• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTEGRASI TASAWUF DAN SAINS (14)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "INTEGRASI TASAWUF DAN SAINS (14)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

INTEGRASI TASAWUF DAN SAINS

Disampaikan oleh:

NUR’AINI FADILLAH

NIM : 0705162012

Mata Kuliah : Akhlak Tasawuf

Dosen Pengampu : Dr. Ja’far, M.A

Program Studi : Fisika 1

Semester : II

Fakultas Sains Dan Teknologi

UIN SUMATERA UTARA

2017

(2)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tasawuf adalah salah satu bidang studi islam yang memusatkan pada pembersihan dan

pensucian rohani manusia yang menimbulkan akhlak yang mulia dari manusia tersebut.

Melalui studi tasawuf, manusia tersebut akan dapat mengetahui cara-cara melakukan

pembersihan dan pensucian diri serta mengamalkannya dengan benar.

Tasawuf merupakan upaya positif seseorang untuk sadar dan mengenal diri sendiri,

sehingga seseorang tersebut sampai pada tahap mengenal Tuhannya. Seperti konsep akhlak

tasawuf yang terkenal : “barang siapa yang mengenal dirinya, maka ia akan mengenal

Tuhannya”.

Untuk mencapai tujuan tasawuf, seorang sufi mubtadi harus menemph jalan yang

panjang dan berat, melakukan berbagai macam usaha dan amal baik bersifat amal lahir

maupun amal batin. Perjalanan panjang dan berat tersebut disebut dengan istilah al-Maqamat

dan al-Ahwal.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Integrasi Tasawuf Dan Sains

C. Tujuan Masalah

Resume yang saya buat bertujuan untuk :

1. memenuhi Tugas dalam matakuliah Akhlak Tasawuf dengan Tema “Pengertian Akhlak

Tasawuf dan Tujuannya”.

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Integrasi Dalam Sejarah Islam

Dalam sejarah intelektual Islam klasik, budaya integrasi keilmuan telah dikenal dan

dikembangkan dengan canggih. Center for Islamic Philosophical Studies nd Informtion

(CIPSI) pernh menyebut 216 ilmuan, teolog, dan saintis muslim yang menguasai banyak

bidang, baik ilmu-ilmu kewahyuan maupun ilmu-ilmu rasional dan empiric. Dalam sejrah

islam, ditemukan seorang ahli astronomi, ahli biologi, ahli matematika, dan ahli arsitektur

yang mumpuni dalam bidang ilmu-ilmu keislaman seperti tauhid, fiqih, tafsir, hadits, dan

tasawuf meskipun berprofesi sebagai saintis dalam bidang ilmu-ilmu keislaman, para

pemikir muslim klasik menempuh pola hidup sufistik, dan kajian-kajian ilmiah mereka

diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan religious dan spiritual.

Dengan demikian, integrasi ilmu dalam islam bukan hal yang baru. Sebab, para

ilmuan muslim klasik telah mengerjakan proyek keilmuan tersebut sepanjang masa

keemasan islam. Paling tidak, secara akademik mereka menguasai seluruh disiplin ilmu

yang berkembang pesat pada masa mereka, baik ilmu-ilmu rasional, ilmu-ilmu empiric,

maupun ilmu-ilmu kewahyuan. Mereka bahkan mengintegrasikan kedua jenis ilmu tersebut,

dan keduanya saling mendukung kegiatan akademik mereka. Meskipun mereka seorang

filsuf dan saintis, prilaku hidup mereka merupakan realisasi terhadap teori mereka mengenai

filsafat dan sufisme. Dapat isimpulkan bahwa mereka sukses mengintegrasikan antara 2

jenis ilmu tersebut, dan mengintegrasikan kedua nya dengan keyakinan dan prilaku hidup

mereka sehari-hari.

B. Integrasi dalam ranah ontology

Istilah ontology berasal dari bahasa Yunani, ont yang bermakna keberadaan, dan

logos yang bermakna teori, sedangkan dalam bahasa latin disebut ontologia, sehingga ontology bermakna teori keberadaan sebagaimana keberadaan tersebut. Ontologi dapat

dimaknai sebagai ilmu tentang esensi segala sesuatu. Ontologi merupakan bagian dari

metafisika yang merupakan bagian dari filsafat; dan membahas teori tentang keberadaan

seperti makna keberadaan dan karekteristik esensial keberadaan. Suriasumantri

menyimpulkan bahwa ontology sebagai bagian dari kajian filsafat ilmu membahas tentang

hakikat dari objek telaah ilmu. Dengan demikian, ontologi adalah ilmu tentang teori

(4)

C. Integrasi dalam Ranah Epistemologi

Istilah epistemology bersal dari bahasa Yunani, episteme yang bermakna pengetahuan, dan logos yang bermakna ilmu atau eksplantasi, sehingga epistemology berarti teori pengetahuan. Epistemology dimaknai sebagai cabang filsafat yang membahas

pengetahuan dan pembenaran, dan kajian pokok epistemology adalah makna pengetahuan,

kemungkinan manusia meraih pengetahuan, dan hal-hal yang dapat diketahui. Runes

menjelaskan bahwa epistemology adalah cabang filsafat yang menelusuri asal (sumber),

struktur, metode, dan validitasi ilmu pengetahuan. Surisumantri menyimpulkan bahwa

epistemology sebagai bagian dari kajian filsafat ilmu membahas tentang proses dan

prosedur menggali ilmu, metode untuk meraih ilmu yang benar, makna dan criteria

kebenaran, serta sarana yang digunakan untuk mendpatkan ilmu. Dengan demikian,

epistemology adalah ilmu tentang cara mendapatkan ilmu.

D. Integrasi dalam Ranah Aksiologi

Istilah aksiologi berasal dari bahasa Yunani, axios yang bermakna nilai, dan logos

yang berarti teori. Aksiologi bermakna teori nilai, investigasi terhadap asal, criteria, dan

status metafisik dari nilai tersebut. Menurut Bunnin dan Yu, aksiologi adalah studi umum

tentang nilai dan penilaian, termasuk makna, karakteristik, dan klasifikasi nilai, serta dasar

dan karakter pertimbangan nilai. Sebab itu, aksiologi disebut dengan teori nilaia. Aksiologi

juga dimaknai sebagai studi tentang maanfaat akhir dari segala sesuatu. Suriasumantri

menyimpulkan bahwa aksiologi sebagai bagian dari kajian filsafat ilmu membahas tentang

kegunaan dan penggunaan ilmu, kaitan antara penggunaan ilmu dengan kaedah moral, dan

hubungan antara prosedur dan oprasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral

dan professional. Jadi, aksiologi membahas tentang nilai kegunaan ilmu, tujuan pencarian

dan pengembangan ilmu dengan kaedah moral, serta tanggung jawab social ilmuwan.

Kajian aksiologi lebuh ditunjukkan kepada pembahasan manfaat dan kegunaan ilmu, dan

(5)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Integrasi ilmu dalam islam bukan hal yang baru. Sebab, para ilmuan muslim klasik

telah mengerjakan proyek keilmuan tersebut sepanjang masa keemasan islam. Paling tidak,

secara akademik mereka menguasai seluruh disiplin ilmu yang berkembang pesat pada masa

mereka, baik ilmu-ilmu rasional, ilmu-ilmu empiric, maupun ilmu-ilmu kewahyuan.

Ontologi merupakan bagian dari metafisika yang merupakan bagian dari filsafat; dan

membahas teori tentang keberadaan seperti makna keberadaan dan karekteristik esensial

keberadaan. Suriasumantri menyimpulkan bahwa ontology sebagai bagian dari kajian

filsafat ilmu membahas tentang hakikat dari objek telaah ilmu.

Epistemology yaitu sebagai bagian dari kajian filsafat ilmu membahas tentang

proses dan prosedur menggali ilmu, metode untuk meraih ilmu yang benar, makna dan

criteria kebenaran, serta sarana yang digunakan untuk mendpatkan ilmu.

Aksiologi adalah studi umum tentang nilai dan penilaian, termasuk makna,

karakteristik, dan klasifikasi nilai, serta dasar dan karakter pertimbangan nilai. Sebab itu,

aksiologi disebut dengan teori nilaia. Aksiologi juga dimaknai sebagai studi tentang

(6)

Daftar Pustaka

Ja’far. 2016. Gerbang Tasawuf Dimensi Teoretis Dan Praktis Ajaran Kaum Sufi.

Referensi

Dokumen terkait

Istilah aksiologi berasal dari bahasa Yunani, axios yang bermakna nilai, dan logos yang.

Istilah epistemologi berasal dari bahasa yunani, episteme yang bermakna pengetahuanan, dan logos yang bermakna ilmu atau eksplansi, sehingga epistemologi berarti teori

Selain dari mazhab peripatetik, sejarah Islam menyebutkan keberadaan para filsuf dari mazhab Isyraqiah dan mazhab Hikmah al-Muta’aliyah yang sukses mengintegrasikan ilmu-ilmu

Aksiologi adalah suatu cabang filsafat atau ilmu yang mempelajari tentang nilai dalam berbagai bentuk. Dalam kata lain, aksiologi

Saintis Muslim sebagai peneliti alam empirik harus menyadari bahwa alam merupakan ciptaan dan manifestasi Allah Swt, dan ajaran Islam mengajarkan bahwa alam merupakan

Istilah aksiologi berasal dari bahasa Yunani, axios yang bermakna nilai, dan logos yang bermakna teori. Aksiologi bermakna teori nilai, investigasi terhadap asal,

Istilah ontology berasal dari bahasa Yunani, ont yang bermakna keberadaan, dan logos yang bermakna teori, sedangkan dalam bahasa latin disebut ontologia, sehingga

Istilah epistemologi berasal dari bahasa yunani,episteme yang bermakna pengetahuan dan logos yang bermakna ilmu atau eksplanasi,5[5] sehingga epistemologi berarti teori