• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP GURU TENTANG STRATEGI MENGAJAR DAN PENERAPANNYA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR MEMBACA : Suatu studi kunlitatif pada Sekolah Oasar di Kotamadya Pekanbaru.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONSEP GURU TENTANG STRATEGI MENGAJAR DAN PENERAPANNYA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR MEMBACA : Suatu studi kunlitatif pada Sekolah Oasar di Kotamadya Pekanbaru."

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP GURU TENTANG STRATEGI MENGAJAR DAN PENERAPANNYA DALAM

PROSES BELAJAR MENGAJAR MEMBACA

Suatu studi kunlitatif pada

Sekolah Oasar di Kotamadya Pekanbaru

Tesis

Diajukan Kepada Panitia Ulian Tesis

Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung

Untuk memenuW salah satu persyaratan

Menempuh ujian strata 2 dalam bidang

Pengembangan Kurikulum

Oleh:

Drs. WERKANIS AS Nim 9 1 3 2 3 8 5

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

TIM

PEMBIMBING

Dr. R. IBRAHIM, MA

Pembimbing I

Dr. H. 3. HAMID HASAN, MA

(3)

DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR

i

UCAPAN TERIMA KfiSIH

IV

DAFTAR ISI ix

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar belakang.masalah j

a. Pentingnya masalah &

b. Kedudukan masalah dalam kurikulum 8 2. Masalah dan fokus penel itian <?

a. Masalah penel itian q>

b. Pertanyaan —pertanyaan penelitian .12

3. Tujuan dan kegunaan penelitian 13

a . Tu j uan umum i;^

b. Tujuan khusus 14

c . Kegunaan penel i tian .15

BAB II KONSEP STRATEGI MENGAJAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR MEMBACA

1. Tinjauan tentang konsep strategi mengajar

16

2. Langkah—1angkah dalam penerapan strategi menga

jar 20

a. Perencanaan pengajaran 20

b. Imp1ementa si/pe1 aksan aan p roses be1 aj a r me—

i"i gajar ^S

c. Eva 1Liasi/peni 1 aian hasil belajar murid 27

(4)

•J* -

Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar

a. Pendekatan mengajar dengan CBSA

b. Pendekatan CBSA dalam Proses Belajar Mengajar

Membaca

4.

Tinjauan

tentang

membaca dan Pengajaran Membaca

4

a.

Konsep membaca

4

b.

Jenis-jenis membaca

c.

Konsep Pengajaran

membaca

d.

Pendekatan-Pendekatan dalam Pengajaran Membaca

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

a. Lokasi penelitian

b - Subj ek penel itian

c. Teknik pengumpulan data

71

1.

Teknik observasi

72

2. Teknik wawancara

73

3. Teknik dokumentasi 74

d. Pel aksanaan

pengumpul an data

7f,

1. Tahap orientasi 7 =

2. Tahap eksplorasi

..

75

3. Tahap member check 77

e.

Memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian..

78

f . Anal isa data. ...

42

48

0

(5)

BAB IV

DESKRIPSI DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

a. Gambaran sekolah tempat penelitian

84

1. Sekolah dasar negeri XRY Rumbai

S4

2. Sekolah dasar negeri XRB Bukitraya

3^,

3. Sekolah

da.^.&r

swasta XBI Pekanbaru kota

b. Deskripsi hasil

penelitian pada masing-masing

sekolah

• 0 /

1- Konsep guru tentang strategi mengajar dan

pene-rapannya dalam presses belajar mengajar membaca

yang dilakukan oleh BK

0-7

2. Konsep guru tentang strategi mengajar dan

pene-rapannya dalam proses belajar mengajar membaca

yang dilakukan oleh AR . . . ,•, -.

3. Konsep guru tentang strategi mengajar dan

pene-rapannya dalam proses belajar mengajar membaca

yang di 1akukan ol eh AG

1^g

c. Analisis hasi1 penelitian

i47

1. Konsep guru tentang strategi mengajar dalam

proses belajar mengajar membaca

147

2. Penerapan strategi mengajar dalam proses

bela-j

,='.r

mengaj

ar

membaca

t-,.«

a. Penerapan strategi mengajar dalam proses be

lajar mengajar membaca yang dilakukan BK ...

1.7.1.

b. Penerapan strategi mengajar dalam proses be

lajar mengajar membaca yang dilakukan AR ...

1.83

(6)

c. Penerapan

strategi

mengajar dalam proses

belajar mengajar membaca yang dilakukan AG

191

BAB V.

KESIMPULAN, PEMBAHASAN DAN REKOMENDASI

?07

a . Kesinipu 1an >->ri—

b.

Pembahasan

,-,,7

c. Rekomendasi

->-t-t

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang nasalah

Sekolah Dasar sebagai institusi atau

lembaga pendidi

kan

yang menyelenggarakan pendidikan

selama enam

tahun,

pada dasarnya bertugas memberikan bekal yang berupa kemam

puan dasar kepada peserta didik. Pemberian bekal tersebut

dilakukan

supaya peserta didik mampu

hidup dalam

masyara-kat, maupun juga sebagai persiapan baginya untuk

melanjut-kan studinya pada jenjang

pendidikan yang

lebih

tinggi.

Hal

ini

sesuai

dengan

tujuan

pendidikan

dasar

yang

dituangkan dalam PP. Nomor 28 tahun 1990 yakni:

Memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik

untuk

mengembangkan

kehidupannya

sebagai

pribadi,

anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah (PP.Nomor 28 tahun

1990:2).

Upaya mewujudkan apa yang diharapkan oleh PP nomor 28 tahun 1990 bukanlah pekerjaan yang mudah. Manusia sebagai subjek pendidikan yang dilatarbelakangi dengan bermacam karakteristik serta lingkungan budaya yang sangat hetero-gen memerlukan pembinaan dan penanganan yang terus

menerus. Pendidikan yang diberikan kepada manusia tidak

(8)

karena

itu

mendidik secara benar bukanlah

perkara

yang

mudah.

Oleh karena itu diperlukan dasar-dasar pengetahuan

dan

pengalaman yang memadai mengenai subjek

didik

serta

faktor-faktor yang menghambat dan memudahkan peserta didik

untuk berkembang.

Salah

satu

aspek pengetahuan

dan

pengalaman

yang

harus

dimiliki

guru dalam mengembangkan

proses

belajar

mengajar adalah konsep

tentang strategi mengajar.

Menurut

Herbert Spencer dalam

Bill Hodgkinson ( 1991 : 49 ) bahwa

konsep

strategi

mengajar dalam proses

belajar

mengajar

adalah

..." to giving apportunity to the

student to

dis

cover

things for himself".

Apa yang diungkapkan

Herbert

Spencer

mengenai

konsep strategi mengajar

dalam

proses

belajar mengajar pada dasarnya untuk memberikan kesempatan

yang

seluas-luasnya kepada anak didik, agar mereka

dapat

roenemukan

dirinya sesuai dengan

kemampuan yang

dimiliki-nya.

Permasalahan yang diajukan dalam studi ini menyangkut

konsep

guru

tentang strategi mengajar

dan

peneraparmya

dalam proses belajar mengajar membaca. Hal ini didasarkan

[>udu

huijil

luporaa

penelitian

yang

d i=;nirip» ikan

oleh

VJsrrir.k B. A I! ex yang tergabung dalam The International

Association for the Evaluation of Educational Achievement,

pada tahun

1992

melakukan

suatu penelitian mengenai

masa-lah-masalah yang berhubungan dengan aktivitas membaca. yang

(9)

satu

negara. Tujuannya adalah untuk melihat dan

mengeva-luasi tingkat kemampuan membaca murid-murid sekolah

dasar

dibeberapa negara termasuk Indonesia. Adapun yang

dijadi-kan

sampel dalam penelitian itu adalah

murid-murid

pada

usia 9,2

tahun sampai usia 10,8 tahun.

Bila di

lihat dari

tingkat/kelas murid-murid sekolah dasar di Indonesia, maka

usia

tersebut berada pada tingkat/kelas lima dengan

usia

rata-rata 10 tahun.

Hasil penelitian Warrick B. Elleck ( 1992 :14 ) itu

enunjukkan bahwa tingkat kemampuan membaca murid-murid

sekolah

dasar

di

Indonesia,

bila

dibandingkan

dengan

murid-murid

sekolah

dasar

di

beberapa

negara

yang

dijadikan sampel adalah berada pada peringkat ketiga puluh

yang mana setingkat lebih baik dari murid-murid sekolah

dasar di Venezuela yang berada pada peringkat ketiga puluh

satu .

Penelitian

itu

membuktikan

bahwa tingkat

aktivitas

membaca murid-murid sekolah dasar di Indonesia masih rendah. Bila masalah ini dibiarkan, dapat menibulkan

dampak terhadap perkembangan anak didik,

apalagi

sekarang

justru pemerintah ingin meningkatkan mutu dan kualitas belajar murid-murid sekolah dasar.

(10)

TABEL I

SKOR TINGKAT KEMAMPUAN MEMBACA MURID-MURID SEKOLAH

DASAR PADA TIGA PULUH SATU NEGARA

Mean student ability scores (with standard errors of

sampling) for all domains, arranged order of overall achievement: Population A.

Grade Mean Over.il Narrative Expositor) Documents

1

i

Country test Age

(in Sean SD Hean SD Mean SO He an SD

years)

Finland 7

V 569 78 568 (3.8) 33 569 (3.1) 81 569 (4.8) 33

United States 4 18.8 547 74 t c ?

(3.1? 96 538 (2.6) 88 558 (2.7) 31

Sweden 3 9.8 539 94 C 7 J

(2.6) 188 542 (2.7) 112 539 (3.2) 186

France 4 18.1 531 74 532 (4.1) 93 C-77

(4.1) 84 527 (3.9) 81

Italy 4 9.9 529 88 C 7 ? (4.8) 88 c - r n

..VO (4.8) 95 517 (4.9) 92

New Zealand c

18.8 528 86 534 (3.5) 182 531 (3.1) 93 521 (3.3) 92

Norway *7

9.8 524 91 (2.3) 182 528 (2.3) 183 519 (2.3) 181

Iceland 3 9.3 518 85 518 (8.8) 95 517 (8.8) 181 519 (8.8) 91

Hongkong 4 18.8 517 71 494 (4.1) 87 583 (3.4) 72 554 (4.2) 39

Singapore *?

9.3 515 72 521 (1.1) 91 519 (1.8) 75 584 (1.8) 78

Switzerland 3 9.7 511 83 586 (2.6) 92 587 (2.7) 188 96

Ireland 4 9.3 589 79 513 (3.7) 94 514 (3.2) 89 495 (3.3) 84

Belgius/Fr 4 9.8 587 77 518 (3.3) 92 585 (2.8) 85 586 (3.5) 83

Greece 4 9.3 584 75 514 (3.8) 38 511 (3.6) 35 438 (3.8) 85

Spain 4 18.8 584 78 497 (2.4) 36 585 (2.3) 92 589 (2.7) 89

Germany/H 7

9.4 583 84 491 (2.3) 93 497 (2.9) 184 528 (3.2) 94

Canada/BC 3 8.9 588 88 582 (3.5) 96 499 (2.7) 94 588 (2.8) 86

Germany/E 3 9.5 499 84 482 (4.2) 93 493 (3.6) 183 522 (5.8) 96

Hungary T

9.3 499 78 496 (2.9) 88 493 (3.1) 181 589 (3.5) 89

Slovenia ^ 9.7 498 78 582 (2.7) 94 489 (2.5) 93 583 (2.5) 32

Netherlands 9.2 485 73 494 (3.3) 85 488 (3.4) 37 481 (3.9) 82

Cyprus 4 9.8 481 n

492 (2.4) 92 475 (2.3) 91 576 (2.1) 31

Portugal 4 18.4 478 74 433 (3.3) 81 488 (3.8) 84 471 (4.5) 92

Centsrk .". 9.8 475 111 463 (3.4) 119 467 (3.5) 127 4963.6) 12

I

Trinidad/Tobago 4 7 »D 451 79 455 (3.6) 91 453 (3.4) 93 448 (3.3)

Indonesia 4 18.8 394 59 482 (2.8) 66 411 (3.2) t t

369 (3.8) 66

Venezuela 4 18.1 383 74 373 (3.2) n i

D O 396 (3.3) 91 374 (3.7) 84

Rendahnya

kemampuan

membaca

murid-murid

sekolah

dasar di Indonesia merupakan masalah, sekaligus merupakan

tantangan

bagi guru-guru sekolah dasar saat

ini,

karena

(11)

membaca dikalangan peserta didik tidak terpenuhi

sebagai-mana yang diharapkan. Oleh karena itu perlu adanya suatu

penelitian,

guna mengkaji

faktor-faktor yang

menyebabkan

rendahnya aktivitas membaca yang dilakukan peserta didik

dalam

belajar.

Kita dapat membayangkan

kesulitan

yang

akan

dialami

oleh

peserta didik

dalam

proses

belajar

mengajar, bilamana kegiatan membaca masih merupakan prob-lema bagi sebagian besar peserta didik di tingkat sekolah dasar. Hal ini mengingat banyaknya kajian/mata pelajaran yang harus dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar.

Untuk menjawab tantangan di atas, maka peran guru

semakin dibutuhkan, sebagaimana yang dikemukakan R.Ibrahim*

( 1991 : 129 ) bahwa keberhasilan pengajaran di sekolah sangat ditentukan oleh faktor guru, karena bagaimanapun baiknya sarana pendidikan apabila guru tidak dapat menja-lankan tugas dengan baik, maka hasil pengajaran tidak akan

merauaskan. Oleh karena itu upaya peningkatan mutu dan

kualitas guru terus diupayakan, terutama melalui pendidi

kan dan penataran. Dalam upaya peningkatan mutu dan kuali

tas guru, pemerintah telah memberikan kesempatan kepada

guru-guru sekolah dasar untuk dapat melanjutkan

pendidi-kannya pada program penyetaraan diploma dua ( D2 ). Dalam

pembinaan guru, pemerintah melalui proyek pembaharuan

kurikulum SD yang disempurnakan tahun 1986 telah membentuk

kelompok kerja guru ( KKG ), yang dipusatkan pada SD inti.

(12)

kegiatan

guru

( PKG ), yang

secara

berkala

memberikan

pembinaan

kepada

guru-guru. Permasalahan yang

di

bahas

pada kegiatan KKG dan PKG berkisar tentang pemantapan cara

mengajar

guru

dalam proses belajar

mengajar

di

kelas,

termasuk proses belajar mengajar membaca.

Konsep guru tentang strategi mengajar dan

penerapan-nya dalam proses belajar mengajar membaca dapat

ditingkat-kan melalui peran yang diberiditingkat-kan oleh kepala sekolah

atau

penilik sekolah sebagai orang yang bertanggung jawab dalam

membina

guru-guru

di sekolah.

Peran tersebut

dapat

di

lihat

dari kepemimpinan kepala sekolah dalam

menciptakan

kondisi

sekolah

yang kondusif, yang

memungkinkan

guru-guru

meningkatkan

mutu

dan

kualitas

pengetahuannya.

Disamping

kepemimpinan kepala sekolah, maka peran

super-visi

pengajaran

turut membantu peningkatan

mutu

proses

belajar

mengajar

membaca yang secara

berkala

dilakukan

oleh kepala sekolah atau penilik sekolah.

Hasil

wawancara dengan kepala sekolah

mengungkapkan

bahwa

salah

satu

faktor

penyebab

rendahnya

aktivitas

membaca peserta didik sebagian besar disebabkan

kurangnya

buku-buku bacaan yang tersedia di sekolah, baik dari

segi

kuantitas maupun dari jumlah judul yang ada.

a. Pentingnya masalah

Ada beberapa hal yang mendorong penulis

menganggap

(13)

1. Sebagai upaya peningkatan kualitas dan mutu profesional

guru. Oleh karena

yang dilakukan guru dalam proses

bela

jar

mengajar sangat ditentukan oleh

persepsinya

tentang

konsep

strategi mengajar yang akan dilakkan dalam

proses

belajar

mengajar di depan kelas.

Hasil

penelitian

yang

dilakukan oleh Jiyono ( 1986 ) menunjukkan para guru SD di

Indonesia

masih

memiliki

kesulitan

dalam

mengajarkan

beberapa

mata

pelajaran

yang ada

pada

sekolah

dasar,

terutama

dalam penguasaan aspek pedagogis

dan

pemecahan

masalah

dalam penerapan pendekatan proses belajar

menga

jar.

Disamping itu, guru juga mengalami

kesulitan

dalam

menentukan

cara melaksanakan tugasnya sebagai guru

dalam

kegiatan proses belajar mengajar.

Untuk

mengatasi

hal-hal tersebut di

atas,

kiranya

cukup

beralasan

apabila

konsep

guru

tentang

strategi

mengajar merupakan aspek penting baginya untuk melakukan

kegiatan belajar mengajar di depan kelas. Hal ini

sejalan

dengan

pendapat Nasution ( 1989

: 79

)

bahwa

pentingnya

strategi mengajar dalam proses belajar mengajar adalah :

(1) Untuk menjamin agar kurikulum yang direncanakan

dapat

dilaksanakan sehingga tujuan

tercapai,(2)

Agar

pelajaran yang sama yang diberikan oleh beberapa tenaga

pengajar

dilakukan

secara

konsisten

sehingga

tidak

merugikan kelas tertentu, 3) Mengusahakan agar dalam proses belajar mengajar yang serasi dan tidak hanya

terbelenggu

oleh

metode ceraaaah.

(4)

Membantu

guru

member!

pelajaran yang efektif serta

menarik

dengan

(14)

2.

Untuk

meningkatkan mutu dan kualitas

proses

belajar

mengajar yang dilakukan di kelas. Mutu dan kualitas proses

belajar

mengajar akan teirlihat pada

waktu

diterapkannya

konsep

strategi mengajar dalam proses

belajar

mengajar.

Menurut Ansyar ( 1992 : 7 ) bahwa proses pembelajaran yang

berkualitas bukan lagi terpusat pada guru atau pada

bahan

ajaran, melainkan kepada pribadi peserta didik.

Selanjut-nya Ansyar ( 1992 ) mengatakan bahwa, guru harus

berperan

lebih,

yakni sebagai konselor,

inovator atau

fasilitator

untuk memaksimalkan pembelajaran peserta didik.

3.

Sebagai

upaya peningkatan mutu dan

kualitas

belajar

murid.

Mutu dan kualitas belajar murid biasanya di

lihat

dari

prestasi

atau keberhasilan yang

di

capai

setelah

mereka

menamatkan

studinya

pada

lembaga

pendidikan

(

sekolah

).

Hal ini sejalan dengan pendapat

Rochman

Na-tawijaya (1992 : 1) bahwa mutu pendidikan biasanya dinilai

dari

hasilnya,

demikian juga

dengan

sistem

pendidikan

dinilai

efektif dan program pendidikan

bermutu,

apabila

hasilnya yaitu prestasi belajar peserta didiknya baik.

b. Kedudukan masalah dalam kurikulum

Konsep guru tentang strategi mengajar dalam.konteks

kurikulum

merupakan bagian yang amat

menentukan,

terutama

dalam

pengembangan kurikulum.

Dalam hubungan

ini

peran

guru

dalam

kurikulum sangat mempengaruhi apa

yang

akan

dilakukannya di kelas, baik sebagai perencana

pengajaran,

(15)

pengem-bang kurikulum di tingkat kelasnya. Menurut Nana Syaodih

( 1988 : 174 ) bahwa peran guru sebagai pengembang kuriku

lum di kelasnya adalah menilai tingkah laku dan prestasi

belajar murid-murid dalam kelas, juga menilai implementasi

kurikulum dalam lingkup yang lebih luas. Selanjutnya Nana

Syaodih ( 1988 ) mengatakan bahwa hasil penilaian tersebut

sangat membantu pengembangan kurikulum, guna memahami

hambatan-hambatan dalam implementasinya, sekaligus mencari

upaya untuk mengoptimalkan kegiatan-kegiatan guru.

Berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas, maka

kedudukan konsep guru tentang strategi mengajar dalam

kurikulum adalah :

(1) Sebagai pedoman dalam menyusun perencanaan pengajaran

yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar

membaca di kelas,

(2) Sebagai pedoman dalam implementasi kurikulum,

karena ..." apa yang dilakukan di kelas pada dasarnya

adalah untuk merealisasikan ide yang terkandung dalam

kurikulum agar menjadi kenyataan" (Hamid Hasan,1984),

(3) Sebagai pedoman dalam memberikan penilaian terhadap

implementasi kurikulum, di tingkat kelas yang selanjut

nya dapat digunakan untuk pengembangan kurikulum,

terutama dalam proses belajar mengajar.

2. Masalah dan fokus penelitian

a. Masalah penelitian

(16)

10

mengajar membaca di sekolah dasar dewasa ini adalah

menyangkut tentang berkurangnya peran guru dalam

menumbuh-kan aktivitas murid dalam membaca, guna mendapatmenumbuh-kan penge

tahuan dan pengalaman belajar. Permasalahan ini

melibat-kan

beberapa unsur, salah satunya adalah

unsur

mengenai

persepsi guru

tentang strategi mengajar yang harus dilaku

kan

dalam proses belajar mengajar membaca.

Persepsi

guru

itu akan mempengaruhi praktek pendidikan di kelas, sehing

ga pekerjaan mengajar yang mendidik itu selalu ditandai

oleh

siklus

yang tidak berkeputusan

mengenai

apa

yang

ingin

di capai murid dalam belajar,

apa yang menjadi

isi

proses belajar mengajar membaca, bagaimana implementasi proses belajar mengajar, dan sejauh mana proses itu telah

berhasil diwujudkan oleh murid.

Masalah yang diajukan di atas ternyata relevan dengan

persoalan-persoalan yang dihadapi guru-guru di sekolah

dasar, baik dari segi pengembangan konsep strategi

menga

jar maupun dalam implementasinya di kelas. Hasil wawancara dengan kepala sekolah tentang pelaksanaan proses belajar mengajar membaca yang dilakukan guru-guru di kelas,

menun-jukkan adanya ketidak serasian antara konsep guru

tentang

(17)

11

proses

belajar

mengajar, menunjukkan

ketidak

siapannya

dalam

merealisasikan

ide-ide kurikulum

dalam

kegiatan

belajar

mengajar.

Menurut

Konsorsium

Ilmu

Pendidikan

( 1988 : 19 ) bahwa ketidak siapan guru dalam

mengakumula-si setiap urunan nyata kepada upaya pencapaian tujuan utuh

pendidikan,

akan

mengakibatkan praktek

pendidikan

yang

kurang tepat, akibatnya para guru akan menggunakan

sistem

penyamnpaian

sedemikian

rupa, seolah-olah

semua

pesan

pendidikan

merupakan hasil langsung pengajaran,

sehingga

pengajaran

yang

seharusnya

merupakan

wujud

pendidikan

dikebiri menjadi pemberian informasi semata-mata.

Berdasarkan

hal-hal

tersebut di

atas,

maka

fokus

masalah yang akan dikaji dalam studi ini dibatasi pada dua

aspek yakni :

1. BAGAIMANAKAH KONSEP GURU TENTANG STRATEGI MENGAJAR YANG DIGUNAKAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR ?

2. BAGAIMANAKAH PENERAPAN STRATEGI MENGAJAR YANG DIGUNA KAN GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR MEMBACA ?

Konsep guru

tentang strategi mengajar merupakan aspek

penting

yang

akan

memandu guru

dalam

melakukan

tugas

mengajar di kelas. Di samping itu juga dapat mencerminkan

pengetahuan,

pengalaman dan pemahaman guru tentang

tugas

mengajar. Konsep guru tentang strategi mengajar dalam

studi

ini akan dibatasi pada aspek-aspek

berikut,

yakni

(18)

pendekatan-pendekatan

yang digunakan dalam proses

belajar

mengajar

membaca,

metode-metode

mengajar

dalam

proses

belajar

membaca, dan evaluasi/penilaian hasil belajar membaca. Penerapan strategi mengajar dalam proses belajar mengajar membaca akan dibatasi pada beberapa fase-fase

yakni sebagai berikut :

(a) fase perencanaan, (b) fase implementasi (pelaksanaan) (c) fase evaluasi( penilaian ), dan (d) fase tindak lanjut

dari evaluasi yang dilakukan dalam proses belajar mengajar

membaca. Penerapan strategi mengajar dalam proses belajar mengajar membaca dapat juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor guru yang mengajar, faktor murid

yang belajar, faktor lingkungan dan suasana sekolah serta

faktor sosial ekonomi orang tua murid.

b. Pertanyaan-pertanyaan penelitian

Mengingat banyaknya aspek-aspek dan faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi konsep guru tentang strategi mengajar dan penerapannya dalam proses belajar mengajar membaca, maka rumusan masalah dalam kajian ini akan dibat

asi pada dua masalah inti, penyajiannya dirumuskan dalam

bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut i

1. BAGAIMANAKAH KONSEP GURU TENTANG SIRATEGI MENGAJAR YANG

DIGUNAKAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR ?

a. Bagaimanakah konsep guru tentang tujuan pengajar

an ?

(19)

13

yang digunakan dalam proses belajar mengajar ?

c. Bagaimanakah

konsep guru tentang metode mengajar

yang

digunakan dalam proses belajar mengajar ?

d. Bagaimanakah

konsep

guru

tentang

evaluasi/penilaian

yang dilakukan dalam proses belajar mengajar ?

2. BAGAIMANAKAH PENERAPAN STRATEGI MENGAJAR YANG DIGUNAKAN

GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR MEMBACA ?

a. Bagaimanakah

perencanaan

pengajaran

yang

disusun

guru dalam proses belajar mengajar membaca ?

b. Bagaimanakah

implementasi/

pelaksanaan

pengajaran

membaca dalam proses belajar mengajar membaca ?

c. Bagaimanakah penerapan evaluasi/ penilaian hasil

belajar

murid

yang

dilakukan

dalam

proses

bela

jar mengajar membaca ?

d. Bagaimanakah

tindak lanjut hasil evaluasi/

penilaian

hasil belajar murid yang dilakukan dalam proses be

lajar mengajar membaca ?

3. Tujuan dan kegunaan penelitian

a. Tujuan umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut :

(20)

14

2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis penerapan strategi mengajar dalam proses belajar mengajar membaca yang dilakukan guru di kelas.

b. Tujuan khusus

Untuk memberikan kejelasan mengenai aspek-aspek yang berhubungan dengan konsep guru tentang strategi

mengajar-dan penerapannya dalam proses belajar mengajar, yakni :

1. Informasi mengenai konsep guru tentang tujuan pengaja

ran yang dijadikan sasaran bagi guru dalam melakukan

kegiatan belajar mengajar,

2. Informasi mengenai konsep guru tentang pendekatan

mengajar yang dikembangkan guru dalam mengoptimalkan

proses belajar mengajar,

3. Informasi mengenai konsep guru tentang metode mengajar

yang digunakannya dalam proses belajar mengajar sebagai

upaya untuk memudahkan anak didik menerima bahan

aja-ran,

4. Informasi mengenai konsep guru tentang evaluasi/ peni

laian hasil belajar murid dalam proses belajar menga

jar, sebagai bagian untuk menentukan keberhasilan anak

didik dalam belajar,

5. Informasi tentang penerapan perencanaan pengajaran yang

diaktualisasikan guru dalam proses belajar mengajar

membaca di kelas,

6. Informasi tentang implementasi/ pelaksanaan proses

(21)

7.

Informasi

tentang penerapan evaluasi/ penilaian

hasil

belajar murid yang dilakukan guru dalam proses

belajar

mengajar membaca di kelas,

8. Informasi

tentang tindak lanjut hasil

penilaian

yang

dilakukan guru dalam upaya meningkatkan aktivitas murid

dalam kegiatan belajar ( membaca ).

c. Kegunaan penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan

yang

berharga,

baik

secara

teoritis

maupun

secara praktis.

Secara teoritis temuan penelitian ini dapat memberi

kan sumbangan dan masukan dalam penyusunan

konsep

tentang

strategi

mengajar,

yang dapat mengembangkan

keterampilan

berpikir

murid,

sehingga pemahamannya

terhadap

tujuan-tujuan

pengajaran

( kognitif,

afektif dan

psikomotor

)

serta isi bahan ajaran dapat diimplementasikan secara

aktual.

(22)

j f i y

"NSW

ySSt-.yS* , •:••'<: >. f.S >: .. **'.?%&

:<•• .*•-' . ••ft-.ift >.•>• . . . • *"'•?. -ftf."

•• •• ••:•."•.-•:• ^Sfr &t iS xfc

(23)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Studi ini dilakukan dengan pendekatan naturalistik

kualitatif,

yang secara mendalam mengkaji dan menganalisis

konsep

guru

tentang strategi mengajar

dan

penerapannya

dalam

proses belajar mengajar membaca.

Aspek-aspek

yang

dikaji dalam studi ini meliputi bermacam-macam karakteris

tik

atau fenomena yang saling berhubungan

serta

faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan strategi mengajar dalam

proses belajar mengajar membaca.

Penelitian

ini

juga akan mengkaji

secara

objektif

kondisi-kondisi yang terjadi dalam proses belajar mengajar

membaca,

karena

itu peran peneliti

sangat

penting

dan

menentukan.

Menurut Nana Sudjana dan R.Ibrahim (

1989

:

206

) bahwa keberadaan peneliti dalam penelitian

kualita

tif

pada dasarnya berusaha mempelajari

secara

objektif

keadaan

subjektif

para

subjek

yang

diteliti,

nilai

studi/penelitian adalah mendeskripsikan pengertian atau

makna dari suatu proses.

Menurut Lexy J.Moleong ( 1989 : 2-7 ) disimpulkan

bahwa

penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan

yang

diarahkan pada latar dan

individu secara holistik,

dengan

mengandalkan manusia sebagai alat penelitian yang secara langsung berhubungan dengan responden. Penelitian kuali

tatif naturalistik ini melakukan analisis data secara

(24)

67

induktif, pembentukan abstraksi berdasarkan

bagian-bagian

yang

telah

dikumpulkan.

Penelitian

ini

lebih

banyak

mementingkan

proses

dari

pada

hasil,

karena

hubungan

bagian-bagian

yang

diteliti

akan

lebih

jelas

apabila

diamati dalam proses.

Penelitian

kualitatif

merupakan

pendekatan

yang

secara langsung mengamati perilaku orang yang akan diteli

ti,

serta berusaha semaksimal mungkin memahami

apa

yang

dialami oleh subjek itu.

Hal ini sejalan dengan

pendapat

Nasution

( 1988 : 102 ) bahwa penelitian kualitatif

pada

hakekatnya

adalah untuk mengamati orang dalam

lingkungan

hidupnya,

serta

berusaha memahami

bahasa

dan

tafsiran

mereka tentang dunia sekitarnya.

Untuk

teraktualisasinya pendekatan dimaksud, maka

aspek-aspek

yang menjadi pedoman bagi peneliti dalam

melakukan

pendekatan harus dapat dipahami ciri-ciri dari

penelitian

kualitatif.

Menurut Bogdan dan Biklen ( 1982 : 27 - 28

)

dan Nana Sudjana dan R.Ibrahim ( 1989 : 197 - 200 )

bahwa

karakteristik/ciri-ciri dari penelitian kualitatif

adalah

sebagai berikut :

(1)

Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan

alamiah

sebagai sumber data langsung,

(2)

Penelitian kualitatif sifatnya

deskriptif

analitik,

(3)

Tekanan

penelitian

ada pada proses dan

bukan

pada

hasil,

(25)

68

(5) Penelitian kualitatif menggunakan makna.

a. Lokasi Penelitian

Penelitian

ini

dilakukan

di

Kotamadya

Pekanbaru,

dengan

memperhatikan

rayon-rayon

yang

ada

dalam ling

kungan Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kotama dya Pekanbaru. Kotamadya Pekanbaru terdiri dari delapan kecamatan dengan menempatkan tiga kantor Departemen Pen

didikan dan Kebudayaan yakni :

1. Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan kecamatan

Rumbai yang meliputi kecamatan Rumbai dan kecamatan

Senapelan,

2. Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan kecamatan

Lima puluh, yang meliputi kecamatan Lima puluh, keca

matan Sail dan kecamatan Bukitraya,

3. Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan kecamatan

Sukajadi, yang meliputi kecamatan Sukajadi, kecamatan

Pekanbaru Kota dan Kecamatan Tampan.

Dengan demikian kantor Departemen Pendidikan dan Kebu

dayaan Kotamadya Pekanbaru dan kantor Departemen Pendidik

an dan Kebudayaan kecamatan akan menjadi tempat peneli

tian guna mendapatkan informasi tentang pembinaan yang

diberikan kepada guru-guru sekolah dasar khususnya dalam

pengajaran membaca.

1. Kantor Depdikbud Kotamadya Pekanbaru

(26)

69

Pendidikan dan Kebudayaan Kotamadya Pekanbaru ( Kasi

pendidikan sekolah dasar ) adalah informasi yang berkenaan dengan pembinaan terhadap guru-guru sekolah dasar dalam meningkatkan pengetahuan, ketrampilan mengajar, diskusi, kelompok kerja guru terutama dalam pengembangan kurikulum

dan metodologi pengajaran.

2. Kantor Depdikbud Kecamatan

Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan kecamatan

merupakan instansi yang secara langsung membina guru-guru

sekolah dasar dalam pelaksanaan tugas pengajaran di seko

lah. Pembinaan terhadap guru-guru dalam kegiatan pengaja

ran dilakukan melalui supervisi yang secara berkala dilak

ukan oleh penilik. Pada kantor Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan kecamatan itu akan didapatkan informasi menge

nai pembinaan yang dilakukan oleh para penilik, khususnya

dalam proses belajar mengajar membaca. Disamping itu juga

untuk mendapatkan persepsi mengenai aktivitas mengajar

yang dilakukan guru dalam proses belajar mengajar membaca.

3. Sekolah dasar

Sekolah dasar yang menjadi lokasi penelitian ini

adalah sekolah-sekolah yang memungkinkan subjek (

guru-guru yang menjadi responden ) dapat memberikan informasi

secara komprehensif mengenai aktivitas guru dalam proses

belajar mengajar membaca. Hal ini penting, karena peneli

tian ini diharapkan mampu mengungkapkan fenomena-fenomena

(27)

70

dikaji secara teoritis dengan mengemukakan alasan secara

konseptual. Dengan demikian pemilihan terhadap sekolah

dasar sebagai lokasi penelitian didasarkan atas pertim

bangan dan saran Kakandepdikbudcam, penilik sekolah yang

mengetahui sekolah-sekolah yang dibinanya.

TABEL II

DAFTAR SD YANG MENJADI TEMPAT/LOKASI PENELITIAN

NO NAMA SEKOLAH KANDEPDIKBUD KECAMATAN

1 2 3

SD NEG XRY RBI

SD NEG XRB BR

SD XBI PB

KEC.RUMBAI

KEC.LIMA PULUH

KEC.SUKAJADI

RUMBAI

BUKIT RAYA

PK.BARUKOTA

b. Subjek Penelitian.

Yang dijadikan subjek penelitian atau responden utama dalam penelitian ini adalah guru-guru kelas lima yang langsung bertindak sebagai guru kelas. Guru-guru itu mengajar seluruh muatan kurikulum, kecuali mata pelajaran Pendidikan Agama dan Pendidikan Jasmani. Untuk mendukung data primer yang diperoleh dari responden utama mengenai aktivitas mengajar membaca, dilakukan pendekatan kepada kepala sekolah, penilik sekolah, guna mendapatkan

informasi atau data. Disamping itu juga untuk menda

patkan pandangan mengenai aktivitas dan prilaku subjek dalam proses belajar mengajar membaca, serta usaha-usaha yang dilakukan guru-guru dalam meningkatkan aktivitas

membaca murid-murid di kelas. Kepada guru ( subjek ) juga

(28)

71

dilakukannya dalam proses belajar mengajar membaca. Hal ini penting karena menyangkut validitas yang dilakukan

guru-guru dalam proses belajar mengajar membaca.

Penentuan subjek dalam penelitian ini menggunakan

purpossive sampling, adalah pilihan yang ditentukan oleh

peneliti, aspek dan siapa yang dijadikan fokus pada saat

situasi tertentu, dan karena itu terus menerus sepanjang

penelitian. Menurut S. Nasution ( 1988 : 32-33 ) untuk

mendapatkan informasi melalui pendekatan kualitatif,

sampling dapat dilanjutkan sampai dicapainya taraf

redu-dancy, ketuntasan atau kejenuhan. Dengan demikian

besar-nya sampel bukanlah merupakan hal yang utama. Selanjutnya

Subino ( 1988 : 12 ) mengatakan bahwa peneliti kualitatif

tidak akan memulai dengan menghitung atau memperkirakan

banyaknya populasi dan kemudian menghitung proporsi

sam-pelnya sehingga dipandang sebagai yang telah

representa-tif.

c. Teknik Penelitian.

Teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah :

(1) Observasi,

(2) Wawancara,

(3) Studi dokumentasi.

Teknik-teknik pengumpulan data di atas diharapkan

(29)

72

diperlukan. Data-data dimaksud berupa data primer dan data sekunder. Data primer adalah data/informasi yang

secara langsung diperoleh melalui guru-guru, kepala seko

lah, penilik sekolah dan kasi pendidikan sekolah dasar

pada kandepdikbud Kotamadya Pekanbaru. Yang berupa akti

vitas mengajar guru dalam proses belajar mengajar membaca,

upaya-upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan aktivi

tas membaca murid-murid dalam belajar. Sedangkan data

sekunder adalah data mengenai aktivitas mengajar guru-guru

dalam proses belajar mengajar membaca dalam bentuk

tertu-lis, seperti model satuan pelajaran, program pengajaran,

rencana remedial dan kalender kegiatan pengajaran untuk

meningkatkan aktivitas membaca murid, prasarana pendidikan

yang mendukung kelancaran proses belajar mengajar membaca.

1) Teknik observasi

Teknik observasi dilakukan adalah untuk mengamati

secara langsung kondisi aktual yang dilakukan guru-guru

dalam kegiatan proses belajar mengajar membaca. Tujuannya

adalah untuk mengamati dan mendengar tentang perilaku

subjek dalam proses belajar mengajar membaca. Menurut

James A. Black dan Dean J. Champion ( 1992 : 287 ) bahwa

tujuan utama observasi adalah untuk mengamati tingkah laku

manusia sebagai peristiwa aktual, kedua adalah untuk

menyajikan kembali gambaran-gambaran sosial subjek.

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini memuat

(30)

73

Menurut James A. Black dan Dean J. Champion

(1992 :

288)

sebagai suatu metode, observasi bersifat alamiah dan pemahamannya harus disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan

khusus

dari

peneliti, dari pentingnya

permasalahan

dan

sasaran umum dari penelitian.

Beberapa aspek yang diamati dalam kegiatan

observasi

adalah aspek-aspek yang berhubungan dengan proses

belajar

mengajar membaca,

yang meliputi penerapan tujuan

pengaja

ran, pendekatan yang digunakan, pelaksanaan metode menga

jar,

pelaksanaan evaluasi/penilaian hasil

belajar

murid

dan

aspek-aspek

lain yang berhubungan

dengan

aktivitas

guru dalam melakukan proses belajar mengajar. 2) Teknik wawancara

Menurut James A.Black dan Dean J. Champion ( 1992 :

305

)

wawancara

adalah teknik

penelitian

yang

paling

sosiologis dari semua teknik-teknik penelitian. Denzin ( 1970 : 195 ) dalam James A. Black dan Dean J. Champion ( 1992 ) mengatakan bahwa wawancara adalah pertukaran percakapan dengan tatap muka dimana seseorang memperoleh informasi dari yang lain. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif memiliki fungsi yang amat penting. Penting oleh karena wawancara dapat mendeskrip-sikan dan mengeksplorasi informasi yang di dapat dari

responden, sebagaimana yang dikemukakan oleh James A.Black

dan Dean J. Champion ( 1992 : 308-309 ) bahwa fungsi utama

(31)

74

Manfaat deskripsi adalah menetapkan pemahaman ke

dalam kondisi objektif dari beberapa responden, sedangkan

manfaat dari eksplorasi adalah untuk memberikan pemahaman

ke dalam dimensi-dimensi yang belum tergali dari permasa

lahan yang diajukan kepada subjek. Aspek lain yang

di-pentingkan dalam eksplorasi adalah adanya kajian yang

secara konseptual tidak selalu menghasilkan yang aktual

dalam menerangkan permasalahan yang diteliti, maka wawan

cara sangat efektif sebagai alat eksplorasi. Digunakannya

teknik wawancara dalam penelitian ini sebagai upaya untuk

mendapatkan informasi /data yang akurat mengenai aktivitas

pengajaran dan perilaku guru dalam proses belajar mengajar

membaca. Wawancara tersebut dilakukan kepada guru-guru

sebagai subjek ( responden utama ), kepala sekolah sebagai

atasan guru-guru ( subjek ), penilik sekolah dasar,

Kakan-depdikbudcam dan kasi pendidikan sekolah dasar pada kantor

Depdikbud Kotamadya Pekanbaru.

3) Studi dokumentasi

Teknik dokumentasi dalam penelitian ini dimaksudkan

adalah untuk mendapatkan data/informasi mengenai aktivitas

mengajar guru-guru dalam proses belajar mengajar membaca

yang sifatnya tertulis. Jenis-jenis dokumentasi itu

adalah program pengajaran, model satuan pelajaran, dan

rencana kegiatan remedial pengajaran membaca. Jenis

(32)

75

kegiatan supervisi atau kunjungan kelas, pertemuan

ptiba-di,

dan

pertemuan majelis guru.

Demikian

juga dengan

bukti otentik dari pembinaan penilik sekolah kepada

guru-guru dalam proses belajar mengajar membaca.

d. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Menurut

Nasution ( 1988 : 33-34 ) bahwa

pelaksanaan

penelitian

kualitatif

meliputi

beberapa

tahap

yakni :

(1)

tahap orientasi, (2) tahap eksplorasi, dan (3)

tahap

member check.

1. Tahap orientasi

Tahap

orientasi pada penelitian ini dilakukan

untuk

mendapatkan

gambaran tentang

karakteristik-karakteristik

yang

akan

dikaji sehubungan dengan

fokus

masalah

yang

disampaikan.

Kegiatan-kegiatan

itu

adalah

melakukan

pendekatan dengan guru-guru sekolah dasar, kepala sekolah,

penilik sekolah dengan harapan untuk mendapatkan

gambaran

menganai aspek-aspek yang berhubungan dengan

permasalahan

pengajaran

membaca di tingkat sekolah dasar.

Pada

tahap

ini

juga dibicarakan sekolah-sekolah yang akan

dijadikan

tempat

penelitian,

serta

Subjek ( responden

utama )

dari penelitian ini.

2.

Tahap eksplorasi

Tahap

eksplorasi

yang

dilakukan

dalam

studi

ini

adalah untuk mendapatkan data dan informasi melalui wawan

(33)

76

responden yakni :

a.

Melakukan wawancara secara intensif dengan

guru-guru

yang

menjadi

subjek

( responden

utama

).

Fokus

wawancara

berkisar

tentang

masalah-masalah

yang

berkaitan dengan konsep guru mengenai tujuan pengaja

ran,

pendekatan

dalam

proses

belajar

mengajar,

metode

mengajar yang diterapkan,

evaluasi/penilaian

hasil

belajar murid

dalam proses

belajar

mengajar

membaca.

b.

Melakukan

wawancara

dengan

kepala

sekolah

yang

merupakan

atasan

langsung

dari guru

(

subjek

).

Fokus wawancara berkisar pada aktivitas mengajar yang

dilakukn guru dalam proses belajar mengajar

membaca,

serta mendapatkan pandangan mengenai kualitas

proses

belajar

mengajar membaca yang dilakukan

oleh

guru-guru di kelas.

Disamping itu juga untuk

mendapatkan

informasi

mengenai faktor-faktor

yang

mempengaruhi

pelaksanaan

proses

belajar mengajar

membaca,

yang

berupa minat,

motivasi,

kegairahan kerja guru,

disip-lin mengajar,

aktivitas murid dalam belajar

membaca,

sarana pendidikan yang digunakan dalam proses belajar

mengajar membaca serta kondisi objektif dari

lingku

ngan

sekolah dalam membantu kelancaran belajar

menga

jar di kelas.

c.

Melakukan

wawancara

dengan

penilik

sekolah

yang

(34)

77

guru-guru.

Wawancara itu dilakukan untuk mendapatkan

pemahaman sebagai bahan perbandingan dalam memberikan

deskripsi

terhadap

pelaksanaan

proses

belajar

mengajar membaca yang dilakukan guru-guru di kelas.

d.

Melakukan

wawancara dengan kasi

pendidikan

sekolah

dasar

pada

kandepdikbud

Kotamadya

Pekanbaru.

Wawancara

itu dilakukan untuk mendapatkan

pemahaman

mengenai

hal-hal/aspek-aspek

yang

belum

terjaring

dari

wawancara

sebelumnya.

Juga

dapat

digunakan

sebagai

bahan

perbandingan

dalam

analisis

dan

rekomendasi.

e.

Melakukan

observasi ( pengamatan ) tentang

kegiatan

belajar

mengajar

yang dilakukan subjeks

di

kelas.

Aspek-aspek

yang

diamati

meliputi

Implementasi/

Pelaksanaan

Proses

Belajar Mengajar

dan

Evaluasi/

Penilaian hasil belajar murid.

f.

Melakukan studi dokumentasi terhadap Satuan Pelajaran

atau

Rencana Pengajaran yang di buat

subjeks

dalam

upaya menciptakan Proses Belajar Mengajar Membaca.

3. Member check

Kegiatan member check dalam studi kualitatif

merupa

kan hal yang amat penting.

Penting karena

yang

dilapor-kan

peneliti harus sejalan dengan yang

diungkapkan

oleh

subjek

( responden utama ).

Menurut

S.

Nasution ( 1988

:

118

) tujuan member check

dalam

kajian

naturalistik

(35)

78

laporan

penelitian

sesuai

dengan

yang

dimaksud

oleh

informan.

Kegiatan

member check dilakukan

agar

laporan

yang disampaikan peneliti tentang konsep strategi mengajar

dan

penerapannya

dalam proses belajar

mengajar

membaca

sesuai

dengan

apa yang

disampaikan

responden.

Selama

penelitian berlangsung kegiatan member check selalu dilak

ukan

dengan

informan secara informal,

tujuannya

adalah

untuk

melengkapi informasi mengenai konsep

guru

tentang

strategi

mengajar dan penerapannya dalam

proses

belajar

mengajar membaca.

e. Memperoleh Tingkat Kepercayaan Hasil Penelitian

Menurut Nasution ( 1988 : 114 ) suatu penelitian dapat memperoleh tingkat kepercayaan apabila memenuhi beberapa kriteria yakni : (1) kreadibilitas ( validitas

internal

), (2)

transferabilitas ( validitas eksternal

)

dan (3) konfirmabilitas ( objektivitas ).

Kreadibrltas adalah aspek yang membicarakan tentang kebenaran hasil penelitian untuk dapat dipercaya. Lang-kah-langkah yang dilakukan untuk dapat terpenuhinya krea

dibilitas adalah :

a. Melakukan observasi ( pengamatan ) secara kontinu

(36)

dideskrip-79

sikan itu.

b.

Mengadakan trianggulasi , yaitu mencocokkan data yang

diperoleh

dari subjek ( responden utama

)

mengenai

konsep

guru

tentang strategi

mengajar,

yang

mana

kegiatannya dilakukan melalui wawancara.

Serta pener

apan strategi mengajar dalam proses belajar

mengajar

membaca yang pelaksanaannya dilakukan melalui obser

vasi dan studi dokumentasi,

dengan data yang dipero

leh

dari kepala sekolah dan penilik sekolah

tentang

apa yang disampaikan dan dilakukan subjek ( responden

utama

)

dalam proses belajar

mengajar

membaca

di

kelas sebagai implementasi kurikulum.

c.

Melakukan

member

check,

yaitu

melakukan

penilaian

tentang kebenaran data yang diberikan oleh

subjeks

(

responden utama )

mengenai

konsep

guru

tentang strategi mengajar,

dengan penerapan

strategi

mengajar yang dilakukan dalam proses belajar mengajar

membaca, sebagai implementasi kurikulum. Hal itu

perlu

dilakukan,

karena masalah konsep guru

tentang

strategi

mengajar dideskripsikan melalui

wawancara,

sedangkan

penerapan strategi mengajar

dalam

proses

belajar mengajar membaca dideskripsikan melalui observasi dan studi dokumentasi.

Transferabilitas

berkenaan dengan

hasil

penelitian

yang dapat digunakan/diaplikasikan pada aspek-aspek

lain,

(37)

80

dalam hal ini adalah guru-guru sekolah dasar yang terlibat

secara

langsung dalam aktivitas belajar mengajar,

kepala

sekolah

sebagai supervisor yang selalu memberikan

pembi

naan

kepada

guru-guru,

terutama

dalam

kegiatan

proses

belajar mengajar.

Konfirmabilitas

dan

dependabilitas

adalah

aspek

mengenai

kebenaran penelitian naturalistik yang

menggam-barkan adanya proses " audit trail ".

Menurut Lincoln dan

Guba

(

1985 : 319 ) trail maksudnya adalah

jejak

yang

dapat diikuti dan dilacak.

Audit

maksudnya

pemeriksaan

terhadap

ketelitian

yang

menimbulkan

adanya

suatu

keyakinan.

f. Analisa Data

Prosedur mengenai cara melakukan analisis data dengan

pendekatan kualitatif naturalistik,

sampai saat ini

masih

dihadapkan pada pandangan dan pendapat pakar yang berbeda,

dengan

pengertian belum adanya kesepakatan

dan

kesamaan

pendapat tentang cara yang harus dilakukan dalam

mengana

lisis

data.

Menurut Patton dalam Moleong ( 1989 : 112

)

analisis

data dengan pendekatan kualitatif adalah

proses

mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu

pola, kategori, dan satuan uraian dasar.

Nana Sudjana dan

R.Ibrahim

( 1989

: 126

) mengatakan bahwa

analisis

data

dalam kajian kualitatif bisa di susun dan langsung

ditaf-sirkan untuk menyusun kesimpulan penelitian,caranya

mela

(38)

81

tujuan

penelitian.

Subino

( 1988

:

20

)

mengatakan

bahwa,

..."dalam

analisis

data kuantitatif

itu

metodanya

sudah jelas dan pasti,

sedangkan dalam analisis

data

kualitatif metodanya seperti belum tersedia.

Peneli-tilah yang berkewajiban menciptakannya sendiri.

Oleh

sebab

itu

ketajaman dan

ketepatan

analisiss

data

kualitatif

ini sangat tergantung

ketajaman

melihat

data

oleh peneliti

serta keka-yaan pengalaman

dan

pengetahuan yang telah dimiliki pe-neliti".

Berdasarkan

kutipan-kutipan di atas,

maka

langkah-langkah

yang

dilakukan

dalam

menganalisis

data

dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memilah

informasi atau data-data yang diperoleh

mela

lui

observasi, wawancara dan studi dokumentasi

dengan

guru-guru, kepala sekolah dan penilik sekolah.

2. Analisis

dilakukan

setiap selesai

pengumpulan

data,

yakni data yang diperoleh dari hasil observasi,

wawan

cara dan studi dokumentasi.

3. Membuat

kategorisasi data berdasarkan atas masalah dan

tujuan

penelitian. Dengan demikian

data

mentah

yang

terkumpul dapat ditransformasikan menjadi bagian-bagian

berdasarkan karakteristik-karakteristiknya.

Dalam

kait-an ini hubungkait-an setiap karakteristik

dijelaskan

sesuai

dengan konteksnya masing-masing.

4. Menafsirkan

data

sesuai

dengan

masalah

dan

tujuan

penelitian,

dalam rangka menyusun kesimpulan penelitian

guna memberikan makna dari data yang diperoleh,

(39)

proses yang diteliti sebagaimana adanya.

TABEL III

MATRIK PANDUAN PENGUMPULAN DATA

NO JENIS DATA YANG DIPERLUKAN

KONSEP GURU TENTANG STRATEGI MENGAJAR

DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

a. Konsep guru tentang tujuan pengajaran

membaca

b. Konsep guru tentang pendekatan yang

digunakan dalam proses belajar menga

jar membaca

c. Konsep guru tentang metode mengajar

dalam proses belajar mengajar membaca

d. Konsep guru tentang evaluasi/penilai

an hasil belajar murid

PENERAPAN STRATEGI MENGAJAR DALAM PROSES

BELAJAR MENGAJAR MEMBACA

a. Penerapan perencanaan pengajaran mem

baca dalam proses belajar mengajar

membaca

b. Implementasi/pelaksanaan proses bela

jar mengajar membaca

c. Evaluasi/penilaian hasil belajar mu rid dalam proses belajar mengajar

membaca

d. Tindak lanjut hasil evaluasi/penilai an hasil belajar murid dalam proses belajar mengajar membaca

Keterangan : KS = Kepala sekolah PS = Penilik sekolah

GR = Guru

W = Wawancara

0 = Observasi

SD = Studi dokumentasi

(40)

.-••I"

*0

•y-• •

K-X .-.•>

..-ft-^."

sS-ST.

•ft» .,$>••' ">.'•'* '•% ">,""•>"

.« ft' >y*

^s^^

•^ft..

K£n>

N\

(41)

BAB V

KESIMPULAN PEMBAHASAN DAN REKOMENDASI

Bab lima menyajikan beberapa kesimpulan hasil peneli

tian

berdasarkan masalah dan analisis masalah.

Disamping

itu disajikan pembahasan dengan mempertimbangkan beberapa masukan baik secara konseptual maupun pandangan dari

beberapa responden seperti Kepala Sekolah, Penilik Sekolah

dan Iain-lain. Rekomendasi dalam kajian ini ditujukan

kepada pihak-pihak yang terl ibat/terka.it dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di. sekolah dasar.

A. Kesimpulan

1. Persepsi guru tentang konsep strategi mengajar

Persepsi subjeks tentang strategi mengajar yang digunakan dalam proses belajar mengajar baru menggambarkan

upaya atau usaha dalam mengembangkan bahan ajaran. Secara

konseptual strategi mengajar yang diungkapkan subjeks relatif kurang memberikan arti/makna sebagai pendekatan

atau cara dalam usaha merubah pengetahuan menjadi pengala

man belajar. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan dan

pengalaman subjeks tentang cara-cara yang harus dilakukan

dalam mentransformasikan pengetahuan kepada peserta didik.

a. Konsep Guru tentang Tujuan Pengajaran

Persepsi subjeks tentang tujuan pengajaran lebih

banyak berorientasi pada aspek pengetahuan, yakni hal-hal

(42)

208

Apa

yang

diungkapkan subjeks tentang

tujuan

pengajaran

bersifat

kognitif,

afektif

dan

psikomotor

belum

menggambarkan magna yang sesungguhnya. Hal ini terlihat

dari

isi atau

lingkup tujuan pengajaran yang

diungkapkan

subjeks dalam mengembangkan materi/

bahan

ajaran yang

ada

dalam

kurikulum atau Garis-garis Besar Program Pengajaran.

Materi/bahan ajaran yang dikembangkan hanya terbatas

pada

bahasan yang ada dalam buku paket atau buku pegangar.

yang

diterbitkan

oleh

Balai

Pustaka,

sedangkan

aspek

yang

berkaitan dengan

lingkungan masyarakat

( Lokal

)

ternyata

belum dapat dikembangkan sebagaimana mestinya.

b. Pendekatan Mengajar yang digunakan

Persepsi subjeks tentang pendekatan mengajar dengan CBSA secara konseptual lebih berorientasi pada aktivitas murid dalam belajar. Keberadaan CBSA dalam proses belajar mengajar justru adanya kesempatan yang diberikan kepada subjek didik dalam mencari informasi dan kesempatan untuk memecahkan masalah-masalah dalam belajar, baik secara mandiri maupun secara bersama. Aktivitas belajar tersebut

terlihat pada waktu dilakukan kegiatan belajar kelompok, dimana murid-murid secara bersama mengerjakan tugas-tugas

atau latihan-latihan yang diberikan subjeks.

Kelemahan pelaksanaan CBSA dalam kegiatan belajar

mengajar justru disebabkan oleh kurangnya buku-buku sumber

yang dapat. dijadikan acuan bagi peserta didik dalam bela

(43)

209

bersumber dari

buku wajib atau buku pelengkap yang

diter—

bitkan

oleh Tiga Serangkai,

Intan Pariwara,

Maju

Medan,

yang mana isi. atau materi yang disajikan hampir bersamaan. Persepsi subjeks tentang pendekatan konseptional, emperikal cian eksperimental yang dikembangkan dalam proses membaca belum dapat diaktualisasikan sebagaimana mestinya. Hal ini tergambar dari ungkapan subjeks yang secara gam-blang atau transparan menyatakan kurangnya pengetahuan dan

pemahamannya tentang pendekatan-pendekatan dimaksud.

Salah satu hal yang penting di.terapkannya pendekatan

konseptional, emperikal dan eksperimental dalam proses

membaca adalah dibutuhkan adanya bahan bacaan yang

berwawasan daerah ( lokal ), karena bahan bacaan dimaksud

dapat mempercepat pengembangan wawasan peserta didik yanq

mana secara alamiah merupakan bagian dari kebudayaannya.

c. Metode Mengajar dalam Proses Belajar Mengajar

Persepsi subjeks tentang metode mengajar pada dasar

nya adalah usaha/cara yang dilakukan guru dalam membantu

anak didik menerima materi atau bahan ajaran. Penggunaan

metode dalam kegiatan belajar mengajar harus sejalan

dengan tujuan pengajaran, baik dalam bentuk kognitif,

afektif maupun psikomotor. Dalam bentuk kognitif peran

metode mengajar adalah bagaimana informasi dan fakta yang

disampaikan itu dengan mudah dapat diterima oleh anak

didik. Penempatan subjeks didik dalam kegiatan belajar

(44)

210

peran metode mengajar dalam proses belajar mengajar adalah

membantu

perkembangan potensi-potensi yang dimiliki

oleh

anak. didik tesebut, seperti bakat-bakat, kreativitas dan lain sebagainya. Permasalahan yang dihadapi subjeks dalam

mengembangkan

materi

atau

bahan

ajaran

terletak

pada

kurangnya pengetahuan dan

pemahaman subjeks tentang

cara-cara yang harus dilakukan dalam menerapkan metode-metode

mengajar, karena hasil pengamatan menunjukkan bahwa

beberapa metode mengajar yang digunakan dalam proses

belajar mengajar

pelaksanaannya cendrung hampir bersamaan,

sehingga tidak kelihatan adanya spesifikasi dari

masing-masing metode mengajar tersebut.

d. Evaluasi/Penilaian Hasil Belajar Murid

Persepsi. subjeks tentang evaluasi/penilaian secara

konseptual masih terbatas pada penilaian bersifat kuanti

tatif, yang mana setiap kegiatan penilaian selalu dihu

bungkan dengan angka. Keberhasilan anak didik dalam bela

jar

sangat ditentukan oleh hasil

ulangan atau ujian

yang

ditunjukkan oleh-angka-angka tingqi, walaupun kadang-kadang perolehan angka-angka tersebut tidak seluruhnya

usaha dari anak didik yang bersangkutan.

Keberadaan evaluasi/penilaian dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari dua aspek, yakni sebagai indikasi sejauhmana anak didik menguasaxi. materi atau bahan ajaran yang disampaikan guru, dan kedua adalah sehagaxi

(45)

211

anaknya,

sekaligus dapat memberikan bantuan dalam

mening

katkan

kegiatan belajar.

Oleh karena

evaluasi

berperan

sebagai

sarana melihat keberhasilan belajar

anak

didik,

maka

kegiatan

evaluasi/penilaian

dalam

proses

belajar

mengajar seharusnya tidak menimbulkan efek terhadap

akti

vitas

belajarnya, namun demikian harus berfungsi

sebaqai

sarana

untuk merangsang anak didik

lebih

giat

melakukan

aktivitas belajar,

baik di sekolah maupun di rumah.

Evaluasi formatif yang dilakukan subjeks dalam proses

belajar mengajar membaca secara keseluruhan belum mengung

kapkan

isi

atau lingkup dari materi atau

bahan

ajaran.

Sebagian

besar

isi atau

lingkup dari

materi

atau

bahan

ajaran

yang

ditanyakan

bersifat

pengetahuan,

yakni

menanyakan tentang informasi dan fakta.

2. Penerapan Strategi Mengajar dalam Proses Belajar Mengajar Membaca

Penerapan

strategi mengajar yang

dilakukan

subjeks

dalam

proses

belajar

mengajar

membaca

dapat

dianggap

sebagai

gambaran

tentang aktivitas yang

dilakukannya

di

kelas. Gambaran aktivitas pengajaran tersebut dapat

dili-hat melalui kegiatan-kegiatan berikut,

yakni

:

a. Perencanaan Pengajaran

Gambaran Perencanaan Pengajaran atau Satuan Pelajaran

yang

dilakukan

dalam proses

belajar

mengajar

meliputi

tujuan

pengajaran,

pendekatan

mengajar

yang

digunakan

(46)

212

Tujuan

pengajaran yang dikembangkan

subjeks

dalam

proses

belajar mengajar membaca ternyata

relevan

dengan

apa yang diharapkan oleh kurikulum atau GBPP Bahasa

Indonesia,

baik

mengenai

pengetahuan,

sikap

dan

keterampilan.

Dalam mewujudkan tujuan-tujuan

pengajaran

dimaksud diperlukan adanya pendekatan mengajar yang sesuai

dengan

kurikulum.

Pendekatan CBSA dalam

proses

belajar

mengajar

membaca

relatif

kurang

dapat

mengembangkan

aktivitas anak didik dalam belajar. Hal ini terlihat. dari

praktek pengajaran yang dilakukan subjeks di kelas, dimana

kegiatan CBSA selalu diorientasikan dengan kerja kelompok.

Kelemahan

kerja

kelompok

murid

dalam

proses

belajar

mengajar disebabkan kegiatan yang dilakukan murid

merupakan

aktivitas

rutin,

yakni

mengerjakan

latihan-latihan atau tugas-tugas yang diberikan subjeks atau tugas-tugas yang ada pada buku bacaan.

b.

Implementasi/Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar

Aktualisasi

tujuan pengajaran yang dirumuskan subjeks

dapat dianggap sebagai acuan untuk pengembangan perilaku

murid

dalam belajar.

Dengan demikian diharapkan

ide-ide

dalam kurikulum dapat direalisasikan dalam proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar membaca sebagai wahana

membina anak didik,

relatif belum mampu melakukan

fungsi-nya sebagai inovator dalam mencari hal-hal baru untuk

perkembangan belajar anak didik. Hal ini terlihat. dari

(47)

a-213

ran pada peserta didik, dimana anak didik belum pernah

dilibatkan untuk mengetahui tujuan apa yang diharapkan

dari kegiatan belajar mengajar tersebut. Dengan pengertian

subjeks tidak pernah memberikan gambaran tentang tujuan

pengajaran yang ingin dicapai anak didik dalam belajar.

Pengelolaan kelas secara produktif yang dilakukan

subjeks memberikan kontribusi dalam mengembangkan materi

atau bahan ajaran, namun karena kurangnya pengetahuan dan

pemahaman subjeks tentang cara-cara yang harus dilakukan

dalam menumbuhkan suasana kondusif dalam kelas, maka

aktivitas belajar murid tidak dapat berkembang sebagai

i'i'i ana m e s t i n y a .

Pelaksanaan metode mengajar dalam Proses Belajar

Mengajar Membaca yang difokuskan pada tujuan pengajaran

dan pokok. bahasan membaca, pada dasarnya bersumber pada

kurikulum ( GBPP Bahasa Indonesia ). Kegiatan ini menun

jukkan bahwa subjeks ingin mengembangkan ketyerampiIan

peserta didik dalam memberikan argumentasi tentang bahan

bacaan, memberikan arti/makna tentang bahan bacaan dan

melatih peserta didik dalam menemukan ide-ide pokok yang

ada dalam bahan bacaan. Untuk mewujudkan

keterampilan-keterampilan di atas ternyata subjeks melakukan berbagai

jenis membaca seperti membaca dalam hati dan mem

Referensi

Dokumen terkait

Menyadari kondisi tersebut mendorong Kabupaten Pasaman ikut serta dalam Program Percepatan Sanitasi Permukiman, yaitu suatu program yang diprakarsai oleh pemerintah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi saluran pemasaran, margin pemasaran dan efisiensi ekonomi pemasaran kubis ( Brassica oleracea ) pada kelompok tani

Sumber data sekunder yang akan dapat digunakan untuk penguat fakta dalam penelitian adalah dengan media dokumentasi. yang

Akan tetapi, isi buku yang beredar tersebut masih ada yang tidak sesuai dengan kurikulum yang diterapkan mulai tahun 2006, yaitu Kurikulum Tingkat

Sehubungan dengan pengadaan Jasa Konsultansi paket Perencanaan Jembatan Ruas Pudaria - Sumber Sari pada Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kab. Konawe Selatan, dengan ini

This research is focused on st udying t he Glucocort icoids drug int eract ions wit h 99m Tc- MDP radiopharm aceut ical using m ice st ock swiss t hrough observat ion

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh simultan komitmen afektif, komitmen kontinuitasdan komitmen normatif terhadap kinerja karyawan untuk menjelaskan

Berkaitan deng an bakal paslon perseorangan, menurut data yang dilansir oleh KPU RI dari 269 daerah yang tahun ini akan menyelenggarakan Pilkada, terdapat 174 paslon