• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Surat Paksa terhadap Pencairan Tunggakan Pajak (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Surat Paksa terhadap Pencairan Tunggakan Pajak (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega)."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha vi

ABSTRACT

Research conducted at the Tax Service Office Primary Tegallega Bandung to determine the role of forced letter od disbursement of tax arrears. Model analysis of the data used in this research is a regression test and correlation to test and give an overview of how the role forced on melting letter of tax arrears in 2011-2013 in Tax Service Office Primary Tegallega Bandung.

Based on the results of data analysis using SPSS 20 shows that the partial results of hypothesis testing (t-test) or simultaneously (F-test) to prove that the letter has a role to disbursement of tax arrears.the coefficient of determination indicates 0.01% or 1%, which means 1% disbursement of taxes affected by the letters issued. Meanwhile, melt the remaining 99% of tax arrears is influenced by other factors beyond the scope of this.

(2)

ABSTRAK

Penelitian yang dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega ini bertujuan untuk mengetahui peranan surat paksa terhadap pencairan tunggakan pajak. Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi dan korelasi untuk menguji dan memberikan gambaran bagaimana peranan surat paksa terhadap pencairan tunggakan pajak tahun 2011-2013 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega. Penentuan Sampel dilakukan dengan menggunakan metode simple random sampling.

Berdasarkan hasil analisis data dengan bantuan SPSS versi 20.0 menunjukkan bahwa hasil uji hipotesis secara parsial (t-test) maupun simultan (F-test) membuktikan bahwa surat paksa mempunyai peranan terhadap pencairan tunggakan pajak. Koefisien determinasi menunjukkan 0,01% atau 1% yang artinya 1% pencairan tunggakan pajak dipengaruhi oleh jumlah surat paksa yang diterbitkan. Sedangkan sisanya 99% pencairan tunggakan pajak dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya diluar pembahasan ini.

(3)

Universitas Kristen Maranatha

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

1. 2 Identifikasi masalah ... ..4

1. 3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... ..4

1. 4 Kegunaan Penelitian ... ..4

(4)

2. 1. 5. Pengelompokan Pajak... 11

2. 2. 4 Tahapan dan Waktu Pelaksanaan Penagihan Pajak... 18

2. 3. Surat Teguran... . ...20

2. 4. Pengertian Surat Paksa... ... .. 21

2. 4. 1. Pemberitahuan Surat Paksa... 22

2. 4. 2. Pemberitahuan Surat Paksa Kepada Orang Pribadi... . 23

2. 4. 3. Pemberitahuan Surat Paksa Kepada Badan…………... . 24

2. 4. 4. Penerbitan Surat Paksa... 24

2. 5. Penagihan Seketika dan Sekaligus... 25

2. 6. Daluwarsa Penagihan... 26

2. 6. 1 Jangka Waktu Hak Penagihan... 26

2.7. Kerangka Pemikiran... 27

2.8. Hipotesa Penelitian... 28

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN... 30

3.1 Objek Penelitian... 30

(5)

Universitas Kristen Maranatha x

3. 2. 1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Bandung Tegallega... . 31

3. 2. 2 Visi dan Misi Direktorat Jendral Pajak...33

3. 2. 3 Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega...33

3. 2. 4 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega...34

3. 2. 5 Uraian Jabatan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega...35

3. 2. 6 Aspek Kegiatan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega...40

3. 3 Metode Penelitian...41

3. 4 Definisi Operasionalisasi Variabel...41

3. 5 Pengukuran Variabel...42

3. 6 Populasi Penelitian... ... 43

3. 6. 1 Teknik Sampling ...43

3. 6. 2. Sampel... ... 44

3. 7 Teknik Pengumpulan Data...47

3. 7. 1 Jenis Data...48

3. 8 Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis...49

3. 8. 1 Teknik Analisis...49

3. 8. 1. 1 Analisis Regresi Sederhana...49

3. 8. 1. 2 Analisis Korelasi Sederhana...50

3. 8. 2 Uji Hipotesis...51

(6)

3. 8. 4 Uji t...52

3. 8. 5 Penentuan Tingkat Signifikansi...53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...54

4. 1 Pelaksanaan Surat Paksa di KPP Pratama Bandung Tegallega...54

4. 2 Pengaruh Surat Paksa(X)Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak(Y)di Kantor Pajak Pratama Bandung Tegallega...57

4. 2. 1 Analisis Koefisien Korelasi Pearson Product Moment...58

4. 2. 2 Analisis Persamaan Regresi Linier Sederhana...58

4. 2. 3 Analisis Koefisien Determinasi...60

4. 2. 4 Pengujian Hipotesis (Uji-t)...61

4. 2. 5 Pengujian Analisis Slovin...62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...64

5. 1 Kesimpulan... 63

5. 2 Saran... 65

5. 3 Keterbatasan Penelitian... 65

DAFTAR PUSTAKA...66

LAMPIRAN...68

(7)

Universitas Kristen Maranatha xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Tahapan dan Jadwal Waktu Pelaksanaan Penagihan Pajak...19

Gambar 2 Kerangka Pemikiran ... ...28

Gambar 3 Struktur Organisasi KPP Pratama Bandung Tegallega ... ...35

Gambar 4 Nomogram Harry King...46

Gambar 5 Data Surat Paksa Tahun 2011-2013 ... ...55

Gambar 6 Data Pencairan Tunggakan Pajak Tahun 2011-2013...57

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Tindakan Penagihan Pajak ... .17

Tabel 2 Tabel Kretjie...45

Tabel 3 Data Surat Paksa Tahun 2011-2013 KPP Pratama Bandung Tegallega ...54

Tabel 4 Data Pencairan Tunggakan Pajak Tahun 2011-2013 KPP Pratama Bandung Tegallega...56

Tabel 5 Analisis Koefisien Korelasi Pearson Product Moment...58

Tabel 6 Analisis Persamaan Regresi Linier Sederhana...59

Tabel 7 Analisis Koefisien Determinasi...60

(9)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Negara Republik Indonesia adalah salah satu negara berkembang terbesar

di dunia saat ini. Perkembangan zaman dan teknologi yang sangat pesat membuat

kebanyakan orang berlomba – lomba untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik.

Di Indonesia sendiri hal itu pun terjadi, pemerintah berupaya sebaik mungkin agar

kualitas hidup masyarakat Indonesia menjadi lebih baik lagi. Pembangunan sarana

dan prasarana terus di tingkatkan setiap tahunnya, beribu – ribu anggaran di buat

dan di keluarkan oleh pemerintah, agar pembangunan nasional tersebut dapat

terlaksana. Penerimaan dari sektor pajak setiap tahunnya memiliki pengaruh yang

signifikan, karena pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang

digunakan untuk melaksanakan pembangunan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Masalah pajak adalah masalah masyarakat dan negara dan setiap orang

yang hidup dalam suatu negara pasti atau harus berurusan dengan pajak. Oleh

karena itu masalah pajak juga menjadi masalah seluruh rakyat dalam negara

tersebut. Dengan demikian setiap orang sebagai anggota masyarakat harus

mengetahui segala permasalahan yang berhubungan dengan pajak, baik mengenai

asas-asasnya, jenis atau macam-macam pajak yang berlaku di negaranya, tatacara

(10)

Bab I Pendahuluan 2

wajib pajak diberikan kepercayaan untuk menghitung, menyetor dan melaporkan

sendiri pajak yang terutang. Hal ini berbeda dengan sistem Official Assessment

yang besarnya pajak yang terutang ditetapkan terlebih dahulu, dan wajib pajak

melaksanakan penyetoran pajak setelah adanya penetapan pajak, contoh : Pajak

Bumi dan Bangunan.

Dalam prakteknya sering kali dijumpai adanya pihak – pihak yang tidak

mempunyai kesadaran untuk membayar pajaknya. Padahal pajak merupakan salah

satu sumber pendapatan negara yang cukup penting bagi terlaksananya roda

pemerintahan Indonesia. Peranan masyarakat induvidu dan para pengusaha dalam

pemenuhan kewajiban pembayaran pajak masih kurang. Sebagaimana penjelasan

di atas, bahwa penagihan pajak dapat dipaksakan penagihannya, sehingga kepada

pihak – pihak yang tidak mau membayar pajaknya tersebut dapat dilakukan

penagihan pajak dengan surat paksa. Penagihan pajak merupakan serangkaian

tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak

dengan cara menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika

dan sekaligus, memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan,

melaksanakan penyitaan, dan menjual barang yang telah disita.

Dirjen Pajak diberikan tanggung jawab oleh negara sebagai penegak

hukum yang memiliki peran untuk pemeriksaan, penyidikan, dan penagihan. Hal

ini pula yang menjadi salah satu upaya yang dilakukan Dirjen Pajak untuk

meningkatkan penerimaan pajak selain setoran pembayaran pajak secara sukarela.

Namun tindakan ini memiliki berbagai kendala, salah satunya adalah tingginya

(11)

Bab I Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha mampuan membayar utang pajak. Tindakan tersebut berupa penagihan pajak pasif

melalui himbauan dengan menggunakan surat teguran.

Lalu selanjutnya terdapat penagihan pajak aktif yang meliputi penerbitan

surat teguran, pemberitahuan surat paksa, melaksanakan penyitaan, serta menjual

barang yang telah disita berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Undang –

undang Nomor 19 Tahun 1997 Tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa

sebagaimana telah diubah dengan Undang – undang Nomor 19 Tahun 2000.

Penerbitan surat paksa ini dilakukan sesudah lewat 21 ( dua puluh satu )

hari sejak diterbitkannya surat teguran atau surat peringatan dan penanggung

pajak tidak melunasi utang pajak. Apabila surat paksa tidak juga membuat wajib

pajak membayar utangnya maka akan dilakukan penerbitan surat perintah

melaksanakan penyitaan. Penerbitan ini dilakukan setelah lewat 2 x 24 jam surat

paksa diberitahukan kepada penanggung pajak dan utang pajak belum dilunasi.

Sanksi kurungan dan penyitaan merupakan upaya paksa terakhir yang dilakukan

dalam rangka menagih pajak. Adanya sanksi kurungan ini mengakibatkan

hilangnya kebebasan seseorang, dan adanya penyitaan barang mengakibatkan

harta orang tersebut tidak dapat dipergunakan lagi seperti semula.

Berdasarkan permasalahan yang diuraikan di atas, maka penulis tertarik

untuk mengangkat ke dalam penelitian yang berjudul “ Peranan Surat Paksa

Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan

(12)

Bab I Pendahuluan 4

1.2. Identifikasi Masalah

Penulis akan mengangkat dan membatasi lingkup permasalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana surat paksa dijalankan di KPP Pratama Bandung Tegallega

dalam pencairan tunggakan pajak.

2. Sejauhmana peranan surat paksa dalam rangka pencairan tunggakan pajak

di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

a. Maksud Penelitian

Untuk mengumpulkan data – data yang akan dijadikan bahan penulisan

skripsi.

b. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana surat paksa dujalankan di KPP Pratama

Bandung Tegallega dalam pencairan tunggakan pajak.

2. Untuk mengatahui sejauh mana peranan surat paksa dalam rangka

pencairan tunggakan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Bandung Tegallega.

1.4. Kegunaan Penelitian

(13)

Bab I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha

a. Bagi Akademisi

1. Melengkapi penelitian sebelumnya mssengenai Peranan Surat Paksa

Dalam Rangka Pencairan Tunggakan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak

Pratama.

2. Untuk memenuhi salah satu persyaratan wajib bagi setiap mahasiswa

fakultas ekonomi jurusan akuntansi Universitas Kristen Maranatha

untuk menempuh sidang sarjana strata 1 (S1).

b. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama

1. Memberi tambahan gambaran tentang dinamika yang terjadi di dalam

Kantor Pelayanan Pajak Pratama, khususnya Peranan Surat Paksa

Dalam Rangka Pencairan Tunggakan.

2. Memberikan kontribusi tambahan untuk Kantor Pelayanan Pajak

(14)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil analisa dan pengolahan data pada penelitian tentang “ Peranan

Surat Paksa Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak di Kontor Pajak Pratama Bandung

Tegallega”, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Nominal Surat Paksa yang tertinggi yaitu pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp.

6.105.427.553,00, sedangkan Surat Paksa terendah yaitu pada tahun 2012

yaitu sebesar Rp. 202.726.807,36. Pencairan Tunggakan Pajak tertinggi yaitu

pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 20.836.221.445,00, Pencairan Tunggakan

Pajak terendah yaitu pada tahun 2011 yaitu sebesar Rp. 8.049.196.339,00.

Pihak kantor pajak telah melakukan tugasnya sesuai dengan peraturan yang

ada, untuk mengingatkan kepada Wajib Pajak Badan agar dapat membayar

kewajibannya sesuai dengan apa yang telah mereka laporkan kepada pihak

kantor pajak.

2. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Surat Paksa (X) dengan

Pencairan Tunggakan Pajak (Y) di Kontor Pajak Pratama Bandung Tegallega,

dengan kuat hubungan yang “ Sangat rendah ” dan diperoleh persentase

pengaruh antara Surat Paksa (X) terhadap Pencairan Tunggakan Pajak (Y)

sebesar 0,01%, Sedangkan sisanya sebesar 99,99% perubahan yang terjadi

pada Pencairan Tunggakan Pajak tarhadap responden disebabkan oleh faktor

(15)

Bab IV kesimpulan dan Saran 65

Universitas Kristen Maranatha

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian serta kesimpulan yang diperoleh dari penelitian

ini, maka terdapat beberapa saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan

kedepannya, yaitu :

1. Diharapkan aparat pajak dapat melakukan tindakan tegas terhadap wajib

pajak yang tidak kooperatif, sesuai dengan ketentuan perpajakan yang ada

dan yang berlaku di Indonesia. Dan dapat meningkatkan kualitas

pelayanan dengan penyempurnaan sistem yang terkait untuk

mempermudah proses kegiatan perpajakan.

2. Diharapkan bagi wajib pajak sendiri, dapat melaksanakan kewajibannya

dalam melakukan pembayaran pajak agar sesuai dengan

ketetapan-ketetapan yang sudah ada dan yang berlaku di Indonesia.

3. Diharapkan bagi pemerintah dan aparat pajak agar dapat meningkatkan

kesadaran bagi para wajib pajak terhadap kewajiban pajaknya dengan

cara penyuluhan-penyuluhan tentang pajak secara lengkap dan jelas.

4. Untuk penelitian selanjutnya, agar menambahkan variabel-variabel

pendukung yang berhubungan dengan surat paksa dan pencairan

tunggakan pajak.

5.3. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang memungkinkan

mempengaruhi hasil akhir dari penelitian ini. Keterbatasan tersebut meliputi jumlah

(16)

Bab IV kesimpulan dan Saran 66

Serta jumlah sampel yang terbatas yaitu hanya menggunakan data variabel

dari tahun 2011-2013. Oleh karena itu diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat

dilakukan pengujian dengan menggunakan lebih banyak variabel. Berkaitan dengan

keterbatasan waktu penelitian maka penulis membatasi penelitian hanya pada salah

satu kantor pajak yang terletak di Kota Bandung yaitu KPP Pratama Bandung

Tegallega. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan di berbagai

(17)

Universitas Kristen Maranatha

66

DAFTAR PUSTAKA

Dasar pengihan pajak. Dasar penagihan pajak menurut pasal 18 undang –

undang nomor 16 tahun 2000. http://www.pajakonline.com/engine/learning/view.php?id=113 : diakses

pada tanggal 30 Juli 2014

Ilyas, Wirawan B. 2010, Panduan Komprehensif dan Praktis Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Jakarta : Salemba Empat

Jogiyanto. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta. Mardiasmo. 2003. Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta : Andi

Kurniawan, budi. 2013. Ketentuan umum dan tata cara perpajakan (UU no 28 tahun

2007).http://kurniawanbudi04.wordpress.com/2013/05/22/ketentuan-umum- dan-tata-cara-perpajakan-uu-no-28-tahun-2007/ : diakses pada

tanggal 24 Juli 2014.

Mardiasmo. 2002. Perpajakan. Yogyakarta : Andi

Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Munawir. 1992. Perpajakan. Yogyakarta : Liberty

M. Nazir, 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Mayang. 2010. Pengaruh Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Mampang Prapatan. Skripsi Falkultas Ekonomi Universitas Pembangunan

Nasional Jakarta.

Nana. 2012. Efektivitas Penagihan Pajak Dengan Surat Teguran dan Surat Paksa

Terhadap Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makasar Selatan. Skripsi Falkultas Ekonomi Universitas Hasanuddin

Makasar.

(18)

Daftar Pustaka 67

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. CV. Alfabeta, Bandung.

Swastika lia, fe. Pengertian teknik analisis data.

http://swastikalia.blogspot.com/2012/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_12.html : diakses pada 19 september 2014

Undang – undang. Nomor 19 tahun 2000. perubahan atas undang-undang

nomor 19 tahun 1997 tentang penagihan pajak dengan surat paksa.

http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/728/node/35/uu- no-19-tahun-2000-perubahan-atas-undang-undang-nomor-19-tahun-1997-tentang-penagihan-pajak-dengan-surat-paksa : diakses pada tanggal 23 Juli 2014.

Undang – undang Republik Indonesia nomor 28 tahun 2007 . perubahan ketiga

atas undang – undang nomor 6 tahun 1983 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan.

http://www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=12761: diakses pada tanggal 24 Juli 2014.

Walluyo. 2007. Perpajakan Indonesia. Jakarta : Salemba Empat.

Referensi

Dokumen terkait

how the discursive identity of The Jakarta Post on the fuel issue of the first semester of Indonesian government 2012 is constructed in the selected editorials and

1) Setelah meninggalnya si terhukum, maka uang paksa yang telah ditetapkan dengan suatu jumlah tertentu untuk setiap jangka waktu, tidak berkekuatan hukum lagi, tetapi apabila

[r]

People may switch language in order to target or addressing different people in the study of why people do code mixing, it can be seen that Code mixing May occurred in

Setiap titik kisi dapat ditempati satu atom atau lebih dari satu atom

[r]

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dimulai dengan identifikasi permasalahan kelas. Penelitian ini dilakukan dalam 2

Kemajuan disiplin ilmu yang berarti bahwa peneliti membutuhkan lebih banyak pengetahuan untuk membuat kemajuan yang signifikan, permintaan seringkali hanya bisa