Prosiding Konferensi Ilmiah Tahunan ISBN: 978-602-71325-7-3 Peranan Asesmen dan Ujian dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional
PERANAN ASESMEN DAN UJIAN DALAM
PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN NASIONAL
Prosiding Konferensi Ilmiah Tahunan
Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia
Makassar, 5
–
7 Juni 2015
HIMPUNAN EVALUASI PENDIDIKAN INDONESIA
Prosiding Konferensi Ilmiah Tahunan ISBN: 978-602-71325-7-3
“Peranan Asesmen dan Ujian dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional”
REVIEWER
Bahrul Hayat, Ph.D.
Prof. Dr. H. M. Sidin Ali, M.Pd. Prof.
Dr. Baso Intang Sappaile, M.Pd.
Bambang Suryadi, Ph.D.
Prof. Dr. Ruslan, M.Pd.
EDITOR
Dr. Kaharuddin Arafah, M.Si.
Dr. Patahuddin, M.Pd.
ISBN: 978-602-71325-7-3
HIMPUNAN EVALUASI PENDIDIKAN INDONESIA UKD SULAWESI SELATAN
PERANAN ASESMEN DAN UJIAN DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN NASIONAL
Editor:
Dr. Kaharuddin Arafah, M.Si. Dr. Patahuddin, M.Pd.
Desain Layout:
Ahmad, S.Pd. Ratlin, S.Pd.
Desain Sampul: Ratlin, S.Pd.
Penerbit: HEPI UKD SUL-SEL
Cetakan Pertama: 11 Juni 2015
Prosiding Konferensi Ilmiah Tahunan ISBN: 978-602-71325-7-3
“Peranan Asesmen dan Ujian dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional”
KATA PENGANTAR
Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI) dideklarasikan pada tanggal 19 November 2000 di Daerah Istimewa Yogyakarta, merupakan organisasi profesi yang menghimpun para ahli, praktisi, dan peminat di bidang evaluasi, asesmen, dan pengukuran pendidikan, psikologi, dan ilmu sosial lainnya. HEPI terbuka bagi siapa saja yang memiliki perhatian terhadap bidang evaluasi, asesmen, dan pengukuran pendidikan dengan latar belakang pendidikan yang tidak dibatasi. Diharapkan melalui HEPI para anggota di bidang ini dapat mengembangkan diri secara berkelanjutan sebagai profesional. Kehadiran HEPI juga diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi upaya peningkatan mutu pendidikan nasional melalui program dan kegiatan evaluasi, asesmen, penelitian, dan pengukuran pendidikan yang bermutu.
HEPI memiliki program Konferensi Ilmiah (Annual Conference) yang penyelenggaraan nya bekerjasama antara HEPI Pusat dan HEPI Unit Koordinasi Daerah (UKD). Pada tahun 2015 ini, konferensi HEPI diselenggarakan di Makassar, bekerjasama dengan HEPI UKD Sulawesi Selatan dan Universitas Negeri Makassar. Tema konferensi yang kita pilih adalah “Peranan Asesmen dan Ujian Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional”. Pemilihan tema ini dilatarbelakangi oleh pentingnya penguatan sistem penilaian dalam bentuk Ujian Nasional yang diselenggarakan oleh Pemerintah. Asesmen atau penilaian, dalam konteks yang luas, dapat dipahami sebagai instrumen untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Dalam konteks inilah HEPI baik sebagai organisasi profesi maupun perorangan, mulai dari jajaran pengurus sampai kepada anggota, dituntut supaya berperan aktif dalam memperkokoh sistem penilaian untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional.
Dengan terselenggaranya konferensi ilmiah ini, atas nama Pengurus HEPI Pusat, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Pimpinan Universitas Negeri Makassar, Pembicara Utama, Pengurus HEPI UKD, Pemakalah dan peserta, para undangan, serta seluruh panitia yang sudah bekerja keras demi terselenggaranya forum ilmiah ini. Sebelum pembicara utama menyampaikan ide-ide pencerahannya, izinkan kami mengukuhkan Kepengurusan Unit Koordinasi Daerah (UKD) HEPI Sulawesi Selatan.
Terima kasih atas perhatian dan dukungannya, dan kami selalu menunggu dukungan Bapak/Ibu sekalian di pertemuan tahunan berikutnya yang diselenggarakan HEPI bekerjasama dengan instansi lain di berbagai daerah. Semoga forum ilmiah ini memberikan manfaat bagi kemajuan sistem evaluasi pendidikan di Indonesia. Amin.
Makassar, Juni 2015
Ketua Umum HEPI Pusat,
PRAKATA
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelenggarakan Seminar Nasional Pendidikan dan menyelesaikan penyusunan prosiding ini. Kegiatan seminar ini diikuti oleh para guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dosen, dan mahasiswa baik dari dalam maupun dari luar Provinsi Sulawesi Selatan.
Prosiding ini memuat 72 makalah yang dipresentasikan pada Seminar Nasional Pendidikan dengan Tema: “Peranan Asesmen dan Ujian dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Nasional” tanggal 6 Juni 2015 di Gedung Program Pascasarjana UNM Makassar. Sub tema yang dipresentasikan adalah: 1) penilaian aspek non-kognitif, 2) penilaian dan pengembangan potensi siswa, dan 3) penilaian dan profil siswa.
Seminar nasional bertujuan untuk memecahkan permasalahan kualitas proses pembelajaran melalui penilaian yang benar dan pelaksanaan ujian, baik ujian sekolah maupun ujian nasional, dan mensosialisasikan ide dan hasil-hasil penelitian di LPTK dan di sekolah kepada para pendidik, tenaga kependidikan, dan kepada praktisi pendidikan.
Ucapan terima kasih kepada keynote speaker, Bapak Anies Baswedan, Ph.D., Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan Bapak Jahja Umar, Ph.D., Dewan Penasehat HEPI Pusat yang telah berkenan hadir dalam pemaparan materi pada Seminar Nasional ini. Tak lupa ucapan terima kasih kepada Rektor UNM, Direktur PPs UNM, dan Walikota Makassar, serta semua pihak yang telah mendukung penyelenggaraan Seminar Nasional ini.
Makassar, Juni 2015 Ketua Panitia,
Prosiding Konferensi Ilmiah Tahunan ISBN: 978-602-71325-7-3
“Peranan Asesmen dan Ujian dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional”
RELIABILITAS INSTRUMEN PENILAIAN KARYA SENI LUKIS reliabilitas. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: bagaimana reliabilitas instrumen
karya seni lukis siswa setelah ditentukan indikator dan rubriknya melalui focus group
discasion oleh pakar seni lukisk, praktisi seni lukis dan guru seni lukis di sekolah dasar. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan untuk menghasilkan instrumen yang baku dalam menilai karya seni lukis anak. Pengembangan instrumen penilaian seni lukis dimulai dengan membangun konstruk.Metode penelitian ini menggunakan modifikasi
model Semmel & Semmel dengan model Plomp, yaitu dimulainya dengan tahap preliminary
investigation yang dikemukakan oleh Plomp dan research & development menurut Semmel
(1974:5). Tahapan pengembangannya meliputi: define, design, develop, dan dissemination
(4D).
Hasil penelitian menunjukkan kriteria pengembangan konstruk instrumen mencakup aspek proses ( 7 item) dan produk (3 item). Setiap aspek diurai menjadi sejumlah indikator. Instrumen diujicobakan kepada sejumlah pendidik agar dapat diestimasi koefisien
reliabilitas hasil ukurnya. Hasil D Study penilaian proses dan produk menunjukkan
penggunaan semua komponen pada instrumen proses dan produk sangat diutamakan, Tetapi apabila pendidik merasa harus ada komponen yang ditiadakan dengan pertimbangan tertentu misal untuk kelas yang lebih rendah, hal ini tidak akan mengganggu objektivitas penilaian.
Kata kunci: Reliabilitas instrumen, karya seni lukis
ABSTRACT
This research aims at developing assessment instruments of Elementary School student’s s
painting artworks. A good assessment instrument must meet the validity and reliability. The
problem of the research is: how the reliability of the instruments for student’s painting
artworks after the indicators and the rubrics have been formulated through focus group discussion by the experts of painting arts, practitioners, and teachers of painting arts subject is.
This research is a developmental research aiming at developing a standard instrument for
assessing the children’s painting artworks. The development of the istruments was begun
by developing a construct. The research utilizes Semmel & Semmel with Plomp model which has been modified, in that the researcher began with preliminary investigation as stated by Plomp as well as research & development according to Semmel (1974:5). The develoment
phase consists of: define, design, develop, and disseminate (4Ds).
some components must be removed due to certain considerations for example the lower class, it will not influence the assesment objectivity.
Keywords:instrument reliability, painting artworks
Pendahuluan
Pendidikan seni bertujuan mengembangkan kedewasaan diri anak didik yang utuh dan seimbang dengan cara memberikan perlakuan yang dapat merangsang kepekaan estetik dan kreativitas peserta didik. Dengan demikian untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan pengembangan estetik melalui pendidikan seni. Pendidikan seni yang diajarkan di sekolah diantaranya adalah seni rupa, salah satu cabangnya adalah seni lukis. Pelaksanaannya pada setiap jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah atas.
Kegiatan melukis bagi anak-anak seusia anak sekolah dasar merupakan kegiatan naluriah dan menjadi kesenangan anak karena muncul atas desakan perkembangan emosi artistik yang bersifat kodrati. Melukis bagi anak-anak merupakan aktivitas psikologis dalam rangka mengekspresikan gagasan, imajinasi, perasaaan, emosi, dan /atau pandangan anak
terhadap sesuatu. Anak melukis adalah menceritakan atau mengungkapkan
(mengekspresikan) sesuatu yang ada pada dirinya secara intuitif dan spontan lewat media seni lukis (Soesatyo, 1994: 31).
Berdasarkan hal tersebut, seorang pendidik dalam memberikan penilaian hasil karya seni lukis peserta didik harus mendalami dahulu konsep penciptaan melukis sehingga dapat memberikan penilaian yang objektif. Penelitian ini didasarkan pada asumsi bahwa pemahaman guru-guru terhadap hakekat pendidikan seni terutama pelaksanaan pembelajaran seni lukis sekolah dasar belum seperti yang diharapkan sehingga mereka cenderung menilai karya seni lukis siswa secara subjektif. Karena kurangnya pemahaman tersebut, guru kurang berani dalam menilai karya lukis anak. Dengan demikian masalah subjektivitas menjadi masalah yang tidak dapat dihindari dalam penilaian karya lukis anak. Subjektivitas dalam penilaian karya seni lukis anak pada dasarnya disebabkan oleh kesulitan guru dalam menentukan kriteria penilaian, padahal pelajaran melukis bagi anak-anak adalah pelajaran yang menyenangkan. Hal ini diakui oleh dua puluh orang guru yang dapat ditemui dalam studi awal penelitian ini. Untuk memecahkan permasalahan penilaian proses dan
produk tersebut perlu digunakan pendekatan penilaian yaitu performance assessment, yaitu
mengembangkan instrumen penilaian seni lukis yang valid dan reliabel. Dengan demikian permasalahan dalam penelitian imi adalah: Bagaimana reliabilitas instrumen penilaian untuk menilai karya seni lukis siswa. Tujuan penelitiannya adalah untuk menjelaskan koefisien reliabilitas instrumen karya seni lukis siswa.
1. Metode yang diterapkan
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penelitian pengembangan digunakan untuk menghasilkan instrumen yang baku dalam menilai karya lukis anak. Pendekatan ini digunakan, karena pengembangan instrumen penilaian seni lukis anak harus dimulai dengan membangun konstruk yang diukur. penelitian ini menggunakan modifikasi model Semmel & Semmel
dengan model Plomp, yaitu dimulainya dengan tahap preliminary investigation yang
dikemukakan oleh Plomp dan research & development menurut Semmel (1974:5).
Prosiding Konferensi Ilmiah Tahunan ISBN: 978-602-71325-7-3
“Peranan Asesmen dan Ujian dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional”
p
masing-masing kelas 3, diambil 20 siswa. Dengan demikian secara keseluruhan jumlah peserta didik ada 60 yang dijadikan subjek penelitian. Ketiga sekolah tersebut tersebar pada kota Yogyakarta dan kabupaten Sleman, dengan asumsi bahwa kedua kabupaten/kota tersebut dapat mewakili/representatif DIY.
a. Analisis Data
Penelitian ini analisis datanya menggunakan GENOVA yang komponen variansnya
adalah person, rater, item, interaksi person dan rater, dan kesalahan. G study-nya
menggunakan rancangan bersarang (nested design) dan D-study-nya juga menggunakan
rancangan bersarang (nested design). Penelitian ini menggunakan satu facet p x(i: r) G-study
yang bersarang untuk mengestimasi varians komponen, varians kesalahan, generalizeability
dan koefiesien phi untuk one-facet, nested, i: r D-study. Varians komponen yang berbaur
pada rancangan bersarang (p, r:i,e) adalah jumlah varians komponen dalam G-study
bersarang yang dapat ditulis sebagai berikut. 2
Setelah varians komponen diperoleh, termasuk varians kesalahan, maka dapat diestimasi varians sebenarnya (true variance). Selanjutnya dapat diestimasi besarnya indek keandalan hasil pengukuran, yaitu rasio varians sebenarnya terhadap varians keseluruhan komponen. Estimasi varians setiap komponen dan besarnya indeks keandalan hasil pengukuran dengan instrumen yang dikembangkan peneliti menggunakan paket program GENOVA.
b. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penilaian karya Seni Lukis
Validitas dan reliabilitas merupakan hal utama yang harus dipenuhi untuk menentukan kualitas suatu instrumen penilaian.
1) Validitas Instrumen Penilaian karya Seni Lukis
Validitas instrumen dapat dimaknai sebagai ketepatan dalam memberikan interpretasi terhadap hasil pengukurannya. Sesungguhnyalah persoalan validitas instrumen berhubungan dengan pertanyaan, apakah suatu instrumen mampu menggambarkan ciri- ciri, sifat-sifat, atau aspek apa saja yang akan diukur, sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya. Relevans dan accuracy, adalah dua makna yang terkandung dalam konsep
validitas. Relevans menunjuk pada kemampuan instrumen untuk memerankan fungsi untuk
apa instrumen dimaksudkan. Sedangkan accuracy menunjuk pada ketepatan instrumen
mengidentifikasi aspek-aspek yang akan diukur secara tepat, menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
Secara umum terdapat tiga macam validitas, yaitu validitas konstruk (construct
validity), validitas isi (content validity), dan validitas criteria (criterion-related validity). (Kerlinger, 2000: 686; Babbie, 2004: 144-145). Validitas konstruk menunjuk pada sejauh mana instrumen yang disusun mampu menghasilkan butir-butir pertanyaan yang dilandasi oleh konsep teoritik tertentu. Validitas konstruk disusun berdasarkan pada konsep teori yang sudah mapan dan pertimbangan-pertimbangan yang rasional. Untuk memantapkan
para ahli terkait. Berdasar hal tersebut, penelitian ini dalam membangun instrumen menggunakan validitas konstruk yang disusun berdasarkan pada konsep teori tentang pendidikan seni, seni lukis anak, dan perkembangan psikologis anak sekolah dasar yang sudah mapan dan pertimbangan-pertimbangan yang rasional. Untuk memantapkan
validitas konstruk dibutuhkan expert judgment yaitu masukan, pertimbangan, dan kritik dari
para ahli terkait, antara lain pakar pendidikan, pakar seni lukis anak, pakar pengukuran, dan guru yang mengajar seni lukis di sekolah dasar.
Validitas isi berhubungan dengan kemampuan instrumen untuk menggambarkan secara tepat domain prilaku yang diukur. Validitas isi berhubungan dengan pertanyaan seberapa jauh butir-butir instrumen mencerminkan keseluruhan isi dari aspek yang hendak diukur. Langkah selanjutnya pada validitas isi adalah menjabarkan dalam aspek yang terperinci selanjutnya didiskripsikan indikator-indilkatornya. Selanjutnya dimintakan
pertimbangan kolega atau ahli yang berkompeten melalui forum diskusi antar ahli (focus
group discasion), untuk memperoleh masukan, saran, kritik, dan evaluasi guna menyempurnakan instrumen yang disusun.
2) Reliabilitas
Reliabilitas instrumen menunjukkan tingkat kestabilan, konsestensi, keajegan, dan atau kehandalan instrumen untuk menggambarkan gejala seperti apa adanya. Dalam penelitian ini, Penentuan koefisien keandalan instrumen penilaian dilakukan dengan
menggunakan paket program komputer Genova berdasarkan teori generalizeability yang
dikembangkan oleh Crick dan Brennan pada tahun 1983 yang disebut dengan A Generalized
Analysis of Variance System. Pada teori ini ada G (generalized study) dan D (decision study).
Pada G-study dilakukan estimasi sejumlah varians komponen. Banyaknya komponen
ditentukan oleh model yang digunakan. Hasil dari G-study digunakan pada D-study.
Menurut Brennan (1983: 3), D-study menekankan estimasi, penggunaan, dan interpretasi
dari varians komponen untuk membuat keputusan, dengan prosedur pengukuran yang baik.
2. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil FGD dan seminar merupakan instrumen penilaian karya seni lukis anak berupa lembar penilaian proses dan produk pada tabel 1 sebagai berikut.
Tabel 1.
Prosiding Konferensi Ilmiah Tahunan ISBN: 978-602-71325-7-3
“Peranan Asesmen dan Ujian dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional”
94 20
89 39 11
Instrumen diujicobakan pada subjek penelitian yaitu peserta didik yang terdiri dari tiga sekolah, Sekolah Dasar Muhammadiyah Sapen, Sekolah Dasar Negeri Langensari , dan Sekolah Dasar MIN Tempel, masing-masing kelas, diambil 20 siswa. Dengan demikian secara keseluruhan jumlah peserta didik ada 60 yang dijadikan subjek penelitian. Ketiga sekolah tersebut tersebar pada kota Yogyakarta dan kabupaten Sleman, dengan asumsi bahwa kedua kabupaten/kota tersebut dapat mewakili/representatif DIY.
Hasil ujicoba instrumen sebagai berikut:
a. Study untuk Penilaian Proses
Rangkuman hasil analisis D-Study Genova untuk uji coba penilaian proses berturut-
turut dapat disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3. Tabel 2.
Estimasi Koefisien Generalizability pada Penilaian Proses Kelas 3
dan Tingkat Perubahannya
Pada Tabel 2 memberi gambaran bahwa penilai dalam menggunakan komponen
penilaian proses di kelas 3 jika hanya dengan satu indikator (D study design nomor 001-001
dengan P = 60, R = 3 dan I = 1) memiliki tingkat kesepahaman dan kesepakatan (reliabilitas
dalam koefisien G) sebesar 0,39. Jika penilai menggunakan dua indikator (rancangan D
study nomor 001-002, dengan P = 60, R = 3 dan I = 2) yakni indikator 1 dan 2, memiliki tingkat kesepahaman dan kesepakatan sebesar 0,52; begitu seterusnya untuk design 001-003 didapatkan koefisien sebesar 0,58. Berdasarkan kenyataan ini maka dapat dikatakan bahwa untuk penggunaan komponen penilaian agar dicapai kesepahaman dan kesepakatan yang memenuhi tingkat observasi yang dapat diterima untuk faset yang lebih luas, penilai harus menggunakan indikator 1 sampai dengan 6 secara simultan. Jika ingin meningkatkan tingkat kesepahaman dan kesepakatan yang lebih tinggi maka penggunaan indikator penilaian harus ditambah, jumlahnya tergantung pada kondisi faset yang bersangkutan, dalam konteks ini jika 7 (tujuh) indikator digunakan semua dicapai koefisien kesepahaman dan kesepakatan mencapai 66,69%.
b. Study untuk Penilaian Produk
Rangkuman hasil analisis D-Study Genova untuk uji coba penilaian produk berturut-
Tabel 3.
Estimasi Koefisien Generalizability pada Penilaian Produk Kelas 1 dan Tingkat Perubahannya
Tabel 7 memberi gambaran bahwa penilai dalam menggunakan komponen penilaian produk di kelas 1 jika hanya menggunakan satu indikator (D study design nomor 001-001 dengan P = 60, R = 3 dan I = 1) memiliki tingkat kesepahaman dan kesepakatan (reliabilitas dalam koefisien G) sebesar 0,52. Artinya tingkat kesepahaman dan kesepakatan penilai terhadap penggunaan konstruk instrumen penilaian yang dipakai sebesar 52%. Jika penilai
menggunakan dua indikator (rancangan D study nomor 001-002, dengan P = 60, R = 3 dan
I = 2) yakni indikator 1 dan 2, memiliki tingkat kesepahaman dan kesepakatan sebesar 0,68; begitu seterusnya untuk rancangan 001-003 didapatkan kaoefisien sebesar 0,76. Menurut kenyataan ini maka dapat dikatakan bahwa untuk penggunaan komponen penilaian produk agar dicapai kesepahaman dan kesepakatan yang memenuhi tingkat observasi yang dapat diterima untuk faset yang lebih luas, penilai cukup menggunakan indikator 1 dan 2 saja. Tetapi jika ingin diperoleh tingkat kesepahaman dan kesepakatan yang lebih tinggi maka penggunaan indikator 1 dan 2 bersama sekaligus dengan indikator nomor 3 sangat terdiri atas 7 (tujuh) item, komponen produk 3 (tiga) item.
2. Hasil D Study penilaian proses dan produk menunjukkan apabila pendidik menggunakan
semua komponen pada instrumen baik, proses atau produk sangat diutamakan, Tetapi apabila pendidik merasa harus ada komponen yang ditiadakan dengan pertimbangan tertentu misal untuk kelas yang lebih rendah, hal ini tidak akan mengganggu objektivitas penilaian.
3. Persyaratan yang harus dipenuhi pendidik SD agar kompeten menggunakan instrumen
Prosiding Konferensi Ilmiah Tahunan ISBN: 978-602-71325-7-3
“Peranan Asesmen dan Ujian dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional”
DAFTAR PUSTAKA
Berk, Ronald. A. (1986). Performance assessment: London: The John Hopkins Press Ltd.
Brennan. Robert L. (1983). Element of generalizability theory. Iowa City: ACT Publication.
Conrad, George. (1964). The process of art education in the elementary school. Amerika:
Prentice Hall.Inc.
Fernandes, H.J.X. (1984). Testing and measurement. Jakarta: National Education Planning,
Evaluation, and Curiculum Development.
Kellogg, Rhoda and Scott O’Dell. (1967). The psychology of chidren’s art. California: CRM INC.
Lowenfeld, Viktor. & Britain, W. Lambert (1982). Creative and mental growth, New York:
Macmillan Publishing Co., Inc.
Soesatyo, (1994). Apresiasi seni lukis anak-anak. Yogyakarta: Sanggar Melati Suci
Thiagarajan, S., Semmel, D. S & Semmel, M. I. (1974). Instructional development for training
teachers of exceptional children: A sourcebook. Minneapolis Indiana University.
Victor, Heyfron . (1986). O je tivity and assessment in art in assessment in arts education.