Iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK
Penyakit karies gigi masih merupakan masalah kesehatan mulut di negara berkembang seperti
Indonesia. Streptococcus mutans merupakan bakteri kariogenik utama yang berperan dalam
terjadinya dental caries. Daun tanaman sambiloto (Andrographis paniculata) yang telah
digunakan sejak lama oleh masyarakat, dipercaya mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan
tubuh, salah satunya adalah sebagai zat antimikroba yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram positif dan negatif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati zona inhibisi berbagai konsentrasi ekstrak etanol
daun sambiloto terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Penelitian ini merupakan
penelitian eksperimental laboratorik secara in vitro dengan data cross sectional. Metode yang
digunakan pada penelitian ini adalah Agar Difussion Test (ADT) Method menggunakan media
Mueller Hinton Agar (MHA).
Hasil penelitian didapatkan ukuran zona inhibisi ekstrak etanol konsentrasi 40% - 90% tidak
berbeda secara signifikan dengan kontrol positif (p <0,05) kecuali pada konsentrasi 60%
didapatkan hasil perbedaan secara yang signifikan (p >0,05) tetapi ukuran zona hambatnya lebih
besar dibandingkan dengan ukuran zona hambat kontrol positif (2,65665 mm). Zona inhibisi
terbesar didapatkan pada konsentrasi ekstrak etanol daun sambiloto 60%, sedangkan zona inhibisi
terkecil didapatkan pada konsentrasi ekstrak etanol daun sambiloto 10%.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah daun sambiloto berefek antimikroba terhadap
Streptococcus mutans dengan konsentrasi 60% menghasilkan zona inhibisi terbesar.
v Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT
Dental caries still remains an oral health issue in developing countries such as Indonesia.
Streptococcus mutans is a main cariogenic bacteria which cause dental caries. Leaves of
sambiloto (Andrographis paniculata) has been used for a long time, is believed to have many
health benefits for the body, one of which is as an antimicrobial agent which can prevent a bacteria’s growth against the gram-positive and gram-negative bacteria.
The purpose of this study was to observe the inhibition zones in various concentration of the
ethanol extract of sambiloto leaves (Andrographis paniculata) against Streptococcus mutans in
an in vitro test. This study is a laboratory experimental study in vitro with cross-sectional data.
The method in this study was Agar Diffusion Test (ADT) Method which used Mueller Hinton Agar
(MHA).
The result of this study showed that there were no differences in the inhibition zones between
positive control and 40% - 90% concentration of sambiloto ethanol extract (p >0,05) except at
60% concentration (p <0,05) but the inhibition zones was greater than positive control (2,65665
mm). Greatest inhibition zones obtained at 60% concentrations while the smallest obtained at a
concentrations of 10%.
As conclusion, sambiloto have antimicrobial effect against Streptococcus mutans with
concentrations of 60% showed the greatest inhibition zones.
viii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI
JUDUL ...i
LEMBAR PERSETUJUAN...ii
SURAT PERNYATAAN...iii
ABSTRAK ...iv
ABSTRACT ...v
KATA PENGANTAR ...vi
DAFTAR ISI ...viii
DAFTAR TABEL ...xi
DAFTAR GAMBAR ...xii
DAFTAR LAMPIRAN ...xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 3
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3
1.4. Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3
1.4.1. Manfaat Akademis ... 3
1.4.2. Manfaat Praktis ... 4
1.5. Kerangka Pemikiran ... 4
1.6. Hipotesis ... 5
ix Universitas Kristen Maranatha
1.8. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Sambiloto ... 6
2.1.1. Taksonomi Sambiloto ... 6
2.1.2. Penyebaran dan Kegunaan Daun Sambiloto ... 7
2.1.3. Morfologi Daun Sambiloto ... 8
2.1.4. Kandungan Kimia Daun Sambiloto ... 9
2.2. Dental Caries ... 14
2.2.1. Epidemiologi Dental Caries ... 15
2.2.2. Etiologi Dental Caries ... 17
2.2.3. Tanda dan Gejala Dental Caries ... 19
2.3. Streptococcus mutans ... 21
2.3.1. Taksonomi Streptococcus mutans ... 22
2.3.2. Morfologi Streptococcus mutans ... 22
2.4. Antimikroba ... 23
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Penelitian ... 25
3.2. Subjek Penelitian ... 32
3.3. Metode Penelitian... 32
3.3.1. Desain Penelitian ... 32
3.3.2. Variabel Penelitian ... 32
3.3.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 32
x Universitas Kristen Maranatha
3.3.3. Sampel Penelitian ... 33
3.4. Prosedur Kerja ... 33
3.4.1. Pengumpulan Bahan ... 33
3.4.2. Persiapan Bahan Uji ... 34
3.4.2.1. Tes Identifikasi bakteri Streptococcus mutans ... 34
3.4.2.2. Pembiakan Streptococcus mutans pada media MHA ... 35
3.4.2.3. Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Sambiloto (Andrographis paniculata) ... 36
3.4.3. Pelaksanaan Penelitian ... 38
3.5. Metode Analisis ... 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 41
4.2. Pembahasan ... 46
BAB V SARAN DAN KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan ... 49
5.2. Saran ... 49
DAFTAR PUSTAKA ... 50
LAMPIRAN ... 54
xi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Diameter zona hambat ekstrak etanol daun sambiloto (Andrographis
paniculata) terhadap Streptococcus mutans... 41
Tabel 4.2. Tes homogenitas varian Levene Test ... 41
Tabel 4.3. ANOVA ... 42
xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Daun Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata) ... 6
Gambar 2.2. Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata)... 9
Gambar 2.3. Struktur Kimia Saponin Steroid ... 11
Gambar 2.4. Struktur Kimia Saponin Triterpenoid ... 11
Gambar 2.5. Struktur Kimia Flavonoid ... 12
Gambar 2.6. Struktur Kimia Tanin Terkondensasi ... 13
Gambar 2.7. Struktur Kimia Tanin Terhidrolisis ... 13
Gambar 2.8. The Stephan Curve ... 15
Gambar 2.9. Diagram Etiologi Dental Caries ... 18
Gambar 2.9. Karakteristik Klinis dari Kelainan Enamel ... 20
Gambar 2.10 Gambaran Klinis dari Lesi Enamel ... 20
Gambar 2.11 Daerah Rawan Karies Gigi ... 21
Gambar 2.12. Gambaran Mikroskopis Streptococcus mutans ... 23
Gambar 3.1. Autoclave ... 27
Gambar 3.2. Inkubator ... 28
Gambar 3.3. Mikroskop ... 28
Gambar 3.4. Timbangan Analitis ... 28
Gambar 3.5. Perkolator ... 29
Gambar 3.6. Evaporator ... 29
Gambar 3.7. Micropipette dan Micropipette Tip ... 29
Gambar 3.8. Cakram Kosong dan Cakram Antibiotik Clindamycin ... 30
xiii Universitas Kristen Maranatha
Gambar 3.10. Standar Kekeruhan McFarland dan Cairan BHI ... 30
Gambar 3.11. Mueller Hinton Agar (MHA) ... 31
Gambar 3.12. Daun Sambiloto yang Sudah Dikeringkan ... 31
Gambar 3.13. Ekstrak Etanol Daun Sambiloto ... 31
xiv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN
Foto Prosedur Penelitian ... 54
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Rongga mulut mengandung berbagai macam komunitas bakteri yang berlimpah
dan kompleks yang menghuni bagian atau permukaan yang berbeda dari rongga
mulut. Ketidakseimbangan indigenous bacteria ini dapat menyebabkan karies gigi
yang merupakan salah satu penyakit infeksi kronis yang paling umum terjadi di
dunia.1,2,3
Bakteri rongga mulut acidogenic seperti Streptococcus mutans, Streptococcus
sobrinus, Streptococcus oralis, Streptococcus intermedius, Streptococcus anginosus,
Lactobacillus acidophilus, Streptococcus salivarius, Streptococcus mitis,
Streptococcus sanguis merupakan inisiator yang berpotensi menyebabkan karies gigi
atau terbentuknya plak.Flora mikroba yang sangat banyak dan bervariasi memainkan
peranan penting sebagai etiologi karies namun Streptococcus mutans merupakan
bakteri yang paling utama berperan dalam pembentukan karies.4,5
Streptococcus mutans merupakan bakteri kokus gram positif, mikroorganisme
anaerob fakultatif non-motil yang dapat me-metabolisme karbohidrat. Pelepasan
rantai pendek asam karboksilat dari enzim yang digunakan Streptococcus mutans
sebagai produk fermentasinya, menyebabkan demineralisasi enamel sehingga
2
Universitas Kristen Maranatha
Pencegahan karies gigi dapat dilakukan dengan berbagai cara dan penggunaan
tanaman herbal sebagai obat antimikroba merupakan sebuah penerapan kuno yang
umum bagi seluruh masyarakat. Berdasarkan pengalaman emperis turun-temurun
banyak sekali jenis tanaman obat di Indonesia yang mampu memproduksi
antimikroba dan salah satu diantaranya adalah tanaman sambiloto (Andrographis
paniculata).7
Hasil analisa kimia yang dilakukan oleh Novalina (2003) menyatakan bahwa
beberapa senyawa yang terkandung dalam daun sambiloto diketahui mempunyai
kemampuan sebagai antimikroba. Senyawa saponin dapat bekerja sebagai
bakteriostatik dengan cara merusak membran sitoplasma (Robinson 2005). Senyawa
flavonoid berfungsi sebagai bakteriostatik dan mekanisme kerjanya menyebabkan
denaturasi protein sel bakteri serta dapat merusak membran sitoplasma (Pelzar dkk.
1998). Sementara menurut Ajizah (2007) tanin diduga dapat mengkerutkan dinding
sel sehingga mengganggu permeabilitas sel.7
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti merasa tertarik
untuk meneliti efek antimikroba ekstrak etanol daun sambiloto (Andrographis
3
Universitas Kristen Maranatha 1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas maka dapat
disimpulkan identifikasi masalah penelitian ini yaitu bagaimana efek antimikroba
ekstrak etanol daun sambiloto (Andrographis paniculata) dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian
Penelitian ini dibuat dengan maksud dan tujuan untuk mengamati zona inhibisi
berbagai konsentrasi ekstrak etanol daun sambiloto (Andrographis paniculata)
terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.
1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah 1.4.1 Manfaat Akademis
Penelitian ini dilakukan agar dapat bermanfaat dalam memberikan informasi
ilmiah bahwa ekstrak etanol daun sambiloto (Andrographis paniculata) dapat efektif
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dan sebagai referensi untuk
dijadikan dasar pada penelitian selanjutnya mengenai efek antimikroba ekstrak etanol
4
Universitas Kristen Maranatha 1.4.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini yaitu untuk memberikan informasi kepada
masyarakat mengenai manfaat ekstrak etanol daun sambiloto (Andrographis
paniculata) sebagai bahan herbal alami yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Streptococcus mutans dan mencegah penyakit karies gigi yang disebabkan oleh
bakteri tersebut.
1.5Kerangka Pemikiran
Proses karies gigi merupakan proses demineralisasi lokal dari enamel gigi yang
diawali dengan pembentukan biofilm dari bakteri terutama bakteri Streptococcus
mutans yang kemudian membentuk dental plak sehingga menyebabkan
berkembangnya lesi karies. Perluasan karies gigi dapat dihambat dengan
menggunakan tumbuhan herbal alami seperti daun sambiloto (Andrographis
paniculata).8
Beberapa senyawa yang terkandung dalam daun sambiloto (Andrographis
paniculata) seperti saponin, flavonoid, dan tanin diketahui mempunyai efek
antimikroba dengan merusak membran sitoplasma, mendenaturasi protein sel bakteri,
dan mengganggu permeabilitas sel bakteri. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak
etanol daun sambiloto (Andrographis paniculata) efektif dalam menghambat
5
Universitas Kristen Maranatha 1.6Hipotesis
Ekstrak etanol daun sambiloto (Andrographis paniculata) memiliki efek
antimikroba terhadap bakteri Streptococcus mutans.
1.7Metodologi Penelitian
Desain penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik secara in
vitro dengan metode Agar Difussion Test menggunakan Mueller Hinton Agar
(MHA). Hasil pengukuran diameter zona inhibisi yang terbentuk di sekitar cakram
(paper disk) kemudian dianalisis menggunakan ANOVA dengan α=5% dan
dilanjutkan dengan Multiple Comparison Fisher LSD.
1.8Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi dan Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha pada bulan April
49 Universitas Kristen Maranatha BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Ekstrak etanol daun sambiloto (Andrographis paniculata) berefek
antimikroba terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dan
konsentrasi 60% membentuk zona hambat terbesar.
5.2Saran
Aplikasi klinis daun sambiloto sebagai bahan tambahan pada obat kumur
dan pasta gigi.
Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai efek antimikroba daun
sambiloto (Andrographis paniculata) terhadap bakteri Streptococcus
mutans secara in vivo
Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai efek antimikroba daun
sambiloto (Andrographis paniculata) terhadap bakteri lainnya untuk
50 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
1. Akande OO, Alada ARA, Aderinokun GA. Efficacy of diferent brands of mouthwash rinses on oral bacterial loud count in healthy adults. African Journal of Biomedical
Research. 2004; 7: 125-6.
2. Anusavice, K. J. Dental caries: risk assessment and treatment solutions for an elderly population. Compendium of continuing education in dentistry, 2002; 23(10): 12-20.
3. C. Badet NBT. Ecology of Lactobacilli in the Oral Cavity. The Open Microbiology
Journal. 2008; 2: 38-48.
4. Sriram S, Lakshmi T. Antibacterial evaluation of herbal extracts against Streptococcus mutans: An in vitro study. Journal of Chemical and Pharmaceutical Research; 2014; 6(1): 678-680.
5. Okada M, Soda Y, Hayashi F, Doi T, Suzuki J, Miura K, et al. Longitudinal study of dental caries incidence associated with Streptococcus mutans and Streptococcus sobrinus in pre-school children. J Med Microbiol. 2005; 54: 661–5.
6. Gamal, M. El-Sherbiny. Control of growth Streptococcus mutans isolated from saliva and dental caries. Int. J. Curr. Microbiol. App. Sci. 2014; 3(10): 1-10.
7. Prapanza, E. & Marianto, L.M. Khasiat & Manfaat Sambiloto: Raja Pahit Penakluk Aneka Penyakit. Jakarta: AgroMedia Pustaka. 2003: 3-9.
8. Retnowati Yuliana, Bialangi Nurhayati, Posangi Nona Wingti. 2011. Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus pada Media yang Diekspos dengan Infus Daun Sambiloto (Andrographis Paniculata). Saintek, Vol 6, No 2.
51
Universitas Kristen Maranatha
10.Widyawati, Tri. 2007. “Aspek Farmakologi Sambiloto (Andrographis paniculata Nees).” Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40 Departemen Farmakologi dan Terapeutik
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18735/1/mkn-sep200740%20(10).pdf.
11.Mahendra, B. 2005. 13 Jenis Tanaman Obat Ampuh. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal: 106
12.Martosudarmo, S. 2016. Khasiat dan Manfaat Sambiloto. from https://m.google.com/app/basic/stream/z13vsjuoiv3zjdbii04cjhmg0paswp5wlxg0k/posts.
13.Dalimartha, Setiawan. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Vol. Jilid 1. Jakarta: Trubus Agriwidya; 1999.
14.Mursito, B. Ramuan Tradisional untuk Penyakit Malaria. Jakarta: Penebar Swadaya. 2002: 73-75
15.Arabski M, Wegierek-Ciuk A, Czerwonka G, Lankoff A, Kaca W. Effects of Saponins against Clinical E. Coli Strains and Eukaryotic Cell Line. Journal of Biomedicine and
Biotechnology. 2012; 1-6.
16.Hutapea, J. R. Inventaris Tanaman Obat Indonesia I Jilid 1. Departemen Kesehatan & Kesejahteraan Sosial RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2000.
17.De Padua L., Bunyapraphatsara N., & Lemmens R. Plant Resorces of South-East Asia 12, Medicinal and Poisonous Plants 1. Leiden, the Netherlands: Backhuys Publishers; 1999.
18.Darsana I. G., Besung I. N., & Mahatmi H. Potensi Daun Binahong (Anredera Cordifolia (Tenore) Steenis) Dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Escherichia Coli Secara In Vitro. Indonesia Medicus Veterinus. 2012; 1(3): 337-351.
19.Nurjanah N, Jacoeb A. M, Hidayat T, Shylina A. Bioactive Compounds and Antioxidant Activity of Lindur Stem Bark (Bruguiera gymnorrhiza). International Journal of Plant
52
Universitas Kristen Maranatha
20.Krasaekoopt W. K. Antimicrobial properties of Thai traditional flower vegetable extracts. Au J tech, 2005; 71-74.
21.Sharma B, Viswanath G, Salunke R, Roy P. Effects of flavonoid-rich extract from seeds of Eugenia jambolana (L.) on carbohydrate and lipid metabolism in diabetic mice. Food Chemistry. 2008; 110: 697-705.
22.Mangunwardoyo W, Cahyaningsih E, Usia T. Ekstraksi dan Identifikasi Senyawa Antimikroba Herba Meniran (Phyllanthus niruri L.). Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia. 2009; 7: 57-63
23.Absor U. 2006. Aktivitas Antibakteri Ranting Patah Tulang (Euphorbia tirucalli. Linn). Skripsi Sarjana Sains Program Studi Biokimia IPB Bogor Fakultas Matematika dan IPA.
24.Sturdevant, C. M. Sturdevant’s Art and Science of Operative Dentistry. Philadelphia: Mosby Elsevier; 2002.
25.Stephan RM and Miller BF. A quantitative method for evaluating physical and chemical agents which modify production of acids in bacterial plaques on human teeth. J Dent Res. 1943; 22; 45-51.
26.Arora D and Arora B. Streptococcus. Text Book of Microbiology For Dental Student, by Alkem Company(s) Pte Ltd. 2009; p:170-178.
27.Kidd, E. A. Essentials of Dental Caries. London: Oxford University Press; 2005.
28.Direktorat Kesehatan Gigi. 1994. Profil Kesehatan Gigi dan Mulut di Indonesia pada Pelita V. Jakarta: Ditjen Yan Medik. DepKes, RI.
29.Kementrian kesehatan RI. 2015. Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
30.Mick, N. W. Rosen’s Emergency Medicine: Concepts and Clinical Practice (7ed). Philadelphia: Mosby Elsevier; 2009.
53
Universitas Kristen Maranatha
32.Prapanza, I. D. Khasiat dan Manfaat Sambiloto Raja Pahit Penakluk Aneka Penyakit. Jakarta: Agromedia Pustaka; 2003.
33.Santoso, H. B. Toga 1 Tanaman Obat Keluarga, Penyembuh: Asma, Batuk Pilek, Brochitis, Luka, Sakit Perut. Yogyakarta: Kanisius; 1999.
34.Samaranayake, L. Essential Microbiology for Dentistry. 3rd ed. Philadelphia: Churcill Livingstone Elsevier; 2006.
35.Jawetz E, Melnick J. L., Adelberg E. A. Mikrobiologi Kedokteran, diterjemahkan oleh Nugroho E, dan Maulany, Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Edisi 20, 1996: 18-22, 223.
36.Ryan K. J., Ray C. G. Sherris medical microbiology. 4th ed. New York: McGraw Hill; 2004.
37.William, B. W. Bergey’s manual of systematic bacteriology. 3rd ed. New York: Springer Dordrecht Heidelberg; 2009; 657.
38.Behrman, Richard E dkk (eds). 1999. Ilmu Kesehatan AnakNelson Volume 1. Terjemahan oleh A. Samik Wahab (Ed) dari Nelson Textbook of Pediatrics 15/E (1996). Jakarta: EGC.
39. Jeffrey A. G., Charles A. D., & Sheldon M. W. Harisson’s Principles of Internal
Medicine (17 ed.). New York: McGraw-Hill; 2008.
40.Bates. Buku Saku Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Jakarta: EGC; 1998.