• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG DI PT. NIAGAMAS GEMILANG DESA JONGGON JAYA KECAMATAN LOA KULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG DI PT. NIAGAMAS GEMILANG DESA JONGGON JAYA KECAMATAN LOA KULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Oleh

ROHAYATI NIM. 120500082

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA

(2)

Menyetujui,

Mengesahkan,

Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Nur Hidayat, SP, M. Sc. NIP. 197210252001121001

Lulus ujian pada tanggal 1 Juni 2015.

Judul laporan PKL : Praktik Kerja Lapang di PT. Niagamas Gemilang Desa Jonggon Jaya Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur

Nama : Rohayati

NIM : 120500082

Jurusan : Manajemen Pertanian

Program Studi : Budidaya Tanaman Perkebunan

Pembimbing

Riama Rita Manullang, SP, MP NIP. 197011162000032002 Penguji I Yuanita, SP, MP NIP. 196611252001122001 Penguji II Rossy Mirasari, SP, MP NIP. 197806242005012002

(3)

Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat Rahmat dan

Karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan praktik kerja lapang (PKL) di PT. Niagamas Gemilang Desa Jonggon Jaya Kecamatan Loa Kulu Kabupaten

Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur dengan baik dan tepat pada waktunya.

Shalawat serta Salam senantiasa terhaturkan kepada Nabi Muhammad SAW, karena telah memberikan pengaruh serta jasa-jasanya yang tak ternilai terhadap kehidupan manusia dan menjadi motivasi bagi penulis dalam penyusunan hingga penyelesaian laporan PKL ini.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga dan tak ternilai kepada :

1. Kedua orang tua dan keluarga yang telah banyak membantu penulis baik materil maupun imateril.

2. Ibu Riama Rita Manullang, SP, MP selaku dosen pembimbing praktik kerja lapang.

3. Ibu Yuanita, SP, MP selaku dosen penguji pertama dan Ibu Rossy Mirasari, SP, MP selaku dosen penguji kedua.

4. Bapak Nur Hidayat, SP, M.Sc. selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan.

5. Bapak Ir. M. Masrudy, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian. 6. Bapak Ir. Hasanuddin, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri

Samarinda.

7. Bapak Jupriyanto Rambung, SP selaku Manager Estate Jembayan.

8. Rekan-rekan mahasiswa yang banyak membantu dalam penyusunan laporan praktik kerja lapang ini serta pihak yang tidak bisa penulis sebut satu per satu. Semoga Tuhan Yang Maha K uasa membalas semua kepedulian, doa, motivasi dan bantuan yang telah diberikan semua pihak kepada penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, di karenakan oleh keterbatasan penulis dalam penguasaan materi. Namun penulis berharap informasi yang tersaji di dalamnya dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya untuk kemajuan perkembangan pengetahuan di bidang perkebunan kelapa sawit.

Penulis, Kampus Sei. Keledang, Mei 2015.

(4)

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR LAMPIRAN... iv

I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Tujuan... 3

C. Hasil yang Diharapkan... 3

II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN... 4

A. Tinjauan Umum Perusahaaan... 4

B. Visi dan Misi Perusahaan... 5

1. Visi Perusahaan... 5

2. Misi Perusahaan... 5

C. Manajemen Perusahaan... 6

D. Lokasi dan Waktu Praktik Kerja Lapang... 7

III. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG... 8

A. Pembukaan Lahan (Land Clearing)... 8

1. Rintis blocking (tracking ulang)... 8

2. Pemancangan jalan dan parit... 10

B. Pembibitan Utama (Main Nursery)... 12

1. Pengendalian gulma di dalam polybag (top weeding)... 13

2. Pengendalian hama dan penyakit (semprot pest and diseases)... 15

3. Sanitasi... 17

4. Pembersihan gulma di areal pembibitan Mucuna bracteata. 19 5. Pengendalian hama (gunting daun)... 21

6. Pemutaran bibit (rotating)... 22

7. Pemangkasan bibit... 24

8. Konsolidasi bibit... 25

9. Pemupukan bibit... 27

C. Penanaman Kelapa Sawit... 28

1. Pemancangan titik tanam... 29

2. Pembuatan lubang tanam... 30

3. Pengangk utan bibit... 32

(5)

3. Kastrasi... 40

4. Babat gulma (slashing)... 42

5. Konsolidasi tanaman... 43

6. Pemeliharaan piringan pohon (garuk piringan)... 45

7. Pemberian racun tikus... 46

E. Pemupukan ZA pada Tanaman Menghasilkan ... 47

F. Panen... 49

IV. KESIMPULAN DAN SARAN... 52

A. Kesimpulan... 52

B. Saran... 53 DAFTAR PUSTAKA

(6)

No. Halaman 1. Struktur Organisasi PT. Niagamas Gemilang Estate

Jembayan Tahun 2015... 58

2. Peta pembibitan utama (Main nursery) Estate Jembayan... 59

3. Peta divisi IV (empat)... 60

4. Peta divisi V (lima)... 61

5. Peta divisi VI (enam)... 62

6. Dokumentasi kegiatan Praktik Kerja Lapang di PT. Niagamas Gemilang... 63

(7)

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Telah diketahui bersama bahwa kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas ekspor Indonesia yang memberi kontribusi penting terhadap perekonomian nasional. Peranannya sebagai penghasil devisa, di samping sebagai bahan subtitusi minyak kelapa di dalam negeri, semakin menguatkan posisinya dalam dunia perdagangan di masa mendatang (Gunta Samba Group, 2012).

Menurut Gunta Samba Group (2012), kelapa sawit merupakan suatu tanaman penghasil lemak nabati terbesar per satuan waktu dan per satuan luas dibandingkan dengan tanaman penghasil lemak nabati lainnya. Produktifitas suatu tanaman ditentukan oleh pengaruh genetis, kultur teknis, lingkungan dan sistem pengolahan terhadap tanaman yang diusahakan. Umur tanaman juga perlu diperhatikan di samping faktor tersebut, sehingga hubungan satu sama lainnya akan menentukan produksi yang akan diperoleh. Secara umum, usaha budidaya tanaman merupakan suatu kegiatan vital dalam kelangsunga n hidup manusia yang menggunakan hasil tanaman sebagai bahan utama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Akan tetapi pada kondisi dalam upaya memperbaiki produktifitas tanaman, dibutuhkan pengetahuan yang cukup mengenai tana man khususnya proses produksi yang dapat digunakan untuk membuat suatu analisis konseptual dalam mengidentifikasi faktor pembatas produksi tanaman.

(8)

Menurut Dinas Perkebunan Kalimantan Timur (2013), bahwa era pengembangan kelapa sawit di Kalimantan Timur dimulai pada tahun 1982

yang dirintis melalui proyek Perkebunan Inti Rakyat (PIR) yang dikelola PT. Perkebunan VI. Sampai pada tahun 2013 luas areal kelapa sawit telah

mencapai 1.115.415 ha yang terdiri dari 230.266 ha sebagai tanaman plasma atau rakyat, 22.367 ha milik BUMN sebagai inti dan 862.782 ha milik

perkebunan swasta. Produksi tandan buah segar (TBS) sebesar 7.600.298 ton menghasilkan kurang lebih 1.672.066 l CPO (crude palm oil). Dapat dikatakan bahwa 1 TBS menghasilkan 4,5 l CPO. Dari sejumlah perusahaan perkebunan besar swasta yang telah memperoleh izin percadangan (ijin lokasi) sementara ini yang telah beroperasi membangun kebun skala luas sebanyak kurang lebih 344 perusahaan.

Sehubungan dengan hal tersebut, dengan adanya kegiatan PKL diharapkan dapat mempersiapkan dasar yang kuat untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam menghadapi era pasar bebas, sumber daya yang mampu berkembang dan tanggap terhadap tuntutan produk si yang kompetitif. Untuk itu keahlian yang dimiliki oleh mahasiswa harus mencakup aspek kompetensi profesional (profesional competence) serta aspek tingkah laku profesional (profesional attitude). Kedua sikap tersebut dibentuk melalui proses pendidikan baik yang diselenggarakan dalam kampus maupun diluar kampus. Salah satu pelaksanaan pendidikan diluar kampus adalah praktik kerja lapang.

(9)

B. Tujuan

1. Menambah wawasan, karena dengan melaksanakan PKL maka mahasiswa akan mendapatkan gambaran kerja yang sesungguhnya dan memungkinkan pula mendapatkan pengalaman yang selama ini belum didapatkan, agar mampu berfikir secara kreatif dan kritis mengenai kegiatan yang sesungguhnya di lapangan.

2. Mahasiswa dapat menerapkan teori yang diperoleh di perkuliahan pada dunia kerja.

C. Hasil yang Diharapkan

1. Dapat menjadi tenaga kerja yang terlatih dan terampil.

2. Mempunyai etos dan kedisiplinan dalam melakukan pekerjaan.

3. Mahasiswa dapat menambah ilmu yang diperoleh dari bangku kuliah dan mengetahui perbandingan antara ilmu pengetahuan di bangku kuliah dengan dunia kerja.

4. Memperdalam dan meningkatkan keterampilan serta daya kreatif diri yang sesuai dengan lingkungan di masa yang akan datang.

(10)

BAB II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum Perusahaan

Menurut Rulian (2013), PT. Niagamas Gemilang dengan induk perusahaan Linked Holdings Pte. yang merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dan berkerja sama dengan dua

negara lain yaitu Singapura dan Korea. Berdasarkan izin lokasi pertama No. 31/DPN.K/1L-31/V-2007 pada tanggal 15 Mei 2007 areal perkebunan

seluas 16.500 ha, kemudian PT. Niagamas Gemilang melakukan perpanjangan izin lokasi No. 31/DPN.K/1L-31/V-2008 pada tanggal 15 Mei 2008 dengan luas areal yang sama yaitu 16.500 ha. Pada tanggal 12 Maret 2012 dilakukan revisi izin lokasi PT. Niagamas Gemilang dengan No. 590/525.29/001/A. luas areal menjadi 4.752 ha. Perubahan luas areal tersebut dikarenakan Hak Guna Usaha (HGU) PT. Niagamas Gemilang tertumpang tindih (Overlap) dengan Hak Guna Usaha (HGU) milik PT. Multi Harapan Utama (MHU) yaitu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, Hutan Tanaman Industri (HTI) dan PT. Budi Duta Agromakmur yang bergerak di bidang perkebunan karet. PT. Niagamas Gemilang beralamat di :

1. Kantor pusat beralamat di 8 Temasek Boulevard #11-02A Suntec Tower Three. Singapore 038988.

2. Kantor cabang atau perwakilan beralamat Jl. Pattimura No. 17 RT. 010 Kelurahan Sukarame Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara Kode Pos 75514.

(11)

3. Kantor di kebun atau lokasi operasional perusahaan :

a. Dusun Baruk Desa Jonggon C Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara.

b. Dusun Donomulyo Desa Sungai Payang Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara.

PT. Niagamas Gemilang meiliki 6 divisi, divisi 1 sampai dengan divisi 3 berada di Estate Halla (blok E) dan divisi 4 sampai dengan divisi 6 berada di Estate Jembayan (blok C).

B. Visi dan Misi Perusahaan 1. Visi perusahaan

Menjadi perusahaan perkebunan kelapa sawit yang menguasai cadangan, memproduksi dan mendistribusikan kelapa sawit dalam jumlah besar, yang dikelola secara profesional oleh orang-orang yang jujur, loyal, berdedikasi tinggi dan profesional untuk mencapai hasil yang optimal.

2. Misi perusahaan

a. Menjadi perusahaan perkebunan kelapa sawit yang dikelola secara profesional oleh pimpinan dan karyawan yang smart dan mempunyai integritas tinggi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. b. Menguasai cadangan kelapa sawit dalam jumlah yang besar

berdasarkan data yang akurat dan legal.

c. Melakukan penanaman dengan proses sesuai standar industri kelapa sawit demi tercapainya kepuasan pelanggan atau mitra perusahaan.

(12)

d. Memperhatikan faktor lingkungan baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial sekitar perkebunan sehingga tercipta kondisi yang ramah lingkungan.

C. Manajemen Perusahaan 1. Manager

Adalah pemegang jabatan tertinggi di PT. Niagamas Gemilang Estate Jembayan dan membawahi seluruh organisasi lainnya yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan lapangan dan administrasi. 2. Asisten kepala

Merupakan pemegang jabatan tertinggi kedua setelah manager, asisten kepala (askep) membawahi seluruh asisten divisi dan kegiatan yang ada di kantor.

3. Kepala tata usaha (KTU)

Adalah kepala seksi administrasi yang bertanggung jawab atas semua permasalahan yang yang ada di kantor besar, seperti masalah, seperti masalah pembukuan, bagian tanaman, personalia, kasir, pembelian, pergudangan dan office boy.

4. Asisten divisi

Merupakan bawahan dari asisten kepala, asisten divisi merupakan pemegang jabatan tertinggi di divisinya masing- masing. Asisten divisi bertanggung jawab atas divisi yang di pegangnya.

(13)

5. Krani divisi

Krani divisi adalah orang yang bertanggung jawab atas semua pembukuan di divisi tersebut.

Struktur organisasi PT. Niagamas Gemilang Estate Jembayan dapat dilihat pada Lampiran 1 halaman 58.

D. Lokasi dan Waktu Praktik Kerja Lapang

Lokasi praktik kerja lapang dilaksanakan di PT. Niagamas Gemilang Desa Jonggon Jaya Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. Sedangkan waktu pelaksanaan PKL dilaksanakan selama 2 bulan mulai dari tanggal 2 Maret sampai dengan tanggal 2 Mei 2015. Lokasi praktik kerja lapang dapat dilihat pada Lampiran 2, 3, 4 dan 5 halaman 59, 60, 61 dan 62.

(14)

BAB III. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG

A. Pembukaan Lahan (Land Clearing)

Pembukaan lahan adalah suatu kegiatan untuk membuka areal hutan primer, sekunder (semak belukar) ataupun padang ilalang sebagai areal pertanaman tanaman kelapa sawit. Pembukaan meliputi kegiatan survey tanah dan evaluasi lahan, blocking areal, pemancang jalan, pemancangan pancang kepala, pancang barikade rumpukan, pancang parit di dalam areal tanam (parit in field) , pancang titik tanam.

Tujuan dari pembukaan lahan (land clearing) adalah mempersiapkan lahan untuk memudahkan penanaman kelapa sawit, membersihkan areal dari vegetasi penutup tanah berupa hutan, semak belukar dan ilalang, membuat tata rua ng kebun yang tepat meliputi lokasi pemukiman, pabrik, afdeling dan blok tanaman, menetapkan tahapan-tahapan pekerjaan dan jadwal yang tepat, mengubah areal hutan, semak belukar, dan ilalang menjadi lahan perkebunan kelapa sawit yang produktif (Darmosakoro dkk, 2006).

1. Rintis blocking (tracking ulang) a. Tujuan

Tujuan dari kegiatan blocking adalah untuk mengerjakan atau membuka lahan yang telah memiliki hak guna usaha atau yang sudah bebas sengketa. Blocking diikuti dengan tapal batas yaitu tanda yang jelas mengenai batas-batas kebun.

(15)

b. Dasar teori

Menurut Wawan (2011), blocking adalah penentuan lokasi jalur lebar dan panjang blok di lapangan, pene ntuan jalur blok di lapangan dimulai dengan mengambil titik koordinat sesuai ijin lokasi yang dimiliki. Titik koordinat ini tentunya sudah dimasukkan dalam peta rencana desain blok sebagai titik awal bagi tim rintis.

c. Alat dan bahan

Alat yang digunakan pada kegiatan tracking ulang ini adalah parang dan GPS (global positioning system) tipe Garmin 78 s. Sedangkan bahan yang digunakan adalah pita merah sebagai tanda batas lahan yang akan dilakukan kegiatan pembukaan lahan selanjutnya.

d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2) Parang digunakan utuk merintis agar memudahkan pekerja untuk melakukan tracking areal.

3) Memfungsikan GPS saat memasuki lahan yang akan menjadi lokasi tracking ulang.

4) Mencari polygon yang sudah ditentukan pada GPS.

5) Tracking mengikuti garis polygon pada GPS, kemudian titik-titik pada polygon ditandai dengan pita merah pada areal blocking. Hal ini ditujukan untuk pemberi pembatas lahan yang sudah bebas atau yang masih milik masyarakat.

(16)

e. Hasil yang dicapai

Pelaksanaan rintis blocking (tracking ulang) dikerjakan oleh 5 orang mahasiswa dan didampingi oleh 3 orang karyawan tim

pembukaan lahan (land clearing) seluas 4 ha selama 2 jam. f. Pembahasan

Kegiatan rintis blocking dikerjakan segera setelah dilakukan survey tata batas, survey detail lahan dan ijin lokasi perkebunan sudah diterbitkan oleh pemerintah daerah atau pusat. Kegiatan rintis blocking dikerjakan oleh pekerja harian tetap dengan menggunakan alat seperti parang sebagai perintis dan GPS sebagai penentu titik-titik batas blok yang akan dikerjakan. Dokumentasi kegiatan rintis blocking dapat dilihat pada Lampiran 6 gambar 6 dan 7 halaman 63. 2. Pemancangan jalan dan parit

a. Tujuan

Tujuan dari pemancangan jalan adalah untuk mendapatkan batasan atau ukuran jalan dan parit yang baik dan sesuai dengan pola yang telah direncanakan. Tujuan pembuatan jalan adalah untuk menjamin kelancaran semua keperluan transportasi seperti tenaga kerja, alat dan bahan, serta untuk keperluan kontrol kebun dalam segala cuaca.

b. Dasar teori

Menurut Risza (2010), pembuatan jalan perkebunan adalah suatu kegiatan membuat sistem jaringan jalan dengan menggunakan

(17)

alat buldozer, road grader, dan compactor sehingga jalan memiliki daya dukung tertentu untuk kelancaran segala keperluan transportasi. Pembuatan drainase atau parit pada areal rendahan, pasang surut, dan tanah gambut adalah upaya mengeluarkan air dari areal kebun sehingga permukaan air tanah mencapai kedalaman 60-100 cm di bawah permukaan tanah.

c. Alat dan bahan

Alat yang digunakan pada kegiatan ini adalah parang, meteran ukuran 50 m, kompas. Dan bahan yang digunakan adalah bambu sebagai tiang pancang berukuran 2,5-3 m, pita sebagai tanda pembeda pada tiang pancang.

d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan ini seperti parang, meteran ukuran 50 m, kompas. Dan bahan yang digunakan adalah bambu sebagai tiang pancang serta pita sebagai tanda pembeda pada tiang pancang.

2) Pemancangan jalan koleksi dilakukan dari titik as jalan yaitu titik pertemuan antara jalan utama (main road) dan jalan koleksi (collection road).

3) Pengukuran titik pancang jalan pertama diukur dengan menggunakan meteran berukuran 50 m dan dibidik dengan menggunakan kompas pada jalan koleksi (collection road).

(18)

4) Membidik ke arah timur dari titik pancang pertama untuk titik pancang kedua sepanjang 7 m sebagai badan jalan.

5) Untuk memancang parit dibidik dengan menggunakan kompas ke arah barat dari titik pancang yang pertama dengan ukuran parit 2 x 2 m.

e. Hasil yang dicapai

Pemancangan jalan dan parit jalan koleksi (collection road) dilakukan oleh 2 orang karyawan sepanjang 200 m dan dikerjakan selama 2 jam.

f. Pembahasan

Di PT. Niagamas Gemilang, kegiatan pemancangan jalan koleksi dan parit koleksi dikerjakan oleh pekerja harian tetap. Pemancangan dilakukan harus benar-benar tepat pada titik yang sudah ditentukan, bila terdapat kesalahan dalam pemancangan (tiang pancang tidak tepat pada titik pancang) akan mengakibatkan biaya pengerjaan menjadi lebih besar, yaitu berkaitan dengan pengerjaan jalan dan parit dengan menggunakan alat berat milik kontraktor dengan harga kontrak kurang lebih Rp. 500.000,-/jam. Dokumentasi kegiatan pemancangan jalan koleksi dan parit koleksi dapat dilihat pada Lampiran 6 gambar 8 dan 9 halaman 64.

B. Pembibitan Utama (Main Nursery)

Menurut Sunarko (2009), pembibitan adalah usaha untuk menyediakan bibit kelapa sawit yang sehat dan siap ditanam di lapangan

(19)

(perkebunan). Selain itu, kegiatan ini juga memastikan ketersediaan bibit dalam jumlah yang cukup, tepat waktu dengan biaya yang rasional.

Pembibitan utama (main nursery) adalah fase pertumbuhan lebih lanjut dari bibit yang berasal dari pembibitan awal (pre nursery) yang selanjutnya akan dipindahkan (transplanting) ke pembibitan utama (main nursery) (Sinar Mas Group, 2003).

Menurut Risza (2010), syarat lokasi untuk pembibitan utama adalah lokasi atau tempat yang relatif rata, dekat dengan sumber air, tidak tergenang air dan mudah diawasi serta dekat dengan pembibitan awal (pre nursery), jauh dari gangguan hama, cukup cadangan air sepanjang tahun.

Di PT. Niagamas Gemilang Estate Jembayan umur bibit di pembibitan utama (main nursery) yang paling muda berumur 7 bulan. Sedangkan umur bibit yang paling tua adalah 1,8 tahun.

1. Pengendalian gulma di dalam polybag (top weeding)

Mengendalikan gulma secara manual dan mekanis ini meliputi membersihkan gulma di dalam polybag serta mencegah terbentuknya lapisan kedap air di dalamnya karena tanah yang terbawa oleh akar gulma yang menyebabkan tanah menjadi berkurang sehingga membentuk cekungan di dalam polybag yang menyebabkan tertampungnya air kemudian mengakibatkan tanah selalu basah sehingga pangkal bibit akan menjadi busuk.

(20)

a. Tujuan

Untuk membersihkan gulma yang tumbuh di dalam polybag yang dapat menghambat pertumbuhan bibit kelapa sawit akibat persaingan baik unsur hara maupun sinar matahari.

b. Dasar teori

Menurut Setyamidjaja (2002), gulma yang tumbuh di dalam polybag dan tumbuh liar di tanah di antara polybag serta jalan di areal pembibitan harus dibersihkan dan disemprot dengan herbisida. Penyiangan gulma dilakukan dua kali dalam satu bulan disesuaikan dengan pertumbuhan gulma.

c. Alat

Alat yang digunakan adalah arit. d. Prosedur kerja

1) Menentukan petak pembibitan yang akan dibersihkan. 2) Menyiapkan alat yang akan digunakan.

3) Pembersihan gulma dilakukan pada gulma yang terdapat di dalam polybag secara manual dan mekanik.

4) Secara manual, gulma di dalam polybag dicabut dengan menggunakan tangan apabila kondisi tanah gembur atau remah. 5) Secara mekanis, pembersihan gulma dilakukan dengan

menggunakan alat seperti arit apabila kondisi tanah kering dan keras.

(21)

6) Rumput atau gulma yang dicabut harus sampai akar dan bersih dari tanah. Tanah yang ikut tercabut dikembalikan lagi ke dalam polybag. Sebab, jika tanah terkikis atau berkurang terbawa oleh akar gulma, maka akan meyebabkan tergenangnya air di dalam polybag.

7) Gulma yang dicabut dikumpulkan pada satu tempat untuk dibuang pada tempat pembuangan akhir.

e. Hasil yang dicapai

Hasil kerja yang harus dicapai oleh 1 orang pekerja dalam kegiatan pengendalian gulma di dalam polybag (top weeding) ini adalah 300-400 polybag/ha/HK. Sedangkan hasil kerja yang dicapai mahasiswa adalah 100 polybag/ha/1 jam 45 menit.

f. Pembahasan

Di PT. Niagamas Gemilang, kegiatan pengendalian gulma di dalam polybag (top weeding) dikerjakan oleh karyawan harian yang dipimpin oleh seorang mandor. Gulma dicabut secara manual harus dicabut dengan akarnya, kemudian perbaiki tanah yang ada di dalam polybag agar saat terkena air hujan tidak terkikis. Dokumentasi kegiatan pengendalian gulma di dalam polybag (top weeding) di pembibitan utama (main nursery) dapat dilihat pada Lampiran 6 gambar 10 halaman 65.

(22)

2. Pengendalian hama dan penyakit (semprot pest and diseases) a. Tujuan

Untuk membasmi hama dan penyakit yang menyerang bibit kelapa sawit yang dapat mengakibatkan rusaknya bibit dan menghambat pertumbuhan bibit kelapa sawit.

b. Dasar teori

Menurut Tim Pengembangan Materi LPP (2007), pengamatan hama dan penyakit dilakukan setiap hari, diusahakan pengendalian secara manual tetapi apabila gangguan hama dan penyakit sudah pada tingkat yang lebih berat maka dapat dikendalikan dengan penyemprotan insektisida dan fungisida dengan penyemprotan 1 kali seminggu

c. Alat dan bahan

Alat yang digunakan adalah tangki semprot (Cap atau knapsack sprayer), ember. Dan bahan yang digunakan adalah air, pelumas, bahan penembus, perekat (merk dagang Spreader) 10 ml, fungisida (merk dagang Bropast) 25 ml, insektisida sekaligus zat pengatur tumbuh (ZPT) (merk dagang Penalty) 20 ml.

d. Prosedur kerja

1) Sebelum melakukan kegiatan penyemprotan, pekerja diwajibkan untuk mengenakan alat pelindung diri (APD) seperti masker, baju khusus untuk menyemprot, sarung tangan, dan sepatu bot.

(23)

3) Menakar bahan seperti dosis spreader sebanyak 10 ml/15 l air, bropast 25 ml/15 l air, penalty 20 ml/15 l air.

4) Setelah bahan ditakar, menambahkan atau menuangkan air sebanyak 15 l ke dalam tangki.

5) Menutup penutup tangki rapat-rapat.

6) Menggendong tangki di punggung dan tekan pemompa tangki dengan kuat dan cepat hingga keras agar tekanan semprot menjadi kuat. Pompa semprot berada di sebelah kiri.

7) Mengarahkan titik semprot dari atas tanaman dan di bagian bawah daun bibit dengan kecepatan jalan per tekanan semprot yang sesuai. 8) Penyemprotan mengikuti arah angin.

e. Hasil yang dicapai

Dalam satu tangki semprot atau Cap dengan kapasitas 15 l

dapat digunakan untuk menyemprot 300 bibit/karyawan dalam waktu 30 menit mulai dari persiapan penyemprotan hingga selesai

penyemprotan. Penyemprotan hama dan penyakit dikerjakan oleh 3 orang karyawan. Target kerja 15 tangki semprot/orang/ha/HK. 1

oang pekerja dapat menyemprot 4.500 bibit selama 7 jam kerja/ha. f. Pembahasan

Kegiatan penyemprotan dikerjakan oleh karyawan harian tetap. Penyemprotan dilakukan setelah penyiraman bibit pada pagi hari dan mengikuti arah angin. Bahan aktif Spreader adalah alkylphenol ethoxylates succicester sulfonic acid sodium yaitu sebagai perekat,

(24)

penembus. Bahan aktif insektisida yang digunakan adalah fipronil 50 SC (racun lambung). Dan disemprotkan pada bibit berumur 1,5 tahun. Bagian yang disemprot adalah bagian atas daun dan bagian

bawah daun bibit kelapa sawit. Hal ini bertujuan untuk membasmi inang serangga dan jamur yang berada di atas atau di bawah permukaan daun bibit kelapa sawit. Dokumentasi kegiatan penyemprotan hama dan penyakit dapat dilihat pada Lampiran 6 gambar 11 halaman 65.

3. Sanitasi

Sanitasi adalah kegiatan atau pekerjaan membersihkan pelepah, gulma, daun-daun dan polybag dari kegiatan pemangkasan bibit.

a. Tujuan

Tujuan dari sanitasi adalah untuk menjamin pertumbuhan tanaman kelapa sawit secara maksimal dengan menekan resiko serangan organisme pengganggu tanaman serta menekan persaingan gulma yang masih terdapat di areal pembibitan untuk mendapatkan tempat tumbuh, sinar matahari dan unsur hara.

b. Dasar teori

Menurut Dody (2011), sanitasi adalah kegiatan menjaga kebersihan kebun dengan cara membersihkan areal pertanaman dari gulma, daun-daun, ranting bekas pemangkasan dan buah-buah yang busuk atau rontok.

(25)

c. Alat

Alat yang digunakan dalam kegiatan sanitasi ini adalah arit. d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat yang akan digunakan. Kegiatan sanitasi dilakukan secara mekanis, yaitu dengan menggunakan arit.

2) Mengumpulkan pelepah kering, daun-daun kering menjadi satu rumpukan dengan panjang 100 m, lebar 1 m, tinggi 0,5 m.

3) Polybag sisa pembibitan awal dikumpulkan terpisah dari rumpukan pelepah dan daun kering untuk dibuang ke pembuangan akhir. e. Hasil yang dicapai

Kegiatan sanitasi dikerjakan oleh 4 orang karyawan harian tetap seluas 1 ha selama 4 HK.

f. Pembahasan

Di PT. Niagamas Gemilang, kegiatan sanitasi dikerjakan oleh karyawan harian tetap. Seharusnya alat yang digunakan adalah penggaruk (garuk) agar lebih efektif dan efisien. Kegiatan sanitasi dilakukan untuk menciptakan perkebunan kelapa sawit yang bebas dari inang hama dan penyakit. Dokumentasi kegiatan sanitasi dapat dilihat pada Lampiran 6 gambar 12 halaman 66.

(26)

4. Pembersihan gulma di areal pembibitan Mucuna bracteata

Pengendalian gulma di areal pembibitan mukuna ini dilakukan secara manual dan mekanis.

a. Tujuan

Untuk menghindarkan persaingan unsur hara, sinar matahari dan air antara mukuna dan gulma.

b. Dasar teori

Pembersihan atau penyiangan gulma dilakukan agar tanaman kacangan berhasil tumbuh dengan baik (Dody, 2011).

c. Alat dan bahan

Alat yang digunakan dalam kegiatan pembersihan gulma di areal pembibitan mukuna adalah parang dan arit. Dan bahan yang digunakan adalah karung.

d. Prosedur kerja

1) Menentukan petak pembibitan mukuna yang akan dibersihkan. 2) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

3) Membersihkan gulma atau rumput di sekitar areal pembibitan mukuna dengan cara mekanis, yaitu membabat gulma dengan menggunakan arit atau parang.

4) Mencabut gulma di dalam polybag bibit mukuna secara manual, yaitu dengan menggunakan tangan.

5) Mengumpulkan gulma pada satu tempat untuk dibuang ke pembuangan akhir.

(27)

e. Hasil yang dicapai

Pembersihan gulma dikerjakan oleh 3 orang karyawan harian selama 7 jam kerja seluas 0,25 ha.

f. Pembahasan

Di PT. Niagamas Gemilang rotasi penyiangan dilakukan setiap 2 minggu sekali sampai kacangan menutup sempurna. Sulur mukuna

yang menjulur panjang harus dipotong atau dipangkas untuk memudahkan pengangkutan dan penanaman di lapangan. Gulma yang tumbuh di bedengan dan di antara bedengan harus dibersihkan dengan cara di babat dengan parang atau arit ataupun dicabut dengan tangan, gulma dapat mengakibatkan persaingan tempat tumbuh di dalam polybag antara gulma dengan mukuna, perebutan unsur hara sehingga mukuna tumbuh tidak merata (homogen), bibit mukuna tidak sehat bahkan bibit tidak dapat tumbuh (mati). Dokumentasi kegiatan pembersihan gulma di areal pembibitan mukuna dapat dilihat pada Lampiran 6 gambar 13 halaman 66.

5. Pengendalian hama (gunting daun) a. Tujuan

Pengguntingan atau pemotongan pelepah daun bibit kelapa sawit yang kering dan daun yang berlubang-lubang serta yang terdapat gejala serangan penyakit ini bertujuan untuk menghentikan serangan ulat dan penyakit serta untuk menghasilkan bibit yang sehat, bersih, normal.

(28)

b. Dasar teori

Menurut Dody (2011), pengendalian hama adalah pengaturan makhluk- makhluk atau organisme pengganggu yang disebut hama karena mengganggu kesehatan atau kelangsungan hidup tanaman utama.

c. Alat dan bahan

Alat yang digunakan adalah gunting pangkas. Dan bahan yang digunakan adalah karung.

d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2) Menggunting daun yang terserang hama dan terdapat tanda-tanda terserang penyakit. Yaitu daun yang berlubang (gigitan ulat) dan bercak kuning kehitaman pada daun (penyakit bercak daun atau Culvularia).

3) Daun dan pelepah daun yang terserang hama dan penyakit dikumpulkan dalam satu tempat untuk dibuang ke pembuangan akhir.

e. Hasil yang dicapai

Kegiatan gunting daun dikerjakan oleh 2 orang dan

masing-masing pekerja harus menggunting daun bibit kelapa sawit sebanyak 400-600 bibit/petak/HK.

(29)

f. Pembahasan

Kegiatan gunting daun dikerjakan oleh karyawan harian tetap, dengan menggunakan gunting pangkas. Gunting daun adalah salah satu cara yang diterapkan di PT. Niagamas Gemilang untuk mengendalikan serangan hama belalang (Sexava sp) dan ulat pemakan daun kelapa sawit (Atonacatoxanta) serta daun yang terserang penyakit bercak daun (Culvularia) agar serangan tersebut tidak menyebar ke bibit lainnya. Dokumentasi kegiatan gunting daun dapat dilihat pada Lampiran 6 gambar 19 halaman 67.

6. Pemutaran bibit (rotating) a. Tujuan

Pemutaran bibit bertujuan untuk memutuskan akar bibit kelapa sawit agar dapat menyesuaikan diri sebelum dipindahkan ke lapangan. b. Dasar teori

Menurut Tim Pengembangan Materi LPP (2007), pemutaran bibit dilakukan 2 minggu sebelum pengangkutan. Hal ini bertujuan untuk memutuskan akar bibit agar dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar dan bibit dapat bertahan hidup selama sebelum dilakukan pengangkutan, dengan demikian terjadinya shock pada bibit nantinya.

(30)

c. Prosedur kerja

1) Melakukan pemutaran bibit dengan menggunakan kaki yaitu dengan mendorong bibit hingga akar terangkat dari tanah atau putus.

2) Menarik kembali bibit yang condong hingga akar sisi lainnya terputus.

3) Meneggakan bibit agar bibit dapat dipakai pada saat akan ditanam (bibit tidak bengkok).

d. Hasil yang dicapai

1 orang pekerja diwajibkan untuk memutar 200-300 bibit/petak/HK. Mahasiswa dapat memutar bibit sebanyak

10 bibit selama 30 menit. e. Pembahasan

Di PT. Niagamas Gemilang, pemutaran bibit dikerjakan oleh karyawan harian. Bibit yang diputar bukan diputar dala m artian yang sebenarnya, akan tetapi polybag didorong dengan menggunakan kaki agar akar terangkat atau keluar dari tanah, hal ini dilakukan karena areal pembibitan untuk usia bibit yang sudah lewat umur berada di areal yang lembab dengan tanah yang lembek. Sehingga tidak memungkinkan untuk diputar dengan menggunakan tangan. Dokumentasi kegiatan pemutaran bibit (rotating) dapat dilihat pada Lampiran 6 gambar 16 halaman 67.

(31)

7. Pemangkasan bibit a. Tujuan

Tujuan dari kegiatan pemangkasan bibit adalah mengurangi pelepah dauh kelapa sawit untuk memudahkan pengangkutan bibit dan penanaman serta mengurangi penguapan.

b. Dasar teori

Pemangkasan bibit dilakukan pada bibit yang berumur 13 bulan jika tingginya mencapai 1,5 m dari permukaan polybag dan rotasi pemangkasan setiap 2 bulan (Tim Pengembangan Materi LPP, 2007).

c. Alat

Alat yang digunakan adalah parang. d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat yang akan digunakan.

2) Memangkas pelepah bibit secara kerucut pada semua pelepah dengan ketinggian 1–1,2 m pada pelepah terluar sampai dengan 1,5 m pada pucuk dari permukaan tanah polybag.

3) Memangkas bibit menggunakan parang.

4) Pemangkasan bibit dilakukan setelah kegiatan pemutaran bibit. 5) Pemangkasan bibit dilakukan pada bibit yang telah berumur 18

(32)

e. Hasil yang dicapai

Pemangkasan bibit dikerjakan oleh 4 orang pekerja harian selama 7 jam kerja dapat memangkas bibit sebanyak 400 bibit/orang/ha. Sedangkan mahasiswa hanya mampu memangkas 35 bibit/1 jam.

f. Pembahasan

Kegiatan pemangkasan bibit dikerjakan oleh karyawan harian, dengan upah harian sebesar Rp. 91.832,-. Jika rencana penanaman belum dapat dipastikan, sebaiknya bibit dipangkas 6 bulan sekali. Dokumentasi kegiatan pemangkasan bibit dapat dilihat pada Lampiran 6 gambar 16 halaman 68.

8. Konsolidasi bibit a. Tujuan

Menegakkan bibit kelapa sawit dan menambahkan tanah ke dalam polybag.

b. Dasar teori

Menurut Tim Pengembangan Materi LPP (2007), konsolidasi adalah menegakkan bibit pada polybag yang miring, mengganti polybag yang pecah, menambah tanah di polybag. Kegiatan konsolidasi dilakukan 1 kali dalam sebulan atau mengikuti kondisi di lapangan.

(33)

c. Alat

Alat yang digunakan dalam kegiatan konsulidasi bibit adalah cangkul.

d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat yang digunakan.

2) Konsolidasi dilakukan pada bibit berumur 9 bulan.

3) Bibit yang dikonsolidasi adalah bibit yang miring dan kurangnya tanah di dalam polybag.

4) Menambahkan tanah ke dalam polybag dengan menggunakan cangkul dari tanah disamping polybag yang sudah disediakan sebelumnya.

5) Menegakkan bibit yang miring.

6) Memadatkan tanah di dalam polybag yang sudah ditambahkan dengan menggunakan tangan.

7) Jika bibit berada di areal yang cekung dan tergenang, maka polybag dipindahkan ke areal yang datar dan tidak tergenang. Agar bibit dapat tumbuh normal.

e. Hasil yang dicapai

Kegiatan konsulidasi dikerjakan oleh karyawan harian, 1 orang

karyawan di wajibkan untuk mengkonsolidasi bibit sebanyak 600 bibit/ha/HK. Alat yang digunakan adalah cangkul. Sedangkan

(34)

f. Pembahasan

Tiga hari setelah penanaman bibit dilakukan konsolidasi bibit di seluruh petak. Setelah dikonsolidasi, meminta petugas khusus (mandor atau asisten) untuk menginventarisasi bibit dan sekaligus mengecek ulang bibit. Dokumentasi kegiatan konsolidasi bibit dapat dilihat pada Lampiran 6 gambar 17 halaman 68.

9. Pemupukan bibit a. Tujuan

Untuk menambahkan unsur hara tanah yang menyebabkan tingkat produksi bibit menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan bibit kelapa sawit terhadap serangan penyakit. Pupuk juga menggantikan unsur hara yang hilang karena pencucian oleh angin, cuaca, air.

b. Dasar teori

Menurut Sunarko (2009), pemupukan bibit sangat penting dilaksanakan agar di peroleh bibit yang sehat, pertumbuhan cepat dan subur. Dosis dan jadwal pemupukan sangat tergantung pada umur dan pertumbuhan bibit di pembibitan utama (main nursery), sebaiknya pemupukan pada pagi hari.

c. Alat dan baha n

Alat yang diguankan dalam kegiatan pemupukan bibit utama (main nursery) adalah ember, sendok. Bahan yang digunakan adalah pupuk ZA dan pupuk NPK.

(35)

d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2) Pada kegiatan di petak 10, menyiapkan pupuk ZA.

3) Pemupukan dilakukan mengikuti jalur, 1 orang karyawan mendapat 2 jalur dengan jumlah bibit dalam 2 jalur adalah 250 bibit.

4) Menaburkan pupuk ZA di dekat bibit dengan dosis 0,5 g/bibit. 5) Pemupukan dilakukan pada bibit berumur 1,7 tahun.

6) Kegiatan pemupukan di petak 29, menyiapkan pupuk NPK.

7) Melakukan pemupukan mengikuti jalur, 1 pekerja mendapat 2 jalur. 1 jalur terdapat 125 bibit.

8) Menaburkan pupuk NPK sebanyak 20 g/bibit.

9) Pemupukan dilakukan pada bibit yang berumur 7 bulan. e. Hasil yang dicapai

Kegiatan pemupukan dilakukan oleh karyawan harian sebanyak 13 orang yang dipimpin oleh 1 mandor. Setiap pekerja harus memupuk 250 bibit/1 jam. Sehingga dalam 1 HK memupuk 3.250 bibit/petak untuk pupuk ZA. Demikian pula untuk pemupukan NPK dalam 1 petak bibit pekerja dapat memupuk 3.250 bibit/HK. f. Pembahasan

Pemupukan dilakukan pada saat hujan kecil (>60 mm/bulan). Pemupukan ditunda jika curah hujan <60 mm/bulan. Dokumentasi kegiatan pemupukan bibit dapat dilihat pada Lampiran 6 gambar 18 halaman 69.

(36)

C. Penanaman Kelapa Sawit

Untuk memperoleh jumlah tanaman yang lengkap sesuai dengan populasi yang telah ditetapkan. Untuk memperoleh tanaman yang sehat dan masa tanaman belum menghasilkan (TBM) yang singkat. Untuk mendapatkan tanaman yang sehat, sehingga kebutuhan bibit untuk sisipan dapat diminimumkan (Sinar Mas Group, 2003).

1. Pemancangan titik tanam a. Tujuan

Untuk mendapatkan pola tanam yang baik sesuai dengan pola yang telah direncanakan guna mendapatkan jumlah tanaman yang optimal.

b. Dasar teori

Menurut Anonim (2011), pemancangan titik tanam dilakukan untuk mencegah dan mengatasi serta mendapatkan letak dan barisan tanam yang teratur, maka pengaturan arah barisan tanaman kelapa sawit sangat penting agar penggunaan cahaya matahari yang seefektif mungkin bagi setiap tana man. Beberapa hal yang perlu diperhatikan di dalam pemancangan adalah keadaan topografi areal tanam, arah barisan.

c. Alat dan bahan

Alat yang digunakan dalam kegiatan pemancangan titik tanam adalah parang, meteran. Bahan yang digunakan adalah tiang pancang dan pita.

(37)

d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2) Membuat titik as (titik acuan awal) titik tanam diambil dari titik tanam sebelumnya dengan ukuran jalur tanam 9,2 m, baris tanam 8 m.

3) Setiap dua titik tanam, satu parit dalam areal tanam guna mengalirkan atau mengeluarkan air ke parit koleksi (parit in field) dengan ukuran 2 x 1 x 1 m.

4) Titik tanam 1 m dari parit infield dengan tinggi tanggul tanam 0,5 m.

5) Tiga orang menarik seling membentuk segitiga sama sisi dari titik as.

6) Tarik meteran sepanjang 100 m untuk membuat titik jalur tanam. 7) Menancapkan tiang pancang sebagai tanda titik jalur tanam pada

meteran yang terdapat pita.

8) Arah pancangan barat ke timur dari jalan koleksi (utara ke selatan). e. Hasil yang dicapai

Pemancangan titik tanam dikerjakan oleh 3 orang pekerja dibawahi oleh 1 mandor. Dengan target kerja 25 pancang titik tanam/orang/ ha/HK.

f. Pembahasan

Kegiatan pemancangan titik tanam dikerjakan oleh karyawan harian tetap. Titik tanam yang digunakan segi tiga sama sisi, dengan

(38)

jumlah tanaman per ha adalah 136 pohon. Dengan jarak baris tanam 8 m dan jalur tanam 9,2 m. Arah titik tanam utara ke selatan dengan arah pemancangan barat ke timur. Pemancangan dimulai mengikuti titik tanam sebelumnya di blok sebelumnya yang telah diberi pancang titik tanam. Titik as adalah titik pertemuan antara jalan koleksi (collection road) dan jalan utama (main road). Dokumentasi kegiatan pemancangan titik tanam dapat dilihat pada Lampiran 6 gambar 19 halaman 69.

2. Pembuatan lubang tanam a. Tujua n

Tujuan dari pembuatan lubang tanam adalah agar semua gas beracun hasil metabolisme mikroba menguap atau terbawa angin. Selain itu, jamur dan bakteri penyebab penyakit tanaman akan mati terkena panas cahaya matahari, untuk menyediakan media tumbuh yang baik bagi tanaman pada awal pertumbuhan mempermudah peresapan pupuk ke dalam tanah sehingga tanaman mudah dalam penyerapan pupuk.

b. Dasar teori

Menurut Anonim (2011), penggalian lubang tanam dilakukan sebelum waktu tanam. Pembuatan lubang tanam tepat pada pancangan yang telah di tentukan atau pada sisi pancang secara seragam pada semua pancangan. Pada saat membuat lubang, lapisan

(39)

tanah atas (top soil) diletakkan pada satu sisi dan lapisan bawah (sub soil) pada sisi lainnya.

c. Alat

Alat yang digunakan dalam kegiatan pembuatan lubang tanam adalah cangkul.

d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat yang akan digunakan.

2) Lubang tanam yang akan dibuat beruk uran 40 x 50 x 40 cm, membuat ukuran garis lubang tanam dengan mata cangkul seluas 40 cm, mencangkul tanah seluas 40 cm (persegi), kedalaman 50 cm, luas alas 40 cm.

3) Tanah galian atas (top soil) disebelah kiri lubang tanam dan tanah bagian bawah (sub soil) diletakkan di sebelah kanan lubang tanam. 4) Menancapkan kembali tiang pancang pada lubang tanam yang telah

dibuat agar ukuran pancang titik tanam yang lainnya tidak berubah. e. Hasil yang dicapai

Untuk satua n pohon per ha (SPH) 136, 1 mandor terdiri dari 8 anggota karyawan harian. Sehingga, untuk luasan 1 ha, 1 orang karyawan harian dapat membuat 17 lubang tanam/HK. Sedangkan

mahasiswa dapat membuat lubang tanam sebanyak 5 lubang tanam/ha/30 menit.

(40)

f. Pembahasan

Kegiatan pembuatan lubang tanam dikerjakan oleh pekerja harian tetap secara manual dengan menggunakan cangkul. Jika pada tanah yang akan dibuat lubang tanam terdapat batu atau kayu yang tidak dapat dibongkar, maka pembuatan lubang tanam dapat dipindah atau digeser sedikit tetapi tetap mengikuti arah barisah tanam. Dokumentasi kegiatan pembuatan lubang tanam dapat dilihat pada Lampiran 6 gambar 20 halaman 70.

3. Pengangkutan bibit a. Tujuan

Tujuan pengangkutan bibit adalah untuk menyediakan bibit di lapangan guna persiapan penanama kelapa sawit.

b. Dasar teori

Menurut Gyancyandia (2010), pengangkutan bibit adalah pekerjaan atau kegiatan mengangkut bibit secara hati- hati dari pembibitan utama (main nursery) ke dalam truck pengangkutan, pengangkatan bibit sebaiknya tidak dilakukan pada pangkal batang, tetapi polybag lah yang diangkat. Bibit harus diangkat dalam keadaan berdiri dan bagian bawah ditopang atau diangkat ke bagian bahu. c. Alat

Alat yang diguanakan dalam kegiatan ini adalah parang dan mesin penghitung manual (hand counter).

(41)

d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat yang akan digunakan.

2) Memangkas ulang bibit, jika terdapat bibit yang memiliki pelepah yang besar dan tinggi yang akan menyulitkan pengangkutan. 3) Mengangkut atau memuat bibit ke bak truck.

4) Menyusun bibit di dalam bak truck.

5) Jika sudah 110 pohon terangkut dan tersusun, tutup pintu bak truck agar bibit tidak jatuh atau tercecer dijalan selama proses pengangkutan ke lapangan.

6) Di lapangan, bibit diturunkan dari truck untuk diecer per kelompok sebelum diecer ke setiap titik tanam di lapangan.

e. Hasil yang dicapai

Pengangkutan atau muat bibit dikerjakan oleh 5 orang pekerja borongan selama 30 menit. 1 orang sebagai penghitung bibit yang dimuat dengan menggunakan mesin penghitung manual (hand counter), 2 orang memuat bibit ke bak truck, 1 orang meyusun bibit di dalam bak truck, 1 orang memangkas kembali bibit yang perlu dipangkas.

f. Pembahasan

Di PT. Niagamas Gemilang pengangkutan bibit dikerjakan oleh buruh harian lepas (BHL) dilakukan kapan saja sesuai dengan permintaan bibit di lapangan. Dokumentasi kegiatan pengangkutan bibit dapat dilihat pada Lampiran 6 gambar 21 halaman 70.

(42)

4. Menanam bibit (tanam sisip) a. Tujuan

Tujuan dari menanam sisip kelapa sawit adalah agar populasi per ha penuh seperti semula dan tumbuh merata (homogen), sehingga produksi per ha di masa yang akan datang tinggi.

b. Dasar teori

Menurut Risza (2010), penyisipan adalah pekerjaan mengganti pokok-pokok yang mati, abnormal, terserang hama berat, penyakit

tajuk (crown diseases) berat, penyakit akar (blast diseases), kerdil, dan kurang produktif.

c. Alat dan bahan

Alat yang digunakan adalah cangkul. Dan bahan yang digunakan adalah pupuk rock phospate dengan dosis 500 g/bibit. d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2) Membuat lubang tanam dengan ukuran 40 x 50 x 40 cm.

3) Pada dasar lubang tanam diberi pupuk rock phospate dengan dosis 250 g.

4) Sebelum bibit ditanam, buka polybag dengan cara dirobek.

5) Memasukkan bibit ke dalam lubang tanam. Sebelum diisi dengan tanah, bibit harus ditegakkan.

6) Mengisi tanah hingga ke permukaan lubang tanam, kemudian memadatkan tanah agar bibit yang ditanam tetap tegak.

(43)

7) Menaburkan pupuk rock phospate 250 g mengelilingi bibit yang ditanam di atas permukaan lubang tanam.

e. Hasil yang dicapai

Kegiatan tanam sisip dikerjakan oleh 6 orang selama 2 jam kerja sebanyak 220-344 bibit.

f. Pembahasan

Kegiatan tanam sisip dikerjakan oleh buruh harian lepas (BHL). Kegiatan tanam sisip dilakukan untuk menggantikan tanaman yang mati, sakit atau kerdil sehingga di peroleh tanaman yang tumbuh sehat dan seragam. Dokumentasi kegiatan tanamn sisip dapat dilihat pada Lampiran 6 gambar 22 halamna 71.

D. Perawatan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

Tanaman belum menghasilkan (TBM) adalah tahapan sejak tanaman kelapa sawit sejak ditanam hingga tanaman memasuki masa panen. Perawatan TBM adalah setiap pekerjaan yang di tujukan untuk mendorong pertumbuhan tanaman kelapa sawit sehingga mempercepat masa tanaman menghasilkan (TM) (Kalpataru Investama, 2013).

1. Pengendalian gulma (semprot jalur tanam) a. Tujuan

Untuk menghindarkan persaingan antara tanaman utama dengan gulma baik dalam unsur hara, dan ruang tumbuh yang terdapat pada jalur tanaman, tujuan lainnya adalah untuk mempermudah

(44)

pelaksanan kultur teknis seperti pemupukan, pemanenan, pemberantasan hama atau penyakit dan sebagainya.

b. Dasar teori

Menurut Kalpataru Investama (2013), umumnya alat semprot yang dipakai adalah tangki semprot dengan polijet nozzle berwarna merah. Untuk menjamin agar semua gulma di jalur tanam tersemprot rata dengan herbisida, maka tekanan diatur konstan dengan kecepatan jalan orang menyemprot 2 km/jam (15 detik/piringan).

Menurut Pahan (2008), kehadiran gulma di perkebunan kelapa sawit dapat menurunkan produksi akibat bersaing dalam pengambilan air, hara, sinarr matahari dan ruang hidup. Gulma juga dapat menurunkan mutu produksi akibat terkontaminasi oleh bagian gulma, mengganggu pertumbuhan tanaman, menjadi inang bagi hama, mengganggu tata guna air dan meningkatkan biaya pemeliharaan. c. Alat dan bahan

Alat yang digunakan yaitu tangki semprot (Cap), ember. Bahan yang digunakan adalah herbisida sistemik (merk dagang Supremo dan Garlon), air.

d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2) Menakar dosis herbisida sistemik sebanyak 100 ml/15 l air (Supremo) dan 20 ml/15 l air (Garlon).

(45)

4) Menggendong tangki semprot dengan hati- hati.

5) Menekan stik pompa semprot hingga tekanan yang dihasilkan tinggi.

6) Stik nozzle semprot 45 cm di atas gulma.

7) Penyemprotan dilakukan di jalur tanam kelapa sawit. Penyebaran semprot 1 m ke kiri dan 1 m ke kanan.

8) Penyemprotan mengikuti arah angin dan tidak boleh diulang. 9) Membersihkan bagian-bagian tangki semprot jika sudah selesai

melakukan penyemprotan. e. Hasil yang dicapai

Penyemprotan dikerjakan oleh 14 orang pekerja dengan luasan 13 ha selama 2,5 jam kerja/HK.

f. Pembahasan

Penyemprotan dilakukan dalam keadaan cuaca cerah atau di perkirakan tidak turun hujan dalam selama 6 jam setelah penyemprotan. Herbisida dengan merk dagang Supremo berbahan aktif isopropilamina glifosat 480 g/l yaitu herbisida non selektif yang memiliki spektrum luas, sehingga mampu mengendalikan gulma berdaun sempit, berdaun lebar dan golongan teki. Herbisida dengan merk dagang Garlon memiliki bahan aktif triklopir 670g/l yaitu bahan aktif yang bersifat arborisida yaitu mampu mematikan tunggul tua, gulma berkayu, semak belukar, gulma berdaun lebar serta tidak mengakibatkan buah rontok (partenocrapy). Dokumentasi kegiatan

(46)

penyemprotan jalur tanam kelapa sawit dapat dilihat pada Lampiran 6 gambar 23 halaman 71.

2. Pemupukan (pupuk rock phospate) a. Tujuan

Tujuannya adalah menambah ketersediaan unsur hara di dalam tanah agar tanaman dapat menyerapnya sesuai dengan kebutuhan. b. Dasar teori

Pupuk adalah bahan kimia yang mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Pupuk adalah semua bahan yang diberikan kepada tanah dengan maksud memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Pelaksananan pemupukan akan mencapai sasaran apabila dilakukan dengan prinsip 5 T yaitu tepat jenis (sesuai kebutuhan), tepat dosis (sesuai rekomendasi), tepat waktu (curah hujan 100-200 ml), tepat cara (merata dan terpupuk tuntas), tepat tempat (piringan bersih) (Setyamidjaja, 2002).

c. Alat dan bahan

Alat yang digunakan adalah ember, mangkuk. Bahan yang digunakan adalah pupuk rock phospate.

d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2) Menuangkan pupuk ke dalam ember kurang lebih 8 kg/orang. 3) Menaburkan pupuk melingkari pohon kelapa sawit dengan jarak

(47)

4) Dosis yang diberikan adalah 1 kg/pohon (dua kali mangkuk kecil). 5) Rotasi pemupukan 2 minggu sekali setelah pemupukan ZA.

6) Karung sisa pemupukan dikumpulkan kembali untuk dikembalikan ke gudang.

e. Hasil yang dicapai

Kebutuhan pemupukan RP 32 karung x 50 kg = 1.600 kg. Sehingga 1.600 kg ÷ 136 pohon/ha = 11,76 ha. Dikerjakan oleh 7 orang karyawan harian selama 4,5 jam.

f. Pembahasan

Pemupukan diberikan ke tanaman kelapa sawit guna untuk memacu pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman serta untuk mempertahankan kesuburan tanah. Kegiatan pemupukan ini dikerjakan oleh karyawan harian tetap. Pemupukan dilakukan di areal datar hingga areal terasan. Di PT. Niagamas Gemilang, pada tanaman TBM 1 ini yaitu tanaman yang baru berumur 1 tahun di lapangan dipupuk dengan pupuk ZA dan RP. Masing- masing rotasi pemupukan 2 minggu sekali setelah salah satu jenis pupuk atau pemupukan RP setelah pemupukan ZA. Dokumentasi kegiatan pemupukan RP dapat dilihat pada Lampiran 6 gambar 24 halaman 72.

3. Kastrasi a. Tujuan

Tujuan dari kegiatan kastrasi adalah untuk merangsang pertumbuhan vegetatif dan menghemat penggunaan unsur hara dan

(48)

air, mengurangi kemungkinan serangan hama, tikus, tupai, dan cendawan Marasmius, agar pada panen perdana dapat menghasilkan tandan yang lebih berat dan sempurna.

b. Dasar teori

Kastrasi adalah pekerjaan membuang bunga jantan atau betina yang masih muda pada TBM mulai umur 13 bulan sampai dengan umur 23 bulan, namun tergantung pada kondisi tanamannya, umur bibit, keadaan pemupukan, dan sebagainya (Risza, 2010).

c. Alat

Alat yang digunakan adalah dodos. d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat yang akan digunakan.

2) Mencari pohon yang telah mengalami pembungaan dan pembuahan pertama kali.

3) Memotong bunga jantan dan betina dengan menggunakan dodos pada bagian pangkal ketiak pelepah hingga putus.

4) Pendodosan dilakukan hanya satu kali agar tidak merusak batang dan pelepah tanaman.

5) Mengumpulkan bunga jantan dan betina hasil kastrasi ke dalam karung.

e. Hasil yang dicapai

Kegiatan kastrasi dikerjakan oleh 3 orang karyawan harian dan melakukan kastrasi sebanyak 219 pohon seluas 1,6 ha/HK.

(49)

f. Pembahasan

Bunga jantan dan betina hasil dari kastrasi jangan di biarkan menggantung di ketiak pelepah atau berada dekat dengan pangkal. Tetapi harus diletakkan di gawangan mati atau rumpukan. Dokumentasi kegiatan kastrasi dapat dilihat pada Lampiran 6 gambar 25 halaman 72.

4. Babat gulma (slashing) a. Tujuan

Tujuan dari babat gulma adalah untuk mengurangi atau menghambat pertumbuhan gulma yang ada di sekitar pertanaman kelapa sawit guna menghentikan persaingan unsur hara dengan tanaman utama serta membasmi sarang inang hama dan penyakit. b. Dasar teori

Membabat gulma adalah salah satu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan untuk pengendalian gulma pada tanaman kelapa sawit yang bertujuan untuk menghambat pertumbuhan gulma, mengurangi persaingan unsur hara, sinar matahari, maupun membantu produksi tanaman kelapa sawit (Kalpataru Investama, 2013).

c. Alat

Alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah parang. d. Prosedur kerja

(50)

2) Membabat gulma yang ada di sekitar jalur tanam kelapa sawit dengan menggunakan parang.

3) Babat gulma dilakukan untuk mengendalikan gulma yang mengganggu pertumbuhan tanaman kelapa sawit, yaitu mengurangi gulma yang ada disekitar jalur pohon kelapa sawit guna menghentikan persaingan unsur hara dengan pohon kelapa sawit serta membasmi sarang inang hama dan penyakit.

4) Rotasi babat gulma dilakukan 6 bulan sekali. e. Hasil yang dicapai

Kegiatan babat gulma dikerjakan oleh 16 orang karyawan harian yang dipimpin oleh seorang mandor. Dalam 1 jalur tanam (areal lereng atau terasan), 1 orang pekerja mampu membabat gulma kurang lebih 35 pohon kelapa sawit selama 5 jam kerja.

f. Pembahasan

Kegiatan babat gulma dikerjakan oleh karyawan harian tetap dan dibawahi oleh seorang mandor. Kegiatan babat gulma ini dilakukan di terasan, pembabatan gulma dilakukan mengikuti jalur tanam di terasan. Rotasi pembabatan gulma sebanyak 2 kali selama setahun. Dokumentasi kegiatan babat gulma dapat dilihat pada Lampiran 6 gambar 26 halaman 73.

(51)

5. Konsolidasi tanaman a. Tujuan

Agar tanaman kelapa sawit tumbuh tegak dan kokoh sehingga pertumbuhannya normal dan merata.

b. Dasar teori

Menurut Risza (2010), konsolidasi tanaman adalah pemerikasaan situasi dari blok atau petak yang sudah ditana m dan kemudian memperbaiki tanaman yang penanamannya belum teratur. c. Alat

Alat yang digunakan adalah cangkul. d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat yang akan digunakan.

2) Konsolidasi dilakukan pada tanaman yang miring dengan cara menegakkan tanaman dan menambahkan tanah.

3) Menekan atau memadatkan tanah yang telah ditambahkan dengan menggunakan kaki.

4) Pohon yang mati atau terserang hama tikus diganti dengan tanaman yang baru.

e. Hasil yang dicapai

Kegiatan konsolidasi tanaman dikerjakan oleh 6 orang karyawan dengan target 20 pohon/orang/ ha/HK.

(52)

f. Pembahasan

Kegiatan konsolidasi dikerjakan oleh karyawan harian tetap. Tanaman yang dikonsolidasi adalah tanaman yang miring karena penanaman dengan tanah yang tidak padat, pangkal akar berada di atas permukaan tanah. Untuk mengatasi tanaman miring karena penanaman tidak benar, maka dilakukan penimbunan tanah. Konsolidasi tanaman hanya dapat dilakukan TBM 1 yaitu tanaman kelapa sawit belum menghasilkan yang berumur 1 tahun di lapangan, TBM 2 yaitu tanaman kelapa sawit yang berumur 2 tahun di lapangan sampai dengan TBM 3 yaitu tanaman kelapa sawit yang berumur 3 tahun di lapangan, jika terlambat maka sudah sulit untuk dikonsolidasi karena batang tanaman sudah besar. Dokumentasi kegiatan konsolidasi tanaman kelapa sawit dapat dilihat pada Lampiran 6 gambar 27 halaman 73.

6. Pemeliharaan piringan pohon (garuk piringan) a. Tujuan

Pemeliharaan piringan pohon atau garuk piringan bertujuan agar pupuk yang ditabur di piringan tidak diserap gulma, untuk memudahkan kegiatan panen, untuk mengurangi gangguan hama dan penyakit.

(53)

b. Dasar teori

Pemeliharaan pringan pohon atau garuk piringan adalah kegiatan atau pekerjaan membasmi dan membersihkan rumput atau gulma yang tumbuh di piringan pohon, termasuk tunggul dan kayu (Risza, 2010).

c. Alat

Alat yang digunakan adalah parang. d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat yang akan digunakan.

2) Untuk kegiatan garuk piringan, gulma di piringan kelapa sawit dibabat atau dibersihkan dengan menggunakan parang hingga bersih.

3) Gulma dari garuk piringan dibuang ke luar piringan (diletakkan di gawangan mati).

e. Hasil yang dicapai

Kegiatan garuk piringan dikerjakan oleh 13 orang pekerja harian dalam luasan 3 ha/HK.

f. Pembahasan

Kegiatan garuk piringan dikerjakan oleh pekerja harian tetap. Piringan yang dibersihkan dari gulma mengikuti tajuk tanaman kelapa sawit yaitu 1 m untuk TBM 1, untuk TBM 2 jari-jari piringan 1,25 m dan jari-jari piringan untuk TBM 3 adalah 1,5 m. Dokumentasi

(54)

kegiatan garuk piringan dapat dilihat pada Lampiran 6 ga mbar 28 halaman 74.

7. Pemberian racun tikus a. Tujuan

Tujuannya adalah untuk menekan populasi hama tikus di perkebunan kelapa sawit dan mencegah kerugian yang ditimbulkan oleh serangan hama tikus.

b. Dasar teori

Menurut Anonim (2011), tikus merupakan hama yang penting pada tanaman kelapa sawit karena dapat menyerang tanaman belum menghasilkan maupun yang telah menghasilkan. Tanaman yang baru ditanam akan diserang bagian umbutnya dengan cara mengerat batang, sedangkan pada tanaman menghasilkan akan diserang bunga jantannya, karena tikus mencari telur dan larva serangga penyerbuk kelapa sawit (SPKS), selain itu tikus juga memakan daging bua h muda maupun yang sudah matang.

c. Bahan

Bahan yang digunakan adalah racun tikus berbahan aktif brodifakum 0,005% sebanyak 2 kg.

d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan bahan yang akan digunakan.

2) Meletakkan 2 butir racun tikus di dekat pangkal batang pohon kelapa sawit (kanan dan kiri).

(55)

3) Pemberian racun tikus dapat dilakukan pada saat tanaman belum diserang, sedang diserang dan setelah diserang.

e. Hasil yang dicapai

Kegiatan pemberian racun tikus dikerjakan oleh 5 orang mahasiswa selama 1 jam sebanyak 260 pohon seluas kurang lebih 1,5 ha.

f. Pembahasan

Hama tikus sering menyerang pada tanaman belum menghasilkan (TBM) yang berumur 1 tahun. Hama ini menyerang di bagian pangkal yang masih muda (umbut) pada tanaman yang dapat menyebabkan kematian pada tanaman apabila penyerangan hama ini sudah sangat parah. Dokumentasi kegiatan pemberian racun tikus dapat dilihat pada Lampiran 6 gambar 29 halaman 74.

E. Pemupukan ZA pada Tanaman Menghasilkan

Tanaman Menghasilkan (TM) adalah tanaman yang dipelihara sejak ditanam hingga lebih dari 36 bulan yang telah berbunga dan berbuah (Kalpataru Investama, 2013).

1. Tujuan

Tujuan dari pemupukan adalah agar tanaman dapat tumbuh subur dan seragam serta memberikan produksi yang optimum, meningkatkan daya tahan dan kesuburan tanah.

(56)

2. Dasar teori

Pemupukan tanaman adalah proses penambahan tersedianya unsur hara dan perbaikan struktur tanah serta penggantian unsur-unsur hara yang hilang diserap atau diangkut oleh tanaman seperti yang tersimpan dalam tubuh tanaman, akibat penunasan, kastrasi dan pemanenan buah (Risza, 2010).

3. Alat dan bahan

Alat yang digunakan adalah mangkuk dan ember. Bahan yang digunakan adalah pupuk amonium sulfat (ZA).

4. Prosedur kerja

a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

b. Sebelum menuangkan pupuk dari karung pupuk ke ember untuk mengecer, menggunakan sarung tangan karet sebagai alat pelindung diri (APD).

c. Menuangkan pupuk ZA ke dalam ember sebanyak kurang lebih 16 kg. 1 karung (50 kg) dibagi menjadi tiga kali tuangan.

d. Dosis pemupukan 1 kg/pohon. Umur tanaman > 3 tahun.

e. Menabur pupuk mengelilingi atau melingkari pohon kelapa sawit dengan ukuran 25–30 cm dari pangkal pohon kelapa sawit (jika tanah datar).

f. Jika di areal tanam lereng, pupuk diletakkan di atas dinding (tebing) terasan.

(57)

5. Hasil yang dicapai

Kegiatan pemupukan dikerjakan oleh 16 orang pekerja harian selama 7 jam kerja. Sekali mengangkut pupuk 16 kg. Selama 7 jam efektif kerja dapat 21 kali pengambilan pupuk . Dosis pemupukan adalah 1 kg/pohon. Sehingga, 16 kg x 21 = 336 kg/orang/HK/blok.

6. Pembahasan

Penentuan dosis pupuk yang tepat sebaiknya dilaksanakan analisis daun dan tanah terlebih dahulu. Dengan demikian, maka ketersediaan unsur hara di dalam tanah dan tanaman pada saat itu dapat diketahui kebutuhan pupuk yang harus diberikan. Di PT. Niagamas Gemilang pemupukan tanaman menghasilkan yang telah berumur lebih dari 3 tahun selain diberi pupuk ZA, tanaman kelapa sawit dipupuk pula dengan jenis pupuk K, pupuk borate, pupuk KCl dengan masing- masing waktu pemberian jenis pupuk 3 bulan sekali selama setahun. Dokumentasi kegiatan pemupukan ZA dapat dilihat pada Lampiran 6 gambar 30 halaman 75.

F. Pane n

Panen pada tanaman kelapa sawit meliputi pekerjaan memotong tandan buah segar (TBS) yang masak, mengumpulkan brondolan, mengangkut atau membawa buah dari pohon ke tempat pengumpulan hasil (TPH) serta pengangkutan buah dari TPH ke pabrik (Kalpataru Investama, 2013).

(58)

1. Tujua n

Tujuan panen adalah memanen semua buah pada tingkat kematangan yang optimum.

2. Dasar teori

Panen adalah pengambilan buah kelapa sawit yang telah memenuhi kriteria matang panen dari pohonnya dan selanjutnya bersama-sama brondolannya untuk diangkut ke pabrik. Panen di perkebunan kelapa sawit merupakan pekerjaan utama karena langsung menjadi sumber pemasukan uang ke perusahaan melalui penjualan minyak kelapa sawit (MKS) dan inti kelapa sawit (IKS). Waktu dan cara pemanena buah yang tepat dapat mempengaruhi kualitas produksi yaitu ekstraksi atau rendemen, sedangkan waktu pengiriman buah yang tepat akan mempengaruhi kualitas produksi yaitu kandungan asam lemak bebas (ALB) (Kalpataru Investama, 2013).

3. Alat

Alat yang digunakan dalam kegiatan pemotongan buah segar ini adalah dodos.

4. Prosedur kerja

a. Menyiapkan alat yang akan digunakan.

b. Memilih tanaman kelapa sawit yang sudah siap dipanen dengan ciri-ciri buah matang merah segar, buah sudah membrondol 3-5 buah ke tanah.

(59)

c. Mengarahkan dodos ke pangkal buah dan mengayunkan dodos hingga pangkal buah putus dan memastikan pangkal buah yang terputus harus pendek dengan buah.

d. Mengutip brondolan yang jatuh ke tanah, kemudian mengumpulkan brondolan di karung.

e. Mengumpulkan buah ke tempat pengumpulan hasil (TPH). 5. Hasil yang dicapai

Kegiatan pemotongan buah segar dikerjakan oleh 2 orang dalam 1 blok. Setiap pekerja dapat memanen 400-500 pohon/blok/HK

tergantung dari kondisi lahan. 6. Pembahasan

Kegiatan pemotongan buah dikerjakan oleh karyawan harian tetap. Dengan sistem panen ancak giring yaitu apabila suatu ancak telah selesai dipanen, pemanenan pindah ke ancak berikutnya yang telah ditunjuk atau ditentukan oleh mandor dan begitu seterusnya, sistem ini memudahkan pengawasan pekerjaan pemanenan dan hasil panen lebih cepat sampai ke tempat pengumpulan hasil (TPH), sistem ini berlaku untuk tanaman dengan umur tanam yang berbeda. Rotasi pane n dipertahankan dengan interval 7-10 hari. Pada pohon hanya tersisa songgo dua yaitu dua pelepah di bawah TBS yang dipertahan (tidak dipotong) untuk menyangga tandan buah segar, pelepah dipotong membentuk huruf V, pelepah yang dipotong disusun di gawangan mati.

(60)

Dokumentasi kegiatan panen (pemotongan tandan buah segar/TBS) dapat dilihat pada Lampiran 6 gambar 31 halaman 75.

(61)

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari kegiatan praktik kerja lapang yang dilaksanakan di PT. Niagamas Gemilang Desa Jonggon Jaya Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang dilakukan adalah :

1. Pembukaan lahan (land clearing)

Meliputi rintis blocking (tracking ulang), pemancangan jalan dan parit jalan koleksi (collection road).

2. Pembibitan utama (main nursery)

Meliputi pengendalian gulma di dalam polybag (top weeding), pengandalian hama dan penyakit (semprot pest and diseases), pemutaran bibit (rotating), sanitasi, pembersihan areal pembibitan mukuna, pengendalian hama (gunting daun), pemangkasan bibit, konsolidasi bibit, pemupukan bibit.

3. Penanaman kelapa sawit

Meliputi pemancangan titik tanam, pembuatan lubang tanam, pengangkutan bibit, penanaman sisip kelapa sawit.

4. Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM)

Meliputi penyemprotan gulma di jalur tanam, pemupukan rock phospate, kastrasi, pembabatan gulma (slashing), konsolidasi tanaman, pemeliharaan piringan pohon (garuk piringan), pengendalian hama tikus.

(62)

5. Perawatan tanaman menghasilkan (TM) Meliputi pemupukan ZA.

6. Panen

Meliputi kegiatan pemotongan tandan buah segar (TBS).

Di karenakan PT. Niagamas Gemilang belum memiliki SOP (standard operating procedure), maka kegiatan atau pekerjaan di lapangan berdasarkan pengalaman kerja pembimbing lapangan (asisten).

B. Saran

Kegiatan praktik kerja lapang ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa. Oleh karena itu, penulis menyarankan kepada :

1. Politeknik Pertanian Negeri Samarinda khususnya program studi Budidaya Tanaman Perkebunan

a. Mempermudah proses penempatan dan pelaksanaan praktik kerja lapang.

b. Memiliki ikatan kerja sama yang lebih baik dan permanen dengan perusahaan atau pihak perkebunan swasta maupun milik negara yang ada di Kalimantan Timur atau bahkan ke seluruh perusahaan perkebunan di Indonesia.

2. PT. Niagamas Gemilang

a. Perlu adanya pusat pelatihan (trainning centre) untuk seluruh lini pekerja.

Referensi

Dokumen terkait

Pemupukan organik jangkos (janjang kosong) dilakukan pada areal atau blok yang sudah di tentukan, pemupukan ini dilakukan di tengah-tengah pasar pikul yang berbentuk persegi,

1) Peraturan-peraturan yang berkaitan antara kegiatan pertambangan batubara PT. Sinar Kumala Naga dengan pertambangan umum, yang dijadikan acuan adalah:.. a) Undang-Undang Nomor

Penebangan dimulai dari perencanaan operasional (micro planning) yang menentukan pembagian wilayah tebang (felling coupe) dan jalur tebang (felling strip), dimana batas

Pengisian media merupakan suatu kegiatan yang di lakukan untuk melakukan mengisi media yang telah di campur kedalam polybag.. Bahan : Campuran media b) Prosedur kerja2. ?

1) Lokasi yang akan dipupuk ditentukan, dan ditentukan ditentukan berdasarkan rotasi pemupukan per semester. 2) Alat dan bahan disiapkan. b) Kardus berisi pupuk diecer ke pohon,

Sensus pokok kelapa sawit adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai keadaan sawit yang sebenarnya dalam areal atau dalam perkebunan sering di sebut

Memastikan agar GPS Handheld beroperasi dengan baik dan juga melakukan pengecekan jumlah daya baterai yang terdapat pada GPS yang akan digunakan untuk pengukuran jaringan

Dari Tabel 1 dapat dilihat kegiatan selama PKL yang dilakukan baik kegiatan lapangan maupun kegiatan lainnya seperti pemberian tali asih dan ganti rugi lahan milik warga yang