• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman. Komunikasi & Sosialisasi Gagasan: VIII. Pertemuan Sosialisasi Program PKT ( ): D.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman. Komunikasi & Sosialisasi Gagasan: VIII. Pertemuan Sosialisasi Program PKT ( ): D."

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Kemajuan

Proses Upaya :

Peremajaan Lingkungan Permukiman

H

a

l.

1

B

A

B

V

II

I

:

K

o

m

u

n

ik

a

si

d

a

n

S

o

si

a

li

sa

si

G

a

g

a

sa

n

(

6

0

h

a

la

m

a

n

)

BAB VIII

Komunikasi & Sosialisasi Gagasan: VIII

Obrol Informal (Jurnal Harian) - PKT 2009: D.VIII-01

Pertemuan Sosialisasi Program PKT (30-08-2009): D.VIII-02

Laporan Pendahuluan T.A. Arsitektur-PKT (09-09-2009): D.VIII-03

Laporan Tengah T.A. Arsitektur-PKT (18-10-2009): D.VIII-04

Suluh Rumah Sehat & Perumahan Swadaya - PKT 2009: D.VIII-05

Pendampingan Warga Menyusun RTK – PKT 2009: D.VIII-06

Draft Laporan Akhir T.A. Arsitektur–PKT (24-11-2009): D.VIII-07

Dokumen Usulan CSR - PKT 2009: D.VIII-08

Pertemuan BKM & Faskel PNPM Mandiri Perkotaan: D.VIII-09

Pertemuan Informal dengan Dekel dan Tokoh2 Lokal: D.VIII-10

Diskusi di Milis Forkimnas & Forkimja: D.VIII-10

Sosialisasi Penyusunan Raperda RTRW DKI di DPGP: D.VIII-11

Kunjungan Anggota DPR di RW 06 Kel. Jatipulo: D.VIII-12

Usulan P2M Univ. Indonesia: D.VIII-13

Pertemuan Pengukuhan Pembentukan KSM Perumahan : D.VIII-14

Obrol di Pertemuan SUD (Sri Probo ke Ridwan Kamil): D.VIII-15

(2)

Proses Upaya :

Peremajaan Lingkungan Permukiman

a

l.

2

B

A

B

V

II

I

:

K

o

m

u

n

ik

a

si

d

a

n

S

o

si

a

li

sa

si

G

a

g

a

sa

n

(

6

0

h

a

la

m

a

n

)

Email/SMS Pemerhati Permukiman ke Grup Japri: D.VIII-17

Pertemuan P2M Univ. Indonesia: D.VIII-18

Upaya Pensinergian Program Pemprov dan Pemkot: D.VIII-19

SWARA WARGA – Media 2mingguan RW 06 Kel. Jatipulo: D.VIII-20

JURNAL PERKIM – Media Bulanan Perkim DKI Jakarta: D.VIII-21

Kunjungan ke Kantor Kelurahan Jatipulo: D.VIII-22

Pelatihan Pemasangan Port. Arch. Unit Rumah Sementara:D.VIII-23

Sosialisasi Pengenalan Masalah dan Upaya Pembenahan Diri:D.VIII-23

(3)

Laporan Kemajuan

Proses Upaya :

Peremajaan Lingkungan Permukiman

H

a

l.

3

B

A

B

V

II

I

:

K

o

m

u

n

ik

a

si

d

a

n

S

o

si

a

li

sa

si

G

a

g

a

sa

n

(

6

0

h

a

la

m

a

n

)

Obrol Informal (Jurnal Harian) - PKT 2009: D.VIII-01

Sabtu/22 Agustus 2009, di Studio Kontrakan Pak Astaja

Potensi penataan ruang (fisik-lingkungan) Berdasarkan kepadatan dan kebutuhan akan ruang2 terbuka publik/ komunal, arah pengembangan perlu juga secara vertical. Dicontohkan RT 016 RW 06 untuk bedah kampong. Luas = 1,224.12 m2 dengan jumlah rumah 54. 54 rumah, ada beberapa yang besarannya 2x rumah biasa, dianggap 2 unit atau 2 modul. Diusulkan untuk membuat 3 blok sehingga diasumsikan ada 72 unit rumah, 36 unit di lapis atas, dan 36 unit di lapis bawah Luas satu unit rumah = 4.5 m x 8 m = 36 m2 untuk lapis bawah dan 4.5 m x

(4)

Proses Upaya :

Peremajaan Lingkungan Permukiman

a

l.

4

B

A

B

V

II

I

:

K

o

m

u

n

ik

a

si

d

a

n

S

o

si

a

li

sa

si

G

a

g

a

sa

n

(

6

0

h

a

la

m

a

n

)

Pertemuan Sosialisasi Program -PKT (30-08-2009): D.VIII-02

---

LEMBAR MONITORING KEGIATAN

Nama Kegiatan : Sosialisasi Program di RW 06 Tgl Pelaksanaan : Minggu/30 Agustus 2009 Wkt Pelaksanaan : Pk. 09.00 sd 22.30

Tempat Kegiatan : Ged. Pertemuan RW 06, Teras samping (Karang Taruna), Gabung lagi dalam Ged. Pertemuan

---

Pertemuan dibuka oleh Sdr. Yasin, Sekretaris II RW, Sekapur sirih oleh Bp. Idrus, Ka. RW 06, tentang keberadaan Tim Konsultan untuk Perbaikan Kampung Terpadu, yang perlu didukung juga di samping program2 lain yang sedang dan akan berlangsung di RWnya.

Paparan oleh Sdr. Syairoji, sebagai mana bahan paparan sebelumnya di tingkat kelurahan, namun sekarang lebih menekankan pada poin kelompok motivator komunitas, fungsi dan perannya, serta pembentukannya pada akhir pertemuan.

TA Arsitektur diberi kesempatan untuk bicara :

• Senang melihat antusiasme para pemberdaya masyarakat, atau motivator local yang sudah ada, dan ternyata terbentuk secara alamiah dalam beberapa decade, antara lain Kang Maja, Bu Jumadi, Pak Juned, Pak Idrus yang sudah peduli dengan kampong ini dan warganya sejak masih remaja di Karang Taruna. Karena itu, saya sebagai TA Arsitektur merasa sangat terbantu dengan sikap terbuka warga aktivis ini dan berharap setiap warga juga bersikap terbuka dalam menjalin komunikasi guna

mengungkapkan aspirasinya.

• Berkaitan dengan bidang saya, tata ruang kampong dan fisik lingkungan adalah penekanannya, di samping standar rumah sehat, namun tanpa pemahaman akan sosial-budaya yang menjadi karakter kampong ini, perencanaan dan desain tata ruang bisa tidak tepat-guna atau tidak tepat-sasaran.

Rumah sebagai skala lebih kecil dari kampong, adalah habitat, yang mana sangat ditentukan oleh kebiasaan2, pola hidup penghuninya. Itulah sebabnya saya merasa perlu untuk lebih mengenal warga ini dengan kebiasaan2nya. Jadi, saya mohon kerjasama dan sikap keterbukaannya. Kita akan merencanakan dan mengembangkan kampong ini bersama-sama. Bp. Astaja, alias Kang Maja :

• Perlu ada perbaikan jalan contoh untuk kondisi jalannya, penghijauan dan pengelolaan kebersihannya.

• Menghilangkan kesan kumuh, khususnya di sekitar daerah tanggul dan kali penghubung.

• Diusulkan untuk percontohan bedah kampong di RT 016/06, agar, jika benar2 ada pelebaran jalan inspeksi, warga sudah ada alternative huniannya, tetap di RT yang sama, namun hanya akan terjadi pengelolaan lahan secara bersama. Bagusnya, dengan begini, kualitas lingkungan bisa ditingkatkan juga. Namun ini butuh waktu, tidak segera, namun perlu dipersiapkan dari sekarang, mumpung momennya juga pas, sedang ada pengajuan prona di pertanahan.

Dilanjutkan sesi tanya-jawab:

1. Bp. Hendro (RT 010): Bagaimana masalah pendanaan kegiatan2 yang berkaitan dengan keberadaan program PKT ini? 2. Bp. Suharno (RT 012): Kita perlu tahu Rencana Umum Tata Ruang agar perencanaan kampong kite ke depannya bisa sejalan

(5)

Laporan Kemajuan

Proses Upaya :

3. Bp. Sugandhi (RT 002): Bagaimana dengan rencana penataan RT 016, sedangkan batas dari Dinas Tata Air hampir semua ada hunian?

Jawab oleh Sdr. Syairoji :

1. Masalah pendanaan kegiatan2 yang berkaitan dengan keberadaan program PKT, pada dasarnya ad

sifatnya hanya penggerak atau motivasi di awal proses, diharapkan proses berlanjut dengan keberdayaan dari warga, misalnya pemeliharaan lingkungan bersih dan hijau

2. Memang sejak 2002, sudah ada pemasangan patok batas pelebaran jalan in waktu hak atas jalan itu direalisasikan.

3. Masih berkaitan dengan no. 2, karena itu, perencanaan penataan ruang kampong, misalnya seperti yang diusulkan Kang Maja dan TA Arsitektur kita, RT 016 itu, sudah

hunian, tapi dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau, di bawahnya bisa untuk septic berkurang, malah bisa bertambah untuk unit2 yang dirent

bukan rusun, tapi maksimal 3 lantai yang tetap sesuai sebagai habitat warga setempat. Pembentukan Kelompok Motivator Komunitas.

Khusus di RW 06 ini, terlihat karakter komunitasnya yang lebih soli

sangat mengayomi dan mengenali warganya, sehingga para pengurus RW berembug menentukan anggota2 kelompok MK. Ternyata yang di”todong” juga bersedia dan antusias. Yaitu:

1. Bp. Suharno (RT 012) sebagai

2. Bp. H. Husen (RT 006) sebagai sekretaris 3. Bp. Jamhari (RT 009) sebagai bendahara 4. Ibu Suharsih Jumadi (RT 006) sebagai anggota 5. Ibu Rini (RT 015) sebagai anggota

6. Bp. Amsari/Aceng (RT 016) sebagai anggota 7. Bp. Kuspiadi (RT 010) sebagai anggota 8. Bp. Atam (RT 017) sebagai anggota

Pertemuan ditutup oleh Sdr. Yasin. Salam2an. Namun beberapa pengurus RW dan RT masih ngobrol dengan Tim Konsultan. Di pekarangan samping sedang ada juga pertemuan informal Karang Taruna Kelurahan. Sdr. Yasin yang juga masih pengurus Taruna, bergabung ke situ. TA Arsitektur pun ikut bergabung. Ada Maya & Supri (RW 06), Andi Rossa (RW 007), Ahmad (Ketua Umum), Nungki, Rahmat, Iwan Kurniawan (RW 007).

Karang Taruna ini perlu juga diajak komunikasi, mereka

Pak RW, Kang Maja, Bang Aceng yang pengelola MCK, dan beberapa pengurus RW dan RT, dan Tim Konsultan masih duduk lesehan di karpet, sambil ngopi, disertai cerita2 lucu seputar dialek, ciri dan cara khas para imam traweh

menumbuhkan kualitas kebersamaan komunitas ini.

Hasil untuk ditindak-lanjuti :

• Pembentukan CDAG (Community Development Action Plan) atau Kelompok Kerja Terfokus.

Laporan Kemajuan

Proses Upaya :

Peremajaan Lingkungan Permukiman

Bp. Sugandhi (RT 002): Bagaimana dengan rencana penataan RT 016, sedangkan batas dari Dinas Tata Air hampir semua ada

Masalah pendanaan kegiatan2 yang berkaitan dengan keberadaan program PKT, pada dasarnya ad

sifatnya hanya penggerak atau motivasi di awal proses, diharapkan proses berlanjut dengan keberdayaan dari warga, misalnya pemeliharaan lingkungan bersih dan hijau

Memang sejak 2002, sudah ada pemasangan patok batas pelebaran jalan inspeksi. Jadi, dipersiapkan saja untuk sewaktu waktu hak atas jalan itu direalisasikan.

Masih berkaitan dengan no. 2, karena itu, perencanaan penataan ruang kampong, misalnya seperti yang diusulkan Kang Maja dan TA Arsitektur kita, RT 016 itu, sudah memperhitungkan agar area pelebaran jalan maupun area sutet tidak dibanguni hunian, tapi dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau, di bawahnya bisa untuk septic-tank komunnal, dsb. Ruang hunian tidak berkurang, malah bisa bertambah untuk unit2 yang direntalkan, Namun pengembangan mau gak mau perlu secara vertical, bukan rusun, tapi maksimal 3 lantai yang tetap sesuai sebagai habitat warga setempat.

Pembentukan Kelompok Motivator Komunitas.

Khusus di RW 06 ini, terlihat karakter komunitasnya yang lebih solid dan menghargai kepemimpinan Pak RW yang memang sifatnya sangat mengayomi dan mengenali warganya, sehingga para pengurus RW berembug menentukan anggota2 kelompok MK. Ternyata yang di”todong” juga bersedia dan antusias. Yaitu:

Bp. Suharno (RT 012) sebagai ketua Bp. H. Husen (RT 006) sebagai sekretaris Bp. Jamhari (RT 009) sebagai bendahara Ibu Suharsih Jumadi (RT 006) sebagai anggota Ibu Rini (RT 015) sebagai anggota

Bp. Amsari/Aceng (RT 016) sebagai anggota Bp. Kuspiadi (RT 010) sebagai anggota

T 017) sebagai anggota

Pertemuan ditutup oleh Sdr. Yasin. Salam2an. Namun beberapa pengurus RW dan RT masih ngobrol dengan Tim Konsultan. Di pekarangan samping sedang ada juga pertemuan informal Karang Taruna Kelurahan. Sdr. Yasin yang juga masih pengurus Taruna, bergabung ke situ. TA Arsitektur pun ikut bergabung. Ada Maya & Supri (RW 06), Andi Rossa (RW 007), Ahmad (Ketua Umum), Nungki, Rahmat, Iwan Kurniawan (RW 007).

Karang Taruna ini perlu juga diajak komunikasi, mereka-lah nantinya yang akan berperan dalam keberlanjutan program. Pak RW, Kang Maja, Bang Aceng yang pengelola MCK, dan beberapa pengurus RW dan RT, dan Tim Konsultan masih duduk lesehan di karpet, sambil ngopi, disertai cerita2 lucu seputar dialek, ciri dan cara khas para imam traweh. Tertawa2 bersama ini yang menumbuhkan kualitas kebersamaan komunitas ini.

Pembentukan CDAG (Community Development Action Plan) atau Kelompok Kerja Terfokus.

H

a

l.

5

B

A

B

V

II

I

:

K

o

m

u

n

ik

a

si

d

a

n

S

o

si

a

li

sa

si

G

a

g

a

sa

n

(

6

0

h

a

la

m

a

n

)

Bp. Sugandhi (RT 002): Bagaimana dengan rencana penataan RT 016, sedangkan batas dari Dinas Tata Air hampir semua ada

Masalah pendanaan kegiatan2 yang berkaitan dengan keberadaan program PKT, pada dasarnya adalah dana APBD, namun sifatnya hanya penggerak atau motivasi di awal proses, diharapkan proses berlanjut dengan keberdayaan dari warga, misalnya

speksi. Jadi, dipersiapkan saja untuk

sewaktu-Masih berkaitan dengan no. 2, karena itu, perencanaan penataan ruang kampong, misalnya seperti yang diusulkan Kang Maja memperhitungkan agar area pelebaran jalan maupun area sutet tidak dibanguni

tank komunnal, dsb. Ruang hunian tidak alkan, Namun pengembangan mau gak mau perlu secara vertical,

d dan menghargai kepemimpinan Pak RW yang memang sifatnya sangat mengayomi dan mengenali warganya, sehingga para pengurus RW berembug menentukan anggota2 kelompok MK. Ternyata

Pertemuan ditutup oleh Sdr. Yasin. Salam2an. Namun beberapa pengurus RW dan RT masih ngobrol dengan Tim Konsultan. Di pekarangan samping sedang ada juga pertemuan informal Karang Taruna Kelurahan. Sdr. Yasin yang juga masih pengurus Karang Taruna, bergabung ke situ. TA Arsitektur pun ikut bergabung. Ada Maya & Supri (RW 06), Andi Rossa (RW 007), Ahmad (Ketua

erperan dalam keberlanjutan program. Pak RW, Kang Maja, Bang Aceng yang pengelola MCK, dan beberapa pengurus RW dan RT, dan Tim Konsultan masih duduk

(6)

Proses Upaya :

Peremajaan Lingkungan Permukiman

a

l.

6

B

A

B

V

II

I

:

K

o

m

u

n

ik

a

si

d

a

n

S

o

si

a

li

sa

si

G

a

g

a

sa

n

(

6

0

h

a

la

m

a

n

)

• Pendekatan kepada Karang Taruna dan Bu Jumadi serta Kang Maja sebagai figure Motivator Komunitas Lokal.

• Pemantauan terhadap perbaikan dan pembangunan fisik lingkungan yang sedang berjalan, termasuk yang bukan oleh Sudin Perumahan.

• Meneruskan penggarapan rencana usulan bedah kampong bersama para aktifis, baik dari pihak pengurus RW dan RT, maupun Karang Taruna, melalui komunikasi2 yang intensif namun informal.

Laporan Pendahuluan T.A. Arsitektur-PKT (09-09-2009): F.VIII-03

Pada 9 September 2009, Tim Konsultan Pendamping memaparkan Laporan Pendahuluan. TA Arsitektur berbicara tentang penataan ruang kawasan pinggir kali sebagai water-front kampung, dan penataan ruang kampung skala RT, sebagai model perintisan peremajaan lingkungan permukiman. --- LEMBAR MONITORING KEGIATAN

Nama Kegiatan : Paparan Laporan Pendahuluan Tgl Pelaksanaan : Rabu/9 September 2009 Wkt Pelaksanaan : Pk. 10.15 sd 11.45

Tempat Kegiatan : Rg. Rapat Ka.Sudin Perumahan dan Gedung Pemda, Kotif Jakarta Barat

--- Pak Syairoji, Team Leader kami, memaparkan pada pk. 11.00 sd 11.10, dilanjutkan beberapa pertanyaan dari Bapak Edy Marlan sebagai Kepala Dinas Perumahan DGP.

Kami membagikan buku Laporan Pendahuluan kepada ketiga bapak yang memakai seragam. Pak Syairoji memaparkan materi laporan dengan pointers yang diproyeksikan dengan in-focus. Mulai dari materi KAK hingga pembentukan CDAG yang sudah dilaksanakan di dua RW.

Pak Edy Marlan (komentar dan pertanyaan) :

1. Para Team Leader perlu membaca dan menguasai bahan laporan sebelum melakukan paparan, karena kesan yang ada sekarang, kebanyakan laporan dibuat oleh tukang ketik, dan Team Leader langsung memaparkan dengan cara menyajikan dengan in-focus tapi dengan membaca kembali laptop atau tayangan. Seharusnya, yang melakukan paparan perlu tatap mata kepada siapa materi laporan dipaparkan. Juga perlu adanya hilite atau masalah&solusi yang ditonjolkan berdasarkan kenyataan di lapangan, jangan memberi kesan saling nyontek dengan sesama pembuat laporan yang sejenis. Saya gak suka jika ada kesan hanya basa-basi saja. Kita bekerja ini “padamu negeri”.

2. Coba tayangkan jadual pelaksanaan… Nah, itu yang no. 4. Pembentukan Kelompok, apa benar perlu waktu 4 minggu? Berapa hari itu?

Jawab TL :

Pembentukan kelompok MK masing2 dalam satu pertemuan sosialisasi di tingkat RW, semuanya ada 4 RW Fokus, sedangkan pembentukan Kelompok Aksi Komunitas juga butuh 4 kali pertemuan untuk semua RW fokus. Jadi, kami mengalokasi waktu untuk keseluruhan kegiatan pembentukan kelompok dalam 4 minggu, walaupun secara simultan kami tetap melakukan kegiatan lain, seperti pengenalan lebih dalam terhadap social kemasyarakatan, pengawasan terhadap kegiatan pembangunan/perbaikan oleh SKPD terkait, seperti perbaikan jalan yang sudah dan sedang berjalan di RW fokus.

(7)

Laporan Kemajuan

Proses Upaya :

Peremajaan Lingkungan Permukiman

H

a

l.

7

B

A

B

V

II

I

:

K

o

m

u

n

ik

a

si

d

a

n

S

o

si

a

li

sa

si

G

a

g

a

sa

n

(

6

0

h

a

la

m

a

n

)

Jawab TL :

Pelatihan2 tidak tiap hari, kami menyesuaikan dengan kesempatan dan kesediaan warga, misalnya sabtu dan minggu. Adapun pelatihan2 yang sudah kami rencanakan antara lain : Pengolahan sampah dan limbah menjadi pupuk kompos, pupuk cair, dan bataco press. Selain itu juga pembuatan pot2 gantung dari botol2 plastik, serta penghijauan dengan tanaman hydrophonic. Tidak tertutup kemungkinan ada jenis pelatihan lain jika dibutuhkan oleh warga.

4. Kegiatan no.7, Pengembangan Kemitraan. Itu maksudnya apa? Ngapain aja? Jawab TL :

Maksudnya, Tim Konsultan memfasilitasi terjalinnya kerjasama dengan pihak2 lembaga yang berkaitan dengan pengembangan keberdayaan masyarakat, baik fisik lingkungan, social-budaya, maupun ekonomi-bisnis. Misalnya pihak yang bisa membantu pemasaran produk2 home industry, dsb.

5. Jadi, perlu merincikan lagi poin no. 6 dan no. 7.

Pak Edy Marlan mempersilakan Pak Kasman dan Pak Rokman untuk bertanya atau memberi komentar atas paparan yang sudah dilakukan oleh para konsultan.

Pak Kasman K.S. :

• Penyempurnaan penyajian laporan, perlu daftar isi yang rinci, daftar pustaka, struktur organisasi dan garis komando.

• Perda2 yang dicantumkan perlu diperiksa, apa masih berlaku atau sudah ada yang lebih baru.

• Nama2 tabel/sumber/organisasi juga perlu diperhatikan.

• Pengelompokan permasalahan dan peningkatan2 yang ditargetkan perlu dipaparkan dengan jelas dan terfokus. Pak Edy Marlan mempersilakan hadirin untuk bertanya atau memberi masukan kepada Suku PDGP.

Dari Tim Jatipulo :

Di tahap Studi perlu sediki lebih mendalam mengenai masalah social-budaya masyarakatnya, agar di tahap Pengembangan Masyarakat, yang pada intinya adalah membangun keberdayaan masyarakat, bisa lebih nyecah. Karena, bagaimana mungkin memberdayakan masyarakat, jika belum mengenal masyarakatnya. Aspek social budaya masyarakat akan sangat mewarnai permasalahan serta karakter kampong, yang mana juga akan berdampak terhadap pendekatan pemecahan masalah secara bijak. Jika pemecahan masalah atau solusi yang ditawari atau diberikan tidak sesuai dengan karakter komunitasnya, kecil harapan untuk menjaga keberlanjutan program.

Dari aspek tata ruang, kampong Jatipulo, dengan masalah kepadatan penduduk yang makin tinggi, punya potensi untuk dilakukan suatu percontohan bedah kampong berupa transformasi penataan ruang secara horizontal maupun vertical bagi satu RT. Untuk saat ini, yang paling memungkinkan adalah RT 016/06.

Komentar Pak Kasudin (Bp. Edy Marlan):

Anda mesti memperhitungkan masalah waktu jika mengusulkan solusi rumah susun… setidaknya itu perlu waktu 5 tahun mulai dari sosialisasinya. Lebih baik difokuskan pada perbaikan2 dan peningkatan kualitas lingkungan yang sudah ada.

Argumen Tim Jatipulo :

Penataan ruang kampong yang kami maksudkan horizontal dan vertical tidak serta merta berwujud rumah susun atau rumah bertingkat banyak sebagaimana yang banyak dibangun oleh dinas perumahan. Solusi ini pun merupakan hasil rembug dengan beberapa tokoh masyarakat yang sangat mengenali karakter warga dan kampungnya. Desainnya pun kami kerjakan bersama. Ini, lebih mirip dengan apa yang diistilahkan sebagai maizonette 2 lantai yang masih bisa dikembangkan menjadi 3 lantai.

(8)

Proses Upaya :

Peremajaan Lingkungan Permukiman

a

l.

8

B

A

B

V

II

I

:

K

o

m

u

n

ik

a

si

d

a

n

S

o

si

a

li

sa

si

G

a

g

a

sa

n

(

6

0

h

a

la

m

a

n

)

Dulunya ada budaya jemputan atau preleg, yaitu kaleng susu yang digantungkan di pintu depan, tiap minggu diisi segenggam beras atau uang. Pengurus anak yatim, akan menjeput, misalnya tiap kamis atau jumat, atau hari lain, tergantung masing2 kesepatan di

tingkat RT atau RW. Namun, sekarang, setelah informasi begitu pesat, tingkat konsumerisme warga meningkat, dibarengi

banyaknya tukang kredit yang menawarkan barang2 konsumtif seperti baju, TV, HP, dll. yang bisa dicicil harian atau mingguan. Jadi kemampuan dan upaya untuk menyantuni anak yatim beralih. Sebenarnya, potensi ini menunjukkan adanya kemampuan warga untuk mengupayakan tabungan perumahan yang bersifat micro-financing.

Komentar Pak Rokman Lizar :

Yah, memang selama ini kita lebih banyak menyentuh masalah fisik lingkungan. Untuk suatu perubahan tataruang yang signifikan memang perlu pengkajian masalah social-budaya serta ekonomi yang lebih mendalam.

Pertanyaan Pak Edy Marlan :

Kalau seandainya dilakukan pembangunan perumahan maizonette itu, biaya dari mana? Bangunan jadi milik siapa? Jawaban Tim Jatipulo :

Dari hasil observasi dan analisa social-budaya dan ekonomi masyarakat, kami bersama beberapa tokoh masyarakat melihat adanya potensi warga untuk menjadi pelaku utama dalam pembangunan dan pengelolaan permukiman dan perumahan mereka. Pemerintah hanya perlu memberi stimulant atau membiayai di awal pembangunan.

Potensi ekonomi dari hasil penataan ruang kampong berupa perumahan maizonette itu antara lain :

- Meningkatnya kualitas lingkungan, mengakibatkan nilai sewa rumah kosan (disediakan beberapa unit tiap bloknya) dengan sendirinya akan meningkat pula.

- Penyediaan fasum dan fasos yang juga bisa meningkatkan produksi serta pemasaran produk2 home-industry. - Pembangunan atau konstruksi dilakukan bersama warga, sehingga biaya pembangunan bisa lebih rendah.

- Struktur yang sederhana, dan bahan bangunan bisa memanfaatkan material local, misalnya bataco press yang diproduksi dari lumpur endapan got/saluran serta puing2 bangunan yang dibongkar, sehingga biaya pembangunan bisa lebih rendah. Komentar Pak Edy Marlan :

- Baiklah, mungkin masalah ini perlu kita pikirkan lagi, aspek social-budaya dan ekonomi, nantinya kami akan minta contekan dari Tim Jatipulo bagi paparan di Dinas Perumahan dan SKPD terkait.

- Pertemuan ditutup dengan salam2an.

Pak Syairoji, Team Leader Pengembangan Masyarakat dalam Program PKT Kampung Jatipulo, Jakarta Barat, sedang paparan. Terlihat di kepala meja rapat, Bp. Edy Marlan, Ka. Suku Dinas Perumahan dan Gedung Pemda, Kotif Jakarta Selatan menymak paparan oleh TL Prog. PKT Kampung Jatipulo.

(9)

Laporan Kemajuan

Proses Upaya :

Peremajaan Lingkungan Permukiman

H

a

l.

9

B

A

B

V

II

I

:

K

o

m

u

n

ik

a

si

d

a

n

S

o

si

a

li

sa

si

G

a

g

a

sa

n

(

6

0

h

a

la

m

a

n

)

• Upaya sungguh2 untuk memahami persoalan yang sebenarnya di masing2 lokal program PKT.

• Solusi dan sasaran yang tepat, yang tidak menutup kemungkinan terjadinya transformasi kampong, yang mana perlu penyesuaian alokasi waktu untuk setiap tahapan dari multi-years Program PKT.

• Perlu model untuk pilot-project transformasi kampong, diusulkan agar RT 016, RW 06 sebagai model, secara bertahap dilakukan pendekatan desain fisik lingkungan, berdasarkan studi non fisik (social-budaya dan ekonomi-bisnis)

Pemandangan ini menggambarkan karakter warga yang senang ber- ada dekat dengan air. Area tanggul ini berpotensi sebagai wisata jajanan tradisional yang uniq, jika saja bisa di tata dengan baik. Pemandangan ini, bisa menjadi dasar dari suatu impian indah : seperti Sungai2 di Eropah dengan Gondola, dan bantaran Sungai ditata hijau dengan tanaman obat dan bumbu, di beberapa titik dibuatkan saung2 untuk jajanan tradisional. Sangat potensial sebagai objek wisata yang uniq.

Namun, semua ini hanya bisa tercapai jika manusianya, warga kampong ini bisa mencapai kesadaran lingkungan yang cukup, juga pihak lembaga2 pemerintah terkait bisa menjalankan tugasnya dengan baik.

Hal yang bisa dilakukan oleh TA Arsitektur untuk saat ini, adalah menjalin komunikasi dengan warga untuk dikit2 membangun impian bersama. Bagusnya, di RW 06 ini, ada beberapa motivator komunitas yang secara alami telah membangun dikit2 pola pikir warganya. Dibandingkan 3 RW focus lainnya, warga di RW 06 ini lebih organized, lebih solid, dan lebih terbuka untuk suatu perubahan yang bersifat membangun.

Selain itu, TA Arsitektur beserta beberapa tokoh masyarakat yang berlaku sebagai motivator komunitas local, telah mencoba merancang dan merencanakan suatu proyek percontohan di RT 016 yang diharapkan bisa ditularkan ke RT-RT lainnya, khususnya yang berhadapan dengan jalan inspeksi Banjir Kanal.Gambaran eksiting Water-Front Kampung Jatipulo (di kertas A2) telah dibuatkan dan telah diperlihatkan kepada Bp. Edy Marlan, Ka Sudin Perumahan & Gedung Pemda Kotif Jakarta Barat.

Laporan Tengah T.A. Arsitektur-PKT (18-10-2009): D.VIII-04

---LAPORAN TENGAH TA ARSITEKTUR – PT. Diast Mitra Utama PROYEK PENGEMBANGAN MASYARAKAT dalam Program PKT, KEL. JATIPULO, KEC. PALMERAH , KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT — DKI

Kegiatan :

(10)

Proses Upaya :

Peremajaan Lingkungan Permukiman

a

l.

1

0

B

A

B

V

II

I

:

K

o

m

u

n

ik

a

si

d

a

n

S

o

si

a

li

sa

si

G

a

g

a

sa

n

(

6

0

h

a

la

m

a

n

)

• Penyusunan Konsep Sistem Drainase & Daur Hidrologik Kampung di RW Fokus, dan sekitarnya

• Penyusunan Konsep PengHIJAUan Kampung di RW Fokus

• Penyusunan Pedoman Tata Bangunan di Kampung RW Fokus Waktu : Minggu VII sd IX (13 Sept sd 3 Okt 2009)

Tempat : RW Fokus: RW 04, 05, 06, 07 Kekurahan Jatipulo

Lampiran : Foto2, Peta2, SitePlan RT Percontohan, Denah Blok & Sketsa Perspektif Bangunan

--- Ruang dalam TataRuang Kampung & Rencana Pembanguan Wilayah

Wilayah dapat dilihat sebagai suatu ruang pada permukaan bumi. Pengertiang permukaan bumi adalah menunjuk pada tempat atau lokasi yang dilihat secara horizontal, maupun vertical. Perlu dibuat batasan bahwa ruang pada permukaan bumi itu adalah sejauh manusia masih bisa menjangkaunya atau masih berguna bagi manusia. 1)

Dalam kecenderungan perubahannya, sebagai konsekuensi meningkat-nya kepadatan penduduk di wilayah RW-RW di kelurahan ini, perlu penataan yang komprehensif berdasarkan kebijakan perundang-undangan Tata Ruang maupun kearifan local yang akan menjadi jaminan keberlanjutan pembangunannya. Untuk itu disadari perlunya suatu percontohan untuk satu wilayah RT, analisa perencanaan yang sementara ini dilakukan yaitu pada RT 016 RW 06.

Konsep Tata Ruang Kampung di RW Fokus

Sebagai Water-Front Urban-Kampong atau BAKIN (Bantaran Kali Indah) Jatipulo. 2).

Tatanan Waterfront Kampung, terpampang di horizon berupa permukiman perumahan tiga susun yang di depannya, di bawah sutet terhampar lapangan hijau, dihiasi pohon-pohon flamboyan di titik-titik interval tertentu, di sisi tanggul, jalan inspeksi yang rata tanpa lubang-lubang, antara tanggul dan RTH bawah sutet dilengkapi trotoar. Mulut gang dihiasi gapura yang didominasi oleh tanaman rambat. Di beberapa titik, yaitu antara mulut gang ada tong2 sampah yang ditata apik dengan pembagian organik dan anorganik. Fasade tanggul sebelah kali di bawah balok memanjang, merupakan turap pasangan batu kali, sampai batas bantaran yang dihijaukan dengan tanaman2 bumbu dan obat2 serta bunga2, hamparan di level tengah ditahan lagi dengan turap batukali yang menerus sampai level terendah tepian kali. Perahu2 penyebrangan diganti dengan perahu wisata yang mengantar ke Museum Tekstil di sebelah selatan hingga ke Pusat Bisnis Roxi Mas di Sebelah utara.

Rumah pada bagian terkecil RDH (Ruang Daur Hidup) yang sangat esensial untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan fisik dan psikologis secara utuh dari setiap anggota keluarga yang menghuni rumah. RDH manusia yang lebih luas dari rumah adalah kota atau desa. Dalam hal ini, lebih spesifik, yaitu Kampung Kota. 3).

Konsep Sistem Drainase dan Daur Hidrologik Kampung di RW Fokus dan Sekitarnya

• Dari tiap rumah tangga atau blok maisonette, sebelum air buangan (KM, cuci dan dapur) perlu melalui Drain & Greese Trap Treatment dialirkan ke sumur resapan komunal.

• Got / saluran pinggir jalan perlu ditutup dengan decker (di atasnya sebagai tempat penghijauan, dan sebelum ditutup maupun secara berkala diadakan pengerukan atau pengangkatan lumpur2 sampah), namun tetap ada lubang pada interval tertentu untuk memudahkan angkat dan masuknya air hujan 4).

• Pembuatan lubang-lubang Biopori pada titik-titik tertentu di perkerasan halaman rumah dan tepi-tepi jalan lingkungan.

(11)

Laporan Kemajuan

Proses Upaya :

Peremajaan Lingkungan Permukiman

H

a

l.

1

1

B

A

B

V

II

I

:

K

o

m

u

n

ik

a

si

d

a

n

S

o

si

a

li

sa

si

G

a

g

a

sa

n

(

6

0

h

a

la

m

a

n

)

• Adanya beberapa sumur resapan komunal di tiap RT, bisa di RTH. Sebagai tujuan aliran air dari Treatment Plant air buangan dan dari saluran air hujan.

• Adanya sumur dalam dengan jarak tertentu(±15 m) dari sumur resapan, bisa di RTH atau MCK Umum, maupun di tiap blok maisonette sebagai sumber air bersih alternative.

• Kali Penghubung di sisi yang rendah daripada sisi yang berbatasan Kali Banjir Kanal merupakan tujuan aliran dari saluran-saluran / got-got di RW2 Fokus dan sekitarnya. Namun pada saat hujan besar yang menyebabkan debet air hujan melimpah, maka difungsikan pompa yang berada di Kelurahan KBU dan Kelurahan Tomang untuk dialihkan ke Kali Banjir Kanal.

Konsep PengHIJAUan Kampung di RW Fokus 1. Sistem Vegetasi

- tanaman pelindung (bisa tanaman buah) di sisi jalan inspeksi dan jalan kendaraan, halaman rumah dan/atau RTH maisonette  Flamboyan sebagai cirri khas RTH Kampung

- tanaman hias dan tanaman obat/bumbu/sayur (di pot bawah, di pot/botol gantung untuk tanaman hidrphonik)

- Tanaman pelindung sekaligus tanaman hias (bisa tanaman buah, misalmnya anggur), berupa tanaman hias rambat yang dibuatkan jarring rambat yang melindungi sebagian jalan orang dengan interval tertentu.

2. Sistem Pengelolaan Sampah & Limbah Rumah Tangga dan Pasar Lingkungan

- Reuse (pemakaian kembali), adalah pembiasaan untuk memakai kembali apa saja, misalnya kantong kresek, kertas bekas, kotak kemasan makanan, dsb.

- Reduce (pengurangan/pengecilan pemakaian), adalah efisiensi pemakaian energi dan materi, misalnya menggunakan termos untuk cadangan air panas, sebagai pengganti pemakaian dispenser air panas, menyetrika pakaian sekaligus banyak daripada satu-satu, menggunakan kertas dengan page-layout 2 atau 3 kolom, dengan ukuran font 9 atau 10, halaman bolak balik. Mengurangi pemakaian tissue dengan pemakaian saputangan

- Recycle (daur ulang), adalah mengolah kembali sampah atau limbah menjadi suatu materi/produk baru, misalnya kertas daur ulang dari sampah2 kertas koran atau cetakan lainnya, sampah (pasar) basah menjadi kompos atau pupuk cair,

Saluran / Got Kali Penghubung

Pipa Pembuangan dari Pompa Rumah Pompa

(12)

Proses Upaya :

Peremajaan Lingkungan Permukiman

a

l.

1

2

B

A

B

V

II

I

:

K

o

m

u

n

ik

a

si

d

a

n

S

o

si

a

li

sa

si

G

a

g

a

sa

n

(

6

0

h

a

la

m

a

n

)

lumpur got dan puing2 bangunan menjadi batako press, limbah konveksi menjadi keset kaki, selimut, lap kain perca, tas kain perca, dll.

- Replant (menanam kembali), adalah menanam sampah atau limbah yang bisa terurai dalam tanah, misalnya beberapa kemasan produk yang dirancang biodegradable, seperti kantong kresek dari beberapa supermarket, dan botol suplemen,

daun2 kering, dsb. 5). Selain itu, juga penanaman pohon2 baik di area terbuka, maupun dengan pemanfaatan secara vertical (pot gantung, tempelan di dinding, rambatan, dsb.)

3. Pola dan Gaya Hidup

• Membiasakan membuang sampah secara baik dan benar yaitu penempatan sesuai pembagian sampah kering dan sampah basah atau sampah anorganik dan sampah organik.

• Penggunaan ruang, peralatan/fasilitas secara komunal, lebih baik jika bisa diterapkan co-housing atau rumah bersama pada penataan maisonette 2 sd 3 lantai.

• Mengurangi konsumerisme, dengan kreatifitas menciptakan sendiri barang2 kebutuhan sehari2, dan membatasi jumlahnya, secukupnya saja.

Konsep Pedoman Tata Bangunan di Kampung RW Fokus 1. Standar rumah sehat:

• Ada pintu dan daun pintu yang proporsional.

• Ada jendela dan ventilasi untuk pengkondisian alami (penerangan dan penganginan).

• Tersedianya air bersih.

• Sistem sanitasi (kamar mandi, kakus, dan cuci), buangan limbah atau air kotor sebelum dialirkan ke got/saluran lingkungan dan/atau ke sumur resapan.

• Kondisi lantai, dinding dan langit2 tidak lembab, tidak berdebu (misalnya oleh serbuk2 material yang bisa mengganggu system pernapasan).

• Penataan ruang yang apik dan bersih, mengantisipasi muncul dan berkembangnya serangga2 dan binatang hama penyakit.

• Ada organisasi ruang, area privat, semi privat dan public secara proporsional, sesuai keadaan dan jumlah anggota keluarga.

• Secara umum, memenuhi standar RDH untuk rumah dan sekitarnya.

2. Untuk (lingkungan) bangunan rumah bersama (housing), atau bangunan maisonette 2 sampai 3 lantai dengan konsep co-housing. Untuk perencanaan ini, komunikasi dalam komunitas perlu efektif, dalam arti benar-benar menghasilkan kesepakatan-kesepakatan yang dapat dikomitmenkan. Antara lain, masalah :

(13)

Laporan Kemajuan

Proses Upaya :

- Struktur diperuntukkan sebagai bangunan 3 lantai, namun pada awalnya dibangun 2 lantai saja.

- Organisasi ruang (area privat, semi privat dan public) secara proporsional, kecenderungan pada ruang2 komunal dengan porsi yang lebih besar, berdasarkan hasil kesepakatan komunitas.

3. Khusus di daerah tanggul/bantaran kali, boleh berdiri bangunan semi permanent tanpa dinding social dan fasilitas umum, maupun wadah usaha ekonomi kecil dengan syarat

komunal).

Misalnya saung yang digunakan sebagai tempat jajanan tradisional, tempat bermain komitmen berupa:

- Tidak menimbulkan masalah pencemaran lingkungan, baik ke kali maupun ke area jalan atau RTH.

- Penggunaan fasos dan fasum itu secara pembagian waktu dan kelompok usia berdasarkan kesepakatan bersama komunitas.

---Daftar Sumber Rujukan :

1) Prof. Drs. Robinson Tarigan, MRP.,

Laporan Kemajuan

Proses Upaya :

Peremajaan Lingkungan Permukiman

Struktur diperuntukkan sebagai bangunan 3 lantai, namun pada awalnya dibangun 2 lantai saja.

(area privat, semi privat dan public) secara proporsional, kecenderungan pada ruang2 komunal dengan porsi yang lebih besar, berdasarkan hasil kesepakatan komunitas.

Khusus di daerah tanggul/bantaran kali, boleh berdiri bangunan semi permanent tanpa dinding yang difungsikan untuk fasilitas social dan fasilitas umum, maupun wadah usaha ekonomi kecil dengan syarat-syarat tertentu yang disepakati bersama (secara

Misalnya saung yang digunakan sebagai tempat jajanan tradisional, tempat bermain dan belajar bagi anak2. Hal ini, perlu

Tidak menimbulkan masalah pencemaran lingkungan, baik ke kali maupun ke area jalan atau RTH.

Penggunaan fasos dan fasum itu secara pembagian waktu dan kelompok usia berdasarkan kesepakatan bersama

---Prof. Drs. Robinson Tarigan, MRP., Rencana Pembangunan Wilayah, Bumi Aksara, 2005.

H

a

l.

1

3

B

A

B

V

II

I

:

K

o

m

u

n

ik

a

si

d

a

n

S

o

si

a

li

sa

si

G

a

g

a

sa

n

(

6

0

h

a

la

m

a

n

)

Struktur diperuntukkan sebagai bangunan 3 lantai, namun pada awalnya dibangun 2 lantai saja.

(area privat, semi privat dan public) secara proporsional, kecenderungan pada ruang2 komunal dengan

yang difungsikan untuk fasilitas syarat tertentu yang disepakati bersama (secara

dan belajar bagi anak2. Hal ini, perlu

Tidak menimbulkan masalah pencemaran lingkungan, baik ke kali maupun ke area jalan atau RTH.

Penggunaan fasos dan fasum itu secara pembagian waktu dan kelompok usia berdasarkan kesepakatan bersama dalam

(14)

Proses Upaya :

Peremajaan Lingkungan Permukiman

a

l.

1

4

B

A

B

V

II

I

:

K

o

m

u

n

ik

a

si

d

a

n

S

o

si

a

li

sa

si

G

a

g

a

sa

n

(

6

0

h

a

la

m

a

n

)

2) Idrus, Ketua RW 06, Tentang Kampung Kite, Pertemuan Sosialisasi Program PKT, 30 Agustus 2009 di Gedung Serbaguna RW 06, Kel. Jatipulo.

3) Prof. DR. Triatno Yudo Hardjoko, Msc PhD., Kampong Urban: Its Genesis dan Transformation into Metropolis.PDM, 2009 4) Astaja Maja, Seksi Pembangunan RW 06 – Kelompok Swadaya Masyarakat, Proposal Pembangunan Wilayah RW 06

Kepada BKM dalam Program PNPM, 2008

5) Tamanto Fajar, Pengelolaan Sampah dengan 4R, Milis Green Lifestyle 2009

--- TA Arsitektu untuk Program Pemberdayaan Masyarakat dalam PKT Keluranhan Jatipulo, Kec. Palmerah, Kotif Jakarta Barat. Nama : Ir. Anita Syafitri Arif

Rumah  Jl. Siaga II A no. 49 c, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jaksel

Basecamp  Jl. Delima/ Gg 4 no. 18, RT 006/05, Kampung Tomang Pulo, Kelurahan Jatipulo, Kec. Palmerah, Kotif Jakarta Barat KTP : 09.5307.420269.7006, NPWP : 78.991.640.0-017.000, Mobile : 087887751781

---Jakarta, 09 Oktober 2009 Mengetahui :

Bp.Syaroji Hamid Bp. Siswanto Imam Prabowo (Ketua Tim) (Direksi PT. Diast Mitra Utama)

Suluh Rumah Sehat & Perumahan Swadaya - PKT(1 Nov 2009): D.VIII-05

Masih dalam rangka pelaksanaan PKT 2009, Tim Konsultan menghadirkan beberapa pakar perumahan, yaitu Bp.Sapto dari DPGP DKI dan Bp. SriProbo dari Forkim/WorldBank, hadir juga sebagai bintang tamu, Ibu Lana Winayanti dari Seknas Habitat.Pada pertemuan di tanggal 1 November 2009 ini, beberapa warga mengemukakan, bahwa standar rumah sehat yang dipaparkan Pak Sapto dari DPGP DKI, agak susah diterapkan di kampung ini, karena kondisinya begitu padat.

(15)

Laporan Kemajuan

Proses Upaya :

Peremajaan Lingkungan Permukiman

H

a

l.

1

5

B

A

B

V

II

I

:

K

o

m

u

n

ik

a

si

d

a

n

S

o

si

a

li

sa

si

G

a

g

a

sa

n

(

6

0

h

a

la

m

a

n

)

Dalam suluh PePak SriProbo memperkenalkan pendekatan P2BPK (Pembangunan Perumahan Bertumpu pada Kelompok). Contoh kasus adalah permukiman di Bukit Duri dekat Kali Ciliwung. Dipaparkan beberapa slide, antara lain:

(16)

Proses Upaya :

Peremajaan Lingkungan Permukiman

a

l.

1

6

B

A

B

V

II

I

:

K

o

m

u

n

ik

a

si

d

a

n

S

o

si

a

li

sa

si

G

a

g

a

sa

n

(

6

0

h

a

la

m

a

n

)

(17)

Laporan Kemajuan

Proses Upaya :

Peremajaan Lingkungan Permukiman

H

a

l.

1

7

B

A

B

V

II

I

:

K

o

m

u

n

ik

a

si

d

a

n

S

o

si

a

li

sa

si

G

a

g

a

sa

n

(

6

0

h

a

la

m

a

n

)

Dalam kesempatan ini juga, Pak Astaja sempat meceritakan potensi peremajaan kampung di RT. 016, khususnya kepada Pak SriProbo yang agak belakangan pulang.

(18)

Proses Upaya :

Peremajaan Lingkungan Permukiman

a

l.

1

8

B

A

B

V

II

I

:

K

o

m

u

n

ik

a

si

d

a

n

S

o

si

a

li

sa

si

G

a

g

a

sa

n

(

6

0

h

a

la

m

a

n

)

(19)

Laporan Kemajuan

Proses Upaya :

Peremajaan Lingkungan Permukiman

H

a

l.

1

9

B

A

B

V

II

I

:

K

o

m

u

n

ik

a

si

d

a

n

S

o

si

a

li

sa

si

G

a

g

a

sa

n

(

6

0

h

a

la

m

a

n

)

Pendampingan Warga Menyusun RTK – PKT 2009: D.VIII-06

Dari 2 sd 7 November 2009 diadakan pendampingan komunitas di RW 04, RW 05, RW 06 dan RW 07 untuk menyusun Rencana Tindak Komunitas (RTK) sebagai masukan dari masyarakat, melalui konsultan,

(20)

Proses Upaya :

Peremajaan Lingkungan Permukiman

a

l.

2

0

B

A

B

V

II

I

:

K

o

m

u

n

ik

a

si

d

a

n

S

o

si

a

li

sa

si

G

a

g

a

sa

n

(

6

0

h

a

la

m

a

n

)

dilaporkan kepada Suku Dinas Perumahan dan Gedung Pemda Jakarta Barat untuk ditindaklanjuti di tahun berikutnya.

(21)

Laporan Kemajuan

Proses Upaya :

Peremajaan Lingkungan Permukiman

H

a

l.

2

1

B

A

B

V

II

I

:

K

o

m

u

n

ik

a

si

d

a

n

S

o

si

a

li

sa

si

G

a

g

a

sa

n

(

6

0

h

a

la

m

a

n

)

Draft Laporan Akhir T.A. Arsitektur–PKT (24-11-2009): D.VIII-07

Paparan Laporan Draft-Final PKT di Ruang Rapat Kasudin PGP di Kantor Walikota Jakarta Barat.

(khusus dari TA Arsitektur) : Permukiman dengan Pendekatan Perumahan Swadaya

untuk mencapai kondisi yang mendekati ideal dipandang perlu upaya mensosialisasikan Konsep Penataan Ulang. Yaitu secara bertahap dilakukan penataan ulang perumahan dan permukiman di kampong ini secara swadaya berbasis komunitas dengan alternative rumah-bersama atau maizonette sebagai solusi terhadap masalah keterbatasan lahan Hal ini demi mencapai kualita dan kualitas hunian yang memenuhi standar Ruang Daur Hidup yang menjadi dasar bagi perbaikan dan peningkatan kualitas manusianya secara fisik maupun psikis dan social.

Figure 1. Human Life-cycle and its implication on their living space Spatial Issues: • Pre-natal Early Childhood: 1.5-3 Infancy: Birth – 1.5 School Age: 5-12 Adolescence: 12-18 Young Adulthood: 19-40 Old Age: Home-Neighborhood area

Neighborhood - Urban area

Neighborhood Area

Decease Adulthood: 40-65

(22)

Proses Upaya :

Peremajaan Lingkungan Permukiman

a

l.

2

2

B

A

B

V

II

I

:

K

o

m

u

n

ik

a

si

d

a

n

S

o

si

a

li

sa

si

G

a

g

a

sa

n

(

6

0

h

a

la

m

a

n

)

Telah diupayakan sosialisasi informal mengenai perencanaan percontohan bersama warga khususnya warga RT 016 RW 06 dengan dukungan seorang motivator local yang juga berperan dalam seksi pembangunan RW 06, Bp. Astaja. Pra-desain blok-blok maizonette dua lantai yang bisa ditumbuhkan jadi tiga lantai.

Sketsa draft ini pun sudah dituangkan dalam gambar pra-desain bangunan dua lantai (struktur untuk 3 lantai) secara lebih terukur dan lebih presisi agar lebih aplikatif.

Adapun pendekatan yang bisa diupayakan untuk realisasi proyek percontohan ini adalah:

• Melakukan penguatan kelompok/komunitas untuk rembug dan memunculkan alternative-alternatif desain yang sesuai dengan habitat warga pengguna.

• Sosialisasi dan penyampaian aspirasi masyarakat kepada dinas-dinas terkait

• Menciptakan peluang pemanfaatan CSR untuk dukungan pendanaannya, mulai dari tahap perencanaan, desain, pembangunannya, hingga ke pemeliharaannya.

• Sosialisasi mengenai cara-cara pembiayaan perumahan secara swadaya berbasis komunitas.

• Melihat kemungkinan dan mengupayakan pemanfaatan SDM dan SDA local, mungkin dengan mengupayakan adanya bengkel warga, dimana bisa dilakukan produksi unit perumahan masal skala besar (minimal skala RW)

Dokumen Usulan CSR - PKT 2009: D.VIII-08

Pada tanggal 26 November 2009, DPGP DKI mengundang semua Konsultan yang sedang menyusun Laporan Akhir PKT di semua wilayah Kota Administrasi. PT. Diast yang mendapat tugas di Kelurahan Jatipulo, diwakili oleh Pak Siswanto dan Anita. Pertemuan dimaksudkan untuk mensosialisasikan

Draft PerGub DKI tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Hidup Dunia Usaha di Provinsi DKI. Beberapa kalangan dunia usaha yang tergabung dalam CFCD (Corporate Forum for Community Development) hadir. Ibu Meli Budiastuti selaku Kepala Seksi PPSM Bid. PPPM menghimbau para tim konsultan yang sedang mendampingi warga dalam PKT di wilayah, agar membantu warga untuk membuatkan proposal guna diajukan untuk mendapatkan

(23)

Laporan Kemajuan

Proses Upaya :

Peremajaan Lingkungan Permukiman

H

a

l.

2

3

B

A

B

V

II

I

:

K

o

m

u

n

ik

a

si

d

a

n

S

o

si

a

li

sa

si

G

a

g

a

sa

n

(

6

0

h

a

la

m

a

n

)

bantuan CSR. Adapun dari Kel. Jatipulo, seminggu kemudian menyerahkan cetakan proposal, lengkap dengan softcopy kepada Ibu Meli dan juga ke wilayah Jakarta Barat (Bp. Henrdi). Resume filenya, yaitu:

Pertemuan BKM dan Faskel PNPM Mandiri Perkotaan: D.VIII-09

Berlangsung di Puncak (Bogor) pada Desember 2009. Pada kesempatan ini, Bp. Astaja selaku anggota TPP RW.06 menceritakan tentang perjalanan pembangunan di RT,016 dan rencana ke depannya, yaitu peremajaan perumahan/permukimannya.

(24)

Proses Upaya :

Peremajaan Lingkungan Permukiman

a

l.

2

4

B

A

B

V

II

I

:

K

o

m

u

n

ik

a

si

d

a

n

S

o

si

a

li

sa

si

G

a

g

a

sa

n

(

6

0

h

a

la

m

a

n

)

Pertemuan Informal dengan Dekel dan Tokoh2 Lokal: D.VIII-10

Pada Tgl. 31 Januari 2010, berkumpul lima orang warga RW 06, yaitu: Pak Suleman (anggota DeKel), Pak Heryadi (Ka RT 016/06), Pak Amsari/Bang Aceng (kordinator pengurus MCK Komunal), Pak Astaja (TPP RW 06), dan Franky (Pembina Remaja Masjid)

Sosialisasi Penyusunan Raperda RTRW DKI di DPGP: D.VIII-11

Dalam sosialisasi penyusunan Raperda RTRW DKI pada tgl. 4 Februari 2010, hadir berbagai stakeholder/shareholder, baik Pemerintah Pusat (Kemenpera), Pemda Prov. DKI, LSM, Perguruan Tinggi, UN Habitat, dan Tokoh Masyarakat. Acara ini dimoderatori oleh Bp. SriProbo Sudarmo dari Forkim. Dalam kesempatan ini, Bp. Astaja, salah seorang tokoh masyarakat Kampung Tomangpulo, Kel. Jatipulo hadir dan berbicara. Masalah yang diangkat adalah tentang kepadatan yang tidak tertata dan kondisi lingkungan yang makin memburuk. Beliau menyatakan sanggup memberi solusi bagi permasalahan Kampung Kota, jika pihak Pemerintah menjamin rasa aman dan mendukung upaya-upaya masyarakat dalam proses peremajaan kampungnya.

(25)

Laporan Kemajuan

Proses Upaya :

Peremajaan Lingkungan Permukiman

H

a

l.

2

5

B

A

B

V

II

I

:

K

o

m

u

n

ik

a

si

d

a

n

S

o

si

a

li

sa

si

G

a

g

a

sa

n

(

6

0

h

a

la

m

a

n

)

Kunjungan Anggota DPRD di RW 06 Kel. Jatipulo: D.VIII-12

(data peristiwa, tanggal, foto-foto ada pada salah seorang pengurus RW)

Usulan P2M Univ. Indonesia: D.VIII-13

Proses proposal P2M UI, pertemuan dengan Prof. Triatno Yudo Harjoko, dilakukan 2x di Kampus UI Salemba.

Kemis, 18 Februari 2010 Selasa, 2 Maret 2010

Pertemuan Pengukuhan Pembentukan KSM Perumahan: D.VIII-14

Untuk mengukuhkan pembentukan KSM Perumahan Karya Bakti II, maka Pak Astaja selaku anggota TPP RW 06 – BKM Jatipulo Mandiri berinisiatif mengundang warga RT. 016 untuk menentukan orgnaisasi KSM, yaitu menyepakati Ketua, Sekretaris dan Bendaharanya. Pertemuan ini dilaksanakan pada 18 Agustus 2010 di malam yang hujan, total yang hadir 23 orang, Sebagai terlampir.

(26)

Proses Upaya :

Peremajaan Lingkungan Permukiman

a

l.

2

6

B

A

B

V

II

I

:

K

o

m

u

n

ik

a

si

d

a

n

S

o

si

a

li

sa

si

G

a

g

a

sa

n

(

6

0

h

a

la

m

a

n

)

Obrol di Pertemuan SUD (Sri Probo ke Ridwan Kamil): D.VIII-15

Pada suatu kesempatan pertemuan Sustainable Urban Development di bulan Agustus 2010, Pak SriProbo bertemu dengan Pak Ridwan Kamil. Obrolan seputar upaya bukaan-bukaan hijau di lingkungan permukiman yang bisa didukung oleh CSR. Pak SriProbo menceritakan tentang upaya peremajaan permukiman di Kampung Tomangpulo Kel. Jatipulo. Pak Ridwan Kamil menanggapi, dan menyatakan bisa diusulkan juga untuk dapat CSR bidang lingkungan. Kemudian ada komunikasi sms antara Anita dan Pak SriProbo mengenai hal ini dan terbentuknya KSM Perumahan di RT.016/06 Jatipulo. Anita lalu search Ridwan Kamil di facebook, ketemu, request friend sebagai teman Pak SriProbo, add, dan di-confirm. Di inbox fb, Anita menceritakan sepintas tentang Jatipulo dan Pak Ridwan Kamil menanggapi dengan baik, dan memberi alamat emailnya. Setiap penerbitan SWARA WARGA, Anita juga mengirimkan media ini ke Pak RK.

Diskusi di Forkimja: D.VIII-16

Kemis/24 Juni 2010

di Sekretariat Forkimja. Hadir : Pak Suhadi, Pak SriProbo, Anita, Pak

Rommel Pasaribu, Sdr. Daris Sugianto, Sdri. Baruni Destiranti, dan Sdri. Fajaresthy

Dwijayanti.

Langkah-langkah dalam menindaklanjuti kesempatan belajar dan kerjasama dengan

tim peneliti/pengabdi pada masyarakat UI mengenai Peremajaan Kampung di Kel.

Jatipulo:

1)

Bentuk semacam tim yang t.d. para ahli dalam tim UI (anggota forkim, secara

personal bisa terlibat), ada sekretariat untuk mengorganisasikan setiap kegiatan,

dan memonitor dan melaporkan/mendistribusikan catatan perkembangan

kegiatan.

(27)

Laporan Kemajuan

Proses Upaya :

Peremajaan Lingkungan Permukiman

H

a

l.

2

7

B

A

B

V

II

I

:

K

o

m

u

n

ik

a

si

d

a

n

S

o

si

a

li

sa

si

G

a

g

a

sa

n

(

6

0

h

a

la

m

a

n

)

2)

Berangkat dari data yang ada (sosial, ekonomi, lingkungan), tim perlu banyak

menemukan alternatif2 perencanaan dan desain, termasuk penyelesaian

masalah lahan dan skema pembiayaan).

3)

Buat gambaran yang jelas untuk tiap2 alternatif pendekatan dan pemecahan

masalah serta perencanaan dan desainnya (sebagai bahan yang akan ditawarkan

kepada komunitas, dengan asumsi komunitas belum punya visi yang jelas).

4)

Penyiapan fasilitator pembangunan perumahan, yaitu perlu betul2 punya bekal

berupa konsep2 pembangunan ke depannya, di samping mampu

mengorganisasikan komunitas.

5)

Jika komunitas sudah memahami dan menyepakati suatu alternative dari

perubahan signifikan yang dituju, maka pertama-tama, menyelesaikan urusan

lahan dengan BPN, atas nama komunitas.

6)

Selanjutnya bergantung dari studi dan metodologi dari tim

Kamis/01 Juli 2010

di Sekretariat Forkimja, hadir dengan spontanis Pak Gotty, Bu Inne, Pak

SriProbo, Anita, Ivana, dan Pak Suhadi

Usulan peremajaan Kampung Tomangpulo, Kel. Jatipulo

a)

Terjadi diskusi maya antara beberapa anggota Forkim mengenai usulan

peremajaan Kampung ini. Dan perkembangan terakhir Pak SriProbo membuatkan

itungan dan desain rusun untuk kebutuhan sekarang dengan desain 3,5 lantai,

(28)

Proses Upaya :

Peremajaan Lingkungan Permukiman

a

l.

2

8

B

A

B

V

II

I

:

K

o

m

u

n

ik

a

si

d

a

n

S

o

si

a

li

sa

si

G

a

g

a

sa

n

(

6

0

h

a

la

m

a

n

)

b)

dan perencanaan jauh ke depan (futuristic) sebagai apartmen 25 lantai. Karena

itu, perencanaan perlu diperluas dari satu RT menjadi beberapa RW untuk

mengatasi masalah spasialnya.

c)

Jatipulo potensial juga menjadi pilot, karena adanya kesiapan warga sebagai

modal sosial. Namun perlu segera diupayakan/dicarikan kejelasan masalah

lahannya, simultan dengan persiapan warga untuk sistem pembiayaannya.

d)

Usulan ini dijadikan obyek penelitian dan pengabdian pd masyarakat oleh

mahasiswa S1 dan S2 arsitektur dan politeknik UI, yaitu penerapan Portable

Architecture dalam peremajaan kampung dengan relokasi sementara setempat

atau on-site resettlement .

e)

Portable Architecture ini dengan sistem rangka baja, yang kemungkinan

dipadukan dengan beton pada landasannya. Hal ini pernah hampir diujicobakan

oleh Pak Hasan Poerbo pada pemukiman warga Kemayoran.

f)

Penelitian Pak Gotty dan teman2 merupakan hardware yang bisa disumbangkan

bagi masalah2 perumahan.

g)

Tambahan di luar pertemuan, ada usulan dari Pak Astaja: agar dalam pertemuan

Forkimja menyangkut usulan pilot2 pembenahan kampung dsb, mengundang

wakil dari DPRD, antara lain ada Pak Rois Sadayana yang cukup dekat dengan

warga kampung Jatipulo.

Kamis, 23 September 2010, 15:00-18:00 di Sekretariat Forkimja. Hadir : SriProbo, Gotty, Inne, Anita, dan

Triyanto.

Pilot Model Peremajaan Kampung

1. Diperlukan perencanaan tata ruang yang agak makro, minimal satu RW dengan pelaksanaan secara bertahap satu atau dua RT;

2. Peremajaan Kampung ini mengintegrasikan system daur hidrologik mandiri, termasuk untuk keperluan pemadam kebakaran yang menjadi isu potensial pembebahan kampung2 kota;

3. Diharapkan Hibah Pengabdian Masyarakat yang diadakan oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Univ. Indonesia dengan judul : “Portable Architecture : Unit Rumah Sementara untuk Pengembangan Peremajaan Kampung Mandiri – Komunitas Jatipulo, RT 016/RW 06 – Kampung Tomang – Kel. Jatipulo – Jakarta Barat, bisa menjadi pemicu bagi pembenahan kampung2 yang berada di sepanjang pinggir badan air (kali/sungai/kanal). 4. Pak Triyanto bersikap mendukung, dan berharap agar DPGP dapat membantu mendorong diterbitkannya SK Gubernur untuk mengembangkan potensi perencanaan & pembangunan permukiman yang bersifat bottom-up.

Kamis , 30 September 2010, 15:00-18:30 di Sekretariat Forkimja, hadir a.l. Suhadi, Triatno, Agus

Subardono, Triyanto, Kusnindar, Rommel, tim Konsultan RP4D, dll.

(29)

Laporan Kemajuan

Proses Upaya :

Peremajaan Lingkungan Permukiman

H

a

l.

2

9

B

A

B

V

II

I

:

K

o

m

u

n

ik

a

si

d

a

n

S

o

si

a

li

sa

si

G

a

g

a

sa

n

(

6

0

h

a

la

m

a

n

)

Bedah Mikro sebagai Solusi Antara dalam Pilot Model Peremajaan Kampung – Contoh Kasus : RT 16/06 Kampung Tomangpulo – Kel. Jatipulo – Jakarta Barat

1. Dari pembahasan mengenai permasalahan perkotaan, perumahan dan permukiman, dipandang perlu melakukan pendekatan urban-acupuncture berupa micro-surgery sebagai solusi antara untuk sedikit demi sedikit membuka ruang hijau;

2. Diusulkan melakukan suatu pilot di lingkungan yang masyarakatnya cukup siap, misalnya di RT 16/06 Kampung Tomangpulo Kel. Jatipulo – JakBar.

3. Studi kasus ini (yang juga menjadi obyek Riset & Pengabdian Pada Masyarakat – Univ. Indonesia) bisa menjadi bahan ujicoba untuk selanjutnya menjadi acuan bagi disusunnya kebijakan yang berangkat dari upaya solusi bagi permasalahan per-mukiman kampung-kota yang kompleks;

4. Lokasi site, ¼ bagian di bawah jalur sutet, dengan penataan kembali akan dibuka untuk RTH, sedangkan rumah2nya dipindahkan di site itu juga berupa rumah bersusun dengan konsolidasi lahan;

5. Lokasi site ini juga strategis sebagai model resettlement pemukiman kampung pinggir kali dan pinggir rel kereta; 6. Di site RT ini juga sudah ada MCK dan septic-tank komunal yang berpotensi dikembangkan sebagai sistem daur

hidrologik mandiri dengan salah satu fungsinya adalah sebagai IPAL (instalasi pengolahan air limbah), yang

juga bermanfaat sebagai fire-hydrant untuk pengamanan dari bencana kebakaran.

Kamis , 07 Oktober 2010, 15:00-18:30 di Sekretariat Forkimja

Bedah Mikro sebagai Solusi Antara dalam Pilot Model Peremajaan Kampung (PKT) – Contoh Kasus : RT 16/06 Kamp. Tomangpulo – Kel. Jatipulo – Jakarta Brt

1. Dari pembahasan mengenai permasalahan perkotaan, perumahan dan permukiman, dipandang perlu melakukan pendekatan urban-acupuncture berupa micro-surgery sebagai solusi antara untuk sedikit demi sedikit membuka ruang hijau;

2. Diusulkan melakukan suatu pilot di lingkungan yang masyarakatnya cukup siap, misalnya di RT 16/06 Kampung Tomangpulo Kel. Jatipulo – JakBar.

3. Studi kasus ini (yang juga menjadi obyek Riset & Pengabdian Pada Masyarakat – Univ. Indonesia) bisa menjadi bahan ujicoba untuk selanjutnya menjadi acuan bagi disusunnya kebijakan yang berangkat dari upaya solusi bagi permasalahan per-mukiman kampung-kota yang kompleks;

4. Lokasi site, ¼ bagian di bawah jalur sutet, dengan penataan kembali akan dibuka untuk RTH, sedangkan rumah2nya dipindahkan di site itu juga berupa rumah bersusun dengan konsolidasi lahan;

(30)

Proses Upaya :

Peremajaan Lingkungan Permukiman

a

l.

3

0

B

A

B

V

II

I

:

K

o

m

u

n

ik

a

si

d

a

n

S

o

si

a

li

sa

si

G

a

g

a

sa

n

(

6

0

h

a

la

m

a

n

)

5. Lokasi site ini juga strategis sebagai model resettlement pemukiman kampung pinggir kali dan pinggir rel kereta; 6. Di site RT ini juga sudah ada MCK dan septic-tank komunal yang berpotensi dikembangkan sebagai sistem daur

hidrologik mandiri dengan salah satu fungsinya adalah sebagai IPAL (instalasi pengolahan air limbah), yang

juga bermanfaat sebagai fire-hydrant untuk pengamanan dari bencana kebakaran. 7. Perlu adanya kesepakatan informal dari Dinas-dinas terkait;

8. Perlu penyusunan Road Map dengan goal : Pelaksanaan Pilot Model : Rusun 3 lantai yang “legal” di lingkungan kampung kota dengan Community-Based Dev.

Kamis , 14 Oktober 2010, 15:00-17:30 di Sekretariat Forkimja

Bedah Mikro sebagai Solusi Antara dalam Pilot Model Peremajaan Kampung (PKT) – Contoh Kasus : RT 16/06 Kamp. Tomangpulo – Kel. Jatipulo – Jakarta Barat

Mendapat tanggapan cukup serius dari DPGP - DKI, akan melibatkan tenaga2 ahli PNS sebagai “relawan” untuk duduk bersama warga dengan kesetaraan untuk menggali dan mendengar aspirasi warga, dan bersama-sama melakukan perencanaan bagi masa depan kampung (partisipatory spatsial planning).

Kamis , 04 November 2010, 15:00-17:15 di Sekretariat Forkimja. Hadir : Suhadi, Koeswasi, Anita,

Kusnindar, dan Dian P.S.

Bedah Mikro sebagai Solusi Antara dalam Pilot Model Peremajaan Kampung (PKT) – Contoh Kasus : RT 16/06 Kamp. Tomangpulo – Kel. Jatipulo – Jakarta Brt

1. (Suhadi) Sejauh mana kesiapan Tim Pak Gotty untuk Kampung di Jatipulo? Waktu terus berjalan;

2. (Anita) Sudah pernah ada pertemuan di Lab Perencanaan UI, ada enam orang yang hadir, termasuk desainer konstruksi dari Politeknik. Sampai saat ini yang sudah turun lapangan dan juga melakukan rembug dengan KSM dan warga pada umumnya baru Prof Gotty dan fasilitator lokal (Astaja dan Anita);

3. (Kusnindar) DPGP akan bersinergi dengan Tim Pak Gotty dan masyarakat untuk Peremajaan Kampung di Jatipulo. Rencananya, Pak Agus (Kadis) akan berkunjung dalam waktu dekat untuk mendengar langsung aspirasi warga dan menyaksikan sendiri kondisi di lapangan;

4. (Suhadi) Baiknya saling melengkapi dan menggalang kebersamaan dan keharmonisan antar berbagai pihak yang terlibat, dan perlu ada 4 tim, yaitu tim desain, tim pertanahan/perizinan, tim pembiayaan, dan tim pengorganisasian komunitas & masalah2 sosial;

(Kus) Kebersamaan dan keharmonisan bisa digalang dengan transparansi dalam komunikasi, dan perlu dibuatkan peta permasalahan dalam power-point agar teman2 yang terlibat sama-sama mengetahui, agar bisa ditindaklanjuti secara efisien dan efektif;

Gambar

Figure 1. Human Life-cycle and its implication on their living space Spatial Issues: •Pre-natal Early Childhood: 1.5-3 Infancy: Birth – 1.5 School Age: 5-12 Adolescence: 12-18 Young Adulthood: 19-40  Old Age:  Home-Neighborhood area

Referensi

Dokumen terkait

Komitmen organisasi identik dengan rasa kecintaan seorang individu terhadap entitas dimana orang tersebut berkontribusi. Komitmen dapat terbentuk dari berbagai macam

Berdasarkan wawancara diatas dapat penulis simpulkan bahwa masyarakat Desa Jati Wetan melakukan strategi coping dalam menanggulangi/ mengurangi stress yang dirasakan saat

Dari hasil analisis gubahan massa dan pola tata massa, maka taman permainan tradisional menggunakan gabungan beberapa massa (massa jamak) dengan pola tata massa yang

Menimbang, bahwa dengan berdasarkan bukti absensi harian yang tidak diperlihatkan aslinya di persidangan, dan dikaitkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun

Gajah Sumatera membutuhkan jumlah konsumsi makanan yang banyak untuk mencukupi kebutuhan energi sesuai dengan ukuran tubuhnya yang besar (Seidensticker, 1984). Ketika kebutuhan

Ciri khas dari semut adalah ruas abdomennya yang bersatu dan menyempit pada ruas ke-3 dan ke-4 dibelakang toraks serta selain itu antenanya yang membentuk siku (genikulatus)

luka sekitar jaringan lunak, kerusakan otot, rupture tendon, kerusa kerusakan pembuluh darah, kan pembuluh darah, dan dan luka organ$organ tubuh dan ditentukan sesuai jenis

(2) Bidang Kelautan dan Perikanan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan petunjuk teknis, perencanaan, fasilitasi dan bimbingan teknis kelautan dan perikanan tanggkap dan