• Tidak ada hasil yang ditemukan

GRAFIKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GRAFIKA"

Copied!
223
0
0

Teks penuh

(1)

1

2

3 4

5

6

7

8

9

0

5

0

1

8

2

3

5

3

2

3

5

6

9

6

9

G R A F I K A

1

2

3 4

5

6

7

8

9

0

5

0

1

8

2

3

5

3

2

3

5

6

9

6

9

(2)

G R A F I K A

Penerbit Tisara Grafika SALATIGA

2013

Untuk kuliah (pengantar) analisa real

yang dilengkapi dengan program MATLAB

(3)

Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang

Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh buku ini tanpa seijin penulis

Cetakan pertama : Oktober 2013

ISBN :

Hak Cipta : Pada Penulis Disain Sampul : Tisara Grafika Tata letak : Harrie Siswanto Percetakan : Tisara Grafika Penerbit : Tisara Grafika

ISBN 979-602-9493-13-9

Diterbitkan oleh:

JL. DIPONEGORO 98 D - SALATIGA 50714 - JAWA TENGAH Telp.: 0298-321798 |Mobile: 081 228 598 985 | 0819 0488 3400, 0298-6138702

Fax : 0298-321798

email: [email protected] [email protected] Bank: BNI Cabang Salatiga No. Rek. 369 57809

,

G R A F I K A G R A F I K A

Katalog Dalam Terbitan

515.8

PAR Parhusip, H. A.

a Analisa real: untuk kuliah (pengantar) Analisa Real yang dilengkapi dengan program MATLAB/ H. A. Parhusip. -- Salatiga: Tisara Grafika, 2013.

ix, 214 hlm. ; 23 cm.

ISBN 979-602-9493-13-9

1. Function of real variables. 2. Functional analysis. 3. Mathematical analysis. 4. MATLAB. I. Title.

(4)

Didedikasikan kepada mahasiswa dan pengajar S1 Matematika dan Pendidikan Matematika pada umumnya

(5)

Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm

v

KATA PENGANTAR

Analisa real merupakan salah satu mata kuliah wajib pada aras S1 matematika dan S2 matematika maupun pen-didikan matematika. Mata kuliah ini lebih menganalisa secara formal tentang fungsi-fungsi yang dikenal di kalkulus khusus-nya untuk fungsi 1 peubah. Karena sedikitkhusus-nya beredar buku analisa real dalam bahasa Indonesia, hal ini mendorong penulis untuk menulis buku ini sehingga buku ini dapat sebagai materi awal untuk memulai memahami analisa real.

Demikian pula cara penyajian mata kuliah ini sering-kali tidak melibatkan komputer dalam memvisualisasikan barisan bilangan real dan barisan fungsi, sehingga mahasiswa kesulitan dalam memformalkan pemahaman yang diperoleh. Dengan adanya penggunaan komputer dalam analisa real sebagaimana disajikan pada buku ini, maka diharapkan maha-siswa dapat dengan mudah mengikuti mata kuliah ini dan mengembangkannya. Buku ini lebih banyak merupakan ter-jemahan dari beberapa buku analisa real (lihat daftar pustaka). Pada tahun 2005 penulis mulai terlibat langsung untuk melatih olimpiade mahasiswa, dari keterlibatan ini penulis menjadi belajar lebih banyak dan harus selalu belajar. Hal ini juga menyadarkan, bahwa ternyata apa yang penulis pelajari selama ini belum cukup bahkan masih sangat jauh.

Dengan melibatkan mahasiswa pada berbagai kegiatan olimpiade terutama yang diselenggarakan oleh UGM, UI yang bekerjasama dengan Pertamina, penulis dapat belajar mengukur sejauh mana perkuliahan S1 di Program Studi Matematika Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana.

(6)

vi

Penulis juga menjumpai kesulitan untuk mencari buku yang memberikan wawasan tipe soal olimpiade mahasiswa, khususnya matematika bidang analisa real. Oleh karena itu penulis sangat terbeban untuk menyusun buku ini. Paling tidak, buku ini memberikan wawasan mula-mula bagi pemula yang belum pernah mengikuti olimpiade dan juga memberi-kan dasar-dasar teori yang diperlumemberi-kan untuk tipe soal olimpiade matematika tingkat mahasiswa.

Penulis sangat berharap mahasiswa semakin bersema-ngat berkompetisi untuk menguji seberapa jauh kemampuan bermain matematika. Kiranya buku ini menjadi awalnya.

Salatiga, Oktober 2013

(7)

Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm vii

DAFT AR I SI

Hlm KATA PENGGANTAR v

DAFTAR ISI vii

BAB I. Bagian 1

Cara Menulis Bukti Barisan Bilangan real yang konvergen dan divergen dengan ilustrasi MATLAB

1-28

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Kesimpulan dan Saran 19

1.3. Latihan Soal dan Jawab Analisa Real 21

Latihan 1.1 21

Latihan 1.2 25

Bagian 2 29-64

2.1 Beberapa teorema penting pada bilangan real 29

2.2. Barisan Terbatas 33 2.3. Latihan Soal 1.3 39 Latihan Soal 1.4 41 Latihan Soal 1.5 47 2.4. Barisan Monoton 49 Latihan 1.6 56 2.5. Barisan Cauchy 57 Latihan soal 1.7 60

BAB II DERET BILANGAN REAL 65-94

2.1 2.1. Pendahuluan 65

2.2. Konvergen dan divergen deret 66

2.3. Uji Konvergensi untuk deret dengan suku-suku taknegatif

68

2.3.1. Proposisi 3b 69

2.3.2 Tes Integral (untuk deret tak negatif) 69

(8)

viii

Latihan soal 2.1 77

Latihan soal 2.2 79

2.4. Deret Ganti tanda (Alternating Series) 80

Latihan soal 2.3 84

2.5. Konvergen Bersyarat dan Konvergen Absolut 84

2.5.1. Tes Banding 87

Latihan soal 2.4 88

2.6. Penyusunan ulang Deret 90

Latihan soal 2.5 91

Latihan soal 2.6 92

BAB III. TOPOLOGI di n

R 95-107 3.1 Ruang n dimensi 95 3.2 Pertidaksamaan Schwarz 96 3.3 Pertidaksamaan Segitiga 99 3.4 Konvergensian Completeness di n R 100

3.5 Subhimpunan tertutup dan terbuka 104

3.6 Compact set dan Teorema Heine Borel 106

Latihan soal 3 106

BAB IV. LIMIT FUNGSI, BARISAN, DAN DERET FUNGSI

109-196

4.1 Limit fungsi dan fungsi kontinu 109

Latihan soal 4.1 117

4.2 Fungsi diskontinu 120

Latihan soal 4.2 128

4.3 Sifat-sifat fungsi kontinu 128

4.3.1 Compactness dan Nilai Ekstreem 131

4.4 Limit Barisan Fungsi 134

Latihan soal 4.3 142

4.5 Konvergensi seragam dan Kontinuitas 145 4.6 Teorema Kelengkapan untuk C(K,Rn) 146

Latihan soal 4.4 148

4.7 Konvergensi seragam pada Integral 151

(9)

Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm

ix

Latihan soal 4.5 155

4.8 Deret Fungsi-Fungsi 157

481.Tes deret fungsi 161

Latihan soal 4.6 168

4.9 Deret pangkat (power series) 170

Latihan soal 4.7 180

4.10 Lebih lanjut dengan deret, khususnya deret Taylor

183

Latihan soal 4.8 190

4.10.1 Deret Taylor untuk turunan fungsi 194

BAB V. Ruang METRIK (metric space) 197-210

5.1 Pendahuluan 197

5.2 Definisi dan Beberapa Teorema 197

Latihan soal 5.1 202

Latihan soal 5.2 201

5.3 Homeomorphism 203

Latihan soal 5.3 209

BAB VI Contoh SOAL JAWAB OLIMPIADE MAHASISWA Bidang ANALISA REAL

213-217

Bidang Analisis 211

Soal Olimpiade Mahasiswa Se Jawa-Bali Bidang Analisis Real 15 Mei 2007

(10)

ANALISA REAL | 1

BAB I

Bagian

1

CARA MENULIS BUKTI BARISAN BILANGAN REAL YANG KONVERGEN DAN DIVERGEN dengan ilustrasi MATLAB

1.1 Latar Belakang

Cara memahami dan menuliskan kembali bukti dalam matematika merupakan masalah yang umum bagi siswa, mahasiswa maupun pengajar. Selama ini seringkali siswa diajar dengan teknik berhitung sedangkan cara menuangkan alasan secara matematis sangat minim diajarkan. Demikian pula mengkomunikasikan hasil hitungan secara formal dan saintifik (mengikuti kaidah matematika) juga sangat mungkin belum dialami siswa sehingga ketika menjadi mahasiswa matematika hal itu menjadi kendala yang sangat besar.

Kemampuan mengungkapkan alasan dalam analisis sangat diperlukan. Untuk itulah kemampuan ini perlu dikaji dan dikembangkan. Terlebih lagi adanya penggunaan kom-puter, maka analisis sangat terbantu untuk mengungkapkan fenomena umum dari suatu kasus yang dipelajari.

(11)

2|Analisa Real dengan MATLAB

Tulisan ini akan menginspirasi bagaimana menuliskan pem-buktian secara formal dalam analisa real khususnya tentang konvergensi atau divergensi suatu barisan bilangan real. Kasus yang dipelajari sangat sederhana yaitu barisan

(a). 2 1 3    n n an (b). 1 2 4 2    n n an (c). n n n e a 2  .

Dari ketiga kasus yang dipelajari sebagai contoh maka diharapkan mahasiswa dapat mengolah soal jawab yang terkait dengan pembuktian tersebut.

Kasus 1. n n n n an / 2 1 / 1 3 2 1 3     

 . Untuk n maka 1/n 0 dan 2/n 0 .

Oleh karena itu 3/1 3.

/ 2 1 / 1 3 lim lim          n n a n n n Jelas barisan konvergen ke 3.

Biasanya mahasiswa menulis hanya berhenti sampai disini. Secara formal matematis, maka perlu ditulis lebih ’elegant’. Secara formal, suatu barisan bilangan real dikatakan kon-vergen (punya limit) dengan definisi berikut.

(12)

ANALISA REAL | 3

Definisi 1. (Goldberg,1976)

Suatu barisan bilangan real

 

an dikatakan mempunyai limit

L, atau barisan tersebut konvergen ke L ditulis an L

n 

lim

artinya untuk sembarang  0, pertidaksamaan anL 

harus dipenuhi untuk semua nilai nN. Dengan kata lain

 L

an harus dipenuhi untuk semua nilai n, kecuali

paling banyak pada bilangan berhingga n, sebutlah pada n =1,2,…,N-1.

Untuk memahami definisi tersebut kita akan membahas barisan 2 1 3    n n

an dan akan membuktikan dengan

menulis-kan secara formal bahwa

. 3 1 / 3 / 2 1 / 1 3 lim lim          n n a n n n

Perlu dibuktikan bahwa lim 3

  n

n a . Artinya untuk

sem-barang  0, pertidaksamaan an 3 harus dipenuhi untuk semua nilai n, kecuali paling banyak pada bilangan berhingga n, sebutlah pada n=1,2,…,N-1. Sedangkan pada

n=N berlaku dan N pada umumnya tergantung pada nilai  . Kita dapat mempelajari hal ini dengan mendaftar sebagai tahap observasi. Agar membuat daftar dengan mudah, kita

(13)

4|Analisa Real dengan MATLAB

dapat menggunakan MATLAB sebagai alat bantu. Program tentang ini dan hasil keluaran ditunjukkan pada Tabel 1 dan Gambar 1.

Tabel 1a. Daftar Program untuk

menggambar n n n n an / 2 1 / 1 3 2 1 3       . _________________________ clear close all n=[1:100]'; a=inline('(3*n +1)./(n+2)','n'); an=a(n); figure(1) plot(n,an,'o'); epsku=3-an; Daftar=[n an epsku]

Tabel 1b. Daftar Program untuk

mendaftar n n n n an / 2 1 / 1 3 2 1 3       untuk n

merupakan kelipatan 10 (buat sebagai kelanjutan Tabel 1a _________________________ n=10;j=1; while n<=100 gn=g(n); epsku=3-gn; Daftar=[n gn epsku] Simpan(j,:)=Daftar j=j+1 n=j*10; end

Gambar 1 membantu intuisi kita untuk mendapatkan pema-haman sifat konvergen barisan tersebut yaitu 3. Yang menjadi masalah berapakah n = N sehingga kita dapat menjamin limit barisan tersebut 3?. Apabila hasil Gambar 1 didaftar untuk beberapa n (misalnya kelipatan 10) maka kita dapat mendaftar setiap n dan nilai

2 1 3    n n an serta  yang

diperoleh. Kita dapat menambahkan perintah pada program sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 1b.

(14)

ANALISA REAL | 5 Gambar 1. Visualisasi n n n n an / 2 1 / 1 3 2 1 3       untuk beberapa n

Tabel 2. Daftar n, nilai barisan tiap n dan nilai untuk tiap n.

n an  10 2.5833 0.4167 20 2.7727 0.2273 30 2.8438 0.1563 40 2.8810 0.1190 50 2.9038 0.0962 60 2.9194 0.0806 70 2.9306 0.0694 80 2.9390 0.0610 90 2.9457 0.0543 100 2.9510 0.0490

(15)

6|Analisa Real dengan MATLAB

Secara analitik, umumnya kita tetapkan , kemudian kita dapat mendapatkan nilai n=N yang sesuai dengan  yang dipilih. Dengan kata lain kita perlu memformulasikan untuk suatu n=N yang umumnya tergantung pada  . Sedangkan Tabel 2 diperoleh dengan menetapkan nilai n terlebih dahulu sehingga nilai  diperoleh merupakan selisih nilai a dengan n

3 (yang sudah kita klaim sebagai limit barisan). Secara komputasi, maka nilai n lebih mudah ditetapkan terlebih dahulu. Sedangkan prosedur analitik menjelaskan bahwa kita tetapkan terlebih . Kita dapat menetapkan misalkan  sekitar 0.1 maka berdasarkan Tabel 2, kita dapat memperoleh

n=N sekitar 40. Nampaknya cara analitik lebih susah tetapi

hal itu diperlukan untuk proses pembuktian umum bahwa barisan tersebut konvergen pada 3. Kita coba dengan proses ini.

Dengan proses berikut ini ternyata salah. Kita akan mencari batas N dengan cara mencari batas paling atas yaitu

 sehingga   3 n a atau - < 3 2 1 3   n n < .

Dengan menggunakan batas atas, sebutlah

3 2 1 3   n n = atau 3n +1 -3n -6 =n +2.

(16)

ANALISA REAL | 7 atau -5-2 = n atau n= N =      2 5 . (*) Notasi



. menyatakan bilangan bulat terbesar yang lebih kecil atau sama dengan argumen di dalamnya. Jelas bernilai bulat negatif, padahal n harus positif bulat. Jika dipilih batas bawah -n-2= -5 atau n=N=      2 5 (**)

Dari kedua batas ini kita belum mendapatkan secara eksplisit untuk nilai n terkecil yang diijinkan sehingga kita dapat mengatakan bahwa dimulai dari n=N maka limit barisan tersebut adalah 3. Cara menentukan n=N dapat lebih praktis dengan cara sebagai berikut.

Coba -< 3 2 1 3   n n

< ditulis sebagai an 3  yaitu

2 6 3 2 1 3      n n n n < atau 2 5   n <. Karena  bilangan

positif kecil dan n bilangan asli maka kita dapat memilih

2 5  n < atau 5 < n+2 atau n    2 5

. Jadi kita dapat

memilih N >

 

2 5

(17)

8|Analisa Real dengan MATLAB

Perhatikan bahwa dengan kondisi ini kita dapat memilih N dengan menetapkan  terlebih dahulu. Hal ini ditunjukkan pada Tabel 3. Jadi dengan cara ini kita dapat memperoleh bukti bahwa an 3  untuk nNdengan N

 

2 5

.

Perhatikan bahwa N bilangan asli (bulat), padahal

 

2 5

dapat tidak bulat. Untuk itu kita perlu menuliskan kondisi N

   2 5 menjadi N      2 5

. Jadi dari tata cara menulis

 3 n

a sangat menentukan dalam mendapatkan kondisi

N  

2 5

. Hal ini ditunjukkan pada program pada Tabel 3 serta ilustrasi untuk an,an ,dan an  pada Gambar 2.

Sedangkan untuk data tiap n untuk n=N

       2 5 . , , n  n a

a dan an  dengan nilai  ditetapkan terlebih

(18)

ANALISA REAL | 9

Tabel 3. Program untuk

2 1 3    n n an dengan menetapkan  terlebih dahulu. Clear close all epsku=[0.2 0.1 0.05 0.025 0.01 0.005 ]; n=round((5-2*epsku)./epsku); a=inline('(3*n +1)./(n+2)','n'); an=a(n); anminuseps=an-epsku; anpluseps=an+epsku; figure(1)

plot(n,an,'o',n,anminuseps,'*',n,anpluseps,'.-');

Daftar=[epsku' n' anminuseps' an' anpluseps']

Tabel 4. Daftar nilai berbagai

2 1 3    n n

an untuk berbagai  yang

ditetapkan  N        2 5 an pada n=N 2 1 3    n n an   n a pada n=N 0.2000 23 2.6000 2.8000 3.0000 0.1000 48 2.8000 2.9000 3.0000 0.0500 98 2.9000 2.9500 3.0000 0.0250 198 2.9500 2.9750 3.0000 0.0100 498 2.9800 2.9900 3.0000 0.0050 998 2.9900 2.9950 3.0000

(19)

10|Analisa Real dengan MATLAB Gambar 2. Visualisasi n n n n an / 2 1 / 1 3 2 1 3     

untuk beberapa n dengan menetapkan  terlebih dahulu.

Kasus 2. Pelajari 1 2 4 2    n n an . Bagaimana n na lim ?

Jawab: Barisan tersebut berbentuk fungsi rasional dalam n dengan pembilang n + 4 dan penyebut bentuk kuadrat. Untuk

n yang membesar maka penyebut akan lebih cepat membesar

daripada pada bagian pembilang. Oleh karena itu kita dapat menyimpulkan intuisi tersebut bahwa n

nlima =0. Untuk

memberikan penjelasan yang lebih kreatif kita dapat mem-visualisasikan barisan tersebut untuk berbagai n. Kita dapat mengubah program pada Tabel 1 dengan menggantikan definisi barisan. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa untuk

n yang kecil (sekitar mulai dari n=10, maka barisan sudah

(20)

ANALISA REAL | 11

terlalu besar. Hasil keluaran pada Gambar 3 yang menunjuk-kan bahwa untuk n membesar maka nilai barisan menuju ke 0. Secara formal, kita perlu membuktikan bahwa untuk sem-barang  >0, pertidaksamaan an 0 harus dipenuhi untuk

semua nilai n, kecuali paling banyak pada bilangan berhingga

n, sebutlah pada n=1,2,…,N-1. Sedangkan pada n=N berlaku

dan N pada umumnya tergantung pada nilai .

Tabel 5. Program untuk mengilustrasikan dan

mendaftar 1 2 4 2   n n an clear close all n=[1:10]'; a=inline('(n +4)./(2*n.^2+1)','n'); an=a(n); figure(1) plot(n,an,'o'); epsku=abs(0-an); Daftar=[n an epsku]

Dengan cara kasus 1, kita dapat menulisan 0  yaitu

    1 2 4 2 n n sebagai    n n n / 1 2 / 4 1 .

(21)

12|Analisa Real dengan MATLAB Gambar 3. Visualisasi 1 2 4 2   n n

an untuk berbagai nilai n.

Kita ambil batas atas sehingga berlaku

1 + 4/n < 2n+ /n atau 1 + (4 -)/n < 2n .

Dalam bentuk ini kita belum mampu menyederhanakan (mendapatkan kondisi n=N yang tergantung  . Kita ubah dengan cara lain berikut ini. Jelas bahwa

       2 2 2 2 4 1 2 4 2 4 n n n n n . (a1)

Perhatikan bahwa pertidaksamaan tersebut dicari sedemikian rupa sehingga kita mendapatkan suatu n=N yang hanya tergantung . Untuk mendapatkan urutan pertidaksamaan yang benar kita dapat menggunakan program MATLAB untuk membantu kita dalam menvisualisasikan.

(22)

ANALISA REAL | 13

Tabel 6. Menggambar berbagai

barisan pada pertidaksamaan (a1). clear close all n=linspace(1,10,20); an1=(n +4)./(2*n.^2+1); an2=(n +4)./(2*n.^2); an3=4./(2*n.^2); plot(n,an1,’*’,n,an2,’o’,n,an3,’.’) Gambar 4. Visualisasi 2 2 4 n (bertanda .), 1 2 4 2n n (bertanda *) dan 2 2 4 n n (bertanda o)

untuk berbagai nilai n.

Jadi kita dapat menggunakan batas 2 22

2 4

n

n  <  untuk

mencari N. Dengan menggunakan notasi n = N pada 22

n

diperoleh 2 < N2atau N

2

. Marilah kita daftar untuk berbagai nilai  yang kita tetapkan dengan mengambil nilai

N yang memenuhi N

2

dan menyelidiki nilai barisan untuk setiap N yang dipilih. Kita dapat mendaftarnya dengan MATLAB. Perhatikan bahwa

2

tidak bulat maka kita perlu membulatkan dengan fungsi floor pada MATLAB. Program ditunjukkan pada Tabel 7 dan hasil keluaran

(23)

14|Analisa Real dengan MATLAB

program ditunjukkan dengan daftar Tabel 8 agar kita dapat melihat seberapa besar nilai barisan untuk tiap  dan N yang dipilih.

Tabel 7. Program MATLAB untuk membuat daftar nilai  dan

2

serta nilai barisannya.

epsku=[0.2 0.15 0.1 0.05 0.025 0.02 0.01 0.005 0.0025 0.001] batasn=round(sqrt(2./epsku));

Daftar=[epsku’ batasn’]; siN=batasn + 1;

an=(siN +4)./(2*siN.^2+1); Daftark=[epsku’ batasn’ siN’ an’]

Tabel 8. Daftar yang ditetapkan dan nilai N dan barisan yang diperoleh        2 n=N yang dipilih 1 2 4 2    n n an

pada N yang dipilih

0.2000 3 4 0.2424 0.1500 3 4 0.2424 0.1000 4 5 0.1765 0.0500 6 7 0.1111 0.0250 8 9 0.0798 0.0200 10 11 0.0617 0.0100 14 15 0.0421 0.0050 20 21 0.0283 0.0025 28 29 0.0196 0.0010 44 45 0.0121

(24)

ANALISA REAL | 15

Bagaimana menuliskan bukti formal bahwa

? 0 1 2 4 lim lim 2         n n a n n n .

Hal berikut ini ditunjukkan berdasarkan tahap observasi di atas. 0 1 2 4 lim lim 2         n n a n n

n artinya untuk setiap sembarang  >

0 maka perlu ditunjukkan  

  0 1 2 4 2 n n untuk nN.

Dengan mengetahui bahwa   

   2 2 2 2 4 1 2 4 2 4 n n n n n kita dapat memilih 2 22 2 4 n

n  <  untuk mencari N. Dengan

menggunakan notasi n = N pada 22

n <  diperoleh 2 < 2 N  atau N  2 .

Kasus 3. Bagaimana dengan ?

2 lim lim n n n n n e a     

Sebagaimana pada kasus 1 dan 2, untuk mendapat-kan intuisi tentang sifat barisan untuk n membesar, maka kita dapat membuat gambar atau mendaftar a untuk berbagai n

nilai n. Karena pembilang dan penyebut membesar dengan cepat untuk nilai n yang diberikan, kita menggunakan n yang tidak terlalu besar. Kita hanya mengedit program Tabel 1

(25)

16|Analisa Real dengan MATLAB

yang ditunjukkan pada Tabel 9 dan hasil keluaran ditunjuk-kan pada Gambar 5.

Tabel 9. Program MATLAB

untuk menggambar barisan

n n e 2 clear close all n=[1:10]'; a=inline('exp(n)./(2.^n)','n'); an=a(n); figure(1) plot(n,an,'o'); Daftar=[n an]

Tabel 10. Daftar nilai n dan

n n e 2 n n n e 2 1 1.3591 2 1.8473 3 2.5107 4 3.4124 5 4.6379 6 6.3036 7 8.5674 8 11.6444 9 15.8263 10 21.5102

Gambar 5. Ilustrasi barisan n

n

e

2

Daftar nilai n dan barisan terkait ditunjukkan pada Tabel 10. Hasil grafik menunjukkan bahwa untuk n yang membesar maka kita peroleh n

n

e

2 . Kita tidak dapat menyimpulkan: berapakah n=N sehingga untuk setiap n>N maka ada nilai

(26)

ANALISA REAL | 17

barisan berhingga yang dekat dengan nilai barisan pada n=N. Barisan demikian kita sebut barisan divergen. Untuk itu kita perlu membuktikan bahwa barisan tersebut divergen (tidak ada suatu nilai berhingga yang dapat dipilih). Kita menuliskan

 

n

a untuk n

Secara formal ditulis suatu barisan dikatakan divergen dalam definisi berikut.

Definisi 2 (barisan divergen) (Goldberg,1976)

Suatu barisan bilangan real

 

an mendekati tak hingga (divergen) untuk n mendekati tak hingga jika untuk sembarang bilangan real M >0, terdapat suatu bilangan positif bulat N sedemikian hingga berlaku

M

an  ,

nN

. (a2)

Ekspresi (a2) menjelaskan bahwa jika kita menetapkan bahwa limit barisan adalah M , maka nilai barisan akan selalu lebih besar dari M pada suatu n=N. Kita akan bahas pada kasus 3. Diberikan suatu M > 0, n n e 2 > M atau M e n        2 atau M e n ln 2 ln       atau 2 ln 1 ln 2 ln ln ln 2 ln ln            M e M e M n .

(27)

18|Analisa Real dengan MATLAB Jadi dipilih ) ( 2 ln 1 ln N n M n    . (b)

Jadi jika dipilih

2 ln 1 ln   M

N maka (b) dipenuhi atau

berarti barisan tersebut divergen. Ekspresi

2 ln 1 ln  M bisa tidak bulat sedangkan N harus bulat positif (karena sebagai indeks). Maka kita dapat menuliskan (b) dengan

) ( , 2 ln 1 ln N n M n     (c)

Kita dapat melakukan observasi menggunakan kondisi (c) dengan menetapkan M dan memilih N, serta mendaftar nilai barisan pada tiap N. Perintah untuk melakukan hal ini ditunjukkan pada Tabel 11 dan keluarannya ditunjukkan pada Tabel 12.

Tabel 11. Program MATLAB dengan input M dan mencari batas

(c) dan nilai barisan

clear close all M=[5 10 15 20 30 50 60 70 80]; batasN=log(M)./(1 -log(2)) Npilih=floor(batasN)+1; aNpilih=exp(Npilih)./(2.^Npilih); DaftarMNan=[M' batasN' Npilih' aNpilih']

(28)

ANALISA REAL | 19 Tabel 12. Daftar M, 2 ln 1 ln  M

, dan N serta nilai barisan n

n e 2 M 2 ln 1 ln  M N yang dipilih n n e 2 100 13 16 136 200 17 18 250 300 19 19 340 400 20 20 463 500 20 21 629 600 21 31 629 700 21 33 855

Perhatikan bahwa pada kasus ini kita berharap bahwa ada suatu limit sebutlah M sehingga untuk N yang dipilih maka hasil nilai barisan akan cukup saling berdekatan atau berbeda cukup kecil (kurang dari 1) untuk N yang berturutan. Mungkin kita mencurigai hasil tersebut karena N masih kecil. Kita dapat menguji program dengan menggunakan program Tabel 8 untuk M yang jauh lebih besar.

1.2 Kesimpulan dan saran

Pada tulisan ini telah ditunjukkan bagaimana meng-gantikan intuisi kita dalam menentukan barisan konvergen atau divergen dalam bentuk grafik dengan bantuan program MATLAB.

(29)

20|Analisa Real dengan MATLAB

Saya harap kasus 1-3 dapat memberikan pemahaman barisan konvergen dan divergen serta bagaimana menuliskan bukti secara formal dengan tata bahasa matematika yang benar.

Referensi

Goldberg, R.R., 1976. Methods of Real Analysis, John Wiley & Sons, Inc, Second Edition, New York.

(30)

ANALISA REAL | 21

1.3 LATIHAN SOAL DAN JAWAB ANALISA REAL

Topik: Barisan konvergen dan barisan divergen

Latihan 1.1 (Ex 2.2 hal 32)

 Jika

 

snn1 suatu barisan bilangan real, dan jika snM ,

nI

dan jika sn L n  lim , buktikan LM. Jawab : Diketahui sn L n  lim artinya sn L n 

lim . Artinya untuk sembarang  0, pertidaksamaan snL harus dipenuhi untuk semua nN.

Karena diketahui pula snM berlaku sebagai berikut:

M s n n n lim lim Padahal sn L n  lim dan M n lim = M (limit konstan tidak tergantung N) sehingga jelas bahwa

L sn n  lim M n lim =M atau LM .

 Jika LR, MRdan LM untuk setiap  0, buktikan LM.

Jawab:Diketahui LMartinya juga L M. Jelas pula bahwa L L

(31)

22|Analisa Real dengan MATLAB

Padahal LMsehingga L LM. Jelas pula bahwa MM 

Sehingga L LMM . Atau LM.

 (a) Tentukan NIsedemikian hingga

5 1 2 3 2 n n ,

nN

. Jawab: 5 1 2 3 2 n n ditulis sebagai 5 1 3 6 2 3 2     n n n n atau 5 1 3 6    n Sehingga berlaku 5 1 3 6   n atau 30n3 atau 27n.

Jadi dapat dipilih 27N sehingga berlaku

5 1 2 3 2    n n ,

n27

. (b) Buktikan bahwa 2 3 2 lim     n n n .

Bukti: dari soal (a) kita dapat menuliskan 2 3 2 lim     n n n menjadi   3 2 2 n n

,

nN

. Dicari N yang memenuhi yaitu

(32)

ANALISA REAL | 23    3 2 2 n n       3 6 2 3 2 n n n n   3 6 n atau 6n 3  63 n   n   3 6 . Jadi dapat dibuktikan 2 3 2 lim     n n n artinya 32  2 n n ,

nN

dengan   3 6  N .

4. (a) Tentukan NIsehingga 1/ n1< 0.03 ketika

N n . (b) Buktikan bahwa   n lim1/ n1 =0.

5. Jika  bilangan rasional, buktikan bahwa barisan

1

!

sinn n punya limit.

6. Untuk setiap barisan berikut, buktikan apakah barisan tersebut punya limit (konvergen) atau tidak punya limit.

(a).          1 2 5 n n n (b)          1 2 / 1 7 3 n n n n (c)          1 2 7 3 n n n n .

(33)

24|Analisa Real dengan MATLAB

(b). Buktikan bahwa

n/107

n1 tidak punya limit.

Catatan: perhatikan bahwa beberapa suku-suku pertama pada barisan (a) lebih besar daripada beberapa suku pertama pada barisan (b). Hal ini mene-kankan bahwa eksistensi dari suatu limit barisan tidak tergantung pada beberapa suku pertama. 8. Buktikan bahwa

n1/n

n1 tidak mempunyai limit.

Bukti: perlu dibuktikan berdasarkan definisi suatu

barisan divergen yaitu : Suatu barisan bilangan real

 

an

mendekati tak hingga (divergen) untuk n mendekati tak hingga jika untuk sembarang bilangan real M >0, terdapat suatu bilangan positif bulat N sedemikian hingga untuk berlaku

M

an  ,

nN

. (a)

Untuk kasus soal yaitu diberikan suatu M > 0 (sebagai limit), maka n1/n> M. Kita tahu bahwa nn1/n

sehingga n1/n> M berakibat n > M. Jadi jika kita menetapkan mulai pada suatu n=N barisan punya limit M, ternyata nilai barisan (yaitu n=N, kebetulan) selalu lebih besar dari M. Jadi M bukan limit barisan. Jadi barisan

 1/n n 1

(34)

ANALISA REAL | 25

9. Jika sn 5n/n!, tunjukkan bahwa limsn 5n/n! n 

(Petunjuk: buktikan bahwa sn

55/5!

(5/n) jika n >5.

Latihan 1.2 (Ex 2.4)

1. Label setiap barisan dengan (A) jika konvergen dan (B) jika divergen ke tak hingga dan (C) jika divergen ke –tak hingga atau (D) jika berosilasi. (Gunakan intuisi anda dari pemahaman anda dari calculus, tidak perlu dibuktikan). Catatan: intuisi anda dapat digantikan dengan membuat

program kecil sebagaimana pada paper.

Definisi Barisan Jawab pelabelan

(a)

sin(n/2)

n1 (b)

sin(n)

n1 (c)

 

enn1 (d)

 

e1/nn1 (e)

nsin(/n)

n1 (f)

(1)ntan(/21)

n1 (g)         1 / 1 ... 3 1 2 1 1 n n (h)

 

n2 n1

(35)

26|Analisa Real dengan MATLAB

Pengembangan lebih lanjut (personal study): jika anda tertarik buktikanlah hasil anda dan dukunglah dengan ilustrasi program.

2. Buktikan bahwa

 

nn1 divergen ke tak hingga

3. Buktikan bahwa

n1 n

n1adalah konvergen.

Petunjuk: Ingat bagaimana menemukan dy/dx dengan proses xketika yx.

4. Buktikan bahwa jika barisan bilangan real

 

snn1

divergen ke tak hingga maka

 

snn1 divergen ke negative tak hingga.

5. Anggap bahwa

 

snn1konvergen ke 0. Buktikan bahwa

1) 1

( nsn n konvergen ke 0.

6. Anggap bahwa

 

snn1konvergen ke L0. Buktikan bahwa

(1)nsn

n1berosilasi.

7. Anggap bahwa

 

snn1divergen ke tak hingga. Buktikan bahwa

(1)nsn

n1berosilasi.

(36)

ANALISA REAL | 27

JAWAB (beberapa saja)

1. Diketahui

 

snn1konvergen ke 0 artinya lim 0

  n

n s yaitu

diberikan sembarang bilangan positif kecil  0berlaku

  0 n s , nN1. Ekspresi   0 n

s yaitu ekuivalen dengan sn .

Perlu dibuktikan bahwa

(1)nsn

n1konvergen ke 0.

Artinya yaitu diberikan sembarang bilangan positif kecil

0

2 

 berlaku (1)nsn 0 2, nN2 atau (1)nsn 2, untuk nN2.

Diketahui pula bahwa (1)nsn < sn  . Jadi jelas bahwa

1) 1

( nsn n konvergen ke 0 untuk n = maks

N1, N2

. (catatan: Pemilihan n ini untuk menjamin bahwa keduanya sudah konvergen ke 0).

2. Anggap bahwa

 

snn1konvergen ke L0. Buktikan bahwa

1) 1

( nsn n berosilasi.

Bukti: Diketahui

 

snn1konvergen ke L0artinya diberi-kan sembarang bilangan positif real kecil 1 0

(37)

28|Analisa Real dengan MATLAB

Perlu dibuktikan

(1)nsn

n1berosilasi sbb :

Untuk n = genap atau n=2k maka (1)n 1 sehingga

1) 1

( nsn n =

 

snn1 yang konvergen ke L.

Untuk n = ganjil atau n=2k+1 maka (1)n 1 sehingga

  1) 1 ( nsn n =

 

sn n1 = -

 

snn1. Karena sn L n  lim maka L s s n n n n lim  lim .

Jadi terbukti

(1)nsn

n1berosilasi (ke L atau –L). (dengan kata lain

(1)nsn

n1 tidak konvergen)

(38)

ANALISA REAL | 29

BAB I

Bagian 2

2.1 Beberapa teorema penting pada bilangan real

Setiap teorema berikut tidak banyak dituliskan bukti untuk menyingkat waktu. Untuk itu, penulisan bukti menjadi tugas mahasiswa dengan menggunakan referensi yang masih dalam bahasa Inggris (Goldberg, 1976) tetapi menuliskannya kembali secara sederhana dan jelas dalam bahasa Indonesia sebagai tugas kuliah.

Definisi 1a. batas atas terkecil dan batas bawah terbesar (Lewin, 1993)

Diketahui ARdan R. Kita mengatakan  merupakan batas atas A jika tidak ada anggota pada A yang lebih besar dari. Secara simbolik maka  dikatakan batas atas ketika untuk setiap bilangan xA berlaku x. Batas bawah didefinisikan sebaliknya. Jika tidak ada anggota A yang lebih kecil dari  , maka  dikatakan batas bawah A.

Perhatikan bahwa jika merupakan batas atas A, maka setiap bilangan yang lebih besar dari juga dikatakan batas atas A. Demikian pula jika batas bawah A, maka setiap bilangan yang lebih kecil dari  dikatakan batas bawah A.

(39)

30|Analisa Real dengan MATLAB

Jika merupakan batas atas A, dan tidak ada bilang-an ybilang-ang lebih kecil dari  yang merupakan batas atas A, maka dikatakan batas atas terkecil A (least upper bound (l.u.b).

Jika merupakan batas bawah A, dan tidak ada bilangan yang lebih besar dari yang merupakan batas bawah A, maka dikatakan batas bawah terbesar A (greatest

lower bound (g.l.b)).

Batas atas terkecil dikatakan juga supremum A, ditulis

sup A; batas bawah terbesar A disebut pula infimum A, ditulis inf A.

Contoh 1a.

(a) 6 adalah batas atas (0,1) dan -2 bukan.

(b) 1 merupakan batas atas [0,1) sedangkan 0 bukan. (c) 1 merupakan batas atas dari [0,1], dan ¾ bukan. (d) 11 merupakan batas atas {-3, 2, 5} dan 4 bukan.

Contoh 1b. sup (0,1) = 1 dan inf(0,1) = 0.

Definisi 1b. Misalkan A adalah himpunan bilangan real

(a) Jika terdapat suatu bilangan yang merupakan batas atas

A, maka A dikatakan terbatas ke atas.

(b) Jika terdapat suatu bilangan yang merupakan batas bawah A, maka A dikatakan terbatas ke bawah

(40)

ANALISA REAL | 31

(c) Jika A dikatakan terbatas ke atas dan ke bawah, maka A dikatakan terbatas.

Teorema 1b. Jika A adalah himpunan bagian tak kosong dari

R yang terbatas ke atas maka A mempunyai batas atas terkecil

(least upper bound) (l.u.b) dalam R.

Teorema 2. Jika A adalah himpunan bagian tak kosong dari

R yang terbatas ke B bawah maka A mempunyai batas bawah

terbesar (greatest lower bound (g.l.b) dalam R.

Contoh 1c. Perhatikan barisan

B =

      ,... 2 / 1 2 ,..., 4 3 , 2 1 n n maka g.l.b (B) = 1/2 dan

l.u.b (B) = 1. Perhatikan bahwa g.l b () adalah anggota B tetapi l.u.b (B) bukan anggota B.

Contoh 2. Himpunan interval terbuka (3,4) tidak memuat

g.l.b (yaitu 3) maupun l.u.b (yaitu 4).

Catatan : mengapa ada istilah g.l.b an l.u.b?. Perhatikan bahwa semua bilangan real yang lebih kecil dari 3 juga merupakan batas bawah. Demikian pula semua bilangan yang lebih besar dari 4 merupakan batas atas dari himpunan terbuka (3,4).

Perhatikan bahwa kita dapat mengatakan barisan bilangan real

 

snn1sebagai suatu fungsi dari I ke R, kita mengatakan

(41)

32|Analisa Real dengan MATLAB

bahwa daerah hasil

 

snn1 sebutlah

s1,s2,...

sebagai suatu himpunan bagian (subset) dari R.

Teorema 3. Jika

 

snn1barisan bilangan real, dan cR

dan jika sn L n  lim maka csn cL n  lim . Catatan : sn L n 

lim dikatakan pula

 

snn1 konvergen ke L. Secara sama csn cL

n 

lim dikatakan pula

 

csnn1 konvergen (punya limit) ke L.

Bukti : Diketahui ` artinya  0,snL , nN.

   c L snc c L s c n     csncL  .nN. Artinya csn cL n  lim .

Catatan: perhatikan bagaimana definisi limit untuk sn L

n 

lim

menggunakan nilai epsilon dalam bentuk

c

(tetap

merupa-kan bilangan positif kecil dengan syarat 0 1

c

yang

(42)

ANALISA REAL | 33

2.2 Barisan Terbatas Definisi 4.

Secara sama

 

snn1 terbatas ke atas jika daerah hasil dari

 

 1

n n

s terbatas keatas. Ditulis

M

sn  (nI).

Sehingga untuk suatu nI, himpunan {sn,sn1,sn2,...} jelas terbatas ke atas dan oleh karena itu berdasarkan Teorema 1a, barisan tersebut mempunyai batas atas terkecil (l.u.b) yaitu

, , ,...

. . 1 2n n n n lub s s s M .

Lagipula jelas mudah diperoleh bahwa MnMn1 karena

1

n

M = l.u.b

sn1,sn2,...

adalah l.u.b yang merupakan subhimpunan

sn,sn1,sn2,...

. Jadi barisan

 

Mnn1 tak naik dan jadi jelas konvergen atau divergen ke tak hingga.

Definisi 5.

Secara sama kita mengatakan barisan

 

snn1 terbatas ke bawah jika daerah hasil dari

 

snn1terbatas ke bawah . Jadi

 

snn1 terbatas jika dan hanya jika ada suatu bilangan

R

M sedemikian hingga

M

(43)

34|Analisa Real dengan MATLAB

Jika suatu barisan divergen ke tak hingga (atau negatif tak hingga) barisan tersebut tak terbatas. Suatu barisan divergen ke tak hingga pasti terbatas ke bawah.

Suatu barisan yang berosilasi bisa terbatas bisa juga tidak. Barisan 1, -2, 3, -4,… berosilasi dan tidak terbatas ke bawah juga tidak terbatas ke atas. Barisan -1, 1,-1,1,…berosilasi terbatas. Barisan 1,2,1,3,1,4,… berosilasi dan terbatas ke bawah tetapi tidak terbatas ke atas.

Teorema 6. Jika suatu barisan bilangan real

 

snn1

konvergen, maka

 

snn1terbatas. Bukti:

Diketahui barisan

 

snn1konvergen, artinya

 

snn1punya limit, sebutlah L, artinya n

n s

L

 

lim . Ambilah=1 (kenapa, bukankah perlunya positif kecil saja?). maka terdapat NI

sedemikian hingga

1  L

sn (nN).

Hal ini berarti

1   L

sn (nN).

(44)

ANALISA REAL | 35

Jika kita ambil M max

s1,s2,...,sN1

maka kita punya

1   M L

sn , (nN),

yang menunjukkan bahwa

 

snn1terbatas.

Catatan: seringkali untuk menyimbolkan

 

snn1terbatas ditulis snM dengan M sebagai batasnya.

Teorema 7.

(a) Jika 0 < x < 1, maka

 

xnn1 konvergen ke 0. (b) Jika 1< x< maka

 

xnn1 divergen ke tak hingga.

Teorema 8.

Jika

 

snn1 dan

 

tnn1 barisan bilangan real dan jika

L sn

n 

lim dan jika tn M

n 

lim maka sn tn L M

n(  ) 

lim .

Akibat 9. Jika

 

snn1 dan

 

1

n n

t barisan bilangan real yang konvergen dan jika sntn

nI

dan jika sn L

n  lim dan jika tn M n  lim maka LM. Bukti : halaman 43.

(45)

36|Analisa Real dengan MATLAB

Teorema 10.

 

snn1 dan

 

tnn1 barisan bilangan real yang konvergen dan jika sn L

n  lim dan tn M n  lim maka sntn LM n  lim . Bukti:

Kita dapat menuliskan

t M

M

s M

s LM M s M s t s LM t sn n   n nnn   n n  n Sehingga

t M

M

s M

s LM M s M s t s LM t sn n   n nnn   n n   n

t M

M

s M

s

t M

M

s M

sn n  n  n n   n  Diketahui sn L n 

lim , artinya terdapat bilangan asli N1

sedemikian hingga untuk nN1 berlaku

2   L sn . Secara sama diketahui tn M n 

lim , artinya terdapat bilangan asli N2

sedemikian hingga untuk nN2 berlaku

2

 M

tn .

Demikian pula karena sn L

n 

lim berarti barisan konvergen sehingga terbatas, sebutlah snM~ .

Dipilih N = max

N1, N2

sehingga berlaku

t M

M

s M

s t M M

s M

(46)

ANALISA REAL | 37

s M

M M t M n   n   ~ M~tnMM

snM

s M

M Mn   2 ~ 

M M M M    ~ 2 ~  .

Sampai di sini kita belum memperoleh ekspresi

 

 

      LM st s M s M LM s t M M s M t snn nn n n n n n .

Untuk itu pada sketsa pembuktian perlu disyaratkan

  M M M M ~ 2 ~ , diperoleh

1 2 ~ 1 ~ 0            M M M M  . Agar pertidaksamaan terjadi bernilai positif maka

2 ~ M <1 atau M~<2 dan

         2 ~ 1 ~ M M M M . 

Lemma 11. Jika

 

snn1barisan bilangan real yang konvergen ke L maka

 

sn2 n1konvergen ke L . 2

Bukti: gunakan teorema sebelumnya.

Lemma 12.

 

tnn1 barisan bilangan real yang konvergen dan jika tn M

n 

lim dan M 0maka tn M

n 1/ 1/

lim 

 .

(47)

38|Analisa Real dengan MATLAB

Teorema 13.

 

snn1 dan

 

tnn1 barisan bilangan real yang konvergen dan jika sn L

n  lim dan tn M n  lim , M 0 maka M L t sn n n / / lim    . Bukti: halaman 45.

Catatan : jika dalam pembuktian menggunakan teorema sebelumnya, maka tulislah teorema tersebut dan hubungkan dengan baik dalam pembuktian anda.

Contoh 3. Tentu dapat dipahami bahwa berdasarkan definisi

limit maka 2 4 2 lim 1/2     n n n n .

(anda perlu belajar kembali bagaimana membuktikan bukan ?).

Contoh 4. Buktikan bahwa

5 3 4 5 6 3 lim 2 2      n n n n .

Bukti: Kita menulis soal menjadi 2 2

2 / 4 5 / 6 3 lim 4 5 6 3 lim n n n n n n n          .

Diketahui pula bahwa lim1/ 0

  n

n . Oleh karena itu

0 0 . 6 / 6 lim     n n (Berdasarkan Teorema 3). Sehingga 3 0 3 / 6 lim 3 lim / 6 3 lim             n n n n n (berdasarkan

(48)

ANALISA REAL | 39

Teorema 5). (1)

Karena lim1/ 0

  n

n , oleh karena itu 0 0 . 0 / 1 lim . / 1 lim / 1 lim 2          n n nn n n (Berdasarkan Teorema 8). (2)

Dari hasil (2) maka

5 0 5 / 4 lim 5 lim / 4 5 lim  2   2          n n n n n (Berdasarkan Teorema 5).

Berdasarkan Teorema 10 maka

5 / 3 / 4 5 lim / 6 3 lim / 4 5 / 6 3 lim 4 5 6 3 lim 2 2 2 2                  n n n n n n n n n n n .

2.3 Latihan soal 1.3 (ex.2.7 halaman 46)

1. Buktikan (a) 2 1 4 5 2 lim 3 2 3      n n n n n (b) lim( 7)2 6 1 2      n n n

2. Buktikan bahwa jika

 

snn1konvergen ke 1, maka

 

 1 2 / 1 n n s konvergen ke 1. 3. Hitung n

n n

n 1 lim

(49)

40|Analisa Real dengan MATLAB

4. Anggap barisan

 

snn1suatu barisan bilangan positif dan

1

0x . Jika sn1 xsn , (nI) buktikan lim n 0 n s . 5. Anggap bahwa 0 1 1 lim      n n n s s . Buktikan lim 1   n n s (petunjuk : Ambil 1 1    n n n s s

 dan carilah s )> Teorema n

apa yang anda gunakan pada bagian ini. 6. Buktikan bahwa

n

n e n      1 / 1 1

lim . Juga buktikan bahwa

e n n n            1 1 1 1 lim .

Teorema apa yang anda gunakan ?.

Menggunakan identitas 1 +2/n =[1 + 1/(2+n)](1 +1/n) buktikan bahwa 2 2 1 lim e n n n          .

Jika c > 1 buktikan bahwa lim 1/ 1 

n n c

(Petunjuk: Tulis c1/n 1sndan ambil pangkat ke n pada kedua ruas untuk menunjukkan bahwa

 

nsnn1 terbatas. Kemudian simpulkan bahwa sn 0 pada n.

(50)

ANALISA REAL | 41

 Diketahui s1 2 dan sn1  2 sn untuk n1.

(a) Buktikan berdasarkan induksi bahwa sn 2 untuk semua n.

(b) Buktikan bahwa sn1snuntuk semua n. (c) Buktikan bahwa

 

snn1konvergen. (d) Buktikan bahwa lim 2

  n n s .  Anggap bahwa s1s2 0, 1

1

2 1    nn n s s s , n2.

(a). s1,s3,s5,...tak naik (b) s2,s4,s6,...tidak turun (c)

 

snn konvergen

 Jika rnsntn untuk semua nI, dan jika keduanya

 

n n

r dan

 

tnn konvergen ke –s. Buktikan bahwa

 

snn

konvergen ke –s.

Latihan soal 1.4 (Ex.2.5, hal. 37)

1. Benar atau salah?. Jika suatu barisan bilangan positif tidak terbatas, maka barisan tersebut divergen ke tak hingga. 2. Berikan suatu contoh barisan

 

snn1yang tak terbatas

tetapi lim 0   n

sn

(51)

42|Analisa Real dengan MATLAB

3. Buktikan bahwa jika lim  0   n L sn n ,

 

 1 n n s tak terbatas.

4. Jika

 

snn1barisan bilangan real terbatas, dan

 

tnn1

konvergen ke 0, buktikan bahwa

 

sntnn1 konvergen ke 0. 5. Jika

 

snn1terbatas, buktikan bahwa untuk sembarang

0

 terdapat suatu interval tertutup JR sebagai panjang  sedemikian hingga snJuntuk tak berhingga banyak nilai n.

Definisi 14. Diketahui

 

snn1barisan bilangan real yang

terbatas ke atas dan diambil

, , ,...

. . 1 2  n n n n lub s s s M

(a) Jika

 

Mnn1konvergen, maka kita mendefinisikan

n n s   sup lim sebagai n nM lim . Ditulis n n s   sup lim = n nM lim . (b) Jika

 

Mnn1divergen ke negatif tak hingga, maka kita

menulis    n n s sup lim

Catatan: apa itu n

n

s

 

sup

lim (dibaca : limit supremum sn) dan

tentu ada n

ns

inf

lim (dibaca: limit infimum sn). Untuk menjawab itu, sebenarnya kita perlu definisi berikut ini terlebih dahulu.

(52)

ANALISA REAL | 43

Definisi 15. Limit supremum dan limit infimum

Jika kita mengatakan barisan

 

snn1 konvergen hal ini mengatakan n

ns

lim dengan kata lain “seberapa ukuran s n

ketika n besar”. Notasi n

ns

lim terkait dengan barisan yang konvergen. Sedangkan notasi limit supremum dan limit infimum dapat diaplikasikan pada semua barisan. Notasi limit supremum menyatakan ukuran “seberapa besar s n

ketika n besar”. Notasi limit infimum menyatakan ukuran “seberapa kecil s ketika n besar”. n

Catatan : Notasi supremum dan infimum diberlakukan pada barisan yang tidak diketahui konvergen.

Contoh 5. sn (1)n (nI). Maka

 

snn1 terbatas ke atas. Pada kasus ini Mn 1 untuk setiap nI dan oleh karena itu lim 1

  n

n M . Jadi limnMn 1. Jadi limsup(1) 1 n n

.

Contoh 6. Perhatikan barisan 1, -1, 1,-2,1,-3,1,-4,…

Jelas bahwaMn 1 (barisan batas atas) Sehingga limsup 1

  n n s . Contoh 7. Diberikansn n (nI). Maka Mnl.u.b{n,n1,n2,...}n.

(53)

44|Analisa Real dengan MATLAB

Oleh karena itu Mn  pada n, sehingga

        limsup( ) sup lim s n n n n .

Definisi 16. Jika

 

snn1suatu barisan bilangan real yang tak terbatas ke atas maka 

  n n s sup lim .

Contoh 8. Jelas bahwa jika

 

sn n1

 

nn1 maka

    n n s sup lim .

Contoh 9. Perhatikan pernyataan berikut dan buktikan

(1) Jika

 

snn1suatu barisan bilangan real yang terbatas ke atas dan mempunyai suatu subbarisan yang terbatas ke

bawah maka sn A n    sup lim ;

(2) Jika

 

snn1suatu barisan bilangan real yang tidak mempunyai suatu subbarisan yang terbatas ke bawah

maka    n n s sup lim .

Perhatikan bahwa mengubah beberapa suku pada barisan

 

 1 n n s tidak mengubah n n s   sup lim .

Contoh 10. Limit supremum dari barisan 10100,1,1,1,1,1,1,1,...

adalah 1.

Teorema 17. Jika

 

snn1suatu barisan bilangan real yang

konvergen maka n n n n s s     lim sup lim .

Gambar

Tabel 2. Daftar n, nilai barisan tiap n dan nilai    untuk tiap n.
Tabel 4. Daftar nilai berbagai
Tabel 5. Program untuk mengilustrasikan dan  mendaftar 1242nann clear  close all  n=[1:10]';  a=inline('(n +4)./(2*n.^2+1)','n');  an=a(n);  figure(1)  plot(n,an,'o');  epsku=abs(0-an);  Daftar=[n an epsku]
Tabel 2. Program MATLAB untuk    1  1 / n  n   n  1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisis deskriptif adalah suatu metode dengan jalan mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikasi, menganalisis, dan menginterpretasikannya (Natsir, 2003) dengan

Dominasi aktor politik yang memiliki modal sosial serta kekuasaan yang kuat karena mendapat legitimasi langsung dari elit politik menjadikan aktor itu bisa mendominasi aktor lain

1. Badaruddin, M.Si , selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Departemen Ilmu

• Optimasi : Optimasi : upaya untuk memperoleh keputusan terbaik (optimum) sesuai dengan model yang dirumuskan, kriteria yang dipastikan dan kendala yang dikenali.

perokok akan mengalami masa menopause pada usia yang lebih muda yaitu usia 43.. hingga

Jika tidak tahu ingin menjalankan bisnis ibu rumah tangga yang seperti apa,. HaloMoney.co.id punya beberapa rekomendasi ide yang bisa

Maksud Penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun Anggaran 2017 adalah agar tersedianya dokumen

Untuk Melihat Struktur Rekomendasi hasil dari pengisian Instrumen yang dilakukan oleh Madrasah tersebut.. Untuk Melihat Rencana Kegiatan yang dipilih oleh Madrasah.. MODUL