• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karya Tulis Ilmiah (KTI) Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Karya Tulis Ilmiah (KTI) Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan pada Ny.R dengan Masalah Gangguan Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh

di Kelurahan Sitirejo,Lingkungan VII, Medan Amplas

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

Sandy Andreas Sihombing 132500133

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016

(2)

(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Ny.R Dengan Masalah Gangguan Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Kelurahan Sitirejo Lingkungan VII, Medan Amplas” ini dengan baik.

Adapun tujuan penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan pendidikan Program Studi DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dukungan dalam proses penyelesaian Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini, sebagai berikut:

1. Bapak Setiawan, S.Kp.,MNS.,Ph.D selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Cholina Trisa Siregar, M.Kep., Sp.KMB selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Rosina Tarigan, M.Kep., Sp.KMB selaku Dosen Pembimbing KTI, yang senantiasa memberikan waktu untuk membimbing dan memberikan arahan, masukan yang sangat berharga dan ilmu yang bermanfaat selamamasa perkuliahan di Fakultas Keperawatan dan selama penyusunan KaryaTulis Ilmiah ini.

6. Ibu Reni Asmara Ariga, S.Kp., MARS selaku Dosen Penguji KTI yang memberikan waktu untuk menguji saya dan memberikan arahan, masukan yang sangat berharga dan ilmu yang bermanfaat selama masa perkuliahan di Fakultas Keperawatan dan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.

(5)

8. Kepada pasien saya yang sudah bersedia menjadi pasien kelolaan saya.

9. Terima kasih sedalam-dalamnya untuk kedua orangtua saya tercinta, bapak saya tercinta Junjungan Sihombing dan ibunda tercinta Sri Wardhani Tarigan yang selalu memberikan pengorbanan, dukungan, motivasi, nasehat, kasih sayang dan doa buat saya sehingga saya dapat menyelesaikan pendidikan DIII Keperawatan di Universitas Sumatera Utara.

10. Kepada sahabat saya yang saya sayangi Caroline P. Pinem, terimakasih buat semangat yang tiada henti-hentinya diberikan kepada saya dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

11. Kepada teman-teman seperjuangan saya di DIII FKEP USU, Putra, Ari, Mirza, Habib, Dicky, Aulia, Metrolitania, sahnan, Eny, Melda, Desi dan, teman-teman DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara stambuk 2013 yang saling memberikan dukungan dan semangat dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

12. Serta kepada seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu yang selalu membantu dan mendukung dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

Pada penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan karena keterbatasan dan pengetahuan penulis, maka dari itu penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun guna kebaikan penulisan selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat berguna bagi pembaca khususnya mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Dan semoga Tuhan yang Maha Esa selalu mencurahkan kasih karuniaNya kepada semua pihak yang telah membantu mendukung penulis. Sekian dan terima kasih.

Medan, Oktober 2016

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iv

BAB I : PENDAHULUAN A Latar Belakang ... 1

B Tujuan ... 3

C Manfaat ... 4

BAB II : PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Kebutuhan Nutrisi 1. Pengkajian ... 14

2. Analisa Data ... 18

3. Rumusan Masalah ... 19

4. Perencanaan ... 19

B. Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian ... 25

2. Analisa Data ... 35

3. Rumusan Masalah ... 37

4. Diagnosa Keperawatan Prioritas ... 37

5. Perencanaan ...38

6. Implementasi ... 42

(7)

BAB III : KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan ... 47 B Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1 Lampiran 1 : Pengkajian

2 Lampiran 2 : Catatan Perkembangan

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak. Metabolisme merupakan semua proses biokimia pada sel tubuh. Proses metabolisme dapat berupa anabolisme (membangun) dan katabolisme (pemecah).

Masalah nutrisi erat kaitannya dengan makanan dan metabolisme tubuh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi.

Sedangkan menurut Supariasa (2001), nutrisi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energy

Secara umum faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untu kebutuhan metabolisme bassal, faktor patologis seperti adanya penyakit tertentu yang menganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhan nutrisi, faktor sosio-ekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi. Penelitian di bidang nutrisi mempelajari hubungan antara makanan dan minuman terhadap kesehatan dan penyakit, khususnya dalam menentukan diet yang optimal. Pada masa lalu, penelitian mengenai nutrisi hanya terbatas pada pencegahan penyakit kurang gizi dan menentukan standard kebutuhan dasar nutrisi pada makhluk hidup.

(9)

Diabetes melitus sering disebut sebagai the great imitator karena penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan gejalanya sangat bervariasi (Tjokronegoro, 1996).

Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah (Brunner & Sudarth, 2002).

Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat. Jika telah berkembang penuh secara klinis, maka diabetes melitus ditandai dengan hiperglikemia puasa dan postprandial, aterosklerotik dan penyakit vaskular mikroangiopati dan neuropati (Price & Wilson, 2006).

Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronik yang kompleks yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak dan berkembangnya komplikasi makrovaskular dan neurologis (Riyadi & Sukarmin, 2008).

Pola hidup masyarakat yang cenderung semakin meningkat, berbagai macam penyakit semakin dikenal oleh masyarakat. Salah satu diantaranya adalah apa yang dinamakan diabetes mellitus atau yang lebih dikenal masyarakat dengan kencing manis (Rahmatsyah Lubis, 11 Juli 2006).

Meningkatnya prevalensi diabetes mellitus di beberapa negara berkembang karena peningkatan kemakmuran di negara yang bersangkutan, akhir-akhir ini banyak disoroti. Peningkatan pendapatan per kapita dan perubahan gaya hidup terutama di kota-kota besar menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit ganeratif, seperti penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus dan lain- lain (Suyono, 2003: 573).

Diabetes mellitus merupakan suatu keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai macam komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah, yang disertai lesi pada membrane basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop electron (Mansjoer arief, 2001: 580). Penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit degeneratif yang memerlukan upaya penanganan yang tepat dan serius.

Menurut data organisasi kesehatan dunia (WHO),

(10)

Indonesia menempati urutan keempat dengan jumlah penderita diabetes terbesar di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat (www.Diabetes Mellitus News.com). Dengan prevalensi 8,4 % dari total penduduk, diperkirakan pada tahun 1995 terdapat 4,5 juta pengidap diabetes mellitus dan pada tahun 2025 diperkirakan meningkat menjadi 12,4 juta penderita. Berdasarkan data Departemen Kesehatan jumlah pasien Diabetes Mellitus rawat inap maupun rawat jalan di rumah sakit menempati urutan pertama dari seluruh penyakit endokrin dan 4 % wanita hamil menderita Diabetes Mellitus Gestasional (www.depkes.go.id).

Dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi ada sistem yang berperan di dalamnya yaitu sistem pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ asesoris, saluran pencernaan dimulai dari mulut sampai usu halus bagian distal. Sedangkan organ asesoris terdiri dari hati, kantong empedu dan pankreas. Nutrisi sangat bermanfaat bagi tubuh kita karena apabila tidak ada nutrisi maka tidak ada gizi dalam tubuh kita. Sehingga bisa menyebabkan penyakit / terkena gizi buruk oleh karena itu kita harus memperbanyak nutrisi.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan pada Ny.R dengan prioritas masalah gangguan pemenuhan kebutuhan dasar nutrisi di Jalan Selamat, Medan Amplas.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian asuhan keperawatan pada Ny.R dengan prioritas masalah gangguan pemenuhan kebutuhan dasar dasar nutrisi di Jalan Selamat, Medan Amplas.

b. Mampu merumuskan diagnosa asuhan keperawatan pada Ny.R dengan prioritas masalah gangguan pemenuhan kebutuhan dasar dasar nutrisi di Jalan Selamat, Medan Amplas.

(11)

c. Mampu membuat perencanaan asuhan keperawatan pada Ny.R dengan prioritas masalah gangguan pemenuhan kebutuhan dasar dasar nutrisi di Jalan Selamat, Medan Amplas.

d. Mampu melaksanakan tindakan asuhan keperawatan pada Ny.R dengan prioritas masalah gangguan pemenuhan kebutuhan dasar nutrisi di Jalan Selamat, Medan Amplas .

e. Mampu melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada Ny.R dengan prioritas masalah gangguan pemenuhan kebutuhan dasar dasar nutrisi di Jalan Selamat, Medan Amplas.

C. Manfaat

1. Responden

Memperbarui kebutuhan dasar nutrisi klien selama proses keperawatan.

2. Peniliti

Dapat menambahkan pengetahuan tentang intervensi terhadap gangguan kebutuhan dasar nutrisi serta meningkatkan keterampilan dan wawasan bagi penulis.

3. Tenaga Kesehatan

Masukan agar tenaga kesehatan lebih bertanggung jawab dalam memberikan kebutuhan nutrisi pada klien.

4. Instansi Pendidikan

Sebagai tolak ukur kemampuan mahasiswa dalam melakukan penelitian untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa khsusnya mahasiswa D3 keperawatan.

(12)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh

1. Konsep Dasar Nutrisi

Makanan menyediakan makanan dan juga mempunyai arti simbolik.

Pemberian atau upacara, pertemuan sosial, tradisi liburan, acara keagamaan, perayaan ulang tahun, dan berkabung atas kematian. Kesulitan mengambil keputusan untuk menghentikan pembrian makanan pada penyakit termina, walaupun makanan dalam bentuk nutrisi intravena, merupakan pengakuan terhadap kekuatan simbolik makanan dan memberi makan. Nutrisi sekarang diakui sebagai perawatan penting pada penyakit apapun yang menempatkan klien pada risiko malnutrisi. Pada beberapa penyakit, seperti Diabetes Mellitus (DM) yang tidak tergantung insulin atau hipertensi ringan, terapi diet menjadi perawatan besar untuk kontrol penyakit. Tubuh memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energi untuk fungsi organ dan pergerakan badan, untuk mempertahankan suhu tubuh, dan untuk menyediakan material mentah untuk funsi enzim, pertumbuhan penempatan kembali dan perbaikan sel.

Kebutuhan gizi seseorang ditentukan oleh faktor usia, jenis kelamin, jenis kegiatan, dan sebagainya. Tubuh manusia terbentuk dari zat-zat yang berasal dari makanan. Karenanya, manusia memerlukan asupan makanan guna memperoleh zatzat penting yang dikenal dengan istilah nutrisi tersebut. Asupan makanan yang adekuat terdiri atas enam zat nutrisi esensial (kelompok nutrien) yang seimbang.

Nutrien mempunyai 3 fungsi utama, yaitu : menyediakan energi untuk proses dan pergerakan tubuh, menyediakan “stuktur material” untuk jaringan tubuh seperti tulang dan otot, dan mengatur proses tubuh.

(13)

a) Karbohidrat

Karbohidrat adalah kelompok nutrien yang penting dalam susunan makanan. Fungsinya adalah sebagai sumber energi bagi tubuh. Fungsi karbohidrat dalam susunan makanan yaitu, sebagai sumber energi, sebagai penghasil lemak, sebagai pasangan protein. Adapun sumber karbohidrat dalam makanan antara lain :

- Serelia dan makanan yang terbuat dari serelia.

Contohnya, gandum, beras, jagung.

- Gula murni - Sayuran

(mis. kentang, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan sayuran akar lain).

Akan tetapi, kandungan karbohidrat dalam panganan tersebut lebih rendah.

- Buah-buahan. Buah mengandung 5% - 10% gula. Makin manis rasa buah, makin tinggi kandungan gulanya.

- Susu. Susu memiliki kandungan gula laktosa. Akan tetapi, keju dan mentega yang terbuat dari susu justru tidak mengandung karbohidrat.

b) Protein

Protein merupakan kelompok nutrien yang sangat penting bagi makhluk hidup. Senyawa ini ditemukan dalam sitoplasma semua sel hidup, baik hewan maupun tumbuhan. Adapun fungsi protein bagi tubuh adalah sebagai pertumbuhan dan pemeliharaan, dimana protein penting untuk pembentukan enzim, antibodi dan beberapa hormon, sebagai sumber energi. Kebutuhan protein setiap orang bervariasi berdasarkan laju pertumbuhan dan berat badannya. Individu dewasa memerlukan asupan protein ± 1 gram untuk tiap kg berat badan. Kebutuhan protein ini meningkat selama periode pertumbuhan. Kebutuhan protein dapat diperoleh dari sumber pangan hewani dan nabati. Biasanya kandungan protein hewani lebih tinggi dibandingkan dengan nabati. Akan tetapi, beberapa sayuran dan kacang-kacangan seperti kedelai justru mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi. Sumber protein ini dapat diperoleh dari daging, ikan, roti, serelia, susu, keju, telur,

(14)

dan sayuran. Jumlah protein dalam sel ubi dan sayuran hijau sedikit, kentang menyumbang 3% dari keseluruhan kandungan protein makanan. Sedangkan kacang-kacangan, seperti kacang kapri, buncis, dan miju-miju memiliki kandungan protein yang cukup. Kandungan protein kedelai sangat tinggi dan menjadi sumber protein penting dalam susunan makanan.

c) Lemak

Lemak adalah suatu senyawa yang mengandung unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Adapun fungsi lemak dalam susunan makanan adalah sebagai sumber energi, pembentukan jaringan adiposa, sebagai sumber asam lemak esensial, penyerapan vitamin larut lemak. Sumber lemak dalam diet meliputi, daging, ikan, mentega, margarin, susu, krim, keju, makanan panggang, minyak dan lemak untuk memasak, telur serta makanan lain (mis. es krim, cokelat, kembang gula, biji-bijian dan kuah salad). Sayur-sayuran dan buahbuahan mengandung sedikit lemak, kecuali kedelai (24%) dan alpokat (8%).

Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses dalam tubuh, sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit. Dengan demikian, fungsi utama nutrisi (Suitor & Hunter, 1980) adalah untuk memberikan energi bagi aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia di dalam tubuh. Dalam konsep dasar nutrisi kita mengenal sebuah istilah yang disebut dengan nutrien. Nutrien adalah sejenis zat kimia organik atau anorganik yang terdapat dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan fungsinya. Setiap nutrien memiliki komposisi kimia tertentu yang akan menampilkan sekurang-kurangnya satu fungsi khusus pada saat makanan dicerna atau diserap oleh tubuh.

a) Pengertian Nutrisi

Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia

(15)

untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit.

Nutrisi adalah ikatan kimia yang yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000).

Menurut Soenarjo (2000), Nutrisi merupakan kebutuhan utama pasien kritis dan nutrisi enteral lebih baik dari parenteral karena lebih mudah, murah, aman, fisiologis dan penggunaan nutrien oleh tubuh lebih efisien.

Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ dan jaringan tubuh.

Nutrisi adalah suatu proses organism menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan (Supariasa, 2001).

b) Fisiologi Nutrisi

Tubuh memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energi untuk fungsi organ dan pergerakan badan, untuk menyediakan material mentah, untuk fungsi enzim, pertumbuhan, penempatan kembali dan perbaikan sel.

Metabolisme mengacu pada semua reaksi biokimia dalm tubuh. Proses metabolic dapat menjadi anabolic (membangun) atau katabolic (merusak).

Energy adalah kekuatan untuk bekerja, manusia membutuhkan energy untuk terus menerus berhubungan dengan lingkungannya.

1) Pemasukan energi

Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan selama oksidasi makanan. Makanan merupakan sumber utama energi manusia. Besarnya energi yang dihasilkan dengan satuan kalori. 1 kalori juga disebut 1 kalori besar ( K ) atau kkal adalah jumlah panas yang di butuhkan untuk

(16)

menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1 °c. 1 kkal = 1 K atau sama dengan 1000 kalori.

2) Pengeluaran energi

Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk men- support jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh. Cadangan energi tubuh berbentuk senyawa phospat seperti ATP. Kebutuhan energi seseorang ditentukan oleh BMR dan aktivitas fisik.

3) Basal Metabolisme Rate (MBR)

Basal Metabolisme Rate adalah energi yang digunakan tubuh pada saat istirahat yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan jantung, perbafasan, peristaltic usus, kegiatan kelenjar-kelenjar tubuh.

c) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi 1) Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi pola konsusmsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.

2) Usia

Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan cepat hal ini sehubungan dengan factor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada usia tersebut. Setelah usia 20 tahun energy basal relative konstan.

3) Jenis kelamin

Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di bandingkan dengan wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada wanita 0,9 kkal/kgBB/jam.

4) Tinggi dan berat badan

(17)

Tinggi dan berat badan berpaengaruh terhadap luas permukaan tubuh, semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas sehingga kebutuhan metabolisme basal tubuh juga menjadi lebih besar.

5) Ekonomi

Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.

Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.

6) Status kesehatan

Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat. Anoreksia (kurang nafsu makan) biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat.

7) Faktor Psikologis serta stress dan ketegangan

Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan persepsi individu tentang diet merupakan pengaruh yang kuat. Makanan mempunyai nilai simbolik yang kuat bagi banyak orang (mis. Susu menyimbolkan kelemahan dan daging menyimbulkan kekuatan).

8) Alkohol dan Obat

Penggunaan alkohol dan obat yang berlebihan memberi kontribusi pada defisiensi nutrisi karena uang mungkin dibelajakan untuk alkohol daripada makanan. Alcohol yang berlebihan juga mempengaruhi organ gastrointestinal. Obat-obatan yang menekan nafsu makan dapat menurunkan asupan zat gizi esensial. Obat-obatan juga menghabiskan zat gizi yang tersimpan dan mengurangi absorpsi zat gizi di dalam intestine.

d) Masalah-Masalah Ganguan Nutrisi

Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekeurangan dan kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung Koroner, Kanker, Anoreksia Nervosa.

1) Kekurangan nutrisi

(18)

Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.

2) Kelebihan nutrisi

Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebihan.

3) Obesitas

ObesitasObesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.

4) Malnutrisi

Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane mukosa, konjungtiva dan lain- lain.

5) Diabetes mellitus

Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya gangguan metabolism karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.

6) Hipertensi

Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.

7) Penyakit jantung koroner

Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat

(19)

ini, penyakit jantung koroner sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas dan lain-lain

8) Kanker

Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh pengonsumsian lemak secara berlebihan.

e) Gangguan Nutrisi Pada Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus merupakan penyakit yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah dan kegagalan sekresi insulin atau penggunaan insulin dalam metabolisme yang tidak kuat. Sehingga asupan nutrisi yang masuk kedalam tubuh tidak termetabolisme dengan baik sehingga pemasukan tidak sama dengan pengeluaran.

Perubahan fisiologis yang terjadi sangat jelas dengan gejala yang sangat bervariasi, Diabetes mellitus (DM) dapat timbul secara perlahan-lahan sehingga pasien tidak menyadari akan adanya perubahan seperti minum yang menjadi lebih banyak, buang air kecil ataupun berat badan yang menurun.

Gejala-gejala tersebut dapat berlangsung lama tanpa diperhatikan, sampai kemudian orang tersebut pergi kedokter dan diperiksa kadar glukosa darahnya.

2. Konsep Diabetes Melitus

Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh selsel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999). Kadar gula normal dalam darah :

kadar glukosa sewaktu : 110 – 200 mg/dL, kadar

glukosa darah saat puasa : 110 – 126 mg/dL, kadar glukosa 2 jam setelah makan (75 gram glukosa) : 140-200 mg/dL.

(20)

Adapun penyebab dari Diabetes Melitus ini sebenarnya terdapat 2 macam kategori diabetes ditinjau dari efek yang ditimbulkan oleh berlebihnya glukosa terhadap kadar hormon insulin, yaitu Diabetes Melitus tipe 1 dan Diabetes Melitus tipe 2. Diabetes Melitus tipe 1, disebabkan oleh destruksi sel β umumnya menjurus ke arah defisiensi insulin absolut (melalui proes imunologik (Otoimunologik) dan Idiopatik) sehingga kadar insulin dalam tubuh terganggu.

Untuk itu diberikan penambahan insulin melalui suntikan dan biasanya penderita akan tergantung pada pemberian insulin tersebut seumur hidupnya. Diabetes Melitus tipe 2, disebabkan oleh resistensi disertai defisiensi insulin relatif yaitu kadar hormon insulin dalam tubuh normal namun pada proses transport glukosa dan penangkapannya di organ mengalami penurunan sehingga glukosa akan menumpuk dalam darah.

Adapun kelompok dengan resiko tinggi untuk menderita diabetes antara lain:

1. Usia > 40 tahun 2. Obesitas (kegemukan)

3. Tekanan darah tinggi > 140/90 mmHg 4. Riwayat kelurga dengan Diabetes Melitus

5. Riwayat kehamilan dengan berat badan bayi > 4000 gram 6. Riwayat Diabetes Melitus dalam kehamilan

7. Adanya displidemia (kadar HDL rendah < 35 mg/dL dan kadar lipid darah tinggi > 250 mg/dL).

Tanda dan gejala yang dapat dilihat secara fisik pada penyakit Diabetes Melitus ini adalah awalnya penderita akan mengeluhkan gejala yang cukup khas seperti, poliuria (sering buang air kecil), polidipsia (sering haus), dan polifagia (banyak makan atau mudah lapar). Selain itu sering pula muncul keluhan penglihatan kabur, koordinasi gerak anggota tubuh terganggu, kesemutan pada tangan atau kaki, timbul gatal-gatal yang seringkali sangat mengganggu (pruritas) dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas.

Cara manual atau tanpa pengunaan obat yang dilakukan untuk penyakit Diabetes Melitus dilakukan dengan tujuan untuk megurangi gejala, seperti menurunkan berat badan bagi yang kegemukan dan mencegah terjadinya

(21)

komplikasi. Pada dasarnya ada dua pendekatan dalam penatalaksanaan diabetes, yang pertama pendekatantanpa obat dan yang kedua pendekatan dengan obat.

3. Kebutuhan Dasar Nutrisi Pada Diabetes Mellitus

Diet diabetes adalah suatu diet normal atau pemberian nutrisi yang terdiri dari energi yang memadai untuk beraktivitas dan untuk mempertahankan berat ideal dan adekuat dalam karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin. Saat ini banyak kontroversi yang muncul, sehingga riset dan perubahan tetap ada mengenai prinsip perawatan nutrisi bagi penderita diabetes. Dengan pemberian

Terapi Gizi Medis,

yang merupakan salah satu terapi non farmakologis yang sangat direkomendasikan bagi penyadang diabetes (diabetisi). Terapi gizi medis ini pada prinsipnya adalah melakukan pengaturan pola makan yang di dasarkan pada status gizi diabetisi dan melakukan modifikasi diet berdasarkan kebutuhan individual.

Beberapa manfaat yang telah terbukti dari terapi gizi medis ini antara lain : a) Menurunkan berat badan

b) Menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik c) Menurunkan kadar glukosa darah

d) Memperbaiki profil lipid

e) Meningkatkan sensitivitas reseptor insulin f) Memperbaiki sistem koagulasi darah.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Kasus

1. Pengkajian

Status nutrisi seseorang, dalam hal ini klien dengan gangguan status nutrisi, dapat dikaji dengan menggunakan pedoman A–B–C–D.

Pengkajian status nutrisi berdasakan ABCD : a) Antropometri

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi maka antropometri berhubungan dengan berbagai macam

(22)

pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain: berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak di bawah kulit.

Penggunaan antropometri sangat umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.

Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan penentuan umur akan menyebabkan interprestasi stastus gizi menjadi salah.

Hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan yang akurat menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Menurut Puslitbang Gizi Bogor (1980), batasan umur digunakan adalah tahun umur penuh (completed year) .

Berat badan menurut umur (BB/U), Dalam keadaan normal dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur.

Sebaliknya dalam keadaan abnormal, terdapat 2 kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu dapat berkembangan cepat atau lebih lambat dari keadaan normal.

Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB), Berat badan ini memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan dengan dengan kecepatan tertentu.

Di Indonesia khususnya, cara pemantauan dan batasan berat badan normal orang dewasa belum jelas mengacu pada patokan tertentu. Sejak tahun 1958 digunakan cara penghitungan berat badan normal berdasarkan rumus:

Berat badan normal =

(tinggi badan-100) – 10% (tinggi badan-100) atau 0,9 x (tinggi badan – 100).

Status Gizi

Ambang batas baku untuk keadaan gizi berdasarakan indeks

BB/U TB/U BB/TB

(23)

Gizi baik 80 % 85 % 90%

Gizi kurang 61-80% 71-85% 81-90%

Gizi buruk < 60 % < 70 % < 80%

Berat Badan Ideal, Berat badan untuk tinggi badan tertentu yang secara statistic yang dianggap paling tepat untuk menjamin kesehatan umur panjang.Cara menentukan berat badan ideal adalah:

1. > 110% dari berat badan standar : gemuk

2. 90 – 110% dari berat badan standar : ideal/ normal 3. 70 - 90% dari berat badan stndar ;sedang

4. < 70% : sangat kurus.

Tinggi Badan, Tinggi badan merupakan parometer yang penting bagi keadaan yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak dapat diketahui dengan tepat.

b) Biokimia

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh.

Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. PenggunaanMetode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.

c) CLINIS / klinical sign

Pemeriksaan clinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissue) seperti kulit, mata, rambut

(24)

dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.

Tanda – tanda dan Gejala klinis defisiensi nitrisi

No Bagian Tubuh Tanda klinik Kemungkinan

kekurangan 1 Tanda umum Penurunan berat badan

dehidrasi, haus

pertumbuhan terhambat

Kalori,Air, dan vitamin A

2 Rambut Kekuningan

kekurangan pigmen,kusut

Protein

3 Kulit Deatitis

Dermatosis pada bayi Petechial hemorrhages Eksema

Niasin, riboflavin, biotin

Lemak

Asam askorbat

4 Mata Photopobia

Rabun senja

Riboflavin Vitamin A

5 Mulut Stomatitis

Glositis

Riboflavin

Niasin, asam folik, vitamin B12, zat besi

6 Gigi Karies Flour

7 Neuromoskuler Kejang otot Lemah otot

Vitamin D

8 Tulang Riketsia Vitamin D

9 Gastrointestinal Anoreksia Mual dan muntah Thiamin, garam dapur, NaCl

10 Endokrin Gondok Iodium

11 Kardipovaskuler Pendarahan peny, Jantung, anemia

Vitamin K, thiamin, pyridoxine, zat besi 12 Sistem saraf Kelainan mental dan saraf Vitamin B12

(25)

d) Diet

Diet adalah pilihan makanan yang lazim dimakan seseorang atau suatu populasi penduduk. Sedangkan diet seimbang adalah diet yang memberikan semua nutrien dalam jumlah yang memadai, tidak terlalu banyak dan juga tidak terlalu sedikit.

2. Analisa Data

Menurut Wilkinson dan Ahern dalam Buku Saku NANDA, NIC dan NOC (2012), analisa data dibagi menjadi data subjektif dan objektif.

Nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh, ketidakseim bangan

Batasan Karakteristik :

a. Berat badan kurang dari 20% atau lebih dari ideal terhadap tinggi badan dan rangka tubuh.

b. Asupan makanan kurang dari kebutuhan metabolik, baik kalori total atau nutrisi spesifik.

c. Kehilangan berat badan dengan asupan makanan adekuat.

d. Melaporkan asupan makanan tidak adekuat kurang dari anjuran kecukupan gizi harian.

Data Subjektif : a. Kram abdomen b. Nyeri abdomen

dengan atau tanpa penyakit.

c. Merasakan ketidakmampuan untuk mengingesti

Data Objektif : a. Diare

b. Adanya bukti kekurangan makanan

c. Kehilangan rambut yang berlebihan

d. Bising usus hiperaktif e. Kurang informasi

(26)

makanan.

d. Melaporkan perubahan sensasi rasa.

e. Merasa kenyang segera ssetelah mengingesti

makanan

f. f.Miskonsepsi

g. Konjungtiva dan membrane mukosa pucat

h. Tonus otot buruk i. Menolak untuk makan

j. Luka, rongga mulut inflamasi k. Kelemahan otot yang dibutuhkan

untuk menelan dan mengunyah l. Tidak tertarik untuk makan m. Kerapuhan kapiler.

3. Rumusan Masalah

Menurut Wilkinson dan Ahren (2012) terdapat tiga diagnosa keperawatan yang berkaitan dengan perubahan nutrisi. Adapun diagnosa tersebut adalah sebagai berikut:

1) Nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh, ketidakseimbangan.

2) Nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh, ketidakseimbangan.

3) Nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh, risiko ketidakseimbangan.

4. Perencanaan

Penerapan intervensi keperawatan terkait masalah nutrisi bisa merujuk pada intervensi yang diterapkan secara umum pada klien dengan gangguan pemenuhan nutrisi. Akan tetapi, pada kasus-kasus tertentu penerapan diagnosis diatas tersebut tentulah harus sesuai dengan kasus yang dihadapi.

Diagnosa Perencanaan

Tujuan dan Kriteria hasil :

NOC : Nutritional Status / Status Nutrisi

Tingkat ketersediaan zar gizi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.

NOC : Status Gizi : Asupan makanan dan cairan

Jumlah makanan dan cairan yang dikonsumsi tubuh selama

(27)

waktu 24 jam, yang dibuktikan dengan indikator sebagai berikut (sebutkan 1-5; tidak adekuat, sedikit adekuat, cukup adekuat, adekuat, sangat adekuat)

NOC : Appetite / Selera makan

Keinginan untuk makan ketika dalam keadaan sakit atau sedang menjalani pengobatan

NOC : Weight;Body Mass / Berat badan; Massa Tubuh Tingkat kesesuaian berat badan, otot, lemak dengan tinggi badan, rangka tubuh, jenis kelamin, dan usia.

Intervensi Rasional

NIC : Nutritional Monitoring/

Memantau Nutrisi

Defnisi : Mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mencegah dan meminimalkan kurang gizi

1. Timbang berat badan 2. Ukur antrhopometri

dari komposisi tubuh (BMI)

3. Monitor adanya penurunan berat badan 4. Monitor adakah mual

dan muntah

5. Monitor kalori dan intake nutrisi

6. Periksa keadaan fisik seperti: turgor kulit, kelainan di kulit (penyembuhan luka

NIC : Nutrition

Monitoring/ Memantau Nutrisi

1. Berat badan merupakan tanda pemenuhan nutrisi baik atau kurang 2. Pengukuran

antrhopometri salah satu tindakan apakah klien memiliki masalah pada pemenuhan nutrisi.

3. Perubahan berat badan salah satu indikator klien memiliki masalah pada pemenuhan nutrisi.

(28)

dan darah yang lama), kelainan di rambut (rambut kering, kasar tipis), kelainan pada eliminasi bowel (eliminasi yang tidak teratur, diare, berdarah dan nyeri), pada mata pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva.

7. Identifikasi perubahan aktivitas terkini

terhadap selera makan, seperti tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan.

8. Tentukan pola makan (makanan kesukaan dan tidak).

9. Tentukan rekomendasi energi sesuai RDA klien (umur).

10. Tentukan faktor

penerimaan pemasukan nutrisi

(pengetahuan, jenis kelamin, efek samping obat)

4. Mual dan muntah mempengaruhi jumlah asupan nutrisi sebelumnya.

5. Pemenuhan kalori yang sesuai kebutuhan tubuh maka berat badan tidak berubah.

6. Pemeriksaan fisik dilakukan agar mendukung

penegakan masalah gangguan nutrisi.

7. Aktivitas

merupakan faktor dalam pemenuhan nutrisi.

8. Penentuan pola makan akan dapat meningkatkan asupan nutrisi.

9. Recommended Dietary Allowance merupakan sebuah indikator dalam pemenuhan nutrisi.

10. Pemasukan nutrisi dapat dipengaruhi beberapa hal seperti

pengetahuan, jenis

(29)

kelamin dan efek samping obat.

NIC : Nutrition Management / Manajemen Nutrisi

Definisi : membantu atau menyediakan asupan makanan dan cairan diet seimbang.

1. Tentukan status gizi klien dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan gizi 2. Identifikasi alergi makanan

atau intoleransi

3. Anjurkan klien tentang pemenuhan nutrisi

4. Bantu klien dalam menentukan pedoman piramida makanan

5. Menyediakan lingkungan yang optimal untuk makan 6. Dorong keluarga untuk

perencanaan makanan/ pola makan klien

7. Pantau jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan tubuh

8. Anjurkan klien/ keluarga pada kebutuhan nutrisi spesifik berdasarkan usia, serta penyakit, (jadwal harian makanan, jika

NIC : Nutrition

Management / Manajemen Nutrisi

1. Penentuan status gizi haruslah dilakukan dalam menegakkan masalah gangguan nutrisi.

2. Alergi dan intoleransi

makanan dapat

mempengaruhi pemenuhan nutrisi 3. Piramida makanan atau

gizi seimbang

merupakan hal dasar dalam kebutuhan nutrisi.

4. Lingkungan yang aman

dan bersih

mempengaruhi selera makan

5. Kalori dan jenis nutrisi mempengaruhi tingkat kesimbangan nutrisi normal.

6. Pemenuhan nutrisi yang tidak sama pada semua orang seperti lansia akan

menurun asupan

(30)

diperlukan).

9. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi.

10. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.

nutrisinya.

7. Diet tinggi serat mencegah konstipasi 8. Informasi tentang nutrisi

akan membuat klien mampu memanajemen nutrisi.

NIC : Weight Gain Assitance Definisi : memfasilitasi pencapaian kenaikan berat badan.

1. Kaji penyebab

penurunan berat badan 2. Timbang berat badan

sesuai interval yang ditetapkan

3. Monitor konsumsi kalori perhari 4. Diskusikan bersama

klien atau keluarga faktor persepsi yang bertentangan dengan kemampuan atau keinginan untuk makan 5. Anjurkan cara

meningkatkan pemasukan kalori 6. Beri pengajaran

perencanaan makanan kepada keluarga dan

NIC : Weight Gain Assitance

1. Pemantauan berat badan merupakan suatu tanda perubahan nutrisi 2. Pengukur berat badan

sebaiknya dengan skala waktu yang tetap.

3. Pemenuhan kalori disesuaikan dengan usia, jenis kelamin dan aktivitas.

4. Kemampuan makan dikaji agar pemasukan pemenuhan nutrisi tidak bertentangan dengan klien, mengetahui apa kesukaan- ketidaksukaan.

5. Peningkatan kalori penting bagi tubuh untuk meningkatkan

(31)

pasien

7. Beritahu bahwa

kehilangan berat badan adalah bagian dari kemajuan penyakit terminal.

8. Beri penghargaan kepada klien untuk peningkatan berat badan

9. Beri pengajaran keluarga dan pasien bagaimana cara membeli murah makanan bergizi.

berat badan.

6. Perencanaan makan membuat klien mudah dalam hal kontrol makanan.

7. Memberikan informasi tentang kondisi klien, bahwasanya penurunan berat badan

berhubungan dengan penyakit

8. Penghargaan salah satu cara memberikan motivasi.

9. Makanan bergizi dan murah salah satu pendukung apakah klien memiliki kesulitan dalam hal ekonomi.

(32)
(33)

C. Asuhan Keperawatan Kasus

1. Pengkajian

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU

a) Biodata

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. R

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 52 tahun

Status perkawinan : Menikah

Agama : Kristen

Pendidikan : S.Pd

Pekerjaan : Guru SD

Alamat : Jalan Selamat no.23 b Golongan darah : B

Tanggal pengkajian : 18-06-2016

b) Keluhan Utama

Saat dilakukan pengkajian pada Ny.R mengatakan merasa lemas dan pusing pada kepala dan kadang-kadang mual dan muntah dan yang lebih spesifik adanya penurunan berat badan 13 kilogram dalam sebulan.

c) Riwayat Kesehatan Sekarang 1) Provocative/ palliative

Apa penyebabnya :

Klien mengatakan merasa lemas di sekujur tubuh dan pusing.

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN

(34)

Hal-hal yang memperbaiki keadaan :

Untuk mengatasi hal tersebut klien dibawa kerumah klinik untuk proses pengobatan

2) Quantity/Quality

1. Bagaimana dirasakan

Klien mengatakan lemas dan pusing yang menggangu aktivitas klien.

2. Bagaimana dilihat

Klien terlihat gelisah dan bawaan tubuh yang lebih sering mengantuk dan mengakibatkan tidur berlebihan.

3) Region

Klien mengatakan lemas dirasakan diseluruh badan dan pusing dikepala.

4) Severety -

5) Time -

d) Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit dan klien juga mengatakan pernah dirawat dirumah sakit karena asam lambung.

e) Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien mengatakan keluarga yakni orangtua dan saudaranya tidak ada yang mengalami riwayat sakit dan di dalam keluarga klien tidak ada penyakit keturunan. Keluarga klien juga tidak ada yang memiliki riwayat atau mengalami gangguan jiwa.

(35)

Genogram:

Keluarga Ayah Keluarga Ibu

klien

Keterangan:

= Klien

f) Riwayat Obstetrik

G: - P: - A: - HPHT: - TTP: -

No Umur

Komplikasi/Masalah Kondisi

Anak Penolong Kehamilan Persalinan Nifas

1 23tahun - - - Sehat Bidan

2 20tahun - - - Sehat Dokter

g) Riwayat Keadaan Psikososial

1) Persepsi pasien tentang penyakitnya Klien mengatakan ingin cepat sembuh.

(36)

2) Konsep diri

3) Keadaan emosi

Keadaan emosi klien stabil, mampu memecahkan masalah dengan berdiskusi pada suami maupun keluarga dekatnya.

4) Hubungan sosial

1. Orang yang paling berarti

Gambaran Diri : Klien mengatakan, bahwa klien adalah adalah orang yang sangat aktif dilingkungannya dan pekerjaan rumah selalu dibantu oleh anak.

Ideal Diri : Klien mengatakan ingin sembuh.

Harga diri : Klien mengatakan ingin sembuh, agar bisa melaksanakan semua aktivitas rutinnya.

Peran : Klien menjalankan peran sebagai istri dan ibu untuk anak dan suami .

Identitas : klien sebagai istri dan ibu dari anaknya yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan anak.

(37)

Suami dan anaknya adalah orang yang berarti bagi klien.

2. Hubungan dengan keluarga

Hubungan klien dengan keluarga baik, terlihat keluarga klien selalu menemani klien

3. Hubungan dengan orang lain:

Hubungan klien dengan orang lain baik, klien mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik dengan orang – orang disekitarnya.

4. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Klien tidak memiliki hambatan dalam berhubungan dengan orang lain.

5) Spiritual

1. Nilai dan keyakinan : Klien meyakini bahwa Tuhan yang berkuasa atas segalanya dan hanya kepada Allah tempat memohon perlindungan dan pengampunan.

2. Kegiatan ibadah : Klien sangat rajin pergi ke Gereja untuk beribadah setiap hari minggu. Klien juga tidak pernah lupa melakukan saat teduh di pagi hari.

h) Pemeriksaan Fisik 1) Keadaan umum

Tingkat kesadaran composmentis dengan Gaslow Coma Scale (GCS) : 15 (E4V5M6), tidak ada pernapasan cuping hidung.

2) Tanda-tanda vital

- Tekanan darah : 140/80 mmHg.

- Nadi : 86 x/menit.

- Pernafasan : 20 x/menit - Suhu tubuh : 37º C.

- Skala nyeri : Tidak dilakukan

(38)

- Tinggi badan : 168 cm.

- Berat badan : 50 kg.

3) Pemeriksaan Head to toe Kepala dan rambut

- Bentuk : bulat, tidak ada benjolan dan

pembengkakan.

- Ubun-ubun : normal, fontanel berada di tengah, tidak terdapat lesi.

- Kulit kepala : putih dan tidak beruban.

Rambut

- Penyebaran dan keadaan rambut : penyebaran merata dengan rambut lurus.

- Bau : normal

- Warna kulit : putih.

Wajah

- Warna kulit : sawo matang.

- Struktur wajah : simetris.

Mata

- Kelengkapan dan kesimetrisan : normal, simetris antara kiri dan kanan, strabismus ( - )

- Palpebra : normal, dapat menutup dan

membuka mata, tidak ada kemerahan.

- Konjungtiva dan sklera : konjungtiva tidak anemis, sklera putih tidak ikterik, tidak ada kemerahan.

- Pupil : Isokor (sama kanan kiri) 3 mm, posisi di tengah.

(39)

- Kornea dan iris : tidak dilakukan pemeriksaan.

- Visus : tidak dilakukan pemeriksaan.

- Tekanan bola mata : tidak dilakukan pemeriksaan.

Hidung

Telinga

- Bentuk telinga : simetris antara kiri dan kanan.

- Ukuran telinga : normal.

- Lubang telinga : normal, bersih, tidak ada otitis media.

- Ketajaman pendengaran : normal tidak ada lateralisasi telinga kanan dan kiri.

Mulut dan faring

- Keadaan bibir : kering, tidak ada labioskizis.

- Keadaan gusi dan gigi : bersih dan lengkap.

- Keadaan lidah : lembab.

- Orofaring : normal, tampak klien tidak mengalami gangguan dalam proses menelan.

Leher

- Posisi trakea : berada di tengah.

- Tiroid : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.

- Suara : terdengar dengan jelas.

- Kelenjar limfa : tidak ada pembengkakan pada kelenjar limfa.

- Vena jugularis : terafdffdddba

- Tulang hidung dan posisi septum nasi : normal, berada di tengah.

- Lubang hidung : normal, simetris antara kanan dan kiri

- Cuping hidung : tidak ada pernapasan cuping hidung.

(40)

- Denyut dan nadi karotis : teraba

Pemeriksaan integumen

- Kebersihan : kulit bersih.

- Kehangatan : akral hangat.

- Warna : sawo matang.

- Turgor : kembali < 2 detik.

- Kelembaban : kulit teraba kering.

- Kelainan kulit : tidak ada kelainan pada kulit.

Pemeriksaan payudara dan ketiak : Tidak dilakukan

Pemeriksaan torak/dada

- Inspeksi torak : tidak dilakukan

- Pernafasan : pola nafas reguler 20x/menit.

- Tanda kesulitan bernafas : tidak dijumpai tanda kesulitan bernafas.

Pemeriksaan paru

- Palpasi getaran suara : tidak dilakukan pemeriksaan - Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan.

- Auskultasi : tidak terdapat

suara tambahan.

Pemeriksaan jantung

- Inspeksi : kedua belah dada simetris antara kiri dan kanan, tidak ada lesi atau massa.

- Palpasi : tidak dilakukan

- Perkusi : tidak dilakukan

pemeriksaan

- Auskultasi : tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan abdomen

(41)

- Inspeksi : normal, tidak ada massa, tidak ada truma, bentuk abdomen datar.

- Auskultasi : tidak dilakukan pemeriksaan - Palpasi : tidak dilakukan pemeriksaan - Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya

- Anus dan perineum : tidak dilakukan

Pemeriksaan neurologi

- Nervus olfactorius : normal..

- Nervus optikus : mampu membaca dalam jarak 1 meter.

- Nervus okulamotorik, Troclehar, dan Abducen : bola mata dapat melihat kearah.vertical, horizontal, dan rotatoar, pupil isokor,pupil mengecil ketika diberi rangsangan cahaya.

- Nervus trigeminus : otot masetter dan temporalis sebagai otot mengunyah normal.

- Nervus facialis : klien dapat menggelembungkan pipi, mengerutkan dahi, tersenyum, dan tertawa.

- Nervus cholearis : klien dapat mendengarkan bunyi arloji.

- Nervus glosofaringeus : tidak ada tanda meradang.

- Nervus vagus : klien mampu menelan.

- Nervus Accecoris : tidak dilakukan

- Nervus Hypoglosus : klien dapat menjulurkan lidah, dan menggulung.

Fungsi motorik : klien sedikit sulit melakukan aktifitas karena badan terlalu lemas.

Fungsi sensorik : klien mampu membedakan benda yang tumpul dan /tajam, dapat meraba benda yang bertekstur halus an kasar, dapat membedakan panas dan dingin.

(42)

Reflek : tidak dilakukan pemeriksaan

i) Pola Kebiasaan Sehari-Hari 1) Pola makan dan minum

- Frekuensi makan/hari : 3 kali

- Nafsu/selera makan : nafsu makan kurang - Nyeri ulu hati : tidak ada

- Alergi : tidak ada riwayat alergi

- Mual dan muntah : tidak ada

mual dan muntah

- Waktu makan : pagi pukul 07.00, siang pukul 13.00,malam pukul 19.00

- Jumlah dan jenis makan : jenis makanan yang diberikan yaitu nasi dengan lauk .

- Waktu pemberian cairan/minum : sesuai kebutuhan klien

- Masalah makan dan minum : tidak ada masalah klien makan dan minum.

2) Perawatan diri/personal hygiene

- Kebersihan tubuh :tubuh bersih - Kebersihan gigi dan mulut :bersih - Kebersihan kuku kaki dan tangan :bersih.

3) Pola kegiatan/aktivitas

Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian, dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau total. Sebagian aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan perawat, namun semua aktivitas lebih didominasi oleh bantuan keluarga seperti mengganti pakaian, personal hygine, sedangkan makan klien mampu melakukannya sendiri.

4) Buang Air Besar (BAB)

- Pola BAB : 1 kali sehari.

- Karakter feses : lembek

(43)

- Riwayat perdarahan : tidak ada riwayat perdarahan.

- BAB terakhir : satu hari sebelum pengkajian - Diare : tidak ada diare.

- Penggunaan laksatif : tidak ada.

5) Buang Air Kecil (BAK) -

- Pola BAK : normal.

- Karakter urin : kuning.

- Kesulitan BAK : tidak ada kesulitan dalam BAK.

- Riwayat penyakit

ginjal/kandung kemih : tidak ada riwayat penyakit ginjal.

- Penggunaan diuretik : tidak ada

penggunaan diuretik.

- Upaya mengatasi masalh : tidak ada.

j. Mekanisme koping

Adaptif, menyelesaikan masalah dengan berdiskusi dengan anggota keluarga, teman, dan berpasrah pada Yang Maha Kuasa, dan menerima keadaannya yang sekarang.

2. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

Keperawatan 1 DS:

1. Klien mengatakan selera makan berkurang sejak 10

Gangguan

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

(44)

bulan terakhir.

2. Klien mengatakan berat badannya menurun selama 1 bulan terakhir.

3. Klien mengatakan adanya rasa mual dan muntah.

4. Klien mengatakan pusing dan cepat lelah saat beraktivitas.

DO:

1. Mukosa bibir tampak kering.

2. Makanan yang diberikan tidak habis,hanya dari 1 piring.

3. Klien tampak lemas , mual, dan muntah.

4. Berat badan menurun 13 kg (BB awal 63 kg)

5. Konjungtiva tampak pucat 6. TB : 168 cm

BB : 50 Kg

TD : 140/80 mmHg HR : 80x/menit RR : 20x/menit T: 37oC

KGD : 200 mg/dL

IMT :

=

17,72

makanan tidak adekuat

Ketidakmampuan menelan

Tidak selera makan

 Mual/muntah

 BB menurun

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

kebutuhan tubuh

(45)

No Data Etiologi Masalah Keperawatan 1

DS :

1. Keluarga bertanya mengenai bagaimana cara pemenuhan nutrisi yang seimbang

DO:

1. Saat ditanya tentang masalah kesehatan ibunya, keluarga tampak bingung menjawab, mengatakan kalau masalah yang dialami oleh klien sekarang adalah masalah biasa dan tidak perlu penanganan lebih lanjut.`

Perubahan Status kesehatan

Kurang informasi

 Kurang pengetahuan

Kurang pengetahuan

3. Rumusan Masalah Keperawatan

(46)

Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan. Masalah yang muncul berdasarkan prioritas yang didasari kriteria yang harus ditangani dan segera. Berikut beberapa masalah yang muncul berdasarkan analisa data :

1. Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

2. Kurang pengetahuan.

Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak selera makan ditandai dengan menurunnya berat badan sekitar 13 kg .

2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai nutrisi ibunya ditandai dengan saat ditanya tentang nutrisi ibunya keluarga tampak bingung menjawab dan mengatakan kalau masalah yang dialami ibunya adalah masalah biasa dan tidak perlu penanganan lanjut

4. Perencanaan

(47)

PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL No

DX Perencanaan Keperawatan

1 Tujuan :

Kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria Hasil :

− Klien akan mengkonsumsi kebutuhan nutrisi harian sesuai dengan aktivitas dan kebutuhan.

− Berat badan klien meningkat, tidak mengalami pucat dan konjngtiva tidak anemis.

INTERVENSI RASIONAL

a. Kaji frekuensi makan klien perhari :

-Selera makan

-Jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi

b. Kaji tanda-tanda vital berat badan, tinggi badan klien

c. Berikan informasi yang tepat kepada klien tentang kebutuhan nutrisi yang tepat dan sesuai.

d. Anjurkan makanan dalam jumlah sedikit tapi sering

a. Dengan mengkaji frekuensi makan klien kita dapat mengetahui pola makan dan kebiasaan makan klien.

b. Dengan mengkaji berat badan dan tinggi badan klien kita dapat mengetahui apakah berat badan klien sesuai dengan yang direncanakan.

c. Informasi yang diberikan dapat memotivasi pasien untuk meningkatkan intake nutrisi

d. Distribusi total asupan kalori yang merata sepanjang hari membantu mencegah distensi

(48)

e. Libatkan keluarga pasien pada perencanaan makan ini sesuai indikasi.

lambung sehingga selera makan mungkin akan meningkat.

e. Meningkatkan keterlibatan, memberikan informasi ke keluarga untuk memahami kebutuhan nutrisi pasien.

No

DX Perencanaan Keperawatan

1 Tujuan :

Kebutuhan nutrisi terpenuhi Kriteria Hasil :

− Klien akan mengkonsumsi kebutuhan nutrisi harian sesuai dengan aktivitas dan kebutuhan.

− Berat badan klien meningkat, tidak mengalami pucat dan konjngtiva tidak anemis

INTERVENSI RASIONAL

(49)

a. Kaji frekuensi makan klien perhari

b. Kaji tentang selera makan klien

c. Diskusikan bersama klien kemungkinan penyebab hilangnya selera makan

d. Tawarkan makanan dalam jumlah sedikit tapi sering.

e. Libatkan keluarga pasien pada perencanaan makan sesuai indikasi.

a. Dengan mengkaji frekuensi makan klien kita dapat mengetahui pola makan dan kebiasaan makan klien.

b. Dengan mengkaji selera makan klien kita dapat mengetahui porsi makanan yang di konsumsi klien.

c. Dengan mengidentifikasi penyebab selera makan berkurang kita bisa membuat langkah-langkah untuk meningkatkan selera makan klien

d. Distribusi total asupan kalori yang merata sepanjang hari membantu mencegah distensi lambung sehingga selera makan mungkin akan meningkat

e. Meningkatkan keterlibatan, memberikan informasi kepada keluarga untuk memahami kebutuhan nutrisi klien

(50)

No

DX Perencanaan Keperawatan

2 Tujuan :

Keluarga mengerti masalah nutrisi yang dialami klien Kriteria Hasil :

1. Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi yang dialami oleh klien

INTERVENSI RASIONAL

a. Kaji pengetahuan klien tentang penyakitnya.

b. Jelaskan kepada keluarga tentang penyebab nutrisi kurang dan nutrisi yang berlebih

c. Jelaskan kepada keluarga tentang tanda dan gejala nutrisi kurang dan nutrisi berlebih

d. Jelaskan kepada keluarga bagaimana cara mencegah nutrisi kurang dan nutrisi berlebih serta pemenuhan gizi seimbang

a. Untuk mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan klien tentang penyakitnya b. Keluarga paham tentang

penyebab nutrisi kurang dan nutrisi yang berlebih c. Keluarga dan lien paham

tentang tanda dan gejalan nutrisi kurang dan nutrisi berlebih

d. Keluarga dan klien paham tentang bagaimana cara mencegah nutrisi kurang dan nutrisi yang berlebih serta pemebuhan gizi seimbang

5. Implementasi dan Evaluasi

(51)

Hari/tanggal No.

Dx

Implementasi Keperawatan

Evaluasi ( SOAP )

Minggu, 19/6/2016

1

a. Melakukan pengkajian asupan makan klien, selera makan klien,jumlah makanan yang dikonsumsi, dan jenis makanan yang dikonsumsi.

b. Melakukan Pengkajian tanda- tanda vital klien.

c. Memberikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi yang tepat dan sesuai.

d. Menganjurkan makanan dalam jumlah sedikit tapi sering.

e. Memberikan informasi kepada keluarga tentang kebutuhan nutrisi kepada klien

S=

Klien mengatakan belum ada selera makan.

O=

- Tanda-tanda vital : TB:168cm

BB:50kg

TD: 140/80 mmHg HR: 80x/menit RR: 20x/menit T: 37oC

KGD : 200 mg/dL

IMT :

=

17,72

- Klien tampak tenang.

A=

Masalah belum teratasi.

P=

Intervensi dilanjutkan.

(52)

Hari/tanggal No.

Dx

Implementasi Keperawatan

Evaluasi ( SOAP )

Minggu, 19/6/2016

1

a. Melakukan pengkajian pengetahuan keluarga tentang penyakit klien

b. Jelaskan kepada keluarga tentang penyebab nutrisi kurang dan nutrisi yang berlebih

c. Menjelaskan mengenai penyebab kurang nutrisi.

d. Menjelaskan kepada keluarga bagaimana cara mencegah nutrisi kurang dan nutrisi berlebih serta pemenuhan gizi seimbang.

e. Menjelaskan cara mengatur kadar gula darah supaya normal.

S=

Keluarga mengatakan tidak tahu tentang masalah yang dialami oleh klien.

O=

Keluarga mendengarkan dan memahami informasi yang diberikan oleh perawat.

A=

Masalah belum teratasi P=

Intervensi dilanjutkan

Hari/tanggal No.

Dx

Implementasi Keperawatan

Evaluasi ( SOAP )

Senin, 20/6/2016

1

a. Melakukan pengkajian asupan makan klien, selera makan klien,jumlah makanan yang dikonsumsi, dan jenis makanan yang dikonsumsi.

b. Melakukan Pengkajian tanda- S=

Klien mengatakan sudah ada selera makan.

O =

- Pasien mengerti akan pentingnya nutrisi bagi

(53)

tanda vital klien.

c. Memberikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi yang tepat dan sesuai.

f. Memberikan informasi kepada keluarga tentang kebutuhan nutrisi kepada klien

kebutuhan tubuh.

- Tanda-tanda vital : TD: 130/70 mmHg HR: 82x/menit RR: 20x/menit T: 37oC

- Klien tampak tenang A=

Masalah belum teratasi.

P=

Intervensi dilanjutkan.

Hari/tanggal No.

Dx

Implementasi Keperawatan

Evaluasi ( SOAP )

Senin, 20/6/2016

1 a. Melakukan pengkajian kembali pengetahuan keluarga tentang penyakit klien

b. Menjelaskan mengenai penyebab kurang nutrisi.

c. Menjelaskan kepada keluarga bagaimana cara mencegah nutrisi kurang dan nutrisi berlebih serta pemenuhan gizi seimbang.

d. Menjelaskan cara mengatur kadar gula darah supaya normal.

S=

Keluarga mengatakan sudah mulai mengerti tentang penyakit klien.

O=

Keluarga mendengarkan dan memahami informasi yang diberikan oleh perawat dan menjalankan informasi yang diberikan perawat.

(54)

A=

Masalah sebagian teratasi P=

Intervensi dilanjutkan

Hari/tanggal No.

Dx

Implementasi Keperawatan

Evaluasi ( SOAP )

Selasa, 21/6/2016

1

a. Melakukan pengkajian asupan makan klien, selera makan klien,jumlah makanan yang dikonsumsi, dan jenis makanan yang dikonsumsi.

b. Melakukan Pengkajian tanda- tanda vital klien.

c. Memberikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi yang tepat dan sesuai.

d. Menganjurkan makanan dalam jumlah sedikit tapi sering.

S=

Klien mengatakan sudah ada selera makan.

O=

- Tanda-tanda vital : TB:168cm

BB:50kg

TD: 120/60 mmHg HR: 80x/menit RR: 20x/menit T: 37oC

- Klien tampak tenang.

A=

Masalah sebagian teratasi.

P=

Intervensi dilanjutkan oleh keluarga

(55)

Hari/tanggal No.

Dx

Implementasi Keperawatan

Evaluasi ( SOAP )

Selasa, 21/6/2016

1 a. Melakukan pengkajian kembali pengetahuan keluarga tentang penyakit klien.

b. Menjelaskan kepada keluarga bagaimana cara mencegah nutrisi kurang dan nutrisi berlebih serta pemenuhan gizi seimbang.

c. Menjelaskan cara mengatur kadar gula darah supaya normal.

S=

Keluarga mengatakan sudah tahu tentang masalah yang dialami oleh klien.

O=

Keluarga sudah melakukan cara mengatur kadar gula darah sesuai informasi yang diberikan perawat.

A=

Masalah teratasi P=

Intervensi dilanjutkan oleh keluarga.

Referensi

Dokumen terkait

 Pengawasan tenaga nuklir untuk melindungi para pekerja, pasien dan masyarakat serta lingkungan hidup dari bahaya radiasi yang dilakukan terhadap fasilitas kesehatan

Pada pengkajian tahap awal dari proses keperawatan ditemukan data yang menjadi fokus dalam kebutuhan dasar rasa aman pada perilaku kekerasan yaitu klien mengatakan merasa tidak

mempertahankan klien dengan kesejajaran tubuh tetap. Untuk memulihkan pengawasan keefektifitan intervensi, tingkat ansietas dapat mempengaruhi persepsi atau reaksi

Gangguan rasa nyaman: nyeri akut berhubungan dengan luka insisi fess ditandai degan pasien tampak meringis, pasien mengatakan nyeri dihidung, intensitas nyeri sedang skala

1- Eğer sana bir kez “hayır” dediyse ve sen üzerine ısrar etmeyip bunun yerine onunla “ona aşık olan bir dost olmak” yoluna gittiysen, ona “Ben de fark ettim ki ben

Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi baru tentang kelebihan volume cairan, intoleransi aktivitas dan pola nafas tidak efektif pada pasien gagal ginjal kronik

personal, pengendalian risiko, dan lingkungan rumah yang aman. Kriteria hasil: Memantau faktor risiko perilaku individu dan lingkungan, mengembangkan strategi pengendalian risiko

Diharapkan penulis dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang lebih mendalam dan upaya dalam memberikan asuhan keperawatan yang khusus pada pasien dengan peningkatan