• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PRODUKSI BERSIH PADA INDUSTRI MAKANAN MIE INSTAN (STUDI KASUS : PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK-NOODLE LAMPUNG)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EVALUASI PRODUKSI BERSIH PADA INDUSTRI MAKANAN MIE INSTAN (STUDI KASUS : PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK-NOODLE LAMPUNG)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

188

EVALUASI PRODUKSI BERSIH PADA INDUSTRI MAKANAN MIE INSTAN (STUDI KASUS : PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

TBK-NOODLE LAMPUNG) Devita Dwi Pratiwi 1, Natalina 2, Dyah Ayu 3

1,2,3,Fakultas Teknik, Universitas Malahayati, Indonesia

Email: devitadwipratiwi100@gmail.com

Abstrak: Pola konsumsi mie instan pada masyarakat Indonesia menyebabkan pengolahan mie instan semakin bertambah. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Lampung yang menghasilkan limbah padat dan limbah cair berpotensi mencemari lingkungan disekitarnya. Untuk mengatasi hal tersebut, PT. Indofood menerapkan teknologi produksi bersih dalam pemanfaatan limbah padat dan limbah cair. Namun dalam pelaksanaannya produksi bersih tidak berjalan dengan baik karena masih banyak limbah padat tercecer dan tidak termanfaatkan. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi produksi bersih, agar memberikan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk optimalisasi produksi bersih di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk- Noodle Lampung, dan melakukan penentuan skala prioritas produksi bersih.

Penelitian dilakukan dengan metode peninjau lapangan, wawancara dengan pekerja seta metodologi cleaner production (UNEP). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor manusia, metode, mesin, dan material dapat menyebabkan masalah di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk-Noodle Lampung. penelitian ini juga memberikan rekomendasi-rekomendasi mengenai opsi yang dapat diambil untuk optimalkan produksi bersih yakni: (1) mengumpulkan limbah scarp dan dijual ke pihak lain, (2) pemanfaatan air uap untuk pencucian alat pada sistem steaming, (3) penambahan alat pada sistem frying, (4) mengumpulkan sisa karton etiket. Keuntungan perusahaan dari penjualan produk sisa sebesar Rp. 103.134.688,- , biaya penerapan teknologi bersih Rp. 18.500.000,- jadi peningkatan keuntungan perusahaan dengan penerapan teknologi bersih sebesar Rp. 84.634.688,-/bulan.

Kata Kunci: pencegahan pencemaran, produksi bersih, industri pengolahan mie isntan

Abstract: The consumption pattern of instant noodles in Indonesian society causes the processing of instant noodles to increase. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Lampung which produces solid waste and liquid waste has the potential to pollute the surrounding environment. To overcome this, PT. Indofood applies clean production technology in the utilization of solid waste and liquid waste. However, in practice, clean production does not work well because there is still a lot of solid waste scattered and not being utilized. The purpose of this study was to evaluate clean production, in order to provide efforts that can be made to optimize clean production at PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk-Noodle Lampung, and determine the priority scale for clean production. The research was conducted using the field reviewer method, interviews with workers and the cleaner production (UNEP) methodology. The results of this study indicate that human factors, methods, machines, and materials can cause problems at PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk- Noodle Lampung. This study also provides recommendations regarding options that can be taken to optimize clean production, namely: (1) collecting scarp waste and selling it to other parties, (2) utilizing steam water for washing tools in the steaming system, (3) adding tools to the steam system. frying, (4) collect the rest of the etiquette carton. The company's profit from the sale of residual products is Rp.

103.134.688- , the cost of implementing clean technology is Rp. 18.500.000,- so the increase in company profits with the application of clean technology is Rp. 84,634,688,-/month.

Keyword: pollution prevention, clean production, instant noodle processing industry

PENDAHULUAN

Pembangunan yang dilakukan oleh Bangsa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup rakyat. Proses pelaksanaan pembangunan disatu pihak menghadapi permasalahan jumlah penduduk yang besar dengan tingkat pertambahan yang tinggi tetapi dilain pihak ketersediaan sumber daya alam bersifat terbatas. Kegiatan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan meningkatkan permintaan atas sumber daya alam, sehingga timbul tekanan terhadap sumber daya alam. Oleh karena itu, pendayagunaan sumberdaya alam untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup masyarakat adalah pembangunan yang berwawasan lingkungan. Dalam proses kelangsungan hidupnya, manusia membutuhkan makanan untuk memenuhi kebutuhan energinya. Kabrohidrat memiliki peran penting

418

(2)

188

dalam pertumbuhan dan kesehatan manusia. Olahan jenis mie instan memiliki kandungan kurang lebih 40 gram per pcs.

Produksi bersih (Cleaner Production) merupakan sebuah pendekatan dalam mengelola lingkungan hidup. Pada dasarnya konsep Cleaner Production adalah mencegah maupun meminimalisasi terbentuknya limbah atau bahan pencemar lingkungan dari seluruh tahapan dalam proses produksi. Di sisi lain, Cleaner Production juga melibatkan upaya untuk meningkatkan efisensi penggunaan bahan baku dan bahan penunjang serta energi dari seluruh tahapan produksi sehingga dengan menerapkan konsep tersebut diharapkan sumber daya alam dapat lebih dilindungi dan dimanfaatkan secara berkelanjutan.

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Cabang Lampung merupakan salah satu industri pengolahan mie instan yang terletak di Jl. Ir. Sutami KM15 Desa Sindang Sari, Tanjung Bintang. Lampung Selatan diatas lahan seluas 76.635 m2. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Cabang Lampung Hanya memproduksi mie instan, sedangkan bumbu didatangkan dari pabrik pengolahan bumbu yang berada di luar Lampung. PT.

Indofood telah menerapkan teknologi bersih, namun masih banyak limbah padat scrab tercecer serta air uap yang belum dimanfaatkan, apabila limbah tersebut dikelola secara efesien, dapat mengurangi pencemaran lingkungan serta menghasilkan nilai ekonomi dari pemanfaatan daur ulang dari produk-produk sisanya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yudith Vega Paramitadevi, Risa Novriana dan Antin Yulista tentang penerapan produksi bersih disalah satu pabrik gula di Indonesia. Indentifikasi terhadap peluang produksi bersih dilakukan agar diperoleh pengaruh keseluruhan terhadap kinerja lingkungan. Penelitian lain yang dilakukan Dewi Ririn Sihotang tentang Evaluasi penerapan teknologi produksi bersih di rumah pemotongan hewan di salah satu rumah pemotongan hewan di Indonesia. Dari latar belakang maka akan dilakukan penelitian yang berjudul “ Evaluasi Produksi Bersih Pada Industri Maakanan Mie Instan (Studi Kasus: PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk- Noodle Lampung).

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan di laboratorium fakultas teknik universitas malahayati bandar lampung. Penelitian tentang evaluasi produksi bersih pada industri mie instan dilakukan dengan pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus bersifat deskriptif pada industri mie instan di PT.

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk - Noodle Lampung.

Metodelogi yang digunakan yaitu cara-cara analisis, pengambilan dan pengolahan data-data primer dan sekunder. Data primer diperoleh didapat dari hasil penelitian secara langsung, dalam penelitian ini data yang didapat dari pengujian awal sampai pengujian akhir.Data sekunder diperoleh dari berbagai refrensi dan inventaris data dari instansi- instansi terkait. Dari analisis kedua data tersebut akan diperoleh suatu kesimpulan untuk dijadikan bahan dalam penulisan tugas akhir yang berjudul pemanfaatan limbah plastik bekas sebagai biofilter aerobik dalam penurunan konsentrasi BOD air limbah domestik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Cabang lampung merupakan salah satu industri pengolahan mie instan yang terletaka di Jl. Ir. Sutami KM. 15 Desa Sindang Sari, Tanjung Bintang, Lampung Selatan Di atas lahan seluas 76.635 m2. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Cabang lampung hanya memproduksi mie instan, sedangkan bumbu didatangkan dari pabrik pengolahan bumbu yang berada diluar lampung.

419

(3)

188

Jenis dan kapasitas pabrik mie instan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

Cabang Lampung yang dilaksanakan seperti pada tabel berikut ini :

Tabel 1. Jenis Dan Output Produk

Jenis produksi

utama

Kapasitas produksi bungkus / tahun

Sifat produk Jenis alat angku

t Bahan ½ Jadi

Bahan Jadi

Mie instan 370.000.000,- - Jadi Truk

Sumber: PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Cabang Lampung, Juni 2019

Bahan baku PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Cabang Lampung antara lain berupa tepung terigu dan minyak goreng sebagai bahan baku utama dan bahan baku penolong menggunakan minyak bumbu, etiket, karton, bumbu. Lokasi penampungan terletak diarea pabrik dan disimpan di dalam gudang. Bahan baku dari truk fuso dan kontainer akan dibongkar secara manual. Sumber bahan baku berasal dari Jakarta.

Dalam operasional PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Cabang Lampung membutuhkan karyawan yang cukup banyak, yaitu 310 orang yang terdiri dari beberapa golongan jabatan. minimal 20% tenaga kerja direkrut dari penduduk sekitar yang berada di dekat lokasi kegiatan pabrik mi instan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

Cabang Lampung khususnya masyarakat di Desa Sindang Sari, Tanjung Bintang.

1. Waktu kerja karyawan : 8 jam/hari 2. Shift kerja karyawan :

3. Shift 1 : dari pukul 07.00 s/d 15.00 4. Shift 2 : dari pukul 15.00 s/d 23.00 5. Shift 3 : dari pukul 23.00 s/d 07.00 6. Hari kerja karyawan : 6 hari/minggu

7. Setiap minggu servis besar pada alat produksi

Untuk proses produksi diperlukan peralatan guna mengolahan bahan baku menjadi bahan jadi. Jenis dan fungsi peralatan produksi dapat dilihat pada tabel 4.4.

berikut ini :

Tabel 2. Jenis dan fungsi peralatan produksi

No Jenis Alat Fungsi Alat

1 Mixer Mencampur tepung terigu, air dan ingredient adonan mie . 2 Roll press Membentuk lembaran adonan

mie

3 Slitter Memotong lembaran adonan cara membujur menjadi untaian mie.

4 Wave conveyor

Memebentuk untaian mie menjadi kriting / bergelombang 5 Steam box Mengukus mie menggunakan steam basah, sampai untaian mie menjadi tergelantinisasi 6 Cutter :

distributor

Mendistribusikan potongan mie kedalam mangkok fryer

7 Fryer Menggoreng mie dengan

minyak sampai kering

420

(4)

188

8 Cooling box Mendinginkan mie yang telah digoreng hingga suhunya sesuai ambien.

9 Packing

mechine Mengemas mie dan

perlengkapanya menggunakan etiket dan karton box.

Sumber: PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Cabang Lampung, Juni 2019

Bahan baku mie instan ini bersumber dari tepung terigu dan minyak goreng sehingga bisa dikatakan dalam proses produksinya bahan-bahan baku yang digunakan adalah bahan organik. Uraian proses pembutan mie instan sebagai berikut :

Gambar 1. Diagram Proses Pembuatan Mie Instan

Pencampuran dan pengadukan material-material yang terdiri dari tepung dan air alkali sehingga diperoleh adonan yang homogen. Dalam proses mixing diperlukan bahan baku berupa air alkali 75 liter dan tepung terigu 2666 kg. Air alkali diperoleh dengan cara mencampur air bersih dengan beberapa jenis ingredient dalam komposisi tertentu didalam tangka alkali. Didalam mixing proses pencampuran air alkali dan terigu berlangsung sampai terbentuk adonan mie berkadar air 32-34%. Adonan tersebut siap dikirim ke mesin roll press untuk proses lanjut.

Kesetimbangan massa :

Raw Material (2666 kg) alkali (75 liter)

adonan mie (2741 kg)

Gambar 2. Sistem Kesetimbangan Massa Pada Proses Mixing

Identifikasi munculnya limbah :

Pada tahap proses mixing tidak terdapat limbah dikarenakan mesin digunakan dalam waktu 24jam proses produksi. Konversi liter (L) ke kilogram (kg). Menurut Mekanova, (2021) yaitu : m = p x V

m = 1 kg x 75 L m = 75 kg

Mixing

(kadar air 32-34%)

421

(5)

188

Mesin roll press terdiri dari unit press, sliteer dan wave conveyor yang berfungsi untuk membentuk lembaran mie hingga menjadi untaian mie. Adonan mie dari mixer dibentuk menjadi lembaran mie menjadi ketebalan tertentu. Selanjutnya slitter akan menyisir lembaran mie secara membujur menjadi untaian mie. Sedangkan wave conveyor akan membentuk untaian mie menjadi bergelombang (keriting) secara merata dan berkelompok dalam setiap lajur. Untaian mie tersebut dibawa dengan netconveyor kedalam steam box untuk diproses lanjut.

Kesetimbangan massa :

AAdonan mie (2741 kg) Ceceran adonan 2kg

Adonan mie ( 2739 kg)

Gambar 3. Sistem Kesetimbangan Massa Pada Proses Slitting Dan Roll Press

Pada tahap proses pressing limbah yang dihasilkan berupa ceceran adonan pada saat proses pembuatan mie dan ceceran lembaran mie pada saat penguntaian mie yang tidak diambil atau terjatuh ke penampungan lebih dari 15 menit. Ceceran adonan dan lembaran mie yang tercecer lebih dari 15 menit akan dibersihkan dan ditampung menjadi scrap lalu dijual kepihak ke-3.

Pemanasan yang dilakukan dengan uap air sebagai media penghantarnya.

Steaming adalah proses mengukus mie dengan menggunakan steam basah dengan penetrasi steam, untaian mie mengalami perubahan fisik dan kimia, antara lain gelatinisasi dan solidifikasi. Pada proses steaming terjadi limbah uap air 20% pada perebusan dan terjadinya limbah mie basah yang tidak sesuai pada blok/tekstur mie.

Pada limbah uap air dapat dialirkan ke pipa sehingga bisa digunakan untuk mencuci alat proses produksi. Sedangkan sisa-sisa mie basah yang lengket pada net conveyor dibersihkan menggunakan air, yang selanjutnya mengalir ke IPAL.

Pemotongan uantaian mie menjadi blog mie. Proses ini merupakan rangkaian kegiatan memotong untaian mie, melipat potongan mie, menditribusikan kedalam mangkok untuk digoreng. Pada proses cutting terjadinya limbah mie kering halus yang tidak sesuai pada blok mie sehingga mengakibatkan mie kering halus hancur.

Pengumpulan pada bak penampung/ ranjang yang telah disediakan pada setiap item untuk mempermudah otomatis limbah masuk kedalam ranjang, kemudian dijual untuk dijadikan pakan ternak. Salah satu metode pengawetan bahan pangan. pada saat menggoreng mie, digunakan minyak goreng yang dipanaskan dengan prinsip heat exchange dari sistem secara indirect heating. Tujuan menggoreng mie adalah menghasilkan mie kering berkadar air 3-4% dan memantapkan gelatin mie sehingga mie matang dan kaku.

Pada tahap penggorengan mie terjadinya limbah mie hancur halus dikarenakan mie kaku dan pada saat penggorengan mie terurai serta terjadinya limbah minyak goreng sisa penggorengan mie. Mengumpulkan mie yang hancur kedalam bak penampung dan setiap mesin produksi dipasangkan keranjang untuk menampung mie hancur sehingga mie tidak tercecer di lantai, dan mie yang hancur akan digiling menjadi scrap kemudian dijual ke pihak ke-3. Memanfaatkan kembali penggunaan minyak goreng menjadi 2 kali penggorengan setelah itu minyak goreng dikumpulkan kedalam drum dan dijual ke pihak ke-3.

Sliting dan roll press

422

(6)

188

Blok mie hasil penggorengan harus didinginkan (sehingga satu embien) didalam lorong pendingin (colling box ) yang dilengkapi fan. Udara panas dialirkan melalui cerobong untuk menghindari terjadinya akumulasi panas dalam ruang produksi.

Pembungkusan mie dan seosoningnya dengan kemasan, meliputi dua tahap yaitu packing dengan etiket dan karton.

Proses selanjutnya dalam pembuatan mie adalah pengemesan (packing) dimana mie beserta perlengkapnya (bumbu, minyak bumbu) dikemas menggunakan plastic dengan merk Indomie, Sarimi, Supermi, Intermi, Mie Telur Cap 3 Ayam dan Sakura.

Packing merupakan tahap akhir pada proses produksi sehingga menghasilkan sisa-sisa karton dan etiket packing Mengumpulkan sisa karton kemudian dihancurkan sehingga merk hilang dan . dijual ke pihak ke-3.

Tujuan dari evaluasi produksi bersih adalah menentukan opsi-opsi produksi bersih yang telah diterapkan oleh industi makanan mie instan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Cabang lampung.

Tabel 3. Analisis opsi produksi bersih

No Proses Masalah Alternatif Strategi Produksi Bersih PT.

Indofood

Evaluasi Produksi Bersih

1 Pressing Sisa adonan dan lembaran mie

Dikumpulkan scrap dalam satu wadah, kemudian diolah menjadi pakan ternak dengan pihak ke-3.

Sudah dimanfaatkan dijual oleh pihak ke-3.

Namun limbah scrap masih tercecer dilantai.

2 Steaming Air uap gas

Pemanfaatan air uap untuk pencuncian alat dengan penambahan alat pada sistem steaming.

Belum optimal karena masih banyak air tercecer dilantai.

Limbah mie basah yang tidak sesuai cetakan

Dikumpulkan scrap dalam satu wadah, kemudian diolah menjadi pakan ternak dengan pihak ke-3.

Sudah dimanfaatkan oleh pihak ke-3. Namun limbah masih tercecer dilantai.

No Proses Masalah Alternatif Solusi Produksi Bersih

Evaluasi Produksi Bersih 3 Cutting Limbah

mie kering hancur halus

Dikumpulkan scrap dalam satu wadah, kemudian diolah menjadi pakan ternak dengan pihak ke- 3.

Sudah dimanfaatkan dijual oleh pihak ke-3.

Tetapi limbah yang tercecer dilantai tidak dikumpulkan

423

(7)

188

dibuang begitu saja 4 Frying Limbah

minyak goreng

Penambahan alat pada sistem frying dan dijual ke pihak lain.

Ditampung minyak goreng kedalam tanki.

Limbah mie hancur halus yang tercecer

Dikumpulkan scrap dalam satu wadah, kemudian diolah menjadi pakan ternak dengan pihak ke- 3.

Sudah dimanfaatkan dijual oleh pihak ke-3.

Tetapi limbah yang tercecer dilantai tidak dikumpulkan dibuang begitu saja.

5 Packing Sisa karton etiket

Mengumpulkan sisa karton etiket.

Menghancurkan label dan menjual ke pihak luar.

Sudah dimanfaatkan dijual ke pihak ke-3 namun label dalam karton belum dirusak sehingga dapat dipakai oleh pihak lain.

Sumber : Data primer, 2021

Pada evaluasi secara ekonomi, di dalamnya memasukkan analisis finansial seperti PBP (payback period) untuk opsi-opsi produksi bersih yang akan dilakukan. Beberapa opsi yang dapat dilihat pada lampiran 2. Perhitungan ekonomi finansial opsi produksi bersih dan dapat dilakukan sebagai berikut.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di PT. Indofood, limbah scrap dikumpulkan kemudian dijual kepihak ke-3 untuk dijadikan pakan ternak. Dari informasi yang diperoleh diketahui harga scrap adalah Rp. 3000,-/kg. dan limbah yang terkumpul perbulan yaitu : 1,360 ton/bulan. Hasil penjualan dari mengumpulkan scrap adalah 1.360kg x Rp. 3000,- = Rp. 4.080.000,-/bulan. Maka perlu biaya tambahan untuk mengumpulkan scrap sebagai berikut :

1. biaya membeli floor wiper/serokan air : 4 buah x Rp. 55.000,- = Rp. 220.000,- 2. biaya membeli sapu lantai lion star : 4 buah x RP. 45.000,- = Rp. 180.000,- 3. biaya membeli pengki sigma lion star : 4 buah x Rp. 35.000,- = Rp. 140.000,- 4. biaya membeli ember plastic lion star ukuran 20 liter : 4 buah x Rp. 50.000,- = Rp.

200.000,-

Total biaya investasi : Rp. 740.000,- Nilai payback period adalah :

Payback period = nilai investasi : keuntungan = Rp. 740.000,- : Rp. 4.080.000,-

= 0,18 bulan.

Pemanfaatan penggunaan air uap steaming

Limbah air uap steaming yang dimanfaatkan kembali digunakan dalam pencucian peralatan sehingga menghemat penggunaan air baik air bawah tanah maupun air PDAM dan biasanya air yang dibutuhkan pada proses produksi sebesar 60.000 liter/ hari sedangkan air yang dibutuhkan setelah pemanfaatan sebesar 48.000 liter/hari jadi keuntungan pemanfaatan penggunaan air uap steaming yaitu : 12.000 liter x Rp.

2.606.224,-/1000 liter = Rp. 31.274.688,- 424

(8)

188

Biaya yang dikeluarkan dengan pemanfaatan penggunaan air uap steaming sebagai berikut: Biaya pipa galvanis diameter 2 inch dengan panjang masing-masing pipa 6 meter : 7 batang pipa x Rp. 280.000,- = Rp. 1.960.000,- Membeli alat pel lion star : 4 buah x Rp. 160.000,- = Rp. 640.000,- Total investasi : Rp. 2.600.000,- Nilai payback period Payback period = nilai investasi : keuntungan =Rp. 2.600.000,- : Rp. 31.274.688,-

= 0,083 bulan.

Minyak goreng bekas yang telah digunakan sebanyak 2 kali pakai, jadi 2 pergantian x 48kg output x 5 mesin x 3 shift = 1440 kg x 26 hari = 37.440kg output minyak goreng. diasumsikan minyak goreng bekas (jelatah) dapat dijual dengan harga Rp. 1.750/kg x 37.440/bulan = Rp. 65.520.000/bulan tetapi memerlukan biaya tambahan dalam menjual minyak goreng sebagai berikut : Biaya pipa galvanis diameter 2 inch dengan panjang masing-masing 6 meter : 7 batang x Rp. 280.000,- = Rp. 1.960.000,- Tanki penampungan dengan ukuran 6000 liter : 1 x Rp. 13.000.000,- = Rp. 13.000.000,- Total investasi : Rp. 14.960.000,- Payback period = nilai investasi : keuntungan = Rp.

14.960.000,- : Rp. 65.520.000,- = 0,22 bulan.

Limbah karton berasal dari e-tiket packing dikumpulkan dan dijual ke pihak lain dengan kondisi merk produk sudah terkoyak dan tidak dapat digunakan oleh pihak lain, limbah karton terkumpul dan terjual 2000kg/bulan x Rp. 1.130/kg = Rp. 1.130/kg = Rp.

2.260.000,-/ bulan. Namun biaya tambahan dalam menjual e-tiket yaitu gunting stainless steel sebanyak 4 buah x Rp. 50.000,- = Rp. 200.000,- Payback period = nilai investasi : keuntungan = Rp. 200.000,- : Rp. 2.260.000,- = 0,088 bulan. Keuntungan perusahaan dari penjualan produk sisa sebesar Rp. 103.134.688,- , biaya penerapan teknologi bersih Rp. 18.500.000,- jadi keuntungan perusahaan dengan penerapan teknologi bersih sebesar Rp. 84.634.688 ,-/bulan.

Setelah mengkaji opsi produksi bersih dari aspek teknis, lingkungan, dan ekonomi maka dapat dilakukan penentuan skala prioritas. Penentuan skala prioritas ini dilakukan dengan pemberian bobot/penilaian terhadap masing-masing opsi. Penentuan bobot yang didasarkan pada beberapa pertimbangan seperti teknologi, kemampuan SDM untuk melakukannya dan kemudahan mendapatkan bahan. Berdasarkan hasil survei kuisioner kepada perusahaan terdapat beberapa kepala bidang ahli dapat dilihat pada lampiran 3, Bobot diberikan dengan kisaran 1 (terburuk sampai 3 (terbaik). (Indrasti, N.S dan Fauzi, A.M, 2019).

Tabel 4. Penentuan Skala Prioritas Opsi Produksi Bersih

N o

Opsi produksi bersih

Penilaian kriteria

Total Opsi

Skala prioritas

1 Sisa adonan lembaran mie dikumpulkan scrap dalam satu wadah, kemudian diolah menjadi pakan ternak dengan pihak ke- 3.

2 2 2 6 3

2 Pemanfaatan air

uap untuk

pencuncian alat dengan penambahan alat

1 2 3 6 4

425

(9)

188

pada sistem steaming.

3 Limbah mie kering hancur halus

dikumpulkan scap dalam satu wadah, kemudian diolah menjadi pakan ternak dengan pihak ke- 3.

3 2 2 7 1

4 Penambahan alat pada sistem frying dan dijual ke pihak lain.

1 3 3 7 2

5 Mengumpulkan sisa karton etiket.

3 1 1 5 5

1 0

1 0

1 1

Ket : 1 (terburuk) – 3 (terbaik)

Kriteria teknis dan lingkungan berdasarkan survei kuisioner Kriteria Ekonomi berdasarkan evaluasi ekonomi

Sumber : Data Primer analisis kuisioner, 2021

Dari data tabel 4 kita dapat melihat bahwa urutan skala prioritas opsi produksi bersih adalah Limbah mie kering hancur halus dikumpulkan scrap dalam satu wadah, kemudian diolah menjadi pakan ternak dengan pihak ke-3, pemanfaatan air uap untuk pencuncian alat dengan penambahan alat pada sistem steaming, pemanfaatan air uap untuk pencuncian alat dengan penambahan alat pada sistem steaming, dan penambahan alat pada sistem frying dan dijual ke pihak lain, mengumpulkan sisa karton etiket. Limbah mie kering hancur halus dikumpulkan scrap dalam satu wadah, kemudian diolah menjadi pakan ternak dengan pihak ke-3, menjadi yang paling prioritas untuk dilaksanakan, baik ditinjau dari kriteria teknis, ekonomi, maupun lingkungan. Berdasarkan kriteria teknis, tentu hal ini mudah untuk dilakukan karena dalam menggunakan sistem pewadahan untuk mengumpulkan scrap, berdasarkan kriteria ekonomi dan lingkungan bahwa opsi ini memerlukan biaya namun mampu memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan yang signifikan. Pada mengumpulkan sisa karton etiket, opsi yang tidak diprioritaskan hal ini memang tidak memiliki nilai lingkungan yang siginifikan namun memiliki nilai tambah ekonomi bagi perusahaan.

KESIMPULAN

Berdasarkan pada hasil pembahasan diatas, maka kesimpulannya adalah Implementasi teknik produksi bersih mempengaruhi efesiensi performansi lingkungan, peningkatan keuntungan kinerja perusahaan. Dengan biaya penerapan teknologi bersih sebesar Rp. 18.500.000,- maka peningkatan keuntungan dengan penerapan teknologi bersih sebesar Rp. 84.634.688,-/bulan.

BIBLIOGRAFI

BAPEDAL. 2001. Buku Panduan Model Penerapan Produksi Bersih. Jakarta.

426

(10)

188

BAPEDAL. 1998. Buku Panduan Teknologi Pengendalian Dampak Lingkungan Industri Tapioka di Indonesia. Buku Panduan. Jakarta.

Boyle, C. 1999. Cleaner Production in New Zealand. Journal of Cleaner Production.

Vol 7(1). ISSN 0959-6526. 59-67.

Fauzi, A.M. 2000. Bioteknologi untuk Produksi Bersih. Prosiding Seminar Nasional Bioteknologi III. LIPI.

Gray., C.P. Simanjuntak., L. K. Sabur., P. F. L. Maspaitella dan R. G. C. Varley.

1992. Pengantar Evaluasi Proyek. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Hendri, Darwin. Susanto, Herdi dan Munawir Al. Desain Mesin Produksi Santan Sistem Sentrifugal Kapasitas 10 Liter/jam. Junal Mekanova Vol 6 No. 1, April 2020 Husnan, S dan Suwarsono. 2000. Studi Kelayakan Proyek. UPP AMP YKPN. Yogyakarta.

Indrasti, N. S dan Fauzi, A. M. 2009. Produksi Bersih. Penerbit IPB Press. Bogor.

Indriyati. 2000. Strategi Penerapan Program Produksi Bersih dan Manfaatnya Bagi Industri. Laporan Teknis Intern. Direktorat Teknologi Lingkungan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Jakarta.

Jackson, T. 1993. Clean Production Strategies: developing preventive enviromental management in the industrial economy Lewis Publishers ISBN 0-87371-884-4 Long W.L. 1994. Cleaner Production in OECD countries. Industry and irEnviroment 17:

23-26

Newnan, D. G. 1990. Engineering Economic Analyisis. Binarupa Aksara. Jakarta.

Ririn Sihotang, Dewi. Evaluasi Penerapan Teknologi Produksi Bersih Dirumah Pemotongan Hewan Tahun 2012. Skripsi, Universitas Indonesia, 2012

UNEP. 2003. Cleaner Production Assesment in Industries. Didalam http://www.uneptie.ora/pc/cp/ understanding_cp/cp industries.htm.

UNIDO. 2002. What is Cleaner Production. Di dalam http://www.unido.org/doc/5151 PT. Indofood. 2019. Laporan perusahaan: laporan ukl/upl semester 1. Lampung selatan.

Laporan.

427

Gambar

Tabel 1. Jenis Dan Output Produk
Gambar 2.  Sistem Kesetimbangan Massa Pada Proses Mixing
Tabel 3. Analisis opsi produksi bersih
Tabel 4. Penentuan Skala Prioritas Opsi Produksi Bersih

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tulisan ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi kepada organisasi atau perusahaan di mana dalam pengambilan keputusan untuk perencanaan jumlah produksi suatu

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle cabang Semarang sudah melakukan standarisasi dari bahan baku sampai produksi jadi, tenaga kerja (manpower) dan mesin

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang sebagai tempat Kerja Praktek karena, perusahaan ini telah menghasilkan berbagai macam produk mie

Limbah bahan berbahaya dan beracun yang dihasilkan dari proses produksi dan non produksi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk merupakan limbah yang bukan

Kegiatan distribusi mie instan memiliki beberapa kriteria yakni : periodic demand (permintaan datang setiap minggunya), split delivery (pengiriman dapat dilakukan dengan

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang dalam proses produksinya menghasilkan limbah B3, namun perusahaan tidak mampu melakukan pengelolaannya tetapi

meningkatkan volume penjualan, dimana perusahaan ikut bertanggung jawab langsung dalam ajang promosi penjualan dan risiko kerugian selalu mengancam hasil penjualan. Sementara itu