• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unduh BRS Ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Unduh BRS Ini"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

No. 29/05/16/Th.XIX, 5 Mei 2017

INDEKS

PEMBANGUNAN

MANUSIA

(IPM) TAHUN

2016

1. Perkembangan IPM Sumatera Selatan Tahun 2010-2016

Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk (enlarging

people choice). IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun

kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. IPM diperkenalkan oleh UNDP pada tahun 1990 dan metode penghitungan direvisi pada tahun 2010. BPS mengadopsi perubahan metodologi penghitungan IPM yang baru pada tahun 2014 dan melakukan backcasting sejak tahun 2010.

IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge), dan standard hidup layak (decent standard of living). Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH) yaitu jumlah tahun yang diharapkan dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup, dengan asumsi bahwa pola angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi. Pengetahuan diukur melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-rata lamanya (tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal. Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa

IPM Sumatera Selatan Tahun 2016

 Pembangunan manusia di Sumatera Selatan pada tahun 2016 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sumatera Selatan. Pada tahun 2016, IPM Sumatera Selatan telah mencapai 68,24. Angka ini meningkat sebesar 0,78 poin dibandingkan dengan IPM Sumatera Selatan pada tahun 2015 yang sebesar 67,46.

 Pada tahun 2016, pembangunan manusia di Sumatera Selatan masih berstatus “sedang”, masih sama dengan statusnya pada tahun 2015. IPM Sumatera Selatan pada tahun 2016 tumbuh sebesar 1,16 persen dan merupakan pertumbuhan tercepat kedua se-Indonesia setelah provinsi Papua.

 Selama periode 2015 hingga 2016, komponen pembentuk IPM juga mengalami peningkatan. Bayi yang baru lahir memiliki peluang untuk hidup hingga 69 tahun. Anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk bersekolah selama 12 tahun. Sementara itu, penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 8 tahun. Pengeluaran per kapita disesuaikan (harga konstan 2012) masyarakat telah mencapai 9,94 juta rupiah pada tahun 2016, meningkat 461 ribu rupiah dibandingkan tahun sebelumnya.

(2)

mendatang. Standar hidup yang layak digambarkan oleh pengeluaran per kapita disesuaikan, yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli.

IPM dihitung berdasarkan rata-rata geometrik indeks kesehatan, indeks pengetahuan, dan indeks pengeluaran. Penghitungan ketiga indeks ini dilakukan dengan melakukan standardisasi dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing komponen indeks.

IPM merupakan indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan pembangunan dalam jangka panjang. Untuk melihat kemajuan pembangunan manusia, terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu kecepatan dan status pencapaian. Secara umum, pembangunan manusia Sumatera Selatan terus mengalami kemajuan selama periode 2010 hingga 2015. IPM Sumatera Selatan meningkat dari 64,44 pada tahun 2010 menjadi 68,24 pada tahun 2016. Selama periode tersebut, IPM Sumatera Selatan rata-rata tumbuh sebesar 0,98 persen per tahun. Pada periode 2015-2016, IPM Sumatera Selatan tumbuh 1,16 persen, pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada perode 2014-2015 yang tumbuh sebesar 1,06 persen. Meskipun selama periode 2010 hingga 2016 IPM Sumatera Selatan menunjukkan kemajuan yang besar, status pembangunan manusia Sumatera Selatan masih stagnan. Hingga saat ini, pembangunan manusia Sumatera Selatanmasih berstatus “sedang”, dan masih sama sejak tahun 2010.

Gambar 1

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sumatera Selatan, 2010-2016

2. Pencapaian Kapabilitas Dasar Manusia

Pencapaian pembangunan manusia diukur dengan memperhatikan tiga aspek esensial yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Oleh karena itu, peningkatan capaian IPM tidak terlepas dari peningkatan setiap komponennya. Seiring dengan meningkatnya angka IPM, indeks masing-masing komponen IPM juga menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun.

Tabel 1

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sumatera Selatan Menurut Komponen, 2010-2016

Komponen Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Angka harapan hidup saat lahir (AHH) Tahun 68,34 68,51 68,67 68,84 68,93 69,14 69,16

Harapan lama sekolah (HLS) Tahun 11,03 11,21 11,42 11,46 11,75 12,02 12,23

Rata-rata lama sekolah (RLS) Tahun 7,34 7,42 7,50 7,53 7,66 7,77 7,83

Pengeluaran per kapita disesuaikan Rp000 8.536 8.803 9.040 9.231 9.302 9.474 9.935

IPM 64,44 65,12 65,79 66,16 66,75 67,46 68,24

Pertumbuhan IPM % 1,06 1,03 0,56 0,89 1,06 1,16

64,44 65,12

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

(3)

A. Dimensi Umur Panjang dan Hidup Sehat

Angka Harapan Hidup saat lahir yang merepresentasikan dimensi umur panjang dan hidup sehat terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010 hingga 2016, Sumatera Selatan telah berhasil meningkatkan Angka Harapan Hidup saat lahir dengan kenaikan sebesar 0,20 persen per tahun. Pada tahun 2010, Angka Harapan Hidup saat lahir di Sumatera Selatan hanya sebesar 68 tahun dan pada tahun 2016 telah mencapai 69 tahun.

Gambar 2

Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH) Sumatera Selatan (tahun), 2010-2016

B. Dimensi Pengetahuan

Dimensi pengetahuan pada IPM dibentuk oleh dua indikator, yaitu Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah. Kedua indikator ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010 hingga 2016, Harapan Lama Sekolah di Sumatera Selatan telah meningkat menjadi 12 tahun, sementara Rata-rata Lama Sekolah meningkat menjadi 8 tahun.

Selama periode 2010 hingga 2016, Harapan Lama Sekolah secara rata-rata tumbuh sebesar 1,81 persen per tahun. Meningkatnya Harapan Lama Sekolah menjadi sinyal positif bahwa semakin banyak penduduk yang bersekolah. Di tahun 2016, Harapan Lama Sekolah di Sumatera Selatan telah mencapai 12 tahun yang berarti bahwa anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk menamatkan pendidikan mereka hingga lulus SMA. Sementara itu, Rata-rata Lama Sekolah di Sumatera Selatan tumbuh 1,11 persen per tahun selama periode 2010 hingga 2016. Pertumbuhan yang positif ini merupakan modal penting dalam membangun kualitas manusia Sumatera Selatan yang lebih baik. Hingga tahun 2016, secara rata-rata penduduk Sumatera Selatan usia 25 tahun ke atas telah mengenyam pendidikan hingga kelas VIII (SMP kelas II).

Gambar 3

Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah Sumatera Selatan (tahun), 2010-2016

68,34 68,51 68,67 68,84 68,93 69,14 69,16

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

11,03 11,21 11,42 11,46 11,75 12,02 12,23

7,34 7,42 7,50 7,53 7,66 7,77 7,83

(4)

C. Dimensi Standar Hidup Layak

Dimensi terakhir yang mewakili kualitas hidup manusia adalah standar hidup layak yang direpresentasikan oleh pengeluaran per kapita (harga konstan 2012). Pada tahun 2016, pengeluaran per kapita masyarakat Sumatera Selatan mencapai Rp9,94 juta per tahun. Selama enam tahun terakhir, pengeluaran per kapita disesuaikan masyarakat meningkat sebesar 2,73 persen per tahun.

Gambar 4

Pengeluaran per Kapita Disesuaikan di Sumatera Selatan (Rp000), 2010-2016

3. Pencapaian Pembangunan Manusia di Tingkat Kabupaten/Kota

Pada tahun 2016, pencapaian pembangunan manusia di tingkat kabupaten/kota cukup bervariasi. IPM pada level kabupaten/kota berkisar antara 61,66 (Penukal Abab Lematang Ilir) hingga 76,59 (Palembang). Pada dimensi umur panjang dan hidup sehat, Angka Harapan Hidup saat lahir berkisar antara 64 tahun (Empat Lawang) hingga 70 tahun (Palembang). Sementara pada dimensi pengetahuan, Harapan Lama Sekolah berkisar antara 11 tahun (Penukal Abab Lematang Ilir) hingga 14 tahun (Palembang), serta Rata-rata Lama Sekolah berkisar antara 6 tahun (Musi Rawas Utara) hingga 10 tahun (Palembang). Sedangkan, pengeluaran per kapita disesuaikan di tingkat kabupaten/kota berkisar antara 7,49 juta rupiah per tahun (Penukal Abab Lematang Ilir) hingga 13,98 juta rupiah per tahun (Palembang).

Kemajuan pembangunan manusia pada tahun 2016 juga terlihat dari perubahan status pembangunan manusia di tingkat kabupaten/kota. Sebagian besar status pembangunan manusia kabupaten/kota di Sumatera Selatan bertaraf sedang kecuali Kota Palembang, Kota Prabumulih dan Kota Lubuklinggau yang status pembangunan manusianya bertaraf tinggi.

Peningkatan IPM di tingkat provinsi juga tercermin pada level kabupaten/kota. Selama periode 2015 hingga 2016, seluruh kabupaten/kota mengalami peningkatan IPM. Pada periode ini, tercatat tiga kabupaten/kota dengan kemajuan pembangunan manusia paling cepat, yaitu Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (1,36 persen), Kabupaten OKU Selatan (1,36 persen) dan Kabupaten Muara Enim (1,35 persen). Kemajuan pembangunan manusia ketiga kabupaten tersebut lebih banyak didorong oleh peningkatan Harapan Lama Sekolah dan perbaikan standar hidup layak. Sementara itu, kemajuan pembangunan manusia di Kabupaten Ogan Ilir (0,15 persen) dan Kota Prabumulih (0,26 persen) tercatat paling lambat di Sumatera Selatan selama tahun 2015-2016.

8.536 8.803 9.040

9.231 9.302 9.474

9.935

(5)

Tabel 2

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota, 2015-2016

Provinsi 2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015-2016

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

Ogan Komering Ulu 67,63 67,65 12,54 12,55 8,17 8,33 8.923 8.993 67,18 67,47 0.43

Ogan Komering Ilir 68,01 68,02 11,34 11,35 6,44 6,45 9.723 10.039 64,73 65,44 1,10

Muara Enim 68,00 68,07 11,49 11,93 7,19 7,40 9.397 9.766 65,82 66,71 1,35

Lahat 64,87 65,06 12,29 12,30 7,86 8,09 8.700 9.037 65,25 65,75 0,77

Musi Rawas 67,18 67,26 11,63 11,73 6,61 6,69 8.876 9.140 64,11 64,75 1,00

Musi Banyuasin 68,09 68,11 11,79 11,80 7,18 7,54 8.851 9.452 65,76 66,45 1,05

Banyuasin 68,31 68,33 11,32 11,71 6,87 6,88 8.539 8.899 64,15 65,01 1,34 Ogan Komering Ulu

Selatan 66,08 66,16 11,22 11,58 7,30 7,46 7.581 7.902 62,57 63,42 1,36

Ogan Komering Ulu Timur 68,19 68,31 11,79 11,79 7,05 7,05 10.862 11.024 67,17 67,38 0,31

Ogan Ilir 64,58 64,65 12,24 12,26 7,34 7,35 9.809 9.846 65,35 65,45 0,15

Empat Lawang 64,18 64,25 11,85 12,02 7,14 7,29 8.727 8.944 63,55 64,00 0,71 Penukal Abab Lematang

Ilir 67,65 67,68 10,56 10,92 6,50 6,53 7.197 7.491 60,83 61,66 1,36

Musi Rawas Utara 64,89 64,94 11,22 11,53 6,06 6,33 9.051 9.272 62,32 63,05 1,17

Kota Palembang 70,00 70,05 13,70 13,71 10,23 10,25 13.785 13.981 76,29 76,59 0,39

Kota Prabumulih 69,59 69,63 12,86 12,87 9,60 9,62 12.046 12.162 73,19 73,38 0,26

Kota Pagar Alam 65,70 65,78 12,80 12,81 8,61 8,63 7.600 7.989 65,37 65,96 0,90

Kota Lubuk Linggau 68,59 68,61 13,28 13,29 9,32 9,47 12.331 12.798 73,17 73,57 0,55

Sumatera Selatan 69,14 69,16 12,02 12,23 7,77 7,83 9.474 9.935 67,46 68,24 1,16 Keterangan :

(6)

CATATAN TEKNIS

I. Sumber Data

o Angka Harapan Hidup saat lahir: Sensus Penduduk 2010 (SP-2010), Proyeksi Penduduk,

Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS).

o Angka Harapan Lama Sekolah, Rata-rata Lama Sekolah dan Pengeluaran Perkapita

Disesuaikan: Survei Sosial Ekonomi Nasional dan (SUSENAS)

II. Penyusunan Indeks

Sebelum menghitung IPM, setiap komponen IPM harus dihitung indeksnya. Formula yang digunakan dalam penghitungan indeks komponen IPM adalah sebagai berikut:

Indeks Kesehatan

=

Indeks Pendidikan

=

=

=

Indeks Pengeluaran

=ln(ln( ) ln() ln( ) )

Untuk menghitung indeks masing-masing komponen IPM digunakan batas maksimum dan minimum seperti terlihat dalam tabel berikut.

Komponen Satuan Min Max

Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH0) Tahun 20 85 Harapan Lama Sekolah (HLS) Tahun 0 18 Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Tahun 0 15 Pengeluaran per Kapita Disesuaikan Rupiah 1.007.436 26.572.352

Selanjutnya nilai IPM dapat dihitung sebagai:

=

×

×

III. Status Pembangunan Manusia

Capaian pembangunan manusia di suatu wilayah pada waktu tertentu dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok. Pengelompokan ini bertujuan untuk mengorganisasikan wilayah-wilayah menjadi kelompok-kelompok yang sama dalam dalam hal pembangunan manusia.

Gambar

Tabel 1Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sumatera Selatan Menurut Komponen, 2010-2016
Gambar 2Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH) Sumatera Selatan (tahun), 2010-2016
Gambar 4Pengeluaran per Kapita Disesuaikan di Sumatera Selatan (Rp000),
Tabel 2Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota, 2015-2016

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari kegiatan ini adalan untuk meningkatkan pengetahuan PNS dalam mengelola kepegawaian Indikator kinerja dari terlaksananya diklat peneilaian prestasi kerja

Analisis statistik menunjukkan bahwa pemberian pakan dengan taraf limbah udang yang berbeda pada domba lokal jantan tidak berpengaruh nyata terhadap persentase karkas

Persentase aktivitas harian owa Jawa selama di penangkaran berturut-turut adalah sebagai berikut makan (12,77%), minum (0,96%), defekasi (1,97%), urinasi (2,43%), dan ini

Setelah di lakukan analisis, dalam menentukan konteks pengguna yang berhubungan langsung dengan pengguna sesungguhnya a, dalam hal ini adalah wawancara yang dapat

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang mengembangkan buku ajar fisika matematika berbasis kajian kritis materi fisika sekolah dan nilai-nilai

Dari uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa Ilmu Budaya Dasar merupakan ilmu yang mempelajari tentang hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia beserta

Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri dengan judul : “Tata Cara Pengihitungan

Dengan segala kerendahan hati, kami mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proses penyusunan skripsi