i
PENGARUH PRESTASI BELAJAR PADA HUBUNGAN
LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DENGAN MINAT
MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI
Studi Kasus : SMA KATHOLIK WIJAYA KUSUMA BLORA
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun Oleh :
MITHA SURYANI
051334007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
P E R S E M B A H A N
Seandainya layak dan pantas, karya ini kupersembahkan untuk
mereka yang selalu senantiasa ada dihati, yang telah memberikan
doa, semangat dan dorongan serta bantuan dalam berbagai bentuk
sehingga karya skripsi ini memberikan kebanggaan bagi diriku dan
bagi mereka semua yaitu :
Tuhan Yesus Kristus Serta Bunda Maria
Orangtuaku Blasius Bambang Subiyat Budi Santoso, S.H
dan Fransiska Sri Cahyani tercinta yang dengan tulus, sabar
dan doanya, aku bisa menyelesaikan skripsiku ini…
Adik-adikku tersayang Kristina Rosita Dewi dan Andreanus
Ryan Wahono Putra terimakasih atas dukungan dan
doanya…
Suamiku tercinta Yosafat Riga Ardiyan yang selalu
mendukung, dan menemaniku dalam menyelesaikan
skripsiku…
v
MOTTO
Yesus aku selalu mencariMu………
Yesus aku selalu mengharapkanMu……..
Yesus kupersembahkan
Segala hidupku hanya padaMu
…..
Tuhan Menjadikan Segala Sesuatu Indah Pada
Waktunya
Jadikan hidupmu lebih berarti dengan
memberikan senyuman kepada orang lain
Semua impian kita akan menjadi nyata,, jika
kita memiliki keberanian untuk mengejarnya
Disiplin adalah kunci keberhasilan
Jangan menilai setiap hari berdasarkan tuaian
yang anda peroleh, tetapi berdasarkan benih
yang anda tanam
BAPA KAMI
Bapa Kami Yang Ada Disurga
Dimuliakanlah NamaMu
Datanglah KerajaanMu
Jadilah KehendakMu
Diatas Bumi Seperti di Dalam Surga
Berikanlah Kami Rejeki Pada Hari
ini
Dan Ampunilah Kesalahan Kami
Seperti Kamipun Mengampuni
Yang Bersalah Kepada Kami
Janganlah Masukkan Kami Dalam
Percobaan
vii
SALAM MARIA
Salam Maria Penuh Rahmat
Tuhan Sertamu
Terpujilah Engkau Diantara Wanita
Dan Terpujilah Buah Tubuhmu Yesus
Santa Maria Bunda Allah
ABSTRAK
PENGARUH PRESTASI BELAJAR PADA HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI KE
PERGURUAN TINGGI
Studi Kasus : SMA Katholik Wijaya Kusuma Blora
Mitha Suryani Universitas sanata Dharma
2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) ada pengaruh prestasi belajar pada hubungan lingkungan keluarga dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (2) ada pengaruh prestasi belajar pada hubungan lingkungan sekolah dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (3) ada pengaruh prestasi belajar pada hubungan lingkungan masyarakat dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa kelas XII SMA Katholik Wijaya Kusuma Blora. Populasi penelitian adalah seluruh siswa SMA Katholik Wijaya Kusuma Blora yang berjumlah 340 siswa. Jumlah sampel penelitian adalah 100 siswa. Teknik penarikan sampel adalah purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis yang digunakan adalah model persamaan regresi yang dikembangkan Chow.
xi
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF LEARNING ACHIEVEMENT RELATED TO LEARNING ENVIRONMENT OF STUDENT’S AND STUDENT’S
INTEREST TO CONTINUE THEIR STUDY TO UNIVERSITY A Case study : Catholic Wijaya Kusuma Senior High School Blora
Mitha Suryani Sanata Dharma University
2011
The objectives of this study is to find out the influence of learning achievement related to: (1) family environment and student’s interest; (2) school environment and student’s interest; (3) society environment and student’s interest to continue the study to university.
This research is a case study on 12th grade students of Catholic Wijaya Kusuma Senior High School Blora. The populations of this research are 340 students of Catholic Wijaya Kusuma Senior High School Blora. The samples are 100 students. The sampling technique is purposive sampling. The methods of data collection are questionnaire, documentation and interview. The technique of analyzing the data is Chow’s regressive equation model.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas karunia dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH PRESTASI BELAJAR PADA HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI KE
PERGURUAN TINGGI” sehingga skripsi ini dapat diselesaikan oleh penulis. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Banyak pihak yang telah memberi kasih, bantuan, perhatian, dorongan, dan semangat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, dan pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ungkapan terima kasih dan penghormatan kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph,D.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si.
4. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
5. Bapak Agustinus Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd selaku Dosen Penguji I yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
6. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd selaku Dosen Penguji II yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
xiii
8. Orang tuaku Blasius Bambang Subiyat Budi Santoso, S.H dan Fransiska Sri Cahyani tercinta, terima kasih atas kasih sayang, perhatian, doa, dorongan moril dan materil kepada Puterimu dalam menyelesaikan studi dan skripsi ini. 9. Adik-adikku tersayang Kristina Rosita Dewi dan Andreanus Ryan Wahono
Putra terima kasih atas kasih sayang, perhatian, doa dan dorongannya selama ini dalam menyelesaikan studi dan skripsi ini.
10. Suamiku tercinta Yosafat Riga Ardiyan yang selalu mendukung, dan menemaniku dalam menyelesaikan skripsiku
11.Florry, Anggrid, Copi, Boim terima kasih atas perhatian dan dorongan dalam menyelesaikan studi dan skripsi ini.
12.Teman-teman PAK’05 yang tidak bisa saya sebut satu persatu, terima kasih karena telah membantu dan support saya dalam kelancaran studi dan skripsi ini.
13.Semua pihak yang turut memberikan sumbangan pikiran, tenaga, saran dan dorongan dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karenanya segala kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan skripsi ini. Penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, 15 Maret 2011
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... viii
PERSETUJUAN PUBLIKASI ... ix
ABSTRAK ... x
ABSTRACT ... xi
KATA PENGANTAR ... xii
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minat ... 8
B. Prestasi Belajar ... 9
C. Lingkungan Belajar ... 11
D. Kerangka Teoritik ... 17
F. Hipotesis Penelitian ... 22
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 23
xv
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengujian Sampel ... 23
D. Operasionalisasi Variabel Penellitian ... 24
E. Teknik Pengumpulan Data ... 27
F. Teknik Pengujian Kuesioner ... 28
G. Teknik Analisis Data ... 32
BAB IV GAMBARAN SEKOLAH A. Gambaran Umum Sekolah. ... 36
B. Visi dan Misi ... 39
C. Organisasi... 39
D. Sumber Daya Manusia ... 40
E. Siswa SMA Katholik Wijaya Kusuma Blora ... 41
F. Sarana, Prasarana, dan Fasilitas Sekolah ... 42
G. Kurikulum ... 43
H. Usaha-usaha Penempatan ... 47
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 48
B. Analisis Data ... 52
1. Pengujian Prasyarat Analisis ... 52
a. Uji Normalitas ... 52
b. Uji Linieritas ... 53
2. Pengujian Hipotesis ... 54
C. Pembahasan ... 59
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 67
B. Keterbatasan penelitian ... 68
C. Saran-Saran ... 68
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Lingkungan Belajar ... 25
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi ... 26
Tabel 3.3 Rangkuman Uji Validitas Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi ... 29
Tabel 3.4 Rangkuman Uji Validitas Lingkungan Belajar di Keluarga ... 29
Tabel 3.5 Rangkuman Uji Validitas Lingkungan Belajar di Sekolah ... 30
Tabel 3.6 Rangkuman Uji Validitas Lingkungan Belajar di Masyarakat ... 30
Tabel 3.7 Rangkuman Uji Reabilitas Instrumen Penelitian ... 31
Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana SMA Katholik Wijaya Kusuma Blora ... 38
Tabel 4.2 Sumber Daya Manusia ... 40
Tabel 4.3 Siswa SMA Katolik Wijaya Kusuma ... 41
Tabel 5.1 Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi ... 48
Tabel 5.2 Lingkungan Keluarga ... 49
Tabel 5.3 Lingkungan Sekolah ... 50
Tabel 5.4 Lingkungan Masyarakat ... 51
Tabel 5.5 Prestasi belajar Siswa ... 51
Tabel 5.6 Hasil Pengujian Normalitas ... 53
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Kuesioner Penelitian ... 71
Lampiran II Data Induk Penelitian ... 78
Lampiran III Uji Validitas dan Reabilitas ... 93
Lampiran VI Data Mentah Uji Normalitas, Uji Linieritas dan Uji Hipotesis ... 105
Lampiran V Uji Normalitas dan Uji Linieritas ... 108
Lampiran VI Uji Hipotesis ... 113
Lampiran VII Daftar Distribusi Frekuensi ... 116
Lampiran VIII Interpretasi Terhadap Variabel penelitian ... 127
Lampiran IX Surat Ijin Penelitian ... 132
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, bidang
pendidikan menduduki peranan penting sehingga perlu mendapatkan prioritas
utama dalam pembangunan nasional. Melalui pendidikan, seseorang diberikan
bekal agar potensinya berkembang secara sehat dan optimal, sehingga sifat
dasar manusia yang eksploratif dan kreatif dapat berkembang dalam wadah
pendidikan.
Dewasa ini pendidikan sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat.
Masyarakat memahami bahwa melalui bidang pendidikan upaya
meningkatkan kehidupan sosial ekonomi sangat terbuka untuk diwujudkan.
Karenanya, pendidikan sering juga dipandang masyarakat sebagai persiapan
untuk kehidupan seseorang yang lebih baik dikemudian hari. Hal tersebut
mendorong banyak orang tua yang tidak ragu-ragu memberikan pengorbanan
yang besar untuk pendidikan anak-anaknya. Keyakinan orang tua adalah
semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin besar harapan orang tua bahwa
anak memperoleh pekerjaan yang baik.
Kenyataan menunjukkan bahwa harapan orang tua untuk
menyekolahkan anak tidak selalu sejalan dengan minat anak sendiri untuk
melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Secara khusus
penelitian ini dimaksudkan untuk menyelidiki faktor-faktor yang berhubungan
Blora untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Rendahnya minat siswa
untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi ini tampak dari kecenderungan
lulusan memilih untuk berwirausaha sendiri atau langsung bekerja. Tabel
berikut ini menunjukkan persentase siswa yang melanjutkan studi ke
perguruan tinggi selama empat tahun terakhir:
Tahun Lulus Persentase (%)
2004/2005 23 %, 2005/2006 24.61%, 2006/2007 27,93%, 2007/2008 30,35%.
Ada banyak faktor yang diduga kuat menyebabkan masih rendahnya
minat siswa lulusan SMA Katholik Wijaya Kusuma untuk melanjutkan studi
ke perguruan tinggi. Berdasarkan hasil pengamatan, faktor lingkungan belajar
merupakan faktor dominan yang menyebabkan rendahnya minat studi lulusan
SMA Katholik Wijaya Kusuma untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Lingkungan belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah
keseluruhan keadaan yang melingkupi siswa atau keadaan yang dengan
kehadirannya memberi pengaruh pada perkembangan individu. Lingkungan
belajar mencakup lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
masyarakat. Lingkungan keluarga adalah lembaga pendidikan yang bersifat
informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga
memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan
berkembang dengan baik. Lingkungan sekolah adalah lingkungan di mana
siswa membuka kesempatan untuk memperkaya diri dalam hal pengetahuan
dan kebudayaan. Sedangkan lingkungan masyarakat adalah lingkungan di
mana siswa menjalin hubungan dan berinteraksi dengan anggota masyarakat
lainnya, baik dengan teman sebaya, orang yang lebih tua maupun dengan yang
lebih muda.
Lingkungan belajar siswa merupakan faktor penentu bagi
perkembangan seorang siswa. Lingkungan belajar di sekolah seperti para guru,
staf administrasi dan teman-teman sekelas dapat memupuk minat belajar yang
tinggi pada seorang siswa. Lingkungan belajar siswa di SMA Katholik Wijaya
Kusuma terbilang masih kurang baik karena fasilitas sekolah yang masih
minim. Komputer yang tersedia di laboratorium hanya ada beberapa komputer
sehingga tidak semua siswa bisa belajar komputer dengan baik, metode
mengajar guru yang monoton (lebih banyak ceramah) membuat siswa bosan
untuk mengikuti pelajaran tersebut sehingga ada beberapa anak yang akhirnya
memilih untuk tidak mengikuti pelajaran tersebut. Keberadaan siswa yang
malas untuk belajar dan tidak mau mengikuti pelajaran mempengaruhi siswa
yang lainnya dan berujung pada prestasi belajar mereka menjadi rendah.
Lingkungan masyarakat terdiri dari tetangga dan juga teman-teman
sepermainan di sekitar lingkungan siswa. Apabila siswa hidup di lingkungan
masyarakat yang kurang baik maka hal ini akan sangat mempengaruhi
belajar atau berdiskusi atau meminjam alat-alat belajar tertentu yang tidak
dimilikinya. Kondisi ini akhirnya akan memicu para siswa malas untuk
mengerjakan materi dari sekolah yang tidak dimengerti siswa dan minat
belajar siswa akan menurun. Dalam pergaulan sehari-hari anak cenderung
bergaul dengan teman-teman yang di luar sekolah baik yang berbeda sekolah
maupun yang sudah tidak sekolah atau pengangguran dan hal ini dapat
mempengaruhi perilaku mereka karena anak akan mengikuti pola hidup
teman-teman mereka yang sudah tidak sekolah lagi atau menganggur. Adanya
pengaruh negatif dari teman-teman pergaulan mereka ini menimbulkan
rendahnya minat siswa untuk belajar.
Seorang anak yang hidup di lingkungan keluarga yang kurang baik,
maka minatnya untuk belajar cenderung rendah. Misalnya, seorang anak yang
tidak mendapat perhatian dari orang tuanya, maka anak akan berbuat sesuka
hatinya bahkan cenderung berperilaku menyimpang. Kecenderungan perilaku
ini akan mempengaruhi minat siswa untuk belajar. Apabila minat untuk
belajar rendah, maka minat anak untuk melanjutkan studi ke perguruan
tinggipun akan rendah. Pada orang tua yang terlalu memanjakan anak
biasanya anak cenderung malas untuk belajar. Dampak negatifnya adalah anak
akan berperilaku sesuka hatinya (Ahmadi, 1991:288). Dengan lingkungan
belajar yang kurang baik, maka akan mempengaruhi rendahnya minat siswa
untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Prestasi belajar adalah hasil usaha yang dicapai siswa setelah
siswa yang memiliki prestasi belajar tinggi, maka derajat hubungan antara
lingkungan belajar siswa dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi
lebih kuat dibandingkan dengan siswa yang memiliki prestasi belajar yang
rendah. Hal ini disebabkan pada siswa yang mempunyai prestasi yang tinggi
lebih cenderung ingin mengembangkan potensi yang dimiliki di perguruan
tinggi. Sementara pada siswa yang mempunyai prestasi belajar yang rendah
cenderung tidak yakin akan kemampuannya melanjutkan studi ke perguruan
tinggi.
Berdasarkan uraian di atas penelitian ini dimaksudkan untuk
menyelidiki hubungan lingkungan belajar dengan minat siswa untuk
melanjutkan studi ke perguruan tinggi ditinjau dari prestasi belajar.
Selanjutnya penulis mengambil judul “Pengaruh Prestasi Belajar Pada
Hubungan Lingkungan Belajar Siswa dengan Minat Melanjutkan Studi
ke Perguruan Tinggi”. Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa
SMA Katholik Wijaya Kusuma Blora.
B. Batasan Masalah
Ada banyak faktor yang berhubungan dengan minat siswa untuk
melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Faktor tersebut antara lain pengaruh
sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat, jenis kelamin, intelegensi, latar
belakang ekonomi, minat orang tua dan teman sebaya. Penelitian ini akan
ini dimaksudkan untuk menyelidiki pengaruh prestasi belajar pada hubungan
lingkungan belajar siswa dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh prestasi belajar pada hubungan lingkungan keluarga
dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi?
2. Apakah ada pengaruh prestasi belajar pada hubungan lingkungan sekolah
dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi?
3. Apakah ada pengaruh prestasi belajar pada hubungan lingkungan
masyarakat dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh prestasi belajar pada hubungan
lingkungan keluarga dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh prestasi belajar pada hubungan
lingkungan sekolah dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh prestasi belajar pada hubungan
lingkungan masyarakat dengan minat melanjutkan studi ke perguruan
tinggi.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Universitas Sanata Dharma
Sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya dan dapat menambah
perbendaharaan bacaan, khususnya mengenai hubungan antara lingkungan
belajar siswa dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi di tinjau
dari prestasi belajar
2. Bagi Sekolah
Sebagai masukan dalam memberikan bimbingan dan penyuluhan yang
berhubungan dengan studi lanjut siswa.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan wawasan dan
pengetahuan penulis, serta sebagai dasar penyelidikan kebenaran hasil
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Minat
Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan suatu
pilihan seseorang. Selain itu minat merupakan salah satu faktor psikologis
yang sangat penting untuk manentukan keberhasilan seseorang. Seseorang
yang mengerjakan suatu pekerjaan dengan disertai minat, pada umumnya akan
memperoleh hasil yang lebih baik daripada mereka tidak berminat. Dengan
kata lain minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek untuk
merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung
dalam bidang itu (Winkel, 1983:30). Pendapat lain dikemukakan oleh
Purwodarminto (1987:65) yang menyatakan bahwa minat merupakan
perhatian, kesukaan dan keinginan. Jika seseorang berminat terhadap sesuatu
sudah pasti yang bersangkutan memilki perhatian pada obyek tersebut,
kesukaan dan ada keinginan untuk mewujudkannya.
Minat juga dapat diartikan sebagai rasa lebih suka dan keterikatan pada
suatu hal atau aktifitas (Djaali, 2007:121). Minat akan mengarahkan perbuatan
kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu (Purwanto,
1984:59). Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang
mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar. Motif
menggunakan dan menyelidiki dunia luar (manipulate and exploring motives).
Dari manipulasi dan eksplorasi yang dilakukan terhadap dunia luar itu, lama
kelamaan timbullah minat terhadap sesuatu. Apa yang menarik minat
seseorang mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.
Berdasarkan pendapat di atas, maka minat melanjutkan ke perguruan
tinggi dapat diartikan sebagai kecenderungan yang mengarahkan siswa untuk
memilih perguruan tinggi sebagai proses kelanjutan pendidikan setelah tamat
dari SMA, yang ditandai dengan adanya perasaan senang dan perasaan tertarik
terhadap perguruan tinggi.
Secara umum minat dapat digolongkan menjadi 2 (Giartama, 1990:6)
adalah:
1. Minat secara intrinsik
Minat secara intrinsik merupakan minat yang timbul dari dalam individu sendiri tanpa pengaruh dari luar. Minat intrinsik dapat timbul karena pengaruh sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat, jenis kelamin dan intelegensi.
2. Minat secara ekstrinsik
Minat secara ekstrinsik merupakan minat yang timbul akibat pengaruh dari luar individu. Minat secara ekstrinsik timbul antara lain karena latar belakang ekonomi, minat orang tua dan teman sebaya.
B. Prestasi Belajar
Seseorang di dunia pada dasarnya mempunyai tujuan yang jelas dalam
hidupnya, salah satu tujuan yang dicapai tersebut antara lain adalah keinginan
untuk berprestasi. Prestasi dalam hal belajar adalah penguasaan pengetahuan
yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya hal ini ditunjukkan dengan
nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru (Mulyono, 1990:30). Sementara
Winkel (1991:39) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil usaha yang
interaksi subyek dengan lingkungannya yang akan di simpan atau
dilaksanakan menuju kemajuan. Prestasi belajar adalah suatu hasil yang telah
dicapai (dilakukan, dikerjakan) (Purwodarminto, 1976:766)
Prestasi merupakan kemampuan nyata seseorang sebagai hasil dari
melakukan atau usaha kegiatan tertentu dan dapat diukur hasilnya. Sehingga
jika dihubungkan atau dikaitkan dengan prestasi belajar maka definisi dari
prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:700) adalah
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang
diberikan oleh guru. Apabila seseorang belajar, maka ia akan memperoleh
hasilnya. Hasil belajar adalah perubahan di dalam diri siswa, dimana ia dapat
mempunyai hasil yang berbeda-beda dan apa yang telah diketahui.
Keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar dapat dilihat dari prestasi
belajarnya. Evaluasi adalah usaha penilaian terhadap suatu hal, bisa dari segi
tujuan yang ingin dicapai, gagasan, cara kerja dan metode pemecahan
(Sudjana, 1990:28).
Dari beberapa pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar merupakan perubahan kemampuan yang dinyatakan dalam
nilai rapornya, setelah siswa tersebut selesai mengikuti pelajaran selama
jangka waktu tertentu. Dengan demikian prestasi belajar merupakan hasil
setelah proses belajar menyatakan (mengukur) tingkat keberhasilan seseorang
C. Lingkungan Belajar
1. Lingkungan Keluarga
Lingkungan belajar di keluarga dapat memberikan sumbangan
positif terhadap prestasi belajar siswa. Sumbangan lingkungan keluarga
akan terwujud dari dukungan orang tua dan penyediaan fasilitas belajar.
Menurut Petterson dan Loeber (1984) seperti dikutip oleh (Syah,
1995:138), lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan
belajar siswa adalah orang tua dan keluarga itu sendiri.
Menurut Roestiyah (1982:159), faktor-faktor dari keluarga yang
mempengaruhi belajar siswa, yaitu :
a. Cara mendidik
Orang tua yang memanjakan anaknya, maka setelah sekolah akan menjadi siswa yang kurang bertanggung jawab, dan takut menghadapi tantangan kesulitan. Juga orang tua yang mendidik anaknya secara keras itu akan menjadi penakut.
b. Suasana keluarga
Hubungan antara anggota keluarga yang kurang intim, menimbulkan suasana kaku, tegang di dalam keluarga, menyebabkan anak kurang semangat untuk belajar. Suasana yang menyenangkan, akrab dan penuh kasih sayang, memberi motivasi yang mendalam pada anak. c. Pengertian orang tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan dorongannya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Kalau perlu menghubungi guru anaknya, untuk mengetahui perkembangannya.
d. Keadaan sosial ekonomi keluarga
e. Latar belakang
Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.
Menurut Winkel (1989:109), keadaan sosial-ekonomi
menunjukkan pada taraf kemampuan finansial keluarga yang dapat
bertaraf baik, cukup atau kurang. Keadaan ini tergantung sampai seberapa
jauh keluarga dapat membekali siswa dengan perlengkapan material untuk
belajar. Keadaan sosial-kultur menunjukkan pada taraf kebudayaan yang
dimiliki keluarga, yang dapat tinggi, tengah atau rendah. Dari keadaan ini
tergantung kemampuan bagi anak untuk berbahasa dengan baik, corak
pergaulan antara orang tua serta pandangan keluarga mengenai pendidikan
sekolah. Sebenarnya, yang penting di sini bukanlah keadaan itu sendiri,
melainkan kondisi intern pada siswa yang timbul sebagai akibat dari
keadaan itu. Namun, akibat itu tidak harus timbul secara otomatis atau
dengan sendirinya. Sikap siswa sendiri terhadap keadaan itu, kerap
menentukan apakah kondisi intern akan menguntungkan belajar atau
menghambatnya.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dari keluarga
dan bagaimana sikap anak menanggapi lingkungannya memiliki pengaruh
yang besar terhadap kemajuan belajar anak. Orang tua yang dapat
mendidik anak-anaknya dengan cara memberikan pendidikan yang baik
tentu akan sukses dalam belajarnya. Sebaliknya orang tua yang tidak
memperhatikan sama sekali tentang pendidikan anaknya tentu tidak akan
2. Lingkungan Sekolah
Kemampuan belajar dimiliki manusia merupakan bekal yang
membuka kesempatan luas untuk memperkaya diri dalam hal pengetahuan
dan kebudayaan. Karena manusia mampu untuk belajar maka dia
berkembang, mulai dari lahir sampai mencapai umur tua. Berdasarkan
kesadaran tentang peranan proses belajar mengajar dalam kehidupan anak
didik, masyarakat telah mendirikan suatu institut yang mendampingi
belajar sedemikian rupa, sehingga menghasilkan corak perkembangan
yang diharapkan. Institut ini disebut sekolah (Winkel, 1989:ix).
Pendidikan di sekolah sebagai akibat dari pemenuhan akan
pentingnya pendidikan, sekolah tidak hanya terdiri dari gedung saja
melainkan juga sarana dan prasarana lain yang menunjang pendidikan.
Sekolah merupakan tempat anak didik belajar, mempelajari sejumlah
materi pelajaran. Oleh karena itu harus diciptakan lingkungan sekolah
yang benar-benar dapat mendukung anak untuk belajar.
Menurut Roestiyah (1982:159-161), faktor-faktor dari sekolah
yang mempengaruhi belajar siswa yaitu :
a. Interaksi guru dan murid.
Guru yang kurang berinteraksi dengan murid secara intim, meyebabkan proses belajar-mengajar itu kurang lancar. Juga siswa merasa jauh dari guru, maka segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar.
b. Cara penyajian.
c. Hubungan antara murid.
Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana, maka tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada group yang saling bersaing secara tidak sehat. Jiwa kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing individu tidak tampak.
d. Standar pelajaran di atas ukuran.
Guru berpendidikan untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi pelajaran di atas ukuran standard. Akibatnya anak merasa kurang mampu dan takut kepada guru. Bila banyak siswa yang tidak berhasil dalam mempelajari mata kuliahnya, guru semacam itu merasa senang. Tetapi berdasarkan teori belajar, yang mengingat perkembangan psikis dan kepribadian anak yang berbeda-beda, hal tersebut tidak boleh terjadi. Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing. Yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai.
e. Media pendidikan.
Kenyataan saat ini dengan banyaknya jumlah anak yang masuk sekolah, maka memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belajar anak dalam jumlah yang besar pula, seperti buku-buku di perpustakaan, laboratorium atau media-media lain. Kebanyakan sekolah masih kurang dalam memiliki media jumlah maupun kualitetnya.
f. Kurikulum.
Sistem instruksional sekarang menghendaki proses belajar-mengajar yang mementingkan kebutuhan anak. Guru perlu mendalami siswa dengan baik, harus mempunyai perencanaan yang mendetail, agar dapat melayani anak belajar secara individual. Kurikulum sekarang belum dapat memberikan pedoman perencanaan yang demikian.
g. Keadaan Gedung.
Dengan jumlah siswa yang luar biasa jumlahnya, keadaan gedung dewasa ini terpaksa kurang, mereka duduk berjejal-jejal di dalam setiap kelas.
h. Waktu sekolah.
Akibat meledaknya jumlah anak yang masuk sekolah, dan penambahan gedung sekolah belum seimbang dengan jumlah siswa. Akibat selanjutnya banyak siswa yang terpaksa masuk sekolah di sore hari. Hal mana sebenarnya kurang dapat dipertanggungjawabkan. Dimana anak harus beristirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah. Mereka mendengarkan pelajaran sambil mengantuk dan sebagainya. Sebaiknya anak belajar di pagi hari, di mana pikiran masih segar, jasmani dalam kondisi yang baik.
i. Pelaksanaan disiplin.
dalam proses belajar siswa perlu disiplin, untuk mengembangkan motivasi yang kuat.
j. Metode belajar.
Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar siswa itu. Juga dalam pembagian waktu untuk belajar. Kadang-kadang siswa belajar tidak teratur, atau terus-menerus, karena besok akan ujian. Dengan belajar demikian siswa akan kurang beristirahat, bahkan mungkin dapat jatuh sakit. Maka perlu belajar secara teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar.
k. Tugas rumah.
Waktu belajar adalah di sekolah, waktu di rumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan terlalu banyak memberikan tugas yang harus dikerjakan di rumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain.
3. Lingkungan Masyarakat
Siswa hidup di masyarakat. Dengan demikian siswa adalah bagian
dari warga masyarakat. Di masyarakat, siswa menjalin hubungan dengan
anggota masyarakat yang lainnya. Hubungan tersebut terjadi dengan teman
sebaya, dengan orang tua yang lebih tua maupun dengan yang lebih muda.
Teman bergaul ada yang memberikan pengaruh yang baik tetapi ada juga
yang memberikan pengaruh yang buruk oleh karena itu perlu dikontrol
dengan siapa mereka bergaul.
Keberadaan masa media dan televisi, serta banyak bacaan berupa
buku-buku, novel, majalah, koran, dapat memberikan pengaruh yang
kurang baik terhadap anak, sebab anak berlebihan mencontoh atau
membaca bahkan tidak dapat mengendalikannya. Maka, bacaan perlu
diawasi dan diseleksi. Televisi yang banyak menyajikan hiburan yang
anak akan rusak misalnya adanya adegan kekerasan dan pemerkosaan hal
ini yang tidak dapat dipertanggungjawabkan secara pendidikan.
Siswa banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga.
Lingkungan keluarga itu sendiri merupakan bagian dari masyarakat.
Komunikasi dengan anggota masyarakat lainnya, dapat memberikan
pengaruh yang baik atau pengaruh yang buruk bagi siswa. Pergaulan yang
salah dapat mengakibatkan siswa lupa atas tanggung jawabnya sebagai
seorang pelajar. Syah (1995:44) mengatakan bahwa kondisi sebuah
kelompok masyarakat yang berdomisili di kawasan kumuh dengan
kemampuan ekonomi di bawah garis rata-rata dan tanpa fasilitas umum
seperti sekolah dan lapangan olah raga telah terbukti menjadi lahan yang
subur bagi pertumbuhan anak-anak nakal. Anak-anak di lingkungan brutal
memang tak mempunyai alasan untuk tidak menjadi brutal, lebih-lebih
apabila kedua orang tuanya kurang atau tidak berpendidikan. Dengan
kondisi masyarakat yang demikian akan berpeluang untuk mempengaruhi
sikap anak. Anak dapat terseret pada kegiatan negatif yang dapat merusak
dirinya.
Sementara itu di masyarakat yang lingkungan anak-anaknya rajin
belajar, dapat menjadi daya dorong terhadap siswa yang lain untuk rajin
belajar. Roestiyah (1982:163) mengatakan bahwa di lingkungan yang
anak-anaknya rajin belajar, kemungkinan besar akan terpengaruh untuk
rajin belajar tanpa disuruh. Anak akan merasa malu jika mendapat prestasi
tinggi. Oleh karena itu anak akan berusaha belajar keras agar tidak
ketinggalan dengan teman-temannya. Apabila teman-teman di sekitarnya
itu teman sekelasnya, anak dapat mengadakan belajar bersama. Belajar
bersama ini dimaksudkan agar ketinggalan mata pelajaran di kelas dapat
diatasi.
D. Kerangka Teoritik
1. Pengaruh prestasi belajar pada hubungan lingkungan keluarga
dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Minat merupakan perhatian, kesukaan dan keinginan terhadap
suatu objek. Kalau seseorang berminat terhadap sesuatu sudah pasti akan
diikuti dengan perhatian pada obyek tersebut, kesukaan, dan keinginan
untuk mewujudkannya (Purwodarminto, 1987:65). Dengan berdasarkan
pada pengertian itu minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan
tinggi diartikan kecenderungan siswa yang memiliki keinginan dan
perhatian yang khusus terhadap perguruan tinggi yang selanjutnya memicu
siswa untuk mewujudkannya.
Tinggi/rendahnya minat siswa melanjutkan studi ke perguruan
tinggi diduga kuat berhubungan dengan lingkungan keluarganya.
Lingkungan keluarga yang baik akan membuat anak dapat belajar di
rumah. Sebaliknya, seorang anak yang hidup di lingkungan keluarga yang
kurang baik, maka minatnya untuk belajar cenderung rendah. Misalnya,
merasa tidak pernah diperhatikan orang tua maka anak akan berbuat
sesuka hatinya bahkan cenderung berperilaku menyimpang. Apabila minat
untuk belajar rendah maka minat anak untuk melanjutkan studi ke
perguruan tinggipun akan rendah. Pada orang tua yang terlalu
memanjakan anak biasanya anak cenderung malas untuk belajar. Dampak
negatifnya adalah anak akan berperilaku sesuka hatinya
(Ahmadi,1991:288).
Petterson dan Loeber (1984) seperti dikutip oleh Syah (1995:138)
mengatakan bahwa lingkungan sosial yang dominan mempengaruhi
kegiatan belajar siswa ialah orang tua dan keluarga itu sendiri. Pada
umumnya, hubungan anak dan orang tua yang penuh pengertian disertai
dengan bimbingan dan bila perlu hukuman akan memajukan minat belajar
anak. Contoh sikap yang baik dari orang tua akan sangat mempengaruhi
minat belajar anak. Hasil-hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bukti
bahwa lingkungan belajar di keluarga memberikan sumbangan positif
terhadap prestasi belajar siswa (Ewaldina, 2000:19).
Prestasi belajar merupakan suatu kemampuan yang dimiliki
seseorang yang merupakan hasil dari proses yang telah dilakukan. Prestasi
belajar siswa tampak dalam hasil studi yang berupa nilai-nilai pelajaran
yang tercermin dalan rata-rata nilai rapornya. Jika anak tumbuh di
lingkungan keluarga yang baik dan terdapat hubungan yang harmonis
antara anak dan orang tua maka prestasi belajar anak akan tinggi. Diduga
keluarga dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi lebih kuat
dibandingkan pada siswa yang memiliki prestasi belajar yang rendah. Hal
ini disebabkan pada siswa yang mempunyai prestasi yang tinggi memiliki
potensi untuk dapat melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan
mengembangkannya di perguruan tinggi. Sebaliknya pada siswa yang
memiliki prestasi lebih rendah diduga akan melemahkan derajat hubungan
lingkungan keluarga dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
2. Pengaruh prestasi belajar pada hubungan lingkungan sekolah
dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Minat itu terbentuk dan berkembang melalui proses pendidikan,
proses sosialisasi, dan proses interaksi di sekolah, di masyarakat, dan di
dalam keluarga. Kemampuan dan pengalaman belajar yang berbeda-beda
peserta didik akan menimbulkan minat mereka yang bervariasi seperti
minat pada sekolah, minat pada pekerjaan dimasa mendatang dan lainnya.
Pada umumnya mereka yang memiliki minat pada sekolah mempunyai
motivasi untuk berprestasi.
Lingkungan sekolah adalah lingkungan di mana siswa membuka
kesempatan untuk memperkaya diri dalam hal pengetahuan dan
kebudayaan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan tidak hanya terdiri dari
gedung saja, melainkan juga sarana dan prasarana lain yang menunjang
pendidikan. Lingkungan sekolah yang memiliki sarana dan prasarana yang
sarana dan prasarana, tenaga pendidik atau guru juga memiliki peranan
yang penting. Guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang
simpatik dan rajin khususnya dalam hal belajar seperti membaca dan
berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar
siswa (Syah, 1995:153). Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bukti
bahwa lingkungan belajar di sekolah berpengaruh terhadap prestasi siswa
(Ewaldina, 2000:19). Lingkungan belajar yang baik di tingkat SMA
memungkinkan siswa memiliki minat untuk melanjutkan studi ke
perguruan tinggi.
Prestasi belajar adalah hasil usaha yang dicapai siswa setelah
melakukan proses mempelajari materi pelajaran sekolah yang dinyatakan
dalam skor yang diperoleh dari hasil tes. Apabila lingkungan sekolah anak
memiliki sarana dan prasarana yang memadai serta teman-teman yang
rajin belajar maka anak akan memiliki prestasi belajar tinggi. Lingkungan
sekolah yang baik dapat menumbuhkan minat melanjutkan studi ke
perguruan tinggi. Derajat hubungan lingkungan sekolah dengan minat
melanjutkan studi ke perguruan tinggi diduga akan berbeda pada siswa
yang memiliki prestasi belajar berbeda. Pada siswa yang berprestasi baik
diduga minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi akan lebih tinggi
dibandingkan pada siswa yang prestasi belajarnya rendah. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa yang berprestasi baik mempunyai potensi
3. Pengaruh prestasi belajar pada hubungan lingkungan masyarakat
dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Lingkungan masyarakat adalah lingkungan dimana siswa menjalin
hubungan atau berinteraksi dengan anggota masyarakat lain. Oleh karena
itu siswa perlu menjalin hubungan dengan masyarakat lainnya. Menurut
penelitian oleh Alfonso (2000) “Hubungan antara Motivasi Belajar, dan
Lingkungan Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa”. Menjelaskan
bahwa siswa harus dapat menjalin hubungan yang baik dengan anggota
masyarakat lain, dan memperoleh teman bergaul yang baik agar dapat
menjadi daya dorong terhadap siswa untuk belajar dengan giat. Dalam
menjalin hubungan dengan anggota masyarakat tersebut perlu juga dijaga
jangan sampai mendapat teman bergaul yang buruk. Maka orang tua juga
perlu mengontrol dengan siapa mereka bergaul. Siswa yang hidup di
lingkungan masyarakat yang kumuh dan serta kekurangan dan terdapat
anak-anak pengangguran dapat mempengaruhi aktivitas belajar mereka.
Jika tidak hati-hati dalam bergaul di lingkungan seperti itu anak dapat
melupakan tugasnya sebagai pelajar. Sebaliknya siswa yang hidup di
lingkungan masyarakat yang anak-anaknya rajin dapat menjadi daya
dorong terhadap siswa yang lain untuk belajar. Siswa akan memiliki
motivasi untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi lain
halnya dengan kondisi masyarakat yang kurang kondusif.
Lingkungan pergaulan di masyarakat dapat mempengaruhi minat
tumbuh di lingkungan masyarakat yang baik maka diduga kuat memiliki
minat melanjutkan studi yang tinggi. Derajat hubungan antara lingkungan
masyarakat dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi diduga
berbeda pada anak yang memiliki prestasi belajar yang berbeda. Pada anak
yang memiliki prestasi belajar yang tinggi diduga derajat hubungan
lingkungan masyarakat dengan minat melanjutkan studi ke perguruan
tinggi akan lebih tinggi dibandingkan pada siswa yang memiliki prestasi
belajar rendah. Hal demikian disebabkan pada siswa yang berprestasi
tinggi mempunyai potensi dan kemungkinan besar dapat
mengembangkannya di perguruan tinggi.
E. Hipotesis Penelitian
1. Ada pengaruh prestasi belajar pada hubungan lingkungan keluarga dengan
minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
2. Ada pengaruh prestasi belajar pada hubungan lingkungan sekolah dengan
minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
3. Ada pengaruh prestasi belajar pada hubungan lingkungan masyarakat
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan mengambil
bentuk penelitian studi kasus. Studi kasus adalah penyelidikan yang mendalam
dari suatu individu, kelompok atau institusi. Di bidang pendidikan, studi kasus
umumnya dilakukan untuk menentukan latar belakang, lingkungan, dan
sifat-sifat anak terhadap suatu masalah (Sumanto, 1990:56). Penelitian ini
merupakan studi kasus pada SMA Katholik Wijaya Kusuma, untuk
mengetahui hubungan lingkungan belajar siswa dengan minat melanjutkan
studi ke perguruan tinggi ditinjau dari prestasi belajar.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini adalah SMA Katholik Wijaya Kusuma Blora, JL. A.
Yani No.19A, Blora.
2. Waktu Penelitian
Penelitian lapangan dilakukan pada bulan Januari 2010
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengujian Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Katholik Wijaya
Kusuma, Blora yang berjumlah 340 siswa.
2. Sampel
Sampel penelitian ini adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto, 1989:104). Penulis akan mengambil sampel seluruh siswa kelas
XII yang memiliki jumlah 100 siswa.
3. Teknik Penarikan Sampel
Penarikan sampel dilakukan berdasarkan teknik purposive sampling.
Purposive sampling adalah sampel yang memiliki ciri-ciri yang esensial
dari populasi sehingga dapat dianggap cukup representatif (Nasution,
2003:98). Alasan teknik ini digunakan adalah seluruh siswa kelas XII yang
akan segera menyelesaikan studinya dan bersiap melanjutkan studi ke
perguruan tinggi.
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian
1. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah ukuran sejauh mana anak menguasai dan
memahami materi pelajaran yang ditunjukkan dengan adanya nilai yang
berhasil dicapai siswa. Dalam penelitian ini prestasi belajar didasarkan
pada rata-rata nilai rapor siswa semester 1 kelas X s.d semester 5 kelas
XII.
2. Lingkungan Belajar
a. Lingkungan belajar
Lingkungan belajar mencakup lingkungan keluarga,
adalah lingkungan di mana siswa dapat belajar dengan kondusif di
rumah sehingga prestasi belajar akan tercapai. Lingkungan sekolah
adalah lingkungan di mana siswa membuka kesempatan untuk
memperkaya diri dalam hal pengetahuan dan kebudayaan. Lingkungan
masyarakat adalah lingkungan di mana siswa menjalin hubungan dan
berinteraksi dengan anggota masyarakat lainnya, baik dengan teman
sebaya, orang yang lebih tua maupun dengan orang yang lebih muda.
Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabelnya:
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Sub Variabel Indikator No. butir
Positif Negatif
a. Lingkungan belajar di keluarga
1.1.Cara mendidik 1.2.Suasana keluarga 1.3.Pengertian orang tua 1.4.Keadaan sosial ekonomi
orang tua
1.5.Latar belakang
kebudayaan 4,11 2,10 1,6 7 8,12 5 - 3 9 - b. Lingkungan belajar di sekolah
1.1. Media pendidikan 1.2. Keadaan gedung
2.1. Interaksi guru dengan murid
2.2. Cara penyajian
2.3. Hubungan antara murid 2.4. Standar pelajaran diatas
ukuran 2.5. Kurikulum 2.6. Waktu sekolah 2.7. Pelaksanaan disiplin 2.8. Metode belajar 2.9. Tugas rumah
2,3 1 - 6 - - 10 4 - 5,13 11 - - 8 - 9 7 - - 12 - - c. Lingkungan belajar di
1.1. Mass media 1.2. Teman bergaul
- 2,3,4,6
masyarakat
2.1. Kegiatan lain
2.2. Cara hidup lingkungan
10 5
7,8 -
Skala pengukuran lingkungan belajar menggunakan skala likert.
Pada setiap alternatif pernyataan disajikan lima alternatif jawaban. Bobot yang
diberikan untuk setiap alternatif jawaban adalah: a). pernyataan positif: sangat
setuju (skor 5), setuju (skor 4), ragu-ragu (skor 3), tidak setuju (skor 2),
sangat tidak setuju (skor 1); b). pernyataan negatif: sangat setuju (skor 1),
setuju (skor 2), ragu-ragu (skor 3), tidak setuju (skor 4), sangat tidak setuju
(skor 5).
3. Minat Studi ke Perguruan Tinggi
Minat studi ke perguruan tinggi adalah
kecenderungan-kecenderungan siswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi sebagai
kelanjutan pendidikan mereka setelah tamat dari SMA. Minat ditandai
dengan perasaan senang, perhatian, dan perasaan tertarik terhadap perguruan
tinggi. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel minat melanjutkan
studi ke perguruan tinggi:
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel
Variabel Dimensi Indikator No butir Positif Negatif
Minat belajar siswa
1. Keinginan 2. Perasaan tertarik 3. Perasaan suka 4. Kesadaran dirinya
Skala pengukuran minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi
menggunakan skala Likert. Setiap pernyataan menyajikan lima alternatif
jawaban. Bobot yang diberikan untuk setiap alternatif jawaban adalah: a).
pernyataan positif: sangat setuju (skor 5), setuju (skor 4), ragu-ragu (skor 3),
tidak setuju (skor 2), sangat tidak setuju (skor 1); b). pernyataan negatif:
sangat setuju (skor 1), setuju (skor 2), ragu-ragu (skor 3), tidak setuju (skor
4), sangat tidak setuju (skor 5).
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Yaitu pengumpulan data dengan membuat daftar pertanyaan tertulis yang
dibagikan kepada responden untuk memperoleh data tentang lingkungan
belajar dan minat melanjutkan ke perguruan tinggi.
2. Dokumentasi
Yaitu metode pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa benda-benda tertulis seperti buku-buku, dokumen, catatan harian,
dan sebagainya. Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan
data prestasi belajar.
3. Wawancara
Pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada pihak yang bersangkutan untuk memperoleh data yang
tentang gambaran umum sekolah dan data lain yang dapat dipakai sebagai
pelengkap.
F. Teknik Pengujian Kuesioner
1. Pengujian Validitas
Pengujian validitas digunakan untuk memastikan apakah setiap tes
mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu alat ukur dikatakan valid
atau sahih apabila suatu alat pengukuran tersebut dapat mengukur apa
yang akan diukur dengan tepat. Pengujian validitas dilakukan berdasarkan
rumus koefisien product moment dari Pearson pada taraf signifikan (alpha)
0,05 atau 5%. Berikut ini disajikan rumus koefisien Product Moment dari
Karl Pearson (Sugiyono, 1999:213):
(
)( )
(
)
{
∑
−∑
∑
}
∑
{
∑
∑
−( )
∑
}
− = 2 2 22 X N Y Y
X N Y X XY N rxy Keterangan : xy
r = Koefisien korelasi antara skor dari setiap item dengan total skor semua item
X = Skor dari setiap item Y = Total skor dari semua item N = Jumlah sampel
Dalam pengujian koefisien ini digunakan taraf signifikansi 5%.
Jika nilai koefisien r hitung > r tabel, maka suatu butir instrumen mampu
mengukur apa yang seharusnya diukur (valid). Sebaliknya, jika nilai
koefisien r hitung < r tabel maka suatu butir instrumen adalah tidak valid
Pelaksanaan uji coba instrumen penelitian ini dilakukan pada siswa
kelas XI SMA Katholik Wijaya Kusuma, Blora dengan jumlah responden
30 orang. Dari hasil uji coba tersebut diketahui derajat kebebasan sebesar
30, dengan harga kritik product moment (r tabel) sebesar 0,361 dengan
taraf signifikansi 5%. Adapun rangkuman hasil penelitian uji coba
validitas sebagai berikut:
Tabel 3.3
Rangkuman Uji Validitas Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi
No. item
Rhitung rtabel Keterangan
1 0,565 0,361 Valid
2 0,579 0,361 Valid
3 0,546 0,361 Valid
4 0,564 0,361 Valid
5 0,633 0,361 Valid
6 0,411 0,361 Valid
7 0,531 0,361 Valid
8 0,596 0,361 Valid
9 0,642 0,361 Valid
10 0,636 0,361 Valid
Tabel 3.4
Rangkuman Uji Validitas Lingkungan Belajar di Keluarga
No. item
rhitung rtabel Keterangan
1 0,658 0,361 Valid
2 0,550 0,361 Valid
3 0,393 0,361 Valid
4 0,776 0,361 Valid
5 0,451 0,361 Valid
6 0,538 0,361 Valid
7 0,663 0,361 Valid
8 0,755 0,361 Valid
9 0,798 0,361 Valid
10 0,454 0,361 Valid
11 0,663 0,361 Valid
Tabel 3.5
Rangkuman Uji Validitas Lingkungan Belajar di Sekolah
No. item
Rhitung rtabel Keterangan
1 0,720 0,361 Valid
2 0,588 0,361 Valid
3 0,488 0,361 Valid
4 0,592 0,361 Valid
5 0,700 0,361 Valid
6 0,470 0,361 Valid
7 0,577 0,361 Valid
8 0,628 0,361 Valid
9 0,669 0,361 Valid
10 0,571 0,361 Valid
11 0,503 0,361 Valid
12 0,497 0,361 Valid
13 0,550 0,361 Valid
Tabel 3.6
Rangkuman Uji Validitas Lingkungan Belajar di Masyarakat
No. item
Rhitung rtabel Keterangan
1 0,610 0,361 Valid
2 0,669 0,361 Valid
3 0,455 0,361 Valid
4 0,671 0,361 Valid
5 0,516 0,361 Valid
6 0,654 0,361 Valid
7 0,475 0,361 Valid
8 0,366 0,361 Valid
9 0,504 0,361 Valid
10 0,575 0,361 Valid
2. Pengujian reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan tingkat kepercayaan suatu instrumen
sebagai alat pengumpul data penelitian. Untuk menentukan tingkat
taraf signifikan 5% (Arikunto, 1987:236). Berikut ini disajikan rumus
Alpha Cronbach:
11 r =
⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ −1 k k ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡
−
∑
22 1 b b σ σ Keterangan: 11
r : Nilai koefisien reliabilitas instrumen
k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 2
∑
σb : Jumlah varians butir2
t
σ : Varians total
Berdasarkan hasil perhitungan, jika nilai koefisien alpha lebih besar
dari r tabel dengan taraf signifikan 5%, maka data instrumen penelitian
tersebut reliabel (Gozhali, 2006:42). Sebaliknya jika nilai koefisien alpha
lebih kecil dari r tabel dengan taraf signifikan 5%, maka data instrumen
penelitian tersebut tidak reliabel.
Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus
Cronbach-Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows versi
12.0 dengan koefisien r tabel pada n = 30. Hasil pengujian reliabilitas
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.7
Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Variabel Nilai rhitung Nilai rtabel Status Minat melanjutkan studi ke
perguruan tinggi
0,860 0,361 Andal
Lingkungan belajar di keluarga
0,895 0,361 Andal
Lingkungan belajar di sekolah
0,889 0,361 Andal
Lingkungan belajar di masyarakat
G. Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Teknik analisis yang memberi gambaran terperinci dengan cara
mendiskripsikan data hasil observasi yang sudah didapat dari penelitian di
lapangan yang meliputi responden, variabel lingkungan belajar, prestasi
belajar dan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Untuk keperluan
deskripsi data digunakan tabel distribusi frekuensi dan perhitungan
statistik mean, median, modus, dan standar deviasi.
2. Pengujian Prasyarat Analisis
a. Pengujian Normalitas
Sebelum melangkah pada uji korelasi sederhana, terlebih
dahulu mengetahui pengujian syarat korelasi sederhana yaitu
menggunakan uji normalitas. Uji normalitas dilakukan untuk
mengetahui gejala-gejala yang diteliti apakah mempunyai sebaran data
yang normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan rumus
One-Sample Kolmogorov-Smirnov (Sugiyono, 1999:255) yaitu:
( )
( )
[
F X1 S X1]
Max
D= o − n
Keterangan :
D = Deviasi maksimum
( )
X1Fo = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan
( )
X1Sn = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi
Jika nilai F hitung > dari nilai F tabel pada taraf signifikansi
5%, maka distribusi data dikatakan normal. Sebaliknya, jika nilai F
b. Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah
masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak dengan
variabel terikatnya. Untuk uji linieritas ini digunakan rumus persamaan
regresi dengan menguji signifikansi nilai F. Adapun rumus yang
digunakan untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut (Sudjana,
1996:332) : e S TC S F 2 2 = Keterangan :
( )
2 2 − = k TC JK TC S( )
2 2 − = k E JK e S Keterangan :F = harga bilangan F untuk garis regresi STC = varian tuna cocok
Se = varian kekeliruan
JK(TC) = jumlah kuadrat tuna cocok JK(E) = jumlah kuadrat kekeliruan
Hipotesis model regresi linier akan ditolak jika F>F(1−α)(k−2,n−k). Untuk
distribusi F yang digunakan diambil dk pembilang = (k-2) dan dk
penyebut = (n-k). Sebaliknya hipotesis model regresi linier diterima
3. Pengujian Hipotesis
a. Pengujian Hipotesis I
Ho1 : Tidak ada pengaruh prestasi belajar pada hubungan
lingkungan keluarga dengan minat melanjutkan studi ke
perguruan tinggi.
Ha1 : Ada pengaruh prestasi belajar pada hubungan lingkungan
keluarga dengan minat melanjutkan studi ke perguruan
tinggi.
b. Hipotesis II
Ho2 : Tidak ada pengaruh prestasi belajar pada hubungan
lingkungan sekolah dengan minat melanjutkan studi ke
perguruan tinggi.
Ha2 : Ada pengaruh prestasi belajar pada hubungan lingkungan
sekolah dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
c. Hipotesis III
Ho3 : Tidak ada pengaruh prestasi belajar pada hubungan
lingkungan masyarakat dengan minat melanjutkan studi ke
perguruan tinggi.
Ha3 : Ada pengaruh prestasi belajar pada hubungan lingkungan
masyarakat dengan minat melanjutkan studi ke perguruan
tinggi.
Untuk menguji hipotesis pertama, kedua, dan ketiga digunakan rumus
Υi=α0+β1Di+β2Χi +β3 (Di Χi)+u i
Keterangan :
i
Υ = minat siswa yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi
0
α = intersep diferensial β = koefisien regresi
1
X = variabel lingkungan belajar (keluarga, sekolah, dan masyarakat) 2
X = variabel prestasi belajar 2
1X
X = interaksi variabel lingkungan belajar dan prestasi belajar ui = faktor kesalahan stokhastik (stochastic error term)
Berdasarkan hasil perhitungan, maka pengujian hipotesis model
regresi Chow ditolak jika nilai probabilitas β3< α = 0,05. Sebaliknya
pengujian hipotesis model regresi Chow diterima jika nilai probabilitas
3
β > α = 0,05.
BAB IV
GAMBARAN UMUM SEKOLAH
A. GAMBARAN UMUM SEKOLAH
1. Sejarah Sekolah
SMA Katolik Wijaya Kusuma, Blora didirikan pada pada tanggal 2
Agustus 1962 dan bernaung dibawah naungan yayasan Santo Yohanes
gabriel. Adapun SMA Katolik Wijaya Kusuma, Blora berlokasi di jalan
jendral A. Yani no 19 A, Blora.
Pada tahun 1966 terjadi permasalahan intern dalam pengurusan
SMA Katholik Wijaya Kusuma, Blora sehingga sering menyebabkan
terjadinya pergantian kepala sekolah dan pengurus-pengurusnya. Namun
dengan adanya permasalahan tersebut pihak yayasan terus berusaha untuk
tetap mempertahankan dan memajukan sekolah tersebut sampai sekarang.
Adapun kepala sekolah yang pernah menjabat di SMA Katolik
Wijaya Kusuma, Blora adalah
1. Drs. Wuryanto : 1962 - 1966
2. AM. Suharyadi : 1966 - 1967
3. D. Suwondo, BA. : 1967 - 1969
4. AM. Sudarmo, BA. : 1969 - 1970
5. S. Sudarmo, BA. : 1970 - 1992
6. FX. Sumarno, BA. : 1992 - 1997
7. Drs. TY. Ngadirin : 1997 - 2001
8. Drs. B. Sumardi : 2001 - 2003
9. Drs. Y. Suryanto : 2003 - 2005
10.Rafael HP., Spd. : 2005 - 2007
11.MM. Sri Murniati, Spd. : 2007 - sekarang
2. Data Sekolah
Nama Sekolah : SMA Katolik Wijaya Kusuma
Alamat : Jl. Jend. A. Yani No. 19 A Blora
Telp : (0296) 531181
Nama Badan Penyelenggara : Yayasan Yohanes Gabriel
Tanggal keputusan : 28 Desember 1965
Nomor Sekolah Swasta : 319/648
Tanggal Akte Notaris : 16 April 1979/No. C.041/IX/4.1/78
Status Sekolah : Terakriditasi B
Waktu Sekolah : Pagi
Bangunan SMA Katholik Wijaya Kusuma letaknya dekat dengan
jalan raya, meskipun demikian aktivitas belajar mengajar di sekolah
tersebut tidak terganggu, karena bangunan kelasnya agak menjorok ke
dalam sehingga tidak terganggu dengan suara-suara kendaraan yang
melintas. Selain itu, SMA Katholik Wijaya kusuma, Blora bangunannya
menjadi satu dengan SMP dan STM katholik yang juga bernaung dibawah
Kondisi bangunan SMA Katholik Wijaya Kusuma tergolong
permanen dan kokoh. Sirkulasi udara sangat baik dan pencahayaan untuk
setiap kelas cukup baik sehingga cukup mendukung proses
belajar-mengajar. Terdapat taman di depan semua kelas sehingga menambah
kesejukan, keindahan dan kenyamanan lingkungan.
SMA Katholik Wijaya Kusuma dikelilingi pagar permanen yang
terbuat dari batako, dengan rincian bangunan sebagai berikut:
1. Timur : ruang kelas.
2. Barat : ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, dan
laboratorium.
3. Utara : ruang kelas
4. Selatan : ruang kelas dan perpustakaan
Bagian tengah halaman dimanfaatkan untuk tempat upacara
bendera dan bagian depan sebelum masuk ke sekolah terdapat tempat
parkir sepeda dan sepeda motor yang cukup luas sehingga dapat
menampung semua motor maupun sepeda para murid.
Sarana dan prasarana yang ada di SMA Katholik Wijaya Kusuma,
Blora antara lain:
Tabel 4.1
Sarana dan Prasarana SMA Katholik Wijaya Kusuma, Blora
No. Ruang Jumlah Keterangan
1. Teori/Kelas 12 Ada
2. Kepala Sekolah 1 Ada
3. Ruang Guru 1 Ada
4. Tata usaha 1 Ada
6. MCK Guru 2 Ada
7. MCK siswa 4 Ada
8. Lab. Komputer 1 Ada
9. Lab. Bahasa 1 Ada
10. Perpustakaan 1 Ada
11. G.Serba Guna/aula 1 Ada
12. BP/BK 1 Ada
13. UKS 1 Ada
14. Gudang 1 Ada
15. Rumah Penjaga 1 Adas
16. Kantin 1 Ada
17. Pos Satpam 1 Ada
B. Visi dan Misi
1. Visi
Mewujudkan pembinaan prestasi dan budi pekerti yang berdasarkan cinta
kasih.
2. Misi
a. Berprestasi dalam bidang akademik dan non akademik
b. Membudayakan disiplin dan sopan santun pada semua warga sekolah
c. Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, sehat dan nyaman
C. Organisasi
Kepala
Sekolah
Wa.Ka.Sek. Bag.Kurikulum
Wa.Ka.Sek.Bag.
Kesiswaan Wa.Ka.Sek.Bag. SARPRAS Wa.Ka.Sek.Bag.Humas Komite Sekolah
BENDAHARA TATA
USAHA BP/BK
D. Sumber Daya Manusia
SMA Katolik Wijaya Kusuma, Blora terdiri dari 4 guru tetap
yayasan, 23 guru tidak tetap dan 4 guru bantuan. Adapun kesemuanya itu adalah:
Tabel 4.2 Sumber Daya Manusia
No. Nama Status Mata
Pelajaran/jabatan
1. MM. Sri Murniati, S.Pd Guru Bantuan Kepala Sekolah 2. Drs. YB. Harjono Guru Bantuan Ekonomi 3. Purwanto, S.Pd Guru Bantuan Matematika 4. Ign. Untung Sadimin GTT Biologi
5. Drs. Jadjijanto GTT Ekonomi
6. Dra. V. Indrawati GTY Ekonomi
7. Dra. Yulaina GTY PPKN
Sejarah
Wali Kelas XI.S.2 8. Sri Kristijanti. BA Guru Bantuan Bhs. Inggris
Wali Kelas XII.A
9. Supriyanto. S.Pd GTY Sosiologi
Geografi Co. UKS
Wali Kelas XI.S.1 10. A. Kristanto. S.Pd GTY Bhs. Inggris
Co. Lab. Bahasa Wali Kelas XII.S.2 11. Dra.Parimi Arika GTT Bhs. Indonesia
Wali Kelas XII.S.1
12. Katon Hartono GTT Matematika
BP
13. Saodah S . Sos GTT Sosiologi
Geografi XII.S.3
14. YP. Sukiyanto. BA GTT Lukis
15. Alek Sukidjo,BA GTT BP
16. RB. Sunaryo, S . GTT Agama
BP
17. F. Kusnarti,S . Pd GTT Bhs. Inggris
18. Nanang Wibowo. ST GTT Kimia
19. C. Prin Kristiana. ST GTT Komputer
Co. Lab. Komputer Wali Kelas X.4
20. YPP. Suyadi GTT Kesenian Vokal
21. Agus Sutrisno, S. Pd GTT Bhs. Indonesia Co. perpustakaan Wali Kelas X.3 22. Yafet Arianto, S. Pd GTT Ketr. Komputer 23. Dwi Analisa, S . Pd GTT Olah Raga
Wali Kelas X.2
24. Sutarno GTT Geografi
25. Restuti Rahayu GTT Ketrampilan
26. Binti Isni Marfuah GTT Ketrampilan
27. B. Cahyo PU GTT Boga, Kes. Teater
28. Sr. Bibiana, S. SpS GTT Agama
29. Anom Irawan, SPd GTT Olah Raga
30. Agus Widodo, SPd GTT Fisika
Wali Kelas X.5
31. Tri Sudono GTT Bhs. Jawa
Wali Kelas X.1
E. Siswa SMA Katholik Wijaya Kusuma, Blora
SMA Katholik Wijaya Kusuma memiliki 353 siswa yang terdiri dari 12
kelas, yaitu kelas X1, X2, X3, X4, X5, XI IPA, XI IPS1, XI IPS2, XII IPA,
XII IPS1, XII IPS2, dan XII IPS3 dengan rincian jumlah siswa sebagai
berikut:
Tabel 4.3
Siswa SMA Katholik Wijaya Kusuma, Blora
No. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah
1. X.1 12 18 30
2. X.2 11 21 32
3. X.3 12 19 31
4. X.4 11 19 30
5. X.5 12 20 32
6. XI. IPA 7 13 20
7. XI. IPS1 16 20 36
8. XI. IPS2 16 21 37
10. XII.IPS1 12 15 27
11. XII.IPS2 13 14 27
12. XII.IPS3 14 12 26
Jumlah 144 209 353
F. Sarana dan prasarana dan Fasilitas Sekolah
Tersedianya sarana dan prasarana suatu lembaga pendidikan sangat besar
pengaruhnya terhadap tujuan pendidikan. Oleh sebab itu, SMA Katholik
Wijaya Kusuma telah berupaya meningkatkan sarana dan prasarana
pendidikan yang memadai supaya tercipta lingkungan yang kondusif
sehingga tujuan pendidikan tercipta secara optimal. Adapun fasilitas yang
digunakan untuk menunjang proses pendidikan tersebut antara lain:
1. Perpustakaan
Tujuan didirikannya perpustakaan adalah membiasakan semua
warga sekolah untuk membaca, untuk menyediakan informasi bagi semua
warga sekolah dan untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar. Demikian
pula dengan perpustakaan SMA Katholik Wijaya Kusuma yang selalu
memperbanyak perbendaharaan buku-bukunya serta meningkatkan
kualitasnya agar senantiasa memperluas pengetahuan semua warga
sekolah.
2. Laboratorium
SMA Katholik Wijaya Kusuma memiliki 2 unit laboratorium, yaitu
laboratorium komputer dan bahasa. Laboratorium yang memadai dapat
siswa juga dapat menerapkan teori yang telah didapat dengan praktek yang
sesungguhnya.
3. Bimbingan dan Konseling
Tujuan diadakannya layanan bimbingan dan konseling adalah
untuk membantu siswa membenahi dan membentuk kepribadian serta
untuk memberikan hal-hal positif kepada siswa, membantu meringankan
beban, menemukan alternatif pemecahan masalah, mendorong semangat
dan memberikan penguatan serta ketenangan kepada siswa secara tepat,
sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif.
4. UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)
UKS dimaksudkan untuk menjaga kesehatan dan kebersihan serta
memberikan pertolongan pertama bagi seluruh warga sekolah.
G. Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta
kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan
dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan
untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan
SMA Katholik Wijaya Kusuma menggunakan kurikulum KTSP.
Kurikulum ini lebih menonjol