• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTEGRASI TASAWUF DAN SAINS (13)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "INTEGRASI TASAWUF DAN SAINS (13)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

INTEGRASI TASAWUF DAN SAINS

IBNU YUSUF

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA E-mail : ikanbakar500@gmail.com

PENDAHULUAN

Dalam sejarah islam sudah di kenal dengan budaya dan keilmuan tentang islam. Tetapi di dalam artikel ini akan mengkaji tentang hubungan pardigma islam dengan mengintegrasikan ilmu – ilmu keislaman mulai dari ilmu – ilmu fardh al-ain dan ilmu ilmu – ilmu fardh al-kifayah.

PEMBAHASAN

A.INTEGRASI DALAM SEJARAH ISLAM

Dalam sejarah intelektual Islam klasik, budaya integrasi keilmuan telah dikenal dan

dikembangkan dengan canggih. Dalam sejarah Islam, ditemukan seorang astronom, ahli biologi,

ahli matematika, dan ahli arsitektur yang mempuni dalam bidang ilmu-ilmu keislaman seperti

tauhid, fikih, tafsir, hadist, dan tasawuf.

Para filsuf dari mazhab Peripatetik merupakan pemikir Muslim yang berhasil mengintegrasikan filsafat Yunani dengan ajaran Islam yang bersumberkan kepada Alquran dan hadist, lanteran tema-tema filsafat Yunani disilamisasikan dan disesuaikan dengan paradigam Islam. Diantara prestasi besar mereka sebagai ilmuan Muslim adalah kemampuan mereka menguasai dan mengintegrasikan ilmu-ilmu rasional, ilmuilmu empirik, dan ilmu-ilmu kewahyuan. Kemampuan mereka menguasai ilmu-ilmu religius adalah dampak dari keyakinan bahwa ilmu-ilmu religius merupakan ilmu-ilmu fardh al-‘ain yang wajib dikuasai dan diamalkan setiap Muslim apapun perofesi mereka. Sedangkan kemampuan mereka mnguasai ilmu-ilmu rasional dan empirik adalah bahwa semua ilmu tersebut dikategorikan sebagai ilmu fardh al-kifayah yang yang diwajibkan kepada setiap Muslim.1

(2)

Selain dari mazhab Peripatik, sejarah Islam menyebutkan keberadaan para filsuf dari amzhab isyraqiyah dan mazhab Hikmah al-Muta’aliyah yang sukses mengintegrasikan ilmu-ilmu rasional dengan ilmu-ilmu kewahyuan.

B.INTEGRASI DALAM RANAH ONTOLOGI

Istilah ontologi berasal dari Yunani, ont yang bermakna keberadaan, dan logos bermakna teori, sedangkan dalam bahasa Latin disebut ontologia, sehingga ontologi bermakna teori keberadaan sebagaimana keberadaan tersebut. Ontologi adalah ilmu tentang teori keberadaan, dan istilah ontologi ditujukan kepada pmbahasaan tentang objek kajian.

Para sufi awal memang lebih banyak memfokuskan kepada masalah kedekatan kepada Allah Swt, tetapi belakangan mereka meluaskan objek kajian tasawuf sampai kepada persoalan wujud, selain tasawuf juga mulai bersinggungan dengan filsafat, sehingga mereka tidak ssaja membahas dan menyibak hakikat wujud-Nya, tetapi juga wujud alam dan manusia. Alam merupakan bayangan dari wujud Allah Swt, penampakan dari nama dan sifat-Nya, sedangkan manusia telah mencapai kedudukan insan al-kamil merupakan wadah tajalli-Nya, selain berkedudukan sebagai khalifah- Nya dan wali tertinggi (quthb).

Saintis Muslim sebagai peneliti alam empirik harus menyadari bahwa alam merupakan ciptaan dan manifestasi Allah Swt, dan ajaran Islam mengajarkan bahwa alam merupakan tanda-tanda keberadaan dan kekuasaan-Nya, sehingga penelitian terhadap alam diharapkan dapat menumbuhkan dan memperkokoh keimanan terhadap-Nya, bukan menjauhkan manusia dari-Nya sebagaimana ditemukan dalam banyak teori ilmuwan-ilmuwan barat-sekuler.2

C.INTEGRASI DALAM RANAH EPISTEMOLOGI

Istilah epistemologi berasal dari baha Yunani, episteme yang bermakna pengetahuan, dan

logos yang bermakna ilmu atau eksplanasi, sehingga epistemologi berarti teori pengetahuan. Epistemologi dimaknai sebagai cabang filsafat yang membahas pengetahuan dan pembenaran, dan

(3)

kajian pokok epeistemologi adalah makna pengetahuan, kemungkinan manusia meraih pengetahuan dan hal-hal yang dapat diketahui.

Kajian-kajian ilmu-ilmu alam mengandalkan metode observasi dan eksperimen yang disebut dalam epistemologi Islam sebagai metode tajribi, sedangkan kajian tasawuf mengandalkan metode ‘irfani yang biasa disebut metode tazkiyah al-nafs. Meskipun ada perbedaan metode, tetapi kedua metode bisa melengkapi dan mendukung satu sama lain.

Dari aspek ini, sainteis Muslim, meskipun lebih banyak mngedepankan metode tajribi

dalam mengembangkan ilmu-ilmu alam, tetpa perlu mengambil metode tasawuf dalam menemukan ilmu dan kebenaran, dimana kaum sufi mengutamakan metode tazkiyah al-nafs

dengan melaksanakan berbagai ritual ibadah, serta melakukan praktik riyadhah dan mujahadah. Dari perspektif Islam, kesucian jiwa manusia menjadi syarat utama untuk memperoleh ilmu secara langsung dari sumbernya, yaitu Allah Swt yang diketahui memiliki sifat al-‘Alim.

D.INTEGRASI DALAM RANAH AKSIOLOGI

Aksiologi membahas tentang nilai kegunaan ilmu, tujuan pencarian dan pengembangan ilmu, kaitan antara penggunaan dan pengembangan ilmu dengan keadaan moral, serta tenggungjawab sosial ilmuwan. Kajian aksiologi labih ditujukan kepada pembahasan manfaat dan kegunaan ilmu, dan etika akademik ilmuwan.

Dari aspek akademik, nilai-nilai luhur tasawuf dapat menjadi landasan etis seorang ilmuwan dalam pengembangan sains dan teknologi. Konsep al-maqamat dan al-ahwal dapat menjadi semacam etika profesi seorang saintis sebagai ilmuwan Muslim.

Seorang saintis Muslim harus tawakal, artinya menyerahkan hasil kegiatan akademik dan sosialnya hanya kepada Allah Swt setelah berbagai usaha yang dilandasi syariat telah dilakukan secara maksimal. Seorang saintis Muslim harus memiliki sifat cinta, artinya ia hanya melakukan seluruh aktivitas keilmuwan dan sosialnya atas dasar kecintaan kepada Allah Swt, dan seorang saintis Muslim juga harus memilki sifat rida, yang artinya menerima dengan tentram, tenang dan bahagia atas segala capaian dan hasildari kegiatan akademik dan sosialnya.3

(4)

KESIMPULAN

Dari pembahasan resume yang telah dibahas dapat disimpulkan bahwa integrasi ilmu dalam Islam bukan hal yang baru, karena para ilmuwan Muslim klasik telah melakukan keilmuwannya tersebut selama sepanjang masa keemasan Islam. Mereka mengeintegrasikannya dengan keyakinan dan prilaku hidup mereka sehari – hari.

Dalam integrasi ranah ontologi, kontribusi dan pengayaan kaum sufi sangat perspektif dalm upaya memahami dunia fasik. Oleh sebab itu, karya-karya monumental mereka perlu dikenalkan kepada para mahasiswa Muslim yang menekuni bidang sains dan teknologi.

Referensi

Dokumen terkait

Pembuatan usulan perbaikan proses produksi halal daging ayam untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode lain dengan penggunaan data yang lebih kuantitatif. Usulan

Belajar dari kearifan lokal di Pulau Simeulue, pesisir Pariaman, dan Tana Ai sebagai sistem peringatan dini tsunami, membuktikan bahwa upaya mitigasi tsunami

Penelitian yang dilakukan oleh Silvia Losiana Lomanto (2012) hasil pengujian menunjukkan adanya pengaruh secara signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap kepuasan

Sekretariat : Kompleks UKM Bidang Kerohanian dan Kesejahteraan Kampus Sekaran Gn.Pati Semarang 50229 E-mail:

Berdasarkan penjabaran tersebut, untuk membantu Badan Koordinasi TKA-TPA Kabupaten Bantul mencapai visi dan misi diperlukan sebuah perencanaan strategi sistem

Naim (1984) lebih menekankan pada volume remitan dan mengatakan bahwa besar kecilnya remitan sangat tergantung kepada keberhasilan migran di daerah tujuan, semakin berhasil

Menimbang, bahwa berdasarkan pengakuan Tergugat dan berdasakan bukti bertanda P-6 yang berupa fotokopi Akad Pembiayaan Murabahah Nomor 426/MRBH/VI/2018 tertanggal

The relationship between the number of pick-up coils turn and the demagnetization factor was measured by using fluxgate sensor element as shown in Fig.. Construction sketch