• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua, dan motivasi belajar terhadap cita-cita siswa SMA . Studi kasus pada siswa kelas XI SMA di Kota Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua, dan motivasi belajar terhadap cita-cita siswa SMA . Studi kasus pada siswa kelas XI SMA di Kota Yogyakarta"

Copied!
199
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, JENIS PEKERJAAN ORANG TUA, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP CITA-CITA SISWA SMA Studi Kasus pada Siswa Kelas XI SMA di Kota Yogyakarta. SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi. Oleh: AYU NURYANA SUPRA DEWI NIM : 121334051. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN. Kupersembahkan karya sederhana ini untuk :.  Kedua orangtuaku.  Mas Bagus, Mbak Yanti, keponakanku Meisya dan almarhum Dek Yana .  Yoga Galeh Wahid Dian.  Sahabat-sahabatku yang aku sayangi.  Almamater ku tercinta Universitas Sanata Dharma.. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. Man Jadda Wa Jada (Siapa yang Bersungguh-sungguh Akan Berhasil). Man Shobaro Zafiro (Siapa yang Bersabar Akan Beruntung). Man Saaro’Alaa Darbi Washola (Siapa yang Berjalan Di Jalur-Nya Akan Sampai). v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, JENIS PEKERJAAN ORANG TUA, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP CITA-CITA SISWA SMA Studi Kasus pada Siswa Kelas XI SMA di Kota Yogyakarta Ayu Nuryana Supra Dewi Universitas Sanata Dharma 2016 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) ada tidaknya pengaruh positif tingkat pendidikan orang tua terhadap cita-cita siswa kelas XI SMA di Kota Yogyakarta; (2) ada tidaknya pengaruh positif jenis pekerjaan orang tua terhadap cita-cita siswa kelas XI SMA di Kota Yogyakarta; dan (3) ada tidaknya pengaruh yang positif motivasi belajar terhadap cita-cita siswa kelas XI SMA di Kota Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional dengan metode Ex Post Facto. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMA kelas XI yang berjumlah 5528 siswa. Sampel sebanyak 564 siswa (margin of eror =0,0399) ditentukan dengan menggunakan teknik Cluster Random Sampling yang berasal dari SMA N 2 Yogyakarta, SMA N 4 Yogyakarta, SMA N 6 Yogyakarta, SMA N 7 Yogyakarta, SMA N 8 Yogyakarta, SMA N 9 Yogyakarta, SMA N 11 Yogyakarta, SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, SMA BOPKRI 2 Yogyakarta, SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan chi kuadrat dilanjutkan koefisien kontingensi dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada pengaruh positif pendidikan orang tua terhadap cita-cita siswa kelas XI SMA di Kota Yogyakarta (pendidikan ayah χ2hitung=1,105; df =2; Asymp. Sig=0,576 dan pendidikan ibu χ2hitung=0,798; df=2; asymp. sig=0,671); (2) tidak ada pengaruh positif pekerjaan orang tua terhadap cita-cita siswa kelas XI SMA di Kota Yogyakarta (pekerjaan ayah χ2hitung = 0,577; df =2; asymp. sig =0,671 dan pekerjaan ibu χ2hitung=0,946; df=2; asymp. sig=0,623); (3) Ada pengaruh positif motivasi belajar terhadap citacita siswa kelas XI SMA di Kota Yogyakarta (χ2hitung=51,111; df=4; asymp. sig. = 0,000; nilai Pearson’s R = 0,286 dengan derajat asosiasi rendah; rasio C/Cmaks=0,35 berada pada rentang 0,20 < rasio C/Cmaks < 0,40).. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT THE INFLUENCE OF PARENT’S EDUCATIONAL LEVEL, PARENT’S JOBS AND LEARNING MOTIVATION TOWARD THE IDEALS OF SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS A Case Study in the Eleventh Grade Students of Senior High Schools in Yogyakarta Ayu Nuryana Supra Dewi Sanata Dharma University 2016 The purpose if this research is to find out: (1) whether there is any positive influence of parent’s educational level toward the ideals of the eleventh grade students of Senior High School Students in Yogyakarta; (2) whether there is any positive influence of parent’s jobs toward the ideals of the eleventh grade students of Senior High School Students in Yogyakarta; (3) whether there is any positive influence of learning motivation toward the ideals of the eleventh grade students of Senior High School Students in Yogyakarta. The type of this research is correlational descriptive with Ex Post Facto method. The research populations are 5,528 students of the eleventh grade of Senior High School in Yogyakarta. The samples were 564 students (margin of eror=0,0399), taken by applying Cluster Random Sampling from SMA N 2 Yogyakarta, SMA N 4 Yogyakarta, SMA N 6 Yogyakarta, SMA N 7 Yogyakarta, SMA N 8 Yogyakarta, SMA N 9 Yogyakarta, SMA N 11 Yogyakarta, SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, SMA BOPKRI 2 Yogyakarta, SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta and SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta. The data was collected by applying a questionnaire. The research data was analyzed by using the technique of Chi-Square analysis and Contingency Coefficient by 0,05 significant level. The results of the research indicate that: (1) there is no positive influence of parent’s jobs toward the ideals of the eleventh grade students of Senior High School Students in Yogyakarta (father’s education χ2count=1,105; df =2; Asymp. Sig=0,576 and mother’s education χ2count=0,798; df=2; asymp. sig=0,671); (2) there is no positive influence of parent’s jobs toward the ideals of the eleventh grade students of Senior High School Students in Yogyakarta (father’s jobs χ2count = 0,577; df =2; asymp. sig =0,671 and mother’s jobs χ2count=0,946; df=2; asymp. sig=0,623); (3) there is a positive influence of learning motivation toward the ideals of the eleventh grade students of Senior High School Students in Yogyakarta (χ2count=51,111; df=4; asymp. sig. = 0,000; nilai Pearson’s R = 0,286 with a degree of association is low; C/Cmax ratio=0,35 in the range of 0,20 < C/Cmax ratio < 0,40).. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdullillahi rabbil ’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmad dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua, Jenis Pekerjaan Orang Tua, dan Motivasi Belajar Terhadap Cita-Cita Siswa SMA” studi kasus pada siswa kelas XI SMA di Kota Yogyakarta ini dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW hingga akhir nanti. Selama pelaksanaan penelitian hingga terselesaikannya skripsi ini, penulis menyadari banyak pihak yang telah membantu. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma;. 2.. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial;. 3.. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma;. 4.. Bapak Drs. F. X. Muhadi, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah dengan sabar memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi hingga selesai.. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5.. Ibu Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. dan Bapak Dr. Sebastianus Widanarto P, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan arahan dan masukan demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.. 6.. Almamaterku USD dan seluruh dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah membagikan ilmu dan membimbing penulis selama berada di Pendidikan Akuntansi.. 7.. Ibu Theresia Aris Sudarsilah yang dengan sabar dan membantu dalam menyiapkan segala keperluan administrasi baik selama perkuliahan maupun ketika penyelesaian skripsi ini.. 8.. Pihak sekolah yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan untuk semua siswa-siswi SMA N 2 Yogyakarta, SMA N 4 Yogyakarta, SMA N 6 Yogyakarta, SMA N 7 Yogyakarta, SMA N 8 Yogyakarta, SMA N 9 Yogyakarta, SMA N 11 Yogyakarta, SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, SMA Pangudi. Luhur. Yogyakarta,. SMA. BOPKRI. 2. Yogyakarta,. SMA. Muhammadiyah 1 dan 2 Yogyakarta yang telah bersedia membantu penulis selama penelitian berlangsung. 9.. Kedua orangtuaku. Terimakasih atas segala bentuk kasih sayang yang tulus, doa, pengorbanan, kesabaran dan dukungan baik berupa materi maupun non materi. yang. telah. kalian. berikan. hingga. akhirnya. penulis. dapat. menyelesaikan studi dengan baik. Kedua kakakku, Mas Bagus dan Mbak Yanti, terimakasih atas segala kesabaran, dukungan, motivasi dan nasihat yang selalu kalian berikan hingga penulis selalu ingat untuk memberikan xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. yang terbaik, serta keponakanku Meisya Eka Ayu Larasati yang selalu berhasil menghiburku. 10. Mas Yoga Galeh Wahid Dian, terima kasih untuk waktu yang kamu berikan dan semua yang telah kamu lakukan untukku. Tetaplah menjadi penyemangatku. 11. Pak Sito, Buk Tini, Mbak Dede, dan Dek Angga yang selalu menasihati, menghibur, dan memberi dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini. 12. Teman-teman seperjuanganku: Paul, Vena, Kartika, Cik Mar, Agnes, Eny. Terima kasih atas kerjasamanya, dukunganya, dan semangatnya. Akhirnya kita bisa “ngerik” juga. Untuk Mbak Dika dan Galing kalian harus cepetcepet nyusul ya! Semangat! Sukses buat kita semua. Love you all, guys. 13. Cicilia Paulina Lestiari. Terima kasih atas dukungannya, kesabarannya, sukadukanya dan kerjasamanya selama ini sehingga penulis selalu bersemangat dalam mengikuti perkuliahan dan menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas persahabatan ini. 14. Teman-teman PAK angkatan 2012. Tomi, Liana, Dani, Yosep, Bruder John, Boru, Sophi, Nopi, Adys, Okti, Olive, Epi, Wasri, Destri, Amel, Vero, Prety, Beta, Lun, Gisel, Marsel, Mega, There, Pater, Panji, Rilo, Tomo, Siwi, dan yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terimakasih atas kebersamaan selama delapan semester ini dan keceriaan yang telah kalian berikan. 15. Sahabat-sahabatku yang tercinta: Anung, Bagas, Awi, Dewi, Raka, Fatma, Ipul, Fitria dan Herlina. Terimakasih untuk kalian semua, yang dengan setia xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. menjadi sahabat terbaikku selama 7 tahun ini, selalu mendengarkan keluh kesahku. dan. berhasil. menghiburku,. selalu. menyemangatiku. untuk. menyelesaikan skripsi ini dan selalu meluangkan waktu untuk berkumpul. 16. Bu Dyan, Mbak Lia, Pak Eja, Pak Gik, Mbak Ayu, Mbak Sari, Paul dan Sisil. Terimakasih telah menerimaku menjadi bagian dari kalian dan memberikanku kesempatan merasakan pengalaman yang paling berharga. 17. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, terima kasih untuk bantuan dan dukungannya selama ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi. ini masih banyak. keterbatasan dan kekurangannya, maka penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar dan bermanfaat.. Penulis. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................... i. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii. HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv. MOTTO ......................................................................................................... v. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi. PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................... vii. ABSTRAK ..................................................................................................... viii. ABSTRACT ................................................................................................... ix. KATA PENGANTAR ................................................................................... x. DAFTAR ISI .................................................................................................. xiv. DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvii. DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xx. DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xxi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah............................................................................. 1. B. Batasan Masalah ........................................................................................ 7. C. Rumusan Masalah ...................................................................................... 7. D. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 7. E. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 8. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Teoretik 1.. Cita-Cita .............................................................................................. 9. 2.. Tingkat Pendidikan Orang Tua ........................................................... 16. 3.. Jenis Pekerjaan Orang Tua.................................................................. 22. 4.. Motivasi .............................................................................................. 25. B. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 32. C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 33. D. Rumusan Hipotesis .................................................................................... 36. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian........................................................................................... 38. B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 38. C. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................................... 39. D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ...................................... 39. E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ............................. 45. F. Pengukuran Variabel Penelitian ................................................................. 46. G. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 49. H. Teknik Pengujian Instrumen ...................................................................... 49. I.. 55. Teknik Analisis Data.................................................................................. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian 1. Deskripsi Responden Penelitian a.. Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................................ xv. 66.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. b. Berdasarkan Asal Sekolah .............................................................. 67. c.. Berdasarkan Status Sekolah ........................................................... 68. d. Berdasarkan Jurusan....................................................................... 69. 2. Deskripsi Variabel Penelitian a.. Cita-Cita Siswa............................................................................... 69. b. Tingkat Pendidikan Orang Tua ...................................................... 71. c.. Jenis Pekerjaan Orang Tua ............................................................. 72. d. Motivasi Belajar ............................................................................. 73. B. Uji Prasyarat Pengujian Hipotesis ............................................................. 74. C. Pengujian Hipotesis ................................................................................... 75. D. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................... 84. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................... 96 B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 99 C. Saran ......................................................................................................... 100 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 105. LAMPIRAN ................................................................................................... 108. xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL. 3.1. Data Populasi Penelitian ......................................................................... 40. 3.2. Perhitungan Jumlah Sampel Berdasarkan Status Sekolah ...................... 42. 3.3. Perhitungan Jumlah Sampel Per Jurusan ................................................ 42. 3.4. Perhitungan Jumlah Sekolah Sebagai Sampel ........................................ 43. 3.5. Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Jurusan ................................ 44. 3.6. Operasional Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua............................ 46. 3.7. Operasional Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua .................................. 47. 3.8. Operasional Variabel Motivasi Belajar .................................................. 47. 3.9. Operasional Variabel Cita-cita Siswa ..................................................... 48. 3.10 Skor Nilai Item Pernyataan Kuesioner ................................................... 48 3.11 Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Cita-cita Siswa ........................................................ 51 3.12 Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Motivasi Belajar ....................................................................... 52 3.13 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ............................................... 54 3.14 Rangkuman Hasil Pengujian Reliabilitas ............................................... 54 3.15 Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe II ................................................. 56 3.16 Rentang Kategori Kecenderungan Variabel Cita-cita Siswa .................. 57 3.17 Rentang Kategori Kecenderungan Variabel Motivasi Belajar ............... 57 3.18 Kriteria Nilai C/Cmax ............................................................................... 61 4.1. Distribusi Responden Penelitian ............................................................. 66 xvii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................. 66. 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Asal Sekolah................................... 67. 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Status Sekolah ................................ 68. 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Jurusan............................................ 69. 4.6. Deskripsi Cita-cita Siswa........................................................................ 69. 4.7. Data Statistik Variabel Cita-cita Siswa .................................................. 70. 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Tua. ........................................................................... 71. 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pekerjaan Orang Tua .............................................................................. 72. 4.10 Deskripsi Motivasi Belajar Siswa ........................................................... 73 4.11 Data Statistik Variabel Motivasi Belajar ................................................ 74 4.12 Rangkuman Uji Normalitas Variabel Penelitian .................................... 75 4.13 Tabel Kontingensi dan Frekuensi Harapan Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Cita-cita Siswa ................................... 77 4.14 Hasil Analisis Chi-Square Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Cita-cita Siswa ...................................................... 77 4.15 Tabel Kontingensi dan Frekuensi Harapan Pengaruh Jenis Pekerjaan Orang Tua Terhadap Cita-cita Siswa ..................................... 79 4.16 Hasil Analisis Chi-Square Pengaruh Jenis Pekerjaan Orang Tua Terhadap Cita-cita Siswa ........................................................................ 79 4.17 Tabel Kontingens dan Frekuensi Harapan Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Cita-cita Siswa ........................................................... 81. xviii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4.18 Hasil Analisis Chi-Square Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Cita-cita Siswa ........................................................................................ 82 4.19 Hasil Analisis Koefisien Kontingensi Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Cita-cita Siswa ........................................................................ 83. xix.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ............................................................ xx. 36.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran I. Instrumen Penelitian ........................................................... 108. Lampiran II. Data Mentah Uji Validitas dan Reliabilitas ........................ 116. Lampiran III. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas .................................... 118. Lampiran IV. Data Induk Penelitian ......................................................... 124. Lampiran V. Analisis Data Penelitian ...................................................... 147. Lampiran VI. Hasil Pengujian Hipotesis ................................................... 151. Lampiran VII. Tabel Statistik ..................................................................... 163. Lampiran VIII. Surat Ijin Penelitian ............................................................ 165. xxi.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dinyatakan jelas tujuan pembangunan Negara Indonesia, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan. kemerdekaan,. perdamaian. abadi,. dan. keadilan. sosial.. Keberhasilan pembangunan suatu negara sangat ditentukan oleh berbagai faktor seperti kualitas sumber daya manusia, tersedianya sumber daya alam yang memadai, dan adanya birokrasi pemerintah yang kuat. Dewasa ini pendidikan dianggap sebagai sarana penting untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan, setiap warga masyarakat mendapatkan kesempatan untuk membina kemampuan dan keahliannya sehingga kekuatan-kekuatan potensial yang ada dapat berkembang secara maksimal. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah suatu sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagaman, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan 1.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta bertanggungjawab terhadap masyarakat dan bangsa. Salah satu tujuan pembelajaran adalah agar terciptanya perubahan pada diri siswa di dalam tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dari ketiga aspek tersebut diharapkan nantinya dapat menjadi modal awal yang sangat berharga guna meraih apa yang dicita-citakan para generasi muda di masa depannya. Pada umumnya orang memiliki cita-cita dan impian akan masa depannya. Cita-cita adalah suatu impian dan harapan seseorang akan masa depannya. Bagi sebagian orang cita-cita itu adalah tujuan hidup dan bagi sebagian yang lain cita-cita itu hanyalah mimpi belaka. Bagi orang yang menganggapnya sebagai tujuan hidupnya maka cita-cita adalah sebuah impian yang dapat memotivasi untuk terus melangkah maju dan menjalani hidup yang tearah namun bagi yang menganggap cita-cita sebagai mimpi maka cita-cita adalah sebuah impian belaka yang tidak perlu untuk diraihnya. Sewaktu masih kecil pada umumnya orang sangat ingin menjadi seorang astronot, dokter, pilot, polisi, guru, pemain sepak bola, dan lain sebagainya. Ada kemungkinan pada saat itu mereka menjawab sesuai dengan apa yang mereka lihat sehari-hari tanpa mengetahui arti dari cita-cita itu sendiri. Akan tetapi, semakin bertambahnya usia dan semakin tinggi jenjang pendidikan yang kita tempuh maka semakin dewasa juga pola pikir kita. Arti cita-cita dan masa depan sudah berbeda dengan apa yang kita pahami dulu..

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Sekarang cita-cita adalah sebuah masa depan yang akan kita raih tidak harus dokter, guru, polisi, tentara maupun astronot karena cita-cita bukan hanya terkait dengan sebuah profesi namun lebih dari itu ia adalah sebuah tujuan hidup yang membutuhkan usaha, motivasi, serta faktor material dan finansial yang mendukung untuk meraihnya. Manusia tanpa cita-cita ibarat air yang mengalir dari pegunungan menuju dataran rendah, mengikuti kemana saja alur sungai membawanya. Manusia tanpa cita-cita bagaikan seseorang yang sedang tersesat yang berjalan tanpa tujuan yang jelas sehingga ia dapat lebih jauh tersesat lagi karena cita-cita merupakan bagian atau salah satu unsur dari pandangan hidup manusia yang dapat membuat hidupnya lebih terarah. Fenomena seseorang tanpa cita-cita bisa dengan mudah kita temui, cobalah tanya kepada beberapa siswa SMA, mereka sebenarnya ingin menjadi apa? Apa yang ingin mereka lakukan dalam hidup? Ke arah mana tujuan hidupnya nanti? apakah akan mempersiapkan diri untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi atau mungkin akan langsung bekerja dan menikah? Mungkin sebagian dari mereka akan menjawab tidak tahu, menjawab dengan rasa ragu, atau mereka menjawab mereka akan memilih suatu jurusan favorit di PTN tertentu ketika lulus SMA. Apakah jurusan favorit tersebut mereka pilih karena memang mereka tahu potensi mereka, tahu seperti apa gambaran umum perkuliahan di jurusan tersebut dan peluang-peluang yang dapat mereka raih kedepannya karena berkuliah di jurusan tersebut, sekedar ikut-ikutan teman, gengsi belaka, trend, karena.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. mengikuti “anjuran” orang tua, atau bahkan asal pilih? Yang terjadi selanjutnya adalah di saat perkuliahan sudah berlangsung, beberapa dari mereka merasa jurusan yang dipilihnya tidak sesuai dengan apa yang dia bayangkan atau tidak sesuai dengan kemampuannya. Sangat disayangkan apabila siswa yang benar-benar tidak dapat menentukan arah tujuan hidupnya di masa depan dan tidak berusaha meraihnya akan menjadi tersesat atau menyimpang seperti pada contoh kasus yang dikutip dari liputan6.com pada tanggal 1 Mei 2016, menyebutkan bahwa Ali Imron yaitu seorang yang menjadi pelaku Bom Bali I dulu bercita-cita menjadi seorang dokter tetapi malah menjadi seorang teroris. Hal tersebut tentu sangat mengkhawatirkan apalagi jika para pelajar setingkat SMA masih kebingungan dalam menentukan target pencapaian masa depannya. Ketika seorang siswa lulus dari Sekolah Menengah Atas, mereka akan dihadapkan dengan berbagai pilihan antara lain melanjutkan studi, bekerja atau langsung menikah. Tentunya masing-masing pilihan setiap anak pasti berbeda menyesuaikan kondisi mereka. Menurut Mulyaningtyas dan Yusup Purnomo Hardiyanto (2007:41) ada banyak faktor yang diduga mempengaruhi pembentukan cita-cita seorang anak seperti lingkungan sejak kecil, ambisi orang tua, tokoh idola, persaingan dengan orang lain, tradisi yang berlaku, pengalaman-pengalaman masa lalu, minat, nilai-nilai yang dianut, dan tradisi atau kebiasaan yang berlaku. Faktorfaktor tersebut yang akan menimbulkan perbedaan dalam pola pikir yang dimiliki oleh setiap individu dalam memilih cita-citanya..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Menurut Gerungan dalam Kurnia Asih (2006: 4) keadaan sosial ekonomi keluarga tentulah berpengaruh terhadap perkembangan anak-anak. Apabila kita perhatikan bahwa dengan adanya perekonomian yang cukup atau lingkungan material yang dihadapi anak di dalam keluarganya itu lebih luas, maka ia mendapat kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan bermacam-macam kecapakan. Artinya, faktor ekonomi keluarga juga sangat menentukan keberhasilan seorang anak dalam menggapai cita-citanya. Orang tua yang mempunyai pengetahuan yang luas juga akan meningkatkan perkembangan anak dengan baik. Pengetahuan yang luas diperoleh oleh orang tua biasanya melalui tingkat pendidikan yang telah ditempuh. Tinggi rendahnya tingkat pendidikan yang ditempuh orang tua akan memberikan perbedaan dalam cara orang tua mendidik dan membimbing anaknya. Bagi orang tua yang telah menempuh pendidikan yang tinggi maka akan mendapat pekerjaan yang lebih baik, sehingga hal ini berpengaruh pada tingkat penghasilannya dan status ekonomi keluarga. Semakin tinggi penghasilan orang tua maka kemampuan untuk memberikan fasilitas yang dibutuhkan anaknya untuk mengembangkan potensi anak dan mencapai apa yang diinginkan akan semakin terbuka lebar. Anak juga akan termotivasi untuk menempuh pendidikan setinggi mungkin seperti orang tuanya. Sebaliknya orang tua yang tingkat pendidikannya relatif rendah maka ilmu yang diperolehnya juga terbatas sehingga seringkali orang tua tidak mengetahui tahap perkembangan yang sedang dialami anaknya dan mengarahkan anak-anak mereka dalam meraih apa yang di inginkan di masa.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. depan. Pada kondisi ini dapat dimungkinkan anak akan memilih mencari pekerjaan atau berwirausaha guna memperbaiki keadaaan sosial ekonomi keluarga dan mengurungkan keinginannya untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Banyak. orang. yang. dianugerahkan. kecerdasan,. bakat,. serta. kemampuan yang luar biasa dalam kehidupannya tetapi tidak dapat sukses secara optimal dan terkadang hanya menyalahkan nasibnya saja dalam kehidupan. Padahal jika dilihat dengan lebih seksama, semuanya itu terjadi bukanlah karena kurangnya kemampuan yang ia miliki namun karena kurangnya motivasi dalam kehidupannya. Motivasi merupakan suatu kunci sukses yang wajib dimiliki oleh tiap individu yang ingin sukses dalam kehidupan. Pentingnya motivasi diri untuk meraih kesuksesan tidak dapat diragukan lagi. Motivasi dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai tujuan. Seseorang melakukan suatu usaha dikarenakan adanya motivasi. Akan tetapi untuk menumbuhkan motivasi dalam diri seseorang tidaklah mudah, karena motivasi juga sering dipengaruhi oleh perasaan dan emosional yang ada dalam diri seseorang. Adanya motivasi yang tinggi diharapkan siswa memiliki tekad untuk meraih apa yang telah dicita-citakan. Dengan demikian, pembangunan Negara Indonesia akan terlaksana dengan baik karena untuk menjadi negara yang maju dan berkembang diperlukan generasi muda yang memiliki cita-cita tinggi..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. B. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti akan membahas mengenai pengaruh tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua, dan motivasi belajar terhadap cita-cita siswa SMA kelas XI di kota Yogyakarta. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.. Apakah ada pengaruh positif tingkat pendidikan orang tua terhadap citacita siswa kelas XI SMA di Kota Yogyakarta?. 2.. Apakah ada pengaruh positif jenis pekerjaan orang tua terhadap cita-cita siswa kelas XI SMA di Kota Yogyakarta?. 3.. Apakah ada pengaruh positif motivasi terhadap cita-cita siswa kelas XI SMA di Kota Yogyakarta?. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh positif tingkat pendidikan orang tua terhadap cita-cita siswa kelas XI SMA di Kota Yogyakarta.. 2.. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh positif jenis pekerjaan orang tua terhadap cita-cita siswa kelas XI SMA di Kota Yogyakarta.. 3.. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh positif motivasi terhadap citacita siswa siswa kelas XI SMA di Kota Yogyakarta..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan harapan mampu memberikan manfaat kepada pihak yang bersangkutan. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi sekolah untuk merumuskan bahan kebijakan sekolah yang berkaitan atau berhubungan dengan upaya membangun atau mengembangkan cita-cita siswa serta dapat dijadikan pedoman untuk memberikan bantuan bagi siswa kurang mampu. 2. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan di bidang pendidikan yang berkaitan dengan mengenai pengaruh tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua, dan motivasi terhadap cita-cita siswa kelas XI SMA di Kota Yogyakarta. 3. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi pembaca sehingga dapat dijadikan inspirasi bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian serupa atau pengembangan lebih lanjut..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. A. Tinjauan Teoretik Berikut ini diuraikan tinjauan teoretik mengenai cita-cita, tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua, dan motivasi belajar. 1. Cita-Cita a.. Pengertian Cita-Cita Pengertian. cita-cita. dalam. Kamus. Bahasa. Indonesia. Kontemporer (Peter Salim dan Yenny Salim, 1991: 289) adalah keinginan akan sesuatu yang masih berada dalam benak pikiran. Menurut Mohammad Ngajenan (1987: 63) dalam Yenni Yuswanita Apriani, cita-cita adalah suatu hal yang dipikirkan oleh seseorang untuk dicapai. Cita-cita adalah suatu standar mengenai nilai-nilai atau merupakan ukuran yang dipakai untuk mengukur tingkah laku (Fudyartanto, 2002: 136). Menurut Mulyaningtyas dan Yusup Purnomo Hardiyanto (2007: 40), cita-cita adalah keinginan yang selalu ada dalam pikiran atau tujuan yang ditetapkan seseorang untuk diri sendiri dan hendak dicapainya. Dari beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa cita-cita merupakan sebuah impian atau keinginan di masa depan yang dapat mempengaruhi sikap seseorang untuk mencapainya disertai dengan perencanaan dan tindakan nyata. 9.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. Berdasarkan hasil survei pendidikan mengenai cita-cita siswa sekolah menengah setelah tamat, yang dilakukan oleh kantor statistik DKI Jakarta (Spillane dan Ninik Yudianti, 1987: 2) adalah sebagai berikut: (a) Bekerja, (b) Melanjutkan studi di perguruan tinggi, (c) Bekerja sambil melanjutkan studi di perguruan tinggi, (d) Lainnya (misalnya menikah), dan (e) Belum memiliki pilihan. b.. Jenis-Jenis Profesi yang dapat Dijadikan Cita-Cita Berbagai profesi dalam kehidupan ini dapat dijadikan cita-cita sesuai dengan keinginan setiap individu untuk dicapai. Menurut Rintyastini dan Suzy Yulia Charlotte (2006: 89-95), seseorang dapat memilih jenis profesi sebagai berikut. 1) Profesi dalam ketenagaahlian dan teknis Profesi yang termasuk dalam kategori ini lazimnya berkecimpung di bidang riset dan penerapannya dalam berbagai masalah teknologi, ekonomi, sosial, dan industri. Profesi dalam kategori ini melakukan fungsi-fungsi keahlian teknologi, artistik, dan lain-lain. Bidang-bidang ilmu yang dibutuhkan dalam profesi ini antara lain ilmu alam dan fisika, teknik struktur bangunan, hukum, kesehatan, agama, pendidikan, sastra, seni, dan olahraga. 2) Profesi dalam bidang ketatalaksanaan dan pengelolaan Profesi yang termasuk dalam kategori ini terdiri atas orangorang yang terpilih dan dipercaya sebagai anggota pemerintahan setempat, daerah, provinsi, regional atau nasional. Tugas yang diemban dalam profesi ini antara lain ikut memutuskan atau aktif menyusun kebijakan pemerintah pusat atau daerah, serta mempersiapkan amandemen hukum dan peraturan resmi bersama dengan pejabat lain yang ikut mengorganisasi, mengatur, dan memerintah. Orang-orang yang bergelut dalam profesi ini juga mewujudkan dan menjalankan kebijakan pemerintah, serta mengelola, merencanakan, memadukan, dan mengatur kegiatan masyarakat dan pribadi. 3) Profesi dalam bidang ketatausahaan Profesi yang termasuk dalam kategori ini berkecimpung dalam bidang pelayanan masyarakat yang mengusahakan agar norma hukum, peraturan dan ketetapan-ketetapan pemerintah lokal,.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. 4). 5). 6). 7). c.. provinsi, dan negara dapat terlaksana dengan baik. Selain itu, profesi ini juga mengawasi jalannya kinerja, kelancaran proses transportasi dan komunikasi, serta pekerjaan lainnya yang memantau pelaksanaan kegiatan sehari-hari. Profesi dalam bidang perdagangan Profesi yang termasuk dalam kategori ini berkecimpung dalam merencanakan, mengorganisasi, mengkoordinasi, dan mengarahkan usahanya dalam dunia perdagangan besar atau kecil. Profesi dalam bidang jasa Profesi yang termasuk kategori ini berkecimpung dalam mengarahkan, mengorganisasi, mengawasi, serta merencanakan dengan matang agar sektor di luar industri dapat berjalan dengan semestinya. Dalam jenis profesi ini, terdapat pengusaha jasa sosial yang berkecimpung dalam bidang kemasyarakatan dan pribadi ini antara lain konsultan, pelayan hotel, tukang cukur/ pangkas rambut, dan ahli kecantikan. Profesi dalam bidang eksplorasi energi Profesi yang termasuk kategori ini berkaitan langsung dalam masalah penambangan mineral, minyak, dan gas bumi. Orang-orang dalam profesi ini juga mengerjakan proses pengolahan dan pembangkitan tenaga. Mereka juga melakukan konstruksi dan pembenahan berbagai tipe jalan, bangunan, dan mesin. Contoh profesi ini antara lain pekerja kilang minyak dan penambang. Profesi dalam bidang militer Profesi yang termasuk kategori ini berkaitan langsung dengan tugas-tugas yang berhubungan dengan pertahanan dan keamanan negara. Contoh profesi ini antara lain polisi, prajurit, tentara, dan marinir.. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Cita-Cita Mulyaningtyas dan Yusup Purnomo Hardiyanto (2007:41) menyebutkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang dalam memilih profesi yang akan dijadikan sebagai cita-cita adalah sebagai berikut: 1) Latihan dan lingkungan sejak kecil Misalnya, seorang anak yang sejak kecil dilatih menggambar, besar kemungkinan akan bercita-cita sebagai seorang arsitek atau desainer. Begitu juga dengan anak yang tumbuh dalam lingkungan.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. 2). 3). 4). 5). 6). 7). d.. pecinta seni akan berkeinginan menjadi seniman atau setidaknya akan mencintai seni. Ambisi orang tua Ambisi orang tua seringkali disebabkan oleh cita-cita pribadi yang tidak berwujud, persaingan antar orang tua, atau pengalaman pribadi. Ambisi orang tua seringkali menyebabkan seorang anak sudah diarahkan untuk memilih cita-cita tertentu sejak kecil. Tokoh idola Seorang anak yang sangat mengidolakan negarawan atau politisi tertentu seperti Adam Malik biasanya berkeinginan mengikuti jejak tokoh idolanya tersebut, misalnya ingin menjadi diplomat atau politisi. Persaingan dengan orang lain Persaingan dengan teman sebaya sering menyebabkan seorang remaja tidak mau kalah dalam hal cita-cita. Tradisi, norma, adat dan kebiasaan yang berlaku Profesi tertentu sering mendapat penghargaan tinggi di masyarakat daerah tertentu sehubungan dengan adat yang di sana. Hal ini dapat mendorong remaja untuk bercita-cita meraihnya, misalnya banyak remaja di Flores ingin menjadi pastor karena profesi ini mempunyai status sosial tinggi di masyarakat Flores. Pengalaman-pengalaman masa lalu Seseorang bercita-cita menjadi psikolog, misalnya, karena ia sendiri pernah menderita penyakit phobia (takut yang tak beralasan akan sesuatu) seperti takut akan ketinggian. Minat dan nilai-nilai yang dianut Nilai kehidupan yang dianut oleh seseorang, seperti nilai keadilan sosial, dapat membuatnya bercita-cita menjadi relawan Lembaga Swadaya Masyarakat, hakim, dan lain-lain.. Cara Menentukan Cita-Cita Berikut langkah-langkah yang dapat dijadikan acuan dalam menentukan cita-cita (Rahmat, 2016:10), yaitu: 1) Kenali diri sendiri lebih jauh Langkah ini bertujuan untuk mengukur kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Apabila kita dapat memahami dan mengenali diri sendiri, maka dalam memilih cita-cita akan tepat dan sebaliknya. Mengenali diri sendiri dapat dilakukan dengan.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. melihat track record pendidikan (prestasi akademik) dan IPTEK yang dikuasai, meminta saran dan masukan dari orang ahli seperti konsultan, guru BK, atau pihak lain yang dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan masa depan dan mengisi waktu luang. dengan. berbagai. kegiatan. positif. guna. menambah. pengalaman. 2) Evaluasi dan perbaiki Setelah mampu mengenali diri sendiri dan melakukan serangkaian. percobaan,. maka. langkah. selanjutnya. adalah. mengevaluasi dan memperbaiki. a) Memahami kelebihan dan kekurangan Dalam tahap ini diperlukan proses perenungan dan introspeksi diri sehingga kita dapat mengetahui kelemahan, kelebihan, minat, bakat, dan potensi yang dimiliki untuk kemudian diperbaiki dan dijadikan landasan dalam menentukan cita-cita. Apabila terdapat kesalahan, segera perbaiki dan beralih ke pilihan yang lebih sesuai. b) Saran dari para ahli dan teman Evaluasi ini dapat juga dilakukan dengan cara meminta saran dari teman dan para ahli. Cara ini diharapkan seseorang dapat memilih cita-cita yang berdasarkan pada pertimbangan yang rasional dan analisis yang matang..

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. 3) Pilih dan yakini Setelah memilih dan menentukan cita-cita, tentunya kita juga harus meyakini apa yang telah dipilih. Apapun yang menjadi pilihan. harus. dilakukan. dengan. sungguh-sungguh,. karena. kesuksesan hanyalah milik mereka yang mau bekerja keras. Dalam menetapkan cita-cita tentunya harus mempertimbangkan usia. Tujuannya agar tidak terlalu cepat karena kemungkinan besar akan mengalami kegagalan, kecuali jika telah memikirkannya secara matang dan telah melakukan persiapan yang cukup atau tidak terlalu lambat dalam memutuskan apa yang menjadi cita-cita, karena jika keputusan terlalu dini kemungkinan hanya didasarkan pada. emosi. atau. keinginan. belaka. tanpa. mengetahui. konsekuensinya serta tidak memiliki rencana yang matang.. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa cita-cita seseorang tidak dapat diraih dengan begitu saja, karena sangat diperlukan suatu tahapan dan strategi yang terencana untuk membuat keputusan agar keinginannya dapat tercapai. Cita-cita merupakan tujuan dari kehidupan, karena dengan memiliki tujuan hidup seseorang akan memiliki kehidupan yang terarah. Cita-cita seseorang sangat dipengaruhi dengan berbagai faktor atau kejadian yang telah dialaminya. Cita-cita yang dipilih dapat berupa sesuatu hal yang berhubungan atau sesuatu yang menyimpang dengan apa yang telah.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. dipelajari baik di dalam keluarga, lingkungan sosial, maupun di lembaga pendidikan. Misalnya, seorang siswa yang menempuh pendidikan di SMA pada jurusan IPA memiliki keinginan setelah lulus akan melanjutkan ke Jurusan Manajemen. Dewasa ini memang untuk masuk Jurusan Manajemen tidak diharuskan memiliki latar belakang dari Jurusan IPS, sehingga siswa lulusan IPA juga dapat mendaftarkan diri. Hal ini kemungkinan menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi cita-cita siswa, yakni terbukanya kemungkinan untuk melanjutkan studi pada suatu hal yang sama sekali tidak berhubungan dengan latar belakang pendidikan yang telah dimiliki. Faktor-faktor lain yang diduga mempengaruhi cita-cita adalah ambisi orang tua, lingkungan masyarakat, bakat yang dimiliki, minat, jurusan sekolah, status sosial ekonomi keluarga (fasilitas yang dimiliki di rumah, pekerjaan orang tua, latar belakang pendidikan orang tua, penghasilan orang tua, dan lain-lain), teman sebaya, idola, motivasi, prestasi belajar, bimbingan karier yang didapat di sekolah dan lain sebagainya. Penelitian ini akan membahas beberapa faktor yang diduga mempengaruhi cita-cita siswa yaitu status sosial ekonomi keluarga yang meliputi pendidikan terakhir orang tua dan jenis pekerjaan yang dimiliki orang tua serta motivasi belajar siswa..

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. 2. Tingkat Pendidikan Orang Tua a. Tingkat Pengertian Pendidikan Orang Tua Pendidikan dalam arti sempit adalah pengubahan tingkah laku individu dalam lingkungan yang dikontrol (Fudyartanto, 2002: 2). Pengertian pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses pengubahan cara berfikir atau tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan dan cara mendidik. Pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan oleh dirinya sendiri, masyarakat, bangsa dan negara. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Jalur, jenjang dan jenis pekerjaan yang mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus dapat. diwujudkan. dalam. bentuk. satuan. pendidikan. yang. diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/ atau masyarakat. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. Pendidikan Nasional, jalur pendidikan diklasifikasikan menjadi 3, yaitu: 1) Pendidikan Formal Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. a) Pendidikan Dasar Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 17, pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Tujuan pendidikan dasar adalah untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupan sebagai pribadi anggota masyarakat warga negara dan anggota umat manusia serta untuk. mempersiapkan. peserta didik untuk. mengikuti. pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat..

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. b) Pendidikan Menengah Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 18, pendidikan menengah merupakan lanjutan dari pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum yang meliputi Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA) atau bentuk lain yang sederajat dan pendidikan menengah kejuruan yang meliputi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajat. c) Pendidikan Tinggi Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 19, pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi dengan sistem terbuka. Tujuan dari pendidikan tinggi adalah untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan. akademik. atau. professional. yang. dapat. menerapkan, mengembangkan, atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian. Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi disebut perguruan tinggi yang dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institusi atau universitas..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. 2) Pendidikan Nonformal Menurut RI No. 20 Tahun 2003 pasal 26, pendidikan nonformal memerlukan. diselenggarakan layanan. bagi. pendidikan. warga yang. masyarakat berfungsi. yang. sebagai. penambah dan pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyertaan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan. Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis. 3) Pendidikan Informal Menurut RI No. 20 Tahun 2003 pasal 27, kegiatan pendidikan informal adalah jalur pendidikan yang dilakukan oleh kelurga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan..

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian tingkat pendidikan orang tua adalah jenjang pendidikan sekolah yang berhasil diselesaikan ayah atau ibu mulai dari Pendidikan Dasar sampai dengan Pendidikan Tinggi yang dibuktikan dengan adanya ijazah yang paling akhir diperolehnya. b. Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua dengan Cita-Cita Siswa SMA Tingkat pendidikan seseorang dapat dilihat dari jenjang pendidikan yang pernah dialaminya atau lamanya pendidikan. Dengan kata lain, semakin lama orang tua bersekolah berarti semakin tinggi jenjang pendidikannya. Sebagai contoh, orang tua yang hanya sekolah 6 tahun berarti sekolah hanya sampai SD berbeda dengan orang tua yang sekolahnya sampai 12 tahun berarti lulusan SMA. Kemampuan orang tua dalam menyelesaikan jenjang pendidikan yang tinggi akan menjadi pemicu semangat anak untuk mencapai hal yang serupa. Hal ini disebabkan karena, semakin tinggi pendidikan terakhir orang tua, semakin tinggi pula jabatan dalam dunia pekerjaan yang akan disandangnya. Apabila jabatan yang disandang tersebut semakin tinggi maka penghasilan yang diterima juga semakin tinggi sehingga akan mengakibatkan perekonomian keluarga sejahtera. Oleh karena, meniru adalah sifat manusia dan seorang anak mendapatkan pendidikan dan pengalaman pertamanya di dalam keluarga, maka bisa saja seorang anak akan terinspirasi untuk.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. menjalani pendidikan yang sama setelah menyelesaikan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas dengan cara mengikuti jejak orang tuanya yang melanjutkan di pendidikan Akademi, S1, S2, atau S3. Akan tetapi tidak dipungkiri bahwa orang tua yang memiliki pendidikan tinggi namun gagal meraih cita-citanya, anak akan menganggap ilmu yang diperoleh dari pendidikan orang tua selama ini sia-sia, sehingga anak akan mungkin akan memilih langsung bekerja atau berwirausaha. Tingkat pendidikan yang ditempuh akan berpengaruh pula pada pekerjaan dan pendapatan seseorang. Dalam jenis pekerjaan yang sama, yang memerlukan pikiran untuk memperkerjakannya, tentunya orang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih cepat untuk. menyelesaikan. pekerjaannya. dibandingkan. orang. yang. berpendidikan rendah. Hal demikian tentunya akan berpengaruh pada penghasilan. Menurut Fudyartanto (2002: 139), status sosial ekonomi orang tua, misalnya tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan berbagai fasilitas yang ada dalam keluarga : radio, tv, mesin jahit, kulkas, mesin cuci, kendaraan bermotor dan lain-lain, semuanya itu akan mempunyai pengaruh tertentu pada perkembangan anak-anak mereka. Bagi keluarga-keluarga yang status sosial ekonominya tergolong mampu tentu akan banyak peluang untuk membiayai anak-anaknya.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. menempuh pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan keluarga-kelurga yang kurang mampu ekonominya. Besar kecilnya tingkat pendapatan akan berpengaruh pada kelangsungan pendidikan anak, karena pendidikan membutuhkan biaya. Semakin tinggi jenjang pendidikan maka semakin besar biaya pendidikannya dan sebaliknya. Jadi, dalam hal ini diduga ada kemungkinan tingkat pendidikan orang tua mempengaruhi cita-cita siswa. Semakin tinggi pendidikan orang tua maka semakin tinggi pula cita-cita siswa dan sebaliknya semakin rendah pendidikan orang tua semakin rendah pula cita-cita siswa. 3. Jenis Pekerjaan Orang Tua a. Pengertian Pekerjaaan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998: 4289), pekerjaan diartikan sebagai apa yang dijadikan pokok kehidupan suatu yang dilakukan untuk mendapatkan nafkah. Menurut Gilarso (1986: 77), pekerjaan adalah segala usaha manusia, baik usaha yang bersifat jasmani maupun rohani yang dicurahkan dalam proses peningkatan kegunaan ekonomi. Pengertian ini menunjukkan bahwa tidak setiap kegiatan manusia itu dipandang sebagai pekerjaan, karena kegiatan yang hanya dilakukan demi kesenangan bukan termasuk faktor produksi kerja. Pekerjaan dapat memberikan status atau identitas diri, mengikat aktivitas sosial dan memberikan isi dan makna kehidupan bagi seseorang..

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. b. Jenis-Jenis Pekerjaan Jenis pekerjaan berdasarkan hasil penelitian dari Spillane dan Fr. Ninik Yudianti (1987: 39) yang berjudul motivasi, cita-cita dan harapan mahasiswa IKIP Negeri Yogyakarta dan IKIP Sanata Dharma adalah sebagai berikut: (1) Pengusaha, (2) Pensiunan,(3) Pedagang, (4) Polisi/ militer, (5) Guru/ dosen/ professor, (6) Pegawai sektor swasta, (7) Pegawai negeri (bukan guru), (8) Petani/ nelayan, (9) Tidak bekerja, (10) Lain-lain. Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan pengertian pekerjaan orang tua adalah suatu kegiatan yang dilakukan orang tua (ayah atau ibu) untuk mendapatkan penghasilan, misalnya menjadi guru, polisi, dokter, perawat dan lain-lain. Dalam penelitian ini, peneliti meringkas jenis pekerjaan orang tua menjadi lebih sederhana menurut prestige yang berlaku di masyarakat. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peneliti dalam pelaksanakan pengambilan data. Jenis pekerjaan tersebut adalah sebagai berikut : (a) PNS non guru, (b) Pegawai swasta non guru, (c) Guru, (d) Wiraswasta, (e) Buruh, (f) Petani, dan (g) lainlain (misalnya: Ibu Rumah Tangga). c. Hubungan Jenis Pekerjaan Orang Tua dengan Cita-Cita Siswa SMA Pekerjaan orang tua adalah suatu kegiatan yang dilakukan orang tua (ayah atau ibu) untuk mendapatkan nafkah atau penghasilan, misalnya menjadi guru, polisi, dokter, perawat dan lain-lain. Pekerjaan atau jabatan yang disandang orang tua akan sangat menentukan tingkat.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. penghasilan yang akan didapat. Semakin tinggi jabatan seseorang, biasanya akan semakin besar pula penghasilan yang dia dapat. Menurut Fudyartanto (2002: 139) keadaan sosial ekonomi keluarga dan masyarakat, bahkan suatu negara mudah memperlihatkan tingkat kemajuan yang dicapainya. Status sosial ekonomi orang tua, misalnya tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan berbagai fasilitas yang ada dalam keluarga : radio, TV, mesin jahit, kulkas, mesin cuci, kendaraan bermotor dan lain-lain, semuanya itu akan mempunyai pengaruh tertentu pada perkembangan anak-anak mereka. Bagi keluarga-keluarga yang status sosial ekonominya tergolong mampu tentu akan banyak peluang untuk membiayai anak-anaknya menempuh pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan keluarga-keluarga yang kurang mampu ekonominya. Pada umumnya orang tua menginginkan anaknya mendapatkan jabatan atau penghasilan yang lebih baik dari yang mereka miliki sekarang. Mereka berharap anaknya menjadi orang sukses sehingga dapat memperbaiki kualitas hidupnya menjadi lebih baik dari sebelumnya dan sebagai anak pasti ingin melihat orang tuanya bahagia atau bangga melihat dirinya sukses. Hal ini diduga ada kemungkinan cita-cita seorang anak dipengaruhi oleh jenis pekerjaan orang tuanya, di mana semakin tinggi jabatan yang disandang orangtuanya maka semakin tinggi pula cita-cita siswa dan sebaliknya semakin rendah.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. jabatan yang disandang orang tuanya maka semakin rendah pula citacita siswa. 4. Motivasi a. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berawal dari kata “motif” yang dapat diartikan sebagai “daya penggerak yang telah aktif”. Motif menjadi aktif pada situasi tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau dalam keadaan mendesak. Menurut Sumadi Suryabrata (Kompri, 2015: 2), motif adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan tertentu. Pengertian motivasi dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer adalah keinginan atau dorongan yang timbul pada diri seseorang, baik secara sadar ataupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu dengan tujuan tertentu. Menurut Santrock yang dikutip Mardianto dalam Kompri (2015: 3), motivasi adalah proses yang memberikan semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama. Mc. Donald (Kompri, 2015: 2) mengemukakan bahwa terdapat tiga elemen penting dalam motivasi, yaitu: 1). Motivasi menyebabkan terjadinya perubahan energi pada seseorang. Walaupun motivasi berasal dari dalam diri manusia, namun perubahan energi ini akan menyangkut pada kegiatan fisik manusia..

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. 2). Motivasi muncul dengan ditandai munculnya rasa atau feeling pada sesuatu hal. Rasa atau feeling sering disangkutkan pada persoalan kejiwaan dan emosi seseorang, maka motivasi secara tidak sadar juga akan mempengaruhi tingkah laku manusia.. 3). Motivasi dirangsang atau didorong oleh adanya tujuan tertentu pada diri seseorang, sehingga motivasi sebenarnya merupakan suatu respon seseorang atas tujuan yang dimiliki.. Dari penjelasan ketiga elemen tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu dorongan yang mengubah energi dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu tindakan atau aktivitas nyata dengan cara tertentu untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan. Menurut Hamalik (Kompri, 2002: 231), motivasi sangat menentukan tingkat keberhasilan atau gagalnya perbuatan belajar siswa, karena belajar tanpa adanya motivasi kiranya akan sangat sulit untuk berhasil. Motivasi dan belajar merupakan dua hal. yang saling. mempengaruhi. Siswa giat belajar jika ia mempunyai motivasi untuk belajar. Menurut Fudyartanto (2002: 151), belajar adalah usaha sadar dari individu untuk memahami dan menguasai pengetahuan dan keterampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai, guna meningkatkan kualitas tingkah lakunya dalam rangka mengembangkan kepribadiannya. Menurut Gagne (Kompri, 2002: 220), belajar merupakan kegiatan yang kompleks dan hasil belajar berupa kapabilitas, timbulnya kapabilitas disebabkan oleh stimulasi yang berasal dari lingkungan.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. dan proses kognitif yang dilakukan pelajar. Dengan demikian, konsep belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperluas dan menambah pengetahuan, sikap, kemampuan dan keterampilan yang diinginkannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah dorongan pada seseorang yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Motivasi dalam belajar tidak hanya merupakan suatu energi yang menggerakkan siswa untuk belajar, tetapi juga sebagai suatu yang mengarahkan aktifitas siswa kepada tujuan belajar. b. Fungsi Motivasi Fungsi motivasi menurut Hamalik yang dikutip Kompri dalam Yamin (2015: 5) adalah sebagai berikut: 1) Motivasi mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar. 2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan dalam pencapaian tujuan yang diinginkan. 3) Motivasi sebagai penggerak. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. Motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Motivasi berkaitan dengan suatu pencapaian tujuan.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. tertentu. Sehubungan dengan hal tersebut, Winansih (Kompri, 2002: 237), memberikan tiga fungsi motivasi, yaitu : 1) Motivasi menjadi penggerak manusia untuk melakukan sesuatu. 2) Motivasi dapat menentukan arah perbuatan kearah yang hendak dicapai dan memberikan arah untuk melakukan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan apa yang sudah ditentukan. 3) Motivasi sebagai penyeleksi perbuatan,. yakni. menentukan. perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan tertentu dengan selektif terhadap perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat. c. Jenis Motivasi Sumadi Suryabrata (Kompri, 2015: 6) membedakan motif menjadi dua, yaitu : 1) Motivasi intrinsik, yaitu motif-motif yang didasari karena adanya keinginan untuk bertindak yang disebabkan faktor pendorong dari dalam diri individu. Individu terdorong untuk bertingkah laku kearah tujuan tertentu tanpa adanya faktor dari luar. Motivasi intrinsik datang karena adanya kesadaran dari dalam diri untuk mencapai sebuah tujuan tertentu, maka seseorang yang telah memiliki motivasi intrinsik akan secara sadar untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuannya. Misalnya siswa belajar Bahasa Inggris tujuannya adalah agar mampu memahami Bahasa Inggris.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. baik secara lisan maupun tertulis, bukan untuk mendapat ijazah atau dipuji orang tua. 2) Motivasi ekstrinsik, merupakan kebalikan dari motivasi intrinsik, yakni motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya rangsangan atau dorongan dari luar diri pribadi seseorang. Handoko (1992: 42) menjelaskan proses terjadinya tindakan yang bermotif ekstrinsik adalah rangsangan dari luar (faktor luar) merangsang dan menggerakan seseorang untuk berbuat atau melakukan sesuatu (faktor dalam) misalnya untuk mendapatkan pujian orang lain, upah yang tinggi, predikat atau jabatan, dan lain-lain. Motivasi ektrinsik tetap diperlukan oleh seseorang untuk membantu memberikan dorongan atas motivasi intrinsik yang telah dimiliki.. Woodworth dan Marquis (Kompri, 2015: 6), menggolongkan motifmotif menjadi tiga golongan, yaitu: 1) Kebutuhan-kebutuhan organis, merupakan motif-motif yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan organisme untuk kelanjutan kehidupannya secara biologis. Contoh motif organis meliputi kebutuhan makan, minum, beristirahat, dan lainnya. 2) Motif-motif darurat, yakni motif-motif yang timbul apabila situasi menuntut timbulnya reaksi yang cepat dan kuat dari dalam diri seseorang. Hal ini berarti motif darurat timbul sebagai akibat dari.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. adanya rangsangan dari luar. Sebagai contoh motif darurat yaitu: dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, dan lain-lain. 3) Motif-motif obyektif, yakni motif yang diarahkan atau ditujukan kepada suatu objek atau tujuan tertentu. Motif ini timbul sebagai akibat dari adanya dorongan dari dalam diri. Motif ini bertujuan semata-mata untuk hal-hal yang berhubungan dengan orang-orang yang ada di lingkungannya dan muncul tidak dalam keadaan darurat. d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa Dimyati dan Mudjiyono (Kompri, 2002: 231), mengemukakan beberapa unsur yang memengaruhi motivasi dalam belajar, yaitu: 1) Cita-cita dan aspirasi siswa. Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar siswa baik intrinsik maupun ekstrinsik. Sebab tercapainya cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri. 2) Kemampuan siswa. Keinginan seorang anak perlu dibarengi dnegan kemampuan atau kecakapan dalam pencapaiannya. Kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan. 3) Kondisi siswa. Kondisi yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit, akan mengganggu perhatian belajarnya, dan sebaliknya seorang siswa yang sehat akan mudah memusatkan perhatian dalam belajar. 4) Kondisi lingkungan siswa. Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan bermasyarakat. Kondisi lingkungan sekolah yang sehat, lingkungan yang aman, tenteram, tertib, dan indah, akan meningkatkan semangat belajar yang lebih kuat bagi para siswa..

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. e. Hubungan Motivasi Belajar dengan Cita-Cita Siswa SMA. Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada seseorang yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain, cita-cita dan aspirasi siswa, kondisi siswa, kemampuan siswa dan kondisi lingkungan siswa. Dalam hal ini, motivasi berkaitan erat dengan cita-cita karena dengan adanya motivasi seseorang akan terdorong melakukan hal yang sesuai dengan apa yang akan dicapainya. Adanya sebuah cita-cita akan dijadikan bahan bakar yang dapat membakar semangat untuk terus melangkah maju dengan tujuan yang jelas dalam menjalani kehidupannya, sedangkan adanya motivasi sebagai sumber energi tambahan yang dapat digunakan sewaktu-waktu ketika seseorang mengalami masalah dalam perjalanan menuju kesuksesan. Hal ini menyebabkan dugaan bahwa adanya peran motivasi belajar juga memiliki pengaruh terhadap cita-cita siswa, karena semakin tinggi motivasi siswa maka akan semakin tinggi sesuatu yang ingin dicapainya dan sebaliknya semakin rendah motivasi siswa maka akan semakin rendah juga kesungguhannya dalam menggapai cita-citanya..

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. B. Penelitian Terdahulu Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang lainnya adalah pada variabel dan hasil penelitiannya, selengkapnya dapat dilihat pada uraian di bawah ini: 1.. Penelitian yang dilakukan oleh Agustinus Agus Haryanto (2004), dengan judul “Hubungan antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Cita-cita Mahasiswa Setelah Lulus Terhadap Minat Untuk Berprestasi Dalam Belajar.” Penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada mahasiswa angkatan 2001. Salah satu tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara cita-cita mahasiswa setelah lulus terhadap minat untuk berprestasi dalam belajar. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan cita-cita mahasiswa setelah lulus terhadap minat untuk berprestasi dalam belajar. Salah satu faktor penyebab adanya hubungan positif antara kedua variabel tersebut diduga karena faktor pemilihan fakultas dan program studi yang sesuai dengan cita-cita mahasiswa. Oleh karena, cita-cita dan pemilihan fakultas serta program studinya sesuai, maka minat mahasiswa untuk berprestasi dalam belajar juga tinggi.. 2.. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Yenni Yuswanita Apriani (2006), dengan judul “Hubungan Antara Prestasi Belajar, Cita-Cita Siswa, Pelaksanaan Belajar di Kelas, dan Kondisi Lingkungan Kerja dengan Motivasi. Kerja Praktikan di. Institusi. Pasangan.” Penelitian ini. dilaksanakan di SMK Katolik Klaten. Salah satu tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara cita-cita siswa.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. dengan motivasi kerja praktikan di institusi pasangan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara cita-cita siswa dengan motivasi kerja praktikan di institusi pasangan. Hal ini dimungkinkan para siswa-siswi memiliki persepsi yang baik tentang cita-cita siswa setelah lulus sekolah menengah. Dengan demikian, cita-cita siswa setelah lulus sekolah menengah memiliki peran yang sangat besar dalam memotivasi dirinya untuk bekerja melaksanakan praktik kerja industri, dikarenakan sebagian besar siswa kelas III SMK Katolik Klaten berencana untuk bekerja setelah lulus sekolah menengah. C. Kerangka Berpikir 1. Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Cita-Cita Siswa Pada dasarnya pendidikan sangatlah penting dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan diharapkan kita sebagai manusia dapat menjadi manusia yang berguna bagi diri kita sendiri, orang tua, bangsa dan negara kita tercinta. Pendidikan menjadi salah satu aspek terpenting dalam menggapai cita-cita di masa yang akan datang. Pendidikan orang tua juga cukup mempunyai faktor dalam menentukan cita-cita siswa karena semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua maka semakin tinggi pula jabatan dalam dunia pekerjaan yang disandangnya sehingga semakin sejahtera pula suatu keluarga dikarenakan tingkat upah yang diterima akan menyesuaikan dengan jabatan yang disandangnya. Jika orang tua mampu menempuh pendidikan yang tinggi seperti jenjang S1, S2, dan S3, maka seorang anak akan terinspirasi untuk.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. menjalani pendidikan yang sama dengan cara mengikuti jejak orang tuanya. Besar kecilnya tingkat pendapatan akan berpengaruh pada kelangsungan pendidikan anak, karena pendidikan membutuhkan biaya. Semakin. tinggi. jenjang pendidikan. maka. semakin. besar. biaya. pendidikannya dan sebaliknya. Jadi, dalam hal ini tingkat pendidikan orang tua dapat mempengaruhi cita-cita siswa. Semakin tinggi pendidikan orang tua maka semakin tinggi pula cita-cita siswa dan sebaliknya semakin rendah pendidikan orang tua semakin rendah pula cita-cita siswa. 2. Pengaruh Pekerjaan Orang Tua Terhadap Cita-Cita Siswa Pekerjaan orang tua adalah suatu kegiatan yang dilakukan orang tua (ayah atau ibu) untuk mendapatkan nafkah atau penghasilan, misalnya menjadi guru, polisi, dokter, perawat dan lain-lain. Pekerjaan atau jabatan yang disandang orang tua akan sangat menentukan tingkat penghasilan yang akan didapat. Semakin tinggi jabatan seseorang, biasanya akan semakin besar pula penghasilan yang dia dapat. Pada umumnya orang tua menginginkan anaknya mendapatkan jabatan atau penghasilan yang lebih baik dari yang mereka miliki sekarang. Mereka berharap anaknya menjadi orang sukses sehingga dapat memperbaiki kualitas hidupnya menjadi lebih baik dari sebelumnya dan sebagai anak pasti ingin melihat orang tuanya bahagia atau bangga melihat dirinya sukses. Artinya, pekerjaan orang tua dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi cita-cita seorang anak..

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. 3. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Cita-Cita Siswa Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada seorang anak yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Faktorfaktor yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain, cita-cita dan aspirasi siswa, kondisi siswa, kemampuan siswa dan kondisi lingkungan siswa. Dalam hal ini, motivasi berkaitan erat dengan cita-cita karena dengan adanya motivasi seseorang akan terdorong melakukan hal yang sesuai dengan apa yang akan dicapainya. Adanya sebuah cita-cita akan dijadikan bahan bakar yang dapat membakar semangat untuk terus melangkah maju dengan tujuan yang jelas dalam menjalani kehidupannya, sedangkan adanya motivasi dapat dijadikan dorongan untuk melakukan apa yang akan dicapainya. Adanya peran motivasi belajar cenderung akan mempengaruhi cita-cita siswa, karena semakin tinggi motivasi siswa maka akan. semakin. tinggi. keinginan. untuk. mencapai. sesuatu. yang. diharapkannya di masa depan dan sebaliknya semakin rendah motivasi siswa maka akan semakin rendah juga kesungguhannya dalam menggapai cita-citanya..

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. Berdasarkan paparan di atas, dapat digambarkan melalui kerangka berpikir berikut :. Tingkat Pendidikan Orang Tua (X1) Jenis Pekerjaan Orang Tua (X2). Cita-cita Siswa SMA (Y). Motivasi Belajar (X3). Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir. D. Rumusan Hipotesis Menurut Noor (2011: 79), hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan penelitian. Dalam penelitian ini hipotesis dirumuskan sebagai berikut : 1. Rumusan Hipotesis I Ha1. :. Ada pengaruh positif tingkat pendidikan orang tua terhadap cita-cita siswa kelas XI SMA di Kota Yogyakarta.. H01. :. Tidak ada pengaruh positif tingkat pendidikan orang tua terhadap cita-cita siswa kelas XI SMA di Kota Yogyakarta..

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. 2. Rumusan Hipotesis II Ha2. :. Ada pengaruh positif jenis pekerjaan orang tua terhadap cita-cita siswa kelas XI SMA di Kota Yogyakarta.. H02. :. Tidak ada pengaruh positif jenis pekerjaan orang tua terhadap cita-cita siswa kelas XI SMA di Kota Yogyakarta. 3. Rumusan hipotesis III Ha3. :. Ada pengaruh positif motivasi belajar terhadap cita-cita siswa kelas XI SMA di Kota Yogyakarta.. H03. :. Tidak ada pengaruh positif motivasi belajar terhadap citacita siswa kelas XI SMA di Kota Yogyakarta..

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional dengan jenis data kuantitatif yang dimaksudkan untuk mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain yaitu tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua, dan motivasi dengan cita-cita siswa yang diukur dalam bentuk angka-angka. Penelitian ini menggunakan metode ex-post facto, yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti suatu peristiwa yang sudah terjadi dan kemudian meruntut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kejadian tersebut. Penelitian ini mengambil studi kasus pada siswa Kelas XI SMA di Kota Yogyakarta saja, yang berarti kesimpulan dari penelitian ini tidak berlaku pada siswa SMA yang berada di luar Kota Yogyakarta. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas yang berada di wilayah Kota Yogyakarta. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai dengan Maret 2016.. 38.

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa/i Kelas XI Sekolah Menengah Atas di Kota Yogyakarta. 2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah cita-cita siswa SMA, tingkat pendidikan terakhir orang tua siswa, jenis pekerjaan orang tua siswa dan motivasi belajar siswa. D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 1. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas XI SMA seKota Yogyakarta. Jumlah populasi adalah 5528 siswa. Berikut ini tabel distribusi populasi penelitian:.

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ..........................................................
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
tabel  perhitungan  jumlah  sampel  berdasarkan  status  sekolah  dan  per  jurusan:
Tabel 3.18  Kriteria Nilai C/C max
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan dibahas lebih lanjut karena hal tersebut menunjukkan bahwasanya program pengendalian kualitas

Karakterisasi kimia senyawa flavonoid yang mempunyai daya antioksidan yang paling tinggi menunjukkan bahwa senyawa tersebut adalah 3’,4’,5,7 -tetrahidroksi flavonol

Tujuan Penelitian ini adalah menghitung nilai manfaat dari sistem irigasi pompa dangkal dengan sumber air sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air tanaman dan

N : pertama sih..karena aku jarang coba-coba brand lain, terus udah terlanjur pake body shop udah lama gitu..jadi rasanya ya enaknya pake body shop

Komplain yang dilakukan oleh konsumen adalah sebuah masukan bagi perusahaan untuk menjadi lebih baik, apabila tidak ada konsumen yang melakukan komplain,

Kajian ini akan memfokuskan secara langsung beberapa masalah yang timbul berkaitan tajuk yang ingin dikemukakan. Sebagai rumusan kepada permasalahan yang menjadi tumpuan

Dari hasil penelitian yang dilakukan Novia Safitri menjelaskan yaitu dayah telah berperan dengan baik dalam melakukan pembinaan akhlak pada masyarakat hal ini

ARIMA merupakan uji linear yang istimewa, dalam membuat peramalan model ini sama sekali mengabaikan variabel independen karena model ini menggunakan model sekarang dan