• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Pembuatan Aerogel dari Biokomposit Selulosa Bakteri/ Polisakarida Biji Aren ( Arenga pinnata Merr.) Menggunakan Acetobacter Xylinum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Proses Pembuatan Aerogel dari Biokomposit Selulosa Bakteri/ Polisakarida Biji Aren ( Arenga pinnata Merr.) Menggunakan Acetobacter Xylinum"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Deskripsi

Proses Pembuatan Aerogel dari Biokomposit Selulosa Bakteri/

Polisakarida Biji Aren (Arenga pinnata Merr.) Menggunakan Acetobacter Xylinum Secara Insitu

5

Bidang Teknik Invensi

Invensi ini berhubungan dengan pembuatan aerogel dari biokomposit selulosa bakteri/polisakarida biji aren (PEA) menggunakan acetobacter xylinum khususnya proses pembuatan aerogel biokomposit selulosa bakteri/polisakarida biji aren 10

(PEA) secara insitu.

Latar Belakang Invensi

Sintesis biokomposit sangat bermanfaat sekali dalam hal meningkatkan sifat fungsionalnya dibandingkan dengan 15

biomaterial asalnya. Biokomposit sangat potensial digunakan dalam biomedikal, antara lain sebagai tissue engineering dan drug delivery (sistem pembawa obat) (Zhijiang and Guang, 2011). Biomaterial yang sering digabung dengan material yang lain adalah selulosa bakteri. Selulosa bakteri merupakan 20

ekstraseluler polisakarida serat panjang yang ditunjukkan dalam bentuk biofilm yang diproduksi oleh Acetobacter xylinum. Senyawa penyusun bakterial selulosa adalah molekul glukosa yang dihubungkan oleh ikatan β (1→4)-glikosidik tanpa cabang atau linier. Keunikan dari selulosa bakterial adalah 25

kapasitas untuk mengikat air tinggi, derajat kristalinitas tinggi dan sifat mekanik tinggi dibandingkan dengan polisakarida lainnya (Brown et al, 2007).

Pergeseran global menuju komposit yang dapat terbiodegradasi telah menjadikan polisakarida sebagai 30

alternatif hijau untuk polimer sintetik karena biokompatibilitasnya, keberlanjutan, dan biomaterial yang ramah lingkungan (Khalil, 2018). Selulosa bakteri telah

(2)

digunakan sebagai biomaterial untuk bidang medis, instrumen listrik dan bahan makanan. Namun, Selulosa bakteri sendiri memiliki kemampuan terbatas untuk memenuhi permintaan saat ini pada biomaterial berkinerja tinggi. Oleh karena itu, komposit selulosa bakteri telah diperkenalkan untuk 5

meningkatkan sifat selulosa bakteri melalui penambahan bahan penguat (Faezah et al, 2014). Demikian juga untuk memperbaiki sifat polisakarida lain khususnya polisakarida biji aren sehingga dapat digunakan sebagai tissue engeniering dan drug delivery maka perlu digabung dengan selulosa bacterial untuk 10

meningkatkan sifat mekaniknya.

Biokomposit selulosa bakterial/kolagen dengan telah dibuat metode imersi (Zhijiang and Guang, 2011), demikian juga penelitian kami sebelumnya Tarigan dan Perangin-angin, 2018, telah membuat aerogel biokomposit dari selulosa 15

bakteri/galaktomanan biji aren (Arenga pinnata Merr.)secara insitu, dimana galaktomanan diperoleh melalui proses ekstraksi dari endosperm biji aren. Polisakarida biji aren dengan selulosa bakteri belum pernah diteliti sebagai bahan dalam pembuatan biokomposit dengan menggunakan endosperm 20

biji aren langsung dari biji aren/kolang-kaling tanpa proses ekstraksi polisakaridanya terlebih dahulu. Biokomposit polisakarida ini diharapkan mampu menghasilkan biokomposit yang ramah lingkungan yang dapat digunakan diberbagai industri termasuk juga pada industri obat obatan sebagai 25

scaffold dan drug delivery.

Merujuk pada beberapa penelusuran artikel dan dokumen paten yang dilakukan diketahui bahwa bahan komposit dapat diperoleh dari selulosa bakteri dan kalsium dan posfat dengan cara imersi (Paten US 20140205676A1) demikian juga 30

komposit dari hidrogel polivinil alkohol dan selulosa bakteri dengan percampuran biasa (Paten US 20050037082A1). Namun demikian komposit dari selulosa bakteri dan polisakarida biji

(3)

aren belum pernah dibuat. Aaerogel dari agar dan gelatin dapat diperoleh dengan menggunakan pelarut etanol, dietil eter, benzena dan pengeringan dengan pengurangan tekanan dalam autoklaf (US Paten 2,093, 454 A). Aerogel selulosa bakteri dapat diperoleh dengan freeze dryer (CN 104017236A).

5

Namun dalam hal ini biokomposit diperoleh dari selulosa bakteri dan polisakarida biji aren secara insitu menggunakan acetobacter xylinum, dimana polisakarida biji aren yang digunakan langsung dari endosperm biji aren lunak, dengan demikian kuat tarik biokomposit makin meningkat.

10

Endosperm biji aren yang digunakan adalah yang bertekstur lunak karena endosperm biji aren lunak sedikit mengandung manan atau kaya akan kandungan galaktomanan (Paten S00201900846) sehingga diharapkan dapat membuat interaksi yang kuat dengan selulosa bakteri. Endosperm biji 15

aren setengah matang sering dikenal sebagai kolang-kaling yang sangat melimpah di Indonesia (Mogea et al., 1991) yang penggunaannya masih terbatas hanya sebagai koktail dan kolak (Orwa, 2009). Adapun kandungan senyawa polisakaridanya adalah galaktomanan yang terdiri dari rantai utamanya linier yakni 20

1,4-β-D manopiranosil dengan residu galaktosa > 5% yang polisakarida larut air dengan perbandingan galaktosa : manosa

= 1:1,33 sedangkan manan adalah polisakarida polisakarida yang rantai utamanya linier yakni 1,4-β-D manopiranosil dengan residu galaktosa < 5% yang merupakan polisakarida tak 25

larut air (Tarigan, 2014; Bento et al., 2013).

Invensi ini terkait proses pembuatan aerogel biokomposit selulosa bakteri /polisakarida biji aren menggunakan Acetobacter xylinum secara insitu.

30

Uraian Singkat Invensi

Tujuan Invensi ini adalah menyediakan proses pembuatan aerogel dari biokomposit selulosa bakteri/polisakarida biji

(4)

aren menggunakan acetobacter xylinum yang dilakukan secara insitu. Untuk mencapai tujuan invensi ini yakni menyediakan proses pembuatan aerogel dari biokomposit selulosa bakteri/polisakarida biji aren menggunakan acetobacter xylinum yang dilakukan secara insitu, maka dilakukan tahapan- 5

tahapan sebagai berikut:

a. membuat starter acetobacter xylinum dari ampas buah nanas b. memilih tekstur biji aren lunak dengan menggunakan alat

pnetrometer

b. membuat hidrogel biokomposit selulosa bakteri/polisakarida 10

biji aren pada variasi berat biji aren (15, 20, 25 gram) menggunakan acetobacter xylinum secara insitu.

c. membuat hidrogel biokomposit selulosa bakteri/polisakarida biji aren pada variasi acetobacter xylinum menggunakan acetobacter xylinum secara insitu.

15

d. membuat alkogel biokomposit selulosa bakteri/polisakarida biji aren dengan menggunakan variasi konsentrasi etanol 70%, 96% dan 100% dengan perendaman selama 48 jam

e. membuat aerogel dari alkogel biokomposit selulosa bakteri/polisakarida biji aren dalam suasana vakum.

20

Uraian Singkat Gambar

Perwujudan dari invensi ini dijelaskan secara rinci dengan menjabarkan pada gambar berikut ini yang menyertainya.

Gambar 1. Spektrum FT-IR polisakarida biji aren dan 25

Gambar 2. Spektrum FT-IR biokomposit selulosa bakteri / biokomposit polisakarida biji aren

Gambar 3. Morfologi Permukaan selulosa bakteri dan biokomposit selulosa bakteri / biokomposit polisakarida biji aren

30

(5)

Uraian Lengkap Invensi

Invensi ini adalah menyediakan proses pembuatan aerogel dari biokomposit selulosa bakteri/polisakarida biji aren menggunakan acetobacter xylinum yang dilakukan secara insitu.

Tahapan invensinya adalah:

5

a. Tahap pertama: Pembuatan Starter Acetobacter Xylinum, satu buah nanas yang sudah matang dikupas, dicuci, dirajang dan dihaluskan kemudian diambil ampasnya. Kemudian dibuat campuran ampas nanas : gula pasir:air = 6:3:1 diaduk hingga rata, disimpan dalam wadah tertutup rapat selama 1 minggu 10

yang ditandai dengan terbentuk lapisan putih pada bagian permukaannya yang menunjukkan sudah terbentuk starter acetobacter xylinum pada cairan.

b. Tahap kedua: penentuan endosperm biji aren lunak berdasarkan teksturnya dengan menggunakan alat pnetrometer 15

precition yang nilai tekstur endosperm biji aren lunak 0,2498 – 0,3121 g/mm2.

c. Tahap ketiga: pembuatan hidrogel biokomposit selulosa bakteri/polisakarida biji aren pada variasi berat endosperm biji aren 15-25 gram. Endosperm Biji aren lunak yang sudah 20

diiris setebal ± 2 mm diblender selama ±3 menit dalam air kelapa 100 mL. Hidrogel dituang kedalam gelas Beaker ukuran 300 Ml, kemudian ditambahkan dengan 0,5 gram urea dan 1 gram glukosa, diautoclave pada suhu 110℃ setelah dingin ditambah Acetobacter xylinum 2,5 mL, diinkubasi selama 7 hari pada 25

suhu ruang, Lapisan atas yang terbentuk di cuci dengan air suling. Bentuk profil hidrogel biokomposit selulosa bakteri /polisakarida biji aren lebih tebal dan merata diperoleh pada polisakarida biji aren 25 gram. Berat PBA ini yang digunakan untuk variasi konsentrasi Acetobacter xylinum ( 1 30

ml ; 2 ml ; 3 ml ; 4 ml ; 5 ml ; 6 ml ) ke dalam hidrogel PBA 25 gram dalam 100 mL air kelapa.

(6)

d. Tahap keempat: pembuatan hidrogel biokomposit selulosa bakteri/polisakarida biji aren pada variasi berat biji aren.

Prosedur yang sama dilakukan seperti c, namun demikian dilakukan dengan variasi konsentrasi Acetobacter xylinum (1 ml ; 2 ml ; 3 ml ; 4 ml ; 5 ml ; 6 ml) ke dalam hidrogel 5

PBA 25 gram dalam 100 mL air kelapa. Pembuatan biokomposit variasi Acetobacter xylinum untuk penambahan 1 ml tidak terbentuk lapisan pada permukaan yang terbentuk hanya cairan kental saja, sehingga dapat dikatakan bahwa dengan penambahan Acetobacter xylinum 1 ml tidak dapat membentuk biokomposit.

10

Variasi penambahan Acetobacter xylinum mempengaruhi bentuk biokomposit yang dihasilkan , dimana dari kelima volume yang ditambahkan kedalam polisakarida biji aren yang membentuk biokomposit yang lebih baik dan lebih tebal pada penambahan Acetobacter xylinum sebanyak 5 ml.

15

e. Tahap kelima: pembuatan alkogel biokomposit selulosa bakteri/polisakarida biji aren. Hidrogel biokomposit yang diperoleh direndam secara berturut-turut dengan pelarut etanol pada konsentrasi 70%, 96 %, dan etanol p.a selama 48 jam sehingga terbentuklah alkogel. Pada proses ini etanol 20

digunakan secara berturut-turut dari konsentrasi yang terendah hingga tertinggi, sehingga air yang terperangkap pada hidrogel akan ditukarkan oleh etanol secara maksimal dan terbentuklah pori yang diisi oleh etanol atau terbentuk alkogel. Alkogel yang sudah berada pada posisi terapung 25

menunjukkan bahwa air sudah digantikan oleh etanol dan bentuk alkogel yang diperoleh sesuai dengan wadah yang digunakan.

f. Tahap keenam: pembuatan aerogel biokomposit selulosa bakteri/polisakarida biji arena tau tahap pengeringan.

Biokomposit dalam bentuk alkogel dikeringkan dengan 30

menggunakan vakum hingga terbentuk kertas tipis. Proses pengeringan dilakukan pada desikator dalam suasana vakum dimana pori yang diisi oleh etanol akan digantikan oleh

(7)

udara. Etanol harus habis menguap dan pada akhirnya digantikan oleh udara, karena jika etanol tidak habis tergantikan maka aerogelnya akan kolaps dan keras sehingga tidak terbentuk dalam bentuk lapisan seperti kertas. Aerogel yang terbentuk diuji sifat mekaniknya dan hasilnya 5

ditunjukkan pada tabel 1.

Tabel 1. Sifat Mekanik Biokomposit Selulosa Bakteri (SB)/Polisakarida Biji Aren (PBA).

Parameter Selulosa Bakteri

Pembuatan Biokomposit SB/PBA (Penambahan Acetobacter Xylinum

mL)

2 3 4 5 6

Modulus Young’s (GPa)

2,0 3,2 6,6 7,7 12,6 8,0

Kuat Tarik (MPa) 50,5 21,5 192,8 252,0 369,1 233,5

Kemuluran (%) 3,4 2,3 2,8 3,2 2,9 2,8

10

15

20

(8)

Klaim

1. Proses Pembuatan Aerogel dari biokomposit selulosa bakteri/polisakarida biji aren menggunakan acetobacter xylinum yang dilakukan secara insitu, terdiri dari tahapan- tahapan:

5

a. membuat starter acetobacter xylinum dari ampas buah nanas;

b. memilih tekstur biji aren lunak dengan menggunakan alat pnetrometer;

c. membuat hidrogel biokomposit selulosa bakteri/polisakarida biji aren pada variasi berat biji aren kondisi berat 10

endosperm biji 15 gram, 20 gram, 25 gram menggunakan acetobacter xylinum secara insitu, dengan variasi volume acetobacter xylinum yang digunakan pada berat biji aren 25 gram dalam 100 mL air kelapa adalah 1 mL; 2 mL; 3 mL;

4 mL; 5 mL; 6 mL;

15

d. membuat alkogel biokomposit selulosa bakteri/polisakarida biji aren dengan menggunakan variasi konsentrasi etanol 70%, 96% dan 100% dengan perendaman selama 48 jam

e. membuat aerogel dari alkogel biokomposit selulosa bakteri/polisakarida biji aren dalam suasana vakum hingga 20

diperoleh aerogel dalam bentuk kertas.

25

30

(9)

Abstrak

Proses Pembuatan Aerogel dari Biokomposit Selulosa Bakteri/

Polisakarida Biji Aren (Arenga pinnata Merr.) Menggunakan Acetobacter Xylinum Secara Insitu

5

Invensi ini berhubungan dengan pembuatan aerogel dari biokomposit selulosa bakteri/polisakarida biji aren menggunakan acetobacter xylinum yang dilakukan secara insitu.

Starter acetobacter xylinum yang digunakan diperoleh dari 10

ampas buah nanas dan biji aren yang digunakan adalah yang teksturnya lunak. Variasi berat biji aren yang digunakan dalam pembuatan hidrogel biokomposit selulosa bakteri/polisakarida biji aren adalah 15, 20, 25 gram secara insitu menggunakan acetobacter xylinum. Variasi volume 15

acetobacter xylinum yang digunakan pada berat biji aren 25 gram dalam 100 mL air kelapa adalah 1 ml ; 2 ml ; 3 ml ; 4 ml ; 5 ml ; 6 ml. Kondisi dalam pembuatan biokomposit adalah berat biji aren 25 gram, volume air kelapa 100 mL dan acetobacter xylinum 5 mL karena pada kondisi ini kuat tarik 20

paling maksimum. Hidrogel biokomposit yang diperoleh diubah menjadi alkogel dengan pelarut etanol pada konsentrasi 70%, 96% dan 100% dengan perendaman selama 48 jam yang dilanjutkan dengan pengeringan dengan vakum hingga diperoleh aerogel dalam bentuk kertas.

25

(10)

Gambar 1

Gambar 2

(11)

Gambar 3

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui karakteristik dan pengaruh pemberian biomaterial selulosa bakteri Acetobacter xylinum dari limbah air cucian

Penelitian tentang Perkembangan Bakteri Probiotik dan Nilai Organoleptik Minuman Fermentasi dari Media Nira Aren (Arenga pinnata Merr.), Nira Tebu (Saccharum officinarum L.) dan

Tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui karakteristik dan pengaruh pemberian biomaterial selulosa bakteri Acetobacter xylinum dari limbah air cucian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai tandan aren sebagai sumber altematif selulosa mikrokristal dan penggunaannya sebagai eksipien

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama perendaman dalam larutan kimia yang terbaik terhadap perkecambahan biji Aren.. Penelitian ini akan

Peneliti sebelumnya juga telah mensintesis senyawa karboksimetil polisakarida yaitu : karboksimetil guar gum dengan metode kering, dimana diperoleh DS optimal

Dengan mengetahui kandungan bahan kimia dari tandan aren, maka tandan aren ternyata dapat digunakan sebagai salah satu sumber selulosa untuk diolah menjadi selulosa