• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PRESTASI BELAJAR PADA HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PRESTASI BELAJAR PADA HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH PRESTASI BELAJAR PADA HUBUNGAN

LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DENGAN MINAT

MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI

Studi Kasus : SMA KATHOLIK WIJAYA KUSUMA BLORA

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh :

MITHA SURYANI

051334007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

P E R S E M B A H A N

Seandainya layak dan pantas, karya ini kupersembahkan untuk

mereka yang selalu senantiasa ada dihati, yang telah memberikan

doa, semangat dan dorongan serta bantuan dalam berbagai bentuk

sehingga karya skripsi ini memberikan kebanggaan bagi diriku dan

bagi mereka semua yaitu :

Tuhan Yesus Kristus Serta Bunda Maria

Orangtuaku Blasius Bambang Subiyat Budi Santoso, S.H

dan Fransiska Sri Cahyani tercinta yang dengan tulus, sabar

dan doanya, aku bisa menyelesaikan skripsiku ini…

Adik-adikku tersayang Kristina Rosita Dewi dan Andreanus

Ryan Wahono Putra terimakasih atas dukungan dan

doanya…

Suamiku tercinta Yosafat Riga Ardiyan yang selalu

mendukung, dan menemaniku dalam menyelesaikan

skripsiku…

(5)

v

MOTTO

Yesus aku selalu mencariMu………

Yesus aku selalu mengharapkanMu……..

Yesus kupersembahkan

Segala hidupku hanya padaMu

…..

Tuhan Menjadikan Segala Sesuatu Indah Pada

Waktunya

Jadikan hidupmu lebih berarti dengan

memberikan senyuman kepada orang lain

Semua impian kita akan menjadi nyata,, jika

kita memiliki keberanian untuk mengejarnya

Disiplin adalah kunci keberhasilan

Jangan menilai setiap hari berdasarkan tuaian

yang anda peroleh, tetapi berdasarkan benih

yang anda tanam

(6)

BAPA KAMI

Bapa Kami Yang Ada Disurga

Dimuliakanlah NamaMu

Datanglah KerajaanMu

Jadilah KehendakMu

Diatas Bumi Seperti di Dalam Surga

Berikanlah Kami Rejeki Pada Hari

ini

Dan Ampunilah Kesalahan Kami

Seperti Kamipun Mengampuni

Yang Bersalah Kepada Kami

Janganlah Masukkan Kami Dalam

Percobaan

(7)

vii

SALAM MARIA

Salam Maria Penuh Rahmat

Tuhan Sertamu

Terpujilah Engkau Diantara Wanita

Dan Terpujilah Buah Tubuhmu Yesus

Santa Maria Bunda Allah

(8)
(9)
(10)

ABSTRAK

PENGARUH PRESTASI BELAJAR PADA HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI KE

PERGURUAN TINGGI

Studi Kasus : SMA Katholik Wijaya Kusuma Blora

Mitha Suryani Universitas sanata Dharma

2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) ada pengaruh prestasi belajar pada hubungan lingkungan keluarga dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (2) ada pengaruh prestasi belajar pada hubungan lingkungan sekolah dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (3) ada pengaruh prestasi belajar pada hubungan lingkungan masyarakat dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa kelas XII SMA Katholik Wijaya Kusuma Blora. Populasi penelitian adalah seluruh siswa SMA Katholik Wijaya Kusuma Blora yang berjumlah 340 siswa. Jumlah sampel penelitian adalah 100 siswa. Teknik penarikan sampel adalah purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis yang digunakan adalah model persamaan regresi yang dikembangkan Chow.

(11)

xi

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LEARNING ACHIEVEMENT RELATED TO LEARNING ENVIRONMENT OF STUDENT’S AND STUDENT’S

INTEREST TO CONTINUE THEIR STUDY TO UNIVERSITY A Case study : Catholic Wijaya Kusuma Senior High School Blora

Mitha Suryani Sanata Dharma University

2011

The objectives of this study is to find out the influence of learning achievement related to: (1) family environment and student’s interest; (2) school environment and student’s interest; (3) society environment and student’s interest to continue the study to university.

This research is a case study on 12th grade students of Catholic Wijaya Kusuma Senior High School Blora. The populations of this research are 340 students of Catholic Wijaya Kusuma Senior High School Blora. The samples are 100 students. The sampling technique is purposive sampling. The methods of data collection are questionnaire, documentation and interview. The technique of analyzing the data is Chow’s regressive equation model.

(12)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas karunia dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH PRESTASI BELAJAR PADA HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI KE

PERGURUAN TINGGI” sehingga skripsi ini dapat diselesaikan oleh penulis. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Banyak pihak yang telah memberi kasih, bantuan, perhatian, dorongan, dan semangat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, dan pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ungkapan terima kasih dan penghormatan kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph,D.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si.

4. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Bapak Agustinus Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd selaku Dosen Penguji I yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd selaku Dosen Penguji II yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

(13)

xiii

8. Orang tuaku Blasius Bambang Subiyat Budi Santoso, S.H dan Fransiska Sri Cahyani tercinta, terima kasih atas kasih sayang, perhatian, doa, dorongan moril dan materil kepada Puterimu dalam menyelesaikan studi dan skripsi ini. 9. Adik-adikku tersayang Kristina Rosita Dewi dan Andreanus Ryan Wahono

Putra terima kasih atas kasih sayang, perhatian, doa dan dorongannya selama ini dalam menyelesaikan studi dan skripsi ini.

10. Suamiku tercinta Yosafat Riga Ardiyan yang selalu mendukung, dan menemaniku dalam menyelesaikan skripsiku

11.Florry, Anggrid, Copi, Boim terima kasih atas perhatian dan dorongan dalam menyelesaikan studi dan skripsi ini.

12.Teman-teman PAK’05 yang tidak bisa saya sebut satu persatu, terima kasih karena telah membantu dan support saya dalam kelancaran studi dan skripsi ini.

13.Semua pihak yang turut memberikan sumbangan pikiran, tenaga, saran dan dorongan dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karenanya segala kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan skripsi ini. Penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, 15 Maret 2011

(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... viii

PERSETUJUAN PUBLIKASI ... ix

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

KATA PENGANTAR ... xii

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minat ... 8

B. Prestasi Belajar ... 9

C. Lingkungan Belajar ... 11

D. Kerangka Teoritik ... 17

F. Hipotesis Penelitian ... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 23

(15)

xv

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengujian Sampel ... 23

D. Operasionalisasi Variabel Penellitian ... 24

E. Teknik Pengumpulan Data ... 27

F. Teknik Pengujian Kuesioner ... 28

G. Teknik Analisis Data ... 32

BAB IV GAMBARAN SEKOLAH A. Gambaran Umum Sekolah. ... 36

B. Visi dan Misi ... 39

C. Organisasi... 39

D. Sumber Daya Manusia ... 40

E. Siswa SMA Katholik Wijaya Kusuma Blora ... 41

F. Sarana, Prasarana, dan Fasilitas Sekolah ... 42

G. Kurikulum ... 43

H. Usaha-usaha Penempatan ... 47

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 48

B. Analisis Data ... 52

1. Pengujian Prasyarat Analisis ... 52

a. Uji Normalitas ... 52

b. Uji Linieritas ... 53

2. Pengujian Hipotesis ... 54

C. Pembahasan ... 59

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 67

B. Keterbatasan penelitian ... 68

C. Saran-Saran ... 68

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Lingkungan Belajar ... 25

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi ... 26

Tabel 3.3 Rangkuman Uji Validitas Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi ... 29

Tabel 3.4 Rangkuman Uji Validitas Lingkungan Belajar di Keluarga ... 29

Tabel 3.5 Rangkuman Uji Validitas Lingkungan Belajar di Sekolah ... 30

Tabel 3.6 Rangkuman Uji Validitas Lingkungan Belajar di Masyarakat ... 30

Tabel 3.7 Rangkuman Uji Reabilitas Instrumen Penelitian ... 31

Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana SMA Katholik Wijaya Kusuma Blora ... 38

Tabel 4.2 Sumber Daya Manusia ... 40

Tabel 4.3 Siswa SMA Katolik Wijaya Kusuma ... 41

Tabel 5.1 Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi ... 48

Tabel 5.2 Lingkungan Keluarga ... 49

Tabel 5.3 Lingkungan Sekolah ... 50

Tabel 5.4 Lingkungan Masyarakat ... 51

Tabel 5.5 Prestasi belajar Siswa ... 51

Tabel 5.6 Hasil Pengujian Normalitas ... 53

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Kuesioner Penelitian ... 71

Lampiran II Data Induk Penelitian ... 78

Lampiran III Uji Validitas dan Reabilitas ... 93

Lampiran VI Data Mentah Uji Normalitas, Uji Linieritas dan Uji Hipotesis ... 105

Lampiran V Uji Normalitas dan Uji Linieritas ... 108

Lampiran VI Uji Hipotesis ... 113

Lampiran VII Daftar Distribusi Frekuensi ... 116

Lampiran VIII Interpretasi Terhadap Variabel penelitian ... 127

Lampiran IX Surat Ijin Penelitian ... 132

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, bidang

pendidikan menduduki peranan penting sehingga perlu mendapatkan prioritas

utama dalam pembangunan nasional. Melalui pendidikan, seseorang diberikan

bekal agar potensinya berkembang secara sehat dan optimal, sehingga sifat

dasar manusia yang eksploratif dan kreatif dapat berkembang dalam wadah

pendidikan.

Dewasa ini pendidikan sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat.

Masyarakat memahami bahwa melalui bidang pendidikan upaya

meningkatkan kehidupan sosial ekonomi sangat terbuka untuk diwujudkan.

Karenanya, pendidikan sering juga dipandang masyarakat sebagai persiapan

untuk kehidupan seseorang yang lebih baik dikemudian hari. Hal tersebut

mendorong banyak orang tua yang tidak ragu-ragu memberikan pengorbanan

yang besar untuk pendidikan anak-anaknya. Keyakinan orang tua adalah

semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin besar harapan orang tua bahwa

anak memperoleh pekerjaan yang baik.

Kenyataan menunjukkan bahwa harapan orang tua untuk

menyekolahkan anak tidak selalu sejalan dengan minat anak sendiri untuk

melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Secara khusus

penelitian ini dimaksudkan untuk menyelidiki faktor-faktor yang berhubungan

(19)

 

Blora untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Rendahnya minat siswa

untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi ini tampak dari kecenderungan

lulusan memilih untuk berwirausaha sendiri atau langsung bekerja. Tabel

berikut ini menunjukkan persentase siswa yang melanjutkan studi ke

perguruan tinggi selama empat tahun terakhir:

Tahun Lulus Persentase (%)

2004/2005 23 %, 2005/2006 24.61%, 2006/2007 27,93%, 2007/2008 30,35%.

Ada banyak faktor yang diduga kuat menyebabkan masih rendahnya

minat siswa lulusan SMA Katholik Wijaya Kusuma untuk melanjutkan studi

ke perguruan tinggi. Berdasarkan hasil pengamatan, faktor lingkungan belajar

merupakan faktor dominan yang menyebabkan rendahnya minat studi lulusan

SMA Katholik Wijaya Kusuma untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Lingkungan belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah

keseluruhan keadaan yang melingkupi siswa atau keadaan yang dengan

kehadirannya memberi pengaruh pada perkembangan individu. Lingkungan

belajar mencakup lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan

masyarakat. Lingkungan keluarga adalah lembaga pendidikan yang bersifat

informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga

(20)

memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan

berkembang dengan baik. Lingkungan sekolah adalah lingkungan di mana

siswa membuka kesempatan untuk memperkaya diri dalam hal pengetahuan

dan kebudayaan. Sedangkan lingkungan masyarakat adalah lingkungan di

mana siswa menjalin hubungan dan berinteraksi dengan anggota masyarakat

lainnya, baik dengan teman sebaya, orang yang lebih tua maupun dengan yang

lebih muda.

Lingkungan belajar siswa merupakan faktor penentu bagi

perkembangan seorang siswa. Lingkungan belajar di sekolah seperti para guru,

staf administrasi dan teman-teman sekelas dapat memupuk minat belajar yang

tinggi pada seorang siswa. Lingkungan belajar siswa di SMA Katholik Wijaya

Kusuma terbilang masih kurang baik karena fasilitas sekolah yang masih

minim. Komputer yang tersedia di laboratorium hanya ada beberapa komputer

sehingga tidak semua siswa bisa belajar komputer dengan baik, metode

mengajar guru yang monoton (lebih banyak ceramah) membuat siswa bosan

untuk mengikuti pelajaran tersebut sehingga ada beberapa anak yang akhirnya

memilih untuk tidak mengikuti pelajaran tersebut. Keberadaan siswa yang

malas untuk belajar dan tidak mau mengikuti pelajaran mempengaruhi siswa

yang lainnya dan berujung pada prestasi belajar mereka menjadi rendah.

Lingkungan masyarakat terdiri dari tetangga dan juga teman-teman

sepermainan di sekitar lingkungan siswa. Apabila siswa hidup di lingkungan

masyarakat yang kurang baik maka hal ini akan sangat mempengaruhi

(21)

 

belajar atau berdiskusi atau meminjam alat-alat belajar tertentu yang tidak

dimilikinya. Kondisi ini akhirnya akan memicu para siswa malas untuk

mengerjakan materi dari sekolah yang tidak dimengerti siswa dan minat

belajar siswa akan menurun. Dalam pergaulan sehari-hari anak cenderung

bergaul dengan teman-teman yang di luar sekolah baik yang berbeda sekolah

maupun yang sudah tidak sekolah atau pengangguran dan hal ini dapat

mempengaruhi perilaku mereka karena anak akan mengikuti pola hidup

teman-teman mereka yang sudah tidak sekolah lagi atau menganggur. Adanya

pengaruh negatif dari teman-teman pergaulan mereka ini menimbulkan

rendahnya minat siswa untuk belajar.

Seorang anak yang hidup di lingkungan keluarga yang kurang baik,

maka minatnya untuk belajar cenderung rendah. Misalnya, seorang anak yang

tidak mendapat perhatian dari orang tuanya, maka anak akan berbuat sesuka

hatinya bahkan cenderung berperilaku menyimpang. Kecenderungan perilaku

ini akan mempengaruhi minat siswa untuk belajar. Apabila minat untuk

belajar rendah, maka minat anak untuk melanjutkan studi ke perguruan

tinggipun akan rendah. Pada orang tua yang terlalu memanjakan anak

biasanya anak cenderung malas untuk belajar. Dampak negatifnya adalah anak

akan berperilaku sesuka hatinya (Ahmadi, 1991:288). Dengan lingkungan

belajar yang kurang baik, maka akan mempengaruhi rendahnya minat siswa

untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Prestasi belajar adalah hasil usaha yang dicapai siswa setelah

(22)

siswa yang memiliki prestasi belajar tinggi, maka derajat hubungan antara

lingkungan belajar siswa dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi

lebih kuat dibandingkan dengan siswa yang memiliki prestasi belajar yang

rendah. Hal ini disebabkan pada siswa yang mempunyai prestasi yang tinggi

lebih cenderung ingin mengembangkan potensi yang dimiliki di perguruan

tinggi. Sementara pada siswa yang mempunyai prestasi belajar yang rendah

cenderung tidak yakin akan kemampuannya melanjutkan studi ke perguruan

tinggi.

Berdasarkan uraian di atas penelitian ini dimaksudkan untuk

menyelidiki hubungan lingkungan belajar dengan minat siswa untuk

melanjutkan studi ke perguruan tinggi ditinjau dari prestasi belajar.

Selanjutnya penulis mengambil judul “Pengaruh Prestasi Belajar Pada

Hubungan Lingkungan Belajar Siswa dengan Minat Melanjutkan Studi

ke Perguruan Tinggi”. Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa

SMA Katholik Wijaya Kusuma Blora.

B. Batasan Masalah

Ada banyak faktor yang berhubungan dengan minat siswa untuk

melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Faktor tersebut antara lain pengaruh

sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat, jenis kelamin, intelegensi, latar

belakang ekonomi, minat orang tua dan teman sebaya. Penelitian ini akan

(23)

 

ini dimaksudkan untuk menyelidiki pengaruh prestasi belajar pada hubungan

lingkungan belajar siswa dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

C. Rumusan Masalah

1. Apakah ada pengaruh prestasi belajar pada hubungan lingkungan keluarga

dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi?

2. Apakah ada pengaruh prestasi belajar pada hubungan lingkungan sekolah

dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi?

3. Apakah ada pengaruh prestasi belajar pada hubungan lingkungan

masyarakat dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh prestasi belajar pada hubungan

lingkungan keluarga dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh prestasi belajar pada hubungan

lingkungan sekolah dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh prestasi belajar pada hubungan

lingkungan masyarakat dengan minat melanjutkan studi ke perguruan

tinggi.

E. Manfaat Penelitian

(24)

1. Bagi Universitas Sanata Dharma

Sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya dan dapat menambah

perbendaharaan bacaan, khususnya mengenai hubungan antara lingkungan

belajar siswa dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi di tinjau

dari prestasi belajar

2. Bagi Sekolah

Sebagai masukan dalam memberikan bimbingan dan penyuluhan yang

berhubungan dengan studi lanjut siswa.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan wawasan dan

pengetahuan penulis, serta sebagai dasar penyelidikan kebenaran hasil

(25)

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Minat

Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan suatu

pilihan seseorang. Selain itu minat merupakan salah satu faktor psikologis

yang sangat penting untuk manentukan keberhasilan seseorang. Seseorang

yang mengerjakan suatu pekerjaan dengan disertai minat, pada umumnya akan

memperoleh hasil yang lebih baik daripada mereka tidak berminat. Dengan

kata lain minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek untuk

merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung

dalam bidang itu (Winkel, 1983:30). Pendapat lain dikemukakan oleh

Purwodarminto (1987:65) yang menyatakan bahwa minat merupakan

perhatian, kesukaan dan keinginan. Jika seseorang berminat terhadap sesuatu

sudah pasti yang bersangkutan memilki perhatian pada obyek tersebut,

kesukaan dan ada keinginan untuk mewujudkannya.

Minat juga dapat diartikan sebagai rasa lebih suka dan keterikatan pada

suatu hal atau aktifitas (Djaali, 2007:121). Minat akan mengarahkan perbuatan

kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu (Purwanto,

1984:59). Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang

mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar. Motif

menggunakan dan menyelidiki dunia luar (manipulate and exploring motives).

Dari manipulasi dan eksplorasi yang dilakukan terhadap dunia luar itu, lama

(26)

kelamaan timbullah minat terhadap sesuatu. Apa yang menarik minat

seseorang mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.

Berdasarkan pendapat di atas, maka minat melanjutkan ke perguruan

tinggi dapat diartikan sebagai kecenderungan yang mengarahkan siswa untuk

memilih perguruan tinggi sebagai proses kelanjutan pendidikan setelah tamat

dari SMA, yang ditandai dengan adanya perasaan senang dan perasaan tertarik

terhadap perguruan tinggi.

Secara umum minat dapat digolongkan menjadi 2 (Giartama, 1990:6)

adalah:

1. Minat secara intrinsik

Minat secara intrinsik merupakan minat yang timbul dari dalam individu sendiri tanpa pengaruh dari luar. Minat intrinsik dapat timbul karena pengaruh sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat, jenis kelamin dan intelegensi.

2. Minat secara ekstrinsik

Minat secara ekstrinsik merupakan minat yang timbul akibat pengaruh dari luar individu. Minat secara ekstrinsik timbul antara lain karena latar belakang ekonomi, minat orang tua dan teman sebaya.

B. Prestasi Belajar

Seseorang di dunia pada dasarnya mempunyai tujuan yang jelas dalam

hidupnya, salah satu tujuan yang dicapai tersebut antara lain adalah keinginan

untuk berprestasi. Prestasi dalam hal belajar adalah penguasaan pengetahuan

yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya hal ini ditunjukkan dengan

nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru (Mulyono, 1990:30). Sementara

Winkel (1991:39) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil usaha yang

(27)

 

interaksi subyek dengan lingkungannya yang akan di simpan atau

dilaksanakan menuju kemajuan. Prestasi belajar adalah suatu hasil yang telah

dicapai (dilakukan, dikerjakan) (Purwodarminto, 1976:766)

Prestasi merupakan kemampuan nyata seseorang sebagai hasil dari

melakukan atau usaha kegiatan tertentu dan dapat diukur hasilnya. Sehingga

jika dihubungkan atau dikaitkan dengan prestasi belajar maka definisi dari

prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:700) adalah

penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata

pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang

diberikan oleh guru. Apabila seseorang belajar, maka ia akan memperoleh

hasilnya. Hasil belajar adalah perubahan di dalam diri siswa, dimana ia dapat

mempunyai hasil yang berbeda-beda dan apa yang telah diketahui.

Keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar dapat dilihat dari prestasi

belajarnya. Evaluasi adalah usaha penilaian terhadap suatu hal, bisa dari segi

tujuan yang ingin dicapai, gagasan, cara kerja dan metode pemecahan

(Sudjana, 1990:28).

Dari beberapa pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

prestasi belajar merupakan perubahan kemampuan yang dinyatakan dalam

nilai rapornya, setelah siswa tersebut selesai mengikuti pelajaran selama

jangka waktu tertentu. Dengan demikian prestasi belajar merupakan hasil

setelah proses belajar menyatakan (mengukur) tingkat keberhasilan seseorang

(28)

C. Lingkungan Belajar

1. Lingkungan Keluarga

Lingkungan belajar di keluarga dapat memberikan sumbangan

positif terhadap prestasi belajar siswa. Sumbangan lingkungan keluarga

akan terwujud dari dukungan orang tua dan penyediaan fasilitas belajar.

Menurut Petterson dan Loeber (1984) seperti dikutip oleh (Syah,

1995:138), lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan

belajar siswa adalah orang tua dan keluarga itu sendiri.

Menurut Roestiyah (1982:159), faktor-faktor dari keluarga yang

mempengaruhi belajar siswa, yaitu :

a. Cara mendidik

Orang tua yang memanjakan anaknya, maka setelah sekolah akan menjadi siswa yang kurang bertanggung jawab, dan takut menghadapi tantangan kesulitan. Juga orang tua yang mendidik anaknya secara keras itu akan menjadi penakut.

b. Suasana keluarga

Hubungan antara anggota keluarga yang kurang intim, menimbulkan suasana kaku, tegang di dalam keluarga, menyebabkan anak kurang semangat untuk belajar. Suasana yang menyenangkan, akrab dan penuh kasih sayang, memberi motivasi yang mendalam pada anak. c. Pengertian orang tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan dorongannya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Kalau perlu menghubungi guru anaknya, untuk mengetahui perkembangannya.

d. Keadaan sosial ekonomi keluarga

(29)

  e. Latar belakang

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.

Menurut Winkel (1989:109), keadaan sosial-ekonomi

menunjukkan pada taraf kemampuan finansial keluarga yang dapat

bertaraf baik, cukup atau kurang. Keadaan ini tergantung sampai seberapa

jauh keluarga dapat membekali siswa dengan perlengkapan material untuk

belajar. Keadaan sosial-kultur menunjukkan pada taraf kebudayaan yang

dimiliki keluarga, yang dapat tinggi, tengah atau rendah. Dari keadaan ini

tergantung kemampuan bagi anak untuk berbahasa dengan baik, corak

pergaulan antara orang tua serta pandangan keluarga mengenai pendidikan

sekolah. Sebenarnya, yang penting di sini bukanlah keadaan itu sendiri,

melainkan kondisi intern pada siswa yang timbul sebagai akibat dari

keadaan itu. Namun, akibat itu tidak harus timbul secara otomatis atau

dengan sendirinya. Sikap siswa sendiri terhadap keadaan itu, kerap

menentukan apakah kondisi intern akan menguntungkan belajar atau

menghambatnya.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dari keluarga

dan bagaimana sikap anak menanggapi lingkungannya memiliki pengaruh

yang besar terhadap kemajuan belajar anak. Orang tua yang dapat

mendidik anak-anaknya dengan cara memberikan pendidikan yang baik

tentu akan sukses dalam belajarnya. Sebaliknya orang tua yang tidak

memperhatikan sama sekali tentang pendidikan anaknya tentu tidak akan

(30)

2. Lingkungan Sekolah

Kemampuan belajar dimiliki manusia merupakan bekal yang

membuka kesempatan luas untuk memperkaya diri dalam hal pengetahuan

dan kebudayaan. Karena manusia mampu untuk belajar maka dia

berkembang, mulai dari lahir sampai mencapai umur tua. Berdasarkan

kesadaran tentang peranan proses belajar mengajar dalam kehidupan anak

didik, masyarakat telah mendirikan suatu institut yang mendampingi

belajar sedemikian rupa, sehingga menghasilkan corak perkembangan

yang diharapkan. Institut ini disebut sekolah (Winkel, 1989:ix).

Pendidikan di sekolah sebagai akibat dari pemenuhan akan

pentingnya pendidikan, sekolah tidak hanya terdiri dari gedung saja

melainkan juga sarana dan prasarana lain yang menunjang pendidikan.

Sekolah merupakan tempat anak didik belajar, mempelajari sejumlah

materi pelajaran. Oleh karena itu harus diciptakan lingkungan sekolah

yang benar-benar dapat mendukung anak untuk belajar.

Menurut Roestiyah (1982:159-161), faktor-faktor dari sekolah

yang mempengaruhi belajar siswa yaitu :

a. Interaksi guru dan murid.

Guru yang kurang berinteraksi dengan murid secara intim, meyebabkan proses belajar-mengajar itu kurang lancar. Juga siswa merasa jauh dari guru, maka segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar.

b. Cara penyajian.

(31)

  c. Hubungan antara murid.

Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana, maka tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada group yang saling bersaing secara tidak sehat. Jiwa kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing individu tidak tampak.

d. Standar pelajaran di atas ukuran.

Guru berpendidikan untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi pelajaran di atas ukuran standard. Akibatnya anak merasa kurang mampu dan takut kepada guru. Bila banyak siswa yang tidak berhasil dalam mempelajari mata kuliahnya, guru semacam itu merasa senang. Tetapi berdasarkan teori belajar, yang mengingat perkembangan psikis dan kepribadian anak yang berbeda-beda, hal tersebut tidak boleh terjadi. Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing. Yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai.

e. Media pendidikan.

Kenyataan saat ini dengan banyaknya jumlah anak yang masuk sekolah, maka memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belajar anak dalam jumlah yang besar pula, seperti buku-buku di perpustakaan, laboratorium atau media-media lain. Kebanyakan sekolah masih kurang dalam memiliki media jumlah maupun kualitetnya.

f. Kurikulum.

Sistem instruksional sekarang menghendaki proses belajar-mengajar yang mementingkan kebutuhan anak. Guru perlu mendalami siswa dengan baik, harus mempunyai perencanaan yang mendetail, agar dapat melayani anak belajar secara individual. Kurikulum sekarang belum dapat memberikan pedoman perencanaan yang demikian.

g. Keadaan Gedung.

Dengan jumlah siswa yang luar biasa jumlahnya, keadaan gedung dewasa ini terpaksa kurang, mereka duduk berjejal-jejal di dalam setiap kelas.

h. Waktu sekolah.

Akibat meledaknya jumlah anak yang masuk sekolah, dan penambahan gedung sekolah belum seimbang dengan jumlah siswa. Akibat selanjutnya banyak siswa yang terpaksa masuk sekolah di sore hari. Hal mana sebenarnya kurang dapat dipertanggungjawabkan. Dimana anak harus beristirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah. Mereka mendengarkan pelajaran sambil mengantuk dan sebagainya. Sebaiknya anak belajar di pagi hari, di mana pikiran masih segar, jasmani dalam kondisi yang baik.

i. Pelaksanaan disiplin.

(32)

dalam proses belajar siswa perlu disiplin, untuk mengembangkan motivasi yang kuat.

j. Metode belajar.

Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar siswa itu. Juga dalam pembagian waktu untuk belajar. Kadang-kadang siswa belajar tidak teratur, atau terus-menerus, karena besok akan ujian. Dengan belajar demikian siswa akan kurang beristirahat, bahkan mungkin dapat jatuh sakit. Maka perlu belajar secara teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar.

k. Tugas rumah.

Waktu belajar adalah di sekolah, waktu di rumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan terlalu banyak memberikan tugas yang harus dikerjakan di rumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain.

3. Lingkungan Masyarakat

Siswa hidup di masyarakat. Dengan demikian siswa adalah bagian

dari warga masyarakat. Di masyarakat, siswa menjalin hubungan dengan

anggota masyarakat yang lainnya. Hubungan tersebut terjadi dengan teman

sebaya, dengan orang tua yang lebih tua maupun dengan yang lebih muda.

Teman bergaul ada yang memberikan pengaruh yang baik tetapi ada juga

yang memberikan pengaruh yang buruk oleh karena itu perlu dikontrol

dengan siapa mereka bergaul.

Keberadaan masa media dan televisi, serta banyak bacaan berupa

buku-buku, novel, majalah, koran, dapat memberikan pengaruh yang

kurang baik terhadap anak, sebab anak berlebihan mencontoh atau

membaca bahkan tidak dapat mengendalikannya. Maka, bacaan perlu

diawasi dan diseleksi. Televisi yang banyak menyajikan hiburan yang

(33)

 

anak akan rusak misalnya adanya adegan kekerasan dan pemerkosaan hal

ini yang tidak dapat dipertanggungjawabkan secara pendidikan.

Siswa banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga.

Lingkungan keluarga itu sendiri merupakan bagian dari masyarakat.

Komunikasi dengan anggota masyarakat lainnya, dapat memberikan

pengaruh yang baik atau pengaruh yang buruk bagi siswa. Pergaulan yang

salah dapat mengakibatkan siswa lupa atas tanggung jawabnya sebagai

seorang pelajar. Syah (1995:44) mengatakan bahwa kondisi sebuah

kelompok masyarakat yang berdomisili di kawasan kumuh dengan

kemampuan ekonomi di bawah garis rata-rata dan tanpa fasilitas umum

seperti sekolah dan lapangan olah raga telah terbukti menjadi lahan yang

subur bagi pertumbuhan anak-anak nakal. Anak-anak di lingkungan brutal

memang tak mempunyai alasan untuk tidak menjadi brutal, lebih-lebih

apabila kedua orang tuanya kurang atau tidak berpendidikan. Dengan

kondisi masyarakat yang demikian akan berpeluang untuk mempengaruhi

sikap anak. Anak dapat terseret pada kegiatan negatif yang dapat merusak

dirinya.

Sementara itu di masyarakat yang lingkungan anak-anaknya rajin

belajar, dapat menjadi daya dorong terhadap siswa yang lain untuk rajin

belajar. Roestiyah (1982:163) mengatakan bahwa di lingkungan yang

anak-anaknya rajin belajar, kemungkinan besar akan terpengaruh untuk

rajin belajar tanpa disuruh. Anak akan merasa malu jika mendapat prestasi

(34)

tinggi. Oleh karena itu anak akan berusaha belajar keras agar tidak

ketinggalan dengan teman-temannya. Apabila teman-teman di sekitarnya

itu teman sekelasnya, anak dapat mengadakan belajar bersama. Belajar

bersama ini dimaksudkan agar ketinggalan mata pelajaran di kelas dapat

diatasi.

D. Kerangka Teoritik

1. Pengaruh prestasi belajar pada hubungan lingkungan keluarga

dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Minat merupakan perhatian, kesukaan dan keinginan terhadap

suatu objek. Kalau seseorang berminat terhadap sesuatu sudah pasti akan

diikuti dengan perhatian pada obyek tersebut, kesukaan, dan keinginan

untuk mewujudkannya (Purwodarminto, 1987:65). Dengan berdasarkan

pada pengertian itu minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan

tinggi diartikan kecenderungan siswa yang memiliki keinginan dan

perhatian yang khusus terhadap perguruan tinggi yang selanjutnya memicu

siswa untuk mewujudkannya.  

Tinggi/rendahnya minat siswa melanjutkan studi ke perguruan

tinggi diduga kuat berhubungan dengan lingkungan keluarganya.

Lingkungan keluarga yang baik akan membuat anak dapat belajar di

rumah. Sebaliknya, seorang anak yang hidup di lingkungan keluarga yang

kurang baik, maka minatnya untuk belajar cenderung rendah. Misalnya,

(35)

 

merasa tidak pernah diperhatikan orang tua maka anak akan berbuat

sesuka hatinya bahkan cenderung berperilaku menyimpang. Apabila minat

untuk belajar rendah maka minat anak untuk melanjutkan studi ke

perguruan tinggipun akan rendah. Pada orang tua yang terlalu

memanjakan anak biasanya anak cenderung malas untuk belajar. Dampak

negatifnya adalah anak akan berperilaku sesuka hatinya

(Ahmadi,1991:288).

Petterson dan Loeber (1984) seperti dikutip oleh Syah (1995:138)

mengatakan bahwa lingkungan sosial yang dominan mempengaruhi

kegiatan belajar siswa ialah orang tua dan keluarga itu sendiri. Pada

umumnya, hubungan anak dan orang tua yang penuh pengertian disertai

dengan bimbingan dan bila perlu hukuman akan memajukan minat belajar

anak. Contoh sikap yang baik dari orang tua akan sangat mempengaruhi

minat belajar anak. Hasil-hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bukti

bahwa lingkungan belajar di keluarga memberikan sumbangan positif

terhadap prestasi belajar siswa (Ewaldina, 2000:19).

Prestasi belajar merupakan suatu kemampuan yang dimiliki

seseorang yang merupakan hasil dari proses yang telah dilakukan. Prestasi

belajar siswa tampak dalam hasil studi yang berupa nilai-nilai pelajaran

yang tercermin dalan rata-rata nilai rapornya. Jika anak tumbuh di

lingkungan keluarga yang baik dan terdapat hubungan yang harmonis

antara anak dan orang tua maka prestasi belajar anak akan tinggi. Diduga

(36)

keluarga dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi lebih kuat

dibandingkan pada siswa yang memiliki prestasi belajar yang rendah. Hal

ini disebabkan pada siswa yang mempunyai prestasi yang tinggi memiliki

potensi untuk dapat melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan

mengembangkannya di perguruan tinggi. Sebaliknya pada siswa yang

memiliki prestasi lebih rendah diduga akan melemahkan derajat hubungan

lingkungan keluarga dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

2. Pengaruh prestasi belajar pada hubungan lingkungan sekolah

dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Minat itu terbentuk dan berkembang melalui proses pendidikan,

proses sosialisasi, dan proses interaksi di sekolah, di masyarakat, dan di

dalam keluarga. Kemampuan dan pengalaman belajar yang berbeda-beda

peserta didik akan menimbulkan minat mereka yang bervariasi seperti

minat pada sekolah, minat pada pekerjaan dimasa mendatang dan lainnya.

Pada umumnya mereka yang memiliki minat pada sekolah mempunyai

motivasi untuk berprestasi.

Lingkungan sekolah adalah lingkungan di mana siswa membuka

kesempatan untuk memperkaya diri dalam hal pengetahuan dan

kebudayaan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan tidak hanya terdiri dari

gedung saja, melainkan juga sarana dan prasarana lain yang menunjang

pendidikan. Lingkungan sekolah yang memiliki sarana dan prasarana yang

(37)

 

sarana dan prasarana, tenaga pendidik atau guru juga memiliki peranan

yang penting. Guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang

simpatik dan rajin khususnya dalam hal belajar seperti membaca dan

berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar

siswa (Syah, 1995:153). Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bukti

bahwa lingkungan belajar di sekolah berpengaruh terhadap prestasi siswa

(Ewaldina, 2000:19). Lingkungan belajar yang baik di tingkat SMA

memungkinkan siswa memiliki minat untuk melanjutkan studi ke

perguruan tinggi.

Prestasi belajar adalah hasil usaha yang dicapai siswa setelah

melakukan proses mempelajari materi pelajaran sekolah yang dinyatakan

dalam skor yang diperoleh dari hasil tes. Apabila lingkungan sekolah anak

memiliki sarana dan prasarana yang memadai serta teman-teman yang

rajin belajar maka anak akan memiliki prestasi belajar tinggi. Lingkungan

sekolah yang baik dapat menumbuhkan minat melanjutkan studi ke

perguruan tinggi. Derajat hubungan lingkungan sekolah dengan minat

melanjutkan studi ke perguruan tinggi diduga akan berbeda pada siswa

yang memiliki prestasi belajar berbeda. Pada siswa yang berprestasi baik

diduga minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi akan lebih tinggi

dibandingkan pada siswa yang prestasi belajarnya rendah. Hal ini

menunjukkan bahwa siswa yang berprestasi baik mempunyai potensi

(38)

3. Pengaruh prestasi belajar pada hubungan lingkungan masyarakat

dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Lingkungan masyarakat adalah lingkungan dimana siswa menjalin

hubungan atau berinteraksi dengan anggota masyarakat lain. Oleh karena

itu siswa perlu menjalin hubungan dengan masyarakat lainnya. Menurut

penelitian oleh Alfonso (2000) “Hubungan antara Motivasi Belajar, dan

Lingkungan Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa”. Menjelaskan

bahwa siswa harus dapat menjalin hubungan yang baik dengan anggota

masyarakat lain, dan memperoleh teman bergaul yang baik agar dapat

menjadi daya dorong terhadap siswa untuk belajar dengan giat. Dalam

menjalin hubungan dengan anggota masyarakat tersebut perlu juga dijaga

jangan sampai mendapat teman bergaul yang buruk. Maka orang tua juga

perlu mengontrol dengan siapa mereka bergaul. Siswa yang hidup di

lingkungan masyarakat yang kumuh dan serta kekurangan dan terdapat

anak-anak pengangguran dapat mempengaruhi aktivitas belajar mereka.

Jika tidak hati-hati dalam bergaul di lingkungan seperti itu anak dapat

melupakan tugasnya sebagai pelajar. Sebaliknya siswa yang hidup di

lingkungan masyarakat yang anak-anaknya rajin dapat menjadi daya

dorong terhadap siswa yang lain untuk belajar. Siswa akan memiliki

motivasi untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi lain

halnya dengan kondisi masyarakat yang kurang kondusif.

Lingkungan pergaulan di masyarakat dapat mempengaruhi minat

(39)

 

tumbuh di lingkungan masyarakat yang baik maka diduga kuat memiliki

minat melanjutkan studi yang tinggi. Derajat hubungan antara lingkungan

masyarakat dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi diduga

berbeda pada anak yang memiliki prestasi belajar yang berbeda. Pada anak

yang memiliki prestasi belajar yang tinggi diduga derajat hubungan

lingkungan masyarakat dengan minat melanjutkan studi ke perguruan

tinggi akan lebih tinggi dibandingkan pada siswa yang memiliki prestasi

belajar rendah. Hal demikian disebabkan pada siswa yang berprestasi

tinggi mempunyai potensi dan kemungkinan besar dapat

mengembangkannya di perguruan tinggi.

E. Hipotesis Penelitian

1. Ada pengaruh prestasi belajar pada hubungan lingkungan keluarga dengan

minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

2. Ada pengaruh prestasi belajar pada hubungan lingkungan sekolah dengan

minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

3. Ada pengaruh prestasi belajar pada hubungan lingkungan masyarakat

(40)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan mengambil

bentuk penelitian studi kasus. Studi kasus adalah penyelidikan yang mendalam

dari suatu individu, kelompok atau institusi. Di bidang pendidikan, studi kasus

umumnya dilakukan untuk menentukan latar belakang, lingkungan, dan

sifat-sifat anak terhadap suatu masalah (Sumanto, 1990:56). Penelitian ini

merupakan studi kasus pada SMA Katholik Wijaya Kusuma, untuk

mengetahui hubungan lingkungan belajar siswa dengan minat melanjutkan

studi ke perguruan tinggi ditinjau dari prestasi belajar.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah SMA Katholik Wijaya Kusuma Blora, JL. A.

Yani No.19A, Blora.

2. Waktu Penelitian

Penelitian lapangan dilakukan pada bulan Januari 2010

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengujian Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Katholik Wijaya

Kusuma, Blora yang berjumlah 340 siswa.

(41)

  2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Arikunto, 1989:104). Penulis akan mengambil sampel seluruh siswa kelas

XII yang memiliki jumlah 100 siswa.

3. Teknik Penarikan Sampel

Penarikan sampel dilakukan berdasarkan teknik purposive sampling.

Purposive sampling adalah sampel yang memiliki ciri-ciri yang esensial

dari populasi sehingga dapat dianggap cukup representatif (Nasution,

2003:98). Alasan teknik ini digunakan adalah seluruh siswa kelas XII yang

akan segera menyelesaikan studinya dan bersiap melanjutkan studi ke

perguruan tinggi.

D. Operasionalisasi Variabel Penelitian

1. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah ukuran sejauh mana anak menguasai dan

memahami materi pelajaran yang ditunjukkan dengan adanya nilai yang

berhasil dicapai siswa. Dalam penelitian ini prestasi belajar didasarkan

pada rata-rata nilai rapor siswa semester 1 kelas X s.d semester 5 kelas

XII.

2. Lingkungan Belajar

a. Lingkungan belajar

Lingkungan belajar mencakup lingkungan keluarga,

(42)

adalah lingkungan di mana siswa dapat belajar dengan kondusif di

rumah sehingga prestasi belajar akan tercapai. Lingkungan sekolah

adalah lingkungan di mana siswa membuka kesempatan untuk

memperkaya diri dalam hal pengetahuan dan kebudayaan. Lingkungan

masyarakat adalah lingkungan di mana siswa menjalin hubungan dan

berinteraksi dengan anggota masyarakat lainnya, baik dengan teman

sebaya, orang yang lebih tua maupun dengan orang yang lebih muda.

Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabelnya:

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel

Sub Variabel Indikator No. butir

Positif Negatif

a. Lingkungan belajar di keluarga

1.1.Cara mendidik 1.2.Suasana keluarga 1.3.Pengertian orang tua 1.4.Keadaan sosial ekonomi

orang tua

1.5.Latar belakang

kebudayaan 4,11 2,10 1,6 7 8,12 5 - 3 9 - b. Lingkungan belajar di sekolah

1.1. Media pendidikan 1.2. Keadaan gedung

2.1. Interaksi guru dengan murid

2.2. Cara penyajian

2.3. Hubungan antara murid 2.4. Standar pelajaran diatas

ukuran 2.5. Kurikulum 2.6. Waktu sekolah 2.7. Pelaksanaan disiplin 2.8. Metode belajar 2.9. Tugas rumah

2,3 1 - 6 - - 10 4 - 5,13 11 - - 8 - 9 7 - - 12 - - c. Lingkungan belajar di

1.1. Mass media 1.2. Teman bergaul

- 2,3,4,6

(43)

  masyarakat

2.1. Kegiatan lain

2.2. Cara hidup lingkungan

10 5

7,8 -

Skala pengukuran lingkungan belajar menggunakan skala likert.

Pada setiap alternatif pernyataan disajikan lima alternatif jawaban. Bobot yang

diberikan untuk setiap alternatif jawaban adalah: a). pernyataan positif: sangat

setuju (skor 5), setuju (skor 4), ragu-ragu (skor 3), tidak setuju (skor 2),

sangat tidak setuju (skor 1); b). pernyataan negatif: sangat setuju (skor 1),

setuju (skor 2), ragu-ragu (skor 3), tidak setuju (skor 4), sangat tidak setuju

(skor 5).

3. Minat Studi ke Perguruan Tinggi

Minat studi ke perguruan tinggi adalah

kecenderungan-kecenderungan siswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi sebagai

kelanjutan pendidikan mereka setelah tamat dari SMA. Minat ditandai

dengan perasaan senang, perhatian, dan perasaan tertarik terhadap perguruan

tinggi. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel minat melanjutkan

studi ke perguruan tinggi:

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator No butir Positif Negatif

Minat belajar siswa

1. Keinginan 2. Perasaan tertarik 3. Perasaan suka 4. Kesadaran dirinya

(44)

Skala pengukuran minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi

menggunakan skala Likert. Setiap pernyataan menyajikan lima alternatif

jawaban. Bobot yang diberikan untuk setiap alternatif jawaban adalah: a).

pernyataan positif: sangat setuju (skor 5), setuju (skor 4), ragu-ragu (skor 3),

tidak setuju (skor 2), sangat tidak setuju (skor 1); b). pernyataan negatif:

sangat setuju (skor 1), setuju (skor 2), ragu-ragu (skor 3), tidak setuju (skor

4), sangat tidak setuju (skor 5).

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Yaitu pengumpulan data dengan membuat daftar pertanyaan tertulis yang

dibagikan kepada responden untuk memperoleh data tentang lingkungan

belajar dan minat melanjutkan ke perguruan tinggi.

2. Dokumentasi

Yaitu metode pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa benda-benda tertulis seperti buku-buku, dokumen, catatan harian,

dan sebagainya. Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan

data prestasi belajar.

3. Wawancara

Pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan kepada pihak yang bersangkutan untuk memperoleh data yang

(45)

 

tentang gambaran umum sekolah dan data lain yang dapat dipakai sebagai

pelengkap.

F. Teknik Pengujian Kuesioner

1. Pengujian Validitas

Pengujian validitas digunakan untuk memastikan apakah setiap tes

mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu alat ukur dikatakan valid

atau sahih apabila suatu alat pengukuran tersebut dapat mengukur apa

yang akan diukur dengan tepat. Pengujian validitas dilakukan berdasarkan

rumus koefisien product moment dari Pearson pada taraf signifikan (alpha)

0,05 atau 5%. Berikut ini disajikan rumus koefisien Product Moment dari

Karl Pearson (Sugiyono, 1999:213): 

(

)( )

(

)

{

}

{

( )

}

− = 2 2 2

2 X N Y Y

X N Y X XY N rxy Keterangan : xy

r = Koefisien korelasi antara skor dari setiap item dengan total skor semua item

X = Skor dari setiap item Y = Total skor dari semua item N = Jumlah sampel

Dalam pengujian koefisien ini digunakan taraf signifikansi 5%.

Jika nilai koefisien r hitung > r tabel, maka suatu butir instrumen mampu

mengukur apa yang seharusnya diukur (valid). Sebaliknya, jika nilai

koefisien r hitung < r tabel maka suatu butir instrumen adalah tidak valid

(46)

Pelaksanaan uji coba instrumen penelitian ini dilakukan pada siswa

kelas XI SMA Katholik Wijaya Kusuma, Blora dengan jumlah responden

30 orang. Dari hasil uji coba tersebut diketahui derajat kebebasan sebesar

30, dengan harga kritik product moment (r tabel) sebesar 0,361 dengan

taraf signifikansi 5%. Adapun rangkuman hasil penelitian uji coba

validitas sebagai berikut:

Tabel 3.3

Rangkuman Uji Validitas Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

No. item

Rhitung rtabel Keterangan

1 0,565 0,361 Valid

2 0,579 0,361 Valid

3 0,546 0,361 Valid

4 0,564 0,361 Valid

5 0,633 0,361 Valid

6 0,411 0,361 Valid

7 0,531 0,361 Valid

8 0,596 0,361 Valid

9 0,642 0,361 Valid

10 0,636 0,361 Valid

Tabel 3.4

Rangkuman Uji Validitas Lingkungan Belajar di Keluarga

No. item

rhitung rtabel Keterangan

1 0,658 0,361 Valid

2 0,550 0,361 Valid

3 0,393 0,361 Valid

4 0,776 0,361 Valid

5 0,451 0,361 Valid

6 0,538 0,361 Valid

7 0,663 0,361 Valid

8 0,755 0,361 Valid

9 0,798 0,361 Valid

10 0,454 0,361 Valid

11 0,663 0,361 Valid

(47)

 

Tabel 3.5

Rangkuman Uji Validitas Lingkungan Belajar di Sekolah

No. item

Rhitung rtabel Keterangan

1 0,720 0,361 Valid

2 0,588 0,361 Valid

3 0,488 0,361 Valid

4 0,592 0,361 Valid

5 0,700 0,361 Valid

6 0,470 0,361 Valid

7 0,577 0,361 Valid

8 0,628 0,361 Valid

9 0,669 0,361 Valid

10 0,571 0,361 Valid

11 0,503 0,361 Valid 

12 0,497 0,361 Valid 

13 0,550 0,361 Valid 

Tabel 3.6

Rangkuman Uji Validitas Lingkungan Belajar di Masyarakat

No. item

Rhitung rtabel Keterangan

1 0,610 0,361 Valid

2 0,669 0,361 Valid

3 0,455 0,361 Valid

4 0,671 0,361 Valid

5 0,516 0,361 Valid

6 0,654 0,361 Valid

7 0,475 0,361 Valid

8 0,366 0,361 Valid

9 0,504 0,361 Valid

10 0,575 0,361 Valid

2. Pengujian reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan tingkat kepercayaan suatu instrumen

sebagai alat pengumpul data penelitian. Untuk menentukan tingkat

(48)

taraf signifikan 5% (Arikunto, 1987:236). Berikut ini disajikan rumus

Alpha Cronbach:

11 r =

⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ −1 k k ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡

2

2 1 b b σ σ Keterangan: 11

r : Nilai koefisien reliabilitas instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 2

σb : Jumlah varians butir

2

t

σ : Varians total

Berdasarkan hasil perhitungan, jika nilai koefisien alpha lebih besar

dari r tabel dengan taraf signifikan 5%, maka data instrumen penelitian

tersebut reliabel (Gozhali, 2006:42). Sebaliknya jika nilai koefisien alpha

lebih kecil dari r tabel dengan taraf signifikan 5%, maka data instrumen

penelitian tersebut tidak reliabel.

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus

Cronbach-Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows versi

12.0 dengan koefisien r tabel pada n = 30. Hasil pengujian reliabilitas

diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.7

Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Nilai rhitung Nilai rtabel Status Minat melanjutkan studi ke

perguruan tinggi

0,860 0,361 Andal

Lingkungan belajar di keluarga

0,895 0,361 Andal

Lingkungan belajar di sekolah

0,889 0,361 Andal

Lingkungan belajar di masyarakat

(49)

 

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Teknik analisis yang memberi gambaran terperinci dengan cara

mendiskripsikan data hasil observasi yang sudah didapat dari penelitian di

lapangan yang meliputi responden, variabel lingkungan belajar, prestasi

belajar dan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Untuk keperluan

deskripsi data digunakan tabel distribusi frekuensi dan perhitungan

statistik mean, median, modus, dan standar deviasi.

2. Pengujian Prasyarat Analisis

a. Pengujian Normalitas

Sebelum melangkah pada uji korelasi sederhana, terlebih

dahulu mengetahui pengujian syarat korelasi sederhana yaitu

menggunakan uji normalitas. Uji normalitas dilakukan untuk

mengetahui gejala-gejala yang diteliti apakah mempunyai sebaran data

yang normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan rumus

One-Sample Kolmogorov-Smirnov (Sugiyono, 1999:255) yaitu:

( )

( )

[

F X1 S X1

]

Max

D= on

Keterangan :

D = Deviasi maksimum

( )

X1

Fo = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan

( )

X1

Sn = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

Jika nilai F hitung > dari nilai F tabel pada taraf signifikansi

5%, maka distribusi data dikatakan normal. Sebaliknya, jika nilai F

(50)

b. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah

masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak dengan

variabel terikatnya. Untuk uji linieritas ini digunakan rumus persamaan

regresi dengan menguji signifikansi nilai F. Adapun rumus yang

digunakan untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut (Sudjana,

1996:332) : e S TC S F 2 2 = Keterangan :

( )

2 2 − = k TC JK TC S

( )

2 2 − = k E JK e S Keterangan :

F = harga bilangan F untuk garis regresi STC = varian tuna cocok

Se = varian kekeliruan

JK(TC) = jumlah kuadrat tuna cocok JK(E) = jumlah kuadrat kekeliruan

Hipotesis model regresi linier akan ditolak jika F>F(1α)(k2,nk). Untuk

distribusi F yang digunakan diambil dk pembilang = (k-2) dan dk

penyebut = (n-k). Sebaliknya hipotesis model regresi linier diterima

(51)

  3. Pengujian Hipotesis

a. Pengujian Hipotesis I

Ho1 : Tidak ada pengaruh prestasi belajar pada hubungan

lingkungan keluarga dengan minat melanjutkan studi ke

perguruan tinggi.

Ha1 : Ada pengaruh prestasi belajar pada hubungan lingkungan

keluarga dengan minat melanjutkan studi ke perguruan

tinggi.

b. Hipotesis II

Ho2 : Tidak ada pengaruh prestasi belajar pada hubungan

lingkungan sekolah dengan minat melanjutkan studi ke

perguruan tinggi.

Ha2 : Ada pengaruh prestasi belajar pada hubungan lingkungan

sekolah dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

c. Hipotesis III

Ho3 : Tidak ada pengaruh prestasi belajar pada hubungan

lingkungan masyarakat dengan minat melanjutkan studi ke

perguruan tinggi.

Ha3 : Ada pengaruh prestasi belajar pada hubungan lingkungan

masyarakat dengan minat melanjutkan studi ke perguruan

tinggi.

Untuk menguji hipotesis pertama, kedua, dan ketiga digunakan rumus

(52)

Υi01Di2Χi3 (Di Χi)+u i

Keterangan :  

i

Υ = minat siswa yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi

0

α = intersep diferensial β = koefisien regresi

1

X = variabel lingkungan belajar (keluarga, sekolah, dan masyarakat) 2

X = variabel prestasi belajar 2

1X

X = interaksi variabel lingkungan belajar dan prestasi belajar ui = faktor kesalahan stokhastik (stochastic error term)

Berdasarkan hasil perhitungan, maka pengujian hipotesis model

regresi Chow ditolak jika nilai probabilitas β3< α = 0,05. Sebaliknya

pengujian hipotesis model regresi Chow diterima jika nilai probabilitas

3

β > α = 0,05.

(53)

 

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. GAMBARAN UMUM SEKOLAH

1. Sejarah Sekolah

SMA Katolik Wijaya Kusuma, Blora didirikan pada pada tanggal 2

Agustus 1962 dan bernaung dibawah naungan yayasan Santo Yohanes

gabriel. Adapun SMA Katolik Wijaya Kusuma, Blora berlokasi di jalan

jendral A. Yani no 19 A, Blora.

Pada tahun 1966 terjadi permasalahan intern dalam pengurusan

SMA Katholik Wijaya Kusuma, Blora sehingga sering menyebabkan

terjadinya pergantian kepala sekolah dan pengurus-pengurusnya. Namun

dengan adanya permasalahan tersebut pihak yayasan terus berusaha untuk

tetap mempertahankan dan memajukan sekolah tersebut sampai sekarang.

Adapun kepala sekolah yang pernah menjabat di SMA Katolik

Wijaya Kusuma, Blora adalah

1. Drs. Wuryanto : 1962 - 1966

2. AM. Suharyadi : 1966 - 1967

3. D. Suwondo, BA. : 1967 - 1969

4. AM. Sudarmo, BA. : 1969 - 1970

5. S. Sudarmo, BA. : 1970 - 1992

6. FX. Sumarno, BA. : 1992 - 1997

7. Drs. TY. Ngadirin : 1997 - 2001

(54)

8. Drs. B. Sumardi : 2001 - 2003

9. Drs. Y. Suryanto : 2003 - 2005

10.Rafael HP., Spd. : 2005 - 2007

11.MM. Sri Murniati, Spd. : 2007 - sekarang

2. Data Sekolah

Nama Sekolah : SMA Katolik Wijaya Kusuma

Alamat : Jl. Jend. A. Yani No. 19 A Blora

Telp : (0296) 531181

Nama Badan Penyelenggara : Yayasan Yohanes Gabriel

Tanggal keputusan : 28 Desember 1965

Nomor Sekolah Swasta : 319/648

Tanggal Akte Notaris : 16 April 1979/No. C.041/IX/4.1/78

Status Sekolah : Terakriditasi B

Waktu Sekolah : Pagi

Bangunan SMA Katholik Wijaya Kusuma letaknya dekat dengan

jalan raya, meskipun demikian aktivitas belajar mengajar di sekolah

tersebut tidak terganggu, karena bangunan kelasnya agak menjorok ke

dalam sehingga tidak terganggu dengan suara-suara kendaraan yang

melintas. Selain itu, SMA Katholik Wijaya kusuma, Blora bangunannya

menjadi satu dengan SMP dan STM katholik yang juga bernaung dibawah

(55)

 

Kondisi bangunan SMA Katholik Wijaya Kusuma tergolong

permanen dan kokoh. Sirkulasi udara sangat baik dan pencahayaan untuk

setiap kelas cukup baik sehingga cukup mendukung proses

belajar-mengajar. Terdapat taman di depan semua kelas sehingga menambah

kesejukan, keindahan dan kenyamanan lingkungan.

SMA Katholik Wijaya Kusuma dikelilingi pagar permanen yang

terbuat dari batako, dengan rincian bangunan sebagai berikut:

1. Timur : ruang kelas.

2. Barat : ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, dan

laboratorium.

3. Utara : ruang kelas

4. Selatan : ruang kelas dan perpustakaan

Bagian tengah halaman dimanfaatkan untuk tempat upacara

bendera dan bagian depan sebelum masuk ke sekolah terdapat tempat

parkir sepeda dan sepeda motor yang cukup luas sehingga dapat

menampung semua motor maupun sepeda para murid.

Sarana dan prasarana yang ada di SMA Katholik Wijaya Kusuma,

Blora antara lain:

Tabel 4.1

Sarana dan Prasarana SMA Katholik Wijaya Kusuma, Blora

No. Ruang Jumlah Keterangan

1. Teori/Kelas 12 Ada

2. Kepala Sekolah 1 Ada

3. Ruang Guru 1 Ada

4. Tata usaha 1 Ada

(56)

6. MCK Guru 2 Ada

7. MCK siswa 4 Ada

8. Lab. Komputer 1 Ada

9. Lab. Bahasa 1 Ada

10. Perpustakaan 1 Ada

11. G.Serba Guna/aula 1 Ada

12. BP/BK 1 Ada

13. UKS 1 Ada

14. Gudang 1 Ada

15. Rumah Penjaga 1 Adas

16. Kantin 1 Ada

17. Pos Satpam 1 Ada

B. Visi dan Misi

1. Visi

Mewujudkan pembinaan prestasi dan budi pekerti yang berdasarkan cinta

kasih.

2. Misi

a. Berprestasi dalam bidang akademik dan non akademik

b. Membudayakan disiplin dan sopan santun pada semua warga sekolah

c. Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, sehat dan nyaman

C. Organisasi

Kepala

Sekolah

Wa.Ka.Sek. Bag.Kurikulum

Wa.Ka.Sek.Bag.

Kesiswaan Wa.Ka.Sek.Bag. SARPRAS Wa.Ka.Sek.Bag.Humas Komite Sekolah

BENDAHARA TATA

USAHA BP/BK

(57)

 

D. Sumber Daya Manusia

SMA Katolik Wijaya Kusuma, Blora terdiri dari 4 guru tetap

yayasan, 23 guru tidak tetap dan 4 guru bantuan. Adapun kesemuanya itu adalah:

Tabel 4.2 Sumber Daya Manusia

No. Nama Status Mata

Pelajaran/jabatan

1. MM. Sri Murniati, S.Pd Guru Bantuan Kepala Sekolah 2. Drs. YB. Harjono Guru Bantuan Ekonomi 3. Purwanto, S.Pd Guru Bantuan Matematika 4. Ign. Untung Sadimin GTT Biologi

5. Drs. Jadjijanto GTT Ekonomi

6. Dra. V. Indrawati GTY Ekonomi

7. Dra. Yulaina GTY PPKN

Sejarah

Wali Kelas XI.S.2 8. Sri Kristijanti. BA Guru Bantuan Bhs. Inggris

Wali Kelas XII.A

9. Supriyanto. S.Pd GTY Sosiologi

Geografi Co. UKS

Wali Kelas XI.S.1 10. A. Kristanto. S.Pd GTY Bhs. Inggris

Co. Lab. Bahasa Wali Kelas XII.S.2 11. Dra.Parimi Arika GTT Bhs. Indonesia

Wali Kelas XII.S.1

12. Katon Hartono GTT Matematika

BP

13. Saodah S . Sos GTT Sosiologi

Geografi XII.S.3

14. YP. Sukiyanto. BA GTT Lukis

15. Alek Sukidjo,BA GTT BP

16. RB. Sunaryo, S . GTT Agama

BP

17. F. Kusnarti,S . Pd GTT Bhs. Inggris

18. Nanang Wibowo. ST GTT Kimia

(58)

19. C. Prin Kristiana. ST GTT Komputer

Co. Lab. Komputer Wali Kelas X.4

20. YPP. Suyadi GTT Kesenian Vokal

21. Agus Sutrisno, S. Pd GTT Bhs. Indonesia Co. perpustakaan Wali Kelas X.3 22. Yafet Arianto, S. Pd GTT Ketr. Komputer 23. Dwi Analisa, S . Pd GTT Olah Raga

Wali Kelas X.2

24. Sutarno GTT Geografi

25. Restuti Rahayu GTT Ketrampilan

26. Binti Isni Marfuah GTT Ketrampilan

27. B. Cahyo PU GTT Boga, Kes. Teater

28. Sr. Bibiana, S. SpS GTT Agama

29. Anom Irawan, SPd GTT Olah Raga

30. Agus Widodo, SPd GTT Fisika

Wali Kelas X.5

31. Tri Sudono GTT Bhs. Jawa

Wali Kelas X.1

E. Siswa SMA Katholik Wijaya Kusuma, Blora

SMA Katholik Wijaya Kusuma memiliki 353 siswa yang terdiri dari 12

kelas, yaitu kelas X1, X2, X3, X4, X5, XI IPA, XI IPS1, XI IPS2, XII IPA,

XII IPS1, XII IPS2, dan XII IPS3 dengan rincian jumlah siswa sebagai

berikut:

Tabel 4.3

Siswa SMA Katholik Wijaya Kusuma, Blora

No. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. X.1 12 18 30

2. X.2 11 21 32

3. X.3 12 19 31

4. X.4 11 19 30

5. X.5 12 20 32

6. XI. IPA 7 13 20

7. XI. IPS1 16 20 36

8. XI. IPS2 16 21 37

(59)

 

10. XII.IPS1 12 15 27

11. XII.IPS2 13 14 27

12. XII.IPS3 14 12 26

Jumlah 144 209 353

F. Sarana dan prasarana dan Fasilitas Sekolah

Tersedianya sarana dan prasarana suatu lembaga pendidikan sangat besar

pengaruhnya terhadap tujuan pendidikan. Oleh sebab itu, SMA Katholik

Wijaya Kusuma telah berupaya meningkatkan sarana dan prasarana

pendidikan yang memadai supaya tercipta lingkungan yang kondusif

sehingga tujuan pendidikan tercipta secara optimal. Adapun fasilitas yang

digunakan untuk menunjang proses pendidikan tersebut antara lain:

1. Perpustakaan

Tujuan didirikannya perpustakaan adalah membiasakan semua

warga sekolah untuk membaca, untuk menyediakan informasi bagi semua

warga sekolah dan untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar. Demikian

pula dengan perpustakaan SMA Katholik Wijaya Kusuma yang selalu

memperbanyak perbendaharaan buku-bukunya serta meningkatkan

kualitasnya agar senantiasa memperluas pengetahuan semua warga

sekolah.

2. Laboratorium

SMA Katholik Wijaya Kusuma memiliki 2 unit laboratorium, yaitu

laboratorium komputer dan bahasa. Laboratorium yang memadai dapat

(60)

siswa juga dapat menerapkan teori yang telah didapat dengan praktek yang

sesungguhnya.

3. Bimbingan dan Konseling

Tujuan diadakannya layanan bimbingan dan konseling adalah

untuk membantu siswa membenahi dan membentuk kepribadian serta

untuk memberikan hal-hal positif kepada siswa, membantu meringankan

beban, menemukan alternatif pemecahan masalah, mendorong semangat

dan memberikan penguatan serta ketenangan kepada siswa secara tepat,

sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif.

4. UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)

UKS dimaksudkan untuk menjaga kesehatan dan kebersihan serta

memberikan pertolongan pertama bagi seluruh warga sekolah.

G. Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta

kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan

dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan

untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan

(61)

 

SMA Katholik Wijaya Kusuma menggunakan kurikulum KTSP.

Kurikulum ini lebih menonjol

Gambar

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.3 Rangkuman Uji Validitas Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi
Tabel 3.6 Rangkuman Uji Validitas Lingkungan Belajar di Masyarakat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bersama ini saya mohon kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian saya mengenai “ PERBANDINGAN KONSISTENSI GARIS E RICKETTS DAN GARIS S

Tabel ini digunakan untuk menyimpan data-data dari mata kuliah yang.. diambil mahasiswa, beserta

[r]

Sedangkan MVA merupakan selisih antara total nilai perusahaan dengan total modal sehingga kekayaan atau kesejahteraan pemilik akan bertambah maksimum jika MVA maksimum.Manfaat

Hasil observasi yang telah dilakukan tim pengabdi mendapatkan keterangan bahwa meskipun kedua UKM telah menggunakan beberapa peralatan produksi namun peralatan yang mereka

Beberapa ketentuan dalam Lampiran Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan

Perbedaan Kreativitas dan Kemandirian Belajar Kimia Peserta Didik Sebelum dan Sesudah Pembelajaran Menggunakan Perangkat Hasil Pengembangan .... Revisi

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode penemuan terbimbing yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi luas