• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Metode Penelitian Sastra .

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Metode Penelitian Sastra ."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

Unsur Intrinsik dan Sekema Aktan dalam Cerita yang

Berjudul

هزيعملاودع

karya Kailani

Disusun untuk:

Memenuhi tugas UAS Mata Kuliah Metode Penelitian Sastra

Oleh:

Nama : Dedi Kusdinar

NIM : 180910110024

JURUSAN SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS PADJADJARAN

(2)

Kata Pengantar

Bismillahirrahmannirrahim

Alhamdulillahirobbil’alamin atas berkat rahmat dan karunia Allah SWT penulis masih diberikan nikmat sehat yang mana dengan nikmat ini penulis masih bisa berikhtiar untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, solawat dan salamnya tak lupa kita curahkan kepada pemimpin umat islam yang telah memberikan suri tauladan yang terbaik yakni nabi besar Muhammad saw, beserta para keluarga, sahabat, tabi’in at tabi’innya dan mudah-mudahan sampai kepada kita selaku umat yang senantiasa setia kepadanya. Aamiin

Metode penelitian sastra merupakan alat penting dalam mewujudkan sebuah penelitian sastra yang memadai. Selain itu, upaya mendeskripsikan masalah sastra yang bersifat unik dan universal sebagai objek penelitian, menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam makalah ini. Pertimbangan utamanya adalah untuk memberikan pengetahuan secara memadai mengenai penelitian sastra yang menuntut sebuah metode penelitian yang khusus di samping tetap berada dalam jangkauan asas-asas penelitian ilmiah secara universal.

Karya sastra terdiri atas berbagai jenis; ada yang berupa puisi, novel, cerpen, dan sebagainya. Di dalamnya karya sastra terdapat berbagai hal yang dapat dikaji, baik itu dari tokoh yang ada dalam cerita, gaya bahasa pengarang, maupun amanat yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca melalui isi cerita atau isi puisi yang dibuatnya.

Salah satu yang menjadi alasan penyusunan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah Metode Penelitian Sastra dan untuk memperluas kembali pemahaman ilmu penelitian Sastra terutama pembahasan Unsur Intrinsik dan Sekema Aktan dengan judul “Unsur Intrinsik dan Sekema Aktan dalam Cerita yang Berjudul هزيعملاودع karya Kailani”

Terimakasih kepada dosen mata kuliah Metode Penelitian Sastra yang telah menyampaikan ilmu-ilmu baru kepada kami dan telah memberikan tugas ini, sehingga penulis bisa lebih memahami dengan tugas yang diberikan.

Tentu dalam penulisan karya ilmiah ini memiliki banyak sekali kekurangan hal itu dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangatlah penulis harapkan.

Jatinangor, 25 Juni 2014

(3)

Bab 1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Metode penelitian sastra merupakan alat penting dalam mewujudkan sebuah penelitian sastra yang memadai. Selain itu, upaya mendeskripsikan masalah sastra yang bersifat unik dan universal sebagai objek penelitian, menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam makalah ini. Pertimbangan utamanya adalah untuk memberikan pengetahuan secara memadai mengenai penelitian sastra yang menuntut sebuah metode penelitian yang khusus di samping tetap berada dalam jangkauan asas-asas penelitian ilmiah secara universal.

Karya sastra terdiri atas berbagai jenis; ada yang berupa puisi, novel, cerpen, dan sebagainya. Di dalamnya karya sastra terdapat berbagai hal yang dapat dikaji, baik itu dari tokoh yang ada dalam cerita, gaya bahasa pengarang, maupun amanat yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca melalui isi cerita atau isi puisi yang dibuatnya.

Untuk melakukan suatu penelitian di bidang sastra, tentunya seseorang harus menggunakan suatu teori, metode ataupun teknik yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dari karya sastra tersebut.

Teori berasal dari kata theoria (bahasa Latin). Secara etimologis teori berarti kontemplasi terhadap kosmos dan realitas. Dalam hubungannya dengan dunia keilmuan teori berarti perangkat pengertian, konsep, proposisi, yang mempunyai korelasi, dan telah diuji kebenarannya. Pada umumnya teori dipertentangkan dengan praktik. Teori-teori yang tidak atau belum berhasil untuk diuji dalam prakti, dengan sendirinya belum bisa disebut sebagai teori yang valid. Objek mlahirkan teori, sebaliknya, teori memberikan berbagai kemudahan untuk memehami objek.dengan dibantu oleh metode dan teknik, teori meungkinkan ilmu pengetahuan berkembang secara lebih cepat.dengan ditemukannya metode dan teori, pengetahuan pada gilirannya berubah menjadi ilmu pengetahuan.menurut Fokkema dan Kunne-Ibsch (1977:175), penelitian terhadap karya sastra pada umumnya memanfaatkan teori-teori yang sudah ada. Secara genesis denngan demikian dalam proses penelitian teori diperoleh dengan dua cara, yaitu peneliti memanfaatkan teori terdahulu dan peneliti memanfaatkan teori yang dikemukakannya sendiri.

Sebagai alat, teori tidak harus selalu baru secara keseluruhan.kebaruan diperlukan dalam bentuk proses, sebagai modifikasi, cara-cara baru pada saat mempertemukan hakikat teori dengan objek.

Adakalanya pengertian-pengertian metodologi, metode, dan teknik sering tertukar atau bahkan dicampuradukkan. Pengertian mendasar dari masing-masing istilah adalah:

1. Metodologi berasal dari methodos dan logos, yaitu filsafat ilmu mengenai metode. Metodologi dengan demikian membahas prosedur intelektual dalam totalitas komunitas ilmiah.

(4)

3. Teknik berasal dari kata teknikos, yang berarti alat, atau seni menggunakan alat. Perbedaan mendasarnya antara metodologi dan metode adalah metodologi membahas konsep teoritik berbagai metode sedangkan metode mengemukakan secara teknis tentang metode yang digunakan dalam kegiatan penelitian. Upaya memilah dua pengetian tersebut berpangkal dari penyadaran filsafat keilmuan yang kita anut yang berkorelasi dengan metodologi penelitian itu sendiri.

Adakalanya para penganut filsafat ilmu yang berbeda memberi cap bohong, munafik pada langkah-langkah kerja penelitian yang memulai tulisannya dengan alasan pemilihan judul, perumusan masalah, dan kerangka pemikiran penelitian.

Dalam perkembangan sastra kali sangat berkembang apalagi novel-novel yang semakin berkembang baik dalam segi bahasa dan tata cara penyampaian, makalah ini mencoba memaparkan analisis dari cerita yang berjudul "هزيعملاودع" karya Kailani karena ceritanya memiliki makna untuk kita ambil.

1.2

Identifikasi Masalah

1. Apa saja unsur intrinsik yang terdapat dalam cerita yang berjudul "هزيعملاودع" karya Kailani ? 2. Bagaimana aplikasi teori aktan pada cerita yang berjudul "هزيعملاودع" karya Kailani ?

1.3

Tujuan

(5)

Bab 2

LANDASAN TEORI

2.1

Teori Sastra

Teori berasal dari kata theoria (bahasa Latin). Secara etimologis teori berarti kontemplasi terhadap kosmos dan realitas. Dalam hubungannya dengan dunia keilmuan teori berarti perangkat pengertian, konsep, proposisi, yang mempunyai korelasi, dan telah diuji kebenarannya. Pada umumnya teori dipertentangkan dengan praktik. Teori-teori yang tidak atau belum berhasil untuk diuji dalam prakti, dengan sendirinya belum bisa disebut sebagai teori yang valid. Objek mlahirkan teori, sebaliknya, teori memberikan berbagai kemudahan untuk memehami objek.dengan dibantu oleh metode dan teknik, teori meungkinkan ilmu pengetahuan berkembang secara lebih cepat.dengan ditemukannya metode dan teori, pengetahuan pada gilirannya berubah menjadi ilmu pengetahuan.menurut Fokkema dan Kunne-Ibsch (1977:175), penelitian terhadap karya sastra pada umumnya memanfaatkan teori-teori yang sudah ada. Secara genesis denngan demikian dalam proses penelitian teori diperoleh dengan dua cara, yaitu peneliti memanfaatkan teori terdahulu dan peneliti memanfaatkan teori yang dikemukakannya sendiri.

Sebagai alat, teori tidak harus selalu baru secara keseluruhan.kebaruan diperlukan dalam bentuk proses, sebagai modifikasi, cara-cara baru pada saat mempertemukan hakikat teori dengan objek. Srukturalisme adalah sebuah teori, yang secara genesis telah ada sejak zaman Aristoteles, tetapi secara terus menerus diperbaharui sepanjang sejarahnya, dan memperoleh bentuknya yanglebih sempurna. Teori-teori ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang sastra, diadopsi melalui pemikiran para sarjana barat. Sifat-sifat teori sebagai berikut:

1. Mudah disesuaikan dengan cirri-ciri karya yang akan dianalisis. 2. Mudah disesuaikan dengan metode dan teori yang menyertainya.

3. dapat dimanfaatkan untuk menganalisis baik ilmu yang sejenis mapun berbeda.

4. Memilki formula-formula yang sederhana, tetapi mengimplikasikan jaringan analisis yang kompleks.

5. Memiliki prediksi yang dapat menjangkau objek jauh ke masa depan.

(6)

Sebagai alat, teori berfungsi untuk mengarahkan suatu penelitian, sedangkan analisis secara langsung dilakukan melalui instrument yang lebih kongkret, yaitu metode dan teknik. Tujuan utama teori, dengan metode dan teknik, adalah mempermudah pemahaman terhadap objek sekaligus memberikan keluaran secara maksimal. Perkembangan ilmu pengetahuan tergantung dari perkembanganteori dan metode. Penerapan teori dilakukan melalui dua tahapan, pertama, teori dalam kaitannya dengan sastra sebagai produk social tertentu, kedua, teori dalam kaitannya dengan karya sastra sebagai hakikat imajinasi dan kreativitas.

Sebagai objek, khazanah sastra Indonesia terdiri atas dua macam, yaitu sastra lama (sastra Nusantara) dan satra modern (sastra nasional).berbeda dengan teori dan metode yang selalu dikaitkan dengan aspek-aspek kebaruannya, kemutakhirannya, objek karya sastra sepanjang sejarahnya dianggap memiliki kedudukan yang sama.aspek kebaruan dalam teori dan metode merupakan syarat pokok. Intensitas terhadap kebaruan teori disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut: teeori merupakan alat dan cara penelitian, hasil penemuan dan iilmu pengetahuan. Karya sastra sebagai objek penelitian, metode dan teori sebagai cara untuk meneliti, berkembang bersama-sama dalam kondisi yang saling melengkapi.pesatnya perkembangan teori sastra selam satu abad sejak awal abad ke-20 hingga awal abad ke-21 dipicu oleh beberapa indicator, sebagai berikut:

1. Medim utama sastra adalah bahasa.

2. Sastra memasukkan berbagai dimensi kebudayaan

3. Teori-teori utama dalam sastra sudah berkembang sejak zaman Plato dan Aristoteles.

4. Kesulitan dalam memahami gejala sastra memicu para ilmuwan untuk menemukan berbagai cara, sebagai teori-teori yang baru.

5. ragam sastra yang banyak dan berkembang secara dinamis.

Dalam ilmu sastra yang dimaksudkan dengan penelitian adalah untuk mengumpulkan data, menganalisis data, dan menyajikan hasil penelitian. Sebelum melakukan penelitian yang sesungguhnya, perlu disusun proposal atau rancangan penelitian. Pada dasarnya, butir-butir yang terkandung daam proposal hamper sama dengan penelitian yang sesungguhnya. Kualitas proposal, baik kelengkapan data maupun kesempurnaan teori dan metodenya berpengaruh besar terhadap penyelesain peneliti selanjutnya. Penelitian sastra mempertimbangkan cirri-ciri sebagai berikut: 1. Hipotesis dan asumsi tidak diperlukan sebab analisis bersifat deskripsi, bukan generalisasi. 2. Populasi dan sample tidak mutlak diperlukan, kecuali dalam penelitian tertentu.

3. Kerangka penelitian tidak bersifat tertutup, korpus data bersifat terbuka, deskripsi dan pemahaman berkembang terus.

4. Tidak diperlukan objektivitas dalam pengertian yang umum sebab peneliti terlibat secara terus-menerus.

(7)

2.2

Paradigma Penelitian Sastra

Secara etimologis paradigma berasal dari bahasa latin (paradigma), berarti contoh, model, pola. Prinsip-prinsip paradigma dikembangkan oleh Thomas Kuhn dalam bukunya yang berjudul The Structure of Scientific Revolution,terbit pertamakali tahun 1962.

Menurut Ritzer (1980: 1-24), paradigma yaitu konsep-konsep dasar Kuhn itu sendiri, dibicarakan secara luas dalam berbagai ilmu pengetahuan sejak tahun 1970-an, dengan sendirinya dengan pokok permasalahan yang berbeda beda, sesuai dengan disiplin yang bersangkutan. Pada dasarnya ilmu pengetahuan bersifat netral. Ilmuan mengadakan penelitian , yang kemudian disertai dengan penemuan-penemuan, tujuannya adalah untuk kesejahteraan umat manusia.

Dikaitkan dengan keberadaan subjek sebagai konsumen ilmu pengetahuan, maka pada umumnya yang lahir lebih dahulu adalah paradigma. Secara psikologis konsep-konsep yang mendukung lahirnya paradigma tertentu dalam diri subjek pada dasarnya telah ditanamkan sejak usia dini, yang kemudian memiliki pola-pola tertentu setelah subjek duduk di bangku sekolah. Sebagai pandangan hidup ilmu pengetahuan, selain factor-faktor dari dalam, seperti minat dan bakat , factor luar juga berpengaruh besar, seperti lingkungan dalam keluarga dan lingkungan di sekiternya.

Dengan adanya persamaan pandangan dalam hidup, khususnya dikalangan para ilmuan, maka akan terbentuk komunitas ilmuan tertentu, yang pada giliranya akan melahirkan sub komunitas, dengan pandanagan yang berbeda-beda, tetapi pada tingkat makro tetap menunjukan persamaan-persamaan. Dengan penjelasan di atas, maka paling sedikit ada tiga hal yang mempengaruhi perbedaan paradigma seorang ilmuan, sebagai berikut.

1. Unsur dalam diri sendiri.

2. Unsur luar berupa lingkungan fisik.

3. Unsur luar berupa penjelajahan metodologi dan teori.

Melihat luasnya penyebaran dan beragamnya konsep-konsep paradigma, baik dalam dunia ilmiah maupun kehidupan praktis sehari-hari, maka pembicaraan ini hanya membatasi perkembanganya dalam dunia ilmiah. Artinya paradigma dibicarakan dalam kaitanay dengan teori dan metode disatu pihak, sifat-sifat dasar objek yaitu karya sastra itu sendiri dipihak yang lain. Kaitan paradigma dengan teori dan metode tidak banyak menimbulkan masalah sebab komponen-komponen tersebut memiliki ciri-ciri yang relatif sama, konsep-konsep dasar yang memungkinkan subjek untuk menganalisis objek penelitian.

Dikaitkan dengan pentingnya peranan paradigma bagi seorang limuan dalam mengembangkan suatu disiplin tertentu, maka masalah yang perlu dikemukakan adalah bagaimana cara menentukan perbedaan paradigma seorang ilmuwan dengan ilmuan yang lain, demikian juga satu komunitas keilmuwan dengan komunitas yang lain. Secera filosofis, menurut Ritzer (1980:2-24), khusuanya dalam kaitanya dengan metode kualitatif paling sedikit ada empat faktor yang berpengaruh di dalamnya, sebagai berikut.

(8)

2. Faktor epistomtlogis, bagaimana cara memperoleh ilmu pengetahuan.

3. Faktor aksiologis, penelitian adalah penilaian, berbeda dengan penelitian kuantitatif yang bebas nilai.

4. Faktor metodologis, keseluruhan proses penelitian , termasuk metode, teori dan teknik.

Paradigma individual dengan sendirinya merupakan pengalaman yang paling singkat. Menurut Jung (1949: 377-380), isi pengalaman individual adalah pengalaman kehidupan sekarang, pengalaman individu selama hidup di dunia nyata, sebagai pengalan kehidupan sehari-hari. Sebaliknya paradigma kelompok diterima melalui kualitas spesies, termasuk kelas, ras, dan ciri genetik lainya. Pengalaman sekarang disebut material antogenesis, pengalaman masa lampau disebut material filogenesis.

Pengalaman paradigma menurut proposisi Kuhn dan pandangan dunia menurut proposisi Goldman memiliki akarnya jauh ke masa lampau, melampaui generasi, bahkan menjangkau hingga awal peradaban manusia.

Relevansi pengalaman paradigma terhadap sastra secara keseluruhan jalas berkaitan dengan hakikat karya, gejala kultural sebagai kualitas imaginasi dan kreativitas. Para ilmawan sastra sejak semula telah memahami bahwa karya sastrabukan kenyataan yang sesungguhnya.

Model pendekatan, seperti sosiologi sastra dan psikologi sastra, demikian juga pendektatan multi disiplin lainya jelas memerlukan pengalaman pradigma yang lebih kompleks. Sosiologi sastra misalnya, paling sedikit melibatkan dua bidang ilmu dengan hakikat yang berbeda, bahkan bertentatangan secara diametral, yaitu sosiologi dan sastra.

Dalam hubungan inilah diperlukan keluasan cakrawalapeneliti sehingga keseluruhan partikelbidang ilmu yang terlibat dapat ditarik sehingga terjadi kesatuan yang bermakna. Keterlibatan berbagai disiplin dengan berbagai paradigma memeiliki segi positif, dengan pertimbangan sebagai berikut

1. Multiparadigma membuka cakrawala yang lebih luas, cara pamahaman ternyata tidak beraifat tunggal, melainkan plural.

2. Menghilangkan anggapan bahwa paradigma, seperti juga sebuah teori, dapat menjawab semua permasalahan.

3. Menciptakan saling menghargai pendapat, kelebihan, dan kekurangan orang lain. 4. Keberagaman paradigma jalas mengevokasi kebergaman khsanah kultural.

(9)

Penjelasan terhadap konsep-konsepparadigma sama pentingnya dengan teori, tetapi dalam penelitian konsep paradigma tidak muncul secara eksplisit. Demikian juga konsep-konsep yamg berkaitan dengan metodologi yang tidak pernah dipertimbangkan sebagai butir-butir penelitian.

2.3

Unsur Intrinsik

Karya sastra disusun oleh dua unsur yang menyusunnya. Dua unsur yang dimaksud ialah unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur suatu karya sastra, seperti : tema, tokoh dan penokohan, alur dan pengaluran, latae dan pelataran, dan pusat pengisahan. Sedangkan unsur ekstrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari luarnya menyangkut aspek sosiologi, psikologi, dan lain-lain. Yang kita akan bahas pada makalah ini adalah unsur-unsur intrinsiknya. Dibawah ini adalah pemahasan yang menyusun unsur Intrinsik diantaranya:

a) Tema dan Amanat

Tema ialah persoalan yang menduduki tempat utama dalam karya sastra. Tema mayor ialah tema yang sangat menonjol dan menjadi persoalan. Tema minor ialah tema yang tidak menonjol.

Amanat ialah pemecahan yang diberikan oleh pengarang bagi persoalan di dalam karya sastra. Amanat biasa disebut makna. Makna dibedakan menjadi makna niatan dan makna muatan. Makna niatan ialah makna yang diniatkan oleh pengarang bagi karya sastra yang ditulisnya. Makna muatan ialah makana yang termuat dalam karya sastra tersebut.

b) Tokoh dan Penokohan tokoh yang jahat akan tetap jahat. Tokoh bulat adalah tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik buruknya, kelebihan dan kelemahannya. Jadi ada perkembangan yang terjadi pada tokoh ini. Dari segi kejiwaan dikenal ada tokoh introvert dan ekstrovert. Tokoh introvert ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh ketidaksadarannya. Tokoh ekstrovert ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh kesadarannya. Dalam karya sastra dikenal pula tokoh protagonis dan antagonis. Protagonis ialah tokoh yang disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya. Antagonis ialah tokoh yang tidak disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya.

(10)

cerita. Dialog ialah cakapan antara seorang tokoh dengan banyak tokoh. Dualog ialah cakapan antara dua tokoh saja. Monolog ialah cakapan batin terhadap kejadian lampau dan yang sedang terjadi. Solilokui ialah bentuk cakapan batin terhadap peristiwa yang akan terjadi. c) Alur dan Pengaluran

Alur disebut juga plot, yaitu rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat sehingga menjadi satu kesatuan yang padu bulat dan utuh. Alur terdiri atas beberapa bagian :

(1) Awal, yaitu pengarang mulai memperkenalkan tokoh-tokohnya. (2) Tikaian, yaitu terjadi konflik di antara tokoh-tokoh pelaku. (3) Gawatan atau rumitan, yaitu konflik tokoh-tokoh semakin seru. (4) Puncak, yaitu saat puncak konflik di antara tokoh-tokohnya.

(5) Leraian, yaitu saat peristiwa konflik semakin reda dan perkembangan alur mulai terungkap.

(6) Akhir, yaitu seluruh peristiwa atau konflik telah terselesaikan.

Pengaluran, yaitu teknik atau cara-cara menampilkan alur. Menurut kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur erat dan alur longggar. Alur erat ialah alur yang tidak memungkinkanadanya pencabangan cerita. Alur longgar adalah alur yang memungkinkan adanya pencabangan cerita.

Menurut kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur tunggal dan alur ganda. Alur tunggal ialah alur yang hanya satu dalam karya sastra. Alur ganda ialah alur yang lebih dari satu dalam karya sastra. Dari segi urutan waktu, pengaluran dibedakan kedalam alur lurus dan tidak lurus. Alur lurus ialah alur yang melukiskan peristiwa-peristiwa berurutan dari awal sampai akhir cerita. Alur tidak lurus ialah alur yang melukiskan tidak urut dari awal sampai akhir cerita. Alur tidak lurus bisa menggunakan gerak balik (backtracking), sorot balik (flashback), atau campauran keduanya.

d) Latar dan Pelataran

Latar disebut juga setting, yaitu tempat atau waktu terjadinya peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sebuah karya sastra. Latar atau setting dibedakan menjadi latar material dan sosial. Latar material ialah lukisan latar belakang alam atau lingkungan di mana tokoh tersebut berada. Latar sosial, ialah lukisan tatakrama tingkah laku, adat dan pandangan hidup. Sedangkan pelataran ialah teknik atau cara-cara menampilkan latar.

e) Pusat Pengisahan

(11)

2.4

Teori Aktan

Analisis struktur akan lebih mengeksplorasi eksistensi tokoh dan keterlibatannya dalam berbagai peristiwa. Dengan demikian, perlu dianalisis hubungan antar tokoh dalam cerita. Oleh karena itu, penulis menggunakan teori aktan dan model fungsional yang dikembangkan oleh Greimas.

Algirdas Julien Greimas (A.J. Greimas) adalah penganut aliran strukturalis dari Prancis. Ia mengembangkan teori Propp menjadi dasar sebuah analisis naratif yang universal (Teeuw, 1988: 293). Sebelumnya, Propp telah memperkenalkan unsur naratif terkecil yang sifatnya tetap dalam sebuah karya sastra sebagai fungsi (Todorov, 1985: 48). Berdasarkan penelitiannya tentang dongeng Rusia, Propp membatasi fungsi cerita sebanyak 31 fungsi. Semua fungsi tersebut sifatnya tetap serta urutannya sama dalam setiap dongeng (Hutomo, 1991: 25). Berdasarkan teori Propp inilah Greimas mengemukakan teori aktan.

Menurut Greimas (dalam Jabrohim, 1996: 13) aktan adalah sesuatu yang abstrak, seperti cinta, kebebasan, atau sekelompok tokoh. Menurutnya juga, aktan adalah satuan naratif terkecil. Dikaitkan dengan satuan sintaksis naratif, aktan berarti unsur sintaksis yang mempunyai fungsi-fungsi tertentu. Fungsi adalah satuan dasar cerita yang menerangkan tindakan logis dan bermakna yang membentuk narasi. Dengan kata lain, skema aktan tetap mementingkan alur sebagai energi terpenting yang menggerakkan cerita sehingga menjadi penceritaan, dengan episode terpenting yang terdiri atas permulaan, komplikasi dan penyelesaian (Ratna, 2004: 139)

Adapun fungsi atau kedudukan masing-masing aktan adalah sebagai berikut.

a. Pengirim (sender) adalah seseorang atau sesuatu yang menjadi sumber ide dan penggerak cerita. Pengirim memberikan karsa kepada subjek untuk mencapai objek.

b. Objek adalah sesuatu yang dituju atau diinginkan oleh subjek.

c. Subjek adalah sesuatu atau seseorang yang ditugasi pengirim untuk mendapatkan objek. d. Pembantu (helper) adalah sesuatau atau seseorang yang membantu atau mempermudah usaha

subjek untuk mendapatkan objek.

e. Penerima (receiver) adalah sesuatu atau seseorang yang menerima objek yang diusahakan oleh subjek.

f. Penentang (opposant) adalah seseorang atau sesuatu yang menghalangi usaha subjek dalam mencapai objek.

(12)

Bab 3

PEMBAHASAN

3.1

Unsur intrinsik yang terdapat dalam cerita yang berjudul

"هزيعملاودع"

karya Kailani

a. Tema: Kecerdikan kambing mumtazah b. Tokoh utama:

Kambing Mumtazah Penokohannya Cerdas, penyayang, cerdik, bijaksana dan perhatian. Tokoh pendukung:

Serigala penokohannya Tidak putus asa, dan cerdik (dalam hal negative.)

Kambing Fawazah, dan Kambing Maazah Penokohannya Penyayang, tekad yang kuat, dan tidak berpikir panajang.

Pemahat batu, tukang kayu, dan pemilik jerami penokohannya Dermawan. c. Alur: Alur maju

Situasi awal:

Tiga kambing bersodara yang ingin membangun tempat tinggal yang layak huni, sehingga mereka membangun rumah masing-masing yaitu rumah yang terbuat dari jerami, kayu dan batu. Pemicu masalah:

Kebencian serigala terhadap kambing. Dinamika perubahan:

Ketika serigala datang untuk mengancam serta menghancurkan rumah-rumah kambing. Dinamika tindakan:

Serigala ingin mengancam dan menghancurkan rumah kambing yang terbuat dari jerami, kayu dan batu, yang berhasil dihancurkan hanya jerami dan kayu, tapi rumah batu tidak bisa, shingga serigala terus mencari cara untuk membalas dendam dengan cara licik dan tipu muslihatnya diantarnya mengajak kambing ke padang rumput, perkebunan kubis, dan pohon apel, tetapi cara-cara itu tetap tidak berhasil.

Penyelesaian:

Kemarahan serigala yang memuncak sehingga ingin merebus kambing, tetapi kambing memutar balik keadaan sehingga serigala yang terebus.

Situasi akhir:

Serigala mati dan ketiga sodara kambing hidup bahagia aman dan damai. d. Latar atau seting:

Waktu: Malam hari, pagi hari, waktu fajar

Tempat: Kebun (perkebunan kubis), padang rumput, pohon apel dan stroberry, rumah kayu, rumah jerami, rumah batu.

(13)

Kambing:

- Kita harus berpikir panjang ketika ingin melakukan sesuatu

- Kita harus berpikir bijaksana dan tidak gegabah dalam menghadapi suatu masalah. Serigala:

- Jangan putus asa dalam berusa mendapatkan sesuatu yang diinginkan

- Apa yang diperbuat pasti akan ada balasannya.

3.2

Aplikasi analisis Aktan

SEKEMA AKTAN

Pengirim: kebencian

serigala

Objek: kekalahan kambing

Penerima: kepuasaan

serigala

Subjek: tipu daya

serigala

Penolong: rumah kayu, rumah jerami, ketidakputusasa an serigala, akal

serigala

Penentang: rumah batu, rumput, kubis, apel, kaleng susu,

kecerdikan kambing, kebersamaan

Referensi

Dokumen terkait

lalu Khidr melubangi perahu tersebut mencabut satu keping atau dua keping papan yang ada pada bagian lambungnya dengan memakai kapak, lalu ketika mereka sampai ditengah

Dalam memilih suplemen untuk program latihan fitnes sering sekali seorang member hanya memperhatikan kriteria-kreteria tertentu saja, misalnya dari segi harga,

?ang dima+sud dengan masalah adalah +eadaan yang bersumber  dari hubungan antara dua ,a+tor atau lebih yang menghasil+an situasi yang membingung+an* Masalah yang dibahas

Dalam setiap observasi, data yang diperoleh peneliti akan dikaitkan dengan dua hal yang penting, yakni informasi (misalnya bagaimana cara meneliti, sesuai atau

Wawancara ialah tahapan untuk mendapatkan informasi guna kepentingan dari penelitian, dengan cara dipertemukannya antara dua orang maupun lebih dengan tanya

1) Dua kalimat syahadat, mencakup: memahami makna dua kalimat syahadat. meyakini bahwa seluruh ibadah yang dilakukan hanya ditujukan kepada Allah, dan memotivasi diri

Walaupun pada prinsipnya tidak ada nilai batas lulus, tetapi untuk mencegah adanya peserta ujian yang berspekulasi, misalnya hanya konsentrasi pada beberapa mata

Motif gratifikasi ini merupakan motif untuk berinteraksi dengan orang lain, misalnya dengan membaca LINE Today hanya agar bisa berinteraksi dengan orang lain