• Tidak ada hasil yang ditemukan

DUKUNGAN KELUARGA PADA IBU NIFAS DALAM MENGKONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GATAK SUKOHARJO Kadarwati 1) Dewi Susilowati 2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DUKUNGAN KELUARGA PADA IBU NIFAS DALAM MENGKONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GATAK SUKOHARJO Kadarwati 1) Dewi Susilowati 2)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

DUKUNGAN KELUARGA PADA IBU NIFAS DALAM MENGKONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS GATAK SUKOHARJO

Kadarwati 1) Dewi Susilowati 2)

ABSTRAK

Latar belakang: Wanita yang baru melahirkan membutuhkan banyak dukungan emosional dan praktikal. Pada hari-hari pertama di rumah, dukungan ini bisa didapat dari pasangan, keluarga, atau teman-teman. Dukungan keluarga merupakan sikap, tindakan, dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya.

Tujuan: Untuk mengetahui dukungan keluarga pada ibu nifas dalam mengkonsumsi tablet tambah darah di wilayah kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo.

Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah keluarga seluruh ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo. Sampel penelitian ini menggunakan total sampling sejumlah 58 responden.

Hasil: Dukungan keluarga pada ibu nifas dalam mengkonsumsi tablet tambah darah di wilayah kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo tergolong dalam kategori mendukung sebanyak 34 responden (58,62%), sangat mendukung sebanyak 22 responden (37,93%), tidak mendukung sebanyak 2 responden (3,45%), dan tidak ada responden yang sangat tidak mendukung.

Kesimpulan: Dukungan keluarga pada ibu nifas dalam mengkonsumsi tablet tambah darah di wilayah kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo dalam kategori mendukung sebanyak 34 responden (58,62%).

Kata kunci: Dukungan keluarga, ibu nifas, konsumsi tablet tambah darah 1)

Alumni Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan 2)

Dosen Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Angka kematian ibu Propinsi Jawa Tengah tahun 2012 berdasarkan laporan dari kabupaten/kota sebesar 116,34/100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2011 sebesar 116,01/100.000 kelahiran hidup. Sebesar 24,74% kematian maternal terjadi pada waktu hamil, pada waktu persalinan sebesar 17,33%, dan pada masa nifas sebesar 57,93% dan (Dinkesjatengprov, 2013). Angka kematian ibu maternal kabupaten Sukoharjo adalah 64,62/100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan laporan rutin yang diterima dari Bidan Desa dan Rumah Sakit pada tahun 2012 terdapat 9 kematian ibu maternal yang terdiri dari 2 kematian ibu bersalin dan 7 kematian ibu nifas. Jumlah kematian yang tinggi yaitu di Kecamatan Grogol dan Gatak masing-masing 2 kematian (Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo, 2013). Penyebab utama kematian maternal antara lain perdarahan pascapartum (disamping eklamsia dan penyakit infeksi) dan plasenta previa yang kesemuanya

(2)

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Selama masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan, baik secara fisik maupun psikologis sebenarnya sebagian besar bersifat fisiologis, namun jika tidak dilakukan pendampingan asuhan kebidanan maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi keadaan patologis (Sulistyawati, 2009: 1).

Anemia pada ibu nifas menjadi salah satu penyebab masih tingginya angka kematian di Indonesia (Kemenkes RI, 2011). Anemia pada wanita masa nifas (pascapersalinan) terjadi sekitar 10 % dan 22 % terjadi pada wanita postpartum dari keluarga miskin (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008: 215).

Pengaruh anemia pada ibu nifas adalah terjadinya subvolusi uteri yang dapat menimbulkan perdarahan post partum, memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI berkurang dan mudah terjadi infeksi mamae (Prawirohardjo, 2010). Saat ini diperkirakan setiap tahun, sekitar 4 juta ibu hamil dan ibu menyusui menderita gangguan anemia yang sebagian besar disebabkan oleh kekurangan zat besi (Depkes, 2006).

Suplementasi Fe adalah salah satu strategi untuk meningkatkan intake Fe yang berhasil hanya jika individu mematuhi aturan konsumsinya. Banyak faktor yang mendukung rendahnya tingkat kepatuhan (compliance) tersebut, seperti individu sulit mengingat aturan minum tiap hari, minimnya dana untuk membeli suplemen secara teratur, dan efek samping yang tidak nyaman dari Fe contohnya gangguan lambung (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008: 223). Wanita yang baru melahirkan membutuhkan banyak dukungan emosional dan praktikal. Pada hari-hari pertama di rumah, dukungan ini bisa didapat dari pasangan, keluarga, atau teman-teman (Moody, 2005: 61).

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan, lima dari enam responden yang penulis wawancarai mengaku tidak meminum tablet Fe sampai 40 hari, sehingga peneliti ingin mengetahui dukungan keluarga pada ibu nifas dalam mengkonsumsi tablet Fe.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan dalam latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah penelitian yaitu “bagaimana dukungan keluarga pada ibu nifas dalam mengkonsumsi tablet Fe di wilayah kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo?”

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dukungan keluarga pada ibu nifas dalam mengkonsumsi tablet Fe berdasarkan usia, tingkat pendidikan responden, dan status hubungan keluarga.

(3)

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional noneksperimental.

B. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah keluarga ibu nifas hari kedua sampai hari ke-40 postpartum di wilayah kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo pada bulan Mei 2014, yaitu sebanyak 58 orang.

b. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah keluarga ibu nifas hari kedua sampai hari ke-40 postpartum di wilayah kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo pada bulan Mei 2014 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah peneliti tentukan, yaitu sebanyak 58 orang.

c. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling/sampling jenuh Responden yang peneliti ambil sebagai sampel adalah 58 responden dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut: 1) Kriteria inklusi

a) Keluarga ibu nifas hari kedua sampai 40 postpartum b) Keluarga tinggal serumah

c) Bersedia menjadi responden 2) Kriteria eksklusi

a) Keluarga yang buta huruf

b) Keluarga yang mengalami keterbelakangan mental c) Keluarga yang sedang sakit

C. Variabel Penelitian 1. Nama Variabel

Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah variabel tunggal, yaitu dukungan keluarga pada ibu nifas dalam mengkonsumsi tablet Fe.

2. Definisi Operasional

Tabel 3.1.Definisi Operasional

Dukungan Keluarga kepada Ibu Nifas dalam Mengkonsumsi Tablet Fe No Variabel/

Subvariabel Definisi Operasional

Pengukuran Nilai 1. Subvariabel usia Umur responden yang

terhitung sejak lahir hingga ulang tahun terakhir

1. <20 tahun 2. 20-35 tahun 3. >35 tahun 2. Subvariabel

tingkat

Pendidikan terakhir yang ditamatkan oleh responden

1. Pendidikan dasar 2. Pendidikan

(4)

3. Subvariabel Status hubungan keluarga

Hubungan antara identitas yang memiliki asal usul silsilah yang sama, baik melalui

keturunan biologis, sosial maupun budaya. 1. Suami 2. Anak 3. Ibu kandung 4. Dukungan keluarga pada ibu nifas

adalah sikap tindakan, dan penerimaan keluarga terhadap ibu nifas. dalam memberikan pertolongan dan bantuan yang meliputi: Dukungan informasi, Dukungan sosial keluarga berupa bantuan instrumental, Dukungan emosional, Dukungan penilaian 1. Sangat mendukung (76-100%) 2. Mendukung (51-75%) 3. Tidak mendukung (26-50%) 4. Sangat tidak mendukung (0-25%)

D. Tehnik Pengumpulan Data

1. Jenis Data dan Sumber Data Penelitian

Jenis data yang diteliti adalah data primer dan sumber data dari kuesioner yang diberikan kepada responden (keluarga ibu nifas) yang menjadi sampel.

2. Instrumen Penelitian dan Peralatan

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang bersifat langsung berisi pernyataan tertutup.

3. Validitas dan Reliabilitas a. Validitas

Uji validitas dilakukan dengan cara menyebar kuesioner pada BPM Wiwik Widayati S. Si. T Wonosari Klaten yaitu sejumlah 20 orang, terdapat tiga (3) soal yang tidak valid. Peneliti merubah tiga soal yang tidak valid kemudian menyebarkanya kembali ke responden. Setelah data terkumpul, peneliti mengulangi uji validitas kembali dan didapatkan hasil kedua puluh soal valid.

b. Uji Reliabilitas

Untuk menentukan reliabel atau tidaknya suatu item pertanyaan, dilakukan dengan membandingkan ri dengan r tabel. Apabila ri > r tabel maka instrumen dikatakan reliabel.

E. Analisis Data

Analisa data secara deskriptif. Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan narasi.

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran karakteristik responden

a. Responden berdasarkan usia dan tingkat pendidikan

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia dan Tingkat Pendidikan

Karakteristik Jumlah (N) Prosentase (%) Usia < 20 tahun 20-35 Tahun > 35 tahun 2 40 16 3,45% 68,97% 27,59% Total 58 100,00% Tingkat pendidikan Pendidikan dasar Pendidikan menengah Pendidikan tinggi 8 41 10 13,79% 70,69% 17,24% Total 58 100,00%

Berdasarkan pada tabel 4.1. di atas menunjukan sebagian besar responden berusia 20-35 tahun sebanyak 40 orang (68,97%) dan sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan menengah sebanyak 41 orang (70,69%).

b. Responden berdasarkan status hubungan

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Hubungan Keluarga

Status Jumlah (N) Prosentase (%)

Suami 50 86,21%

Ibu kandung 5 8,62%

Anak 3 5,17%

Total 58 100%

Berdasarkan pada tabel 4.2. di atas menunjukan sebagian besar responden merupakan suami sebanyak 50 orang (86,21%).

2. Gambaran variabel dukungan keluarga a. Dukungan keluarga secara umum

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Secara Umum Dukungan Keluarga Jumlah (N) Prosentase (%)

Sangat Mendukung 23 39,66%

Mendukung 34 58,62%

(6)

Berdasarkan tabel 4.3. menunjukan sebagian besar responden mendukung ibu dalam mengkonsumsi tablet tambah darah, yaitu sebanyak 34 responden (58,62%).

b. Dukungan keluarga berdasarkan jenis dukungan keluarga

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Berdasarkan Jenis Dukungan Keluarga Jenis Dukungan keluarga Kategori Total Sangat mendukung Mendukung Tidak mendukung Sangat tidak mendukung N P N P N P N P N P Informasional Emosional Instrumental Penilaian 25 8 11 37 43,10% 13,79% 18,97% 63,79% 32 40 44 20 55,17% 68,97% 75,86% 34,48% 1 9 3 1 1,72% 15,52% 5,17% 1,72% 0 1 0 0 0% 1,72% 0% 0% 58 58 58 58 50% 50% 50% 50%

Berdasarkan tabel 4.4. menunjukan dukungan terendah yang diberikan kepada ibu nifas adalah dukungan emosional, yaitu sebanyak sembilan responden (15,52%) tidak mendukung dan satu responden (1,72%).

B. Pembahasan

Berdasarkan penelitian didapatkan sebagian besar responden, yaitu sebanyak 34 responden (58,62%) mendukung ibu dalam mengkonsumsi tablet tambah darah. Cobb dan Jones (1984) mengatakan bahwa dukungan sosial dapat diukur salah satunya dengan perilaku suportif aktual dari teman-teman dan sanak family.

Berdasarkan status hubungan keluarga, sebanyak 18 responden (31,03%) suami sangat mendukung ibu nifas dalam mengkonsumsi tablet tambah darah. Hal ini sesuai dengan pendapat Setiadi (2008) bahwa dukungan keluarga internal dapat bersumber dari suami. Selain itu, sebanyak 4 responden (6,90%) ibu kandung sangat mendukung ibu nifas. Sebagaimana yang dijelaskan Friedman bahwa fungsi fisik keluarga dipenuhi oleh orang tua yang menyediakan makanan, pakaian, tempat tinggal, perawatan kesehatan, dan perlidungan terhadap bahaya. Sebanyak satu responden (1,72%) anak juga sangat mendukung ibu. Sebagaimana diungkapkan Sudiharto (2007) bahwa anak merupakan bagian dari keluarga inti (nuclear family) yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang direncanakan.

Suami, ibu kandung, maupun anak dalam hal ini sebagai anggota keluarga terbukti dapat memberikan dukungan pada ibu nifas baik dengan sangat mendukung ataupun mendukung. Hal ini diperkuat oleh pendapat Friedman (2010) bahwa anggota keluarga diketahui sebagai sumber dukungan dan bantuan signifikan dalam membantu anggota keluarga yang lain mengubah gaya hidupnya. Hal serupa sebelumnya juga pernah diungkapkan Friedman (1998) bahwa baik keluarga inti maupun keluarga besar berfungsi sebagai sistem pendukung bagi anggota-anggotanya.

(7)

Berdasarkan usia responden, ditemukan satu responden (1,72%) berusia antara 20-35 tahun yang tidak mendukung ibu dalam mengkonsumsi tablet tambah darah. Hasil ini tidak sesuai dengan pendapat Notoatmojo (2007) yang mengatakan bahwa usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian peneliti yang juga menemukan sebanyak satu responden (1,72%) sangat mendukung dan satu responden mendukung ibu nifas dalam mengkonsumsi tablet tambah darah.

Berdasarkan tingkat pendidikan responden, terdapat satu responden dengan tingkat pendidikan dasar yang tidak mendukung ibu dalam mengkonsumsi tablet tambah darah. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan Notoatmojo (2007) dimana disebutkan bahwa pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Seperti yang telah diketahui bahwa dukungan informasional adalah salah satu jenis dukungan yang dapat diberikan kepada ibu nifas sebagaimana penjelasan dari Friedman dalam Setiadi (2008) yang menyebutkan bahwa dukungan informasional, yaitu keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan disseminator (penyebar informasi).

Menurut House (Smet, 1994: 136) salah satu ciri bentuk dukungan sosial keluarga yaitu informative, yaitu bantuan informasi yang disediakan agar dapat digunakan oleh seseorang dalam menanggulangi persoalan-persoalan yang dihadapi, meliputi pemberian nasehat, pengarahan, ide-ide atau informasi lainya yang dibutuhkan dan informasi ini dapat disampaikan kepada orang lain yang mungkin mengalami persoalan yang sama atau hampir sama.

Berkaitan dengan dukungan informasional, walaupun sebanyak 8 responden (13,79%) memiliki tingkat pendidikan dasar, nyatanya hanya satu responden saja yang tidak mendukung ibu nifas dalam mengkonsumsi tablet tambah darah. Hal ini selaras dengan pendapat Notoatmojo (2007) yang mengungkapkan bahwa faktor yang mempengaruhi pengetahuan tidak hanya pendidikan saja, melainkan ada faktor-faktor lain, diantaranya adalah informasi/media massa, sosial budaya dan ekonomi, lingkungan, pengalaman, dan usia.

Dukungan emosional yang diberikan keluarga merupakan dukungan terendah yang didapat oleh ibu nifas. Berdasarkan penelitian terdapat 9 responden (3,88%) tidak mendukung dan satu responden (1,72%) sangat tidak mendukung ibu nifas dalam mengkonsumsi tablet tambah darah. Menurut Sarafino (1990), dukungan emosional adalah ekspresi empati dan perhatian terhadap individu. Seperti yang telah diketahui, sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah suami ibu nifas, yaitu sebanyak 50 responden (86,21%). Dengan demikian, sebagian besar responden adalah laki-laki.

Berdasarkan penelitian, dukungan terbesar yang diberikan oleh keluarga adalah dukungan penilaian, yaitu sebanyak 37 responden (63,79%) sangat mendukung ibu dalam mengkonsumsi tablet tambah darah. Friedman (1998) mengatakan dukungan penilaian (appraisal), yaitu keluarga bertindak sebagai umpan balik, membimbing, dan menengahi pemecahan masalah. House (Smet, 1994: 136) mengatakan berkaitan dengan dukungan sosial keluarga maka penilaian yang sangat membantu adalah penilaian yang positif.

(8)

bahwa fungsi afektif dan fungsi perawatan kesehatan dalam keluarga salah satunya adalah dengan memberikan dukungan serta penyediaan kebutuhan fisik. House (Smet, 1994:136) berpendapat bahwa salah satu ciri bentuk dukungan sosial keluarga yaitu bantuan instrumental, bantuan bentuk ini mempermudah seseorang dalam melakukan aktivitasnya. Friedman mengungkapkan bahwa dukungan instrumental merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Responden dalam penelitian ini sebagian besar berada pada rentang usia 20-35 tahun, yaitu sebanyak 40 responden (68,97%) dan sebagian besar memiliki tingkat pendidikan menengah, yaitu sebanyak 41 responden (70,69%).

2. Dukungan keluarga pada ibu nifas dalam mengkonsumsi tablet tambah darah secara umum dalam kategori mendukung sebanyak 34 responden (58,62%).

3. Dukungan keluarga pada ibu nifas dalam mengkonsumsi tablet tambah darah di wilayah kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo antar lain:

a. Dukungan informasional diberikan oleh 32 responden (55,17%) dalam kategori mendukung

b. Dukungan emosional diberikan oleh 40 responden (68,97%) dalam kategori mendukung.

c. Dukungan sosial keluarga dalam bentuk instrumental diberikan oleh 44 responden (75,86%) dalam kategori mendukung.

d. Dukungan penilaian diberikan oleh 37 responden (63,79%) dalam kategori sangat mendukung.

B. Saran

1. Masyarakat/Keluarga

Meskipun dukungan keluarga dalam kategori mendukung, keluarga yang di dalamnya terdapat ibu nifas, sebaiknya lebih meningkatkan dukungan yang diberikan kepada ibu nifas terutama dalam dukungan informasional, emosional, dan instrumental sehingga dukungan yang diberikan pun dapat lebih maksimal. Dan bisa mendorong anggota keluarga lain untuk memberikan dukungan kepada ibu nifas dalam mengkonsumsi tablet Fe sehingga diharapkan dalam suatu ibu nifas mendapatkan dukungan dari setiap anggota keluarga.

2. Bidan

Diharapkan dapat menindaklanjuti hasil penelitian ini dengan cara memberikan penyuluhan kepada responden yang diketahui tidak mendukung atau sangat tidak mendukung ibu nifas dalam mengkonsumsi tablet Fe, serta bidan desa dan bidan puskesmas diharapkan senantiasa mengikutsertakan anggota keluarga ibu nifas, khususnya dalam konsumsi tablet tambah darah, semisal dalam pemberian pendidikan kesehatan atau komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) dalam memberikan asuhan kebidanan sehingga anggota keluarga dapat memberikan dukungan secara maksimal.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Arisman.2004 Buku Ajar Ilmu Gizi Dalam Daur Kehidupan. EGC:Jakarta Bahiyatun.2009 Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas.EGC: Jakarta

Bobak, Lowdermilk, Jensen. 1995. Maternity Nursing. 4nd ed.Year Book Inc.Mosby. Terjemahan: Wijayarani, M.A., P.I Anugrah.2005 Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC: Jakarta

Depertemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2008. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Raja Grafindo persada; Jakarta

Dinkes Kabupaten Sukoharjo. 2003. Profil Kesehatan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012. Dinkes Sukoharjo.

Notoatmodjo.2012. Ilmu Prilaku Kesehatan. Reneka Cipta: Jakarta.

Saleha, S.2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Saleha Medika: Jakarta Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Graha: Yogyakarta.

Sudiharto. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan Transkultural.EGC: Jakarta.

Gambar

Tabel 3.1.Definisi Operasional
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia dan  Tingkat Pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

Strategi pengembangan Kawasan Wisata di Kabupaten Siak adalah: (1) mengembangkan paket wisata melalui kerjasama pemerintah dan masyarakat berdasarkan letak strategis dari

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. dalam peneletian ini adalah

Dari perancangan dan implementasi serta pengujian sistem operasi cloud opennebula untuk mengatur resources komputasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match dengan Media gambar untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil belajar PKn Siswa Kelas IVA SD Negeri 3 Karang Endah

.Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu beras Pulo

melalui Think-Pair And Share dengan pendekatan scientific dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII MTs Swasta di Kabupaten Blitar dalam

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa AQ tinggi (Climbers)dapat memberikan argumen pada setiap pernyataan pada soal dengan tepat, siswa juga mampu

Sekolah yang sudah baik dibimbing untuk terus berkembang secara lebih mandiri sedangkan sekolah yang belum baik akan dibantu lebih banyak dalam rangka peningkatan &amp;