PEMBUATAN LINESPLAN
CONTAINER SHIP
Dengan Metode Scheltema de Heere
BAB I.UKURAN UTAMA KAPAL I.1 Ukuran Kapal Pembanding
Lpp = 92,50 m B = 20,04 m H = 8,20 m T = 5,515 m Dwt = 4028 ton Vd = 13 knot
I.2.Menentukan Koefisien Blok (Cb)
Metode Van Lammeran
Cb = 1,137 – 0,6 x Vd/ L Vd = Kecepatan dinas( m/s ) = 13x 0,5144 ( Buku TBK 1 ) = 6,69 m/s L = Lpp = 92,50 m Cb = 1,137 – 0,6 x 6,69/ √92,50 = 0,72
Metode pendekatan F.H. Alexander : Cb = 1,04 – V/(2√L)
Dengan : V = kecepatan dinas (m/s) = 6,69
L = Lpp = 92,50 m
Cb = 0,69
Metode pendekatan Ayre :
Dengan = V = Kecepatan Dinas (m/s) = 6,69 L = Lpp = 92,50 m Cb = 1,08 – V/2 L = 1,08 – 6,173/2 93,9855=0,73 L/B =92,50/20,04 = 4,61 T/B =5,515/20,04 = 0,27 B/H = 20,04/8,20 = 2,44 T/H = 5,515/8,20 = 0,67 L/H = 92,50/8,20 = 11,28
berdasarkan dari perhitungan perbandingan ukuran utama kapal pembanding ini dan atas persetujuan asisten dosen nilai CB untuk kapal pembanding ini 0,73
I.3 Mencari Ukuran Utama Kapal Baru
1. Menentukan Ukuran Lpp Kapal Baru
Lpp = ( DWT x
(
L B)
2 x(
B H)
ρ air laut x Cb x Cd) 1 /3 Lpp = ( 4000 x(
92,50 20,04)
2 x(
20,04 8,20)
1,025 x 0,73 x 0,60 ) 1/ 3 Cd sumbernya dari Ship design & Performance Lpp = (308580 0,44 ) 1/ 3 Lpp = 88,85 m 2. MenentukanUkuran B, T dan H Lpp / B = 4,61 B = 88,85 / 4,61 = 19,27 m B / H = 2,44 H = 19,27 / 2,44 = 7,89 m T / H = 0,67 T = 0,67 x 7,89 = 5,27 mVs = 11 Knot ( ditentukan oleh dosen pengampu )
Lpp = 88,85 m B = 19,27 m H = 7,89 m T = 5,27 m Dwt = 4000 ton Vs = 11 knot
II.1. Menentukan Koefisien Blok ( Cb ) Kapal Baru
Metode Van Lammeran
Cb = 1,137 – 0,6 x Vd/ L Vd = Kecepatan dinas( m/s ) = 11x 0,5144 ( Buku TBK 1 ) = 5,66 m L = Lpp = 88,85 m Cb = 1,137 – 0,6 x 5,66/ √88,85 = 0,78
Metode pendekatan F.H. Alexander : Cb = 1,04 – V/(2√L)
Dengan : V = kecepatan dinas (m/s) = 5,66
L = Lpp = 88,85 m
Cb = 0,74
Metode pendekatan Ayre :
Dengan = V = Kecepatan Dinas (m/s) = 5,66
L = Lpp = 88,85 m Cb = 1,08 – V/2 L
= 1,08 – 5,66/2 88,85=0,78
Dari perhitungan perhitungan ukuran utama kapal dan ukuran utama kapal baru dan atas persetujuan asisten dosen koefisien blok (Cb) dari kapal baru ini adalah 0,78
5
Lwl = Lpp + (3,00-5,00)%.Lpp Lwl = 88,85+0,03 x 88,85 = 91,51 m
II.3.Menentukan Jumlah Station dari AP s/d FP (main part)
Terdapat 20 station,dengan sketsa gambar sebagai berikut :
Gambar 1.1 Menentukan jumlah main part II.4.Menentukan Jarak Station (h)
Main part (hmp) Station awal = 20 Lpp = 20 85 . 88 = 4,4425m Can part (hcp) 2 Lpp Lwl = 2 85 . 88 51 , 91 = 1,33m
II.5.Menentukan Volume Kapal
V = Lpp × B ×T × Cb
= 88,85 ×19,27×5,29 × 0,78 = 7064,63 m3
Amid = B × T × Cm
Mencarinilai Cm dengan metode pendekatan Chirila rumus yang digunakan:
Cm= (0,08 × Cb) + 0,93 = (0,08 × 0,78) + 0,93 = 0,99 Cp = Cb/Cm = 0,78/0,99 =0,79 Amid = B × T × Cm =19,27× 5,29 × 0,99 = 100,92 m²
II.7.Menentukan Cwl (Coeficient water line)
Cwl = 0,18 + (0,86 Cp) = 0,18 + (0,86 x 0,79) = 0,86
II.8. Menetukan LCB ( Longitudinal Centre of Bouyancy)
Dengan menggunakan diagram yang terdapat pada Diktat Sceltema De Heree, setelah ditarik garis dari Cb 0,78 maka didapatkan nilai +2,23%
LCB = +2,23% x Ldisplacement Ldisplacement = 1 2 (Lwl+Lpp) = 90,18 LCB = +2,23% x 90,18 = 0,0223 x 90,18 = 2,01 ( di depan midship)
Cpf = Cp + (1,40+Cp) × e Dimana e = LCB / Lpp = 2,01 / 88,85 = 0,022 Cpf = 0,79 + (1,40+0,79) ×0,022 = 0,79 + 0,048 =0,84
II.10. Koefisien Prismatik Belakang (Cpa)
Cpa = Cp − (1,40 +Cp) × e Dimana e = LCB / Lpp = 2,01/88,85 = 0,022 Cpa = 0,79 − (1,40+0,79) ×0,022 = 0,790 – 0,048 = 0,74
II.11. Koefisien Prismatik Memanjang (longitudinal prismatic coeficient)
Cpl = Cb/Cm = 0,78/0,99 = 0,79
II.12. Koefisien Prismatik Tegak (vertical prismatik coeficient)
Cpv = Cb/Cwl = 0,78/0,86 = 0,91
Setelah kita mendapatkan Cpa danCpf, langkah selanjutnya adalah mengukurkan harga Cpa dan Cpf tersebut pada grafik, dengan cara menarik garis horizontal yang memotong tiap-tiap station. Kemudian dari perpotongan tiap-tiap station kita tarik garis tegak lurus untuk mendapatkan % luas dengan formula :
Persenluas = (panjang yang diukur / panjangseluruhnya) ×100,00%
Setelah persen luas dari tiap-tiap section kita dapatkan, langkah selanjutnya adalah memperoleh nilai dari masing-masing luas tiap section dengancara :
Luas section = (%luas/100,00) × Amidship
Langkahselanjutnyaadalahmemasukankedalamtabel, daritabelkitadapatkan volume tabeldanharga LCB.Dimanakeduanilaitersebutharusdikoreksi.Untuk :
Koreksi Volume = < 0,50%
Koreksi LCB = < 0,10%
BAB III. PEMBUATAN CSA (Curve of Sectional Area)
Setelah mendapatkan data-data dari persentase luas maka kita dapat menggambarkan kurva CSA. Pada tabel 1 tersebutterdapathubunganantara station denganluasnya. Penggambaran CSA bisa kita lakukan dengan menentukan station tersebut sebagai absis sedangkan luasannya bertindak sebagai ordinat. Dengan begitu kita
bisa menggambar kurva tersebut dengan menghubungkan titik – titik tersebut satu sama lain sehingga bisa membentuk sebuah kurva baru.
Untuk jarak tiap station (h) adalah panjang dari Lpp tersebut dibagi 20. PanjangTiap Station= Lpp/20
= 88.85/20 = 4,4425 m
Kemudian dari gambar kurva CSA kita dapat membaca luasan dari tiap-tiap station, dengan syarat koreksi :
Koreksi Volume < 0,5 Koreksi LCB < 0,1
Rumus yang digunakan dalam tabel :
Volume tabel = 3 1 × 20 Lpp × ∑1 LCB tabel =
1 2 × 20 Lpp Koreksi Volume =
Vrumus an Vperhitung Vrumus x 100 Koreksi LCB =
Lwl ngan LCBperhitu LCBrumus x 100Tabel 1.1 Perhitungan CSA (Curve of Sectional Area)
NO % AREA A Midship A A Fairing (I) FS (II) A Fairing*F S FM (I)*(II)*FM -0.6 0.00 100.92 0.00 0.00 0.3 0.00 -10.6 0.00
-0.3 0.43 100.92 0.43 0.65 1.2 1.30 -10.3 -13.26 0 3.05 100.92 3.08 3.95 1.3 5.93 -10 -59.25 1 20.73 100.92 20.92 19.75 4 79.00 -9 -711.00 2 41.46 100.92 41.84 39.64 2 79.28 -8 -634.24 3 62.20 100.92 62.77 61.67 4 246.68 -7 -1726.76 4 78.66 100.92 79.38 79.05 2 158.10 -6 -948.60 5 89.99 100.92 90.82 90.00 4 360.00 -5 -1800.00 6 95.73 100.92 96.61 96.90 2 195.70 -4 -782.80 7 98.17 100.92 99.07 100.23 4 399.48 -3 -1198.44 8 100.00 100.92 100.92 100.92 2 201.84 -2 -403.68 9 100.00 100.92 100.92 100.92 4 403.68 -1 -403.68 10 100.00 100.92 100.92 100.92 2 201.84 0 0.00 11 100.00 100.92 100.92 100.92 4 403.68 1 403.68 12 100.00 100.92 100.92 100.92 2 201.84 2 403.68 13 100.00 100.92 100.92 100.92 4 403.68 3 1211.04 14 100.00 100.92 100.92 100.92 2 201.84 4 807.36 15 99.70 100.92 100.61 100.59 4 402.36 5 2011.80 16 96.65 100.92 97.54 97.89 2 195.78 6 1174.68 17 88.41 100.92 89.23 89.76 4 359.04 7 2513.28 18 65.85 100.92 66.46 66.87 2 133.74 8 1069.92 19 33.54 100.92 33.84 32.87 4 131.48 9 1183.32 20 0.00 100.92 0.00 0.00 1 0.00 10 0.00 ∑1 4766.27 ∑2 2097.05
Berdasarkan tabel perhitungan diatas dapat ditentukan :
Volume Perhitungan tabel
V = 3 1 × 20 Lpp × ∑1 (m³) = 3 1 × 20 85 . 88 × 4765.81 =7064.63 m³ LCB perhitungan tabel
LCB =
1 2 × 20 Lpp (m) = 4766.27 2097.05 × 20 85 . 88 = 1,95mPerhitungan koreksi LCB dan Volume Kapal :
Koreksi Volume Koreksi =
Vrumus an Vperhitung Vrumus x 100 = 7064.63 ) 7056.19 -7064.63 ( x 100 = 0.12(memenuhi syarat koreksi yang diperbolehkan -0,5 < Hasil <0,5)
Koreksi LCB Koreksi =
Lwl ngan LCBperhitu LCBrumus x 100 = 91.51 ) 97 . 1 01 . 2 ( × 100 = 0,04-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00
CSA sebelum difairing
Gambar 1.2 Grafik CSA (Curve Of Sectional Area) Sebelum difairing
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00
BAB IV.PERENCANAN GARIS AIR MUAT PENUH
Langkah selanjutnya dalam membuat rencana garis adalah perencanaan garis air muat. Dalam perencanaan garis air muat harus dibuat dalam bentuk kurva dengan tinggi sebesar B/2. Garis air muat yang direncanakan adalah harus sesuai dengan bentuk kurva dari luas per dua kali sarat penuh ( A/2T ), dengan catatan bahwa kurva B/2 harus lebih besar daripada kurva A/2T (tabel 2).
Untuk membuat kurva B/2, terlebih dahulu ditentukan besar dari sudut masuknya pada section FP. Dengan membaca grafik pada gambar 3 diktat Rencana Garis, maka sudut masuknya dapat ditentukan.
Cara penentuannya adalah dengan mengukurkan panjang dari Cpf( koefisien prismatik depan ) sesuai skala pada lajur Cpf, kemudian ditarik garis tegak lurus hingga memotong lengkungan kurva. Selanjutnya adalahmenarik garis sejajar sumbu Cpf hingga memotong sumbu sudut.
Untuk nilaiCpf = 0,84 maka didapat sudut masuk sebesar 36,8o.
Dalam perhitungan garis air muat penuh ini,kita masukkan data yang didapat dari tabel CSA untuk memperoleh koreksi AWL,dimana toleransinya < 0.5 %.
Sebelumnya kita dapat mencari AWL dengan menggunakan rumus
AWL rumus
AWL = Lwl x B mid x Cwl = 91,51 x 19,27 x 0,86 = 1516,25m²
Tabel 1.2 Perhitungan AWL (Area Of Water Line)
NO A Fairing A fairing/2T B/2 FS Hasil
-0.6 0.00 0.00 0.00 0.3 0.00 -0.3 0.65 0.06 1.30 1.2 1.56 0 3.95 0.37 2.600 1.3 3.38 1 19.75 1.87 6.500 4 26.00 2 39.64 3.76 8.620 2 17.24 3 61.67 5.85 9.330 4 37.32 4 79.05 7.50 9.480 2 18.96 5 90.00 8.54 9.510 4 38.04 6 96.90 9.19 9.550 2 19.04 7 100.23 9.51 9.600 4 38.20 8 100.92 9.57 9.635 2 19.27 9 100.92 9.57 9.635 4 38.54 10 100.92 9.57 9.635 2 19.27 11 100.92 9.57 9.635 4 38.54 12 100.92 9.57 9.635 2 19.27 13 100.92 9.57 9.635 4 38.54 14 100.92 9.57 9.635 2 19.27 15 100.59 9.54 9.630 4 38.52 16 97.89 9.29 9.500 2 19.00 17 89.76 8.52 8.850 4 35.40 18 66.87 6.34 6.650 2 13.30 19 33.00 3.13 3.323 4 13.29 20 0.00 0.00 0.000 1 0.00 ∑3 512.21
Berdasarkan tabel perhitungan diatas dapat ditentukan :
AWL perhitungantabel AWL = 3 2 × 20 Lpp × ∑3 (m³) = 3 2 × 20 85 , 88 × 512,21 = 1517.001207m²
Perhitungan koreksi AWL Koreksi AWL Koreksi =
AWLtabel AWLrumus AWLtabel x 100
7 1517.00120 1516.25 07 (1517.0012 x 100 = 0.05(memenuhi syarat koreksi yang diperbolehkan yaitu < 0,5)
-1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 B/2 A fairing/2T
BAB V. PEMBUATAN BODY PLAN
Setelah merencanakan garis air muat penuh, maka langkah selanjutnya adalah membuat Body Plan kapal dengan menggunakan planimeter. Dari kurva B/2 dan kurva A/2T yang ada, maka akan dibentuk masing masing section kapal sesuai dengan kurva tersebut. Khusus untuk Pararel Middle Body, maka terlebih dahulu harus ditentukan harus ditentukan besarnya jari-jari bilga ( Radius of Bilga). Jari-jari bilga dapat ditentukan dengan menggunkn rumus :
R2 = 2BT – 2BT Cm/ 0,86 B = Lebar kapal T = Sarat kapal Cm = Koefisien midship R2 = 2×19,27×5,27 – 2×19,27×5,27× 0,99/ 0,86 R = 1,5344 T B mld
Gambar 1.5 Cara membuat Bilga
Cara menggambar body plan
Sebelum
II Sesudah b/2 A/2T I T Lengkung station CL
Gambar 1.7 Gambar body plan sesudah luasan I dan II sama
Dimana harus diperhatikan bahwa luasan I dan II harus sama. Ini bisa dihitung dengan menggunakan planimeter. Hal ini dilakukan untuk menjaga supaya luasan tiap – tiap station tetap sama seperti yang telah direncanakan dalam CSA curve. Sehingga displacemen kapal tidak berubah
Setelah semua station digambar maka pembuatan bodyplan diselesaikan sehingga menghasilkan bodyplan kapal seperti terlampir.
Tabel 1.3 Tabel Body plan After Peak WL 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 5.270 2.550 6.500 8.620 9.330 9.480 9.510 9.550 9.600 9.635 9.635 4.216 0.000 3.800 6.900 8.300 8.800 9.200 9.410 9.510 9.635 9.635 3.162 0.000 1.282 4.400 6.800 8.100 8.900 9.250 9.440 9.635 9.635 2.108 0.000 1.050 2.729 4.818 7.300 8.500 9.090 9.380 9.635 9.635 1.054 0.000 0.710 1.821 3.630 6.082 7.917 8.800 9.200 9.583 9.583 0.791 0.000 0.625 1.700 3.460 5.660 7.708 8.634 9.050 9.485 9.485 0.527 0.000 0.500 1.521 3.256 5.241 7.408 8.372 8.800 9.318 9.318 0.264 0.000 0.300 1.139 2.877 4.685 6.782 8.042 8.400 9.039 9.039 0.000 0.000 0.030 0.333 1.600 3.500 5.340 6.600 7.550 8.218 8.218 Grafi k 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00 WL 9.635 9.635 9.635 9.635 9.635 9.635 9.63 9.50 8.85 6.65 3.32 0.00 5.270 4.000 9.635 9.635 9.635 9.635 9.635 9.59 9.47 8.83 6.59 3.23 0 4.216 3.000 9.635 9.635 9.635 9.635 9.635 9.57 9.43 8.79 6.55 3.22 0 3.162 2.000 9.635 9.635 9.635 9.635 9.635 9.57 9.41 8.76 6.53 3.20 0 2.108 1.000 9.583 9.583 9.583 9.583 9.583 9.46 9.32 8.65 6.43 3.07 0 1.054 0.750 9.485 9.485 9.485 9.485 9.485 9.35 9.24 8.53 6.32 2.90 0 0.791 0.500 9.318 9.318 9.318 9.318 9.318 9.20 9.08 8.35 6.09 2.68 0 0.527 0.250 9.039 9.039 9.039 9.039 9.039 8.95 8.77 7.85 5.60 2.25 0 0.264 0.000 8.218 8.218 8.218 8.218 8.218 8.10 7.80 6.80 3.93 0.90 0 0.000
Tabel 1.4 Tabel Body plan Fore Peak
-1.850 0.150 2.150 4.150 6.150 8.150 10.150 -0.500 0.500 1.500 2.500 3.500 4.500 5.500 6.500 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0.000 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 -0.500 0.500 1.500 2.500 3.500 4.500 5.500 6.500 10 11 12 14 15 16 18 19 17
BAB VI. HALF BREADTH PLAN
Sebelum menggambar half breadth plan dibuat terlebih dahulu garis air ( WL ). Pada kapal ini menggunakan garis sebagai berikut:
- WL 0 terletak 0.000 m dari base line - WL 0.25 terletak 0.264 m dari base line - WL 0.5 terletak 0.527 m dari base line - WL 0.75 terletak 0.791 m dari base line - WL 1 terletak 1.054 m dari base line - WL 2 terletak 2.108 m dari base line - WL 3 terletak 3.162 m dari base line - WL 4 terletak 4.216m dari base line - WL 5 terletak 5.270m dari base line
Setelah garis air dibuat kemudian ditentukan pula letak-letak dari buttock line. Pada kapal ini menggunakan buttock line sebagai berikut:
- BL I terletak pada 1.93m dari centre line - BL II terletak pada 3.85m dari centre line - BL III terletak pada 5.78 m dari centre line - BL IV terletak pada 7.71 m dari centre line
Pada dasarnya half breadth plan adalah bentuk kapal tiap garis air. Untuk membuatnya diperlukan proyeksi titik – titik perpotongan antara Lwl dan station.
Sheer plan pada dasarnya adalah bentuk kapal jika dipotong pada tiap tiap BL. Untuk membuatnya diperlukan proyeksi titik – titik perpotongan antara BL dan station pada body plan serta titik perpotongan antara WL dan BL pada Half Breadth Plan.
Station/WL 0.00 0.25 0.50 0.75 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.55 1.00 0.03 0.30 0.50 0.63 0.71 1.05 1.28 3.80 6.50 2.00 0.33 1.14 1.52 1.70 1.82 2.73 4.40 6.90 8.62 3.00 1.60 2.88 3.26 3.46 3.63 4.82 6.80 8.30 9.33 4.00 3.50 4.69 5.24 5.66 6.08 7.30 8.10 8.80 9.48 5.00 5.34 6.78 7.41 7.71 7.92 8.50 8.90 9.20 9.51 6.00 6.60 8.04 8.37 8.63 8.80 9.09 9.25 9.41 9.55 7.00 7.55 8.40 8.80 9.05 9.20 9.38 9.44 9.51 9.60 8.00 8.22 9.04 9.32 9.48 9.58 9.64 9.64 9.64 9.64 9.00 8.22 9.04 9.32 9.49 9.58 9.64 9.64 9.64 9.64 10.00 8.22 9.04 9.32 9.49 9.58 9.64 9.64 9.64 9.64 11.00 8.22 9.04 9.32 9.49 9.58 9.64 9.64 9.64 9.64 12.00 8.22 9.04 9.32 9.49 9.58 9.64 9.64 9.64 9.64 13.00 8.22 9.04 9.32 9.49 9.58 9.64 9.64 9.64 9.64 14.00 8.22 9.04 9.32 9.49 9.58 9.64 9.64 9.64 9.64 15.00 8.10 8.95 9.20 9.35 9.46 9.57 9.57 9.59 9.63 16.00 7.80 8.77 9.08 9.24 9.32 9.41 9.43 9.47 9.50 17.00 6.80 7.85 8.35 8.53 8.65 8.76 8.79 8.83 8.85 18.00 3.93 5.60 6.09 6.32 6.43 6.53 6.55 6.59 6.65 19.00 0.90 2.25 2.68 2.90 3.07 3.20 3.22 3.23 3.32 20.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Tabel1.5 Perhitungan Half Breadth Plan
0.001.002.003.004.005.006.007.008.009.0010.0011.0012.0013.0014.0015.0016.0017.0018.0019.0020.00 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00
Grafik 1.9 Grafik Half Breadth Plan
Menentukan Propeller dan Rudder a. Propeller Diameter Propeller (Dp) : Dp = 0,6*T = 0,6 * 5.27 m = 3.162m
Diameter bos poros Propeller (Db) : Db = 1/6*Dp
= 1/6 * 3,162m =0,5275 m
Jarak dasar sampai bos poros Propeller: = (0,045*T ) + (0,5* Dp)
= (0,045*5,27) + (0,5*3,162) = 1,818 m
Jarak AP sampai bos poros Propeller: = 0,0266*Lpp
= 0,0266* 88,85 = 2,363 m
Luas poros Propeller = 0,6*Dp = 0,6*3.162 = 1.897 m2 b. Rudder Luas Rudder : = 1,50%* Lpp*T = 1,50/100,00*88.85*5.27 = 7.0235m2 Diameter Rudder : = 0,70 *T
= 0,70*5.27 = 3.689 m
Tinggi pada sepatu Rudder = 0,09*T
= 0,09*5.27 = 0,4805 m
Tinggi sepatu Rudder = 0.04*T
= 0,04*5.27 = 0,2105 m
Gambar 1.10 Perhitungan Propeller dan Rudder
VIII.1.Menentukan Garis Geladak Tengah (Chamber)
Setelah menggambar garis geladak tepi maka masing-masing titik pada garis geladak tepi sesuai pembagian AP, 1/6L dari AP, 1/3L dari AP, midship, 1/3L dari FP, 1/6L dari FP, dan FP maka kita ukurkan 1/50 B (B = lebar kapal setempat pada potongan-potongan keatas harga-harga AP, 1/6L dari AP, 1/3L dari AP, midship, 1/3L dari FP, 1/6L dari FP, dan FP). Titik ini kemudian kita hubungkan satu sama lain sehingga terbentuklah gambar garis geladak tengah. Bentuk garis lengkungan geladak inilah yang menentukan cepat tidaknya air yang menggenangi geladak tersebut dapat mengalir ke tepi kapal, untuk selanjutnya disalurkan keluar lambung kapal.
Perhitungan Chamber = B / 50 = 19.27/ 50 = 0.3854 Gaambar untuk chamber :
Gambar 1.11 Cara Membuat Chamber
VIII.2. Menentukan Garis Kubu-Kubu (Bulwark)
Kubu-kubu (bulwark) ini umumnya merupakan penerusan keatas dari kulit lambung kapal dan biasanya mempunyai tinggi minimal 1000 mms ( didasarkan pada ketentuan Biro Klasifikasi Indonesia 2001 Volume II ). Pada dinding kubu-kubu ini dibuatkan lubang secukupnya untuk mengalirkan air yang masuk/naik ke geladak.
Bentuk kenaikan garis pagar ini adalah melengkung, selain dimaksudkan untuk memberi bentuk yang baik pada kapal juga dengan bentuk ini dimungkinkan tidak terjadi konsentrasi/pemusatan tegangan pada tempat atau daerah penaikan tersebut.
VIII.3.Menentukan Garis Sent (Sent Line)
Yang dimaksud dengan garis sent (diagonal) ialah garis yang di tarik pada salah satu atau beberapa titik yang ada pada garis tengah (centre line) dan membuat sudut dengan garis tengah itu. Adapun keperluan dari garis sent ini adalah untuk mengetahui kebenaran dari bentuk-bentuk gading-gading ukur kearah diagonal. Kalau sekiranya bentuk gading –gading ukur itu kurang baik maka bentuk garis sent itu akan kurang baik pula.
Untuk menggambar bentuk garis sent ini dilakukan dengan cara menentukan titik-titik perpotongan antara garis-garis pada tiap-tiap station dengan garis diagonal yang menghubungkan antara garis sarat (T) air dengan garis dasar (base line), dengan garis tengah (centre line) pada Body Plan. Jarak titik-titik tersebut ke centre line, kemudian diukurkan ke Half Breath Plan dan dihubungkan satu sama lain sehingga terbentuk garis lengkungan (sent line) yang dimaksud.
BAB IX. MENENTUKAN POOP DECK DAN FORECASTLE DECK
IX.1.Menentukan Geladak Kimbul (Poop deck)
Geladak kimbul (poop deck) adalah geladak yang langsung terletak di atas geladak utama. Umumnya ruangan dibawah geladak kimbul ini dipakai untuk ruangan akomodasi anak buah kapal. Tinggi geladak kimbul diukur dari geladak atau deck adalah 2,2 – 2,4 m yaitu tidak boleh lebih rendah dari tinggi orang.
Lebar geladak kimbul adalah sama dengan lebar geladak yang ada di bawahnya. Sedangkan panjangnya banyak ditentukan oleh pihak perencana. Salah satu pertimbangan yang cukup penting adalah misalnya seberapa banyak ruangan yang dibutuhkan untuk akomodasi dimana hal ini ditentukan oleh seberapa banyak anak buah kapal yang akan dipekerjakan di kapal tersebut dan pertimbangan-pertimbangan lainnya.
Panjang Poop deck = (15% - 20% x Lpp) diukurdari AP = 18,91% x 88.85 m
= 16,8007 m
Tinggi Poop deck = 2,4 m (Interval 2,2 – 2,4 )
IX.2.Menentukan Geladak Agil (Forecastle Deck)
Geladak agil adalah geladak dibagian haluan kapal yang langsung terletak diatas geladak utama. Ruangan yang ada dibawah geladak agil ini umumnya dipakai untuk gudang, bengkel, & kadang-kadang untuk akomodasi anak buah kapal. Pada geladak agil ini ditempatkan perlengkapan-perlengkapan kapal untuk berlabuh dan bertambat seperti misalnya Anchor, border-border, talitemali dan sebagainya. Tinggi geladak agil sama dengan geladak kimbul yaitu berkisar antara 2,2 – 2,4 m.
Panjang Forecastle deck = 7,0674
DAFTAR PUSTAKA
Scheletema De Heere. Diktat TugasMerancang 1(Lines Plan)
Ari Wibawa B.S, Imam Pujo Mulyatno. (2012). Pengantar Ilmu Perkapalan: UPT UNDIP Press Semarang