1
2
3 4
5
6
7
8
9
0
5
0
1
8
2
3
5
3
2
3
5
6
9
6
9
G R A F I K A1
2
3 4
5
6
7
8
9
0
5
0
1
8
2
3
5
3
2
3
5
6
9
6
9
G R A F I K A
Penerbit Tisara Grafika SALATIGA
2013
Untuk kuliah (pengantar) analisa real
yang dilengkapi dengan program MATLAB
Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh buku ini tanpa seijin penulis
Cetakan pertama : Oktober 2013
ISBN :
Hak Cipta : Pada Penulis Disain Sampul : Tisara Grafika Tata letak : Harrie Siswanto Percetakan : Tisara Grafika Penerbit : Tisara Grafika
ISBN 979-602-9493-13-9
Diterbitkan oleh:
JL. DIPONEGORO 98 D - SALATIGA 50714 - JAWA TENGAH Telp.: 0298-321798 |Mobile: 081 228 598 985 | 0819 0488 3400, 0298-6138702
Fax : 0298-321798
email: [email protected] [email protected] Bank: BNI Cabang Salatiga No. Rek. 369 57809
,
G R A F I K A G R A F I K A
Katalog Dalam Terbitan
515.8
PAR Parhusip, H. A.
a Analisa real: untuk kuliah (pengantar) Analisa Real yang dilengkapi dengan program MATLAB/ H. A. Parhusip. -- Salatiga: Tisara Grafika, 2013.
ix, 214 hlm. ; 23 cm.
ISBN 979-602-9493-13-9
1. Function of real variables. 2. Functional analysis. 3. Mathematical analysis. 4. MATLAB. I. Title.
Didedikasikan kepada mahasiswa dan pengajar S1 Matematika dan Pendidikan Matematika pada umumnya
Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm
v
KATA PENGANTAR
Analisa real merupakan salah satu mata kuliah wajib pada aras S1 matematika dan S2 matematika maupun pen-didikan matematika. Mata kuliah ini lebih menganalisa secara formal tentang fungsi-fungsi yang dikenal di kalkulus khusus-nya untuk fungsi 1 peubah. Karena sedikitkhusus-nya beredar buku analisa real dalam bahasa Indonesia, hal ini mendorong penulis untuk menulis buku ini sehingga buku ini dapat sebagai materi awal untuk memulai memahami analisa real.
Demikian pula cara penyajian mata kuliah ini sering-kali tidak melibatkan komputer dalam memvisualisasikan barisan bilangan real dan barisan fungsi, sehingga mahasiswa kesulitan dalam memformalkan pemahaman yang diperoleh. Dengan adanya penggunaan komputer dalam analisa real sebagaimana disajikan pada buku ini, maka diharapkan maha-siswa dapat dengan mudah mengikuti mata kuliah ini dan mengembangkannya. Buku ini lebih banyak merupakan ter-jemahan dari beberapa buku analisa real (lihat daftar pustaka). Pada tahun 2005 penulis mulai terlibat langsung untuk melatih olimpiade mahasiswa, dari keterlibatan ini penulis menjadi belajar lebih banyak dan harus selalu belajar. Hal ini juga menyadarkan, bahwa ternyata apa yang penulis pelajari selama ini belum cukup bahkan masih sangat jauh.
Dengan melibatkan mahasiswa pada berbagai kegiatan olimpiade terutama yang diselenggarakan oleh UGM, UI yang bekerjasama dengan Pertamina, penulis dapat belajar mengukur sejauh mana perkuliahan S1 di Program Studi Matematika Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana.
vi
Penulis juga menjumpai kesulitan untuk mencari buku yang memberikan wawasan tipe soal olimpiade mahasiswa, khususnya matematika bidang analisa real. Oleh karena itu penulis sangat terbeban untuk menyusun buku ini. Paling tidak, buku ini memberikan wawasan mula-mula bagi pemula yang belum pernah mengikuti olimpiade dan juga memberi-kan dasar-dasar teori yang diperlumemberi-kan untuk tipe soal olimpiade matematika tingkat mahasiswa.
Penulis sangat berharap mahasiswa semakin bersema-ngat berkompetisi untuk menguji seberapa jauh kemampuan bermain matematika. Kiranya buku ini menjadi awalnya.
Salatiga, Oktober 2013
Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm vii
DAFT AR I SI
Hlm KATA PENGGANTAR vDAFTAR ISI vii
BAB I. Bagian 1
Cara Menulis Bukti Barisan Bilangan real yang konvergen dan divergen dengan ilustrasi MATLAB
1-28
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Kesimpulan dan Saran 19
1.3. Latihan Soal dan Jawab Analisa Real 21
Latihan 1.1 21
Latihan 1.2 25
Bagian 2 29-64
2.1 Beberapa teorema penting pada bilangan real 29
2.2. Barisan Terbatas 33 2.3. Latihan Soal 1.3 39 Latihan Soal 1.4 41 Latihan Soal 1.5 47 2.4. Barisan Monoton 49 Latihan 1.6 56 2.5. Barisan Cauchy 57 Latihan soal 1.7 60
BAB II DERET BILANGAN REAL 65-94
2.1 2.1. Pendahuluan 65
2.2. Konvergen dan divergen deret 66
2.3. Uji Konvergensi untuk deret dengan suku-suku taknegatif
68
2.3.1. Proposisi 3b 69
2.3.2 Tes Integral (untuk deret tak negatif) 69
viii
Latihan soal 2.1 77
Latihan soal 2.2 79
2.4. Deret Ganti tanda (Alternating Series) 80
Latihan soal 2.3 84
2.5. Konvergen Bersyarat dan Konvergen Absolut 84
2.5.1. Tes Banding 87
Latihan soal 2.4 88
2.6. Penyusunan ulang Deret 90
Latihan soal 2.5 91
Latihan soal 2.6 92
BAB III. TOPOLOGI di n
R 95-107 3.1 Ruang n dimensi 95 3.2 Pertidaksamaan Schwarz 96 3.3 Pertidaksamaan Segitiga 99 3.4 Konvergensian Completeness di n R 100
3.5 Subhimpunan tertutup dan terbuka 104
3.6 Compact set dan Teorema Heine Borel 106
Latihan soal 3 106
BAB IV. LIMIT FUNGSI, BARISAN, DAN DERET FUNGSI
109-196
4.1 Limit fungsi dan fungsi kontinu 109
Latihan soal 4.1 117
4.2 Fungsi diskontinu 120
Latihan soal 4.2 128
4.3 Sifat-sifat fungsi kontinu 128
4.3.1 Compactness dan Nilai Ekstreem 131
4.4 Limit Barisan Fungsi 134
Latihan soal 4.3 142
4.5 Konvergensi seragam dan Kontinuitas 145 4.6 Teorema Kelengkapan untuk C(K,Rn) 146
Latihan soal 4.4 148
4.7 Konvergensi seragam pada Integral 151
Parhusip,H.A,2013. Analisa Real, 493-13-9,Tisara Grafika Salatiga, ISBN 979-602-9,214 hlm
ix
Latihan soal 4.5 155
4.8 Deret Fungsi-Fungsi 157
481.Tes deret fungsi 161
Latihan soal 4.6 168
4.9 Deret pangkat (power series) 170
Latihan soal 4.7 180
4.10 Lebih lanjut dengan deret, khususnya deret Taylor
183
Latihan soal 4.8 190
4.10.1 Deret Taylor untuk turunan fungsi 194
BAB V. Ruang METRIK (metric space) 197-210
5.1 Pendahuluan 197
5.2 Definisi dan Beberapa Teorema 197
Latihan soal 5.1 202
Latihan soal 5.2 201
5.3 Homeomorphism 203
Latihan soal 5.3 209
BAB VI Contoh SOAL JAWAB OLIMPIADE MAHASISWA Bidang ANALISA REAL
213-217
Bidang Analisis 211
Soal Olimpiade Mahasiswa Se Jawa-Bali Bidang Analisis Real 15 Mei 2007
ANALISA REAL | 1
BAB I
Bagian
1
CARA MENULIS BUKTI BARISAN BILANGAN REAL YANG KONVERGEN DAN DIVERGEN dengan ilustrasi MATLAB
1.1 Latar Belakang
Cara memahami dan menuliskan kembali bukti dalam matematika merupakan masalah yang umum bagi siswa, mahasiswa maupun pengajar. Selama ini seringkali siswa diajar dengan teknik berhitung sedangkan cara menuangkan alasan secara matematis sangat minim diajarkan. Demikian pula mengkomunikasikan hasil hitungan secara formal dan saintifik (mengikuti kaidah matematika) juga sangat mungkin belum dialami siswa sehingga ketika menjadi mahasiswa matematika hal itu menjadi kendala yang sangat besar.
Kemampuan mengungkapkan alasan dalam analisis sangat diperlukan. Untuk itulah kemampuan ini perlu dikaji dan dikembangkan. Terlebih lagi adanya penggunaan kom-puter, maka analisis sangat terbantu untuk mengungkapkan fenomena umum dari suatu kasus yang dipelajari.
2|Analisa Real dengan MATLAB
Tulisan ini akan menginspirasi bagaimana menuliskan pem-buktian secara formal dalam analisa real khususnya tentang konvergensi atau divergensi suatu barisan bilangan real. Kasus yang dipelajari sangat sederhana yaitu barisan
(a). 2 1 3 n n an (b). 1 2 4 2 n n an (c). n n n e a 2 .
Dari ketiga kasus yang dipelajari sebagai contoh maka diharapkan mahasiswa dapat mengolah soal jawab yang terkait dengan pembuktian tersebut.
Kasus 1. n n n n an / 2 1 / 1 3 2 1 3
. Untuk n maka 1/n 0 dan 2/n 0 .
Oleh karena itu 3/1 3.
/ 2 1 / 1 3 lim lim n n a n n n Jelas barisan konvergen ke 3.
Biasanya mahasiswa menulis hanya berhenti sampai disini. Secara formal matematis, maka perlu ditulis lebih ’elegant’. Secara formal, suatu barisan bilangan real dikatakan kon-vergen (punya limit) dengan definisi berikut.
ANALISA REAL | 3
Definisi 1. (Goldberg,1976)
Suatu barisan bilangan real
an dikatakan mempunyai limitL, atau barisan tersebut konvergen ke L ditulis an L
n
lim
artinya untuk sembarang 0, pertidaksamaan an L
harus dipenuhi untuk semua nilai n N. Dengan kata lain
L
an harus dipenuhi untuk semua nilai n, kecuali
paling banyak pada bilangan berhingga n, sebutlah pada n =1,2,…,N-1.
Untuk memahami definisi tersebut kita akan membahas barisan 2 1 3 n n
an dan akan membuktikan dengan
menulis-kan secara formal bahwa
. 3 1 / 3 / 2 1 / 1 3 lim lim n n a n n n
Perlu dibuktikan bahwa lim 3
n
n a . Artinya untuk
sem-barang 0, pertidaksamaan an 3 harus dipenuhi untuk semua nilai n, kecuali paling banyak pada bilangan berhingga n, sebutlah pada n=1,2,…,N-1. Sedangkan pada
n=N berlaku dan N pada umumnya tergantung pada nilai . Kita dapat mempelajari hal ini dengan mendaftar sebagai tahap observasi. Agar membuat daftar dengan mudah, kita
4|Analisa Real dengan MATLAB
dapat menggunakan MATLAB sebagai alat bantu. Program tentang ini dan hasil keluaran ditunjukkan pada Tabel 1 dan Gambar 1.
Tabel 1a. Daftar Program untuk
menggambar n n n n an / 2 1 / 1 3 2 1 3 . _________________________ clear close all n=[1:100]'; a=inline('(3*n +1)./(n+2)','n'); an=a(n); figure(1) plot(n,an,'o'); epsku=3-an; Daftar=[n an epsku]
Tabel 1b. Daftar Program untuk
mendaftar n n n n an / 2 1 / 1 3 2 1 3 untuk n
merupakan kelipatan 10 (buat sebagai kelanjutan Tabel 1a _________________________ n=10;j=1; while n<=100 gn=g(n); epsku=3-gn; Daftar=[n gn epsku] Simpan(j,:)=Daftar j=j+1 n=j*10; end
Gambar 1 membantu intuisi kita untuk mendapatkan pema-haman sifat konvergen barisan tersebut yaitu 3. Yang menjadi masalah berapakah n = N sehingga kita dapat menjamin limit barisan tersebut 3?. Apabila hasil Gambar 1 didaftar untuk beberapa n (misalnya kelipatan 10) maka kita dapat mendaftar setiap n dan nilai
2 1 3 n n an serta yang
diperoleh. Kita dapat menambahkan perintah pada program sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 1b.
ANALISA REAL | 5 Gambar 1. Visualisasi n n n n an / 2 1 / 1 3 2 1 3 untuk beberapa n
Tabel 2. Daftar n, nilai barisan tiap n dan nilai untuk tiap n.
n an 10 2.5833 0.4167 20 2.7727 0.2273 30 2.8438 0.1563 40 2.8810 0.1190 50 2.9038 0.0962 60 2.9194 0.0806 70 2.9306 0.0694 80 2.9390 0.0610 90 2.9457 0.0543 100 2.9510 0.0490
6|Analisa Real dengan MATLAB
Secara analitik, umumnya kita tetapkan , kemudian kita dapat mendapatkan nilai n=N yang sesuai dengan yang dipilih. Dengan kata lain kita perlu memformulasikan untuk suatu n=N yang umumnya tergantung pada . Sedangkan Tabel 2 diperoleh dengan menetapkan nilai n terlebih dahulu sehingga nilai diperoleh merupakan selisih nilai a dengan n
3 (yang sudah kita klaim sebagai limit barisan). Secara komputasi, maka nilai n lebih mudah ditetapkan terlebih dahulu. Sedangkan prosedur analitik menjelaskan bahwa kita tetapkan terlebih . Kita dapat menetapkan misalkan sekitar 0.1 maka berdasarkan Tabel 2, kita dapat memperoleh
n=N sekitar 40. Nampaknya cara analitik lebih susah tetapi
hal itu diperlukan untuk proses pembuktian umum bahwa barisan tersebut konvergen pada 3. Kita coba dengan proses ini.
Dengan proses berikut ini ternyata salah. Kita akan mencari batas N dengan cara mencari batas paling atas yaitu
sehingga 3 n a atau - < 3 2 1 3 n n < .
Dengan menggunakan batas atas, sebutlah
3 2 1 3 n n = atau 3n +1 -3n -6 = n +2.
ANALISA REAL | 7 atau -5-2 = n atau n= N = 2 5 . (*) Notasi
. menyatakan bilangan bulat terbesar yang lebih kecil atau sama dengan argumen di dalamnya. Jelas bernilai bulat negatif, padahal n harus positif bulat. Jika dipilih batas bawah -n-2= -5 atau n=N= 2 5 (**)Dari kedua batas ini kita belum mendapatkan secara eksplisit untuk nilai n terkecil yang diijinkan sehingga kita dapat mengatakan bahwa dimulai dari n=N maka limit barisan tersebut adalah 3. Cara menentukan n=N dapat lebih praktis dengan cara sebagai berikut.
Coba -< 3 2 1 3 n n
< ditulis sebagai an 3 yaitu
2 6 3 2 1 3 n n n n < atau 2 5 n <. Karena bilangan
positif kecil dan n bilangan asli maka kita dapat memilih
2 5 n < atau 5 < n+2 atau n 2 5
. Jadi kita dapat
memilih N >
2 5
8|Analisa Real dengan MATLAB
Perhatikan bahwa dengan kondisi ini kita dapat memilih N dengan menetapkan terlebih dahulu. Hal ini ditunjukkan pada Tabel 3. Jadi dengan cara ini kita dapat memperoleh bukti bahwa an 3 untuk nNdengan N
2 5
.
Perhatikan bahwa N bilangan asli (bulat), padahal
2 5
dapat tidak bulat. Untuk itu kita perlu menuliskan kondisi N
2 5 menjadi N 2 5
. Jadi dari tata cara menulis
3 n
a sangat menentukan dalam mendapatkan kondisi
N
2 5
. Hal ini ditunjukkan pada program pada Tabel 3 serta ilustrasi untuk an,an ,dan an pada Gambar 2.
Sedangkan untuk data tiap n untuk n=N
2 5 . , , n n a
a dan an dengan nilai ditetapkan terlebih
ANALISA REAL | 9
Tabel 3. Program untuk
2 1 3 n n an dengan menetapkan terlebih dahulu. Clear close all epsku=[0.2 0.1 0.05 0.025 0.01 0.005 ]; n=round((5-2*epsku)./epsku); a=inline('(3*n +1)./(n+2)','n'); an=a(n); anminuseps=an-epsku; anpluseps=an+epsku; figure(1)
plot(n,an,'o',n,anminuseps,'*',n,anpluseps,'.-');
Daftar=[epsku' n' anminuseps' an' anpluseps']
Tabel 4. Daftar nilai berbagai
2 1 3 n n
an untuk berbagai yang
ditetapkan N 2 5 an pada n=N 2 1 3 n n an n a pada n=N 0.2000 23 2.6000 2.8000 3.0000 0.1000 48 2.8000 2.9000 3.0000 0.0500 98 2.9000 2.9500 3.0000 0.0250 198 2.9500 2.9750 3.0000 0.0100 498 2.9800 2.9900 3.0000 0.0050 998 2.9900 2.9950 3.0000
10|Analisa Real dengan MATLAB Gambar 2. Visualisasi n n n n an / 2 1 / 1 3 2 1 3
untuk beberapa n dengan menetapkan terlebih dahulu.
Kasus 2. Pelajari 1 2 4 2 n n an . Bagaimana n na lim ?
Jawab: Barisan tersebut berbentuk fungsi rasional dalam n dengan pembilang n + 4 dan penyebut bentuk kuadrat. Untuk
n yang membesar maka penyebut akan lebih cepat membesar
daripada pada bagian pembilang. Oleh karena itu kita dapat menyimpulkan intuisi tersebut bahwa n
nlima =0. Untuk
memberikan penjelasan yang lebih kreatif kita dapat mem-visualisasikan barisan tersebut untuk berbagai n. Kita dapat mengubah program pada Tabel 1 dengan menggantikan definisi barisan. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa untuk
n yang kecil (sekitar mulai dari n=10, maka barisan sudah
ANALISA REAL | 11
terlalu besar. Hasil keluaran pada Gambar 3 yang menunjuk-kan bahwa untuk n membesar maka nilai barisan menuju ke 0. Secara formal, kita perlu membuktikan bahwa untuk sem-barang >0, pertidaksamaan an 0 harus dipenuhi untuk
semua nilai n, kecuali paling banyak pada bilangan berhingga
n, sebutlah pada n=1,2,…,N-1. Sedangkan pada n=N berlaku
dan N pada umumnya tergantung pada nilai .
Tabel 5. Program untuk mengilustrasikan dan
mendaftar 1 2 4 2 n n an clear close all n=[1:10]'; a=inline('(n +4)./(2*n.^2+1)','n'); an=a(n); figure(1) plot(n,an,'o'); epsku=abs(0-an); Daftar=[n an epsku]
Dengan cara kasus 1, kita dapat menulisan 0 yaitu
1 2 4 2 n n sebagai n n n / 1 2 / 4 1 .
12|Analisa Real dengan MATLAB Gambar 3. Visualisasi 1 2 4 2 n n
an untuk berbagai nilai n.
Kita ambil batas atas sehingga berlaku
1 + 4/n < 2n+ /n atau 1 + (4 -)/n < 2n .
Dalam bentuk ini kita belum mampu menyederhanakan (mendapatkan kondisi n=N yang tergantung . Kita ubah dengan cara lain berikut ini. Jelas bahwa
2 2 2 2 4 1 2 4 2 4 n n n n n . (a1)
Perhatikan bahwa pertidaksamaan tersebut dicari sedemikian rupa sehingga kita mendapatkan suatu n=N yang hanya tergantung . Untuk mendapatkan urutan pertidaksamaan yang benar kita dapat menggunakan program MATLAB untuk membantu kita dalam menvisualisasikan.
ANALISA REAL | 13
Tabel 6. Menggambar berbagai
barisan pada pertidaksamaan (a1). clear close all n=linspace(1,10,20); an1=(n +4)./(2*n.^2+1); an2=(n +4)./(2*n.^2); an3=4./(2*n.^2); plot(n,an1,’*’,n,an2,’o’,n,an3,’.’) Gambar 4. Visualisasi 2 2 4 n (bertanda .), 1 2 4 2 n n (bertanda *) dan 2 2 4 n n (bertanda o)
untuk berbagai nilai n.
Jadi kita dapat menggunakan batas 2 22
2 4
n
n < untuk
mencari N. Dengan menggunakan notasi n = N pada 22
n
diperoleh 2 < N2atau N
2
. Marilah kita daftar untuk berbagai nilai yang kita tetapkan dengan mengambil nilai
N yang memenuhi N
2
dan menyelidiki nilai barisan untuk setiap N yang dipilih. Kita dapat mendaftarnya dengan MATLAB. Perhatikan bahwa
2
tidak bulat maka kita perlu membulatkan dengan fungsi floor pada MATLAB. Program ditunjukkan pada Tabel 7 dan hasil keluaran
14|Analisa Real dengan MATLAB
program ditunjukkan dengan daftar Tabel 8 agar kita dapat melihat seberapa besar nilai barisan untuk tiap dan N yang dipilih.
Tabel 7. Program MATLAB untuk membuat daftar nilai dan
2
serta nilai barisannya.
epsku=[0.2 0.15 0.1 0.05 0.025 0.02 0.01 0.005 0.0025 0.001] batasn=round(sqrt(2./epsku));
Daftar=[epsku’ batasn’]; siN=batasn + 1;
an=(siN +4)./(2*siN.^2+1); Daftark=[epsku’ batasn’ siN’ an’]
Tabel 8. Daftar yang ditetapkan dan nilai N dan barisan yang diperoleh 2 n=N yang dipilih 1 2 4 2 n n an
pada N yang dipilih
0.2000 3 4 0.2424 0.1500 3 4 0.2424 0.1000 4 5 0.1765 0.0500 6 7 0.1111 0.0250 8 9 0.0798 0.0200 10 11 0.0617 0.0100 14 15 0.0421 0.0050 20 21 0.0283 0.0025 28 29 0.0196 0.0010 44 45 0.0121
ANALISA REAL | 15
Bagaimana menuliskan bukti formal bahwa
? 0 1 2 4 lim lim 2 n n a n n n .
Hal berikut ini ditunjukkan berdasarkan tahap observasi di atas. 0 1 2 4 lim lim 2 n n a n n
n artinya untuk setiap sembarang >
0 maka perlu ditunjukkan
0 1 2 4 2 n n untuk nN.
Dengan mengetahui bahwa
2 2 2 2 4 1 2 4 2 4 n n n n n kita dapat memilih 2 22 2 4 n
n < untuk mencari N. Dengan
menggunakan notasi n = N pada 22
n < diperoleh 2 < 2 N atau N 2 .
Kasus 3. Bagaimana dengan ?
2 lim lim n n n n n e a
Sebagaimana pada kasus 1 dan 2, untuk mendapat-kan intuisi tentang sifat barisan untuk n membesar, maka kita dapat membuat gambar atau mendaftar a untuk berbagai n
nilai n. Karena pembilang dan penyebut membesar dengan cepat untuk nilai n yang diberikan, kita menggunakan n yang tidak terlalu besar. Kita hanya mengedit program Tabel 1
16|Analisa Real dengan MATLAB
yang ditunjukkan pada Tabel 9 dan hasil keluaran ditunjuk-kan pada Gambar 5.
Tabel 9. Program MATLAB
untuk menggambar barisan
n n e 2 clear close all n=[1:10]'; a=inline('exp(n)./(2.^n)','n'); an=a(n); figure(1) plot(n,an,'o'); Daftar=[n an]
Tabel 10. Daftar nilai n dan
n n e 2 n n n e 2 1 1.3591 2 1.8473 3 2.5107 4 3.4124 5 4.6379 6 6.3036 7 8.5674 8 11.6444 9 15.8263 10 21.5102
Gambar 5. Ilustrasi barisan n
n
e
2
Daftar nilai n dan barisan terkait ditunjukkan pada Tabel 10. Hasil grafik menunjukkan bahwa untuk n yang membesar maka kita peroleh n
n
e
2 . Kita tidak dapat menyimpulkan: berapakah n=N sehingga untuk setiap n>N maka ada nilai
ANALISA REAL | 17
barisan berhingga yang dekat dengan nilai barisan pada n=N. Barisan demikian kita sebut barisan divergen. Untuk itu kita perlu membuktikan bahwa barisan tersebut divergen (tidak ada suatu nilai berhingga yang dapat dipilih). Kita menuliskan
n
a untuk n
Secara formal ditulis suatu barisan dikatakan divergen dalam definisi berikut.
Definisi 2 (barisan divergen) (Goldberg,1976)
Suatu barisan bilangan real
an mendekati tak hingga (divergen) untuk n mendekati tak hingga jika untuk sembarang bilangan real M >0, terdapat suatu bilangan positif bulat N sedemikian hingga berlakuM
an ,
nN
. (a2)Ekspresi (a2) menjelaskan bahwa jika kita menetapkan bahwa limit barisan adalah M , maka nilai barisan akan selalu lebih besar dari M pada suatu n=N. Kita akan bahas pada kasus 3. Diberikan suatu M > 0, n n e 2 > M atau M e n 2 atau M e n ln 2 ln atau 2 ln 1 ln 2 ln ln ln 2 ln ln M e M e M n .
18|Analisa Real dengan MATLAB Jadi dipilih ) ( 2 ln 1 ln N n M n . (b)
Jadi jika dipilih
2 ln 1 ln M
N maka (b) dipenuhi atau
berarti barisan tersebut divergen. Ekspresi
2 ln 1 ln M bisa tidak bulat sedangkan N harus bulat positif (karena sebagai indeks). Maka kita dapat menuliskan (b) dengan
) ( , 2 ln 1 ln N n M n (c)
Kita dapat melakukan observasi menggunakan kondisi (c) dengan menetapkan M dan memilih N, serta mendaftar nilai barisan pada tiap N. Perintah untuk melakukan hal ini ditunjukkan pada Tabel 11 dan keluarannya ditunjukkan pada Tabel 12.
Tabel 11. Program MATLAB dengan input M dan mencari batas
(c) dan nilai barisan
clear close all M=[5 10 15 20 30 50 60 70 80]; batasN=log(M)./(1 -log(2)) Npilih=floor(batasN)+1; aNpilih=exp(Npilih)./(2.^Npilih); DaftarMNan=[M' batasN' Npilih' aNpilih']
ANALISA REAL | 19 Tabel 12. Daftar M, 2 ln 1 ln M
, dan N serta nilai barisan n
n e 2 M 2 ln 1 ln M N yang dipilih n n e 2 100 13 16 136 200 17 18 250 300 19 19 340 400 20 20 463 500 20 21 629 600 21 31 629 700 21 33 855
Perhatikan bahwa pada kasus ini kita berharap bahwa ada suatu limit sebutlah M sehingga untuk N yang dipilih maka hasil nilai barisan akan cukup saling berdekatan atau berbeda cukup kecil (kurang dari 1) untuk N yang berturutan. Mungkin kita mencurigai hasil tersebut karena N masih kecil. Kita dapat menguji program dengan menggunakan program Tabel 8 untuk M yang jauh lebih besar.
1.2 Kesimpulan dan saran
Pada tulisan ini telah ditunjukkan bagaimana meng-gantikan intuisi kita dalam menentukan barisan konvergen atau divergen dalam bentuk grafik dengan bantuan program MATLAB.
20|Analisa Real dengan MATLAB
Saya harap kasus 1-3 dapat memberikan pemahaman barisan konvergen dan divergen serta bagaimana menuliskan bukti secara formal dengan tata bahasa matematika yang benar.
Referensi
Goldberg, R.R., 1976. Methods of Real Analysis, John Wiley & Sons, Inc, Second Edition, New York.
ANALISA REAL | 21
1.3 LATIHAN SOAL DAN JAWAB ANALISA REAL
Topik: Barisan konvergen dan barisan divergen
Latihan 1.1 (Ex 2.2 hal 32)
Jika
sn n1 suatu barisan bilangan real, dan jika sn M ,
nI
dan jika sn L n lim , buktikan LM. Jawab : Diketahui sn L n lim artinya sn L n lim . Artinya untuk sembarang 0, pertidaksamaan sn L harus dipenuhi untuk semua n N.
Karena diketahui pula sn M berlaku sebagai berikut:
M s n n n lim lim Padahal sn L n lim dan M n lim = M (limit konstan tidak tergantung N) sehingga jelas bahwa
L sn n lim M n lim =M atau LM .
Jika LR, MRdan LM untuk setiap 0, buktikan LM.
Jawab:Diketahui LMartinya juga L M. Jelas pula bahwa L L
22|Analisa Real dengan MATLAB
Padahal LMsehingga L LM. Jelas pula bahwa M M
Sehingga L LM M . Atau LM.
(a) Tentukan NIsedemikian hingga
5 1 2 3 2 n n ,
nN
. Jawab: 5 1 2 3 2 n n ditulis sebagai 5 1 3 6 2 3 2 n n n n atau 5 1 3 6 n Sehingga berlaku 5 1 3 6 n atau 30n3 atau 27n.Jadi dapat dipilih 27N sehingga berlaku
5 1 2 3 2 n n ,
n27
. (b) Buktikan bahwa 2 3 2 lim n n n .Bukti: dari soal (a) kita dapat menuliskan 2 3 2 lim n n n menjadi 3 2 2 n n
,
nN
. Dicari N yang memenuhi yaituANALISA REAL | 23 3 2 2 n n 3 6 2 3 2 n n n n 3 6 n atau 6n 3 63 n n 3 6 . Jadi dapat dibuktikan 2 3 2 lim n n n artinya 32 2 n n ,
nN
dengan 3 6 N .4. (a) Tentukan NIsehingga 1/ n1< 0.03 ketika
N n . (b) Buktikan bahwa n lim1/ n1 =0.
5. Jika bilangan rasional, buktikan bahwa barisan
1
!
sinn n punya limit.
6. Untuk setiap barisan berikut, buktikan apakah barisan tersebut punya limit (konvergen) atau tidak punya limit.
(a). 1 2 5 n n n (b) 1 2 / 1 7 3 n n n n (c) 1 2 7 3 n n n n .
24|Analisa Real dengan MATLAB
(b). Buktikan bahwa
n/107
n1 tidak punya limit.Catatan: perhatikan bahwa beberapa suku-suku pertama pada barisan (a) lebih besar daripada beberapa suku pertama pada barisan (b). Hal ini mene-kankan bahwa eksistensi dari suatu limit barisan tidak tergantung pada beberapa suku pertama. 8. Buktikan bahwa
n1/n
n1 tidak mempunyai limit.Bukti: perlu dibuktikan berdasarkan definisi suatu
barisan divergen yaitu : Suatu barisan bilangan real
anmendekati tak hingga (divergen) untuk n mendekati tak hingga jika untuk sembarang bilangan real M >0, terdapat suatu bilangan positif bulat N sedemikian hingga untuk berlaku
M
an ,
nN
. (a)Untuk kasus soal yaitu diberikan suatu M > 0 (sebagai limit), maka n1/n> M. Kita tahu bahwa nn1/n
sehingga n1/n> M berakibat n > M. Jadi jika kita menetapkan mulai pada suatu n=N barisan punya limit M, ternyata nilai barisan (yaitu n=N, kebetulan) selalu lebih besar dari M. Jadi M bukan limit barisan. Jadi barisan
1/n n 1
ANALISA REAL | 25
9. Jika sn 5n/n!, tunjukkan bahwa limsn 5n/n! n
(Petunjuk: buktikan bahwa sn
55/5!
(5/n) jika n >5.Latihan 1.2 (Ex 2.4)
1. Label setiap barisan dengan (A) jika konvergen dan (B) jika divergen ke tak hingga dan (C) jika divergen ke –tak hingga atau (D) jika berosilasi. (Gunakan intuisi anda dari pemahaman anda dari calculus, tidak perlu dibuktikan). Catatan: intuisi anda dapat digantikan dengan membuat
program kecil sebagaimana pada paper.
Definisi Barisan Jawab pelabelan
(a)
sin(n/2)
n1 (b)
sin(n)
n1 (c)
en n1 (d)
e1/n n1 (e)
nsin(/n)
n1 (f)
(1)ntan(/21)
n1 (g) 1 / 1 ... 3 1 2 1 1 n n (h)
n2 n126|Analisa Real dengan MATLAB
Pengembangan lebih lanjut (personal study): jika anda tertarik buktikanlah hasil anda dan dukunglah dengan ilustrasi program.
2. Buktikan bahwa
n n1 divergen ke tak hingga3. Buktikan bahwa
n1 n
n1adalah konvergen.Petunjuk: Ingat bagaimana menemukan dy/dx dengan proses xketika y x.
4. Buktikan bahwa jika barisan bilangan real
sn n1divergen ke tak hingga maka
sn n1 divergen ke negative tak hingga.5. Anggap bahwa
sn n1konvergen ke 0. Buktikan bahwa
1) 1
( nsn n konvergen ke 0.
6. Anggap bahwa
sn n1konvergen ke L0. Buktikan bahwa
(1)nsn
n1berosilasi.7. Anggap bahwa
sn n1divergen ke tak hingga. Buktikan bahwa
(1)nsn
n1berosilasi.ANALISA REAL | 27
JAWAB (beberapa saja)
1. Diketahui
sn n1konvergen ke 0 artinya lim 0 n
n s yaitu
diberikan sembarang bilangan positif kecil 0berlaku
0 n s , nN1. Ekspresi 0 n
s yaitu ekuivalen dengan sn .
Perlu dibuktikan bahwa
(1)nsn
n1konvergen ke 0.Artinya yaitu diberikan sembarang bilangan positif kecil
0
2
berlaku (1)nsn 0 2, nN2 atau (1)nsn 2, untuk nN2.
Diketahui pula bahwa (1)nsn < sn . Jadi jelas bahwa
1) 1
( nsn n konvergen ke 0 untuk n = maks
N1, N2
. (catatan: Pemilihan n ini untuk menjamin bahwa keduanya sudah konvergen ke 0).2. Anggap bahwa
sn n1konvergen ke L0. Buktikan bahwa
1) 1
( nsn n berosilasi.
Bukti: Diketahui
sn n1konvergen ke L0artinya diberi-kan sembarang bilangan positif real kecil 1 028|Analisa Real dengan MATLAB
Perlu dibuktikan
(1)nsn
n1berosilasi sbb :Untuk n = genap atau n=2k maka (1)n 1 sehingga
1) 1
( nsn n =
sn n1 yang konvergen ke L.Untuk n = ganjil atau n=2k+1 maka (1)n 1 sehingga
1) 1 ( nsn n =
sn n1 = -
sn n1. Karena sn L n lim maka L s s n n n n lim lim .Jadi terbukti
(1)nsn
n1berosilasi (ke L atau –L). (dengan kata lain
(1)nsn
n1 tidak konvergen)ANALISA REAL | 29
BAB I
Bagian 2
2.1 Beberapa teorema penting pada bilangan real
Setiap teorema berikut tidak banyak dituliskan bukti untuk menyingkat waktu. Untuk itu, penulisan bukti menjadi tugas mahasiswa dengan menggunakan referensi yang masih dalam bahasa Inggris (Goldberg, 1976) tetapi menuliskannya kembali secara sederhana dan jelas dalam bahasa Indonesia sebagai tugas kuliah.
Definisi 1a. batas atas terkecil dan batas bawah terbesar (Lewin, 1993)
Diketahui A Rdan R. Kita mengatakan merupakan batas atas A jika tidak ada anggota pada A yang lebih besar dari. Secara simbolik maka dikatakan batas atas ketika untuk setiap bilangan xA berlaku x. Batas bawah didefinisikan sebaliknya. Jika tidak ada anggota A yang lebih kecil dari , maka dikatakan batas bawah A.
Perhatikan bahwa jika merupakan batas atas A, maka setiap bilangan yang lebih besar dari juga dikatakan batas atas A. Demikian pula jika batas bawah A, maka setiap bilangan yang lebih kecil dari dikatakan batas bawah A.
30|Analisa Real dengan MATLAB
Jika merupakan batas atas A, dan tidak ada bilang-an ybilang-ang lebih kecil dari yang merupakan batas atas A, maka dikatakan batas atas terkecil A (least upper bound (l.u.b).
Jika merupakan batas bawah A, dan tidak ada bilangan yang lebih besar dari yang merupakan batas bawah A, maka dikatakan batas bawah terbesar A (greatest
lower bound (g.l.b)).
Batas atas terkecil dikatakan juga supremum A, ditulis
sup A; batas bawah terbesar A disebut pula infimum A, ditulis inf A.
Contoh 1a.
(a) 6 adalah batas atas (0,1) dan -2 bukan.
(b) 1 merupakan batas atas [0,1) sedangkan 0 bukan. (c) 1 merupakan batas atas dari [0,1], dan ¾ bukan. (d) 11 merupakan batas atas {-3, 2, 5} dan 4 bukan.
Contoh 1b. sup (0,1) = 1 dan inf(0,1) = 0.
Definisi 1b. Misalkan A adalah himpunan bilangan real
(a) Jika terdapat suatu bilangan yang merupakan batas atas
A, maka A dikatakan terbatas ke atas.
(b) Jika terdapat suatu bilangan yang merupakan batas bawah A, maka A dikatakan terbatas ke bawah
ANALISA REAL | 31
(c) Jika A dikatakan terbatas ke atas dan ke bawah, maka A dikatakan terbatas.
Teorema 1b. Jika A adalah himpunan bagian tak kosong dari
R yang terbatas ke atas maka A mempunyai batas atas terkecil
(least upper bound) (l.u.b) dalam R.
Teorema 2. Jika A adalah himpunan bagian tak kosong dari
R yang terbatas ke B bawah maka A mempunyai batas bawah
terbesar (greatest lower bound (g.l.b) dalam R.
Contoh 1c. Perhatikan barisan
B =
,... 2 / 1 2 ,..., 4 3 , 2 1 n n maka g.l.b (B) = 1/2 danl.u.b (B) = 1. Perhatikan bahwa g.l b () adalah anggota B tetapi l.u.b (B) bukan anggota B.
Contoh 2. Himpunan interval terbuka (3,4) tidak memuat
g.l.b (yaitu 3) maupun l.u.b (yaitu 4).
Catatan : mengapa ada istilah g.l.b an l.u.b?. Perhatikan bahwa semua bilangan real yang lebih kecil dari 3 juga merupakan batas bawah. Demikian pula semua bilangan yang lebih besar dari 4 merupakan batas atas dari himpunan terbuka (3,4).
Perhatikan bahwa kita dapat mengatakan barisan bilangan real
sn n1sebagai suatu fungsi dari I ke R, kita mengatakan32|Analisa Real dengan MATLAB
bahwa daerah hasil
sn n1 sebutlah
s1,s2,...
sebagai suatu himpunan bagian (subset) dari R.Teorema 3. Jika
sn n1barisan bilangan real, dan cRdan jika sn L n lim maka csn cL n lim . Catatan : sn L n
lim dikatakan pula
sn n1 konvergen ke L. Secara sama csn cLn
lim dikatakan pula
csn n1 konvergen (punya limit) ke L.Bukti : Diketahui ` artinya 0,sn L , n N.
c L sn c c L s c n csn cL .nN. Artinya csn cL n lim .
Catatan: perhatikan bagaimana definisi limit untuk sn L
n
lim
menggunakan nilai epsilon dalam bentuk
c
(tetap
merupa-kan bilangan positif kecil dengan syarat 0 1
c
yang
ANALISA REAL | 33
2.2 Barisan Terbatas Definisi 4.
Secara sama
sn n1 terbatas ke atas jika daerah hasil dari
1n n
s terbatas keatas. Ditulis
M
sn (nI).
Sehingga untuk suatu nI, himpunan {sn,sn1,sn2,...} jelas terbatas ke atas dan oleh karena itu berdasarkan Teorema 1a, barisan tersebut mempunyai batas atas terkecil (l.u.b) yaitu
, , ,...
. . 1 2 n n n n lub s s s M .Lagipula jelas mudah diperoleh bahwa Mn Mn1 karena
1
n
M = l.u.b
sn1,sn2,...
adalah l.u.b yang merupakan subhimpunan
sn,sn1,sn2,...
. Jadi barisan
Mn n1 tak naik dan jadi jelas konvergen atau divergen ke tak hingga.Definisi 5.
Secara sama kita mengatakan barisan
sn n1 terbatas ke bawah jika daerah hasil dari
sn n1terbatas ke bawah . Jadi
sn n1 terbatas jika dan hanya jika ada suatu bilanganR
M sedemikian hingga
M
34|Analisa Real dengan MATLAB
Jika suatu barisan divergen ke tak hingga (atau negatif tak hingga) barisan tersebut tak terbatas. Suatu barisan divergen ke tak hingga pasti terbatas ke bawah.
Suatu barisan yang berosilasi bisa terbatas bisa juga tidak. Barisan 1, -2, 3, -4,… berosilasi dan tidak terbatas ke bawah juga tidak terbatas ke atas. Barisan -1, 1,-1,1,…berosilasi terbatas. Barisan 1,2,1,3,1,4,… berosilasi dan terbatas ke bawah tetapi tidak terbatas ke atas.
Teorema 6. Jika suatu barisan bilangan real
sn n1konvergen, maka
sn n1terbatas. Bukti:Diketahui barisan
sn n1konvergen, artinya
sn n1punya limit, sebutlah L, artinya nn s
L
lim . Ambilah=1 (kenapa, bukankah perlunya positif kecil saja?). maka terdapat NI
sedemikian hingga
1 L
sn (nN).
Hal ini berarti
1 L
sn (nN).
ANALISA REAL | 35
Jika kita ambil M max
s1,s2,...,sN1
maka kita punya1 M L
sn , (nN),
yang menunjukkan bahwa
sn n1terbatas.Catatan: seringkali untuk menyimbolkan
sn n1terbatas ditulis sn M dengan M sebagai batasnya.Teorema 7.
(a) Jika 0 < x < 1, maka
xn n1 konvergen ke 0. (b) Jika 1< x< maka
xn n1 divergen ke tak hingga.Teorema 8.
Jika
sn n1 dan
tn n1 barisan bilangan real dan jikaL sn
n
lim dan jika tn M
n
lim maka sn tn L M
n( )
lim .
Akibat 9. Jika
sn n1 dan
1
n n
t barisan bilangan real yang konvergen dan jika sn tn
nI
dan jika sn Ln lim dan jika tn M n lim maka LM. Bukti : halaman 43.
36|Analisa Real dengan MATLAB
Teorema 10.
sn n1 dan
tn n1 barisan bilangan real yang konvergen dan jika sn Ln lim dan tn M n lim maka sntn LM n lim . Bukti:
Kita dapat menuliskan
t M
M
s M
s LM M s M s t s LM t sn n n n n n n n n Sehingga
t M
M
s M
s LM M s M s t s LM t sn n n n n n n n n
t M
M
s M
s
t M
M
s M
sn n n n n n Diketahui sn L n lim , artinya terdapat bilangan asli N1
sedemikian hingga untuk n N1 berlaku
2 L sn . Secara sama diketahui tn M n
lim , artinya terdapat bilangan asli N2
sedemikian hingga untuk nN2 berlaku
2
M
tn .
Demikian pula karena sn L
n
lim berarti barisan konvergen sehingga terbatas, sebutlah sn M~ .
Dipilih N = max
N1, N2
sehingga berlaku
t M
M
s M
s t M M
s M
ANALISA REAL | 37
s M
M M t M n n ~ M~tn M M
sn M
s M
M M n 2 ~
M M M M ~ 2 ~ .Sampai di sini kita belum memperoleh ekspresi
LM st s M s M LM s t M M s M t snn nn n n n n n .Untuk itu pada sketsa pembuktian perlu disyaratkan
M M M M ~ 2 ~ , diperoleh
1 2 ~ 1 ~ 0 M M M M . Agar pertidaksamaan terjadi bernilai positif maka2 ~ M <1 atau M~<2 dan
2 ~ 1 ~ M M M M . Lemma 11. Jika
sn n1barisan bilangan real yang konvergen ke L maka
sn2 n1konvergen ke L . 2Bukti: gunakan teorema sebelumnya.
Lemma 12.
tn n1 barisan bilangan real yang konvergen dan jika tn Mn
lim dan M 0maka tn M
n 1/ 1/
lim
.
38|Analisa Real dengan MATLAB
Teorema 13.
sn n1 dan
tn n1 barisan bilangan real yang konvergen dan jika sn Ln lim dan tn M n lim , M 0 maka M L t sn n n / / lim . Bukti: halaman 45.
Catatan : jika dalam pembuktian menggunakan teorema sebelumnya, maka tulislah teorema tersebut dan hubungkan dengan baik dalam pembuktian anda.
Contoh 3. Tentu dapat dipahami bahwa berdasarkan definisi
limit maka 2 4 2 lim 1/2 n n n n .
(anda perlu belajar kembali bagaimana membuktikan bukan ?).
Contoh 4. Buktikan bahwa
5 3 4 5 6 3 lim 2 2 n n n n .
Bukti: Kita menulis soal menjadi 2 2
2 / 4 5 / 6 3 lim 4 5 6 3 lim n n n n n n n .
Diketahui pula bahwa lim1/ 0
n
n . Oleh karena itu
0 0 . 6 / 6 lim n n (Berdasarkan Teorema 3). Sehingga 3 0 3 / 6 lim 3 lim / 6 3 lim n n n n n (berdasarkan
ANALISA REAL | 39
Teorema 5). (1)
Karena lim1/ 0
n
n , oleh karena itu 0 0 . 0 / 1 lim . / 1 lim / 1 lim 2 n n nn n n (Berdasarkan Teorema 8). (2)
Dari hasil (2) maka
5 0 5 / 4 lim 5 lim / 4 5 lim 2 2 n n n n n (Berdasarkan Teorema 5).
Berdasarkan Teorema 10 maka
5 / 3 / 4 5 lim / 6 3 lim / 4 5 / 6 3 lim 4 5 6 3 lim 2 2 2 2 n n n n n n n n n n n .
2.3 Latihan soal 1.3 (ex.2.7 halaman 46)
1. Buktikan (a) 2 1 4 5 2 lim 3 2 3 n n n n n (b) lim( 7)2 6 1 2 n n n
2. Buktikan bahwa jika
sn n1konvergen ke 1, maka
1 2 / 1 n n s konvergen ke 1. 3. Hitung n
n n
n 1 lim40|Analisa Real dengan MATLAB
4. Anggap barisan
sn n1suatu barisan bilangan positif dan1
0x . Jika sn1 xsn , (nI) buktikan lim n 0 n s . 5. Anggap bahwa 0 1 1 lim n n n s s . Buktikan lim 1 n n s (petunjuk : Ambil 1 1 n n n s s
dan carilah s )> Teorema n
apa yang anda gunakan pada bagian ini. 6. Buktikan bahwa
n
n e n 1 / 1 1lim . Juga buktikan bahwa
e n n n 1 1 1 1 lim .
Teorema apa yang anda gunakan ?.
Menggunakan identitas 1 +2/n =[1 + 1/(2+n)](1 +1/n) buktikan bahwa 2 2 1 lim e n n n .
Jika c > 1 buktikan bahwa lim 1/ 1
n n c
(Petunjuk: Tulis c1/n 1sndan ambil pangkat ke n pada kedua ruas untuk menunjukkan bahwa
nsn n1 terbatas. Kemudian simpulkan bahwa sn 0 pada n.ANALISA REAL | 41
Diketahui s1 2 dan sn1 2 sn untuk n1.
(a) Buktikan berdasarkan induksi bahwa sn 2 untuk semua n.
(b) Buktikan bahwa sn1snuntuk semua n. (c) Buktikan bahwa
sn n1konvergen. (d) Buktikan bahwa lim 2 n n s . Anggap bahwa s1 s2 0, 1
1
2 1 n n n s s s , n2.(a). s1,s3,s5,...tak naik (b) s2,s4,s6,...tidak turun (c)
sn n konvergen Jika rn sn tn untuk semua nI, dan jika keduanya
n nr dan
tn n konvergen ke –s. Buktikan bahwa
sn nkonvergen ke –s.
Latihan soal 1.4 (Ex.2.5, hal. 37)
1. Benar atau salah?. Jika suatu barisan bilangan positif tidak terbatas, maka barisan tersebut divergen ke tak hingga. 2. Berikan suatu contoh barisan
sn n1yang tak terbatastetapi lim 0 n
sn
42|Analisa Real dengan MATLAB
3. Buktikan bahwa jika lim 0 n L sn n ,
1 n n s tak terbatas.4. Jika
sn n1barisan bilangan real terbatas, dan
tn n1konvergen ke 0, buktikan bahwa
sntn n1 konvergen ke 0. 5. Jika
sn n1terbatas, buktikan bahwa untuk sembarang0
terdapat suatu interval tertutup J R sebagai panjang sedemikian hingga snJuntuk tak berhingga banyak nilai n.
Definisi 14. Diketahui
sn n1barisan bilangan real yangterbatas ke atas dan diambil
, , ,...
. . 1 2 n n n n lub s s s M(a) Jika
Mn n1konvergen, maka kita mendefinisikann n s sup lim sebagai n nM lim . Ditulis n n s sup lim = n nM lim . (b) Jika
Mn n1divergen ke negatif tak hingga, maka kitamenulis n n s sup lim
Catatan: apa itu n
n
s
sup
lim (dibaca : limit supremum sn) dan
tentu ada n
ns
inf
lim (dibaca: limit infimum sn). Untuk menjawab itu, sebenarnya kita perlu definisi berikut ini terlebih dahulu.
ANALISA REAL | 43
Definisi 15. Limit supremum dan limit infimum
Jika kita mengatakan barisan
sn n1 konvergen hal ini mengatakan nns
lim dengan kata lain “seberapa ukuran s n
ketika n besar”. Notasi n
ns
lim terkait dengan barisan yang konvergen. Sedangkan notasi limit supremum dan limit infimum dapat diaplikasikan pada semua barisan. Notasi limit supremum menyatakan ukuran “seberapa besar s n
ketika n besar”. Notasi limit infimum menyatakan ukuran “seberapa kecil s ketika n besar”. n
Catatan : Notasi supremum dan infimum diberlakukan pada barisan yang tidak diketahui konvergen.
Contoh 5. sn (1)n (nI). Maka
sn n1 terbatas ke atas. Pada kasus ini Mn 1 untuk setiap nI dan oleh karena itu lim 1 n
n M . Jadi limnMn 1. Jadi limsup(1) 1 n n
.
Contoh 6. Perhatikan barisan 1, -1, 1,-2,1,-3,1,-4,…
Jelas bahwaMn 1 (barisan batas atas) Sehingga limsup 1
n n s . Contoh 7. Diberikansn n (nI). Maka Mn l.u.b{n,n1,n2,...}n.
44|Analisa Real dengan MATLAB
Oleh karena itu Mn pada n, sehingga
limsup( ) sup lim s n n n n .
Definisi 16. Jika
sn n1suatu barisan bilangan real yang tak terbatas ke atas maka n n s sup lim .
Contoh 8. Jelas bahwa jika
sn n1
n n1 maka n n s sup lim .
Contoh 9. Perhatikan pernyataan berikut dan buktikan
(1) Jika
sn n1suatu barisan bilangan real yang terbatas ke atas dan mempunyai suatu subbarisan yang terbatas kebawah maka sn A n sup lim ;
(2) Jika
sn n1suatu barisan bilangan real yang tidak mempunyai suatu subbarisan yang terbatas ke bawahmaka n n s sup lim .
Perhatikan bahwa mengubah beberapa suku pada barisan
1 n n s tidak mengubah n n s sup lim .Contoh 10. Limit supremum dari barisan 10100,1,1,1,1,1,1,1,...
adalah 1.
Teorema 17. Jika
sn n1suatu barisan bilangan real yangkonvergen maka n n n n s s lim sup lim .