihan lain, selain menggunakan dana yang berasal dari luar perusahaan, baik dari
hutang maupun dengan mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhan
akan dananya.
Oleh karena itu perlu diusahakan adanya keseimbangan yang optimal
antara kedua sumber dana tersebut. Jika kita mendasarkan pada prinsip hati-hati,
maka kita mendasarkan pada aturan struktur finansial yang konservatif dalam
2.2.1.5 Faktor Yang Mempengar uhi Struktur Modal
Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal menurut Riyanto (2000;
296) adalah sebagai berikut:
1. Tingkat bunga
Pada waktu perusahaan merencanakan kebutuhan modal adalah sangat
dipengaruhi oleh tingkat bunga yang berlaku pada waktu itu.
2. Stabilitas dari “ Earning ”
Stabilitas dan besarnya “earning” yang diperoleh oleh suatu perusahaan akan
menentukan apakah perusahaan tersebut dibenarkan untuk menarik modal
dengan beban tetap atau tidak.
3. Susunan dari aktiva
Kebanyakan perusahaan industri dimana sebagian besar dari modalnya
tertanam dalam aktiva tetap, akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan
modalnya dari modal yang permanen yaitu modal sendiri.
4. Kadar resiko dari aktiva
Tingkat atau kadar resiko dari setiap aktiva di dalam perusahaan adalah tidak
sama. Makin panjang waktu penggunaan suatu aktiva di dalam perusahaan
makin besar derajat resikonya.
5. Besarnya jumlah modal yang dibutuhkan
Apabila jumlah modal yang dibutuhkan sangat besar maka dirasakan perlu
bagi perusahaan tersebut untuk mengeluarkan beberapa golongan, securities
29
yang tidak terlalu besar cukup hanya mengeluarkan satu golongan securities
saja.
6. Keadaan pasar modal
Keadaan pasar modal sering mengalami perubahan disebabkan karena adanya
gelombang konjungtur.
7. Sifat manajemen
Sifat manajemen akan mempunyai pengaruh yang langsung dalam
pengambilan keputusan mengenai cara pemenuhan kebutuhan data.
8. Besarnya suatu perusahaan
Suatu perusahaan yang besar dimana sahamnya tersebar sangat luas, setiap
perluasan modal saham hanya akan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap
kemungkinan hilangnya atau tergesernya kontrol dari pihak dominan terhadap
perusahaan yang bersangkutan.
2.2.2. Struktur Aktiva
Suatu hal yang wajar bila perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia
menganggap bahwa aktiva tetap menyerap sebagian terbesar dari modal yang
ditanam, mengingat tanpa aktiva tersebut proses, produksi tidak mungkin berjalan.
Jumlah aktiva tetap yang ada dalam perusahaan paling tidak dipengaruhi oleh sifat
atau jenis proses produksi yang dilaksanakan.
Aktiva atau aset adalah segala sumber daya dan harta yang dimiliki
perusahaan yang digunakan dalam operasinya. Suatu perusahana pada umumnya
tersebut akan membentuk struktur aktiva. Struktur aktiva juga disebut struktur aset
atau struktur kekayaan. Struktur aktiva atau struktur kekayaan adalah
“perimbangan atau perbandingan baik dalam artian absolut maupun dalam artian
relatif antara aktiva lancar dengan aktiva tetap”. (Riyanto, 2008:22). Selanjutnya
yang dimaksud artian absolut adalah perbandingan dalam bentuk nominal
sedangkan yang dimaksud artian relatif adalah perbandingan dalam bentuk
prosentase.
Menurut definisinya aktiva tetap mempunyai masa hidup lebih dari satu
tahun, sehingga penanam modal dalam aktiva tetap merupakan investasi jangka
panjang. Penentuan berapa besarnya jumlah alokasi untuk masing-masing
komponen aktiva tersebut akan mencerminkan kemampuan atau besarnya jaminan
dan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan atas pinjaman yang dilakukannya.
Weston dan Brigham (2003:713) bahwa perusahaan yang memiliki aktiva yang
dapat diserahkan sebagai jaminan pinjaman cenderung menggunakan hutang
dalam jumlah besar. Aktiva yang dimaksud disini yang berhubungan dengan
struktur modal perusahaan adalah terutama aktiva tetap.
Bila perusahaan memiliki aktiva tetap dalam jumlah yang relatif jauh lebih
besar dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja yang diperlukan dalam proses
produksi dapat disebut sebagai perusahaan yang “capital intensive”, sehingga
pengukuran aktiva tetap terhadap total aktiva juga digunakan sebagai wakil dari
pengukuran intensitas modal. Diharapkan dengan jumlah aktiva tetap yang
31
2.2.3. Pr ofitabilitas (Profitability)
Sartono (1998) dalam Wahyuningsih, dkk, (2008: 4) mendefinisikan
bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri.
Keown (2010: 80) dalam Putri (2012: 2) bahwa profitabilitas menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Salah satu alat ukur yang dapat
digunakan untuk mengukur profitabilitas perusahaan adalah return on assets
(ROA). ROA merupakan tingkat pengembalian atas asset - aset dalam
menentukan jumlah pendapatan bersih yang dihasilkan dari aset-aset perusahaan
dengan menghubungkan pendapatan bersih ke total asset.
Menurut Indriyo (2002: 5), perusahaan merupakan organisasi yang
mencari untung, maka tujuan dari perusahaan biasanya dinyatakan dalam bentuk
uang. Dalam hal ini terdapat dua tujuan utama yaitu maksimisasi keuntungan
(profit) dan maksimisasi kemakmuran (wealth).
Sehubungan dengan tujuan perusahaan berupa profit maximation,
perusahaan berupaya meningkatkan profitabilitas. Profitabilitas merupakan ukuran
tingkat efisiensi dan keberhasilan usaha yang dapat dicapai perusahaan.
Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah
keuntungan setelah perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban tetapnya yaitu
bunga dan pajak. Perusahaan yang semakin besar keuntungannya akan membayar
porsi pendapatan yang semakin besar sebagai investasi. Dengan kata lain semakin
besar keuntungan yang diperoleh maka akan semakin besar kemampuan
2.2.4. Ukuran Perusahaan (Size)
Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang
ditunjukan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata–rata tingkat penjualan dan
rata-rata total aktiva. Mulyadi (2006: 89) mengemukakan bahwa perusahaan yang
lebih besar akan lebih mudah memperoleh pinjaman dibandingkan perusahaan
kecil, oleh karena itu, memungkinkan perusahaan besar tingkat leveragenya akan
lebih besar dari perusahaan yang berukuran kecil, dengan demikian, ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap struktur pendanaan dengan didasarkan pada
kenyataan bahwa semakin besar suatu perusahan, ada kecenderungan untuk
menggunakan jumlah pinjaman yang lebih besar.
Ukuran perusahaan digunakan untuk menggambarkan besar kecilnya
perusahaan. Dalam penelitian empiriknya mengungkapkan bahwa ukuran
perusahaan dapat dinyatakan dalam logaritma natural (Ln) dari total aktiva, total
penjualan dan jumlah karyawan. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan melihat
total penjualannya, total aktiva dan rata-rata tingkat penjualannya.
(Wahyuningsih, dkk, 2008: 5).
Wahidahwati (2002: 613) menyebutkan bahwa semakin besar ukuran
perusahaan semakin besar pula rasio deviden, hal tersebut terjadi karena
perusahaan yang size (ukuran perusahaan tinggi) cenderung ingin melindungi
pemegang saham dengan meningkatkan rasio devidennya dengan tujuan agar
perusahaan tersebut selalu direspon positif, sehingga meningkatkan nilai
perusahaan, sedangkan semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan, maka
33
2.2.5. Pengaruh Struktur Aktiva Ter hadap Struktur Modal
Menurut Riyanto (2008: 298) dalam Putri (2012: 2) menyebutkan bahwa
perusahaan yang sebagian besar aktivanya berasal dari aktiva tetap akan
mengutamakan pemenuhan kebutuhan dananya dengan utang. Perusahaan dengan
jumlah aktiva tetap yang besar dapat menggunakan utang lebih banyak karena
aktiva tetap dapat dijadikan jaminan yang baik atas pinjaman-pinjaman
perusahaan.
Weston dan Brigham (2003:713) bahwa perusahaan yang memiliki aktiva
yang dapat diserahkan sebagai jaminan pinjaman cenderung menggunakan hutang
dalam jumlah besar. Aktiva yang dimaksud disini yang berhubungan dengan
struktur modal perusahaan adalah terutama aktiva tetap.
Rajan dan Zingales (2000: 1455) bahwa pengukuran tangibility asset
diwakili oleh Fixed Asset to Total Asset. Bila perusahaan memiliki aktiva tetap
dalam jumlah yang relatif jauh lebih besar dibandingkan dengan jumlah tenaga
kerja yang diperlukan dalam proses produksi dapat disebut sebagai perusahaan
yang “capital intensive”, sehingga pengukuran aktiva tetap terhadap total aktiva
juga digunakan sebagai wakil dari pengukuran intensitas modal. Diharapkan
dengan jumlah aktiva tetap yang memiliki pengaruh positif terhadap pemakaian
hutang perusahaan.
2.2.6. Pengaruh Profitability Terhadap Struktur Modal
Sartono (2001: 248) menyatakan bahwa profitabilitas merupakan faktor
perusahaan akan lebih senang menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan
utang. Hal ini sesuai dengan pecking order theory yang menyarankan bahwa
manajer lebih senang menggunakan pembiayaan dari pertama, laba ditahan,
kemudian utang, dan terakhir penjualan saham baru. Meskipun secara teoritis
sumber modal yang biayanya paling murah adalah utang, kemudian saham
preferen dan yang paling mahal adalah saham biasa dan laba ditahan.
Wright (2002: 17) menyatakan bahwa profitabilitas akan mencapai
maksimum apabila laba atas penjualan adalah pada tingkat tertinggi dan modal
investasi pada tingkat terendah. Perlunya menambah volume penjualan atau tidak,
tergantung dari pengaruhnya terhadap tingkat laba penjualan dan juga terhadap
tingkat modal investasi. Meningkatnya potensi untuk memperoleh laba dengan
meningkatnya volume penjualan, mungkin lebih besar daripada sekedar dapat
menutup turunnya laba penjualan dan atau meningkatnya kebutuhan modal.
Jikalau tidak demikian berarti bahwa ekspansi tidak mendatangkan tambahan
laba. Hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas yang tinggi apabila laba atas
penjualan tinggi sehingga menyebabkan struktur modal juga semakin tinggi.
Jadi dapat disimpulkan semakin tinggi tingkat pengembalian yang dimiliki
oleh perusahaan, maka akan semakin rendah struktur modal yang dimiliki oleh
perusahaan sehingga net profit margin mempunyai hubungan yang negatif dengan
35
2.2.7. Pengaruh Ukuran Perusahaan Ter hadap Struktur Modal
Riyanto (2001:279) dalam Putri (2012: 2) menyebutkan bahwa besarnya
suatu perusahaan juga mempengaruhi struktur modal perusahaan. Ukuran
perusahaan dapat juga mempengaruhi struktur modal karena semakin besar suatu
perusahaan akan cenderung menggunakan utang yang lebih besar.
Weston dan Brigham (2004: 250) menyatakan bahwa ukuran perusahaan
dalam penelitian ini maksudnya adalah logaritma dari jumlah aktiva perusahaan
pada satu periode tahun tertentu. Suatu perusahaan yang besar dimana sahamnya
tersebar sangat luas dan setiap perluasan modal saham hanya akan mempunyai
pengaruh kecil serta dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan. Pada
perusahaan yang besar dimana sahamnya tersebar sangat luas akan lebih berani
mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhannya untuk membiayai
pertumbuhan penjualan.
Weston dan Copeland (2002: 20) menyatakan bahwa total asset yang baik
akan memberikan dampak kepada pemulihan struktur modal. Jika total asset
meningkat dengan prosentase tertentu tiap tahun, maka struktur modal tersebut
akan semakin mengalami peningkatan dalam setiap tahunnya. Penjualan dan
pendapatan yang meningkat juga dapat memberi dampak meningkatnya harga
saham perusahaan, sehingga nilai pasar modal sendiri meningkat, hal ini
menguntungkan bagi pendanaan modal sendiri. Perusahaan harus
mempertimbangkan antara keuntungan, penggunaan hutang dengan kesempatan
2.3 Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah, dan landasan
teori pada penelitian ini. Maka kerangka konseptual yang dipakai oleh peneliti
untuk menganalisis hubungan dan pengaruh antara struktur aktiva, profitabilitas
(profitability) dan ukuran perusahaan (size) terhadap struktur modal perusahaan
food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), adalah sebagai
berikut :
Gambar 2.1
37
2.4 Hipotesis
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan teori-teori penunjang yang
telah memperkuat permasalahan tersebut, maka diajukan suatu hipotesis atau
dugaan sementara, antara lain :
1. Struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal pada perusahaan
food and beverages di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Profitabilitas (profitability) berpengaruh negatif terhadap struktur modal pada
perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia (BEI).
3. Ukuran perusahaan (size) berpengaruh positif terhadap struktur modal pada
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional variabel-variabel yang akan dibahas dalam penelitian
ini adalah :
1. Variabel Bebas (Independent Variable) yaitu variabel yang mempengaruhi
variabel terikat, baik itu secara positif atau negatif, serta sifatnya dapat
berdiri sendiri. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas antara
lain:
a. Struktur Aktiva (X1) Penentuan berapa besar alokasi dana untuk masing - masing komponen aktiva, baik dalam aktiva lancar maupun dalam aktiva
tetap. Struktur Aktiva merupakan perbandingan antara aktiva tetap dengan
total aktiva.
Adapun rumus struktur aktiva (X1) adalah sebagai berikut :
Aktiva Tetap
Struktur Aktiva (X1) = x 100% Total Aktiva
……….Sumber: Sartono (2001)
b. Profitability / profitabilitas (X2) merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan membandingkan laba bersih setelah
pajak (net profit after tax) terhadap penjualan bersih (net sales).
33
Adapun rumus profitability / profitabilitas (X2) adalah sebagai berikut: Net Profit After Tax
Profitability = x 100% Net Sales
……….Sumber: Sartono (2001)
c. Size / ukuran perusahaan (X3) adalah menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang dilihat dari besarnya nilai total asset. Semakin besar total
asset perusahaan maka akan semakin besar pula ukuran perusahaan
tersebut. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diproxy dengan nilai
natural log of total assets (Narsa, dkk, 2003), mulai tahun 2005 sampai
dengan tahun 2009.
2. Variabel Terikat (Dependent Variable) yaitu variabel yang dipengaruhi
oleh variabel bebas yang sifatnya tidak dapat berdiri sendiri serta menjadi
perhatian utama peneliti. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
terikat yaitu:
Struktur modal (Y) berkaitan dengan penentuan jenis sumber modal yang
ada yang akan digunakan melakukan kegiatan pembiayaan perusahaan.
Struktur Modal merupakan campuran antara hutang jangka panjang,
hutang jangka pendek, saham, dan laba yang ditahan. Perhitungan struktur
modal dilakukan dengan cara membagi total hutang dengan modal sendiri
(total equity).
Adapun rumus struktur modal (Y) adalah sebagai berikut:
Total Hutang
3.2. Populasi dan Penentuan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan food and beverages yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai September 2013 dan mempunyai
kelengkapan data dari tahun 2007 – 2012 yaitu sebanyak 20 perusahaan.
3.2.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2008: 80).
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik non probability sampling tepatnya tepatnya purposive sampling yaitu
pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan. Beberapa pertimbangan tersebut
antara lain: Perusahaan food and beverages yang masih tercatat di BEI, dan
Perusahaan food and beverages yang masih tercatat laporan keuangannya secara
lengkap di BEI, yaitu selama tahun 2007 – 2012 sebanyak 14 perusahaan.
Sehingga sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak
14 perusahaan.
3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
a. Jenis Data
Data yang digunakan untuk memenuhi keperluan penelitian ini bersumber
dari data sekunder yang diambil dari laporan tahunan perusahaan food and
beverages di Indonesia yang go public dan terdaftar dalam Bursa Efek
35
b. Sumber Data
Sumber data yang digunakan untuk memenuhi keperluan penelitian ini di
peroleh dari:
- Bursa Efek Indonesia
- Literatur
- dan sumber-sumber lain
c. Pengumpulan Data
Pengumpulan data sekunder diambil dengan teknik dokumentasi dan teknik
pengumpulan data historis perusahaan yang telah didokumentasikan dan
masih berlaku saat ini. Kemudian dilakukan rekapitulasi sesuai dengan
kebutuhan penelitian.
3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.4.1 Teknik Analisis Data
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier
berganda. Model analisis ini dipilih karena penelitian ini dirancang untuk meneliti
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Di atas telah dijelaskan bahwa dalam penetilian ini diperlukan teknik
analisis yang menggunakan model regresi linier dan pengujian hipotesis
menggunakan uji t dan uji f dengan hipotesis sebagai berikut :
1. Menghitung masing–masing variabel bebas dan variabel terikat berdasarkan
laporan keuangan tahunan perusahaan maka dapat dihitung masing–masing