• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KOMPARASI UTANG LUAR NEGERI INDONESIA DAN THAILAND

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "STUDI KOMPARASI UTANG LUAR NEGERI INDONESIA DAN THAILAND"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KOMPARASI UTANG LUAR NEGERI INDONESIA DAN THAILAND

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

OLEH :

YOMI ARDIANSYAH C1A017075

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI 2023

(2)

i LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Dengan ini Pembimbing Skripsi dan Ketua Progam Studi Ekonomi Pembangunan, menyatakan bahwa Skripsi yang disusun oleh:

Nama : Yomi Ardiansyah

NIM : C1A017075

Prodi : Ekonomi Pembangunan

Judul Skripsi : Studi Komparasi Utang Luar Negeri Indonesia dan Thailand

Telah disetujui dan disahkan sesuai dengan prosedur, ketentuan dan kelaziman yang berlaku dalam Ujian Komprehensif pada tanggal seperti tertera dibawah ini.

Jambi, 6 Desember 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Syaparuddin, S.E., M.Si.,CIQaR.,CIQnR. Rosmeli, S.E, M.E

NIP. 196808271994031003 NIP.198006022005012002

Mengetahui,

Ketua Prodi Ekonomi Pembangunan

Dr. Hj. Etik Umiyati, S.E., M.Si.

NIP. 196807091993032002

(3)

ii TANDA PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan penguji Ujian Komprehensif dan Ujian Skripsi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi pada :

Hari : Selasa

Tanggal : 6 Desember 2022

Jam : 13:00 – 15:00 WIB

Tempat : Ruang Ujian 1 FEB Gedung Dekanat Lantai I

PANITIA PENGUJI

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua Prof. Dr.H. Syamsurijal Tan, S.E, M.A Penguji Utama Dr. Hj. Etik Umiyati, S.E., M.Si Sekretaris Dr. Candra Mustika, S.E, M.Si Anggota Dr. H. Syaparuddin,

S.E.,M.Si.,CIQaR.,CIQnR.

Anggota Rosmeli, S.E, M.E

Disahkan Oleh :

Ketua Jurusan Dekan Fakultas Ekonomi

Ilmu Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi

Dr. Drs. H. Zulgani, M.P Dr. H. Junaidi, S.E, M.Si

NIP. 196205161987031018 NIP. 196706021992031003

(4)

iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Yomi Ardiansyah

NIM : C1A017075

Prodi : Ekonomi Pembangunan

Judul Skripsi : Studi Komparasi Utang Luar Negeri Indonesia dan Thailand

Dengan ini menyatakan :

1. Skripsi ini adalah karya asli penulis, selama proses penulisan penulis tidak melakukan kegiatan plagiat atas karya ilmiah orang lain, semua petikan yang saya ajukan dalam skripsi ini sesungguhnya ada dan disiapkan dengan kaedah ilmiah penulisan.

2. Bila dikemudian hari didapati ketidaksesuaian sebagaimana pada poin (1) maka saya siap menerima sanksi berupa pencabutan gelar sarjana yang telah saya peroleh.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Jambi, 6 Desember 2022 Yang membuat pernyataan

Yomi Ardiansyah NIM.C1A017075

(5)

iv KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis sampai saat ini masih diberikan banyak kenikmatan yang tidak ternilai harganya, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Studi Komparasi Utang Luar Negeri Indonesia dan Thailand”sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program sarjana (S1) pada Program Studi Ekonomi Pembangunan, Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,Universitas Jambi.

Perjalanan panjang telah penulis lalui dalam rangka menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan, bantuan, bimbingan, dan nasehat dari berbagai pihak selama penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati, pada kesempatan ini patutlah kiranya penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua Orang tua saya yaitu ayahanda Ramali dan Ibu Yani, yang selalu memberikan kasih sayang, do’a, nasehat, serta atas kesabarannya yang luar biasa dalam setiap langkah hidup penulis. Semoga penulis bisa menjadi anak yang membanggakan.

2. Kedua paman saya yaitu Edi Erwanto dan Megi Darma, S.P, yang selalu mendengarkan keluh kesah, suka duka, sedih maupun senang dan yang selalu memberikan nasihat dan memberikan semangat kepada saya.

3. Bapak Prof. Drs. H. Sutrisno, M.Sc, Ph.D selaku Rektor Universitas Jambi

(6)

v 4. Bapak Dr. H. Junaidi, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Jambi.

5. Bapak Dr. H. Syaparuddin, S.E., M.Si.,CIQar.,CIQnR. selaku dosen pembimbing I. Terimakasih untuk semua ilmu yang tak ternilai harganya, masukan, saran, solusi, dan waktu yang diberikan. Semoga Allah SWT melindungi bapak.

6. Ibu Rosmeli, S.E, M.E selaku dosen pembimbing II . Terimakasih ibu untuk semua waktu, ilmu, masukan, saran, semangat, juga nasehat.

Semoga Allah SWT selalu melindungi ibu.

7. Bapak Prof. Dr. H. Syamsurijal Tan, S.E, M.A selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak membantu memberikan bimbingan, pengarahan, dan motivasi selama penulis menjalankan studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.

8. Bapak dan ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis, serta pegawai dan karyawan Fakultas Ekonomi yang telah memberikan bantuan dan kerjasamanya.

9. Sahabat-sahabat yang penulis sayangi Riri Ananda Putra, Rozy Afriansyah, Rahmat Rizki Ilahi, Febriansa, yang selalu berbagi suka duka, yang selalu sabar mendengar keluh kesah penulis serta membantu, memberi nasehat dan motivasi kepada penulis selama penulisan skripsi ini.

10. Teman-teman seperjuangan Prodi Ekonomi Pembangunan Kelas H 2017, yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu, tapi selalu men-suport serta membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.

(7)

vi 11. My Special Person in My Life Anita Santri Caniago yang selalu menghibur, memberikan semangat, memberikan motivasi disaat penulis sedang merasa down.

12. Last but not least for me, my self, and i. terimakasih sudah percaya kepada diri sendiri, terimakasih sudah selalu sabar dan kuat menjalani segala jenis cobaan penulisan sampai penjadwalan, terimakasih sudah tetap bergerak meskipun sering merasa lelah, dan terimakasih untuk tidak pernah menyerah, so proud of myself.

Penulis menyadari betul bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, walau bagaimana pun penulis berusaha memberikan yang terbaik dari ketidaksempurnaan yang ada. Demikian segala saran dan kritik yang tertuju pada penulisan ini, penulis terima dengan lapang dada dan ikhlas. Semoga Allah SWT dapat membalas segala kebaikan yang penulis terima.

Jambi, 6 Desember 2022

Yomi Ardiansyah NIM. C1A017075

(8)

vii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perkembangan utang luar negeri, s-i gap, ekspor net dan cadangan devisa Indonesia dan Thailand, serta menganalisis pengaruh s-i gap, ekspor net dan cadangan devisa terhadap utang luar negeri Indonesia dan Thailand. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis kuantitatif yaitu analisis regresi linear berganda dengan menggunakan data tahun 1990-2021.Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Perkembangan utang luar negeri Indonesia terus mengalami peningkatan, sedangkan perkembangan utang luar negeri Thailand juga terus meningkat.(2)Perkembangan s-i gap Indonesia dan Thailand mengalami fluktuasi, selanjutnya perkembangan ekspor net Indonesia dan Thailand juga mengalami fluktuasi,kemudian perkembangan cadangan devisa Indonesia dan Thailand terus mengalami peningkatan.(3) Secara simultan s-i gap, ekspor net dan cadangan devisa berpengaruh signifikan terhadap total utang luar negeri Indonesia dan Thailand. Sedangkan secara parsial hanya cadangan devisa berpengaruh signifikan terhadap total utang luar negeri Indonesia dan Thailand.

Kata kunci : S - I Gap, Ekspor Net, Cadangan Devisa dan Total Utang Luar Negeri Indonesia dan Thailand

(9)

viii

ABSTRACT

This study aims to analyze the development of foreign debt, s-i gap, net exports and foreign exchange reserves of Indonesia and Thailand, as well as analyze the influence of the s-i gap, net exports and foreign exchange reserves on the foreign debt of Indonesia and Thailand. The method used in this study is descriptive analysis and quantitative analysis, namely multiple linear regression analysis using data for 1990-2021. The results of the study show that (1) The development of Indonesia's foreign debt has continued to increase, while the development of Thailand's foreign debt has also continued to increase (2) The development of the s-i gap between Indonesia and Thailand experienced fluctuations, then the development of Indonesia and Thailand's net exports also experienced fluctuations, then the development of Indonesia and Thailand's foreign exchange reserves continued to increase. (3) Simultaneously the s-i gap, net exports and foreign exchange reserves had a significant effect of the total foreign debt of Indonesia and Thailand. While partially, only foreign exchange reserves have a significant effect on the total foreign debt of Indonesia and Thailand.

Keyword : S-I Gap, export Net, Foreign Exchange Reserves, Total Foreign Debt Of Indonesian dan Thailand

(10)

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ...i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ...ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...iii

KATA PENGANTAR ...iv

ABSTRAK ...vii

ABSTRACT ... .viii

DAFTAR ISI ...xi

DAFTAR TABEL ...xi

DAFTAR GAMBAR ...xii

DAFTAR LAMPIRAN ... .xiii

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1.Latar Belakang ...1

1.2.Rumusan Masalah ...7

1.3.Tujuan Penelitian ...7

1.4.Manfaat Penelitian ...7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...8

2.1.Landasan Teori ...8

2.1.1.Utang Luar Negeri ...8

2.1.2.Model Dua Jurang(Two Gap Model) ...16

2.1.2.1.Kesenjangan Tabungan - Investasi ...21

2.1.2.2.Kesenjangan Ekspor - Impor ...26

2.1.3.Cadangan Devisa ...28

2.2.Hubungan Antar Variabel...29

2.3.Penelitian Sebelumnya ...33

2.2.Kerangka Pemikiran ...42

2.3.Hipotesis ...43

BAB III METODE PENELITIAN ...44

3.1. Metode Penelitian ...44

3.2. Jenis dan Sumber Data ...44

3.3. Metode Analisis Data ...44

3.3.1. Uji Asumsi Klasik ...47

3.4. Operasional Variabel ...50

(11)

x

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ...52

4.1.Gambaran Umum Perekonomian Indonesia dan Thailand ...52

4.1.1.Gambaran Umum Perekonomian Indonesia ...52

4.1.2.Gambaran Umum Perekonomian Thailand ...55

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ...60

5.1.Perkembangan Utang Luar Negeri,I-S Gap,Net Ekspor dan Cadangan Devisa Indonesia dan Thailand ...60

5.1.1.Perkembangan Utang luar negeri Indonesia dan Thailand ...60

5.1.2.Perkembangan S-I Gap Indonesia dan Thailand ...64

5.1.3.Perkembangan Ekspor Net Indonesia dan Thailand...68

5.1.4.Perkembangan Cadangan Devisa Indonesia dan Thailand. ...73

5.2.Hasil Regresi Linear Berganda ...76

5.2.1.Hasil Regresi Linear Berganda Indonesia ...76

5.2.2.Hasil Regresi Linear Berganda Thailand ...82

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...89

6.1.Kesimpulan ...89

6.2.Saran ...90

DAFTAR PUSTAKA ...91

(12)

xi

DAFTAR TABEL

1.1 Nilai Utang Luar Negeri Negara ASEAN Tahun 1990-2021 ...2

2.4 Penelitian Sebelumnya ...36

4.1.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 1990-2021. ...53

4.1.2 Pertumbuhan Ekonomi Thailand Tahun 1990-2021 ...56

5.1 Perkembangan ULN Indonesia dan Thailand Tahun 1990-2021 ...61

5.2 Perkembangan S-I Gap Indonesia dan Thailand...64

5.3 Perkembangan Ekspor Net Indonesia dan Thailand Tahun 1990-2021 ...68 5.4 Perkembangan Cadangan Devisa Indonesia dan Thailand Tahun 1990-2021.74

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Pemikiran ...43

5.1 Perkembangan ULN Indonesia dan Thailand Tahun 1990-2021 ...64

5.2 Perkembangan S-I Gap Indonesia dan Thailand Tahun 1990-2021 ...68

5.3 Perkembangan Ekspor Net Indonesia dan Thailand Tahun 1990-2021 ...72

5.4 Perkembangan Cadangan Devisa Indonesia dan Thailand Tahun 1990- 2021….. ...76

5.5 Uji Heterokedastisitas Indonesia ...78

5.6 Uji Normalitas Indonesia ...79

5.7 Uji Heterokedastisitas Thailand ...84

5.8 Uji Normalitas Thailand ...85

(14)

xiii DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data untuk diolah ...97

Lampiran 1. Data Regresi Indonesia ...97

Lampiran 2. Hasil Regresi Indonesia ...98

Lampiran 3. Uji Normalitas Indonesia ...99

Lampiran 4. Uji Multikoleniaritas Indonesia ... .100

Lampiran 5. Uji Heterokedastisitas Indonesia ... .101

Lampiran 6. Uji Autokorelasi Indonesia ... .102

Lampiran 7. Data Regresi Thailand ... .103

Lampiran 8. Hasil Regresi Thailand ... .104

Lampiran 9. Uji Normalitas Thailand ... .105

Lampiran 10. Uji Multikoleniaritas Thailand... .106

Lampiran 11. Uji Heterokedastisitas Thailand ... .107

Lampiran 12. Uji Autokorelasi ... .108

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dalam rangka mempercepat proses perbaikan ekonomi suatu negara tentu pemerintah memerlukan modal yang cukup besar untuk mempercepat proses tersebut. Modal merupakan faktor penting yang di gunakan buat mendanai kegiatanyang sedang dilakukanoleh negara selama proses perbaikan ekonomi di negara tersebut. suatu negara yang memerlukan modal untuk menutupi kekurangan yang terjadi selama proses perbaikan ini di sebabkan karena negara tersebut tingkat produktivitasnya rendah dan konsumsinya tinggi (Yuniasih, 2011) Utang luar negeri ialah sumber dana yang di peroleh dari negara kreditur dan diberikan kepada negara yang membutuhkan dana tambahan untuk melanjutkan proses perbaikan ekonomi di negara tersebut. untuk menunjang agar proses perbaikan ekonomi berjalan dengan lancar negara tersebut membutuhkan sumber dana yang dimana sumber dana ini diperoleh dari lembaga keuangan internasional yang di yakini seperti International Monetary Fund(IMF) dan World Bank yang bisa memberikan pinjaman kepada negara yang membutuhkan dana tambahan selama proses perbaikan ekonomi yang di lakukan di negara tersebut (Ulfa, 2017)

Utang luar negeri ialah sumber modal yang masuk kedalam negara dimana dana ini bisa menaikkan kekurangan modal yang terdapat di negeri tersebut.

Dalam aspek resmi utang luar negara di artikan selaku penerimaan yang dapat di pakai untuk tingkatkan investasi serta perkembangan ekonomi. Bersumber pada aspek kegunaanya, utang luar negeri merupakan salah satu alternatif sumber pembiayaan yang dibutuhkan setiap negara selama proses perbaikan di negara tersebut(Astanti Ayu, 2015).

(16)

2 Utang luar negeri merupakan salah satu metode yang di jalani oleh pemerintah untuk menutupi kekurangan dana selama proses perbaikan ekonomi suatu negara, dana yang diterima dari negara kreditur ini dalam bentuk pinjaman ataupun juga dalam bentuk hibah keuangan yang telah di yakini dan sudah memenuhi persyaratan yang telah di tentukan untuk proses peminjaman dana tersebut(Mudrajat Kuncoro, 1993).

Beberapa di negara asean banyak mengandalkan utang luar negeri untuk mencukupi dana yang kurang selama proses perbaikan ekonomi yang sedang di lakukan, seperti Indonesia dan Thailand yang melakukan utang luar negeri untuk mempercepat proses perbaikan ekonomi di dua negara tersebut(Ramadhani, 2014).

Tabel 1.1 Nilai Utang Luar Negeri Anggota ASEAN dari Tahun 1990- 2020

Tahun

Utang Luar Negeri ( Milliar US$ )

Indonesia Malaysia Thailand Vietnam Philifina Myanmar Kamboja Laos 1990 69872 15328 28094 23270 30580 4695 1845 1766 2000 144049 41946 79830 12825 58456 6583 2900 2531 2010 198278 13380 106358 44940 65358 10164 3999 6554 2021 416081 253806 197453 38400 106428 45836 20267 10213

Sumber : Asian Development Bank, Key Indicators for Asia and the Pacific 2020

Berdasarkan informasi di atas terdapat dilihat kalau negara Indonesia dan Thailand memiliki utang luar negeri terbesar pertama dan ketiga di ASEAN.

Pada tahun 1990 utang luar negeri Indonesia sebesar 69.872 milliar US$, 10 tahun berikutnya yaitu pada tahun 1990 sampai 2000 kembali mengalami peningkatan sebesar 144.049 milliar US$ atau meningkat sebesar 106,16%, pada 10 tahun berikutnya yaitu pada tahun 2000 sampai 2010 utang luar negara

(17)

3 indonesia kembali hadapi kenaikan sebesar 198.278 milliar US$ atau meningkat sebesar 37,65%. Selama periode tahun 2000 sampai 2010 utang luar negara indonesia tidak bertambah secara ekstrem sebab Indonesia sanggup membayarbeban dari bayaran utang tersebut dengan pemasukan yangdiperoleh.

Periode 11 tahun berikutnya yaitu pada tahun2010 sampai 2021 utang luar negara indonesia hadapi kenaikan yang ekstrem ialah bertambah sebesar 106,02%.

Peningkatan Kenaikan utang luar negara indonesia sepanjang 2010 sampai 2021 ini di sebabkan karena indonesia terus melakukan perbaikan ekonomi atau melakukan pembangunan infrastuktur demi menunjang kesejahteraan masyarakat.

Pada tahun 2021 hadapi kenaikan yang sangat besar ialah sebesar 416.081 milliar US$, dimana peningkatan ini di akibatkan karena pemerintah melakukan upaya penanganan dampak pandemi covid-19 dan program vaksinasi serta perlindungan sosial.

Utang luar negeri thailand selama kurun waktu 32 tahun dari tahun 1990 sampai 2021 mengalami peningkatan yang tidak besar di bandingkan dengan Indonesia. Pada tahun 1990 sebesar 28.094 milliar US$, pada tahun 2000 sebesar 79.830 milliar US$, pada tahun 2010 sebesar 106.358 milliar US$ dan pada tahun 2021 sebesar 197.453 milliar US$.

Meningkatnya utang luar negeri Thailand ini di sebabkan karena bank sentral Thailand akan mengeluarkan kebijakan untuk meningkatkan suku bunga dimana posisi suku bunga Thailand relative kecil. Masalah lain yang menyebabkan utang luar negeri Thailand juga meningkat yaitu kredit kepemilikan rumah(KPR), dimana kredit ini belum di bayar dan pinjaman lainnya. Masalah inilah yang membuat utang Thailand terus meningkat dari tahun ketahun.

(18)

4 Adanya utang luar negeri ini juga membantu menyelesaikan masalah kesenjangan yang terjadi di masing masing negara, masalah ini dapat menyebabkan gagalnya pembangunan di suatu negara dimana kesenjangan tersebut adalah kesenjangan investasi – tabungan dan net ekspor.

Menurut data yang di peroleh dari kesenjagan yang terjadi di Indonesia pada tahun 1990 yaitu sebesar -6.084 milliar US$, pada tahun 2000 sebesar 15.795 milliar US$, padatahun 2010 sebesar 1.432 milliar US$ dan padatahun 2020 sebesar -578 millisr US$.

Kesenjangan tabungan-investasi yang terjadi di indonesia selama periode 32 tahun mengalami fluktuasi yang dimana ketika arus modal indonesia positif hingga tabungan kita melebihi investasi dan kelebihan yang kita dapatkan itu di pinjamkan kepada pihak asing. Sedangkan ketika arusmodal negara indonesia negatif maka investasi melebihi tabungan, dengan demikian untuk menutupi kesenjangan yang terjadi negara Indonesia harus melakukan pinjaman atau utang luar negeri.

Kesenjangan yang terjadi di thailand selama kurun waktu 32 tahun dari tahun 1990 sampai 2021 terus mengalami peningkatan yang dimana arus modal thailand negatif, dengan demikian thailand juga melakukan pinjaman atau utang luar negeri untuk menutupi kesenjangan yg terjadi pada thailand. hal ini dapat memberikan dampak buruk terhadap perekonomian suatu negara, jika keadaan terus seperti ini jika tidak di tutupi dengan modal dari negara lain atau melakukan utang luar negeri.

Net ekspor antara Indonesia dan thailand dari tahun 1990 sampai 2021 memiliki perbedaan yang signifikan, di Indonesia net ekspor terus hadapi

(19)

5 kenaikan dari tahun ke tahun. Kenaikan yang terjadi cukup besar yang di alami Indonesia. Sedangkan thailand net ekspornya sangat kecil di bandingkan Indonesia, Perbedaan kesenjangan yang di alami antara Indonesia dan thailand terlihat jelas, kesenjangan yang di alami indonesia jauh lebih besar.

Adanya utang luar negeri ini bisa membantu menyelesaikan masalah net ekspor, yang dimana jika dilihat dari neraca pembayaran mampu mengurangi pemakaian cadangan nasional. Penurunan yang terjadi mengindikasikan defisit sehinggapemerintah menggunakan cara utang luarnegeri untuk mengganti cadangan nasional dalam mengatasi masalah net ekspor(Boediono, 2001)

Negera-negara yang sedang berkembang melakukan utang luar negeri dalam jumlah yang besar dengan harapan dapat mempercepat pembangunan lewat investasi serta mempercepat perkembangan. Bersumber pada teori ketergantungan utang, bila penumpukan utang yang besar dapat menimbulkan perkembangan ekonomi melambat. Perihal tersebut disebabkan dalam jangka panjang utang hendak lebih besar dari pada keahlian membayar debitur, peneyebab bunga dari utang terbeut akann menekan investasi dalam negeri serta asing sehingga bisa membatasi perkembangan ekonomi sesuatu negeri (Patilo, 2002).

Cadangan devisa diperlukan untuk membiayai impor serta pembayaran utang luar negeri. cadangan devisa ini ialah penanda berarti buat menampilkan seberapa kuatnya fundamental perekonomian sesuatu negeri. besarnya cadangan devisa tergantung pada pertumbuhan neraca pembayaran ataupun saldo transaksi berjalan kepada pihak asing (Tambunan 2011).

Berdasarkan data yang di peroleh dari sepanjang kurun waktu 32 tahun ialah dari tahun 1990 sampai 2021 nilai cadangan devisa indonesia cukup rendah di

(20)

6 bandingkan dengan Thailand, cadangan devisa indonesia pada tahun 1990 sebesar 7.353 milliar US$, pada tahun 2000 sebesar 28.280 milliar US$, pada tahun 2010 sebesar 89.970 milliar US$ sdangkan pada tahun 2021 sebesar 131.405 milliar US$. sedangkan Thailand memiliki cadangan devisa yang sangat besar, pada tahun 1990 sebesar 13.247 milliar US$, pada tahun 2000 sebesar 31.933 milliar US$, pada tahun 2010 sebesar 165.656 milliar US$ sedangkan pada tahun 2021 sebesar 224.804 milliar US$. dengan demikian meningkatnya cadangan devisa tersebut mampu membantu membiayai utang luar negeri.

Bersumber pada fenomena di atas bisa di amati kalau utang luar negeri sangat di butuhkan oleh negara yang sedang melakukan pembangunan atau perbaikan ekonomi suatu negara. oleh sebab itu utang luar negeri berperan penting selama proses perbaikan ekonomi yang sedang berlangsung di suatunegara.

Utang luar negeri ini juga membantu menyelesaikan masalah lain seperti masalah kesenjangan investasi dan tabungan lalu masalah kesenjangan ekspor serta impor yang terjalin di negeri tersebut.

Adanya cadangan devisa sangat berguna untuk mendukung kewajiban dan mempengaruhi kebijakan moneter. Cadangan devisa ini ialah cadangan dalam satuan mata uang yang di simpan oleh bank sentral buat penuhi kewajiban keuangan sebab terdapatnya transaksi internasional.

Oleh sebab itu peneliti tertarik buat mempelajari masalah utang luar negeri yang lebih dalam lagi dan berkaitan dengan judul yang saya teliti yaitu “ Studi Komparasi Utang Luar Negeri Indonesia dan Thailand”.

(21)

7 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di jelaskan sebelumnya, rumusan masalah yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Perkembangan Utang Luar Negeri Indonesia dan Thailand 2. Bagaimana Perkembangan Kesenjangan Tabungan-Investasi, Ekspor Net

dan Cadangan Devisa Indonesia dan Thailand

3. Bagaimana Pengaruh Kesenjangan Tabungan-Investasi, Ekspor Net dan Cadangan Devisa terhadap Total Utang Luar Negeri Indonesia dan Thailand

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah di simpulkan, maka tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis Perkembangan Utang Luar Negeri Indonesia dan Thailand 2. Menganalisis Perkembangan kesenjangan Tabungan-Investasi, Ekspor Net

dan cadangan devisa Indonesia dan Thailand

3. Menganalisis Pengaruh Kesenjangan Tabungan-Investasi, Ekspor Net dan cadangan devisa terhadap Total Utang Luar Negeri Indonesia dan Thailand 1.4 Manfaat Penelitian

1. Akademis

Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan permasalahan utang luar negeri Indonesia dan malaysia juga sebagai masukan untuk instansi terkait.

2. Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan pendapat tentang utang luar negeri dan di harapkan bisa menjadi referensi terkait.

(22)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Utang Luar Negeri

Utang luar negeri merupakan bantuan yang berbentuk program serta dorongan proyek yang diperoleh dari negeri lain. Pinjaman luar negeri ataupun utang luar negeri ialah salah satu alternatif pembiayaan yang dibutuhkan dalam pembangunan serta bisa dipergunakan buat tingkatkan investasi guna mendukung perkembangan ekonomi(Basri, 2002).

Pinjaman atau utang luar negeri adalah pinjaman yang berasal dari orang- orang atau lembaga-lembaga negara lain. Pinjaman luar negeri biasanya bersifat sukarela, yang mencakup pemindahan kekayaan (dana) dari negara yang meminjamkan (kreditur) ke negara peminjam (debitur) pada saat terjadinya pinjaman (Suparmoko, 2000).

Aliran modal dari luar negeri dinamakan bantuan luar negeri apabila mempunyai 2 ciri berikut:

1. Merupakan aliran modal yang bukan didorong oleh tujuan untuk mencari keuntungan.

2. Dana tersebut diberikan kepada negara penerima atau dipinjamkan dengan syarat yang ringan daripada yang berlaku dalam pasar internasional.

Berdasarkan pada kedua karakteristik tersebut, aliran modal dari luar negeri yang dikategorikan sebagai bantuan luar negeri merupakan pemberian( grant) dan pinjaman luar negeri yang diberikan oleh pemerintah negara maju atau organisasi internasional yang khusus didirikan untuk memberikan pinjaman tersebut, seperti Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia.

(23)

9 Utang luar negeri merupakan bentuk kerjasama antara negara pemberi hutang dengan negara yang menanggungnya. Utang luar negeri ini merupakan cara yang efektif untuk menutupi defisit fiskal pemerintah dan menimbulkan risiko keruntuhan ekonomi yang relatif lebih rendah dari utang luar negeri dari pada mencetak uang, yang dapat menyebabkan inflasi(Mulyani,1999). Disamping sebagai bentuk hubungan kerjasama utang luar negeri juga merupakan sumber modal bagi negara yang sedang melakukan pembangunan ekonomi, tak terkecuali negara yang kaya sumber daya alam dan memiliki penduduk yang besar, seperti Indonesia (Wahyudi, 2011).

Utang luar negeri pada negara berkembang merupakan variabel yang memiliki banyak efek positif dan negatif terhadap perekonomian suatu negara, seperti yang diungkapkan oleh teori ketergantungan, utang luar negeri menjadi masalah bagi pemerintah jika tidak dikelola dengan baik. Jika negara debitur terlalu besar, pembangunan ekonomi akan terjerumus ke dalam perangkap utang dan banyak orang akan bergantung pada negara kreditur(Wahyudi, 2011).

Utang luar negeri bisa dijadikan salah satu metode yang di jalani oleh suatu negara yang memberikan pinjaman agar negara yang menerima bantuan atau yang diberikan pinjaman memiliki hubungan ketergantungan pada negara yang memberikan bantuan. Ketergantungan ini akan berujung buruk ketika negara yang melakukan pinjaman tidak dapat mengembalikan atau tidak bisa membayar utang tersebut (Radius Prawiro, 2004).

Utang luar negeri digunakan untuk membantu proses pembangunan infrastruktur guna mendukung aktivitas ekonomi, tersedianya lapangan pekerjaan,

(24)

10 terdapatnya akumulasi cadangan devisa serta juga meningkatkan produksi (Saputra, 2016).

Secara umum utang luar negeri merupakan pinjaman yang dapat memunculkan kewajiban wajib membayar kembali kepada pihak yang membagikan pinjaman baik dengan metode valuta asing maupun dengan rupiah.

Dalam keputusan bersama Menteri Keuangan/ pimpinan Bappenas No 185/ KMK 03/ 1995 serta No KEP– 03/ KET/ 5/ 1995 tahun 1995 tentang tata metode perencanaan, penerapan serta pemantauan pinjaman/ hibah luar negeri dalam rangka penerapan anggaran pemasukan serta belanja negara. Dijelaskan kalau setiap penerimaan baik dalam wujud devisa maupun dalam wujud benda serta jasa yang diterima dari pinjaman luar negeri wajib di bayar kembali dengan persyarata yang sudah ditetapkan(Giri Tribroto, 2001).

Utang luar negeri dimanfaatkan untuk mengatasi kesenjangan tabungan- investasi dan ketimpangan neraca pembayaran serta membantu suatu negara melakukan pembangunan yang mandiri (Yustika, 2009).

Menurut teori Barro (1989) Ricardo, kebijakan utang luar negeri yang digunakan untuk membiayai defisit anggaran pemerintah ini tidak menghambat pertumbuhan ekonomi. Munculnya efek ini adalah karena fakta bahwa pengeluaran pemerintah dibiayai oleh utang luar negeri dan utang ini harus dibayar di masa depan kemudian dikenakan pajak (Astanti Ayu, 2015).

Utang luar negeri dalam jangka pendek dapat menolong pemerintah dalam mengatasi permasalahan yang terjadi akibat defisit anggaran, belanja negara, pengeluaran teratur serta bayaran pembangunan yang lumayan besar(Atmadja, 2000).

(25)

11 Utang luar negeri merupakan sumber pendanaan anggaran pemerintah serta perbaikan ekonomi. Fungsi dari utang luar negeri antara lain membiayai belanja negara sehingga dapat mensuport aktivitas ekonomi, yang paling utama adalah kegiatan yang mendorong pertumbuhan ekonomi meningkat, dengan demikian terciptanya lapangan pekerjaan baru dan menurunkan angka kemiskinan (Lincolin Arsyad, 2010).

Utang luar negeri merupakan total pinjaman dan hibah dalam wujud tunai atau wujud yang lain, yang secara umum utang ini diberikan kepada negara berkembang yang sedang melakukan perbaikan ekonomi(Todaro, 2011).

Utang luar negeri merupakan dukungan program yang diperoleh dari negara lain. Utang luar negeri bisa jadikan alternatif pendanaan yang perlu di lakukan selama proses pembangunan dan bisa digunakan untuk meningktkan investasi yang dimana tujuannya untuk menunjang pertumbuhan ekonomi(Basri,2002).

Utang luar negeri adalah pinjaman yang diperoleh dari lembaga-lembaga negara lain yang sifatnya suka rela dan mencakup pemindahan dana dari negara kreditur kepada negara debitur pada saat terjadi pinjaman(Suparmoko, 2000).

Utang luar negeri merupakan suatu aktivitas kerjasama antara negara kreditur dan debitur, kegiatan yang dilakukan kedua negera tersebut merupakan suatu cara yang dilakukan untuk menutupi defisit anggaran pemerintah. Adanya utang luar negeri ini tidak memberikan resiko yang besar bila dibandingkan dengan pencetaka uang yang bisa menyebabkan inflasi(Mulyani, 1999).

Utang luar negeri bisa dilihat menjadi sumber pendapatan, maksudnya dapat dijelaskan bahwa efektifitas pemanfaatan ULN digunakan untuk menyelesaikan masalah kesenjangan tabungan-investasi dan ketimpangan neraca pembayaran

(26)

12 untuk menolong negara berkembang dalam melakukan pembangunan yang mandiri. Keadaan perekonomian di negara berkembang yang belum normal memaksa pemerintah untuk melaksanakan ULN sebagai salah satu sumber pendanaan. Melihat dari sisi neraca pembayaran, ULN dapat menutup kesenjangan ekspor dan impor sehingga mampu mengurangi penggunaan stok nasional(Boediono, 2001).

Menurunnya stok nasional bisa terjadi indikasi defisit, sehingga pemerintah melaksanakan kebijakan ULN selaku pengganti stok nasional dalam mengatasi kesenjangan impor dalam neraca pembayaran. Kekurangan sumber daya berupa devisa atau tabungan domestik, salah satunya bisa didapat dari pinjaman luar negeri atau utang luar negeri. Pendekatan inilah yang disebut sebagai analisis bantuan luar negeri dua kesenjangan (two-gap model) ini mengatakan bahwa negara berkembang pada umumnya mengalami hambatan keterbatasan tabungan dalam negeri yang jauh dari mencukupi untuk menggarap segenap kesempatan investasi yang ada dan kelangkaan devisa yang tidak membolehkan untuk mengimpor beberapa barang modal serta yang paling penting bagi usaha pembangunannya. Secara umum, model mengasumsikan bahwa kesenjangan tabungan dan kesenjangan (antara penawaran dan permintaan) dan kesenjangan valuta asing tidak seimbang dan independen satu sama lain. Kekurangan tabungan tidak dapat ditutupi oleh cadangan devisa dan kekurangan devisa tidak dapat ditutupi oleh tabungan dalam negeri.(Sukirno, 2006).

Peranan utang luar negeri terhadap pertumbuhan, perkembangan dan pembangunan ekonomi suatu negara berkembang sudah lama menjadi pokok bahasan dalam kelompok perdangan dunia. Kelompok ekonom pada tahun 1950an

(27)

13 dan 1960an beranggapan bahwa utang luar negeri membagikan dampak positif pada pembangunan ekonomi di suatu negara tanpa memunculkan masalah dimasa yang akan datang bagi negara negara debitur tersebut. Berdasarkan pengalaman dari keberhasilan pembangunan kembali suatu perekonomian negara eropa barat melalui marshal plan seperti yang telah di jelaskan diatas, dijadikan dasar oleh kelompok tersebut menyarankan untuk diterapkan pada negara berkembang.

asumsi dari negara eropa barat adalah utang luar negeri bisa menaikkan sumber- sumber produktif tanpa memunculkan akibat subtitusi hubungan dalam negeri, tidak memunculkan akibat negatif terhadap alokasi dan efisiensi sumber daya terutama tingkat efisiensi dalam penggunaan modal (Sihombing, 2010).

Penjelasan yang di uraikan di atas juga berasaskan teori yang di kembangkan oleh Sir Roy Harrod dari inggris yang di kenal dengan teori harrod Domar. Dalam teori ini di jelaskan bahwa pemakaian utang luar negeri dalam pembiayaan pembangunan, berikutnya di kembangkan oleh sebagian ekonom seperti Hollis Chenery dan lain lain pada tahun 1960an dan 1970an. Dalam pemikiran yang di ungkapkan oleh Chenery dan Carter(1973) terdapat 4 pemikiran dasar.

Pertama,modal asing bisa digunakan oleh negara berkembang sebagai suatu dasar yang signifikan untuk memacu investasi dan perkembangan ekonomi.

kedua, untuk mempertahankan tingkat perkembangan yang lebih besar di perlukan pergantian yang substasial dalam struktur produksi dan perdagangan. Ketiga, modal asing berfungsi untuk memobilisasi sumber dana serta transformasi structural. Keempat, kebutuhan akan modal dari negara lain akan menurun setelah perubahan struktural terjadi.

(28)

14 Pemikiran yang di kemukakan oleh Chenery dan Carter di atas mempengaruhi proses perencanaan pembangunan di negara sedang berkembang yang hanya mengandalkan upaya proses pembangunan pada sumber daya dalam negeri saja dan stok utang luar negeri tidak lagi dibutuhkan sebagai faktor pelengkap,tapi sudah menjadi sumber utama dalam pembiayaan pembangunan ( Basri, 2005).

Pertimbangan suatu negara atau sebuah perusahaan melaksanakan utang luar negeri di pengaruhi oleh 2 aspek pendorong, masuknya dana kedalam negeri(push factor) dan faktor internal yang menarik dana masuk (pull factor). yang merupakan push factor antara lain :

1.) Perbedaan tingkat suku bunga US$ Amerika Serikat dan negara maju lainya.

Pada pertengahan tahun 1990an terjadi gap suku bunga dengan negara emerging market semakin besar sehingga mendesak para investor luar negeri mengalihkan investasi mereka dari negara maju ke emerging countries. Tingkat suku bunga amerika serikat mengalami penurunan dari dari 9% pada tahun 1989 dan mencapai titik terendah pada tahun 1992 – 1994 sebesar 2%. Pada tahun 1997 suku bunga kredit bank domestic masih berada pada angka 15-19% sedangkan suku bunga pinjaman bank internasional mencapai 5%, dengan perbedaan tersebut yang cukup besar, walaupun telah di tambahkan dengan country risk premium Indonesia yang cukup besar dan biaya lindung, meminjam dari bank luar negeri masih di rasa menguntungkan perusahaan indonesia.

(29)

15 2.) Captil Market yang terintegrasi

Semakin terintegrasinya capital market dunia dalam membagikan kemudahan akses pasar serta keleluasaan untuk memegang dan bertransaksi untuk memegang uang asing. Perekonomian tanpa batas, baik lewat perdagangan maupun cara lain untuk mendorong pergerakan modal secara lebih bebas ke berbagai negara. hal ini di dukung pula dengan hadirnya lembaga lembaga keuangan internasional seperti WTO, IMF dan World Bank. Adanya dua hal tersebut menunjang perkembangan terms of trade serta siklus bisnis internasional yang menjadi faktor mengalirnya modal ke negara emerging market.

3.) Kelebihan likuiditas di pasar internasional

Kreditur luar negeri yang pada masa itu berada dalam keadaan kelebihan likuiditas, memberikan evaluasi yang berlebihan terhadap kinerja fundamental perekonomian serta kemampuan mengembalikan utang luar negeri indonesia.

Sikap yang menunjukkan keyakinan terhadap kemampuan indonesia tersebut berdampak pada keberanian dalam mengambil resiko yang berdampak meningkatnya jumlah utang luar negeri swasta indonesia.

4.) Variasi produk financing

Produk pembiayaan yang disediakan oleh pasar modal luar negeri dan perbankan itu bervariasi sehingga dengan banyaknya variasi yang di tawarkan membuat fasilitas kredit yang menarik. Besarnya bantuan finansial perbankan di luar negeri memungkinkan mereka memberikan kredit dalam jangka waktu yang panjang.

(30)

16 5.) Batas kemampuan bank untuk menyediakan kredit berjangka menengah

Masalah ini disebabkan oleh kelangkaan sumber pendanaan jangka panjang bagi perbankan Indonesia. Pada akhir tahun 2007, hanya 0,6% dana bank yang memiliki jatuh tempo satu sampai dua tahun, dibandingkan dengan hanya satu bulan. Struktur pembiayaan kembali ini membatasi kemampuan bank domestik untuk memberikan pinjaman jangka panjang. Akibat permasalahan tersebut, industri perbankan menjadi lebih fokus mengarahkan dananya ke kredit konsumer dalam jumlah yang sangat kecil.

6.) Persyaratan serta prosedur pinjaman yang tidak mudah

Persyaratan yang susah di anggap menjadi penghambat pihak swasta dalam meminjam dari bank domestik. Sampai sekarang ini jadi ketentuan utama untuk pengusaha buat memperoleh pinjaman dari bank dalam negeri. Sangat beratnya persyaratan kredit dari bank dalam negeri pula diakibatkan terdapatnya data yang asimetris. Kelemahan inilah yang jadi pertimbangan perbankan buat membiayai banyak proyek industri yang sebetulnya di anggap potensial.

7.) Kompetensi dan reputasi bank asing di luar negeri

Bank asing di anggap lebih kompeten serta mempunyai reputasi yang lebih baik sehingga bisa dipercayai pelaku bisnis dari indonesia. Di samping itu, dengan jaringan yang luas dan penguasaan teknologi yang lebih baik, bank internasional bisa memenuhi kebutuhan para debitur yang berorientasi di bidang ekspor.

2.1.2 Model Dua Jurang ( Two Gap Model )

Terdapat aspek lain yang mendesak negara berkembang melaksanakan utang luar negeri yaitu terdapatnya suatu keadaan yang di hadapi oleh tiap negara berkembang serta permasalahan itu merupakan minimnya dana dalam proses

(31)

17 pembangunan baik itu dari dalam negeri ataupun luar negeri. kondisi ini di sebut two gap models( model 2 jurang) ialah kesenjangan antara investasi-tabungan( I–

S gap) serta kesenjangan antara ekspor-impor( X– M gap).

Inti dari teori ini mengatakan bahwa negara berkembang menghadapi masalah yaitu keterbatasan tabungan dalam negeri yang jauh dari lumayan untuk menggarap kesempatan investasi dan kelangkaan devisa yang tidak membolehkan untuk mengimpor benda modal yang sangat berarti untuk pembangunan. Secara umum teori ini berasumsi bahwa kesenjangan antara persediaan dan kebutuhan tabungan serta kesenjangan devisa tidak sama nilainya. Tabungan domestik dan transfer capital dari luar negeri bukanlah pengganti yang sempurna di antara keduanya. Kekurangan tabungan tidak bisa di ubah oleh cadangan devisa begitu juga kebalikannya kekurangan devisa pula tidak bisa di memenuhi oleh tabungan domestik.

Adanya asumsi yang berbeda dengan kenyataan, hal ini dilakukan guna mempermudah analisisnya. Implikasi salah satu dari kedua jenis kesenjangan ini akan lebih dominan bagi negara berkembang dalam waktu tertentu. Jika kesenjangan tabungan lebih dominan berarti negara tersebut tidak dapat menggapai keadaan full employment dan juga tidak bisa menggunakan pendapatan devisa secara efisien (Todaro, 2000). Adapun kedua jurang tersebut antara lain:

1. Suatu negara akan berhutang karena mengalami saving investment gap, yaitu kesenjangan yang mencerminkan sejumlah dana yang di perlukan untuk menutupi kekurangan tabungan dalam negeri. dengan masuknya modal dari luar negeri di harapkan bisa mencapai target yang di inginkan. Bagi negara

(32)

18 berkembang tabungan lebih kecil dari pada investasi ( S < I ) yaitu rendahnya tabungan dalam pendapatan nasional. Keadaan ini di sebabkan dengan rendahnya penumpukan modal yang terbentuk di dalam negara serta rendahnya pemasukan warga, hingga buat dengan metode melaksanakan utang luar negara serta investasi asing.

2. Suatu negara akan berhutang karena mengalami foreign exchange gap, yaitu kesenjangan yang di sebabkan antara ekspor ( X ) dan impor ( M ) yang dimana kelebihan impor atas ekspor dan harus di biayai dengan menggunakan modal dari luar negeri guna menutupi defisit tersebut. Kesenjangan ini di sebut Trade Gap atau Ekspor-impor Gap.

Adanya kesenjangan tabungan-investasi mengindikasikan bahwa kebutuhan dana untuk investasi di dalam negara tidak dapat dipenuhi oleh sumber dana dari dalam negeri, sehingga investasi tergantung pada dana yang bersumber dari luar negeri. Dengan adanya kerangka two gap model, apabila sesuatu negara terletak dalam keadaan dimana neraca transaksi berjalannya tidak balance, hingga di butuhkan aliran dana ataupun modal dari luar negeri. pada pendekatan two gap model dorongan serta tabungan luar negeri ialah penyumbang buat investasi serta buat memperbesar impor (Arsyad, 1999).

Two gap model yang menunjukkan bahwa defisit pembiayaan investasi swasta terjadi karena tabungan lebih kecil dari investasi I-S = resource gap, dan defisit perdagangan disebabkan karena ekspor lebih kecil dari impornya. X-M = trade gap. Disamping itu, masih ada defisit dalam anggaran pemerintah karena penerimaan pemerintah dari pajak lebih kecil dari pengeluaran pemerintah T-G = fiscal gap.

(33)

19 Hubungan antara defisit investasi swasta,defisit anggaran pemerintah dan defisit perdagangan dapat dijelaskan sebagai berikut: Pendapatan nasional Y dari sisi pengeluaran merupakan penjumlahan dari pengeluaran konsumsi swasta C, pengeluaran investasi swasta I, pengeluaran pemerintah G dan ekspor bersih X-M atau: Y = C + I + G + X – M dan Pendapatan nasional Y dari sisi alokasi penggunaan merupakan penjumlahan dari Konsumsi Masyarakat C, Tabungan S dan Pajak T atau: Y = C + S + T.

Kerangka two gap model di atas menunjukkan apabila sesuatu negara terletak dalam kondisi dimana neraca transaksi berjalannya terjadi ketidakseimbangan, hingga diperlukan aliran modal masuk capital inflows.

Tetapi, bila sesuatu negara yang mengalami permasalahan defisit neraca transaksi berjalan serta memakai aliran modal masuk sebagai jalur keluarnya, hingga sepatutnya negara tersebut pula mempersiapkan kebijakan- kebijakan yang bertujuan buat menurunkan defisit tersebut. apabila terus terjadi retriksi serta kontrol, maka akan susah untuk sebuah negara menurunkan defisit. Jika suatu negara sudah melakukan tight money policy, menerapkan kebijaksanaan fiskal dan melakukan kontrolatas tarif dan impor, tetapi masih mengalami defisit neraca pembayaran, maka akan semakin sulit mengatasinya (Sodersen, 2000).

Dengan minat yang kuat pada investasi swasta dengan sumber pendanaan domestik yang terbatas, sektor swasta meminjam dari luar negeri baik dalam bentuk investasi langsung maupun pinjaman komersial, dan melakukan investasi portofolio dalam bentuk surat berharga yang diterbitkan oleh sektor swasta domestik. Persyaratan pinjaman luar negeri swasta, baik tingkat bunga dan jatuh tempo, umumnya tidak ringan. Langkah-langkah untuk mengendalikan laju

(34)

20 permintaan domestik untuk menjaga stabilitas makroekonomi. Termasuk pemerintah memperkenalkan kebijakan Kredit Perdagangan Luar Negeri (PKLN) untuk utang luar negeri swasta. Inti dari kebijakan pinjaman komersial luar negeri ini adalah memutuskan secara nasional dan rinci pinjaman komersial luar negeri swasta kepada badan usaha milik negara, bank dan sektor swasta lainnya sesuai dengan kemampuan perekonomian Indonesia untuk membayar kembali pinjaman komersial luar negeri.

Untuk negara berkembang seperti Indonesia, pinjaman luar negeri ialah perihal yang tidak bisa dipisahkan dalam rangka pembiayaan pembangunan.

Kebutuhan pembiayaan pembangunan demikian besar namun sumber dana dalam negeri masih relatif terbatas. Pinjaman luar negeri tersebut digunakan buat menutupi selisih tabungan dalam negeri dengan investasi serta menutup kebutuhan devisa akibat selisih tabungan ekspor serta impor. Terdapatnya pinjaman luar negeri membolehkan pemerintah buat tingkatkan pengeluaran lebih besar dari yang bisa dicoba. Bila pinjaman tersebut dimanfaatkan dengan sebaik- baiknya hingga pinjaman tersebut hendak membagikan perkembangan ekonomi yang lebih besar serta tingkatkan kesejahteraan rakyat. Kebalikannya bila tidak dialokasikan serta dikelola secara pas, pinjaman luar negeri hendak memunculkan permasalahan terhadap manajemen ekonomi makro dalam wujud beban pembayaran utang yang sangat besar.

Kebutuhan dana dalam pembangunan ekonomi pada biasanya berasal dari dalam negeri serta luar negeri. Dana dari luar negeri bisa berbentuk penanaman modal asing( PMA) ataupun berbentuk utang luar negeri. kebutuhan akan modal asing serta utang luar negeri itu didasarkan atas terdapatnya apa yang diucap

(35)

21 dengan masalah 2 jurang( two gap problem), yang diucap model Chenery and Strout( 1966). Problem tersebut merupakan, Awal jurang saving( saving gap).

Negara berkembang dengan pendapatannya yang rendah menimbulkan tabungan masyarakat rendah, namun pada sisi lain negara tersebut memerlukan pembangunan ekonominya yang besar dengan investasi yang besar- besaran.

Sehingga terdapat gap antara kebutuhan tabungan selaku sumber pendanaan dengan kebutuhan buat investasi. Dengan demikian pada posisi seperti itu pembiayaan yang diperlukan dalam proses pembangunan ekonomi negara berkembang, baik utang luar negeri ataupun pembiayaan dari modal asing sangat dibutuhkan. Kedua jurang devisa( foreign exchange gap), Kebutuhan devisa buat mengimpor sebagai modal buat menggerakkan industri dalam negeri pada negara berkembang sangat besar, dilain pihak devisa negara terbatas sebab ekspor pada biasanya masih relative rendah. Dengan demikian buat menutup kebutuhan devisa itu dibutuhkan terdapatnya utang ataupun penanaman modal asing(Easterly, 2003) 2.1.2.1 Kesenjangan Tabungan-Investasi

Kesenjangan investasi-tabungan ( S-I Gap) timbul karena adanya kesenjangan antara tabungan yang telah di gabungkan dari masyarakat dengan kebutuhuan modal untuk investasi,artinya I > S. untuk menutupi kekurangan biaya yang di perlukan selama proses perbaikan ekonomi di suatu negara maka dengan cara melakukan utang luar negeri bisa menutupi kesenjangan tersebut. hal ini terjadi apabila kekurangan biaya untuk kegiatan investasi domestic melalui percetakan uang akan berdampak terjadinya inflasi,maka dari itu kesenjangan ini menyebabkan terjadinya aliran modal yang masuk terus meningkat(Kuncoro, 1994).

(36)

22 Menurut Non Keynesian theories, analisa investasi dan tabungan (I-S) menjelaskan tentang penentu tingkat suku bunga, dapat dijelaskan (I-S) sama dengan permasalahan harga pasar, dimana tingkat suku bunga terjadi karena keseimbangan permintaan dan penawaran tabungan. Dalam hal ini di dasari hukum Says yang juga menerapkan tabungan itu sama dengan investasi dan tujuannya supaya tingkat suku bunga berhasil(Purnomo, 2018).

Menurut Keynesian saving investment theories, bahwa aspek utama yang mempengaruhi konsumsi adalah tingkat pendapatan, walaupun adanya ketidakseimbangan antara investasi dan tabungan. Keynes membuktikan itu dengan adanya infliationary gap dan deflatinary gap(Purnomo, 2018).

Kekurangan sumber dana dari dalam negeri yang digunakan untuk membiayai kegiatan investasi didalam negeri yaitu dengan cara melakukan utang luar negeri. artinya jika I-S gap terus meningkat maka utang luar negeri juga terus meningkat. Dengan demikian ada hubungan positif antara kedua indikator tersebut(Tulus Tambunan, 2008).

Terbentuknya defisit ataupun surplus dalam tabungan serta investasi ialah akibat dari terdapatnya kesenjangan antara tabungan nasional yang sukses dikumpulkan, baik dari warga serta swasta lewat mobilitas modal perbankan serta lembaga keuangan yang lain, ataupun dari pemerintah yang bersumber dari penerimaan dalam negeri dengan anggaran teratur serta besarnya kebutuhan dana yang dibutuhkan buat membiayai investasi, baik yang dilakukan pihak swasta ataupun pemerintah. Kesenjangan tabungan-investasi bisa bernilai positif(

surplus), bernilai negatif( defisit) maupun bernilai nol( balance).

(37)

23 Kesenjangan tabungan-investasi( saving- investment gap) diakibatkan pada salah satu pihak tabungan dalam negeri rendah, sebaliknya dipihak lain kebutuhan dana buat membiayai investasi dalam negeri terus menjadi besar serta bertambah tiap tahun mengikuti perkembangan populasi serta kebutuhan pasar. Oleh sebab itu terbentuklah kesenjangan tabungan-investasi : S-I < 0 (S < I ). Perihal ini menunjukkan kalau negara yang bersangkutan terjadi investment-saving gap(Supriyanto, 1999).

Selisih antara tabungan dalam negeri serta investasi dalam negeri yang diucap arus modal keluar netto( net capital outflow) diucap pula investasi asing netto( net foreign investment). Bila arus modal keluar netto kita positif, hingga tabungan kita melebihi investasi serta kita meminjamkan kelebihannya kepada pihak asing. Bila arus modal keluar netto kita negatif, hingga investasi kita melebihi tabungan serta kita wajib meminjan dari luar negara, maksudnya bila investasi melebihi tabungan hingga dikatakan defisit.

Kesenjangan tabungan serta investasi dalam negeri timbul selaku akibat dari terdapatnya defisit ataupun surplus dari tabungan dalam negeri serta pembiayaan investasi. Tabungan dalam negeri dikumpulkan dari warga serta swasta lewat mobilitas modal perbankan serta lembaga keuangan yang lain, ataupun dari pemerintah yang bersumber dari penerimaan dalam negara dengan anggaran teratur. Besarnya tabungan nasional digunakan buat membiayai investasi yang dicoba pihak pemerintah ataupun swasta. Oleh sebab itu, kesenjangan yang terjalin akibat terdapatnya selisih antara tabungan serta investasi dalam negeri bisa bernilai positif, negatif maupun balance.

(38)

24 2.1.2.1.1 Investasi

Investasi adalah suatu pengeluaran penanaman modal untuk industri agar dapat membeli barang- baarang modal, memenuhi perlengakapan produksi sehingga bisa menaikkan kemampuan dalam memproduksi barang atau jasa didalam zona perekonomian (Sukirno 2012). Investasi atau penanaman modal terdiri dari dua jenis yaitu sebagai berikut :

1. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).

Penanaman modal dalam negeri ataupun sering disebut PMDN merupakan suatu aset atau kekayaan yang dimiliki oleh masyarakat di suatu negara ataupun swasta asing bertempat tinggal di negara tersebut, yang dimanfaatkan untuk mengelolah usaha selama modal tersebut tidak diatur di dalam syarat Pasal 2 Undang- Undang Nomor. 1 Tahun 1967 tentang PMA yang mengatur mengenai pengertian modal asing. Pihak swasta yang mempunyai modal dalam negeri tersebut bisa secara perorangan maupun badan hukum yang didirikan berdasarkan pada hukum yang berlaku di Indonesia. Penanaman modal dalam negeri ialah sesuatu kekayaan yang digunakan secara langsung maupun secara tidak langsung untuk dapat melaksanakan usaha yang tertera melalui kententuan undang-undang penanaman modal.

2. Penanaman Modal Asing (PMA).

Penanaman modal asing mempunyai syarat yang diresmikan pada Undang- Undang Nomor. 1 Tahun 1967 ialah pemilik modal menanggung efek lewat penanaman modal tersebut. Penanaman modal asing disebut sebagai suatu alat yang digunakan untuk melakukan pembayaran pinjaman utang luar negeri yaitu cadangan devisa dengan melakukan persetujuan dari pemerintah untuk memeuhi

(39)

25 pembiayaan perusahaan. Terdapat beberapa faktor-faktor investasi yaitu sebagai berikut :

a. Estimasi tingkat keuntungan b. Suku bunga

c. Kondisi perekonomian di masa depan d. Teknologi yang semakin maju

e. Tingkatan pemasukan nasional serta perubahannya f. Keuntungan yang diterima oleh perusahaan

Fungsi investasi merupakan kurva yang menggambarkan ikatan antara tingkatan investasi dengan tingkatan pemasukan nasional. Guna investasi bisa dibedakan jadi 2 bentuk. Bentuk guna investasi yang awal ialah kurva investasi yang sejajar dengan sumbu datar ataupun investasi otonomi, setelah itu bentuk guna investasi yang kedua yaitu fungsi investasi yang semakin meningkat ke arah kanan atau investasi terpengaruh,dilakukannya penanaman modal asing yaitu untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dalam pembiayaan pembangunan ekonomi sehingga tersebar luasnya kesempatan kerja di suatu negara. Namun tinggi rendahnya pendapatan nasional di suatu negara tidak dapat mempengaruhi investasi, melainkan faktor yang memperngaruhi tingkat investasi adalah tingkat suku bunga.

2.1.2.1.2 Tabungan

Menurut Soemitro Djojohadikusumo (1954) tabungan didefinisikan sebagai kemampuan dan kesediaan untuk menahan napsu konsumsi selama beberapa waktu agar dimasa yang depan terbuka kemungkinan konsumsi yang memuaskan,

(40)

26 kemudian menurut Simorangkir (1991) tabungan diartikan sebagai bagian derajat pendapatan nasional pertahunnya yang tidak dikonsumsi.

Menurut teori klasik tabungan adalah fungsi dari tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung.

Artinya pada tingkat bunga yang lebih tinggi masyarakat akan lebih terdorong untuk mengorbankan atau mengurangi pengeluaran untuk konsumsi guna menambah tabungan (Nopirin:1992).

2.1.2.2 Kesenjangan Ekspor – Impor ( Ekspor Net )

Defisit perdagangan yang disebabkan oleh nilai ekspor yang lebih dari impornya( X- M= trade gap). Bila di asumsikan lebih mendalam bahwa sektor ekspor dan impor mencakup barang dan jasa, hingga pengertian defisit perdagangan lebih menuju kepada transaksi berjalan. Dengan kerangka toeri two gap model jika suatu negara dalam keadaan dimana neraca transaksinya tidak stabil atau tidak seimbang, maka negara tersebut membutuhkan dana tambahan yang masuk( capital inflows). Namun, bila negara tersebut mengalami permasalahan defisit neraca transaksi berjalan dan menggunakaan dana yang tambahan yang masuk untuk jalan keluarnya. Maka negara tersebut harus mempersiapkan cara untuk menurunkan defisit tersebut (Sodersen, 2000).

Kesenjangan ekspor – impor ini dapat mengakibatkan menurunnya persediaan nasional membuat gejala defisit sehingga pemerintah melaksanakan metode utang luar negara selaku pengganti persediaan nasional dalam menanggulangi permasalahan kesenjangan ekspor- impor dalam neraca perdagangan(Rahman, 2017).

(41)

27 Neraca perdagangan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perbandingan nilai moneter antara ekspor dan impor. Ekspor neto merupakan neraca perdagangan karena menggambarkan bagaimana hubungan sistem perdagangan barang dan jasa berdasarkan standar kesetaraan impor dan ekspor (Imam, 2013). Ekspor bersih adalah selisih antara total ekspor suatu negara dan total impor (Case and Fair, 2007). Y (pendapatan) meningkat ketika ekspor lebih besar dari impor, baik karena neraca ekspor bersih positif atau karena neraca perdagangan dunia menguntungkan. Sebaliknya, jika nilai ekspor turun di bawah nilai impor, maka neraca ekspor neto akan menjadi negatif atau neraca perdagangan dunia akan memburuk sehingga menyebabkan penurunan Y (pendapatan) (Hamdy, 2001).

2.1.2.2.1 Ekpor

Ekspor merupakan kegiatan menjual produk oleh eksportir di suatu negara ke negara lain buat mencari keuntungan. Keuntungan yang dimaksud tidak hanya dalam bentuk nominal atau uang, melainkan bisa berbentuk hubungan kerjasama atau politik antar negara (Tan 2014). Produk ekspor dibagi dua ialah ekspor migas( Xmg) serta ekspor non- migas( Xnmg), maka :

X = Xmg + Xnmg

Jika dilihat dari sisi lain ekspor dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu barang mewah (raw materiels), barang jadi dan barang setengah jadi. Kemudian produk ekspor dapat dilihat dari sisi barang mentah (primer), barang olahan (sekunder), dan barang jasa (tersier). Adapun produk jasa berupa jasa aspek penciptaan serta jasa non aspek produksi. Dengan dilakukannya kegiatan ekspor barang yang memiliki keunggulam absolut dan keunggulan komparatif maka

(42)

28 dapat meningkatkan devisa. Tujuan dilakukannya kegiatan ekspor tidak hanya untuk meningkatkan devisa melainkan dapat menurunkan tingkat pengangguran, menurunkan penduduk miskin, serta dapat membayar bunga atau utang luar negeri.

2.1.2.2.2 Impor

Menurut Tan (2014) kegiatan impor merupakan proses membeli barang dari negara lain melalui batas negara. Kegiatan impor telah diatur oleh suau negara sehingga menyebabkan devisa mengalir ke negara lain ini diakibatkan karena transaksi perdagangan internasional. Suatu negara akan mengimpor suatu produk yang tidak memiliki keunggulan komparatif sehingga harganya relatif lebih mahal bila dibanding dengan membeli benda impor. Negara yang dikatakan sebagai negara maju akan kaya dengan tenaga kerja dan sumber daya alam sehingga akan mengimpor produk yang padat modal dan padat teknologi.

Produk yang diimpor dapat dibedakan menjadi empat yaitu impor benda mengkonsumsi, impor benda modal, impor barang baku dan impor barang jadi.

Tujuan dilakukannya kegiatan impor yaitu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam negeri. Secara teoritis, produk impor berdampak positifdan berpengaruh signifikanterhadap ProdukDomestik Bruto (PDB), karena kegiatan impor dilakukan untuk kebutuhan investasi baik barang setengah jadi maupun produk modal. Jika impor produk untuk kebutuhan konsumsi maka mengakibatkan mengalirnya devisa ke luar negeri.

2.2 Cadangan Devisa

Devisa merupakan total valuta asing yang dipunyai oleh negeri ataupun pemerintah serta swasta dari sesuatu negeri yang pada biasanya diucap pula selaku

(43)

29 cadangan devisa yang bisa dikenal dari posisi balance of payment ataupun neraca pembayaran internasional, yang bisa digunakan tiap waktu, guna membiayai ketidakseimbangan neraca pembayaran ataupun dalam rangka stabilitas moneter dengan melaksanakan intervensi di pasar valuta asing serta buat tujuan yang lain.

Posisi saldo cadangan devisa menampilkan posisi saldo valuta asing ataupun cadangan devisa yang dimiliki oleh pemerintah serta penduduk suatu negara(

Gandhi, 2006).

Dengan cadangan negara yang terus bertambah, keahlian negara dalam melakukan transaksi ekonomi dan keuangan internasional, dan nilai mata uang negara terus menguat. Cadangan devisa merupakan indikator penting dari kemampuan suatu negara untuk melakukan perdagangan internasional, menunjukkan kekuatan dan kelemahan perekonomian suatu negara, dan menjamin tercapainya stabilitas mata uang nasional. Cadangan devisa yang memadai sangat penting bagi suatu negara, dan jumlahnya harus mencakup semua kebutuhan dan sumber daya negara dan negara yang bersangkutan (Gandhi, 2006).

2.3 Hubungan Antar Variabel

2.3.1 Hubungan Kesenjangan investasi-tabungan dengan Utang luar negeri Dalam perekonomian terbuka, investasi tidak lagi cuma bersumber dari tabungan dalam negeri saja, namun bisa bersumber dari zona luar negeri serta zona pemerintah. Dampaknya, investasi tidak senantiasa ekuivalen dengan tabungan bisa lebih besar ataupun lebih rendah. Dengan kata lain, kesenjangan tabungan dan investasi bisa mencuat dalam perekonomian terbuka.

Kesenjangan tabungan-investasi sesuai dengan defisit transaksi berjalan [(S- I)=(X-M). Bukti ini menunjukkan bahwa ketidakseimbangan internal adalah kurangnya tabungan, yang harus diimbangi oleh ketidakseimbangan eksternal,

(44)

30 defisit transaksi berjalan. Dengan kata lain, perubahan sikap terhadap ekspor dan impor sama dengan perubahan sikap terhadap tabungan dan investasi domestik (Nuriel Roubini, 2006). Kedua, adanya defisit transaksi berjalan menyebabkan aliran modal masuk dari luar negeri. Karena defisit membutuhkan aliran modal masuk untuk menyeimbangkan neraca pembayaran. Hal ini menunjukkan bahwa kesenjangan tabungan-investasi terkait erat dengan aliran modal.

Adanya kesenjangan tabungan-investasi bisa berdampak buruk terhadap pertumbuhan ekonomi sesuatu negeri. Oleh sebab itu, tiap negeri wajib berupaya untuk menutup kesenjangan tersebut agar kebutuhan akan investasinya bisa terpenuhi sehingga target pertumbuhan ekonomi bisa tercapai. Untuk menutup kesenjangan tabungan- investasi yang ialah ekuivalen dengan defisit transaksi berjalan, maka dibutuhkan aliran modal berupa hutang luar negeri. Berikut adalah rumus hubungan antara utang luar negeri dengan I-S Gap :

ULNi = ∑mi=1ai ULNt-i+ ∑ ßj SIGpt-j+u1tnj=i ISGi = ∑ri=1λi SIGt-i+ ∑ δj ULNt-j+u1tsj=i Keterangan :

ULN = Utang Luar Negeri SIG = S - I Gap

m,n,r,s = time lag

αi = Koefisien regresi dari ULN pada ULN ßj = Koefisien regresi dari SIG pada ULN λi = Koefisien regresi dari SIG pada SIG δj = Koefisien regresi dari ULN pada SIG

2.3.2 Hubungan Ekspor Net dengan Utang luar negeri

Defisit transaksi berjalan ialah ekspor lebih sedikit dari pada impor( Ekspor Net), maksudnya defisit transaksi berjalan kerap diucap di dalam literatur selaku pemicu utama membengkaknya ULN dari banyak negeri tumbuh. Besarnya defisit

(45)

31 transaksi berjalan melebihi surplus neraca modal menyebabkan defisit neraca pembayaran, yang berarti pula cadangan devisa menurun. Apabila saldo transaksi berjalaan tiap tahun negatif, hingga cadangan devisa dengan sendirinya hendak habis bila tidak terdapat sumber- sumber lain( misalnya modal investasi dari luar negara), Sementara itu devisa sangat diperlukan paling utama buat membiayai impor beberapa barang modal serta pembantu buat kebutuhan aktivitas penciptaan di dalam negara( Tambunan, 2011).

Defisit transaksi berjalan yang terjalin selalu membuat banyak negara yang sedang berkembang wajib tergantung pada utang luar negeri, paling utama negara- negara yang keadaan ekonominya tidak mengairahkan investor- investor asing sehingga susah untuk negara- negara tersebut buat mensubtitusikan utang luar negeri dengan investasi, misalnya dalam wujud penanaman modal asing (Tambunan, 2011). Berikut adalah rumus hubungan utang luar negeri dengan ekspor net :

ULNi = ∑mi=1ai ULNt-i+ ∑ ßj ENt-j+u1tnj=i ENi = ∑ri=1λi ENt-i+ ∑ δj ULNt-j+u1tsj=i Keterangan :

ULN = Utang Luar Negeri EN = Ekspor Net

m,n,r,s = time lag

αi = Koefisien regresi dari ULN pada ULN ßj = Koefisien regresi dari EN pada ULN λi = Koefisien regresi dari EN pada EN δj = Koefisien regresi dari ULN pada EN

2.3.3 Hubungan Cadangan Devisa dengan Utang Luar Negeri

Menurut Michael Paul Todaro (2006). Utang luar negeri merupakan sumber pendanaan eksternal (baik dalam bentuk hibah maupun pinjaman) yang

(46)

32 dapat berperan penting dalam upaya mengatasi kekurangan sumber energi dalam negeri untuk mempercepat pengembangan devisa dan tabungan. Negara-negara berkembang umumnya memiliki tabungan domestik yang terbatas yang tidak cukup untuk menutupi semua peluang investasi yang tersedia, dan kekurangan devisa yang mencegah mereka mengimpor sejumlah besar modal dan barang setengah jadi untuk pembangunan mereka sendiri.

Utang luar negeri dapat menambah cadangan devisa, awalnya berupa pinjaman yang dapat memperkuat cadangan devisa. Namun, setiap pinjaman luar negeri yang diterima Indonesia akan meningkatkan akumulasi hutang, dan akumulasi hutang ini harus dibayar melalui pembayaran hutang, dan pembayaran ini secara alami akan menambah dan menguras cadangan devisa. Oleh karena itu, setiap pinjaman pada awalnya meningkatkan cadangan devisa. Namun, di masa depan, pinjaman harus dilunasi, dan pembayaran tersebut akan mengurangi cadangan devisa.

Pembayaran utang luar negeri pemerintah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan cadangan devisa, termasuk dari aspek pengurang. Utang luar negeri merupakan masalah serius bagi pemerintah. Ketika suatu negara memiliki utang luar negeri, masalah yang muncul berkaitan dengan beban utang, yaitu pembayaran pokok dan bunga utang luar negeri. Pemerintah harus berupaya meningkatkan pengembangan ekspor guna meningkatkan cadangan devisa (pendapatan nasional) dan mengurangi utang harian. Lebih baik menggunakan sumber energi yang ada secara kreatif dan tidak mengandalkan proposal eksternal. Rumus berikut berlaku untuk rasio cadangan devisa terhadap utang luar negeri:

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil uji hipotesis, dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai, pengawasan melekat dan pengawasan fungsional berpengaruh positif signifikan baik secara

This paper presents inventory, taxonomic review and differentiating morphological characters of 8 wild Musa species living accessions collection of Purwodadi

Berdasarkan hasil olah data dan analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan model Vector Error Correction Model (VECM) dan Uji Kausalitas Granger dalam

[r]

Proyek adalah suatu urutan dan peristiwa yang dirancang dengan baik dengan suatu pennulaan dan suatu akhir, yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan yang jeJaS.

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan Pengaruh Kualitas Sistem Informasi dan Kualitas Informasi terhadap Kepuasan Pengguna Software Powerpro.. Penelitian ini

(Sumber data. Humas Pemda Bolaang Mongondow Utara.2012). Persoalan pembangunan yang ada ditingkat masyarakat dapat terselesaikan secara parsitipasif. Selain itu, dengan

memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat (Jurnal Administrasi Negara Vol. 1, September 2001:13-30) antara lain karena semakin derasnya tuntutan agar