ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENERIMAAN PENGGUNA TERHADAP IMPLEMENTASI
E-LEARNING : STUDI KASUS FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS TARUMANAGARA
KARYA AKHIR
ELVINA SUGITO 1206338163
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI JAKARTA
JANUARI 2015
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENERIMAAN PENGGUNA TERHADAP IMPLEMENTASI
E-LEARNING : STUDI KASUS FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS TARUMANAGARA
KARYA AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi
ELVINA SUGITO 1206338163
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI JAKARTA
Karya Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Elvina Sugito
NPM : 1206338163
Tanda Tangan :
Tanggal : 19 Januari 2015
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Akhir ini diajukan oleh :
Nama : Elvina Sugito
NPM : 1206338163
Program Studi : Magister Teknologi Informasi
Judul Karya Akhir : Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penerimaan Pengguna terhadap Implementasi E- Learning : Studi Kasus Fakultas Teknologi Informasi Universitas Tarumanagara
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi pada Program Studi Magister Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing I :
Drs. Widijanto Satyo Nugroho, M.Math.,Ph.D. ( )
Pembimbing II :
Harry Budi Santoso, Ph.D. ( )
Penguji :
Wahyu Catur Wibowo, Ph.D. ( )
Penguji :
Rizal Fathoni Aji, M.Kom ( )
Ditetapkan di : Jakarta
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena pimpinan, penyertaan, dan anugerah-Nya, saya dapat menyelesaikan Karya Akhir ini yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penerimaan Pengguna terhadap Implementasi E-Learning : Studi Kasus Fakultas Teknologi Informasi Universitas Tarumanagara”. Penulisan Karya Akhir ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Magister Teknologi Informasi di Universitas Indonesia.
Saya menyadari bahwa sangatlah sulit bagi saya menyelesaikan penelitian ini tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Saya cukup banyak menerima bantuan, masukan, dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Widijanto Satyo Nugroho M.Math., Ph.D., selaku dosen pembimbing pertama saya yang telah sabar menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan pengarahan dan masukan kepada saya dalam menyusun Karya Akhir ini serta memberikan pendidikan yang telah saya terima selama menjalani kuliah di MTI Universitas Indonesia.
2. Bapak Harry Budi Santoso, Ph.D. selaku dosen pembimbing kedua yang telah sabar menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran memberikan pengarahan dan masukan kepada saya dalam menyusun Karya Akhir ini.
3. Pihak FTI Universitas Tarumanagara baik dosen, mahasiswa, dan karyawan, terutama Ibu Prof. Dr. Dyah Erny, Bapak Bagus Mulyawan, MM, Ibu Lely Hiryanto, M.Sc., Ibu Desi Arisandi, MTI, dan Darius Andana Haris, MTI yang telah membantu saya dalam melakukan penelitian.
4. Dosen dan karyawan MTI UI, terutama Ibu Dewi Ambarwati, Mas Wiryo, Mas Arief Wahyudi yang telah membantu selama saya berkuliah di MTI UI.
5. Keluarga saya yang telah memberikan bantuan dan dukungan baik secara moral maupun material dalam menyelesaikan penulisan Karya Akhir ini.
6. Teman-teman MTI UI angkatan 2012FA, terutama Shifa, Dian, A.C, dan Dedi Kurniawan yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian Karya Akhir ini.
membantu dan memberikan dukungan dalam penyusunan laporan ini.
Akhir kata semoga penulisan ini dapat diterima dengan baik, memberikan manfaat dan menjadi berkat bagi semua pihak yang membaca dan membutuhkan dalam pengembangan ilmu pengetahuan..
Jakarta, 19 Januari 2015
Elvina Sugito
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Elvina Sugito
NPM : 1206338162
Program Studi : Magister Teknologi Informasi Departemen : -
Fakultas : Ilmu Komputer Jenis Karya : Karya Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusice Royalty- Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penerimaan Pengguna terhadap Implementasi E-Learning : Studi Kasus Fakultas Teknologi Informasi Universitas Tarumanagara
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database).
Merawat, dan mempublikasikan karya akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 19 Januari 2015
Yang menyatakan
(Elvina Sugito)
Nama : Elvina Sugito
Program Studi : Magister Teknologi Informasi
Judul : Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penerimaan Pengguna terhadap Implementasi E-Learning : Studi Kasus Fakultas Teknologi Informasi Universitas Tarumanagara
Pada era globalisasi seperti saat ini, perkembangan teknologi semakin berkembang pesat di Indonesia. Penerapan Sistem Informasi / Teknologi Informasi (SI/TI) telah menjadi hal yang umum dan banyak diterapkan di berbagai sektor, termasuk dunia pendidikan. Universitas Tarumanagara (Untar) adalah salah satu universitas yang melakukan implementasi SI/TI dalam kegiatan belajar mengajarnya. Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Untar merupakan salah satu fakultas yang melakukan implementasi SI/TI yang berupa “E-Learning System”.
Namun dalam pemanfaatannya, tidak semua berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu kendala yang dihadapi adalah tingkat penerimaan pengguna terhadap sistem sehingga pemanfaatannya dirasakan belum optimal dan tidak sesuai dengan harapan yang diinginkan.
Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan penulis untuk melakukan penelitian ini. Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan sejumlah dosen dan mahasiswa FTI Untar. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi, kuesioner dan wawancara. Kuesioner dibuat berdasarkan model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) yang telah dimodifikasi. Peneliti melakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik Partial Least Square (PLS) dan menggunakan aplikasi bernama SmartPLS. Data diolah berdasarkan tiga kategori pengguna, yaitu pengguna secara umum, pengguna laki-laki, dan pengguna perempuna. Hasil penelitian menyatakan bahwa faktor yang memengaruhi pengguna secara umum adalah e-learning motivation, facilitating conditions, dan behavioral intention. Pada pengguna laki-laki, faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan E-Learning System adalah content quality, facilitating conditions, dan behavioral intention. Pada pengguna perempuan, faktor-faktor yang memengaruhi adalah e-learning motivation dan behavioral intention. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa memang terdapat perbedaan antara pengguna berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dalam mengimplementasikan suatu teknologi.
Kata kunci : E-Learning System, FTI Untar, Partial Least Square, Skala Likert, Unified Theory of Acceptance and Use of Technology.
Xiii + 99 halaman; 24 tabel; 16 gambar; 14 lampiran
Name : Elvina Sugito
Study Program : Magister Teknologi Informasi
Title : Analysis of Factors Affecting User Acceptance of the Implementation of E-Learning: Case Studies Faculty of Information Technology of Tarumanagara University
In the era of globalization, the development of technology is growing rapidly in Indonesia. Application of Information Systems / Information Technology (IS / IT) has become common and widely applied in various sectors, including education. Tarumanagara University (Untar) is one of the universities that do implementation of IS / IT in teaching and learning activities. Faculty of Information Technology (FTI) Untar is one of the faculty who do the implementation of IS / IT in the form of "E-Learning System". However in use, not all goes as expected. One of the obstacles faced is the level of user acceptance of the system that had not been optimal utilization and not according to the desired expectations.
Past research has become one of the authors of reference for the conduct of this study. This research was conducted with the involvement of a number of professors and students FTI Untar. Data was collected through observation, questionnaires and interviews. The questionnaire was made based on the model of the Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) that have been modified. Researchers perform data processing using techniques Partial Least Square (PLS) and using an application called SmartPLS. The data is processed by three categories of users, ie users in general, male users, and users perempuna. The study states that the factors that affect users in general is an e- learning motivation, facilitating conditions, and behavioral intention. In the male users, the factors that affect the use of the E-Learning System is content quality, facilitating conditions, and behavioral intention. In the female users, the factors that affect e-learning is motivation and behavioral intention. These results are consistent with results of previous studies that showed that there was indeed a difference between user-sex male and female in implementing the technology.
Keywords : E-Learning System, FTI Untar, Partial Least Square, Skala Likert, Unified Theory of Acceptance and Use of Technology.
Xiii + 99 pages; 24 tabels, 16 figures, 14 attachments
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ...iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
DAFTAR ISI ...ix
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Pertanyaan Penelitian ... 3
1.3 Ruang Lingkup Penelitian ... 3
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4
1.5 Sistematika Penulisan ... 4
BAB 2LANDASAN TEORI ... 6
2.1 E-Learning ... 6
2.1.1 Definisi E-Learning ... 6
2.1.2 Manfaat E-Learning ... 7
2.1.3 Jenis E-Learning ... 7
2.1.4 Metode Penyampaian E-Learning ... 9
2.2 Moodle E-Learning Management System... 9
2.2.1 Pengertian Moodle ... 9
2.2.2 Arsitektur Moodle ... 11
2.3 Model Penerimaan ... 13
2.3.1 Technology Acceptance Model (TAM) ... 13
2.3.2 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) ... 14
2.4.2 Tahapan Pengujian Model Penelitian ... 16
2.4.3 Partial Least Square (PLS) ... 17
2.5 Teknik Pengambilan Sampel ... 17
2.6 Penelitian Terdahulu ... 19
2.7 Theoritical Framework ... 24
2.8 Variabel dan Indikator Penelitian ... 27
2.9 Pengolahan Skala Likert ... 29
2.10 Hipotesa Penelitian ... 30
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ... 32
BAB 4 PROFIL ORGANISASI ... 38
4.1 Sejarah Perkembangan Universitas Tarumanagara ... 38
4.2 Tujuan, Visi, dan Misi Universitas Tarumanagara ... 38
4.2.1 Tujuan Pendidikan di Universitas Tarumanagara ... 39
4.2.2 Visi Universitas Tarumanagara ... 39
4.2.3 Misi Universitas Tarumanagara ... 39
4.3 Sejarah FTI Universitas Tarumanagara ... 40
4.4 Tujuan, Visi, dan Misi FTI Universitas Tarumanagara ... 40
4.4.1 Tujuan FTI Universitas Tarumanagara ... 40
4.4.2 Visi FTI Universitas Tarumanagara ... 41
4.4.3 Misi FTI Universitas Tarumanagara ... 41
4.5 Struktur Organisasi FTI Universitas Tarumanagara ... 41
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 43
5.1 Responden ... 43
5.2 Analisis Data ... 45
5.2.1 Model Penerimaan Pengguna secara Umum ... 45
5.2.2 Model Penerimaan Pengguna Berjenis Kelamin Laki-Laki ... 51
5.2.3 Model Penerimaan Pengguna Berjenis Kelamin Perempuan ... 58
5.3 Hasil Analisis ... 65
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 67
6.1 Kesimpulan ... 67
LAMPIRAN - LAMPIRAN ... 73
Gambar 2.1 Arsitektur Moodle ... 11
Gambar 2.2 Model TAM ... 14
Gambar 2.3 Model UTAUT ... 24
Gambar 2.4 Theoretical Framework ... 25
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian ... 32
Gambar 4.1 Struktur Organisasi FTI Untar ... 42
Gambar 5.1 Diagram Pie Responden ... 44
Gambar 5.2 Model Penerimaan secara Umum Tahap Awal ... 45
Gambar 5.3 Model Penerimaan secara Umum Modifikasi ... 47
Gambar 5.4 Model Hasil Uji Hipotesis secara Umum ... 50
Gambar 5.5 Model Penerimaan Jenis Kelamin Laki-Laki Tahap Awal ... 51
Gambar 5.6 Model Penerimaan Jenis Kelamin Laki-Laki Modifikasi ... 53
Gambar 5.7 Model Hasil Uji Hipotesis Jenis Kelamin Laki-Laki ... 57
Gambar 5.8 Model Penerimaan Jenis Kelamin Perempuan Tahap Awal ... 58
Gambar 5.9 Model Penerimaan Jenis Kelamin Perempuan Modifikasi ... 60
Gambar 5.10 Model Hasil Uji Hipotesis Jenis Kelamin Perempuan ... 64
Tabel 2.1 Perbandingan SEM dan PLS ... 17
Tabel 2.2 Perbandingan Penelitian Terdahulu ... 20
Tabel 2.3 Variabel dan Indikator Variabel Penelitian ... 27
Tabel 3.1 Populasi Penelitian... 35
Tabel 3.2 Sampel Penelitian ... 35
Tabel 5.1 Data Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 44
Tabel 5.2 Loading Factor pada Model Penerimaan secara Umum tahap Awal ... 46
Tabel 5.3 Loading Factor pada Model Penerimaan secara Umum Modifikasi ... 48
Tabel 5.4 Nilai AVE, , Composite Reliability, Cronbach Alpha ... 49
Tabel 5.5 Nilai R Square ... 49
Tabel 5.6 Path Coefficient ... 50
Tabel 5.7 Loading Factor pada Model Penerimaan Jenis Kelamin Laki-Laki tahap Awal ... 52
Tabel 5.8 Loading Factor pada Model Penerimaan Jenis Kelamin Laki-Laki Modifikasi ... 54
Tabel 5.9 Nilai AVE, , Composite Reliability, Cronbach Alpha ... 55
Tabel 5.10 Nilai ... 55
Tabel 5.11 Nilai R Square ... 56
Tabel 5.12 Path Coefficient ... 56
Tabel 5.13 Loading Factor pada Model Penerimaan Jenis Kelamin Perempuan tahap Awal ... 59
Tabel 5.14 Loading Factor pada Model Penerimaan Jenis Kelamin Perempuan Modifikasi ... 61
Tabel 5.15 Nilai AVE, , Composite Reliability, Cronbach Alpha ... 62
Tabel 5.16 Nilai ... 62
Tabel 5.17 Nilai R Square ... 63
Tabel 5.18 Path Coefficient ... 63
Tabel 6.1 Kesimpulan Penelitian ... 68
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memberikan pembahasan mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, pertanyaan penelitian, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
1.1. Latar Belakang Penelitian
Universitas Tarumanagara merupakan salah satu universitas swasta yang memiliki beberapa fakultas dan mengimplementasikan SI/TI (Sistem Informasi/Teknologi Informasi) untuk mendukung proses belajar mengajar. Salah satu fakultas yang dimiliki oleh Universitas Tarumanagara adalah Fakultas Teknologi Informasi (FTI Untar) yang terdiri dari jurusan Teknik Informatika dan Sistem Informasi.
Iskandar (1980) mendefinisikan teknologi sebagai suatu cara untuk melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera dan otak manusia. Davis et al., (1989) menjelaskan faktor penerimaan teknologi dengan menggunakan TAM (Technology Acceptance Model) untuk menguraikan model konseptual penerimaan pengguna sistem informasi / teknologi baru. Seiring dengan waktu, TAM sendiri mengalami perkembangan yang kemudian menjadi UTAUT (Unified Theory of Acceptance and Use of Technology).
Seiring dengan berkembangnya teknologi dalam dunia pendidikan, maka banyak universitas maupun fakultas bersaing untuk mendapatkan mahasiswa dengan menerapkan berbagai implementasi SI/TI dalam kegiatan belajar mengajarnya.
FTI Untar sangat menyadari betapa pentingnya mengimplementasikan SI/TI dalam kegiatan belajar mengajarnya sehingga selalu menerapkan berbagai media untuk memberikan kemudahan dan memperlancar kegiatan belajar mengajar.
Kemajuan teknologi dicontohkan dengan perkembangan “cyber teaching” atau yang lebih dikenal dengan E-Learning. Menurut Comerchero (2006), E-Learning sendiri dapat didefinisikan sebagai sarana pendidikan yang mencakup motivasi diri sendiri, komunikasi, efisiensi, dan teknologi. Karena terdapat keterbatasan dalam interaksi sosial, maka siswa harus dapat menjaga diri untuk tetap termotivasi. E-Learning dikatakan efisien karena mengeliminasi jarak penggunaannya.
Salah satu cara FTI Untar menerapkan SI/TI adalah dengan menerapkan E- Learning. E-Learning yang terdapat pada FTI Untar menggunakan aplikasi berbasis Learning Management System (LMS) Moodle. Dalam Kajian Prinsip Nine Event of Instruction Gagne Dalam Empat Platforms (2010), Moodle menjadi salah satu dari empat platform yang mampu menyajikan tujuan pembelajaran dan bersifat open source. Moodle dibangun dengan tujuan untuk mendukung E- learning dengan memanfaatkan interaksi antar penggunanya.
E-Learning yang diterapkan di lingkungan FTI Untar disebut E-Class yang dapat diakses melalui link pada website Untar atau melalui situs eclass.utara.org.
Berhubung E-Class berperan dalam membantu proses belajar mengajar, maka setiap fitur yang terdapat di dalam E-Class seperti main menu, menu login, course categories, calender dan tampilan kuis terus dicek dan diperbaiki.
Perumusan masalah dapat diketahui dengan membandingkan antara harapan yang berkaitan dengan tingkat penggunaan E-Learning dengan kondisi saat ini. Apabila setelah dibandingkan terdapat gap atau perbedaan, maka gap itu yang akan dijadikan permasalahan dalam penelitian ini. Peneliti mengetahui harapan dan kondisi saat ini berdasakan hasil wawancara dengan dosen dan web admin.
Salah satu tujuan dari FTI Untar adalah mengembangkan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni secara berkesinambungan untuk mencapai keunggulan institusi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Meskipun E- Class yang digunakan oleh FTI Untar sudah berjalan kurang lebih 7 tahun, namun dalam pelaksanaannya saat ini aktivitas penggunaannya dapat dikatakan rendah
faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pengguna dalam menggunakan E-Class.
Oleh karena itu, diharapkan mahasiswa dan dosen dapat lebih sering melakukan interaksi menggunakan E-Class.
Adalah hal yang signifikan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan pengguna terhadap implementasi E-Class pada FTI Untar dan dikategorikan berdasarkan jenis kelamin sehingga dapat diberikan kesimpulan dan rekomendasi yang sesuai dengan keadaan terkait hasil penelitian.
1.2. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka pertanyaan penelitian yang dirumuskan dalam penelitian adalah “Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi penerimaan pengguna terhadap implementasi E-Class pada FTI Untar?”. Pertanyaan penelitian di atas memiliki subpertanyaan dikarenakan pembagian karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin. Subpertanyaan penelitian yang dirumuskan adalah : “Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi penerimaan pengguna terhadap implementasi E-Class pada FTI Untar ditinjau berdasarkan jenis kelamin?”
1.3. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup pembahasan dalam penelitian yang dilakukan difokuskan pada penganalisisan tingkat penerimaan pengguna Fakultas Teknologi Informasi Universitas Tarumanagara dalam menerapkan implementasi E-Learning. Oleh karena itu,hasil penilaian tingkat penerimaan pengguna implementasi E-Learning beserta rekomendasi yang diberikan hanya berlaku untuk lingkungan Fakultas Teknologi Informasi Universitas Tarumanagara.
Model penerimaan yang digunakan oleh peneliti dikembangkan sesuai dengan model penelitian yang telah dilakukan oleh Andre (2013) yang menyarankan perlu dikembangkannya model penelitian yang lebih cocok dan komprehensif sesuai di kasus yang ada, dimana dalam penelitian ini adalah FTI Untar.
Responden mahasiswa yang diambil sampelnya merupakan mahasiswa angkatan 2012/2013 karena dianggap angkatan ini yang menggunakan E-Class secara aktual. Data yang diperoleh kemudian dikategorikan berdasarkan jenis kelamin karena berdasarkan penelitian terdahulu telah diketahui bahwa terdapat perbedaan dalam menerima implementasi suatu sistem dilihat dari jenis kelamin pengguna (Indah Fajarini, Venkantesh et al., 2003; Wang dan Shih, 2009).
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan ruang lingkup penelitian yang telah dijelaskan, penelitian ini memiliki tujuan untuk memberikan penjelasan mengenai faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap penerimaan pengguna terhadap E-Class serta mendapatkan rekomendasi yang diperlukan terkait hasil penelitian.
Selain itu, hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat memberi manfaat, yaitu :
Bagi penulis. Penelitian ini memberikan wawasan dan pemahaman baru mengenai metode untuk menganalisis tingkat penerimaan pengguna terhadap E-Learning.
Bagi organisasi. Penelitian ini memberikan masukan dan gambaran yang membangun kepada FTI Untar mengenai sejauh mana pengguna dapat menerima E-Learning yang telah diimplementasikan.
Bagi kalangan akademis. Penelitian ini dapat memberikan kontribusi untuk dijadikan referensi terhadap peneliti selanjutnya yang akan meneliti tingkat penerimaan pengguna E-Learning pada FTI Untar atau institusi lain secara umum.
1.5. Sistematika Penulisan
Penulisan karya akhir ini dilakukan dengan menggunakan sistematika penulisan, yang terdiri dari enam bab sebagai berikut :
a) BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, pertanyaan penelitian, manfaat dan tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan.
b) BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi penjelasan mengenai berbagai teori yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan, yaitu teori dasar E-Learning, model untuk menganalisis tingkat penerimaan pengguna E-Learning, penelitian sebelumnya, serta prinsip – prinsip umum yang diajukan dalam bentuk theoretical framework.
c) BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi penjelasan mengenai tahapan penelitian yang dilakukan dalam melakukan penelitian.
d) BAB IV PROFIL ORGANISASI
Bab ini berisi penjelasan mengenai gambaran singkat Fakultas Teknologi Informasi Universitas Tarumanagara, seperti struktur organisasi, visi dan misi, serta gambaran singkat mengenai E-Learning yang diimplementasikan.
e) BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi penjelasan mengenai hasil dari analisis data, baik dari kuesioner maupun wawancara serta pembahasan mengenai rekomendasi atas hasil penelitian.
f) BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi penjelasan mengenai kesimpulan berdasarkan analisis dan pembahasan serta saran yang diberikan penulis terkait hasil penelitian.
BAB 2
LANDASAN TEORI
Bab ini akan memberikan penjelasan mengenai berbagai teori dan literatur serta kerangka pemikiran yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan.
2.1 E-Learning
E-Learning berasal dari dua kata yaitu E dan Learning. E merupakan singkatan dari electronic yang berarti elektronik dan learning yang artinya adalah proses belajar, artinya E-Learning merupakan suatu sistem pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi komputer berbasis web atau menggunakan jaringan internet.
2.1.1. Definisi E-Learning
E-Learning memiliki definisi yang sangat luas sehingga banyak ahli yang mendefinisikannya dari berbagai sudut pandang. Hartley (2001) mendefinisikan E-Learning sebagai suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke pembelajar dengan menggunakan media internet, intranet, atau media jaringan komputer lainnya. Menurut Gilbert & Jones (Surjono, 2007), E-Learning didefinisikan sebagai suatu pengiriman materi pembelajaran melalui suatu media elektronik, seperti internet, intranet / extranet, satellite broadcast, audio / video, TV interaktif, CD-ROM dan computer based training (CBT). Sementara itu, Onno W Purbo (Hasbullah, 2008) menjelaskan bahwa istilah E atau singkatan dari electronic dalam E-Learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha- usaha pengajaran lewat teknologi elektronik seperti internet, intranet, satelit, tape audio / video, TV interaktif dan CD-ROM.
Berdasarkan beberapa definisi dari para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa E- Learning merupakan metode belajar mengajar yang menggunakan media elektronik untuk menyampaikan bahan pengajaran sehingga peserta didik dapat melakukan proses belajar sendiri tanpa harus berada di tempat perkuliahan atau bersama pengajar pada saat yang bersamaan.
2.1.2. Manfaat E-Learning
Dalam dunia pendidikan, E-Learning sudah banyak diterapkan dengan sangat komunikatif. Pada dasarnya, E-Learning diterapkan dengan tujuan membuat proses pembelajaran menjadi seefektif dan seefisien mungkin karena informasi yang diberikan E-Learning sangat komunikatif. Beberapa manfaat E-Learning menurut Bates (1995) dan Wulf (1996) terdiri atas empat hal, yaitu :
a) Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance interactivity)
b) Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana saja dan kapan saja (time and place flexibility)
c) Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience)
d) Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities)
2.1.3. Jenis E-Learning
Menurut Horton (2003), E-Learning dapat dibedakan menjadi lima kategori, yaitu:
a) Learned-Led E-Learning, sering disebut Self-Directed E-Learning karena dirancang untuk memungkinkan pengguna (mahasiswa) belajar secara mandiri. Materi pembelajaran dikemas dan disampaikan melalui jaringan internet / website.
b) Instructor-Led E-Learning, merupakan kebalikan dari Learned-Led E- Learning karena seluruh kegiatan belajar mengajar serta materi yang terdapat
pada kelas konvensional disampaikan dengan menggunakan teknologi internet / website sehingga membutuhkan teknologi pembelajaran yang sinkronus (real time) seperti konferensi video, audio, chatting, bulletin board, dan lainnya.
c) Facilitated E-Learning, merupakan kombinasi antara Learned-Led E- Learning dan Instructor-Led E-Learning karena bahan pembelajaran mandiri (audio, animasi, dan video), komunikasi interaktif dan kolaboratif (forum diskusi, konferensi pada waktu-waktu tertentu, chatting,dll) disampaikan melalui website.
d) Embedded E-Learning, hampir sama dengan electronic performance support system. Dirancang untuk dapat memberikan informasi ketika pengguna ingin menguasai keterampilan, pengetahuan atau lainnya dengan secepat mungkin dengan menggunakan informasi / bantuan dengan bantuan aplikasi program yang ditanam pada website.
e) Telementoring dan E-Coaching, dilakukan dengan cara memanfaatkan teknologi internet dan website untuk memberikan bimbingan dan pelatihan jarak jauh. Semua tools dipergunakan untuk memandu dan membimbing perkembangan pengguna dalam menguasai pengetahuan, keterampilan atau sikap yang dikuasainya.
Sementara itu menurut Nedelko (2008), E-Learning dapat diterapkan menjadi tiga kategori, yaitu :
a) Web Supported E-Learning, merupakan tipe pembelajaran yang tetap dilakukan secara tatap muka dan didukung dengan penggunaan website yang berisi rangkuman tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, tugas, dan tes singkat.
b) Blended / Mix Mode E-Learning, merupakan tipe pembelajaran yang sebagian prosesnya dilakukan secara tatap muka dan sebagian lagi dilakukan secara online.
c) Fully Online E-Learning Format, merupakan tipe pembelajaran yang seluruh prosesnya dilakukan secara online termasuk tatap muka antar pendidik dan peserta didik juga dilakukan secara online, yaitu dengan menggunakan teleconference
2.1.4. Metode penyampaian E-Learning
Metode untuk menyampaikan bahan pengajaran E-Learning ada dua, yaitu:
a) Synchrounous E-Learning
Metode yang pertama disebut Synchrounous karena dosen dan mahasiswa melakukan kegiatan belajar mengajar dalam waktu dan kelas virtual yang sama walaupun tempat yang jauh berbeda sehingga memerlukan media teleconference
b) Asynchronous E-Learning
Metode yang kedua disebut Asynchronous karena dosen dan mahasiswa melakukan kegiatan belajar mengajar dalam kelas virtual tetapi dalam waktu dan tempat yang berbeda. Pada metode ini, peranan aplikasi E- Learning dan konten E-Learning diperlukan dan online selama 24 jam
2.2. Learning Management System
Ellis (2009) mendefinisikan Learning Management System (LMS) sebagai suatu perangkat lunak atau software untuk keperluan administrasi, dokumentasi, laporan sebuah kegiatan, kegiatan belajar mengajar dan kegiatan secara online (terhubung ke internet), E-Learning, dan materi-materi pelatihan dan semua itu dilakukan secara online.
LMS memiliki beberapa pilihan aplikasi baik yang bersifat proprietary software dan ada yang open source. Contoh aplikasi yang bersifat proprietary software adalah sebagai berikut :
Saba Software (http://www.saba.com)
Apex Learning (http://www.apexlearning.com)
Blackboard (http://www.blackboard.com)
IntraLearn (http://www.intralearn.com)
SAP Enterprise Learning (http://www.sap.com/solutions/business suite/erp/hcm/learningsolution/index.epx)
Contoh aplikasi yang bersifat open source adalah sebagai berikut :
ATutor (http://www.atutor.ca)
Dokeos (http://www.dokeos.com)
DotLRN (http://www.dotlrn.com)
Freestyle Learning (http://www.freestyle-learning.de)
ILIAS (http://www.ilias.uni-koeln.de)
LON-CAPA (http://www.lon-capa.org)
Moodle (http://www.moodle.org)
OpenACS (http://www.openacs.org)
OpenUSS (http://www.openuss.sourceforge.net/openuss)
Sakai (http://www.sakaiproject.org)
Spaghetti Learning (http://www.spaghettilearning.com/).
2.2.1. Pengertian Moodle
Aplikasi yang banyak digunakan dalam dunia pendidikan adalah Moodle.
Modular Object-Oriented Dynamic Learning Environment (Moodle) adalah salah satu aplikasi Learning Management System (LMS) berbasis sumber terbuka (open source) yang dirancang untuk mendukung kegiatan pembelajaran elektronis.
Moodle dikembangkan oleh Moodle HQ, sebuh perusahaan yang berasal dari Australia dengan dukungan finansial dari sekitar 60 mitra Moodle di seluruh dunia. Saat ini Moodle merupakan salah satu aplikasi yang paling banyak digunakan untuk kegiatan e-learning di berbagai negara.
Saat ini Moodle memiliki lebih dari 68.000 situs aktif yang tersebar pada 235 negara. Untuk Indonesia sendiri, statistik Moodle mencatat ada lebih dari 1000 situs aktif yang menggunakan Moodle (Moodle, 2014).
Moodle pertama kali dikembangkan oleh seorang lulusan ilmu komputer bernama Martin Dougiamas. Martin mengembangkan Moodle berdasarkan kebutuhan pembelajaran melalui pendekatan pedagogis, yaitu pendekatan yang merujuk pada penggunaan strategi / gaya pembelajaran. Fitur-fitur yang terdapat pada Moodle dikembangkan berdasarkan analisa terhadap kebutuhan pendidikan dilihat dari aspek sosial dan komunitas yang berbasis internet (Moodle, 2014).
2.2.2. Arsitektur Moodle
Moodle dibuat oleh para edukator dan ahli komputer, dengan prinsip-prinsip bahwa pengajaran dapat menjadi efektif. Berikut ini adalah contoh arsitektur Moodle yang digambarkan oleh Martin Dougiamas (2009).
Gambar 2.1 Arsitektur Moodle
(Sumber : Martin Dougiamas, 2009)
Moodle berisi banyak folder dan file – file konfigurasi. Berikut ini adalah penjelasan dari file dan folder yang berada di dalam arsitektur Moodle :
a) File config.php : merupakan file utama dari konfigurasi moodle dan dibuat oleh moodle ketika user melakukan instalasi. Keberadaan file ini menandakan bahwa konfigurasi antara moodle, apache, dan database (mySql) telah berhasil dilakukan.
b) File config-dist.php : merupakan file konfigurasi Moodle dan sudah terbentuk sebelum dilakukan instalasi dan memiliki fungsi sama seperti config.php. File ini dapat berfungsi seperti file konfigurasi jika ingin melakukan pengaturan konfigurasi secara manualdengan cara merunah namanya menjadi config.php (jika tidak ingin membuat file config.php dari proses instalasi)
c) File file.php : merupakan file yang memiliki fungsi untuk mengambil file dari data root. File yang diambil dapat berupa gambar ataupun artikel. Untuk menggunakan file ini dibutuhkan fungsi get_file_url{} yang tersedia pada direktori lib/filelib.php.
d) File index.php : merupakan file default yang akan menampilkan halaman home dari Moodle yang dimiliki.
e) File install.php : merupakan file yang diharuskan ada saat proses instalasi.
File ini sudah termasuk dalam paket Moodle yang diunduh. Ketika melakukan instalasi, file ini adalah file pertama yang dipanggil dan merupakan file yang membantu membuat file config.php ketika proses instalasi dilakukan.
f) File version.php : merupakan file yang mejelaskan versi moodle yang digunakan oleh organisasi.
g) File README.txt : merupakan file yang berisi petunjuk untuk instalasi moodle.
h) File COPYING.txt : merupakan file yang berisi copyright dan lisensi dari Moodle.
2.3 Model Penerimaan
2.3.1. Technology Acceptance Model (TAM)
Pada tahun 1989, Davis, Bagozzi, dan Warshaw dalam User Acceptance of Computer Technology : A Comparison of two theoretical Models memperkenalkan TAM sebagai suatu model yang digunakan untuk menganalisis, mengukur dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penerimaan pengguna terhadap penerapan teknologi informasi. TAM sendiri merupakan model yang dikembangkan dari model Theory of Reasoned Action (TRA), yang diperkenalkan oleh Fishbein dan Ajzen pada tahun 1975. Model TAM yang digunakan untuk mengetahui penerimaan pengguna dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Model TAM
(Sumber : Davis et al., 1989)
Penjelasan tiap variabel berdasarkan gambar tersebut adalah sebagai berikut : a) External Variable. Merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar yang dapat
mempengaruhi tingkat penerimaan pengguna dalam menggunakan suatu sistem.
b) Perceived Usefulness (PU). Merupakan faktor-faktor yang menunjukkan persepsi atau tingkat kepercayaan pengguna terhadap sistem yang digunakan
c) Perceived Ease of Use (PEOU). Merupakan faktor-faktor yang menunjukkan persepsi atau tingkat kepercayaan pengguna terhadap teknologi yang digunakan apakah dapat memberikan kemudahan dalam penggunaannya.
d) Attitude Toward Using (A). Merupakan evaluasi ketertarikan pengguna terhadap penggunaan suatu sistem.
e) Behavioral Intention (BI). Merupakan minat pengguna untuk melakukan suatu tindakan terhadap penggunaan sistem.
f) Actual Usage (AU). Merupakan pengukuran terhadap durasi dan frekuensi penggunaan sistem.
2.3.2. Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)
UTAUT merupakan salah satu model penerimaan yang dikembangkan oleh Venkantesh dan Davis pada tahun 2003. Model ini dikembangkan karena mereka menyadari akan banyaknya peneliti yang mengalami kesulitan dalam memilih model penerimaan teknologi. Penelitian ini menguji delapan model, yaitu :
a) Theory of Reasoned Action (TRA) b) Technology Acceptance Model (TAM) c) Motivational Model (MM)
d) Theory of Planned Behavior (TPB) e) Combine TAM and TPB (C-TAM-TPB) f) Innovation Diffusion Theory (IDT), dan g) Social Cognitive Theory (SCT).
UTAUT merupakan pengembangan lebih lanjut dari model penerimaan pengguna sebelumnya, yaitu TAM dengan menambahkan dua komponen, yaitu pengaruh sosial (Social Influence) dan fasilitas pendukung (Facilitating Conditions).
Penjelasan tiap variabel yang terdapat dalam model UTAUT adalah :
Performance Expectancy (PE). Merupakan tingkat persepsi penguna sistem yang berkenaan dengan keyakinan bahwa dengan menggunakan sistem yang bersangkutan akan menolong mereka dalam mencapai performa kerja yang diharapkan (Venkatesh, Morris, G.B.Davis, dan F.D.Davis, 2003).
Effort Expectancy (EE). Merupakan tingkat persepsi pengguna sistem yang berkenaan dengan kemudahan dari penggunaan sistem (Venkatesh, Morris, G.B.Davis, dan F.D.Davis, 2003).
Social Influence (SI). Merupakan tingkat persepsi pengguna bahwa ada pihak lain yang percaya bahwa ia sebaiknya menggunakan teknologi yang bersangkutan (Venkatesh, Morris, G.B.Davis, dan F.D.Davis, 2003).
Facilitating Conditions (FC). Merupakan tingakat persepsi pengguna bahwa organisasi dan prasarana teknis yang ada sanggup mendukung penggunaan sistem yang bersangkutan (Venkatesh, Morris, G.B.Davis, dan F.D.Davis, 2003).
2.4 Structural Equation Model (SEM)
Untuk melakukan suatu analisis terhadap suatu model penerimaan, maka dibutuhkan suatu teknik untuk menganalisis data yang sudah ada
2.4.1. Definisi Structural Equation Model (SEM)
Structural Equation Model, yang selanjutnya akan disebut SEM merupakan suatu teknik modeling statistik yang bersifat cross-sectional, linear, dan umum. SEM juga dapat didefinisikan sebagai teknik statistik yang digunakan untuk membangun dan menguji model statistik yang biasanya dalam bentuk model- model sebab akibat sehingga SEM sering disebut merupakan teknik hibrida yang meliputi aspek-aspek penegasan (confirmatory) dari analisis faktor, analisis jalur, dan regresi.
Menurut Hair, Babin, Anderson, dan Tatham cit Ghozali pada tahun 2008, SEM merupakan sebuah evolusi dari model persamaan berganda yang dikembangkan dari prinsip ekonometri dan digabungkan dengan prinsip pengaturan dari psikologi dan sosiologi.
SEM menjadi teknik analisis yang kuat karena mempertimbangkan pemodelan interaksi, nonlinearitas, variabel-variabel bebas yang berkolerasi (correlated independents), kesalahan pengukuran, gangguan kesalahan-kesalahan yang berkolerasi (correlated error terms), beberapa variabel bebas laten (multiple latent independents) dimana masing-masing diukur dengan beberapa indikator.
Dikarenakan SEM memakai input yang berupa matriks kovarian (covariance based SEM) dan memiliki perhitungan matematis yang kompleks, sehingga banyak peneliti yang menggunakan program aplikasi sebagai alat bantu untuk menganalisa SEM, seperti AMOS, EQS, LISREL, dan lain – lain.
2.4.2. Tahapan Pengujian Model Penelitian
Untuk menguji model penelitian yang dilakukan dengan pendekatan SEM, maka diperlukan dua tahapan yaitu :
a) Pengujian terhadap measurement model.
Measurement model merupakan bagian SEM yang terdiri atas sebuah vaariabel laten (konstruk) dan beberapa variabel manifest (indikator) yang menjelaskan variabel laten terukur sebagai efek atau refleksi dari variabel latennya. Pengujian ini bertujuan untuk mengukur seberapa tepat indikator yang digunakan untuk mengukur variabel laten yang ada.
b) Pengujian terhadap struktural model
Struktural model merupakan bagian SEM yang terdiri atas variabel – variabel yang menjelasakan hubungan antar variabel yang ada pada model tersebut.
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seperti apa hubungan yang terjadi di antara variabel – variabel yang ada yang membangun model penelitian.
2.4.3. Partial Least Square (PLS)
Partial Least Square, yang selanjutnya akan disebut PLS sering juga disebut variance based SEM merupakan teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis model persamaan struktural (SEM) yang memiliki banyak konstruk, baik yang terhubung secara langsung maupun tidak langsung. PLS merupakan metode alternatif dari SEM yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan hubungan di antara variabel yang kompleks namun ukuran sampel datanya kecil (30 sampai 100), mengingat SEM memiliki ukuran sampel data minimal 100.
PLS biasanya digunakan apabila pemenuhan sejumlah syarat untuk menggunakan SEM tidak terpenuhi. PLS memiliki beberapa perbedaan apabila dibandingkan dengan SEM seperti dirangkum pada tabel 2.1:
Tabel 2.1 Perbandingan SEM danPLS
SEM PLS
Hanya dapat digunakan untuk ukuran data sampel yang besar
Baik digunakan untuk ukuran data sampel yang kecil maupun yang besar, serta cocok digunakan untuk semua jenis skala data (Anderson, John E., et al,2006)
Asumsi data terdistribusi normal secara multi varian harus terpenuhi
Asumsi data terdistribusi normal secara multi variant tidak harus terpenuhi (Chin,1998)
2.5 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling atau teknik pengambilan sampel dapat dijelaskan sebagai suatu teknik untuk memilih dan menentukan jenis sampel atau contoh serta perhitungan besarnya sampel yang akan menjadi suatu subjek atau objek penelitian. Menurut Sugiyono, teknik pengambilan sampel pada dasarnya dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a) Probability Sampling
Merupakan teknik yang memberikan peluang yang sama bagi setiap populasi untuk dipilih menjadi sampel. Probability sampling dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu :
Simple Random Sampling, merupakan teknik sampling yang dipakai untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling
Proportionate Stratified Random Sampling, merupakan teknik sampling yang mirip dengan Simple Random Sampling, tetapi penentuan sampel memperhatikan strata (tingkatan) yang ada di dalam populasi
Disproportionate Stratified Random Sampling, merupakan teknik sampling yang mirip dengan Proportionate Stratified Random Sampling dalam hal heterogenitas populasi. Akan tetapi ketidakproporsionalan penentuan sampel ditentukan berdasarkan pada pertimbangan apabila populasi sampel berstrata tetapi kurang proporsional pembagiannya
Area Random Sampling / Cluster Sampling, merupakan jika sumber data atau populasi sangat luas. Untuk menentukan yang mana terlebih dahulu untuk dijadikan sampel, maka area populasi terlebih dahulu ditetapkan secara random, dan menentukan jumlah sampel yang digunakan pada masing-masing area dengan menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling mengingat jumlahnya yang bias saja berbeda.
b) Nonprobability Sampling
Merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang / kesempatan sama sekali bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Nonprobability Sampling dapat dibedakan menjadi 6 macam, yaitu :
Sistematic Sampling, merupakan teknik sampling yang menggunakan nomor urut dari populasi baik berdasarkan nomor yang ditetapkan sendiri oleh peneliti maupun nomor identitas tertentu, ruang dengan urutan yang seragam, maupun pertimbangan sistematis lainnya.
Quota Sampling, merupakan teknik sampling yang menentukan jumlah sampel dari populasi ynag memiliki ciri tertentu sampai jumlah kuota (jatah) yang diinginkan.
Incidental Sampling, merupakan teknik penentuan sampel secara tanpa sengaja atau siapa saja yang tanpa sengaja bertemu dengan peneliti yang dianggap cocok dengan karakteristik sampel yang ditentukan akan dijadikan sampel.
Purposive Sampling, merupakan teknik untuk menentukan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga dianggap layak untuk dijadikan sampel.
Accidental Sampling, merupakan sampel yang mewakili jumlah populasi.
Biasanya dilakukan apabila populasi dianggap kecil atau kurang dari 100.
Snowball Sampling, merupakan teknik penentuan jumlah sampel yang pada awalnya kecil kemudian terus menerus membesar ibarat bola salju.
2.6 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu akan digambarkan pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Perbandingan Penelitian Terdahulu Peneliti Andre Tirta Winoto
(Universitas Indonesia, 2013)
Tri Suci Gandawati (Gunadarma, 2011)
I Gusti Nyoman Sedana (Sanata Dharma, 2009) Judul
Penelitian
Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa dalam Menggunakan Sistem Diskusi Online Scele di Program Magister Teknologi Informasi Universitas Indonesia
Analisis Proses Adopsi Electronic Payment System dengan Menggunakan UTAUT Model
Penerapan Model UTAUT untuk Memahami Penerimaan dan Penggunaan Learning Management System. Studi Kasus : Experential E-Learning of Sanata Dharma University
Metodologi Teknik pengambilan data yang digunakan oleh peneliti adalah kuesioner
Untuk menganalisa data, peneliti menggunakan metode UTAUT yang dimodifikasi dengan menambahkan E- Learning Motivation, Content Quality, dan Teacher’s Role
Untuk pengambilan sampel, peneliti menggunakan snowball sampling
Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan model UTAUT yang telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga sederhana
Metode pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling
Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan model UTAUT yang disederhanakan
Tabel 2.2 Perbandingan Penelitian Terdahulu (Lanjutan) Kelebihan Peneliti mengetahui dengan
jelas mengenai tindakan pengelolaan yang harus dilakukan berdasarkan hasil penelitian
Peneliti mengetahui dengan jelas mengenai hasil analisis proses adopsi E-Payment terhadap sistem pembayaran
Peneliti mengetahui dengan jelas mengenai persepsi para
mahasiswa terhadap
penerimaan dan penggunaan Exelsa
Kelemahan - Peneliti tidak
mengikutsertakan variabel Facilitating Condition pada uji pengaruh terhadap Behavioral Intention
Hanya menggunakan
mahasiswa sebagai responden
Tabel 2.2 Perbandingan Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
Persamaan Peneliti dalam ketiga penelitian ini menggunakan model dasar UTAUT Perbedaan Dalam penelitiannya peneliti
menggunakan model UTAUT yang dimodifikasi sesuai dengan kondisi tempat studi
kasus
Dalam penelitiannya, peneliti menggunakan model UTAUT yang dimodifikasi menjadi
sederhana sesuai dengan kondisi tempat studi kasus
Dalam penelitiannya peneliti menggunakan model UTAUT
yang disederhanakan dan responden yang diambil
hanya mahasiswa
Kesimpulan 1. Faktor yang mempengaruhi pengguna secara umum dan pengguna berjenis kelamin pria dalam menerima teknologi diskusi online SCELE adalah E-Learning Motivation, Social Influence, dan Facilitating Condition
1. Variabel Performance Expectancy, Effort Expectancy, Social Influence, dan Facilitating Condition berpengaruh terhadap Behavioral Intention
2. Variabel Facilitating Condition dan Behavioral Intention berpengaruh terhadap Use Behavior
1. UTAUT adalah alat yang berguna untuk menjelaskan penerimaan dan penggunaan Exelsa oleh mahasiswa 2. Performance Expectancy, Effort Expectancy, Social Influence, dan Facilitating Condition masing - masing memiliki korelasi positif dan signifikan terhadap Behavioral Intention
Tabel 2.2 Perbandingan Penelitian Terdahulu (Lanjutan) 2. Faktor yang
mempengaruhi
pengguna secara umum dan pengguna berjenis kelamin
wanita dalam
menerima teknologi diskusi online SCELE
adalah Social
Influence, Teacher’s Role, dan Facilitating Condition
3. Variabel yang mempengaruhi
Behavioral Intention dan Use Behavior adalah Facilitating Condition
3. Facilitating Condition tidak memiliki korelasi signifikan terhadap Use Behavior
Berdasarkan tiga penelitian terdahulu, dapat ditarik kesimpulan penggunaan model UTAUT, baik model dasar, model yang disederhanakan, maupun yang telah dikembangkan dapat membantu peneliti dalam menjelaskan faktor-faktor apa saja yang memengaruhi penerimaan pengguna sehingga untuk ke depannya dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesiapan E-Learning. Perbandingan penelitian terdahulu akan menjadi dasar untuk dibuatnya theoretical framework pada penelitian ini.
Peneliti sendiri melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor – Faktor yang Memengaruhi Penerimaan Pengguna terhadap Implementasi E-Learning : Studi Kasus Fakultas Teknologi Informasi Universitas Tarumanagara”. Peneliti menggunakan kuesioner, observasi, dan wawancara dalam melakukan pengumpulan data. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode UTAUT yang telah dimodifikasi dari model UTAUT dasar dengan menambahkan E- Learning Motivation dan Content Quality.
2.7 Theoretical Framework
Theoretical framework dibuat berdasarkan model yang sudah ada sebelumnya.
Gambar 2.3 adalah gambar dari model UTAUT.
Gambar 2.3 Model UTAUT
( Sumber : Venkantesh,V., Morris, M.G., Davis, G.B. ,2003)
Theoretical framework yang dibuat dalam penelitian ini merupakan hasil modifikasi dari penelitian sebelumnya dengan model dasar UTAUT. Theoretical framework penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 2.4. Theoretical Framework
Berdasarkan gambar theoretical framework, variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
E-Learning Motivation
Pada tahun 2009, Maldonado, Khan, Moon, dan Jae mendefinisikan E- Learning Motivation sebagai modifikasi dari Performance Expectancy, Effort Expectancy, dan Motivation dan merupakan variabel yang penting dalam kasus E-Learning.
Social Influence
Pada tahun 2003, Venkantesh dan Davis mendefinisikan Social Influence sebagai indikator untuk mendefinisikan seberapa besar pengaruh dari lingkungan sosial yang berada di sekeliling objek penelitian dalam menggunakan sistem E-Learning.
Content Quality
Merupakan indikator untuk mengukur kualitas konten pembelajaran yang dimasukkan ke dalam E-Learning.
Facilitating Condition
Pada tahun 2003, Venkantesh dan Davis mendefinisikan Facilitating Condition sebagai indikator untuk mengukur sejauh mana infrastruktur organisasi memberikan dukungan kepada prngguna untuk mengakses sistem tersedia secara optimal.
Behavioral Intention
Venkantesh mendefinisikan Behavioral Intention sebagai minat pengguna untuk melakukan suatu tindakan terhadap penggunaan sistem.
Actual Usage
Pada tahun 2007, Wibowo dan Masrom mendefinisikan Actual Usage sebagai indikator untuk mengetahui realitas penggunaan sistem ditinjau dari domain waktu.
2.8 Variabel dan Indikator Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian menggunakan beberapa pernyataan sebagai indikator yang berfungsi sebagai alat ukur pada setiap variabel penelitian. Dalam tabel 2.3, akan dijelaskan daftar variabel beserta indikator yang digunakan.
Tabel 2.3 Variabel dan Indikator Penelitian
Konstruk penelitian Indikator
E-Learning Motivation (ELM)
(Maldonado dkk, 2009) (Ryan & Deci, 2000)
(Santoso dan Hasibuan, 2007) (Venkantesh, 2003)
ELM 1 : Meningkatkan pemahaman terhadap mata kuliah
ELM 2 : Menyelesaikan tugas / soal lebih cepat
ELM 3 : Meningkatkan nilai mata kuliah
ELM 4 : Dapat belajar lebih baik daripada mahasiswa lain
ELM 5 : Mendapatkan reward atau tambahan nilai
ELM 6 : Dapat dengan mudah menggunakan E-Learning
ELM 7 : Dapat dengan mudah mempelajari penggunaan E-Learning ELM 8 : Menikmati belajar menggunakan E-Learning
Tabel 2.3 Variabel dan Indikator Penelitian (Lanjutan) Social Influence (SI)
(Venkantesh, 2003)
SI 1 : Pengaruh dosen atau akademisi SI 2 : Pengaruh teman
SI 3 : Ajakan orang – orang sekitar Content Quality (CQ)
(Santoso dan Hasibuan, 2007) (Wang, 2003)
CQ 1 : Konten diskusi berbasis multimedia
CQ 2 : Konten diskusi sesuai dengan pembahasan mata kuliah
CQ 3 : Mahasiswa dapat mengerti konten yang diberikan
CQ 4 : Konten yang diberikan berisi informasi baru
Facilitating Condition (FC)
(Maldonado dkk, 2009) (Venkantesh, 2003)
FC 1 : Memiliki Fasilitas untuk menggunakan E- Learning
FC 2 : Memiliki kemampuan untuk mengakses E-Learning di segala tempat dan waktu
FC 3 : Sistem yang dimiliki kompatibel atau cocok dengan sistem lain yang digunakan
FC 4 : Memiliki bantuan teknis ketika dibutuhkan bantuan untuk mengakses E-Learning
FC 5 : Memiliki ketersediaan petunjuk ketika dibutuhkan bantuan untuk mengakses E-Learning
Tabel 2.3 Variabel dan Indikator Penelitian (Lanjutan) Behavioral Intention (BI)
Elizabeth dan Mary, 2008) (Maldonado dkk, 2009) (Venkantesh, 2003)
BI 1 : Berniat untuk terus menggunakan E-Learning
BI 2 : Berniat untuk menggunakan E- Learning dalam mendalami pelajaran BI 3 : Pasti menggunakan sistem semester depan
BI 4 : Berniat merekomendasikan E- Learning kepada mahasiswa lain Actual Usage (AU)
(Masrom dan Wibowo, 2007)
AU 1 : Frekuensi penggunaan dalam seminggu
AU 2 : Durasi penggunaan dalam jam AU 3 : Durasi penggunaan saat mendownload materi
AU 4 : Durasi penggunaan saat mengupload tugas
AU 5 : Durasi penggunaan saat menggunakan kuis
Hasil kuesioner yang merupakan respon dari setiap responden terhadap indikator penelitian diperoleh dengan menggunakan skala Likert.
2.9 Pengolahan Skala Likert
Skala Likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur sikap terhadap suatu subjek, objek, maupun kondisi tertentu dengan menggunakan enam angka penilaian 1 sampai 6 yang berisi pernyataan mulai dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju.
2.10 Hipotesa Penelitian
Ada beberapa hipotesa yang dibangun dalam melakukan penelitian ini, yaitu : a) E-Learning Motivation memiliki pengaruh yang signifikan dan positif
terhadap Behavioral Intention dalam menggunakan E-Class (Umum)
b) Social Influence memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Behavioral Intention dalam menggunakan E-Class (Umum)
c) Content Quality memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Behavioral Intention dalam menggunakan E-Class (Umum)
d) Facilitating Conditions memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Actual Usage dalam menggunakan E-Class (Umum)
e) Behavioral Intention memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Actual Usage dalam menggunakan E-Class (Umum)
f) E-Learning Motivation memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Behavioral Intention dalam menggunakan E-Class (Pengguna Laki- Laki)
g) Social Influence memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Behavioral Intention dalam menggunakan E-Class (Pengguna Laki-Laki) h) Content Quality memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap
Behavioral Intention dalam menggunakan E-Class (Pengguna Laki-Laki) i) Facilitating Conditions memiliki pengaruh yang signifikan dan positif
terhadap Actual Usage dalam menggunakan E-Class (Pengguna Laki-Laki) j) Behavioral Intention memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap
Actual Usage dalam menggunakan E-Class (Pengguna Laki-Laki)
k) E-Learning Motivation memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Behavioral Intention dalam menggunakan E-Class (Pengguna Perempuan)
l) Social Influence memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Behavioral Intention dalam menggunakan E-Class (Pengguna Perempuan) m) Content Quality memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap
Behavioral Intention dalam menggunakan E-Class (Pengguna Perempuan)
n) Facilitating Conditions memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Actual Usage dalam menggunakan E-Class (Pengguna Perempuan) o) Behavioral Intention memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap
Actual Usage dalam menggunakan E-Class (Pengguna Perempuan)
Penelitian ini memiliki 15 hipotesis yang diuji berdasarkan tiga kategori yang dianggap berpengaruh terhadap penerimaan pengguna, yaitu pengguna secara umum, pengguna berjenis kelamin laki-laki, dan pengguna berjenis kelamin perempuan.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini dijelaskan tahapan penelitian yang dilakukan dalam mencapai tujuan penelitian seperti dalam Gambar 3.1. Tujuan dibuat tahapan penelitian adalah agar penelitian yang dilakukan dapat memberikan gambaran mengenai analisis dari permasalahan penelitian dan memberikan kesimpulan serta saran berdasarkan data yang akurat.
Gambar 3.1 Gambar tahapan penelitian
Penjelasan akan hal – hal yang dilakukan pada masing – masing tahapan akan diuraikan pada poin- poin berikut ini :
Studi Literatur
Pemilihan topik dilakukan dengan cara memilih satu dari beberapa macam topik yang tersedia dan sesuai dengan minat peneliti. Peneliti akan melakukan studi literatur mengenai topik yang dipilih berdasarkan teori- teori, data yang berasal dari penelitian sebelumnya, serta metode yang sesuai dengan topik penelitian untuk memahami konsep yang diteliti.
Analisis Kondisi Kekinian pada FTI Untar
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengumpulan data berdasarkan topik yang dipilih untuk mengetahui penerimaan masing – masing responden terhadap implementasi E-Learning. Data yang dikumpulkan adalah informasi mengenai E-Class yang didapat dari pengelola sistem tersebut.
Teknik pengumpulan data untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan penelitian adalah :
a) Kuesioner dengan setiap pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan jawaban dengan responden sejumlah dosen, mahasiswa, dan web admin.
b) Observasi dan wawancara untuk melihat sistem yang berjalan saat ini c) Studi Literatur dengan mengumpulkan informasi dari buku – buku
sehingga akan membentuk kerangka berpikir
Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara dan observasi, serta studi literatur digunakan untuk menganalis permasalahan yang terjadi di dalam organisasi. Adapun teknik pengumpulan data dengan cara pembagian kuesioner digunakan untuk mengubah permasalahan yang telah dianalisis ke dalam bentuk pernyataan.
Perumusan Masalah
Peneliti akan menjelaskan latar belakang penelitian, permasalahan penelitian dan batasan penelitian yang telah dilakukan dengan melakukan pengumpulan data awal dan berdasarkan rekomendasi dari beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan topik E-Learning sehingga mendapatkan research question sebagai topik penelitian.
Pengembangan Kerangka Pemikiran
Peneliti memilih beberapa penelitian terdahulu yang sesuai dengan topik penelitian yang diambil untuk dibandingkan dengan metode 5C ( Concise, Compare, Contrast, Criticize, dan Construct ) sehingga menghasilkan suatu kerangka pemikiran (theoretical framework).
Perumusan Metodologi Penelitian
Peneliti merumuskan metodologi penelitian yang sesuai dengan topik penelitian yang dilakukan sehingga dapat diketahui tahapan penelitian yang dilakukan.
Penentuan Hipotesis Penelitian
Peneliti membuat hipotesis penelitian dengan cara melihat pengaruh positif maupun negatif yang berasal dari hubungan antar variabel yang terdapat di dalam kerangka pemikiran (theoretical framework).
Penentuan Sampel dan Populasi
Peneliti melakukan penentuan sampel dan populasi yang dimaksudkan untuk menjadi responden untuk mengisi kuesioner penelitian ini.
Penentuan sampel dan populasi bertujuan agar peneliti dapat memperkirakan jumlah sampel dan populasi dari penelitian ini.
Untuk menentukan populasi dari penelitian ini, peneliti mengambil populasi yang merupakan mahasiswa dan dosen yang telah menggunakan
E-Class. Populasi pada penelitian ini akan digambarkan pada tabel 3.1 berikut ini.
Tabel 3.1. Populasi Penelitian No Subjek Penelitian Jumlah
1 Dosen 20
2 Mahasiswa 174
Jumlah Populasi 194
Jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini akan digambarkan pada tabel 3.2.
Tabel 3.2. Sampel Penelitian No Subjek
Penelitian
Jumlah Sampel Awal
Jumlah Sampel Akhir
Presentase
1 Dosen 20 17 85%
2 Mahasiswa 120 100 83.3%
Jumlah Sampel 140 117 -
Penyusunan Kuesioner
Peneliti melakukan penyusunan kuesioner. Pertanyaan dan pernyataan yang dibuat dalam kuesioner penelitian berdasarkan variabel-variabel dalam UTAUT yang telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kondisi organisasi. Variabel-variabel penelitian diukur dengan beberapa pertanyaan sebagai indikatornya. Pengukuran variabel dilakukan dengan menggunakan enam poin skala Likert, dengan prosedur seperti pemberian nilai jawaban 1 (satu) untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS), dan naik ke nilai jawaban 6 (enam) untuk jawaban Sangat Setuju (6). Kuisioner dapat dilihat pada lampiran 9 dan 10.
Pengujian Kuesioner
Peneliti melakukan pengujian kuisioner yang bertujuan untuk memeriksa apakah terdapat kesesuaian antara pertanyaan, pernyataan dan variabel- variabel yang hendak diukur. Kuesioner diuji dengan cara meminta komentar dari beberapa responden penelitian secara sukarela untuk menemukan masalah serta melakukan face validity apabila menemukan item yang tidak dimengerti dalam pernyataan kuesioner. Jika terdapat masalah, maka kuesioner diperbaiki.
Pengumpulan Data : Penyebaran dan Pengumpulan Kuesioner
Peneliti melakukan penyebaran dan pengumpulan kuesioner. Kuesioner disebarkan kepada sampel yang telah ditetapkan untuk menjadi responden dalam penelitian ini
Pengolahan Data
Peneliti akan melakukan pengolahan data kuesioner yang kemudian akan diuji berdasarkan kerangka pemikiran (theoretical framework) dengan menggunakan dengan menggunakan teknik Partial Least Square (PLS).
Alasan peneliti memilih menggunakan PLS karena telah dipakai dalam berbagai bidang ilmu dan ukuran sampel yang dibutuhkan tidak harus berukuran besar, serta karena merupakan metode analisis yang powerfull dalam menjelaskan dan memprediksi ada atau tidaknya hubungan antar variabel laten dalam satu set blok model penelitian. Selain itu, PLS dapat dipakai pada jenis data nominal, ordinal, interval, dan rasio, dan syarat asumsi yang fleksibel (Yamin dan Kurniawan (2011), Ghozali dan Latan (2012)). Peneliti menggunakan aplikasi bernama SmartPLS versi 3.1.6 yang membantu melakukan pengolahan data. Software ini dapat diunduh pada situsnya, yaitu http://www.smartpls.com. Hasil kalkulasi / pengolahan data ini, yang akan digunakan sebagai masukan untuk dimasukkan ke dalam tahap pengujian hipotesis.
Pengujian Hipotesis