• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

ANALISA KESESUAIAN DIMENSI LIGHT TENERA DRY

SEPARATOR (LTDS) TERHADAP KAPASITAS ALIRAN

ANGIN YANG DIHASILKAN OLEH BLOWER

(Studi Kasus di PT. Cisadane Sawit Raya)

Oleh:

ANGGI NUGROHO 2007020011

PROGRAM STUDI

TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

POLITEKNIK KELAPA SAWIT

CITRA WIDYA EDUKASI

2010

(2)

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

ANALISA KESESUAIAN DIMENSI LIGHT TENERA DRY

SEPARATOR (LTDS) TERHADAP KAPASITAS ALIRAN

ANGIN YANG DIHASILKAN OLEH BLOWER

(Studi Kasus di PT. Cisadane Sawit Raya)

Oleh:

ANGGI NUGROHO 2007020011

Laporan Praktik Kerja Lapangan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Ahli Madya Pada

Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan

PROGRAM STUDI

TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

POLITEKNIK KELAPA SAWIT

CITRA WIDYA EDUKASI

2010

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Analisa Kesesuaian Dimensi Light Tenera Dry Separator

(LTDS) Terhadap Kapasitas Aliran Angin Yang Dihasilkan Oleh Blower (Studi Kasus di PT. Cisadane Sawit Raya)

Nama Lengkap : Anggi Nugroho

NIM : 2007020011

Program Studi : Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan

Disetujui: Pembimbing I Pembimbing II Muhammad Zubair. A, ST. NIK. 200706101 Ari Saraswati, ST. NIK. 200802203 Diketahui: Ketua Jurusan Perkebunan Kelapa Sawit

Ketua Program Studi

Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan

Muhammad Zubair. A, ST. NIK. 200706101

Muhammad Zubair. A, ST. NIK. 200706101

(4)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan laporan praktik kerja lapangan ini dapat diselesaikan dengan baik. Tulisan yang berjudul “Analisa Kesesuaian Dimensi Light Tenera Dry Separator (LTDS) Terhadap Kapasitas Aliran Angin yang Dihasilkan oleh Blower (Studi Kasus di PT. Cisadane Sawit Raya)” merupakan hasil praktik kerja lapangan yang penulis lakukan di kabupaten Labuhan Batu, Propinsi Sumatera Utara.

Penyelesaian penulisan laporan praktik kerja lapangan ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang telah membantu. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibunda tercinta, Maria Endang Hermiyati yang selalu memberikan do’a dan restu kepada penulis.

2. Almarhum Ayahanda M. Salikun yang selalu menjadi kekuatan dan motivasi bagi penulis.

3. Lilly Eka Setyawati dan Sanditia Permata Sari, saudari terbaik penulis yang selalu memberikan penulis semangat.

4. Kol. Art. (Purn.) R. B. Iskandar Kristantoro, selaku Direktur Politeknik Citra Widya Edukasi yang selalu memberikan motivasi kepada mahasiswa.

5. Bapak Muhammad Zubair. A, ST. selaku Ketua Jurusan Perkebunan Kelapa Sawit dan Kepala Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan serta dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan selama penulisan laporan hingga selesai.

6. Ibu Ari Saraswati, ST. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan selama penulisan laporan hingga selesai.

7. PT. Cisadane Sawit Raya, yang telah menjadi sponsorship untuk penulis selama menempuh pendidikan di Politeknik Citra Widya Edukasi.

8. Bapak Ir. P. Hutauruk, selaku Senior Mill Manager PMKS Negeri Lama, PT. Cisadane Sawit Raya.

(5)

ii

9. Jajaran staff dan karyawan PMKS Negeri Lama, PT Cisadane Sawit Raya yang telah membimbing dan membantu penulis selama melaksanakan praktik kerja lapangan.

10. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan angkatan 2007 yang selalu menggemakan seruan semangat dan persahabatan.

11. Semua pihak yang sangat luar biasa telah membantu penulis selama penulis menjalani masa pendidikan dan praktik kerja lapangan yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis mengharapkan saran bersifat membangun untuk menyempurnakan tulisan-tulisan berikutnya. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bekasi, Juli 2010

(6)

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sabang pada tanggal 17 Agustus 1989. Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara, pasangan Bapak Muhammad Salikun (Alm) dan Ibu Maria Endang Hermiyati.

Penulis memulai pendidikan formalnya di Sekolah Dasar Negeri 060958 Belawan, selesai pada tahun 2001. Kemudian penulis melanjutkan ke jenjang sekolah menengah pertama di SMP Negeri 5 Medan, selesai pada tahun 2004. Penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 3 Medan, selesai pada tahun 2007. Pada Oktober 2007, penulis melanjutkan pendidikan di tingkat perguruan tinggi pada program Diploma III Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi, Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan. Selama jenjang perguruan tinggi penulis memperoleh beasiswa dari PT. Cisadane Sawit Raya.

Selama menjadi mahasiswa di Politeknik Citra Widya Edukasi, penulis aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa Politeknik Citra Widya Edukasi sebagai anggota departemen PPSDM periode 2008-2009 dan sebagai ketua departemen PPSDM periode 2009-2010. Penulis juga aktif di dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Politeknik Citra Widya Edukasi antara lain, Radyakspal (Citra Widya Kelapa Sawit Pencinta Alam) dan Widya English Club.

(7)

iv

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

RIWAYAT HIDUP ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Tujuan... 2

1.3. Manfaat ... 3

II. KONDISI UMUM LOKASI ... 4

2.1. Profil Perusahaan... 4

2.2. Operasional Perusahaan... 5

2.3. Letak Administratid dan Geografis ... 6

2.4. Iklim dan Topografi... 7

2.5. Struktur Organisasi ... 8

III. METODOLOGI ... 11

3.1. Waktu dan Tempat... 11

3.2. Alat dan Bahan ... 11

3.3. Metode Praktik Kerja Lapangan... 12

IV. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN ... 14

4.1. Pabrik Minyak Kelapa Sawit... 14

4.2. Penerimaan Buah... 15

4.3. Stasiun Perebusan Buah ... 21

(8)

v

4.5. Stasiun Pencacahan dan Pengempaan ... 31

4.6. Stasiun Pemurnian ... 36

4.7. Stasiun Pengolahan Biji dan Inti ... 47

4.8. Boiler ... 57

4.9. Power House... 63

4.10. Pengolahan Air ... 69

4.11. Laboratorium ... 83

4.12. Workshop... 100

V. ANALISA KESESUAIAN DIMENSI LIGHT TENERA DRY SEPARATOR (LTDS) TERHADAP KAPASITAS ALIRAN ANGIN YANG DIHASILKAN OLEH BLOWER (STUDI KASUS DI PT. CISADANE SAWIT RAYA ... 110

5.1. Pendahuluan ... 110

5.2. Persamaan Kontinuitas ... 110

5.3. Hasil dan Pembahasan ... 111

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 116

6.1. Kesimpulan ... 116

6.2. Saran ... 117

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(9)

vi

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1. Jadwal Praktik Kerja Lapangan ... 13

2. Kriteria Kualitas Buah PMKS Negeri Lama, PT. CSR ... 18

3. Program Perebusan (Steam cycle) PMKS Negeri Lama, PT. CSR... 26

4. Spesifikasi Diesel Generator PMKS Negeri Lama ... 66

5. Perawatan Diesel Generator Set... 67

6. Hasil Jar Test Dalam Aplikasi Skala Laboratorium... 75

7. Parameter Kualitas Air Boiler... 77

8. Standar Oil Losses ... 94

9. Standar Kernel Losses... 99

10. Standar Kualitas Air PMKS Negeri Lama... 100

11. Perawatan Elektrikal PMKS Negeri Lama ... 108

12. Kecepatan Angkat Material ... 110

13. Perbandingan Lifting Velocity Teori dengan Lifting Velocity LTDS PT. CSR ... 114

14. Analisa Kadar Kotoran Dry Kernel PT. CSR ... 114

15. Kesesuaian Dimensi LTDS dengan Kapasitas Aliran Angin yang Dihasilkan oleh Blower pada PT. CSR... 115

(10)

vii

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Peta Batas Wilayah Kebun Negeri Lama, PT. CSR ... 9

2. Struktur Organisasi PMKS Negeri Lama, PT. CSR ... 10

3. Peta Lokasi PMKS Negeri Lama, PT. CSR... 11

4. Diagram Proses Pengolahan Pabrik Minyak Kelapa Sawit ... 14

5. Sembilan Titik Pemeriksaan Jembatan Timbang... 16

6. Diagram Proses Penimbangan ... 17

7. Loading Ramp ... 19

8. Diagram Stasiun Loading Ramp ... 20

9. Lori (kiri atas), Transfer Carriage (kiri bawah), dan Capstan (kanan)... 21

10. Sterilizer ... 23

11. Diagram Proses Perebusan... 24

12. Stasiun Penebahan ... 28

13. Tippler... 29

14. Incenerator... 30

15. Diagram Proses Penebahan... 31

16. Digester... 33

17. Diagram Proses Pencacahan dan Pengempaan ... 36

18. Filtrasi Menggunakan Vibrating Screen ... 39

19. Purifier ... 41

20. Vacuum Drier... 42

21. Diagram Proses Stasiun Pemurnian ... 46

22. Separating Column (kiri) dan Polishing Drum (kanan) ... 47

23. Nut Hopper (kiri) dan Ripple mill (kanan)... 51

24. Clay bath ... 54

25. Kernel Silo ... 55

26. Diagram Proses Pengolahan Biji dan Inti ... 56

(11)

viii

28. Stasiun Pengolahan Air... 70

29. Pemipaan pada sand filter ... 73

30. Kation Exchanger dan Tangki Zat Kimia H2SO4 (kiri), Anion Exchanger dan Tangki Zat Kimia NaOH (kanan) ... 80

31. Titik Pengambilan Sampel ... 84

32. Set Destilasi ... 85

33. Sistem Pada LTDS ... 112

(12)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman

1. Jadwal Preventive Maintenance PMKS Negeri Lama, PT. CSR ... 119 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Praktik Kerja Lapangan ... 122 3. Jurnal Kegiatan Mahasiswa Praktik Kerja Lapangan ... 123

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Praktik kerja lapangan merupakan kegiatan belajar yang dilakukan oleh mahasiswa tingkat akhir (semester VI) Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi di perusahaan atau instansi yang terkait dengan program studi. Oleh karena itu, khususnya untuk Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan, mahasiswa melakukan praktik kerja lapangan di salah satu pabrik minyak kelapa sawit yang tersebar di Indonesia. Praktik kerja lapangan adalah implementasi yang dilakukan oleh mahasiswa dari teori yang telah diperoleh selama duduk di bangku kuliah. Oleh karena itu, praktik kerja lapangan dapat membuat mahasiswa mengamati dan menganalisa efisiensi, performa, konsep desain, dan kualitas proses pengolahan hingga perkembangan teknologi pada pabrik minyak kelapa sawit.

Perkembangan industri perkebunan kelapa sawit saat ini selalu sejalan dengan pembangunan pabrik minyak kelapa sawit. Hal ini desebabkan karena pengolahan tandan buah kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit dan inti sawit harus melalui proses yang diberikan perlakuan fisika dan mekanik. Oleh karena itu, saat ini pengembangan teknologi sering dilakukan untuk mendukung pengolahan tandan buah kelapa sawit.

Konsep desain mesin merupakan dasar pengembangan teknologi industri perkelapasawitan. Oleh karena itu, konsep desain mesin yang digunakan dibuat berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan secara teliti untuk meningkatkan performa mesin dan dapat mengurangi tingkat kesalahan mesin. Desain mesin yang dibuat diharapkan dapat mencapai kualitas proses pengolahan.

Sistem pemisahan kering menggunakan hisapan angin oleh blower merupakan dasar dari sebuah konsep pada sistem pemisahan antara kernel dan cangkang (LTDS-Light Tenera Dry Separator). LTDS merupakan sebuah sistem dengan konsep pemanfaatan hisapan angin untuk mengangkut material yang lebih

(14)

2

ringan (cangkang dan fiber) dan terpisah dengan material yang lebih berat (inti sawit).

Akibat adanya berbedaan penampang antara kolom pada sistem maka terjadi perbedaan kecepatan aliran angin pada masing-masing kolom. Kecepatan aliran angin yang melewati kolom dimanfaatkan untuk memisahkan cangkang dari

kernel dengan menyesuaikan kecepatan aliran angin terhadap lifting velocity

material yang akan dipisahkan. Oleh karena itu, dimensi kolom pada LTDS yang digunakan harus sesuai untuk mendukung daya hisap blower untuk mengangkat material.

Atas dasar pemikiran tersebut, diperlukan kajian konsep kesesuaian antara dimensi LTDS yang digunakan dengan kapasitas aliran angin yang dihasilkan oleh blower dalam pemisahan antara kernel dan cangkang.

1.2.Tujuan

1.2.1. Tujuan Umum

Tujuan umum pelaksanaan praktik kerja lapangan adalah:

a. Mendapatkan pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja yang

sesungguhnya.

b. Membandingkan dan menerapkan pengetahuan akademis yang telah didapat dan memberikan kontribusi pengetahuan pada instansi, secara jelas dan konsisten.

c. Untuk lebih dapat memahami konsep-konsep non-akademis dan non-teknis di dunia kerja nyata.

1.2.2. Tujuan Khusus

Tujuan analisa kesesuaian antara dimensi LTDS dengan kapasitas aliran angin yang dihasilkan oleh blower adalah:

a. Mengkaji konsep dimensi LTDS yang sesuai berdasarkan kapasitas aliran angin yang dihasilkan oleh blower.

b. Menganalisa kesesuaian antara dimensi LTDS dengan kapasitas angin yang dihasilkan blower pada PT. Cisadane Sawit Raya.

(15)

3

1.3.Manfaat

Praktikum kerja lapangan memberikan manfaat bagi mahasiswa, dalam mengetahui dan memahami semua kegiatan operasional di pabrik kelapa sawit. Pemahaman dan pengetahuan yang didapat dimulai dari operasional proses, perawatan, sampai dengan kontrol kualitas. Hal paling mendasar yang dapat diketahui mahasiswa adalah konsep mesin yang digunakan yang mempengaruhi operasional kerja mesin untuk menunjang pencapaian keberhasilan operasional proses pengolahan.

(16)

4

BAB II

KONDISI UMUM LOKASI

2.1. Profil Perusahaan

PT. Cisadane Sawit Raya adalah perusahaan keluarga yang memiliki kantor pusat di kawasan CBD Pluit – Jakarta. Pada awalnya PT. Cisadane Sawit Raya dimiliki oleh dua orang pemegang saham atas nama Ibu Johana dan Bapak Rudi Suhenda. Pada masa sekarang PT. Cisadane Sawit Raya telah dimiliki oleh tiga orang pemegang saham atas nama Bapak Seman Suhenda, Bapak Erwin Kurniawan, dan Bapak Gita Sapta Adi.

PT. Cisadane Sawit Raya ini bermula dari pembuatan pabrik pada tahun 1986-1987 yang terletak di Aek Nauli Lingga Tiga, Bilah Hulu, Rantau Prapat dengan kapasitas olah pabrik 30 ton per jam. Pabrik ini mendapat supply buah dari

supplier luar karena pada saat itu perusahaan belum mempunyai perkebunan

sawit. Pada tahun 1989 mulai dibuka kebun di Negeri Lama dengan HGU 14.000 Ha. Namun karena telah banyak lahan yang digarap oleh masyarakat, dan perusahaan-perusahaan perkebunan lain yang berada di sekitar lahan milik PT. Cisadane Sawit Raya, akhirnya lahan yang tertinggal sekitar 7.780 Ha.

Karena lokasi kebun dan pabrik yang berjauhan dan kondisi pabrik di Sigambal sudah tidak memadai, maka pada Februari 2007 telah mulai beroperasi PMKS Negeri Lama yang terletak di dalam areal Kebun Negeri Lama, PT. Cisadane Sawit Raya dengan kapasitas olah pabrik 60 ton per jam. PMKS Negeri Lama mendapat supply buah dari supplier buah masyarakat dan Kebun Negeri Lama, PT. Cisadane Sawit Raya.

Seiring dengan perkembangan industri perkelapasawitan dan maraknya ekspansi lahan yang dilakukan oleh beberapa perusahaan, PT. Cisadane Sawit Raya memulai pengembangan lahan perkebunan kelapa sawit dengan membuka PT. Samukti Karya Lestari di daerah Batang Toru, Padang Sidempuan, Sumatera Utara. PT. Samukti Karya Lestari memiliki HGU 10.400 ha, dengan lahan yang telah terbuka saat ini adalah 2500 ha dan yang tertanam sekitar 800 ha. Program

(17)

5

pembangunan pabrik baru akan dilaksanakan pada tahun 2011 yang berlokasi di Padang Sidempuan untuk menampung produksi kebun PT. Samukti Karya Lestari.

2.2. Operasional Perusahaan

A. Perkebunan

1. Kebun Negeri Lama, PT Cisadane Sawit Raya

Kebun Negeri Lama adalah kebun yang pertama kali dimiliki oleh PT. Cisadane Sawit Raya dengan HGU 14.000 ha. Akan tetapi, karena penggarapan lahan yang tergolong lambat, masyarakat dan beberapa perusahaan yang berada disekitar kebun, telah lebih dahulu menggarap lahan yang seharusnya dimiliki oleh PT. Cisadane Sawit Raya. Sehingga pada tahun 1989, lahan yang tersisa untuk dikembangkan adalah sebesar 7.780 ha.

Kebun dengan luasan lahan 7.780 ha, saat ini dibagi menjadi 3 (tiga) areal kebun, yaitu Kebun Sei Tampang I (ST I), Kebun Sei Tampang II (ST II), dan Kebun Sei Siarti (SS). Masing masing kebun di koordinasi oleh satu orang estate manager. Kebun Negeri Lama memiliki total 10 (sepuluh) divisi (afdelling) kebun yang masing-masing divisi memiliki luasan ± 778 ha dan dikepalai oleh satu orang asisten divisi.

2. Kebun Batang Toru, PT. Samukti Karya Lestari

Kebun Batang Toru, PT. Samukti Karya Lestari adalah program pengembangan perusahaan yang dilaksanakan oleh PT. Cisadane Sawit Raya. Kebun ini berlokasi di Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan. Kebun Batang Toru, memiliki HGU 10.400 ha yang saat ini sedang dilakukan pembukaan lahan. Lahan yang telah berhasil dibuka saat ini adalah ± 2500 ha dengan areal yang tertanam adalah ± 800 ha.

B. Pabrik Minyak Kelapa Sawit

Pabrik minyak kelapa sawit yang dimiliki PT. Cisadane Sawit Raya saat ini adalah PMKS Negeri Lama yang berlokasi di Panai Tengah, Kabupaten Labuhan Batu. Pabrik ini memiliki kapasitas oleh 60 ton per jam yang dikoordinasi oleh

(18)

6

satu orang senior mill manager. Supply buah didapat dari Kebun Negeri Lama, PT. Cisadane Sawit Raya dan supplier buah masyarakat yang berada disekitar areal perusahaan.

Produk utama yang dihasilkan PMKS Negeri Lama adalah minyak sawit mentah (CPO) dan inti sawit (PK). Meskipun demikian, produk sampingan seperti cangkang dan serat juga menjadi komoditi yang dijual selain juga digunakan sebagai bahan bakar boiler.

2.3. Letak Administratif dan Geografis

Propinsi Sumatera Utara adalah propinsi yang terletak pada 1°LU–4°LU dan 98°BT–100°BT. Propinsi Sumatera Utara berbatasan dengan Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada bagian Utara, Propinsi Riau dan Propinsi Sumatera Barat di sebelah Selatan, Samudera Hindia di sebelah Barat, dan Selat Malaka di sebelah Timur. Propinsi Sumatera Utara terletak pada jalur strategis pelayaran internasional Selat Malaka yang dekat dengan Malaysia, Singapura, dan Thailand.

PT. Cisadane Sawit Raya terletak di Kabupaten Labuhan Batu dengan ibu kota Kabupaten Rantau Prapat. Kabupaten ini terletak di wilayah timur Propinsi Sumatera Utara. Dengan kondisi lahan berupa dataran rentah yang memiliki permukaan relatif datar, wilayah ini menjadi pusat pengembangan industri perkebunan. Hal ini dapat dilihat dari 58% wilayahnya dimanfaatkan sebagai lahan pertanian, dan didominasi oleh subsektor perkebunan.

Perkebunan sendiri menyita lahan 424.180 ha atau 46% luas wilayah Kabupaten Labuhan Batu. Hasil utama dari perkebunan adalah kelapa sawit dan karet. Kelapa sawit, misalnya pada tahun 2000 dapat memproduksi 4,3 juta ton dari lahan seluas 292.649 ha. Dari lahan seluas 118.779 ha kebun karet, pada tahun 2000 dapat diproduksi 109,3 ribu ton karet. Sebagian besar industri di kabupaten ini merupakan industri pengolahan hasil pertanian, khususnya perkebunan. Produk yang dihasilkan dari sekitar 39 industri besar dan sedang, 77% berupa minyak sawit mentah dan inti sawit yang menggunakan bahan baku kelapa sawit.

Pada mulanya luas kabupaten ini adalah 16.490 km², sedangkan jumlah penduduknya sebanyak 1.431.605 jiwa pada tahun 2007. Sejak 24 Juni 2008

(19)

7

karena dilakukan pemekaran membentuk Kabupaten Labuhan Batu Selatan dan Kabupaten Labuhan Batu Utara, maka luas kabupaten Labuhan Batu menjadi 9.323 km² dan penduduknya sebanyak 857.692 jiwa pada tahun 2007. Jumlah kecamatan di Kabupaten ini menjadi 9 kecamatan, yang meliputi Kecamatan Bilah Barat, Bilah Hilir, Bilah Hulu, Panai Hilir, Panai Hulu, Panai Tengah, Pangkatan, Rantau Selatan, dan Rantau Utara

Untuk mencapai lokasi praktik kerja lapangan, dari Kota Medan dapat menggunakan kereta api menuju Kota Rantau Prapat dengan waktu tempuh sekitar 6 jam. Kemudian perjalanan dilanjutkan lagi melalui jalur darat menuju Kelurahan Negeri Lama, Kecamatan Bilah Hilir dengan waktu tempuh sekitar 2 jam. Dari Kelurahan Negeri Lama, lokasi praktik kerja lapangan berada sekitar 30 km ke arah timur menuju Kelurahan Sei Siarti.

Secara administratif lokasi PMKS Negeri Lama, PT. Cisadane Sawit Raya termasuk dalam wilayah Kelurahan Sei Siarti, Kecamatan Panai Tengah, Kabupaten Labuhan Batu, Propinsi Sumatera Utara. PT. Cisadane Sawit Raya memiliki batas-batas areal sebagai berikut:

Timur : berbatasan dengan desa Sei Tampang. Barat : berbatasan dengan desa Tanjung Medan. Utara : berbatasan dengan PTPN VI (Ajamu).

Selatan : berbatasan dengan desa Sei Siarti dan Selat Beting. Tenggara : berbatasan dengan desa Meranti Pahan.

Untuk lebih jelasnya mengenai batas-batas PT. Cisadane Sawit Raya, dapat dilihat pada Gambar 1.

2.4.Iklim dan Topografi

PT. Cisadane Sawit Raya terletak di wilayah Timur Propinsi Sumatera Utara yang memiliki keadaan relatif datar, dengan 60% lahan rawa gambut sedang (± 50 cm) dan 40% lahan mineral. Wilayah Timur Propinsi Sumatera Utara merupakan wilayah dataran rendah seluas 24.921,99 km2 atau 34,77% dari luas Propinsi Sumatera Utara.

Iklim pada wilayah ini termasuk iklim tropis yang dipengaruhi oleh angin passat dan angin musson. Kelembaban udara rata-rata 78% - 91%. Curah hujan

(20)

8

800 – 4000 mm/tahun dan penyinaran matahari 43%. Banjir sering melanda wilayah ini, akibat berkurangnya pelestarian hutan, erosi dan pendangkalan sungai. Pada musim kemarau terjadi pula kekurangan persediaan air disebabkan kondisi hutan yang kritis.

2.5.Struktur Organisasi

Dalam usaha perkebunan kelapa sawit tentunya sangatlah penting adanya suatu organisasi. Karena dengan adanya organisasi maka tugas dan fungsi masing-masing jabatan diharapkan dapat dilaksanakan sesuai dengan apa yang diharapkan. Struktur organisasi sebagai media dimana terdapatnya batasan-batasan tugas untuk masing-masing pemegang jabatan. Adapun struktur organisasi PMKS Negeri Lama, PT. Cisadane Sawit Raya sebagaimana tercantum dalam Gambar 2.

(21)

9

Gambar 1. Peta Batas Wilayah Kebun Negeri Lama. PT. Cisadane Sawit Raya

PTPN IV (Ajamu)

PT. Daya Labuhan Indah

Desa Sai Tampang

(22)

10 Gambar 2. Struktur Or ga nisasi PMKS Neg eri L a ma, PT. Ci sadane Sawit Ra y a Senio r M ill M a nag e r K e p a la Ta ta Us a h a Asisten K e p a la Asisten S o rtasi Asisten Q u ality Con trol Asisten Listri k Asisten Me k a n ik K oord in a to r Asist en P r os es da n Ge ne ral M a ndo r Q C Ope r at or Pr o se s A Ad m in istr a si In v e n tory Pe r son a lia Asisten Pro se s B M a ndo r Pr o se s A M a ndo r So r ta si M a ndo r Listri k M a ndo r Me k a n ik Ope r at or Pr o se s B Ka r y a w a n QC Ka r y a w a n So r ta si T e kni si Listri k T e kni si M e ka n ik Asisten Pro se s A M a ndo r Pr o se s B

(23)

11

BAB III METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat

Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan pada masa perkuliahan semester akhir (semester VI) selama 4 bulan yaitu terhitung mulai dari tanggal 8 Februari 2010 s/d 27 Mei 2010 dan berlokasi di PMKS Negeri Lama, PT. Cisadane Sawit Raya. Adapun PMKS Negeri Lama berada di Kelurahan Sei Siarti, Kecamatan Panai Tengah, Kabupaten Labuhan Batu, Propinsi Sumatera Utara. Berikut ini adalah peta lokasi PKL (Gambar 3).

Gambar 3. Peta Lokasi PMKS Negeri Lama, PT. Cisadane Sawit Raya

3.2.Alat dan bahan

Selama proses Praktik Kerja Lapangan berlangsung dalam menganalisa serta menginterprestasikan data yang didapat penulis menggunakan beberapa alat dan bahan diantaranya:

(24)

12

a. Mesin – mesin pengolah tandan buah segar kelapa sawit. b. Alat – alat laboratorium.

c. Alat – alat bengkel mekanik dan listrik. d. Laptop, unit printer, dan alat tulis menulis. e. Bahan kimia pendukung pengolahan. f. Bahan kimia laboratorium.

3.3. Metode Praktik Kerja Lapangan

Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan guna menganalisa suatu masalah, maka diperlukan metode-metode tertentu agar mendapatkan data – data yang aktual serta objektif. Dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini digunakan beberapa metode yaitu:

a. Metode Literatur

Metode Literatur merupakan metode pengumpulan data-data berdasarkan data-data tertulis berupa buku-buku yang berhubungan dengan perusahaan, contoh-contoh laporan, lanko pekerjaan di lapangan dan lain sebagainya.

b. Metode Wawancara

Metode wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab langsung dengan narasumber untuk mendapatkan data yang akurat.

c. Metode Observasi

Metode observasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung kondisi lapangan. Pengamatan dilakukan selama penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan yang disesuaikan dengan jadwal yang telah disusun oleh pembimbing lapangan (Tabel 1) . Kegiatan praktik kerja dilakukan penulis dengan mengikuti shift kerja yang diberlakukan di PMKS Negeri Lama. Shift I bekerja pada pukul 07.00 wib – 16.00 wib, sedangkan shift II pada pukul 16.00 wib – selesai proses pengolahan. Selama mengikuti jam kerja yang diberlakukan, penulis mendapat waktu istirahat selama satu jam untuk masing – masing shift. Shift I memiliki jam istirahat pada pukul 12.00 wib – 13.00 wib, sedangkan shift II beristirahat pada pukul 18.00 wib – 19.00 wib.

(25)

13

Tabel 1. Jadwal Pratik Kerja Lapangan

No. Stasiun / Unit Tanggal Pelaksanaan

1. Weight Bridge 8 – 9 Februari 20010

2. Loading Ramp 10 – 13 Februari 2010

3. Sterilizer 15 – 20 Februari 2010

4. Threshing 22 – 26 Februari 2010

5. Press dan Digester 27 Februari – 6 Maret 2010

6. Klarifikasi 8 – 13 Maret 2010

7. Engine Room 15 – 20 Maret 2010

8. Boiler 22 – 27 Maret 2010

9. Final Effluent dan LA 29 Maret – 3 April 2010

10. Nut dan Kernel 5 – 10 April 2010

11. Workshop 12 – 17 April 2010

12. Procurement dan Inventory 19 – 24 April 2010

13. Water Treatment Plant 26 April – 1 Mei 2010

14. Management Budgeting 3 – 8 Mei 2010

15. Despact 10 – 12 Mei 2010

16. Kantor Mill 14 – 20 Mei 2010

17. Laboratorium 21 – 26 Mei 2010

(26)

14

BAB IV

HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN

4.1.Pabrik Minyak Kelapa Sawit

Dalam mengolah tandan buah kelapa sawit untuk mendapatkan minyak dan inti sawit harus diberikan perlakuan fisika dan mekanik. Hal ini disebabkan karena minyak dan inti sawit dapat mengalami perubahan secara kimia dan fisika selama minyak berada dalam tandan dan pengolahan. Oleh sebab itu, pengembangan perkebunan kelapa sawit selalu disertai dengan pembangunan pabrik kelapa sawit.

Gambar 4. Diagram Proses Pengolahan Pabrik Minyak Kelapa Sawit Pengolahan tandan buah kelapa sawit menjadi minyak dan inti sawit dilakukan melalui proses pengolahan yang berkesinambungan antara masing-masing tahap. Tahapan yang dilalui adalah tahapan yang dibagi dalam stasiun-stasiun pengolahan. Stasiun pengolahan pada PMKS Negeri Lama dibagi menjadi dua stasiun besar yaitu stasiun utama dan stasiun pendukung.

(27)

15

Stasiun utama adalah stasiun proses pengolahan tandan buah kelapa sawit yang meliputi stasiun penerimaan buah, stasiun perebusan buah, stasiun penebahan, stasiun pengolahan biji dan inti, dan stasiun pemurnian. Sedangkan stasiun pendukung terdiri dari stasiun pembangkit tenaga, stasiun pengolahan air, bengkel mekanik dan listrik, dan laboratorium.

4.2. Penerimaan Buah 4.2.1. Penimbangan Buah

Penimbangan tandan buah segar yang diterima oleh PMKS adalah rangkaian awal dari proses penerimaan buah. Selain penimbangan tandan buah segar, unit penimbangan juga menimbang komoditi pengiriman seperti CPO dan Kernel yang dijual kepada customer.

Tujuan dari unit penimbangan adalah:

1. Penimbangan yang akurat untuk komoditi yang diterima dan dikirim oleh PMKS.

2. Penerimaan tandan buah segar dari kebun dengan waktu tunggu minimal. 3. Sistem keluar masuk kendaraan yang lancar.

Unit timbangan yang dimiliki oleh PMKS Negeri Lama, PT. Cisadane Sawit Raya adalah dua unit timbangan Merek. Nomor : WE. WE-9000 No. NWJ/1078 dengan kapasitas masing – masing adalah 60000 Kg dan memiliki skala pembebanan 10 Kg. Dua unit timbangan tersebut masing – masing adalah:

1. Timbangan 1: Timbangan untuk komoditi yang diterima oleh PMKS seperti tandan buah segar, brondolan, dan kalsium karbonat.

2. Timbangan 2: Timbangan untuk komoditi yang dikirim oleh PMKS seperti CPO, kernel, abu janjang, air, fiber, dan cangkang.

Komponen unit timbangan yang dimiliki oleh PMKS Negeri Lama, antara lain:

1. Plat Form :Plat form berukuran 15 m x 3 m digunakan sebagai landasan kendaraan saat proses penimbangan dilakukan.

2. Loadcell :Enam unit loadcell diletakkan di bawah platform sebagai sensor beban kendaraan.

(28)

16

3. Unit komputer :Unit komputer lengkap dengan program penimbangan

yang telah dibuat untuk mengolah data penimbangan kendaraan.

4. Weighing indicator :Indikator pembaca beban yang diterima oleh loadcell, terkoneksi dengan perangkat unit komputer.

Prinsip kerja jembatan timbang adalah dengan memposisikan kendaraan tepat di atas plat form jembatan timbang dan berada di tengah. Beban pada kendaraan akan memberi gaya tekan ke bawah. Gaya tekan kendaraan akan menggerakkan load cell yang akan mengirim sinyal/gelombang elektromagnetik dan di transfer menuju weighging indikator. Gelombang elektromagnetik akan diubah oleh weighing indicator menjadi angka berupa nominal beban dari kendaraan yang sedang ditimbang. Angka ini akan diolah oleh program yang telah dipasang pada unit komputer. Data timbangan akan tersimpan di dalam data base komputer.

Pemeriksaan unit timbangan dilakukan untuk menjaga akurasi dari timbangan yang digunakan. Pemeriksaan unit timbangan dilakukan satu kali dalam seminggu, sesuai dengan prosedur sebagai berikut:

1. Siapkan objek yang akan ditimbang (wheel loader W180)

2. Lakukan penimbangan terhadap beban wheel loader pada sembilan titik penimbangan, seperti pada gambar 5

Gambar 5. Sembilan titik pemeriksaan jembatan timbang a kg g kg f kg e kg h kg b kg d kg i kg c kg

(29)

17

Gambar 6. Diagram Penimbangan Kendaraan

tiba di PMKS

Pemeriksaan dokumen dan pencatatan nomor kendaraan masuk oleh

security

Izin masuk kendaraan menuju unit timbangan

Penimbangan kendaraan (berat kotor) Pembongkaran muatan kendaraan Penimbangan kendaraan (berat tarra)

Pemeriksaan dokumen dan pencatatan nomor kendaraan keluar oleh

security Izin keluar kendaraan dari PMKS Dokumen: SP/DO/SJ diberi stempel security. Petugas penimbangan memasukkan data kendaraan dan mencetak tiket timbang

Petugas penimbangan memasukkan data pembongkaran,

mencetak kartu timbang keluar, distempel dan ditanda tangani petugas penimbangan dan supir kendaraan

Dokumen: kartu timbang keluar

(30)

18

3. Hasil penimbangan dicatat, bila penimbangan pada tiap titik sama, maka unit timbangan dalam keadaan bagus.

4. Bila terjadi perbedaan pada tiap titik penimbangan – perbedaan signifikan – kalibrasi akan diulang oleh badan metrologi dari departemen perindustrian dan perdagangan.

5. Berita acara pemeriksaan dibuat oleh petugas timbangan dan kerani teknik atas nama asisten listrik, diperiksa oleh asisten kepala dan kepala tata usaha, dan disetujui oleh senior mill manajer.

4.2.2. Sortasi Buah

Tandan buah segar yang telah diterima akan dibongkar dan ditampung di areal loading ramp. Pembongkaran dilakukan di lantai loading ramp berukuran 39,6 m x 7,4 m. Saat dilakukan pembongkaran, akan dilakukan proses grading atau sortasi buah yang diterima. Buah yang diterima harus memenuhi kriteria kualitas yang ditetapkan oleh PMKS (Tabel 2).

Tabel 2. Kriteria kualitas buah PMKS Negeri Lama PT. CSR

Kriteria buah Standard (%)

Buah mentah 0

Buah kurang matang Maksimal 3

Buah matang Minimal 85

Buah teralu matang Maksimal 7

Janjang kosong Maksimal 2

Total buah normal 97

Partenocarpi 2

Hard bunch 1

Total buah abnormal 3

Grand total 100

Brondolan lepas 9-12

(Sumber: Sortasi PMKS Negeri Lama PT. Cisadane Sawit Raya)

Tujuan dari sortasi buah adalah untuk mendapatkan kualitas bahan baku (buah) yang baik. Karena dari bahan baku dengan mutu yang baik akan didapat produk dengan mutu yang baik pula. Sistem sortasi buah yang diterima dilakukan

(31)

19

pada semua kendaraan buah supplier. Kriteria buah yang diterima untuk buah

supplier adalah buah masak dengan berat lebih dari 3 kg. karena komoditi buah supplier lebih banyak buah jenis dura, maka dilakukan pemotongan untuk buah

dura sekitar 3-4 % dari buah yang diterima. Buah yang dipulangkan adalah buah mentah dan abnormal.

Kendaraan buah kebun inti hanya dilakukan sortasi pada satu kendaraan secara acak untuk masing – masing divisi. Buah akan dijatuhkan di lantai loading

ramp. Petugas sortasi akan mengelompokan buah sesuai dengan kriteria buah

pada tabel 1. Buah dianggap matang bila memiliki nilai minimal brondolan yang terlepas adalah 5 brondolan. Hasil dari sortasi buah kebun akan dilaporkan kepada pihak kebun untuk perbaikan dan menjaga kualitas buah yang dihasilkan oleh kebun inti.

4.2.3. Loading ramp

Buah yang diterima oleh PMKS akan ditampung di lantai apron loading

ramp (39,6 m x 6,6 m). Lantai apron terbuat dari plat ‘T’ agar kotoran dan tanah

yang terbawa saat menaikkan buah ke dalam kendaraan bisa terjatuh ke bawah lantai. PMKS Negeri Lama memiliki dua unit loading ramp dengan setiap unitnya memiliki dua belas pintu hidrolik yang dilengkapi satu unit perangkat hidrolik

pump C/W reservoir oil kapasitas 40 liter. Unit loading ramp A adalah untuk buah

dari supplier, sedangkan unit loading ramp B adalah untuk buah kebun inti PT. Cisadane Sawit Raya.

(32)

20

Lori diisi dan dipindahkan ke areal rebusan sebelum pengisian rebusan. Volume pengisian lori disesuai dengan kapasitas lori. Brondolan dan TBS yang terjatuh di areal rail track dimasukkan ke dalam lori. Perhatikan kondisi alat agar tidak membahayakan pekerja. Lori berisi TBS luar dan kebun inti dipisahkan sesuai dengan rebusan yang akan digunakan untuk mendapatkan rendemen yang optimal.

A. Lori (cages)

Lori digunakan untuk memuat buah yang akan direbus. Tujuh puluh delapan unit lori yang dimiliki PMKS Negeri Lama memiliki kapasitas 5 ton per lori dengan ukuran panjang 2800 mm dan lebar 1694 mm. Desain lori dilengkapi dengan lubang-lubang deaerasi berdiameter 12 mm di bagian bawah lori, dengan jarak antar lubang 70 mm. Lori dilengkapi dengan roda terbuat dari material cast

steel 0,3% karbon dengan bushing dan shaft roda yang memiliki panjang 1150 ± 2

mm bermaterial S55C/AISI/055/BS06A55. LORI KOSONG ISI LORI MOTOR HYDROLIK SUDAH PENUH ? PINDAHKAN LORI DG TRASFER CARIAGE SUSUN 6 LORI DALAM SATU JALUR SELESAI STOP TIDAK YA DINYALAKAN

(33)

21 B. Capstan

Enam unit capstan yang dilengkapi dengan wire rope digunakan untuk menarik lori. Capstan digerakan menggunakan motor tipe reverse power.

C. Transfer carriage

Dua unit transfer carriage digunakan untuk memindahkan lori yang telah diisi menuju areal rail track sterilizer. Satu unit tansfer carriage dengan panjang 10300 mm dapat menampung tiga unit lori berisi buah (15 ton).

D. Rail track

Rail track adalah susunan rel yang digunakan sebagai landasan gerak lori.

Enam jalur rail track yang dimiliki PMKS Negeri Lama terbagi menjadi dua jalur

rail track lori kosong dan empat jalur rail track lori berisi buah menuju rebusan.

Gambar 9. Lori (kiri atas), Transfer Carriage (kiri bawah), dan Capstan (kanan)

4.3. Stasiun Perebusan Buah

Perebusan buah adalah proses perebusan tandan buah segar menggunakan panas dari uap bertekanan tinggi menggunakan sterilizer. Sterilizer merupakan bejana bertekanan berbentuk silinder yang digunakan untuk merebus tandan buah segar. Tujuan dari perebusan buah adalah:

1. Me-non-aktifkan enzim lipase yang dapat menaikkan ALB (Asam lemak bebas).

(34)

22

3. Melunakkan berondolan sehingga mempermudah pemisahan/pelepasan antara daging buah dan nut.

4. Mengkondisikan daging buah sehingga sel minyak dapat dengan mudah untuk diekstraksi dan dimurnikan.

5. Mengurangi kadar air pada nut sehingga mempermudah pemecahan nut dan pemisahan inti dengan cangkang.

PMKS Negeri Lama memiliki empat unit sterilizer berdimensi panjang 21000 mm dan diameter 2700 mm berkapasitas enam unit lori atau setara dengan tiga puluh ton tandan buah segar untuk masing-masing unit. Unit sterilizer bekerja menggunakan uap panas dengan tekanan maksimum 350 kPa atau 3,5 bar.

Tekanan uap panas yang digunakan untuk proses perebusan di-supply secara bertahap hingga tiga kali puncak tekanan (triple peak). Pada akhir dari tiap puncak akan terjadi proses deaerasi, pembuangan air kondensat yang terbentuk di dalam sterilizer. Jika permukaan air kondensat mencapai buah di dalam lori, minyak akan ikut terhanyut keluar. Hal ini akan meningkatkan oil losses produksi. Ketika air kondensat bersinggungan dengan buah hal ini juga akan mempercepat kenaikan kandungan asam lemak bebas. Kondensat akan menyebabkan bahan-bahan logam pada sterilizer terkorosi. Kondensat juga mempengaruhi cepatnya penurunan temperature steam pada tabung sterilizer.

4.3.1. Komponen unit rebusan

1. Steam inlet valve : kerangan steam masuk menuju sterilizer. 2. Exhaust steam valve : kerangan steam keluar dari sterilizer.

3. Condensat valve : kerangan pembuangn deaerasi dan kondensat yang terbentuk di dalam sterilizer.

4. Orifice plate (steam spreader)

: plat penyebar steam, agar steam yang masuk ke dalam sterilizer merata.

5. Liner plate : plat pelindung dinding sterilizer.

6. Safety valve : kerangan pembuang steam dari dalam sterilizer bila tekanan di dalam sterilizer melebihi batas tekanan kerja yang seharusnya digunakan.

7. Pressure gauge : manometer penunjuk tekanan di dalam sterilizer. 8. Recorder chart : grafik pencatat tekanan kerja sterilizer.

(35)

23

9. Blowdon chamber : cerobong uap dan kondensat dari condensate

outlet.

10. Exhaust chimney : cerobong uap dari exhaust outlet.

11. Strainer : saringan kotoran pada lubang kondensat.

12. Limit door switch : sensor pengaman pintu. 13. Safety blade device : plat penahan pengunci pintu.

14. Hand steam valve : kerangan steam di pintu sterilizer sebagai

indikator kondisi tekanan dalam sterilizer telah kosong sebelum operator membuka pintu sterilizer. 15. Saddle

a. Fix saddle : dudukan sterilizer yang tetap (tidak bergerak)

sebagai tumpuan dan penahan beban sterilizer.

b. Sliding saddle : dudukan sterilizer berupa roller yang dapat

bergerak untuk mengatasi reformasi sterilizer terhadap pemuaian akibat panas uap yang berada di dalam sterilizer.

16. Centilever : jembatan yang digunakan untuk menghubungkan

rel dalam sterilizer dengan rel di luar sterilizer sebagai jalur lori.

17. Pneumatic actuator : sistem kontrol automatik steam inlet valve dan

exhust steam valve menggunakan tenaga angin.

(36)

24

Gambar 11. Diagram Proses Perebusan

4.3.2. Kontrol sistem perebusan

Proses perebusan dikontrol menggunakan sistem automatic programmable

logic control (PLC). Program PLC digunakan untuk mengkontrol steam yang Lori berisi buah mentah

telah siap di depan sterilizer

Tekanan di dalam rebusan nol

Steam dari hand steam valve kosong

Program telah di-non-aktifkan

Buka pintu dengan memutar ring pengunci pintu

Kaitkan lori buah mentah dengan lori buah masak

Tarik lori buah masak keluar menuju areal tippler

Lori buah mentah masuk ke dalam sterilizer bersama dengan

lori buah masak yang ditarik keluar sterilizer

Tutup pintu sterilizer, putar ring pengunci

Pasang safety blade device, pastikan pintu terkunci

Aktifkan program perebusan

(37)

25

digunakan selama proses perebusan. Kontrol yang diatur dalam program PLC antara lain:

1. Interocking time (sequencing time) selama 25 menit 2. Kematangan buah

a. Under, kode 1: 88 menit b. Normal, kode 2 : 85 menit c. Over, kode 3 : 82 menit

3. Set point

a. Make up valve : 2.5 kg/cm2

P: 5,0 % D: 0,5 s

I: 0,2 s

b. Boiler low pressure : 18,50 kg/cm2 c. Standby deaeration : 2.95 kg/cm2

Sistem perebusan yang diatur di dalam program PLC akan mengontrol waktu perebusan dan supply steam yang digunakan untuk proses perebusan. Waktu yang digunakan untuk perebusan buah diatur sesuai dengan tingkat kematangan buah - under, normal, atau over - dengan memasukkan kode tingkat kematangan buah ke dalam pengaturan program perebusan. Cycle time yang diatur di dalam program PLC meliputi:

a. Waktu pemasukan buah (charging in time). b. Pelepasan udara (deaeration).

c. Waktu penaikan tekanan (pressure building up). d. Waktu penahanan tekanan (holding time). e. Waktu penurunan tekanan (condensate). f. Waktu pembuangan uap (exhaust).

g. Waktu pengeluaran buah masak (discharging in time).

Program perebusan yang digunakan di PMKS Negeri Lama, PT. Cisadane Sawit Raya dapat dilihat pada Tabel 3.

(38)

26

Tabel 3. Program Perebusan (steam cycle) PMKS Negeri Lama, PT. CSR

Step Inlet valve Exhaust valve Condensate valve Durasi (menit) Total waktu (menit) 1 O S O 4.00 4.00 2 O S S 8.00 12.00 3 O S O 1.00 13.00 4 S O O 4.00 17.00 5 O S O 1.00 18.00 6 O S S 9.00 27.00 7 O S O 1.00 28.00 8 S O O 5.00 33.00 9 O S O 1.00 34.00 10 O S S 12.00 46.00 11 O S O 1.00 47.00 12 O S S 13.00 60.00 13 O S O 1.00 61.00 14 O S S 13.00 74.00 15 O S O 4.00 78.00 16 S O O 7.00 85.00

Sumber: Program Perebusan PLC PMKS Negeri Lama, PT. Cisadane Sawit Raya

Ket: O = Open (buka) S = Shut (tutup)

Empat unit perebusan diaktifkan berdasarkan pola perebusan yang telah diatur dalam program perebusan. Program ini disebut dengan sequencing time (interlocking time). Penggunaan interlocking time bertujuan untuk:

1. Menghindari kebutuhan uap yang berlebihan pada proses perebusan. 2. Menghindari perubahan tekanan yang fluktuatif.

3. Pemakaian steam yang efisien sehingga dapat membantu operasional

boiler dan turbin serta stasiun lain yang menggunakan steam.

4. Mengatur waktu mulai rebusan pertama dan rebusan berikutnya serta seterusnya.

(39)

27

4.3.3. Keberhasilan Sistem Perebusan

Keberhasilan sistem perebusan merupakan data hasil analisa sampel buah yang telah direbus, meliputi:

1. Unstripped bunch maksimum 0,2% to sample 2. Oil Loss in empty bunch maksimum 2,81 % O/WM 3. Fruit Loss in empty bunch maksimum 0,72 % to sample 4. Oil Loss in condensate maksimum 1% O/WM

4.4. Stasiun Penebahan

Proses penebahan merupakan pemisahan tandan buah segar yang telah direbus menjadi brondolan dan janjang (tandan) kosong dengan sistem diputar dan dibanting di dalam drum yang digerakkan menggunakan elektromotor. Operasional proses penebahan dimulai dari penuangan tandan buah yang telah direbus sampai dengan pengangkutan material yang telah terpisah. Terdapat tiga operasi utama pada stasiun penebahan, yaitu:

A. Pengumpanan ke Threshing Drum.

1. Pemindahan lori-lori dari areal rail track menuju areal tippler menggunakan

transfer carriage.

2. Penuangan tandan buah yang telah direbus dan pengangkutan tandan buah menuju drum thresher.

B. Pemisahan Brondolan dari janjangan.

1. Proses pemisahan brondolan dari tandan buah.

2. Pengolahan tandan kosong (ex-thresher 1&2) untuk dilakukan proses

re-threshing oleh re-thresher (thresher 3), melewati self separator bunch crusher (SSBC).

C. Penanganan Material yang telah dipisahkan.

1. Pengangkutan brondolan yang telah terpisah dari tandan menuju digester menggunakan conveyor dan elevator.

2. Pengangkutan tandan buah kosong menuju incinerator.

(40)

28

Gambar 12. Stasiun Penebahan

Stasiun penebahan pada PMKS Negeri Lama PT. Cisadane Sawit Raya terdiri atas Tippler, Bunch Conveyor, Main Thresher (Thresher nomor 1 dan nomor 2), Re-Thresher (Thresher drum nomor 3), Horizontal Empty Bunch

Conveyor, Bunch Feeding Conveyor, Inclined Bunch Crusher Elevator, Self-Separator Bunch Conveyor, Inclined Empty Bunch Conveyor, Under Thresher Conveyor, Bottom Cross Conveyor, Fruit Elevator, Top Cross Conveyor, dan Distributing Conveyor.

4.4.1. Operasional Stasiun Pemipilan

A. Pengumpanan ke Threshing Drum.

Tujuan utama dari operasi ini adalah memberi umpan (tandan buah yang telah direbus) ke thresher drum menggunakan tippler, mechanical feeder dan

bunch scraper conveyor. Hal utama yang penting diperhatikan ialah waktu yang

dibutuhkan untuk menuang/mengumpan lori yang berisi tandan buah masuk ke

scrapper conveyor.

Tippling cycle ini penting agar kapasitas pabrik tercapai dan kapasitas

konstan per jam.

Tippling cycle di PMKS Negeri Lama :

Kapasitas Pabrik : 60 ton per jam

Kapasitas Lori : 5 ton

Jadi agar kapasitas pabrik per jam tercapai tippler harus mengangkut (60:2)/5 = 6 lori/jam

(41)

29

Maka Hoisting Cycle = 60menit 6

= 10 menit/lori

Ket : Pabrik beroperasi menggunakan 2 line

Gambar 13. Tippler

Aktivitas tippler pada PMKS Negeri Lama, PT. Cisadane Sawit Raya meliputi: a. Transfer lori buah yang telah direbus menuju tippler menggunakan

transfer carriage.

b. Tarik lori ke dalam tippler dan lori tepat berada di tengah plat penahan lori.

c. Nyalakan mechanical bunch feeder.

d. Putar tippler secara perlahan untuk menjatuhkan buah.

e. Tippler diputar secara bertahap dan perlahan untuk mencegah

penumpukan dan over feeding pada thresher

f. Setelah seluruh buah dituang, posisikan kembali lori pada posisi normal g. Tarik lori menuju areal lori kosong untuk ditarik ke stasiun loading ramp B. Pemisahan Brondolan dari Janjangan

Proses penebahan dilakukan pada unit alat berupa drum berdiameter 1800 mm dan panjang 3000 mm yang diputar menggunakan electromotor dan gear

reducer dengan putaran 23 rpm. Brondolan yang terlepas akan melewati kisi-kisi

yang berada di sekeliling drum thresher. Sedangkan tandan kosong akan terlempar keluar pada ujung drum.

(42)

30 Efisiensi penebahan bergantung pada : a. Efisiensi proses perebusan

b. Ketinggian bantingan c. Jumlah bantingan d. Kapasitas umpan

e. Posisi pisau pengangkat yang diatur dalam bentuk tipikal dengan kemiringan pisau 5°

Sistem pemisahan yang dilakukan menggunakan 2 unit main thresher (thresher no.1 dan no.2) dan 1 unit re-Thresher (thresher no.3) yang dilengjapi dengan self separator bunch crusher (SSBC). Tandan kosong dari main thresher akan di-Thresing ulang menggunakan unit re-thresher. SSBC digunakan untuk memecah tandan kosong agar buah yang terjepit di tandan bisa terlepas saat di-threshing ulang. Sedangkan buah yang tidak bisa melewati SSBC akan keluar menuju hard bunch conveyor untuk dilakukan perebusan ulang.

C. Penanganan Material yang telah dipisahkan

Material yang telah terpisah antara lain adalah: brondolan, tandan kosong, dan hard bunch (buah mogol). Untuk material berupa brondolan yang telah terpisah akan diangkut menggunakan conveyor under thresher, bottom cross

conveyor, dan fruit elevator menuju digester. Tandan kosong hasil re-threshing

akan diangkut menggunakan empty bunch conveyor menuju incinerator untuk dibakar. Buah mogol akan diangkut menggunakan hard bunch conveyor menuju lori hard bunch untuk direbus ulang.

(43)

31

Gambar 15. Diagram Proses Penebahan

4.5. Stasiun Pencacahan Dan Pengempaan 4.5.1. Pencacahan

Pencacahan brondolan buah yang telah melalui proses penebahan dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

Tandan kosong USB

Tandan kosong, hard

bunch, USB hard bunch

brondolan

brondolan Lori tandan buah

yang telah direbus

Pemindahan lori ke area tippler

Penuangan tandan buah dari lori

Pengumpanan ke thresher drum

Penebahan buah di dalam thresher drum

Pemecahan tandan kosong menggunakan SSBC

Re-thresher tandan kosong

Perebusan ulang hard bunch

Pembakaran tandan kosong di incenerator

Penanganan brondolan menuju digester

(44)

32

1. Melepas sel-sel minyak dari daging buah melalui efek pelumatan oleh pisau-pisau digester.

2. Memisahkan pericarp dari nut.

3. Homogenisasi massa brondolan sebelum diumpankan ke mesin press.

4. Pemanasan dan mempertahankan tempertur massa campuran pada suhu minimal 95oC untuk ekstraksi yang maksimal.

Digester merupakan bejana yang dilengkapi dengan alat perajang dan

pemanas untuk mempersiapkan brondolan agar lebih mudah dikempa dalam screw

press. Digester dilengkapi dengan beberapa pasang pisau pengaduk sehingga buah

yang diaduk di dalamnya menjadi lumat akibat gesekan yang timbul antara sesama buah dan diantara massa yang dilumatkan dengan pengaduk serta dinding ketel.

Volume material berondolan di dalam digester dipertahankan minimal ¾ penuh tabung digester. Digester yang penuh akan memperlama proses pengadukan dengan tekanan antar brondolan yang kuat sehingga pencacahan brondolan akan sempurna. Selama proses pencacahan, dilakukan penahanan pengadukan pada material berondolan di dalam digester selama 20-25 menit.

Ketinggian buah dalam Digester akan menimbulkan tekanan di dasar

digester. Apabila semakin tinggi dan tahanan lawan terhadap pisau semakin

tinggi, maka pemecahan kantong minyak serta pemisahan serat dengan serat lainnya akan semakin sempurna.

Stasiun pencacahan PMKS Negeri Lama PT. Cisadane Sawit Raya memiliki enam tabung digester yang masing-masing digester dilengkapi dengan:

1. Empat pasang stirring arm (pisau pengaduk) 2. Satu pasang expeller arm (pisau elempar)

3. Bottom plate (perforation plate), plat dasar tabung yang dilengkapi dengan lubang-lubang untuk mengalirkan minyak yang terlepas dari pericarp saat pelumatan.

4. Motor poros dengan putaran poros 24 rpm. 5. Sistem pemanasan:

(45)

33

b. Steam inject, pemanasan ke dalam digester menggunakan steam yang dimasukkan melewati bottom plate.

Gambar 16. Digester

Pisau pengaduk digester memiliki fungsi untuk mencegah terjadinya penumpukan dalam Digester, sehingga brondolan yang telah dicacah lebih mudah bergerak, terutama ke dalam alat kempa. Memindahkan panas dari mantel, yakni mengatur agar adonan bergantian dalam proses mengabsorbsi panas. Melumatkan buah sehingga lebih mudah dikempa dan mengurangi kemungkinan kehilangan minyak yang akan terjadi. Mengeluarkan minyak pada permukaan sel yang pecah.

Faktor yang perlu diperhatikan dalam proses pengadukan : 1. Frekuensi pengadukan

Frekuensi pengadukan yang tinggi akan mengakibatkan pembuangan energi yang tinggi pula

2. Pisau pengaduk

a. Jumlah pisau pengaduk yang lebih banyak akan menyebabkan pelumatan yang berlebih sehingga terjadi penggenangan minyak di dasar screw

press, hal ini akan memperkecil gaya gesekan buah dengan pisau.

b. Bentuk pisau harus sedemikian rupa supaya dapat mengangkat buah serta menekan buah

(46)

34

c. Terbuat dari mangan silikon karena pisau pengaduk mudah mengalami korosi

3. Putaran pengaduk

Putaran yang tinggi menyebabkan genangan minyak dalam alat yang akan mempersulit pengadukan. Kisaran putaran antara 22 – 24 rpm.

Pemanasan dimaksudkan supaya minyak tidak menjadi kental, memperingan kerja screw press dan mengurangi biji yang pecah. Pemakaian

jacket pemanas dapat menyebabkan pemanasan yang berlebihan terhadap buah

yang berkontak dengan dinding bejana. Oleh karena itu biasanya tekanan mantel diturunkan menjadi 2 kg/cm2(setara dengan suhu 132,9 °C).

Sedangkan uap yang diinjeksikan langsung dalam bejana (± 3 kg/cm2) mempunyai efek negatif dalam menambah jumlah air yang terkandung dalam adonan, sehingga akan merusak mutu minyak . Akibat pemanasan yang berlebihan akan merangsang terjadinya proses oksidasi, dan biji menjadi gosong, sehingga sulit dalam proses pemecahan dalam Ripple mill.

4.5.2. Pengempaan

Brondolan yang telah mengalami pencacahan dan keluar melalui bagian bawah Digester sudah berupa ‘bubur’. Hasil cacahan tersebut langsung masuk ke alat pengempaan yang berada di bagian bawah Digester. Ekstraksi minyak sawit dapat dilakukan secara mekanis menggunakan screw press atau secara kimia menggunakan pelarut yang disebut solvent extractic. Pada metode solvent

extractic rendemen minyak yang dihasilkan tinggi. Akan tetapi, kehilangan bahan

pelarut tinggi (kurang ekonomis) dan mengandung zat warna ( chlorophyl, xanthophyl, dll ) yang sulit dihilangkan dalam proses pemucatan. Oleh Karena itu, ekstraksi mekanik menggunakan screw press lebih dikembangkan.

Proses pemisahan minyak terjadi akibat putaran double screw yang mendesak bubur buah, sedangkan dari arah yang berlawanan tertahan oleh Sliding cone. Double screw dan hydraulic cone ini berada di dalam sebuah selubung baja yang disebut press cage. Konstruksi press cake memiliki dinding yang berlubang-lubang di seluruh permukaannya. Dengan demikian, minyak dari bubur buah yang

(47)

35

terdesak akan keluar melalui lubang – lubang press cage, sedangkan ampasnya keluar melalui celah antara hydraulic cone dan press cage.

Penambahan water dilution dilakukan setelah minyak diekstraksi dengan perbandingan antara air dan minyak adalah 1:1 terhadap OER. Pada PMKS Negeri Lama PT.Cisadane Sawit Raya penambahan water dilution tidak lagi dilakukan pada screw press, tetapi hanya dilakukan di pangkal oil gutter dan diujung oil gutter sebelum sand trap tank dengan tujuan :

1. Dipangkal oil gutter penambahan water dilution tidak hanya sebagai air pengencer crude oil tetapi juga sebagai pendorong crude oil menuju sand trap tank.

2. Diujung oil gutter sebelum sandtrap juga dilakukan penambahan water dilution yang bertujuan sebagai pengencer sekaligus pengutipan kembali minyak yang terdapat pada recovery sludge tank, karena sumber dari water dilution di titik ini berasal dari campuran air dan minyak yang terdapat pada recovery sludge

tank.

Tekanan sangat menentukan keberhasilan proses pengempaan. Tekanan yang sesuai harus dapat menghasilkan atau memisahkan minyak dari ampas dan sedikit mungkin biji yang pecah. Tekanan normal sekitar 40 kg/cm2, diatur pada

hydraulic cone yaitu logam berbentuk kerucut yang terdapat pada ujung press.

Ketidaksamaan bahan baku merupakan salah satu penyebab ketidakstabilan antara tekanan kerja dan tekanan lawan pada screw press, sehingga untuk menjaga kestabilan tekanan biasanya dipasang hydraulic transmisi yang dapat mengatur tekanan tertinggi dan tekanan terendah dalam screw press. Limit point tekanan rendah dan tinggi yang di atur pada 32 – 35 Ampere. Tujuan penstabilan tekanan

press adalah untuk memperkecil kehilangan minyak dalam ampas, menurunkan

jumlah biji pecah, dan memperpanjang umur teknis. Indikator keberhasilan stasiun digester and presser: 1. Oil loss pada press cake max 4,50% O/Wm

(48)

36

Brondolan ex thresher (mass passing to digester)

Pencacahan brondolan

Pengempaan massa brondolan

Pemecahan ampas press (Cake Breaker Conveyor)

Pengaliran minyak kasar (Oil Gutter)

Press cake Crude Oil

Menuju Kernel Plant Menuju Klarifikasi

Gambar 17. Diagram Proses Pencacahan dan Pengempaan

4.6. Stasiun Pemurnian

Crude oil yang berasal dari hasil ekstraksi di stasiun pengempaan masih memiliki kandungan campuran dari minyak, air dan kotoran-kotoran lain yang harus dipisahkan. Proses pemurnian minyak dilakukan di stasiun klarifikasi.

Fungsi dari stasiun klarifikasi :

1. Efisiesi pemisahan minyak murni dari minyak baku.

2. Pengambilan minyak murni dengan kehilangan minyak sekecil mungkin. 3. Efisiensi pengambilan minyak dari sludge.

4. Efisiensi pemisahan dari kotoran dan penurunan kadar air.

4.6.1. Proses Utama Stasiun Pemurnian

Proses pemisahan minyak dari fraksi/partikel-partikel cairan-cairan lainnya dilakukan dengan penyaringan crude oil (screening of diluted crude oil), pengendapan pada tangki (static clarification), centrifugasi, pemurnian minyak (oil purification), pengurangan kadar air (oil drying).

(49)

37 A. Penyaringan (filtrasi)

Penyaringan ialah proses pemisahan fiber, cangkang halus dan partikel lainnya dari crude oil dengan menggunakan screen ukuran 20 dan 30 mesh. Fungsi dan tujuan penyaringan adalah menurunkan viskositas agar proses selanjutnya efisien.

B. Pengendapan pada tanki (Static Clarification)

Pengendapan merupakan proses pengambilan minyak yang memanfaatkan sifat viskositas dan density antara minyak dan partikel-partikel lainnya.

Fungsi dan Tujuan :

1. Mendapatkan minyak semaksimal mungkin di atas target. 2. Pencapaian kualitas minyak , Moisture < 1% dan Dirt < 0.05% 3. Meminimalkan kandungan minyak pada sludge under-flow 7-8% C. Centrifugasi

Centrifugasi ialah proses pemisahan minyak pada tahap akhir, dengan metode centrifugal (pemusingan).

Fungsi dan Tujuan :

1. Me-recover minyak dari kandungan sludge under-flow. 2. Meminimalkan losses pada kandungan sludge (heavy phase) D. Pemurnian minyak (oil purification)

Oil purification merupakan proses pemurnian minyak untuk mengurangi

kandungan kotoran-kotoran sangat ringan yang tidak terlarut dalam minyak, agar didapat minyak murni dengan nilai maksimum kotoran yang terkandung adalah 0,02%. Fungsi dan tujuan mendapatkan kualitas produksi CPO (Moisture & Dirt) yang maksimal.

E. Pengurangan kadar air (oil drying)

Oil drying merupakan proses pengurangan kadar air pada minyak hingga

mencapai nilai kadar air maksimum adalah 0,2%. Minyak murni masih mengandung kadar air sekitar 4%. Kadar air yang tinggi akan meningkatkan FFA pada minyak sehingga harus dilakukan pengurangan kadar air.

(50)

38

4.6.2. Unit Peralatan Stasiun Pemurnian

A. Sand Trap Tank.

Sand trap tank berfungsi sebagai tangki penampungan minyak kasar hasil

pengempaan untuk mengurangi jumlah pasir dalam minyak sebelum dialirkan ke

vibrating screen agar saringan terhindar dari gesekan pasir kasar yang dapat

menyebabkan keausan pada saringan. Sand trap tank yang dimiliki oleh PMKS Negeri Lama memiliki kapasitas 20 m3 yang dilengkapi dengan dua tipe pemanasan (steam coil dan steam inject). Suhu sand trap tank selapa operasional harus dipertahankan pada 95°C-100°C untuk memaksinalkan proses pengendapan pasir.

Sebelum sand trap tank beroperasional, terlebih dahulu dilakukan pemanasan awal agar tangki beroperasional secara maksimal. Proses pemanasan awal dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Kerangan drain ditutup 2. Kerangan kondensat dibuka 3. Steam inject dibuka

4. Steam coil dibuka

5. Pemanasan dilakukan hingga mencapai suhu 100°C 6. Suhu pada tanki dipertahankan pada 95°C – 100°C

Selama operasional berlangsung, dilakukan drain pada sand trap tank setiap 30 menit untuk membuang kotoran yang mengendap pada dasar tangki.

B. Vibrating Screen.

Tujuan penyaringn minyak adalah untuk memisahkan benda-benda padat yang terikut minyak kasar, seperti pasir, serabut, dan bahan - bahan lain yang masih mengandung minyak.. Proses penyaringan pada PMKS Negeri Lama menggunakan saringan lingkaran tipe double deck screen dengan tingkat pertama 20 mesh dan tingkat kedua 30 mesh.

Sebelum mulai operasi, kondisi saringan harus bersih dari kotoran-kotoran yang menutupi mesh/kawat kassa. Selama operasional berlangsung kapasitas pengumpanan harus dikontrol. Temperatur crude oil dan air pengencer dipertahankan pada suhu 95º-100ºC. Kotoran hasil penyaringan dialirkan melalui

(51)

39

screen waste conveyor kembali ke bottom cross conveyor, sedangkan minyak

kasar dialirkan ke dalam Crude oil tank.

Gambar 18. Filtrasi menggunakan vibrating screen

C. Crude Oil Tank.

Crude oil tank merupakan tangki penampungan minyak kasar sementara

dari vibrating screen sebelum dipompa ke CST. Temperatur minyak kasar dinaikkan hingga mencapai 90º-100oC dengan tujuan untuk memperbesar perbedaan berat jenis (BJ) antara minyak, air dan sludge sehingga membantu dalam proses pengendapan. Crude oil tank adalah tanki dengan penampang berbentuk persegi panjang berukuran 2100x1500 mm dengan fungsi mengendapkan partikel - partikel yang tidak larut dan lolos dari Vibrating screen.

Crude oil Tank memiliki 2 partition plate yang membagi tanki ini menjadi 3

ruang. Suhu pada tanki dipertahankan pada 100ºC menggunakan sistem pemanasan steam inject. Kapasitas crude oil tank yang dimiliki PMKS Negeri Lama adalah 20m3. Minyak kasar yang telah melewati partition plate dipompakan ke tangki buffer CST.

D. Continuous Settling Tank (CST)

CST ialah tangki yang berfungsi untuk memisahkan minyak murni dengan

sludge yang bekerja berdasarkan gravitasi memanfaatkan viskositas dan densitas

dari material yang terkandung di dalam minyak. PMKS Negeri Lama memiliki dua unit tangki CST dengan kapasitas tiap unit 100 m3 yang digunakan untuk mengendapkan crude oil. Tangki CST dilengkapi dengan sistem pemanasan steam

coil dan steam inject, dan selama operasional temperatur di dalam tangki

(52)

40

lumpur, tangki ini dilengkapi dengan agitator (pengaduk) yang berputar dengan kecepatan putar 2,25 rpm.

Proses pemisahan yang terjadi di dalam tangki CST akan membentuk lapisan material di dalam tangki antara lain non oil solid (NOS), air, emulsi dan minyak didalam tangki. Pengutipan minyak pada lapisan atas dilakukan menggunakan oil skimmer. Oil skimmer diturunkan ketika sludge underflow telah mengalir dengan stabil dan tinggi skimmer disejajarkan dengan underflow dan tinggi minyak dipertahankan pada 50 cm. Untuk menjaga kapasitas pengumpanan pada CST dilakukan oleh buffer tank CST yang memiliki kapasitas 1,5m3, terletak diatas CST.

E. Oil Tank.

Oil tank adalah tanki penampungan dari minyak murni yang telah terpisah

dari lumpur dan padatan sebelum dilah pada purifier. Tanki berkapasitas 20 m3 dilengkapi dengan sistem pemanasan steam coil dengan suhu dipertahankan pada nilai minimal 95ºC bertujuan untuk mempermudah pemisahan minyak dengan air dan kotoran ringan dengan cara pengendapan.

Pemanasan tanki dilakukan di awal proses: 1. Buka kerangan kondensat

2. Buka kerangan steam coil

3. Pertahankan temperature pada 95ºC Kontrol operasi

1. Temperatur dipertahankan 95ºC 2. Drain secara berkala

F. Oil Purifier.

Minyak murni yang didapat dari oil tank masih mengandung kotoran dengan kadar 0,2%. Oleh karena itu, dilakukan pemurnian minyak murni dari dari kotoran yang masih terkandung hingga nilai kadar kotoran dalam minyak murni maksimal 0,02%.

Cara kerja oil purifier adalah dengan memanfaatkan prinsip sentrifugasi untuk memisahkan kotoran-kotoran dari minyak murni. Clean oil akan masuk melalui pipa inlet cleaned oil menuju purifier. Pemisahan memanfaatkan sistem sentrifugasi yang akan membuat kotoran terlempar dari cleaned oil ke arah luar,

(53)

41

dengan putaran bowl maksimal 8375 rpm. Minyak yang mempunyai berat jenis lebih kecil bergerak ke arah poros dan terdorong keluar oleh sudu – sudu menuju

Vacuum dryer. Sedangkan kotoran dan air yang berat jenisnya lebih besar

terdorong ke arah dinding bowl disc keluar menuju sludge pit. Flushing purifier setiap 2 jam sekali untuk mencegah menumpuknya kotoran di bowl disc. Saat

flushing, actuator selenoid valve akan aktif menutup valve inlet cleaned oil. Flushing akan berjalan selama ± 20-30 detik menggunakan air panas. Setelah flushing selesai selenoid valve akan terbuka dan minyak akan kembali masuk ke

dalam purifier.

Gambar 19. Purifier

Purifier yang dimiliki PMKS Negeri Lama PT. Cisadane Sawit Raya

memiliki kapasitas 1000 L/jam (1m3/h). Dengan standar operasional sebagai berikut:

1. Buka kerangan outlet (minyak dan dirt) 2. Buka kerangan hot water

3. Buka kerangan inlet cleaned oil 4. Nyalakan purifier

5. Nyalakan water pump 6. Nyalakan oil feed pump

Pembersihan berkala dilakukan pada bagian bowl disk dan bagian dalam purifier selama sekali dalam satu minggu.

(54)

42

G. Vacuum drier

Minyak murni ex-purifier masih mengandung kadar air sekitar 0,4%. Agar dapat menembus pasar penjualan, kadar air di dalam minyak harus diturunkan hingga nilai maksimum yang terkandung sebesar 0,2%. Untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam minyak murni digunakan vacuum drier dengan temperatur kerja pada 80°C untuk menguapkan sebagian air yang terkandung di dalam minyak.

Gambar 20. Vacuum drier

Prinsip kerja vacuum drier adalah dengan menyemprotkan minyak murni kedalam tabung vacuum. Kondisi tabung dibuat vacuum pada tekanan 1atm atau -76cmHg pada kondisi tersebut titik uap air akan menurun sehingga air dapat terpisah (menguap) dari minyak murni. Uap air akan dikondensing menggunakan air pendingin yang dialirkan kedalam pompa. Minyak murni akan ditransfer menggunakan pompa menuju storage tank.

H. Sludge vibrating screen.

Sludge underflow CST masih mengandung oil sekitar 10% - 12%. Oleh

karena itu, dilakukan pengutipan minyak dari sludge. Tahap awal adalah menyaring padatan-padatan sludge menggunakan vibrating screen berukuran 50 mesh. Penyaringan ini akan mempermudah pengutipan minyak.

Kontrol Operasi :

1. Kapasitas pengumpanan

Gambar

Gambar 1. Peta Batas Wilayah Kebun Negeri Lama. PT. Cisadane Sawit RayaPTPN IV
Gambar 2. Struktur Organisasi PMKS Negeri Lama, PT. Cisadane Sawit Raya
Gambar 3. Peta Lokasi PMKS Negeri Lama, PT. Cisadane Sawit Raya
Gambar 4. Diagram Proses Pengolahan Pabrik Minyak Kelapa Sawit Pengolahan tandan buah kelapa sawit menjadi minyak dan inti sawit dilakukan melalui proses pengolahan yang berkesinambungan antara  masing-masing tahap
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selain potensi siswa dan lulusan yang baik karena standar nilai masuk yang.. yang cukup memadai yang sepenuhnya bertujuan untuk mendukung kelancaran proses

Hasil analisa menunjukkan bahwa nilai rerata kadar protein tortilla labu kuning dengan penambahan tepung tempe berkisar antara 8,96% sampai 13,22%. Nilai rerata

Dipabrik minyak sawit PT. AEK MILL memiliki standar mutu untuk kadar air inti sawit adalah maksimal 8 %. Dari hasil analisa ternyata inti yang diproduksi dengan kadar

 perumusan kebijaksanaan, pengaturan dan penetapan standar bidang telekomunikasi skala provinsi;  pemberian bimbingan teknis di bidang sarana, pelayanan, kinerja operasi

Tampilan berita yang sudah dimuat oleh Editor dapat dilihat pada gambar 3.25 berikut: Gambar 3.25 Tampilan Berita di Website Duajurai.co Sumber: DuaJurai.co 3.3.3 Kendala yang

Untuk stempel dokumen lelang dapat dilihat pada Gambar 3.3 Gambar 3.3 Stempel Dokumen Lelang 3.1.3 Kendala Yang Dihadapi Dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di PT Bintang

Penulis Membuat Desain Selamat datang untuk acara Indihome Roadshow Game turnament yang dilaksanakan pada 04 Juli 2019 , Bisa dilihat Pada Gambar 3.21 dibawah ini : Gambar 3.21 Desain

- Analisa conductivity, hasil yang didapatkan 70.77 dengan Standar norma 60-80, artinya conductivity yang ada pada sampel water basin sesuai dengan standar Pengujian analisa