KONSEP GURU TENTANG STRATEGI MENGAJAR DAN PENERAPANNYA DALAM
PROSES BELAJAR MENGAJAR MEMBACA
Suatu studi kunlitatif pada
Sekolah Oasar di Kotamadya Pekanbaru
Tesis
Diajukan Kepada Panitia Ulian Tesis
Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung
Untuk memenuW salah satu persyaratanMenempuh ujian strata 2 dalam bidang
Pengembangan Kurikulum
Oleh:
Drs. WERKANIS AS Nim 9 1 3 2 3 8 5
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
TIM
PEMBIMBING
Dr. R. IBRAHIM, MA
Pembimbing I
Dr. H. 3. HAMID HASAN, MA
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR
i
UCAPAN TERIMA KfiSIH
IV
DAFTAR ISI ix
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang.masalah j
a. Pentingnya masalah &
b. Kedudukan masalah dalam kurikulum 8 2. Masalah dan fokus penel itian <?
a. Masalah penel itian q>
b. Pertanyaan —pertanyaan penelitian .12
3. Tujuan dan kegunaan penelitian 13
a . Tu j uan umum i;^
b. Tujuan khusus 14
c . Kegunaan penel i tian .15
BAB II KONSEP STRATEGI MENGAJAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR MEMBACA
1. Tinjauan tentang konsep strategi mengajar
16
2. Langkah—1angkah dalam penerapan strategi menga
jar 20
a. Perencanaan pengajaran 20
b. Imp1ementa si/pe1 aksan aan p roses be1 aj a r me—
i"i gajar ^S
c. Eva 1Liasi/peni 1 aian hasil belajar murid 27
•J* -
Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar
a. Pendekatan mengajar dengan CBSA
b. Pendekatan CBSA dalam Proses Belajar Mengajar
Membaca
4.
Tinjauan
tentang
membaca dan Pengajaran Membaca
4
a.
Konsep membaca
4
b.
Jenis-jenis membaca
c.
Konsep Pengajaran
membaca
d.
Pendekatan-Pendekatan dalam Pengajaran Membaca
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
a. Lokasi penelitian
b - Subj ek penel itian
c. Teknik pengumpulan data
71
1.
Teknik observasi
72
2. Teknik wawancara
73
3. Teknik dokumentasi 74
d. Pel aksanaan
pengumpul an data
7f,
1. Tahap orientasi 7 =
2. Tahap eksplorasi
..
75
3. Tahap member check 77
e.
Memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian..
78
f . Anal isa data. ...
42
48
0
BAB IV
DESKRIPSI DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
a. Gambaran sekolah tempat penelitian
84
1. Sekolah dasar negeri XRY Rumbai
S4
2. Sekolah dasar negeri XRB Bukitraya
3^,
3. Sekolah
da.^.&r
swasta XBI Pekanbaru kota
b. Deskripsi hasil
penelitian pada masing-masing
sekolah
• 0 /
1- Konsep guru tentang strategi mengajar dan
pene-rapannya dalam presses belajar mengajar membaca
yang dilakukan oleh BK
0-7
2. Konsep guru tentang strategi mengajar dan
pene-rapannya dalam proses belajar mengajar membaca
yang dilakukan oleh AR . . . ,•, -.
3. Konsep guru tentang strategi mengajar dan
pene-rapannya dalam proses belajar mengajar membaca
yang di 1akukan ol eh AG
1^g
c. Analisis hasi1 penelitian
i47
1. Konsep guru tentang strategi mengajar dalam
proses belajar mengajar membaca
147
2. Penerapan strategi mengajar dalam proses
bela-j
,='.r
mengaj
ar
membaca
t-,.«
a. Penerapan strategi mengajar dalam proses be
lajar mengajar membaca yang dilakukan BK ...
1.7.1.
b. Penerapan strategi mengajar dalam proses be
lajar mengajar membaca yang dilakukan AR ...
1.83
c. Penerapan
strategi
mengajar dalam proses
belajar mengajar membaca yang dilakukan AG
191
BAB V.
KESIMPULAN, PEMBAHASAN DAN REKOMENDASI
?07
a . Kesinipu 1an >->ri—
b.
Pembahasan
,-,,7
c. Rekomendasi
->-t-t
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang nasalah
Sekolah Dasar sebagai institusi atau
lembaga pendidi
kan
yang menyelenggarakan pendidikan
selama enam
tahun,
pada dasarnya bertugas memberikan bekal yang berupa kemam
puan dasar kepada peserta didik. Pemberian bekal tersebut
dilakukan
supaya peserta didik mampu
hidup dalam
masyara-kat, maupun juga sebagai persiapan baginya untuk
melanjut-kan studinya pada jenjang
pendidikan yang
lebih
tinggi.
Hal
ini
sesuai
dengan
tujuan
pendidikan
dasar
yang
dituangkan dalam PP. Nomor 28 tahun 1990 yakni:
Memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik
untuk
mengembangkan
kehidupannya
sebagai
pribadi,
anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah (PP.Nomor 28 tahun
1990:2).
Upaya mewujudkan apa yang diharapkan oleh PP nomor 28 tahun 1990 bukanlah pekerjaan yang mudah. Manusia sebagai subjek pendidikan yang dilatarbelakangi dengan bermacam karakteristik serta lingkungan budaya yang sangat hetero-gen memerlukan pembinaan dan penanganan yang terus
menerus. Pendidikan yang diberikan kepada manusia tidak
karena
itu
mendidik secara benar bukanlah
perkara
yang
mudah.
Oleh karena itu diperlukan dasar-dasar pengetahuan
dan
pengalaman yang memadai mengenai subjek
didik
serta
faktor-faktor yang menghambat dan memudahkan peserta didik
untuk berkembang.
Salah
satu
aspek pengetahuan
dan
pengalaman
yang
harus
dimiliki
guru dalam mengembangkan
proses
belajar
mengajar adalah konsep
tentang strategi mengajar.
Menurut
Herbert Spencer dalam
Bill Hodgkinson ( 1991 : 49 ) bahwa
konsep
strategi
mengajar dalam proses
belajar
mengajar
adalah
..." to giving apportunity to the
student to
dis
cover
things for himself".
Apa yang diungkapkan
Herbert
Spencer
mengenai
konsep strategi mengajar
dalam
proses
belajar mengajar pada dasarnya untuk memberikan kesempatan
yang
seluas-luasnya kepada anak didik, agar mereka
dapat
roenemukan
dirinya sesuai dengan
kemampuan yang
dimiliki-nya.
Permasalahan yang diajukan dalam studi ini menyangkut
konsep
guru
tentang strategi mengajar
dan
peneraparmya
dalam proses belajar mengajar membaca. Hal ini didasarkan
[>udu
huijil
luporaa
penelitian
yang
d i=;nirip» ikan
oleh
VJsrrir.k B. A I! ex yang tergabung dalam The International
Association for the Evaluation of Educational Achievement,
pada tahun
1992
melakukan
suatu penelitian mengenai
masa-lah-masalah yang berhubungan dengan aktivitas membaca. yang
satu
negara. Tujuannya adalah untuk melihat dan
mengeva-luasi tingkat kemampuan membaca murid-murid sekolah
dasar
dibeberapa negara termasuk Indonesia. Adapun yang
dijadi-kan
sampel dalam penelitian itu adalah
murid-murid
pada
usia 9,2
tahun sampai usia 10,8 tahun.
Bila di
lihat dari
tingkat/kelas murid-murid sekolah dasar di Indonesia, maka
usia
tersebut berada pada tingkat/kelas lima dengan
usia
rata-rata 10 tahun.
Hasil penelitian Warrick B. Elleck ( 1992 :14 ) itu
enunjukkan bahwa tingkat kemampuan membaca murid-murid
sekolah
dasar
di
Indonesia,
bila
dibandingkan
dengan
murid-murid
sekolah
dasar
di
beberapa
negara
yang
dijadikan sampel adalah berada pada peringkat ketiga puluh
yang mana setingkat lebih baik dari murid-murid sekolah
dasar di Venezuela yang berada pada peringkat ketiga puluh
satu .
Penelitian
itu
membuktikan
bahwa tingkat
aktivitas
membaca murid-murid sekolah dasar di Indonesia masih rendah. Bila masalah ini dibiarkan, dapat menibulkan
dampak terhadap perkembangan anak didik,
apalagi
sekarang
justru pemerintah ingin meningkatkan mutu dan kualitas belajar murid-murid sekolah dasar.
TABEL I
SKOR TINGKAT KEMAMPUAN MEMBACA MURID-MURID SEKOLAH
DASAR PADA TIGA PULUH SATU NEGARA
Mean student ability scores (with standard errors of
sampling) for all domains, arranged order of overall achievement: Population A.
Grade Mean Over.il Narrative Expositor) Documents
1
i
Country test Age
(in Sean SD Hean SD Mean SO He an SD
years)
Finland 7
V 569 78 568 (3.8) 33 569 (3.1) 81 569 (4.8) 33
United States 4 18.8 547 74 t c ?
(3.1? 96 538 (2.6) 88 558 (2.7) 31
Sweden 3 9.8 539 94 C 7 J
(2.6) 188 542 (2.7) 112 539 (3.2) 186
France 4 18.1 531 74 532 (4.1) 93 C-77
(4.1) 84 527 (3.9) 81
Italy 4 9.9 529 88 C 7 ? (4.8) 88 c - r n
..VO (4.8) 95 517 (4.9) 92
New Zealand c
18.8 528 86 534 (3.5) 182 531 (3.1) 93 521 (3.3) 92
Norway *7
9.8 524 91 (2.3) 182 528 (2.3) 183 519 (2.3) 181
Iceland 3 9.3 518 85 518 (8.8) 95 517 (8.8) 181 519 (8.8) 91
Hongkong 4 18.8 517 71 494 (4.1) 87 583 (3.4) 72 554 (4.2) 39
Singapore *?
9.3 515 72 521 (1.1) 91 519 (1.8) 75 584 (1.8) 78
Switzerland 3 9.7 511 83 586 (2.6) 92 587 (2.7) 188 96
Ireland 4 9.3 589 79 513 (3.7) 94 514 (3.2) 89 495 (3.3) 84
Belgius/Fr 4 9.8 587 77 518 (3.3) 92 585 (2.8) 85 586 (3.5) 83
Greece 4 9.3 584 75 514 (3.8) 38 511 (3.6) 35 438 (3.8) 85
Spain 4 18.8 584 78 497 (2.4) 36 585 (2.3) 92 589 (2.7) 89
Germany/H 7
9.4 583 84 491 (2.3) 93 497 (2.9) 184 528 (3.2) 94
Canada/BC 3 8.9 588 88 582 (3.5) 96 499 (2.7) 94 588 (2.8) 86
Germany/E 3 9.5 499 84 482 (4.2) 93 493 (3.6) 183 522 (5.8) 96
Hungary T
9.3 499 78 496 (2.9) 88 493 (3.1) 181 589 (3.5) 89
Slovenia ^ 9.7 498 78 582 (2.7) 94 489 (2.5) 93 583 (2.5) 32
Netherlands 9.2 485 73 494 (3.3) 85 488 (3.4) 37 481 (3.9) 82
Cyprus 4 9.8 481 n
492 (2.4) 92 475 (2.3) 91 576 (2.1) 31
Portugal 4 18.4 478 74 433 (3.3) 81 488 (3.8) 84 471 (4.5) 92
Centsrk .". 9.8 475 111 463 (3.4) 119 467 (3.5) 127 4963.6) 12
I
Trinidad/Tobago 4 7 »D 451 79 455 (3.6) 91 453 (3.4) 93 448 (3.3)
Indonesia 4 18.8 394 59 482 (2.8) 66 411 (3.2) t t
369 (3.8) 66
Venezuela 4 18.1 383 74 373 (3.2) n i
D O 396 (3.3) 91 374 (3.7) 84
Rendahnya
kemampuan
membaca
murid-murid
sekolah
dasar di Indonesia merupakan masalah, sekaligus merupakan
tantangan
bagi guru-guru sekolah dasar saat
ini,
karena
membaca dikalangan peserta didik tidak terpenuhi
sebagai-mana yang diharapkan. Oleh karena itu perlu adanya suatu
penelitian,
guna mengkaji
faktor-faktor yang
menyebabkan
rendahnya aktivitas membaca yang dilakukan peserta didik
dalam
belajar.
Kita dapat membayangkan
kesulitan
yang
akan
dialami
oleh
peserta didik
dalam
proses
belajar
mengajar, bilamana kegiatan membaca masih merupakan prob-lema bagi sebagian besar peserta didik di tingkat sekolah dasar. Hal ini mengingat banyaknya kajian/mata pelajaran yang harus dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar.
Untuk menjawab tantangan di atas, maka peran guru
semakin dibutuhkan, sebagaimana yang dikemukakan R.Ibrahim*
( 1991 : 129 ) bahwa keberhasilan pengajaran di sekolah sangat ditentukan oleh faktor guru, karena bagaimanapun baiknya sarana pendidikan apabila guru tidak dapat menja-lankan tugas dengan baik, maka hasil pengajaran tidak akan
merauaskan. Oleh karena itu upaya peningkatan mutu dan
kualitas guru terus diupayakan, terutama melalui pendidi
kan dan penataran. Dalam upaya peningkatan mutu dan kuali
tas guru, pemerintah telah memberikan kesempatan kepada
guru-guru sekolah dasar untuk dapat melanjutkan
pendidi-kannya pada program penyetaraan diploma dua ( D2 ). Dalam
pembinaan guru, pemerintah melalui proyek pembaharuan
kurikulum SD yang disempurnakan tahun 1986 telah membentuk
kelompok kerja guru ( KKG ), yang dipusatkan pada SD inti.
kegiatan
guru
( PKG ), yang
secara
berkala
memberikan
pembinaan
kepada
guru-guru. Permasalahan yang
di
bahas
pada kegiatan KKG dan PKG berkisar tentang pemantapan cara
mengajar
guru
dalam proses belajar
mengajar
di
kelas,
termasuk proses belajar mengajar membaca.
Konsep guru tentang strategi mengajar dan
penerapan-nya dalam proses belajar mengajar membaca dapat
ditingkat-kan melalui peran yang diberiditingkat-kan oleh kepala sekolah
atau
penilik sekolah sebagai orang yang bertanggung jawab dalam
membina
guru-guru
di sekolah.
Peran tersebut
dapat
di
lihat
dari kepemimpinan kepala sekolah dalam
menciptakan
kondisi
sekolah
yang kondusif, yang
memungkinkan
guru-guru
meningkatkan
mutu
dan
kualitas
pengetahuannya.
Disamping
kepemimpinan kepala sekolah, maka peran
super-visi
pengajaran
turut membantu peningkatan
mutu
proses
belajar
mengajar
membaca yang secara
berkala
dilakukan
oleh kepala sekolah atau penilik sekolah.
Hasil
wawancara dengan kepala sekolah
mengungkapkan
bahwa
salah
satu
faktor
penyebab
rendahnya
aktivitas
membaca peserta didik sebagian besar disebabkan
kurangnya
buku-buku bacaan yang tersedia di sekolah, baik dari
segi
kuantitas maupun dari jumlah judul yang ada.
a. Pentingnya masalah
Ada beberapa hal yang mendorong penulis
menganggap
1. Sebagai upaya peningkatan kualitas dan mutu profesional
guru. Oleh karena
yang dilakukan guru dalam proses
bela
jar
mengajar sangat ditentukan oleh
persepsinya
tentang
konsep
strategi mengajar yang akan dilakkan dalam
proses
belajar
mengajar di depan kelas.
Hasil
penelitian
yang
dilakukan oleh Jiyono ( 1986 ) menunjukkan para guru SD di
Indonesia
masih
memiliki
kesulitan
dalam
mengajarkan
beberapa
mata
pelajaran
yang ada
pada
sekolah
dasar,
terutama
dalam penguasaan aspek pedagogis
dan
pemecahan
masalah
dalam penerapan pendekatan proses belajar
menga
jar.
Disamping itu, guru juga mengalami
kesulitan
dalam
menentukan
cara melaksanakan tugasnya sebagai guru
dalam
kegiatan proses belajar mengajar.
Untuk
mengatasi
hal-hal tersebut di
atas,
kiranya
cukup
beralasan
apabila
konsep
guru
tentang
strategi
mengajar merupakan aspek penting baginya untuk melakukan
kegiatan belajar mengajar di depan kelas. Hal ini
sejalan
dengan
pendapat Nasution ( 1989
: 79
)
bahwa
pentingnya
strategi mengajar dalam proses belajar mengajar adalah :
(1) Untuk menjamin agar kurikulum yang direncanakan
dapat
dilaksanakan sehingga tujuan
tercapai,(2)
Agar
pelajaran yang sama yang diberikan oleh beberapa tenaga
pengajar
dilakukan
secara
konsisten
sehingga
tidak
merugikan kelas tertentu, 3) Mengusahakan agar dalam proses belajar mengajar yang serasi dan tidak hanya
terbelenggu
oleh
metode ceraaaah.
(4)
Membantu
guru
member!
pelajaran yang efektif serta
menarik
dengan
2.
Untuk
meningkatkan mutu dan kualitas
proses
belajar
mengajar yang dilakukan di kelas. Mutu dan kualitas proses
belajar
mengajar akan teirlihat pada
waktu
diterapkannya
konsep
strategi mengajar dalam proses
belajar
mengajar.
Menurut Ansyar ( 1992 : 7 ) bahwa proses pembelajaran yang
berkualitas bukan lagi terpusat pada guru atau pada
bahan
ajaran, melainkan kepada pribadi peserta didik.
Selanjut-nya Ansyar ( 1992 ) mengatakan bahwa, guru harus
berperan
lebih,
yakni sebagai konselor,
inovator atau
fasilitator
untuk memaksimalkan pembelajaran peserta didik.
3.
Sebagai
upaya peningkatan mutu dan
kualitas
belajar
murid.
Mutu dan kualitas belajar murid biasanya di
lihat
dari
prestasi
atau keberhasilan yang
di
capai
setelah
mereka
menamatkan
studinya
pada
lembaga
pendidikan
(
sekolah
).
Hal ini sejalan dengan pendapat
Rochman
Na-tawijaya (1992 : 1) bahwa mutu pendidikan biasanya dinilai
dari
hasilnya,
demikian juga
dengan
sistem
pendidikan
dinilai
efektif dan program pendidikan
bermutu,
apabila
hasilnya yaitu prestasi belajar peserta didiknya baik.
b. Kedudukan masalah dalam kurikulum
Konsep guru tentang strategi mengajar dalam.konteks
kurikulum
merupakan bagian yang amat
menentukan,
terutama
dalam
pengembangan kurikulum.
Dalam hubungan
ini
peran
guru
dalam
kurikulum sangat mempengaruhi apa
yang
akan
dilakukannya di kelas, baik sebagai perencana
pengajaran,
pengem-bang kurikulum di tingkat kelasnya. Menurut Nana Syaodih
( 1988 : 174 ) bahwa peran guru sebagai pengembang kuriku
lum di kelasnya adalah menilai tingkah laku dan prestasi
belajar murid-murid dalam kelas, juga menilai implementasi
kurikulum dalam lingkup yang lebih luas. Selanjutnya Nana
Syaodih ( 1988 ) mengatakan bahwa hasil penilaian tersebut
sangat membantu pengembangan kurikulum, guna memahami
hambatan-hambatan dalam implementasinya, sekaligus mencari
upaya untuk mengoptimalkan kegiatan-kegiatan guru.
Berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas, maka
kedudukan konsep guru tentang strategi mengajar dalam
kurikulum adalah :
(1) Sebagai pedoman dalam menyusun perencanaan pengajaran
yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar
membaca di kelas,
(2) Sebagai pedoman dalam implementasi kurikulum,
karena ..." apa yang dilakukan di kelas pada dasarnya
adalah untuk merealisasikan ide yang terkandung dalam
kurikulum agar menjadi kenyataan" (Hamid Hasan,1984),
(3) Sebagai pedoman dalam memberikan penilaian terhadap
implementasi kurikulum, di tingkat kelas yang selanjut
nya dapat digunakan untuk pengembangan kurikulum,
terutama dalam proses belajar mengajar.
2. Masalah dan fokus penelitian
a. Masalah penelitian
10
mengajar membaca di sekolah dasar dewasa ini adalah
menyangkut tentang berkurangnya peran guru dalam
menumbuh-kan aktivitas murid dalam membaca, guna mendapatmenumbuh-kan penge
tahuan dan pengalaman belajar. Permasalahan ini
melibat-kan
beberapa unsur, salah satunya adalah
unsur
mengenai
persepsi guru
tentang strategi mengajar yang harus dilaku
kan
dalam proses belajar mengajar membaca.
Persepsi
guru
itu akan mempengaruhi praktek pendidikan di kelas, sehing
ga pekerjaan mengajar yang mendidik itu selalu ditandai
oleh
siklus
yang tidak berkeputusan
mengenai
apa
yang
ingin
di capai murid dalam belajar,
apa yang menjadi
isi
proses belajar mengajar membaca, bagaimana implementasi proses belajar mengajar, dan sejauh mana proses itu telah
berhasil diwujudkan oleh murid.
Masalah yang diajukan di atas ternyata relevan dengan
persoalan-persoalan yang dihadapi guru-guru di sekolah
dasar, baik dari segi pengembangan konsep strategi
menga
jar maupun dalam implementasinya di kelas. Hasil wawancara dengan kepala sekolah tentang pelaksanaan proses belajar mengajar membaca yang dilakukan guru-guru di kelas,
menun-jukkan adanya ketidak serasian antara konsep guru
tentang
11
proses
belajar
mengajar, menunjukkan
ketidak
siapannya
dalam
merealisasikan
ide-ide kurikulum
dalam
kegiatan
belajar
mengajar.
Menurut
Konsorsium
Ilmu
Pendidikan
( 1988 : 19 ) bahwa ketidak siapan guru dalam
mengakumula-si setiap urunan nyata kepada upaya pencapaian tujuan utuh
pendidikan,
akan
mengakibatkan praktek
pendidikan
yang
kurang tepat, akibatnya para guru akan menggunakan
sistem
penyamnpaian
sedemikian
rupa, seolah-olah
semua
pesan
pendidikan
merupakan hasil langsung pengajaran,
sehingga
pengajaran
yang
seharusnya
merupakan
wujud
pendidikan
dikebiri menjadi pemberian informasi semata-mata.
Berdasarkan
hal-hal
tersebut di
atas,
maka
fokus
masalah yang akan dikaji dalam studi ini dibatasi pada dua
aspek yakni :
1. BAGAIMANAKAH KONSEP GURU TENTANG STRATEGI MENGAJAR YANG DIGUNAKAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR ?
2. BAGAIMANAKAH PENERAPAN STRATEGI MENGAJAR YANG DIGUNA KAN GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR MEMBACA ?
Konsep guru
tentang strategi mengajar merupakan aspek
penting
yang
akan
memandu guru
dalam
melakukan
tugas
mengajar di kelas. Di samping itu juga dapat mencerminkan
pengetahuan,
pengalaman dan pemahaman guru tentang
tugas
mengajar. Konsep guru tentang strategi mengajar dalam
studi
ini akan dibatasi pada aspek-aspek
berikut,
yakni
pendekatan-pendekatan
yang digunakan dalam proses
belajar
mengajar
membaca,
metode-metode
mengajar
dalam
proses
belajar
membaca, dan evaluasi/penilaian hasil belajar membaca. Penerapan strategi mengajar dalam proses belajar mengajar membaca akan dibatasi pada beberapa fase-fase
yakni sebagai berikut :
(a) fase perencanaan, (b) fase implementasi (pelaksanaan) (c) fase evaluasi( penilaian ), dan (d) fase tindak lanjut
dari evaluasi yang dilakukan dalam proses belajar mengajar
membaca. Penerapan strategi mengajar dalam proses belajar mengajar membaca dapat juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor guru yang mengajar, faktor murid
yang belajar, faktor lingkungan dan suasana sekolah serta
faktor sosial ekonomi orang tua murid.
b. Pertanyaan-pertanyaan penelitian
Mengingat banyaknya aspek-aspek dan faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi konsep guru tentang strategi mengajar dan penerapannya dalam proses belajar mengajar membaca, maka rumusan masalah dalam kajian ini akan dibat
asi pada dua masalah inti, penyajiannya dirumuskan dalam
bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut i
1. BAGAIMANAKAH KONSEP GURU TENTANG SIRATEGI MENGAJAR YANG
DIGUNAKAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR ?
a. Bagaimanakah konsep guru tentang tujuan pengajar
an ?
13
yang digunakan dalam proses belajar mengajar ?
c. Bagaimanakah
konsep guru tentang metode mengajar
yang
digunakan dalam proses belajar mengajar ?
d. Bagaimanakah
konsep
guru
tentang
evaluasi/penilaian
yang dilakukan dalam proses belajar mengajar ?
2. BAGAIMANAKAH PENERAPAN STRATEGI MENGAJAR YANG DIGUNAKAN
GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR MEMBACA ?
a. Bagaimanakah
perencanaan
pengajaran
yang
disusun
guru dalam proses belajar mengajar membaca ?
b. Bagaimanakah
implementasi/
pelaksanaan
pengajaran
membaca dalam proses belajar mengajar membaca ?
c. Bagaimanakah penerapan evaluasi/ penilaian hasil
belajar
murid
yang
dilakukan
dalam
proses
bela
jar mengajar membaca ?
d. Bagaimanakah
tindak lanjut hasil evaluasi/
penilaian
hasil belajar murid yang dilakukan dalam proses be
lajar mengajar membaca ?
3. Tujuan dan kegunaan penelitian
a. Tujuan umum
Secara umum tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
14
2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis penerapan strategi mengajar dalam proses belajar mengajar membaca yang dilakukan guru di kelas.
b. Tujuan khusus
Untuk memberikan kejelasan mengenai aspek-aspek yang berhubungan dengan konsep guru tentang strategi
mengajar-dan penerapannya dalam proses belajar mengajar, yakni :
1. Informasi mengenai konsep guru tentang tujuan pengaja
ran yang dijadikan sasaran bagi guru dalam melakukan
kegiatan belajar mengajar,
2. Informasi mengenai konsep guru tentang pendekatan
mengajar yang dikembangkan guru dalam mengoptimalkan
proses belajar mengajar,
3. Informasi mengenai konsep guru tentang metode mengajar
yang digunakannya dalam proses belajar mengajar sebagai
upaya untuk memudahkan anak didik menerima bahan
aja-ran,
4. Informasi mengenai konsep guru tentang evaluasi/ peni
laian hasil belajar murid dalam proses belajar menga
jar, sebagai bagian untuk menentukan keberhasilan anak
didik dalam belajar,
5. Informasi tentang penerapan perencanaan pengajaran yang
diaktualisasikan guru dalam proses belajar mengajar
membaca di kelas,
6. Informasi tentang implementasi/ pelaksanaan proses
7.
Informasi
tentang penerapan evaluasi/ penilaian
hasil
belajar murid yang dilakukan guru dalam proses
belajar
mengajar membaca di kelas,
8. Informasi
tentang tindak lanjut hasil
penilaian
yang
dilakukan guru dalam upaya meningkatkan aktivitas murid
dalam kegiatan belajar ( membaca ).
c. Kegunaan penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan
yang
berharga,
baik
secara
teoritis
maupun
secara praktis.
Secara teoritis temuan penelitian ini dapat memberi
kan sumbangan dan masukan dalam penyusunan
konsep
tentang
strategi
mengajar,
yang dapat mengembangkan
keterampilan
berpikir
murid,
sehingga pemahamannya
terhadap
tujuan-tujuan
pengajaran
( kognitif,
afektif dan
psikomotor
)
serta isi bahan ajaran dapat diimplementasikan secara
aktual.
j f i y
"NSW
ySSt-.yS* , •:••'<: >. f.S >: .. **'.?%&
:<•• .*•-' . ••ft-.ift >.•>• . . . • *"'•?. -ftf."
•• •• • ••:•."•.-•:• ^Sfr &t iS xfc
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Studi ini dilakukan dengan pendekatan naturalistik
kualitatif,
yang secara mendalam mengkaji dan menganalisis
konsep
guru
tentang strategi mengajar
dan
penerapannya
dalam
proses belajar mengajar membaca.
Aspek-aspek
yang
dikaji dalam studi ini meliputi bermacam-macam karakteris
tik
atau fenomena yang saling berhubungan
serta
faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan strategi mengajar dalam
proses belajar mengajar membaca.
Penelitian
ini
juga akan mengkaji
secara
objektif
kondisi-kondisi yang terjadi dalam proses belajar mengajar
membaca,
karena
itu peran peneliti
sangat
penting
dan
menentukan.
Menurut Nana Sudjana dan R.Ibrahim (
1989
:
206
) bahwa keberadaan peneliti dalam penelitian
kualita
tif
pada dasarnya berusaha mempelajari
secara
objektif
keadaan
subjektif
para
subjek
yang
diteliti,
nilai
studi/penelitian adalah mendeskripsikan pengertian atau
makna dari suatu proses.
Menurut Lexy J.Moleong ( 1989 : 2-7 ) disimpulkan
bahwa
penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan
yang
diarahkan pada latar dan
individu secara holistik,
dengan
mengandalkan manusia sebagai alat penelitian yang secara langsung berhubungan dengan responden. Penelitian kuali
tatif naturalistik ini melakukan analisis data secara
67
induktif, pembentukan abstraksi berdasarkan
bagian-bagian
yang
telah
dikumpulkan.
Penelitian
ini
lebih
banyak
mementingkan
proses
dari
pada
hasil,
karena
hubungan
bagian-bagian
yang
diteliti
akan
lebih
jelas
apabila
diamati dalam proses.
Penelitian
kualitatif
merupakan
pendekatan
yang
secara langsung mengamati perilaku orang yang akan diteli
ti,
serta berusaha semaksimal mungkin memahami
apa
yang
dialami oleh subjek itu.
Hal ini sejalan dengan
pendapat
Nasution
( 1988 : 102 ) bahwa penelitian kualitatif
pada
hakekatnya
adalah untuk mengamati orang dalam
lingkungan
hidupnya,
serta
berusaha memahami
bahasa
dan
tafsiran
mereka tentang dunia sekitarnya.
Untuk
teraktualisasinya pendekatan dimaksud, maka
aspek-aspek
yang menjadi pedoman bagi peneliti dalam
melakukan
pendekatan harus dapat dipahami ciri-ciri dari
penelitian
kualitatif.
Menurut Bogdan dan Biklen ( 1982 : 27 - 28
)
dan Nana Sudjana dan R.Ibrahim ( 1989 : 197 - 200 )
bahwa
karakteristik/ciri-ciri dari penelitian kualitatif
adalah
sebagai berikut :
(1)
Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan
alamiah
sebagai sumber data langsung,
(2)
Penelitian kualitatif sifatnya
deskriptif
analitik,
(3)
Tekanan
penelitian
ada pada proses dan
bukan
pada
hasil,
68
(5) Penelitian kualitatif menggunakan makna.
a. Lokasi Penelitian
Penelitian
ini
dilakukan
di
Kotamadya
Pekanbaru,
dengan
memperhatikan
rayon-rayon
yang
ada
dalam ling
kungan Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kotama dya Pekanbaru. Kotamadya Pekanbaru terdiri dari delapan kecamatan dengan menempatkan tiga kantor Departemen Pen
didikan dan Kebudayaan yakni :
1. Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan kecamatan
Rumbai yang meliputi kecamatan Rumbai dan kecamatan
Senapelan,
2. Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan kecamatan
Lima puluh, yang meliputi kecamatan Lima puluh, keca
matan Sail dan kecamatan Bukitraya,
3. Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan kecamatan
Sukajadi, yang meliputi kecamatan Sukajadi, kecamatan
Pekanbaru Kota dan Kecamatan Tampan.
Dengan demikian kantor Departemen Pendidikan dan Kebu
dayaan Kotamadya Pekanbaru dan kantor Departemen Pendidik
an dan Kebudayaan kecamatan akan menjadi tempat peneli
tian guna mendapatkan informasi tentang pembinaan yang
diberikan kepada guru-guru sekolah dasar khususnya dalam
pengajaran membaca.
1. Kantor Depdikbud Kotamadya Pekanbaru
69
Pendidikan dan Kebudayaan Kotamadya Pekanbaru ( Kasi
pendidikan sekolah dasar ) adalah informasi yang berkenaan dengan pembinaan terhadap guru-guru sekolah dasar dalam meningkatkan pengetahuan, ketrampilan mengajar, diskusi, kelompok kerja guru terutama dalam pengembangan kurikulum
dan metodologi pengajaran.
2. Kantor Depdikbud Kecamatan
Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan kecamatan
merupakan instansi yang secara langsung membina guru-guru
sekolah dasar dalam pelaksanaan tugas pengajaran di seko
lah. Pembinaan terhadap guru-guru dalam kegiatan pengaja
ran dilakukan melalui supervisi yang secara berkala dilak
ukan oleh penilik. Pada kantor Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan kecamatan itu akan didapatkan informasi menge
nai pembinaan yang dilakukan oleh para penilik, khususnya
dalam proses belajar mengajar membaca. Disamping itu juga
untuk mendapatkan persepsi mengenai aktivitas mengajar
yang dilakukan guru dalam proses belajar mengajar membaca.
3. Sekolah dasar
Sekolah dasar yang menjadi lokasi penelitian ini
adalah sekolah-sekolah yang memungkinkan subjek (
guru-guru yang menjadi responden ) dapat memberikan informasi
secara komprehensif mengenai aktivitas guru dalam proses
belajar mengajar membaca. Hal ini penting, karena peneli
tian ini diharapkan mampu mengungkapkan fenomena-fenomena
70
dikaji secara teoritis dengan mengemukakan alasan secara
konseptual. Dengan demikian pemilihan terhadap sekolah
dasar sebagai lokasi penelitian didasarkan atas pertim
bangan dan saran Kakandepdikbudcam, penilik sekolah yang
mengetahui sekolah-sekolah yang dibinanya.
TABEL II
DAFTAR SD YANG MENJADI TEMPAT/LOKASI PENELITIAN
NO NAMA SEKOLAH KANDEPDIKBUD KECAMATAN
1 2 3
SD NEG XRY RBI
SD NEG XRB BR
SD XBI PB
KEC.RUMBAI
KEC.LIMA PULUH
KEC.SUKAJADI
RUMBAI
BUKIT RAYA
PK.BARUKOTA
b. Subjek Penelitian.
Yang dijadikan subjek penelitian atau responden utama dalam penelitian ini adalah guru-guru kelas lima yang langsung bertindak sebagai guru kelas. Guru-guru itu mengajar seluruh muatan kurikulum, kecuali mata pelajaran Pendidikan Agama dan Pendidikan Jasmani. Untuk mendukung data primer yang diperoleh dari responden utama mengenai aktivitas mengajar membaca, dilakukan pendekatan kepada kepala sekolah, penilik sekolah, guna mendapatkan
informasi atau data. Disamping itu juga untuk menda
patkan pandangan mengenai aktivitas dan prilaku subjek dalam proses belajar mengajar membaca, serta usaha-usaha yang dilakukan guru-guru dalam meningkatkan aktivitas
membaca murid-murid di kelas. Kepada guru ( subjek ) juga
71
dilakukannya dalam proses belajar mengajar membaca. Hal ini penting karena menyangkut validitas yang dilakukan
guru-guru dalam proses belajar mengajar membaca.
Penentuan subjek dalam penelitian ini menggunakan
purpossive sampling, adalah pilihan yang ditentukan oleh
peneliti, aspek dan siapa yang dijadikan fokus pada saat
situasi tertentu, dan karena itu terus menerus sepanjang
penelitian. Menurut S. Nasution ( 1988 : 32-33 ) untuk
mendapatkan informasi melalui pendekatan kualitatif,
sampling dapat dilanjutkan sampai dicapainya taraf
redu-dancy, ketuntasan atau kejenuhan. Dengan demikian
besar-nya sampel bukanlah merupakan hal yang utama. Selanjutnya
Subino ( 1988 : 12 ) mengatakan bahwa peneliti kualitatif
tidak akan memulai dengan menghitung atau memperkirakan
banyaknya populasi dan kemudian menghitung proporsi
sam-pelnya sehingga dipandang sebagai yang telah
representa-tif.
c. Teknik Penelitian.
Teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
(1) Observasi,
(2) Wawancara,
(3) Studi dokumentasi.
Teknik-teknik pengumpulan data di atas diharapkan
72
diperlukan. Data-data dimaksud berupa data primer dan data sekunder. Data primer adalah data/informasi yang
secara langsung diperoleh melalui guru-guru, kepala seko
lah, penilik sekolah dan kasi pendidikan sekolah dasar
pada kandepdikbud Kotamadya Pekanbaru. Yang berupa akti
vitas mengajar guru dalam proses belajar mengajar membaca,
upaya-upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan aktivi
tas membaca murid-murid dalam belajar. Sedangkan data
sekunder adalah data mengenai aktivitas mengajar guru-guru
dalam proses belajar mengajar membaca dalam bentuk
tertu-lis, seperti model satuan pelajaran, program pengajaran,
rencana remedial dan kalender kegiatan pengajaran untuk
meningkatkan aktivitas membaca murid, prasarana pendidikan
yang mendukung kelancaran proses belajar mengajar membaca.
1) Teknik observasi
Teknik observasi dilakukan adalah untuk mengamati
secara langsung kondisi aktual yang dilakukan guru-guru
dalam kegiatan proses belajar mengajar membaca. Tujuannya
adalah untuk mengamati dan mendengar tentang perilaku
subjek dalam proses belajar mengajar membaca. Menurut
James A. Black dan Dean J. Champion ( 1992 : 287 ) bahwa
tujuan utama observasi adalah untuk mengamati tingkah laku
manusia sebagai peristiwa aktual, kedua adalah untuk
menyajikan kembali gambaran-gambaran sosial subjek.
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini memuat
73
Menurut James A. Black dan Dean J. Champion
(1992 :
288)
sebagai suatu metode, observasi bersifat alamiah dan pemahamannya harus disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan
khusus
dari
peneliti, dari pentingnya
permasalahan
dan
sasaran umum dari penelitian.
Beberapa aspek yang diamati dalam kegiatan
observasi
adalah aspek-aspek yang berhubungan dengan proses
belajar
mengajar membaca,
yang meliputi penerapan tujuan
pengaja
ran, pendekatan yang digunakan, pelaksanaan metode menga
jar,
pelaksanaan evaluasi/penilaian hasil
belajar
murid
dan
aspek-aspek
lain yang berhubungan
dengan
aktivitas
guru dalam melakukan proses belajar mengajar. 2) Teknik wawancara
Menurut James A.Black dan Dean J. Champion ( 1992 :
305
)
wawancara
adalah teknik
penelitian
yang
paling
sosiologis dari semua teknik-teknik penelitian. Denzin ( 1970 : 195 ) dalam James A. Black dan Dean J. Champion ( 1992 ) mengatakan bahwa wawancara adalah pertukaran percakapan dengan tatap muka dimana seseorang memperoleh informasi dari yang lain. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif memiliki fungsi yang amat penting. Penting oleh karena wawancara dapat mendeskrip-sikan dan mengeksplorasi informasi yang di dapat dari
responden, sebagaimana yang dikemukakan oleh James A.Black
dan Dean J. Champion ( 1992 : 308-309 ) bahwa fungsi utama
74
Manfaat deskripsi adalah menetapkan pemahaman ke
dalam kondisi objektif dari beberapa responden, sedangkan
manfaat dari eksplorasi adalah untuk memberikan pemahaman
ke dalam dimensi-dimensi yang belum tergali dari permasa
lahan yang diajukan kepada subjek. Aspek lain yang
di-pentingkan dalam eksplorasi adalah adanya kajian yang
secara konseptual tidak selalu menghasilkan yang aktual
dalam menerangkan permasalahan yang diteliti, maka wawan
cara sangat efektif sebagai alat eksplorasi. Digunakannya
teknik wawancara dalam penelitian ini sebagai upaya untuk
mendapatkan informasi /data yang akurat mengenai aktivitas
pengajaran dan perilaku guru dalam proses belajar mengajar
membaca. Wawancara tersebut dilakukan kepada guru-guru
sebagai subjek ( responden utama ), kepala sekolah sebagai
atasan guru-guru ( subjek ), penilik sekolah dasar,
Kakan-depdikbudcam dan kasi pendidikan sekolah dasar pada kantor
Depdikbud Kotamadya Pekanbaru.
3) Studi dokumentasi
Teknik dokumentasi dalam penelitian ini dimaksudkan
adalah untuk mendapatkan data/informasi mengenai aktivitas
mengajar guru-guru dalam proses belajar mengajar membaca
yang sifatnya tertulis. Jenis-jenis dokumentasi itu
adalah program pengajaran, model satuan pelajaran, dan
rencana kegiatan remedial pengajaran membaca. Jenis
75
kegiatan supervisi atau kunjungan kelas, pertemuan
ptiba-di,
dan
pertemuan majelis guru.
Demikian
juga dengan
bukti otentik dari pembinaan penilik sekolah kepada
guru-guru dalam proses belajar mengajar membaca.
d. Pelaksanaan Pengumpulan Data
Menurut
Nasution ( 1988 : 33-34 ) bahwa
pelaksanaan
penelitian
kualitatif
meliputi
beberapa
tahap
yakni :
(1)
tahap orientasi, (2) tahap eksplorasi, dan (3)
tahap
member check.
1. Tahap orientasi
Tahap
orientasi pada penelitian ini dilakukan
untuk
mendapatkan
gambaran tentang
karakteristik-karakteristik
yang
akan
dikaji sehubungan dengan
fokus
masalah
yang
disampaikan.
Kegiatan-kegiatan
itu
adalah
melakukan
pendekatan dengan guru-guru sekolah dasar, kepala sekolah,
penilik sekolah dengan harapan untuk mendapatkan
gambaran
menganai aspek-aspek yang berhubungan dengan
permasalahan
pengajaran
membaca di tingkat sekolah dasar.
Pada
tahap
ini
juga dibicarakan sekolah-sekolah yang akan
dijadikan
tempat
penelitian,
serta
Subjek ( responden
utama )
dari penelitian ini.
2.
Tahap eksplorasi
Tahap
eksplorasi
yang
dilakukan
dalam
studi
ini
adalah untuk mendapatkan data dan informasi melalui wawan
76
responden yakni :
a.
Melakukan wawancara secara intensif dengan
guru-guru
yang
menjadi
subjek
( responden
utama
).
Fokus
wawancara
berkisar
tentang
masalah-masalah
yang
berkaitan dengan konsep guru mengenai tujuan pengaja
ran,
pendekatan
dalam
proses
belajar
mengajar,
metode
mengajar yang diterapkan,
evaluasi/penilaian
hasil
belajar murid
dalam proses
belajar
mengajar
membaca.
b.
Melakukan
wawancara
dengan
kepala
sekolah
yang
merupakan
atasan
langsung
dari guru
(
subjek
).
Fokus wawancara berkisar pada aktivitas mengajar yang
dilakukn guru dalam proses belajar mengajar
membaca,
serta mendapatkan pandangan mengenai kualitas
proses
belajar
mengajar membaca yang dilakukan
oleh
guru-guru di kelas.
Disamping itu juga untuk
mendapatkan
informasi
mengenai faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pelaksanaan
proses
belajar mengajar
membaca,
yang
berupa minat,
motivasi,
kegairahan kerja guru,
disip-lin mengajar,
aktivitas murid dalam belajar
membaca,
sarana pendidikan yang digunakan dalam proses belajar
mengajar membaca serta kondisi objektif dari
lingku
ngan
sekolah dalam membantu kelancaran belajar
menga
jar di kelas.
c.
Melakukan
wawancara
dengan
penilik
sekolah
yang
77
guru-guru.
Wawancara itu dilakukan untuk mendapatkan
pemahaman sebagai bahan perbandingan dalam memberikan
deskripsi
terhadap
pelaksanaan
proses
belajar
mengajar membaca yang dilakukan guru-guru di kelas.
d.
Melakukan
wawancara dengan kasi
pendidikan
sekolah
dasar
pada
kandepdikbud
Kotamadya
Pekanbaru.
Wawancara
itu dilakukan untuk mendapatkan
pemahaman
mengenai
hal-hal/aspek-aspek
yang
belum
terjaring
dari
wawancara
sebelumnya.
Juga
dapat
digunakan
sebagai
bahan
perbandingan
dalam
analisis
dan
rekomendasi.
e.
Melakukan
observasi ( pengamatan ) tentang
kegiatan
belajar
mengajar
yang dilakukan subjeks
di
kelas.
Aspek-aspek
yang
diamati
meliputi
Implementasi/
Pelaksanaan
Proses
Belajar Mengajar
dan
Evaluasi/
Penilaian hasil belajar murid.
f.
Melakukan studi dokumentasi terhadap Satuan Pelajaran
atau
Rencana Pengajaran yang di buat
subjeks
dalam
upaya menciptakan Proses Belajar Mengajar Membaca.
3. Member check
Kegiatan member check dalam studi kualitatif
merupa
kan hal yang amat penting.
Penting karena
yang
dilapor-kan
peneliti harus sejalan dengan yang
diungkapkan
oleh
subjek
( responden utama ).
Menurut
S.
Nasution ( 1988
:
118
) tujuan member check
dalam
kajian
naturalistik
78
laporan
penelitian
sesuai
dengan
yang
dimaksud
oleh
informan.
Kegiatan
member check dilakukan
agar
laporan
yang disampaikan peneliti tentang konsep strategi mengajar
dan
penerapannya
dalam proses belajar
mengajar
membaca
sesuai
dengan
apa yang
disampaikan
responden.
Selama
penelitian berlangsung kegiatan member check selalu dilak
ukan
dengan
informan secara informal,
tujuannya
adalah
untuk
melengkapi informasi mengenai konsep
guru
tentang
strategi
mengajar dan penerapannya dalam
proses
belajar
mengajar membaca.
e. Memperoleh Tingkat Kepercayaan Hasil Penelitian
Menurut Nasution ( 1988 : 114 ) suatu penelitian dapat memperoleh tingkat kepercayaan apabila memenuhi beberapa kriteria yakni : (1) kreadibilitas ( validitas
internal
), (2)
transferabilitas ( validitas eksternal
)
dan (3) konfirmabilitas ( objektivitas ).
Kreadibrltas adalah aspek yang membicarakan tentang kebenaran hasil penelitian untuk dapat dipercaya. Lang-kah-langkah yang dilakukan untuk dapat terpenuhinya krea
dibilitas adalah :
a. Melakukan observasi ( pengamatan ) secara kontinu
dideskrip-79
sikan itu.
b.
Mengadakan trianggulasi , yaitu mencocokkan data yang
diperoleh
dari subjek ( responden utama
)
mengenai
konsep
guru
tentang strategi
mengajar,
yang
mana
kegiatannya dilakukan melalui wawancara.
Serta pener
apan strategi mengajar dalam proses belajar
mengajar
membaca yang pelaksanaannya dilakukan melalui obser
vasi dan studi dokumentasi,
dengan data yang dipero
leh
dari kepala sekolah dan penilik sekolah
tentang
apa yang disampaikan dan dilakukan subjek ( responden
utama
)
dalam proses belajar
mengajar
membaca
di
kelas sebagai implementasi kurikulum.
c.
Melakukan
member
check,
yaitu
melakukan
penilaian
tentang kebenaran data yang diberikan oleh
subjeks
(
responden utama )
mengenai
konsep
guru
tentang strategi mengajar,
dengan penerapan
strategi
mengajar yang dilakukan dalam proses belajar mengajar
membaca, sebagai implementasi kurikulum. Hal itu
perlu
dilakukan,
karena masalah konsep guru
tentang
strategi
mengajar dideskripsikan melalui
wawancara,
sedangkan
penerapan strategi mengajar
dalam
proses
belajar mengajar membaca dideskripsikan melalui observasi dan studi dokumentasi.
Transferabilitas
berkenaan dengan
hasil
penelitian
yang dapat digunakan/diaplikasikan pada aspek-aspek
lain,
80
dalam hal ini adalah guru-guru sekolah dasar yang terlibat
secara
langsung dalam aktivitas belajar mengajar,
kepala
sekolah
sebagai supervisor yang selalu memberikan
pembi
naan
kepada
guru-guru,
terutama
dalam
kegiatan
proses
belajar mengajar.
Konfirmabilitas
dan
dependabilitas
adalah
aspek
mengenai
kebenaran penelitian naturalistik yang
menggam-barkan adanya proses " audit trail ".
Menurut Lincoln dan
Guba
(
1985 : 319 ) trail maksudnya adalah
jejak
yang
dapat diikuti dan dilacak.
Audit
maksudnya
pemeriksaan
terhadap
ketelitian
yang
menimbulkan
adanya
suatu
keyakinan.
f. Analisa Data
Prosedur mengenai cara melakukan analisis data dengan
pendekatan kualitatif naturalistik,
sampai saat ini
masih
dihadapkan pada pandangan dan pendapat pakar yang berbeda,
dengan
pengertian belum adanya kesepakatan
dan
kesamaan
pendapat tentang cara yang harus dilakukan dalam
mengana
lisis
data.
Menurut Patton dalam Moleong ( 1989 : 112
)
analisis
data dengan pendekatan kualitatif adalah
proses
mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu
pola, kategori, dan satuan uraian dasar.
Nana Sudjana dan
R.Ibrahim
( 1989
: 126
) mengatakan bahwa
analisis
data
dalam kajian kualitatif bisa di susun dan langsung
ditaf-sirkan untuk menyusun kesimpulan penelitian,caranya
mela
81
tujuan
penelitian.
Subino
( 1988
:
20
)
mengatakan
bahwa,
..."dalam
analisis
data kuantitatif
itu
metodanya
sudah jelas dan pasti,
sedangkan dalam analisis
data
kualitatif metodanya seperti belum tersedia.
Peneli-tilah yang berkewajiban menciptakannya sendiri.
Oleh
sebab
itu
ketajaman dan
ketepatan
analisiss
data
kualitatif
ini sangat tergantung
ketajaman
melihat
data
oleh peneliti
serta keka-yaan pengalaman
dan
pengetahuan yang telah dimiliki pe-neliti".
Berdasarkan
kutipan-kutipan di atas,
maka
langkah-langkah
yang
dilakukan
dalam
menganalisis
data
dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memilah
informasi atau data-data yang diperoleh
mela
lui
observasi, wawancara dan studi dokumentasi
dengan
guru-guru, kepala sekolah dan penilik sekolah.
2. Analisis
dilakukan
setiap selesai
pengumpulan
data,
yakni data yang diperoleh dari hasil observasi,
wawan
cara dan studi dokumentasi.
3. Membuat
kategorisasi data berdasarkan atas masalah dan
tujuan
penelitian. Dengan demikian
data
mentah
yang
terkumpul dapat ditransformasikan menjadi bagian-bagian
berdasarkan karakteristik-karakteristiknya.
Dalam
kait-an ini hubungkait-an setiap karakteristik
dijelaskan
sesuai
dengan konteksnya masing-masing.
4. Menafsirkan
data
sesuai
dengan
masalah
dan
tujuan
penelitian,
dalam rangka menyusun kesimpulan penelitian
guna memberikan makna dari data yang diperoleh,
proses yang diteliti sebagaimana adanya.
TABEL III
MATRIK PANDUAN PENGUMPULAN DATA
NO JENIS DATA YANG DIPERLUKAN
KONSEP GURU TENTANG STRATEGI MENGAJAR
DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
a. Konsep guru tentang tujuan pengajaran
membaca
b. Konsep guru tentang pendekatan yang
digunakan dalam proses belajar menga
jar membaca
c. Konsep guru tentang metode mengajar
dalam proses belajar mengajar membaca
d. Konsep guru tentang evaluasi/penilai
an hasil belajar murid
PENERAPAN STRATEGI MENGAJAR DALAM PROSES
BELAJAR MENGAJAR MEMBACA
a. Penerapan perencanaan pengajaran mem
baca dalam proses belajar mengajar
membaca
b. Implementasi/pelaksanaan proses bela
jar mengajar membaca
c. Evaluasi/penilaian hasil belajar mu rid dalam proses belajar mengajar
membaca
d. Tindak lanjut hasil evaluasi/penilai an hasil belajar murid dalam proses belajar mengajar membaca
Keterangan : KS = Kepala sekolah PS = Penilik sekolah
GR = Guru
W = Wawancara
0 = Observasi
SD = Studi dokumentasi
.-••I"
*0
•y-• •K-X .-.•>
..-ft-^."
sS-ST.
•ft» .,$>••' ">.'•'* '•% ">,""•>"
.« ft' >y*
^s^^
•^ft..
K£n>
N\
BAB V
KESIMPULAN PEMBAHASAN DAN REKOMENDASI
Bab lima menyajikan beberapa kesimpulan hasil peneli
tian
berdasarkan masalah dan analisis masalah.
Disamping
itu disajikan pembahasan dengan mempertimbangkan beberapa masukan baik secara konseptual maupun pandangan dari
beberapa responden seperti Kepala Sekolah, Penilik Sekolah
dan Iain-lain. Rekomendasi dalam kajian ini ditujukan
kepada pihak-pihak yang terl ibat/terka.it dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di. sekolah dasar.
A. Kesimpulan
1. Persepsi guru tentang konsep strategi mengajar
Persepsi subjeks tentang strategi mengajar yang digunakan dalam proses belajar mengajar baru menggambarkan
upaya atau usaha dalam mengembangkan bahan ajaran. Secara
konseptual strategi mengajar yang diungkapkan subjeks relatif kurang memberikan arti/makna sebagai pendekatan
atau cara dalam usaha merubah pengetahuan menjadi pengala
man belajar. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan dan
pengalaman subjeks tentang cara-cara yang harus dilakukan
dalam mentransformasikan pengetahuan kepada peserta didik.
a. Konsep Guru tentang Tujuan Pengajaran
Persepsi subjeks tentang tujuan pengajaran lebih
banyak berorientasi pada aspek pengetahuan, yakni hal-hal
208
Apa
yang
diungkapkan subjeks tentang
tujuan
pengajaran
bersifat
kognitif,
afektif
dan
psikomotor
belum
menggambarkan magna yang sesungguhnya. Hal ini terlihat
dari
isi atau
lingkup tujuan pengajaran yang
diungkapkan
subjeks dalam mengembangkan materi/
bahan
ajaran yang
ada
dalam
kurikulum atau Garis-garis Besar Program Pengajaran.
Materi/bahan ajaran yang dikembangkan hanya terbatas
pada
bahasan yang ada dalam buku paket atau buku pegangar.
yang
diterbitkan
oleh
Balai
Pustaka,
sedangkan
aspek
yang
berkaitan dengan
lingkungan masyarakat
( Lokal
)
ternyata
belum dapat dikembangkan sebagaimana mestinya.
b. Pendekatan Mengajar yang digunakan
Persepsi subjeks tentang pendekatan mengajar dengan CBSA secara konseptual lebih berorientasi pada aktivitas murid dalam belajar. Keberadaan CBSA dalam proses belajar mengajar justru adanya kesempatan yang diberikan kepada subjek didik dalam mencari informasi dan kesempatan untuk memecahkan masalah-masalah dalam belajar, baik secara mandiri maupun secara bersama. Aktivitas belajar tersebut
terlihat pada waktu dilakukan kegiatan belajar kelompok, dimana murid-murid secara bersama mengerjakan tugas-tugas
atau latihan-latihan yang diberikan subjeks.
Kelemahan pelaksanaan CBSA dalam kegiatan belajar
mengajar justru disebabkan oleh kurangnya buku-buku sumber
yang dapat. dijadikan acuan bagi peserta didik dalam bela
209
bersumber dari
buku wajib atau buku pelengkap yang
diter—
bitkan
oleh Tiga Serangkai,
Intan Pariwara,
Maju
Medan,
yang mana isi. atau materi yang disajikan hampir bersamaan. Persepsi subjeks tentang pendekatan konseptional, emperikal cian eksperimental yang dikembangkan dalam proses membaca belum dapat diaktualisasikan sebagaimana mestinya. Hal ini tergambar dari ungkapan subjeks yang secara gam-blang atau transparan menyatakan kurangnya pengetahuan dan
pemahamannya tentang pendekatan-pendekatan dimaksud.
Salah satu hal yang penting di.terapkannya pendekatan
konseptional, emperikal dan eksperimental dalam proses
membaca adalah dibutuhkan adanya bahan bacaan yang
berwawasan daerah ( lokal ), karena bahan bacaan dimaksud
dapat mempercepat pengembangan wawasan peserta didik yanq
mana secara alamiah merupakan bagian dari kebudayaannya.
c. Metode Mengajar dalam Proses Belajar Mengajar
Persepsi subjeks tentang metode mengajar pada dasar
nya adalah usaha/cara yang dilakukan guru dalam membantu
anak didik menerima materi atau bahan ajaran. Penggunaan
metode dalam kegiatan belajar mengajar harus sejalan
dengan tujuan pengajaran, baik dalam bentuk kognitif,
afektif maupun psikomotor. Dalam bentuk kognitif peran
metode mengajar adalah bagaimana informasi dan fakta yang
disampaikan itu dengan mudah dapat diterima oleh anak
didik. Penempatan subjeks didik dalam kegiatan belajar
210
peran metode mengajar dalam proses belajar mengajar adalah
membantu
perkembangan potensi-potensi yang dimiliki
oleh
anak. didik tesebut, seperti bakat-bakat, kreativitas dan lain sebagainya. Permasalahan yang dihadapi subjeks dalam
mengembangkan
materi
atau
bahan
ajaran
terletak
pada
kurangnya pengetahuan dan
pemahaman subjeks tentang
cara-cara yang harus dilakukan dalam menerapkan metode-metode
mengajar, karena hasil pengamatan menunjukkan bahwa
beberapa metode mengajar yang digunakan dalam proses
belajar mengajar
pelaksanaannya cendrung hampir bersamaan,
sehingga tidak kelihatan adanya spesifikasi dari
masing-masing metode mengajar tersebut.
d. Evaluasi/Penilaian Hasil Belajar Murid
Persepsi. subjeks tentang evaluasi/penilaian secara
konseptual masih terbatas pada penilaian bersifat kuanti
tatif, yang mana setiap kegiatan penilaian selalu dihu
bungkan dengan angka. Keberhasilan anak didik dalam bela
jar
sangat ditentukan oleh hasil
ulangan atau ujian
yang
ditunjukkan oleh-angka-angka tingqi, walaupun kadang-kadang perolehan angka-angka tersebut tidak seluruhnya
usaha dari anak didik yang bersangkutan.
Keberadaan evaluasi/penilaian dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari dua aspek, yakni sebagai indikasi sejauhmana anak didik menguasaxi. materi atau bahan ajaran yang disampaikan guru, dan kedua adalah sehagaxi
211
anaknya,
sekaligus dapat memberikan bantuan dalam
mening
katkan
kegiatan belajar.
Oleh karena
evaluasi
berperan
sebagai
sarana melihat keberhasilan belajar
anak
didik,
maka
kegiatan
evaluasi/penilaian
dalam
proses
belajar
mengajar seharusnya tidak menimbulkan efek terhadap
akti
vitas
belajarnya, namun demikian harus berfungsi
sebaqai
sarana
untuk merangsang anak didik
lebih
giat
melakukan
aktivitas belajar,
baik di sekolah maupun di rumah.
Evaluasi formatif yang dilakukan subjeks dalam proses
belajar mengajar membaca secara keseluruhan belum mengung
kapkan
isi
atau lingkup dari materi atau
bahan
ajaran.
Sebagian
besar
isi atau
lingkup dari
materi
atau
bahan
ajaran
yang
ditanyakan
bersifat
pengetahuan,
yakni
menanyakan tentang informasi dan fakta.
2. Penerapan Strategi Mengajar dalam Proses Belajar Mengajar Membaca
Penerapan
strategi mengajar yang
dilakukan
subjeks
dalam
proses
belajar
mengajar
membaca
dapat
dianggap
sebagai
gambaran
tentang aktivitas yang
dilakukannya
di
kelas. Gambaran aktivitas pengajaran tersebut dapat
dili-hat melalui kegiatan-kegiatan berikut,
yakni
:
a. Perencanaan Pengajaran
Gambaran Perencanaan Pengajaran atau Satuan Pelajaran
yang
dilakukan
dalam proses
belajar
mengajar
meliputi
tujuan
pengajaran,
pendekatan
mengajar
yang
digunakan
212
Tujuan
pengajaran yang dikembangkan
subjeks
dalam
proses
belajar mengajar membaca ternyata
relevan
dengan
apa yang diharapkan oleh kurikulum atau GBPP Bahasa
Indonesia,
baik
mengenai
pengetahuan,
sikap
dan
keterampilan.
Dalam mewujudkan tujuan-tujuan
pengajaran
dimaksud diperlukan adanya pendekatan mengajar yang sesuai
dengan
kurikulum.
Pendekatan CBSA dalam
proses
belajar
mengajar
membaca
relatif
kurang
dapat
mengembangkan
aktivitas anak didik dalam belajar. Hal ini terlihat. dari
praktek pengajaran yang dilakukan subjeks di kelas, dimana
kegiatan CBSA selalu diorientasikan dengan kerja kelompok.
Kelemahan
kerja
kelompok
murid
dalam
proses
belajar
mengajar disebabkan kegiatan yang dilakukan murid
merupakan
aktivitas
rutin,
yakni
mengerjakan
latihan-latihan atau tugas-tugas yang diberikan subjeks atau tugas-tugas yang ada pada buku bacaan.
b.
Implementasi/Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar
Aktualisasi
tujuan pengajaran yang dirumuskan subjeks
dapat dianggap sebagai acuan untuk pengembangan perilaku
murid
dalam belajar.
Dengan demikian diharapkan
ide-ide
dalam kurikulum dapat direalisasikan dalam proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar membaca sebagai wahana
membina anak didik,
relatif belum mampu melakukan
fungsi-nya sebagai inovator dalam mencari hal-hal baru untuk
perkembangan belajar anak didik. Hal ini terlihat. dari
a-213
ran pada peserta didik, dimana anak didik belum pernah
dilibatkan untuk mengetahui tujuan apa yang diharapkan
dari kegiatan belajar mengajar tersebut. Dengan pengertian
subjeks tidak pernah memberikan gambaran tentang tujuan
pengajaran yang ingin dicapai anak didik dalam belajar.
Pengelolaan kelas secara produktif yang dilakukan
subjeks memberikan kontribusi dalam mengembangkan materi
atau bahan ajaran, namun karena kurangnya pengetahuan dan
pemahaman subjeks tentang cara-cara yang harus dilakukan
dalam menumbuhkan suasana kondusif dalam kelas, maka
aktivitas belajar murid tidak dapat berkembang sebagai
i'i'i ana m e s t i n y a .
Pelaksanaan metode mengajar dalam Proses Belajar
Mengajar Membaca yang difokuskan pada tujuan pengajaran
dan pokok. bahasan membaca, pada dasarnya bersumber pada
kurikulum ( GBPP Bahasa Indonesia ). Kegiatan ini menun
jukkan bahwa subjeks ingin mengembangkan ketyerampiIan
peserta didik dalam memberikan argumentasi tentang bahan
bacaan, memberikan arti/makna tentang bahan bacaan dan
melatih peserta didik dalam menemukan ide-ide pokok yang
ada dalam bahan bacaan. Untuk mewujudkan
keterampilan-keterampilan di atas ternyata subjeks melakukan berbagai
jenis membaca seperti membaca dalam hati dan mem