• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Materi Geografi Menggunakan MacromediaFlash. Artikel Ilmiah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan Materi Geografi Menggunakan MacromediaFlash. Artikel Ilmiah"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

i

Pengembangan Materi Geografi Menggunakan MacromediaFlash

Artikel Ilmiah

Diajukan Kepada

Fakultas Teknologi Informasi

Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Oleh: Risal Hadi NIM: 702010072

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Komputer

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

(2)

ii

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vii

Pengembangan Materi Geografi Menggunakan MacromediaFlash

1)

Risal Hadi, 2) Dr. Dharmaputra T. Palekahelu, M.Pd. Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia Email: 1) rizalichal22@gmail.com, 2)

dharma.palekahelu@staff.uksw.edu Abstract

Lack of students' understanding of the learning material will have an impact on the lack of good learning process. lecture method used less support students in understanding the subject matter. This study uses Macromedia Flash on the subjects of geography in class XI SMA N 2 Salatiga. The method used is a quasi experiment. Improved the behavior of students in the experimental class is higher with an increase of 9.49%, while the control class which only increased 3.77%. Value posttest control class with an increase of 68% and the value posttest experimental class with an increase of 85%. During the learning process students can easily understand the subject matter. Keywords: Learning Media Macromedia Flash, Learning Outcomes And Understanding.

Abstrak

Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran akan berdampak pada kurang baiknya proses pembelajaran. metode ceramah yang digunakan kurang mendukung siswa dalam memahami materi pelajaran. penelitian ini menggunakan macromedia flash pada mata pelajaran geografi dikelas XI SMA N 2 Salatiga. Metode yang digunakan adalah eksperimen kuasi.Peningkatan perilaku siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dengan kenaikan sebesar 9,49%, sedangkan kelas kontrol yang cuma mengalami kenaikan 3,77%. Nilai postest kelas kontrol dengan peningkatan 68% dan nilai postest kelas eksperimen dengan peningkatan 85%. Selama proses pembelajaran siswa dapat kemudahan dalam memahami materi pelajaran.

Kata Kunci: Media Pembelajaran Macromedia Flash, Hasil Belajar Dan Pemahaman.

1)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

2)

Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

(8)

1 1. Pendahuluan

Pembelajaran merupakan sebuah proses komunikasi antara peserta didik, pendidik dan bahan ajar. Media pembelajaran adalah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Peran media dalam proses pembelajaran antara lain : proses pembelajaran menjadi lebih menarik, diharapkan dengan adanya media pembelajaran, kualitas belajar peserta didik lebih meningkat, tempat berlangsung proses pembelajaran dapat terjadi dimana saja dan kapan saja dan peran pendidik, dapat lebih berfungsi sebagai fasilitator [1].

Pemilihan media pembelajaran harus berdasarkan kriterianya yaitu media harus sesuai dengan tujuan yang dicapai, tepat untuk mendukung isi pelajaran, praktis, luwes, dan bertahan, guru terampil menggunakannya, adanya pengelompokan sasaran dan mutu teknis [2]. Kesesuaian pemilihan media dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan dukungan macromedia flash dalam memperjelas penyampaian isi dari pelajaran akan mempermudah guru dalam mengimplementasikannya di dalam proses belajar mengajar. Penggunaan media tidak membebani pemakai dalam proses pembelajaran karena media dibuat praktis, mudah digunakan dan dapat dipergunakan dalam jangka waktu yang lama. Keterampilan guru sangat diperlukan untuk memanfaatkan media dengan sebaik mungkin supaya siswa lebih tertarik untuk belajar. Untuk menarik siswa lebih giat dalam belajar pemilihan media disesuaikan dengan pemakai yang akan menggunakannya. Mutu atau kualitas media yang dipergunakan di dalam proses pembelajaran harus berfungsi menggambarkan atau menampilkan secara rinci tentang isi pelajaran.

Dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran, maka fungsi media pembelajaran sangat penting untuk dimanfaatkan. Pemakaian media dalam proses pembelajaran dimaksudkan untuk mempertinggi daya cerna siswa terhadap informasi atau materi pembelajaran yang disampaikan. Masalah yang ditemukan di kelas XI pada mata pelajaran geografi adalah guru masih menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi. Karena tidak ada media untuk memfasilitasi siswa dalam memahami materi yang diberikan oleh guru. Maka pemahaman siswa terhadap materi tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh guru. Adanya unsur gambar dan unsur suara pada media diharapkan dapat memudahkan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru, maka digunakan media yang dapat menampilkan materi terdapat unsur gambar dan unsur suara untuk itu macromedia bisa menjadi solusi terhadap masalah yang ada.

Macromedia flash merupakan jenis media animasi yang mempunyai

interacting skrip Flash bisa dibuat dengan sejumlah materi tertentu dan didesain sedemikian rupa sehingga pengguna bisa berinteraksi secara langsung ketika memakainya. Melalui media flash dapat digambar suatu bentuk tertentu dan membuatnya bergerak [3]. Berdasarkan permasalahan yang ada di SMA N 2 Salatiga, maka dilakukan penelitian mengenai pengembangan geografi menggunakan macromedia flash untuk mengetahui sejauh mana treatment atau perlakuan berpengaruh pada mata pelajaran geografi kelas XI.

(9)

2 2. Kajian Pustaka

Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya dengan judul implementasi macromedia flash sebagai media pembelajaran geografi materi hidrosfer siswa kelas VII SMP NEGERI 7 Semarang [4]. Hasil dari penelitian tersebut adalah implementasi media macromedia flash pada pembelajaran geografi materi hidrosfer memberikan hasil yang baik. Aktivitas belajar siswa pada proses pembelajaran meningkat. Penelitian selanjutnya tentang penerapan model pembelajaran solving dilengkapi macromedia flash untuk meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar pada materi hidrokarbon siswa kelas X 5 Negeri 3 Boyolali tahun pelajaran 2012 /2013 [5]. Hasil dari penelitian penerapan model pembelajaran solving dilengkapi

macromedia flash dapat meningkatkan kreativitas siswa pada materi hidrokarbon.

Berdasarkan penelitian yang sehubungan dengan macromedia flash tersebut, maka akan dilakukan penelitian yang membahas tentang pengembangan materi geografi menggunakan macromedia flash. Macromedia flash ini akan dibangun dengan mengimplementasikan teknologi multimedia menggunakan 2 dimensi.

Pengertian Media belajar adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi / materi pembelajaran (alat bantu proses belajar mengajar) seperti : buku, film, video dan sebagainya [6]. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi dan kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap [7]. Media pembelajaran digunakan untuk mencapai tujuan atau kompetensi dasar. Pada pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media belajar. Media pembelajaran digunakan untuk mencapai tujuan atau kompetensi dasar, dilihat berdasarkan jenisnya ada beberapa macam media yang digunakan dalam pembelajaran [8]. Yaitu : Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Contohnya dari media audio visual antara lain: televisi dan video.

Dapat disimpulkan bahwa media sangat membantu dalam perancangan aplikasi pembelajaran, karena media pembelajaran digunakan untuk mencapai tujuan atau kompetensi dasar [8]. Aplikasi adalah program yang memiliki aktivitas pemrosesan perintah yang diperlukan untuk melaksanakan permintaan pengguna dengan tujuan tertentu, diadopsi Supriyanto 2005 [9]. Aplikasi dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran kepada siswa mengingat dalam suatu proses pembelajaran seharusnya terdapat interaksi antar komponen-komponen pembelajaran [9].

Macromedia flash merupakan jenis media animasi yang mempunyai

interacting skrip [10]. Flash bisa dibuat dengan sejumlah materi tertentu dan didesain sedemikian rupa sehingga pengguna bisa berinteraksi secara langsung ketika memakainya. Melalui media flash dapat digambar suatu bentuk tertentu dan membuatnya bergerak. Kemampuan flash untuk menggambar dan menggerakkan inilah yang menjadikan perangkat lunak Flash mulai banyak digunakan untuk masyarakat luas [10].Kelebihan media pembelajaran berbasis Macromedia Flash dibandingkan dengan metode ceramah menunjukkan bahwa media dengan

(10)

3

mudah untuk mempelajari suatu materi. Kekurangan-kekurangan yang ada pada metode ceramah dapat ditutup dengan kelebihan Macromedia Flash. Selain memberikan kelebihan bagi siswa media pembelajaran berbasis Macromedia

Flash juga memberikan kelebihan bagi guru. Bagi guru yang mengajar media

pembelajaran berbasis Macromedia Flash memberikan kemudahan untuk melakukan evaluasi nilai siswa, membantu proses pembelajaran dengan interaksi siswa yang lebih baik dan membantu guru untuk menyelesaikan materi lebih cepat dan lebih jelas [4].

Geografi merupakan salah satu mata pelajaran penting di sekolah formal serta kejar paket C, mengungkapkan bahwa baik studi maupun pengajaran geografi, hakekatnya berkenaan dengan aspek-aspek keruangan di permukaan bumi dan faktor-faktor geografis alam lingkungan dan kehidupan manusia. Oleh karena itu, ruang lingkup pengajaran geografi sama dengan ruang lingkup geografi (Alam lingkungan, persebaran, interaksi keruangan, dan kesatuan regional [11]. Ada banyak materi di dalam geografi yang harus dipelajari dan salah satunya adalah biosfer. Materi ini mempelajari tentang pengertian biosfer, faktor biofer, persebaran flora dan fauna, kerusakan dan dampak. Setelah pembelajaran ini siswa diharapkan dapat memahami materi biosfer.

Pemanfaatan media sebagai sarana pembelajaran akan memudahkan siswa dalam belajar dan memahami materi pembelajaran. Kemudahan dalam belajar dan memahami materi pembelajaran akan merubah perilaku siswa di dalam proses pembelajaran. Perubahan perilaku yang baik di dalam proses pembelajaran akan mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran. Untuk mengetahui perubahan perilaku siswa maka dibuat indikator. Indikator yang dibuat berdasarkan pengelompokkan indikator menurut jenis aktifitas yaitu visual activities (aktifitas fisual), oral activities (aktifitas lisan), writing activities (aktifitas menulis), motor activities (aktifitas motorik), mental activities (aktifitas mental) dan emotional activities (aktifitas emosional) [12]. Visual Activities (aktifitas fisual) adalah aktifitas yang dilakukan siswa yang mengandalkan indera penglihatannya yang berhubungan dengan materi yang diajarkan. Misalnya Siswa fokus perhatiannya terhadap pembelajaran, Siswa membaca materi. Oral activities (aktifitas lisan) yaitu Aktifitas yang dilakukan siswa yang mengandalkan lisannya. Misalnya siswa bila tidak jelas mau bertanya, segera menjawab ketika ditanya. Writing activities (aktifitas menulis) yaitu aktifitas siswa dalam kegiatan menulis. Misalnya siswa mencatat penjelasan guru yang tidak terdapat didalam materi yang telah disampaikan. motor activities (aktifitas motorik) adalah kegiatan menirukan apa gerak tubuh guru. Mental activities (aktifitas mental) yaitu aktifitas siswa menganalisis dan membuat keputusan dalam memecahkan permasalahan tentang materi yang telah di sampaikan oleh guru. Emotional activities (aktifitas emosional) yaitu aktifitas emosional siswa dalam proses pembelajaran. Misalnya bersemangat dan berani.

3. Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

(11)

4

Control Group Design. Pada penelitian ini, kelompok eksperimen maupun

kelompok kontrol sama-sama diberikan pretest dan posttest [13].

Tabel 1. Pola Rancangan nonequivalent control group design [13].

Keterangan :

O1 : Pengukuran kemampuan awal kelas eksperimen O2 : Pengukuran kemampuan akhir kelas eksperimen

X : Pemberian perlakuan (menggunakan macromedia flash) O3 : Pengukuran kemampuan awal kelas kontrol

O4 : Pengukuran kemampuan akhir kelas kontrol

Pada tabel 1 ini menjelaskan tentang pola perancangan nonequivalent

control group design perancangan ini diterapkan sebelum eksperimen digunakan

pada saat penelitian. O1 menjelaskan tentang pengukuran kemampuan awal kelas eksperimen, O2 menjelaskan tentang pengukuran kemampuan akhir kelas eksperimen setelah diberikan treatment, X menjelaskan tentang pemberian perlakuan dikelas eksperimen yang menggunakan macromedia flash, O3 menjelaskan tentang pengukuran kemampuan awal dikelas kontrol dan O4 menjelaskan tentang pengukuran kemampuan akhir pada kelas kontrol.

Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 2 Salatiga. Kelas yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI IPS 5 sebagai kelas eksperimen dan XI IPS 4 sebagai kelas kontrol dengan masing-masing kelas terdapat 35 siswa. Untuk rencana penelitian dibuat rancangan tahapan penelitiannya sebagai berikut.

Gambar 1. Tahapan Penelitian Tahapan penelitian pada gambar 1 dapat dijelaskan sebagai berikut:

Dari gambar 1 tahap pertama yang dilakukan adalah dengan observasi yaitu dengan cara melihat metode pembelajaran yang diterapkan, mengidentifikasikan masalah yang terjadi dengan cara bertanya langsung pada siswa. Dari informasi yang di dapat dari siswa adalah metode ceramah sebagai metode pembelajaran yang tidak bisa memberikan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru karena tidak adanya media untuk

Penyusunan Strategi pembelajaran

Penerapan

PengolahanData

Penulisan hasil Penelitian Observasi

O1 X O2

(12)

5

memfasilitasi siswa dalam memahami materi yang diberikan oleh guru. Maka pemahaman siswa terhadap materi tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Dengan adanya unsur gambar dan unsur suara pada media diharapkan dapat memudahkan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu digunakan media yang dapat menampilkan materi terdapat unsur gambar dan unsur suara untuk itu macromedia flash bisa menjadi solusi dalam memudahkan siswa memahami materi. Dari hasil penemuan pada tahap ini kemudian menentukan tujuan dari penelitian, studi literatur dan mempersiapkan serta mengurus surat perizinan penelitian.

Pada tahap kedua yaitu penyusunan strategi pembelajaran seperti membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan bahan ajar. Dengan mengacu pada permasalahan yang ditemukan, kemudian dirancang desain pembelajarannya.

Tahap ketiga adalah penerapan sesuai dengan desain pretest-posttest non equivalent control group design, kelompok di bagi menjadi dua yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, dari pembagian kelas tersebut dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik tentang biosfer. Setelah dilakukan pretest kelas eksperimen diterapkan mcaromedia flash sebagai media pembelajarannya dan kelas kontrol dengan menggunakan media yang telah digunakan sebelumnya dalam pembelajaran geografi yaitu metode ceramah, yang kemudian materi geografi tentang biosfer diajarkan dengan media yang diberlakukan. Setelah materi diajarkan, dilakukan post-test pada kedua kelompok yaitu pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu bertujuan untuk melihat kemampuan akhir individu dalam memahami materi yang telah diberikan guru menggunakan media yang diberlakukan.

Untuk tahap selanjutnya adalah dengan mengolah data yang telah diperoleh selama penelitian berlangsung. Instrumen penelitian yang digunakan meliputi wawancara, lembar observasi dan tes. Pemberian lembar observasi bertujuan untuk melihat perbandingan perubahan perilaku siswa pada kelas eksperimen sebelum dan sesudah menggunakan macromedia flash sebagai media pembelajaran dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah sebagai media pembelajarannya. Melalui kegiatan observasi dapat diketahui interaksi yang terjadi dalam pembelajaran berdasarkan keaktifan siswa baik yang menggunakan macromedia flash maupun media lainnya.

Tabel 2. Indikator pengamatan keaktifan siswa [12].

No. Jenis aktifitas Indikator

1 Visual Activities (aktifitas fisual) adalah aktifitas yang dilakukan siswa yang mengandalkan indera

penglihatannya yang berhubungan dengan materi yang diajarkan.

1. Siswa fokus perhatiannya terhadap pelajaran

2. Siswa membaca materi 2 Oral Activities (aktifitas lisan) adalah

aktifitas yang dilakukan siswa yang mengandalkan lisannya.

1. Kalau tidak jelas mau bertanya 2. Segera menjawab ketika ditanya

3 Writing Activities (aktifitas menulis)

adalah aktifitas siswa dalam kegiatan menulis.

1. Mencatat hal-hal penting yang berhubungan dengan materi pelajaran

4 Mental Activities (aktifitas mental)

adalah aktifitas siswa menganalisis dan

1. Memecahkan masalah yang ada dalam materi pelajaran

(13)

6 membuat keputusan dalam

memecahkan permasalahan tentang materi yang telah di sampaikan oleh guru

2. Menganalisa soal yang diberikan guru 3. Mengambil keputusan dalam memecahkan masalah

5 Emotional Activities (aktifitas

emosional) adalah aktifitas emosional siswa dalam proses pembelajaran.

1. Bersemangat mengikuti pelajaran 2. Berani mengemukakan pendapat

Untuk mengukur hasil lembar pengamatan menggunakan skala liker. Skala likert adalah metode skala bipolar, menentukan positif atau negatif respon pada sebuah pernyataan [14].

Rumus yang digunakan adalah

PKS = x 100%

PKS = Persentase Keaktifan Siswa [15].

Pemberian tes bertujuan untuk melihat kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran.

Selanjutnya adalah pengumpulan data tes, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes pilihan ganda. Soal tes disusun berdasarkan indikator pencapaian yang terdapat pada silabus kelas XI semester 1 mata pelajaran geografi mengenai biosfer. Dua komponen itu adalah mendeskripsikan pengertian fenomena biosfer dan kerusakan flora dan fauna serta dampaknya. Adapun langkah-langkah pengolahan data hasil pretest dan postest yaitu sebagai berikut uji-t dengan taraf signifikansi 0,05 dilakukan untuk melihat efek dari penggunaan macromedia flash pada mata pelajaran geografi. Tahap terakhir adalah penulisan hasil penelitian yaitu dengan menganalisis dan membahas hasil penemuan penelitian, serta menarik kesimpulan.

4. Hasil dan Pembahasan

Penggunaan macromedia flash mempunyai tujuan supaya terjalin interaksi antara guru dan siswa serta kemudahan dalam proses pembelajaran. Dengan adanya interaksi yang baik maka akan terjadi kolaborasi antara guru dan siswa dalam memecahkan masalah yang ada di dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Penelitian ini dilakukan pada saat proses pembelajaran dikelas. Masing-masing kelas (kontrol dan eksperimen) dilakukan dengan jam / pertemuan yang berbeda. Pertama memberikan pembelajaran pada kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah dan kelas eksperimen menggunakan macromedia

flash. Penerapan dengan menggunakan macromedia flash di kelas ternyata

mendapatkan respon yang sangat baik dari siswa pada saat proses pembelajaran, sedangkan dikelas kontrol menggunakan metode ceramah pada saat menyampaikan materi dikelas kurang mendapatkan respon.

Tidak seperti pada saat dilakukannya observasi pada awal penelitian dimana siswa terlihat bosan dan tidak memperhatikan pelajaran dengan baik. Begitu mereka mengetahui bahwa pada jam pelajaran materi akan disampaikan menggunakan macromedia flash di kelas mereka terlihat sangat antusias. Sebelum pembelajaran dimulai, diinformasikan kepada siswa bahwa akan diadakan tes di awal jam pelajaran (pretest) dan di akhir jam pelajaran (postest). Siswa akan lebih

(14)

7

memperhatikan materi yang disampaikan. Untuk mengetahui respon siswa terhadap kesesuaian media dengan mata pelajaran maka siswa dibagikan lembar observasi. Ada enam tahap dalam proses perancangan macromedia flash dalam proses pembelajaran dikelas eksperimen yaitu:

Gambar 2. Tampilan Menu

Tahap pertama menjelaskan fungsi menu pada media macromedia flash (gambar 2) pada saat aplikasi ini dijalankan. Terdapat 5 menu yaitu menu pengertian, menu faktor, menu persebaran, menu kerusakan dan dampak, dan menu soal latihan. Pada tahapan ini pendidik menjelaskan kepada siswa tentang fungsi menu masing-masing pada tampilan menu utama. Setelah diberikan penjelasan siswa dapat memahami fungsi menu yang ada pada tampilan utama.

Gambar 3. Menu Faktor

Tahap kedua menjelaskan menu faktor ( gambar 3) pada saat aplikasi dijalankan setelah itu, siswa sendiri yang akan memilih salah satu menu yang mana untuk dipelajari dan akan dijelaskan oleh pendidik, terdapat tampilan dua menu yaitu faktor abiotik (faktor klimatik, faktor edafik, dan faktor efisiografi) dan faktor biotik ( individu, populasi, dan komunitas). Pada tahapan ini pendidik menampilkan menu faktor seperti pada gambar 3 dengan bertujuan supaya siswa bisa memahami dan mengerti apa yang sudah dijelaskan sesuai dengan materi yang dipilih oleh siswa.

Gambar 4. Menu Persebaran

Tahap ketiga menjelaskan kepada siswa tentang menu persebaran flora dan fauna seperti pada gambar 4 ketika aplikasi dijalankan. Selain menjelaskan tentang menu persebaran tetapi juga menampilkan video simulasi kepada siswa dalam proses pembelajaran, siswa dapat memahami materi yang disampaikan oleh pendidik menggunakan video simulasi sebagai media macromedia flash yang menampilkan gambar dan suara. Setelah menampilkan video simulasi siswa dapat memahami materi dengan melihat gambar dan mendengarkan suara penjelasan tentang materi, sehingga siswa dapat mengetahui materi persebaran flora dan fauna.

(15)

8

Gambar 5. Menu Soal Latihan

Tahap keempat setelah menjelaskan materi menggunakan macromedia flash sebagai media belajar dikelas selanjutnya pendidik menjelaskan tampilan fungsi menu soal latihan seperti pada gambar 5 saat aplikasi dijalankan, pada menu soal latihan ada juga menu referensi ini menjelaskan tentang alamat atau sumber yang membantu dalam pembuatan aplikasi (sumber gambar, video dan button). Soal latihan yang ada pada menu aplikasi ini akan dikerjakan oleh siswa.

Tahap keenam pendidik memberikan tes postest kepada siswa diakhir proses pembelajaran, ini bertujuan untuk melihat hasil akhir nilai siswa dikelas kontrol menggunakan metode ceramah dan kelas eksperimen menggunakan metode demonstrasi dengan menggunakan macromedia flash dikelas pada saat proses pembelajaran.

Tabel. 3 Hasil Pengukuran Observasi

No

. Indikator

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

1 2 3 1 2 3

1 Siswa fokus perhatiannya terhadap pelajaran 32,57 38,28 36 36 41,14 51,42

2 Siswa membaca materi 33,14 34,85 37,71 37,14 40 49,14

3 Kalau tidak jelas mau bertanya 30,85 35,42 36 39,42 40 46,85

4 Segera menjawab ketika ditanya 32,57 36 37,14 40,57 39,42 52

5 Mencatat hal-hal penting yang berhubungan

dengan materi pelajaran 30,28 32 35,42 45,14 41,14 51,42

6 Memecahkan masalah yang ada dalam materi

pelajaran 33,14 37,14 34,28 40 41,71 48,57

7 Menganalisa soal yang diberikan guru 34,28 34,28 37,71 42,28 40,57 50,28

8 Mengambil keputusan dalam memecahkan

masalah 30,28 34,85 34,28 41,14 43,42 50,28

9 Bersemangat mengikuti pelajaran 32 33,71 36,57 38,28 41,71 48

10 Berani mengemukakan pendapat 33,71 34,28 35,42 45,14 40,57 52

Rata-rata % 32,28 35,08 36,05 40,51 40,97 50

Dari tabel 3 terlihat bahwa pada kelas eksperimen hampir semua indikator mengalami kenaikan yang melebihi kelas kontrol. Frekuensi tingkat keaktifan dalam hal bertanya pada kelas kontrol lebih tinggi daripada kelas eksperimen karena siswa merasa kurang percaya diri dalam mengungkapkan masalah yang dialami. Begitu juga dengan aktifitas mencatat, karena siswa lebih suka menggantungkan informasi dari teman yang lebih rajin. Peningkatan perilaku siswa karena kesesuaian media dengan mata pelajaran ditunjukkan dalam aktifitasnya di kelas. Hal ini ditunjukkan pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol yang semula 40,51% dan 40,97% menjadi 50% berarti mengalami kenaikan sebesar 9,49%. Sedangkan kelas kontrol yang semula 32,28% menjadi 35,08% berarti cuma mengalami kenaikan 3,77%.

(16)

9

Kesesuaian media dengan mata pelajaran merubah perilaku siswa dalam proses belajar mengajar dan mempengaruhi kemampuan siswa dalam memahami materi yang diberikan guru. Untuk mengetahui kemampuan individu siswa maka diadakan tes. Tes dilakukan pada pertemuan pertama atau pretest untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa sebelum ada treatment dan tes pada pertemuan kedua atau postest untuk mengetahui kemampuan siswa setelah treatment. Soal yang digunakan berbentuk pilihan ganda sebanyak 20 butir soal. Hasil nilai tes pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 6 berikut:

Tabel 4. Hasil Tes

Kelas Pretest Postest Peningkatan (%) Eksperimen 60 95 85% Kontrol 55 80 68%

Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai postest kelas kontrol (80) dengan peningkatan 68% dan nilai postest kelas eksperimen (95) dengan peningkatan 85%. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kelas eksperimen mampu memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan kelas kontrol.

Jika mengitung uji T maka hasilnya adalah H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai postest kelas eksperimen dan kelas kontrol (mempunyai kemampuan yang berbeda). Karena signifikansi P (0.000) < α (0.05), maka H1 diterima dan t-hitung (67.280) > t-tabel (59.971). Setelah mengetahui hasil nilai akhir dari kelas eksperimen dan kelas kontrol maka dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi dengan menggunakan

macromedia flash dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di SMA N 2 SALATIGA, maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan materi geografi menggunakan

macromedia flash dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.

Kelebihan media pembelajaran berbasis Macromedia Flash dibandingkan dengan metode ceramah menunjukkan bahwa media dengan Macromedia Flash lebih menarik. Hal ini disebabkan siswa lebih mudah untuk mempelajari suatu materi. Kekurangan-kekurangan yang ada pada metode ceramah dapat ditutup dengan kelebihan Macromedia Flash. Selain memberikan kelebihan bagi siswa media pembelajaran berbasis Macromedia Flash juga memberikan kelebihan bagi guru. Bagi guru yang mengajar media pembelajaran berbasis Macromedia Flash memberikan kemudahan untuk melakukan evaluasi nilai siswa, membantu proses pembelajaran dengan interaksi siswa yang lebih baik dan membantu guru untuk menyelesaikan materi lebih cepat dan lebih jelas.

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kelas eksperimen dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Karena di dalam aplikasi

macromedia flash selain menyediakan materi tetapi juga menyediakan video yang

bertujuan memberi kemudahan kepada guru yang digunakan sebagai media belajar dalam menyampaikan materi di dalam kelas, sehingga siswa dapat dengan mudah memahami dan mengerti materi yang sudah disampaikan oleh guru.

(17)

10 6. DAFTAR PUSTAKA

[1] Widodo, Chomsin S. Jasmadi STP. 2008. Panduan Menyusun Bahan Ajar

Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

[2] Arsyad. 2011. Pemilihan Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada

[3] Tiwan, 2013. Pengembangan media pembelajaran bahan teknik berbasis

program flash.

http://lppm.uny.ac.id/sites/lppm.uny.ac.id/files/abstrak_37.pdf

[4] Muhammad Abror, 2012. Implementasi Macromedia Flash Sebagai

Media Pembelajaran Geografi Materi Hidrosfer Siswa Kelas VII SMP NEGERI 7 Semarang. Universitas Negeri Semarang.

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo

[5] Afrida Yunia Arfiyani, 2014.penerapan model pembelajaran solving

dilengkapi macromedia flash untuk meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar pada materi hidrokarbon siswa kelas X 5 Negeri 3 Boyolali tahun pelajaran 2012/2013. Universitas Negeri Semarang.

http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia/article/viewFile/3312/2329 [6] Bringgs, 1977. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

[7] Azhar, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. [8] Daryanto. 2011. Paradigma Baru Pendidikan Memasuki Era Demokratisasi Belajar. Makalah. Disajikan Dalam Seminar Dan Diskusi

Panel Nasional Teknologi Pembelajaran V. 7 Oktober 2000 di UM, Malang.

[9] Irvan, R. 2013. Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Interaktif Teknik

Bermain Piano Berbasis Multimedia Dilembaga Kursus Musik “Ethnictro”. Yogyakarta.

http://eprints.uny.ac.id/10031/1/JURNAL.pdf

[10] Tiwan, 2013. Pengembangan media pembelajaran bahan teknik berbasis

program flash.

http://lppm.uny.ac.id/sites/lppm.uny.ac.id/files/abstrak_37.pdf

[11] Wijianto, 2014. Pelakasanaan Kegiatan Belajar Mengajar Geografi

Program Kejar Paket C Di Kecamatan Subah Kabupaten Batang Tahun Ajaran 2012/2013. Universitas Negeri Semarang.

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo/article/view/4297

[12] Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

[13] Mohammad, N. 2005. Tuntutan Metodologi Belajar. Jakarta : PT. GramediaWidiasarana Indonesia.

[14] Sudijono, Anas. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

[15] Riduwan. Dr. 2010. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta 2010

Gambar

Tabel 1. Pola Rancangan nonequivalent control group design [13].
Tabel 2. Indikator  pengamatan keaktifan siswa [12].
Gambar 2. Tampilan Menu
Gambar 5. Menu Soal Latihan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Salah satunya adalah dengan mengetahui berapa luas gudang yang seharusnya dimiliki oleh perusahaan sehingga gudang yang akan dibeli dapat menampung semua barang-barang

belum ada Anggota lain atau Anggota baru yang bersedia membeli Sertifikat Modal Koperasi untuk sementara KKS “...” dapat membeli lebih dahulu dengan menggunakan Surplus

Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 4 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Brawijaya (Berita Negara Republik Indonesia

Kerang penghasil mutiara umumnya berasal dari famili Pteriidae, namun yang umum dikenal hanya jenis-jenis tertentu seperti gold atau silver-lip pearl oyster (kerang mutiara bibir

peneliti harus turun kelapangan untuk menemukan apa yang sebenarnya terjadi, (b) relevansi teori didasarkan pada data untuk pengembangan disiplin dan untuk aksi social,

Sesuai dengan ketentuan Pasal 145 Ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang menegaskan bahwa peraturan daerah yang

Figure 1 shows that the behavior of the SELIC expectations (long run) for the current year increased more than 25 basis points after the publication of the Inflation Report

KU: Setelah mengikuti perkuliahan Mahasiswa mampu Memahami proses adaptasi, fisiologi dan psikologi dalam kehamilan, faktor faktor yang mempengaruhi kehamilan,