Nama :Juwita
Nim :0705163070
Prodi : fisika 2
Universitas islam negeri sumatera utara
Fakultas Sains dan Teknologi
BAB I
PENDAHULUAN
Tasawuf adalah salah Satu cabang ilmu islam yang menekankan dimensi atau aspek spiritual dalam Islam. Dalam kaitannya dengan manusia, tasawuf lebih menekankan aspek rohaninya ketimbang aspek jasmaninya.
Dalam sejarah intelektual islam klasik, budaya integrasi keilmuan telah dikenal dan dikembangkan dengan canggih. Center for islamic philosophical studies and information (CIPSI) pernah menyebut 261 ilmuan, teolog, dan saintis muslim yang menguasai banyak bidang, baik ilmu-ilmu kewahyuan maupun ilmu-ilmu rasional yang empirik. Dalam sejarah islam, ditemukan seorang ahli astronomi, ahli biologi, ahli matematika, dan ahli arsitektur yang mempunyai dalam ilmu-ilmu keislaman seperti tauhid, fikih,tabsir, hadis, dan tasawuf. Meskipun berprofesi sebagai saintis dalam bidang ilmu-ilmu kealaman, para pemikir muslim klasik menempuh pola hidup sufistik, dan kajian-kajian ilmiah mereka diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan religius dan spritual.
A.
Rumusan Masalah1. Apa hubungan integrasi dalam Sejarah - Integrasi dalam Ranah Ontologi - Integrasi dalam Ranah Epistemologi
2. Apa pengertian dari Integrasi dalam Sejarah - Integrasi dalam Ranah Ontologi - Integrasi dalam Ranah Epistemologi
B. Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami
hubungan integrasi dalam Sejarah - Integrasi dalam Ranah Ontologi - Integrasi dalam Ranah EpistemologiUntuk mengetahui fungsi dari integrasi dalam Sejarah - Integrasi dalam Ranah Ontologi - Integrasi dalam Ranah Epistemologi
Untuk memenuhi tugas Akhlak tasawuf.
INTEGRASI TASAWUF DAN SAINS
A. Integrasi dalam sejarah IslamDalam sejarah intelektual islam klasik, budaya integrasi keilmuan telah dikenal dan dikembangkan dengan canggih. Center for islamic philosophical studies and information (CIPSI) pernah menyebut 261 ilmuan, teolog, dan saintis muslim yang menguasai banyak bidang, baik ilmu-ilmu kewahyuan maupun ilmu-ilmu rasional yang empirik. Dalam sejarah islam, ditemukan seorang ahli astronomi, ahli biologi, ahli matematika, dan ahli arsitektur yang mempunyai dalam ilmu-ilmu keislaman seperti tauhid, fikih,tabsir, hadis, dan tasawuf. Meskipun berprofesi sebagai saintis dalam bidang ilmu-ilmu kealaman, para pemikir muslim klasik menempuh pola hidup sufistik, dan kajian-kajian ilmiah mereka diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan religius dan spritual.
Para filsuf dari mazhab peripatetik merupakan pemikir muslim yang berhasil mengintegrasikan filsafat yunani dengan ajaran islam yang bersumberkan kepada alquran dan hadis, lantaran tema-tema filsafat yunani diislamisasikan dan disesuaikan dengan paradigma islam. Tidak sebatas integrasi belaka, mereka malah mampu menguasai berbagai disiplin ilmu yang terdiri atas ilmu-ilmu rasional dan ilmu-ilmu kewahyuan, sehingga integrasi menjadi sangat mudah dilakukan. (Zainal Abidin . Integrasi Ilmu dan Agama :69)
Dengan demikian, integrasi ilmu dalam islam bukan hal yang baru. Sebab, para ilmuan muslim klasik telah mengerjakan proyek keilmuan tersebut sepanjang masa keemassan islam. Paling tidak, secara akademik mereka menguasai seluruh disiplin ilmu yang berkembang pesat pada masa mereka, baik ilmu-ilmu rasional, imu-ilmu empirik, maupun ilmu-ilmu kewahyuan. mereka bahkan mengintegrasikan kedua jenis ilmu tersebut, dan keduanya saling mendukung kegiatan akademik mereka. Meskipun mereka seorang filsuf dan saintis, perilaku hidup mereka merupakan realisasi terhadap teori mereka mengenai filsafat dan sufisme. Dapat disimpulkan bahwa mereka suksek mengintegrasikan antara dua jenis ilmu tersebut, dan mengintegrasikan keduanya dengan keyakinan dan perilaku hidup mereka sehari-hari. (Dr.Ja’far, Gerbang Tasawuf, Dimensi teoritis dan Praktis Ajaran Kaum sufi)
B. Integrasi dalam Ranah Ontologi
Istilah ontologi berasal dari bahasa yunani, ont yang bermakna keberadaan, dan logos yang bermakna teori, sedangkan dalam bahasa latin disebut ontologia, sehingga ontologi bermakna teori keberadaan sebagaimana keberadaan tersebut. Ontologi dapat dimaknai sebagai ilmu tentang esensi segala sesuatu. Ontologi merupakan bagian dari metafisika yang merupakan bagian dari filsafat, dan membahas teori tentang keberadaan seperti makna keberadaan dan karakteristik esensial kebenarannya. Suriasumantri menyimpulkan bahwa ontologi sebagai bagian dari kajian filsafat ilmu membahas tentang hakikat dari objek tala’ah ilmu dan hubungan objek ilmu dengan manusia sebagai pencari ilmu. Dengan demikian, Ontologi adalah ilmu tentang teori keberadaan, dan istilah Ontologi ditujukan kepada pembahasan tentang objek kajian ilmu. (Zainal Abidin . Integrasi Ilmu dan Agama :69)
dapat dilihat titik singgung antara tasawuf dengan sains, sebab tasawuf bukan hanya membahas tentang bagaimana mendekatkan diri kepada allah swt. atau hakikaat wujudnya, tetapi juga memberikan perspektif tasawuf mengenai hakikat alam dan manusia, sebagaimana sains juga hendak mengkaji dan menela’ah fenomena-fenomena alam,terutama berbagai persoalan tentang mineral, tumbuhan, hewan, dan manusia.
C. Integrasi dalam Ranah Epistemologi
Istilah Efistemologi berasal dari bahasa yunani, episteme yang bermakna pengetahuan, dan logos yang bermakna ilmu atau eksplansi, sehingga epistemologi berarti teori pengetahuan. Epistemologi dimaknai sebagai cabang filsafat yang membahas pengetahuan dan pembenaran, dan kajian pokok epistemologi adalah makna pengetahuan, kemungkinan manusia meraih pengetahuan dan hal hal yang dapat diketahui.
Runes menjelaskan bahwa epistemologi adalah cabang filsafat yang menelusuri sumber, struktur, dan metode serta validitas ilmu pengetahuan . suriassumantri menyimpulkan bahwa epistemologi sebagai bagian dari kajian ilmu filsafat yang membahas tentang prosedur, proses, metode untuk menggali dan meraih ilmu yang benar, makna dan kriteria kebenaran , serta sarana yang digunakan untuk mendapatkan ilmu. Dengan demikian, epistemologi adalah ilmu tentang cara mendapatkan ilmu.
Kajian- ilmu alam mengandalkan metode observasi dan eksperimen bkajian tasauf mengandalkan metode irfani yang biasa disebut tazkiah al-nafs. Dalam khazanah peradaban islam , banyak sainstis muslim yang ahli dalam ilmu kealaman juga seorang sufi dibidang tasauf yang sebagiannya memanfaat kan metode irfani untuk mendapatkan pemahaman mendalam mengenai dunia metafisik dan dunia fisik . Dalam kitab Ibn ’Arabi, risalah al-anwar fi ma yummah Shahib al- khalwah min al- asrar menceritakan hasil dari berbagai dzikirnya yang mampu menembus berbagai dunia mulai dari dunia fisik sampai dunia ghaib. Menurut informasi , ibn sina akan melakukan salat dimesjid jika menemukan persoalan-persoalan yang rumit dalam filsafat dan sains. Dalam persfektif islam,kesucian jiwa manusia menjadi syarat utama untuk memperoleh ilmu secara langsung dari sumber asalnya, yaitu Allah Swt yang memiliki sifat al-Alim. (Dr.Ja’far, Gerbang Tasawuf, Dimensi teoritis dan Praktis Ajaran Kaum sufi)
D. Integrasi dalam Ranah Aksiologi
moral, serta tanggung jawab sosil ilmuwan. Kajian aksiologi lebi ditujukan kepada pembahasan manfaat dan kegunaan ilmu, dan etika akademi ilmuan.
Dari aspek etika akademik, nilai-nilai luhur tasawuf dapat menjadi landasan etis seorang ilmuan dalam pengembangan sains dan teknologi. Konsep al-maqamat dan al-ahwal
dapat menjadi semacam etika profesi seorang saintis sebagai ilmuan muslim. Contohnya, sebagaimana ilmuan muslim klasik, harus menampilkan kehidupan sufistik yaitu sikap zuhud, warak, sabar, tawakal, cinta, ridho dan fakir dalam menjalankan kegiatan akademik maupun dalam kehidupan sosialnya meskipun memiliki banyak kekayaan material dalam arti bahwa ia menampilkan hidup sederhana dan bersikap dermawan.(Dr.Ja’far, Gerbang Tasawuf, Dimensi teoritis dan Praktis Ajaran Kaum sufi)
BAB III
penutup
Dari aspek etika akademik, nilai-nilai luhur tasawuf dapat menjadi landasan etis seorang ilmuan dalam pengembangan sains dan teknologi. Konsep al-maqamat dan al-ahwal
dapat menjadi semacam etika profesi seorang saintis sebagai ilmuan muslim. Contohnya, sebagaimana ilmuan muslim klasik, harus menampilkan kehidupan sufistik yaitu sikap zuhud, warak, sabar, tawakal, cinta, ridho dan fakir dalam menjalankan kegiatan akademik maupun dalam kehidupan sosialnya meskipun memiliki banyak kekayaan material dalam arti bahwa ia menampilkan hidup sederhana dan bersikap dermawan.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Zainal Abidin . Integrasi Ilmu dan Agama : Medan : 2010, Perdana Publishing.