• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII KELEMBAGAAN DAERAH - DOCRPIJM 2f59997c6d BAB VIIBAB VII

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB VII KELEMBAGAAN DAERAH - DOCRPIJM 2f59997c6d BAB VIIBAB VII"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VII

KELEMBAGAAN DAERAH

7.1. Umum

Pergeseran paradigma dalam sistem penyelenggaraan

pemerintahan dari pola sentralisasi menjadi pola desentralisasi yang

ditandai dengan lahirnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah dan diberlakukannya Undang-undang

Nnmor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih

Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, membawa impiikasi

yang mendasar terhadap keberadaan, tugas, fungsi dan

tanggungjawab lembaga serta aparatur pemerintah dalam mewujudkan

penyelenggaraan pemerintahan yang didasarkan pada prinsip-prinsip

good governance.

Wacana baru dalam penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan daerah, adalah tuntutan masyarakat untuk terwujudnya

aparatur pemerintah yang demokratis, netral, profesional, efisien,

efektif, berkeadiian, bersih, terbuka, partisipatif dan tanggap terhadap

aspirasi masyarakat.

Tantangan yang dihadapi di bidang kelembagaan, adalah

menata ulang struktur organisasi dengan prinsip rasional dan reatistik

(sesuai kebutuhan) dan perangkat kelembagaan yang lebih efektif serta

efisien yang berorientasi pada peningkatan pelayanan masyarakat.

Demikian puta diperiukan penyediaan sarana dan prasarana

pemerintahan yang dapat mendukung terwujudnya pelayanan prima

bagi masyarakat.

Di bidang ketatalaksanaan, tantangan yang dihadapi adalah

kualitas dan transparansi pelayanan masyarakat yang kurang adaptif

(2)

Oleh karena itu perlu penyempurnaan sistem ketatalaksanaan dalam

penyelenggaraan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan

di daerah.

Bidang sumber daya manusia aparatur sebagai pilar utama

penyelenggaraan pemerintahan menghadapi tantangan untuk dapat

mengembangkan sistim perencanaan SDM aparatur pemerintah sesuai

hasil penataan struktur dan perangkat kelembagaan daerah. Tantangan

benkutnya, adalah upaya pembentukan disiplin, etik dan moral,

produktivitas kerja dan tuntutan untuk terwujudnya aparatur pemerintah

yang bebas Korupsi Kolusi. Nepotisme (KKN) dan profesionai.

Pengembangan sistem perencanaan yang baik perlu

mempertimbangkan pergeseran paradigma dan sifat pemerintahan

yang otokratik menjadi demokratik. dari monolitik ke pluralistik. dari

sentralistik ke desentralistik, dan dan unilaterai ke interaksional, yaitu

dan pemisahan peran pemerintah dan masyarakat ke peran pemerintah

bersama masyarakat.

Dalam Sidang pengawasan. masih dirasakan kurang

berfungsrnya pengawasan fungsional. pengawasan melekat dan

pengawasan masyarakat termasuk legislatif, sehingga fungsi kontrol

terhadap jalannya penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

daerah masih belum efektif.

7.2. Gambaran Umum Kelembagaan Daerah.

Secara sederhana, peranan Pemerintah Daerah dalam

menjalankan fungsi pelayanan publik dapat dibedakan menjadi dua.

Pertama, bersifat langsung (direct public goods provision) dan yang

kedua bersifat tidak langsung (indirect public goods provision). Jenis

yang terakhir ini melibatkan peran yang lebih besar pada sektor swasta

(private) atau masyarakat (community).

Dengan dasar pengertian tersebut, peranan Pemerintah

Daerah dalam menjalankan fungsi pelayanan pub!ik cenderung lebih

(3)

wajib bidang pemerintahan daerah, hanya kewenangan tertentu

(penanaman modal dan pertanahan) yang pada realisasinya belum

dilaksanakan setiap oleh Pemerintah Kota.

Peranan Pemerintah Daerah secara tidak langsung ini dapat

dilakukan melalui regulasi, insentif, maupun kontrol terhadap fungsi

pelayanan publik yang dilaksanakan oleh swasta maupun masyarakat

untuk jenis pelayanan tertentu. Atas dasar pemikiran tersebut;

mengambil contoh jenis pelayanan publik di bidang pendidikan;

ternyata peranan pemerintah tidak selalu lebih besar dibandingkan

dengan sektor swasta.

Pemerintah telah mencabut Peraturan Pemerintah Nomor 8

Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah yang

dinyatakan belum cukup memberikan pedoman yang menyeluruh bagi

penyusunan dan pengendalian organisasi perangkat daerah yang dapat

menangani seluruh urusan pemerintahan, sehingga perlu dicabut dan

dibentuk peraturan pemerintah yang baru yaitu Peraturan Pemerintah

Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Inti dari peraturan pemerintah No 41 Tahun 2007 adalah pertama;

penyusunan organisasi perangkat daerah berdasarkan pertimbangan

adanya urusan pemerintahan yang perlu ditangani, kedua; penanganan

urusan tidak harus dibentuk kedalam organisasi tersendiri, ketiga;

dalam beberapa urusan yang ditangani oleh satu perangkat daerah ,

maka penggabungannya sesuai dengan perumpunan urusan

pemerintahan yang dikelompokan dalam bentuk dinas dan lembaga

teknis daerah.

Pertimbangan ketiga menjadi pedoman yang sangat penting

karena selama ini Dinas dan lembaga teknis yang telah dibentuk

berdasarkan PP Nomor 8 Tahun 2003 di masing-masing daerah

berbeda salah satu contoh adalah ada daerah yang memasukan bidang

pertambangan dan energi kedalam bidang lingkungan hidup, demikian

(4)

lingkungan hidup . Sehingga Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi

dan Pemerintah KabupatenlKota sering kesulitan dalam melaksanakan

koordinasi pembangunan terutama dalam administrasi surat menyurat.

Perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas berdasarkan

PP No 41 Tahun 2007 adalah :

1. Bidang pendidikan ,pemuda dan olah raga

2. Bidang Kesehatan

3. Bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi

4. Bidang perhubungan, komunikasi dan informatika

5. Bidang kependudukan dan catatan sipil

6. Bidang kebudayaan dan pariwisata

7. Bidang pekerjaan umum yang meliputi bina marga, pengairan, cipta

karya dan tata ruang.

8. Bidang perekonomian yang meliputi koperasi dan usaha mikro,

kecil dan menengah, industri dan perdagangan

9. Bidang pelayanan pertanahan

10. Bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan,

peternakan, perikanan darat, kelautan dan perikanan, perkebunan

dan kehutanan

11. Bidang pertambangan dan energti

12. Bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset

Perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk badan,

kantor, inspektorat dan rumah sakit terdiri dari :

1. Bidang perencanaan pembangunan dan statistik

2. Bidang penelitian dan pengembangan

3. Bidang kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat

4. Bidang Lingkungan hidup,

5. Bidang Ketahanan Pangan

6. Bidang penanaman modal,

7. Bidang perpustakaan, arsip, dan dokumentasi

(5)

9. Bidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana

10. Bidang Kepegawaian, pendidikan dan pelatihan

11. Bidang Pengawasan

12. Bidang Pelayanan kesehatan

Berdasarkan PP No 41 Tahun 2007, maka tidak ada lagi

nama Dinas Lingkungan Hidup, pada saat ini ada beberapa daerah

yang membentuk organisasi lingkungan hidup dengan nama Dinas

Lingkungan Hidup dan adapula yang membentuk organisasi dalam

bentuk Badan yaitu Badan Pengeioaan lingkungan Hidup. Dengan

diberlakukannya Peraturan Pemerintah No 41 Tahun 2007 maka

bentuk organisasi yang menangani urusan lingkungan hidup seragam

menjadi Badan Pengeloaan Lingkungan Hidup atau Kantor

Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Sesungguhnya PP No 41 Tahun 2007 ini sangat ditunggu oleh

daerah terutama sejak dikeluarkan Peraturan lVlenteri Dalam Negeri No

13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang membagi

klasifikasi belanja berdasarkan urusan pemerintahan yang terdiri dari

urusan wajib dan urusan pilihan, kiasifikasi belanja menurut fungsi yang

digunakan untuk tujuan keselarasan dan keterpaduan pengelolaan

keuangan Negara, klasifikasi belanja menurut organisasi, klasifikasi

monurut program dan kegiatan .

Klasifikasi belanja menurut urusan wajib mencakup :

1. Pendidikan

2. Kesehatan

3. Pekerjaan Umum

4. Perumahan rakyat

5. Penataan Ruang

6. Perencanaan Pembangunan

7. Perhubungan

(6)

9. Pertanahan

10. Kependudukan dan catatan sipil

11. Pemberdayaan Perempuan

12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

13. Sosial

14. Tenaga Kerja

15. Koperasi dan usaha kecil dan menengah

16. Penanaman Modal

17. Kebudayaan

18. Pemuda dan Olah Raga

19. Kesatuan bangsa dan politik dalam negeri

20. Pemerintahan umum

21. Kepegawaian

22. Pemberdayaan masyarakat dan desa

23. Statistik

24. Arsip

25. Komunikasi dan informatika

Klasifikasi belanja menurut urusan pilihan mencakup :

1. Pertanian

2. Kehutanan

3. Energi dan sumberdaya mineral

4. Pariwisata

5. Kelautan dan perikanan

6. Perdagangan

7. Perindustrian

8. Transmigrasi

Klasifikasi belanja menurut fungsi yang digunakan untuk

keselarasan dan keterpaduan pengelolaan keuangan Negara terdiri

1. Pelayanan umum

2. Ketertiban dan ketentraman

(7)

4. Lingkungan Hidup

5. Perumahan dan fasilitas umum

6. Kesehatan

7. Pariwisata dan budaya

8. Pendidikan

9. Perlindungan Sosial

Klasifikasi belanja menurut organisasi disesuaikan dengan

susunan organisasi pada masing-masing pemerintah daerah. Klasifikasi

belanja menurut program dan kegiatan disesuaikan dengan urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.

7.3. Kondisi Kelembagaan Daerah

7.3.1. Kelembagaan Pemerintah Propinsi

Sistem kelembagaan pemerintah Propinsi terdiri dari Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Sekertaris Wilayah

Daerah (Setwilda), Bapedalda dan Dinas Pekerjaan Umum Propinsi.

BAPPEDA Cq Bidang Fisik dan Prasarana serta sosial budaya

bertanggung jawab terhadap perencanaan, koordinasi, monitoring

program dan kegiatan-kegiatan pembangunan.

SETWILDA Propinsi Cq. Biro Keuangan dan pembangunan,

bertanggung jawab dalam merumuskan kebijakan pembangunan

propinsi, monitoring dan menyiapkan komitmen dana pembangunan

propinsi.

BAPEDALDA, bertanggung jawab dalam melaksanakan dan

menegakkan kebijakan dan peraturan dibidang pengelolaan lingkungan

hidup didaerah. Lembaga ini telah terbentuk di 30 (tiga puluh) propinsi.

Namun, tugas pokok dan fungsinya masih harus disesuaikan kembali

dengan Undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintahan

daerah.

DINAS PU PROPINSI yang bertanggung jawab kepada Gubernur,

berperan mengkoordinasikan pelaksanaan program dan proyek-proyek

(8)

7.3.2. Kelembagaan Pemerintah Kabupaten dan Kota

Sistem kelembagaan Pemerintah Kota yang berkaitan dan

menangani perencanaan dan pengelolaan sector Pengembangan

Penyehatan Lingkungan dan Permukiman, Infrastrutr, Pengembangan

Bangunan dan Lingkungan , terdiri dari Bappeda, Setwilda, Bapedalda,

Dinas-dinas (Pekerjaan Umum, Kebersihan dan pertamanan,

Kesehatan, Tata Kota dan daerah, dlI, Badan Usama Milik Daerah

BUMD (PDAM, PD-Kebersihan, PD-Air Limbah dli), kantor kecamatan,

kantor PMD, Kantor desa atau kantor kelurahan, LKMD dan PKK.

Adapun peran dan fungsi lembaga-lembaga tersebut adalah sebagai

berikut:

a. Bappeda, bertanggung jawab terhadap aspek perencanaan,

koordinasi, monitoring program dan proyek pembangunan ditingkat

kabupaten dan atau kota

b. Setwilda dan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah,

bertanggung jawab merumuskan kebijakan pembangunan daerah,

monitoring dan penyiapan komitmen dana pembangunan daerah.

c. Bapedalda atau lembaga lain yang setara atau diberi nama lain

selain Bapedalda, bertanggung jawab dalam melaksanakan dan

menegakkan kebijakan dan peraturan dibidang pengelolaan

lingkungan hidup didaerah.

LKMD adalah organisasi semi pemerintah ditingkat kelurahan

atau desa yang bertanggung jawab terhadap perencanaan dan

pelaksanaan pembangunan perdesaan. PKK adalah organisasi semi

pemerintah ditingkat RT/RW yang bertanggung jawab terhadap 10

permasalahan atau isu-isu yang berkembang di masyarakat

diantaranya masalah kesehatan, perlindungan dan pelestarian

lingkungan. Di beberapa tempat, PKK bertanggung jawab pula

terhadap mengelolaan sampah termasuk pengelalaan fasilitas TPS dan

pengumpulan retribusi sampah.

(9)

Pengembang (Developer) dan Lembaga Swadaya Masyarakat

(LSM) merupakan contoh tipikai kelembagaan non pemerintah yang

berperan dalam menyediakan atau membangun prasarana dan sarana

permukiiman beserta utilitasnya.

7.4. Strategi Kebijakan Pengembangan Kelembagaan Daerah.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan di Bidang

aparatur pemerintah, maka strategi- kebijakan yang ditempuh. adalah

(a) penataan struktur organisasi dengan prinsip rasionai dan realistik

sesuai dengan kebutuhan daerah: ;b) penataan ulang aparatur

pemerintah daerah sesuai dengan penataan struktur organisasi dan

perangkat kelembagaan daerah; (c) peningkatan kualitas pelayanan

kepada masyarakat melalui pelayanan prima; (d) peningkatan kualitas

dan profesionalisme sumberdaya aparatur pemerintah untuk

mendukung perwujudan pemerintah yang baik dan bebas dari KKN; (e)

peningkatan pembangunan administrasi pemerintahan dan

pembangunan yang mampu mendukung penyelenggaraan tugas-tugas

umum pemerintahan dan pembangunan; (f) pengembangan sistem

program dan anggaran serta pengendalian pembangunan; (g)

peningkatan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan

dan pembangunan daerah untuk mendukung pemerintahan yang

bersih; dan (h) peningkatan sarana dan prasarana pemerintahan

daerah.

Secara keseluruhan pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintahan

diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat

melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta

masyarakat serta peningkatan daya saing daerah. Sebagai bahagian

dari penyelenggaraan negara, maka penyelenggaraan pemerintah

daerah juga tunduk pada asas umum penyelenggaraan Negara yang

Bersih dan Bebas dari KKN sebagaimana diamanatkan dalam

(10)

Negara tersebut akan mencakup : Asas kepastian hukum, tertib

penyelenggaraan negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan,

asas proporsionalitas, asas profesionalitas, dan asas akuntabilitas.

Pembiayaan penyelengaraan pemerintah daerah dibebankan pada

APBD dalam bentuk belanja daerah dengan arah sebagaimana

diamanatkan dalam pasal 167 UU nomor 3212004 yaitu belanja daerah

diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan

masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah. Selanjutnya

disebutkan bahwa perlindungan dan peningkatan kualitas kehidupan

masyarakat diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar

dengan prioritas peningkatan pendidikan, penyediaan fasilitas

pelayanan kesehatan, fasilitas sosial, dan fasilitas umum yang tayak,

serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Disamping itu bahwa

APBD harus mempertimbangkan analisis standar biaya, standar harga,

tolok ukur kinerja, dan standar pelayamnan minimum.

Dalam rangka dapat dicapainya tujuan dan sasaran sebagaimana telah

digambarkan diatas, maka stratagi yang dikembangkan dalam rangka

pengembangan kapasitas Pemerintah Kota Palangka Raya, akan

mencakup pada 4 bidang, yang secara rinci sebagai berikut :

a. Bidang Kelambagaan dan Organisasi:

Strategi kebijakan yang dikembangkan dibidang kelembagaan

organisasi institusi Pemerintah Kota meliputi sistem dan mekanisme

organisasi, perangkat peraturan yang diarahkan pada efektifitas,

efisiensi dan transparansi. Sehingga keruwetan dalam birokrasi

pemerintahan dapat dihilangkan. Untuk mencapai hal tersebut,

rumusan kebijakan yang akan dikembangkan meliputi :

1. Dibutuhkan reorganisasi dan restrukturisasi dengan mekanisme

yang jelas dalam rangka mencapai struktur otoritas an

menghindari ketatnya birokrasi agar pelayanan pada

(11)

2. Adanya perangkat hukum yang mengatur posisi dan fungsi

kelembagaan demi terjaminnya kualitas dan pola

kebijaksanaan.

b. Bidang menajemen Organisasi Instiitusi Pemerintah.

Strategi kebijakan yang dikembangkan dibidang manajemen

organisasi institusi Pemerintah Kota meliputi, sistem dan mekanisme

administrasi, manajemen yang diarahkan pada efektifitas, efiseinsi,

responsivitas dan transparansi.

Untuk mencapai hal tersebut rumusan strategi yang akan

kembangkan meliputi :

1. Pembenahan sistem manajemen dan administrasi Pemerintah

menuju sistem yang transparan. Responsif, efesien dan efektip.

2. Pembenahan dan penyempurnaan sistem insentif dan disentif

dalam rangka memotivasi kinerja aparatus pemerintahan.

3. Mengembangkan dan merumuskan moral dan etos kerja sebagai

pedoman dalam kinerja aparatur.

c. Aparatur Pemerintah Kota.

Dalam bidang aparatur Pemerintahan, strategi kebijakan yang

dikembangkan meliputi : pengembangan dan peningkatan kemampuan

sumber daya manusia menuju performa yang lebih profesional. Dengan

demikian rumusan kebijakan strategis akan meliputi :

1. Pendidikan dan pelatihan terhadap aparatur dilakukan sesuai

dengan spesifikasi pekerjaan, fungsi, struktur masing-masing

kelembagaan.

2. Penerapan sistem pembinaan karier pegawai yang lebih adil

sesuai merit dan jenjang karier.

3. Peningkatan fasilitas pendukung untuk dapat terpenuhinya

kualitas dan kuantitas SDM.

d. Sistem akuntabilitas

Strategi kebijakan yang dikembangkan dibidang sistem akuntabilitas

(12)

yang diarahkan pada manajemen publik. Sehingga swistem

akuntabilitas yang dijalankan lebih transparan dan akuntabel. Untuk

mencapai hal tersebut rumusan kebijaksanaan yang akan

dikembangkan meliputi :

1. Mengembangkan dan merumuskan mekanisme sistem akuntabilitas

yang baik.

2. Perumusan dan penetapan serta kejelasamn kriteria yang digunakan

sebagai penilaian kinerja Pemerintah dan aparatur.

Tujuan pembangunan aparatur pemerintah Kota Palangka Raya

adalah: (a) tertatanya struktur organisasi, perangkat kelembagaan dan

aparatur pemerintah yang efektif, efisien, sesuai dengan kebutuhan

daerah; (b) meningkatnya kualitas dan transparansi pelayanan

masyarakat sesuai dengan perubahan-perubahan tuntutan masyarakat

yang berkembang; (c) berkembangnya sistim perencanaan SDM

aparatur pemerintah daerah sesuai hasil penataan struktur organisasi

dan perangkat kelembagaan daerah; (d) meningkatnya budaya disiplin,

taat hukum, etik dan moral serta bebas dari KKN dilingkungan aparatur

pemerintah; (e) meningkatnya kualitas, profesionalitas, produktivitas

kerja aparatur pemerintah; (f) terwujudnya sistem administrasi

pemerintahan dan pembangunan yang handai, efisien dan efektif; (g)

berkembangnya sistem perencanaan dan pengendalian pembangunan

sejatan dengan kebutuhan pembangunan dan kemampuan keuangan;

(h) meningkatnya pengawasan fungsional, pengawasan melekat dan

pengawasan masyarakat yang mengontrol jalannya penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan daerah; (i) terpenuhinya sarana dan

prasarana pemerintahan sesuai dengan analisis kebutuhan yang

mendukung peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

Sedangkan sasaran yang akan dicapai oleh pembangunan aparatur

Pemerintah Kota Palangka Raya, adalah : (a) terbentuknya organisasi

dan kelembagaan Pemerintah Kota Palangka Raya yang efektif dan

(13)

pemerintah yang handal, profesional dan bebas dari praktek KKN

secara bertahap; (c) pulihnya kepercayaan masyarakat terhadap

aparatur pemerintah; (d) meningkatnya kualitas perencanaan dan

terwujudnya fungsi pengawasan yang efektif.

7.5. Peranan Pemerintah Daerah Dalam Menjalankan Fungsi Pelayanan Publik.

Peran pemerintah daerah dalam memberikan layanan publik

dapat tercermin dari penggunaan instrumen kebijakannya. Dengan

melakukan analisis terhadap penggunaan instrumen ini sebenarnya

dapat diketahui bagaimana karakter pemerintah daerah apabila

dibandingkan dengan unsur lain di luarnya. Dengan mengacu pada

taksonomi instrumen kebijakan yang telah dilakukan oleh Howlett &

Ramesh (1995) maka dapat dibedakan adanya tiga kategori, yakni

instrumen wajib (compulsory instruments), instrumen campuran (mixed

instruments), dan instrumen sukarela (voluntary instruments).

Instrumen wajib atau sering pula disebut sebagai instrumen

yang mengarahkan bersifat mengarahkan tindakan warga dan lembaga

swasta. Dalam hal ini pemerintah lebih mempergunakan otoritasnya

untuk mengatur atau memerintahkan warga untuk melakukan tindakan

tertentu (regulations), atau mendirikan perusahaan yang dikontrol oleh

pemerintah untuk menjalankan fungsi tertentu yang dipilih

(public-owned enterprise), atau secara langsung melakukan penyediaan

layanan publik melalui jalur birokrasi (direct public goods provision).

Semua ini merupakan instrumen yang bersifat memaksa karena

memberikan peluang kepada pemerintah untuk menjalankan apapun

yang dikehendakinya dalam koridor konstitusi yang luas ruang

lingkupnya. Sehingga, penggunaan instrumen ini seringkali justru

membatasi ruang gerak pihak lain, seperti individu, kelompok, ataupun

(14)

Instrumen sukarela memiliki ciri khas berupa minimnya keterlibatan

pemerintah karena instrumen yang dipergunakan lebih berbasis pada

kesukarelaan. Dalam kondisi ini, seringkali pemerintah mengambil

keputusan untuk tidak melakukan apa-apa terhadap masalah tertentu

yang sudah diakui keberadaannya karena percaya atau memilih bahwa

masalah tersebut dapat diselesaikan oleh instrumen di luar pemerintah,

seperti mekanisme pasar atau organisasi swadaya lainnya. Instrumen

ini berupa organisasi non pemerintah yang berbasis sukarela dan

anggotanya tidak memiliki tugas pemerintahan. Jika mereka

menjalankan tugas untuk mencapai tujuan kebijakan tertentu, maka hal

itu dilakukan karena adanya kepentingan pribadi, etika, atau ikatan

emosional.

Instrumen sukarela ini merupakan instrumen penting untuk

mencapai tujuan kebijakan ekonomi maupun sosial. Terdapat tiga jenis

instrumen yang dapat dikategorikar sebagai instrumen sukarela.

Mereka adalah keluarga dan masyarakat, organisasi sukarela, dan

pasar. Pemeliharaan anak, orang jompo, dan orang sakit sering kali

mempergunakan mekanisme keluarga, sementara solidaritas sosial dan

ekonomi seringkali mempergunakan mekanisme masyarakat. Dua

instrumen ini jelas menunjukkan keuntungan bagi pemerintah berupa

tiadanya biaya yang ditanggung oleh pemerintah, meskipun dalam

kondisi tertentu ada bantuan atau subsidi. Selain itu, banyak aktivitas

sosial ekonomi yang dijalankan oleh organisasi sukarela. Organisasi ini

dapat bergerak di luar hambatan negara dan ekonomi. Mereka

biasanya bergerak di bidang pelayanan kesehatan, bakti sosial,

penyediaan pendidikan dan pangan bagi orang tidak mampu,

penampungan bagi tunawisma, anak jalanan, dan gelandangan, serta

penyelamatan lingkungan. Organisasi ini memliki fleksibilitas dan

kecepatar, dalam bereaksi atas masalah tertentu, dan mem;liki peluang

(15)

Instrumen sukarela yang penting lainnya adalah pasar. Interaksi

sukarela antara produsen dan konsumen dapat menjadi jembatan untuk

mencapai kepuasan bagi keduanya. Produsen berusaha untuk

memperoleh laba sebanyak-banyaknya, sementara konsumen dapat

memperoleh barang sebanyak mungkin dengan jumlah uang yang

terbatas. Banyak kebutuhan masyarakat dapat diperoleh melalui

instrumen ini sehingga menguntungkan pemerintah karena ia dapat

menyediakan kebutuhan , masyarakat tanpa biaya dan usaha yang

signifikan dari pemerintah.

Kategori instrumen yang ketiga adalah instrumen campuran

yang .menggabungkan beberapa karakter dari instrumen wajib dan

sukarela. Instrumen ini membiarkan keterlibatan pemerintah pada

tingkatan tertentu dalam membentuk keputusan aktor-aktor non

pemerintah, sekaligus membiarkan keputusan akhir berada di tangan

aktor tersebut. Keterlibatan pemerintah ini berkisar dari yang paling

kecil berupa penyebaran informasi, subsidi, pelelangan hak, sampai

yang paling dalam seperti pemungutan pajak dan retribusi. Penyeoaran

informasi merupakan instrumen pasif yang dilakukan dengan

menyediakan informasi kepada individu dan badan usaha dengan

harapan dapat mengubah perilaku mereka sesuai yang diinginkan oleh

pemerintah. Subsidi merupakan semua bentuk transfer keuangan

kepada individu, organisasi, badan usaha dari pemerintah, atau dari

pihak ketiga di bawah arahan pemerintah. Tujuannya adalah

memberikan imbalan finansial untuk mendorong aktor di luar

pemerintah menjalankan aktivitas yang diinginkan. Ada beragam jenis

subsidi yang bisa dilakukan, yakni hibah, insentif pajak, voucer, dan

pinjaman.

Selanjutnya adalah instrumen pelelangan hak yang

didasarkan pada asumsi bahwa pasar seringkali merupakan cara

alokasi sumber daya yang efisien. Pelelangan hak merupakan cara

(16)

Pasar diciptakan dengan merancang jumlah yang tetap atas hak

mempergunakan sumber daya tertentu yang dapat dialihkan sehingga

dapat memunculkan kelangkaan artifisial dan mendorong bekerjanya

mekanisme pasar. Sumber daya yang dimaksud bisa berupa air, udara,

hutan, dan lain sebagainya. Sumber daya tersebut ditentukan batas

kuantitas sehingga dapat dilelang kepada pembeli potensial untuk

didayagunakan untuk beragam kepentingan. Dengan cara ini

pemerintah memperoleh harga penawaran terbaik sekaligus mampu

memberikan layanan publik bagi masyarakat. Instrumen campuran lain

yang dapat dipergunakan adalah pemungutan pajak yang merupakan

pungutan wajib oleh pemerintah kepada perseorangan atau badan.

Tujuannya adalah meningkatkan pendapatan bagi pembiayaan

pengeluran pemerintah. Pajak dapat dipergunakah sebagai instrumen

untuk meningkatkan atau mengurangi perilaku atau aktivitas tertentu.

Hal yang sama dapat dipergunakan melalui pungutan retribusi yang

biasanya dipergunakan untuk mengendalikan efek samping negatif

tertentu dari suatu aktivitas.

(17)

STRUKTUR ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

(18)
(19)

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS TATA KOTA, BANGUNAN

(20)
(21)

Referensi

Dokumen terkait

diatas, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang menyelenggarakan fungsi.  Perumusan kebijakan teknis di bidang Cipta Karya dan Tata Ruang.  Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan

Bagian ini memaparkan kondisi eksisting, sasaran program, serta usulan kebutuhan program dan pembiayaan dalam penataan bangunan dan lingkungan, khususnya dalam rangka

Penanganan suatu daerah melalui keterpaduan program dan kegiatan pada suatu kawasan merupakan hal yang baik dalam peningkatan infrastruktur di Daerah Kabupaten

a) Tantangan dalam peningkatan cakupan kualitas air minum saat ini adalah mempertimbangkan masih banyaknya masyarakat yang belum memiliki akses air minum yang

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagai unsur pendukung tugas Bupati dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang

mengganggu kesehatan masyarakat. 2 Algoritma Pilihan Teknologi Sistem Pengolahan air Limbah Permukiman.. 175 Dengan memperhatikan kebutuhan peningkatan pelayanan, pengembangan

Peningkatan kapasitas kelembagaan daerah dalam mendukung Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya di Kabupaten Barito Timur sangat dibutuhkan

Kondisi Kelembagaan Pemerintah Kabupaten Sidrap serta Kapasitas dan kewenangan instansi untuk mendukung RPIJM menjadi sangat penting karena besarnya tanggung jawab