• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESALAHAN PELAFALAN SOKUON PADA MAHASISWA TINGKAT I PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FPBS UPI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KESALAHAN PELAFALAN SOKUON PADA MAHASISWA TINGKAT I PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FPBS UPI."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESALAHAN PELAFALAN SOKUON PADA

MAHASISWA TINGKAT I JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA

JEPANG FPBS UPI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Disusun oleh :

Erma Nurul Hidayati

0809410

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Analisis Kesalahan Pelafalan

Sokuon

pada Mahasiswa Tingkat I Jurusan

Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI

Oleh

Erma Nurul Hidayati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Erma Nurul Hidayati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Analisis Kesalahan Pelafalan Sokuon pada Mahasiswa Tingkat I Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI

Nama : Erma Nurul Hidayati

NIM :

NO. SK :

0809410

125/UN40.3/PK/2013

Menyetujui

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. H. Sudjianto, M. Hum DR. Dedi Sutedi, M. A, M. Ed

NIP. 195906051985031004 NIP. 196605071996011001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

Universitas Pendidikan Indonesia

Dra. Neneng Sutjiati, M. Hum

(4)

Erma Nurul Hidayati

NIM : 0809410

ABSTRAK

Penelitian ini membahas tentang hasil analisis kesalahan pelafalan sokuon. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kesalahan, jenis kesalahan dan faktor apa saja menyebabkan terjadinya kesalahan dalam pelafalan sokuon yang sering dilakukan mahasiswa tingkat I Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI.

Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif, dengan menjadikan penelitian survey sebagai desain penelitian. Untuk memperuleh data , intrumen yang digunakan berupa tes lisan dan angket. Teknik dalam mengumpulkan data adalah one shoot model, dimana pengambilan data dilakukan dalam satu waktu. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat I Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI dengan jumlah 30 orang.

Dari hasil analisis data pada tiga puluh responden, terdapat empat puluh soal dengan tiga tipe soal yang berbeda yaitu lima belas soal berupa kata, dua puluh lima berupa kalimat dan lima berupa wacana. Dari empat puluh soal tersebut, terdapat dua puluh dua nomor kesalahan yang paling banyak dilakukan responden. Kesalahan jenis pertama adalah kesalahan karena adanya over generalisasi, yaitu menyamaratakan dengan bahasa Indonesia bahwa bila kesalahan sokuon tidak akan merubah makna. Kesalahan jenis kedua adanya pengabaian kaidah tentang bagaimana pelafalan sokuon dengan baik sehingga responden melakukan kesalahan meski mengetahui aturan-aturan pelafalan sokuon yang benar. Kesalahan jenis ketiga adalah kesulitan responden dalam pelafalan sehingga terjadi dalam pelafalan sokuon.

Faktor-faktor yang berpotensi menjadi penyebab terjadinya kesalahan pelafalan sokuon yaitu danya pengaruh bahasa ibu, pemahaman tentang sokuon, dan kesulitan pelafalan sokuon. Selain itu ada juga faktor lain yaitu tidak memperhatikan makna kata, konteks kalimat atau wacana, dan lain-lain.

Solusi yang dapat direkomendasikan salah satunya adalah dengan berlatih pelafalan pasangan kata yang mirip pengucapannya atau disebut latihan pasangan minimal.

(5)

ERROR ANALYSIS OF OBSTRUENT GEMINATES, SOKUON

Erma Nurul Hidayati

NIM : 0809410

ABSTRACT

The research which is related in this thesis is about error analysis of obstruent geminates, or sokuon (in Japanese). The purpose of this research is to find out the obstruent geminate’s

error level, the type of error, and the error’s causing of 1st

grade student of Japanese Language Education Language and Art Education Faculty of Indonesia University of Education.

The method of this research is description method, which is the design of this method is survey model. To obtain the data of this research, the writer use an oral test and questionnaire as the instruments in this research. And then, the technique of gathering data, the writer use the one shoot model technique, which is the obtaining of all data by doing in one time. The test has 15 numbers of word pronunciations test, 20 numbers of sentences pronunciations test, and 5 numbers of discourse pronunciations test. Afterwards, the questionnaire has 20 numbers of questions.

Based on the result of this research, in 40 numbers of the oral test, there are 22 numbers which the most of the respondents get wrong. Afterwards, the writer has found the 3 type of geminates error, the first is because ‘over generalization’ between Indonesian geminates and Japanese geminates. The second is because the ignorance of Japanese geminates by the respondents. And the last is because the difficulty of Japanese geminates pronunciation by the respondents.

Based on the result of the writer’s analyzing, there are some reasons that are potentially to be the reason of the Japanese geminate’s error. The first reason is because of first language using,

which has an effect to the Japanese geminate’s error. The other reason is because the

respondent had not too focused to the words and sentence’s meaning.

To figure that out, the writer has some solutions to be recommended. One of them is doing the minimal pair practicing, which practices the similar sound of words.

(6)

DAFTAR ISI

(7)
(8)
(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan sistem lambang yang berwujud bunyi atau bunyi ujar. Sebagai lambang tentu saja ada yang dilambangkan. Maka, yang dilambangkan adalah suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau suatu pikiran yang ingin disampaikan dalam wujud bunyi itu (Chaer, 1995:3). Masalah bunyi banyak macamnya, menurut Kashima (Sutedi, 2011: 11) yang disebut bunyi ujar dalam bahasa adalah bunyi ujar yang dihasilkan secara disengaja dengan menggunakan alat ucap dan digunakan untuk menyampaikan suatu makna.

Dari beberapa pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahasa bunyi atau bunyi ujar dalam bahasa merupakan salah satu komponen yang sangat penting, apalagi dalam mempelajari bahasa terutama bahasa asing. Bunyi ujar dalam bahasa sangat mempengaruhi kamampuan keterampilan berbicara atau speaking skill.

(10)

bahasa jepang sokuon disebut juga tsumaruon, yaitu bunyi tertutup atau bunyi yang tersumbat.

Sokuon pada umumnya digunakan pada bagian tengah suatu kata.

Contohnya terdapat pada kata, みっ [mikka], っこう[gakkou]. Selain itu

sokuon bukan hanya terdapat pada kata-kata bahasa Jepang saja, tetapi banyak

juga digunakan pada bahasa serapan dari luar atau gairaigo.

Pemakaian sokuon sendiri haruslah diperhatikan dengan baik karena dapat membedakan arti dalam suatu kata (Sudjianto & dahidi, 2004 : 43). Banyak kata-kata dalam bahasa Jepang yang sangat mirip dalam pengucapannya, sedangkan beda pengucapan sedikit saja bisa menjadi beda arti. Oleh karena itu sering terjadi kekeliruan dalam pelafalan kata dalam bahasa Jepang, terutama kekeliruan yang dilakukan oleh pembelajar asing. Sama halnya dengan pembelajar bahasa asing yang sebagai salah satu dari dwibahasawan. Pasti banyak kesalahan-kesalahan yang diperbuat baik karena faktor internal dari pembelajarnya sendiri, ataupun faktor eksternal yang mempengaruhi penggunaan bahasa asing baik tertulis ataupun lisan.

(11)

penggunaan bahasa kedua. Keadaan sebaliknya pun dapat terjadi di dalam pemakaian sistem, pada saat penggunaan. Salah satu dampak negatif dari praktek penggunaan dua bahasa secara bergantian adalah terjadinya kekacauan pemakaian bahasa yang lebih dikenal dengan istilah interferensi (Tarigan dan Tarigan, 1995: 14).

Sekarang ini bahasa Jepang telah menjadi salah satu bahasa asing yang sangat diminati oleh pembelajar asing. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang memiliki keunikan tersendiri. Keunikan tersebut bisa dilihat dari huruf yang dipakainya, kosakata, sistem pengucapan, aksen, dan ragam bahasanya. Hal tersebut seringkali menjadi salah satu kesulitan bagi pembelajar untuk mempelajarinya.

Semua bahasa di dunia termasuk bahasa Jepang memiliki norma/aturan yang berlaku. Penggunaan bahasa yang baik dan benar adalah penggunaan yang sesuai dengan norma/aturan tersebut. Penyimpangan dari penggunaan bahasa yang menyimpang dari norma/aturan tersebut merupakan kesalahan berbahasa. Bagi pengajar bahasa, kesalahan berbahasa memang tidak bisa dihindarkan. Menurut Tarigan dan Tarigan (1995:142), berbuat kesalahan merupakan suatu bagian dari belajar yang tidak terhindarkan. Dengan perkataan lain, guru dan orang tua tidak perlu mengelak atau menghindari kesalahan, tetapi justru harus menghadapi serta memperbaiki kesalahan yang dibuat murid dan anak.

(12)

pun terdapat bunyi konsonan rangkap. Yang jadi perbedaannya adalah dalam bahasa Indonesia bila terjadi kesalahan dalam pelafalan bunyi konsonan rangkap, hal ini tidak akan terlalu fatal seperti dalam bahasa Jepang karena seringkali tidak mempengaruhi makna dan arti. Oleh karena hal tersebutlah, banyak pembelajar yang sering mengabaikan dan terjadi kesalahan dalam penggunaan konsonan rangkap tersebut.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis melakukan penelitian mengenai kesalahan mahasiswa dalam pelafalan bunyi konsonan rangkap atau sokuon melalui penulisan skripsi yang berjudul Analisis Kesalahan Pelafalan Sokuon Pada Mahasiswa Tingkat I Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS

UPI.

B. Rumusan dan Batasan Masalah

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis merumuskan beberapa masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana tingkat kesalahan yang dilakukan oleh Mahasiswa Tingkat I Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI dalam pelafalan bunyi konsonan rangkap (sokuon) .

(13)

c. Apa saja yang menjadi faktor-faktor penyebab kesalahan pelafalan bunyi konsonan rangkap (sokuon ) oleh Mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang (Tingkat I) FPBS UPI.

d. Apa solusi untuk memperbaiki kesalahan dalam pelafalan bunyi konsonan rangkap (sokuon) oleh Mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang (Tingkat I) FPBS UPI.

2. Batasan Masalah

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dirumuskan diatas, penulis membatasi hanya menganalisis kesalahan dalam pelafalan bunyi konsonan rangkap (sokuon) dalam bahasa Jepang oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang Tingkat I FPBS UPI.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Pada umumnya analisis kesalahan bertujuan untuk menentukan urutan butir-butir pengajaran yang diajarkan, penekananan dalam penjelasan penjelasan, dan strategi pengajaran. Khususnya, dalam penelitian analisis kesalahan kali ini bertujuan untuk :

(14)

b. Dapat mengetahui kesalahan yang muncul dalam pelafalan bunyi konsonan rangkap (sokuon) yang dilakukan oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI.

c. Dapat mengetahui penyebab terjadinya kesalahan dalam pelafalan konsonan rangkap (sokuon) yang dilakukan oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI.

d. Mencari solusi yang tepat untuk mengatasi kesalahan dalam pelafan konsonan rangkap (sokuon) bagi mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI.

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Menganalisis kesalahan memberikan manfaat tertentu, karena pemahaman terhadap kesalahan merupakan umpan balik yang baik bagi pengevaluasian perencanaan dan strategi pengajaran. Dengan menganalisis kesalahan, khususnya kesalahan dalam penngucapan atau pelafalan sokuon, diharapkan dapat mempermudah dalam menghindari kesalahan penggunaannya. Hasil analisis ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya

(15)

2) Menentukan urutan jenjang relative penekanan, penjelasan dan latihan berbagai butir bahan yang diajarkan.

3) Merencanakan latihan dan pengajaran remedial. 4) Memilih butir-butir bagi pengujian kemahiran siswa. b. Manfaat Praktis

1) Bagi penulis, dapat lebih memperdalam pengetahuan mengenai fonetik terutama bunyi rangkap ( sokuon). 2) Bagi pendidik, dengan memberikan gambaran

bagaimana kemampuan mahasiswa bahasa Jepang dalam pelafalan sokuon sehingga dapat dijadikan umpan balik oleh pendidik untuk mencari pemecahan dalam pembelajaran di kelas.

3) Bagi mahasiswa, dapat dijadikan pedoman bagi para mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tentang bunyi rangkap (sokuon) sehingga diharapkan dapat menghindari kesalahpahaman dalam berkomunikasi dan berguna untuk penelitian selanjutnya.

D. Definisi Operasional

(16)

1. Analisis Kesalahan

Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya(sebab-musabab,duduk perkara,dan sebagainya) (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia,1999,37). Menurut Tarigan (1997:68) Kesalahan berbahasa adalah penggunaan bahasa yang menyimpang dari kaidah bahasa yang berlaku dalam bahasa itu. Sementara itu kekeliruan adalah penggunaan bahasa yang menyimpang dari kaidah bahasa yang berlaku dalam bahasa itu namun tidak dipandang sebagai suatu pelanggaran berbahasa. Ellis menyebutkan bahwa Analisis kesalahan adalah suatu prosedur kerja yang biasa digunakan oleh peneliti dan guru bahasa, yang meliputi pengumpulan sampel, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan kesalahan itu (Tarigan&Tarigan, 1988:68).

2. Kesalahan Berbahasa

(17)

error. Dulay dalam Tarigan dan Tarigan (1995 :142) menjelaskan

bahwa kesalahan adalah bagian dari konversasi atau komposisi yang menyimpang dari norma baku (atau norma terpilih) dari performansi bahasa orang dewasa. Analisis kesalahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah analisis kesalahan pelafalan bunyi rangkap atau sokuon.

3. Sokuon

Dalam bahasa Jepang sokuon disebut juga tsumaruon yaitu bunyi tertutup atau bunyi yang tersumbat, dalam bahasa Indonesia dapat disebut konsonan rangkap yaitu pemakaian konsonan yang sama dengan konsonan pada sebuah silabel yang ada pada bagian berikutnya (Sudjianto dan Dahidi, 2004:42).

E. Metode Penelitian

1. Metode Penelitian

(18)

Maksud dari penggunaan metode deskriptif pada penelitian ini adalah untuk meneliti, mencari penyebab, dan mengoreksi kesalahan mahasiswa dalam pelafalan sokuon serta mencari cara untuk mengatasi kesalahan tersebut.

2. Pengumpulan Data a. Sumber data

Sumber data dari penelitian ini adalah hasil tes/ survey dari mahasiswa tingkat I Pendidikan Bahasa Jepang UPI dengan instrument yang telah dibuat.

b. Analisis data

Setelah semua data terkumpul, kemudian lanjut dengan tahap berikutnnya yaitu analisis data. Pada penelitian ini, penulis melakukan analisis data dengan prosedur yang terdiri dari beberapa tahap sesuai dengan yang tercantum pada Tarigan(1988:67) yaitu mengumpulkan sampel, mengidentifikasi kesalahan, mengklasifikasikan kesalahan, menjelaskan kesalahan, dan mengevaluasi kesalahan

3. Populasi Dan Sampel a. Populasi

(19)

b. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006 : 131). Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI yang diambil dari tingkat I sebanyak 30 orang.

c. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian. Terdapat dua instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini, yaitu :

a. Tes

Penulis mengumpulkan data sokuon yang terdapat pada buku Minna no Nihongo I dan II. Buku ini dipilih karena merupakan

buku dasar yang biasanya dipelajari oleh pembelajar bahasa Jepang. Tes berjumlah 40 butir soal yang dibagi menjadi 3 bagian. Tes bagian pertama yaitu membaca sokuon dalam bentuk kata yang berjumlah 15 butir soal, kemudian bagian kedua dalam bentuk kalimat yang berjumlah 20 butir soaldan bagian ketiga berupa wacana yang berjumlah 5 butir soal.

b. Angket

(20)

pemahaman tentang sokuon, kesulitan dan penyebab kesalahan mahasiswa dalam pelafalan sokuon, serta pendapat mahasiswa tentang materi sokuon.

4. Pengolahan Data a. Data Tes

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini akan ditempuh melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1) Data yang diperoleh dari tes dalam bentuk rekaman dengan menggunakan voice recorder, dan dialihkan ke dalam komputer dengan jenis file .mpeg;

2) Data hasil rekaman kemudian dianalisis dengan acuan panjang 2 Mora.

3) Menganalisis hasil, kemudian mengklasifikasikan tingkat kesalahan, mencari penyebab dan mencari solusi yang bisa dilakukan untuk menanggulanginya.

4) Menyimpulkan seluruh hasil analisis. b. Data Angket

Data yang diperoleh dari hasil angket akan di analisis dengan cara :

(21)

5. Waktu dan Tempat

Agar memudahkan dalam pengumpulan data dan pemberian instrument penelitian pada sampel, penelitian akan dilakukan di kampus UPI. Untuk waktu pelaksanaan penelitian berikut ini table rencana kegiatan penelitian.

6. Prosedur Penelitian

(22)

b. Pengidentifikasian kesalahan c. Penjelasan kesalahan

d. Pengevaluasian kesalahan F. Sistematika Penulisan

Dalam skripsi ini terdapat 5 bab. Bab I adalah pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode dan sistematika penulisan. Kemudian pada bab II berisi landasan teori. Pada bab ini diuraikan tinjauan tentang analisis kesalahan berbahasa dan sokuon, berupa pengertian secara umum serta tinjauan terdahulu. Selanjutnya yaitu bab III yang berisi tentang metodologi penelitian. Didalamnya diuraikan mengenai metode penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, teknik pengolahan data, dan prosedur penelitian. Bab selanjutnya yaitu bab IV berisi analisa data dan pembahasan. Pada bab ini berupa analisis data yang menguraikan tentang analisis kesalahan pelafalan sokuon pada mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI. Kemudian

(23)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam sebuah penelitian dibutuhkan sebuah metode yang tepat untuk melaksanakan penelitian agar penelitian tersebut dapat mencapai tujuan secara optimal. Metode penelitian erat kaitannya dengan tehnik dan instrumen penelitian. Metode adalah cara yang harus dilaksanakan, teknik adalah cara untuk melaksanakan metode, sedangkan instrumen adalah alat yang digunakannya (Sudaryanto, 1993:9). Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam kegiatan penelitian mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data, sampai pada tahap pengambilan kesimpulan disesuaikan berdasarkan tipe dan jenis penelitiannya (Sutedi, 2005: 22).

(24)

bahwa tujuan dari penelitian deskriptif adalah mendeskripsikan suatu gejala dan fenomena dan situasi apa adanya. Selain itu prosedur penelitian ini dimulai dengan pengidentifikasian kesalahan dalam pelafalan sokuon yang selanjutnya akan dievaluasi seobjektif dan seilmiah mungkin berdasarkan analisa sesuai dengan teori-teori yang relevan dan layak digunakan dalam penelitian ini. Dengan alasan demikian, penulis berharap dengan menggunakan metode ini dapat menjawab semua permasalahan penelitian ini.

Dengan alasan demikian penulis berharap penelitian ini dapat menggambarkan pengetahuan dan hal –hal yang mengenai pelafalan sokuon oleh mahasiswa serta dapat menganalisa kesalahan mahasiswa

dalam pelafalan sokuon. Hasil analisis kesalahan tersebut dapat dideskripsikan seobjektif dan seilmiah mungkin.

B. Sumber Data

Dalam setiap penelitian perlu ditentukan beberapa hal yang berhubungan dengan penelitian. Diantaranya adalah jenis data dan objek penelitian. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data kuantitatif. Objek yang dipilih dalah penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Populasi

(25)

penelitian ini adalah mahasiswa yang baru mempelajari bahasa Jepang atau pembelajar tingkat dasar dalam lingkungan Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili sumber data (Sutedi, 2009: 147). Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah 30 orang dari seluruh Mahasiswa tingkat I Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI. Pengambilan sampel dilakukan secara puporsif. Teknik ini dipilih karena pemilihan sampel ditentukan oleh pertimbangan penulis sendiri, dengan maksud dan tujuan tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.(Sutedi, 2009 : 181). Dengan teknik purposif ini diharapkan sampel penelitian dapat mewakili seluruh populasi subjek penelitian.

C. Instrumen Penelitian

Intsumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian (Sutedi, 2009 : 155). Pemilihan instrument yang tepat akan menghasilkan data penelitian yang akurat.

(26)

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 1996 : 138). Menurut pengertian di atas maka penulis merasa bahwa tes berupa tes membaca (lisan) merupan tes yang cocok dalam mencari data penelitian ini.

Tes lisan (individu) ini berupa tes membaca hiragana dan katakana. Tes ini terdiri dari tiga bagian tes, bagian pertama berupa tes membaca kata, kemudian bagian kedua tes berupa kalimat yang mengandung sokuon, kemudian bagian terakhir berupa tes membaca wacana yang mengandung sokuon.

Agar data penelitian yang diperoleh melalui tes benar-benar layak sebagai alat pengumpul data penelitian, tes tersebut harus memiliki validitas dan reliabilitas yang cukup terandalkan, disamping itu harus memiliki sifat praktis yaitu mudah digunakannya, dan ekonomis yaitu tidak teralmpau memakan waktu dan biaya dalam pembuatan dan pengolahan (Sutedi, 2009 : 157).

Langkah yang dilalui penulis adalah sebagai berikut 1. Validitas

(27)

a. Merumuskan tujuan umum dan tujuan dari tiap butir soal. Tujuan umum dari tes ini adalah mencari letak kesalahan pelafalan Sokuon pada Mahasiswa tingkat I Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI. Adapun tujuan dari tiap butir dari tes bisa dilihat pada kisi-kisi bahan tes.

b. Menginventarisir materi yang akan diteskan.

Semua bahan tes harus dianalisis dan diinventarisir sehingga nantinya kita tidak akan membuat soal diluar materi yang telah diajarkan atau materi lain yang sama sekali belum diberikan kepada siswa. Oleh karena itu penulis mengambil data tes dari buku Minna no Nihongo I dan Minna no Nihongo 2 sebagai sumber.

c. Membuat kisi-kisi bahan tes.

Berikut ini adalah tabel kisi-kisi tes lisan membaca hiragana dan katakana.

(28)

bunyi [k] Bagian II : 2,9,13,19

d. Menentukan jenis dan menyusun butir soal.

(29)

tes membaca hiragana dan katakana yang mengandung sokuon. Tes dibagi menjadi 3 bagian yaitu tes membaca kata

sebanyak 15 soal, kalimat sebanyak 20 soal dan wacana 5 soal.

2. Reliabilitas

Syarat lain yang harus dimiliki oleh instrument yang berupa tes adalah reliable, yaitu memiliki keajegan atau keterpercayaan (Sutedi, 2009 : 161). Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memperoleh tes yang memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi, diantaranya yaitu (Sutedi, 2009:161):

a. Menyusun butir tes yang jumlahnya mencukupi. b. Membuat tes yang tingkat kesulitannya sedang.

c. Membuat tes yang memiliki daya pembeda yang cukup d. Memperjelas kalimat yang digunakan dalam tes tersebut. e. Berusaha seobjektif mungkin dalam memberikan nilai skor f. Mengawasi pelaksanaan tes.

Selain dengan cara-cara demikian, penulis melakukan uji reliabilitas dengan cara statistik yaitu dengan menggunakan rumus koefisien reliabilitas alpha dan bantuan program Microsoft excel.

(30)

melakukan expert judgement kepada dosen diluar dosen pembimbing yang dianggap ahli.

3. Hasil uji coba instrument

Setelah pembuatan instrument penulis melakukan uji coba pada 15 orang di luar sampel penelitian. Hasil uji coba diberikan score 1 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah. Berikut ini tabel hasil uji coba penelitian.

Tabel 3.1

Dari hasil uji coba tersebut kemudian penulis melakukan analisis tingkat kesukaran dan daya pembeda. Untuk mencari tingkat kesukaran tiap butir soal, penulis menggunakan rumus statistik, yaitu

Keterangan:

TK : tingkat kesukaran

(31)

BA : jumlah jawaban benar kelompk atas BB : jumlah jawaban benar kelompok bawah

N : jumlah sampel kelompok atas dan kelompok bawah Dari hasil analisis tingkat kesalahan itu kemudian di tafsirkan sebagai berikut

TK : 0,00 ~ 0,25 = sukar TK : 0,26 ~ 0,75 = sedang TK : 0,76 ~ 1,00 = mudah

Setelah mencari tingkat kesulitan tiap butir soal kemudian penulis menganalisis daya pembeda soal. Butir soal yang baik adalah yang bisa membedakan kelompok atas dan kelompok bawah, untuk melihat daya pembeda tiap butir soal penulis menggunakan rumus berikut

Keterangan:

DP : daya pembeda

BA : jumlah jawaban benar kelompok atas BB : jumlah jawaban benar kelompok bawah

n : jumlah sampel kelompok atas atau kelompok bawah

Setelah diketahui angka hasil daya pembeda tiap soal kemudian penulis menafsirkan angka tersebut dengan penafsiran berikut

DP : 0,00 ~ 0,25 = rendah (lemah) DP : 0,26 ~ 0,75 = sedang

DP ; 0,76 ~ 1,00 = tinggi (kuat)

(32)

Tabel 3.2

Kemudian, setelah penulis mengetahui angka tingkat kesulitan dan daya pembeda, penulis melakukan tahap berikutnya yaitu uji reliabilitas.

(33)

Tabel 3.3

Dari tabel tersebut bisa dilihat angka hasil dari penghitungan jumlah varians item adalah 8,927 dan angka varians total adalah 59,067. Setelah kita mengetahui angka jumlah varians item dan varians total, penulis kemudian memasukan angka-angka tersebut pada rumus koefisien alpha untuk melihat angka koefisien realibilitasnya. Adapun rumus koefisien alpha adalah sebagai berikut.

[

] [ ∑

]

[

] [ ]

r11 = 1,02564. 0,85024

(34)

Dari hasil penghitungan tersebut diketahui angka koefisien reliabilitasnya, yaitu 0, 87204. Angka koefisien tersebut tergolong kuat, yang artinya instrument ini layak dijadikan intrumen penelitian. D. Teknik Analisis Data

Analisis data diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah (muhidin dan Abdurrahman, 2007: 52). Dengan demikian teknik analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi sehingga karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian.

Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis data deskriptif sebagai cara untuk menjawab semua masalah-masalah dalam penelitian ini. Adapun yang disebut dengan tekhik deskriptip dalam penelitian ini adalah teknik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian (muhidin dan Abdurrahman, 2007 : 53).

(35)

Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI sebagai sampel karena kamampuan dalam pelafalan sokuon seharusnya sudah dikuasai pada tingkat dasar, kemudian tingkat I juga sudah dianggap bisa dalam membaca huruf kana (hiragana dan katakana) sehingga tidak ada halangan dalam membaca.

Langkah selanjutnya yaitu teknik pelaksanaan tes dengan menggunakan instrument yang telah diuji kelayakannya. Teknik yang dilakukan dalam pelaksaan tes yaitu teknik one shoot mode, yaitu teknik mengambilan data dalam satu waktu serempak. Adapun data yang diambil adalah data kesalahan berupa error yang seterusnya dilanjutkan dengan menganalisis data sesuai dengan prosedur analisis kesalahan yang dirinci sebagai berikut

1. Mengambil data berupa data rekaman membaca tiap individu sampel penelitian.

2. Memeriksa pelafalan sokuon yang benar dan yang salah pada hasil perekaman.

3. Mengambil data yang berupa kesalahan pada hasil rekaman tersebut. 4. Membuat frekuensi dan persentase dari kesalahan-kesalahan tersebut

sesuai dengan kisi-kisi tes.

5. Mencari kesalahan apa saja yang muncul dalam pelafalan sokuon sesuai dengan pemahaman tentang sokuon dan kisi-kisi tes.

(36)

7. Memberikan penjelasan teoritis terhadap setiap kesalahan sehingga dapat mencari solusi penyelesaiannya.

(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang penulis lakukan mengenai kesalahan pelafalan sokuon pada mahasiswa tingkat I Pendidikan Bahasa Jepang, hal-hal yang dapat disimpulkan sesuai dengan rumusan masalah adalah sebagai berikut :

(38)

pelafalan sokuon pada mahasiswa tingkat I Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI adalah tinggi.

2. Berdasarkan hasil dari seluruh tes terdapat beberapa jenis kesalahan. Dari hasil tes terlihat responden tidak memperhatikan pelafalan sokuon yang dapat merubah makna dalam bahasa Jepang. Hal tersebut mungkin terjadi karena menyamaratakan kaidah-kaidah yang terdapat dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Indonesia tidak terdapat sokuon atau bunyi konsonan rangkap, kalaupun ada itu tidak merubah

makna yang berarti. Jenis kesalahan ini jika pada teori kessalahan berbahasa disebut dengan overgeneralization, yaitu kesalahan yang disebabkan oleh perluasan atau penyamarataan yang berlebihan. Kesalahan berikutnya yaitu ignorance of rule restriction, yaitu kesalahan yang disebabkan pengabaian batasan pada peraturan. Responden cukup mengetahui tentang sokuon dan aturan pelafalannya, namun tidak mengaplikasikan aturan tersebut. Kesalahan berikutnya adalah responden merasa sulit dalam pelafalan sokuon atau disebut dengan error of avoidance.

(39)

b. Meski mengetahui tentang sokuon tapi responden masih kurang paham dalam penggunaannya.

c. Responden tidak memperhatikan konteks kalimat, dan makna dalam sebuah kata sehingga tidak memperdulikan cara pelafalan yang baik.

d. Secara teori responden sudah mengetahui aturan-aturan pelafalan sokuon yang baik, namun pada kenyataannya responden masih

merasa sulit dalam pelafalannya.

e. Kurangnya media pendukung yang menjelaskan tentang sokuon. f. Kurangnya penjelasan mendetail mengenai pelafalan sokuon. 4. Solusi yang direkomendasikan oleh penulis untuk memperbaiki

kesalahan pelafalan sokuon adalah

a. Perbanyak latihan pelafalan sokuon secara mandiri. Latihan bisa

berupa ニ ペ ア に よ る 練 習 atau latihan pasangan

minimal, yaitu latihan pelafalan pasangan kata yang mirip pengucapannya.

b. Cari media lain yang lebih menarik untuk mengetahui pelafalan sokuon yang baik dan benar.

c. Senantiasa berupaya untuk menambah wawasan bahasa Jepang dan linguistik bahasa Jepang terutama mengenai fonetik dan fonemik. B. Saran

(40)

1. Senantiasa menambah wawasan bahasa Jepang dengan mencari buku atau sumber lain yang relevan diluar buku hand out yang dipakai dalam perkuliahan.

2. Lebih perbanyak pengetahuan tentang teori dasar linguistik bahasa Jepang.

3. Jangan mengabaikan suatu kesalahan kecil dalam berbahasa, terus berintropeksi diri dan mengembangkan kemampuan berbahasa bercermin dari kesalahan tersebut.

4. Lebih meningkatkan motivasi belajar dan senantiasa melakukan pembelajaran mandiri di luar perkuliahan.

5. Lebih banyak mengaplikasikan teori fonetik dan fonemik terutama pelafalan sokuon dengan baik.

6. Bagi para dosen atau pengajar, lebih menjelaskan secara detail mengenai pelafalan sokuon.

7. Untuk penelitian selanjutnya, penelitian tentang pelafalan cho’on atau bunyi panjang, ataupun penelitian mengenai efektifitas dari latihan

pasangan minimal ( ニ ペ ア に よ る 練 習 ) dapat

(41)

Arianingsih, Anisa. 2011. Analisis Kemampuan Pelafalan Choon. Bandung : Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia.

Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Ciptaときょう

Indihadi. 2010. Teori Kesalahan Berbahasa. Bandung :

Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI. 2008. Shokyuu Bunpou I (diktat). Bandung

Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI. 2008. Shokyuu Bunpou I (diktat). Bandung

Kawahara, Shigeto. 2012. The Phonetics of Obstruent Geminates, Sokuon. Japan:

Kashiko. 1999. Kamus Lengkap Jepang-Indonesia Indonesia-Jepang. Surabaya : Kashiko

川瀬 生郎艇. 1979 . 日本語はつ んインドネシア語版 .東京:

凡人者

Muhidin, Sambas Ali dan Abdurahman, Maman. 2009. Analisis Korelasi,Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Bandung : Pustaka Setia.

Ogawa, Iwao.2002. Minna no Nihongo I. Surabaya : PT. Lintas Budaya

(42)

Bandung : Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia

Sudjianto, dan Dahidi, Ahmad. 2008. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc

Sutedi, Dedi. 2003. Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung : Humaniora

__________ . 2009. Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. kasji: Humaniora

Tarigan, HG dan Tarigan, Djago. 1995. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa

東京外国語大学留学生日本語教育せセンター. 1995 . 初級日本語

いわ 凡人者

Gambar

Bagi pendidik, dengan memberikan gambaran bagaimana kemampuan mahasiswa bahasa Jepang
Tabel 3.1 Dari hasil uji coba tersebut kemudian penulis melakukan analisis
Tabel 3.2 Kemudian, setelah  penulis mengetahui angka tingkat kesulitan
Tabel 3.3 Dari tabel tersebut bisa dilihat angka hasil dari penghitungan

Referensi

Dokumen terkait

Promosi kesehatan dalam keperawatan maternitas dapat dilakukan pada seluruh tahap proses reproduksi, khususnya bagi pasangan-pasangan usia produktif yang dilakukan sejak

[r]

DAMPAK PENERAPAN LATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KECEPATAN (SPEED).. Universitas Pendidikan Indonesia |

“Gambaran Masalah Kesehatan Jiwa Remaja di SMA Negeri 4 Padangsidimpuan” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi di Fakultas Keperawatan Universitas

Pnl merupakan suplai daya tiga phasa pada keadaan tanpa beban, maka. besar reaktansi

Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Keterampilan Jurus Tae Geuk 1 Pada Siswa Yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Taekwondo Di SMP Negeri 3

Tingkat D isiplin Belajar Penjas Dan Tingkat Kognitif Tentang Kebugaran Jasmani Terhadap Gaya Hidup Aktif Siswa Sma Negeri Se Kota Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Secara parsial Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus memiliki pengaruh negatif terhadap Kemandirian Keuangan Daerah sedangkan Pendapatan Asli Daerah dan Dana Bagi Hasil