• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh iklan TV terhadap minat beli konsumen Pocari Sweat : studi kasus pada mahasiswa Sanata Dharma fakultas ekonomi - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh iklan TV terhadap minat beli konsumen Pocari Sweat : studi kasus pada mahasiswa Sanata Dharma fakultas ekonomi - USD Repository"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH IKLAN TV TERHADAP MINAT BELI

KONSUMEN POCARI SWEAT

(Studi Kasus pada Mahasiswa Sanata Dharma Fakultas

Ekonomi)

Disusun oleh :

NAMA : Hermawan Adi Nugroho NIM : 032214131

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

MOTTO

Say what you want

to say when You have

the time, tomorrow

maybe one day late,

Our deepest regrets

are words unsaid

and things undone

.

Masa depan yang cerah

berdasarkan pada masa lalu

yang telah dilupakan.

Kamu tidak dapat

melangkah dengan baik

dalam kehidupan kamu

sampai kamu melupakan

kegagalan kamu dan rasa sakit hati.

Skripsi ini kupersembahkan untuk

Universitas Sanata Dharma

(5)
(6)

vi

ABSTRAK

PENGARUH IKLAN TV TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN POCARI SWEAT

Studi Kasus pada Mahasiswa Sanata Dharma

Hermawan Adi Nugroho Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh informasi (X1), bentuk/format iklan (X2), isi iklan (X3), durasi waktu (X4) secara simultan terhadap minat beli konsumen (Y) minuman Pocari Sweat.

Penelitian ini dilakukan pada bulan september 2007 dengan metode studi kasus pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Fakultas Ekonomi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 responden menggunakan metode Purposive Sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda.

(7)

vii

ABSTRAK

THE INFLUENCE OF TELEVISION ADVERTISEMENT TO THE POCARI SWEAT CONSUMER’S BUYING INTENTION

Study Case of Students of Sanata Dharma

Hermawan Adi Nugroho Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

The objective of the research was to explain the influence of information (X1), the form of the advertisement (X2), the contents of the advertisement (X3), time duration (X4) simultaneously to the consumer’s buying intention (Y) of Pocari Sweat.

The research was done on Septembers 2007 by study case method of the Students of Sanata Dharma university, faculty of Economics. The data collection was done by using questionaire. The number of the samples which was used on the research 100 respondents using Purposive Sampling method. The analysis technique which was used was multiple linear regression.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Allah atas ratmat-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Iklan TV terhadap

Minat Beli Konsumen”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan Skirpsi ini juga tidak lepas dari campur tangan berbagai pihak

yang telah membantu penulis sampai skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak A Yudi Yuniarto, SE, MBA sebagai dosen pembimbing I.

2. Ibu M Th Ernawati, SE MA selaku dosen pembimbing II.

3. Bapak Drs. G Hendra Poerwanto, M.Si., selaku Ketua Program Studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma

5. Bapak V. Mardi Widyadmono, SE, MBA. selaku dosen pembimbing akademik

pertama.

6. Ibu Ike Janita Dewi, SE, MBA, Ph.D. selaku dosen pembimbing akademik

kedua.

7. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

8. Kedua orang tuaku yang selalu memberikan yang terbaik untukku.

(9)

ix

10. Tika…..dirimu mreupakan motivasi buat diriku,

11. Someone that look so cute.

12. T@t@ kalau dah lulus.. temui aku ya please..

13. Ceweks....ceweks…….manis; KarLina(05), oKtA(04), PUspa(06), lia(06),

14. Hendri, Wisni, Afandi. Thanks for the invitation to graduation.

15. Mbak2x N mas penjaga kopma, THANKs yaa, sory mbk kalau sering banget

nonkrong di kopma, terus kopma jd gak laku.

16. Teman-teman manajemen 2003 terutama manajemen E. Bring all memory

around here to your homeland.

17. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat ditulis satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna karena

keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Untuk itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk

menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat dan menjadi bahan masukan bagi rekan-rekan yang sedang menyusun

skripsi.

Yogyakarta, 2007

Penulis

(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang masalah ... 1

B. Rumusan masalah ... 4

C. Batasan masalah ... 4

D. Tujuan penelitian ... 5

E. Manfaat penelitian ... 5

F. Sistematika penulisan... 5

BAB II. LANDASAN TEORI ... 7

A. Pemasaran ... 7

B. Konsep pemasaran ... 8

C. Strategi bauran pemasaran ... 10

D. Proses komunikasi ... 12

E. Bauran pemasaran ... 17

F. Bauran promosi ... 21

G. Periklanan dan iklan ... 24

H. Tujuan periklanan ... 24

(11)

xi

J. Sifat periklanan ... 28

K. Jenis periklanan ... 29

L. Pesan iklan ... 29

M. Prinsip iklan yang baik ... 30

N. Televisi sebagai media iklan ... 32

O. Bentuk-bentuk iklan televisi ... 37

P. Pengaruh iklan terhadap minat... 38

Q. Minat beli konsumen... 42

R. Perilaku konsumen... 43

S. Hipotesis penelitian... 46

BAB III. METODE PENELITIAN ... 47

A. Jenis penelitian ... 47

B. Lokasi penelitian ... 47

C. Objek penelitian ... 47

D. Subjek penelitian... 47

E. Variabel peneletian dan pengukuran ... 48

F. Metode pengambilan sampel ... 48

G. Metode pengumpulan data ... 49

H. Teknik pengujian intrument ... 50

I. Teknik analisis data ... 52

BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 55

A. Universitas Sanata Dharma ... 55

B. Tujuan pendidikan USD ... 58

C. PT Otsuka Pharmaceutical dan cabangnya ... 59

BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 66

A. Pengujian instrumen penelitian ... 66

B. Analisis karakteristik responden ... 72

C. Analisis regresi linier berganda ... 75

D. Pembahasan ... 78

BAB VI. KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 80

(12)

xii

B. Saran ... 81

C. Keterbatasan ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Judul

5.1 Uji Validitas informasi (X1) ... 67

5.2 Uji Reliabilitas informasi (X1)... 67

5.3 Uji Validitas bentuk/format iklan (X2)... 68

5.4 Uji Reliabilitas bentuk/format iklan (X2)... 68

5.5 Uji Validitas isi iklan (X3) ... 69

5.6 Uji Reliabilitas isi iklan (X3)... 69

5.7 Uji Validitas durasi waktu (X4)... 70

5.8 Uji Reliabilitas durasi waktu (X4)... 71

5.9 Uji Validitas minat beli (Y) ... 71

5.10 Uji Reliabilitas minat beli (Y) ... 72

5.11 Karakteristik responden menurut angkatan mahasiswa ... 72

5.12 Karakteristik responden menurut umur ... 73

5.13 Karakteristik responden menurut jenis kelamin ... 73

5.14 Karakteristik responden menurut uang saku ... 74

5.15 Karakteristik responden menurut frekuensi menonton televisi ... 74

5.16 Karakteristik responden menurut minuman yang dikonsumsi ... 75

5.17 Koefisien regresi ... 76

5.18 Anova ... 77

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul

(15)

xv

DAFTAR LAMPPIRAN

Lamp. Judul

1 Kuesioner... 86

2 Tabulasi jawaban 30 responden... 91

3 Uji validitas dan reliabilitas... 96

4 Identitas responden ... 101

5 Tabulasi jawaban 100 responden... 105

6 Analisis regresi linier berganda ... 112

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

“Pemasaran adalah sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk

merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan

barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada para

konsumen saat ini maupun konsumen potensial” (Stanton, 1985: 7).

“Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud

dengan komunikasi pemasaran adalah usaha menyebarkan informasi,

mempengaruhi/membujuk, atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan

produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal terhadap produk yang

ditawarkan perusahaan yang bersangkutan” (Tjiptono, 1998: 219).

“Promosi dipandang sebagai arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat

untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang

menciptakan pertukaran dalam pemasaran” (Swasta, 1984: 237).

“Promosi adalahThe element in an organization’s marketing mix that serve to inform, persuade, and remind the market of the orgamization and or its

producs”(Stanton dkk, 1991: 410).

(17)

Iklan merupakan salah satu variabel marketing mix, iklan bukanlah sekedar pesan yang menginformasikan suatu produk atau jasa kepada khalayak

melalui suatu media, tetapi iklan diarahkan untuk membujuk orang supaya

membeli produk dan jasa yang diiklankan tersebut. Pentingnya iklan bagi

konsumen adalah iklan membuat pembeli dapat menerima dan

membanding-bandingkan pesan yang disampaikan pesaing, iklan bersifat terbuka sehingga

konsumen bisa tahu keunggulan atau kelemahan produk yang diiklankan (Kotler

dan Armstrong, 2001: 156). Iklan menunjukkan cara penggunaan barang dan

jasa dapat bermanfaat bagi konsumen sehingga konsumen bisa tahu fungsi dari

produk atau jasa tersebut (Sumartono, 2002: 78 - 79). Variabel iklan antara lain

adalah isi pesan, informasi, bentuk dan format iklan, durasi waktu iklan.

Konsep kepercayaan, sikap, minat dan perilaku konsumen adalah saling

berhubungan erat. Mowen dan Minor menyatakan bahwa hubungan itu

didominasi oleh atribut produk. Atribut adalah sebuah fitur produk dimana konsumen membentuk kepercayaan. Sedangkan definisi sikap menurut

Thurstone yang dikutip Mowen dan Minor adalah afeksi atau perasaan untuk

atau terhadap rangsangan. Minat adalah sumber motivasi yang mendorong orang

untuk melakukan apa yang diinginkan, bila mereka memilihnya secara bebas dan

bila mereka melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan dan mendatangkan

kepuasan. Minat juga diartikan sebagai sesuatu kecenderungan yang agak

menetap pada seseorang untuk merasa tertarik pada suatu hal, dengan kata lain

perasaan senang orang lain akan menimbulkan sikap positif pada seseorang dan

(18)

lain adalah perhatian, kesukaan (kecenderungan hati) kapada sesuatu, keinginan

(Poerwadarminta, 1982: 650). Ketertarikan pada sebuah produk dapat diawali

pada sebuah iklan, iklan yang ditampilkan dapat memberikan minat yang besar

terhadap calon konsumen sehingga mereka berminat dan ingin lebih jauh serta

timbul rasa ingin tahu secara lebih rinci (Kasali, 1993: 84). Dengan kata lain

perasaan senang seseorang yang ditimbulkan akibat melihat iklan akan

menimbulkan sikap positif pada orang tersebut dan akhirnya akan menimbulkan

minat beli (Winkel, 1991: 533).

Produk minuman isotonik merupakan minuman yang ditujukan bagi

mereka yang sering beraktivitas, bekerja dan mengeluarkan keringat. Karena

untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang, air saja ternyata tidak cukup,

karena itu diperlukan berbagai mineral termasuk karbohidrat untuk

memperlambat rasa lelah saat melakukan aktivitas. PT Amerta Indah Otsuka

(AIO), produsen dan pemasar Pocari Sweat ini merupakan salah satu pelopor

keberadaan minuman Isotonik di Indonesia. Sejak meluncurkan produknya tahun

1990, AIO sukses mengembangkan pasar minuman isotonik. Saat ini, Indonesia

merupakan pasar ketiga terbesar Pocari Sweat di Asia setelah Jepang dan Korea

Selatan. Total penjualan domestik Pocari mencapai 100 juta kaleng dan 6,5 juta

sachet (www.astaga.com). Sebagai minuman isotonik, fungsi Pocari

menggantikan cairan tubuh yang hilang akibat olah raga atau dehidrasi.

Komposisi minuman Pocari sengaja dibuat mirip dengan cairan yang ada dalam

tubuh manusia. Jadi, kalau minum Pocari bukan bertambah tenaganya seperti

(19)

Dari 5 jenis merk minuman isotonik Pocari Sweat merupakan salah satu

minuman yang tidak ditemukan bahan pengawet natrium benzoate dan kalium

sorbat, sedangkan ke 4 lainnya adalah Vita-Zone, NU Apple EC, Jus AFI

(http://www.pikiran-rakyat.com). Di tengah persaingan sektor minuman yang

sangat ketat, bisa meraih peningkatan penjualan tahunan sebesar 50% dari

penjualan sebelumnya, hal itu tentu menakjubkan. Data Indocommercial

menjelaskan, rata-rata produk minuman energi dan minuman kesehatan di

Indonesa hanya tumbuh 28,6% /tahun. Berarti, Pocari bisa tumbuh jauh

mengungguli industrinya (http://www.swa.co.id).

Berdasarkan data diatas peneliti memlilih judul skripsi;

Pengaruh Iklan TV terhadap Minat Beli Konsumen Pocari Sweat

(Studi Kasus Mahasiswa Sanata Dharma Fakultas Ekonomi)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana karakteristik konsumen produk minuman Pocari Sweat.

2. Apakah Informasi, Bentuk atau format, Isi, durasi waktu iklan TV (X) secara

simultan berpengaruh terhadap minat beli konsumen (Y).

C. Batasan masalah

Responden penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma yang pernah melihat iklan minuman Pocari Sweat dan pernah

atau masih mengkonsumsi minuman Pocari Sweat, ataupun yang belum pernah

(20)

D. Tujuan penelitian

Untuk mengetahui pengaruh Informasi, Bentuk atau format, Isi, durasi waktu

iklan TV (X) terhadap minat beli konsumen (Y).

E. Manfaat penelitian

1. Bagi Pemasang Iklan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberi masukan sebagai

bahan pertimbangan dalam menentukan dan memperbaiki cara penyampaian

iklan yang baik.

2. Bagi Universitas.

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan penelitian

yang lebih lanjut yang berkaitan dengan iklan dan sebagai tambahan

referensi perpustakaan Sanata Dharma.

F. Sistematika Penulisan

BAB I: Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II: Landasan teori.

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang landasan teori yang

berhubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini

(21)

BAB III: Metode Penelitian

Bab ini mengemukakan tentang jenis penelitian, tempat, subjek dan

objek penelitian, metode pengumpulan data, metode pengambilan data

sample, teknik pengujian kuesioner, dan metode analisis data.

BAB IV: Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Perusahaan

Bab ini berisi uraian tentang gambaran umum lokasi penelitian dan

perusahaan

BAB V : Analisis Data dan Pembahasan

Dalam bab ini dikemukakan tentang proses penganalisaan data dengan

menggunakan alat analisis Regresi berganda dan pembahasannya dari

hasil analisis data tersebut.

BAB VI: Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan Penulisan

Dalam bab ini memuat kesimpulan dari analisis data, saran yang

(22)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pemasaran

1. Pengertian Pemasaran

Pada awal mulanya pemasaran terbentuk dari sebuah bentuk

kebutuhan dan keinginan manusia. Hal tersebut diimplementasikan melalui

kegiatan yang mengusahakan agar produk yang dipasarkan dapat diterima

dan disenangi oleh pasar.

Beberapa ahli pemasaran mengemukakan pendapatnya :

Kotler dan Amstrong (1991: 6)

“Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dengan mana

individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan

inginkan dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk dan

nilai dengan pihak lain”.

Wiliam J. Stanton (1985: 7)

“Pemasaran adalah sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk

merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan

mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan

jasa baik kepada para konsumen saat ini maupun konsumen potensial”.

2. Manajemen Pemasaran

Apabila manajemen pemasaran melakukan pekerjaannya dengan baik

(23)

dan menetapkan harga secara tepat, mendistribusikan dan mempromosikan

secara efektif, maka manajemen pemasaran akan sangat mudah menjual

barang-barang hasil produksi perusahaan. Kegiatan promosi ini haruslah di

koordinasikan dan dikelola dengan cara yang baik. Dalam perusahan dikenal

istilah manajemen pemasaran yang menurut Kotler & Armstrong (1991: 7):

manejemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi

penetapan harga promosi dan distribusi gagasan, barang dan jasa untuk

menghasilkan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran perorangan dan

organisasi.

B. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk meraih tujuan

organisasi adalah menjadi lebih efektif dari pada para pesaing dalam

memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan

kebutuhan dan keinginan pasar sasaran. Konsep pemasaran bersandar pada

empat pilar yaitu: pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu

dan profitabilitas (Kotler 1997: 17-22) :

1. Pasar Sasaran

Untuk mengetahui pasar sasaran yang ada merupakan hal yang sangat

penting bagi perusahaan, karena dengan mengetahui pasar sasaran, maka

mereka dapat menyiapkan program yang sesuai.

2. Kebutuhan Pelanggan

(24)

b. Kebutuhan nyata

c. Kebutuhan yang tidak diutarakan

d. Kebutuhan kegembiraan (delight) e. Kebutuhan rahasia

Secara umum perusahaan dapat menanggapi permintaan pelanggan

dengan memberikan apa yang mereka inginkan, apa yang mereka

butuhkan, atau apa yang benar-benar mereka butuhkan. Kunci pemasaran

profesional adalah memahami kebutuhan riil pelanggan dan

memenuhinya dengan lebih baik dari pada yang dilakukan para pesaing

3. Pemasaran Terpadu

Kegiatan ini dapat berjalan apabila di semua departemen

perusahaan bekerja sama melayani kepentingan pelanggan. Pemasaran

terpadu berjalan dalam dua tahap yaitu secara eksternal maupun internal,

pemasaran eksternal adalah pemasaran yang ditujukan terhadap

orang-orang di luar perusahaan. Pemasaran internal merupakan kegiatan

menerima, melatih dan memotivasi pegawai yang memiliki kemampuan

dan ingin melayani pelanggan dengan baik.

4. Profitabilitas

Sebagian besar perusahaan-perusahaan swasta mempunyai

tujuan utama yaitu meraih laba atau keuntungan. Namun organisasi

nirlaba atau kemasyarakatan lebih cenderung bertahan hidup dan

mengumpulkan dana untuk melaksanakan kegiatan mereka. Kebanyakan

(25)

keadaan yang mendesak yaitu:

a. Penjualan menurun

b. Pertumbuhan yang lambat

c. Pola pembelian yang berubah

d. Persaingan yang meningkat

e. Biaya pemasaran yang meningkat

C. Strategi Bauran Pemasaran.

Pemasar dapat memilih salah satu dari strategi bauran promosi yaitu

strategi dorong atau strategi tarik, penekanan relatif pada alat-alat promosi

spesifiknya berbeda-beda untuk kedua jenis strategi ini. Strategi dorong (push strategy) meliputi tindakan “mendorong” produk melalui saluran distribusi agar sampai kepada konsumen terakhir. Dengan menggunakan strategi tarik (pull strategy), pembuat produk mengarahkan aktivitas pemasarannya (terutama lewat iklan dan promosi konsumen) kepada konsumen akhir yaitu agar mereka mau

membeli produk tersebut. Jika strategi tarik ini efektif, konsumen kemudian akan

meminta produk itu dari anggota saluran, yang pada gilirannya akan memintanya

kepada pembuat produk. Jadi, pada strategi tarik, permintaan konsumen akan

“menarik” produk tersebut melalui saluran.

Perusahaan memperhatikan banyak faktor pada waktu mengembangkan

bauran promosi merek, yaitu: tipe produk/pasar, tahap kesiapan-pembeli, dan

tahap daur-hidup produk.

(26)

Dampak alat-alat promosi berbeda-beda antara pasar konsumen dan

pasar bisnis. Perusahaan barang konsumsi biasanya lebih banyak

menggunakan strategi “tarik”, mereka mengalokasikan lebih banyak dana

untuk iklan, yang kemudian diikuti oleh promosi penjualan, penjualan

pribadi, dan kemudian hubungan masyarakat. Sebaliknya pemasar

perdagangan antar perusahaan cenderung menggunakan stategi dorong,

menempatkan sebagian besar dana mereka untuk penjualan personal

kemudian diikuti dengan promosi penjualan, iklan, dan hubungan

masyarakat.

2. Tahap kesiapan-pembeli.

Pengaruh yang ditimbulkan oleh alat-alat promosi ini berbeda-beda

karena berbeda-bedanya tahap kesiapan-pembeli. Iklan, bersama-sama dalam

hubungan masyarakat, memainkan peranan utama dalam tahap kesadaran dan

pengetahuan, lebih penting dari pengaruh telepon atau kunjungan mendadak

dari tenaga penjual. Apa yang disukai, dipilih, dan diyakini pelanggan lebih

dipengaruhi oleh penjualan personal, yang segera diikuti oleh iklan.

Akhirnya, penutupan penjualan kebanyakan dilakukan lewat kunjungan

penjualan dan promosi penjualan. Jelaslah bahwa penjualan personal, karena

biayanya yang tinggi, harus lebih berfokus pada tahap selanjutnya dari proses

penjualan pelanggan.

3. Tahap daur-hidup produk.

Pengaruh dari alat promosi yang berbeda juga akan berbeda-beda sesuai

(27)

hubungan masyarat berguna untuk menghasilkan kesadaran yang tinggi,

sedangkan promosi penjualan bermanfaat untuk mempromosikan uji coba

awal. Penjualan personal dipakai untuk membuat pedagang mau menjual

produk tersebut. Dalam tahap pertumbuhan, iklan dan hubungan masyarakat

terus memberikan pengaruh yang kuat, sedangkan promosi penjualan dapat

dikurangi karena kurang dibutuhkan dalam tahap ini. Dalam tahap dewasa,

promosi penjualan kembali lebih penting relatif dibandingkan terhadap iklan.

Pembeli mengetahui merknya, dan iklan diperlukan hanya untuk

mengingatkan mereka akan produk tersebut. Dalam tahap menurun, iklan

dipertahankan sebatas untuk mengingatkan, hubungan masyarakat

dihilangkan, dan armada penjualan hanya memberikan sedikit perhatian pada

produk. Akan tetapi, promosi penjualan bisa jadi harus tetap kuat (Kotler &

Armstrong, 2001: 130-133).

D. Proses Komunikasi.

Komunikasi pemasaran adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh

penjual dan pembeli dan merupakan kegiatan yang membantu dalam

pengambilan keputusan di bidang pemasaran, serta mengarahkan pertukaran agar

lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih

baik (Swasta & Irawan, 2002: 345).

Sebelum menentukan bauran promosi sebuah produk dan jasa, pemasar

harus memahami proses komunikasi, dimana unsur-unsur terpentingnya adalah

(28)

(message), dan tanggapan/sekumpulan reaksi (response).

Setelah auidens sasaran ditentukan, komunikator pemasaran harus

memutuskan respon apa yang dicari. Tentu saja pada umumnya respon akhir

yang diinginkan adalah pembelian. Tetapi membeli adalah hasil dari proses panjang yang dilakukan oleh konsumen dalam pengambilan keputusan.

Komunikator pemasaran perlu mengetahui dimana audiens sekarang berdiri dan

sampai sejauh mana mereka harus dipengaruhi. Sasaran mungkin berada di salah

satu dari enam tahap kesiapan-membeli (buyer-readiness stages), tahap-tahap ini meliputi kesadaran, pengetahuan, rasa suka, preferensi (keberpihakan), keyakinan, dan pembelian.

Pada pasar sasaran, konsumen sasaran mungkin sama sekali tidak sadar

akan adanya produk, hanya mengetahui namanya, atau mengetahui satu atau

sedikit hal saja tentang produk. Konsumen sasaran pertama-tama harus

membangun kesadaran dan pengetahuan. Sebagai contoh ketika perusahaan memperkenalkan produknya, perusahaan tersebut mengawali usahanya dengan

menampilkan iklan “penggoda” yang terus menerus agar masyarakat terbiasa

dengan nama itu. Iklan awal produk ini menciptakan keingintahuan dan

kesadaran melalui nama produk bukan produknya. Iklan sesudahnya

menciptakan pengetahuan dengan cara memberi tahu calon pembeli betapa

tingginya kualitas produk tersebut dan unsur-unsur inovatif yang dimilikinya.

Dengan asumsi, konsumen sasaran mengetahui produk, bagaimana

pendapat mereka akan produk tersebut? Begitu pembeli potensial mengetahui

(29)

menerapkan serangkain tahap dimana perasaan konsumen terhadap produk

tersebut semakin lama akan semakin kuat. Tahap-tahap ini mencakup rasa suka

(merasa menyukai produk tersebut), preferensi (lebih memilih produk tersebut

dari pada merek produk lain), dan keyakinan (percaya bahwa produk tersebut

adalah produk yang terbaik untuk mereka). Pemasar mengkombinasikan alat-alat

bauran pemasaran untuk menciptakan pendapat positif dan keyakinan. Iklan

mengangkat keunggulan produk tersebut dibandingkan merk pesaing. Siaran pers

dan aktivitas hubungan masyarakat lainnya menonjolkan unsur inovatif produk

tersebut serta performanya. Pembeli potensial produk tersebut mungkin

memutuskan untuk menunggu informasi lebih lanjut, atau menunggu

membaiknya perekonomian. Komunikator sebaiknya melakukan tindakan yaitu

bisa berupa harga promosi khusus, rabat, atau hadiah.

Tentu saja komunikasi pemasaran semata tidak dapat menciptakan

pendapat positif dan pembelian produk tersebut. Produk itu sendiri harus

memiliki nilai superior bagi pelanggan. Sesungguhnya, komunikasi pemasaran

yang menonjol dapat mempercepat jatuhnya produk yang jelek. Semakin cepat

pembeli potensial mengetahui produk jelek tersebut, semakin cepat mereka

menyadari keburukannya. Jadi, komunikasi pemasaran yang baik menuntut

“tindakan yang baik diikuti dengan kata-kata yang baik.

Hal-hal yang perlu dilakukan agar dapat menghasilkan pesan yang baik (Kotler

& Armstrong, 2001: 115-121) adalah:

1. Merancang pesan

(30)

beralih ke pembuatan pesan yang efektif. Pesan harus mengundang perhatian

(attention), mempertahankan minat (interest), membangkitkan keinginan (desire), dan memperoleh tindakan (action). (Kerangka ini dikenal dengan model AIDA). Dalm praktiknya, beberapa pesan dapat membawa konsumen

dari tahap kesadaran sampai ke tahap pembelian, tetapi kerangka AIDA

menyajikan kualitas yang dikehendaki dari suatu pesan yang baik. Dalam

merangkai pesan, komunikator pemasaran harus menyelesaikan 3 masalah :

apa yang akan dikatakan (isi pesan), dan bagaimana mengatakannya (struktur dan format pesan).

2. Isi pesan

Ada tiga tipe daya tarik : rasional, emosional, dan moral. Daya tarik rasional berkaitan dengan minat pribadi audiens. Daya tarik ini menunjukkan bahwa produk akan menghasilkan manfaat yang dikehendaki. Beberapa

contohnya adalah pesan yang menunjukkan kualitas, harga, nilai, atau kinerja

produk. Daya tarik emosional bertujuan untuk menggugah emosi negatif

maupun positif yang dapat memotivasi pembelian. Komunikator dapat

menggunakan daya tarik positif seperti cinta rasa, bangga, keceriaan, dan

humor. Daya tarik moral ditujukan untuk apa yang dipandang audiens

sebagai “benar” dan “layak.” Daya tarik ini sering dipakai untuk mendorong

orang agar mendukung gerakan-gerakan sosial seperti lingkungan yang

bersih, hubungan antar ras-yang harmonis, persamaan hak untuk kaum

(31)

3. Struktur pesan.

Komunikator juga harus memutuskan bagaimana mengenai tiga

permasalahan yang berkenaan dengan struktur pesan. Yang pertama adalah

apakah ia harus menarik kesimpulan atau membiarkan audiens

melakukannya. Permasalahan kedua mengenai struktur pesan adalah apakah

penampilan argumentasi satu sisi (hanya menyebutkan keunggulan produk),

atau argumentasi dua-sisi (menceritakan keunggulan produk sekaligus juga

mengakui kekurangannya). Biasanya, argumentasi satu sisi lebih efektif

dalam presentasi penjualan-terkecuali audiens berasal dari kalangan

berpendidikan tinggi atau lebih ingin mendengar pernyataan yang

berlawanan, atau si komunikator harus mengatasi asosiasi negatif.

Permasalahan struktur pesan ketiga adalah apakah penyampaian argumen

terkuat di depan atau di belakang. Penyampaian argumen-argumen tersebut

didepan akan menarik banyak perhatian namun bisa bermuara pada akhir

yang anti klimaks.

4. Format pesan

Bila pesan akan dipancarkan lewat televisi atau secara pribadi, maka

semua elemen ini plus bahasa tubuh harus terencana. Presenter

merencanakan ekspresi wajah, gerakan badan, pakaian, postur tubuh, dan tata

rambut mereka. Bila pesan ditempelkan pada produk atau kemasannya,

komunikator harus mengawasi tekstur, aroma,warna, ukuran, dan bentuk.

5. Memilih media.

(32)

Dalam saluran komunikasi pribadi (personal communication channels), dua orang atau lebih saling berkomunikasi langsung. Mereka bisa berkomunikasi melalui tatap muka, lewat telepon, lewat surat, atau

bahkan chating lewat internet. Saluran komunikasi pribadi efektif karena didalamnya terjadi pertemuan dan umpan balik pribadi.

b. Saluran komunikasi nonpribadi

Saluran komunikasi nonpribadi (nonpersonal communication chanels) adalah media yang membawa pesan tanpa mengadakan kontak atau umpan balik pribadi. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah

media utama, atsmosfer, dan acara. Media utama meliputi media cetak

(Koran, majalah, surat); dan media tampilan (bill board, papan iklan, poster). Atsmosfer adalah lingkungan yang dirancang secara khusus

demi menciptakan atau meningkatkan kecenderungan pembeli untuk

membeli produk.

E. Bauran Pemasaran (marketing mix)

1. Definisi

Marketing mix merupakan salah satu unsur dalam pemasaran baik dalam sasaran maupun penentuan strategi, yang paling berperan dalam keberhasilan

pemasaran suatu produk dipasar. Variable-variabel marketing mix antara lain adalah ,poduct, price, place, promotion.

(33)

eksekusi atau pelaksanaan keseluruhan operasi pemasaran (Jefkins, 1995: 8).

Definisi marketing mix menurut (Kotler, 2000: 18) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya

dipasar sasaran. Berdasarkan definisi tersebut, kombinasi dari marketing mix

dapat memberikan kepuasan terhadap konsumen. Variabel-variabel marketing mix yang membentuk strategi pemasaran terdiri atas kebijakan dan prosedur yang akan ditempuh. Jumlah variabel yang bisa digunakan untuk menciptakan

marketing mix tidak terbatas. Untuk mempermudah memahami konsep ini, MC. Carthy (Kotler, 1997: 82) mengelompokkan berbagai variabel itu ke

dalam suatu formula yang terdiri atas empat variabel yaitu : product, price, place, promotion.

2. Prinsip 4P

Konsep dasar 4 P dalam bauran pemasaran untuk pertama kalinya

diperkenalkan oleh E.Jerome McCharty (Jefkins, 1997: 9), yang kemudian

dikembangkan oleh Philip Kotler, dan kini digunakan secara luas oleh para

dosen pemasaran dan juga praktisi. Prinsip 4 P ini pada dasarnya membagi

bauran pemasaran menjadi empat bagian utama yakni Product, Place, Price, Promotion. Unsur periklanan masuk dalam elemen promosi. Para penulis Amerika sering menyamakan makna humas dengan makna publisitas,

kemudian publisitas mereka anggap identik dengan promosi. Namun

penafsiran tersebut terlalu sederhana dan cenderung kurang tepat. Karena hal

(34)

yang disatukan oleh suatu kaitan yang tidak dapat dipisahkan. Harga dan

distribusi yang ditempatkan ke dalam kategori P yang lain, sesungguhnya

erat kaitannya dengan periklanan. Pengkotak-kotakan seperti ini akan

mengaburkan hubungan erat antara elemen-elemen yang terkandung dalam

masing-masing P (Jefkins, 1997: 9).

Penjelasan dari masing-masing P dipaparkan sebagai berikut:

a. Product (produk)

Produk dapat menjadi penentu dalam persaingan perusahaan. Untuk

dapat memperkuat posisi produk, perhatian terhadap segala unsur atribut

produk akan dapat memungkinkan persaingan, unsur-unsur tersebut

misalnya: kemasan, disain, mutu dan sebagainya. Menuut Philip Kotler

(1997: 82), produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kesuatu pasar

untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan. Produk mencakup semua

kebijakan yang berkaitan dengan produk. Misalnya: jenis produk yang

akan dijual, kualitas, kemasan dan disain. Pemahaman dan

pengembangan produk akan menguatkan posisi produk dalam persaingan

dengan perusahaan lain.

b. Price (harga)

Harga menjadi sesuatu yang sangat penting agar suatu produk dapat

diterima dengan baik. Penetapan harga yang tepat akan mendorong

produk laku di pasaran sehingga menguntungkan produsen. Harga

mencakup semua kebijakan yang berkaitan dengan harga, misalnya :

(35)

“harga adalah jumlah uang dan kemungkinan ditambah dengan

beberapa barang yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi

sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya” (Kotler, 1997: 82).

Penentuan harga produk harus sesuai dengan produk yang akan

dijual. Jika harga yang ditawarkan diminati konsumen dan konsumen

membeli produk tersebut, berarti penetapan harga sudah baik. Jika harga

yang ditawarkan tidak diminati berarti penetapan harga kurang tepat.

Karena pentingnya harga bagi pemasaran produk, maka strategi

penetapan harga harus dipahami dengan tepat.

c. Place (distribusi)

Untuk menyalurkan produk dari produsen ke konsumen diperlukan

distribusi. saluran distribusi kadang-kadang disebut saluran perdagangan.

Saluran distribusi untuk suatu barang adalah saluran yang digunakan

produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen ke konsumen

atau pemakai akhir.

d. Promotion (Promosi)

Promosi merupakan dimaksudkan untuk menyampaikan atau

mengkomunikasikan suatu produk kepada pasar sasaran, untuk

memberitahu tentang keistimewaan, kegunaan dan tentang

keberadaannya untuk mengubah sikap atau mendorong orang untuk

bertindak, yaitu tindakan membeli. Menurut (Kotler, 1997: 82), promosi

adalah segala usaha yang dilakukan penjual untuk memperkenalkan

(36)

mengingatkan kembali konsumen lama agar melakukan pembelian ulang.

Dengan melakukan promosi, perusahaan akan menginformasikan tentang

produk kepada konsumen disertai dengan pengenalan pemakaian dan

cara kerja produk tersebut, untuk menarik minat dan mengingatkan

konsumen bahwa konsumen membutuhkan produk tersebut untuk

memenuhi kebutuhan.

F. Bauran Promosi

Promosi atau Promotion (Stanton dkk, 1991: 410 ) adalah:

“The element in an organization’s marketing mix that serves to inform, persuade, and remind the market of the organization and or its products”.

“Promosi dipandang sebagai arus informasi atau persuasi satu-arah yang

dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang

menciptakan pertukaran dalam pemasaran” (Swastha, 1984: 237).

“Promotional mix didefinisikan sebagai kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang

lain, yang kesemuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan”

(Swastha, 1984: 238).

Variabel-variabel Promotion mix dijelaskan sebagai berikut (Stanton dkk, 1991: 410):

1. Personal selling

(37)

promotional mix, personal selling membutuhkan lebih banyak uang dibandingkan dengan variable promotional mix lainnya.

Pengertian personal selling sebagai interaksi antar individu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai,

atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan

dengan pihak lain (Swastha 1984: 260).

2. Advertising

Advertising is a paid-for type of impersonal mass communication in which the sponsor is clearly identified. Bentuk yang paling umum adalah iklan TV dan radio, atau gambar dan tulisan di Koran dan majalah (Stanson

dkk, 1991: 410).

Periklanan adalah komunikasi non individu, dengan sejumlah biaya

melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non laba

serta individu-individu (Swastha, 1984: 245).

3. Publicity (Publisitas)

Publicity is similar to advertising in that it is a mass communication type of demand stimulation. Publisitas biasanya terdiri dari berita-berita yang menarik tentang produk atau organisasi yang dipresentasikan dalam

berbagai media. Keunikan dari publisitas adalah tidak memerlukan biaya

dan mempunyai kredibilitas (Stanton 1991: 410).

Maka publisitas dapat didefinisikan sebagai sejumlah informasi tentang

seseorang, barang, atau organisasi yang disebarluaskan ke masyarakat

(38)

sponsor. Sehingga orang tidak perlu mengeluarkan biaya untuk memperoleh

informasi.

4. Public Relation (Humas)

Public relation is more targeted than publicity. It is a planned effort by an organization to influence the attitudes and opinions of a specific group.

Targetnya bisa jadi adalah pelanggan, pemegang saham, agen-agen

pemerintah, atau kelompok-kelompok khusus yang berkepentingan (Stanton

1991: 410).

Menurut Swastha (1984: 279), humas dapat didefinisikan sebagai fungsi

manajemen yang memberikan penilaian tentang sikap masyarakat, identitas

kebijaksanaan, dan prosedur dari industri atau organisasi dengan keinginan

masyarakat dan melakukan program tindakan untuk mendapatkan

pengertian serta pengakuan masyarakat.

5. Sales promotion ( Promosi penjualan )

“Sales Promotion is designed to supplement advertising and coordinate personal selling” (Stanton, 1991: 410).

“Promosi penjualan yaitu kegiatan-kegiatan pemasaran selain personal selling, periklanan, dan publisitas, yang mendorong efektivitas pembelian konsumen dan pedagang dengan menggunakan alat-alat seperti peragaan,

pameran, demonstrasi, dan sebagainya. Beberapa metode promosi penjualan

antara lain melalui pemberian contoh barang, kupon, hadiah, undian dan

(39)

G. Periklanan dan Iklan

Menurut Kotler dan Armstrong (1991: 237):

“Iklan adalah semua bentuk penyajian non personal, promosi ide-ide, promosi

barang produk barang atau jasa yang dilakukan oleh sponsor tertentu yang

dibayar”.

G. Nickels mendefinisikan periklanan sebagai berikut (Swastha, 1984: 245) :

“Periklanan adalah komunikasi non individu, dengan sejumlah biaya, melalui

berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non-laba, serta

individu-individu”.

Menurut Kotler dan Amstrong (2001: 153):

“Periklanan adalah segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk

melakukan presentasi dan promosi non pribadi dalam bentuk gagasan, barang

atau jasa”.

Dalam kegiatan periklanan terdapat dua keputusan penting yang harus diambil,

yaitu Basu Swasta dan Irawan ( 2001: 351):

a. menyampaikan iklan yang harus disampaikan kepada pasar yang dituju.

b. Memilih media yang paling sesuai

H. Tujuan periklanan

Tujuan periklanan didefinisikan (Kotler dan Amstrong, 2001: 154-156)

sebagai:

Tugas komunikasi tertentu yang harus dilakukan dengan audien sasaran

(40)

beberapa kemungkinan tujuan periklanan menurut keperluan utamanya,

yaitu:

1. Periklanan informatif (informative advertising), yaitu periklanan yang digunakan untuk memberi informasi kepada konsumen mengenai suatu

produk atau kelengkapan baru atau untuk membangun permintaan awal.

Periklanan ini digunakan habis-habisan pada saat suatu kategori produk

yang baru mulai diperkenalkan.

2. Periklanan persuasif (persuasive advertising), yaitu periklanan yang digunakan untuk membangun permintaan selektif akan suatu produk

dengan cara meyakinkan konsumen bahwa merek tersebut adalah yang

terbaik dikelasnya. Beberapa periklanan Persuasif telah menjadi

periklanan perbandingan (comparative advertising), dimana perubahan secara langsung atau tidak langsung membandingkan mereknya dengan

satu atau sejumlah merek pesaingnya.

3. Iklan pengingat (reminder advertising), yaitu iklan yang digunakan untuk menjaga agar seorang konsumen tetap berfikir mengenai suatu produk.

Iklan pengingat ini penting untuk produk-produk yang sudah melekat

pada konsumen, agar konsumen tetap mengingat produk tersebut.

I. Periklanan Sebagai Proses Komunikasi

Periklanan adalah komunikasi bukan pribadi yang dijalankan melalui media

yang dibayar atas usaha yang jelas. Istilah “periklanan” berbeda dengan “iklan”.

(41)

program kegiatan untuk mempersiapkan berita tersebut dan untuk

menyebarluaskan kepada pasar. Masyarakat perlu diberitahukan tentang siapa

(sponsor) yang menyeponsori iklan tersebut. Dalam hal ini pembayaran

dilakukan oleh sponsor kepada media yang membawa berita tersebut.

Untuk pasar target tertentu, ada enam jenis saluran pokok sasaran periklanan.

Masing-masing jenis umumnya paling berguna untuk menerapkan jenis strategi

pemasaran tertentu. Karenanya, jika lebih dari satu sasaran ditetapkan, maka

penting untuk memastikan bahwa sasaran tersebut sesuai dengan strategi

pemasaran (Kotler, 1997: 234). Jenis-jenis sasaran tersebut adalah :

1. Kesadaran (awareness)

Kesadaran akan produk dan pengertian akan konsep dasar produk harus ada

sebelum sikap yang diharapkan terhadap merek tertentu dikembangkan.

Saran kesadaran ini juga diperlukan bila pelanggan memerlukan informasi

tentang bagaimana cara membeli atau bagaimana dapat memperoleh lebih

banyak informasi tentang produk.

2. Mengingatkan (reminder to use)

Untuk produk discresioner (produk yang dibeli secara tidak regular) yang pola pemakaianya tidak tertentu, strategi yang tepat adalah merangsang

permintaan primer dengan menaikkan tingkat pemakaian. Peran pokok iklan

dalam pelaksanaan strategi ini adalah menggunakan produk atau menambah

persediaan produk.

3. Mengubah sikap tentang penggunaan produk.

(42)

menarik pemakai baru atau untuk meningkatkan jumlah pemakai. Untuk

mencapai sasaran ini, iklan mungkin menunjukkan bagaimana suatu produk

dapat dimanfaatkan untuk penggunaan lain-lain (dalam hal bentuk baru)

bagaimana produk itu dapat memecahkan masalah pembeli.

4. Mengubah persepsi tentang pentingnya atribut merek

Untuk mengubah persepsi tentang pentingnya atribut merek pada pembeli,

maka atribut tersebut haruslah penting dan para pembeli harus merasakan

bahwa alternatif-alternatif produk yang ada berbeda berdasarkan sejauh mana

alternatif-alternatif tersebut mempunyai atribut yang dimaksud. Karenanya,

bila suatu produk memiliki suatu atribut yang unik dan produk tersebut

dikaitkan dengan manfaat yang dikehendaki konsumen, maka mungkin akan

tepat untuk menetapkan sasaran ini.

5. Mengubah keyakinan tentang merek

Jika suatu atribut merek sudah dianggap penting, maka pembeli akan

meneliti sejauh mana tipe-tipe merek atau produk alternatif memiliki atribut

tersebut. Karenanya, sasaran iklan disini adalah meningkatkan nilai produk

dimata konsumen dalam hal atribut yang dianggap penting atau mengubah

penilaian relatif dari produk-produk pesaing dalam hal atribut tersebut.

6. Mengukuhkan sikap

Dengan memberikan keyakinan pada pelanggan bahwa merek tersebut terus

menerus memberikan tingkat kepuasan tinggi untuk manfaat yang penting.

Iklan dapat mengukuhkan sikap dengan demikian juga mempertahankan

(43)

J. Sifat Periklanan

Setiap alat-alat promosi, yaitu periklanan, penjualan personal, promosi

penjualan, hubungan masyarakat dan pemasaran langsung, masing-masing

memiliki karakteristik berbeda. Perusahaan harus memahami karakteristik

tersebut untuk menentukan karakteristik yang tepat.

Kotler dan Amstrong (2001: 128) mengemukakan beberapa sifat dari

periklanan, yaitu:

1. Iklan dapat menjangkau banyak pembeli yang tersebar di berbagai tempat

dengan biaya yang rendah.

2. Iklan membuat penjual dapat mengulang pesan berkali-kali.

3. Iklan membuat pembeli dapat menerima dan membanding-bandingkan pesan

yang disampaikan pesaing.

4. Periklanan bersifat terbuka, sehingga pembeli tahu bahwa membeli produk

yang diiklankan akan dimaklumi dan diterima semua pihak.

5. Iklan juga amat ekspresif, perusahaan dapat mendramatisasi produk mereka

melalui seni mengunakan gambar, suara dan warna.

6. Iklan dapat digunakan untuk membangun citra jangka panjang suatu produk

dan mendongkrak penjualan dengan cepat.

Tetapi iklan juga mempunyai beberapa kelemahan, Kotler dan Amstrong (2001:

128):

a. Iklan tidak dapat menyentuh orang per-orang dan tidak bisa membujuk

seperti wiraniaga.

(44)

tidak merasa harus memperhatikan atau memberikan tanggapan.

Disamping itu iklan juga membutuhkan biaya yang besar, seperti iklan

di televisi.

K. Jenis Periklanan

Periklanan dibedakan kedalam dua golongan, apakah ditujukan kepada

pembeli akhir atau penyalur (Swasta dan Irawan, 2001: 370) yaitu:

a. Pull demand advertising

Periklanan yang ditujukan kepada pembeli akhir agar permintaan

produk bersangkutan meningkat. Biasanya produsen menyarankan kepada

konsumen untuk membeli produknya ke penjual terdekat. Pull demand advertising juga disebut consumer advertising.

b. Push demand advertisng

Periklanan yang tujukan kepada para penyalur, maksudnya agar para

penyalur bersedia meningkatkan permintaan produk yang bersangkutan

dengan menjualkan sebanyak-banyaknya ke pembeli atau pengecer. Barang

yang diiklankan biasanya barang industri. Push demand advertising juga disebut trade advertising.

L. Pesan Iklan

Untuk menciptakan pesan iklan yang efektif adalah dengan memutuskan

pesan umum apa yang akan dikomunikasikan kepada konsumen. Tujuan iklan

(45)

produk atau perusahaan dengan cara tertentu (melakukan tindakan pembelian

terhadap produk yang diiklankan). Karena itu, maka iklan harus memberikan

informasi tentang berbagai hal penting mengenai produk atau jasa yang

diiklankan tersebut.

Menurut Sumartono (2002: 68), pesan yang disebarkan melalui iklan untuk

konsumen haruslah merupakan:

1. Pemberian informasi yang baru atau pelengkap terhadap informasi mengenai

isi iklan yang telah dimilikinya.

2. Informasi yang baru, dapat membantu konsumen untuk mengadakan

organisasi dan reorganisasi pemikiran dan data yang telah dimiliki, sehingga

pilihan konsumen jatuh pada informasi terakhir.

3. Isi yang harus mempunyai nilai kepentingan (significance) untuk konsumen. Setelah konsumen membentuk dan mengadakan organisasi dan reorganisasi

data yang dimiliki dan ditambah dengan data terakhir.

M.Prinsip iklan yang baik

Empat prinsip iklan yang baik, yaitu (Handono, 2002: 5):

1. Iklan tidak boleh menyampaikan informasi yang palsu (memperdaya

konsumen).

2. Iklan wajib menyampaikan semua informasi: keamanan, cara penggunaan,

pembayaran dan sebagainya.

3. Tidak boleh mengarah pada pemaksaan

(46)

diskriminatif, merendahkan harkat dan martabat manusia (human dignity) dan sebagainya.

Iklan yang dijalankan secara jujur dan kontinyu dapat menghasilkan manfaat

atau keuntungan bagi perusahaan maupun konsumen, yaitu apabila (Sumartono,

2002: 78-79):

1. Iklan diadakan berdasar itikad baik dan dengan memperhatikan unsur-unsur

etika yang berlaku disuatu masyarakat.

2. Diberikan secara jujur dan memperhatikan faktor-faktor konsumen.

Apabila hal-hal tersebut dilaksanakan dengan baik, maka iklan tersebut dapat

menarik perhatian konsumen yang melihat iklan tersebut, menimbulkan

perhatian yang besar terhadap isi pesan iklan tersebut, menyatakan pokok-pokok

masalah tentang sifat dan bagaimana barang atau jasa yang dianjurkan dapat

dipakai oleh konsumen, memamerkan barang atau jasa yang diperkenalkan

kepada konsumen, sesuai dengan kemampuan memuaskan pemakaian barang

atau jasa yang dianjurkan, mensosialisasikan penggunaan barang atau jasa

dengan seorang tokoh atau lapisan masyarakat tertentu.

Sikap diatas tersebut akan tercermin dalam hasil yang dicapai, berupa

(Sumartono, 2002: 79):

a. Pemasaran yang meningkat dan meluas, serta jumlah pelanggan dan pemakai

yang selalu meningkat.

b. Terbukanya daerah pemasaran baru, disamping mempertahankan pasaran

terdahulu.

(47)

organisasi dan instansi barang atau jasa yang sejenis.

d. Apabila “pasaran sepi” penjual atau jasa masih terus bertahan, walaupun

volume penjualan berkurang.

N. Televisi Sebagai Media Iklan

Iklan televisi telah menciptakan karakteristiknya sendiri, dan hal tersebut

menambah daya pengulangan dan keseimbangan pengaruhnya sebagai suatu

bentuk media iklan. Hampir tidak ada rumah di Indonesia yang tidak punya

televisi. Televisi sudah merupakan barang umum yang mudah dijumpai dimana

saja. Karena itu, potensinya sebagai wahana iklan sangat besar, karena ia mampu

menjangkau begitu banyak masyarakat atau calon konsumen (Jefkins, 1995:

109).

Karena televisi merupakan sarana hiburan utama bagi keluarga, maka

produk-produk yang banyak diiklankan di televisi adalah barang-barang konsumsi, baik

yang dikonsumsi setiap hari maupun yang tahan lama seperti alat-alat rumah

tangga, namun dalam beberapa tahun terakhir produk-produk barang dan jasa

yang bernilai tinggi seperti mobil, motor, handphone, dan property (perumahan) semakin sering diiklankan di televisi (Jefkins,1995: 108).

Beberapa keunggulan iklan di televisi akan dipaparkan sebagai berikut

(Jefkins, 1995: 108):

a. Memberi kesan realistis karena sifatnya yang visual dan merupakan

kombinasi warna-warna suara dan gerakan, maka iklan-iklan televisi nampak

begitu hidup dan nyata.

(48)

rumah-rumah dalam suasana yang serba santai atau rekreatif, maka

masyarakat lebih siap untuk memberikan perhatian (dibandingkan iklan

poster yang di pasang di tengah jalan: masyarakat yang sibuk memikirkan

sesuatu, menuju suatu tempat atau tengah bergegas ke kantor tentunya tidak

akan sempat memperhatikannya).

c. Adanya repetisi atau pengulangan, iklan televisi bisa ditayangkan hingga

beberapa kali dalam sehari sampai dipandang cukup bermanfaat yang

memungkinkan sejumlah masyarakat untuk menyaksikannya, dan dalam

frekuensi yang cukup sehingga pengaruh iklan itu akan terasa manfaatnya.

Dewasa ini para pembuat iklan dalam menentukan durasi iklan tidak begitu

lama. Mereka justru membuat iklan televisi yang sesingkat namun semenarik

mungkin, agar ketika ditayangkan berulang-ulang, para pemirsa tidak segera

menjadi bosan karenanya.

d. Adanya pemilahan area siaran (zoning) dan jaringan kerja (networking) yang mengefektifkan penjangkauan masyarakat. Seorang pengiklan dapat

menggunakan satu atau kombinasi banyak stasiun televisi sekaligus untuk

memuat iklannya, bahkan ia bisa saja membuat jaringan kerja dengan semua

stasiun televisi, sehingga iklannya akan ditayangkan oleh semua stasiun

televisi secara serentak.

e. Ideal bagi para pedagang eceran, iklan televisi dapat menjangkau kalangan

pedagang eceran sebaik ia menjangkau konsumen, karena para pedagang

eceran juga suka menonton televisi.

(49)

terlupakan begitu cepat, tetapi kelemahan ini bisa diatasi dengan

memadukannya pada wahana iklan lain.

Beberapa kelemahan iklan televisi akan dipaparkan sebagai berikut (Jefkins,

1995: 113) :

a. Televisi cenderung menjangkau pemirsa secara masal, sehingga pemilahan

(untuk kepentingan pembidikan pangsa pasar tertentu ) sering sulit

dilakukan.

b. Jika yang diperlukan calon pembeli adalah data yang lengkap mengenai

suatu produk atau perusahaan pembuatnya, maka televisi tidak akan bisa

menandingi media pers.

c. Hal-hal kecil lainnya bisa dan biasa dikerjakan banyak orang sambil nonton

televisi, sama ketika mendengar radio. Akibatnya konsentrasi mereka

seringkali terpecah.

d. Karena pemirsanya yang sulit dipilah-pilah itu, maka iklan televisi justru

terbilang mahal. Apalagi terdapat ribuan pengiklan lainnya yang bersaing

membujuk pasar sehingga pangsanya nampak lebih kecil.

e. Karena pembuatan iklan butuh waktu yang cukup lama, maka ia tidak cocok

untuk iklan-iklan khusus atau bahkan yang bersifat darurat yang harus segera

mungkin disiarkan. (misalnya iklan konser yang akan berlangsung satu-dua

hari lagi).

f. Di Negara-negara yang memiliki banyak stasiun televisi, atau yang jumlah

pemirsanya relatif sedikit, biaya siarannya cukup rendah sehingga mungkin

(50)

durasinya panjang justru mudah membosankan pemirsa.

g. Kesalahan serius yang dibuat produser televisi adalah menggunakan penyaji

atau model yang sama sebagaimana para pengiklan yang lain. Selain

membosankan, hal ini juga bisa membingungkan.

Tiga kekuatan dari media periklanan televisi, yaitu (Kasali, 1993: 121) :

1. Efisiensi biaya.

Banyak pengiklan memandang televisi sebagai media yang paling efekif

untuk menyampaikan pesan-pesan komersialnya. Salah satu keunggulan

televisi adalah kemampuan menjangkau khalayak sasaran yang dapat

maupun yang tidak dapat dicapai oleh media lainnya. Jangkauan yang luas

ini menimbulkan efisiensi biaya.

2. Dampak yang kuat

Keunggulan lainnya adalah kemampuan menimbulkan dampak yang kuat

terhadap konsumen, dengan tekanan sekaligus pada dua indera, yaitu indera

pengelihatan dan pendengaran. Televisi juga mampu menciptakan kelenturan

bagi pekerjaan-pekerjaan kreatif dengan mengkombinasikan gerakan,

kecantikan, suara, dll.

3. Pengaruh yang kuat

Televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi persepsi

khalayak sasaran. Kebanyakan masyarakat meluangkan waktunya di depan

televisi, sebagai sumber berita, hiburan dan sarana pendidikan. Kebanyakan

calon pembeli lebih percaya pada perusahaan yang mengiklankan produknya

(51)

Menurut Fahmi, keunggulan atau kekuatan televisi dapat dilihat dari dua sisi,

yaitu (Sumartono, 2002: 7) :

1. Dari sisi pragmatis

Dari sisi pragmatisnya, televisi lebih menyangkut keunggulan dalam aspek

isi yang disajikan. Ada beberapa keunggulan televisi jika dilihat dari sisi

pragmatisnya, yaitu :

a. Menyangkut isi dan bentuk, media televisi walaupun direkayasa mampu

membedakan fakta dan fiksi, realistis dan tidak terbatas.

b. Menyangkut hubungan dengan khalayak, media televisi memiliki

khalayak yang tetap, memerlukan keterlibatan tanpa perhatian

sepenuhnya dan intim.

c. Media televisi memiliki tokoh berwatak (baik riil maupun yang di

rekayasa, sementara media lain (khususnya film) hanya memiliki bintang

yang direkayasa.

2. Dari sisi teknologisnya, lebih mengacu pada aspek teknologi televisi. Ada

beberapa keunggulan televisi jika dilihat dari sisi teknologisnya, yaitu :

a. Mampu menjangkau wilayah yang sangat luas dalam waktu bersamaan,

sehingga dapat menghantarkan secara langsung suatu peristiwa di suatu

tempat ke berbagai tempat lain yang berjarak sangat jauh.

b. Mampu menciptakan suasana yang bersamaan di berbagai wilayah

jangkaunnya dan mendorong khalayaknya memperoleh informasi dan

(52)

O. Bentuk-bentuk iklan televisi

Bentuk-bentuk iklan di televisi sangat tergantung pada bentuk siarannya,

apakah merupakan suatu bagian dari suatu kongsi atau sindikat, jaringan, lokal,

kabel, atau bentuk lainnya (Kasali, 1992: 120-121).

1. Pensponsoran

Banyak sekali acara televisi yang penayangan dan pembuatannya dilakukan

atas biaya sponsor atau pengiklanan. Pihak sponsor bersedia membiayai

seluruh biaya produksi plus fee untuk televisi. Sponsor telah memberikan dampak yang kuat pada pemirsa, khususnya karena peranan pengiklanan,

yang benar-benar menjaga mutu isi program serta siaran sponsornya.

2. Partisipasi

Bentuk lain adalah partisipasi. Bentuk iklan televisi ini agak berbeda dengan

bentuk sebelumnya, namun akan mengurangi beban biaya dan resiko.

Melalui iklan sepanjang 15, 30, atau 60 detik, iklan ini disisipkan diantara

satu atau beberapa acara (spot). Pengiklan dapat membeli waktu yang tersedia, baik atas acara yang tetap maupun yang tidak tetap. Pendekatan ini

juga lebih fleksibel, dalam arti dapat memilih jangkauan pasar, khalayak

sasaran, jadwal dan anggaran.

3. Spot Announcements

(53)

biasanya memanfaatkan bentuk iklan ini.

4. Public Services Announcements

Ada lagi bentuk iklan layanan masyarakat yang ditempatkan di

tengah-tengah suatu acara. Iklan ini biasanya dimuat atas permintaan pemerintah

atau suatu LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) untuk menggalang

solidaritas masyarakat atau suatu masalah ketertiban lalu-lintas, kebersihan

sungai, dan lain-lain.

P. Pengaruh Iklan Terhadap Minat

Para pemasang iklan sering kali memilih nama merek sehingga namanya

sendiri dapat membantu mengarahkan perhatian audiens yang menjadi sasaran

secara langsung, serta menentukan ciri khas merek yang mudah diingat. Literatur

psikologi mengatakan bahwa orang akan lebih memahami sesuatu yang familiar.

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika merek-merek yang familiar itu sangat mudah diingat. Mengekspos iklan merek dan kemasan dapat menjadikan merek

lebih familiar dan mudah diingat. Pikiran manusia seringkali menginterprestasikan berbagai atribut secara positif atau negatif, menurut

Sutherland & Sylvester (2004:28) mengatakan bahwa setiap orang memiliki

sikap dan cara pandang yang berbeda dalam melihat daging sapi yang

dipasarkan, tergantung pada bagaimana label itu-apakah diberi label “75% tidak

berlemak atau “25% berlemak. Dengan kata lain, segala sesuatu yang ada di

dunia ini selalu memiliki sisi positif dan negatif tidak terkecuali merek.

Jenis produk dapat dibagi ke dalam berbagai kelompok. Namun dilihat

(54)

yaitu produk yang beresiko tinggi dan produk yang beresiko rendah. Produk

dikatakan beresiko tinggi, bila produk tersebut menimbulkan kerugian yang

relatif besar bagi konsumen. Sedangkan produk dikatakan beresiko rendah,

apabila produk tersebut tidak menimbulkan kerugian yang relatif besar bila

konsumen salah dalam mengambil keputusan dalam membeli.

Bagi sebagian besar konsumen, mereka harus berhati-hati memilih ketika

mereka berminat untuk membeli produk yang beresiko tinggi. Sehingga, produk

seperti ini akan lebih sesuai bila diiklankan pada media cetak. Sedangkan untuk

produk yang beresiko rendah, seorang konsumen tidak perlu aktif mencari

informasi ketika memutuskan untuk membeli suatu produk. Mereka cukup

melihat iklan televisi sebagai sarana untuk mendapatkan informasi. Bagi

konsumen, ketertarikan pada sebuah produk memang dapat diawali pada sebuah

iklan, iklan yang ditampilkan dapat memberikan minat yang besar terhadap calon

konsumen sehingga mereka berminat dan ingin lebih jauh serta timbul rasa ingin

tahu secara lebih rinci (Kasali, 1993:84). Peluang ini bagi sebagian besar

pemasar atau perusahaan digunakan untuk memasarkan produknya dalam suatu

bentuk iklan yang dapat menarik minat pembeli. Efek iklan dapat mengubah

persepsi konsumen terhadap sebuah merek. Iklan juga dapat mengubah image

orang terhadap sebuah merek dengan mengaitkan merek tersebut dengan atribut

(Sutherland & Sylvester, 2004: 34).

Variable-variabel iklan TV antara lain adalah isi iklan, informasi, format

atau bentuk iklan, durasi iklan.

(55)

berupa pemeran/tokoh, moto/slogan, dan pesan iklan itu sendiri. Kata dan

gambar yang digunakan sebagai label dapat menggambarkan sebuah merek dan

dapat pula mengarahkan kita pada aspek-aspek yang berbeda dari sesuatu yang

sama. Keduanya dapat juga membantu kita memahami sesuatu yang sama

dengan cara yang berbeda. Sutherland & Sylvester (2004: 34) menyatakan

pendapat tersebut dalam sebuah ilustrasi, yaitu apa yang terlintas dalam pikiran

anda ketika saya mengatakan “Ted Tuner”? Biografi Ted Tuner secara jelas

menggambarkan beberapa sifat, seperti laki-laki, sang pengembara, bintang

media, sang suami, dermawan, pelayar.

Ted Tuner tersebut adalah satu orang, namun memiliki beberapa nama

julukan. Berdasarkan nama julukan yang dipilih, riwayat hidupnya yang

berbeda-beda akan menarik audiens. Kita menggambarkan orang yang sama,

namun dalam melihat riwayat hidupnya dipengaruhi oleh nama atau julukan

mana yang digunakan. Seseorang pembeli biasanya akan dipengaruhi oleh

kombinasi sifatnya sendiri terhadap Ted Tuner. Pembeli juga dipengaruhi oleh

seberapa besar ia tertarik pada “sang pengembara” atau “bintang media” atau

“dermawan” atau “pelayaran”. Setiap gambaran iklan berperan penting dalam

mengarahkan perhatian calon konsumen pada sifat bintang iklan yang berbeda

dari orang yang sama. Gambaran tersebut juga mempengaruhi persepsi audiens

sehingga hal tersebut tetap berada pada ingatan mental audiens.

Orang cenderung memikirkan orang dan sesuatu yang bermanfaat bagi

kita dibanding yang tidak bermanfaat. Pengiklan ingin agar kita berfikir dan

(56)

produknya lebih menonjol dari pada yang lain. Cara lain agar iklan dapat

mempengaruhi dan menarik perhatian audiens adalah melalui “isyarat”. Kata

atau ungkapan sering muncul dalam percakapan sehari-hari. Ketika sebuah

merek dihubungkan dengan sebuah ungkapan/kata tersebut dengan cara yang

diulang-ulang maka itu akan menjadi motto sehingga akan membantu merek

mudah diingat. Diharapkan motto-motto itu dapat mempengaruhi pikiran

audiens, sehingga mempengaruhi memori audiens ketika audiens akan

melakukan pembelian.

Informasi. sebuah iklan yang baik adalahapabila dalam penayangannya

dapat memberikan informasi yang jelas bagi calon konsumen. Pada produk yang

beresiko tinggi melalui media cetak sering kali lebih jelas dalam memberikan

detail informasi. Sedangkan produk yang beresiko rendah, yang penayangannya

dengan media televisi dengan durasi waktu yang relarif singkat diharapkan dapat

memberikan informasi yang memadai bagi konsumen, meskipun informasi

tersebut bukan merupakan sebuah detail, namun informasi yang memadai

kemungkinan dapat berpengaruh terhadap minat beli konsumen. Iklan sering

dikonsultasikan untuk mendapatkan informasi, konsumen banyak memakai iklan

TV untuk mencari informasi mengenai model dan desain.

Bentuk atau format iklan. bentuk atauformat iklan adalah metode yang

bertujuan untuk membujuk pemirsa. Ada beberapa metode atau format

penyampaian pesan yang bertujuan membujuk audiens. Metode-metode

(57)

keunggulan dan kelemahan dalam hubungannya dengan penyampaian pesan.

Durasi waktu. iklan berdurasi 60 detik saat ini sudah umum digunakan.

Namun iklan yang efektif biasanya memiliki durasi yang lebih pendek. Bahkan

iklan TV yang berdurasi 60 detik hanya seperseratus durasi iklan di film bioskop

(Sutherland & Sylvester, 2004: 157). Untuk durasi iklan di film sendiri adalah

sekilas 60-100 detik atau 20-30 detik, sehingga membuat penonton memiliki

banyak waktu untuk mengidentifikasikan iklan tersebut. Hal ini berarti membuat

rencana secara matang dan menyesuaikan karakter dalam iklan lebih jauh lebih

sulit dibanding dengan menyesuaikan karakter dalam film. Waktu adalah musuh

sekaligus tantangan bagi iklan, namun dalam waktu yang terbatas sebuah iklan

harus mampu menjelaskan sebuah situasi dalam waktu yang bersamaan

konsumen mendapatkan penjelasan yang disampaikan.

Q. Minat Beli Konsumen (Phurchase intention)

Minat adalah sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan

apa yang diinginkan, bila mereka memilihnya secara bebas dan bila mereka

melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan dan mendatangkan kepuasan.

Minat juga diartikan sebagai sesuatu kecenderungan yang agak menetap pada

seseorang untuk merasa tertarik pada suatu hal, dengan kata lain perasaan senang

orang lain akan menimbulkan sikap positif pada seseorang dan akhirnya akan

menimbulkan minat (Winkel, 1991: 533). Pengertian minat yang lain adalah

perhatian, kesukaan (kecenderungan hati) kapada sesuatu, keinginan (

(58)

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat dikelompokkan menjadi 2

golongan yaitu (W.S winkel, 1986: 27) :

1. Minat secara intrinsik

Minat secara intrinsik merupakan minat yang berdasarkan suatu

dorongan yang secara mutlak timbul dari dalam diri individu sendiri

tanpa ada pengaruh dari luar.

2. Minat secara ekstrinsik

Minat secara ekstrinsik merupakan minat yang berdasarkan suatu

dorongan atau pengaruh dari luar individu.

Banyak perusahaan yang telah menggunakan media iklan untuk menunjang

pemasarannya, yaitu dengan mengeluarkan biaya yang relatif besar. Kita juga

sering dapat melihat bagaimana besarnya persaingan-persaingan yang

ditampilkan dalam sebuah iklan untuk menonjolkan sebuah produk, tetapi

bagaimanapun juga sebuah iklan harus dapat memberikan perbedaan dari yang

lain. Bagi konsumen ketertarikan pada sebuah produk memang dapat diawali

dari sebuah iklan yaitu bagaimana sebuah iklan yang ditampilkan akan

memberikan minat (interest) yang besar terhadap calon konsumen sehingga mereka berminat dan ingin lebih jauh dan timbul rasa ingin tahu secara lebih

rinci ( Kasali, 1993: 84).

R. Perilaku Konsumen

Ada beberapa pengertian atau definisi perilaku konsumen menurut

pendapat para ahli dalam buku mereka masing-masing (Umar, 2003: 11): John

(59)

studi tentang unit pembelian (buying units) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuangan barang/jasa, pengalaman serta

ide-ide. David L. Louden dan Albert J. Della Bita mendefinisikan perilaku

konsumen sebagai suatu proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu

secara fisik yang dilibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan

barang dan jasa. Sementara itu, pendapat Nessim Hanna dan Richard Wozniak

perilaku konsumen adalah suatu bagian dari aktivitas-aktivitas kehidupan

manusia, termasuk segala sesuatu yang teringat olehnya akan barang atau jasa

yang dapat diupayakan sehingga akhirnya ia akan menjadi konsumen. Menurut

Schiffman dan Kanuk perilaku konsumen adalah perilaku yang diperlihatkan

konsumen dalam mencari, membeli menggunakan, mengevaluasi, dan

menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan

kebutuhan mereka. Menurut Engel, Blackwell dan Miniard perilaku konsumen

adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan

menghabiskan, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti

tindakan ini.

Dari definisi perilaku konsumen diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku

konsumen adalah suatu tindakan nyata individu atau kumpulan

Gambar

Tabel Judul
Tabel r Product Moment.......................................................................
Tabel 5.6 Uji reliabilitas isi iklan (X3)
Tabel 5.9 Uji validitas minat beli konsumen (Y)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan anggaran UPT BIT-LIPI menganut prinsip perencanaan sumber pembiayaan yang berasal dari pemerintah dan kerjasama. UPT BIT-LIPI mengantisipasi ketersediaan anggaran

Sehubungan dengan kesalahan dokumen pengadaan, maka kami Pokja Pekerjaan Konstruksi Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pemerintah Kota Bontang menyatakan menghentikan proses

The objectives of this research are to find out the types of flouting maxims according t o Grice’s Cooperative Principle theory, to reveal the strategies used to flout

TQM sebagai pendekatan terpadu untuk manajemen merupakan filosofi manajemen holistik dari serangkaian teknik yang tertanam dengan nilai-nilai budaya dan asumsi

jenis biaya jenis produk data supplier data barang data karyawan Menentukan biaya Data karyawan Data Barang data supplier data produk Karyawan Bagian Gudang Pemilik Karyawan Bagian

C ipta merupakan kemampuan mental dan berpikir dari orang-orang yang hidup bermasyarakat dan menghasilkan filsafat serta ilmu-ilmu pengetahuan, baik yang berwujud teori murni

Dengan strategi Lean yang berarti suatu usaha oleh seluruh elemen perusahaan untuk bersama-sama mengeliminasi waste , perusahaan diharapkan mampu meningkatkan rasio nilai

Subjek penelitian adalah Ki Bey Rangga Carita selaku dalang dalam pertunjukan wayang kulit, dan objek penelitian ini adalah aspek pendidikan nilai kerja keras